jtptunimus gdl devipuspit 5219 3 bab2

Upload: ninta-giba

Post on 18-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumbuh kembang anak

TRANSCRIPT

  • 6

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Tumbuh Kembang

    a. Pengertian Tumbuh Kembang

    Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang

    sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu

    pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa

    yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi

    adalah sebagai berikut :

    1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

    struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

    multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena

    bertambah besarnya sel (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam

    2005:32).

    2) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan

    struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,

    dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses

    diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang

    terorganisasi (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:33).

    Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti

    yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan

  • 7

    secara bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan

    pertambahan kemampuan anak (Nursalam, 2005).

    b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

    Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu

    dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena

    dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor (Nursalam, 2005). Menurut

    Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

    dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

    eksternal.

    1) Faktor Dalam (Internal)

    a) Genetika

    Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan

    dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga

    merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

    tumbuh kembang, yaitu :

    i. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

    ii. Keluarga

    iii. Umur

    iv. Jenis Kelamin

    v. Kelainan Kromosom

    b) Pengaruh hormon

    Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat

    janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang

  • 8

    cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon

    pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar

    pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar

    tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,

    gigi, dan otak.

    2) Faktor eksternal (lingkungan)

    Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan

    menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

    a) Faktor pranatal (selama kehamilan),meliputi :

    i. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan

    janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.

    ii. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

    menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.

    iii. Toksin/zat kimia, radiasi

    iv. Kelainan endokrin

    v. Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual

    vi. Kelainan imunologi

    vii. Psikologis ibu

    b) Faktor kelahiran

    Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat

    menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko

    terjadinya kerusakan jaringan otak.

  • 9

    c) Faktor pascanatal

    Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh

    terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit

    kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia,

    psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,

    stimulasi, dan obat-obatan.

    c. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Yang Normal

    Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi

    sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

    1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi

    sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan

    dan lingkungan.

    2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa

    perlambatan, serta laju tumbuh kembnag yang berlainan diantara

    organ-organ.

    3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi

    kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.

    4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan

    saraf.

    5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.

    6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

    7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan

    menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

  • 10

    (Soetjiningsih, 1995).

    8) Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan

    dewasa.

    9) Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai

    dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya

    refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan

    perubahan lainnya.

    10) Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya

    masa-masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi,

    dimana terjadi pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa

    sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat (Soetjiningsih,

    2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32-33).

    d. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak

    Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami

    berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri

    tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian

    adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005).

    Menurut Nursalam (2005), ada beberapa tahapan tumbuh

    kembang pada masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai

    berikut :

    1) Masa Pranatal

    Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua

    periode yaitu :

  • 11

    a) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8

    minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat

    menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat

    untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.

    b) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai

    masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama

    adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua),

    dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan

    manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang

    kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai

    dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai

    dengan perkembangan fungsi-fungsi.

    2) Masa Neonatal

    Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

    sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat

    lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-

    4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar

    350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan

    berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat

    badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

    Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat

    fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu

    refleks merangkul, yang akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks

  • 12

    menghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks);

    refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks);

    refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang

    pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris

    dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi

    pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.

    3) Masa bayi 1-12 bulan

    Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada

    umur 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,

    sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali

    lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah

    menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan

    lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan

    lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan

    pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip

    menu gizi seimbang.

    Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola

    koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan

    seseorang dengan benda, senyum naluri dan bersuara.

    Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung

    perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup,

    anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih

    menyukai sikap memiringkan kepala ke samping.

  • 13

    Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan

    menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak

    mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke telungkup dan

    sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk

    dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana

    yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan

    menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.

    Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada

    posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya.

    Sekitar usia sembilan bulan, anak bergerak merayap atau

    merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila

    dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil

    berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna

    sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya.

    Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety),

    demikian juga perpisahan dengan ibunya.

    Anak suka sekali bermain ci-luk-ba. Pada usia 9 bulan-1

    tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukul-

    mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.

    Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada

    tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal

    ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang

    cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan

  • 14

    menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada

    fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung

    dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harus

    memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun

    permainan anaknya.

    Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi

    dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.

    Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif

    dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi

    pada masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang

    mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

    4) Masa Balita (1-3 tahun)

    Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat

    dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya

    berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu

    makan dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri

    tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar

    usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi

    masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena

    dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.

    Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai

    sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya

    dianggap sebagai miliknya. Apabila anak menginginkan mainan

  • 15

    kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap

    miliknya.

    Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan

    malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya

    kemampuan anak, yaitu dengan belajar untuk makan atau

    berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak

    untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa

    malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang

    selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah

    dilakukan oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak

    dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya

    (toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian

    tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru.

    Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh

    kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami

    kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak

    akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat

    mengendalikan otot-otot dan rangsangan lingkungan.

    5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)

    Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap.

    Pertumbuhan fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat

    dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan berdiri satu kaki

    secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang

  • 16

    superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada

    tindakannya yang keliru.

    Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada

    fase inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang

    rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak

    banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang

    tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak

    berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan

    jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga

    mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga

    mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di

    sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar

    menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna benda

    (Soetjiningsih, 2002).

    e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

    1) Deteksi Pertumbuhan dan standar normalnya

    Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang

    sering digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak

    balita adalah :

    a) Ukuran antropometri

    i. Berat badan

    Pedoman perkiraan berat badan menurut Behrman (1992),

    yaitu :

  • 17

    1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

    2. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :

    [Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2

    3. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :

    [Umur (tahun) 2] + 8 = 2n + 8

    Keterangan : n adalah usia anak.

    ii. Tinggi badan

    Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat

    diperkirakan berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:

    1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

    2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 panjang

    badan lahir

    3. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur 6) + 77

    = 6n + 77

    Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia

    lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila usia

    anak 6 bulan atau kurang dihilangkan.

    iii. Lingkar kepala

    Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap

    tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras,

    bangsa, dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala

    normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah

    sebesar 0,5 cm / bulan pada bulan pertama atau menjadi

  • 18

    44 cm. pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling

    cepat dibandingkan pada tahap berikutnya, kemudian tahun-

    tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5

    cm per tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala

    hanya bertambah 10 cm.

    Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk dilakukan bila

    dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan

    jarang dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan

    akan pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang

    dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pita pengukuran

    (meteran).

    iv. Lingkar lengan atas (Lila)

    Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan

    jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan

    cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan

    pertumbuhan anak prasekolah. Keuntungan dari pengukuran

    lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya bisa dibuat

    sendiri, dan siapa saja yang melakukannya. Namun, kadang-

    kadang hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk

    mengukur lila tanpa menekan jaringan. Pada praktiknya,

    pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan

    pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga

  • 19

    pengukuran lila hanya efektif pada usia di bawah 3 tahun

    (usia prasekolah).

    v. Lipatan kulit

    Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular

    merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah

    kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak

    mengalami defisiensi kalori, maka lipatan kulit menipis,

    lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energi.

    b) Keseluruhan fisik

    Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari

    pemeriksaan fisik adalah :

    i. Keseluruhan fisik

    Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota

    gerak, ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan

    lainnya.

    ii. Jaringan otot

    Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat,

    dan paha untuk mengetahui lemak subcutan.

    iii. Jaringan lemak

    Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan

    subskapular.

  • 20

    iv. Rambut

    Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta

    apakah akar rambut mudah dicabut atau tidak.

    v. Gigi geligi

    Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau

    gigi permanen.

    c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis

    Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di

    klinik apabila terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu

    gangguan / penyakit, misalnya anemia atau pertumbuhan fisik

    yang tidak normal. Pemeriksaan laboratorium yang sering

    adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb, serum protein

    (albumin dan globulin), dan hormon pertumbuhan.

    Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur

    biologis, yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut

    dilakukan bila ada kecurigaan akan adanya gangguan

    pertumbuhan. Bagian tulang yang biasanya di rontgen adalah

    tulang radius sebelah kiri.

    2) Deteksi Perkembangan

    Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih

    (1995), terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :

  • 21

    a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek

    yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,

    bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

    b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang

    berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

    sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

    tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang

    tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya

    memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan

    menggunting.

    c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan

    dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian

    besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar

    sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan

    berlari.

    d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

    mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa

    bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan

    akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau

    gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan

    bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.

  • 22

    Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi

    dari tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg,

    yang dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST),

    yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan

    untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6

    tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal

    sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak

    (Nursalam dkk, 2005).

    Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)

    perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu

    perkembangan :

    a) Tingkah laku sosial

    b) Menolong diri sendiri

    c) Intelektual

    d) Gerakan motorik halus

    e) Komunikasi pasif

    f) Komunikasi aktif

    g) Gerakan motorik kasar

    Banyak milestone perkembangan anak yang penting

    dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang

    dimaksud dengan milestone perkembangan adalah tingkat

    perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu),

    misalnya :

  • 23

    a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara

    1-2 minggu kemudian

    b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri

    menoleh ke arah suara

    memegang benda yang ditaruh di tangannya

    c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya

    d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke

    tangan lainnya

    Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke

    depan

    Makan biskuit sendiri

    e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk

    Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk

    Merangkak

    Bersuara da da

    f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan

    mengucapkan kata-kata tunggal

    Dengan mengetahui berbagai milestone, maka dapat

    diketahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat

    ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan

    dapat dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan intervensi dini agar

    tumbuh kembang anak dapat lebih optimal, antara lain dengan

    DDST (Denver Development Screening Test) yaitu meliputi :

  • 24

    a) Motorik kasar

    i. Berdiri pada satu kaki selama 1 detik

    ii. Lompat di tempat

    iii. Naik sepeda roda 3 (tiga)

    iv. Lompatan lebar

    v. Berdiri pada satu kaki selama 5 detik

    b) Motorik halus

    i. Mencoret sendiri

    ii. Menata dari 4 kubus

    iii. Menata dari 8 kubus

    iv. Meniru garis vertikal dalam batas 300

    v. Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri

    vi. Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh

    vii. Mengikuti membuat +

    viii. Mengikuti membuat O

    ix. Meniru jembatan

    x. Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).

    c) Personal sosial

    i. Memakai baju

    ii. Mencuci dan menyeka tangan dengan lap

    iii. Mudah dipisahkan dari ibu

    iv. Bermain dengan anak lain

    v. Mengancing baju

  • 25

    vi. Memakai baju dengan pengawasan

    vii. Memakai baju tanpa bantuan

    Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang

    disusun oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang

    dapat dilakukan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

    (KPSP), Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP), Tes Daya

    Lihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes Daya Dengar anak

    (TDD) (Depkes RI, 1996).

    f. Masalah-Masalah Tumbuh Kembang Anak

    Dalam buku Pedoman Pembinaan Perkembangan Anak Di

    Keluarga yang disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Keluarga,

    masalah-masalah/gangguan pada masa kecil atau kelainan yang dibawa

    sejak lahir sering mengakibatkan hambatan pada perkembangan anak

    (Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 1992). Masalah tumbuh

    kembang yang sering timbul :

    1) Gangguan pertumbuhan fisik

    Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak,

    perlu pemantauan yang kontinue. Dengan pemantauan berat

    badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang dan

    pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya suatu kelainan

    tumbuh kembang fisik seorang anak seperti : obesitas atau

    kelainan hormonal, perawakan pendek akibat kelainan endokrin

    dan kurang gizi, pertumbuhan/erupsi gigi terlambat yang

  • 26

    disebabkan oleh hipotiroid, hipoparatiroid, keturunan dan

    idiopatik, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

    2) Gangguan perkembangan motorik

    Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :

    a) Faktor keturunan

    b) Faktor lingkungan

    c) Faktor kepribadian

    d) Retardasi mental

    e) Kelainan tonus otot

    f) Obesitas

    g) Penyakit neuromuscular

    h) Buta

    3) Gangguan perkembangan bahasa

    Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan

    berbagai faktor yaitu adanya faktor genetik, gangguan

    pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak

    dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga,

    kembar, psikosis, gangguan lateralisasi, masalah-masalah yang

    berhubungan dengan disleksia dan afasia.

  • 27

    4) Gangguan fungsi vegetatif

    a) Gangguan makan

    b) Gangguan fungsi eliminasi

    c) Gangguan tidur

    d) Gangguan kebiasaan

    e) Kecemasan

    Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari

    perkembangan. Tetapi bila kecemasan ini berlebihan sehingga

    mempunyai efek terhadap interaksi sosial dan perkembangan

    anak, maka merupakan hal yang patologis yang memerlukan

    suatu intervensi.

    5) Gangguan suasana hati (mood disorders)

    Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang

    ditandai dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar

    konsentrasi, dan nafsu makan yang terganggu.

    6) Bunuh diri dan percobaan bunuh diri

    Bunuh diri sering merupakan penyelesaian masalah psikologi dan

    lingkungan bagi remaja.

    7) Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioural

    disorders)

    Kelainan ini mungkin sebagai akibat dari frustasi dan kemarahan.

  • 28

    8) Gangguan perilaku seksual

    Gangguan perilaku seksual antara lain transseksualism,

    transventism, dan homoseksual.

    9) Gangguan perkembangan pervasif dan psikosis pada anak

    Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan non verbal,

    gangguan perilaku dan interaksi sosial), Asperger (gangguan

    interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang,

    obsesif), childhood disintegrative disorder (demensia heller), dan

    kelainan Rett (kelainan x-linked dominan pada anak perempuan).

    10) Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah

    Disfungsi susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan

    akademik yang di bawah normal, kelainan perilaku dan masalah

    dalam interaksi sosial.

    11) Kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak

    Trauma otak meningkatkan resiko gangguan intelektual maupun

    psikiatris, terutama bila trauma berat.

    12) Penyakit psikosomatik

    Konflik psikologik yang dapat memberikan gejala somatik

    disebut psikosomatik. Contohnya adalah kelainan konversi,

    hipokondriasis, sindrom Munchausen by proxy, reflex sympathetic

    dystrophy (Soetjiningsih dkk, 2002).

  • 29

    2. Gizi Balita

    a Pengertian Gizi

    Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang

    dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

    penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

    digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi

    normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat

    gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang,

    dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan

    sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi

    dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua

    zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah memberikan

    aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat

    gizi (Supariasa, 2002).

    b Gizi Pada Anak Balita

    Kecukupan gizi rata-rata bagi anak usia di bawah 3 tahun dengan berat

    badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm, energi yang dibutuhkan sebanyak

    1220 kkl dan kebutuhan protein sebesar 23 gram. Sedangkan pada umur

    4-5 tahun dengan berat badan 18 kg dan tinggi badan 108 cm, energi

    yang dibutuhkan sebanyak 1720 kkl dan kebutuhan protein sebesar 32

    gram (Pudjiadi, 2003).

    Balita merupakan masa peralihan makanan dari makanan pendamping

    ASI ke makanan orang dewasa. Namun, pemberiannya juga masih

  • 30

    bertahap disesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaan anak dan

    kebutuhan gizinya. Di usia ini, saatnya dikenalkan ragam makanan yang

    sehat dan alami karena akan menentukan pola makan anak selanjutnya.

    Sesuai dengan kemampuan pencernaan dan kebutuhan gizi, balita dipilah

    menjadi dua, yaitu batita (1-3 tahun) dan prasekolah (4-5 tahun). Batita

    merupakan konsumen pasif, artinya dia masih menerima saja makanan

    yang diberikan orang tuanya. Berikan makan dalam porsi kecil dengan

    frekuensi sering (7-8 kali) sehari, terdiri atas tiga kali makan pagi, siang,

    dan sore, 2-3 kali makan selingan, dan 3-4 kali minum susu. Masing-

    masing usia ini memerlukan makanan yang berbeda sesuai tahap

    perkembangan saluran pencernaannya dan kebutuhan gizinya. Berbeda

    dengan batita, anak prasekolah adalah konsumen aktif sehingga sudah

    bisa menentukan makanannya sendiri. Aktivitasnya juga lebih tinggi

    sehingga kebutuhan energinya lebih banyak daripada batita. Oleh karena

    itu, porsi makan diperbesar daripada batita dengan frekuensi diturunkan

    menjadi 5-6 kali sehari, terdiri atas 3 kali makan pagi, siang, dan sore dan

    2 kali makan selingan. Susu 2 kali sehari (pagi dan malam hari) atau

    dicampurkan pada makanan (http://budiboga. blogspot.com /2007/05/

    makanan-untuk-balita.html).

    c Sumber Kebutuhan Gizi Balita

    Sepanjang usia balita, selera makan dan kebiasaan makan terus

    berubah-ubah. Setelah ulang tahun pertama, pertumbuhan melambat

    dan selera makan pun cenderung menurun. Pada masa tumbuh

  • 31

    kembangnya, gizi seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini

    otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar

    berjalan dan berbicara lebih lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi

    yang berbeda dari orang dewasa. Mereka butuh lebih banyak lemak dan

    lebih sedikit serat.

    Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi,

    daging, kacang-kacangan, sayuran, buah, dan dua gelas susu per hari.

    Tentunya dengan gizi yang seimbang sehingga dalam sehari tercapai

    1.000 s.d. 1.500 kalori. Variasi ini sangatlah bergantung pada usia,

    tinggi badan, serta aktivitas anak (dalam hal ini sekitar 30 menit

    aktivitas fisik per hari).

    Pada usia ini, susu masih merupakan makanan yang penting

    karena mengandung semua zat gizi dasar yang dibutuhkan anak yang

    sedang tumbuh: energi, lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan

    mineral.

    1) Energi

    Seperti halnya mesin, tubuh manusia membutuhkan pasokan energi

    (atau kalori) yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang

    penting tidak mungkin berjalan. Energi diperoleh dari zat gizi kaya

    energi yang terdapat dalam makanan: karbohidrat kompleks, lemak,

    protein dan gula sederhana. Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5

    tahun adalah sekitar 1300 1500 kalori per hari.

  • 32

    2) Lemak

    Merupakan komponen utama membran sel otak dan selubung myelin

    disekeliling saraf otak. Lemak mempengaruhi perkembangan dan

    kemampuan otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam

    lemak omega 3) & AA (asam lemak omega 6) adalah komponen

    utama struktur otak dan mempunyai peran penting dalam

    perkembangan fungsi otak dan retina. Sphingomyelin adalah

    komponen utama dari sel saraf, jaringan otak dan selubung myelin

    disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam mengirim

    sinyal dan membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak

    lainnya. Sumber lemak antara lain seperti yang terdapat dalam

    minyak , santan , dan mentega, roti, dan kue juga mengandung

    omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

    3) Protein

    Mempunyai fungsi penting dalam membangun dan memelihara sel

    jaringan tubuh. Protein juga merupakan prekursor untuk

    neurotransmitter yang mendukung perkembangan otak. Fungsi otak

    yang baik tergantung pada kapasitas menyerap dan memproses

    informasi. Neurotransmitter catecholaimes dibentuk dari asam amino

    penting: Tyrosine dan neurotransmitter serotonin dibentuk dari

    Tryptophan. Serotonin menstimulasi tidur yang penting untuk

    perkembangan otak dalam memproses informasi, sedangkan

    catecholamine berkaitan dengan keadaan siaga yang membantu

  • 33

    menyerap informasi di otak. Sumber protein terdiri dari daging 2 ons

    atau telur 2 butir atau kacang-kacangan 100 gram (untuk usia 5

    tahun: daging 3-4 ons atau telur 4 butir atau kacang-kacangan 200

    gram). Sumber protein antara lain seperti ikan, susu, daging, telur,

    kacang-kacangan.

    4) Karbohidrat

    Sebagai sumber utama energi. Salah satu bentuk karbohidrat di otak

    adalah Sialic Acid (SA). SA merupakan komponen struktur dan

    fungsi ganglion otak yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa

    pemberian SA sejak awal dapat meningkatkan perkembangan otak

    dan mempunyai efek dalam proses belajar dan memori. Untuk anak

    usia 1 atau 5 tahun diperlukan karbohidrat sebagai sumber energi

    untuk berbagai aktivitas. Diperlukan 2-3 lembar roti atau 1 sampai

    dengan 1,5 mangkuk nasi atau mi (untuk usia 5 tahun, 4-5 lembar

    roti atau 2-2,5 mangkuk nasi/mi).Sumber karbohidrat antara lain

    seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.

    5) Zat Besi

    Kekurangan zat besi merupakan hal yang biasa pada balita. Hal ini

    disebabkan oleh tingginya kebutuhan akan zat besi yang tidak

    tercukupi dari asupan makanan, khususnya jika tidak mengkonsumsi

    daging. Makanan yang kaya akan vitamin C seperti segelas jus jeruk

    dapat dihidangkan ketika makan malam untuk memaksimalkan

    penyerapan zat besi.

  • 34

    6) Kalsium

    Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

    Kebutuhan akan kalsium dapat terpenuhi asalkan balita

    mengkonsumsi susu dan produk berbahan dasar susu yang cukup.

    Dua atau tiga gelas susu dapat memenuhi kebutuhan asupan kalsium

    dalam sehari.

    7) Vitamin A

    Dibutuhkan untuk perkembangan sel dan kulit yang sehat. Makanan

    Balita seringkali kurang asupan Vitamin A.

    8) Vitamin C

    Penting untuk sistem pertahanan tubuh dan pertumbuhan balita.

    Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi, khususnya zat besi

    yang bukan berasal dari hewan. Asupan vitamin C pada balita

    seringkali rendah karena sedikit mengkonsumsi sayur dan buah-

    buahan.

    9) Vitamin D

    Sangat penting untuk metabolisme kalsium dan dapat diperoleh

    melalui aksi sinar matahari pada kulit.

    10) Vitamin E

    Berperan penting dalam mencegah kerusakan struktur sel

    membran. Vitamin E termasuk dalam golongan antioksidan dan

    berperan dalam mengurangi risiko penyakit seperti kanker.

  • 35

    11) Susu

    Pada usia 1 dan 2 tahun, seorang anak membutuhkan , paling

    sedikit 800 ml susu per hari dan pada usia 3 tahun ke atas, paling

    sedikit 500 ml susu per hari (http://www.frisianflag.co.id/html).

    3. Pengetahuan

    a. Pengertian Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

    orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,

    2003).

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

    penting dalam membentuk tindakan seseorang.

    1) Proses adopsi perilaku

    Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

    didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

    tanpa didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

    mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

    (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

    berurutan, yaitu :

    a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam

    arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

    b) Interest, yaitu orang yang mulai tertarik terhadap stimulus.

  • 36

    c) Evaluation, yaitu menimbang-nimbang terhadap baik dan

    tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

    d) Trial, yaitu orang mulai mencoba perilaku yang baru.

    e) Adoption, yaitu orang telah berperilaku baru sesuai pengetahuan,

    kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

    Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

    memulai proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadran dan

    sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

    (long lasting).

    2) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

    a) Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah

    mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

    seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

    b) Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

    telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan

    meramalkan.

  • 37

    c) Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

    (sebenarnya).

    d) Analisis (analysis)

    Yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

    obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu

    struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

    kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan

    dan mengelompokkan.

    e) Sintesis (synthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

    atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

    keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu

    kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

    formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun,

    merencanakan, meringkaskan dan dapat menyesuaikan terhadap

    suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

    f) Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

    justifikasi atau penilaian terhdap suatu materi atau obyek.

    Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang

  • 38

    ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

    ada.

    Proses terjadinya pengetahuan menurut sifatnya adalah 2

    (dua), yaitu a priori dan a posteriori. Pengetahuan a priori adalah

    pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik

    pengalaman indera maupun pengalaman batin atau jiwa. Sebaliknya

    pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena

    adanya pengalaman (Rahman dkk, 2004).

    3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki

    seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

    a) Faktor Internal, meliputi :

    i. Jasmani

    Faktor jasmani diantaranya adalah keadaan indera seseorang.

    ii. Rohani

    Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

    psikomotor, serta kondisi efektif dan konatif individu.

    b) Faktor Eksternal, meliputi :

    i. Pendidikan

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

    memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

    Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

    lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

  • 39

    sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

    dari gagasan tersebut.

    ii. Paparan media massa

    Melalui bermacm-macam media baik cetak maupun elektronik

    berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang

    lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi

    yang lebih banyak dibanding dengan orang yang tidak terpapar

    informasi media massa. Ini berarti paparan media massa

    mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

    iii. Status ekonomi

    Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan.

    Dimana dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,

    keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah

    tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

    Hal ini juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan

    sekunder.

    iv. Hubungan sosial

    Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling

    berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi

    secara kontinue akan dapat lebih biasa lebih mendapatkan

    informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga

    mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk

    menerima pesan menurut model komunikasi media.

  • 40

    v. Pengalaman

    Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari

    tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya. Misal sering

    mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik seperti seminar.

    vi. Akses layanan kesehatan

    Mudah atau sulitnya mengakses layanan kesehatan tentunya

    akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan.

    b. Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

    atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

    subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

    c. Cara Memperoleh Pengetahuan

    Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar pada dasarnya

    terdapat 2 (dua) cara pokok yang dapat dilakukan oleh manusia.

    Pertama adalah mendasarkan diri pada rasio dan kedua mendasarkan

    diri pada pengalaman. Sumber pengetahuan selain dapat diperoleh

    melalui rasio dan pengalaman juga melalui intuisi dan wahyu. Intuisi

    adalah kegiatan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan tanpa melalui

    proses penalaran tertentu, contohnya : seseorang yang sedang terpusat

    pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban

    atas permasalahan tersebut. Wahyu merupakan pengetahuan yang

    disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini didasarkan

    kepada kepercayaan (Notoatmodjo, 2003).

  • 41

    B. Kerangka Teori

    Kerangka Teori Penelitian

    Sumber : Notoatmodjo (2002), Notoatmodjo (2007)

    C. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep penelitian

    Pengetahuan Ibu tentang Gizi

    Pertumbuhan dan Perkembangan anak

    Pengetahuan

    Pertumbuhan dan perkembangan

    anak Faktor Dalam

    (Internal)

    Genetik

    Pengaruh Hormon

    Faktor Luar (Lingkungan)

    Faktor Pranatal

    Faktor Kelahiran

    Faktor Pascanatal

    1. Gizi 2. Mekanis 3. Toksin/ zat kimia 4. Kelaian endokrin 5. Infeksi TORCH 6. Kelainan imunologi 7. Psikologis ibu

    1. Gizi 2. Kelainan congenital 3. Lingkungan fisik dan kimia 4. Psikologis 5. Endokrin 6. Sosio ekonomi 7. Lingkungan pengasuhan 8. Stimulasi 9. Obat obatan

  • 42

    D. Hipotesis

    Dari kerangka konsep dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut :

    Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan

    dan perkembangan anak usia di bawah 3 tahun.