jtptunimus-gdl-ibnusutomo-6065-3-babiii
DESCRIPTION
KesehatanTRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi
experiment) dengan pre test post test design untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat (Notoatmodjo : 2002). Rancangan tersebut digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Pre test Perlakuan Post test
Kelompok Eksperimen (01) X (02)
Keterangan :
(01) : Pengukuran kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain
(02) : Pengukuran kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain
X : Terapi bermain mewarnai gambar
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan
karakteristik tertentu yang akan diteliti (Alimul, 2003). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia pra sekolah (3-6
tahun) yang dirawat diruang anak/mawar RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan pada bulan Februari 2011 sebanyak 34 anak.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
dan dianggap mewakili seluruh populasi, (Notoatmojo, 2002). Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh yaitu seluruh anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiono, 2007).
29
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi :
1) Anak usia 3–6 tahun yang dirawat di ruang Anak
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
2) Anak yang baru pertama kali menjalani rawat inap di
rumah sakit
3) Anak dapat diajak berkomunikasi atau berbicara
4) Pasien anak yang sadar atau tidak dalam keadaan koma
5) Anak yang diijinkan orang tuanya untuk menjadi
responden
6) Anak yang dirawat di ruang Anak kelas 2 dan 3 RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan
b. Kriteria Eksklusi :
1) Anak dengan retardasi mental atau anak dengan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
2) Anak post operasi 24 jam pertama.
3) Anak yang dirawat di ICU.
4) Pasien yang dirawat di VIP dan kelas 1.
Dari 34 anak yang dirawat pada bulan Februari 2011 yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 22 responden
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan
pengukuran secara cermat terhadap obyek atau fenomena dengan
menggunakan parameter yang jelas (Alimul, 2003). Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
30
Tabel 3.2
Definisi Operasional
No Variable Definisi
Operasional
Cara
Ukur Hasil Ukur
Skala
Data
1. Variabel
independen
(variabel
bebas) adalah
terapi bermain
mewarnai
gambar
Suatu kegiatan
bermain untuk
menghilangkan
ketegangan dan
memperoleh
kesenangan
dengan cara
mwarnai gambar
Memberikan
gambar untuk
diwarnai
kepada anak
yang
mengalami
hospitalisasi
Anak dinyatakan telah
menyelesaikan
mewarnai gambar
minimal 75 % dari
gambar yang
disediakan.
Selesai/tak selesai
2. Variable
dependen
(variabel
terikat) adalah
tingkat
kecemasan
anak usia pra
sekolah yang
mengalami
hospitalisasi
Perasaan cemas
yang muncul
akibat dirawat di
rumah sakit yang
terjadi pada anak
usia 3–6 tahun.
HARS
(Hamilton
Anxiety
Rating
Scale) terdiri
dari 14
kelompok
gejala.
1. Bila skore 0-13 (tak
ada kecemasan)
2. Bila skore 14-20
(kecemasan ringan)
3. Bila skore 21-27
(kecemasan sedang)
4. Bila skore 28-41
(kecemasan berat)
5. Bila skore 42–56
(kecemasan berat
sekali)
Interval
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang Mawar RSUD Kraton
Kabupaten Pekalongan.
E. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini mulai dari persiapan,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan selama sembilan bulan, dimulai bulan
Juli 2010 sampai dengan bulan Maret 2011.
F. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti meminta izin kepada pihak
UNIMUS dan pengambilan data penelitian dilakukan setelah peneliti
mendapat izin dari pihak RSUD Kraton Kabupaten pekalongan. Etika
penelitian saat pengambilan data dilakukan sebagai berikut :
1. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan
yang tidak menguntungkan, subjek harus diyakinkan bahwa
31
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek
dalam bentuk apapun.
2. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden.
Orang tua pasien/subjek harus diperlakukan secara manusiawi dan
berhak memutuskan untuk bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa
adanya sanksi apapun.
3. Informed concent
Orang tua pasien/subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.
4. Hak dijaga kerahasiannya.
Subjek/orang tua pasien mempunyai hak untuk meminta bahwa data
yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity
(tanpa nama) dan confidentiality (rahasia) (Nursalam, 2003).
G. Alat Pengumpul Data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan check list yaitu suatu daftar pengecek, berisi nama subjek dan
beberapa gejala/identitas lainnya dari sasaran pengamatan (Notoatmodjo,
2002). Alat ukur dalam penelitian ini berupa lembar observasi tingkat cemas
akibat hospitalisasi yang diadaptasi dari teori HARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale) dalam Nursalam, (2003), karena sudah baku maka tidak
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
gejala yang terdiri dari gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan,
gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala
somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik (sensorik), gejala kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori (pernafasan), gejala
gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin),
gejala autonom, dan tingkah laku (sikap) pada saat wawancara. Dari 14
kelompok gejala yang ada masing-masing kelompok dirinci lagi dengan
gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi
32
penilaian angka (skor) antara 0-4 yang artinya bila nilai 0: tidak ada gejala
(keluhan); 1: gejala ringan (satu gejala dari keluhan yang ada); 2: gejala
sedang (separuh dari gejala yang ada); 3: gejala berat (lebih dari separuh dari
gejala yang ada); 4: gejala sangat berat (semua gejala ada). Hasil penelitian
tersebut digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat kecemasan pasien
sebagai berikut: (1) Tidak ada kecemasaan, bila skor penilaian 0-13; (2)
Kecemasan ringan, bila hasil skor penilaian antara 14-20;(3) Kecemasan
sedang, bila hasil skor penilaian antara 21-27; (4) Kecemasan berat, bila hasil
skor penilaian antara 28-41; dan (5) Kecemasan berat sekali, bila hasil skor
penilaian antara 42-56 (Hawari, 2007).
Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh tiga orang perawat
yang berdinas di ruang mawar RSUD Kraton sebagai enumerator, yang
sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan penelitian, maksud dari
setiap kategori pada lembar observasi dan cara menilai setiap item pada
lembar observasi agar semua observer mempunyai persepsi yang sama
terhadap instrumen penelitian.
Dalam mewarnai anak disediakan buku bergambar untuk diwarnai,
bentuk gambar dibagi sesuai dengan fase perkembangan menggambar
seorang anak. Untuk anak dengan usia 3-4 tahun mulai menggambar dengan
suatu bentuk bagan (skema), dan untuk anak dengan usia 5-6 tahun gambar
berupa bentuk-bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitar mereka.
Rumah, manusia pohon dan lingkungan sekitarnya menjadi obyek yang
menarik perhatian anak (Lowenfeld, 1975 dalam Tity Soegiarty, 2007).
H. Jenis Data dan Prosedur Pengumpul Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap
responden menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat
kecemasan pada anak dan identitas anak. Data sekunder diperoleh dari
buku register dan rekam medik pasien.
33
2. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi respon
kecemasan anak pada dua jenis tindakan keperawatan yang sama.
Observasi dilakukan pada saat sore hari diluar jam besuk (pukul 14.00-
17.00 WIB), hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya
kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan responden
karena kunjungan. Observasi pertama (pre test) dilakukan sebelum
pemberian terapi bermain yang selanjutnya diberikan buku bergambar
untuk diwarnai dan diberikan kesempatan waktu selama 30 menit untuk
mewarnai sedangkan observasi kedua (post test) dilakukan langsung
setelah pemberian terapi mewarnai. Pengukuran tingkat kecemasan
dilakukan pada saat anak dirawat di rumah sakit sebelum dilakukan
terapi bermain, selanjutnya dibandingkan dengan karakteristik
kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain. Observasi dilakukan oleh
peneliti sebagai observer dan dibantu perawat ruangan yang berada
ditempat penelitian. Sebelum pengumpulan data dilakukan, terlebih
dahulu peneliti menjelaskan kepada observer lain tentang tujuan
penelitian, maksud dari setiap kategori pada lembar observasi dan cara
menilai setiap item pada lembar observasi agar semua observer
mempunyai persepsi yang sama terhadap instrumen penelitian.
Terapi bermain yang dilakukan adalah dengan bermain
mewarnai gambar pada usia 3-6 tahun dengan cara mewarnai gambar
yang telah disediakan oleh peneliti berupa buku bergambar dan pensil
warna. Bentuk gambar dibagi sesuai dengan fase perkembangan
menggambar seorang anak. Untuk anak dengan usia 3-4 tahun mulai
menggambar dengan suatu bentuk bagan (skema), dan untuk anak
dengan usia 5-6 tahun gambar berupa bentuk-bentuk yang berhubungan
dengan dunia sekitar mereka. Rumah, manusia pohon dan lingkungan
sekitarnya menjadi obyek yang menarik perhatian anak (Lowenfeld,
1975 dalam Tity Soegiarty, 2007).
34
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya
adalah mengolah data sedemikian rupa dengan menggunakan program
komputer tertentu, sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut.
Hastono (2001) mengemukakan bahwa langkah-langkah pengolahan
data meliputi :
a. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian
formulir atau lembar observasi, apakah gambaran sudah
lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b. Coding
Merupakan kegiatan merubah data dari berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Hal ini untuk
mempermudah pada saat analisa dan juga mempercepat pada
saat entry data. Pada penelitian ini data skor tingkat kecemasan
dikelompokan menjadi :
� Kode 0 : tidak ada kecemasan
� Kode 1 : kecemasan ringan
� Kode 2 : kecemasan sedang
� Kode 3 : kecemasan berat
� Kode 4 : kecemasan berat sekali
c. Processing
Processing adalah proses mengelola data agar dapat dianalisa.
Pemprosesan data dilakukan dengan mengentry data dari
lembar observasi tingkat kecemasan ke perangkat computer.
d. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dientry untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan.
35
2. Analisis data
Dilakukan dengan menggunakan dua cara :
a. Analisis univariat
Analisis dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, pada
umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmojo, 2005). Pada
penelitian ini, peneliti menganalisa tingkat kecemasan pada
anak sebelum dan setelah dilakukan terapi bermain mewarnai
gambar.
b. Analisis bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmojo, 2005). Analisis bivariat dalam penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh terapi bermain mewarnai
gambar terhadap tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang
mengalami hospitalisasi. Uji statistik yang dilakukan adalah uji
T-test yaitu uji beda dua mean dependent (paired sampel T-
test) karena data berdistribusi normal. Dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan dua mean dua kelompok data yang
dependen atau berpasangan.