jtptunimus gdl rinikumala 6031 2 babiik i anc

Upload: sofiaeugeniamanginte

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    1/28

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ANC (Antenatal Care)

    1. Pengertian ANC

    Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama

    masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

    hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir 

    (Sarwono, 2008).

    2. Tujuan ANC

    Menurut Kusmiyati, 2008 Tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Tujuan umum

    Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

    anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu

    dan anak yang sehat.

     b. Tujuan khusus adalah:

    1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan

     bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan

     proses persalinan.

    2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun

    obstetrik selama kehamilan.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    2/28

    8

    3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan

    menghadapi komplikasi.

    4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,

    menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,

     psikologis dan sosial.

    3. Kunjungan Antenatal

    Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama

    masa hamil. Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin

    untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga

    harus mengenal kehamilan berisiko tinggi atau adanya kelainan,

    khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual

    (PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi konseling

    dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat

     pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu

    mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan

    (Mufdlilah, 2010).

    Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan

    adanya standar pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatal

    merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak,

     pelayanan ini dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah

    Sakit, pelayanan antenatal juga dapat dilaksanakan pada waktu

     pelaksanaan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah bersalin atau

    Puskesmas.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    3/28

    9

    Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen

    Kesehatan RI (2003) meliputi :

    a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada

    trimester I, 1 kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III

    untuk memantau keadaaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga

    dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara

    cepat dan tepat.

     b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran

    lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis

     penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat

     badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi (Mufdlilah,

    2009). Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata – rata

     berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi

    untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat

     badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator 

     pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan

     pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat

     badannya sebelum hamil. Pertambahan adalah kira – kira 20% dari

     berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk,1997), jika berat

     badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukan

    ibu mengalami kurang gizi.

    c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus

    dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    4/28

    10

    terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi,

     protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas

    atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan

    lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan

    terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan

    tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami

    kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1

     jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 3 dari

    2 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan

     berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu faktor utama

     penyebab terjadinya kematian maternal (Saefudin, 2000).

    d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi

    secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin

    intra uterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini

    terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang

    ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal

    (Mufdlilah, 2010). Pengukuran TFU dilakukan dengan menggunakan

    cara   Mc Donal  untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian

    dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam

    cm) – n x 155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka

    n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 11 (Kusmiyati,

    2008).

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    5/28

    11

    e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui

    usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan

     janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin

    untuk menentukan asuhan selanjutnya.

    f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2

    kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari

    terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

    g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

    kehamilan 30 minggu. Saat ini anemia dalam kandungan ditetapkan

    kadar Hb

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    6/28

    12

    selama kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat

    segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan

    mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh

    minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.

    k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada

    trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan

    suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk 

    merujuk.

    l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan

     pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya.

    Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), standar pelayanan

    antenatal ada 6:

    1) Identifikasi ibu hamil

    Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

    dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan

    dan memotivasi ibu dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

    untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

    2) Pemantauan dan pelayanan antenatal

    Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan

    antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu

    dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

     berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

    risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    7/28

    13

    infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

     penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan

    oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

    setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

    mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk 

    tindakan selanjutnya.

    3) Palpasi abdominal

    Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

    dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

     bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

     janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk 

    mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

    4) Pengelolaan anemia pada kehamilan

    Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

     penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

    Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

    darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia

    lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

    6) Persiapan persalinan

    Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

    suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    8/28

    14

     bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana

    yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik-baik,

    disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila

    tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

    melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

    Pemeriksaan Antenatal menurut Mufdlilah (2009), meliputi :

    a. Pemeriksaan Pertama Antenatal Care

    1) Tujuan

    a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.

     b) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

    c) Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

    d) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau

    tidaknya faktor risiko kehamilan.

    e) Menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya

    2) Anamnesis

    a) Identitas pasien

    Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan

    dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman

    antara 20-35 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi

    kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan

     psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.

    Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tinggi untuk 

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    9/28

    15

    kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti

     preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.

     b) Keluhan utama

    Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata

    ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang

    dirasakan.

    c) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang

    Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada

    amenarche, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid

     biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan

    usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan saat persalinan

    menggunakan Rumus  Naegele (h+7 b-3+ x +1 mgg), untuk 

    siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa

    kehamilan ini sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini

     bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk 

    data dasar inisial pemeriksaan. Apakah ada keluhan yang

    dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

     berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun

    tidak.

    d) Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin

    mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit

     jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    10/28

    16

    makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat

    operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan

    (miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya).

    e) Riwayat penyakit keluarga

    Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan

    sebagainya.

    f) Riwayat khusus obstetrik ginekologi.

    Adakah riwayat kehamilan/persalinan / abortus sebelumnya

    (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus),

     berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah pada

    kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat

     bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong

     persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka

     persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika

    masih ingat. Riwayat  menarche siklus haid, ada / tidak nyeri

    haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan

    lainnya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah /

    tidak.

    g) Riwayat sosial / ekonomi

    Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari tingkat

    ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga

    dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk 

    menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    11/28

    17

    timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu

    hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku

    keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil

    meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

    merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

    ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

    Jensen, 2004).

    a) Sosial Budaya

    Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

    hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

    merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

    ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

    Jensen, 2004).

     b. Pemeriksaan Fisik 

    1) Status generalis / pemeriksaan umum.

    a) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperatif.

    Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi /

     berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi

    < 145cm, berat badan >75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan

    yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk memprediksi

    sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala (anaemic

    headache nyeri  frontal, hypersentive / tension headache nyeri

     suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    12/28

    18

    ikterik / tidak. Mulut / telinga, hidung tenggorokan (THT) ada

    tanda radang / tidak, lender, perdarahan gusi, gigi geligi. Paru /

     jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.

    Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,

    simetri (kecurigaan polio, mungkin terhadap kelainan bentuk 

     panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus

    dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan

     penatalaksanaannya.

    2) Status obstetric / pemeriksaan khusus obtetrik 

    a) Abdomen

    Infeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran

    abdomen mugkin belum nyata).

    Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda

    dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan

    ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat

    diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri

    dengan tepi atas simfisis os pubis. Pemeriksaan palpasi

    Leopold dilakukan dengan sistematika:

    (1) Leopold I

    Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin

    yang difundus dengan kedua telapak tangan.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    13/28

    19

    (2) Leopold II

    Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-

    kanan, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian

     besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian

    keras bulat (kepala) janin.

    (3) Leopold III

    Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak 

    dibawah (diatas simfisis) sementara tangan lainnya

    menahan fundus untuk fiksasi.

    (4) Leopold IV

    Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari

    kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian

    terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut

    sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya

    dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam

     palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun

    kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada

    kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat

    menggunmakan rumus cara   Johnson Tausac yaitu: tinngi

    fundus (cm) - (12/13/14)x155gram). Auskultasi: dengan

    stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang ditempelkan di

    daerah punggung janin, dihitung frekuensi satu menit.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    14/28

    20

    Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal

    adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama

    satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal

    adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukkan

    adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada

     janin   (fetal stress), sementara bradikardi menunjukan

    kegagalan kompensasi beban / stress pada janin ( fetal 

    distres / gawat janin).

     b)  Genetalia eksterna

    Inspeksi luar : Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda

    radang, luka, perdarahan,  discharge, kelainan lainnya. Labia

    dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih

     jelas. Inspeksi dalam menggunakan speculum (inspeculo): labia

    dipisahkan dengan kedua jari pemeriksa, alat  speculum Cusco

    (cocor bebek) dimasukan ke vagina dengan bilah vertikal

    kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehingga

    horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks

    (permukaan, warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah,

    cairan,   discharge divorniks, dilihat keadaan dinding dalam

    vagina, ada atau tidak tumor, tanda radang dan kelainan

    lainnya.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    15/28

    21

    c)   Genetalia interna

    Palpasi: colok vagina   (Vaginal toucher) dengan dua jari

    sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan

    fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah

    dan ada garis miring tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa

    ada tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan.

    Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu palpasi

     bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksaan diatas 34-

    36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk 

     pemeriksaan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau

    sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vagina adalah:

    (1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga,

    karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi

     pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh

    dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan

    fornices dengan sangat hati-hati).

    (2) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran

    infeksi   (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam   (vaginal 

    toucher) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan

    antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya

     pemreriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk 

    kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada

    usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    16/28

    22

    ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan

    keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian

    kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan

    lainnya, pada usia kehamilan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    17/28

    23

    Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada

    kunjungan pertama, bila normal,periksa ulang pada kunjungan

    minggu ke 26 - 28, untuk dideteksi dini diabetes mellitus

    gestational.

    3) Pemeriksaan penunjang Lain-lain

    Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan,

    untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan

    dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga

    kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan

     pada trimester pertama atau kedua. Tetap harus digunakan dosis

    radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahya

    karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan

    dari 3.5, 5.0, 6.5, atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi

    yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam,

    karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.

    5. Frekuensi Antenatal Care

    a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care

    Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas

    kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi

    dalam kehamilan, ibu hamil harus melakukan   antenatal care sesuai

    yang telah dianjurkan yaitu:

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    18/28

    24

    1) Satu kali pada trimester pertama (K1)

    K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya

    terlambat menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil

    yang sehat dan selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya

    (Dewi & Sunarsih, 2010).

    2) Satu kali pada trimester kedua

    Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali

    komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih,

    2010).

    3) Dua kali pada trimester ketiga (K4)

    Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan

    setelah kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih

    difokuskan dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan

    kelahiran dan kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010).

     b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC

    1) Faktor predisposisi (Predisposing factor)

    a) Tenaga kesehatan

    Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta

    memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan

    dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

    wewenang untuk melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo,

    2003).

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    19/28

    25

     b) Masyarakat dan keluarga

    Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan

    dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu

    diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan

    atau pengindraan( Notoatmodjo, 2003).

    2) Faktor pemungkin (Enabling factor)

    a) Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

    (1) Tenaga kesehatan

    Setiap orang yang mengabdikan diri dalam

    kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan

    melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis

    tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya

    kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan, perawat.

    Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan

    oleh petugas kesehatan yang terampil dan

     berkesinambungan (Kusmiyati, 2008).

    (2) Sarana kesehatan

    Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya

     pelaksanaan pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu,

    Puskesmas, dan rumah sakit, selain itu tersedianya alat

     pelayanna kehamilan yang baik dan masih dapat digunakan,

    obat – obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    20/28

    26

    dan mencatat semua hasil temuan pada KMS ibu hamil

    untuk menentukan tindakan selanjutnya (Mufdlilah, 2010).

     b) Ekonomi

    Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,

    keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu

    untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah

    yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

    yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK).

    (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

    c) Sosial Budaya

    Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

    hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

    merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

    ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

    Jensen, 2004).

    d) Geografis

    Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan

    kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit

    memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang

    sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, Lowdermilk 

    & Jensen, 2004).

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    21/28

    27

    3) Faktor penguat (Reinforcing factor)

    a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan

    Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak 

    langsung sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat

    disekitarnya untuk sadar tentang prilaku kesehatan karena dala

    masyarakat tenaga kesehatan dianggap sebagai contoh, selain

    itu peran petugas ksehatan itu sendiri juga sebagai pelaksana

    dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo, 2003)

     b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga

    Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan

    konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

    yang bersifat emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,

     berpikir, keyakinan dan emosi. Respon ibu hamil tentang

     pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang

    mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik 

    tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap

    kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 2003).

    B. Pendidikan

    1. Pengertian Pendidikan

    Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan

    kepribadian atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan

     penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan potensi

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    22/28

    28

    dirinya, berupa rohani, (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Pendidikan

    merupakan kemajuan – kemajuan masyarakat dan kebudayaannya dalam

    satu kesatuan. (Notoatmodjo, 2002).

    2. Tingkatan Pendidikan

    Jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003

    tentang SISDIKNAS adalah:

    a. Pendidikan dasar 

    Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

    ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta

    mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah.

    Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi

    maupun masyarakat, oleh karena itu warga Negara diberi kesempatan

    memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan SMP.

     b. Pendidikan menengah

    Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi

    anggota masyarakat yang memiliki kemampua mengadakan hubungan

    timbal balik dengan hubungan sosial budaya dengan alam sekitar serta

    dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

     perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan

    menengah umum (SMA, MA) dan Kejuruan.

    c. Pendidikan tinggi

    Adalah pendidikan yang memepersiapkan peserta didik untuk 

    menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    23/28

    29

    yang bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan,

    mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

     pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia.

    Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi dan

    Universitas.

    C. Pengetahuan

    1. Pengertian Pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang diperoleh dari

     pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui pancaindra

    manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

    Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

    (Notoajmodjo, 2003).

    2. Tingkatan Pengetahuan

    a. Tahu ( know )

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat kedua

    adalah mengingat kembali   (recall) terhadap Sesuatu yang spesifik dari

    seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

    sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

    rendah.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    24/28

    30

     b. Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

    secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

    materi tersebut secara benar. Orang yang telah paha terhadap objek atau

    materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

    meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

    c. Aplikasi (Application)

    Aplikasi dikatakan sebagai kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi   riil  (sebenarnya).

    Aplikasi in dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum,

    rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

    lain.

    d. Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

    suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu

    struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja:

    dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

    mengelompokan dan sebagainya.

    e. Sintesis (Synthesisi)

    Sintesis mrnunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

    menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk 

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    25/28

    31

    menyusun suatu formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat

    menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

    menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – 

    rumusan yang telah ada.

    f. Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

     justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – 

     penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

    menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

    Menurut Notoatmodjo, 2003 dalam bukunya menyebutkan bahwa,

    Pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

    masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

    informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang

     pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    keteraturan antenatal care,orang yang memiliki pendidikan tinggi akan

    memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan

    datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan akan mereka peroleh

    dari gagasan tersebut, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

    ia akan lebih mudah menerima informasi sehingga mungkin banyak pula

     pengetahuan yang dimiliki.

    Menurut Notoatmodjo, 2003, pengetahuan yang dimiliki seseorang

    tidaklah sama melainkan tergantung pada upaya untuk mempelajarinya

    lebih mendalam dan prilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    26/28

    32

    langgeng dari pada yang tidak dilandasi pengetahuan. Pendidikan dan

     pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

    masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

    informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang

     pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    keteraturan antenatal care.

    Menurut Yohana dalam hasil penelitiannya tahun 2010

    menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pendidikan dengan

    frekuensi kunjungan antenatal care.

    Menurut Rosyidah dalam hasil penelitiannya tahun 2010,

    menyebutkan bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara

     pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal.

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    27/28

    33

    D. Kerangka Teori

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

    Sumber : Modifikasi Kusmiyati, 2008, Lawrence Green, Mufdlilah, 2009,

    ( Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Sarwono, 2008, Depkes RI 2003.

    Faktor Predisposisi( Predisposing Factor)

    1. Pengetahuan Tenaga

    kesehatan:a. Pendidikan b. Pelatihanc. Kompetensi:

    1). Pengalaman

    2). Ketrampilan

    2.  Pengetahuan Ibu:a.   Pendidikan b. Penyuluhan atau

    Informasi

    Frekuensi ANC

    (Antenatal Care)

    Faktor Pemungkin

    ( Enabling Factor )

    1. Tenaga kesehatan

    2. Sarana Kesehatan

    3. Ekonomi4. Sosial Budaya

    5. Geografis

    Faktor Penguat

    ( Reinforcing Factor )

    1. Sikap dan Perilaku

    Petugas Kesehatan

    2. Sikap dan perilaku

    Keluarga

  • 8/18/2019 Jtptunimus Gdl Rinikumala 6031 2 Babiik i ANC

    28/28

    34

    E. Kerangka Konsep

    Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep

    F. Hipotesa Penelitian

    Hipotesis dari penelitian ini adalah :

    - Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan frekuensi  antenatal 

    care.

    - Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi antenatal 

    care.

    Frekuensi ANC

    (Antenatal Care)

    Pendidikan Ibu

    Hamil

    Pengetahuan Ibu

    Hamil

    Variabel Independent Variabel Dependent