judul pembuatan desain visual 3d waterboom...

16
i JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM JOGJA ECO PARK PADA PT JOGJA ECO WISATA SEBAGAI MEDIA PROMOSI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Sidik Darma Wirawan 10.11.3709 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: phamhuong

Post on 22-Apr-2018

257 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

i

JUDUL

PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM JOGJA ECO PARK

PADA PT JOGJA ECO WISATA SEBAGAI MEDIA PROMOSI

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Sidik Darma Wirawan

10.11.3709

kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

ii

Page 3: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

iii

MANUFACTURE 3D VISUAL DESIGN JOGJA ECO PARK WATERBOOM

ON PT JOGJA ECO WISATA AS A MEDIA CAMPAIGN

PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM JOGJA ECO PARK

PADA PT JOGJA ECO WISATA SEBAGAI MEDIA PROMOSI

Sidik Darma Wirawan

Dhani Ariatmanto 190302197

Jurusan Teknik Informatika

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT Now this form of building increasingly diverse, it can be seen with the development of

technology to create a building design visualization. There are two techniques to create a

visualization of a building that is both 2D and 3D.

In this thesis the author tries to discuss how to make the building sebunah design

with 3D technology, 3D technology is a method of making an object with a visualization of the

third point of view, it is certainly easier for a person to understand a form/objects to be

created. Broadly speaking, the manufacturing process begins by creating a 3D visualization

models, provide texture, render, and the last one is editing.

Making this design using Google SketchUp to create models, plugins V - Ray for

rendering and editing images with photoshop in order to look more detailed and clear so that

the resulting visualization will look more attractive, either used as a promotional media or

documentation.

Keyword : Design, Visual, 3D Drawing, render

Page 4: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

1

1. PENDAHULUAN

Kejelasan akan sebuah desain visual menjadi hal yang harus

diperhatikan dalam dunia digital seperti sekarang ini. Sebuah desain visual

tentang suatu objek yang akan dibuat harus sejelas mungkin agar tidak

terjadi kesalahan dalam proses pembuatan. Terutama dalam pembuatan

sebuah gedung, desain dan bentuk yang direncanakan harus dibuat sejelas

mungkin. Berbagai kesalahpahaman bisa saja terjadi dan hal ini tentunya

bisa sangat merugikan baik dalam hal materi, waktu dan tenaga.

Kekhawatiran inilah yang bisa menghambat proses dari pembuatan gedung

tersebut dan sudah sepatutnya hal ini dihindari dengan menyiapkan desain

visual yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan sebuah desain visual yang

jelas dalam perencanaan pembangunan sebuah gedung. Ada dua teknik

penggambaran yang biasanya digunakan dalam perencanaan pembangunan

sebuah gedung yaitu teknik penggambaran 2D dan teknik penggambaran 3D.

Menurut Ahmad Nur Silmi “Teknik penggambaran 2D adalah teknik

penggambaran sebuah objek yang berpatokan pada 2 titik kordinat yaitu

sumbu X dan sumbu Y sedangkan teknik penggambaran 3D adalah teknik

penggambaran sebuah objek yang berpatokan pada 3 titik kordinat yaitu

sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z”.

Page 5: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

2

PT. Jogja Eco Wisata Adalah sebuah Perusahaan yang bergerak di

bidangfasilitas umum, perusahaan tersebut sedang merencanakan

pembangunan sebuah waterboom, untuk itu perusahaan tersebut ingin

membuat desain visual yang mempresentasikan bangunan yang akan

didirikan sehingga dibuatlah sebuah judul “Pembuatan Desain Visual 3D

Waterboom Jogja Eco Park pada PT. Jogja Eco Wisata Sebagai

Media Promosi”. hal ini tentunya akan sangat membantu PT. Jogja Eco

Wisata, karena selain pembangunan yang terarah karena adanya acuan,

desain visual ini juga dapat digunakan sebagai media pengenalan bagi

PT. Jogja Eco Wisata kepada investor maupun masyarakat.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Desain

Desain berasal dari kata "designo" (Itali) yang secara gramatikal

berarti gambar dan bermakna. Menurut Dudy Wiyancoko “Desain adalah

segala hal yang berhubungan dengan pembuatan konsep, analisis data,

project planning, drawing/rendering, cost calculation, prototyping, frame

testing, dan test riding".

2.1.1 Visual

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Visual berarti dapat dilihat

dengan indra penglihatan (mata). Menurut Ahmad Nur Silmi “Dalam dunia

digital, Visual berarti segala sesuatu (file digital) yang lebih menekankan

indra penglihatan dalam menyampaikan sebuah informasi, contohnya

sebuah gambar”.

2.1.2 Desain Visual 3D

Desain visual adalah sebuah desain yang lebih menekankan indra

penglihatan dalam menyampaikan sebuah informasi. Desain visual bisa

berbentuk 2D dan 3D, Desain visual 3D adalah sebuah desain yang lebih

menekankan indra penglihatan dalam menyampaikan sebuah informasi

yang dibuat dengan metode tiga titik kordinat.

2.2 Metode Berpikir Dalam Desain

Secara umum, dalam aktivitas kehidupan manusia dikenal tiga

kategori cara berpikir, yaitu cara berpikir logis, berpikir intuitif, dan berpikir

prosedural. Metodologi desain mengistilahkan tiga cara berpikir tadi

sebagai Metode Kotak Kaca (Glass Boxes), Metode Kotak Hitam (Black

Boxes), dan Metode Pengorganisasian Diri (Self Organizing System).

Page 6: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

3

2.2.1 Metode Kotak Kaca

Metode kotak kaca (glass box method) adalah metode berpikir rasional

yang secara objektif dan sistematis menelaah sesuatu hal secara logis

dan terbebas dari pikiran dan pertimbangan yang tidak rasional, misalnya

sentimen dan selera.

2.2.2 Metode Kotak hitam

Kebalikan dari metode kotak kaca, metode kotak hitam (black box

method) adalah metode berpikir intuitif atau imagining. Dalam metode

kotak hitam Sasaran desain tidak ditentukan secara pasti dan bisa

berubah sesuai perkembangan pikiran desainer maupun tambahan

masukan data.

2.2.3 Metode Pengorganisasian Diri

Metode Pengorganisasian Diri (Self-Organizing System), antara lain

meliputi proses : memecah permasalahan menjadi bagian-bagian atau

komponen-komponen yang dapat dikaji secara logis dan analitis dengan

metode kotak kaca. Berdasar pada komponen-komponen yang dihasilkan

oleh analisis tersebut maka keputusan akhir diambil secara intuitif

menggunakan metode kotak hitam.

2.3 Strategi Desain

Pengertian umum strategi adalah kerangka atau rencana yang

mengintegrasikan tujuan, kebijaksanaan dan program. Sedangkan tujuan

adalah pernyataan tentang apa yang diinginkan dan kapan harus dicapai.

Kebijaksanaan adalah batas-batas untuk melaksanakan berbagai

aktivitas. Program adalah the step-by-step sequence of action atau urutan

langkah demi langkah dari serangkaian tindakan.1

2.3.1 Linear Strategy

Linear strategy atau strategi garis lurus ini menetapkan urutan logis

pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami

komponennya. Strategi ini sesuai untuk tipe perencanaan yang telah

berulangkali dilaksanakan, misalnya desain bangunan rumah tinggal.

2.3.2 Cyclic Strategy

Cyclic strategy atau strategi berputar ini pada dasarnya memiliki

prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada

kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampun umpan balik

(feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan.

1 “Strategi Desain” diambil dari: Sarwono, J. & Lubis, H. 2007. Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual.hal. 27-31.

Page 7: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

4

2.3.3 Braching Strategy

Branching strategy atau strategy bercabang ini diterapkan apabila

seluruh tahap perancangan dan perencanaan dapat diputuskan secara

terpisah dan mandiri, tidak selalu tergantung satu sama lain. Dalam hal ini

suatu tahap tertentu memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan yang

kemudian dipilih salah satu sebagai dasar tahap berikutnya.

2.3.4 Adaptive Strategy

Pada adaptive strategy atau strategi adaptif ini padaawalnya hanya

sasaran desain tahap pertama yang ditetapkan.Sasaran desain tahap

berikutnya ditetapkan berdasarkan keputusan dari tahap sebelumnya,

demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain (final design) dicapai.

2.3.5 Incremental Strategy

Incremental strategy atau strategi imbuhan memiliki prinsip dasar

yangsama dengan strategi adaptif, yaitu pemikiran terakhir, hanya saja

dalam skala yang lebih sederhana. Suatu keputusan akhir (final design)

yang telah ditetapkan dinilai kembali dengan mengeksplorasi beberapa

modifikasi minor (yang tidak prinsipil).

2.3.6 Random Search

Sesuai dengan makna harfiah random search yang berarti pencarian

secara acak, strategi desain ini paling bebas dalam pelaksanaannya,

tanpa ada rambu-rambu yang ketat, baik yang menyangkut komponen

desain maupun urutan tahap eksplorasi.

2.4 Penggambaran 3D

Penggambaran 3D adalah penggambaran sebuah bentuk dengan

metode penggambaran yang berpatokan pada tiga titik kordinat yaitu

sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z. Menurut Ahmad Nur Silmi, “ada tiga

tahapan utama dalam pembuatan visual 3D, yaitu modeling, texturing dan

rendering”.

2.4.1 Modeling

Modeling adalah proses pembuatan bentuk sebuah objek, hal ini

adalah bagian yang paling mendasar dalam pembuatan visual 3D karena

dalam tahap modeling bentuk dari sebuah objek ditentukan.

2.4.2 Texturing

Texturing adalah proses pembuatan tekstur dan pemberian warna

pada sebuah model agar menyerupai suatu objek yangakan ditampilkan.

Dalam proses texturing harus memperhatikan hal-hal yang membuat

Page 8: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

5

objek terlihat sebagaimana mestinya, karena texturing akan memanipulasi

bentuk objek dalam software 3D untuk mendapatkan hasil seperti yang

diinginkan.

2.4.3 Rendering

Rendering adalah proses akhir dari pemodelan ataupun animasi

komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan

dalam proses modeling, animasi, texturing, pencahayaan dengan

parameter tertentu akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output

(tampilan akhir pada model dan animasi).

2.4.4 Promosi

Promosi adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume

penjualan dengan pameran, presentasi, periklanan, demonstrasi dan

usaha yang bersifat persuasif. Sedangkan Media Promosi Visual 3D

merupakan alat (sarana) yang digunakan sebagai perantara dalam

melakukan promosi yang berbentuk visual 3D.

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN DESAIN

3.1 Tinjauan Umum

PT Jogja Eco Wisata adalah sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang fasilitas umum, PT Jogja Eco Wisata didirikan pada tahun 2010.

Saat ini PT Jogja Eco Wisata sedang melakukan pembangunan sebuah

taman bermain bernama Jogja Eco Park. Jogja Eco Park menyediakan

berbagai wahana bermain baik untuk orang dewasa maupun anak-anak,

tidak hanya itu PT Jogja Eco Wisata juga membuat sebuah waterboom

didalam taman bermain Jogja Eco Park. Lokasi pembangunan ini terletak

di desa Candibinangun, dusun Kembangan kec.Pakem kab. Sleman DI

Yogyakarta.

3.2 Pengumpulan Data

Dalam pembuatan desain visual pengumpulan data dilakukan

dengan tiga tahap, yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka.

Penjelasan lebih lanjut seperti dibawah ini.

3.2.1 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara

langsung kepada projek menejer dari PT. Jogja Eco Wisata.

Page 9: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

6

3.2.2 Observasi

Observasi dilakukan dengan peninjauan langsung ke lokasi yang

dijadikan tempat pembangunan jogja eco park, hal ini dilakukan untuk

mengamati kondisi lingkungan yang ada disekitar pembangunan jogja eco

park.

3.3 Analisis Kebutuhan Desain

Dalam pembuatan desain visual ada beberapa hal yang dibutuhkan,

yaitu perangkat keras berupa PC/Laptop dan perangkat lunak.

Diantaranya adalah sbb :

3.3.1 Perangkat Keras

Dalam pembuatan desain visual perangkat keras yang digunakan

harus memadai sesuai dengan standar yang dibutuhkan. Ada dua

perangkat keras yang digunakan, yaitu perangkat keras untuk modeling

dan perangkat keras untuk rendering.

3.3.2 Perangkat Lunak

Dalam pembuatan desain visual, desainer menganalisis ada

beberapa perangkat lunak (software) yang akan digunakan, seperti

Google SketchUp, Plugin VRay dan Adobe Photoshop.

3.4 Analisis Konsep Pembuatan Desain

Berdasarkan analisis dan studi pustaka yang dilakukan, dalam

proses pembuatan desain visual digunakan strategi random search,

secara umum desainer membagi proses pembuatan desain menjadi

beberapa bagian yaitu preparing, designing, editing dan evaluasi desain.

Editing desain dilakukan apabila ada hal yang harus dirubah, diganti atau

ditambahkan pada desain.

Gambar 3-1 Alur Pembuatan Desain

Page 10: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

7

3.4.1 Strategi Pembuatan Desain

Setelah melakukan analisis mengenai desain visual yang akan

dibuat, diterapkan satu strategi yang akan digunakan untuk membuat

desain visual. Strategi yang digunakan dalam pembuatan desain visual

adalah strategi random search yang berarti pencarian secara acak.

3.4.2 Metode Pembuatan Desain

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dalam pembuatan desain

visual digunakan sebuah metode. Metode yang digunakan yaitu metode

kotak hitam (black box method). Metode ini adalah sebuah metode yang

mengarahkan desainer untuk berpikir intuitif atau imagining dalam

pembuatan sebuah desain.

3.4.3 Metode Rendering

Dalam pembuatan desain visual metode yang digunakan untuk

merender desain adalah metode Ray Tracing Rendering, metode ini

digunkan karena menghasilkan gambar yang paling realistik dibanding

metode render lainnya. Dengan metode Ray Tracing Rendering, proses

render akan memperhitungkan pencahayaan, bayangan, pembiasan dan

karakteristik textur/permukaan pada desain.

3.5 Perancangan Desain

Tahap ini merupakan langkah rinci yang digunakan untuk membuat

desain visual, penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

3.5.1 Pembuatan Aset

Sebelum aset dibuat, dilakukan pembuatan denah terlebih dahulu,

hal ini dilakukan agar ada acuan dalam pembuatan asset. Pembuatan

aset dilakukan satu per satu, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses

pembuatannya, aset-aset yang dibuat pada desain visual adalah kolam

renang (terdiri dari kolam utama, kolam arus, kolam pantai dan kolam

anak), restoran, taman, labirin, gazebo, kamar mandi dan tempat ganti.

Page 11: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

8

Gambar 3-2 Rancangan Desain

3.5.2 Penentuan Material

Material yang ada pada desain berupa tekstur dan atribut lain

seperti meja, kursi dan pepohonan. Tekstur digunakan untuk memberi

kesan pada permukaan desain, contohnya tekstur batu bata, rumput,

lantai, kayu stainless dll. Tekstur didapat dari file dengan format (*.jpeg

atau *.png), ukuran pada file gambar tersebut akan disesuaikan dengan

ukuran desain.

3.5.3 Rendering

Rendering dilakukan untuk menyatukan model dan tekstur serta

mengambil beberapa view dari desain visual yang dibuat. Hasil dari

rendering ditentukan dari tekstur yang digunakan dan pengaturan pada

render, semakin baik tekstur yang digunakan dan maksimalnya

pengaturan, maka semakin optimal view dari render yang dihasilkan.

Pencahayaan pada desain menggunakan default yang ada pada VRay.

4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pembuatan Desain Visual

Dalam proses pembuatan desain visual ada beberapa tahapan yang

dilakukan, yaitu Preparing (persiapan pembuatan desain), Designing

(pembuatan desain) dan Evaluasi Desain (Mengevaluasi desain). Masing-

masing tahapan tersebut mempunyai kegiatan tersendiri dalam

pembuatan desain visual.

Page 12: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

9

4.2 Preparing (persiapan pembuatan desain)

Pada masa preparing, kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan

hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan desain visual, seperti :

Mengumpulkan informasi tentang desain, Studi pustaka mengenai desain

visual dan Menganalisis konsep pembuatan desain yang akan dilakukan.

4.3 Designing (pembuatan desain)

4.3.1 Pembuatan Denah

Tahap designing dilakukan setelah tahap preparing selesai

dilakukan, Dalam tahap designing dimulailah pembuatan desain visual,

pembutan desain visual dimulai dengan membuat denah/tata letak dari

waterboom.

Gambar 4-1 Tata Letak Waterboom

Pembuatan tata letak ini dilakukan dengan menggunakan tool

drawingdan edit yang ada pada SketchUp.

4.3.2 Pembuatan Kolam Renang

Ada beberapa kolam renang pada waterboom Jogja Eco Park,

diantaranya adalah kolam renang utama, kolam renang arus, kolam

renang pantai dan kolam renang anak. Kolam renang utama dibuat

dengan konsep sebuah kolam besar yang dikelilingi oleh kolam arus,

kolam renang pantai dibuat dengan konsep seperti berada di pinggir

pantai, sedangkan kolam renang anak dibuat dengan konsep biasa yang

sesuai untuk anak-anak baik untuk berenang ataupun bermain.

Page 13: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

10

4.3.3 Pembuatan Slider

Pembuatan Slider dan wahana bermain anak-anak dilakukan oleh

pihak PT. Jogja Eco Wisata langsung, karena pembuatan slider

memerlukan perhitungan fisika yang matang seperti kecepatan, gaya,

beban, gravitasi, ketinggian dan kemiringan. Semuanya dikalkulasi

dengan perhitungan arsitektur yang baik, hal ini penting dilakukan untuk

memastikan keselamatan dan kenyamanan para pengunjung.

4.3.4 Pemberian Textur

Setelah modeling selesai, tahap selanjutnya adalah pemberian

textur pada model. Ada berbagai macam textur yang digunakan

diantaranya texture tembok, kaca, kayu, air rumput, stainless dll. Textur

diterapkan pada model agar objek terlihat lebih real. Berikut textur yang

digunakan dalam pembuatan desain visual.

4.3.5 Rendering

Setelah model dibuat dan diberikan textur, maka tahap selanjutnya

adalah redering. Dalam tahap rendering ada beberapa pengaturan yang

dilakukan, pengaturan ini disesuaikan dengan textur yang digunakan

untuk mendapatkan hasil render yang maksimal. Pengaturan utama ada

pada “Option” dan “Material Editor”.

4.3.6 Tampilan Desain

Setelah selesai dievaluasi dan melakukan beberapa perubahan pada

desain, desain dirender kembali, berikut beberapa tampilan (view) pada

desain:

Page 14: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

11

Gambar Bird View 1

Gambar Bird View 2

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa pembahasan diatas mengenai pembuatan desain

visual 3D didapat kesimpulan sebagai berikut:

Page 15: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

12

1. Pembuatan desain visual dengan strategi random search lebih

tepat dilakukan apabila tidak ada kepastian dalam setiap

tahapannya.

2. Metode berpikir dalam pembuatan desain visual dapat

menggunakan metode intuitif apabila tidak ada ketentuan pada

hasil akhir.

3. Proses modeling memerlukan waktu yang paling lama karena

tidak ada blueprint dalam pembuatan desain visual.

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan dan evaluasi desain, terdapat beberapa

kekurangan yang dimasukkan ke dalam saran agar kekurangan-

kekurangan tersebut dapat diperbaiki di masa yang akan datang. Poin-

poin saran adalah sebagai berikut:

1. Berikan analisis yang lebih rinci untuk memperjelas memudahkan

siapa saja dalam mengerti alur proses analisis tersebut.

2. Gunakan metode dan pengaturan render yang lebih baik agar

gambar yang dihasilkan terlihat lebih realistik lagi.

Pilih tekstur yang lebih nyata pada setiap bagian model agar gambar

render yang dihasilkan lebih optimal. Daftar Pustak

Page 16: JUDUL PEMBUATAN DESAIN VISUAL 3D WATERBOOM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3709.pdf ·  · 2014-02-183 2.2.1 Metode Kotak Kaca Metode kotak kaca (glass box method)

13

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa, P. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Beane, A. (2012). 3D Animation Essetials. Canada: John Wiley & Sons.

Fu Chiang, C., Alomar, D., Barrero, J., & Rentas, F. (2012). V-Ray for

SketchUp User Manual. V-Ray.

Madcoms. (2003). Seri Panduan Lengkap Adobe Photoshop 7.

Yogyakarta: Andi .

Sarwono, J. &. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual.

Yogyakarta: Andi.