juklak kkp final siska 07 june
DESCRIPTION
Juklak KKP FinalTRANSCRIPT
-
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
No. 500/2011
DIREKTORAT UTAMA REVBANG DIKLAT SUB DIREKTORAT LITBANG PEMERIKSAAN KEUANGAN
DAN KINERJA 2 0 1 1
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-
KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4/K/I-XIII.2/5/2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Pemeriksa harus
mempersiapkan dan memelihara dokumentasi/kertas kerja
pemeriksaan (KKP) dalam bentuk manual (dengan media kertas)
maupun dalam bentuk elektronis;
b. bahwa untuk keseragaman mekanisme atau prosedur pengelolaan
dokumentasi KKP sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang
perlu menetapkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor
4654);
3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 tahun 2007 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 4707);
-
4. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I-
VIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara
Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas pada Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
5. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007
tanggal 13 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008
tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan
sebagaimana telah diubah terakhir sesuai dengan Keputusan Badan
Pemeriksa Keuangan Nomor 05/K/I-XIII.2/2/2009 tanggal 26 Agustus
2009 tentang Perubahan atas Panduan Manajemen Pemeriksaan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
a. Kertas Kerja Pemeriksaan, yang selanjutnya disingkat KKP, adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh pemeriksa tentang prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian
yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang dibuat sehubungan dengan
pemeriksaannya.
b. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan, yang selanjutnya disebut
Juklak Pengelolaan KKP, adalah acuan bagi setiap pemeriksa dalam menyusun dan
mengelola KKP agar seragam dan sesuai dengan standar pemeriksaan.
Pasal 2
Juklak Pengelolaan KKP ini berisi uraian antara lain:
a. gambaran KKP yang menerangkan mengenai pengertian, sifat, dan lingkup, fungsi,
persyaratan, isi, dan pengelolaan KKP; dan
b. pengelolaan KKP mulai dari tahap perencanaan KKP, pelaksanaan KKP sampai dengan
tahap pengendalian KKP.
Pasal 3
Juklak Pengelolaan KKP ini merupakan petunjuk bagi seluruh Pemeriksa dalam menyusun
dan mendokumentasikan KKP.
-
Pasal 4
Juklak Pengelolaan KKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, ditetapkan dalam Lampiran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Pasal 5
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 26 Mei 2011
WAKIL KETUA,
HERMAN WIDYANANDA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KETUA,
HADI POERNOMO
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Inspektur Utama;
2. Tortama KN I-VII; 3. Para Kepala Perw akilan BPK; 4. Kadit LABH.
-
Lampiran : Keputusan BPK RI Nomor : /K/I-XIII.2/ /2011
Tanggal : 2011
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
2011
-
Juklak Pengelolaan KKP Daftar Isi
Direktorat Litbang Ditama Revbang Badan Pemeriksa Keuangan i
DAFTAR ISI
Hal DAFTAR ISI. i
DAFTAR GAMBAR... . ii DAFTAR LAMPIRAN . ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 A. Latar Belakang. 1
B. Tujuan Juklak .............................................................................................. 1
C. Lingkup Juklak............................. 1
D. Kedudukan Juklak dalam Pedoman Pemeriksaan BPK............................... 2 E. Dasar Hukum Penyusunan........................................................................... 3
F. Sistematika Juklak.................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM DOKUMENTASI PEMERIKSAAN..................... 5 A. Pengertian, Sifat, dan Lingkup............................ 5
B. Fungsi.......................................................................................................... 5
C. Persyaratan............................................................... 5 D. Isi ........................................................................ 6 E. Pengelolaan.................................................................................................. 7
BAB III PENGELOLAAN KKP................................................................................... 9 A. Perencanaan KKP........................................................................................ 9 B. Pelaksanaan KKP. 13 C. Pengendalian KKP.............................................. ........................................ 18 BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 23 A. Pemberlakuan Juklak .................................................................................. 23 B. Perubahan Juklak ........................................................................................ 23 C. Pemantauan Juklak....................................................................................... 23
REFERENSI
GLOSARIUM
PENYUSUN
LAMPIRAN
-
Juklak Pengelolaan KKP Daftar Isi
Direktorat Litbang Ditama Revbang Badan Pemeriksa Keuangan ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Gambar Kedudukan Juklak Pengelolaan KKP dalam Kerangka
Pedoman Pemeriksaan BPK
Gambar 3.1. Gambar Kardus KKP
Gambar 3.2. Gambar Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM)
Gambar 3.3. Gambar Contoh Hubungan antar KKP dan Referensi Silang
Gambar 3.4. Gambar Contoh Penempelan TRPM
-
Juklak Pengelolaan KKP Daftar Isi
Direktorat Litbang Ditama Revbang Badan Pemeriksa Keuangan iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1. Contoh Kertas Kerja Utama
Lampiran 3.2. Contoh Kertas Kerja Pendukung
Lampiran 3.3. Contoh Daftar Indeks KKP
Lampiran 3.4. Tata Cara Penomoran TRPM
Lampiran 3.5. Contoh Lembar Sampul Pemeriksaan Keuangan
Lampiran 3.6. Contoh Lembar Sampul untuk Pemeriksaan Kinerja dan PDTT
Lampiran 3.7. Contoh Hasil Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan
Lampiran 3.8. Contoh Lembar Reviu
Lampiran 3.9. Contoh Berita Acara Serah Terima KKP
Lampiran 3.10. Contoh Nota Pemberitahuan Penyerahan KKP
Lampiran 3.11. Contoh Daftar Isi KKP
Lampiran 3.12. Contoh Daftar Monitoring
Lampiran 3.13. Contoh Berita Acara Peminjaman KKP
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab I Pendahuluan
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Dalam rangka melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
pemeriksaan, pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara
dokumentasi pemeriksaan (audit documentation) berupa Kertas Kerja
Pemeriksaan (KKP).
Standar pemeriksaan &
dokumentasi pemeriksaan
02 KKP merupakan cerminan tingkat profesionalitas pemeriksa di dalam
melakukan pemeriksaan dan sebagai salah satu penilaian atas kualitas hasil
pemeriksaan. Oleh karena itu, KKP merupakan dukungan utama atas opini
atau simpulan, temuan, dan rekomendasi. KKP juga memuat informasi
yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa lain memperoleh informasi
yang memadai dalam mendukung tugas-tugasnya, seperti untuk
perencanaan pemeriksaan berikutnya, reviu KKP, serta pengendalian mutu
kinerja pemeriksaan.
Peranan dokumentasi pemeriksaan
03 BPK telah menetapkan Perangkat Lunak (PL) No. B-02 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), Laporan Hasil
Pemeriksaan, Surat Keluar, dan Arsip Pemeriksaan.
Pedoman tentang KKP sebelumnya
04 Seiring dengan perubahan peraturan perundang-undangan dan
perkembangan terkait dengan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara, maka BPK perlu menyempurnakan dan mengganti
pedoman sebelumnya, menjadi Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas
Kerja Pemeriksaan.
Penggantian
B. Tujuan Juklak
05
Tujuan Juklak ini adalah untuk memberikan pedoman dan arahan bagi
pemeriksa dalam menyusun dan mengelola KKP, agar seragam dan sesuai
dengan standar pemeriksaan.
Tujuan Juklak
C. Lingkup Juklak
06 Juklak ini mencakup gambaran KKP secara umum dan pengelolaan KKP
secara manual. Pengelolaan KKP Elektronis (e-KKP) akan diatur dalam
petunjuk teknis tersendiri.
Lingkup Juklak
07 Pemeriksa dapat mempersiapkan dan memelihara KKP secara elektronis
dengan mengacu pada gambaran umum dan aturan yang relevan dalam
Juklak ini, sebelum pedoman teknis mengenai KKP secara elektronis
ditetapkan.
Penerapan KKP
elektronis
08 Contoh dan/atau format yang terdapat di dalam Juklak ini merupakan salah
satu gambaran minimum bagi pemeriksa dalam mengelola KKP. Contoh
dan/atau format KKP yang lebih rinci atas suatu pemeriksaan dapat dilihat
pada juklak dan juknis terkait.
Contoh & format
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab I Pendahuluan
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 2
09 Juklak ini tidak mengatur penyusunan KKP dari aspek substansi atau
muatan KKP sebagai pelaksanaan program pemeriksaan (P2) dan/atau
program kerja perorangan (PKP). Aspek substansi atau muatan KKP
tersebut diatur dalam juklak dan juknis yang relevan.
Substansi/ muatan KKP
D. Kedudukan Juklak dalam Pedoman Pemeriksaan BPK
10 Juklak ini merupakan bagian dari pedoman pemeriksaan BPK yang sama
tingkatnya dengan juklak pemeriksaan BPK lainnya. Juklak merupakan
pedoman pemeriksaan di bawah pedoman umum pemeriksaan, yaitu
SPKN, PMP dan Kode Etik BPK.
Kedudukan Juklak KKP
11 Juklak ini mengatur pedoman yang menjabarkan dokumentasi pemeriksaan
yang telah diatur dalam SPKN dan PMP. Juklak mengatur prosedur
dan/atau metodologi secara umum dan minimal yang harus dipenuhi.
Apabila diperlukan pedoman yang lebih rinci dan/atau teknis terkait
dengan pengelolaan KKP, maka pengaturan lebih rinci tersebut diatur
dalam suatu petunjuk teknis (juknis). Gambar 1.1. berikut menunjukkan
kedudukan Juklak ini di dalam kerangka pedoman pemeriksaan BPK.
Juklak Pengelolaan KKP & Juknis
12 UUD 1945
Peraturan Per-UU-an Pemeriksaan Keuangan Negara
SPKN PMP Kode Etik
100
Pemeriksaan Keuangan200
Pemeriksaan Kinerja
300
Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
101.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL
102.000
Pemeriksaan LKPD
100.003
Penetapan Batas Materialitas
Pemeriksaan Keuangan
100.004
Penentuan Metode Uji Petik
Pemeriksaan Keuangan
100.002
Pemahaman dan Penilaian Risiko
Pemeriksaan
100.001
Pemahaman dan Penilaian SPI
Pemeriksaan Keuangan
200.001
Penentuan Area Kunci
302.001
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengelolaan Limbah RSUP/
RSUD
302.002
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengendalian Pencemaran Udara
201.000
Pemeriksaan Kinerja Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(RHL)
303.000
Pemeriksaan Pengadaan Barang
dan Jasa
304.000
Pemeriksaan Subsidi Listrik
306.000
Pemeriksaan PNBP dan PAD
Pertambangan
305.000
Pemeriksaan Subsidi Pangan
200.002
Penentuan Kriteria
Pedoman UmumPedoman Umum
JuklakJuklak
JuknisJuknis
103.000
Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bank Indonesia
301.000
Pemeriksaan Investigatif
400
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu
500
Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
400.001Reviu Pemeriksaan
501.001Pengelolaan KKP Elektronis
Gambar 1.1 Kedudukan Juklak Pengelolaan KKP dalam Kerangka Pedoman Pemeriksaan BPK
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab I Pendahuluan
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 3
E. Dasar Hukum Juklak
13 Dasar hukum penyusunan pedoman ini adalah:
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI nomor 01 tahun 2007
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN);
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 4400);
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 4654;
3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 4707);
4. Keputusan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pelaksanaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
5. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 09/K/I-XIII.2/7/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata
Cara Penyusunan atau Penyempurnaan Pedoman Pemeriksaan dan
Non Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia;
6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 03/K/I-XIII.2.2/03/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM);
7. Keputusan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 5/K/1-XIII.2/8/2009 tentang Perubahan atas Keputusan
Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tentang
Panduan Manajemen Pemeriksaan.
Dasar hukum penyusunan Juklak
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab I Pendahuluan
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 4
F. Sistematika Juklak
14
BAB I : Pendahuluan
Bab ini mengatur tentang latar belakang, tujuan,
lingkup, kedudukan, dasar hukum, dan
sistematika Juklak.
BAB II : Gambaran Umum Kertas Kerja Pemeriksaan
Bab ini mengatur tentang pengertian, bentuk,
lingkup, fungsi dan manfaat, persyaratan, isi,
dan pengelolaan kertas kerja pemeriksaan.
BAB III : Pengelolaan KKP
Bab ini mengatur tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian KKP.
BAB IV : Penutup
Bab ini mengatur mengenai penerapan dan
masukan untuk penyempurnaan Juklak ini di
masa depan.
Sistematika Juklak
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab II Gambaran Umum
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 5
BAB II GAMBARAN UMUM
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
A. Pengertian
01. Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) merupakan catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh pemeriksa tentang prosedur pemeriksaan yang
ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
simpulan yang dibuat sehubungan dengan pemeriksaannya1.
Pengertian KKP
02. KKP dapat didokumentasikan dalam media kertas dan/atau media
elektronis. Bentuk KKP tersebut dapat berupa catatan hasil pelaksanaan
prosedur pemeriksaan, bukti-bukti seperti surat konfirmasi, surat
representasi, daftar uji (check list), hasil analisis pemeriksa, hasil
wawancara, termasuk korespondensi baik manual maupun elektronis (e-
mail). Namun, KKP bukan merupakan pengganti suatu dokumen
akuntansi sebagai sumber pencatatan (records) atau pertanggungjawaban
entitas yang diperiksa.
03. KKP meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa (tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan), bukti-bukti
pemeriksaan yang kompeten, relevan, dan cukup untuk mendukung
catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa.
B. Fungsi
04. KKP terutama berfungsi untuk:
1. menyediakan penunjang utama bagi laporan hasil pemeriksaan (LHP), termasuk representasi tentang pengamatan atas standar
pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam LHP dengan
disebutkannya frasa berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN);
2. membantu pemeriksa dalam pelaksanaan dan supervisi pemeriksaan;
3. menjadi bahan penilaian atas kualitas pemeriksa dan pemeriksaan; dan
4. menyediakan data dan informasi bagi kelanjutan pemeriksaan dan
perencanaan pemeriksaan berikutnya.
Fungsi KKP
C. Persyaratan
05. Untuk menjaga mutu kinerja pemeriksaan, KKP harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. cukup, yaitu harus memadai untuk mendukung temuan-temuan,
simpulan dan rekomendasi berdasarkan pertimbangan profesional
pemeriksa;
2. kompeten, yaitu memiliki dukungan bukti yang kuat;
3. relevan, yaitu sesuai dengan waktu dan substansi pemeriksaan dalam
program pemeriksaan;
Persyaratan KKP
1 Standar Profesional Akuntan Publik, SA seksi 339.03 dan International Standard on Auditing 230 Audit Documentation.
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab II Gambaran Umum
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 6
4. akurat atau tepat, yaitu sesuai dengan fakta dan bukti, termasuk hasil
analisis atau hasil perhitungan;
5. lengkap, sesuai dengan lingkup dalam program pemeriksaan, dan
mengandung isi seperti disebutkan dalam Juklak ini ;
6. ringkas, yaitu merupakan ringkasan dan penafsiran data yang
dilakukan oleh pemeriksa dan bukan hanya merupakan penyalinan
catatan entitas ke dalam KKP;
7. jelas dan informatif, yaitu tidak menimbulkan arti ganda, mudah
dimengerti, dan tidak diperlukan penjelasan lisan tambahan yang
menggambarkan proses pemeriksaan yang dilakukan;
8. sistematis, yaitu memiliki tata urutan yang jelas dan konsisten;
9. rapi, yaitu mudah dibaca, mudah diketahui jejak, dan mudah direviu;
10. aman, yaitu bebas dari akses pihak lain yang tidak berkepentingan
dalam proses pemeriksaan sehingga terjaga kerahasiannya dan bebas
dari risiko hilang serta rusak;
11. mudah diakses, yaitu dapat dicari dan diperoleh sesuai dengan
ketentuan penggunaan KKP; dan
12. bersih, yaitu terjaga dari kotoran yang dapat merusak dan menyulitkan
penggunaan KKP sesuai ketentuan penggunaannya.
06. Pemeriksa dan pejabat yang terlibat dalam pengelolaan KKP,
bertanggung jawab untuk dapat memenuhi dan menjaga tercapainya
persyaratan pendokumentasian hasil pemeriksaan seperti telah disebutkan
di atas. Persyaratan tersebut harus dipenuhi pada tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengendalian KKP.
D. Isi
07. Untuk jenis dan/atau sasaran pemeriksaan yang sama, maka format KKP
dibuat sama atau seragam. Format secara umum seperti indeksasi, format
KKP, media penyimpanan, dan bentuk umum KKP diatur dalam Juklak
ini. Format KKP secara substansi diatur dalam masing-masing juklak dan
juknis pemeriksaan yang relevan.
Format
08. KKP berisi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa yang paling tidak
memuat informasi sebagai berikut:
1. Judul KKP;
2. Nama, paraf, dan tanggal penyusun, pereviu, dan pemberi
persetujuan;
3. Indeks KKP;
4. Referensi silang (cross reference) yang menggambarkan hubungan
antar KKP dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
hasil pemeriksaan, termasuk pula hubungan dengan KKP periode
sebelumnya (bila diperlukan);
5. Catatan pemeriksa terkait dengan informasi yang disajikan dalam
KKP tersebut; dan
6. Simpulan pemeriksa yang didukung oleh hasil analisis sesuai dengan
lingkup program pemeriksaan.
Isi
09. KKP dilengkapi dengan kode dan simbol tertentu secara konsisten dan
sistematik. Kode dan simbol tersebut meliputi indeksasi KKP; referensi
silang (cross reference) antar KKP pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
Kode atau simbol
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab II Gambaran Umum
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 7
dan pelaporan hasil pemeriksaan serta KKP sebelumnya; tick marks; dan
tanda reviu. Penggunaan kode atau simbol pada KKP harus dijelaskan
pemeriksa. Penjelasan tersebut termasuk dalam KKP.
10. Tick marks adalah tanda berupa simbol/huruf/angka yang digunakan
untuk menandakan bahwa suatu prosedur pemeriksaan telah dilakukan
oleh pemeriksa, atau menandakan pemberian penjelasan lebih lanjut atas
suatu informasi. Tick marks digunakan untuk menyederhanakan
pendokumentasian pekerjaan yang telah dilakukan dan kondisi yang
ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Tick marks ini diletakkan di
dekat/di sebelah data yang dijelaskannya. Penulisan tick marks sebaiknya
menggunakan warna yang berbeda dengan warna tulisan yang merupakan
isi dari dokumen pemeriksaan tersebut. Setiap penggunaan tick marks ini
harus disertai dengan label keterangan (legenda) yang menjelaskan
maksud dari penggunaan tanda tersebut. Legenda tersebut sebaiknya
singkat dan dapat menjelaskan hasil dari prosedur pemeriksaan yang
dilakukan. Tick marks tidak boleh diberikan apabila prosedur tersebut
tidak dilakukan oleh pemeriksa. Contoh kode tick marks yang dapat
digunakan antara lain:
Prosedur footing sudah dilakukan
< Prosedur cross footing sudah dilakukan
RK Sesuai dengan rekening koran
= Sesuai dengan saldo terperiksa (audited balance) tahun lalu
Tidak sesuai dengan saldo terperiksa (audited balance) tahun
lalu
B Sesuai dengan buku besar
bp Sesuai dengan buku pembantu
Pemeriksa dapat mengembangkan sendiri kode tick mark yang lain,
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Tick marks
E. Pengelolaan
11. Pengelolaan KKP meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
KKP.
Lingkup Pengelolaan
KKP
12 Perencanaan KKP meliputi penyusunan indeksasi dan penyiapan formulir
KKP. Perencanaan
13 1) Indeksasi KKP dikelompokkan, sebagai berikut:
2) 1. Indeks A untuk dokumentasi perencanaan pemeriksaan; 3) 2. Indeks B untuk dokumentasi pelaksanaan pemeriksaan; dan
4) 3. Indeks C untuk dokumentasi pelaporan hasil pemeriksaan.
Indeksasi
14 5) Penyiapan instrumen KKP dilakukan pemeriksa dengan memperhatikan juklak dan juknis yang relevan.
Penyiapan Instrumen
15 6) Pelaksanaan KKP dilakukan sesuai tahapan pemeriksaan yang meliputi:
penyusunan, pemberian referensi silang (cross reference), pereviuan,
penyerahan, dan penyimpanan.
Pelaksanaan
16 Penyusunan KKP dilakukan oleh anggota tim pemeriksa dengan
berpedoman pada juklak dan juknis yang relevan. Hasil penyusunan
disampaikan kepada ketua tim dan/atau ketua subtim untuk direviu.
Penyusunan
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab II Gambaran Umum
Direktorat Litbang Ditama Revbang BPK 8
17 Sebelum diserahkan kepada ketua tim/ketua sub tim, anggota tim
melengkapi KKP yang disusunnya dengan referensi silang.
Referensi silang
18 KKP yang telah disusun selanjutnya direviu secara berjenjang oleh Ketua
Subtim, Ketua Tim dan Pengendali Teknis. Lingkup reviu masing-masing
pereviu mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan BPK.
Reviu KKP
19 KKP yang telah direviu dan disetujui penanggung jawab, diserahkan
kepada pejabat pengelola KKP (kasubaud) sebagai bagian dari
pertanggungjawaban pekerjaan pemeriksaan. Penyerahan KKP dari
penanggung jawab kepada kasubaud selambat-lambatnya sepuluh hari
kerja setelah tanggal surat keluar diterbitkan. Selanjutnya Kasubaud
menyimpan KKP yang telah diserahkan kepadanya, selama dua tahun.
Penyerahan dan
Penyimpanan
20 KKP yang telah diserahkan kepada Kasubaud, dikendalikan untuk
menjamin keamanan. Kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh
Kasubaud meliputi penyimpanan, peminjaman (untuk keperluan
pemeriksaan selanjutnya dan pereviuan untuk quality control and
assurance), pemindahan, pemusnahan, dan penggunaan lain sesuai
ketentuan penggunaan KKP.
Pengendalian
21 Keamanan KKP meliputi keamanan dari kehancuran, kebakaran,
kehilangan, ketidakteraturan, dan penggunaan yang tidak sesuai ketentuan
penggunaan KKP.
Keamanan
22 Penyimpanan KKP dapat dilakukan dengan menggunakan media kertas
(hard copy) dan/atau secara elektronis yang berasal dari hasil pengolahan
data dengan komputer maupun hasil pemindaian (scanning).
Penyimpanan KKP dilakukan dalam suatu ruangan atau tempat atau
media yang menjamin keamanan, kemudahan akses, kerapian, dan
kebersihan.
Penyimpanan
23 Peminjaman KKP dilakukan dengan persetujuan pejabat penanggung
jawab dokumen tersebut setelah memerhatikan ketentuan penggunaan
KKP. Dalam Juklak ini, pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan
KKP tersebut untuk selanjutnya disebut Pejabat Pengelola KKP yaitu
pejabat yang diberi kewenangan oleh pemberi tugas untuk mengelola
KKP. Pejabat ini serendah-rendahnya adalah pejabat struktural setingkat
eselon III. Penggunaan lain atas KKP, seperti peminjaman untuk proses
penyelidikan dan/atau penyidikan aparat penegak hukum dilakukan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Peminjaman
24 Penanggung jawab pemeriksaan dan/atau Pejabat Pengelola KKP
bertanggung jawab atas pemindaian (scanning) KKP, sebagai dokumen
cadangan (back up file) atas dokumentasi hasil pemeriksaan.
Pemindaian
25 Pemusnahan KKP harus sesuai dengan ketentuan tentang pemusnahan
dokumentasi dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pejabat Pengelola
KKP.
Pemusnahan
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 9
BAB III
PENGELOLAAN KKP
01.
Pengelolaan KKP terdiri dari tiga tahapan yaitu:
a. perencanaan KKP; b. pelaksanaan KKP; dan
c. pengendalian KKP.
A. Perencanaan KKP
02. Perencanaan KKP merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
persiapan KKP, sebelum dimulainya proses pemeriksaan yang meliputi:
1. Penyusunan pola indeksasi KKP; dan
2. Penyiapan instrumen KKP.
Perencanaan KKP
03. Pola indeksasi dibuat pada saat penyusunan P2. Tim Perencanaan
Pemeriksaan (TPP) atau pemeriksa yang ditunjuk untuk menyusun P2,
bertanggung jawab untuk menyusun pola indeksasi KKP. Pola indeksasi
dilakukan sesuai kelompok akun laporan keuangan atau kegiatan atau
program objek yang diperiksa atau prosedur pemeriksaan yang ada dalam
P2. Pola indeksasi dibuat sistematis dan tidak terlalu rumit, sehingga
dapat memudahkan pemeriksa dalam melakukan indeksasi. Pola indeks
KKP dimulai dengan hasil atau output akhir pekerjaan pemeriksa. Contoh
pada tahap perencanaan pemeriksaan dengan output surat tugas dengan
indeks A1 dan P2 dengan indeks A2.
Penyusunan pola indeksasi KKP
04. KKP diklasifikasikan dalam tiga kelompok indeks yaitu indeks A, B, dan
C dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Indeks A untuk KKP terkait perencanaan pemeriksaan;
2. Indeks B untuk KKP terkait pelaksanaan pemeriksaan; dan
3. Indeks C untuk KKP terkait pelaporan hasil pemeriksaan.
Indeks KKP
05. KKP Indeks A meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam
tahap perencanaan pemeriksaan yang menghasilkan surat tugas, P2, dan
PKP. Contoh penyusunan KKP indeks A yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
A. 1. Surat Tugas;
A. 2. Program Pemeriksaan;
A.2.1. PKP Anggota Tim 1;
A.2.2. PKP Anggota Tim 2;
A.3 dst. dokumentasi untuk hasil perencanaan pemeriksaan (sesuai
pedoman pemeriksaan masing-masing jenis pemeriksaan).
KKP Indeks A
06. Dokumen tetap (permanent files) seperti struktur organisasi, tata kerja
entitas yang diperiksa, dan peraturan perundang-undangan disimpan
dalam suatu media penyimpanan dokumen tetap/database entitas.
Apabila tidak ada perubahan informasi atas dokumen tetap pada
pemeriksaan tahun berjalan, maka pemeriksa tidak perlu memperoleh
dokumen tetap tersebut. Selanjutnya, pemeriksa cukup membuat catatan
atau referensi silang yang menunjukkan kode/indeks media penyimpanan
dokumen tetap tersebut disimpan. Selain disimpan dalam suatu media
penyimpanan dokumen tetap, dokumen tetap juga dapat dirujuk (refer) ke
Permanent files dan pemutakhirannya
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 10
sistem aplikasi database entitas apabila sistem aplikasi tersebut telah
dibuat dan dimutakhirkan. Pemeriksa memutakhirkan informasi dan
dokumen tetap yang mengalami perubahan sebagai bagian dari pekerjaan
perencanaan pemeriksaan dalam bentuk catatan dan/atau hasil
pekerjaannya pada KKP tahun berjalan.
07. KKP Indeks B meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa serta
bukti-bukti pendukung yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan
pemeriksaan yang menghasilkan simpulan dan/atau temuan pemeriksaan.
KKP Indeks B
08. KKP Indeks B untuk pemeriksaan keuangan terdiri dari temuan
pemeriksaan, tanggapan entitas yang diperiksa, dan KKP untuk masing-
masing akun yang terdiri dari cover sheet, hasil pelaksanaan prosedur
pemeriksaan (HP3), KKP utama (lead schedule) dan KKP pendukung
(supporting schedule). Contoh format kertas kerja utama dan kertas kerja
pendukung tersebut dapat dilihat pada Lampiran III.1 dan Lampiran III.2.
KKP indeks B untuk
pemeriksaan keuangan
09. Contoh penyusunan KKP indeks B untuk pemeriksaan atas laporan
keuangan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: B.1. Temuan pemeriksaan termasuk daftar usulan koreksi, dalam
pemeriksaan laporan keuangan; B.2. Tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan; B.3. Konsep temuan pemeriksaan; B.4. dst. dokumentasi hasil pelaksanaan pemeriksaan
berdasarkan akun laporan keuangan yang diperiksa atau P2 dan PKP;
B.4.1 Pemeriksaan Akun Kas dan Bank; B.4.2. Pemeriksaan Akun Piutang; B.4.3. Dst.; B.5. Hasil reviu atas kewajiban kontinjensi, kontrak jangka
panjang (contingent liabilities) dan kejadian setelah tanggal neraca (subsequent event); dan
B.6. Laporan keuangan entitas yang belum diperiksa (unaudited).
Contoh untuk
pemeriksaan keuangan
10. KKP Indeks B untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT terdiri dari temuan
pemeriksaan, tanggapan entitas yang diperiksa, cover sheet dan HP3.
Untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT tidak menggunakan KKP Utama
dan KKP Pendukung.
KKP indeks B untuk pemeriksaan kinerja dan
PDTT
11. Pengelompokkan KKP Indeks B dalam tahap pelaksanaan dapat
dilakukan berdasarkan:
1. langkah-langkah prosedur pemeriksaan yang tertuang dalam P2;
2. kelompok akun dalam laporan keuangan seperti contoh dalam paragraf
09 di atas (untuk pemeriksaan keuangan); atau
3. program atau kegiatan yang diperiksa (untuk pemeriksan kinerja dan
PDTT).
Pengelompokan KKP Indeks B
12. Contoh penyusunan KKP indeks B untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT
adalah sebagai berikut: B.1. Temuan pemeriksaan; B.2. Tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan; B.3. Konsep temuan pemeriksaan; B.4. dst. dokumentasi hasil pelaksanaan pemeriksaan
berdasarkan program/kegiatan yang diperiksa atau P2 dan PKP;
Contoh untuk Pemeriksaan Kinerja
dan PDTT
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 11
B.4.1 Pemeriksaan atas program/kegiatan pertama yang diperiksa; B.4.2. Pemeriksaan atas program/kegiatan kedua yang diperiksa; B.4.3. Dst.
13. Contoh dokumen-dokumen KKP indeks B antara lain berupa bukti-bukti
yang diperoleh pada tahap pelaksanaan pemeriksaan, hasil analisis
pemeriksa, hasil pengujian lain seperti tertuang dalam P2, risalah rapat
dengan entitas, serta pendokumentasian temuan pemeriksaan. Dokumen-
dokumen tersebut merupakan bukti pendukung atas HP3 yang relevan.
Bukti-bukti yang diperoleh selama pemeriksaan harus diberi suatu
catatan atau simpulan atau hasil analis is pemeriksa, serta diberi nomor
indeks yang dapat ditelusuri (cross reference).
Buki pendukung KKP Indeks B
14. KKP Indeks C meliputi catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa dalam
tahap pelaporan pemeriksaan.
KKP Indeks C
15. Contoh penyusunan KKP indeks C untuk pemeriksaan keuangan adalah
sebagai berikut: C.1. Surat pengantar penyampaian LHP;
C. 2. LHP, termasuk laporan keuangan yang diperiksa;
C. 3. Surat representasi manajemen;
C. 4. Tanggapan pejabat entitas yang diperiksa;
C. 5. Konsep LHP;
C. 6. Konsep Laporan Keuangan yang telah diperiksa;
C. 7. Kertas Kerja Laporan Keuangan (worksheet);
C. 8. Hasil reviu atas konsep LHP awal;
C. 9. Konsep LHP awal; dan
C. 10. Resume pembahasan penyusunan LHP.
KKP Indeks C untuk pemeriksaan keuangan
16. Contoh penyusunan KKP indeks C untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT
adalah sebagai berikut: C. 1. Surat pengantar penyampaian LHP;
C. 2. LHP;
C. 3. Tanggapan pejabat entitas yang diperiksa;
C. 4. Konsep LHP;
C. 5. Hasil reviu atas konsep LHP awal;
C. 6. Konsep LHP awal; dan
C. 7. Resume pembahasan penyusunan LHP.
KKP Indeks C untuk pemeriksaan kinerja dan
PDTT
17. Adapun contoh rincian beberapa KKP beserta daftar indeks yang dibuat
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan, dapat
dilihat pada matriks yang ada pada Lampiran III.3. Daftar indeks untuk
menentukan pola indeksasi pada saat pemeriksaan ini sebaiknya dibuat
pada tahap perencanaan KKP, sehingga memudahkan pemberian indeks
pada saat penyusunan KKP.
Daftar indeks KKP
18. Ketua tim bertanggung jawab atas kelengkapan instrumen KKP yaitu
formulir-formulir KKP, media penyimpanan KKP (kardus, ordner, map),
dan Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM).
Penyiapan instrumen KKP
19. Formulir KKP disiapkan sebelum tahapan pemeriksaan dilakukan.
Format formulir disesuaikan dengan format yang diatur dalam juklak dan
juknis yang relevan.
Formulir KKP
20. Ketua tim pemeriksa bertanggung jawab atas kesiapan media TRPM dan media penyimpanan
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 12
penyimpanan dan TRPM untuk penyerahan KKP kepada pemberi tugas
dan/atau pejabat eselon III satuan kerja pelaksana BPK di bidang
pemeriksaan. TRPM dikelola oleh Kasubaud MIA atau Kasubagset
Kalan, sedangkan media penyimpanan KKP dapat diperoleh dari
Biro/Sub Bagian Umum. TRPM diperoleh Kasubaud MIA/Kasubagset
Kalan melalui permintaan tertulis ke Biro Umum. Media penyimpanan
KKP dalam bentuk kardus diperoleh ketua tim dari Biro/Sub Bagian
Umum melalui permintaan tertulis dari pejabat Eselon II/III satuan kerja
pelaksana BPK di bidang pemeriksaan.
21. Media penyimpanan KKP memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Kardus KKP menggunakan bahan kardus berwarna coklat yang tidak
mudah rusak dengan ketebalan bahan minimal 2 (dua) mm;
2. Kardus KKP berbentuk kotak dengan ukuran panjang 38,5 cm, lebar
18,5 cm dan tingginya 30 cm; dan
3. Bagian atas kardus merupakan penutup dari kardus tersebut dengan
kait penutup kardus yang memiliki panjang 38,5 cm dan lebar 8 cm.
Syarat kardus KKP
Gambar 3.1 Kardus KKP
22. TRPM memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. TRPM terbuat dari bahan kertas stiker berlapis plastik yang tidak mudah
rusak dan mengelupas;
Syarat TRPM
18,5 cm
38,5 cm
30 cm
2 mm
Ketebalan Kardus KKP
Ukuran Kardus KKP
Kotak ini
diisi dengan
Label
Identitas
KKP
BPK RI
30 cm
18,5 cmSisi Identitas Kardus
38,5 cm
18,5 cm
8 cm
Ukuran Kait Penutup Kardus
ATAS
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 13
2. TRPM berwarna biru langit;
3. TRPM berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar
6,5 cm;
4. TRPM terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang dilekatkan pada kardus
KKP dan Lembar Kontrol Pengendalian Mutu dengan nomor seri
berurutan (prenumbered); dan
5. TRPM memuat simbol BPK dan tahun penggunaan, tanda dan tingkat
reviu, paraf pereviu dan tanggal reviu.
Gambar 3.2 Tandar Reviu Pengendalian Mutu (TRPM)
23. Penomoran TRPM dibuat tercetak yang terdiri dari tujuh digit angka. Satu
digit kelompok pertama TRPM menunjukkan unit kerja di level eselon I
(AKN), tiga digit kelompok kedua menunjukkan satuan kerja pada level
eselon II sedangkan tiga kelompok digit selanjutnya menunjukkan urutan
TRPM. Contoh penomoran TRPM adalah sebagai berikut:
Kode 5193015. Kode 5 menunjukkan unit kerja AKN 5. Angka 193
menunjukkan Kantor Perwakilan NAD, sedangkan 015 menunjukkan
urutan TRPM. Kode unit kerja secara lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran III.4.
Penomoran TRPM
B. Pelaksanaan KKP
24. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan KKP meliputi:
1. Penyusunan KKP;
2. Pemberian referensi silang (cross reference);
3. Pereviuan KKP;
4. Penyerahan KKP; dan
5. Penyimpanan KKP.
Pelaksanaan KKP
25. Penyusunan KKP dilakukan oleh anggota tim pemeriksa. KKP yang disusun
setidaknya memuat informasi mengenai:
1. Identitas BPK (simbol dan nama);
2. Pernyataan Kertas Kerja Pemeriksaan;
3. Objek, entitas, dan tahun yang diperiksa;
4. Nomor atau kode indeks KKP;
5. Nama dan paraf penyusun, pereviu dan pemberi persetujuan KKP, serta
tanggal penyusunan, pereviuan, dan persetujuannya;
6. Kegiatan dan/atau langkah pemeriksaan yang dilakukan;
7. Hasil kegiatan dan/atau simpulan yang dihasilkan pemeriksa; dan
8. Referensi silang yang memadai.
(1) Penyusunan KKP
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 14
26. Seluruh informasi terkait akun/program/area kunci tertentu yang telah
diperoleh selama pemeriksaan serta simpulan akhir pemeriksa dituangkan
dalam suatu KKP lembar sampul (cover sheet).
Lembar sampul (Cover sheet)
27. Penyusunan KKP untuk tahap perencanaan dan pelaporan pemeriksaan tidak
perlu menggunakan lembar sampul. Pendokumentasiannya menggunakan
format yang sudah ada dalam pedoman pemeriksaan terkait. Sebagai
contoh, KKP untuk mendokumentasikan kegiatan pemahaman tujuan
pemeriksaan dan harapan penugasan dapat dilihat pada Lampiran III.2. dari
Juklak Pemeriksaan Keuangan.
KKP Tahap Perencanaan
Pemeriksaan
28. Penyusunan KKP untuk tahap pelaksanaan pemeriksaan dilakukan anggota
tim pemeriksa melalui KKP lembar sampul. KKP lembar sampul ini memuat
informasi mengenai:
1. Hasil pemeriksaan yang merupakan rangkuman dari KKP Hasil
Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3). Isi hasil pemeriksaan di KKP
lembar sampul ini antara lain adalah jurnal koreksi, pokok-pokok
temuan pemeriksaan, dan/atau hasil pelaksanaan prosedur pemeriksaan
yang telah dilakukan.
2. Simpulan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan atas
akun/program/area kunci yang diperiksa tersebut, meliputi kewajaran
penyajian akun, terpenuhinya aspek ekonomis/efisiensi/efektivitas suatu
area kunci, tingkat kepatuhan suatu pelaksanaan program dsb.
Lembar sampul pelaksanaan
pemeriksaan
29. KKP Lembar Sampul pemeriksaan keuangan meliputi:
1. nama dan deskripsi akun atau pos;
2. saldo sebelum diperiksa (unaudited balance);
3. jurnal koreksi saldo akun, apabila ada;
4. saldo setelah diperiksa (audited balance),
5. hasil pemeriksaan; dan
6. simpulan.
Contoh lembar sampul untuk pemeriksaan keuangan dapat dilihat pada
Lampiran III.5.
Lembar sampul pelaksanaan
pemeriksaan keuangan
30. Simpulan dan hasil pemeriksaan dalam lembar sampul pemeriksaan
keuangan didukung oleh KKP utama (lead schedule) dan KKP pendukung
(supporting schedule) yang relevan. Informasi dalam KKP pendukung,
didukung oleh KKP tentang HP3.
Pendukung lembar sampul pemeriksaan
keuangan
31. KKP lembar sampul untuk pelaksanaan pemeriksaan kinerja dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu merupakan dokumentasi hasil dan
simpulan pelaksanaan P2 oleh anggota tim pemeriksa atas program/area
kunci tertentu. Contoh lembar sampul KKP untuk pelaksanaan pemeriksaan
kinerja atau pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat dilihat pada Lampiran
III.6. Pemeriksaan Kinerja dan PDTT tidak perlu menggunakan KKP utama
dan KKP pendukung.
Lembar sampul pelaksanaan
pemeriksaan kinerja
& PDTT
32. Objek pemeriksaan dalam KKP lembar sampul didukung oleh KKP Hasil
Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan (HP3). HP3 merupakan dokumentasi
dari setiap prosedur yang harus dilaksanakan oleh pemeriksa di lapangan
sesuai dengan P2/PKP. HP3 ini antara lain memuat:
tujuan, yaitu tujuan pelaksanaan suatu prosedur pemeriksaan, sesuai dengan yang telah ditentukan dalam P2;
langkah/prosedur yang dilakukan;
Hasil Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan (HP3)
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 15
hasil pemeriksaan, dapat berupa jurnal koreksi, kondisi yang ditemukan berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, baik kondisi yang positif
(sesuai dengan kriteria) ataupun negatif (tidak sesuai dengan kriteria);
simpulan pemeriksaan, yang merupakan jawaban atas tujuan dari prosedur pemeriksaan yang telah dilakukan.
Contoh formulir Hasil Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan dapat dilihat pada
Lampiran III.7.
33. Pada setiap pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam menerapkan
standar pemeriksaan. Akan tetapi, dapat terjadi bahwa pemeriksa tidak dapat
mematuhi standar pemeriksaan dan juga tidak dapat mengundurkan diri dari
penugasan pemeriksaan ataupun tidak dapat menindaklanjuti suatu prosedur
pemeriksaan sesuai dengan Program Pemeriksaan. Dalam keadaan demikian,
pemeriksa harus mendokumentasikan permasalahan tersebut dalam KKP
disertai dengan alasan dan dampak dari permasalahan yang dihadapi.
Kondisi ini akan menjadi dasar bagi pemeriksa dalam mengambil
opini/simpulan pemeriksaan. Apabila dipandang perlu, seorang pemeriksa
juga dapat memperluas pengujian pemeriksaan, maka akan dibuat prosedur
tambahan atau dapat merubah prosedur dalam P2. Prosedur perubahan atas
P2 mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan BPK.
KKP untuk penambahan
prosedur atau standar pemeriksaan
yang tidak dapat
dipenuhi
34. Penyusunan untuk tahap pelaporan tidak perlu menggunakan KKP lembar
sampul, namun informasi mengenai objek pemeriksaan dan hasil kegiatan
harus tetap dipenuhi dalam setiap KKP untuk tahap pelaporan. Perubahan
terkait substansi maupun susunan KHP sejak dari konsep awalnya,
didokumentasikan dalam KKP tersendiri. KKP untuk tahap pelaporan hasil
pemeriksaan meliputi LHP, konsep LHP, risalah pembahasan dalam rangka
penyusunan konsep LHP, dokumen dan/atau laporan dari yang diperiksa
seperti tanggapan atas konsep LHP, representasi dari pihak yang diperiksa,
lembar reviu, dan dokumen pendukung lain yang relevan.
Penyusunan KKP tahap pelaporan
35. Anggota tim pemeriksa memberikan referensi silang (cross reference) pada
KKP yang disusunnya. Referensi silang tersebut menghubungkan KKP
dalam satu indeks dengan KKP indeks lain yang relevan.
(2) Pemberian referensi silang
36. Pereviu KKP menggunakan referensi silang untuk melihat hubungan antar
KKP tersebut sekaligus memperoleh keyakinan yang memadai atas hasil
pekerjaan pemeriksa dalam mendukung suatu simpulan dan melaksanakan
program pemeriksaan.
Referensi silang & reviu KKP
37. Penggunaan referensi silang dapat dilihat antara lain sebagai berikut:
1. Langkah-langkah yang dimuat dalam P2 dihubungkan dengan PKP
masing-masing anggota tim yang ada di indeks A. Prosedur pemeriksaan
yang dituangkan dalam PKP dihubungkan dengan KKP lembar sampul
atau HP3 yang ada di indeks B. Referensi silang ini untuk
mempermudah kontrol atas pelaksanaan P2/PKP.
2. KKP lembar sampul untuk pemeriksaan keuangan dihubungkan dengan
KKP Utama. KKP utama dihubungkan dengan KKP Pendukung, KKP
Pendukung dihubungkan dengan HP3, dan HP3 dihubungkan dengan
bukti-bukti pendukungnya. Untuk pemeriksaan kinerja dan PDTT, tidak
perlu dibuat KKP utama dan KKP pendukung.
3. Konsep final Temuan Pemeriksaan (TP) dihubungkan dengan masing-
Contoh pemberian referensi silang
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 16
masing lembar sampul yang relevan. Kriteria dalam TP pun dapat
dihubungkan dengan permanent file atau KKP tentang kriteria yang
digunakan dalam pemeriksaan.
4. KKP Indeks B yang memuat temuan pemeriksaan diberikan referensi
silang dengan KKP Indeks C tentang konsep final LHP yang memuat
temuan pemeriksaan tersebut. Demikian pula, pada KKP Indeks C
diberikan referensi silang KKP Indeks B tersebut.
38. Gambar 3.3 berikut menunjukkan penggunaan referensi silang yang
menghubungkan KKP dalam indeks A, B, dan C.
Gambar hubungan KKP
Gambar 3.3 Contoh Hubungan antar KKP & Referensi Silang
Indek: A.3.1
Akun Prosedur KKP Ref Catatan
a. Kas.. 1. periksa fisik B.1
2.tarik mundur
b. Piutang kas
dst
PROGRAM KERJA PERORANGAN
Nama Pemeriksa: XXXXXXXX
Indek: B.1
Akun yang diperiksa: KAS
Hasil Pemeriksaan:
lihat
B.1.1
Usulan jurnal koreksi:
D Piutang Pegawai
K Kas di Bendahara
Kesimpulan:
LEMBAR SAMPUL
Akun disajikan secara wajar.
Terjadi selisih karena penggunaan kas untuk
dipinjam oleh karyawan sebesar Rp 400
INDEKS A INDEKS B INDEKS C
Indek: A.2
Akun Prosedur KKP Ref Catatan
a. Kas.. 1. periksa.. A.3.1
b. Piutang
dst
PROGRAM
PEMERIKSAAN
Indek: B.1.1
Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
KAS 121.001 B.1.1.1 15.000 0 400 14.600
KERTAS KERJA UTAMA
AKUN KAS
Indeks: B.1.1.1.a
ke B.1.1.1
Berita Acara Pemeriksaan
Kas
Terdapat selisih fisik kas
sebesar Rp 400
Indeks: B.1.1.1.1
Prosedur:
Pemeriksaan fisik kas di bendahara
Tujuan:
Hasil Pemeriksaan: selisih kas Rp 400
Kesimpulan: .......................
Hasil Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan
Menguji asersi keberadaan dan kelengkapan
saldo kas di bendahara
Indek: C.1
Kondisi Lihat B.1
Krteria
Sebab
Akibat
Draft
Laporan Hasil Pemeriksaan
PKP a.1.
B.1.1.1.a
Indeks: C.2
Temuan 1 & 2 digabung
Perbaikan substansi kondisi ke C.3
Risalah Diskusi
Indek: B.1.1.1
Nama Akun Kode Akun KKP Ref Saldo AJE (D) AJE (K) Audited
Kas di PK 121.001 B.1.1.1.1 650 0 400 250
Kas di BPD 122.001 B.1.2 4.500 0 0 4.500
dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst..
Total 15.000 14.600
KERTAS KERJA PENDUKUNG
AKUN KAS
Ke B.1.1
Indek: C.3
Gabungan TP 1 dan 2 Lihat C.2
Draft Final
Laporan Hasil Pemeriksaan
39. KKP yang telah disusun oleh anggota tim dan telah dilengkapi dengan
identitas nama/inisial, paraf penyusun, tanggal, hasil analisis dan
referensi silang diserahkan kepada ketua tim untuk direviu dan disetujui
oleh pengendali teknis. Pereviuan KKP dilakukan oleh ketua tim,
pengendali teknis, dan penanggung jawab pemeriksaan sesuai dengan
kewenangannya, sebagaimana telah diatur dalam Panduan Manajemen
Pemeriksaan BPK. Apabila dalam susunan tim terdapat jabatan ketua sub
tim, maka anggota tim menyerahkan KKP-nya kepada ketua sub tim
terlebih dahulu. Selanjutnya ketua sub tim akan menyerahkan hasil
reviunya kepada ketua tim untuk direviu lebih lanjut. Hasil reviu
dituangkan dalam lembar reviu (review sheet) dan/atau lembar sampul
(3) Pereviuan KKP
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 17
KKP dengan membuat catatan dan simpulan reviu. Apabila digunakan
lembar reviu tersendiri, maka lembar reviu tersebut digabungkan dalam
lembar KKP yang direviu. Contoh lembar reviu dapat dilihat pada
Lampiran III.8.
40. Bila reviu dilakukan langsung pada KKP secara tertulis, maka pemeriksa
yang direviu wajib mendokumentasikan hasil reviu tersebut dalam
lembar reviu. Lembar reviu tersebut harus ditandatangani oleh pereviu
yang bersangkutan, sebagai pendokumentasian proses reviu.
Reviu langsung pada
KKP
41. Batasan reviu internal tim berbeda-beda tergantung dari peran/jabatan
dalam tim tersebut. Pengaturan tentang batasan reviu internal tim tersebut
mengacu pada Panduan Manajeman Pemeriksaan BPK.
Peran pereviu
42. Pereviuan KKP untuk tahap pelaporan dapat menggunakan lembar reviu
seperti dimuat pada Lampiran III.8 atau langsung pada konsep laporan
atau hasil kegiatan pelaporan hasil pemeriksaan dengan kejelasan
identitas pereviu (nama/inisial dan paraf) dan tanggal hasil reviu
disampaikan serta catatan dan/atau simpulan.
Reviu KKP tahap pelaporan
43. Pereviu KKP memberikan identitas nama/inisial, paraf, dan tanggal
penyampaian hasil reviunya untuk ditindaklanjuti oleh anggota tim
apabila diperlukan atau tanggal penyampaian ke jenjang lebih tinggi
untuk pereviuan dan/atau persetujuan.
Nama, paraf, tanggal reviu
44. Setelah proses penyusunan dan reviu KKP selesai dilakukan, Tim
Pemeriksa diwajibkan untuk mengisi daftar uji (checklist) kuesioner
kinerja pemeriksaan yang ada pada Juklak SPKM. Adapun tatacara reviu
ini dapat dilihat pada tahap pengendalian KKP yang diatur dalam
paragraf 59 hingga paragraf 64 Bab III Juklak ini.
Checklist kuesioner kinerja pemeriksaan
45. Setelah direviu, Konsep LHP yang dimuat dalam KKP Indeks C
(pelaporan) adalah Konsep LHP akhir dan yang memuat perubahan
substansi yang material. Konsep LHP yang memuat perubahan terkait
dengan koreksi tidak material dan kesalahan ketik tidak perlu dimuat.
Konsep LHP yang dimuat
46. Penanggung jawab pemeriksaan menyerahkan seluruh KKP dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan kepada
pemberi tugas atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh pemberi
tugas untuk mengelola KKP, paling lama 10 hari kerja setelah tanggal
surat keluar LHP. Penyerahan KKP disertai dengan Berita Acara Serah
Terima KKP. Contoh berita acara dapat dilihat pada Lampiran III.9.
(4) Penyerahan KKP
47. Pengelolaan KKP menjadi tanggung jawab pejabat yang diberikan
kewenangan oleh pemberi tugas untuk mengelola KKP (paling rendah
setingkat eselon III) setelah KKP tersebut diserahkan oleh Penanggung
Jawab melalui berita acara. Pejabat yang diberikan kewenangan oleh
pemberi tugas untuk mengelola KKP selanjutnya disebut Pejabat
Pengelola KKP.
Pejabat pengelola KKP
48. Dalam praktik, penyerahan KKP dari Penanggung Jawab Pemeriksaan
kepada Pejabat Pengelola KKP tersebut dilakukan melalui nota
pemberitahuan penyerahan KKP secara tertulis, dengan tembusan kepada
Nota penyerahan
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 18
pemberi tugas. Contoh nota pemberitahuan penyerahan KKP dapat
dilihat pada Lampiran III.10 disertai dengan berita acara penyerahan.
49. KKP yang telah direviu dan dikemas ke dalam media penyimpanan serta
diberi stiker Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM) oleh pejabat
tersebut disimpan dalam tempat penyimpanan satuan kerja pelaksana
BPK di bidang pemeriksaan yang bersangkutan (sub auditorat) secara
rapi, sistematis, dan aman selama dua tahun dari tahun pemeriksaan
dilakukan. Lamanya penyimpanan di sub auditorat juga berdasarkan
pertimbangan dari kasubaud mengenai nilai guna dari KKP terkait.
(5) Penyimpanan
50. Untuk penyimpanan KKP yang sistematis dan jelas serta memudahkan
dalam pencariannya, maka tiap-tiap media penyimpanan KKP
(kardus/ordner/map) diberi label identitas yang jelas, meliputi:
1. Nama objek, entitas, tahun yang diperiksa, dan tahun pemeriksaan;
2. Daftar Isi KKP;
3. Nomor dan jumlah kardus KKP; dan
4. Satuan kerja BPK bidang pemeriksaan (sampai tingkat eselon III).
Map/ordner KKP dalam kardus disimpan sesuai indeksnya secara
berurutan. Masing-masing map/ordner diberi label identitas KKP dan
daftar isi KKP yang disimpan dalam map/odner tersebut.
Label KKP
51. Setiap media penyimpanan KKP dilengkapi dengan daftar isi untuk
memudahkan pencarian atas isi dari media penyimpanan tersebut. Pada
kardus KKP, daftar isi tersebut ditempelkan pada bagian samping luar
kardus KKP dimaksud, sehingga akan mudah terbaca saat kardus
disimpan dalam lemari/rak. Sedangkan untuk map/ordner KKP, daftar isi
dapat ditempelkan pada sisi bagian dalam sampul depan map/ordner.
Contoh daftar isi dapat dilihat pada Lampiran III.11.
Daftar isi
C. Pengendalian KKP
52. Pengendalian KKP meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Pemberian TRPM;
2. Pereviuan KKP untuk pemerolehan keyakinan mutu;
3. Peminjaman KKP;
4. Pemindahan KKP ke arsip;
5. Pemindaian (scanning) KKP; dan
6. Pemusnahan KKP.
53. Penanggung jawab dan pejabat terkait dengan penyerahan KKP (paling
rendah pejabat eselon III) menempelkan TRPM pada setiap kardus KKP
setelah mengecek kelengkapan KKP sesuai dengan daftar isi dan indeks
KKP.
(1) Pemberian TRPM
54. TRPM diperoleh penanggung jawab pemeriksaan dan pejabat terkait dari
Kasubaud MIA/Kasubagset Kalan melalui permintaan tertulis sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan pertimbangan penanggung jawab.
Permintaan TRPM
55. Kasubaud MIA/Kasubagset Kalan memberikan TRPM kepada
penanggung jawab dan pejabat terkait serta mengendalikan
pendistribusian dan penomoran TRPM dalam daftar monitoring (buku
maupun fail komputer) sesuai lembar kendali yang disimpan dengan
ketentuan berikut.
Pengendalian TRPM
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 19
1. Kasubaud MIA/Kasubagset Kalan mengambil lembar kontrol dari
TRPM dan mencatat dalam daftar monitoring dan menyimpan lembar
kontrol tersebut sesuai urutan nomor seri. Contoh daftar monitoring
dapat dilihat pada Lampiran III.12; dan
2. Kasubaud MIA/Kasubagset Kalan mengiventarisasi secara fisik
TRPM yang dikelolanya secara periodik (triwulanan) dengan
membandingkan pada daftar monitoring dan lembar kontrol yang
disimpannya.
56. Penanggung jawab dan pejabat terkait menempelkan TRPM pada kardus
KKP yang telah lengkap dan telah direviu. Penempelan TRPM dilakukan
secara melintang pada kardus KKP seperti pada gambar berikut.
Penempelan TRPM
Gambar 3.4 Contoh Penempelan TRPM
57. Penanggung jawab dan Pejabat Pengelola KKP memberikan tanda
centang () dan paraf serta tanggal penempelan TRPM pada kolom yang
tersedia pada TRPM tersebut.
Pemberian tanda centang,
paraf & tanggal
58. Pemberi tugas atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh pemberi
tugas dan penanggung jawab, pengendali teknis, dan ketua tim, mereviu
KKP baik kelengkapan KKP sesuai dengan indeks dan daftar isi maupun
kesesuaiannya dengan P2 dan juklak serta juknis yang relevan.
(2) Reviu KKP untuk pemerolehan keyakinan
mutu
59. Reviu KKP untuk memperoleh keyakinan mutu dilakukan dengan
menilai Sistem Pengendalian Mutu (SPM) kinerja pemeriksaan. Penilaian
SPM oleh satker atau tim pemeriksa ini dilaksanakan berdasarkan
petunjuk yang ada pada Lampiran 12.3 Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan nomor 3/K/I-XIII.2/3/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM) beserta petunjuk-petunjuk
teknis yang relevan dengan SPKM BPK RI. Penilaian SPM kinerja
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengisi daftar uji (checklist)
penilaian SPM.
Penilaian SPM kinerja pemeriksaan
60. Pereviu pada tingkatan ini diminta untuk membuat kesimpulan reviunya
pada lembar daftar uji penilaian SPM tersebut.
Pereviu membuat kesimpulan
61. Aturan dan tata cara pemberian kesimpulan hasil reviu terhadap hasil
pemeriksaan tersebut akan mengacu kepada petunjuk relevan yang
diterbitkan oleh Inspektorat Utama (Itama).
62. Hasil dari reviu ini dibuat rangkap tiga dengan distribusi penyimpanan
atau penyampaiannya sebagai berikut:
Disimpan melekat sebagai bagian dari KKP indeks C dari masing-masing hasil pelaksanaan pemeriksaan;
Disimpan di Kepala Sub Auditorat sebagai laporan pelaksanaan reviu di tingkat satuan kerja pemeriksa; dan
Disampaikan kepada Itama sebagai bahan pelaksanaan reviu tingkat selanjutnya.
Distribusi hasil penilaian SPM kinerja
pemeriksaan
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 20
63. Selain itu, KKP juga direviu oleh Itama BPK sebagai bagian dari sistem
pemerolehan keyakinan mutu (SPKM) yang diatur dalam Juklak SPKM
dan berdasarkan perencanaan Itama.
Reviu Itama
64. KKP dapat juga direviu oleh intitusi pemeriksa keuangan (supreme audit
intitution /SAI) negara lain sebagai peer reviewer, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan SPKM.
Peer review
65. Apabila reviu terhadap KKP tersebut dilakukan dengan membuka kardus
KKP, maka TRPM digunting tanpa melepas TRPM dari kardus KKP.
Apabila reviu telah selesai, maka tim reviu dan Kasubaud menempelkan
TRPM baru pada kardus KKP yang dibuka setelah mengecek
kelengkapan KKP dalam kardus yang bersangkutan. Tim reviu dan
pejabat terkait memberikan tanda centang (), paraf, dan tanggal reviu
pada TRPM yang baru ditempel tersebut.
Pembukaan kardus KKP
66. KKP yang dikelola oleh pejabat pengelola KKP dapat dipinjamkan
dengan persetujuan pemberi tugas atau pejabat pengelola KKP tersebut.
(3) Peminjaman KKP
67. Peminjaman KKP dilakukan secara tertulis melalui nota peminjaman
KKP dari pihak peminjam kepada pejabat pengelola KKP. Peminjaman
ini didokumentasikan dalam suatu Berita Acara Peminjaman KKP, oleh
pejabat pengelola KKP, yang didalamnya menyebutkan identitas
peminjam, tujuan atau keperluan peminjaman, batas waktu peminjaman,
dan pernyataan tanggung jawab atas kelengkapan dan keutuhan KKP
yang dipinjam serta memenuhi persyaratan peminjaman KKP. Contoh
Berita Acara Peminjaman KKP dapat dilihat pada Lampiran III.13.
Berita Acara Peminjaman KKP
68. Pejabat yang mengelola KKP dapat memberikan persetujuan peminjaman
KKP tersebut setelah meneliti identitas peminjam, tujuan atau keperluan
peminjaman dan persyaratan lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan, termasuk SPKN, PMP, Kode Etik, dan juklak serta juknis
yang relevan.
Persetujuan peminjaman KKP
69. KKP dapat dipinjamkan untuk kepentingan:
1. perencanaan pemeriksaan; 2. reviu pengendalian mutu; 3. kegiatan penyidikan; 4. alat bukti di pengadilan; dan/atau 5. keperluan kedinasan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Tujuan peminjaman KKP
70. Persyaratan peminjaman KKP adalah sebagai berikut:
1. Peminjam hanya dapat menggunakan KKP tersebut di kantor BPK.
Penggunaan KKP di luar kantor BPK harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari pemberi tugas sesuai ketentuan perundang-undangan;
2. Peminjam menjaga kebersihan, kelengkapan, keutuhan, dan
keamanan KKP yang dipinjam;
3. Peminjam dilarang mengubah KKP, memindahkan KKP ke tempat
lain yang tidak sesuai, dan menghilangkan KKP;
4. Peminjam dapat menggandakan KKP dengan persetujuan pejabat
pengelola KKP dan/atau pemberi tugas;
5. Peminjam dilarang meminjamkan KKP kepada pihak lain tanpa
KKP dipinjam untuk di kantor BPK
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 21
persetujuan tertulis pejabat pengelola KKP dan/atau pemberi tugas;
dan
6. Peminjam mengembalikan KKP dalam keadaan lengkap dan utuh
seperti ketika KKP dipinjam dan sesuai dengan waktu peminjaman.
Penggunaan lain atas KKP, seperti peminjaman untuk proses
penyelidikan dan/atau penyidikan aparat penegak hukum dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
71. Apabila terdapat pelanggaran peminjaman KKP, pejabat yang mengelola
KKP atau penanggung jawab memberitahukan secara tertulis kepada
pemberi tugas dengan tembusan kepada Itama yang akan melakukan
pengecekan dan memproses pelanggaran tersebut.
Pelanggaran peminjaman KKP
72. KKP yang telah melewati waktu dua tahun di satuan kerja pelaksana
BPK di bidang pemeriksaan (paling rendah setingkat unit eselon III)
dipindahkan oleh pejabat terkait kepada bagian arsip pada Biro
Umum/subbag terkait dengan suatu berita acara yang dilengkapi daftar
KKP yang diserahkan.
(4) Penyerahan ke arsip
73. Bagian arsip pada Biro Umum atau subbag terkait mengecek
kelengkapan KKP sesuai dengan daftar, indeks KKP, dan daftar isi
bersama dengan pejabat pengelola KKP sebelum menandatangani berita
acara. Setelah pengecekan, kardus KKP diberikan TRPM baru yang
diparaf oleh pejabat pengelola KKP.
Pengecekan KKP oleh bagian arsip
74. Bagian arsip pada Biro Umum atau subbag terkait menyimpan KKP yang
diserahkan pejabat pengelola KKP pada tempat yang memenuhi
persyaratan arsip dan penyimpanan KKP.
Tempat arsip KKP
75. Ijin peminjaman KKP yang telah diarsipkan hanya dapat diberikan oleh
pejabat pengelola KKP sesuai ketentuan peminjaman KKP pada paragraf
66 sampai dengan 71. Bagian arsip pada Biro Umum atau subbag terkait
dilarang meminjamkan KKP yang disimpan tanpa persetujuan tertulis
dari pejabat pengelola KKP.
Peminjaman KKP yang telah diarsipkan
76. Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP melakukan
pemindaian (scanning) KKP, sebelum KKP tersebut dipindahkan ke
arsip. Pemindaian ini bertujuan sebagai dokumen cadangan (back up file)
atas pemeriksaan. Hasil pemindaian KKP dibuat rangkap dua. Rangkap
pertama disimpan oleh penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola
KKP. Rangkap kedua disampaikan kepada bagian arsip atau subbag
terkait bersama KKP yang diserahkan.
(5) Pemindaian (scanning)
77. Penanggung jawab dan/atau pejabat pengelola KKP serta bagian arsip
atau subbag terkait menyimpan hasil pemindaian KKP dalam suatu
media penyimpanan baik berupa disk atau dalam fail komputer dengan
memerhatikan keamanan hasil pemindaian KKP tersebut.
Penyimpanan hasil pemindaian KKP
78. Pemusnahan KKP dilakukan oleh bagian arsip atau subbag terkait sesuai
dengan ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-
undangan dan memperoleh persetujuan tertulis dari Pejabat Pengelola
KKP dan/atau pemberi tugas yang relevan dengan KKP yang
dimusnahkan tersebut.
(6) Pemusnahan KKP
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab III Pengelolaan KKP
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK 22
79. Pemusnahan KKP dilakukan oleh bagian arsip atau subbag terkait dengan
membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan ketentuan pengelolaan
arsip dalam peraturan perundang-undangan.
Berita acara
80. Berita acara pemusnahan KKP atau arsip tersebut disampaikan pula
kepada pejabat pengelola KKP dan/atau pemberi tugas untuk keperluan
pengendalian dan bukti pemusnahan KKP.
Bukti pemusnahan KKP
-
Juklak Pengelolaan KKP Bab IV Penutup
23
BAB IV
PENUTUP
A. Pemberlakuan Juklak
01 Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
berlaku pada saat ditetapkannya Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan.
Pemberlakuan Juklak
B. Perubahan Juklak
02 Perubahan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja Pemeriksaan
akan dilakukan melalui Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan atas
perubahan Juklak dimaksud.
Perubahan Juklak
C. Pemantauan Juklak
03 Juklak ini merupakan dokumen yang dapat berubah dan disempurnakan
sesuai dengan perkembangan organisasi, teknologi, situasi dan kondisi
ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu,
pemantauan atas Juklak ini akan dilakukan oleh Ditama Revbang. Selain
itu, masukan atau pertanyaan terkait dengan Juklak ini dapat
disampaikan kepada:
Pemantauan & masukan
Sub Direktorat Litbang Pemeriksaan Keuangan dan Kinerja
Direktorat Penelitian dan Pengembangan
Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara
Lantai II Gedung Arsip, Ruang 213/214, BPK-RI
Jl. Gatot Subroto 31 Jakarta 10210
Telp. (021) 25549000 Ekst 3306/ 3307
Email: [email protected]. id
WAKIL KETUA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
HERMAN WIDYANANDA
KETUA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
HADI POERNOMO
-
Juklak Pengelolaan KKP Referensi
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK
Referensi
Arens, A.A., Elder, R.J., dan M.S. Beasley (2006), Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach 11th Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall
Badan Pemeriksa Keuangan, 2007, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta.
-------, 2008, Panduan Manajemen Pemeriksaan, Jakarta.
-------, 2008, Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu, Jakarta
Boynton, W.C., dan R. N. Johnson (2006), Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity of Financial Reporting 8th Edition, Hoboken: John Wiley & Sons Inc
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.
International Federation of Accountants, 2007, Handbook of International Auditing, Assurance, and Ethics Pronouncements
Messier, W.F., Glover, S.M., Prawitt, D.F. (2006), Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach 4th Edition, New York: McGraw-Hill Companies
-
Juklak Pengelolaan KKP Daftar Istilah
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK
DAFTAR ISTILAH
Arsip kini (Current file) : KKP yang diperoleh dan digunakan untuk pelaksanaan pemeriksaan tahun berjalan.
Cover sheet (Lembar Sampul)
: KKP yang memuat seluruh informasi terkait akun/program/area kunci tertentu yang telah diperoleh selama pemeriksaan serta simpulan akhir pemeriksa.
Dokumentasi Pemeriksaan : Dokumentasi pemeriksaan memiliki pengertian yang sama dengan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
Dokumen tetap (Permanent file)
: KKP yang berisi data historis atau data yang informasinya secara kontinu dapat digunakan untuk pelaksanaan pemeriksaan dari tahun ke tahun. Informasi dalam file
permanen relatif tidak berubah dari waktu ke waktu.
Hasil Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan (HP3)
: KKP yang berisi pendokumentasian setiap prosedur yang
harus dilaksanakan oleh pemeriksa di lapangan sesuai dengan P2/PKP.
Indeks KKP : Suatu penggunaan kode atau sistem pengkodean tertentu
yang digunakan untuk memberikan identitas yang khusus/unik pada suatu dokumentasi pemeriksaan.
Instrumen KKP : Beberapa alat yang dibutuhkan dalam pengelolaan KKP, seperti formulir- formulir KKP, media penyimpanan KKP (kardus, ordner, map), dan tanda reviu pengendalian mutu
(TRPM).
Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
: Catatan-catatan yang diselenggarakan oleh pemeriksa tentang prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian
yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang dibuat sehubungan dengan pemeriksaannya.
KKP manual : KKP yang didokumentasikan dalam media kertas.
KKP Elektronis : Dokumentasi hasil pemeriksaan/ KKP yang disimpan dan diolah dengan menggunakan media elektronis / fail
komputer.
Kertas Kerja Utama (Lead
schedule)
: Kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat dalam Kertas Kerja Pendukung atas akun-akun yang berhubungan. Kertas kerja utama berisi kelompok akun besar yang tertuang dalam laporan
keuangan. Misalnya: Kas, Piutang, Persediaan, dll.
Kertas Kerja Pendukung
(Supporting schedule)
: Kertas kerja yang diperoleh dari auditee atau dibuat oleh
pemeriksa untuk menguatkan informasi keuangan dan operasional yang diperolehnya, sehingga dapat mendukung simpulan atas penyajian atas akun tertentu
yang diperiksa. Akun yang dimuat dalam kertas kerja pendukung merupakan turunan dari kertas kerja utama,
misal: Kas di pemegang kas, Kas di bank, Piutang Pajak, dll.
-
Juklak Pengelolaan KKP Daftar Istilah
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK
Lembar reviu (Review sheet)
: Pendokumentasian hasil reviu dari ketua tim/pengendali teknis/pemberi tugas atas suatu dokumentasi pemeriksaan
yang memuat catatan dan simpulan reviu.
Media penyimpanan KKP : Media atau wadah yang digunakan untuk menyimpan KKP seperti map, ordner atau kardus, maupun media
elektronis dalam komputer.
Pejabat Pengelola KKP : Pejabat yang diberi kewenangan oleh pemberi tugas untuk
mengelola KKP. Pejabat ini serendah-rendahnya adalah eselon III. Pejabat pengelola KKP bertanggung jawab atas pengelolaan KKP yang disimpannya.
Pengelolaan KKP : Pengelolaan dokumentasi pemeriksaan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dokumentasi
pemeriksaan.
Pemindaian (scanning) : Kegiatan untuk memindai suatu bentuk maupun sifat benda, seperti dokumen, foto, dll yang akan
ditransformasikan ke dalam komputer sebagai data digital.
Referensi silang (Cross
refference)
: Kode yang digunakan untuk menghubungkan antara
dokumentasi pemeriksaan yang satu dengan yang lainnya, yang menunjukkan hubungan rangkaian informasi yang relevan.
Tick marks : Tick mark adalah tanda berupa simbol/huruf/angka yang digunakan untuk menandakan bahwa suatu prosedur
pemeriksaan telah dilakukan oleh pemeriksa, atau menandakan pemberian penjelasan lebih lanjut atas suatu informasi
Tanda Reviu Pengendalian Mutu (TRPM)
: Tanda telah dilakukan pengendalian mutu tingkat tim pemeriksa dan/atau satker pelaksana BPK di bidang
pemeriksaan atas KKP. TRPM ini berupa stiker yang dilekatkan pada kardus penyimpanan KKP.
-
Juklak Pengelolaan KKP Penyusun
Direktorat Litbang-Ditama Revbang BPK
PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGELOLAAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
1. Daeng M. Nazier
2. Gudono
3. Bahtiar Arif
4. Hery Subowo
5. Ria Anugriani
6. Edy Mulya
7. Rio Tirta
8. Agus Bambang Irawan
9. Beni Subena
10. Dedy Eryanto
11. Subeki Supriyadi
12. Imammudin Ahmad
13. Yoice Stefano
14. Yosie
15. Imam Asyhari
16. Harpanto Guno Sabanu
17. Suratriningtyas
18. Iwan P. Sudjali
19. Denny W. Sendjaja
20. Erny Dwi Ekawati
21. Dwi Afrianti
22. G. Yorrie Rismanto Adi
23. Asad Agung Perkasa
24. Sandra Willia Gusman
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.1
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan..(1)
Tahun..(2)
No. Indeks (3)
Dibuat oleh : (4)
Direviu oleh : (5)
Disetujui oleh : (6)
BPK RI
KERTAS KERJA UTAMA
Debet Kredit Debet Kredit(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Nama AkunSaldo Akun
Tahun XKKP Ref
Saldo setelah
diperiksaKode Akun
Saldo Akun
Tahun X-1
Koreksi Pemeriksa
Jurnal Penyesuaian Jurnal Reklasifikasi
Keterangan:
(1) : Diisi dengan nama entitas yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun laporan keuangan yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4)-(6) : Diisi dengan nama dan paraf pemeriksa yang membuat, yang merev iu dan yang menyetujui KKP disertai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pa jak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kode akun.
(9) : Diisi dengan referensi indeks KKP.
(10) : Diisi dengan saldo akun tahun berjalan yang belum diperiksa (unaudited current year balance).
(11), (12) : Diisi dengan jurnal koreksi penyesuaian hasil pemeriksaan (adjustment journal entries).
(13), (14) : Diisi dengan jurnal koreksi reklasifikasi hasil pemeriksaan (reclassification journal entries).
(15) : Diisi dengan saldo akhir setelah diperiksa (audited balance).
(16) : Diisi dengan saldo akun yang telah diperiksa tahun sebelumnya (prior year audited balance).
Keterangan: Digunakan untuk
Pemeriksaan Keuangan
-
Petunjuk Pengelolaan KKP Lampiran III.2
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan..(1)
Tahun..(2)
No. Indeks (3)
Dibuat oleh : (4)
Direviu oleh : (5)
Disetujui oleh : (6)
BPK RI
KERTAS KERJA PENDUKUNG
Nama Akun : (7)
Kelompok Akun : (8)
Saldo Akun : (9)
Uraian Kode
Akun
Saldo
Tahun
Berjalan
Koreksi Pemeriksa Saldo
setelah
diperiksa
KKP
Ref Jurnal Penyesuaian Jurnal Reklasifikasi
Debet Kredit Debet Kredit (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Kantor Pusat ... ...
Total Kantor Pusat ...
Kantor Perwakilan ... ... ... Total Kantor
Perwakilan
...
Keterangan: Digunakan untuk
Pemeriksaan Keuangan
-
Petunjuk Pengelolaan KKP Lampiran III.2
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Total Kantor Pusat
dan Kantor
Perwakilan
...
Saldo per buku ... Selisih (dalam rupiah)
...
Selisih (dalam Persen)
...
Penjelasan selisih : (20)
Kesimpulan : (21)
Keterangan: (1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa. (2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa. (3) : Diisi dengan nomor indeks. (4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut. (5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut. (6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut. (7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan
pendapatan pajak daerah. (8) : Diisi dengan kelompok akun, misalnya kelompok akun Kas, Aset Tetap, dan sebagainya. (9) : Diisi dengan saldo akun tahun yang diperiksa . (10) : Cukup jelas (11) : Diisi dengan rincian dari akun (sub akun) (12) : Diisi dengan kode tiap rincian dari sub akun (13) : Diisi dengan saldo tahun berjalan yang belum diperiksa
(14)-(15) : Diisi dengan nilai jurnal penyesuaian pemeriksaan (16)-(17) : Diisi dengan nilai jurnal reklasifikasi pemeriksaan (18) : Diisi dengan saldo akhir setelah koreksi pemeriksaan (19) : Diisi dengan referensi indeks KKP atas kertas kerja pendukung yang lebih rinci (20) : Diisi dengan penjelasan pemeriksa atas selisih yang ditemukan berdasarkan hasil analisanya (bila ada) (21) : Diisi dengan kesimpulan pemeriksa tentang akun ini, berdasarkan hasil pemeriksaannya.
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.3
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Pemeriksaan Atas
.......(1) Tahun..
BPK RI
A. CONTOH DAFTAR INDEKS KKP UNTUK PEMERIKSAAN KEUANGAN
Indeks KKP Isi KKP
INDEKS A
[no. Indeks] Surat Tugas Program Pemeriksaan
Program Kerja Perorangan Struktur Organisasi Entitas yang diperiksa
Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pemeriksaan Berita Acara Penyerahan KKP dari Tim ke Pemberi Tugas
Pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan yang berisi kegiatan dan waktu pelaksanaan yang diharapkan dari pemberi tugas
Surat Pernyataan Gangguan Independensi (apabila diperlukan)
Pemahaman atas entitas Pemantauan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan sebelumnya
Kegiatan Pemahaman SPI Pemahaman dan penilaian risiko
Penetapan tingkat materialitas awal dan kesalahan tertolelir Penentuan metode uji petik
Pelaksanaan prosedur analitis awal
INDEKS B
Lembar Temuan Pemeriksaan
Cover sheet untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas akun xxxx (untuk akun-akun neraca)
KKP Utama (top schedule) - (untuk akun-akun neraca)
Lembar HP3 atas akun xxxx - (untuk akun-akun neraca)
KKP Pendukung (supporting schedule) - (untuk akun-akun neraca)
Cover sheet untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas akun xxxx (untuk akun-akun LRA)
KKP Utama (top schedule) - (untuk akun-akun LRA)
Lembar HP3 atas akun xxxx - (untuk akun-akun LRA)
KKP Pendukung (supporting schedule) - (untuk akun-akun LRA) Reviu Kewajiban Kontinjensi
Reviu Kontrak Jangka Panjang Identifikasi kejadian setelah tanggal neraca
Penyusunan ikhtisar koreksi Konsep Temuan Pemeriksaan
Surat Pengantar/Penyampaian Temuan Pemeriksaan Komentar Instansi yang diperiksa
Risalah pembahasan TP Notulen entry dan exit meeting
Laporan Pelaksanaan Kerja Pemeriksaan
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.3
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Indeks KKP Isi KKP
INDEKS C
Surat Keluar
LHP
Surat representasi
Neraca lajur (worksheet)
Laporan keuangan entitas sebelum pemeriksaan
Tanggapan KLHP
KLHP
Risalah diskusi KLHP
Keterangan:
(1) : Diisi dengan Judul Pemeriksaan.
Isi KKP dari matriks Daftar Indeks ini hanya merupakan contoh. Dalam praktek di lapangan, isi matriks disesuaikan dengan dokumentasi yang dibuat pemeriksa berdasarkan program pemeriksaan dan langkah-langkah yang diatur dalam pedoman pemeriksaan keuangan.
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.3
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Pemeriksaan Atas
.......(1)
Tahun..
BPK RI
B. CONTOH DAFTAR INDEKS KKP UNTUK PEMERIKSAAN KINERJA DAN PDTT
Indeks KKP Isi KKP
INDEKS A
[no. Indeks] Surat Tugas
Program Pemeriksaan Program Kerja Perorangan
Struktur Organisasi Entitas yang diperiksa
Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pemeriksaan Berita Acara Penyerahan KKP dari Tim ke Pemberi Tugas
Pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan yang berisi kegiatan dan waktu pelaksanaan yang diharapkan dari pemberi tugas
Surat Pernyataan Gangguan Independensi (apabila pemeriksa memiliki gangguan independensi)
Pemahaman atas entitas
Pemantauan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan sebelumnya Kegiatan Pemahaman SPI
Penentuan Area Kunci
Tujuan pemeriksaan dan lingkup pemeriksaan Daftar kriteria pemeriksaan
INDEKS B
Cover sheet untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif Konsep Temuan Pemeriksaan
Surat Pengantar/Penyampaian Temuan Pemeriksaan Komentar Instansi yang diperiksa
Risalah pembahasan TP Notulen entry dan exit meeting
Laporan Pelaksanaan Kerja Pemeriksaan
INDEKS C
Surat Keluar
LHP
Tanggapan KLHP
KLHP
Risalah diskusi KLHP Keterangan Isi KKP dari matriks Daftar Indeks ini hanya merupakan contoh. Dalam praktek di lapangan, isi matriks disesuaikan dengan dokumentasi yang dibuat pemeriksa berdasarkan program pemeriksaan dan langkah-langkah yang diatur dalam pedoman pemeriksaan kinerja atau PDTT.
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.4
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
TATA CARA PENOMORAN TRPM
1. Nomor TRPM terdiri dari tujuh digit yang dibagi menjadi tiga kelompok dengan masing-masing makna tersendiri. Makna dari kode tersebut adalah: a. Satu digit kelompok pertama menunjukkan kode AKN, contoh: 1 menunjukkan
AKN 1, 5 menunjukkan AKN 5, dan seterusnya. b. Tiga digit kelompok kedua menunjukkan kode satuan kerja pada level eselon II,
contoh: 151 menunjukkan auditorat 1A, ataupun kode 193 menunjukkan Kantor Perwakilan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan seterusnya.
c. Tiga digit kelompok ketiga menunjukkan kode urutan dari TRPM tersebut, contoh:
015 menunjukkan bahwa TRPM tersebut memiliki nomor urut 15, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat diilustrasikan dalam gambar di bawah ini.
2. Kode AKN untuk pengisian pada kolom digit kelompok pertama TRPM.
No. Kode Satuan Kerja
1. 1 AKN 1
2. 2 AKN 2 3. 3 AKN 3
4. 4 AKN 4 5. 5 AKN 5
6. 6 AKN 6 7. 7 AKN 7
3. Kode satuan kerja setingkat eselon II untuk pengisian pada kolom digit kelompok kedua TRPM.
No. Kode Satuan Kerja 1. 151 Auditorat I.A 2. 152 Auditorat I.B 3. 153 Auditorat I.C 4. 161 Auditorat II.A 5. 162 Auditorat II.B 6. 163 Auditorat II.C
Digit kelompok I
Digit kelompok II
Digit kelompok III
-
Juklak Pengelolaan KKP Lampiran III.4
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
7. 171 Auditorat III.A 8. 172 Auditorat III.B 9. 173 Auditorat III.C 10. 181 Auditorat IV.A 11. 182 Auditorat IV.B 12. 183 Auditorat IV.C 13. 191 Auditorat V.A 14. 192 Auditorat V.B 15. 193 BPK RI Perwakilan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam 16. 194 BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara 17. 195 BPK RI Perwakilan Provinsi Riau 18. 196 BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan 19. 197 BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi 20. 198 BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung 21. 199 BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 22. 19A BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 23. 19B BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 24. 19C BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur 25. 19D BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat 26. 19E BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 27. 19F BPK RI Perwakilan Provinsi Bangka Belitung 28. 19G BPK RI Perwakilan Provinsi Bengkulu 29. 19H BPK RI Perwakilan Provinsi Banten 30. 19I BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah 31. 201 Auditorat VI.A 32. 202 Auditorat V