jur nalis tik

5
NAMA : JAGAD ADITYA DEWANTARA NIM : 2011187205B0019 Isi Kabinet Jokowi: 18 Profesional dan 16 dari Partai Gambaran struktur kabinet presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mulai terkuak. Senin (15/9) Jokowi-JK mengumumkan bahwa kabinet yang akan mendampingi mereka terdiri atas 34 menteri. Perinciannya, 18 menteri dari kalangan profesional murni dan 16 lainnya dari kalangan profesional partai. Belum semua nama kementerian disebutkan. Karena itu, Jokowi meminta masyarakat turut berperan dengan mengusulkan nama yang pas. Pengumuman struktur kabinet itu dilakukan di Rumah Transisi selepas magrib. Jokowi didampingi JK. Tim transisi juga hadir lengkap. Ada Kepala Staf Deputi Rini Soemarno dan lima deputi, yaitu Hasto Kristiyanto, Andi Widjajanto, Anies Baswedan, Akbar Faisal, dan Eko Putro Sandjojo. Dalam konferensi pers di teras Rumah Transisi, Jokowi mengatakan bahwa pertemuan kemarin dilaksanakan untuk memastikan pemerintahan berjalan efektif sekaligus sesuai dengan sistem presidensial. Tentu kinerja presiden dan wakil presiden harus dibantu menteri-menteri negara. ”Ini agar terciptanya pemerintah yang bekerja, terkonsolidasi, dan hadir di tengah-tengah rakyat. Kami putuskan kementerian jumlahnya 34,” tuturnya. Jumlah itu terdiri atas 18 menteri dari kalangan profesional dan 16 menteri dari kalangan profesional partai. Dia menjelaskan, dari pembagian kementerian untuk kalangan profesional dan profesional partai tersebut, ada tiga menteri koordinator yang

Upload: dezy-rindra-puspita

Post on 07-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jurnalistik

TRANSCRIPT

Page 1: Jur Nalis Tik

NAMA : JAGAD ADITYA DEWANTARA

NIM : 2011187205B0019

Isi Kabinet Jokowi: 18 Profesional dan 16 dari Partai

Gambaran struktur kabinet presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mulai terkuak. Senin (15/9) Jokowi-JK mengumumkan bahwa kabinet yang akan mendampingi mereka terdiri atas 34 menteri. Perinciannya, 18 menteri dari kalangan profesional murni dan 16 lainnya dari kalangan profesional partai. Belum semua nama kementerian disebutkan. Karena itu, Jokowi meminta masyarakat turut berperan dengan mengusulkan nama yang pas.

Pengumuman struktur kabinet itu dilakukan di Rumah Transisi selepas magrib. Jokowi didampingi JK. Tim transisi juga hadir lengkap. Ada Kepala Staf Deputi Rini Soemarno dan lima deputi, yaitu Hasto Kristiyanto, Andi Widjajanto, Anies Baswedan, Akbar Faisal, dan Eko Putro Sandjojo.

Dalam konferensi pers di teras Rumah Transisi, Jokowi mengatakan bahwa pertemuan kemarin dilaksanakan untuk memastikan pemerintahan berjalan efektif sekaligus sesuai dengan sistem presidensial. Tentu kinerja presiden dan wakil presiden harus dibantu menteri-menteri negara. ”Ini agar terciptanya pemerintah yang bekerja, terkonsolidasi, dan hadir di tengah-tengah rakyat. Kami putuskan kementerian jumlahnya 34,” tuturnya.

Jumlah itu terdiri atas 18 menteri dari kalangan profesional dan 16 menteri dari kalangan profesional partai. Dia menjelaskan, dari pembagian kementerian untuk kalangan profesional dan profesional partai tersebut, ada tiga menteri koordinator yang tetap dipertahankan. Selain itu, khusus untuk wakil menteri (Wamen), yang mungkin masih diperlukan adalah Wamen di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). ”Cukup, sekarang tanya saja,” ujar Jokowi, mengakhiri pengantar jumpa pers.

Terkait dengan penyebutan kementerian untuk orang-orang profesional, dia menegaskan bahwa arti profesional itu bukan sosok yang berasal dari partai. ”Ya itu saja, tidak dari partai,” tegas mantan Wali Kota Solo tersebut.

Mengapa jumlah kementerian masih 34, padahal sebelumnya ada rencana dirampingkan? Jokowi menuturkan, ada negara tetangga yang jumlah penduduknya 24 juta jiwa dan jumlah menterinya 24 orang. ”Kalau Indonesia jumlah penduduknya 240 juta, lalu apakah seharusnya menterinya 240?” tanya Jokowi.

Page 2: Jur Nalis Tik

Dia juga menyatakan bahwa nama kementerian sudah hampir final. Artinya, belum semuanya selesai. Karena itu, nama kabinet dan siapa yang diangkat sebagai menteri akan diumumkan lain waktu. ”Lain waktu ya lain waktu,” ucap dia.

Dengan begitu, ada ruang publik bagi masyarakat untuk memberikan masukan soal nama kementerian dan sosok yang pantas menjadi menteri. Jokowi memastikan bahwa pihaknya ingin mendapatkan banyak masukan dari masyarakat untuk dua hal tersebut. ”Caranya, bisa lewat banyak cara, salah satunya Twitter. Setelah disampaikan ke kami, baru kemudian dibahas tim,” celetuknya.

Namun, setelah didesak, akhirnya Jokowi melunak. Dia menyebutkan tiga kementerian baru, yakni Kementerian Kedaulatan Pangan, Kementerian Maritim, dan Kementerian Kependudukan. Selain itu, ada Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Tiba-tiba Wapres JK berceletuk bahwa ada juga Kementerian Pertanian. Jokowi langsung mengiyakan pernyataan wakilnya tersebut. ”Nah, iya, pertanian juga,” ujarnya, disambut tawa sejumlah wartawan.

Sementara itu, Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menjelaskan, perampingan nanti dipertajam di tingkat direktorat jenderal (ditjen). Hal tersebut dilakukan untuk efisiensi pada pemerintahan. ”Ini yang dirapikan,” jelasnya.

Selama mempelajari struktur pemerintah saat ini, tim transisi menemukan 61 fungsi yang tumpang tindih di kementerian. Hal tersebut menjadi salah satu sebab tingkat ditjen dirampingkan. ”Temuan ini selama berkomunikasi dengan pemerintah,” jelasnya.

Efisiensi itu juga diterapkan untuk anggaran, misalnya pada Kementerian Koperasi dan UKM. Ternyata, di kementerian tersebut anggaran belanja terbesar justru untuk perindustrian. ”Anggaran ini yang akan dikurangi dan diberikan untuk yang prorakyat,” terangnya.

Terkait dengan anggaran untuk 34 kementerian, apakah sudah siap? Andi menuturkan, anggaran kementerian itu sudah disiapkan. Artinya, walau ada pergantian nama kementerian, anggaran tidak terpengaruh. ”APBN siap,” ujarnya.

Namun, akan ada sedikit pembengkakan anggaran untuk mengganti berbagai kebutuhan administrasi. Misalnya biaya penggantian kop surat dan biaya kantor. ”Itu tidak esensial lah,” terangnya sebelum pengumuman struktur kabinet.

Sementara itu, Partai Nasdem sebagai salah satu partai pendukung Jokowi-JK menyambut baik komposisi tersebut. ”Saya kira proporsional,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan.

Menurut dia, komposisi yang tidak berselisih banyak antara profesional murni dan profesional dari parpol tersebut bisa diartikan bahwa Jokowi-JK tidak mendikotomikan unsur partai dan

Page 3: Jur Nalis Tik

nonpartai. ”Semua yang penting tetap harus memenuhi kualifikasi, memiliki kompetensi, memiliki reputasi yang baik, dan mampu kerja sebagai bagian dari teamwork,” tuturnya.

Dia menegaskan, menteri dari kalangan profesional murni dan profesional partai bukan sekadar pada jumlah. Tapi, menurut dia, lebih pada komposisi yang diharapkan proporsional. ”Yang terpenting adalah pemerintahan yang solid, fokus, dan mampu bergerak cepat mengatasi persoalan bangsa,” ujarnya.

Pos Ekonomi

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai, keputusan Jokowi-JK menetapkan empat pos menteri, yakni menteri keuangan, menteri ESDM, menteri BUMN, dan menteri pertanian, dari kalangan profesional cukup melegakan bagi para pelaku usaha. ”Itu memang pos-pos penting. Jadi, sudah seharusnya diisi profesional,” ujarnya saat dihubungi (15/9).

Namun, menurut Destry, hal itu belum cukup. Dia menyatakan, masih ada pos-pos kementerian yang mestinya juga diduduki oleh orang-orang profesional, salah satunya adalah menteri koordinator (Menko) perekonomian. Menurut dia, posisi Menko Perekonomian sangat strategis karena harus memegang fungsi koordinasi seluruh kementerian yang terkait dengan ekonomi. ”Jadi, sosok Menko Perekonomian harus punya leadership kuat dan kompetensi agar dihormati oleh menteri-menteri ekonomi,” papar dia.

Destry menyebut perekonomian Indonesia sangat kompleks sehingga harus dikawal oleh sosok dengan pemikiran luas. Jika tidak, kebijakan-kebijakan ekonomi yang ditelurkan pemerintah cenderung parsial dan tidak komprehensif. Dia mencontohkan aturan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) yang sebenarnya sangat bagus karena mendorong hilirisasi sektor tambang. ”Sayangnya, tidak ada aturan yang mendukung pengembangan industri penunjang. Karena itu, begitu aturan diberlakukan, justru belum siap,” ucap dia.

Selain itu, terang Destry, salah satu pos yang mestinya juga diisi sosok profesional adalah menteri tenaga kerja dan transmigrasi (Menakertrans). Menurut dia, selama ini pos tersebut sering dikeluhkan investor karena dinilai kurang berhasil dalam memediasi kepentingan pelaku usaha dengan buruh. ”Menakertrans juga harus lihai mendorong pengembangan kapasitas tenaga kerja karena ada jutaan penduduk usia produktif di Indonesia yang harus dikelola dengan baik,” papar dia.

Jika diminta memilih, lanjut Destry, para pelaku ekonomi akan cenderung memilih sosok-sosok profesional untuk mengisi seluruh pos menteri ekonomi. Namun, pasar pun memaklumi jika Jokowi-JK juga harus berkompromi dengan partai politik pendukungnya dengan mengakomodasi masuknya politisi dalam jajaran kabinet. ”Itu sebuah keniscayaan. Tapi, pasar tetap berharap politisi yang duduk di kursi menteri adalah politisi yang punya kompetensi, tidak asal punya kedudukan di partai,” ucap dia.