jurnal
TRANSCRIPT
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 1/8
Studi Tingkat Pencemaran Udara melalui Indikator Kerusakan Stomata, Kandungan
Klorofil, dan Kandungan Pb pada Daun Sono (Pterocarpus indicus) di Surabaya
(Talitha R. Nathania*, Mirza Merindasya, Fintha F.F Rasullah, Rizal K. Asharo, dan
Hefdiyah)
*Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya Jawa Timur
ABSTRAK
Eksperimen Studi Tingkat Pencemaran dilakukan di kota Surabaya dengan
menggunakan 6 titik sampling yaitu 5 daerah padat lalu lintas dan 1 lokasi yang sepi meliputi
Perak, Demak, Tandes, Jl. A.Yani, dan Rungkut serta satu sampel diambil di tempat yang
sepi lalu lintas yaitu ITS Surabaya. Masing-masing sampel diambil dari pukul 10.00-14.00
WIB. Masing-masing tempat diambil sebanyak 5 plot sebagai sampling. Analisa dilakukan
dengan menggunakan daun Pterocarpus indicus untuk diketahui kerusakan stomata,
kandungan klorofil, dan kandungan Pb. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini bahwa
kandungan Pb di Surabaya termasuk di bawah ambang batas. Sehingga dapat dikatakan
dalam beberapa tahun terakhir gas polutan yang menyebabkan polusi adalah Nox, CO atau
gas polutan lainnya. Kandungan terbesar Pb ada pada daerah Perak dan A. Yani sebesar 0,33
ppm. Kerusakan secara fisiologi pada pohon Sono (Pterocarpus indicus) akibat zat polutan
dapat dilihat dari klorofil dan stomata. Dimana klorofil terendah sebesar 125 pada Demak,
disusul A.Yani dan kerusakan stomata tertinggi pada daerah tandes sebesar 37,61 %.
Kata kunci : pencemaran, stomata, klorofil, dan Pb.
ABSTRACT
Experimental study on the level of Pollution in the city of Surabaya by using 6 sampling
points, 5 areas of dense traffic and 1 deserted locations include Perak, Demak, Tandes,
A.Yani. a. Yani, and Rungkut-as well as one sample taken in a quiet traffic in ITS Surabaya.
Each of the samples taken from 10: 00-14: 00 pm. Each place is taken by as much as 5 plot
as sampling. The analysis is done using the leaf is known to damage of Pterocarpus indicus ,
stomata, and chlorophyll content of Pb content of. Result of the research was that the content of Pb in Surabaya included below the threshold. So it can be said in the last few years of gas
pollutants that causes pollution is NOx, CO or any other pollutant gases. The largest deposits
of Pb on the Silver and A. Yani amounting to 0.33 ppm. Damages in Physiology at the Sono’s
tree (Pterocarpus indicus) due to pollutants can be seen from the substance chlorophyll and
stomata. Where is the chlorophyll of 125 at Demak's lowest, followed a. Yani and damages
the highest area of tandes stomata of 37,61%.
Keyword: pollution, stomata, clorophyll, and Pb.
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 2/8
PENDAHULUAN
Kota Surabaya sebagai ibu kota
propinsi merupakan pusat berbagai
kegiatan dan juga memberikan gambaranbagaimana kota ini menjadi pusat berbagai
aktivitas penduduk Jawa Timur dan
penduduk pedesaan yang umumnya datang
ke Surabaya. Pesatnya pertambahan
kendaraan baik angkutan umum, barang
maupun angkutan pribadi di Surabaya dan
sekitarnya yang diikuti laju pertumbuhan
pembangunan menimbulkan permasalahan
lingkungan yaitu meningkatnya polusi
udara. Berdasarkan informasi dari Dinas
Komunikasi dan informatika Provinsi
Jawa Timur (2009), peringkat pencemaran
atau polusi udara di Surabaya menduduki
peringkat ketiga kota berpolusi udara
tertinggi di kawasan Asia setelah Bangkok
dan Jakarta (Anonim1, 2009).
Menurut data BLH (2009), dalam
lima tahun terakhir kadar debu dan CO di
hampir seluruh kawasan Surabaya beradadi atas ambang batas baku mutu udara
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan
Gubernur Jatim Nomor 129 Tahun 1996
tentang Kualitas Udara. Hal ini
mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan pada masyarakat. Dalam SK
gubernur, baku mutu udara untuk debu
maksimal 0,26 miligram per meter kubik
(m
3
). Dalam lima tahun terakhir terjadipeningkatan empat kali lipat atau sekitar
0,8 miligram/m3. Kadar CO sebesar 3.026
mikrogram/m3
(pada hari kerja). Ambang
batasnya 2.260 mikrogram/m3.
Menurutnya, penyebab utama tingginya
kadar debu dan CO adalah semakin
banyaknya kendaraan bermotor di
Surabaya. Sektor transportasi
menyumbang sekitar 85 persen, sedangkan
industri 15 persen. CO yang melebihi baku
mutu dapat menyebabkan orang pusing
dan mual, sedangkan debu dapat
menyebabkan seseorang terjangkit
penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(Anonim1, 2009).
Diduga polutan Pb yang tersebar diudara akan menempel pada permukaan
daun, sehingga dapat menyebabkan
gangguan fisiologi pada tanaman akibat
kurang sempurnanya pembukaan stomata,
serta masuknya polutan ke dalam jaringan
daun mungkin mempengaruhi jumlah
klorofilnya. Di antara jaringan yang ada di
dalam tubuh tanaman, daun merupakan
bagian yang paling kaya akan unsur-unsur
kimia, dengan demikian kemungkinan
akumulasi unsur pb di dalam jaringan daun
lebih besar. Di lain pihak, diketahui bahwa
proses metabolisme tanaman bertumpu
pada proses fotosintesis yang berlangsung
di dalam jaringan daun. Adanya unsur Pb
yang terakumulasi di dalam jaringan daun
tersebut diperkirakan akan mempengaruhi
tersedianya klorofil sebagai bagian
tanaman yang sangat berperan dalamberlangsungnya proses fotosintesis.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah ketersediaan klorofil yang cukup
bagi tanaman untuk menjamin
berlangsungnya proses metabolisme
tanaman yang bertumpu pada proses
fotosintesis mutlak diperlukan. Di lain
pihak, semakin majunya pembangunan
menuntut dinamika masyarakat yang lebihtinggi dan ini menyebabkan aktivitas
manusia dalam menggunakan jasa jalan
raya menjadi lebih banyak. Penggunaan
BBM untuk menunjang aktivitas yang
semakin besar itu menghasilkan polutan
utaman Pb yang dapat diserap oleh
jaringan tanaman bagian atas terutama
daun, sehingga akumulasi di dalam
jaringan daun tersebut dapat mengganggu
ketersediaan klorofil di dalam jaringan
daun, di samping itu juga mempengaruhi
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 3/8
pembukaan stomata. Gangguan terhadap
pembukaan stomata secara langsung dapat
mempengaruhi proses respirasi dan
evapotranspirasi, sedangkan gangguan
terhadap jumlah klorofil selanjutnya akanmempengaruhi berlangsungnya proses
metabolisme tumbuhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menaksir kandungan logam berat
terutama unsur Pb di dalam jaringan daun.
Untuk mengetahui perubahan variasi
jumlah klorofil di dalam jaringan daun
pada tanaman sampel yang diletakkan di
jalur lalu lintas padat serta untuk
mengetahui kerusakan stomata pada
tanaman yang terkena polutan lalu lintas.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mikroskop,
spektrofotometer, oven, kuvet, mortal, alu,
pipet tetes, tabungreaksi, gelas obyek, kain
kassa, erlenmeyer, lemari es, gunting,selotip, dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun Pterocarpus
indicus, akuades, alcohol 70%, aceton,
kuteks, dan aluminium foil.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel bersifat
purposive sampling. yang diambil pada 5daerah padat lalu lintas dan 1 lokasi yang
sepi, meliputi Perak, Demak, Tandes, Jl.
A.Yani, dan Rungkut serta satu sampel
diambil di tempat yang sepi lalu lintas
yaitu ITS Surabaya. Masing-masing
sampel diambil dari pukul 10.00-14.00
WIB.
Analisis Kandungan Pb
Penetapan kadar Pb pada daun Sono
dilakukan dengan Metode Pengabuan
Basah (Wet Digestion Methods). Sampel
yang baru diambil dimasukkan ke dalam
kantung – kantung yang dibuat dari kertas
kemudian dikeringkan dalam oven, sampai
beratnya konstan. Kemudian dipotongkecil-kecil sampai hancur dan selanjutnya
dilanjutkan dengan metode pengabuan
basah. Penentuan kandungan Pb pada
sampel dilakukan dengan teknik kurva
kalibrasi yang berupa garis linier, sehingga
dapat ditentukan konsentrasi sampel dari
absorbansi yang terukur. Setelah
konsentrasi pengukuran diketahui maka
kandungan sebenarnya dalam sample
kering dapat ditentukan dengan
perhitungan ( Siaka et al., 1998).
M =
Keterangan :
M = Kandungan Pb dalam sampel (μg/g)
C = Konsentrasi yang diperoleh dari Kurva
Kalibrasi (μg/ml)
V = Volume larutan sample (ml)
F = Faktor pengenceranB = Bobot sample (gr)
(Siaka et al., 1998).
Analisis Kandungan Klorofil
Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer. Untuk
masing-masing kontrol dan perlakuan,
diharapkan dapat dibuat ulangan sebanyak
5 kali. Adapun cara kerja untuk
menentukan kadar klorofil daun adalah
daun Sono ditimbang sebanyak 1 gram,
digerus dengan mortir sampai halus, lalu
dilarutkan dengan aseton 100 ml. Larutan
disaring dengan kertas saring dan
ditampung dalam labu erlenmeyer 100 ml
dan ditutup dengan kertas timah.
Kemudian larutan dimasukkan ke dalam
spektrofotometer, diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 644 nm dan 663
nm.
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 4/8
Membuat Preparat Daun
Preparat daun dibuat untuk
mengetahui perubahan lebar stomata
akibat pengaruh pencemaran udara. Untuk
itu masing-masing, kontrol dan perlakuandibuat 5 preparat daun. Sampel daun yang
di dapat dibersihkan dengan kapas yang
telah dibasahi air. Dibuat preparat dari
sampel daun tersebut dengan cara
mengoleskan kutek pada permukaan
bawah daun. Dilekatkan selotip pada
permukaan daun yang telah diolesi kutek,
ditunggu hingga kering kemudian
dilepaskan selotip dari daun tersebut.
Selotip dilekatkan pada gelas obyek dan
diamati di bawah mikroskop. Digambar
struktur stomata yang diamati, ditentukan
prosentase kerusakan stomatanya.
Kemudian dibandingkan dengan stomata
daun yang tidak terkena gas polutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kandungan Pb
Berdasarkan data pada tabel 1didapatkan bahwa kawasan di Surabaya
yang memiliki sampel daun dengan kadar
Pb tertinggi adalah Perak dan A. Yani
sebesar 0,33 ppm diikuti dengan Demak,
Tandes, dan Rungkut sedangkan di
kawasan ITS terendah yakni sebesar 0,13
ppm. Perbedaan jumlah kandungan Pb ini
dikarenakan intensitas kendaraan bermotor
yang berlalu-lalang di daerah Perak danA. Yani sangat sering, gas buang dari
kendaraan bermotor merupakan bahan
pencemar yang terutama karbon
monoksida (CO), berbagai senyawa
hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen
(NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat
debu termasuk timbal (Pb).
Nilai kandungan Pb pada sampel
daun yang diambil di 6 kawasan Surabaya
adalah dibawah ambang batas atau dengan
kata lain normal. Hal ini dapat
dimungkinkan karena sudah tidak adanya
kandungan Pb pada bahan bakar kendaraan
bermotor. Biasanya kadar Pb dalam tanah
berkisar antara 5 sampai 25 mg/Kg, dalam
air tanah dari 1 sampai 60 μg/L dan agak lebih rendah dalam air permukaan di alam,
kadar di udara di bawah 1 μg/m3, tetapi
dapat jauh lebih tinggi di tempat kerja
tertentu dan di daerah yang lalu lintasnya
padat (Frank, 1995) sedangkan ambang
batas yang ditetapkan Pemda DKI adalah
sebesar 1,0 mikrogr/m3. Timbal secara
umum dikenal dengan sebutan timah hitam,
biasa digunakan sebagai campuran
bahanbakar bensin. Fungsinya, selainmeningkatkan daya pelumasan, juga
meningkatkan efisiensi pembakaran.
Sehingga kinerja kendaraan bermotor
meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin
dibakar dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar
bersama emisi gas buang hasilpembakaran
(Anonim, 2010).
Pohon Sono mampu mengakumulasi
berbagai macam logam berat. Tumbuhan
melalui daunnya dapat menangkap partikel
timbal yang diemisikan kandaraan
bermotor (Djuangsih dalam Siringoringo,
2000). Menurut Koeppe dan Miller dalam
Siringiringo, kemampuan tanaman dalam
menyerap timbal sangat dipengaruhi
keadaan permukaan daun tanaman. Daun
yang mempunyai bulu ( pubescent ) atau
daun yang permukaannya kesat (berkerut)
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dalam menyerap timbal, daripada daun
yang mempunyai permukaan lebih licin
dan rata. Hal yang sama juga dinyatakan
oleh Strakman dalam Siringiringo bahwa
kemampuan daun tanaman menyerap suatu
polutan dipengaruhi oleh karakteristik
morfologi daun, seperti ukuran dan bentuk
daun, adanya rambut pada permukaan
daun dan juga tekstur daun.
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 5/8
Tabel 1. Kandungan Pb pada 6 Kawasan Surabaya
Analisa Kandungan Klorofil
Berdasarkan hasil uji kandungan
klorofil dengan metode AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer) pada daun
sono didapatkan bahwa kandungan klorofil
paling tinggi terdapat di kawasan Rungkutdengan kandungan klorofil sebesar 148,5,
disusul Perak, Tandes, ITS, A.Yani, dan
terakhir Demak sebesar 125. Hasil analisa
kandungan klorofil dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2.Kandungan Klorofil Daun Sono di 6 Kawasan Surabaya
No. Daerah PengambilanSampel Rata-Rata KandunganKlorofil
1 Rungkut 148.5
2 Demak 125
3 Perak 132
4 Tandes 129.55 A.Yani 125.5
6 ITS 128.5
Beberapa nilai kandungan klorofil
pada sampel daun yang diambil di 6
kawasan Surabaya berbanding terbalik
dengan nilai kandungan Pb. Semakin
rendah kandungan Pb, maka semakin
tinggi kandungan klorofilnya. Seperti pada
kawasan Rungkut dan A.Yani. Jumlah
kandungan klorofil di daerah rungkut
adalah sebesar 148,5, merupakan jumlah
kandungan klorofil tertinggi diantara 5
kawasan lainnya. Kandungan klorofil yang
tinggi ini berbanding terbalik dengan
kandungan Pb sebesar 0,20 ppm yang
merupakan kandungan Pb paling rendah
diantara kawasan lainnya (setelah ITS).
Sedangkan pada kawasan yang memiliki
kandungan klorofil paling rendah, yaitu
Demak dengan kandungan klorofil sebesar
No Kawasan
Kandungan Pb dalam Sampel Daun ke- (ppm) Rata-
rata
(ppm)1 2 3 4 5
1 Rungkut 0,15 0,21 0,19 0,24 0,22 0,20
2 Demak 0,36 0,28 0,31 0,25 0,30 0,30
3 Perak 0,30 0,34 0,31 0,28 0,33 0,33
4 Tandes 0,19 0,22 0,23 0,28 0,29 0,24
5 A. Yani 0,33 0,38 0,29 0,35 0,31 0,33
6 ITS 0,16 0,13 0,11 0,15 0,14 0,13
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 6/8
125, memiliki kandungan Pb tertinggi
kedua setelah Perak dan A.yani yaitu
sebesar 0,30 ppm. Hal ini mendukung
sebuah teori bahwa pohon Sono, terutama
daunnya mampu mengakumulasi berbagaimacam logam berat. Tumbuhan melalui
daunnya dapat menangkap partikel timbal
yang diemisikan kandaraan bermotor
(Djuangsih dalam Siringoringo, 2000).
Namun hasil yang kurang signifikan
juga terjadi, yaitu pada kawasan ITS yang
memiliki kandungan Pb terendah yaitu
sebesar 0,13 ppm dan kerusakan stomata
paling sedikit (31,52%) justru memiliki
kandungan klorofil yang relatif rendah.
Hal ini dapat terjadi karena disebabkan
oleh pengaruh kondisi daun. Menurut
Koeppe dan Miller dalam Siringiringo,
kemampuan tanaman dalam menyerap
timbal sangat dipengaruhi keadaan
permukaan daun tanaman. Daun yang
mempunyai bulu ( pubescent ) atau daun
yang permukaannya kesat (berkerut)
mempunyai kemampuan yang lebih tinggidalam menyerap timbal, daripada daun
yang mempunyai permukaan lebih licin
dan rata. Hal yang sama juga dinyatakan
oleh Strakman dalam Siringiringo bahwa
kemampuan daun tanaman menyerap suatu
polutan dipengaruhi oleh karakteristik
morfologi daun, seperti ukuran dan bentuk
daun, adanya rambut pada permukaan
daun dan juga tekstur daun.
Dalam penelitian ini, digunakan daun
untuk uji kualitas udara karena daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang
paling dominan jumlahnya dalam satu
tanaman dan paling peka terhadap pencemar.
Daun pohon sono sebagai salah satu pohon
yang memiliki tingkat kepekaan tertentu
diduga merupakan bioindikator pencemaran
udara yang baik. Sehingga daun dapat
difungsikan sebagai pemantau pencemaran
udara khususnya melalui analisis kadar
klorofil daun tanaman. Lamanya pemaparan
tumbuhan terhadap zat pencemar akanmengakibatkan terakumulasinya pencemar
tersebutke dalamt umbuhan (Roziaty, 2009).
Pengamatan Kerusakan Stomata
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan pada sampel daun dari 6
kawasan Surabaya didapatkan data bahwa
kerusakan stomata paling tinggi terdapat
pada daerah Tandes dengan prosentase
kerusakan sebesar 37,61%, disusul A.Yani,
Perak, Demak, Rungkut dan terakhir ITS
sebesar 31,52%. Hasil analisa dapat dilihat
pada grafik 1.
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 7/8
Grafik 1. Tingkat Kerusakan Stomata
Bila dikaitkan dengan kandungan
Pb yang telah diteliti hendaknya stomata
yang mengalami kerusakan tertinggi
adalah Perak dan A.Yani. Hal ini
dimungkinkan Pb tidak mempengaruhi
fisiologi Pohon Sono secara signifikan,
namun logam berat lain yang terkandung
di udara seperti CO atau NOx.
Dari pengamatan stomata terlihatsampel daun yang diperoleh dari jalan
Tandes mengalami lebih banyak kerusakan
dibandingkan dengan sampel daun yang
berasal dari hutan kampus ITS. Terlihat
dari menghitamnya bagian tepi sel penutup
stomata, menyempitnya celah stomata
hingga bentuk dan ukuran sel tetangga
yang tidak terlihat jelas. Hal ini
disebabkan konsentrasi gas polutan di
jalan Tandes jauh lebih tinggi
dibandingkan sampel stomata daun yangdidapat dari literatur.
Gambar 1. Stomata Hasil Pengamatan
Gas polutan adalah bahan-bahan
atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing
di dalam udara dalam jumlah tertentu serta
berada di udara dalam waktu yang cukup
lama, akan dapat mengganggu kehidupanmakhluk hidup.Polutan dibedakan menjadi
polutan partikulat dan gas.
Kendaraan bermotor menjadi salah
satu sumber utama pencemaran udara,
karena mengandung berbagai bahan
pencemar yang berbahaya bagi manusia,
hewan, tumbuhan dan infrastruktur yang
terdapat di sekitarnya. Polutan partikulat
yang berasal dari kendaraan bermotor
umumnya merupakan fasa padat yang
terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa padatan tersebut berasal dari
pembakaran tak sempurna bahan bakar
minyak yang berkomposisikan senyawa
organik hidrokarbon. Selain itu polutan
partikulat juga mengandung timbal (Pb)
yang merupakan bahan aditif untuk
meningkatkan kinerja pembakaran bahan
bakar pada mesin kendaraan.Timah hitam
(Pb) yang dikeluarkan dari kendaraanbermotor rata-rata berukuran 0,02-0,05
μm. Semakin kecil ukuran partikelnyasemakin lama waktu menetapnya di
Rungkut Demak Perak Tandes A Yani It
31,97%32,73%
34,18%
37,61%
35,38%
31,52%
Kerusakan Stomata
5/17/2018 Jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-55b07e60ba049 8/8
lingkungan termasuk organ tumbuhan
(Wardhana, 1999).
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah kandungan Pb di Surabayatermasuk di bawah ambang batas.
Sehingga dapat dikatakan dalam beberapa
tahun terakhir gas polutan yang
menyebabkan polusi adalah NOx,dan CO.
Kandungan Pb terbesar pada Perak dan
A.Yani. Kerusakan secara fisiologi padapohon Sono (Pterocarpus indicus) akibat
zat polutan dapat dilihat dari klorofil danstomata. Dimana klorofil terendah ada
pada sampel daun dari Demak dankerusakan stomata tertinggi pada sampel
daun dari Tandes. Perlu dilakukan
penelitian lanjut mengenai zat polutan lain
yang mempengaruhi fisiologi tumbuhan
selain analisa Pb
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2009. Tingkat Pencemaran
Udara di Surabaya Perlu Diuji
Ulang. Surabaya : DinasKomunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Timur.
Anonim2. 2010. Dampak Pemakaian
Bensin Bertimbal Dan Kesehatan.
Komite Penghapusan BensinBertimbal. www.kpbb.org. Diakses
pada 29 April 2012 pukul 20.18WIB
Koeppe. D. E. dan R. J. Miller. 1970.
“Lead Effect on Corn
Mitochondrial Respiration”.
Science.Vol. 167.
Roziaty, Efri. 2009. Kandungan Klorofil,
Struktur Anatomi Daun Angsana
(Pterocarpus indicus wild) dan
Kualitas Udara Ambien di Sekitar
Kawasan Industri Pupuk . PT.
PUSRI di Palembang. IPB: Bogor.
Siaka, M., Chris, M. Owen, G.F. Birch.
1998. Evaluation of Some
Digestion Method for The
Determinationof Heavy Metals in
Sediment Sample by Flame AAS.
AnaliticalLetters, 31 (4).
Siringoringo, H. H. 2000. “Kemampuan
Beberapa Jenis Tanaman Hutan
Kota Dalam Menjerap Partikulat
Timbal. Bul. Pen. Hutan.
Wardhana, W.A. 1999. Dampak
Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta : Andi Offset.