jurnal 7

Upload: missing-man

Post on 06-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 34

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Upaya

    Mengontrol Gula Darah Di Poliklinik RS. Immanuel Bandung

    Srihesty Manan

    Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

    yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Masalah yang sering timbul

    pada penderita diabetes melitus adalah bagaimana cara mempertahankan agar kadar glukosa dalam darah

    tetap terkontrol. Oleh karena itu, klien harus menjalani pilar-pilar pengobatan diabetes melitus dengan

    kepatuhan yang cukup tinggi. Pilar utama pengobatan diabetes mellitus tersebut ialah pentingnya edukasi

    bagi klien dan keluarga, olahraga, jenis obat DM yang digunakan oleh klien dan pengaturan pola makan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Klien Tentang Penyakit

    Diabetes Melitus Dengan Kepatuhan Dalam Upaya Mengontrol Gula Darah Di Poliklinik RS. Immanuel

    Bandung. Jenis penelitian ini yaitu survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional dengan

    jumlah responden 92 klien DM yang melakukan kontrol ke Poliklinik RS. Immanuel. Hasil analisis

    univariat variabel pengetahuan klien tentang penyakit diabetes melitus menunjukkan 48 responden (52%)

    memiliki tingkat pengetahuan cukup; variabel kepatuhan klien dalam upaya mengontrol gula darah

    menunjukkan bahwa 68 orang responden (74%) mengontrol gula darahnya dengan patuh. Hasil analisis

    bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan klien tentang penyakit diabetes

    melitus dengan kepatuhan dalam upaya mengontrol gula darah.

    PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok

    penyakit metabolik dengan karakteristik

    hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

    sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

    ( Sudoyo, 2009 ). Insulin merupakan suatu

    hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar

    glukosa dalam darah. Gangguan metabolik yang

    terjadi dapat mengakibatkan kadar glukosa

    dalam darah meningkat atau disebut

    hiperglikemia. Menurut World Health

    Organization (WHO), hiperglikemia adalah

    efek umum diabetes yang tidak terkontrol dan

    dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan

    yang serius pada banyak sistem tubuh, terutama

    saraf dan pembuluh darah. Masalah yang sering

    timbul pada penderita diabetes melitus adalah

    bagaimana cara mempertahankan agar kadar

    glukosa dalam darah tetap terkontrol. Untuk

    memecahkan masalah tersebut maka perlu

    diperhatikan beberapa pilar utama pengobatan

    bagi klien diabetes mellitus yang tentunya akan

    membantu dalam menjaga kestabilan kadar

    glukosa dalam darah. Klien harus menjalani

    pilar-pilar pengobatan diabetes melitus dengan

    kepatuhan yang cukup tinggi. Pilar utama

    pengobatan diabetes mellitus tersebut ialah

    pentingnya edukasi bagi klien dan keluarga,

    olahraga, jenis obat DM yang digunakan oleh

    klien dan pengaturan pola makan ( Cahyono,

    2008 ). Menurut Notoatmodjo ( 2007 )

    disebutkan bahwa perilaku pemeliharaan

    kesehatan terdiri dari 3 aspek, yaitu : a) perilaku

    pencegahan penyakit, b) perilaku peningkatan

    kesehatan dan, c) perilaku gizi ( makanan ) dan

    minuman. Untuk menjalankan ketiga hal

    tersebut, tentunya diperlukan tingkat kepatuhan

    yang tinggi pada klien yang bersangkutan.

    Tujuan Penelitian

    1.Tujuan Umum

    Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

    mendapatkan gambaran hubungan tingkat

    pengetahuan klien tentang penyakit diabetes

    melitus dengan kepatuhan dalam upaya

    mengontrol gula darah di poliklinik RS.

    Immanuel Bandung..

    2.Tujuan Khusus

    a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes mellitus.

    b. Mengidentifikasi kepatuhan klien dalam menjalani upaya mengontrol gula darah.

    c. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes

    mellitus dengan kepatuhan dalam menjalani

    exercise.

    d. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes

    mellitus dengan kepatuhan dalam menjalani

    diet.

    e. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes

    mellitus dengan kepatuhan dalam menjalani

    terapi/obat.

  • 34

    Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini jenis penelitian yang

    digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan

    design penelitian cross sectional, yaitu suatu

    penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

    antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

    cara pendekatan, observasi atau pengumpulan

    data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo,

    2010).

    Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini mencakup

    variabel independennya adalah tingkat

    pengetahuan dan menjadi variabel dependen

    adalah kepatuhan dalam mengontrol kadar gula

    darah.

    Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua

    klien Diebetes Mellitus yang menjalani rawat

    jalan di Poliklinik Penyakit Dalam

    RS.Immanuel Bandung dimana populasinya

    selama tahun 2010 berjumlah 1.098 orang.

    2. Sampel

    Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

    Accidental Sampling, sebanyak 91 sampel.

    Instrumen Penelitian

    1. Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan angket yang berbentuk

    pertanyaan tertutup. Data akan diambil

    langsung oleh peneliti. Didalam angket

    digunakan pertanyaan tertutup sebanyak 30

    pertanyaan, dimana jawaban sudah

    disediakan sehingga responden tinggal

    memilih jawaban yang telah ada. Komponen

    angket terdiri dari aspek pengetahuan klien

    tentang penyakit diabetes mellitus.

    2. Untuk mengetahui kepatuhan klien, dilakukan dengan cara memberikan angket

    kepada klien, dan angket terdiri dari 20

    pernyataan yang digunakan untuk mengukur

    kepatuhan klien dalam menjalani exercise,

    diet dan terapi.

    Hasil dan Pembahasan

    Analisa Univariat

    Tabel 1.1

    Distribusi Frekuensi Pengetahuan Klien

    Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    Variabel Kateg

    ori

    Frekue

    nsi

    Persent

    ase (%)

    Pengetah

    uan

    Baik 30 33%

    Cukup 48 52%

    Kuran

    g

    14 15%

    Total 92 100%

    Analisa Tabel 1.1 Terdapat 30 responden (33%)

    yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik

    tentang penyakit diabetes melitus, 48 responden

    yaitu ( 52%) memiliki tingkat pengetahuan

    cukup tentang penyakit diabetes melitus dan 14

    responden yaitu (15%) yang memiliki tingkat

    pengetahuan kurang tentang penyakit diabetes

    melitus.

    Tabel 1.2

    Distribusi Frekuensi Kepatuhan Exercise,

    Diet & Terapi Klien Dalam Upaya

    Mengontrol Gula Darah

    Variabel Katego

    ri

    Frekuen

    si

    Persentas

    e (%)

    Kepatuha

    n

    Patuh 68 74%

    Tidak

    Patuh

    24 26%

    Total 92 100%

    Analisa Tabel 1.2 Dapat diamati bahwa

    terdapat 68 orang responden yaitu (74%) yang

    patuh terhadap upaya mengontrol gula darah

    dan juga terdapat 24 orang responden yaitu

    (26%) yang tidak patuh menjalani upaya

    mengontrol gula darah.

    a) Kepatuhan Exersice

    Tabel 1.3

    Distribusi Frekuensi

    Kepatuhan Klien

    Dalam Menjalani

    Exercise

    No Kateg

    ori

    Frek

    uensi

    Persen

    tase

    (%)

  • 34

    1 Patuh 39 42%

    2 Tidak

    Patuh 53 58%

    Total

    92

    100%

    Analisa Tabel 1.3 : Distribusi frekuensi

    responden berdasarkan kepatuhan exercise

    didapatkan 39 responden (42%) yang menjalani

    exercise secara patuh dan 53 responden (58%)

    yang tidak patuh menjalani exercise.

    b) Kepatuhan Diet

    Tabel 1.4

    Distribusi Frekuensi

    Kepatuhan Klien

    Dalam Menjalani Diet

    N

    o

    Kateg

    ori

    Frek

    uensi

    Persen

    tase

    (%)

    1 Patuh 79 86%

    2 Tidak

    Patuh 13 14%

    Total

    92

    100%

    Analisa Tabel 1.4:

    Distribusi frekuensi

    responden berdasarkan

    kepatuhan diet terdapat

    79 responden (86%)

    yang menjalani diet

    secara patuh dan 13

    responden (14%) yang

    tidak patuh menjalani

    diet.

    c) Kepatuhan Terapi Tabel 1.5

    Distribusi Frekuensi

    Kepatuhan Klien

    Dalam Menjalani

    Terapi

    N

    o

    Kateg

    ori

    Frek

    uensi

    Persen

    tase

    (%)

    1 Patuh 81 88%

    2 Tidak

    Patuh 11 12%

    Total

    92

    100%

    Analisa Tabel 1.5: Distribusi frekuensi

    responden berdasarkan kepatuhan terapi

    didapatkan 81 responden (88%) yang menjalani

    terapi secara patuh dan 11 responden (12%)

    yang tidak patuh menjalani terapi.

    1. Analisa Bivariat Dari proses perhitungan yang telah dilakukan,

    diperoleh hasil analisis hubungan antara

    variabel pengetahuan klien tentang penyakit

    diabetes melitus dengan variabel kepatuhan

    dalam upaya mengontrol gula darah di

    poliklinik RS. Immanuel Bandung seperti yang

    terdapat dalam tabel berikut :

    Tabel 1.6

    Hubungan Pengetahuan Klien

    Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    Dengan Kepatuhan Dalam Upaya

    Mengontrol Gula Darah

    Kepatuhan Total

    Patuh Tidak

    Patuh

    F % F % F %

    Penget

    ahuan

    Bai

    k

    2

    4

    80

    %

    6 20

    %

    3

    0

    10

    0

    %

    Cu

    ku

    p

    3

    6

    75

    %

    1

    2

    25

    %

    4

    8

    10

    0

    %

    Ku

    ran

    g

    8 57

    ,1

    %

    6 42

    ,9

    %

    1

    4

    10

    0

    %

    0,2

    66

    Total 6

    8

    73

    ,9

    %

    2

    4

    26

    ,1

    %

    9

    2

    10

    0

    %

    Analisa Tabel 1.6 : Hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan klien tentang penyakit

    diabetes melitus dengan variabel kepatuhan

    dalam upaya mengontrol gula darah dengan

    nilai p value = 0,266 > 0,05 =

    Tabel 1.7

  • 34

    Hubungan Pengetahuan Klien

    Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    Dengan Kepatuhan Dalam

    Menjalani Exercise

    Exersice Total

    Patuh Tidak

    Patuh

    F % F % F %

    Penget

    ahuan

    Bai

    k

    1

    2

    40

    %

    1

    8

    60

    %

    3

    0

    10

    0

    %

    Cu

    ku

    p

    2

    2

    45

    ,8

    %

    2

    6

    54

    ,2

    %

    4

    8

    10

    0

    %

    Ku

    ran

    g

    5 35

    ,7

    %

    9 64

    ,3

    %

    1

    4

    10

    0

    %

    0,7

    56

    Total 3

    9

    42

    ,4

    %

    5

    3

    57

    ,6

    %

    9

    2

    10

    0

    %

    Analisa Tabel 1.7 : Hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani exercise dengan nilai p

    value = 0,756 > 0,05 =

    Tabel 1.8

    Hubungan Pengetahuan Klien

    Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    Dengan Kepatuhan Dalam

    Menjalani Diet

    Diet Total

    Patuh Tidak

    Patuh

    F % F % F %

    Penge

    tahuan

    Bai

    k

    2

    8

    93

    ,3

    %

    2 6,

    7

    %

    3

    0

    10

    0

    %

    Cu

    ku

    p

    4

    1

    85

    ,4

    %

    7 14

    ,6

    %

    4

    8

    10

    0

    %

    Ku

    ran

    g

    1

    0

    71

    ,4

    %

    4 28

    ,6

    %

    1

    4

    10

    0

    %

    0,1

    50

    Total 7

    9

    85

    ,9

    %

    1

    3

    14

    ,1

    %

    9

    2

    10

    0

    %

    Analisa Tabel 1.8 : Hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani diet dengan nilai p value =

    0,150 > 0,05 =

    Tabel 1.9

    Hubungan Pengetahuan Klien

    Tentang Penyakit Diabetes Melitus

    Dengan Kepatuhan Dalam

    Menjalani Terapi

    Terapi Total

    Patuh Tidak

    Patuh

    F % F % F %

    Penget

    ahuan

    Bai

    k

    2

    8

    93

    ,3

    %

    2 6,

    7

    %

    3

    0

    10

    0

    %

    Cu

    ku

    p

    4

    2

    87

    ,5

    %

    6 12

    ,5

    %

    4

    8

    10

    0

    %

    Ku

    ran

    g

    1

    1

    78

    ,6

    %

    3 21

    ,4

    %

    1

    4

    10

    0

    %

    0,3

    67

    Total 8

    1

    88

    %

    1

    1

    12

    %

    9

    2

    10

    0

    %

    Analisa Tabel 1.9 : Hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani terapi dengan nilai p value

    = 0,367 > 0,05 =

    A. Pembahasan 1. Pengetahuan Klien Tentang Penyakit

    Diabetes Melitus

    Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan klien

    tentang penyakit diabetes melitus dari 92

    responden, 30 responden (33%) memiliki

    tingkat pengetahuan yang baik, 48 responden

    (52%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan

    14 responden (15%) yang memiliki tingkat

    pengetahuan kurang.

    Teori Green dalam Notoatmodjo ( 2007 )

    menyatakan bahwa pengetahuan merupakan

  • 34

    salah satu faktor pendukung ( predisposing

    factor ) terbentuknya perilaku seseorang.

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan

    terhadap suatu objek tertentu dan sebagian besar

    pengetahuan seseorang diperoleh melalui mata

    dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

    merupakan domain yang sangat penting dalam

    membentuk tindakan seseorang.

    Pengetahuan responden yang baik yaitu sebesar

    33% dan yang berpengetahuan cukup sebesar

    52% tentu dikarenakan adanya informasi yang

    baik pula mengenai penyakit diabetes melitus.

    Peran petugas kesehatan dalam pencegahan

    komplikasi pada klien diabetes melitus sangat

    signifikan, dengan adanya petugas kesehatan

    khususnya perawat, diharapkan akan

    memudahkan para klien diabetes melitus dalam

    mengakses informasi yang berhubungan dengan

    penyakitnya. Diharapkan dengan adanya

    informasi yang jelas dan lengkap tentang

    penyakit diabetes melitus maka pengetahuan

    klien diabetes melitus akan meningkat dan

    komplikasi pun dapat dicegah dan ditanggulangi

    lebih dini.

    2. Kepatuhan Klien Dalam Upaya Mengontrol Gula Darah

    Hasil penelitian pada kepatuhan klien dalam

    upaya mengontrol gula darah dari 92 responden,

    68 responden (74%) yang patuh terhadap upaya

    mengontrol gula darah dan juga terdapat 24

    responden (26%) yang tidak patuh menjalani

    upaya mengontrol gula darah. Dan apabila

    dibahas lebih rinci, dari 92 responden, 39

    responden (42%) yang menjalani exercise

    secara patuh dan 53 responden (58%) yang

    tidak patuh menjalani exercise, 79 responden

    (86%) yang menjalani diet secara patuh dan 13

    responden (14%) yang tidak patuh menjalani

    diet, dan 81 responden (88%) yang menjalani

    terapi secara patuh dan 11 responden (12%)

    yang tidak patuh menjalani terapi.

    Menurut Sacket dalam Niven (2000) kepatuhan

    adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai

    dengan ketentuan yang diberikan oleh

    profesional kesehatan. Terdapat beberapa faktor

    yang mendukung kepatuhan, yaitu pendidikan,

    akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan

    sosial, perubahan model terapi dan

    meningkatkan interaksi profesionalisme

    kesehatan dengan pasien.

    Sama halnya dengan kepatuhan klien dalam

    upaya mengontrol gula darah sangat bergantung

    dan didukung oleh berbagai hal. Kepatuhan

    klien yang berdasarkan rasa terpaksa atau

    ketidakpahaman tentang perilaku tersebut tidak

    dapat menjamin bahwa klien akan mematuhi

    seterusnya. Kepatuhan klien tentu akan

    mempengaruhi pada kondisi kesehatan klien,

    jika klien tidak patuh maka akan berdampak

    buruk bagi kesehatannya, contohnya dapat

    menimbulkan komplikasi yang serius. Namun

    hal tersebut dapat dicegah bila klien mematuhi

    exercise, diet dan terapi.

    3. Hubungan Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Diabetes Melitus Dengan

    Kepatuhan Dalam Upaya Mengontrol

    Gula Darah Di Poliklinik RS.Immanuel

    Bandung

    Hasil penelitian berdasarkan uji statistik chi

    square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

    antara variabel pengetahuan klien dengan

    kepatuhan klien dalam upaya mengontrol gula

    darah. Responden yang memiliki tingkat

    pengetahuan baik dan cukup lebih besar

    daripada jumlah responden yang memiliki

    tingkat pengetahuan kurang.

    Berbeda dengan penelitian Kasmiyetti, dkk

    (2002) dimana jumlah penderita diabetes yang

    berpengetahuan rendah/kurang lebih banyak

    daripada yang berpengetahuan tinggi/baik. Hal

    ini disebabkan oleh karena pengetahuan tidak

    hanya diperoleh dibangku pendidikan tetapi

    juga dari pengalaman langsung maupun tidak

    langsung. Selain itu juga, penelitian yang

    dilakukan oleh Rahayu (2011) mengungkapkan

    bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

    tingkat pengetahuan Diabetes Melitus dengan

    kadar gula darah pada penderita DM. Hal itu

    menunjukkan bahwa tidak semua orang yang

    memiliki pengetahuan baik mampu melakukan

    kontrol gula darah dengan baik pula.

    Secara teoritis, pengetahuan merupakan domain

    yang sangat penting untuk terbentuknya

    perilaku seseorang, tapi bukan faktor yang

    cukup kuat untuk merubah perilaku sehat.

    Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa

    sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru

    (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut

    terjadi proses berurutan. Teori adopsi perilaku

    tersebut terdiri dari 5 tahap yaitu awareness (

    kesadaran ), interest ( merasa tertarik ),

    evaluation ( menimbang-nimbang ), trial (

    mulai mencoba ) dan adoption. Apabila

    penerimaan perilaku baru atau adopsi melalui

    proses seperti ini didasari pengetahuan maka

    perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long

    lasting .)

  • 34

    Berdasarkan teori diatas, pengetahuan klien

    tentang penyakit diabetes melitus akan

    mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang.

    Pengetahuan yang baik mendukung klien dalam

    melakukan kontrol gula darah dengan patuh,

    akan tetapi dalam penelitian ini tidak terdapat

    hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

    kepatuhan klien. Hal ini disebabkan karena

    ternyata pengetahuan klien tentang diabetes

    melitus saja tidak cukup mempengaruhi

    kepatuhan seseorang. Dari hasil penelitian ini

    yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

    antara pengetahuan dan kepatuhan dalam

    mengontrol gula darah terlihat bahwa

    pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang

    mempengaruhi terbentuknya suatu kepatuhan,

    namun sangat tergantung pada karakteristik atau

    faktor-faktor lain dari yang bersangkutan, yang

    bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan,

    tingkat emosional, jenis kelamin, sedangkan

    faktor eksternalnya yaitu faktor lingkungan,

    baik lingkungan fisik, budaya, ekonomi dan

    politik ( Notoatmodjo, 2007 ).

    4. Hubungan Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Diabetes Melitus Dengan

    Kepatuhan Dalam Menjalani Exercise Di

    Poliklinik RS.Immanuel Bandung

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

    responden yang tidak patuh lebih besar

    dibandingkan dengan responden yang patuh

    menjalani exercise. Hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani exercise.

    Secara teoritis, menurut PERKENI manfaat

    olahraga yang teratur dapat memberikan efek

    menurunkan kadar gula darah karena

    bertambahnya uptake glukosa oleh sel otot,

    sehingga komplikasi pun dapat dicegah. Untuk

    keberhasilan hal ini, diharapkan responden

    wajib melakukan exercise atau olahraga yang

    porsinya dibatasi oleh kemampuan, umur atau

    ada tidaknya penyakit lain.

    Berdasarkan teori, pengetahuan klien tentang

    penyakit diabetes melitus akan mempengaruhi

    kepatuhan klien. Namun dari hasil penelitian

    dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

    pengetahuan dengan kepatuhan dalam

    melakukan exercise. Meskipun hasil penelitian

    menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan klien

    cukup baik, namun didapatkan bahwa lebih

    banyak klien yang tidak patuh menjalankan

    exercise. Hal ini disebabkan karena

    pengetahuan saja tidak cukup untuk

    mempengaruhi kepatuhan seseorang. Ada hal

    lain yang juga mempengaruhi kepatuhan, seperti

    lingkungan. Lingkungan yang tidak menunjang

    dapat menghambat klien untuk melakukan

    exercise. Selain itu, usia pun dapat

    mempengaruhi kepatuhan klien dalam

    melakukan exercise. Responden dalam

    penelitian ini sebagian besar berusia >44-60

    tahun.

    5. Hubungan Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Diabetes Melitus Dengan

    Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Di

    Poliklinik RS.Immanuel Bandung

    Berdasarkan hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani diet. Berbeda dengan

    penelitian Wakhidiyah (2010) yang menemukan

    adanya hubungan yang bermakna antara

    pengetahuan dengan perilaku diet pasien DM.

    Secara teoritis, bahwa setelah seseorang

    mengetahui stimulus atau objek, kemudian

    mengadakan penilaian atau pendapat terhadap

    apa yang diketahui, proses selanjutnya

    diharapkan ia akan melaksanakan atau

    memperaktekkan apa yang diketahui (

    Notoatmodjo, 2007 ). Namun banyak faktor

    yang dapat berpengaruh terhadap tindakan

    seseorang atau individu agar mempunyai

    perilaku yang positif, diantaranya pengetahuan,

    sikap, tardisi, kepercayaan/keyakinan dan lain-

    lain.

    Dalam penelitian ini, tidak terdapat hubungan

    antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam

    menjalani diet. Hal ini disebabkan oleh karena

    banyaknya counfounding variabel seperti

    tradisi, kepercayaan dan sikap yang dapat

    mempengaruhi. Keterbatasan peneliti

    menyebabkan tidak semua variabel tersebut

    diteliti. Selain itu, dukungan dari keluarga pun

    dapat mempengaruhi kepatuhan klien dalam

    menjalani diet DM.

    6. Hubungan Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Diabetes Melitus Dengan

    Kepatuhan Dalam Menjalani Terapi Di

    Poliklinik RS.Immanuel Bandung

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

    sebagian besar responden patuh menjalani

    terapi, dan sebagian besar responden pun

    memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan

    cukup. Berbeda dengan penelitian Waran, dkk

    (1988) yang menyatakan bahwa penderita yang

    kadar gulanya tidak terkendali/gagal

    menggunakan obat-obat diabetes adalah

  • 34

    penderita yang berpengetahuan rendah.

    Berdasarkan hasil uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

    variabel pengetahuan dengan subvariabel

    kepatuhan menjalani terapi.

    Secara teoritis, pengetahuan merupakan domain

    yang sangat penting untuk terbentuknya

    tindakan seseorang. Unsur-unsur yang

    diperlukan seseorang untuk berbuat sesuatu

    antara lain adalah pengertian/pengetahuan

    tentang apa yang dilakukan,

    keyakinan/kepercayaan tentang manfaat dan

    kebenaran dari apa yang dilakukan serta sarana

    yang diperlukan untuk berbuat.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

    hubungan antara variabel pengetahuan klien

    dengan kepatuhan dalam menjalani terapi. Hal

    ini disebabkan karena untuk mencapai

    kerberhasilan dalam melaksanakan kepatuhan

    terapi, responden perlu mengerti maksud

    pengobatan seumur hidup sehingga dapat

    menjalankannya dengan konsisten dan patuh.

    Atau juga disebabkan oleh faktor pemungkin (

    enabling factor ) yang mengindikasikan

    lingkungan yang kurang mendukung dan juga

    ketersediaan fasilitas yang kurang memadai.

    DAFTAR PUSTAKA

    Andea. ( 2010 ). Hubungan Antara Body Image

    dan Perilaku Diet pada Remaja. Hal

    16.

    Arikunto, Suharsimi. ( 2006 ). Prosedur

    Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik.

    Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

    Cahyono, Suharjo. ( 2008 ). Gaya Hidup &

    Penyakit Modern. Yogyakarta :

    Kanisius

    Caesario, Mohammad. ( 2010 ). Olahraga dan

    Diabetes Mellitus Tipe 2

    http://www.medicalera.com/index.php?

    option=com_kunena&Itemid=355&fun

    c=view&catid=41&id=4299 Kamis,

    10 Nov 2010. 21.05 WIB

    Carpenito-Moyet, Lynda Juall. ( 2006 ). Buku

    Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10

    alih bahasa, Yasmin, Asih. Jakarta:

    EGC

    Corwin, Elizabeth.J. ( 2009 ). Buku Saku

    Patofisiologi. Jakarta : EGC

    Degresi. ( 2005 ). Ilmu Perilaku Manusia.

    Jakarta : PT. Rineka Cipta

    Dorland, W.A. Newman. ( 2002 ). Kamus

    Kedoktertan Dorland. Jakarta : EGC

    Evy. http://64.2003.71.11/kompas-

    cetak/humaniora/1858574.html ,

    diperoleh Sabtu 30 April 2011

    Hastuti, Rini Tri. ( 2008 ). Karya Tulis : Faktor-

    Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada

    Penederita Diabetes Mellitus.

    Semarang

    Kaplan, H.I&Sadock, B.I. ( 1997 ). Sinopsis

    Psikiatri Edisi 7. Surabaya : Bina Rupa

    Kasmiyetti, dkk. ( 2002 ). Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Kepatuhan Diet pada

    Penderita Diabetes Club dan Non

    Persadia. Padang. Skripsi. FKUA.

    Kosasih, Cecep Eli. ( 2004 ). Hubungan Sikap

    Terhadap Diet Dengan Kejadian

    Rawat Ulang Pada Klien Diabetes

    Mellitus, Volume 6). Majalah

    Keperawatan ( Nursing Journal of

    Padjadjaran University ).

    Mosjab, dkk. ( 2008 ). Karya Tulis : Gambaran

    Antara Kepatuhan Minum Obat

    Hipoglikemia Oral ( OHO ) Dengan

    Kejadian Komplikasi Kronis Pada

    Penderita Diabetes Melitus. Surabaya :

    tidak dipublikasikan

    Niven. ( 2002 ). Psikologi Kesehatan :

    Pengantar Untuk Perawat Dan

    Profesional. Jakarta : EGC

    Notoatmodjo, S. ( 2007 ). Promosi Kesehatan &

    Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

    ____________. ( 2010 ). Metodologi Penelitian

    Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Pranoto. ( 2007 ). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta :

    Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo

    Price, A Sylvia & Wilson, Lorraine M. ( 2005

    ). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

    Proses Penyakit. Alih bahasa : Brahm

    U, Pendi. Editor edisi Bahasa

    Indonesia : Huriawati Hartanto. Ed. 6

    . Jakarta : EGC

  • 34

    Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun . ( 2009

    ). Pemerintah Kota Bandung. Dinas

    Kesehatan

    Rahayu, Sri. ( 2011 ). Hubungan Antara Tingkat

    Pengetahuan Diet Diabetes Melitus

    Dan Kepatuhan Diet Dengan Kadar

    Gula Pada Penderita Diabetes Melitus

    Tipe II Di Ruang Rawat Inap RSUD

    Pandan Arang Boyolali. Skripsi.

    Surakarta : Univ. Muhammadiyah

    Riyanto, Agus. ( 2011 ). Aplikasi Metodologi

    Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :

    Nuha Medika

    Slamet B. ( 2007 ). Psikologi Umum. Bandung :

    PT Remaja Rosdakarya

    Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. ( 2001

    ). Buku Ajar Keperawatan Medikal-

    Bedah Brunner & Suddarth, Ed.8 Vol.2

    ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor

    bahasa Indonesia, Monica Ester.

    Jakarta : EGC

    Stein, Jay H. ( 2001 ). Panduan Klinik Ilmu

    Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

    Sudoyo, Aru W, dkk. ( 2009 ). Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam. Jakarta : Internal

    Publishing

    Sugiyono. ( 2010 ). Metode

    PenelitianPendidikan. Pendekatan

    Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

    Bandung : Alfabeta

    Tandra, Hans. ( 2007 ). Segala Sesuatu Yang

    Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.

    Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

    Pengembangan Bahasa. ( 2005 ).

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi

    3. Jakarta : Balai Pustaka

    Tjokroprawiro, Askandar. ( 2003 ).Diabetes

    Mellitus, Klaisfikasi, Diagnosis dan

    Terapi. Jakarta : Gramedia Pustaka

    Utama

    Wakhidiyah. ( 2010 ). Hubungan Antara

    Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan

    Keikutsertaan Penyuluhan Gizi

    Dengan Perilaku Diit Pada Pasien

    Diabetes Melitus Tipe II Di Klinik

    Diabetes Melitus RSJ. Prof. DR

    Soeroyo Magelang. Karya Tulis Ilmiah

    : tidak di publikasikan.

    Wasis. ( 2008 ). Pedoman Riset Praktis untuk

    Profesi Perawat. Jakarta : EGC

    WHO.

    http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs31

    2/en/index.html ,diperoleh Senin 14 Maret

    2011