jurnal analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

13
ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN TERMAL PENGUNJUNG DAN PEDAGANG DI PASAR CIPULIR PERSPEKTIF : ARSITEKTUR TROPIS Disusun oleh: Nama : Siti yaumilia salsa NIM: 13.036 Jurusan :Arsitektur TANRI ABENG UNIVERSITY

Upload: salsa-moyara

Post on 29-Jul-2015

25 views

Category:

Design


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN TERMAL PENGUNJUNG DAN PEDAGANG DI PASAR CIPULIR

PERSPEKTIF : ARSITEKTUR TROPIS

Disusun oleh:

Nama : Siti yaumilia salsa

NIM: 13.036

Jurusan :Arsitektur

TANRI ABENG UNIVERSITYJL. SWADARMA RAYA NO.58, ULUJAMI, PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

2015

Page 2: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

ABSTRAKPasar Grosir Cipulir merupakan salah satu pasar grosir pakaian terbesar di Jakarta. aktifitas jual beli di sana sangatlah intens, banyak faktor yang mempengaruhi aktifitas jual beli tersebut. Salah satunya kenyamanan lingkungan sekitar pada saat terjadinya aktifitas jual beli merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil penjualan dan daya Tarik dari tempat tersebut. Tulisan ini menjelaskan tentang kenyamanan termal sebagai bagian dari prinsip-prinsip kenyamanan dalam desain arsitektur.Tujuan penelitian ini adalah mencari suhu nyaman, Menguji kondisi termal bagian luar gedung dan Mencari perbedaan temperatur dan kelembaban anttara waktu siang, sore dan malam hari . Penelitian ini dilakukan di bagian luar gedung Pasar Grosir Cipulir dengan mengukur temperatur udara (Ta), kelembbaban udara relatif (Rh), dan kecepatan udara (Va). Data pengukuran diambil selama tiga hari dengan waktu yang berbeda yaitu hari pertama saat jam 14.00 – 15.30, hari kedua jam 20.00-21.00, dan hari ketiga jam 10.00-11.00. Data ini kemudian diolah dengan perhitungan uji-t test paired samples test. Berdasarkan hasil pengukuran data diperoleh suhu efektif dari diagram suhu efektif dan kelembaban relatif dari diagram psikometri. Hasil penelitian menunjukkan umumnya para pedangang dan pengunjug merasa tidak-puas dengan kondisi kenyamanan yang ada ( masih di luar zona kenyamanan stándar ASHRAE 55). Oleh karena itu diperlukan tindakan dengan mengatur penghijauan yang baik.Kata kunci: pasar dan kenyamanan termal

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar grosir Cipulir merupakan salah satu Pasar grosir yang ada di daerah Jakarta. Pasar Cipulir ini seperti Pasar Tanah Abang yang menjual beragai produk tekstil dan pakaian jadi secara grosir. Letak nya di daerah Jakarta Selatan di jalan Ciledug Raya, Cipulir. Pasar yang telah berdiri sejak 1989 ini, salah satu pusat grosir yang terbesar di Indonesia. Pasar Cipulir ini menjadi rujukan para pedagang yang mencari bahan dagangan.

Dari Wikipedia, Pasar merupakan kawasan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi. Disana terjadi berbagai transaksi yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah dan masyarakat. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Satu Kegiatan yang berlangsung di Pasar merupakan suatu kegiatan perekonomian yaitu barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran.

Kenyamanan lingkungan sekitar pada saat terjadinya aktifitas jual beli merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil penjualan dan daya Tarik dari tempat tersebut. Menurut Rilatupa (2008) , Kenyamanan adalah bagian dari salah satu sasaran karya arsitektur. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa aman, tenang, gembira, dll) yang terukur secara subyektif (kualitatif). Sedangkan kenyamanan fisik dapat terukur secara obyektif (kuantitatif); yang meliputi kenyamanan spasial, visual, auditorial dan termal. Kenyamanan termal merupakan salah satu unsur kenyamanan yang sangat penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu di Pasar grosir Cipulir. Lalu menganalisa, menyimpulkan dan memberi rekomendasi kenyamanan termal bagi Pasar

Page 3: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

grosir Cipulir. Pedagang dan pengunjung Pengunjung yang dipilih sebagai responden dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat mewakili sebagian besar pedagang dan pengunjung Pasar grosir Cipulir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kenyamanan TermalKenyamanan termal merupakan salah satu unsur kenyamanan yang sangat penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Seperti diketahui, manusia merasakan panas atau dingin merupakan wujud dari sensor perasa pada kulit terhadap stimuli suhu di sekitarnya. Sensor perasa berperan menyampaikan informasi rangsangan kepada otak, dimana otak akan memberikan perintah kepada bagian-bagian tubuh tertentu agar melakukan antisipasi untuk mempertahankan suhu sekitar 37ºC. Hal ini diperlukan organ tubuh agar dapat menjalankan fungsinya secara baik.

Dalam kaitannya dengan bangunan, kenyamanan didefinisikan sebagai suatu kondisi tertentu yang dapat memberikan sensasi yang menyenangkan bagi pengguna bangunan. Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak dapat meyatakan apakah ia menghendaki perubahan suhu yang lebih panas atau lebih dingin dalam suatu ruangan. Sementara itu, Standard Amerika (ASHRAE 55-1992) mendefinisikan kenyamanan termal sebagai perasaan dalam pikiran manusia yang mengekspresikan kepuasan terhadap lingkungan termalnya. Dalam standard ini juga disyaratkan bahwa suatu kondisi dinyatakan nyaman apabila tidak kurang dari 90 persen responden yang diukur menyatakan nyaman secara termal.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kenyaman TermalMenurut teori kenyamanan termals yang hingga kini diberlakukan, dinyatakan bahwa kondisi kenyamanan termal ditentukan oleh faktor iklim dan faktor individu atau faktor personal. Fator iklim yang mempengaruhi terdiri dari: suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban udara serta kecepatan angin. Sementara faktor individu yang turut menentukan keadaan suhu nyaman adalah laju metabolisme (atau jenis aktifitas) serta pakaian yang dikenakan.

1. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal

Menurut Hoppe (1988), memperlihatkan kadar sensitifitas setiap faktor iklim terhadap efek yang diberikan terhadap kondisi nyaman (suhu) manusia. Hoppe melakukan pengukuran terhadap suhu kulit, Tsk dari sampel pengukuran seorang pria berusia 35 tahun yang dalam posisi duduk dan melakukan kerja ringan (laju metabolisme 60W), mengenakan pakian lengkap (jas, baju dan jaket) dengan nilai tahan pakaian 1,0 clo. Efek dari tiap- tiap faktor iklim dapat dilihat pada uraian di bawah ini

Page 4: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

a. Suhu udara/suhu tabung kering (Dry Bulb Temperature, DBT)

Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi nyaman (termal) manusia. Lanjut Hoppe (1988), memperihatkan bahwa suhu manusia (yang dijadikan samper percobaan) naik ketika suhu ruang (dimana manusia ini berada) dinaikkan hingga sekitar 21°C. Kenaikan lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan suhu kulit naik, namun menyebabkan kulit berkeringat.

b. Kelembaban Udara relative (Relative Humidity, RH)

Secara umum pengaruh kelembaban terhadap iklim ruang (dalam bangunan) tidaklah sebesar pengaruh suhu udara (Ta), atau suhu radiasi rata–rata (Tmrt). Pada kondisi dimana Ta = Tmrt = 20°C dan kecepatan angin, Va = 0.05 m/s, kenaikkan RH dari 30% hingga sekitar 75% hanya akan meningkatkan suhu rata-rata kulit (Tsk), sebesar 1°C. Pada kondisi nyata, manusia dari daerah beriklim kering kemungkinan besar akan menderita apabila berkunjung ke daerah beriklim lembab.

c. Kecepatan Udara (Angin)

Pengaruh kecepatan angin pada kenyamanan termal berbeda jika kita bandingkan dengan faktor-faktor iklim lain yang sudah diuraikan diatas. Semakin besar nilai kecepatan angin (udara) akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya suhu kulit rata-rata (Tsk). Ketika kecepatan udara meningkat dari 0,00 m/s menjadi 0,002 m/s, nilai Tsk akan turun sekitar 2°C. Meskipun demikian, hal ini hanya berlaku pada lingkungan dimana suhu udara berada dibawah suhu kulit. Jika suhu udara lebih tinggi dibanding suhu kulit, efek dari aliran udara akan sama dengan faktor-faktor iklim yang lain, dimana peningkatan kecepatan angin akan menaikkan suhu kulit.

Baik standar ISO dan ASHRAE (1994), merumuskan angka maksimum untuk kecepatan udara pada ruang kantor yakni sebesar 0.25 m/s untuk kondisi musim panas. Angka ini diperkirakan dapat digunakan bagi kondisi iklim tropis basah seperti halnya di Indonesia.

2. Faktor–Faktor Individu yang berpengaruh terhadap Kenyamanan Termal

a. Jenis aktifitas/laju metabolisme (Metabolic Rate)

Jenis aktifitas berpengaruh pada laju metabolisme tubuh manusia. Laju metabolisme pada tubuh manusia bervariasi tergantung dari jenis aktifitas yang dilakukannya. Laju metabolisme dinyatakan dalam satuan ‘met’ (metabolic rate atau laju metabolisme), yang didefinisikan sebagai laju metabolisme tubuh per satuan luas tubuh manusia dalam keadaan istirahat (duduk dan diam); 1 met setara dengan 50 kcal/h.m2

Penelitian Boothby yang dikutip oleh Mclntyre (1980), memperlihatkan bahwa basal metabolisme manusia menurun seiring dengan bertambahnya usia. Sebagai perbandingan, basal metabolisme laki-laku menurun dari 49 W/m2 (pada usia 20 tahun) menjadi 44 W/m2 pada usia 40 dan menurun lagi menjadi 41 W/m2 pada usia 60 tahun. Sementara itu pada wanita laju metabolisme tersebut turun dari 43 W/m2 pada usia 20 tahun dan menjadi 41 W/m2 pada usia

Page 5: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

40 tahun dan menurun lagi menjadi 38 W/m2 pada usia 60 tahun. Dari sini juga terlihat bahwa laju metabolisme pria lebih tinggi dibanding wanita pada usia yang sama.

b. Jenis/Tahanan Panas Pakaian (Clothing Insulation, clo)

Jenis pakaian yang dikenakan oleh seseorang akan berpengaruh pada pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga akan menentukan tingkat kenyamanan dari orang yang bersangkutan. Karena panas yang ditimbulkan tubuh harus dibuang ke lingkungan di sekitarnya dalam rangka mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan pada sekitar 37°C, pakaian yang dikenakan oleh seseorang akan menghambat pelepasan panas dari tubuh ke lingkungan di sekitarnya.

Pada suhu udara yang rendah (dingin), pakaian tebal diperlukan untuk menahan pelepasan panas dari tubuh ke udara sekitarnya. Sebaliknya pada suhu udara tinggi (dimana suhu udara mendekati atau melebihi suhu kuit, pakian tipis dan longgar akan diperlukan untuk mempermudah pelepasan panas tubuh ke udara di sekitarnya.

Dalam banyak hal, pakaian dapat mencerminkan keadaan iklim setempat. Di daerah yang beriklim panas orang cenderung berpakaian tipis, sebaliknya di Negara yang beriklim dingin orang cenderung berpakaian tebal.

Pengukuran Tingkat Kenyamanan TermalMenurut Salah satu persoalan yang perlu dipecahkan dalam ilmu kenyamanan termal adalah bagaimana ’kenyamanan’ dapat diukur secara kuantitatif. McIntyre (1980), menyatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk memprediksi sensasi termal secara akurat meskipun kita mengandaikan bahwa seluruh informasi atau variabel yang berpengaruh terhadap sensasi ini tersedia. Tujuan utama dari penelitian mengenai kenyamanan termal (suhu) adalah untuk untuk mengetahui suhu ruang yang paling optimal dari sekelompok orang yang tengah melakukan kegiatan tertentu.

Untuk dapat memahami secara kuantitatif, secara termal manusia terhadap stimuli yang diterimanya seperti halnya terhadap faktor iklim (suhu udara, lembaban, dsb.), sensasi tersebut harus dapat diekspresikan atau dinyatakan dalam angka atau skala. Penggunaan skala dalam menyatakan sensasi termal tealh dirintis sejak tahun 1927 oleh Yaglou di Amerika dan oleh Bedford tahun 1936 di Inggris.

Skala yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah skala yang berdasarkan pada tujuh angka, sebagai pengembangan dari skala yang mulanya digunakan oleh Bedford. Humphreys dan Nicol (1994), juga melakukan modifikasi terhadap skala yang digunakan Bedford. Tabel 1, memperlihatkan skala-skala yang paling populer digunakan dalam pengukuran sensasi termal manusia, yang banyak digunakan oleh peneliti kenyamanan termal.

Skala Bedford Nilai Humphreys & Nicol Nilai Skala ASHREA Nilai

Much too warmSangat panas

3 Much too warmSangat panas

7 Very HotPanas Sekali

+3

Too warmTerlalu panas

2 Too warmTerlalu panas

6 Warmpanas

+2

Comfortably warmHangat nyaman

1 Comfortably warmHangat nyaman

5 Slightly warmHangat

+1

ComfotableNyaman

0 Neither cool nor warmTidak dingin atau panas

4 NeutralNetral

0

Tabel 1. Skala Pengukuran Sensasi Termal

Page 6: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

Comfortbly coolDingin-nyaman

-1 Comfortbly coolDingin-nyaman

3 Slightly coolSejuk

-1

Too coolTerlalu dingin

-2 Too coolTerlalu dingin

2 Cooldingin

-2

Much too coolSangat dingin

-3 Much too coolSangat dingin

1 Very ColdDingin Sekali

-3

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada bagian luar gedung pasar Grosir cipulir. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 pengunjung dan 50 pedagang pasar Grosir cipulir , terdiri dari 54 pria dan 26 wanita ,dengan sistem random (acak) untuk menjawab kuisioner yang akan dibagikan untuk menentukan kenyamanan termal di Pasar Grosir Cipulir. Metode penelitian ini meliputi : - Penelitian di lakukan dalam 3 hari dan rentang waktu yang berbeda. Saat 14 april 2015 penelitian dilakukan pada sore hari yaitu pukul 14.00-15.30 terhadap 50 responden. kemudian pada 15 april 2015 penelitian dilakukan saat malam hari yaitu pukul 20.00-21.00 terhadap 10 responden. Lalu 16 april 2015 penelitian di lakukan pada tengah hari yaitu pukul 10.00 – 11.00 terhadap 20 responden. - Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survey langsung kelapangan, wanwancara responden secara langsung dan membagikan kuesioner kepada reponden. -Sifat penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, mengidentifikasi suhu nyaman dan rentang nyaman di Pasar Grosir Cipulir. - Penelitian ini menggunakan thermometer untuk mendapatkan suhu udara sekitar, thermo-hygrometer untuk mendapatkan kelembaban udara pada area penelitian dan anemometer untuk mendapatkan data kecepatan udara.- Data yang yang diperoleh kemudian akan dirata-ratakan untuk mendapatkan suhu efektif pada area penelitian dengan menggunakan diagram suhu efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran Kenyamanan Termal

-Parameter Iklim dalam Pengukuran

Dalam pengukuran di luar gedung Pasar Grosir Cipulir ini didapat suhu hasil pengukuran yaitu, maksimal suhu pengukuran yang didapatkan sebesar 38ºC, suhu minimal sebesar 28ºC, dan suhu rata-rata dari hasil pengukuran sebesar 33,8ºC.

-Responden Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 80orang yang terdiri dari 54 pria ( 67,5 % ) dan 26 wanita

Tabel 2. Jumlah responde berdasarkan kecepatan udara

Tabel 3. Hasil pengukuran kecepatan udara

Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan kelembaban udara relative

Tabel 5. Hasil pengukuran kelembaban udara relative

Page 7: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

( 32,5% ), yang dipilih secara acak ( random ), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden dominan adalah pria dengan presentase (67,5%). Dalam penelitian ini terdiri dari 33 orang responden ( 41% ) berusia diatas 40 tahun dan 47 orang responden ( 59%) berusia dibawah 40 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden dominan adalah responden yang berusia di bawah 40 tahun dengan presentase (59%).

Keseluruhan responden memiliki berat badan maksimal 88 kg, minimal 45 kg, dan rata-rata 60.9 kg. Ketinggian badan keseluruhan responden maksimal 180 cm, minimal 150 cm, dan rata-rata 164,1 cm.

Pengukuran dilakukan untuk mencari faktor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal : suhu udara, kecepatan udara, kelembaban udara di ruang tersebut, ketika peneliti melakukan pengukuran dalam waktu yang sama responden juga dibagi kuisioner dan sebagian respoden yang lain di wawancara oleh rekan peneliti untuk menentukan sensasi termal yang dirasakan oleh responden. Pengukuran dilakukan 42 kali dengan jumlah responden 80 orang selama penelitian berlangsung, karena jumlah respondennya random atau acak sehingga harus di dapat jumlah responden yang cukup.

Hasil Pengukuran Sensasi Termal

-3 -2 -1 0 1 2 305

1015202530

04 3

26

15

23

9

Thermal Vote (Ashrae)

-3 -2 -1 0 1 2 30

5

10

15

20

25

30

35

0 14

29

24

11 11

Thermal Vote (Bedford)

Gambar Hasil Pengukuran Sensasi Termal menurut Ashrae Gambar Hasil Pengukuran Sensasi Termal menurut bedford

Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata, bahwa lebih banyak responden yang merasakan “panas” dibandingkan merasakan “dingin”, dalam data ini menunjukan suhu di Pasar grosir cipulir rata-rata diatas kenyamanan sensasi termal para pengunjung.Suhu Nyaman dan Rentang NyamanPenghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier yang disajikan dalam tulisan ini dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2013. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol), dan hubungan (korelasi, r) antara suhu udara dengan kenyamanan termal responden.

Page 8: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

Kesimpulan Dan SaranKesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Menurut hasil thermal vote Bedford Enam empat puluh enam responden (57.5% ) menyatakan

pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), sementara lima responden (6.25%)

menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Dua puluh Sembilan

responden (36,25%) lainnya menyatakan pilihan sensasi netral/ nyaman.

2. Menurut hasil thermal vote Bedford Seluruh responden merasa nyaman pada suhu 26,1 º C.

3. Menurut hasil thermal vote Ashrae Enam empat puluh tujuh responden (58,75% ) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), sementara tujuh responden (8.75%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali). Dua puluh enam responden (32,5%) lain nya menyatakan pilihan sensasi netral/ nyaman.

4. Menurut hasil thermal vote Ashrae Seluruh responden merasa nyaman pada suhu 28,9ºC.

5. Seluruh responden merasa rentang suhu nyaman pada suhu 26,1ºC sampai 28,9ºC. Dan nilai

memiliki korelasi sebesar r = 0274 (Bedford) dan r=0,414 (Ashrae).

6. Suhu rata-rata di luar gedung Pasar Grosir Cipulir cenderung panas yaitu sebesar 33,8 ºC. yang

menyebabkan 47 (58,75% ) responden menyatakan pilihan diatas sensasi netral karena seluruh

responden merasa nyaman pada suhu 26,1 ºC (Bedford) dan . 28,9ºC (Ashrae).

26 28 30 32 34 36 38 40

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

f(x) = 0.118669193468687 x − 3.09332696202738R² = 0.074772129917676

Thermal Vote (Ashrae)

26 28 30 32 34 36 38 40

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

f(x) = 0.118669193468687 x − 3.09332696202738R² = 0.074772129917676

Thermal Vote (Bedford )

Tabel 6 memperlihatkan hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di luar bangunan. bahwa suhu nyaman/netral, dimana keseluruhan responden merasa nyaman. berdasarkan Bedford dicapai pada angka 26.1ºC suhu udara ( Ta ). Sedangkan menurut ashrae dicapai pada angka 28,9 ºC.

BEDFORD ASHRAE

Temperature nyaman y =0y=0.1187x -3,09333,0933 + 0 = 0.1187x3,0933 = 0.1187xx = 3,0933 / 0.1187x= 26,1°c

y=0y= 0,1981- 5,71255,7125+0 = 0,1981x5,7125=0,1981xx= 5,7125 / 0,1981x=28,9°c

Regresi R2= 0,0748R= √ 0,0748R= 0,274

R2= 0,1712R= √ 0,1712R=0,414

Page 9: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

7. Kecepatan angina rata rata di luar gedung Pasar Grosir Cipulir adalah 0,5825 m/s. kelembaban

rata rata daerah tersebut adalah 61,5%.

Saran

Untuk kepentingan pengabdian di bidang arsitektur dan kenyamanan termal, maka hasil dari penelitian dapat direkomendasikan. Yaitu, menambah penghijauan di luar bangunan supaya udara makin sejuk dan memberikan bayangan untuk melindungi kegiatan jual beli pada area luar bangunan Pasar Grosir Cipulir dari sinar matahari langsung.

DAFTAR PUSTAKA

ANSI/ASHRAE 55-1992, ASHRAE Standard Thermal Environmental Conditions for Human

Occupancy, ASHRAE, 1981, USA

ASHRAE Handbook of Fundamental, Chapter 8: Physiological Principles, Comfort, and Health,

ASHRAE, USA. 1989.

Douglas, James.(2002), Building Adaptation, Butterworth-Heinemann, Edinburgh, UK.

Fanger, P.O., Thermal Comfort Analysis and Applications in Environmental Engineering,

Danish Technical Press, Copenhagen, 1970.

Givoni,Man, Climate and architecture, 2nd ed., Applied Science Publisher Ltd., London.1976.

Hidajat, Achsien.(2008), Aspek Iklim Dalam desain Bangunan Di Kawasan Konservasi Kota

Jakarta, ITENAS Bandung, Indonesia.

Hoppe, P., Thermal Comfort: Analysis and Application in Environmental Engineering, Danish

Technical Press, Copenhagen. 1988.

Page 10: Jurnal Analisis tingkat kenyamanan termal pembeli dan penjual di pasar cipulir

Humphreys, MA, and Nicol, J.F., An Investigation Into Thermal Comfort of Office Workers,

Journal of the Institution of Heating an Ventilation Engineers, vol. 38, pp. 181-189. 1970.

ISO, International Standard 7730-1994, Moderate Thermal Environments-Determination of the

PMV and PPD Indices and Specification of the Conditions for Thermal Comfort, ISO,

Geneva, 1994.