jurnal dimas

15

Click here to load reader

Upload: dimazerror

Post on 01-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI

TRANSCRIPT

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI

DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2013THE EFFECT OF FAMILY SUPPORT TOWARDS ANXIETY LEVEL OF PATIENTS WHO TAKING CHEMOTHERAPY AT Dr. H. ABDUL MOELOEK GENERAL HOSPITAL OF LAMPUNG PROVINCE IN 2013ARTIKEL HASIL PENELITIAN

Skripsi

Dimas Teguh Arifianto1, Asri Mutiara Putri2, Ade Utia Detty3Jl Merpati Blok D2 No 11 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung, [email protected], 0813796266261Jl. Pramuka no 27 Kemiling Bandar Lampung, Dosen Fakultas Universitas Malahayati Bandar Lampung, 0852792676922, 0813621023983PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI

DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2013Dimas Teguh Arifianto1, Asri Mutiara Putri2, Ade Utia Detty3ABSTRAK

Dukungan keluarga dapat memberikan rasa senang, rasa aman, rasa nyaman dan mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwa. Karena itu dukungan keluarga sangat diperlukan dalam perawatan pasien, dapat membantu menurunkan kecemasan pasien, meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan kemoterapi.Mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013.Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan jumlah sampel 67 orang. Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. Penelitian ini peneliti menggunakan uji Pearson Correlation dengan tingkat Kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 dengan p-value = 0,000. Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013.Kata Kunci: Dukungan, Keluarga, Kecemasan, Kemoterapi

1. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati2. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati3. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

THE EFFECT OF FAMILY SUPPORT TOWARDS ANXIETY LEVEL OF PATIENTS WHO TAKING CHEMOTHERAPY AT Dr. H. ABDUL MOELOEK GENERAL HOSPITAL OF LAMPUNG PROVINCE IN 2013ABSTRACT

Support from family is able to provide pleasure atmosphere, secure, comfort, and emotional courage that influence spiritual health. Therefore, family support is one of important elements in healing patients in order to reduce anxiety and improve motivation as well as commitment to take chemotherapy. To identify the influence of family support towards anxiety level of patients who taking chemotherapy at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province in 2013. The study was analytical descriptive with cross sectional approach. The population was the whole patients taking chemotherapy at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province amounting to 67 people. Bivariate analysis was done to find out the correlation between independent and dependent variables. This study occupied Pearson Correlation test with 95% reliability. There was a correlation between family support and anxiety level on patients taking chemotherapy at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province in 2013 with p-value = 0.000. Family support affected anxiety level of patients who took chemotherapy at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of Lampung Province in 2013.

Keywords: family support, anxiety, chemotherapy

PENDAHULUANKanker merupakan ancaman serius kesehatan masyarakat karena insiden dan angka kematiannya terus meningkat. Kanker merupakan proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari Deoxyribo Nucleat Acid (DNA) selular. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada sel-sel di sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan-jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh-pembuluh darah tersebut sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.1 Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang komplek di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis dan manusiawi. Di negara-negara maju sebab kematian kanker menduduki urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan membuat perkiraan, insiden kanker di Indonesia, 100 per 100.000 orang. Data dari Departemen Kesehatan, sekitar 3,5% pasien yang dirawat di rumah sakit adalah neoplasma dan cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif.4 Data Departemen Kesehatan menyebutkan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.5 Banyak terapi yang dilakukan terhadap kanker, diantaranya operasi, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis serta beberapa metode terapi lainnya. Terapi operasi dan radioterapi dapat menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal, sedangkan kemoterapi digunakan untuk terapi sistemik terhadap kanker sistemik dan kanker dengan metastasis klinis ataupun subklinis. Pengobatan kanker stadium lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi satu-satunya metode pilihan yang efektif.1 Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistemik dari lesi setempat. Kemoterapi mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya. Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, paliatif) harus realistik, karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.1 Data dari ruang tindakan kemoterapi RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Desember 2013, tindakan kemoterapi yang telah dilakukan adalah sebanyak 103 tindakan. 6 Pasien yang menjalani kemoterapi, biasanya akan mengalami berbagai ketidaknyamanan seperti mual, muntah, alopecia, kulit kering dan penurunan daya tahan tubuh. Gangguan psikologis berupa kecemasan yang mana timbul sebagai efek samping dari pemberian kemoterapi, mulai dari kecemasan ringan sampai kecemasan yang berskala berat bahkan pasien dapat mengalami kepanikan. Perubahan fisik akibat efek samping dari kemoterapi cenderung membuat pasien merasa cemas, sehingga mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang lain maupun pasangan hidup.7

Kecemasan pasien timbul dari rasa kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya, serta objek yang tidak spesifik. Kecemasan tersebut dimanifestasikan secara langsung melalui perubahan fisiologis seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri abdomen, sesak nafas dan perubahan perilaku seperti gelisah, bicara cepat, reaksi terkejut dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan.8 Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan penyebab dari gangguan kecemasan. Antara lain teori psikodinamik, faktor-faktor sosial dan lingkungan, faktor-faktor kognitif dan emosional dan faktor biologis. Pasien dapat mengatasi kecemasannya dengan menggunakan sumber koping di lingkungan sekitarnya. Sumber koping tersebut adalah aset ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial keluarga dan keyakinan budaya dapat membantu individu dalam menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Sumber koping yang penting bagi pasien adalah dukungan sosial keluarga terutama dari pasangan hidup.8 Dukungan keluarga dapat memberikan rasa senang, rasa aman, rasa nyaman dan mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwa. Karena itu dukungan keluarga sangat diperlukan dalam perawatan pasien, dapat membantu menurunkan kecemasan pasien, meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan kemoterapi.9 Penelitian Wulandari tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker servik yang menjalani kemoterapi di RSUP Dokter Kariadi Semarang. Penelitian menggunakan metode diskripstif korelasional, dengan jumlah sampel 58. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga (suami) dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. Didapatkan nilai korelasi (r) sebesar 0,311 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan yang sedang dan p value 0,018, arah hubungan ini terbalik sehingga dapat disimpulkan semakin baik dukungan keluarga semakin rendah tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik adalah variabel independen adalah dukungan keluarga dan variabel dependen adalah tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret-April 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 67 responden pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Pengambilan sampel yang digunakan dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh pasien dengan mengambil sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini menggunakan data primer dengan data primer yang digunakan adalah kuisioner yang berisi identitas responden, pertanyaan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Data yang terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS.16. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dukungan keluarga pada pasien yang menjalani kemoterapi, tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi. Analisis bivariat untuk melihat pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi. HASIL

Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2013Dukungan keluargaFrekuensi Persentase (%)

Mendukung 4973,1

Tidak mendukung 1826,9

Jumlah 67100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar dukungan keluarga pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori mendukung sebanyak 49 orang (73,1%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2013Tingkat kecemasanFrekuensi Persentase (%)

Kecemasan ringan3755,2

Kecemasan sedang1217,9

Kecemasan berat1826,9

Jumlah 67100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori kecemasan ringan sebanyak 37 orang (55,2%).Tabel 3. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2013

Dukungan keluargaTingkat kecemasan

Dukungan keluargaPearson Correlation10,432(**)

Sig. (2-tailed) 0,000

N6767

Tingkat kecemasanPearson Correlation0,432(**)1

Sig. (2-tailed)0,000

N6767

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil korelasi dengan Pearson Correlation didapatkan nilai sebesar 0,432 dengan p-value = 0,000 (p-value < = 0,05) yang berarti ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dukungan keluarga pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori mendukung sebanyak 49 orang (73,1%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori kecemasan ringan sebanyak 37 orang (55,2%). Hasil korelasi dengan Pearson Correlation didapatkan nilai sebesar 0,432 dengan p-value = 0,000 (p-value < = 0,05) yang berarti ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien kanker servik yang menjalani kemoterapi di RSUP dr. Kariadi Semarang. Penelitian menggunakan metode diskripstif korelasional, dengan jumlah sampel 58. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga (suami) dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. Didapatkan nilai korelasi (r) sebesar 0,311 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan yang sedang dan p value 0,018, arah hubungan ini terbalik sehingga dapat disimpulkan semakin baik dukungan keluarga semakin rendah tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.10Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Dewi Utami, Annisa Andriyani dan Siti Fatmawati tentang Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, hasil uji Bivariat dengan Kendall-Tau () membuktikan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan kemoterapi pasien kanker serviks dibuktikan dengan nilai z hitung (4,63) > z tabel (1,96) atau nilai p: 0,000 < 0,05.21 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga sangat diperlukan untuk setiap anggota keluarga yang sakit. Dukungan keluarga merupakan suatu dorongan, motivasi, bantuan baik secara psikis maupun material yang diberikan dari keluarga kepada pasien/anggota keluarga yang sakit. Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

Keluarga dapat memberikan dukungan dan pertolongan kepada anggota keluarganya yang sakit untuk mengurangi beban psikologi yang dialami oleh pasien akibat penyakitnya tersebut. Dukungan yang bisa diberikan keluarga kepada anggota keluarga yang sakit dapat berupa formal dan informal, sehingga dengan adanya dukungan keluarga yang tinggi maka tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani kemoterapi akan semakin rendah bahkan tidak mengalami kecemasan sama sekali.Dukungan formal keluarga adalah dukungan-dukungan keluarga terkait sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi dukungan secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi dukungan-dukungannya menurut pentingnya pelaksanaan dukungan bagi berfungsinya suatu sistem. Dukungan dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami atau ayah dan istri atau ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, dukungan terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), serta dukungan sosial. Sedangkan dukungan-dukungan informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013 dengan p-value = 0,000. Dimana semakin tinggi dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien yang menjalani kemoterapi maka semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami pasien yang menjalani kemoterapi.UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesabaran pada penulis

2. Kedua orang tua yang selalu mendoakan penulis

3. Rektor universitasa Malahayati Bandar Lampung

4. Dekan Fakultas Universitas Malahayti Bandar Lampung

5. Kedua dosen pembimbing dan dosen pengujiDAFTAR PUSTAKA1. Smeltzer dan Bare, Current Diagnosis & Treatment Neurology. New York. Edisi Terjemahan oleh Adiwena: Pustaka Cendekia Press. Jogyakarta. 2007.2. Sjamsuhidajat, Buku Ajar Ilmu Bedah: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal.782-788.3. Sukardja, Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press. 2005.4. Gayatri, Peluang Ketahanan Hidup 5 tahun Pasien Kanker Serviks di RSUPN Dr. Cito Mangunkusumo & RSK Dharmais: Jurnal Kesehatan Indonesia. 2003.5. Depkes RI, Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2006.6. Catatan Medis RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 2013.7. Nurachmah, Dampak Kanker Payudara dan Pengobatannya terhadap Aspek Bio-Psiko-Sosio-Spiritual Klien yang Berpartisipasi dalam Kelompok Pendukung: Jurnal Keperawatan Indonesia, Jakarta. Universitas Indonesia. 1999. Vol.II: hal 186-194. 8. Stuart, Principle and Practice of Psychiatric Nursing. edisi 8. St. Louis: Mosby Year Book. 2006.9. Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008. 10. Wulandari, Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Servik yang Menjalani Kemoterapi di RSUP dr. Kariadi Semarang. 2011.11. Sarwono, Peranan Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik: Suatu Tinjauan Yuridis (Persetujuan dalam Hubungan Dokter dan Pasien): PT Citra Aditya Bakti. Bandung. 2002.12. Mary C Towsend RN MN CS, Essential Of Psychiatric Mental Health Nursing, Edisi 3: Printed In The United States of America. 2005.13. Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.14. Mubarak. Chayatin, Ilmu Keperawatan Komunitas, Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. 2011.15. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata, Stiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI: Interna Publishing. Edisi 5. Jilid 1 dan 2. Jakarta Pusat. 2009.16. Gerald Corey, Pendekatan Eksistensial-Humanistik dalam Teori dan Praktek Konseling dan Terapi: Refika Aditama. Bandung. 2005.17. Subagian Onkologi Ginekologi, Penuntun Pelayanan Pendidikan Penelitian, Bagian obstetriginekologi: FKUI. Jakarta. 1998.18. Rosita Saragih, Peranan Dukungan Keluarga dan Koping Pasien dengan Penyakit Kanker Terhadap Pengobatan Kemoterapi di RB 1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010: Jurnal Keperawatan Indonesia. Medan. Universitas Darma Agung. Medan. 2010.19. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi: Rineka Cipta. Jakarta. 2005. hal. 114.20. Hastono. Analisis Data Kesehatan. FKUI. Jakarta. 2007. hal. 52.21. Dewi Utami, Annisa Andriyani dan Siti Fatmawati, Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks di RSUD dr. Moewardi Surakarta. 2013.SURAT PERNYATAANYang bertanda tangan dibawah ini:

Nama: DIMAS TEGUH ARIFIANTONPM: 10310108Fakultas: Kedokteran

Judul: PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD H. DR. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013Dengan ini menyatakan bahwa artikel yang telah saya buat tidak akan saya publikasikan di jurnal lain. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Bandar Lampung, 17 Mei 2014 Penulis

Dimas Teguh Arifianto NPM. 10310108