jurnal fitokim 1
TRANSCRIPT
![Page 1: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/1.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 1/6
[11]
PENAPISAN KANDUNGAN FITOKIMIA
PADA BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata)
*ERFANUR ADLHANI1
1Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Tanah Laut
Naskah diterima: 02 Mei 2014; Naskah disetujui: 02 Juni 2014
ABSTRACT
Pumpkin fruit (Cucurbita moschata) is a plant used as medicine by the community. Pumpkin can also be
used to treat inflammation, renal medicine, fever, migraines, reducing the risk of osteoporosis, stroke and
diarrhea. Savor the fruit is already very familiar among the public, but the proof of the various bioactive
components in the fruit has not been widely publicized scientific. The purpose of this study was to
determine what class of chemical compounds found in pumpkin fruits. This study used a qualitative
description of the method of analysis, where the determination of the content of phytochemical
compounds based on color formation, deposition and foam at the pumpkin fruit botanicals reagents usedin the test. The results showed that the yellow pumpkins were used in this study only contains alkaloids
and flavonoids compounds, and compounds containing saponins, tannins, steroids and triterpenoids.
Keywords : fruit pumpkin, Cucurbita moschata Durch, pumpkin fruit botanicals, screening of
phytochemical content
ABSTRAK
Buah labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh
masyarakat. Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam,
migrain, mengurangi risiko osteoporosis, stroke dan diare. Khasiat buah ini sudah sangat dikenal di
masyarakat, namun pembuktian berbagai komponen bioaktif dalam buah ini belum banyak
dipublikasikan secara ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawakimia apa saja yang terdapat dalam buah labu kuning. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskripsi kualitatif, penentuan adanya kandungan senyawa fitokimia berdasarkan pada terbentuknya
warna, endapan maupun busa pada simplisia buah labu kuning terhadap pereaksi-pereaksi yang
digunakan dalam uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah labu kuning yang digunakan dalam
penelitian ini hanya mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid, dan tidak mengandung senyawa
saponin, tanin, steroid serta triterpenoid.
Kata Kunci: buah labu kuning, Cucurbita moschata Durch, simplisia buah labu kuning, penapisan
kandungan fitokimia
PENDAHULUAN
Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat adalah buah labu kuning
(Cucurbita moschata). Air perasan buah dipercaya dapat mengobati luka akibat racun binatang. Sekitar 500-
800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat pembasmi cacing pita pada orang dewasa. Kadang-
kadang diberikan sebagai obat emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Labu
kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, migrain, mengurangi
risiko osteoporosis, stroke dan diare. Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-
temurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang
perlu dibuktikan secara ilmiah (Anonim, 2010).
*Korespondensi penulis:
Telepon/nomor faks : 0512-21537
Email : adl#aniya#oo!"o!id
ISSN 2087-6920JURNAL TEKNOLOGI &
INDUSTRIVol. 3 No. 1; Juni 2014
![Page 2: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/2.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 2/6
[12]
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan pemeriksaan penapisan kandungan fitokimia terhadap
serbuk simplisia buah labu kuning untuk membuktikan adanya berbagai komponen bioaktif dalam buah labu
kuning. Hasil yang diperoleh nantinya mungkin dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan acuan
penelitian tingkat lanjut.
METODOLOGI
Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan antara lain alat-alat gelas merek Schoot Duran; Pyrex dan Iwaki, hotplate
(Nuova II), cawan penguap, kertas saring (Whatman No.42), aluminum foil, dan neraca analitik (Mettler
BB2400).
Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
1. Tanaman uji : buah labu kuning (Cucurbita moschata Durch) diperoleh di daerah Hambuku, kecamatan
Sungai Pandan, kabupaten Hulu Sungai Utara. Bagian yang digunakan adalah buah labu kuning yang
tingkat kematangannya cukup.
2. Reagensia : HCl pekat, pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff, etanol absolut,
metanol, NaOH 10%, serbuk MgSO4, besi (III) klorida, petroleum eter, asam asetat anhidrat, dan
akuades.
Pengolahan Bahan Tumbuhan
Buah segar dicuci bersih dari pengotoran kemudian diiris tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari selama ± 7 hari. Buah dianggap kering apabila dipegang terasa kesat dan sudah tidak liat, kemudian
simplisia kulit buah kering dipotong kecil-kecil dan disimpan dalam wadah plastik.
Penapisan Fitokimia
Identifikasi alkaloid
Simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 9 ml akuades,
dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit. Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan
berikut :
a. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, akan terbentuk endapan
menggumpal berwarna putih atau kuningb. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Wagner, akan terbentuk endapan
berwarna coklat sampai hitam
c. Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan
kekeruhan (Depkes RI, 1989).
Identifikasi flavanoid
Sebanyak 1 g simplisia buah labu kuning dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
etanol, dikocok dan dipanaskan dalam penangas selama 10 menit. Setelah itu dikocok kembali kemudian
disaring dan ditambahkan 0,2 g serbuk magnesium serta 3 tetes HCl pekat pada filtrat. Campuran dikocok
![Page 3: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/3.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 3/6
[13]
dan didiamkan hingga memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning atau jingga pada lapisan
etanol (Depkes RI, 1989).
Identifikasi saponin (uji busa)
Sebanyak 0,5 g simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas,
didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil
tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan adanya
saponin (Depkes RI, 1989).
Identifikasi tanin
Sebanyak 0,5 g simplisia disari dengan 10 ml akuades kemudian disaring, filtratnya diencerkan
dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 2 tetes pereaksi besi (III)
klorida 1%. Jika terjadi warna hijau, biru atau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Harborne, 1983).
Identifikasi steroid dan triterpenoid
Sebanyak 1 g simplisia dimaserasi dengan 20 ml petroleum eter selama 2 jam, disaring kemudian
filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada sisanya ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes
asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-Burchard). Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah
menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroid/triterpenoid (Harborne, 1983).
Analisa data
Analisa data dilakukan secara deskripsi kualitatif berdasarkan pada terbentuknya warna, endapan
maupun busa pada simplisia buah labu kuning terhadap pereaksi-pereaksi yang digunakan dalam uji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi alkaloid
Alkaloid adalah senyawa amino aktif yang dihasilkan tumbuhan atau bahan tumbuhan yang
mengandung nitrogen dan larut dalam air. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, dan
kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar.
Pada identifikasi alkaloid diperoleh hasil positif, dimana filtrat dari simplisia buah labu kuning yang
dilarutkan dalam HCl 2 N dan akuades menghasilkan endapan menggumpal berwarna keputihan ketika
ditambahkan pereaksi Meyer dan menghasilkan endapan berwarna kuning kecoklatan ketika ditambahkan
pereaksi Wagner serta menghasilkan endapan kekeruhan ketika ditambahkan pereaksi Dragendorff. Hasil
identifikasi alkaloid dapat dilihat pada Gambar 1.
![Page 4: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/4.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 4/6
[14]
Gambar 1. Hasil Identifikasi Alkaloid
Keterangan : a). Uji dengan pereaksi Meyer, b). Uji dengan pereaksi Wagner, c). Uji dengan
pereaksi Dragendorff
Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa buah labu kuning memiliki kandungan senyawa
alkaloid. Manfaat alkaloid dalam bidang kesehatan antara lain adalah untuk memacu sistem saraf, menaikkan
atau menurunkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobia (Widi dan Indriati, 2007).
Identifikasi flavonoid
Identifikasi flavonoid dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua metode. Pada metode yang
pertama dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian, dimana filtrat simplisia buah labu kuning dalam etanol
absolut diuji menggunakan serbuk magnesium dan HCl pekat. Pada metode pertama ini, hasil dinyatakan
positif apabila setelah ditambahkan serbuk magnesium dan HCl pekat maka akan terbentuk lapisan dan pada
lapisan etanol terbentuk warna merah, kuning atau jingga. Namun berdasarkan hasil yang diperoleh warna
larutan menjadi putih kekuningan, agak keruh dan tidak terbentuk lapisan.
Hasil negatif dari uji dengan metode yang pertama kemungkinan disebabkan karena serbuk
magnesium yang digunakan masih dalam senyawa garam, yaitu MgSO4. Seharusnya digunakan serbuk
magnesium murni, bukan berupa senyawa garam. Oleh karena itu kemudian dicobakan metode yang kedua.
Pada metode kedua, simplisia buah labu kuning direndam dalam metanol kemudian dipanaskan dan setelah
dingin ditambahkan NaOH 10% kedalamnya. Hasil dinyatakan positif apabila terbentuk warna merah pada
campuran larutan.
Dalam penelitian menggunakan metode kedua, campuran yang semula berwarna kekuningan
kemudian secara perlahan mulai menunjukkan perubahan warna menjadi kemerahan setelah didiamkan
beberapa saat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning mengandung senyawa flavonoid. Hasil
uji flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hasil Identifikasi Flavonoid
![Page 5: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/5.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 5/6
[15]
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai
bioaktivitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga, dan buah.
Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan
kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin
C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik (Waji dan Sugrani, 2009).
Identifikasi saponin (uji busa)
Saponin adalah glikosida triterpenoid dan sterol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan
bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya dalam membentuk busa dan
menghemolisis darah. Manfaat saponin antara lain melawan kolesterol di usus besar sebelum terserap
kedalam aliran darah, dan sebagai pembersih sekaligus antiseptik.
Pada identifikasi saponin diperoleh hasil negatif, dimana simplisia buah labu kuning tidak
menghasilkan busa stabil. Uji kandungan saponin positif apabila setelah simplisia buah labu kuning
ditambahkan 10 ml air panas terbentuk busa stabil setinggi 1 – 10 cm selama ± 10 menit dan tidak hilangapabila ditambahkan HCl 2 N.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ketika dilakukan pengocokan hanya terlihat sedikit busa
yang tingginya tidak sampai 1 cm. Busa ini juga tidak bertahan sampai 10 menit sudah hilang. Maka dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan buah labu kuning tidak mengandung senyawa saponin, atau kandungannya
sangat sedikit.
Identifikasi tanin
Identifikasi adanya kandungan tanin ditandai dengan terbentuknya warna hijau atau biru hingga
kehitaman pada filtrat buah labu kuning dalam akuades ketika dicampurkan dengan pereaksi besi (III) klorida1%. Pada penelitian ini diperoleh hasil negatif, dimana setelah dicampurkan dengan pereaksi besi (III)
klorida warna tetap putih atau tidak berwarna dan tidak berubah menjadi hijau maupun biru kehitaman.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning tidak mengandung senyawa
tanin. Salah satu fungsi utama tanin dalam tumbuhan adalah untuk menolak hewan pemakan tumbuhan
(Harborne, 1983).
Identifikasi steroid dan triterpenoid
Identifikasi adanya kandungan steroid dan triterpenoid positif apabila filtrat buah labu kuning yang
dimaserasi dalam eter menghasilkan warna ungu atau merah yang berubah menjadi warna biru kehijauan
apabila dicampurkan dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Dalam penelitian ini diperoleh hasil
negatif, dimana setelah diteteskan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat warna tidak berubah, tetap
putih bening.
Senyawa triterpenoid/steroid merupakan salah satu kandungan metabolit sekunder yang banyak
digunakan sebagai obat antara lain untuk mengobati gangguan kulit, diabetes, gangguan menstruasi, malaria
dan antiinflamasi.
![Page 6: jurnal fitokim 1](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082801/577c853c1a28abe054bc43ad/html5/thumbnails/6.jpg)
8/19/2019 jurnal fitokim 1
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-fitokim-1 6/6
[16]
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa buah labu kuning yang digunakan dalam
penelitian ini hanya mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid, dan tidak mengandung senyawa saponin,
tanin, steroid serta triterpenoid.
UCAPAN TERIMAKASIH
Proyek penelitian ini didukung secara finansial oleh Kopertis Wilayah XI, Kalimantan. Dana
penelitian berasal dari Hibah Penelitian Tahunan Kopertis, dengan dana sebesar Rp 3.500.000,-.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima
. 2010. Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/
Diakses tanggal 16 September 2011
Djauhariya, E dan Hermani. 2004. Gulma berkhasiat obat. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya. 1- 4.
Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hal. 516, 518 – 519, 522.
Harborne, J, B. 1967. Metode Fitokimia. Penerbit : ITB, Bandung.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat . Erlangga. Jakarta.
Hutapea, R, J. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Jilid III. Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan. 245-246.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik . Binarupa Aksara. Jakarta.
Waji, R.A, dan A. Sugrani. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Program S2-
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
Widi, R.K, dan T. Indriati. 2007. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Batang Kayu Kuning
( Arcangelisia Flava Merr ). Jurnal ILMU DASAR 8 (1) : 24-29.