jurnal fitokim 2

Upload: william-fuller

Post on 08-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    1/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  46

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN

    TUMBUHAN SENGUGU (Clerodendron serratum Spreng)

    Ita Emilia

     Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang

    ABSTRACT

    Has been studied, entitled Isolation and Identification of Alkaloids from the

    Leaves of Plant Compounds Senggugu (Clerodendron serratum Spreng) from April

    untill November 2010 at the Laboratory of Genetics and Biotechnology, Department

    of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Sriwijaya University, and

    to test the results of spectrophotometric determination of research that is conducted in

    the Laboratory of Chemical Analysis Instruments UPI Bandung. Isolation of activecompounds carried out in stages starting from the extraction, fractionation, thin layer

    chromatography (TLC), and purification of active compounds by using gravity

    column chromatography. Identification of alkaloid compounds using UV, IR, and

    GC-MS. TLC results obtained active compounds contained in the leaves senggugu

    including group alkaloid with Rf 0.45 with brownish yellow color. The purified active

    compounds by using gravity column chromatography active fraction obtained at F3.3,

    From the experiments using UV spectrophotometer, infra red and gc-ms obtained

    alkaloid class of compounds with molecular weight of 70 grams / mol and molecular

    formula C2H2N2O.

    Key words: Isolation, identification, Clerodendron serratum, alkaloid

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa

    Alkaloid dari Daun Tumbuhan Senggugu (Clerodendron serratum  Spreng) yang

    dilaksanakan dari bulan April s.d. bulan November 2010 di Laboratorium Genetika

    dan Bioteknologi, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya untuk

    pengujian hasil penelitian yaitu penentuan spektrofotometri dilaksanakan di Lab.

    Kimia Analisa Instrumen UPI Bandung . Isolasi senyawa aktif dilakukan secara

    bertahap dimulai dari proses ekstraksi, fraksinasi, kromatografi lapis tipis (KLT), dan

    pemurnian senyawa aktif dengan menggunakan kromatografi kolom gravitasi.Identifikasi senyawa alkaloid menggunakan spektrofotometer UV, IR, dan GC-MS.

    Hasil KLT didapat senyawa aktif yang terdapat pada daun senggugu termasuk

    golongan senyawa alkaloid dengan Rf 0,45 dengan warna kuning kecoklatan. Hasil

    pemurnian senyawa aktif dengan menggunakan kromatografi kolom gravitasi

    diperoleh fraksi aktif pada F3.3, Dari hasil pengujian menggunakan spektrofotometer

    uv, infra red dan gc-ms diperoleh senyawa golongan alkaloid dengan berat molekul

    70 gram/mol dan rumus molekul C2H2N2O.

    Kata kunci: Isolasi, Identifikasi, Clerodendron serratum, alkaloid 

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    2/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  47

    PENDAHULUAN

    Ditinjau dari penelitian ilmiahobat-obatan tradisional, Indonesia

    merupakan negara yang masih

    tertinggal dibandingkan dengan

    negara-negara lainya, seperti Jepang,

    Korea, Cina dan India. Perkembangan

    obat tradisional di Indonesia tidak

    terlalu pesat, hal ini diakibatkan karena

    pemakaiannya hanya terbatas pada

     jumlah atau jenis tanaman tertentu.

    Dari sekitar 3.000 jenis tanaman obat

    yang ada di Indonesia, baru sekitar 450 jenis saja yang sudah diketahui

    khasiatnya.

    Kurang lebih 80% obat-obatan

    yang digunakan oleh masyarakat

    Indonesia berasal dari tumbuhan. Pada

    tumbuhan sudah dikenal mengandung

    berbagai golongan senyawa kimia

    sebagai bahan obat yang mempunyai

    efek fisiologis terhadap organisme lain.

    Senyawa alam hasil isolasi dari

    tumbuhan juga digunakan sebagaibahan asal untuk sintesis bahan-bahan

    biologis aktif dan sebagai senyawa

    untuk mengobati penyakit infeksi yang

    disebabkan oleh Staphylococcus

    aureus (Supardi dan Sukamto, 1994).

    Pada umumnya infeksi kulit

    bisa terjadi pada luka atau goresan

    sedikit pada kulit, kemudian dimasuki

    mikroorganisme yang banyak terdapat

    pada permukaan kulit yaitu umumnya

    golongan Staphylococcus aureus.Staphylococcus aureus masuk ke kulit

    selain melalui goresan luka dapat juga

    melalui folikel-folikel rambut sehingga

    terjadilah infeksi. Penyakit

    Staphylococcus  dari kulit biasanya

    berakibat pada penumpukan nanah

    ditempat, dikenal sebagai bisul

    bernanah. Area yang terpengaruh

    mungkin menjadi merah,

    membengkak, dan terasa sakit. Infeksi-

    infeksi Staphylococcus  dari kulit dan

    berlanjut ke impetigo  (pengerasankulit) atau sellulitis (peradangan dari

     jaringan penghubung di bawah kulit)

    yang menjurus pada pembengkakan

    dan kemerahan (Pratiwi, 2008).

    Kasus penyakit kulit sering

    ditemukan pada masyarakat Indonesia

    yang berekonomi lemah. Harga

    antibiotik yang mahal merupakan

    kendala utama bagi masyrakat

    berekonomi lemah untuk mengobati

    penyakit infeksi kulit. Untuk itudiperlukan pengobatan alternatif.

    Untuk mengatasi masalah

    diatas maka diperlukan pencarian

    metode alternatif yang salah satunya

    adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan,

    yang secara alami dapat

    menyembuhkan penyakit infeksi kulit.

    Apabila dibandingkan dengan

    pemakaian antibiotik, pemakaian obat

    secara tradisional lebih aman, mudah

    dan murah (Supardi dan Sukamto1994).

    Salah satu komponen yang

    dikandung oleh tumbuhan senggugu(Clerodendron serratum  Spreng)

    adalah senyawa alkaloid. Alkaloid 

    merupakan salah satu metabolit

    sekunder yang banyak   ditemukan dialam dan mempunyai keaktifan

    fisiologis  tertentu. Alkaloid ada yang

    sangat beracun tetapi ada  pula yang

    sangat berguna dalam pengobatanmisalnya  kuinin, morfin dan striknin

    (Achmad, 1986).Untuk mengisolasi senyawa

    alkaloid yang terkandung pada daun

    senggugu (Clerodendron serratum 

    Spreng) dilakukan dengan metode

    ekstraksi, fraksinasi dan pemurnian

    senyawa aktif. Ekstraksi dilakukan

    secara bertingkat dengan menggunakan

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    3/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  48

    alat soxhlet dengan kepolaran

    meningkat. Fraksinasi dilakukan

    dengan metode Kromatografi CairVakum (KCV) dengan fase diam silika

    gel dan pelarut sebagai fase gerak,

    sehingga diperoleh fraksi aktif dari

    daun senggugu. Sedangkan untuk

    pemurnian senyawa aktif digunakan

    metode Kromatografi Kolom Gravitasi

    Bumi dengan penyerapan silika gel

    (Picman et al. 1998 dalam

    Salni,2003).

    Berdasarkan latar belakang

    diatas maka, perlu dilakukan penelitian

    tentang isolasi senyawa golongan

    alkaloid pada daun tumbuhan

    senggugu (Clerodendron serratum 

    Spreng) dan identifikasi senyawa

    golongan alkaloid.

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini dilaksanakan

    pada bulan April s.d. November 2010bertempat di Laboratorium Genetika

    dan Bioteknologi, UNSRI Inderalalaya

    dan Lab. Kimia Analisa Instrumen UPI

    Bandung untuk identifikasi senyawa

    hasil isolasi dengan spektrofotometer

    UV, IR, dan GC-MS.

    Alat-alat yang digunakan dalam

    penelitian ini ádalah soxhlet , blender,

    botol selai, bunsen, , corong gelas,

    erlenmeyer, gelas ukur, magnetikstirer, kromatografi lapis tipis (KLT),

    penangas air, pisau, spatula, tabung

    reaksi, timbangan analitik, rotary

    evaporator, pipa kapiler, tabung

    reaksi, pompa air, soxhlet. Bahan yang

    dibutuhkan adalah Aquadest, alkohol

    70%, alumunium foil, kertas label, n-

    heksan, etil asetat, metanol, kapas,

    paper disc (diameter 6 mm), kertas

    saring, plat silikagel 60 F254, daun

    senggugu (Clerodendron serratum 

    Spreng).

    Isolasi dan Pemurnian Senyawa dari

    Fraksi Metanol

    Secara garis besar metode

    isolasi bahan bioaktif terdiri dari

    ekstraksi, fraksinasi dan pemurnian.

    Ekstraksi dilakukan secara sinambung

    menggunakan alat soxlet   dengan

    kepolaran pelarut bertingkat yaitu

    dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan

    metanol sehingga diperoleh ekstrak

    cair dari ketiga pelarut. Fraksinasi

    dilakukan dengan metode

    Kromatografi Cair Vakum (KCV)

    dengan fase diam silika gel dan pelarut

    sebagai fase gerak, sehingga diperoleh

    fraksi aktif dari daun senggugu.

    Pemurnian senyawa aktif dari fraksi

    dilakukan secara kromatografi kolom

    gravitasi dengan absorben silika. Elusidilakukan dengan fase gerak pelarut

    eluen yang sesuai dengan laju elusi 20

    tetes permenit, volume fraksi yang

    ditampung adalah 10 ml (Salni, 2003).

    Sebanyak 200 gram serbuk

    simplisia diekstraksi secara bertingkat

    dengan menggunakan alat soxhlet .

    Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi

    berdasarkan kepolaran pelerut

    bertingkat yaitu n-heksan, etil asetatdan etanol. Serbuk simplisia sebanyak

    200 gram dibungkus dengan kertas

    saring, lalu dimasukkan kedalam 2 alat

    soxhlet , diberi larutan n-heksan

    masing-masing sebanyak 1 liter

    kemudian dipanaskan dalam panci

    diatas kompor listrik. Ekstraksi

    dilakukan selama ± 5 hari, dalam satu

    hari dipanaskan selama ± 8 jam

    (sampai larutan berwarna bening).

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    4/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  49

    Kemudian ampas dikeluarkan dan

    dikeringkan agar pelarutnya menguap.

    Ampas yang telah dikeringkanselanjutnya di ekstraksi dengan pelarut

    etil asetat selama 5 hari. Ampas yang

    telah dikeringkan dari ekstraksi

    menggunakan etil asetat kemudian di

    ekstraksi dengan menggunakan

    metanol selama 5 hari. Lalu n-heksan

    cair, eti asetat cair dan metanol cair

    diuapkan dengan alat penguap vakum

    putar hingga didapatkan ekstrak kental.

    Ekstrak kental dikeringkan dengan alat

    pengering sampai kering, sehingggadidapatkan ekstrak n-heksan, ekstrak

    etil asetat dan ekstrak metanol kering

    (Picman et al. 1998 modifikasi Salni

    2003).

    Ekstrak aktif difraksinasi

    dengan metode kromatografi cair

    vakum (KCV) dengan penyerapan

    silika gel. Fase gerak menggunakan

    larutan n-heksana 100%, n-heksana

    80%, n-heksana 60%, n-heksana 40%,

    n-heksana 20%, etil asetat 100%, etil

    asetat 80%, etil asetat 60%, etil asetat

    40%, etil asetat 20%, dan metanol

    100%. Masing-masing persentase

    diberikan volume larutan sebanyak 100

    ml. Fraksi yang aktif diuji secara

    bioautografi dan diisolasi senyawa

    aktifnya (Picman et al. 1998 dalam 

    Salni 2003).

    Daun senggugu (Clerodendron

    serratum  Spreng) yang telahdifraksinasi diuji secara bioautografi.

    Uji bioautografi dilakukan untuk

    mengetahui harga Rf (Retodansi

    faktor) dan untuk mengetahui senyawa

    aktif diketahui dengan menggunakan

    Kromatografi Lapis Tipis ( KLT).

    Prosedur bioautografi sebagai berikut :

    fraksi aktif dengan menggunakan

    konsentrasi 1% ditotolkan pada plat

    silika gel 60 F254, kemudian

    dikembangkan dengan fase gerak yangsesuai untuk pemisahan senyawa-

    senyawa yang terdapat dalam fraksi.

    Plat kemudian disemprotkan dengan

    H2SO4  10%. Kemudian dikeringkan

    dengan dipanaskan di atas hot plate,

    sehingga akan terlihat senyawa aktif

    berdasarkan warna yang terbentuk

    setelah itu ditentukan Rf nya (Salni,

    2003).

    Dari hasil uji bioautugrafi

    diketahui bercak aktif yangmenunjukan ciri-ciri senyawa aktif.

    Selanjutnya senyawa aktif akan

    diisolasi dengan metode kromatografi

    kolom dengan penyerapan silika gel.

    Pemurnian senyawa aktif dari fraksi

    aktif dilakukan secara kromatografi

    kolom gravitasi dengan adsorben silika

    1:75 pada kolom berdiameter 1,7 cm.

    Elusi dilakukan dengan fase gerak

    pelarut eluen yang sesuai dengan laju

    elusi 20 tetes permenit, volume fraksi

    yang ditampung adalah 10 ml (Roth

    dan Blaschke 1998). Identifikasi

    senyawa golongan alkaloida setelah

    didapatkan ekstrak murni diuji dengan

    menggunakan alat UV, IR, dan GC-

    MS di Laboratorium Kimia Analisa

    Instrumen UPI Bandung.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil ekstraksi

    secara sinambung dengan

    menggunakan alat soxhlet

    menggunakan pelarut n-heksan, etil

    asetat dan metanol  terhadap daun

    senggugu (Clerodendron seratum),

    didapatkan berat mesing-masing

    ekstrak pada tabel 1.

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    5/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  50

    Tabel 1 . Hasil Ekstraksi Secara Sinambung Daun Senggugu

    No Pelarut Berat Ekstrak (gram) Persen Berat (%)1 N-Heksan 16 13.3

    2 Etil asetat 16 13.3

    3 Metanol 62 51.6

    Dari hasil penelitian didapatkan

    hasil ekstraksi daun senggugu

    sebanyak 120 gr diperoleh ekstrak n-

    heksan sebanyak 16 gr (13.3%) , ektrak

    etil asetat 16 gr (13.3%), dan Ekstrakmetanol 62 gr (51.6%), pelarut-pelarut

    yang digunakan mempunyai

    kemampuan untuk menarik senyawa

    yang terdapat dalam simplisia secara

    berbeda-berbeda.

    Pelarut non polar akan

    melarutkan senyawa non polar, pelarut

    semi polar akan melarutkan senyawa

    semi polar dan pelarut polar akan

    melarutkan senyawa polar. Dari hasil

    ekstraksi, terdapat perbedaan beratyang dihasilkan dari masing-masing

    ekstrak. Didalam ekstrak kemungkinan

    terdapat senyawa dari golongan

    senyawa kimia yang berbeda-beda

    sesuai kepolaranya.

    Fraksinasi dilakukan dengan

    metode Kromatografi Cair Vakum

    (KCV). Eksrak yang di fraksinasi

    adalah ekstrak metanol yang memiliki

     jumlah ekstrak paling banyak sebesar

    62 gr (51,6%) dibandingkan dengan

     jumlah ekstrak n-heksan dan etil asetat

    (tabel 1).

    Fraksi metanol yang aktif dari

    daun senggugu di lanjutkan dengan

    kromatografi lapis tipis (KLT) untuk

    menentukan eluen yang sesuai pada

    kromatografi kolom gravitasi bumi.

    Kromatografi lapis tipis menggunakan

    plat GF254  dengan menggunakan

    perbandingan eluen yang sesuai

    sebagai fase gerak. Hasil pengujian

    KLT dapat dilihat pada gambar 1.

    F1 F2  F3 

    Gambar 1. Kromatogram hasil kromatografilapis tipis (KLT)

    Dari hasil uji KLT yang

    menunjukan pola noda yang sama

    kemudian dikelompokkan menjadi 3

    fraksi yaitu F1, F2, F3. Jika dilihat daribercak yang tampak, pada noda F3diduga mengandung senyawa alkaloid.

    Berdasarkan pola noda dari

    kromatogram KLT yang diperoleh

    maka noda pada F3  akan dipisahkan

    dengan kromatografi kolom gravitasi.

    Fraksi F3  dipisahkan lebih

    lanjut dengan menggunakan

    kromatografi kolom gravitasi

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    6/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  51

    menggunakan fase diam silika gel G60 

    (35-37 mesh). Fraksi F3  dielusi

    menggunakan perbandingan eluen etilasetat dan metanol 7:3, eluen

    ditampung didalan botol vial. Vial-vial

    yang memberikan noda yang sama

    dikelompokkan kedalam satu fraksi.

    Pemisahan ini menghasilkan 3 fraksi.

    Perbedaan fraksi dapat dilihat padatabel 2.

    Tabel 2. Penggabungan Hasil Kromatografi Kolom Gravitasi dari Fraksi F3  Daun

    Tumbuhan Senggugu.

    No fraksi No Botol vial

    1

    2

    3

    F 3.1 

    F3.2 

    F3.3 

    1

    2-3

    4-6

    Dari hasil pemurnian senyawa

    menggunakan kromatografi kolom

    gravitasi, yang menghasilkan vial-vial

    sebanyak 6 botol dengan kelompok

    fraksi yang berbeda.

    Fraksi pada F3.3 (4)

    memperlihatkan satu noda yang

    berpotensi untuk dilakukan pemurnian

    lebih lanjut, hal ini didasarkan atasadanya satu noda tunggal yang masih

    terdapat pengotor, sehingga diperlukan

    pemurnian. Uji kemurnian dilakukan

    dengan menggunakan kromatografi

    lapis tipis (KLT) menggunakan eluen

    7:3 etil asetat : metanol.

    Hasil uji kemurnian pada fraksi

    F3.3 dengan kromatografi lapis tipis

    (KLT) dengan menggunakan plat

    GF254  dilakukan uji biautografi dan

    penentuan golongan. Hasil pengujian

    bioautografi dan golongan senyawaaktif yang diperoleh dapat dilihat pada

    tabel 3.

    Tabel 3. Hasil Pengujian Bioautografi dan Penentuan Golongan Senyawa Aktif Daun

    Senggugu (Clerodendron serratum)

    No Fraksi aktif RF Warna yang terbentuk Golongan senyawa aktif

    1 F 3.3 (4) 0,45 Kuning Kecoklatan Alkaloid

    Keterangan: Nilai Rf dan warna bercak menunjukkan golongan senyawa aktif yang

    terbentuk, dengan perbandingan eluen etil asetat:metanol (7:3).

    Berdasarkan tabel 3, terlihat

    bahwa fraksi F3.3 (4) Metanol

    menimbulkan bercak berwarna pada

    kromatogram. Bercak berwarna kuning

    kecoklatan pada fraksi F3.3

    menunjukkan bahwa didalam fraksi

    aktif terdapat senyawa alkaloid dengan

    nilai RF 0,45.

    Senyawa alkaoid juga efektif

    terhadap virus, bakteri dan fungi. Hal

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    7/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  52

    ini menunjukan bahwa tanaman

    memiliki suatu kemampuan yang

    hampir tidak terbatas untukmensintesis substansi aromatik.

    Penentuan Senyawa Alkaloid

    Dengan Menggunakan

    Spektrofotometer

    Setelah dilakukan pemurnian

    senyawa dengan menggunakan

    kromatografi kolom gravitasi dan diuji

    dengan menggunakan kromatografi

    lapis tipis (KLT) didapatkan fraksiyang memiliki bercak satu noda adalah

    F3.3  yang bewarna kuning kecoklatan

    dengan nilai Rf 0.45.

    Ekstrak kuning kecoklatan ini

    dilakukan identifikasi senyawa

    golongan alkaloid menggunakan

    spektrofotometer uv, infra red dan gc-

    ms. Hasil pengujian tes uv

    menghasilkan serapan maksimum

    dengan panjang gelombang 268,5

    (absorban 0.580) dan panjanggelombang 208.5 (absorban 1.399) .

    Adanya absorbansi pada panjang

    gelombang 268.5

    mengidentifikasikan bahwa senyawa

    hasil isolasi mempunyai ikatan

    rangkap terkonjugasi yang lazimnya

    merupakan cincin aromatik, dimana

    muncul panjang gelombang yang lebih

    panjang dengan kenaikan intensitas

    yang besar (200 – 400 nm) .

    Adanya system aromatis inidikuatkan oleh spectrum infra merah

    atau spektrum IR yang menunjukkan

    adanya serapan karakteristik aromatic

    pada bilangan gelombang 1465-1519

    cm-1

      . Dari hasil pengujian

    menggunakan spektrofotometer gc-ms

    diperoleh senyawa golongan alkaloid

    dengan berat molekul 70 gram/mol dan

    rumus molekul C2H2N2O (terlampir)

    dimana ciri-ciri senyawa golongan

    alkaloid adalah memiliki paling sedikit

    sebuah atom nitrogen (unsure N) yangbiasanya bersifat basa dan dalam

    sebagian besar atom nitrogen ini

    merupakan bagian dari cincin aromatis

    dan heterosiklik (Achmad, 1986).

    KESIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang

    telah dilakukan, maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. 

    Senyawa golongan alkaloid hasilisolasi terdapat pada ekstrak

    metanol dengan jumlah ekstrak

    terbanyak yaitu 62 gr (51.6%).

    Hasil Pengujian Bioautografi

    diperoleh bercak berwarna kuning

    kecoklatan pada fraksi F3.3menunjukkan bahwa didalam

    fraksi aktif terdapat senyawa

    alkaloid dengan nilai RF 0,45.

    2.  Dari hasil pengujian menggunakan

    spektrofotometer uv, infra red dangc-ms diperoleh senyawa

    golongan alkaloid dengan berat

    molekul 70 gram/mol dan rumus

    molekul C2H2N2O .

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, S.A. 1986.  Buku Materi

    Pokok Kimia Organik Bahan

     Alam. Jakarta: Penerbit Karunika

    Jakarta Universitas Terbuka.

    Pratiwi, S.T.2008.  Mikrobiologi

    Farmasi.  Penerbit Erlangga.

    Jakarta.

    Roth, HJ. Dan G. Blaschke.1998.

     Analisis Farmasi. Penerbit Gajah

    Mada University Press.

    Yokyakarta.

  • 8/19/2019 jurnal fitokim 2

    8/8

     Isolasi dan Identifikasi Senyawa ..,..,Ita Emilia,.,. Sainmatika,..Volume 7,.. No…. 2,….Desember... 2010,…. 46-53 

     ISSN 1829.586x  53

    Salni, 2003. Karakterisasi dan Uji

     Aktifitas Topikal Senyawa

    antibakteri dari DaunKaramunting  ( Rhodormyrtus

    tomenfusa  (Ait.) Hassk. Desertasi.

    Penerbit ITB.

    Supardi, I., dan Sukamto. 1994.

     Mikrobiologi Dalam Pengolahan

    dan Keamanan Pangan. PenerbitAlumni. Bandung.