jurnal formalin

8
khir-akhir ini semakin marak dibicarakan tentang formalin yang terdapat di beberapa bahan makanan. Formalin ini dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan. Sebenarnya penggunaan formalin ini telah lama ditambahkan dalam makanan, namun tindakan dari badan POM kurang tegas dalam mengambil kebijaksanaan. Dalam artikel kali ini “Formalin Bukan Formalitas” akan membahas tentang formalin dan seberapa banyak batas toleransi yang dapat dikonsumsi oleh manusia. “Mungkinkah Ayam Bertelur Tiap Hari? Proses pembentukan telur dipengaruhi oleh banyak faktor. Manajemen yang baik, kontrol kesehatan ayam, kualitas pakan merupakan salah satu faktor yang menunjang produksi yang optimal. Artikel ini akan membahas proses pembentukan telur serta pengetahuan mengenai alat reproduksi ayam betina. Permasalahan dalam suatu peternakan memang tidak ada habisnya. Seperti misalnya kutu. Makhluk kecil ini bisa menyebabkan penyakit yang pada akhirnya merugikan peternak. Sehingga kontrol kutu perlu dilakukan. Bagaimana cara mengontol kutu? Simak pada artikel “Kontrol Kutu, Perlu Diwaspadai”. Informasi dunia peternakan kali ini mengenai “Bungkil Kelapa Sawit”. Mungkin bagi kita tidaklah asing. Apakah bungkil kelapa sawit serta keistimewaannya sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pakan unggas? “Pentingnya Bungkil Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein” baik sekali untuk disimak. Masih seputar masalah Flu Brurung, dalam buletin kali ini dibahas mengenai pengobatan yang dapat dilakukan jika terinfeksi flu burung serta teknologi baru para peneliti dalam membuat obat baru yang efektif melawan virus flu burung. Serta jangan lewatkan “H5N1 : Skenario Pandemi Manusia “flu burung baru menular dari unggas ke manusia, belum dari manusia ke manusia. Demikianlah informasi yang dapat kami sajikan, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Selamat Bekerja, Selamat Berkarya. P A ITA prihatin, banyak makanan yang mengandung formalin beredar di tengah masyarakat. Berita itu jelas bukan isapan jempol. Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) baru saja melansir hasil penelitiannya. Dari 700 sampel produk makanan yang diambil dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung, 56 persen diantaranya mengandung formalin. Bahkan 70 persen mie basah diawetkan dengan formalin. Penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar POM DKI Jakarta juga menyebutkan, delapan merek mie dan tahu yang dipasarkan di Jakarta mengandung formalin. BPOM Makasar menemukan ikan asin kering di pasar swalayan dan tradisional ternyata mengandung formalin juga. Bahkan diduga, ikan segar hasil tangkapan dari lepas pantai Selat Makassar atau dari daerah sekitarnya juga mengandung formalin untuk bahan pengawetnya. Selain formalin, ada juga nelayan yang sering menggunakan deterjen (bahan baku pembuat sabun). Bagi kebanyakan orang, formalin adalah bahan yang lazim digunakan untuk pengawet mayat. Formalin mempunyai sifat khas Poster Formalin – Seorang pedagang ikan asin memperlihatkan poster yang berisi pesan tentang larangan pemakaian formalin di Lawang Saketeng, Kota Bogor, Jabar. FORMALIN BUKAN FORMALITAS BULETIN CP. JANUARI 2006 1

Upload: fauzi-izzuddin-yasin

Post on 30-Nov-2015

170 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

JURNAL TENTANG FORMALIN

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Formalin

khir-akhir ini semakin marak dibicarakantentang formalin yang terdapat di beberapabahan makanan. Formalin ini dijadikan salah satuzat untuk mengawetkan makanan, sehingga

makanan akan lebih lama bertahan. Sebenarnyapenggunaan formalin ini telah lama ditambahkan dalammakanan, namun tindakan dari badan POM kurang tegasdalam mengambil kebijaksanaan. Dalam artikel kali ini“Formalin Bukan Formalitas” akan membahas tentangformalin dan seberapa banyak batas toleransi yang dapatdikonsumsi oleh manusia.

“Mungkinkah Ayam Bertelur Tiap Hari? Prosespembentukan telur dipengaruhi oleh banyak faktor.Manajemen yang baik, kontrol kesehatan ayam, kualitaspakan merupakan salah satu faktor yang menunjangproduksi yang optimal. Artikel ini akan membahas prosespembentukan telur serta pengetahuan mengenai alatreproduksi ayam betina.

Permasalahan dalam suatu peternakan memang tidakada habisnya. Seperti misalnya kutu. Makhluk kecil inibisa menyebabkan penyakit yang pada akhirnyamerugikan peternak. Sehingga kontrol kutu perludilakukan. Bagaimana cara mengontol kutu? Simak padaartikel “Kontrol Kutu, Perlu Diwaspadai”.

Informasi dunia peternakan kali ini mengenai “BungkilKelapa Sawit”. Mungkin bagi kita tidaklah asing. Apakahbungkil kelapa sawit serta keistimewaannya sehinggadapat digunakan sebagai salah satu bahan pakan unggas?“Pentingnya Bungkil Kelapa Sawit Sebagai Bahan PakanSumber Protein” baik sekali untuk disimak.

Masih seputar masalah Flu Brurung, dalam buletin kaliini dibahas mengenai pengobatan yang dapat dilakukanjika terinfeksi flu burung serta teknologi baru parapeneliti dalam membuat obat baru yang efektif melawanvirus flu burung. Serta jangan lewatkan “H5N1 : SkenarioPandemi Manusia “flu burung baru menular dari unggas kemanusia, belum dari manusia ke manusia.

Demikianlah informasi yang dapat kami sajikan, semogabermanfaat bagi pembaca sekalian. Selamat Bekerja,Selamat Berkarya.

PA ITA prihatin, banyak makanan yang mengandung formalinberedar di tengah masyarakat. Berita itu jelas bukan isapanjempol. Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) baru sajamelansir hasil penelitiannya. Dari 700 sampel produk makanan

yang diambil dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung, 56 persendiantaranya mengandung formalin. Bahkan 70 persen mie basahdiawetkan dengan formalin. Penelitian yang dilakukan oleh Balai BesarPOM DKI Jakarta juga menyebutkan, delapan merek mie dan tahu yangdipasarkan di Jakarta mengandung formalin.

BPOM Makasar menemukan ikan asin kering di pasar swalayan dantradisional ternyata mengandung formalin juga. Bahkan diduga, ikansegar hasil tangkapan dari lepas pantai Selat Makassar atau daridaerah sekitarnya juga mengandung formalin untuk bahanpengawetnya. Selain formalin, ada juga nelayan yang seringmenggunakan deterjen (bahan baku pembuat sabun).

Bagi kebanyakan orang, formalin adalah bahan yang lazimdigunakan untuk pengawet mayat. Formalin mempunyai sifat khas

Poster Formalin – Seorang pedagang ikan asin memperlihatkan poster yangberisi pesan tentang larangan pemakaian formalin di LawangSaketeng, Kota Bogor, Jabar.

FORMALINBUKAN FORMALITAS

BULETIN CP. JANUARI 2006 1

Page 2: Jurnal Formalin

Pembina Franciscus Affandi, Hadi Gunawan, Dr. Vinai Rakphongpairoj, Paulus Setiabudi, Dr. Desianto B. UtomoPengarah Wibowo Suroso, Wayan Sudhiana, Jimmy Joeng, R. Widarko, Josep Hendryjanto, Hartono LudiPenanggung Jawab Askam Sudin Redaktur Pelaksana Mochtar Hasyim, M. Hamam, Syahrir Akil Sekretaris Redaksi RoliSofwah Hakim Koresponden Daerah Arief Yulianto (Surabaya), Bethman (Medan) Alamat Redaksi Customer Technical &Development Departement, Jl. Ancol Barat VIII/1, Ancol Barat, Jakarta Utara, Telepon :021-6919999, Faksimili : 021-6925012,

E-mail : [email protected].

We serve “A Tradition Quality Product”Diterbitkan oleh Divisi Agro Feed Business Charoen Pokphand Indonesia.

2 BULETIN CP. JANUARI 2006

dibanding desinfektan lain sehingga lebihdipilih untuk mengawetkan mayat. Bahanpengawet ini, menurut Kepala PusatPenelitian Kimia LIPI, Dr. Leonardus BrotoKardono, sebetulnya berbentuk padatdengan sebutan formaldehida atau dalamistilah asingnya ditulis formaldehyde. Zatyang sebetulnya banyak memiliki nama lainberdasarkan senyawa campurannya inimemiliki senyawa CH2OH yang reaktif danmudah mengikat air. Bila zat ini sudahbercampur dengan air barulah dia disebutformalin.

Pengawet ini memiliki unsur aldehidayang bersifat mudah bereaksi denganprotein, karenanya ketika disiramkan kemakanan seperti tahu, formalin akanmengikat unsur protein mulai dari bagianpermukaan tahu hingga terus meresapkebagian dalamnya. Dengan matinyaprotein setelah terikat unsur kimia dariformalin maka bila ditekan tahu terasalebih kenyal . Selain itu protein yang telahmati tidak akan diserang bakteripembusuk yang menghasilkan senyawaasam, Itulah sebabnya tahu atau makananlainnya menjadi lebih awet.

Formaldehida membunuh bakteridengan membuat jaringan dalam bakteridehidrasi (kekurangan air), sehingga selbakteri akan kering dan membentuklapisan baru di permukaan. Artinya,formalin tidak saja membunuh bakteri,tetapi juga membentuk lapisan baru yangmelindungi lapisan di bawahnya, supayatahan terhadap serangan bakteri lain. Biladesinfektan lainnya mendeaktifasikanserangan bakteri dengan cara membunuhdan tidak bereaksi dengan bahan yangdilindungi, maka formaldehida akanbereaksi secara kimiawi dan tetap ada didalam materi tersebut untuk melindungidari serangan berikutnya.

Melihat sifatnya, formalin juga sudahtentu akan menyerang protein yangbanyak terdapat di dalam tubuh manusiaseperti pada lambung. Terlebih, bilaformalin yang masuk ke tubuh itu memilikidosis tinggi.

Masalahnya, sebagai bahan yangdigunakan hanya untuk mengawetkanmakanan, dosis formalin yang digunakanpun akan rendah. Sehingga efek sampingdari mengkonsumsi makanan berformalintidak akan dirasakan langsung olehkonsumen.

Pertanyaan yang muncul kemudianadalah berapa lama bahan pengawet iniberada di dalam tubuh baru kemudianmenimbulkan efek yang dikuatirkan?Pertanyaan ini tentu sangat sulit untukdijawab. Alasannya, tidak bolehmenjadikan manusia sebagai mediumpercobaan dan tidak perlu lagi adapenelitian, jika sudah diketahui bahwaformalin memiliki senyawa kimia yangpasti akan merusak organ tubuh manusiadan metabolisme di dalamnya.

Banyak pihak mengingatkan formalinjuga memiliki sifat karsinogen atau dapatmenyebabkan kanker.Tetapi kemunculankanker akibat bahan berbahaya inidengan kanker dari penyebab yang lainhampir sulit dibedakan, keduanyamembutuhkan waktu panjang untukmenyerang tubuh manusia.

Memang, mudah sekali untukmengetahui apakah tubuh seseorang telahmenyerap formalin, yaitu dengan reaksiasam basa. Tetapi, seperti yang terjadiselama ini, tidak pernah ditemukan korbanjiwa penyakit kanker yang dipastikan

akibat telah lama mengkonsumsi makananberformalin.

Berbagai ProdukKeberadaan formaldehida sendiri ada

dalam berbagai macam produk.Formaldehida juga ditemukan pada asaprokok dan udara yang tercemar asapkendaraan bermotor. Selain itu bisadidapat juga pada produk-produktermasuk antiseptik, obat, cairan pencucipiring, pelembut cucian, perawatansepatu, pembersih karpet dan bahanadhesif. Formaldehida juga ada dalamkayu lapis terutama bila masih baru.Kadar formaldehida akan turun seiringberjalannya waktu.

Jika seseorang membeli furnitur baru,sebaiknya selalu membuka jendela untukmenurunkan kadar formaldehida dalamruangan. Formaldehida secara naturalsudah ada dalam bahan makanan mentahdalam kisaran 1 mg per kg hingga 90 mgper kg. Selain dikenal sebagai formalin,nama dagang formaldehida sendiri sangatberagam, diantaranya : ivalon,

Bahan Tambahan yang Dilarang Digunakan dalam Makanan(Peraturan Menkes No. 1168/1999)

1. Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya.2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its Salt).3. Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC).4. Dulsin (Dulcin).5. Kalium Klorat (Potassium Chlorate).6. Khloramfenikol (Chloramphenicol).7. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils).8. Nitrofurazon (Nitrofurazone).9. Formalin (Formaldehyde).10. Kalium Bromat (Potassium Bromate).

Bahan Tambahan Makanan (Pemutih dan Pematang Tepung)yang DiizinkanBerdasarkan Peraturan Menkes No. 1168/1999

Nama Bahan Tambahan Jenis/Bahan Makanan Batas Maksimum

1 Asam Askorbat (Ascorbic Acid) Tepung 200 mg/kg

2 Aseton Peroksida (Aceton Peroxide) Tepung Secukupnya

3 Azodikarbonamida (Azodicarbonamide) Tepung 45 mg/kg

4 Kalsium Stearoil Adonan kue 5 g/kg bahan kering- 2 (Calcium Steearoyl Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg tepung- 2 laktilat Lactylate)

5 Natrium Stearyl Sodium Roti dan sejenisnya 5 g/kg tepung(Stearil Fumarat Fumarate)

6 Natrium Stearoil 1. Roti dan sejenisnya 3,75 g/kg tepung- 2 Sodium Stearoyl 2. Wafel dan tepung 3 g/kg bahan kering- 2 (Laktilat – Lactylate). campuran wafel

3. Adonan kue 5 g/kg bahan kering4. Serabi dan tepung 3 g/kg bahan kering

campuran serabi

7 L – Sesteina L – Cesteine 1. Tepung 90 mg/kgsecukupnya(Hidroklorida ( Hydrochloride) 2. Roti dan sejenisnya

Page 3: Jurnal Formalin

BULETIN CP. JANUARI 2006 3

quaternium-15, lysoform, formalith, BVF,metylene oxide, morbicid, formol,superlsoform dan lain-lain. Quaternium-15ditemukan di hampir semua jenis produkperawatan.

Jangan heran bila formalin merupakanbahan yang biasa dipakai antara laindalam shampo bayi, deodoran, parfum, catrambut, cairan penyegar mulut, pastagigi.

Sekarang, sejauh mana kadartoleransi pemakaian bahan kimia untukberbagai produk, terutama produk

Dampak Buruk Formalin bagi Tubuh Manusia

Kulit Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit

Mata Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan

Hidung Mimisan

Saluran Pernapasan Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan

Saluran Pencernaan Iritasi lambung, mual muntah, mules

Hati Kerusakan hati

Paru-paru Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis)

Saraf Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi,mudah lupa

Ginjal Kerusakan ginjal

Organ Reproduksi Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitassekunder.

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia

kebutuhan rumah tangga? Suatu bahankimia dikatakan beracun bila berada diatas ambang batas yang diperbolehkan.American Conference of Govermentaland Industrial Hygienists (ACGIH)menetapkan ambang batas (ThreshouldLimit Value/TLV) untuk formaldehidaadalah 0,4 ppm. Sementara NationalInstitute for Occupational Safety andHealth (NIOSH) merekomendasikanpaparan limit untuk para pekerja adalah0,016 ppm selama periode 8 jam,sedangkan untuk 15 menit 0,1 ppm.

Dalam International Programme onChemical Safety (IPCS) disebutkan bahwabatas toleransi formaldehida yang dapatditerima tubuh dalam bentuk air minumadalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hariasupan yang dibolehkan adalah 0.2 mg.Sementara formalin yang boleh masuk ketubuh dalam bentuk makanan untuk orangdewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg perhari.

Hampir semua jaringan di tubuhmempunyai kemampuan untuk memecah danmemetabolisme formaldehida. Salah satunyamembentuk asam format dan dikeluarkanmelalui urine. Formaldehida dapatdikeluarkan sebagai CO2 dari dalam tubuh.Tubuh juga diperkirakan bisamemetabolisme formaldehida bereaksidengan DNA atau protein untuk membentukmolekul yang lebih besar sebagai bahantambahan DNA atau protein tubuh.

Formaldehida tidak disimpan dalamjaringan lemak. NIOSH menyatakanformaldehida berbahaya bagi kesehatanpada kadar 20 ppm. Sedangkan dalamMaterial Safety Data Sheet (MSDS),formaldehida dicurigai bersifat kanker.

Ambang BatasBila melihat ambang batas toleransi,

ikan asin sotong yang diteliti Balai BesarPOM, sebelum dicuci mempunyai kandunganformalin 6,77 ppm. Setelah dicuci tinggal5,62 ppm atau 5,62 mg formalin dalamsetiap 1 kg ikan sotong. Berdasarkan datatersebut, tubuh kemungkinan masih bisamentoleransi kandungan formaldehida biladalam satu hari kita memakan ikan asindalam jumlah sekitar 2,5 kg. Dengancatatan, asupan formalin hanya dari ikanasin.

Berdasarkan informasi ini, sebaiknyadibuat nilai ambang batas yang jelas, danmenjelaskan ke masyarakat mengenaikandungan formalin yang berbahaya bagikesehatan.

Selain itu, diperlukan cara mendidikprodusen atau pedagang mengenai tingkatbahaya dan resiko yang dihadapi. Dengandemikian masyarakat tidak panik danmenolak semua bahan yang diperkirakanmengandung formalin.

Sebab formalin secara alamiah sudahada di alam. Dan formalin menjadiberbahaya tidak saja ketika bercampurmakanan, tetapi juga dalam udara danmasuk melalui pernapasan maupun kulit.

Semoga saja pengungkapan BadanPengawasan Obat dan Makanan (BPOM)mengenai makanan berformalin bukanhanya sekedar formalitas belaka ataubahkan memiliki agenda tersembunyi.Pengungkapan makanan berformalin harusditindak lanjuti dengan penegakan hukumagar masyarakat betul-betul dapatmenikmati makanan yang bebas dari bahan-bahan pengawet berbahaya. (Sumber Kompasdan Suara Pembaruan)

No Jenis Sampel JumlahFormalin PositifFormalin Negatif

1 Mie basah 23 15 8

2 Tahu 41 19 22

3 Ikan asin 34 22 12

4 Jumlah 98 56 42

Sumber : Balai POM, www.umesc.usgs.gov

Formalin Dalam PanganFormalin :

• Bahan desinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas.• Mengawetkan mayat.• Mie basah (untuk bahan pengawet dan supaya mie lebih mekar).• Ikan asin dan tahu (untuk bahan pengawet agar tidak mudah rusak dan tahan lama).

Pada dosis rendah : menyebabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah,timbulnya depresi susunan syaraf, serta kegagalan peredaran darah.Pada dosis tinggi : menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, tidak bisa kencingdan muntah darah, dan menyebabkan kematian.

Rekapitulasi Hasil Uji Sampel Pangan yang Diduga Mengandung Formalin “Sampling”Bulan November – Desember 2005 di Pasar Tradisional dan Supermarket di Jabotabek

Page 4: Jurnal Formalin

EMBENTUKAN telur merupakansuatu proses yang panjang dankomplek. Tahap demi tahapharus dilalui dengan tenggang

waktu yang relatif konstan. Proses initerjadi dan dimulai pada alat reproduksiayam betina yang terdiri dari ovarium(kantung telur) dan oviduct (salurantelur). Oviduct terdiri dari :infundibulum, magnum, isthmus, uterusdan cloaca. Pada ayam dan unggas yanglain, umumnya ovarium dan oviductsebelah kanan mengalami degenerasisehingga yang tumbuh sempurna hanyaovarium dan oviduct sebelah kiri. Tahap-tahap proses pembentukan telur adalahsebagai berikut :1. Pelepasan kuning telur (ovum) dari

ovarium yang mampu memproduksisebanyak 900 – 3600 sel telur (ovum)yang menggerombol eperti buahanggur. Pelepasan ini dapat terjadisecara berurutan selama kurang lebih30 menit setelah ayam selesaibertelur.

2. Kuning telur yang terlepas akanditangkap oleh infundibulum dantinggal didalamnya selama kurang lebih15 menit tanpa penambahan zat lain.

3. Kuning telur akan melewati magnumdan bersamaan dengan itu terjadipenambahan zat lain berupa putihtelur, yang diambil dari penyerapandinding usus. Dibagian organ ini telur

beristirahat selama kuranglebih 3 jam

4. Pembungkusan telur di dalam isthmus.Pembungkusan dimaksud berupa duabuah selaput tipis yang disebut shellmembrane. Waktu yang dibutuhkanuntuk proses pembungkusan adalahkurang lebih 75 menit.

5. Ketika sampai di bagian uterus, telurmendapat tambahan cairan putih tipis(thin white) melalui difusi membran

serta mengalami pembungkusan olehkerabang (yaitu suatu bahan kerasyang terdiri dari kalsium karbonat 93 –95 %). Proses ini berlangsung antara20 – 21 jam. Pada tahapan inilah telursudah dalam keadaan lengkap(sempurna).

6. Telur yang sudah lengkap akan keluarmelalui cloaca setelah mengalamipemutaran. Sedangkan rongga udaratelur terbentuk di luar tubuh ayamsekitar satu jam setelah telur keluarsebagai akibat perbedaan suhu di luardan di dalam tubuh.Proses pembentukan telur apabila

dalam kondisi normal paling cepat akanmemakan waktu 25 – 26 jam (sepertiproses diatas). Jadi jelaslah apabila dalamsatu hari 24 jam, maka ayam secaraproses relatif sulit untuk memproduksitelur setiap hari. Tentunya waktu prosestersebut dapat tercapai dalam kondisinormal dalam artian kondisi ayam sehatdan nutrisi pakan sesuai kebutuhan.Produksi telur akan mundur atauterhambat sebagai konsekuensi darikondisi yang tidak normal. Oleh karenaitu perlu diperhatikan kesehatan ayam,diterapkannya manajemen yang baik dankualitas nutrisi dari pakan untukmemperoleh produksi yangoptimal.penting dalam mencegah masalahini. Jogin Setiadin, Technical Service &Development, CPI, Jakarta (Disarikan dari G.D.Butcher, DVM, Ph.D – University Of Florida)

MUNGKINKAH AYAMBERTELUR TIAP HARI ?

P

4 BULETIN CP. JANUARI 2006

Page 5: Jurnal Formalin

ELAIN masalah penyakit yangdijumpai di lapang, problem kutujuga bisa menjadi masalah yangpenting dalam industri

perunggasan. Untuk menjadi dewasa,kutu hanya membutuhkan waktu 7 – 8 haridi bawah kondisi yang ideal. Setelah 150hari, kutu dalam kandang menjadi stabil.Namun, populasinya akan tergantung padatipe dan sistem kandang serta peluangkutu untuk sembunyi.

Dengan melihat kondisi terebut, makakontrol terhadap kutu perlu dilakukan.Selama ini metode yang banyak dilakukanadalah dengan metode kimia namunhasilnya kurang cukup. Penggunaan bahankimia untuk jangka panjang akanberpengaruh pada keamanan pangan dankutu juga berpotensi menjadi resistenterhadap produk tersebut.

Dari hasil penelitian Rick Van Emous,Universitas Wageningen, Belandamemaparkan bahwa selain metode kimiajuga ada 4 elemen yang efektif dalammengontrol kutu, diantaranya :1. Kebersihan kandang.

Kandang harus dibersihkan secarateratur, terutama setelah panen atauafkir. Untuk mendapatkan hasil yangbagus, keseluruhan peralatan/perangkat

kandang dikeluarkan dan dibersihkansedemikian rupa sehingga tidak ada celahatau sudut untuk kutu bersembunyi.Dengan pembersihan dan pencucian kutuini akan terbuang. Debu dan kotoranmerupakan sumber yang potensial bagikutu sehingga perlu segera dibersihkan.

Jenis kutu, baik itu telur atau kutudewasa dapat dibasmi dengan perlakuanpanas.2. Pencegahan terhadap timbulnya

kutu-kutu baru.· Sekitar/seputar lingkungan kandang

Sebaiknya tidak ada pohon dan semak-semak disekitar kandang. Hal ini bisamenimbulkan adanya sarang burungliar yang menyebabkan menjaditempat sumber parasit termasuk kutu.

· PertumbuhanSemua unggas, baik itu DOC ataupullet yang masuk dalam peternakanharus bebas kutu, parasit danpatogen lainnya. Pastikan saatpenerimaan ayam infeksi selamatransportasi tidak ada danperalatannya bersih dan bebas darikutu.

· Material (bahan-bahan).Gunakan material yang bersih,terutama untuk transportasi telur.

Tiap peternakan seharusnya memilikiperalatan kandang yang bersih danjika akan digunakan lagi harus sudahdibersihkan.

· PengunjungSetiap orang yang masuk ke dalamkandang dimungkinkan membawatransmisi kutu, sehingga sebaiknyaada fasilitas shower dengandesinfektan dan mengganti baju.

· Sistem satu umur dalam suatupeternakan.Untuk kesehatan dan alasankebersihan, terutama untuk kontrolkutu di suatu unit peternakansebaiknya hanya di pelihara ayamdengan 1 umur dan berasal dari 1sumber.

· Kontrol parasit lainKutu dan parasit lain dapat terbawake dalam kandang dengan perantaratikus, sehingga kontrol tikus jugaperlu dilakukan dengan rodensia.

3. Monitoring yang terus menerus.Untuk program kontrol yang baik

adalah perlu kontrol yang lebih efektif.Perlakuan pertama terhadap kandangyang terdapat banyak kutu awalnya tidakmemberikan hasil yang memuaskan.Periksa 10 – 20 tempat di tiap mingguuntuk mengetahui perkembangan/populasikutu.

Di sistem kandang sangkar, sebaiknyamemeriksa dibawah tenggeran, dibawahslate, kotoran dan bagian dalam sangkar.4. Metode kontrol yang lain.· Kimia

Hingga sekarang, kutu hanya dapatdikontrol dengan bahan kimia. Tetapikeamanan pangan telah menjadiperhatian di berbagai negara tentangbahan kimia ini, yang untuk jangkapanjang produk ini mulai tidakdirekomendasikan.

· Perlakuan temperaturDi Belanda ada perlakuan denganmetode “Thermo-Kill” untukmengontrol kutu. Metode ini telahberkembang di Denmark juga untukmengontrol salmonella danmenggunakan temperatur tinggi lebihdari 5 hari. Temperatur minimal 450C.Di hari pertama, alat pemanas denganjalan pemanasan perlahan-lahan. Padahari kedua dan ketiga suhu dipeliharapada minimal 450C dan di akhir keduahari itu digunakan pendingin bangunanuntuk menurunkan suhu kembali.Metode ini memberikan keuntungankarena dapat membunuh telur

KONTROL KUTU,PERLU DIWASPADAI

S

BULETIN CP. JANUARI 2006 5

Pastikan saat penerimaan DOC infeksi selama transportasi tidak ada dan peralatannya bersihdan bebas dari kutu.

Page 6: Jurnal Formalin

EBAGAI penghasil kelapa sawitnomor dua dunia setelahMalaysia. Industri minyakmentah sawit Indonesia

menyisakan bergunung-gunung limbahpadat, gas dan cair. Pengolahan buahsawit menghasilkan produk utamaminyak sawit serta produk samping,seperti TKS (Tandan kosong Sawit),serat perasan, Lumpur sawit danbungkil kelapa sawit.

Bungkil kelapa sawit merupakanhasil ikutan dari proses pengolahaninti sawit menjadi minyak sawit,dengan kandungan protein 16-18% danserat kasar 16%. Bungkil kelapa sawit(PKC = Palm Kernel Cake) beratnyasekitar 49,5% dari inti sawit.

Dengan melihat potensi bungkilkelapa sawit ini sebagai alternative

sumber pakan, diharapkan dapatmendorong peternak dan industriperunggasan untuk mengurangiketergantungan pada jagung danbungkil kedelai.

Bungkil kelapa sawit inimengandung serat kasar yang tinggi(dalam bentuk beta mannan dangalaktomannan). Asam aminoesensialnya rendah dan agak kasarteksturnya (karena kontaminasitempurung kelapa sawit). Penggunaanbungkil kelapa sawit yangdirekomendasikan hanya 10 – 25%.Namun dari hasil penelitian terbarumenyebutkan bahwa level 40% bungkilkelapsa sawit dapat memberikan beratbadan optimal pada ayam broiler,dengan disuplementasi asam aminolisin dan metionin. Rendahnya kualitas

PENTINGNYA BUNGKIL KELAPASAWIT SEBAGAI BAHAN PAKANSUMBER PROTEIN

S

kutu, dimana metode lain tidakseperti itu. Metode ini dilakukan saatkandang kosong.

· Metode mekanik.Penggunaan Vacum Cleaner, tekananudara dan atau steel brush dapatmembantu mengurangi populasi kutunamun tidak efekttif dalammengontrol sekelompok kutu terutamadalam kandang komersial. Namunmetode ini dapat dilakukan dengankombinasi metode lain, seperti metodekimia.

· Silica Dusts (tepung silika0Adalah bentuk tepung dengan partikelyang sangat kecil dan memilikikapasitas menyerap yang tinggi. Dustini dapat menyerap kutu dan tahanterhadap air, sehingga akan matikarena dehidrasi.

· Minyak solar dan minyak lainMinyak memiliki sifat dapat menutuptrachea (sistem pernapasan) kutumerah (red mite), serta secara efektifdapat mencekek hama. Metode inimemberikan hasil yang bagus namundapat meninggalkan sisa minyak dikandang. Material sintetik dan karetharus dibersihkan setelah perlakuanini. Metode ini perlu dilakukanberulang kali secara teratur agarhasilnya memuaskan.

· Campuran green soap (sabun hijau)dengan metilMetode ini digunakan sebagai matodeorganik untuk mengontrol kutu padatumbuhan, metode ini bekerja denganmenghambat sistem respirasi/pernapasan kutu. Perlakuan inisebaiknya diulang setiap 2-3 minggu.

· Garlic/bawang putihBawang putih dapat ditambahkandalam pakan yang akan mengubah rasadarah dan penampakannya sehinggamembuat kutu menjadi kurangtertarik. Bawang putih jugamembantu kontrol parasit cacing danmeningkatkan resistensi unggasterhadap penyakit secara natural/alami.

· Jadwal pencahayaanJika program penyinaran diubahdengan pencahayaan yang lebihsering, maka induk ayam akan lebihsering mematuk kutu dan mengganggusebelum kutu tersebut mengiritasiatau mengambil darahnya. Namun diEropa hal ini tidak dianjurkan.Sumber : Rick Van Emous, Poultry

International, Vol 44. No.11, 2005

6 BULETIN CP. JANUARI 2006

Page 7: Jurnal Formalin

BULETIN CP. JANUARI 2006 7

AKAR Biomolekuler dariSurabaya Dr Drh CA Nidom MSmenyatakan penyakit FluBurung akibat virus avian

influenza (AI) dapat dicegah dandisembuhkan dengan pengobatantradisional melalui berbagai tanamandan tumbuh-rumbuhan (herbalmedicine) seperti temulawak, kunyit,dan lidah buaya (Aloe vera).

Upaya pencegahan danpenanggulangan virus flu burungsebetulnya relatif mudah dilakukandan tidak memerlukan penerapanteknologi yang tinggi,” kata dosenFKH Universitas Airlangga (Unair)Surabaya. Dia juga menjelaskan bahwastruktur virus AI sebenarnya dapatrusak hanya dengan sabun (deterjen).Virus AI sangat peka dengan seluruhjenis disinfektan, termasuk bio-

disinfektan, sehingga tidakmemerlukan terknologi tinggi untukmenghambat virus tersebut.Pengobatan dengam herbal juga dapatmenghancurkan virus tersebut.

Temulawak dan kunyit bisadikonsumsi dalam bentuk minumanuntuk mencegah peningkatankonsentrasi sitokin dalam tubuhakibat inveksi virus AI dengan sub tipeH5N1. Temulawak dan kunyit inisangat efektif karena kandungancurcuma yang ada pada keduanyaberpotensi sebagai inhibitor terhadapsintesis sitokin,” katanya.

Hal sama juga terdapat padatanaman lidah buaya. “Lidah buayamemiliki kandungan emodin danscutellaria yang berfungsi sebagaiantiviral. Bahan itu mampumenghancurkan enzim yang

Pengobatan Tradisionaluntuk MenyembuhkanFlu Burung

bungkil ini, dapat diatasi denganmenyusun ransum yang nutrisinyaseimbang, terutama asam amino danenergi termetabolisme.

Bungkil kelapa sawit yang kualiitasbagus adalah tanpa tempurungnya,namun dalam kenyataannya bungkil initanpa tempurung sulit dijumpai.Kurang lebih 15% dalam bungkil kelapasawit tercampur tempurungnya,sehingga bahan pakan ini terlihatberbatu. Keberadaan tempurung inidapatmenurunkan daya cerna, namundi satu sisi dapat pula berfungsisebagai grit yang berguna dalamproses penggilingan bahan pakan didalam gizzard. Bulk density bahanpakan cukup tinggi sehingga ternakdapat mengkonsumsi lebih banyak.Walaupun daya cernanya rendah,namun total konsumsi pakantercernanya cukup tinggi (sebagaiakibat dari konsumsi pakan yangtinggi).

Hasil penelitian lain tentangbungkil kelapa sawit menyebutkanbahwa pemberian bungkil kelapa sawitpada ayam pedaging menurunkanpopulasi mikroba patogen sepertiSalmonella enteritidis danmeningkatkan populasi mikroba yangbermanfaat buat ternak sepertibifidobakteria. Kondisi ini menjelaskanbahwa hampir 40% komponen yangterdapat dalam bungkil kelapa sawitadalah beta mannan. Walau betamannan tidak tercerna oleh unggas(secara enzimatis), tetapi pencernaansecara fisik akan tetap terjadi danbeta mannan akan terbagi menjadibagian yang lebih sederhana.Keberadaan substrat ini akan menarikmikroba patogen untuk meninggalkandinding usus dengan jalan menempelpada substrat. Karena tidak tercerna,maka substrat ini akan dibuang dalambentuk feses, yang berarti bakteripatogen juga ikut terbuang. Betamannan inilah yang bertanggungjawabdalam meningkatkan sistem kekebalanoleh mikroba. Oleh karena itulah betamannan dapat pula disebut sebagaiprobiotik.

Sumber : Baharudin Sundu, University OfQueensland Australia dan www.damandiri.or.id.

P

PKunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman untuk mencegah peningkatan konsentrasisitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1.

Page 8: Jurnal Formalin

Sumber : Kompas Nopember 2005Sumber : NAID, Nex Bio, Galenea, AVI BioPharma,GlaxoSmithKline, Roche Pharmaceuticals, AlnylamPharmaceuticals, Michigan State University (Kompas, 2005)

terdapat pada virus flu burung.Namun, formulasi herbal medicine

yang tepat sampai saat ini masihmenunggu para peneliti dari FakultasFarmasi untuk merumuskannya,sehingga dapat digunakanmenanggulangi virus flu burung.

Sedangkan infeksi flu burung padamanusia, beliau menilai hal itubersumber dari sektor peternakan,karena itu penyelesaiannya harusbersifat terintegrasi dan terkoordinasiantar instansi. Departemen Pertaniansudah menetapkan sembilan langkahstrategis guna menangani merebaknyavirus itu, diantaranya biosekuriti yangketat, depoluasi, vaksinasi,pengendalian lalu lintas, surveilians,penelusuran, dan public awarenessmelalui restocking, stamping out di

daerah yang baru tertular, sertamonitoring dan evaluasi. Selain itu,Departemen Kesehatan juga sudahmenetapkan langkah penanggunalanvirus flu burung, antara lain mencegah

infeksi baru pada hewan/unggas, melindungikelompok beresiko tinggidengan biosekuriti, strategisurveilans sebagaimanaditerapkan Deptan danstrategi komunikasi,informasi serta edukasi.

Depkes jugamengeluarkan strategimenajemen kasus danpengendalian infeksi disarana kesehatan,peningkatan studi/penelitian kesehatan, dan

menyatakan bahwa flu burungmerupakan Kejadian Luar Biasa (KLB)dalam skala nasional sehingga setiaporang harus benar-benar waspada.(Suber : Republika Nopember 2005)

8 BULETIN CP. JANUARI 2006

Temulawak