jurnal gagal ginjal kronik

Upload: yeyen

Post on 19-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    1/9

    KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK

    YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN

    TAHUN 2012-2013

    Imelda Sari1, Jemadi

    2, Hiswani

    2

    1Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU2Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU

    Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

    Abstract

    Chronic Renal Failure (CRF) is a failure of kidney function and metabolism to

    maintain fluid and electrolyte balance due to the progressive destruction of kidney structure.

    The report of Riskesdas 2013, the prevalence of CRF in Indonesia had been diagnosed by

    doctors 0,2%. To know the characteristic patients with CRF, conducted a research with a

    case series design in RSU Haji Medan. Population and sample was 180 people in 2012-2013

    were recorded in hospital medical record. Univariate data were analyzed by descriptivewhile bivariate data were analyzed using Chi square test, Kruskal-Wallis test. The highest

    proportion of CRF patients in the age group 48-55 years (25,6%), Male (50,6%), Moslem

    (91,7%), Housewives (38,9%), come from Medan (69,4%), the main complaints of nausea +

    vomiting (38,3%), diseases history of Hypertension (28,3%), medical treatment of Medicine

    + Diet + HD (71,1%), average length of stay 7.22 days (7 days), clinical recovery out patient

    (76,1%), and Askes (35,0%). There was a significant difference between the proportion of

    age based medical management, the average long treatment by medical management.. There

    was no difference in the proportion of age by the state as home, the average long care by the

    state during the home. The writer suggest to improve the early detection and prevention of

    the disease CRF early age. The hospital is expected to complement a data-stage CRF patient

    on the status of the patient and insight into the diet to patients who have a history of

    hypertension and diabetes mellitus.

    Key Words : Chronic Renal Failure (CRF), the characteristic of patients

    Pendahuluan

    Penyakit gagal ginjal kronik sekar-ang menjadi perhatian dunia kesehatan ka-

    rena beberapa alasan, yaitu peningkatanprevalensi yang cepat, tingginya biaya

    yang dikeluarkan dalam proses pengobata-n, menjadi fenomena gunung es yang men-

    utupi penyakit terselubung, dan berperanpenting meningkatkan resiko penyakit jan-

    tung serta ditemukannya langkah-langkah

    efektif untuk mencegah progresivitas pen-

    yakit.1 Gagal ginjal kronik (GGK) adalah

    kegagalan fungsi ginjal untuk mempertah-

    ankan metabolisme serta keseimbangan

    cairan dan elektrolit akibat destruksi struk-

    tur ginjal yang progresif dengan manifest-

    tasi penumpukan sisa metabolit (toksik ur-emik) di dalam darah.

    2

    Berdasarkan Data Laporan Tahun-an USRDS (United States Renal Data Sy-

    stem) tahun 2013, lebih dari 615.000 orangAmerika sedang dirawat karena gagal gin-

    jal. Prevalensi ESRD pada tahun 2011 diAmerika Serikat sebesar 1.901/1.000.000 pe-

    nduduk.3 Di Indonesia, menurut data Asu-ransi Kesehatan (ASKES) sebanyak

    80.000-90.000 orang memerlukan terapi

    pengganti ginjal dan setiap tahun terdapat

    7.000 kasus baru.4

    Hasil survei Perhimpunan Nefrolo-

    gi Indonesia (PERNEFRI), ada sekitar 12,

    5 % atau 18 juta orang dewasa diIndonesia

    yang menderita penyakit ginjal kronik.5

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    2/9

    Prevalensi gagal ginjal kronik berdasarkan

    pernah didiagnosis dokter sebesar 0,2%

    dan penyakit batu ginjal sebesar 0,6% di

    Indonesia.6

    Prevalensi penyakit gagal gin-

    jal kronis pada umur 15 tahun menurut

    provinsi di Indonesia tahun 2013, provinsi

    Sumatera Utara sebesar 0,2 %.5

    Hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Umri di RSU. Dr. Pirngadi Medanpada (2010) proporsi penderita GGK terti-

    nggi pada kelompok umur 50-57 tahun se-banyak 25,8% dengan prevalens terbanyak

    pada laki-laki sebanyak 54,7%.7

    Hasil penelitian Aisyah di Rumah

    Sakit Haji Medan (2009), penderita gagal

    ginjal sebesar 106 orang, dimana 93 orang

    menderita GGK, sedangkan 13 orang pen-

    derita gagal ginjal akut.8

    Perumusan Masalah

    Belum diketahuinya karateristik

    penderita gagal ginjal kronik yang rawat

    inap di RSU Haji Medan tahun 2012 -

    2013.

    Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui karakteristik

    penderita gagal ginjal kronik yang rawat

    inap di RSU Haji Medan tahun 2012-2013.

    Tujuan Khusus Penelitian

    Mengetahui distribusi proporsi pe-

    nderita GGK berdasarkan sosiodemografi

    yang meliputi umur, jenis kelamin, agama,

    pekerjaan, dan tempat tinggal. Mengetahui

    distribusi proporsi penderita GGK berdas-

    arkan keluhan utama, riwayat penyakit se-

    belumnya, penatalaksanaan medis, lama

    rawatan rata-rata, keadaan sewaktu pulang,

    sumber biaya. Mengetahui sumber biaya

    berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Me-

    ngetahui penatalaksanaan medis berdasar-

    kan keadaan sewaktu pulang. Mengetahui

    umur berdasarkan penatalak-sanaan medisdan keadaan sewaktu pulang. Mengetahui

    lama rawatan rata-rata berdasarkan pena-talaksanaan medis dan keadaan sewaktu

    pulang.

    Manfaat Penelitian

    Sebagai bahan masukan bagi pihak

    RSU Haji Medan dalam usaha peningkatan

    pelayanan kesehatan sehubungan denganupaya perawatan dan pengobatan terhadap

    penderita gagal ginjal kronik. Sebagai bah-an referensi dan masukan bagi pihak lain

    yang ingin melakukan penelitian selanjut-nya tentang penyakit gagal ginjal kronik.

    Sebagai sarana penambah wawasan danpengetahuan bagi penulis tentang gagal gi-

    njal kronik dan sebagai salah satu prasyar-

    at untuk menyelesaikan studi di FKM-

    USU Medan.

    Metode Penelitian

    Penelitian ini bersifat deskriptif, den-

    gan menggunakan desain case series. Pe-

    nelitian ini berlokasi di RSU Haji Medan.

    Waktu penelitian dilakukan dari bulan

    Januari sampai dengan Juli 2014. Populasi

    penelitian adalah seluruh data penderita

    penyakit gagal ginjal kronik yang tercatatdi rekam medik RSU Haji Medan tahun

    2012-2013 sebanyak 180 orang. Besar sa-mpel sama dengan besar populasi (total

    sampling).Data dalam penelitian ini adalah data

    sekunder. Data univariat dianalisis secaradeskriptif sedangkan data bivariat dianali-

    sa dengan uji Chi-Square, uji Mann -

    Whitney dan uji Kruskal - Wallis.

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    3/9

    Hasil dan Pembahasan

    Distribusi proporsi penderita GGK

    berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 1. Distribusi Proporsi UmurBerdasarkan Jenis Kelamin

    Penderita GGK yang Rawat InapBerdasarkan di RSU Haji Medan

    Tahun 2012-2013

    Umur

    (Tahun)

    Jenis Kelamin

    Laki-laki Perempuan

    F % f %

    8-1516-2324-31

    32-3940-47

    48-5556-63

    64-71>71

    113

    716

    2323

    107

    0,60,61,7

    3,98,9

    12,812,8

    5,63,9

    025

    911

    2320

    127

    0,01,12,8

    5,06,1

    12,811,1

    6,73,8

    Jumlah 91 50,6 89 49,4

    Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan

    kelompok umur tertinggi pada kelompok

    umur 48-55 tahun yaitu 46 orang (25,6%),

    dengan proporsi laki-laki yaitu 23 orang

    (12,8%) dan perempuan yaitu 23 orang

    (12,8%). Proporsi penderita GGK terendahpada kelompok umur 8-15 tahun yaitu 1orang (0,6%), dengan proporsi laki-laki

    yaitu 1 orang 0,6% dan perempuan tidakada 0,0%.

    Pertambahan usia, membuat fungsiginjal juga akan menurun. Setelah umur 40

    tahun, manusia akan mengalami kehilang-

    an beberapa nefron, yaitu saringan penting

    di dalam ginjal. Penurunan fungsi ginjal

    berdasarkan pertambahan umur tiap deka-

    de adalah sekitar 10 ml/menit/1,73 m2.9

    Distribusi proporsi laki-laki 50,6%lebih tinggi dibandingkan perempuan

    49,4% dengan Sex ratio laki-laki terhadap

    perempuan adalah 91:89 = 1,02:1.

    Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita GGK

    yang Rawat Inap Berdasarkan

    Agama, Pekerjaan dan Tempat

    Tinggal di RSU Haji Medan Tahun

    2012-2013No. Sosiodemografi f %

    1. Agama

    IslamKristen

    Hindu

    16514

    1

    91,77,8

    0,5

    Jumlah 180 100,0

    2. Pekerjaan

    PNS/PensiunanPegawai Swasta

    Ibu Rumah TanggaPetani

    Wiraswasta

    Pelajar/MahasiswaTidak bekerja

    487

    7016

    18

    417

    26,73,9

    38,98,9

    10,0

    2,29,4

    Jumlah 180 100,0

    3. Tempat Tinggal

    Medan

    Luar Medan

    125

    55

    69,4

    30,6

    Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 2. Dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan aga-

    ma tertinggi adalah agama Islam yaitu 165

    orang (91,7%) dan terendah Hindu yaitu 1

    orang (0,5%). Hal ini tidak menunjukkan

    keterkaian antara agama dengan kejadian

    GGK, namun hanya menunjukkan bahwajumlah penderita GGK yang datang berob-

    at ke RSU Haji Medan mayoritas beraga-ma Islam.

    Proporsi pekerjaan penderita GGKyang tertinggi adalah ibu rumah tangga ya-

    itu 70 orang (38,9%) dan terendah pelajar-/mahasiswa sebanyak 4 orang (2,2%).

    Proporsi tempat tinggal penderitaGGK yang tertinggi adalah berdomisili di

    Medan 125 orang (69,4%) sedangkan dariluar Medan 55 orang ( 30,6%). Penderita

    GGK tertinggi berasal dari Medan kemu-ngkinan karena letak rumah sakit ini ber-

    ada di kota Medan, dan merupakan salah

    satu rumah sakit yang sudah menjadi milik

    Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sehi-

    ngga pengunjung yang datang lebih bany-

    ak dari Medan. Sedangkan penderita yang

    dari luar Medan dapat disebabkan karena

    ingin mendapatkan fasilitas yang lebih ba-

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    4/9

    ik dan memadai. Penderita yang berasal

    dari luar Medan yaitu berasal dari Deli Se-

    rdang, Padang Sidempuan, Asahan, Tebing

    Tinggi, Asahan, Pematang Siantar, dan

    Aceh.

    Distribusi proporsi penderita GGK

    berdasarkan keluhan utama dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

    Tabel 3. Distribusi Proporsi Keluhan

    Utama Penderita GGK yangRawat Inap di RSU Haji Medan

    Tahun 2012-2013Keluhan Utama F %

    Mual + Muntah

    Badan lemasKesadaran menurun

    Buang Air Kecil sedikitSakit Pinggang

    Lebih dari satu keluhan

    69

    657

    87

    24

    38,3

    36,13,9

    4,43,9

    13,4Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan kelu-han utama tertinggi adalah mual + muntah

    yaitu 69 orang (38,3%) dan terendah ada-lah kesadaran menurun dan sakit pinggang

    yaitu 7 orang (3,9%).Distribusi proporsi penderita GGK

    berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 4. Distribusi Proporsi Riwayat

    Penyakit Sebelumnya Penderita

    GGK yang Rawat Inap di RSUHaji Medan Tahun 2012-2013

    Riwayat Penyakit Sebelumnya f %

    Hipertensi

    Diabetes melitus

    Batu ginjalPenyakit ginjal polikistik

    Infeksi Saluran Kemih (ISK)Lebih dari satu riwayat penyakit

    sebelumnyaTidak ada riwayat

    51

    39

    46

    1041

    29

    28,3

    21,7

    2,23,3

    5,622,8

    16,1

    Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan riw-

    ayat penyakit sebelumnya tertinggi adalah

    hipertensi yaitu 51 orang (28,3%) dan ter-

    endah adalah batu ginjal yaitu 4 orang (2,2%).

    Tekanan darah tinggi menyebabkan

    perubahan struktur arteri yang dapat men-

    yebabkan gagal ginjal. Patogenesis hipert-

    ensi pada gagal ginjal kronis sering menj-

    adi salah satu atau kombinasi dari retensi

    cairan dengan volume dikeluarkan ekstra-

    seluler, meningkat vasokonstriksi, atau ak-tivasi sistem renin angiotensin.10 Diabetes

    melitus mempengaruhi truktur dan fungsiginjal dalam berbagai cara.11

    Sumbatan saluran kemih dapatmenjadi penyebab GGK. Sumbatan bisa

    terjadi sepanjang sakuran kemih mulai daripiala ginjal, sumbatan saluran kemih atau

    pembesaran kelenjar prostat. Penyumbatan

    saluran kemih yang menimbulkan statis

    urin merupakan faktor predisposisi infeksi

    saluran kemih berulang.12

    Batu ginjal (kalkuli urinaria) terbe-ntuk dari pengendapan garam kalsium, m-

    agnesium, asam urat, atau sistein. Batu-

    batu kecil dapat mengalir bersama urin, b-

    atu yang lebih besar akan tersangkut dalam

    ureter dan menyebabkan rasa nyeri yang

    tajam (kolik ginjal) yang menyebar dari gi-

    njal ke selangkangan.13

    Distribusi proporsi penderita GGKberdasarkan penatalaksanaan medis dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Distribusi Proporsi

    Penatalaksanaan Medis Penderita

    GGK yang Rawat Inap di RSU

    Haji Medan Tahun 2012-2013Penatalaksanaan Medis F %

    Obat-obatan + dietObat-obatan + diet + HD

    52128

    28,971,1

    Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK yang rawat inapdi RSU Haji Medan tahun 2012-2013 ber-

    dasarkan penatalaksanaan medis tertinggiadalah obat-obatan + diet + HD yaitu 128

    orang (71,1%) dan terendah adalah obat-obatan + diet yaitu 52 orang (28,9%).

    Penderita GGK yang datang berob-at ke RSU Haji Medan sebagian besar sud-

    ah dalam kondisi yang cukup parah atau ti-

    dak dapat lagi ditangani hanya dengan

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    5/9

    obat-obatan + diet, sehingga dilakukan pe-

    natalaksanaan medis dengan obat-obatan +

    diet + HD. Hemodialisis dilakukan pada

    penderita GGK, dikarenakan sifat penyakit

    GGK yang tidak reversibel.11

    Kemudian diet pada penderitaGGK

    yang diberikan adalah diet natrium dan pe-mbatasan protein. Pembatasan asupan pro-

    tein telah terbukti menormalkan kembalidan memperlambat progresivitas gagal gi-

    njal. Jumlah kebutuhan protein biasanyadilonggarkan sampai 60-80 gram/hari, apa-

    bila penderita mendapatkan pengobatan di-alisis teratur. Asupan natrium yang meleb-

    ihi batas normal (1-2 g/hari) dapat menga-

    kibatkan retensi cairan, edema perifer, ede-

    ma paru, hipertensi dan gagal jantung kon-

    gestif.14

    Distribusi proporsi penderita GGKberdasarkan lama rawatan rata-rata dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 6. Lama Rawatan Rata-RataPenderita GGK yang Rawat Inap

    di RSU Haji Medan Tahun 2012-

    2013Lama Rawatan Rata-Rata (hari)

    Mean

    Standard deviation

    95 % CI

    Minimum

    Maksimum

    7,22

    7,157

    6,16-8,271

    50

    Dari tabel 6. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan lama

    rawatan rata-rata adalah 7,22 hari (7 hari)

    dan standar deviasi 7,157 hari (7 hari). La-

    ma rawatan minimum 1 hari sedangkan m-

    aksimum 50 hari. Berdasarkan Confidence

    Interval 95% didapatkan bahwa lama raw-atan rata-rata selama 6,16-8,27 hari.

    Distribusi proporsi penderita GGK

    berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 7. Distribusi Proporsi Keadaan

    Sewaktu Pulang Penderita GGK

    yang Rawat Inap di RSU Haji

    Medan Tahun 2012-2013Keadaan Sewaktu Pulang f %

    Pulang Berobat JalanPulang Atas Permintaan Sendiri

    Meninggal

    1376

    37

    76,13,3

    20,6

    Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK yang rawat inapdi

    RSU Haji Medan tahun 2012-2013 berda-

    sarkan keadaan sewaktu pulang yaitu pul-ang berobat jalan 137 orang (76,1%), men-

    inggal 37 orang (20,6%) dan pulang ataspermintaan sendiri 6 orang (3,3%).

    Proporsi penderita GGK paling tin-ggi dengan keadaan pulang berobat jalan

    karena penyakit GGK membutuhkan pen-gobatan ulang yang berkelanjutan. Pende-

    rita yang pulang atas permintaan sendiri

    sebesar 3,3 %, hal ini kemungkinan diseb-

    abkan karena keadaan ekonomi yang tidak

    memungkinkan penderita untuk lebih lama

    dirawat inap di rumah sakit tersebut.

    Distribusi proporsi penderita GGK

    berdasarkan sumber biaya dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini.

    Tabel 8. Distribusi Proporsi Sumber Biaya

    Penderita GGK yang Rawat Inap

    di RS Haji Medan Tahun 2012-

    2013Sumber Biaya f %

    Umum/biaya sendiriAskes

    Jamkesmas

    JamsostekJamkesda

    2463

    39

    747

    13,335,0

    21,7

    3,926,1

    Jumlah 180 100,0

    Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa

    proporsi penderita GGK berdasarkan sum-ber biaya tertinggi adalah Askes yaitu 63

    orang (35%) dan terendah adalah Jamsos-tek yaitu 7 orang (3,9%). Tingginya prop-

    orsi penderita GGK yang datang berobat

    dengan sumber biaya Askes, dikarenakan

    sebagian besar pekerjaan penderita GGK

    adalah PNS.

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    6/9

    Analisa Statistik

    Distribusi proporsi sumber biaya

    berdasarkan keadaan sewaktu pulang

    penderita GGK 2012-2013 dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini.

    Tabel 9. Distribusi Proporsi Sumber Biaya

    Berdasarkan Keadaan Sewaktu

    Pulang Penderita GGK yang

    Rawat Inap di RSU Haji MedanTahun 2012-2013

    Keadaan

    Sewaktu

    Pulang

    Sumber Biaya

    JumlahBiaya

    sendiri

    Bukan

    biayasendiri

    f % f % f %

    PBJ

    PAPS

    Meninggal

    16

    4

    4

    11,7

    66,7

    10,8

    121

    2

    33

    88,3

    33,3

    89,2

    137

    6

    37

    100,0

    100,0

    100,0

    Dari tabel 9. dapat dilihat bahwa p-roporsi keadaan sewaktu pulang yang pu-

    lang berobat jalan tertinggi pada pende-ritadengan bukan biaya sendiri 121 orang (88,

    3 %), sedangkan pada penderita yang biay-a sendiri 16 orang (11,7%). Proporsi kead-

    aan sewaktu pulang yang pulang atas per-

    mintaan sendiri tertinggi pada penderita

    dengan biaya sendiri 4 orang (66,7%), sed-

    angkan pada penderita yang bukan biayasendiri 2 orang (33,3%). Proporsi keadaan

    sewaktu pulang yang meninggal tertinggi

    pada penderita dengan bukan biaya sendiri

    33 orang (89,2 %),sedangkan pada pende-

    rita yang biaya sendiri 4 orang (10,8%).

    Hasil analisa statistik dengan men-

    ggunakan uji Chi-Square tidak memenuhi

    syarat untuk dilakukan karena terdapat 2

    sel (33,3%) yang memiliki nilai expectedcountkurang dari 5.

    Distribusi proporsi penatalaksanaa-

    n medis berdasarkan keadaan sewaktu pu-lang penderita GGK dapat dilihat pada ta-

    bel dibawah ini.

    Tabel 10. Distribusi Proporsi

    Penatalaksanaan Medis

    Berdasarkan Keadaaan Sewaktu

    Pulang Penderita GGK yang

    Rawat Inap di RSU Haji Medan

    Tahun 2012-2013

    KeadaanSewaktu

    Pulang

    Penatalaksanaan

    Medis JumlahObat-

    obatan +

    diet

    Obat-

    obatan +

    diet + HD

    f % f % f %

    PBJPAPS

    Meninggal

    354

    13

    25,566,7

    35,1

    1022

    24

    74,533,3

    64,9

    137

    6

    37

    100,0

    100,0

    100,0

    Dari tabel 10. dapat dilihat bahwa

    proporsi keadaan sewaktu pulang yang pu-lang berobat jalan tertinggi pada penderita

    dengan obat-obatan + diet + HD 102 oran-g (74,5%), sedangkan pada penderita den-

    gan obat-obatan + diet 35 orang (25,5%).

    Proporsi keadaan sewaktu pulang yang pu-

    lang atas permintaan sendiri tertinggi pada

    penderita dengan obat-obatan + diet 4 ora-

    ng (66,7%), sedangkan pada penderita de-

    ngan obat-obatan + diet + HD 2 orang (33

    ,3%). Proporsi keadaan sewaktu pulang

    yang meninggal tertinggi pada penderita

    dengan obat-obatan + diet + HD 24 orang(64,9 %),sedangkan pada penderita dengan

    obat-obatan + diet 13 orang (35,1%).Hasil analisa statistik dengan men-

    ggunakan uji Chi-Square tidak memenuhisyarat untuk dilakukan karena terdapat 2

    sel (33,3%) yang memiliki nilai expectedcountkurang dari 5.

    Distribusi proporsi umur berdasar-kan penatalaksanaan medis penderita GGK

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 11. Distribusi ProporsiUmurBerdasarkan Penatalaksanaan

    Medis Penderita GGK yangRawat Inap di RSU Haji Medan

    Tahun 2012-2013

    Penatalaksanaan

    Medis

    Umur

    40

    tahun

    > 40 tahun

    f % f %

    Obat-obatan + dietObat-obatan + diet +

    HD

    1417

    26,913,3

    38111

    73,186,7

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    7/9

    Dari tabel 11. dapat dilihat bahwa

    proporsi penatalaksanaan medis dengan

    obat-obatan + diet + HD tertinggi pada k-

    elompok umur > 40 tahun sebanyak 111

    orang (86,7%), sedangkan pada kelompok

    umur 40 tahun sebanyak 17 orang (13,3%). Proporsi penatalaksanaan medis deng-

    an obat-obatan + diet tertinggi pada kelo-mpok umur > 40 tahun sebanyak 38 orang

    (73,1%) sedangkan pada pada kelompokumur 40 tahun sebanyak 14 orang (26,9

    %).Hasil analisis statistik dengan uji

    Chi-square diperoleh nilai p=0,028 yang

    artinya ada perbedaan proporsi yang berm-

    akna antara umur berdasarkan penatalaksa-

    naan medis.

    Distribusi proporsi umur berdasar-kan keadaan sewaktu pulang penderita

    GGK dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 12. Distribusi ProporsiUmurBerdasar-kan Keadaan Sewaktu

    Pulang Penderita GGK yang

    Rawat Inap di RSU Haji Medan

    Tahun 2012-2013

    Keadaan

    Sewaktu

    Pulang

    Umur

    Jumlah 40

    tahun

    > 40

    tahun

    f % f % f %PBJPAPS

    Meninggal

    271

    3

    19,716,7

    8,1

    1105

    34

    80,383,3

    91,9

    137

    6

    37

    100,0

    100,0

    100,0

    Dari tabel 12. dapat dilihat bahwa

    proporsi keadaan sewaktu pulang yang

    pulang berobat jalan tertinggi pada

    kelompok umur > 40 tahun sebanyak 110

    orang (80,3%), sedangkan pada kelompok

    umur 40 tahun sebanyak 27 orang(19,7%). Proporsi keadaan sewaktu pulang

    yang pulang atas permintaan sendiritertinggi pada kelompok umur > 40 tahun

    sebanyak 5 orang (83,3%), sedangkanpada pada kelompok umur 40 tahun

    sebanyak 1 orang (16,7%). Proporsikeadaan sewaktu pulang yang meninggal

    tertinggi pada kelompok umur > 40 tahun

    sebanyak 34 orang (91,9%), sedangkan

    pada pada kelompok umur 40 tahun

    sebanyak 3 orang (8,1%).

    Hasil analisa statistik dengan men-

    ggunakan uji Chi-Square tidak memenuhi

    syarat untuk dilakukan karena terdapat 2

    sel (33,3%) yang memiliki nilai expected

    countkurang dari 5.

    Distribusi proporsi lama rawatanrata-rata berdasarkan penatalaksanaan me-

    dis penderita GGK dapat dilihat pada tabeldibawah ini.

    Tabel 13. Lama Rawatan Rata-Rata

    Berdasarkan PenatalaksanaanMedis Penderita GGK yang

    Rawat Inap di RSU Haji Medan

    tahun 2012-2013

    Penatalaksanaan

    Medis

    Lama Rawatan

    Rata-Rata (hari)

    n Mean SD

    Obat-obatan + diet 52 3,52 3,893Obat-obatan + diet + HD 128 8,72 7,631

    Berdasarkan tabel 13. dapat dilihatbahwa lama rawatan rata-rata 52 orang de-

    ngan penatalaksanaan medis obat-obatan +diet adalah 3,52 hari (4 hari) dan lama ra-

    watan rata-rata 128 orang dengan penatal-

    aksanaan medis obat-obatan + diet + HD

    adalah 8,72 hari (9 hari).

    Dari hasil uji Mann-Whitneydiper-

    oleh p=0,001, maka dapat disimpulkan ada

    perbedaan lama rawatan rata-rata berdasa-rkan penatalaksanaan medis.

    Distribusi proporsi lama rawatan

    rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu

    pulang penderita GGK dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini.

    Tabel 14. Lama Rawatan Rata-Rata

    Berdasarkan Keadaan Sewaktu

    Pulang Penderita GGK yangRawat Inap di RSU Haji

    Medan Tahun 2012-2013

    Keadaan SewaktuPulang

    Lama Rawatan Rata-Rata(hari)

    n Mean SD

    PBJ 137 7,14 5,607PAPS 6 3,00 2,530Meninggal 37 8,19 11,448

    Dari tabel 14. dapat dilihat bahwa

    dari seluruh penderita GGK terdapat 137

    orang yang pulang berobat jalan (PBJ)

    dengan lama rawatan rata-rata 7,14 hari (7

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    8/9

    hari), 6 orang yang pulang atas permintaan

    sendiri (PAPS) dengan lama rawatan rata-

    rata 3,00 hari (3 hari) dan 37 orang yang

    meninggal dengan lama rawatan rata-rata

    8,19 hari (8 hari).

    Dari hasil uji Kruskal Wallisdiper-

    oleh p=0,069 maka dapatdisimpulkan tid-ak ada perbedaan lama rawatan rata-rata

    berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan

    a.

    Proporsi penderita GGK berdasarkan

    sosiodemografi tertinggi terdapat pada

    kelompok umur 48-55 tahun 25,6%,

    jenis kelamin laki-laki 50,6%, agama

    Islam 91,7%, pekerjaan ibu rumahtangga 38,9% dan tempat tinggal

    Medan 69,4%.

    b.

    Proporsi penderita GGK berdasarkan

    keluhan utama tertinggi adalah mual +

    muntah yaitu 38,3%.

    c. Proporsi penderita GGK berdasarkan

    riwayat penyakit sebelumnya tertinggi

    adalah hipertensi 28,3%.d.

    Proporsi penderita GGK berdasarkan

    penatalaksanaan medis tertinggi adalahobat-obatan + diet + HD 71,1%.

    e.

    Lama rawatan rata-rata penderita GGKadalah 7,22 hari (7 hari).

    f.

    Proporsi penderita GGK berdasarkankeadaan sewaktu pulang tertinggi ada-

    lah pulang berobat jalan (PBJ) 76,1%.

    g.

    Proporsi penderita GGK berdasarkan

    sumber biaya tertinggi adalah Askes

    35,0%.

    h.

    Penderita GGK yang pulang atas

    permintaan sendiri lebih banyak pada

    penderita dengan sumber biaya sendiri.

    i.

    Proporsi penderita yang pulang ataspermintaan sendiri dengan penatalaks-

    anaan medis obat+obatan + diet lebih

    banyak daripada obat-obatan + diet +

    HD.

    j.

    Ada perbedaan proporsi yang bermak-na antara umur berdasarkan penatalak-

    sanaan medis (p=0,028).

    k. Tidak ada perbedaan proporsi umur

    berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

    l. Ada perbedaan antara lama rawatan

    rata-rata berdasarkan penatalaksanaan

    medis (p=0,001).

    m.

    Tidak ada perbedaan antara lama

    rawatan rata-rata berdasarkan keadaansewaktu pulang (p=0,069).

    Saran

    a.

    Kepada penderita GGK yang pulang

    berobat jalan (PBJ) diharapkan untukselalu mengontrol penyakitnya agar

    tidak berlanjut menjadi parah.

    b.

    Kepada pihak rumah sakit agar memb-

    erikan pemahaman mengenai diet yang

    harus dilakukan penderita GGK deng-

    an riwayat penyakit Hipertensi danDiabetes Melitus, agar mampu menga-

    tur diet/menjaga pola makan yang telah

    dianjurkan, mengingat banyak pender-

    ita yang memiliki riwayat penyakit

    Hipertensi (28,3%) dan Diabetes

    Melitus (21,7%).

    c.

    Kepada penderita Hipertensi dan Diab-

    etes Melitus diharapkan untuk melaku-kan deteksi dini terhadap penyakit

    GGK, mengingat banyak penderitaGGK dengan penatalaksanaan medis

    tertinggi adalah obat-obatan + diet +HD 71,1%.

    d.

    Kepada pihak RSU Haji Medan sebai-knya melengkapi dan menambahkan

    pencatatan data pada kartu status pasi-

    en seperti penambahan data stadium

    penderita GGK.

    e.

    Diharapkan agar pencegahan GGK di-

    lakukan mulai usia dini, mengingat re-

    siko untuk terkena penyakit GGK sete-

    lah umur 40 tahun, hal ini dikarenakan

    penurunan fungsi ginjal.

  • 7/23/2019 Jurnal Gagal Ginjal Kronik

    9/9

    Daftar Pustaka

    1. Barsoum, RS., 2006.Chronic Kidney

    Disease In The Developing

    World.

    (www.Content.Nej.Org/Cgi/Co

    ntent/Full) Diakses tanggal 27Februari 2014

    2. Muttaqin dan Kumala Sari, 2011.

    Asuhan Keperawatan

    Gangguan Sistem

    Perkemihan. Jakarta : SalembaMedika

    3. United States Renal Disease System

    (USRDS), 2013. USRDS

    Annual Data Report 2013.

    (www.usrds.org) Diaksestanggal 30 Januari 2014

    4. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia,

    2013.

    (www.jurnalmedika.com/edisi-

    tahun-2013/edisi-no-06-vol-

    xxxix-2013/) Diakses tanggal

    20 Februari 2014

    5. . Tjempakasari, A., 2011. PenyakitGinjal Diabetik. Perhimpunan

    Nefrologi Indonesia WilayahJawa Timur

    (www.bumn.go.id/bbi/files/2011/03/SeminarHariGinjal20111.)

    Diakses tanggal 10 Februari

    2014

    6. Kementerian Kesehatan Republik

    Indonesia, 2013. Riset

    Kesehatan Dasar(RISKESDAS)2013.(www.ter

    bitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/blp/catalog)

    Diakses tanggal 15 Februari

    2014

    7. Umri, M., 2011. Karakteristik PenderitaGagal Ginjal Kronis Yang

    Dirawat Inap di RSU. Dr.

    Pirngadi Medan Tahun 2010.

    Skripsi Mahasiswa FKM USU,

    Medan

    8. Aisyah, J., 2011. Karakteristik

    Penderita Gagal Ginjal

    Rawat Inap Di Rumah Sakit

    Haji Medan Tahun 2009.Skripsi Mahasiswa FKM USU,

    Medan

    9. Aziz, M. F., dkk., 2008. Panduan

    Pelayanan Medik. Jakarta :

    EGC

    10. Slaughter, M., 2007. Cardiac Surgery

    in Chronic Renal Failure.

    Massachusetts : BlackwellFutura

    11. Isselbacher, Kurt J., et.al., 2000.Harrison Prinsip-PrinsipIlmu Penyakit Dalam. Edisi-

    13. Jakarta : EGC

    12. Lumenta, N., dkk., 1992. Penyakit

    Ginjal. Cetakan pertama.

    Jakarta : Gunung Mulia

    13. Sloane, E., 2004. Anatomi dan

    Fisiologi untuk Pemula.Cetakan I. Jakarta : EGC

    14. Suharyanto dan Abdul Madjid., 2009.

    Asuhan Keperawatan Pada

    Klien Dengan GangguanSistem Perkemihan.Jakarta :

    Trans Info Media