jurnal ilmiah binalita sudamaperpustakaan.bsm.ac.id/assets/files/jurnal_pak_nova.pdfi jurnal ilmiah...
TRANSCRIPT
i
JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA
PENGARUH KONSELING SPRITUAL TERHADAP MEKANISME KOPING PADA
PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT VETERAN MEDAN (Ambia, Heru Santosa,
Nunung Febriany Sitepu)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE
(ANC) IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN HJ.LINDAWATI DUSUN 1 DESA PASAR
BENGKEL KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Eriyani)
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS
PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG (Kesya Nirma
Lumbantobing)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TELEMONITORING PASIEN
DIABETES TIPE 2 (Ns. Juwi Athia Rahmini)
THE DIFFERENCES BETWEEN MAN AND WOMEN WHEN USING SLANG LANGUAGE
AT SMP PERMATA BANGSA (Sriwida Harahap)
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN
PASIEN DBD RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT LARAS KECAMATAN BANDAR
HULUAN KABUPATEN SIMALUNGUN (Suhardiono, Yuni Maisyarah)
FAKTOR-FAKTOR PENGUAT (REINFORCING FACTORS ) YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI PROGRAM STUDI TEHNIK
ELEKTRO MEDIK STIKES BINALITA SUDAMA TAHUN 2019 (Widyawati)
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN
TEAMWORK SKILLS TERHADAP HASIL BELAJAR (Nova Irwan)
VOLUME 4 NOMOR 1 MEI 2019
ISSN: 2541-1039
i
JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA
Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan
Pelindung
Pembina Yayasan Binalita Sudama Medan
Penasehat
Pengurus Yayasan Binalita Sudama Medan
Penanggungjawab
1. Suhardiono, M.Kes
2. Ns. Widyawati, S.Kep, M.Kes
3. Imnadir, MT
4. Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd
Pemimpin Redaksi
Elvi Susanti Lubis, M.Kes
Sekretaris Redaksi
Zulianti, RO, SKM
Bendahara
Havija Sihotang, M.Kep
Tim Editor
1. Teguh Supriyadi, MPH
2. Hj. Eriyani, M.Kep
3. Riny Apriani, M.Kep
4. Roy Chandra Nainggolan, RO, SE
ii
JURNAL ILMIAH
BINALITA SUDAMA
Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan
Jadwal Penerbitan
Terbit dua kali dalam setahun
Penyerahan Naskah
Naskah merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka ilmu kesehatan yang
belum pernah dipublikasikan/diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun terakhir.
Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau diserahkan langsung ke Redaksi
dalam bentuk rekaman Compact Disk (CD) dan Print-out 2 eksemplar, ditulis
dalam MS Word atau dengan program pengolahan data yang kompatibel.
Gambar, ilustrasi, dan foto dimasukkan dalam file naskah.
Penerbitan Naskah
Naskah yang layak terbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapat
rekomendasi dari Mitra Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab
penulis dan naskah yang tidak layak diterbitkan akan dikembalikan kepada
penulis.
Alamat Redaksi
Akper Binalita Sudama Medan
Jl. Gedung PBSI/ Jl. Pancing No.1 Pasar V Barat
Medan Estate 20371
Telp. (061) 6620661, Fax. (061) 6620661
iii
PENGANTAR REDAKSI
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmatNya sehingga Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini dapat
kami terbitkan.
Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini diterbitkan dalam rangka
memberikan wadah bagi para dosen/mahasiswa untuk mempublikasikan hasil
penelitian dan karya ilmiah dalam bidang kesehatan.
Sebagai jurnal yang baru pertama diterbitkan, kami menyadari tentunya
banyak sekali kekurangan baik dari segi tampilan maupun isinya. Karena itu
kritik dan saran amat kami butuhkan demi perbaikan jurnal ini dikemudian
hari.
Akhir kata semoga jurnal ini dapat memberi manfaat besar bagi dunia
pendidikan, khususnya bidang kesehatan.
Medan, Mei 2019
Redaksi
iv
PENGARUH KONSELING SPRITUAL TERHADAP MEKANISME KOPING PADA PENDERITA HIV/AIDSDI KLINIK VCT VETERAN
MEDAN
Ambia, Heru Santosa, Nunung Febriany Sitepu…………………………….. 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN
HJ.LINDAWATI DUSUN 1 DESA PASAR BENGKEL KECAMATAN
PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.
Eriyani ................................................................................................................. 15
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 KOLANG
Kesya Nirma Lumbantobing ............................................................................. 24
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
TELEMONITORING PASIEN DIABETES TIPE 2
Ns. Juwi Athia Rahmini .................................................................................... 37
THE DIFFERENCES BETWEEN MAN AND WOMEN WHEN USING
SLANG LANGUAGE AT SMP PERMATA BANGSA
Sriwida Harahap ................................................................................................. 45
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN DBD RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT LARAS KECAMATAN BANDAR HULUAN KABUPATEN
SIMALUNGUN
Suhardiono, Yuni Maisyarah ............................................................................. 53
PENGARUH PENDIDIKAN KEPERAWATAN TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI DALAM MELAKUKAN
TINDAKAN KEPERAWATAN ( PEMASANGAN INFUS ) DI
PUSKESMAS PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM
Widyawati, Irma Fardhiah ................................................................................. 61
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILLS TERHADAP HASIL
BELAJAR
Nova Irwan………………………………………………………………..…….69
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH
KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN ................................................. 122
DAFTAR ISI
v
JURNAL ILMIAH
BINALITASUDAMA MEDAN
69
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILLS TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA
Nova Irwan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan model
pembelajaran Direct Instruction. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika antara
kelompok siswa yang memiliki teamwork skills di bawah rata-rata dengan di atas
rata-rata. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat teamwork
skills siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster
random sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kedua
sebagai kelas kontrol diterapkan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar fisika dalam
bentuk uraian sebanyak 8 soal dan insrumen observasi teamwok skills yang telah
dinyatakan valid dan reliabel. Data dianalisis menggunakan analisis Anava dua jalur.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar fisika pada model
kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan model direct interuction.
Hasil belajar fisika pada kelompok siswa yang memiliki tingkat teamwork skills di
atas rata-rata lebih tinggi dibandingkan di bawah rata-rata. Terdapat interaksi antara
model pembelajaran dengan tingkat teamwork skills siswa dalam mempengaruhi
hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat
baik diterapkan pada kelompok siswa yang memiliki teamwork skills di atas rata-
rata. Sedangkan pada model direct interuction tidak perlu memperhatikan teamwork
skills.
Kata kunci: group investigation, teamwork skills, hasil belajar
70
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
EFFECTS OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE GROUP
INVESTIGATION AND TEAMWORK SKILLS LEARNING OUTCOMES
OF PHYSICS
Nova Irwan
Abstract
This research was aimed to: Know the difference physics student learning
outcomes by cooperative learning model Group Investigation with Direct Instruction
learning model. Know the difference between the physics learning outcomes of
students have teamwork skills below average with above average. Know interaction
between learning model with the level of students' teamwork skills in influencing
student learning outcomes. This study is a quasi experiment with 2x2 factorial
design. The population of this study were all students of class X. The sample done
cluster random method as much as two classes, first class as experiment class applied
cooperative learning model group investigation and second class as control class
applied Direct Instruction learning model. The instrument used in this study are
Physics achievement test in descriptions form as much as 8 questions and
Observation teamwok skills insrumen that have been declared valid and reliable.
Analysis data would be using Anova two way. From the results of this study
concluded that: The physics learning outcomes in the cooperative group investigation
models higher than direct interuction models. The physics learning outcomes at
group of students had teamwork skills above average higher than below average.
There is interaction between learning model with the level of students' teamwork
skills in influencing student learning outcomes. Cooperative learning model group
investigation very well be applied to groups of students who have teamwork skills
above average. While the direct interuction model not need to pay attention
teamwork skills.
Keywords: Group Investigation, tamwork skills and Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Berdasarkan penelitian IEA
(International Association for the
Evaluation of Educational
Achievement) dalam TIMSS (Trends
in Mathe- matics and Science Study)
yang diselenggarakan pada tahun
2011. Hasil penelitian TIMSS 2011
menunjukkan dua hal yaitu sebagai
berikut. Pertama dalam bidang sains
peringkat Indonesia menurun ke
peringkat 36 dari total 42 negara.
Kedua, pada bidang fisika, Indonesia
hanya mampu mencapai skor 397 lebih
rendah dari skor rata-rata (513). Indonesia
mendapat predikat low science
benchmark. Predikat tersebut
menyatakan bahwa siswa Indonesia
hanya mampu mengenal sebagian fakta-
fakta dasar dari ilmu sains khususnya
dalam mata pelajaran fisika (Gonzales,
2011). Data ini menunjukkan bahwa
siswa di Indonesia belum meraih hasil
belajar yang baik.
Berdasarkan observasi diperoleh
data yang menunjukkan hasil belajar
71
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
fisika siswa di sekolah masih rendah.
Hal ini dilihat dari nilai ujian tengah
dan ujian akhir di bawah kriteria
ketuntasan minimal. Dari Angket
yang diberikan kepada 80 responden
74% siswa menjawab belum berhasil
mencapai KKM sebelum melakukan
remedial (ujian ulang/perbaikan).
Data ini menunjukkan hasil belajar
siswa di sekolah rendah. Berdasarkan
hasil wawancara hasil belajar yang
diukur hanya sebatas pengetahuan
saja. Guru belum mengukur aspek
psikomotorik dan aspek afektif. Hal ini
dikuatkan oleh format penilaian yang
memang hanya memuat hasil belajar
dalam aspek kognitif.
Berdasarkan hasil wawancara
pembela- jaran fisika didominasi oleh
metode ceramah dan tanya jawab.
Guru lebih berorientasi pada materi
pelajaran dengan alasan tuntutan
kurikulum untuk mempersiapkan
peserta didik
dalam menghadapi ulangan dan ujian.
Guru menginformasikan konsep-
konsep yang terdapat pada buku
pelajaran secara rinci, diselingi
dengan tanya jawab. Berdasarkan
sintak yang dilakukan guru tersebut
cenderung mengikuti model
pembelajaran Direct Instruction (DI).
Berdasarkan angket yang diberikan
kepada 80 responden. 85% siswa
menginformasikan bahwa pelajaran
yang dilakukan kelas dilakukan
dengan metode ceramah dan tanya
jawab.
Berdasarkan penjelasan diatas
kiranya perlu diterapkan model
pembelajaran sebagai solusi yang
mendukung agar peserta didik mampu
melatih dan memperoleh kemampuan
untuk meraih hasil belajar tinggi.
Proses belajar mengajar yang baik
ditandai dengan adanya interaksi
antara siswa dan guru (Dalyono,
2005). Untuk mewujudkan proses
kegiatan belajar mengajar guru harus
dapat merangsang dan mengarahkan
siswa dalam belajar, dapat mendorong
siswa dalam pencapaian hasil belajar
yang optimal. Berhasil atau tidaknya
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
guru yang berperan sebagai fasilisator,
motivator, atau inspirator. Guru yang
dapat menjalankan suatu model
pembelajaran dengan baik akan memberi
pengaruh yang baik pada peserta didik
termasuk mengasah keterampilan untuk
meraih hasil belajar yang baik.
Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik dan
kemampuan kerjasama antara peserta
didik adalah model pembelajaran koope-
ratif tipe group investigation (GI).
Peserta didik belajar dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen, belajar
bersama, saling membantu, dan
melakukan investigasi untuk menemukan
dan menyelesaikan masalah.
Pada penelitian ini, model
kooperatif tipe group investigation (GI)
dipilih untuk meningkatkan hasil
belajara karena dapat melibatkan peserta
didik secara aktif dalam proses belajar
mengajar dan terlibat langsung
menentukan masalah yang akan
diinvestigasi. Kemampuan sosial seperti
menghormati, mematuhi peraturan,
penyelesaian tugas, dan toleransi
menggunakan model pembelajaran
kooperatif lebih baik dari
pada model tradisional (Tavakoli, 2014).
Perbedaan yang signifikan akan
diperoleh dari model pembelajaran
kooperatif tipe group investigasi
dibandingkan model pembelajaran direct
intruction terhadap hasil belajar siswa
dimana hasil belajar lebih baik
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation
(Akcay, 2012). Model pembelajaran
group investigtion tetap menawarkan
peserta didik untuk berkesempatan
memiliki pembelajaran mereka sendiri
serta menunjukkan pengetahuan dan
72
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
pemahaman mereka (Mitchell, 2008).
Untuk keberhasilan suatu
pembelajaran yang menggunakan
kelompok seperti model pembelajaran
koopertif tipe group investigasi
diperlukan kemampuan bekerja sama
dalam kelompok (teamwork skills)
diantara peserta didik. Kerja sama tim
adalah satu set keterampilan yang
digunakan individu untuk mendorong
keberhasilan kelompok (Hughes,
2011). Keterampilan kerja sama tim
termasuk campuran interaktif,
interpersonal, pemecahan masalah
dan keterampilan komunikasi yang
diperlukan oleh sekelompok orang
yang bekerja pada tugas bersama,
dalam peran yang saling melengkapi,
menuju tujuan bersama yang hasilnya
lebih besar dari yang dimungkinkan
oleh salah satu orang yang bekerja
secara independen (Smith, 2011).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
SMK pada siswa Semester I Kelas X
Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Kelas X yang terdiri dari 4
kelas. Seluruh siswa tersebut
memiliki karakter yang sama. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian
ini dengan menggunakan teknik
Cluster Random Sampling. Teknik ini
menghen- daki adanya kelompok
kelompok dalam pengambilan sampel
berdasarkan atas kelompok-
kelompok yang ada dalam populasi.
Dalam penelitian ini sampel yang
diambil sebanyak 2 kelas. Kelas X-B
sebagai kelas eksperimen dan kelas
X-A sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen diberi perlakuan model
pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (KGI) dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran
Direct Interuction (DI).
Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperiment. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain pretes dan
postes. Rancangan penelitian disajikan
dengan desain faktorial 2 x 2 dengan
teknik analisis varians 2 jalur.
73
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
Tabel 1. Desain penelitian ANAVA 2 x 2
Model Pembelajaran (A)
Team Works Skill
(TS) (B) Koopetarif tipe GI
Direct Instruction (2)
Rata-Rata
Di atas rata-rata (1)
A1B1 A1B2 µB1
Di bawah
rata-rata (2) A2B1 A2B2 A2B2
Rata-Rata µA1 µA2
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Rata-rata hasil belajar berdasarkan desain penelitian ANAVA dua jalur:
Tabel 2. Rata-rata hasil belajar berdasarkan desain penelitian ANAVA dua
jalur.
Team Works Skill
(TS) (B) Koopetarif tipe GI
Direct Instruction
Rata-Rata
Di atas rata-rata (1)
74,14 41,71 61,53
Di bawah
rata-rata (2) 61,70 38,83 47,00
Rata-Rata 70,29 40,09
Hasil uji Hipotesis ANAVA disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 3. Hasil uji ANAVA kedua kelas
Source Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F Sig
Corrected
Model 15679.06(a) 3 5226.35 71.82 .000
Intercept 171862.63 1 171862.63 2361.80 .000
Model 11220.31 1 11220.31 154.19 .000
LevelTS 861.19 1 861.19 11.84 .001
Model *
LevelTS
335.14
1
335.14 4.61 .036
Error 4366.05 60 72.77
Total 214857.00 64
Corrected 20045.11 63 Total
Berdasarkan kriteria pengujian keputusasn menggunakan SPSS Pobabilitas <
0.05 (Santoso, 2005). Berarti terdapat perbedaan hasil belajar siwa melalui model
74
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
kooperatif tipe group invvestigation dengan diret interuction dalam pembelajaran
fisika. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang memiliki
teamwork skilldi atas rata-rata dengan kelompok siswa yang memiliki teamwork
skills dibawah rata-rata. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan
teamwork kil dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
Analis Post Hoc Test dengan uji tukey. Hasil yang diperoleh disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4. Hasil Analisis Post Hoc Test dengan Uji Tukey
Mean 95% Confidence Interval
(I)Interaksi (J)
Interaksi
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig
Upper
Bound
Lower
Bound
DI di bawah
rata-rata DI di atas
rata-rata -2.8810 3.03979 .779 -10.9137 5.1518
KGI di
bawah rata-
rata
-22.8667* 3.36443 .000 -31.7572 -13.9761
KGI di atas
rata-rata -35.3030* 2.71113 .000 -42.4673 -28.1388
DI di atas
rata-rata DI di bawah
rata-rata 2.8810 3.03979 .779 -5.1518 10.9137
KGI di
bawah rata-
rata
-19.9857* 3.53191 .000 -29.3189 -10.6526
KGI di atas
rata-rata -32.4221* 2.91638 .000 -40.1287 -24.7155
KGI di bawah
rata-
rata
DI di bawah
rata-rata 22.8667* 3.36443 .000 13.9761 31.7572
DI di atas
rata-rata 19.9857* 3.53191 .000 10.6526 29.3189
KGI di atas
rata-rata -12.4364* 3.25336 3.25336 .002 -21.0334 -3.8393
KGI di atas
rata-rata DI di bawah
rata-rata 35.3030* 2.71113 .000 28.1388 42.4673
DI di atas
rata-rata 32.4221* 2.91638 .000 24.7155 40.1287
KGI di bawah rata-rata 12.4364* 3.25336 .002 3.8393 21.0334
Pembahasan Penelitian
Hasil analisis varians nilai
signifikan kelas 0.000 lebih kecil
daripada nilai = 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar
fisika siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran
KGI dengan model pembelajaran DI.
Dimana nilai rata-rata hasil belajar
KGI lebih tinggi dibandingkan DI.
Ketika menjalankan pembelajaran
kooperatif group investigation.
Siswa berperan aktif untuk
melakukan investigasi untuk
membuktikan suatu fenomena fisika.
75
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
Siswa terlebih dahulu dipahamkan
tentang materi dari suatu penomena
fisika kemudian membuktikan melalui
penyelidikan fenomena yang telah
dipahaminya sehingga akan
mendatangkan keyakinan akan
kebenaran suatu teori fisika.
Keterlibatan siswa mulai dari
merencanakan, mengumpulkan data,
mengolah data, dan menarik
kesimpulan akan menguatkan
ingatannya terhadap teori fisika.
Dengan demikian pemahaman itu akan
menguat dan mempengaruhi hasil
belajar.
Dengan demikian terdapat
perbedaan yang signifikan antara
model group investigasi dibandingkan
model direct intruction terhadap
prestasi akademik siswa (Akcay, 2012).
Selain itu dalam model pembelajaran
kooperatif hasil belajar siswa lebih
tinggi dikarenakan adanya
pengembangan kemampuan sosial
seperti teamwork skill disamping
kemampuan sosial seperti
menghormati, mematuhi peraturan,
penyelesaian tugas, dan toleransi
menggunakan model pembelajaran
kooperatif lebih baik dari pada model
tradisional (Tavakoli, 2014). Selain itu
kelompok siswa investigasi memiliki
masalah terkecil untuk membangun
kemampuan apresiasi siswa yang
membuat siswa lebih aktif dalam
melakukan proses belajar mengajar
(Purwadi, 2013). Selanjutnya model
pembela- jaran group investigasi lebih
efektif diban- dingkan pembelajaran
konvensional dalam mempelajari sains
dan dapat berfungsi untuk memperbaiki
masalah instruksional yang terkait
dengan pembelajaran sains yang sulit
(Kiboss, 2013). Group investigtion
tetap menawarkan peserta didik untuk
berkesempatan memiliki pembelajaran
mereka sendiri serta menunjukkan
pengetahuan dan pemahaman mereka.
(Mitchell, 2008)
Selanjutnya hasil analisis
varians nilai signifikan TS 0.000 lebih
kecil daripada nilai = 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
fisika kelompok siswa yang memiliki
tingkat TS di atas rata-rata lebih
tinggi daripada kelompok siswa yang
memiliki tingkat TS di bawah rata-
rata. Perbedaaan hasil belajar terjadi
akibat peran teamwork skills dalam
mewujudkan tujuan bersama. Saat
sekelompok orang bekerja sama tiap
anggota tim dapat menutupi
kelemahan individu lain yang ada
dalam kelompok itu. Dalam proses
pembelajaran saat seorang siswa tidak
mampu menyelesaikan suatu konsep
akan dibantu oleh teman
sekelompoknya yang sudah
memahami. Saat bekerja sama
kemampuan sosial siswa akan lebih
menonjol dibandingkan bekerja
sendiri. Saling peduli akan lebih baik
jika dalam suatu model pembelajaran
mengharuskan mereka melakukan
presentasi hasil. Demi mendapatkan
nilai yang baik seluruh anggota
kelompok harus menguasai materi dan
tugas-tugas yang dikerjakannya
dengan alasan mereka harus tampil
menjadi yang terbaik saat melakukan
presentasi hasil. Penjelasan ini
menjadi jawaban dari hasil penelitian
dimana siswa yang memiliki tingkat
TS di bawah rata-rata memiliki nilai
hasil belajar yang lebih rendah
dibandingkan siswa yang memiliki
tingkat TS di atas rata-rata. Hasil
penelitian juga sesuai dengan teori
dimana outpun dari model
pembelajaran kooperatif adalah
menjadikan siswa meningkatkan
prestasi akademik, menerima
keragaman, meningkatkan kinerja
dalam tugas-tugas akademik, dan
mengembangkan keterampilan sosial
khusus- nya kerja sama (Arends,
2007). Teori lain mengungkapkan
model pemebelajaran koope- ratif
76
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
memuat prestasi siswa tinggi (Slavin,
1995). Dengan demikian kerja sama
yang baik akan meningkatkan hasil
belajar yang baik.
Kemampuan bekerjasama dalam
tim (teamwork skills) yang diperlukan
dalam model pembelajaran kooperatif
akan memberikan pelajaran yang
bermakna bagi siswa. Semakin baik
siswa bekerja sama semakin baik pula
proses belajarnya dan tentunya
memberikan hasil yang baik. Sebuah
kelompok belajar yang baik kerja sama
teamnya berarti bagus manage-
mennya. Managemen yang baik akan
menja- dikan proses berjalan dengan
baik sehingga akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dengan demikian kemampuan
sosial yang baik termasuk bekerja sama
dalam kelompok (teamwork skills)
akan menjadikan siswa memiliki hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan
siswa yang kemampuan sosialnya
kurang baik (Tavakoli, 2014). Kerja
sama yang baik berhasil meningkatkan
hasil belajar. Kerja sama
mengefisienkan penggunaan waktu.
Kerja sama menghilangkan masalah
penjadwalan dan kontribusi (Garcia,
2013). Siswa yang bekerja sama akan
menjaga prioritas masing-masing ke
arah tujuan dan bekerja untuk
kepentingan tim. Siswa belajar
keterampilan seperti komunikasi,
partisipasi, negosiasi, kerja sama tim
dan presentasi (Kadavakollu, 2013).
Dengan demikian siswa yang memiliki
tingkat TS di atas rata-rata memiliki
hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan siswa yang memiliki
tingkat TS di bawah rata-rata.
Selanjutnya hasil analisis varians
diper- oleh nilai signifikan Model *
LevelTS 0,036 lebih kecil dari pada
nilai = 0,05 maka dapat dikatakan
terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan TS siswa dalam
mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan hasil uji lanjut
dengan analisis Post Hoc Test
menggunakan uji tukey dari empat
kelompok siswa (DI dengan TS di
bawah rata-rata, DI dengan TS di atas
rata-rata, KGI dengan TS di bawah
rata-rata, KGI dengan TS di atas rata-
rata) terdapat enam pasangan yang
dapat dibandingkan. Dari enam
pasangan tersebut terdapat lima
pasangan yang menun- jukkan ada
perbedaan hasil belajar dan satu
pasangan lain menunjukkan tidak
terdapat perbedaan hasil belajar.
Pasangan yang tidak menunjukkan
adanya perbedaan nilai hasil belajar
adalah pasangan DI yang memiliki TS
di bawah rata-rata dipasangkan
dengan DI yang memiliki TS di atas
rata-rata.
Hal ini dapat dijelaskan dengan
teori bahwa dalam mempengaruhi
hasil belajar, team work skills
mendukung pada penerapan fase
model pembelajaran KGI
dibandingkan pada model
pembelajaran DI. Model
pembelajaran DI adalah model
pembelajaran dengan penje- lasan
langsung dari guru (Joice, 2009).
Dengan demikian siswa tidak
dilibatkan dalam bekerja sama secara
penuh kecuali guru menginstruk-
sikan siswa untuk menyelesaikan
suatu tugas secara berkelompok. Hal
ini menjelaskan tidak terdapat
pengaruh TS secara signifikan pada
model DI untuk siswa dengan tingkat
TS di bawah rata-rata dan di atas rata-
rata. Tidak adanya perbedaan ini
terjadi akibat karakteristik model DI
itu sendiri. Model DI merupakan
model yang berpusat pada guru. Guru
berperan aktif melakukan instruksi
untuk mengajarkan siswa yang
mengakibatkan siswa tidak membu-
tuhkan kemampuan sosial seperti
bekerja sama dalam kelompok.
77
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
Berdasarkan penjelasan ini peran
teamwork skills tidak dibutuhkan dalam
model pembelajaran DI kecuali sedikit
ketika guru menginstruksikan siswa
untuk menyele- saikan suatu tugas
secara berkelompok. Sehingga
teamwork skills dalam model pembe-
lajaran DI tidak akan berpengaruh
secara signifikan. Dengan demikian
teamwork skills pada model DI tidak
mempengaruhi hasil belajar. Dalam
penelitian ini pada kelas DI ada
kelompok siswa yang memiliki TS di
bawah rata-rata dan ada kelompok
siswa yang memiliki TS di atas rata-
rata dan hasil belajarnya sama dengan
sig. 0.779 lebih bedas dari 0.05 yang
berarti tidak terdapat perbedaan.
Walhasil pada penerapan model DI
tidak perlu diperhatikan teamwork
skills siswa.
Selanjutnya perbedaan antara
KGI di bawah rata-rata dibandingkan
dengan KGI di atas rata-rata dengan
taraf signifikansi 0.002. Artinya nilai
hasil belajar siswa pada KGI yang
memiliki TS di bawah rata-rata berbeda
dengan siswa pada kelas KGI yang
memiliki TS di atas rata-rata. Hal ini
menjelaskan terdapat pengaruh TS
secara signifikan pada KGI di atas rata-
rata dengan KGI di bawah rata-rata.
Hal ini terjadi akibat kebutuhan model
KGI itu sendiri yang mengharuskan
siswa mampu menyelesaikan tugas
secara berkelompok. Semakin baik
team work skillsnya semakin baik pula
proses pembelajaran berlangsung
sehingga membe- rikan hasil belajar
yang lebih baik. Dengan demikian
tingkat TS mempengaruhi hasil belajar
pada model KGI. Model pembelajaran
group investigasi lebih efektif
dibandingkan pembelajaran
konvensional dalam mempelajari sains
dan dapat berfungsi untuk memperbaiki
masalah instruksional yang terkait
dengan pembelajaran sains yang sulit
(Kiboss, 2013). Keefektifan itu terjadi
karena model KGI menjadikan siswa
terlibat secara langsung dalam
memahami fenomena fisika.
Keterlibatan siswa akan
meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep fisika yang mereka
pelajari. Keterlibatan siswa dalam
sebuah percobaan dan didukung oleh
teamwork skills yang tinggi akan
menghasilkan hasil belajar yang baik.
Siswa akan mampu menuliskan
semua yang telah dipahaminya dalam
proses belajar mengajar. Tingkat
kemampuan menulis siswa yang
belajar dengan model investigasi
kelompok lebih baik daripada siswa
yang belajar dengan model
konvensional (Piyoto, 2014).
Secara teori perbedaan tingkat
teamwork skills akan mempengaruhi
hasil belajar dimana semakin baik
kemampuan kerja sama tim seseorang
akan mempengaruhi hasil perolehan
dari tujuan kelompok (Hughes, 2011).
Kemam- puan kerja sama berhasil
dalam meningkatkan pemahaman
siswa. Dengan demikian pema-
haman siswa dipengaruhi oleh
seberapa besar kemampuan kerja
sama siswa (Garcia, 2013).
Keterampilan individu dalam tim
seperti komunikasi, partisipasi,
kerjasama akan mempengaruhi hasil
belajar (Kadavakollu, 2013). Walhasil
pada penerapan model KGI perlu
memperhatikan tingkat teamwork
skills siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data
dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar
siswa melalui model kooperatif
tipe group investigation dengan
direct interuction dalam
pembelajaran fisika. Nilai rata-
rata hasil belajar fisika pada
model kooperatif tipe group
78
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
investigation lebih tinggi
dibandingkan model direct
interuction. Dengan perbandingan
70,25 dan 40,09.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar
siswa antara kelompok siswa yang
memiliki teamwork skills diatas
rata-rata dengan kelompok siswa
yang memiliki teamwork skills
dibawah rata-rata. Hasil belajar
fisika pada kelompok siswa yang
memiliki tingkat teamwork skills di
atas rata-rata lebih tinggi
dibandingkan kelompok siswa
yang memiliki tingkat teamwork
skills di bawah rata-rata. Dengan
perbandingan 61,53 dan 47,00.
3. Terdapat interaksi antara model
pembela- jaran dengan teamwork
skills dalam mempengaruhi hasil
belajar fisika siswa. Model
pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dapat diterapkan
pada kelompok siswa yang
memiliki teamwork skills di atas
rata-rata maupun kelompok siswa
yang memiliki teamwork skills di
bawah rata-rata. Sedangkan pada
model direct interuction tidak
perlu memerhatikan teamwork
skills.
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, N. O., Doymus, K. 2012. The
Effects of Group Investigation
and Cooperative Learning
Techniques Applied in Teaching
Force and Motion Subjects on
Students’ Academic
Achievements. Jurnal.
Educational Sciences research,
Vol 2, No 1.
Arends, R. 2007. Learning to teach.
Penerjemah: Soetjipto, H.P dan
Soetjipto, S.M. Belajar untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Dalyono, M. 2005.
Psikologi Pendididkan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Garcia, A.C. 2013. Helping
Undergraduate Students Learn
from Each Other: A
Pedagogical Process for in-
Class Collaborative Research
Projects. Jurnal. Journal of
Education and Practice. Vol.4,
No.2, 2013.
Gonzales, P., Leslie, J., Stephen, R.,
David, K., & Summer, B. 2011.
Highlight from TIMSS 2011:
Mathematics and science
achievement of u.s. fourthand
eighth- grade students in an
international context. Institute
of Education Science.
Hughes, R. L., Jones, S. K. 2011.
Developing and Assessing
College Student Teamwork
Skills. Wiley Periodicals,
Inc.Published online in Wiley
Online Library
(wileyonlinelibrary.com)
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E.
2009. Model’s of Teaching
(Model–Model Pengajaran),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadavakollu, T. 2013. Team Work as
a Path to Employability-A Case
Study. Jurnal. Journal of
Education and Practice. Vol.4,
No.5, 2013.
Kiboss, J. K., Tanui, E. K. 2013.
Effectiveness of e–Learning
Investigation Model on
Students’ Understanding of
Classification of Organisms in
School Biology. Journal of
Education and Practice. Vol.4,
No.7.
Mitchell, M, G., Monthgomery H.,
Holder M. 2008. Group
Investigation as a Cooperative
Learning Strategy: An
Integrated Analysis of the
Literature. Jurnal. The Alberta
Journal of Educational
Research Vol. 54, No. 4.
Pitoyo, A., Waluyo, H., Suwandi, S.
79
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
2014. The Effect of Group
Investigation Learning Model,
Accelerated Learning Team and
Role Playing on Elementary
School Students’ Writing Skills
Viewed from Cognitive Style.
Journal of Education and
Practice. Vol.5, No.1, 2014.
Purwadi, Suwandi, S., Slamet. 2013.
The Effect of the Contextual, the
Problem-Based, and the Group
Investigation Learning Models on
the Short Story Appreciation
Ability Viewed from the Verbal
Linguistic Intelligences. Jurnal.
Education and Practice, Vol 4,
No. 12
Santoso, S. 2005. Masalah Statistik
dengan SPSS. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Slavin, R.E. 1995. Co-operative
Learning: Theory, Research,
and Practice. (2nd edition),
Boston: Allyn and Bacon.
Smith, C. 2011. Teamwork Skills
Toolkit. Grifith University.
http://www.griffith.
edu.au/gihe/teaching-learning-
curriculum/graduate-attributes
(diakses 30 Januari 2014)
Tavakoli, Y., Soltani, A. 2014. The
effect of cooperative learning
on students' social skills in the
experimental science course.
Journal of Education and
Practice. ISSN 2222-1735
(Paper) ISSN 2222-288X
(Online).Vol.5, No.7
.