jurnal ilmiah kurva teknik - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/jurnal_unmas/kurva teknik vol.1...
TRANSCRIPT
-
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
-
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
KURVA TEKNIK. Adalah Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dalam arti luas yang mempublikasikan hasil penelitian, perencanaan atau kajian review pada semua aspek dari tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan baik itu bahan/material konstruksi, peralatan, struktur/konstruksi, operasional, maintenance, maupun manajemen konstruksinya.
Pembina : Dekan Fakultas Teknik, UNMAS. Denpasar. Penasehat : Wakil Dekan FT. UNMAS. Denpasar. Penanggung jawab : Ka. Prodi Teknik Sipil, FT. UNMAS. Denpasar.
Pemimpin Redaksi Ir. I Made Sastra Wibawa, M.Erg.
Sekretaris Redaksi Ir. Ni Ketut Sri Astati Sukawati, MT.
Mitra Bestari (Dewan Redaksi) 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc.,Ph.D. (UNUD. Denpasar). 2. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME.,Ph.D. (UNUD. Denpasar). 3. Ir. Mudji Wahyudi, Ph.D. (UNRAM. Mataram)
Pelaksana Redaksi 1. Ir. I Gede Ngurah Sunatha, MT. 2. Ir. I Made Letra, M.Si 3. Ir. I Ketut Sudipta Giri, MT. 4. I Gusti Agung Gde Suryadarmawan, ST.,MT. 5. Tjokorda Istri Praganingrum, ST., MT. Sirkulasi I Made Purnata.
Kurva Teknik adalah jurnal ilmiah bidang Teknik Sipil yang berbasis pada manajemen
konstruksi, yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal ilmiah ini diterbitkan dua kali dalam setahun ( Maret, Nopember) dengan 1 volume dan 2 nomor penerbitan.
Makalah dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, dikirim kepada redaksi dan pada tahap awal dilakukan evaluasi mengenai subjek materi dan kualitas teknik penulisan secara umum oleh pemimpin redaksi, selanjutnya dikirim kepada minimal 1 mitra bebestari di bidangnya untuk evaluasi substansi materi, serta tahap akhir akan ada saran penyempurnaan dari pelaksana redaksi. Makalah yang dinyatakan diterima serta telah diperbaiki sesuai saran redaksi akan diterbitkan dalam jurnal Kurva Teknik. Petunjuk format penulisan makalah terlampir pada halaman akhir dari jurnal ini. Redaksi Kurva Teknik Sekretriat : Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar Jl. Kamboja No. 11 A Denpasar Telp. (0361) 240551 ; 8636490 Denpasar, Bali. e-mail : [email protected]
mailto:[email protected]
-
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Vol. 2 No. 1 Maret 2013
PS TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
KURVA TEKNIK JURNAL ILMIAH
Vol. 2 No. 1 Hlm. 125 DENPASAR
MARET 2013
ISSN
2089-6743
ISSN : 2089-6743
-
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya kami dapat mewujudkan keinginan
kami untuk menerbitkan sebuah Jurnal Ilmiah yang kami beri nama Kurva Teknik.
Majalah atau Jurnal Ilmiah ini telah mendapatkan ISSN (International Standard Serial
Number) dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(PDII-LIPI) dengan nomor ISSN : 2089-6743 tertanggal 30 Desember 2011. Jurnal ini yang
dikelola oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar merupakan media untuk
mempublikasikan hasil-hasil penelitian murni atau terapan dalam arti luas tentang aspek
Teknik Sipil mulai dari perencanaan/disain, pelaksanaan, pengawasan, operasional,
maintenance, maupun manajemen konstruksi baik yang menyangkut bahan/material
konstruksi, peralatan, dan strukturnya. Kehadiran jurnal ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi siapa saja, baik kalangan akademisi
maupun masyarakat luas. Jurnal ilmiah ini sekaligus sebagai wahana untuk memotivasi dosen
peneliti, praktisi, dan civitas akademika maupun siapa saja dapat ikut menyumbangkan hasil
penelitian ataupun buah pemikirannya. Disamping diperuntukkan bagi civitas akademika
Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS Denpasar), setiap terbitan redaksi menerima
artikel, hasil penelitian, atau buah pikiran dari para peneliti kalangan civitas akademika dari
luar UNMAS Denpasar.
Atas nama redaksi kami menghaturkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas
sumbangan artikel dari semua pihak sehingga Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 2 No. 1
Periode Maret 2013 dapat kami terbitkan.
Akhirnya kami mohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi
penyempurnaan jurnal ini, kami berharap jurnal ilmiah Kurva Teknik dapat memenuhi
kebutuhan informasi para akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam bidang penelitian dan
penerapan Iptek.
Denpasar, Maret 2013
Dewan Redaksi
ISSN : 2089-6743
i
-
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
DAFTAR ISI
1. ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN BENDUNG PULU DI KABUPATEN BANGLI
(I Made Letra dan I Nengah Subagia) ................................................................................. 1
2. PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN INOVASI HIDROLIS DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA RINGAN SEBAGAI SOLUSI BAGI
PARA PEJALAN KAKI UNTUK MEMECAHKAN KEMACETAN DI KOTA
DENPASAR
(I Wayan Agus Rudiartama dan Ni Ketut Sri Astati Sukawati).......................................... 17
3. ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU
(I Wayan Giatmajaya) ........................................................................................................ 36
4. KAJIAN TERHADAP MEKANISME PERIZINAN PEMANFAATAN LAHAN TEBING TUKAD AYUNG, KEDEWATAN, UBUD, GIANYAR
(Tjokorda Istri Praganingrum) .......................................................................................... 50
5. PULIHNYA KUAT TEKAN BETON PASCA KEBAKARAN SETELAH DILAKUKAN PENYIRAMAN AIR
(I Made Sastra Wibawa dan I Gede Ngurah Sunatha) ...................................................... 69
6. KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU
(I Made Nada dan Ida Bagus Suryatmaja) ........................................................................ 88
7. DAMPAK NOx TERHADAP LINGKUNGAN (I Gede Oka Darmayasa) ................................................................................................... 98
8. INKULTURASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM POLA SPASIAL RUMAH ETNIS TIONGHOA DI DESA ADAT CARANGSARI, BADUNG
(Siluh Putu Natha Primadewi) ........................................................................................ 108
ISSN : 2089-6743
ii
-
6
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN BENDUNG PULU DI KABUPATEN BANGLI
Oleh :
I Made Letra I Nengah Subagia
Abstrak
Bendung Pulu terletak di aliran sungai Pulu, Kelurahan Bebalang Kecamatan dan Kabupaten Bangli yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagai suatu kegiatan dengan dana besar, maka perlu dilakukan suatu analisis finansial terhadap pembangunan Bendung Pulu untuk mengetahui apakah layak atau tidak layak dari segi finansial, apakah dapat memberikan manfaat kepada sektor pertanian, sehingga bagaiamana korelasinya terhadap peningkatan nilai produksi pertanian Untuk menganalisa aspek finansial dari pembangunan Bendung Pulu digunakan tolok ukur analisis finansial seperti: Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), payback period (PP) dan lnternal Rate of Return (IRR). Sedangkan, untuk analisa korelasinya digunakan metoda kal person. Dari hasil analisa finansial pada tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku diperoleh Net Present Value (NPV) benilai positif, Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar dari satu serta Intemal Rate of Retun (iRR) lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku. Sedangkan untuk Korelasi nilai r antara biaya akibat adanya Bendung Pulu dengan nilai produksi pertanian adalah mendekati satu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembangunan Bendung Pulu layak dilihat dari aspek finansial. Dan memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap peningkatan nilai produksi pertanian. Kata kunci: Bendung Pulu, analisa finansial, korelasi I. PENDAHULUAN Sektor pengerak perekonamian paling utama wilayah pedesaan pada umumnya yaitu
pada sektor pertanian. Sektor ini menampung tenaga kerja paling banyak dibandingkan dengan
sektor-sektor yang lain. Dalam mengelola usaha pertanian ketersediaan sumberdaya air
merupakan salah satu pendukung utama. Dengan tersedianya air untuk irigasi secara
berkesinambungan maka pola tanam pertanian akan dapat dilangsungkan sepanjang tahun,
tanpa tergantung dari musim hujan
Ketersediaan air irigasi untuk lahan pertanian secara berkesinambungan akan dapat terwujud
jika didukung oleh infrastuktur irigasi yang memadai. Infrasturktur irigasi ini terdiri dari
jaringan irigasi serta bangunan utama dari irigasi. Adapun bangunan utama dalam bidang
irigasi dapat berupa waduk, bendung, stasion pompa ataupun banguna pengambilan bebas.
Bendung yang merupakan infrasturtur bangunan utama dalam bidang irigasi mempunyai fungsi
meninggikan permukaan air untuk dialirkan kedaerah irigasi yang direncanakan. Dengan
adanya bendung ini ketersediaan air untuk keperluan irigasi dapat dipertahankan, sehingga
dapat meningkatkan produksivitas lahan pertanian, baik itu tanaman padi maupun palawija
serta tanaman hortikultura lainnya.
-
7
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Salah satu bendung yang berada di propinsi Bali adalah Bendung Pulu yang
berada pada daerah irigasi Tunggak Alas yang menaikan muka air dari tukad Pulu di
Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli. Bendung ini mengalirkan air untuk irigasi pertanian ke subak yang
berada di kawasan Taman Bali terutama di daerah subak Kuning.
Pada bualn November 2010 Bendung Pulu mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan
oleh terjadinya banjir di sekitar lokasi bendung yang merupakan dampak dari
penebangan pohon.
tanpa disertai reboisasi, berkurangnya daerah resapan air di daerah hulu
Kerusakan bendung pulu membawa akibat yang cukup luas bagi lahan
pertanian yang memperoleh pengaiaran dari bendung tersebut. Pola tanam lahan
pertanian menjadi terganggu dan terancam gagal panen karena kurangnya air irigasi
yang hanya memanfaatkan air hujan dan dari bendung darurat yang dibuat secara
sederhana. Sehingga produktivitas lahan pertanian menjadi menurun.
Pada akhirnya pembangunan kembali Bendung tersebut dapat terrealisasi di
tahun 2011 oleh Pemerintah Kabupaten Bangli yang menggunakan dana dari APBD
2011. Pembangun sebuah bendung tentunya merupakan kegiatan pembangunan yang
bersekala besar dengan dana yang cukup besar pula, oleh sebab itu maka perlu
diadakan studi untuk mengevaluasi kelayakan dari pembangunan Bendung Pulu
apakah, dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan nilai produksi pertaniaan
ataupun memenuhi persyaratan-persyaratan kriteria investasi jika ditinjau dari segi
analisis ekonomi teknik.
II. METODA PENELITIAN 2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di aliran Sungai Pulu yang berada di wilayah
Kel. Bebalang Kec.Bangli Kabupaten Bangli.
2.2. Objek Studi Objek studi dalam penelitian ini adalah data perencanaan dan pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli apakah pembangunan bendung tersebut dapat memberi manfaat terhadap peningkatan produksi pertanian dan memenuhi syarat investasi jika ditinjau dari segi analisa aspek finansial. Sumber data Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari:
a. Data Primer : Yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber objek studi, dalam hal ini adalah hasil wawancara atau interviu dengan pemilik proyek yaitu dari dinas P.U. Kab. Bangli, mengenai nilai kegiatan, biaya perencaan, Biaya O.P bendung Pulu, serta umur kegiatan.
b. Data Sekunder: Yaitu data yang diperoleh sumber sumber yang telah ada atau pihak lain yang mendukung penelitian ini misalnya; literatur-literatur, data O.P. Padi dan produksi padi dari Dinas PPP Kab. Bangli, harga gabah Dari BPS, instansi terkait lainnya
-
18
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
3. Biaya Pemeliharaan (Mantence Cost)
Agar fasilitas bendungan dalam hal ini fasilitas Bendung Pulu dapat dan dalam
kondisi prima maka perlu biaya pwatuan untuk bangunan beserta fasilitasnya.
Dari analisa biaya biaya tersebut akan didapat atau diketahui total biaya /real
cost 39
3.4. Pengumpulan data Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan (Observasi) : Yaitu terjun langsung atau melihat langsung kelapangan
terhadap
objek penelitian yaitu Bendung Pulu dan Wilayah irigasinya.
2. Penelusuran Literatur: Yaitu Mengumpulkan data dengan menggunakan sebagian atau
seluruh yang telah ada dari laporan data penelitian sebelumnya Misalnya data dari Dinas
PPP Kab. Bangli Berupa analisa Biaya O.P pertanian, laporan produksi pertanian serta
data-data dari BPS.
3. Wawancara (Interviu): Yaitu Mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab
langsung kepada objek Studi atau perantara yang berwenang serta mengetahui persoalan
dari objek studil misalnya, data dari tanya jawab dengan pihak Dinas P.U. Kab. Bangli
tentang biaya dan umur kegiatan Bendung Pulu.
3.5. Analisa Data Dari data-data yang berkaitan dengan aspek finansial yang diperoleh melalui
pengumpulan data dan wawancara dengan dinas P.U. Kab. Bangli selaku pemilik kegiatan serta
pengelola bendung dan Dinas PPP Kab. Bangli selaku dinas yang menangani bidang pertanian
serta dinas-dinas yang lain selanjutnya dianalisa. Adapun analisa finansial dalam penelitian ini
terbagi atas:
A. Faktor Biaya 1. Biaya investasi (investment cost)
Biaya investasi (investment cost) dalam penelitian ini merupakan semua pengeluaran
biaya yang dipergunakan untuk merealisasikan Bendung Pulu, Bangli agar dapat
beroperasi dengan baik, adapun biaya tersebut diantaranya biaya perencanaan,biaya
konstruksi dan biaya pengawasan.
2. Biaya Operasional (operational Cost)
Biaya operasional yaitu segala pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
agar berjalan normal yang biasanya bersipat rutin dan periodik dalam waktu tertentu
misalnya; Biaya gaji/upah karyawan, biaya untuk administrasi dan biaya tak terduga
lainnya.
-
19
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
1. Biaya investasi (investment cost)
Biaya investasi (investment cost) dalam penelitian ini merupakan semua
pengeluaran biaya yang dipergunakan untuk merealisasikan Bendung Pulu,
Bangli agar dapat beroperasi dengan baik, adapun biaya tersebut diantaranya
biaya perencanaan,biaya konstruksi dan biaya pengawasan.
2. Biaya Operasional (operational Cost)
Biaya operasional yaitu segala pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas
usaha agar berjalan normal yang biasanya bersipat rutin dan periodik dalam
waktu tertentu misalnya; Biaya gaji/upah karyawan, biaya untuk administrasi
dan biaya tak terduga lainnya.
3. Biaya Pemeliharaan (Mantenance Cost)
Agar fasilitas bendungan dalam hal ini fasilitas Bendung Pulu dapat dan dalam
kondisi prima maka perlu biaya perawatan untuk bangunan beserta fasilitasnya.
Dari analisa biaya biaya tersebut akan didapat atau diketahui total biaya /real
cost
B. Faktor Manfaat (Benefit)
Dari kegiatan operasional Bendung Pulu akan diperoleh juga berupa hasil usaha
yang disebut benefit. Untuk menentukan benifit dalam penelitian digunakan
metoda peramalan yaitu metoda regresi dari data-data yang tersedia. Data
tersebut berupa peningkatan produksi lahan yang memanfaatkan langsung aliran
air dari Bendung Pulu , untuk selanjutnya dianalisa sehinga diketahui total benifit
C. Analisa Evaluasi pembangunan Bendung Pulu di Kabupaten Bangli
Dari hasil analisa faktor biaya dan faktor manfaat yang berupa total cost dan total
benefit kemudian dievaluasi dengan mengunakan kriteria-kriteria investasi
berupa:
1. Metode Net Present Value
Metode Net Present Value adalah metode yang menghitung selisih antara nilai
pada saat sekarang investasi dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang. Penilaian dinyatakan layak bila NPV positif, dan dinyatakan tidak
layak bila NPV bernilai negatif.
2. Benefit Cost Ratio (BCR)
-
20
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Metode BCR adalah menghitung perbandingan antara benefit dan cost dalam
suatu investasi. Penilaian dinyatakan layak bila BCR lebih dari 1 (satu), dan
dinyatakan tidak layak bila BCR kurang dari 1 (satu).
3. Internal Rate of Return (IRR)
Metode IRR adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai pada
saat sekarang investasi dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang. Penilaian dinyatakan layak dan menguntungkan bila tingkat bunga
lebih besar dari pada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
diisyaratkan), dan dianggap merugikan bila nilai bunganya lebih kecil.
4. Payback Period (PP)
Metode Payback Period adalah menghitung seberapa lama (periode) investasi
akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event
point).
D. Analisa Sensitivitas
Analisa Sensitivitas adalah menghitung pengaruh faktor suku bunga uang,
yaitu untuk suku bunga 12% dengan kondisi, meliputi :
- jika biaya(cost)bertambah 10% dan pendapatan (benefit) tetap
- jika biaya (cosl) tetap dan pendapatan (benefit) berkurang 10%
- Jika biaya (cost) bertambah l0 % dan pendapatan (benefit) berkurang 10%
E. Analisa Korelasi
Analisa korelasi ini dalah untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh dari investasi
pemerintah dalam membangun bendung terhadap peningkatan produksi lahan
pertanian yang dinyatakan dalam koefisien korelasi.
Hasil Analisa
Adapun hasil-hasil dari analisa ekonomi terdiri dari nilai-nliai metoda analisa aspek
ekonomi rencana pembangunan Bendungan Pulu, Bangli yaitu berupa nilai:
NPV, IRR, BCR, PP.
Kajian Hasil Analisa
Dari hasil analisa diatas, akan dapat di simpulkan tentang kelayakan suatu invertasi serta korelasi dari pembangunan bendung Pulu di Kabupaten Bangli setelah, nilai dari hasil metoda analisa ekonomi dan koefisien korelasi tadi di kaji kembali terhadap kriteria investasi dan korelasi.
-
21
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Biaya Awal Menurut keterangan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli Biaya yang
dibutuhkan untuk merealisasikan Bendung Pulu, Bangli ini terdiri dari:
Biaya perencanaan = Rp 46,246,000,-
Biaya kontruksi = Rp 1,432,165,000,-
Total = Rp 1,478,411,000,-
Seluruh biaya ini bersumber dari APBD Kabupaten Bangli
3.2. Analisa Biaya Operasional dan Pemeliharaan, bunga komersil, Depresiasi
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Bendung Pulu, Bangli menurut
informasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli diasumsikan sebesar 5 %
pertahun dari total nilai konstruksi Bendung Pulu, Bangli yaitu 5% x
Rp1,432,165,000,- = Rp 35,803,900,- pertahun selama umur rencana kegiatan dengan
peningkatan diasumsikan sebesar 10% pertahun.
Sedangkan untuk menghitung biaya bunga komersil dan deperesiasi dalam analisa
finansial Bendung Pulu , Bangli digunaka tingkat suku bunga wajar per-tanggal 15
Desember 2011dari LPS yaitu sebesar 6,5% pertahun sehinga untuk biaya bunga dan
depresiasi Bendung Pulu, Bangli menjadi;
Biaya bunga pertahun : 6,5% x Rp1,478,411,000,-
= Rp 96,096,715,-
Depresiasi Pertahun : = Rp 84,724,560.82-
3.3. Analisa Peramalan Seperti diuraikan dalam tinjauan pustaka analisa peramalan memegang peranan penting
dalam pengkajian aspek ekonomi. Data-data yang dipakai dan didapatkan sejauh ini adalah
data saat ini dan data masa lampau yang belum dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan sehingga perlu diramalkan untuk mendapatkan proyeksi sampai tahun 2036 sesuai
dengan umur ekonomis Bendung Pulu , Bangli yaitu 25 tahun. Adapun yang diproyeksi dalam
menganalisa aspek finansial Bendung Pulu , Bangli adalah daftar harga Gabah kering Petani di
Propinsi Bali
Untuk memperkirakan hal tersebut di atas digunakan beberapa metode peramalan yaitu:
1. Metode Trend Linear
2. Metode Trend Kuadratik
3. Metode Trend Simple Eksponensial
-
22
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Pedoman untuk pemilihan metode peramalan yang tepat untuk serangkaian data deret
waktu tertentu adalah trend yang memberikan harga kuadrat penyimpangan nilai
peramalan dengan nilai trend terkecil atau harga (Yi - Y') terkecil.
3.4. Peramalan Untuk Harga Gabah Kering Petani Data yang digunakan untuk meramalkan harga gabah kering petani untuk
tahun-tahun mendatang adalah data harga mulai th 2007 sampai dengan th 2011
seperti dalam Tabel 1.
Proses pengolahan data harga gabah kering petani dengan menggunakan ketiga
metode tersebut diatas dapat dilihat pada Lampiran la. Dari hasil perhitungan
diperoleh metode peramalan dengan harga (Yi -Y') terkecil yaitu dengan metode
Trend Linier, sehingga model persamaan yang dipakai adalah persamaan linier.
Adapun persamaan linier yang dipakai adalah :
Y= 2714,3 +332,4 X
Sehingga dari persamaan tersebut akan didapat perkiraaan harga gabah
kering petani sampai dengan tahrm 2055 seperti dalam Tabel 2.
Tabel 1 Data Harga Gabah Kering Petani Tahun 2007-2011 TAHUN HARGA GABAH KERING
PETANI (RP/Kg) 2007 2240 2008 2283 2009 2540 2010 2932 2011 3577 Tabel 2. Hasil peramalan Harga Gabah Kering Petani Sampai Tahun 2012 TAHUN HARGA GABAH KERING
PETANI (RP/Kg) 2007 2240 2008 2283 2009 2540 2010 2932 2011 3577 2012 3711 3.5. Analisa Pendapatan
Sesuai dengan uraian pada tinjaun pustaka tentang manfaat dari suatu kegiatan dalan analisa finansial maka, pendapatan dari bendung Pulu, Bangli adalah kenaikan hasil sawah berupa kenaikan produksi padi karena semakin baiknya sistem irigasi untuk mengairi sawah. Dalam hal ini untuk mendapatkan produksi pertanian yang di pengaruhi oleh pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli adalah dengan membandingkan produksi padi dari lahan pertanian ketika adanya Bendung Pulu, Bangli dengan produksi padi dari lahan pertanian tanpa adanya Bendung Pulu,
-
23
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Bangli. Perbandingan tingkat produksi padi tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 3 dan tabel 4. tabel 3 Produksi pertanian tanpa adanya Bendung Pulu, Kabupaten Bangli
Areal Musim tanam (Ha) Produksi (ton)
I II III Jumlah Pli siladan 5 2 0 7 51,52 Pel. Jelekungkang 11 8 0 19 139,84 Tam. Jelekungkang 13 10 0 23 169,28 Total 29 20 0 49 360,64 tabel 4 Produksi pertanian dengan adanya Bendung Pulu, Kabupaten Bangli
Areal Musim tanam (Ha) Produksi (ton)
I II III Jumlah Pli siladan 11,5 11 10 32,5 227,04 Pel. Jelekungkang 8 8 8 24 126,72 Tam. Jelekungkang 16 16 16 48 253,44 Total 35,5 35 34 104,5 607,2 Dengan mengurangkan atau mencari selisih dari produksi pertanian dengan
beroperasinya bendung Pulu (tabel 4.3) dan produksi pertanian tanpa adanya bendung
Pulu (tabel 4.4), akan didapat peningkatan produksi pertanian . Adapun hasilnya
sebagai berikut :
Produksi padi : 607,2 ton/tahun - 360,64 ton/tahun = 246,56 ton/tahun
Menurut informasi dari dinas Pertanian Kabupaten Bangli bahwa harga produksi
dengan biaya produksi memiliki perbandingan 2,0. Perbandingan biaya ini akan
digunakan untuk mengetahui pendapatan bersih dalam bidang pertanian. Hal ini
menunjukkan total pendapatan dalam bidang pertanian .
Tolak Ukur Analisa Finansial
A. Net Present Vulae (NPV)
Adalah selisih antara seluruh net cash flow atau keuntungan selama umur
ekonomis dengan nilai investasi awal yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Discount Rate 10%
Besarnya Present Value Of Benefit Rp 4.470.243.783 ,- dan besarya Present
Value Of
Cost Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= ( Rp 4.470.243.783 ,- ) - (Rp 1.478.411.000,-)
= Rp 2.991.832.783 ,-
-
24
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.
2. Discount Rate 12%
Besarnya Present Value Of Benefit Rp 3.696.737.850,- dan besarya Present
Value Of Cost
Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= (Rp 3.696.737.850,-) - (Rp 1.478.411.000,-)
= RP 2.218.326.850 Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.
3. Discount Rate 15%
Besarnya Present Value Of Benefit Rp 2.886.438.623,- dan besarya Present
Value Of
Cost Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= (Rp 2.886.438.623 ,-) - (Rp 1.478.411.000,-)
= RP 1.388.027.623,-
Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai NPV positif dari discount Rate10%,
discount Rate 12% dan discount Rate 15%, ini berarti pembangunan Bendung Pulu,
Kabupaten Bangli dapat dikatakan layak direalisasikan menurut kreteria NPV
B. Benifit Cost Ratio (BCR)
Dalam menghitung nilai Benifit Cost Ratio digunakan rumus (PV)B = Nilai sekarang Benifit
Cf = Biaya awal
Sehinga BCR dapat dicari sesuai discount Rate masing-masing sebagai berikut:
1. Discount Rate 10%
Total PV Benifit = Rp 4.470.243.783,-
Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-
BCR = = 3,024 > 1
2. Discount Rate 12%
Total PV Benifit = Rp 3.696.733.850,-
Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-
BCR = = 2,501 > 1
-
25
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
3. Discount Rate 15%
Total PV Benifit = Rp 2.866.438.623 ,-
Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-
BCR = = 1,939 > 1
Sesuai dengan perhitungan BCR di atas pada Discount Rate 10%, Discount Rate 12%
dan Discount Rate 15% didapat nilai yang lebih besar dari 1 (satu). Karena nilai BCR
lebih besar dari 1 (satu ) maka pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli
dapat dikatakan layak direalisasikan, ditinjau dari kriteria BCR
C. Internal Rate of Return (IRR)
Adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang apabila pada seluruh cash flow akan menghasilkan jumlah present value yang sama dengan jumlah investasi kegiatan. Dari aliran kas masuk pertahun tidak tetap sehingga untuk mendapatkan tingkat suku bunga (i) yang menghasilkan nilai present value yang mendekati jumlah investasi proyek (IRR) digunakan cara trial and error dan untuk perhitungannya mempergunakan bantuan program Microsoft Excel. Dari hasil perhitungan dengan cara trial and error diperoleh nilai i = 25,429%. dengan biaya awal Cf = Rp 1.478.411.000,- dan aliran kas masuk tiap tahun =(C)t ,maka apabila dimasukkan ke dalam rumus IRR akan diperoleh hasil sebagai berikut: Rp 1.478.411.000,- Rp 1.478.433.910
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, dengan nilai i = 25,429%. present value aliran
kas masuk yang mendekati nilai biaya awal kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa
nilai IRR =25,429%.. Ini berarti tingkat suku bunga yang menyamakan nilai seluruh
net cash flow dengan nilai sekarang investasi lebih besar dari tingkat suku bunga yang
dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat
nyatakan layak direalisasikan berdasarkan kriteria IRR.
D. Payback Period (PP)
Sesuai dengan Payback Period (PP) pada tiap-tiap Discount Rate
1. Discount Rate 10%
Untuk discount rate 10 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-7 Dimana :
PV benifit tahun ke-7 = Rp 1.642.150.254,-
PV Cost tahun ke-7 = Rp 1.478.411.000 ,-
K7 = (Rp 1.642.150.254,- )-(Rp 1.538.682.780,-) = Rp 163.739.245,-
2. Discount Rate 12%
Untuk discount rate 12 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-7
Dimana :
PV benifit tahun ke-7 = Rp 1.527.714.314,-
PV Cost tahun ke- 7 = Rp 1.478.411.000 ,-
-
26
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
K7 =( Rp 1.527.714.314,- )-( Rp 1.478.411.000) = Rp102.898.463
3. Discount Rate 15%
Untuk discount rate 15 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-8 Dimana :
PV benifit tahun ke-8 = Rp1.538.682.780 ,-
PV Cost tahun ke-12 = Rp 1.478.411.000 ,-
K7 =( Rp1.538.682.780 ,- )- (Rp 1.478.411.000 )= Rp 60.271.780,-
Dari ketiga jenis discount rate perhitungan Payback Period (PP) diatas didapat
perioda tingkat pengembalian (PP) berada dalam umur rencana kegiatan/investasi, hal
ini beerarti bahwa pembangunan Bendung Pulu, Bangli memenuhi kriteria Payback
Period (PP) sehinga layak direalisasikan
3.6. Analisa Sensitivitas Pada evaluasi atau penilaian investasi kegiatan pembanguan Bendung Pulu,
Bangli ini juga dilakukan suatu analisa untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan
yang tejadi sehingga nantinya dari hasil analisa dapat dilaksanakan langkah-langkah
yang tepat untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada. Analisa tersebut adalah
analisa sensitivitas. Dalam analisa sensitivitas pada kegiatan pembanguan Bendungan
Pulu, Bangli mengambil tiga alternatif pada discount rate 12% Alternatif-alternatif
tersebut adalah :
1. Apabila biaya bertambah l0% dan pendapatan tetap
2. Apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap
3. Apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan berkurang 10%
Analisa sensitivitas apabila biaya bertambah10% dan pendapatan tetap
Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.436.432.311,- dan besarnya Present
Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= (Rp 2. 2.436.432.311,-) - (Rp 1.478.411.000,-)
= RP 958.021.311,-
Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi.
Hal ini berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasrkaan kriteria
NPV.
BCR = = 1,648 > 1
Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti
Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.
-
27
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Rp 1.478.411.000,- = Rp 1.478.447.929 ,-
Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 18,742%
didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal
kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =18,742%. Ini berarti tingkat suku
bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi
lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga
Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan
kriteria IRR.
Analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap
Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.038.772.510,-,- dan besarnya Present
Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= (Rp 2.038.772.510,-) - (Rp 1.478.411.000,-)
= RP 560.361.510 ,-
Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi. Hal ini
berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria NPV.
BCR = = 1,379 > 1
Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti
Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.
Rp 1.478.411.000,- =Rp 1.478.411.000,- Rp 1.478.416.268 ,-
Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 16,039%
didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal
kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =16,039%. Ini berarti tingkat suku
bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi
lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga
Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan
kriteria IRR.
Analisa sensitivitas apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan berkurang
10%
Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.017.558.816,- dan besarnya Present
Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:
NPV = PV Beneft - PV Cost
= (2.017.558.816,-) - (Rp 1.478.411.000,-)
= RP 593.147.816 ,-
-
28
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi. Hal ini
berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria NPV.
BCR = = 1,365 > 1
Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti
Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.
Rp1.478.411.000,- = Rp 1.478.411.886,-
Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 15,867%
didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal
kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =15,867% Ini berarti tingkat suku
bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi
lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga
Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan
kriteria IRR.
3.7. Analisa Korelasi Dalam menentukan korelasi pembangunan bendung Pulu, Bangli tehadap produksi pertanian sesuai umur rencana bendung selama 25 tahun dengan metoda teori karl person atau produksi moment perlu ditentukan varabel variabel korelasi yaitu: a. Variabel Xi atau Variabel bebas: yaitu Seluruh biaya tahunan yang dibutukan baik
yang diakibatkan oleh adanya Bendung Pulu maupun bukan karna adanya
Bendung, yaitu: Biaya bunga , depresiasi , O.P. Bendung, serta biaya produksi
padi Oleh petani itu sendiri. Sedangkan Biaya awal pembangunan bendung tidak
dimasukan dalam variabel karna telah didistribusikan ke biaya tahunan lewat
depresiasi dimana nilai sisa di akhir umur rencana bendung adalah nol atau tanpa
nilai sisa
b. Variabel Yi atau Variabel terikat : yaitu total produksi tahunan broto dalam bentuk
rupiah .
Dari uraian diatas maka akan diperoleh data tetang pendapatan dan biaya pertanian
selama 25 tahun, yang selanjutnya dapat dimasukan ke dalam data korelasi
pembangunan bendung dengan produksi pertanian
Untuk mengetahui niai korelasi pembangunan Bendung Pulu ,Kabupaten Bangli
dengan peningkatan nilai produksi pertanian berdasarkan data dapat dihitung
dengan Menggumnakan rumus segagai berikut:
-
29
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Dari perhitungan diatas didapat nilai koefision korelasi r = 0,997599723 ini berarti
pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli mempunyai hubungan yang sangat
kuat sangat atau sangat berarti dengan peningkatan nilai produksi pertanian.
3.8. Inteperetasi hasil Dari pengamatan Penulis tentang hasil analisa finansial Bendung Pulu, yang
sangat memenuhi persyaratan Kriteria investasi, serta memiliki korelasi yang sangat
tinggi terhadap peningkatan nilai produksi pertanian, hal ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal:
1. Peningkatan produksi pertanian yang sangat besar dari tidak adanya bendung
dengan adanya bendung yang mecapai 68,4%. Sehinga pedapatan bendung
Pulu dari sektor pertanian menjadi besar selain itu juga mempengaruhi variabel
Y korelasi yang ikut meningkat tajam.
2. Tingginya peningkatan harga Gabah petani sejak 5 tahun kebelakang, yang mengakibatkan peramalan harga Gabah tahun-tahun yang akan datang juga meningkat drastis sehingga nilai produksi pertanian yang merupakan benfit cos dalam analisa finansial ikut meningkat drastis, demikian juga variabel Y dalam korelasi.
IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab VI, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Kriteria Investasi
Berdasarkan hasil proyeksi rugi laba menunjukan adanya keuntungan tiap
tahunnya dan proyeksi aliran kas yang selalu surplus selama masa operasional
Bendung Pulu, Bangli, sehingga keuntungan (laba bersih) yang diperoleh oleh petani
melebihi biaya investasi awal yang telah dikeluarkan pemerintah untuk membangun
Bendung Pulu, Bangli.
Berdasarkan atas kriteria-kriteria investasi yang digunakan untuk menganalisa aspek
finansial terhadap pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli didapat hasil
sebagai berikut:
Pada discount rate 10% nilai NPV = Rp 2.991.832.783,- > 0, BCR = 3,024>1,
dan PP = tahun ke - 7 < 25 th.
Pada discount rate 12% nilai NPV = RP 2.218.326.850,- > 0,BCR = 2,5005 > 1,
dan PP= tahun ke - 7 < 25 th
Pada discount rate 15% nilai NPV = RP 1.388.027.623,- > 0, BCR = 1, 939>1, dan PP= tahun ke - 8 < 25 th
-
30
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Sedangkan nilai IRR dari analisa asfek finansial Bendung Pulu adalah 25,464%.>
12%. Dari hasil analisa tersebut maka Bendung Pulu, Kabupaten Bangli dapat
dinyatakan layak untuk direalisasikan menurut kriteria NPV, BCR, PP dan iRR, pada
discount rate 10%, 12%,15%.
2. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dalam studi ini menggunakan 3 ( tiga ) alternatif dengan
menggunakan discount rate 12% yaitu sebagai berikut :
Pada analisa sensitivitas apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan tetap
didapatkan hasil nilai NPV = RP 958.021.311,- > 0, BCR = 1,918 > 1,dan IRR =
18,74% > 12 %
Pada analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap
didapatkan hasil nilai NPV = RP 560.316.5100,- > 0, BCR = 1,379 > 1,dan IRR =
16,039% > 12 %.
Pada analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya bertambah
10% didapatkan hasil; NPV = RP 539.147.816,- > 0, BCR = 1,365 > 1 dan IRR =
15,87% > 12 %
Dari hasil analisa sensitivitas dengan 3 ( tiga ) alternatif tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pada kondisi biaya bertambah 10% dan pendapatan tetap, kondisi
pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap, kondisi biaya bertambah 10% dan
pendapatan berkurang 10%, Bendung Pulu, Bangli masih layak untuk direalisasikan.
3. Analisa Korelasi
Analisa Korelasi dalam studi ini menggunakan menggunakan metoda Koefisien
Korelasi r = 0,9976 ini berarti pembangunan Bendung Pulu, Bangli membawa
pengaruh yang sangat berarti atau sangat kuat terhadap peningkatan produksi
pertanian pada wilayah pertanian yang memanfatkan aliran air dari bendung Pulu
untuk irigasi pertanian
4.2 Saran
Meskipun hasil pada analisa finansial terus mendapatkan keuntungan setiap
tahunnya, maka diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bangli selaku pengelola
Bendung Pulu dan masyarakat sekitar agar dapat lebih dapat mengoptimalkan
pemanfaattan bendung Pulu dengan mengembangkan pemanfatan bendung untuk
kegiatan lain, seperti perikanan darat serta sarana rekreasi. Selain itu diharapkan
kepada semua pihak agar menjaga kelestarian alam lingkungan serta fisik bendung
Pulu agar tidak longsor kembali, karna keberadaan bendung Pulu mempunyai
-
31
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
hubungan yang sangat kuat atau sangat berarti dengan peningkatan nilai produksi
pertanian khususnya padi.
Seputar bali.com , 2011, Tinggi Harga Gabah Produksi Petani Bali, http://seputarbali.com/index.php/berita-khusus/ekonomi-wisata/1053-tinggi-harga-gabah- produksi-petani-bali.html.(Diakses tanggal 10 Januari 2012) Suhartana I Nyoman, Ir. 2010, laporan Akhir Pekerjaan Perencanaan Bendung Pulu, Dinas PekerjaanUmum Pemerintah Kabupaten Bangli, Bangli Wulfram I. Ervianto, 2009. Manajemen Proyek Kontruksi. Andi offset. Yogjakarta.
JEMBATAN PENYEBERANGAN INOVASI HIDROLIS DENGAN
MENGGUNAKAN RANGKA BAJA RINGAN UNTUK PARA PEJALAN KAKI DI KOTA DENPASAR
Oleh :
I Wayan Agus Rudiartama.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sugiyono, 2001, Analisis Manfaat dan Biaya Sosial, Badan statistik Nasional, 2012, Rata-rata Harga Gabah (Rp/Kg) menurut Provinsi dan Kualitas 2008-2010 Bulog.co.id , 2007, Harga Gabah di Bali Cenderung diatas HPP, http://www.bulog.co.id/Divre/Bali/1ndex.php?url=2012/02/603953076/122/5/berita_10.xml (Diakses tanggal 10 Januari 2012) Giatman, M., (2005), Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Guritno Mangkoesoebroto, Dr. M.Ec., 1993, Ekonomi publik, BPFE-YOGYAKARTA, yogyakarta Iqbal Hasan, 2004. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Akasa. Jakarta Iman Subarkah, 1974. Bangunan Air. Ide Dharma. Bandung J. Supranto. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 1 edisi keenam.Erlangga. Jakarta Kodoatie, Robert J. 1994, Analisis Ekonomi Teknik. Andi. Yogyakarta. Letra I Made Ir. M.Si 2011. Materi Kuliah Analisa Kelayakan Proyek. Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati. Nata Wirawan, 2001, Statistik I (Statistik Deskriptifl untuk Ekonomi dan Bisnis, Keraras Emas, Denpasar. Rapiali Zainuddin, 1999.Cara Penentuan lokasi bendung. PT Mediatama Sapta karya , Jakarta
-
32
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Ni Ketut Sri Astati Sukawati.
ABSTRAK
Dimasa modernisasi seperti sekarang ini ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan memberikan rasa aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang. Karena arus lalu lintas yang semakin padat sehingga para pejalan kaki sering merasa terganggu dan sering juga merasa tidak aman dan nyaman.
Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4 mm - 1 mm.
Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cendrung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek. Dalam pembuatan konstruksi gedung, misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2, jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4 m. Sementara, bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1,2 m.
Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki agar dapat menyeberang dalam keadaan aman dan nyaman, maka perlu dibangun jembatan penyebrangan dari Pertokoan Matahari Duta Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-Mc Donalds. Metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi bagi pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus kendaraan, maka akan sangat tepat bila dibangun konstruksi jembatan dengan menggunakan baja ringan yang bersifat hidrolis. Dalam merencanakan konstruksi jembatan hidrolis yang menggunakan baja ringan, perlu memperhatikan lingkungan yang berwawasan pariwisata budaya. Kata Kunci : Hidrolis, Rangka Baja Ringan, Kemacetan.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perhubungan merupakan masalah yang sangat penting untuk
diprioritaskan, karena tanpa adanya sarana perhubungan maka pembangunan akan
berjalan lambat, misalnya dengan meningkatkan sarana perhubungan darat.
Perhubungan darat dapat juga dikatakan menunjang aktivitas ekonomi, sosial
maupun budaya. Salah satu sarana perhungan darat adalah jalan, tetapi pada saat
ini kondisi jalan semakin padat diakibatkan karena pertambahan volume
kendaraan yang semakin bertambah pesat. Karena padatnya kendaraan mereka
yang menjadi pejalan kaki semakin kesulitan untuk menyebrang. Rasa tidak aman
dan takut untuk menyeberang sering membuat para pejalan kaki resah berada di
jalan yang padat akan kendaraan. Para pejalan kaki sering merasa terhambat
dalam melakukan aktivitasnya.
-
33
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Dengan adanya hal tersebut, maka perlu dibuat sarana pendukung jalan
berupa jembatan. Jembatan yang akan dirancang dan dibangun tersebut dibuat
berdasarkan adat dan budaya yang dilaksanakan di Bali yang berwawasan
pariwisata budaya, sehingga tidak menggangu proses jalannya upacara adat di
Bali.
Salah satu fungsi dari jembatan yaitu untuk menghubungkan dua tempat
yang terpisah karena adanya sungai, rawa dan lain sebagainya. Sejalan dengan
perkembangan jaman dan tekhnologi, jembatan yang dahulu terbuat dari kayu
ataupun bamboo, sekarang dibuat dari beton bertulang, dari kerangka baja dan ada
pula yang terbuat dari perpaduan atara beton bertulang dengan baja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana cara bagi pejalan kaki untuk dapat menyeberang dalam
keadaan aman dan nyaman?
2. Usaha-usaha apa yang diperlukan untuk memecahkan kemacetan di
Kota Denpasar ?
3. Bagaimana metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi
bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan padatnya arus
kendaraan ?
4. Bagaimana cara merencanakan jembatan hidrolis yang berwawasan
pariwisata budaya ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki untuk dapat menyeberang
dengan keadaan aman dan nyaman.
2. Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang diperlukan memecahkan
kemacetan di Kota Denpasar.
3. Untuk mengetahui metode penanggulangan yang dilakukan sebagi
solusi bagi pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus
kendaraan.
-
34
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
4. Untuk mengetahui cara merencanakan jembatan hidrolis yang
berwawasan pariwisata budaya.
5. Dari hasil penelitian dan perencanaan ini dapat diketahui metode apa
yang dapat digunakan untuk memecahkan kemacetan di Kota
Denpasar yang berwawasan pariwisata budaya.
1.4 Ruang Lingkup Dalam suatu penelitian sering timbul suatu kendala-kendala, namun
kendala ini harus dapat diatasi atau diperkecil keberadaannya, sehingga perlu
adanya pembatasan atau ruang lingkup dalam penelitian. Adapun kendala tersebut
antara lain faktor waktu, jarak, tempat, biaya dan sebagainya. Disatu sisi penelitian
dituntut harus dapat memberikan gambaran atau informasi yang jelas, namun
untuk dapat memenuhi kriteria tersebut perlu ada kegiatan yang lebih banyak dan
kompleks.
Oleh karena itu dengan adanya kendala tersebut, maka penelitian ini perlu
adanya pembatasan ruang lingkup. Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup:
1. Data arus lalu lintas yang melalui jalan tersebut.
2. Data kekuatan baja ringan yang akan digunakan dalam perencanaan
jembatan tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi masukan
kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya dalam menunjang
pembangunan, serta diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Untuk dapat memberikan rasa aman bagi para pejalan kaki pada saat
menyebrang.
2. Untuk memberikan sarana pendukung bagi para pejalan kaki.
3. Untuk memberikan suatu inovasi baru bagi pemerintah agar membuat
sesuatu yang baru dan berwawasan pariwisata budaya.
II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Dalam merancang jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang
nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk dan dimensi jembatan.
Adapun aspek tersebut antara lain : Aspek lalu lintas, Aspek tanah, Aspek
-
35
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
topografi, Aspek geometri jembatan, Aspek konstruksi jembatan, dan Aspek
pembebanan.
2.2 Aspek Lalu Lintas
Dalam perencanaan lebar jembatan sangat dipengaruhi oleh besarnya arus
lalu lintas yang melintasi jembatan dengan interval waktu tertentu yang
diperhitungkan terhadap Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) dalam Satuan Mobil
Penunpang (SMP). LHR merupakan jumlah kendaraan yang melewati satu titik
dalam suatu ruas jalan dengan pengamatan selama satuan waktu tertentu, yang
nilainya digunakan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pada masa yang akan
datang. Dengan diketahuinya volume lalu lintas yang lewat pada ruas jalan dalam
waktu tertentu maka akan diketahui kelas jalan tersebut sehingga nantinya dapat
ditentukan tebal perkerasan dan lebar efektif jembatan.
2.3 Aspek Tanah
Dalam pelaksanaan abutment dan pilar jembatan data-data tanah yang
dibutuhkan berupa data-data sudut geser, kohesi dan berat jenis tanah yang
digunakan untuk menghitung tekanan tanah horizontal juga gaya akibat berat
tanah yang bekerja pada abutment, serta daya dukung tanah yang merupakan
reaksi tanah dalam menyalurkan beban dari abutment. Tekanan tanah dihitung
dari data soil properties yang ada. Dalam menentukan tekanan yang bekerja dapat
ditentukan dengan cara analitis/grafis. Gaya berat dari tanah ditentukan dengan
mengihitung volume tanah di atas abutment dikalikan dengan berat jenis tanah itu
sendiri.
2.4 Aspek Topografi
Topografi berarti suatu kondisi permukaan tanah yang dihitung dari
permukaan air laut. Peta topografi bertujuan untuk memberikan informasi atau
data tentang selisih ketinggian suatu lahan. Aspek topografi yang diperhitungkan
dalam perencanaan lebih kepada topografi perbukitan dan lembah, karena keadaan
topografi pegunungan yang ada merupakan variabel yang sangat menentukan
dalam perencanaan konstruksi pilar jembatan. Tujuan-tujuan dalam penentuan
lokasi jembatan yang paling ideal diantaranya: peningkatan kelancaran lalu-lintas,
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jembatan, tercapainya perencanaan
yang optimal dan ekonomis dengan tidak mengabaikan nilai estetikanya.
2.5 Aspek Geometri Jembatan
-
36
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Perencanaan geometri merupakan bagian dari perencanaan jembatan yang
dititik beratkan pada pengaturan tata letak jembatan sehingga menghasilkan
jembatan yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio
tingkat penggunaan atau biaya pelaksanaan. Perencanaan geometri jembatan
sangat berkaitan dengan perencanaan geometri jalan yang dihubungkan oleh
jembatan tersebut, sehingga elemen-elemen yang terdapat pada geometri jalan
merupakan dasar dari perencanaan geometri jembatan.
2.6 Aspek Konstruksi Jembatan
Tinjauan terhadap aspek konstruksi bertujuan untuk mendapatkan
jembatan yang kuat, efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan pertimbangan-
pertimbangan teknis dalam pemilihan bangunan atas jembatan adalah sebagai
berikut:
a) Konstruksi Kayu : Jembatan balok dengan lantai urug atau lantai papan,
Gelagar kayu gergaji dengan papan lantai, Rangka lantai atas dengan
papan kayu, Gelagar baja dengan lantai papan kayu.
b) Konstruksi Baja : Gelagar baja dengan lantai plat baja, Gelagar baja
dengan lantai beton komposit (bentang Sederhana dan menerus), Rangka
lantai bawah dengan plat beton, Rangka Baja Menerus.
c) Konstruksi Beton Bertulang : Plat beton bertulang, Pelat berongga,
Gelagar beton T, Lengkung beton (Parabola), Konstruksi Beton
Pratekan, Segmen pelat, Gelagar I dengan lantai beton komposit, bentang
menerus, Gelagar T pasca penegangan, Gelagar boks menerus
pelaksanaan kantilever.
2.7 Aspek Pembebanan
Standar acuan yang dipakai pada perencanaan adalah RSNI T-02-2005,
Badan Standarisasi Nasional yang mana telah mengacu pada SNI 03-1725-1989
Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SNI 03-2883-1992.
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya dan Pd. T-
04-2004-B Pedoman Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan. Menurut
spesifikasi Pembebanan Jembatan (RSNI 1-2004), beban dan gaya yang
digunakan dalam perhitungan tegangan-tegangan dalam konstruksi adalah beban
primer, beban sekunder dan beban khusus.
2.8 Pondasi jembatan
-
37
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Dalam pemilihan tipe pondasi secara garis besar ditentukan oleh
kedalaman tanah keras, karena untuk mendukung daya dukung tanah terhadap
struktur bangunan jembatan yang akan direncanakan. Alternatif tipe pondasi yang
dapat digunakan untuk perencanaan jembatan antara lain : Pondasi Dangkal
(Pondasi Telapak) dan Pondasi Dalam yang terdiri dari beberapa macam yaitu :
Pondasi sumuran, Pondasi bore pile dan Pondasi tiang pancang .
2.9 Idealisasi Perhitungan Struktur Atas Jembatan
Analisis struktural mencakup idealisasi struktur sebagai model numerik
dari mana respon unsur tersendiri dan susunan keseluruhan dapat dihitung.
Idealisasi struktur yang baik adalah yang mewakili secara realistik perilaku aktual
struktur dan kondisi batas pada aksi beban rencana. Respon unsur tersendiri yang
diperlukan mencakup momen lentur, geser, gaya aksial, puntir, dan reaksi
perletakan serta deformasi. Respons susunan keseluruhan akan mencakup
kemantapan terhadap geser dan guling. Perhitungan respons sturktural dari
bangunan atas dipersulit oleh interaksi rumit antara unsur dan plat lantai serta
variasi kedudukan beban yang mungkin.
2.10 Konsep Perancangan Struktur Bawah Jembatan
Abutment merupakan struktur bawah jembatan yang berfungsi sama
dengan pilar (pier) namun pada abutment juga terkait dengan adanya faktor tanah.
Adapun langkah perencanaan abutment adalah sama dengan tahapan perencanaan
pilar, namun pada pembebanannya ditambah dengan tekanan tanah timbunan dan
ditinjau kestabilan terhadap sliding dan bidang runtuh.
Kolom adalah suatu elemen struktur yang memikul gaya normal tekan atau
kombinasi dengan momen lengkung. Fungsi utama kolom adalah sebagai beban
penyangga beban aklsial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali bagian kecil.
Footing (Pile-cap) merupakan bangunan struktur yang berfungsi sebagai
pemersatu rangkaian pondasi tiang pancang maupun bore pile (pondasi dalam
kelompok), sehingga diharapkan bila terjadi penurunan akibat beban yang bekerja
diatasnya pondasi-pondasi tersebut akan mengalami penurunan secara bersamaan
dan juga dapat memperkuat days dukung pondasi tiang dalam tersebut.
Pondasi berfungsi menyalurkan beban-beban dari bangunan bawah ke
dalam tanah pendukung sehingga tegangan dan gerakan tanah dapat dipikul oleh
struktur secara keseluruhan. Pondasi harus dirancang dengan kekuatan dan
-
38
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
kekakuan yang cukup sesuai dengan kondisi tanah. Jenis pondasi yang lazim
digunakan dalam perencanaan Jembatan dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu pondasi dangkal (tapak dan sumuran), pondasi dalam meliputi Pondasi tiang
pancang dan Bore Pile.
III METODE PENULISAN
3.1 Melakukan Survei Lokasi Pembangunan Jembatan
Dalam Penelitian ini survei lokasi pembangunan jembatan hidrolis akan
dilakukan di Jalan Dewi Sartika Denpasar, dimana banyak terdapat para
pejalan kaki yang akan melakukan penyebrangan badan jalan, misalnya dari
Pertokoan Matahari Duta Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-
Mc Donalds, begitu pula sebaliknya.
3.2 Alat Dan Bahan Dalam penelitian ini, pengujian akan di laksanakan di Laboratorium Fisika
SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar dan di Laboratorium Jalan Raya di
Fakultas Teknik Sipil Universitas Mahasaraswati Denpasar, dengan
menggunakan percobaan:
1. Pengujian Jumlah Kendaraan yang melewati Jalan Dewi Sartika
Denpasar meliputi: Kendaraan Roda 2 (dua), Roda 4 (empat), Truck
Roda 6 (enam) dan kendaraan berat lainnya.
2. Pengujian Jumlah para pejalan kaki yang akan melakukan
penyebrangan di lokasi tersebut.
3. Pengujian kekuatan baja ringan yang akan digunakan sebagai
konstruksi jembatan penyebrangan hirolis.
Selain itu pula juga dilakukan persiapan untuk pembuatan Maket
Konstruksi Jembatan penyebrangan, dengan menggunakan alat dan bahan
berupa: Triplek 3 mm, Steorovum, aluminium yang menyerupai baja
ringan, kayu serta alat-alat lainnya.
3.3 Uji Pendahuluan Untuk mendapatkan hasil yang relatif baik, maka perlu adanya
pegujian alat yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara
mengadakan beberapa kali percobaan yang akan menghasilkan hubungan
-
39
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
antara prosentase hubungan tegangan ( ) dan regangan (). Hubungan ini
harus konsisten pada setiap percobaan.
3.4 Bagan Alir Dan Cara Penelitian
Agar dalam melakukan penelitian dapat memberikan hasil yang
optimal, maka perlu dibuat suatu bagan alir. Adapun bagan alir penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian Survei
Dimasa modernisasi seperti sekarang ini ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan memberikan rasa aman bagi pejalan
kaki untuk menyeberang. Karena arus lalu lintas yang semakin padat sehingga
para pejalan kaki sering merasa terganggu dan mereka sering juga merasa tidak
PERSIAPAN
STUDI LITERATUR
DATA PENGUJIAN KONSTRUKSI: - Kekuatan Konstruksi Baja Ringan
DATA PENGUJIAN SURVEI : - Jumlah Kendaraan Melintas - Jumlah Pejalan Kaki
ANALISA DATA
PENGAMBILAN DATA SURVEI a. Jumlah Kendaraan b. Jumlah Pejalan Kaki
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian
HASIL
PENULISAN AKHIR KARYA ILMIAH
-
40
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
aman. Karena itu harus berfikir bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satunya dengan cara membangun jembatan penyebrangan. Dengan adanya
jembatan penyebrangan, pejalan kaki akan merasa lebih aman dan nyaman serta
memperkecil kemungkinan terjadi kecelakaan akibat padatnya arus lalu lintas.
Survei yang akan dilakukan adalah dengan pengambilan sampel di kota
Denpasar tepatnya di Jalan Dewi Sartika yang mulai di landa kemacetan. Dalam
penelitian ini ingin melakukan inovasi baru dengan cara membangun Jembatan
Penyebrangan Hidrolis yang berwawasan pariwisata budaya tradisional dan
modern yaitu dengan cara memadukan kebudayaan bali dengan kebudayaan
modern. Karena di Bali memiliki adat dan kebudayaan yang khas yaitu melasti
dan upacara sehari sebelum Hari Raya Nyepi yaitu pengerupukan, dimana hari itu
seluruh masyarakat Hindu Bali akan mengarak patung yang di anyam dari bambu
yang merupakan simbolis untuk menetralisasikan roh-roh jahat dan energi negatif
yang disebut Ogoh-ogoh.
Dimana jembatan ini menggunakan pondasi beton bertulang, dan bajanya
memakai baja ringan yang biasa dipakai untuk atap rumah. Jembatan yang
direncanakan ini bersifat hidrolis, dimana ketika ada Upacara Adat maka pengkait
Jembatan tersebut dibuka dan dilepas lalu dipasangkan pada tiang pengkait
sebagai alat pengikat yang sifatnya sementara. Apabila Upacara Adat tersebut
sudah selesai maka pengkait tersebut dilepas kembali dari tiang pengkait lalu
dipasang kembali pada kepala jembatan, sehingga dapat digunakan kembali oleh
para penyeberang jalan. Untuk mencegah kerusakan total perlu adanya
konsentrasi penuh dan berusaha menyempurnakan pembuatan jembatan tersebut,
untuk bentuknya dibuat sedemikian rupa agar membaur dengan lokasi yang akan
di bangun dan finishing jaring-jaring selimutnya memakai atap fibber glass.
-
41
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Tabel 4.1. Hasil Survei Jumlah Pejalan kaki
JAM JUMLAH PEJALAN KAKI SATUAN
Hari ke -1
Hari ke -2
Hari ke -3
06.00-07.00 10 16 21 Orang 07.00-08.00 18 22 33 Orang 08.00-09.00 25 36 38 Orang 09.00-10.00 32 48 46 Orang 10.00-11.00 43 57 52 Orang 11.00-12.00 44 59 38 Orang 12.00-13.00 48 78 82 Orang 13.00-14.00 30 53 65 Orang 14.00-15.00 25 42 53 Orang 15.00-16.00 20 38 44 Orang 16.00-17.00 18 27 35 Orang 17.00-18.00 45 53 48 Orang 18.00-19.00 48 58 51 Orang 19.00-20.00 52 64 68 Orang 20.00-21.00 70 84 75 Orang 21.00-22.00 82 102 93 Orang 22.00-23.00 56 91 82 Orang 23.00-24.00 28 34 36 Orang 24.00-01.00 3 12 17 Orang 01.00-02.00 2 10 8 Orang 02.00-03.00 1 5 2 Orang 03.00-04.00 4 8 7 Orang 04.00-05.00 9 14 12 Orang 05.00-06.00 10 18 13 Orang
TOTAL 723 1029 1019 Orang RATA-RATA 30.125 42.875 42.4583 Orang
Tabel 4.2. Jumlah Kendaraan Yang Melintas
JUMLAH KENDARAAN YANG MELINTAS
JAM SEPEDA MOTOR KENDARAAN RODA 4 KENDARAAN RODA 6 KENDARAAN BERAT LAINNYA
Hari ke 1 Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
06.00-07.00 60 61 70 22 11 8 2 3 1 1 2 2
07.00-08.00 50 48 76 30 21 9 4 2 3 1 1 2
08.00-09.00 70 76 80 38 22 17 3 6 4 1 1 1
09.00-10.00 80 90 77 39 32 22 4 4 6 1 2 2
-
42
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
10.00-11.00 40 98 90 27 26 40 3 3 5 3 3 1
11.00-12.00 30 87 98 22 23 39 6 4 3 1 2 2
12.00-13.00 46 86 92 21 21 48 7 4 3 1 3 1
13.00-14.00 48 50 80 18 22 44 2 4 2 1 2 1
14.00-15.00 60 74 88 17 20 59 3 3 1 2 1 1
15.00-16.00 49 80 84 19 18 60 2 1 3 1 2 3
16.00-17.00 73 60 82 20 26 58 1 3 4 1 1 1
17.00-18.00 89 70 86 16 33 43 6 2 2 2 1 1
18.00-19.00 90 80 87 21 38 44 7 4 1 3 2 2
19.00-20.00 40 90 80 29 41 39 2 3 3 1 1 1
20.00-21.00 30 98 64 20 40 32 8 3 2 1 2 1
21.00-22.00 40 65 43 12 22 34 9 7 4 1 1 2
22.00-23.00 20 60 48 16 11 10 3 8 7 1 3 2
23.00-24.00 18 12 12 4 3 2 4 4 3 1 2 2
24.00-01.00 9 10 6 2 3 1 1 2 1 1 1 3
01.00-02.00 6 8 10 1 1 1 2 1 2 0 0 0
02.00-03.00 4 6 6 1 1 1 2 1 1 0 0 0
03.00-04.00 3 4 18 3 2 2 1 1 1 0 0 0
04.00-05.00 71 18 60 29 24 18 3 1 1 2 1 3
05.00-06.00 89 22 90 22 23 22 4 5 4 1 1 1
TOTAL 1115 1353 1527 449 484 653 89 79 67 28 35 35 RATA-RATA 46.45833 56.375 63.625 18.70833 20.16667 27.20833 3.708333 3.291667 2.791667 1.166667 1.458333 1.458333
4.2 Data Pengujian Konstruksi Baja Ringan Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi.
Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550
MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk
mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini
berkisar dari 0,4 mm - 1 mm.
Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung
lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek.
Dalam pembuatan konstruksi gedung Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak
kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4 m. sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka
jarak kuda-kuda menjadi 1,2 m.
4.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Baja Ringan
Kelebihan baja ringan, antara lain:
- Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung
oleh struktur di bawahnya lebih rendah.
- Baja ringan bersifat tidak membesarkan api.
-
43
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
- Tidak bisa dimakan rayap.
- Pemasangannya relatif lebih cepat.
- Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut.
Kelemahan baja ringan, antara lain:
- Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya
yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond.
- Karena strukturnya seperti jarring ini, maka bila ada salah satu bagian-bagian struktur
yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian
kurang memenuhi syarat keamanan maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan.
- Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dibentuk berbagai profil.
4.2.2 Lokasi Yang Sesuai Untuk Membangun
Lokasi yang cocok untuk membangun jembatan adalah tanah yang paling sedikit
unsur hara , tidak berliat dan kemungkinan kecil terjadinya longsor.
1. Paling sedikit unsur hara Tanah yang memiliki tingkat unsur hara yang tinggi dapat menyebabkan pondasi
jembatan bergeser ke sisi lain pada saat terjadinya curah hujan yang tinggi sehingga
kemungkinan terjadinya longsor itu ada, akan tetapi tanah yang sedikit unsur haranya untuk
mempermudah jembatan berdiri kokoh dan tidak bergeser saat terjadi hujan lebat , akan
tetapi jembatan akan berdiri kokoh bila pondasi jembatan dibuat dengan menggunakan
beton bertulang.
2. Tidak berliat Tanah yang berliat memungkinkan jembatan tidak bisa berdiri kokoh , karena saat
jembatan dibuatkan pondasi beton bertulang tiangnya itu susah di tancapkan agar maw
berdiri tegak , tiangnya itu pasti akan bergerak ke berbagai arah dan pada saat jembatan
telah jadi maka jembatan tersebut bentuknya akan tidak sempurna, akan tetapi jembatan
akan berdiri kokoh jika pondasinya dibuatkan dengan menggunakan rangka baja.
4.2.3 Analisa Kelayakan Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan, antara lain:
- Konstruksi sederhana (bisa dikerjakan masyarakat);
- Harga murah (memanfaatkan material lokal);
- Kuat dan tahan lama (mampu menerima beban);
- Perawatan mudah dan murah (bisa dilakukan masyarakat);
- Stabil dan mampu menahan gerusan air.
Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam pembuatan pondasi, antara lain:
-
44
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
- Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta
beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal;
- Jenis tanah dan daya dukung tanah;
- Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat;
- Alat dan tenaga kerja yang tersedia;
- Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan;
- Waktu dan biaya pekerjaan.
Pemilihan letak jembatan, antara lain:
- Pilih bentang terpendek;
- Hindari lokasi belokan sungai atau saluran air;
- Tinggi abutment yang tinggi.
4.2.4 Hubungan Tegangan Dan Regangan Baja
Karekteristik/ Sifat Mekanis Tipikal Material Baja Struktur, yaitu:
OA Daerah Elastis:
- Hubungan Tegangan vs. Regangan Linear (garis lurus);
- Apabila gaya tarik benda uji akan kembali ke panjang awal (deformasi
perpanjangan hilang);
- Material bersifat elastis/elastik.
AB Daerah Plastis :
- Seolah-olah material mendapatkan penguatan sampai suatu nilai tegangan
tertentu (dikenal dengan tengan batas/ultimate);
- Hubungan tengangan vs. Regangan tidak linear (nonlinear);
-
45
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
- Apabila gaya tarik ditiadakan akan terjadi deformasi permanen yang lebih besar
dibandingkan pada kondisi plastis.
CD Daerah Runtuh (Collapse)
- Material kehitangan kekuatannya deformasi tidak dapat dikontrol;
- Material runtuh (collapse) benda uji putus.
Parameter matereial baja untuk desain struktur baja (British Standard) :
- Modulus Elastisitas E= 205 kN/nm2
- Poissons Ratio u = 0,30
- Koef. Muai Panjang = 12 * 10-6 per oCelcius.
Parameter material baja untuk desain struktur baja (PPBBI 1984)
- Modulus Elastisitas E= 2,1 * 106 kg/cm2
- Poissions Ratio u = 0,30
- Koef. Muai Panjang = 12 * 10-6 per oCelcius.
4.2.5 Keunggulan Baja Sebagai Material Konstruksi
1. Perbandingan Kuat terhadap Berat (Strength to Weight Ratio) yang tinggi, antara lain:
- Pemanfaatan material yang efisien dan optimum sehingga dapat diperoleh struktur
ringan tapi kuat;
- Bentang panjang dapat dibuat;
- Sistem pondasi yang lebih murah.
2. Tingkat Ketelitian yang tinggi
- Elemen struktur baja difabrikasi dengan presisi yang tinggi dengan kontrol
kualitas yang terjamin.
3. Derajat Kebebasan Desain yang tinggi.
- Ketersediaan berbagai profil dan tingkat kekuatan membuat ruang lingkup
penerapan yang sangat luas.
4.2.6 Tegangan Dasar / Tegangan Izin
Hubungan tegangan dan regangan tipikal baja struktur untuk baja
struktur/konstruksi, yaitu:
-
46
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Tegangan izin : dimana : F.K. adalah Faktor Keamanan
Menurut PPBBI 1984 nilai tegangan leleh untuk berbagai mutu baja adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Nilai tegangan leleh dan tegangan dasar / tegangan izin untuk berbagai
mutu baja yang digunakan (PPBBI 1984)
4.2.7 Bentuk Profil Baja Tipikal
-
47
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari analisa data hasil penelitian pengujian survei yang dilakukan di lokasi dan
pengujian konstruksi baja ringan serta pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki agar dapat menyeberang dengan keadaan
aman maka perlu dibangun jembatan penyebrangan dari Pertokoan Matahari Duta
Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-Mc Donalds, begitu pula
sebaliknya.
2. Untuk mengetahui metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi bagi
pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus kendaraan maka akan
sangat tepat bila dibangun konstruksi jembatan dengan menggunakan baja ringan
yang bersifat hidrolis.
3. Untuk merencanakan konstruksi jembatan hidrolis yang menggunakan baja ringan
perlu memperhatikan lingkungan yang berwawasan pariwisata budaya.
4. Dari hasil penelitian dan perencanaan ini diharapkan agar dapat diketahui metode
apa yang dapat digunakan untuk memecahkan kemacetan di Kota Denpasar.
5.2. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang swelling (pengembangan) potential dan
swelling pressure pada tanah ekspansif apabila menggunakan konstruksi baja
ringan.
-
48
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang konsolidasi pada tanah.
3. Penelitian lapangan perlu diadakan sebagai terapan terhadap analisis serta analitis
apabila menggunakan konstruksi baja ringan.
DAFTAR PUSTAKA
A.W. Bishop and D.J. Henkel, (1962), The Measurement Of Soil Properties In The Triaxial Test, Spotuswoode Ballantyne Ltd, London.
Badan Standardisasi Nasional, (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung : BSN.
Badan Standardisasi Nasional (1989), Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah dan Gedung (RSNI 03-1727-1989). Bandung : BSN.
Bowles Joseph E.,Pantur silaban, (1984), Analisa Dan Desain Pondasi (Terjemahan), Erlangga ,Jakarta.
Bowles Joseph E.,(1992), Engineering Properties of Soil and Their Measurement, writing by Mc.Graw-Hill, Highstown.
Braja M. Das, (1987), Advanced Soil Mechanics, McGraw Hill Book Company, Inc., New York.
Braja M. Das, Noor Endah, Indra Surya B. Mochtar, (1998), Principles Of Geotechnical Engineering, Erlangga, Jakarta.
Craig R.F.dan Budi Susilo S, (1989), Mekanika Tanah (Terjemahan), Erlangga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (1971), Peraturan Beton Bertulang 1971. Bandung :
Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan (1984), Peraturan Perencanaan Bangunan
Baja Indonesia 1983. Bandung : Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung.
Helianti, (2007), Stabilisasi Bangunan Agar Tahan Gempa, peneliti pada Pusat Teknologi Bioindustri, BPPT.
Herman Wahyudi, (1996), Perilaku Mikroskopik Tanah, Diktat Program S2 Geoteknik Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
James K. Mitchell, (1976), Fundamentals of Soil Behavior, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Oentoeng, Ir. (1999), Konstruksi Baja. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi.198 Robert F. Craig , Budi Susilo Soepandji, (1986), Mekanika Tanah, Department of Civil
Engineering University of Dundee, Erlangga, Jakarta. Utomo, (2007), Trisupasita, Suara Merdeka-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
-
49
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT
PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU
Oleh : I Wayan Giatmajaya
ABSTRAK
Meningkatnya penggunaan lahan untuk pembangunan yang menyangkut pembangunan untuk pemukiman, perkantoran, transportasi dan pembangunan untuk menunjang perkembangan ekonomi seperti misalnya pabrik, lapangan udara, pasar, baik pasar tradisional maupun modern.
Dari sekian banyak pertumbuhan pembangunan di segala bidang, tidak tertutup kemungkinan penggunanaan lahan yang kondisi tanahnya yang tidak memenuhi secara teknis sudah semakin sulit sehingga mau tidak mau pembangunan yang dilakukan pada tanah yang sulit seperti tanah yang mempunyai daya dukung kecil, penurunan besar dan proses penurunannya sangat lama.
Dengan demikian pembangunan supaya bisa dilakukan perlu diadakan perbaikan tanah yang menyangkut untuk meningkatkan daya dukung tanah, perhitungan penurunan/settlement secara akurat dan tepat. Supayatercapai hal tersebut, perlu diadakan pengujian perhitungan dengan beberapa cara seperti misalnya menghitung penurunan dengan cara analitis diuji dengan cara menggunakan program. Dari kedua cara yang kami lakukan ini hasilnya hampir sama. Kata kunci : Tanah sulit, settlement, pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Meningkatnya pembangunan , secara tidak langsung berpengaruh terhadap
berkurangnya lahan tempat bangunan dilaksanakan. Tidak tertutup kemungkinan bangunan
tersebut harus dibangun pada lokasi yang tanahnya sangat jelek dalam artian sifat mekanis
tanah tersebut sangat rendah yang menyangkut daya dukung tanah kecil, penurunan /
settlement yang besar seperti misalnya tanah lunak, sangat lunat dan lempung .
Terhadap kondisi-kondisi seperti ini perlu dilakukan perbaikan tanah untuk
meningkatkan daya dukung tanah tersebut.
Metode yang digunakan antara lain dengan pemadatan , mengganti tanah yang jelek
dengan tanah yang lebih baik , preloding , cerukcuk ,stune column dan geotekstile.
Dalam studi ini, penulis menyajikan perbaikan tanah dengan metode preloading
yang ingin didapatkan adalah besarnya daya dukung tanah , penurunan yang terjadi dan
waktu penurunan, dengan cara finite element dengan soft ware plaxis sebagai alat bantu.
1.2. Permasalahan Penyempurnaan hasil perhitungan secara analitis dengan metode finite elemant
dengan soft ware plaxis sebagai alat bantu .
-
50
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
1.3. Tujuan Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang tingkat ketelitiannya lebih baik .
1.4. Manfaat
a) Memberikan alternative kepada para akademisi untuk perhitungan daya dukung
tanah, penurunan /settlement dan waktu penurunan akibat preloading.
b) Sebagai bahan kajian untuk kesempurnaan perhitungan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perhitungan penurunan / settlement
Rumus yang dipakai dalam perhitungan settlement akibat timbunan tanah dibedakan
akibat timbunan tanah dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Tanah normally consolidated (NC Soil)
Sci = ic Hppp
eC
++ '0
'0
0
log1
2. Tanah over Consolidated (OC Soil )
Sci = ic
ccs HP
pPe
CPP
eC
++
++ '
'0
0'
00
log1
log1
Dimana:
Sci = pemampatan konsolidasi pada lapissan tanah yang ditinjau, lapisan ke i.
Hi = tebal lapisan tanah ke i
eo = angka pori awal dari lapisan tanah ke i
Cc = Compresssion Index dari lapisan tanah tersebut. (lapisan ke i )
Cs = Swelling Index dari lapisasn tanah tersebut. (lapisan ke i )
po = tekanan tanah vertical effective di suatu titik ditengah-tengah lapisan ke i
akibat beban tanah sendiri di atas titik tersebut di lapangan ( = effective
overburden pressure )
pc = effective past overburden pressure , tegangan konsolidasi effective dimasa
lampau yang lebih besar dari pada po (dapat dilihat dari kurva
konsolidasinya).
p = penambahan tegangan vertical di titik yang ditinjau ( di tengah lapisan ke i )
akibat beban timbunan jalan yang baru.
-
51
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
Untuk menghitung besaran p dapat digunakan grafik imfluence , I , seperti pada gambar 1
( dari NAVFACDM- 7 ,1970)
p = z = 2 x Ii x q
Dimana :
q = tegangan vertical efektif dipermukaan tanah akibat timbunan / embakment.
2. Menghitung penurunan / settlement
Waktu penurunan dapat dihitung dengan rumus :
t = v
v
CHT 2.
dimana :
H = tebal seluruh lapisan lunak dibawa embakment seperti dilihat Gb.2
Cv = koefisien konsolidasi ( m2/th)
Tv = derajat konsolidasi (%)
Untuk mempercepat proses konsolidasi bisa dipakai vertikal drain dengan rumus
Gambar 1
-
52
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
t =
Ch
D.8
2
. (2.F(n))
Uh1
1
dimana:
t = waktu yang diperlukan untuk mencapai hU
D = diameter lingkaran
Ch = koefisien konsolidasi aliran horizontal
F(n) = faktor tahanan akibat jarak antara PVD
Uh = derajat konsolidasi arah horizontal
Seperti GB.3
LAPISAN TANAH LEMBEK
LAPISAN TANAH KEDAP AIR
KONSOLIDASI DALAM ARAH VERTIKAL
H
Gambar 2
LAPISAN TANAH LEMBEK
LAPISAN TANAH KEDAP AIR
KONSOLIDASI DALAM ARAH RADIAL
H
Gambar 3
3. Menghitung F ( n ) Fungsi F ( n ) Merupakan Fungsi hambatan akibat jarak antara titik pusat
PVD. Oleh Hansbo ( 1979 ) harga F ( n ) didefinisikan sebagai berikut :
F ( n ) =
12
2
nnn atau
nnn ,4
13)ln( 22
-
53
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
F ( n ) =
12
2
nnn
+ 24
14
3)ln(n
n
Dimana :
n = D/dw
dw = diameter equivalent dari vertical drain ( equivalan terhadap bentuk
lingkaran)
Pada umuamnya n > 20 sehingga dapat dianggap 1/n2 = 0 dan ( )
12
2
nnn = 1 ;
Jadi : F ( n ) = ln(n) , atau
F ( n ) = ln(D/dw)
Hasbo (1979) menentukan waktu konsolidasi dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
t =
Ch
D.8
2
. (F(n) + Fs + Fr). ln
Uh1
1
S
S
S
S S S S
D
a). Pola susunan bujur sangkar D = 1.13 . S
-
54
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
100 m
POT A - A
86 m
43 m
z = 30 m
h = 7 m
7 m
7 m
LWS -1Sirtu
? = 1,50 t/m ; o = 0 ; Cc = 0,80
Cu = 0,0 t/m ; eo = 1,30 ; Cv = 5 m2/th
? = 1,8 t/m ; o = 30 ; C = 1 t/m2
3
2
3 o
7 m
z
A
1000
m
A
0.866.s
0.866.s
0.866.s
0.866.s
S S
SSSS
S SS
S
b). Pola susunan segitiga D = 1.05 . S
Gambar 4
III. PEMBAHASAN
Struktur yang dibangun pada lapisan tanah lunak yang sangat tebal mungkin
memerlukan perbaikan tanah, sehingga tanah tersebut mampu mendukung bangunan
diatasnya seperti contoh struktur jalan yang dibangun diatas timbunan, yang terletak pada
lapisan tanah lunak untuk menghindari keretakan permukaan jalan akibat penurunan maka
perlu dihitung penurunan maxsimum yang terjadi. (kalimat terlalu panjang, sehingga topik
tidak jelas atau banyak topik)
Contoh timbunan diatas tanah lunak seperti gambar dibawah ini :
Yang dihitung antara lain :
1. besarnya penurunan dengan derajat penurunan 90 % ( T90 )
2. tegangan yang terjadi ( )
3. waktu penurunan ( t )
Menghitung penurunan :
menghitung penurunan akibat timbunan ditabelkan seperti dibawah ini:
-
55
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
No
Tebal Lapisan H (m )
Z
( m )
eo
Cc
(t/m2)
po
(t/m2)
I
p
(t/m2)
p+po (t/m2)
Sc
(m)
Sc(m) coum
1 1 0.5 1.3 0.80 1.5 0.250 0.50 6.60 6.850 0.500 0.500 2 1 1.5 1.3 0.80 1.5 0.750 0.50 6.60 7.350 0.345 0.845 3 1 2.5 1.3 0.80 1.5 1.250 0.50 6.60 7.850 0.278 1.122 4 1 3.5 1.3 0.80 1.5 1.750 0.50 6.60 8.350 0.236 1.358 5 1 4.5 1.3 0.80 1.5 2.250 0.50 6.60 8.850 0.207 1.565 6 1 5.5 1.3 0.80 1.5 2.500 0.50 6.60 9.100 0.195 1.761 7 1 6.5 1.3 0.80 1.5 3.000 0.50 6.60 9.600 0.176 1.936 8 1 7.5 1.3 0.80 1.5 3.500 0.50 6.60 10.100 0.160 2.096 9 1 8.5 1.3 0.80 1.5 4.000 0.50 6.60 10.600 0.147 2.244
10 1 9.5 1.3 0.80 1.5 4.500 0.50 6.60 11.100 0.136 2.380 11 1 10.5 1.3 0.80 1.5 4.750 0.50 6.60 11.350 0.132 2.511 12 1 11.5 1.3 0.80 1.5 5.250 0.50 6.60 11.850 0.123 2.634 13 1 12.5 1.3 0.80 1.5 5.750 0.50 6.60 12.350 0.115 2.750 14 1 13.5 1.3 0.80 1.5 6.250 0.50 6.60 12.850 0.109 2.859 15 1 14.5 1.3 0.80 1.5 6.750 0.50 6.60 13.350 0.103 2.962 16 1 15.5 1.3 0.80 1.5 7.250 0.50 6.60 13.850 0.098 3.060 17 1 16.5 1.3 0.80 1.5 7.750 0.50 6.60 14.350 0.093 3.153 18 1 17.5 1.3 0.80 1.5 8.250 0.49 6.47 14.718 0.087 3.240 19 1 18.5 1.3 0.80 1.5 8.750 0.49 6.47 15.218 0.084 3.324 20 1 19.5 1.3 0.80 1.5 9.250 0.49 6.47 15.718 0.080 3.404 21 1 20.5 1.3 0.80 1.5 9.750 0.49 6.47 16.218 0.077 3.481 22 1 21.5 1.3 0.80 1.5 10.250 0.49 6.47 16.718 0.074 3.555 23 1 22.5 1.3 0.80 1.5 10.750 0.49 6.47 17.218 0.071 3.626 24 1 23.5 1.3 0.80 1.5 11.250 0.48 6.34 17.586 0.067 3.693 25 1 24.5 1.3 0.80 1.5 11.750 0.48 6.34 18.086 0.065 3.758 26 1 25.5 1.3 0.80 1.5 12.250 0.47 6.20 18.454 0.062 3.820 27 1 26.5 1.3 0.80 1.5 12.750 0.47 6.20 18.954 0.060 3.880 28 1 27.5 1.3 0.80 1.5 13.250 0.47 6.20 19.454 0.058 3.938 29 1 28.5 1.3 0.80 1.5 13.750 0.47 6.20 19.954 0.056 3.994 30 1 29.5 1.3 0.80 1.5 14.250 0.47 6.20 20.454 0.055 4.049
Total penurunan = 4. 049 M
Menghitung waktu penurunan .
t = v
dr
CHT 2%90
H = 30 m , T90% = 0.848
t = thx 64,1525
30848.0 2=
HASIL PERHITUNGAN BERDASARKAN
METODE ELEMEN HINGGA DENGAN SOFF WARE PLAXIS SEBAGAI ALAT
BANTU. SEPERTI DIBAWAH INI
-
56
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
-
57
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
-
58
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
-
59
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
IV. P E N U T U P
1. Saran
Hendaknya dalam setiap perencanaan Struktur bangunan , penyelidikan tanah
sebagai syarat harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan .
2. Kesimpulan
-
60
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
1. terjadi perbedaan hasil perhitungan secara analisis dengan finite element dengan
soff ware sebagai alat bantu
2. perhitungan dengan finite element dengan soff ware sebagai alat bantu waktu
penurunan tidak bisa diketahui sedangkan dengan cara analisis dapat dihitung
3. penurunan yang dapat dibaca dengan cara finite element dengan soff ware flaxis
pada setiap tahapan penimbunan , sedangkan dengan cara analisis , bisa dihitung
penurunan total begitu pula pada setiap tahapan penimbunan
4. begitu pula terhadap tegangan yang terjadi.
Daftar Pustaka Braja M Das. (1984), Principles Of Foundation Engineering. California State University,
Sacramento Indra Surya & Mochtar (1996), Pembangunan Jalan Di Atas Tanah Lunak Dengan Vertikal
Drain. ITS Surabaya James K. Mitchell (1976), Fundamentals Of Soil Behavior. University of California
Berkeley Suyono Sosrodarsono (1983), Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta
-
61
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK
KAJIAN TERHADAP MEKANISME PERIZINAN PEMANFAATAN LAHAN TEBING TUKAD AYUNG
KEDEWATAN, UBUD, GIANYAR
Oleh : Tjokorda Istri Praganingrum, ST., MT
ABSTRAK
Pemerintah melalui berbagai peraturan keruangan di daerah telah menetapkan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) dikategorikan sebagai bagian dari kawasan yang dilindungi. Keputusan ini secara substantif didasari oleh pertimbangan DAS sebagai daerah penyangga yang keberadaannya harus dijaga untuk mendukung kestabilan area disekitarnya. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009, pasal 50 ayat 6 telah menetapkan bahwa pembangunan di sepanjang jurang di tepian sungai hanya diizinkan pada radius sekurang-kurangnya dua kali kedalaman jurang yang dihitung dari tepi jurang kearah bidang datar. Pada kedalama