jurnal kep pencernaan

4
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN BAWAH : DIARE NON SPESIFIK Oleh : Zuhri Almisbah ABSTRAK Diare merupakan berak cair yang berulang lebih dari tiga kali sehari. Penyebab diare multi factor. Masalah yang ditemukan akibat diare adalah : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan rasa nyaman, peningkatan suhu tubuh, Resiko tinggi terjadi penularan, bila diare berlanjut dapat terjadi gangguan pernafasan akibat perubahan asam basa tubuh. Penanganan yang dilakukan berfokus pada rehidrasi secepatnya, meningkatkan kenyamanan, perawatan yang baik ekskreta guna mencegah penularan dan pemantauan kondisi penderita dengan mengukur tanda-tanda vital, keadaan umum penderita, balance cairan. PENDAHULUAN Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan dengan atau tanpa lender dalam tinja (WHO, 1992). Mencret istilah lain untuk diare yang merupakan pengeluaran banyak cairan dari dalam tubuh melalui feses yang menimbulkan tubuh kekurangan cairan dan elektrolit. Dalam proses pencernaan setelah makanan di cerna di dalam lambung menjadi chymus kemudian diteruskan kedalam usus untuk di absorsi dan sisa makanan yang tidak dicerna dipadatkan (Corwin, 2000). Gangguan pada usus besar (colon) menyebabkan proses tidak berjalan dengan baik yang menimbulkan air tetap dalam jumlah banyak dan pemadatan tidak terbentuk terjadilah pengeluaran isi usus yang mengandung air berlebihan. Kehilangan cairan yang berlebihan menimbulkan dehidrasi dan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa tubuh dan apabila terlambat dalam penanganan akan menimbulkan kematian. PENYEBAB DIARE Dalam teori klasik terjadinya diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus yang menimbulkan resorbsi cairan menurun dan mempercepat ekskresi yang masih banyak mengandung cairan. Teori lain menyebutkan terjadinya diare akibat menumpuknya cairan akibat terganggunya resorbsi dan terjadinya hipersekresi dari dalam lumen usus. Secara umum penyebab diare adalah: 1. Infeksi virus (Adeno virus, Rota virus), Bakteri (Sigella, Salmonella, E.Coli), Parasit E.Histolitika, Balantidium), Cacing (Ascaris, Trikuris)

Upload: nela-rosa-harianja

Post on 14-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tt

TRANSCRIPT

  • PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM

    PENCERNAAN BAWAH : DIARE NON SPESIFIK

    Oleh : Zuhri Almisbah

    ABSTRAK

    Diare merupakan berak cair yang berulang lebih dari tiga kali sehari. Penyebab diare multi

    factor. Masalah yang ditemukan akibat diare adalah : gangguan keseimbangan cairan dan

    elektrolit, gangguan rasa nyaman, peningkatan suhu tubuh, Resiko tinggi terjadi penularan,

    bila diare berlanjut dapat terjadi gangguan pernafasan akibat perubahan asam basa tubuh.

    Penanganan yang dilakukan berfokus pada rehidrasi secepatnya, meningkatkan kenyamanan,

    perawatan yang baik ekskreta guna mencegah penularan dan pemantauan kondisi penderita

    dengan mengukur tanda-tanda vital, keadaan umum penderita, balance cairan.

    PENDAHULUAN

    Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan

    dengan atau tanpa lender dalam tinja (WHO, 1992). Mencret istilah lain untuk diare yang

    merupakan pengeluaran banyak cairan dari dalam tubuh melalui feses yang menimbulkan

    tubuh kekurangan cairan dan elektrolit.

    Dalam proses pencernaan setelah makanan di cerna di dalam lambung menjadi chymus

    kemudian diteruskan kedalam usus untuk di absorsi dan sisa makanan yang tidak dicerna

    dipadatkan (Corwin, 2000). Gangguan pada usus besar (colon) menyebabkan proses tidak

    berjalan dengan baik yang menimbulkan air tetap dalam jumlah banyak dan pemadatan tidak

    terbentuk terjadilah pengeluaran isi usus yang mengandung air berlebihan. Kehilangan cairan

    yang berlebihan menimbulkan dehidrasi dan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa

    tubuh dan apabila terlambat dalam penanganan akan menimbulkan kematian.

    PENYEBAB DIARE

    Dalam teori klasik terjadinya diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus yang

    menimbulkan resorbsi cairan menurun dan mempercepat ekskresi yang masih banyak

    mengandung cairan. Teori lain menyebutkan terjadinya diare akibat menumpuknya cairan

    akibat terganggunya resorbsi dan terjadinya hipersekresi dari dalam lumen usus.

    Secara umum penyebab diare adalah:

    1. Infeksi virus (Adeno virus, Rota virus), Bakteri (Sigella, Salmonella, E.Coli), Parasit

    E.Histolitika, Balantidium), Cacing (Ascaris, Trikuris)

  • 2. Makanan : makanan basi, beracun, alergi makanan

    3. Mal absorbsi: lemak, karbohidrat, protein

    4. Obat obatan

    5. Psikologis: kecemasan, ketakutan

    TANDA DAN GEJALA DIARE

    Defekasi berulang berupa cair lebih dari tiga kali sehari, perasaan tidak nyaman pada perut

    kuadran bawah, lemah otot dan tak bertenaga, mulut dan bibir kering, kulit kering dan turgor

    berkurang, perasaan haws, gelisah, mata cowong, ubun ubun cekung anak ), berkurangnya air seni

    (oligo atau an uri ), kadang diikuti sesak nafas (Suriadi, 2001).

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Pemeriksaan tinja : mikroskopis dan makroskopis, pH, biakan kuman dan tes

    resistensi

    2. Pemeriksaan darah : darah lengkap,analisis gas darah dan elektrolit

    3. Pemeriksaan faal ginj al dengan pemeriksaan urium dan kreatinin

    MASALAH YANG TERJADI PADA DIARE

    Masalah yang muncul pada diare adalah : (Smeltzer Dan Bare, 2001)

    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

    Nyeri (Kram perut )

    Hipertermi / peningkatan suhu tubuh

    Gangguan aktifitas dan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan sehari hari

    Resiko tinggi terjadi penularan

    Resiko terjadi gangguan pernafasan

    TINDAKAN KEPERAWATAN DIARE

    Penatalaksanaan masalah pada diare adalah: (Smeltzer dan Bare,2001 dan Tucker, 1998)

    1. Rehidrasi secepatnya

    Tindakan utama pada diare adalah mengembalikan cairan tubuh secepatnya. Pemberian

    cairan dapat secara oral dan parenteral apabila mengalami kesulitan dapat dilakukan

    denganpemasangan NGT, Pemberian oralit dilakukan sesuai keadaan diare dan usia

    penderita. Dapat dengan pembuatan sendiri atau dengan sediaan yang telah di kemas.

    Pemberiaan secara parenteral dengan RL dan bila tidak tersedia dapat menggunakan

  • NaCL 0,9

    2. Bedrest

    Menganjurkan penderita untuk beristirahat di tempat tidur dan meminimalisasi

    pergerakan. Tujuan yang di harapkan untuk menghindari perdarahan usus akibat

    peningkatan peristaltik. Istirahat juga diperlukan guna menghemat energi sehingga dapat

    di gunakan tubuh untuk proses penyembuhan

    3. Pengaturan diet

    Asupan nutrisi sangat di perlukan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

    makanan tambahan guna mencegah efek buruk pada status gizi. Makanan berserat di

    hindarkan dan pola pengaturan diet yang benar. Di awali dari makan lunak dan berkuwah

    sampai padat berdasar pada perkembangan kondisi diarenya. Buah buhan segar di berikan

    terutama yang banyak mengandung mineral dan memperhatikan kandungan seratnya.

    4. Peningkatan kenyamanan

    Kehilangan cairan tubuh dapat meningkatkan suhu tubuh yang berakibat penderita merasa

    tidak nyaman dan perasaan haus. Rehidrasi baik secara oral maupun parenteral akan

    membantu mencukupi kebutuhan cairan dan menurunkan suhu. tubuh. Tindakan lain

    dengan kompres dingin di sekitar leher , lipat paha, ketiak akan membantu mempercepat

    penurunan dan sensasi dingin akan menimbulkan rasa kenyamanan. Feses yang keluar

    bersama cairan empedu dan cairan pencernaan di lambung yang keluar terns menerus

    akan menimbulkan iritasi di kulit daerah anus. Sensasi gatal dan perih wring dirasakan.

    Tindakan mencegah agar daerah anus tetap kering dan kain pengalas tempat tidur yang

    bersih dan kering akan memberikan rasa nyaman. Rasa nyeri di perut mengganggu

    kenyamanan penderita kolaborasi pemberian obat anti biotik dan analgetik yang berfungsi

    memperlambat peristaltik dilakukan dengan medis. Tugas pemberian obat yang di berikan

    dilakukan dengan benar dan penjelasan fungsi dan efek serta manfaat obat juga dilakukan

    pada penderita.

    5. Perawatan ekskreta

    Penularan diare terjadi secara fekal oral feses yang mengandung mikroorganisme

    penyebab diare dilakukan pembersihan dan pengelolaan yang baik dan dibuang pada

    tempat yang benar. Kebersihan alai dan bahan yang terkontaminasi perlu mendapatkan

    perhatian yang khusus guna mencegah penularan. Personal higiene penderita dilakukan

    dengan mandiri perawat atau melibatkan penderita dan keluarga termasuk mandi ,

    berpakaian, keramas, perawatan kuku, dan kebersihan tempat tidur serta ruang perawatan

    6. Monitor tanda tanda dehidrasi dan perkembangan kondisi penderita

  • Dehidrasi merupakan perhatian khusus pada penderita. Pemantauan tanda tanda vitan dan

    pengamatan yang terns menerus akan dapat menjauhkan resiko bahaya yang akan muncul

    pada penderita. Balance cairan diukur dengan memperhatikan jumlah input dan output

    cairan , tanda- tanda vital, serta kondisi kulit.

    SIMPULAN

    Diare terjadi akibat multi faktor dan penanganan yang dilakukan adalah dengan

    rehidrasi secepatnya balk secara oral maupun perenteral. Pemeriksaan feses dilakukan untuk

    menentukan penyebab dan kandungan yang ada. Masalah yang ditemukan diatasi dengan

    tindakan rehidrasi secepatnya, pemberiaan diet, dan penanganan ekskreta yang baik berguna

    mencegah penularan. Perawatan yang baik akan dapat menghindari bahaya dehidrasi yang

    dapat mengancam j iwa penderita.

    DAFTAR PUSTAKA

    Corwin, EJ., 2000, Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa: Bahrmu. U pendit, EGC, Jakarta

    Ganong, W.F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan), EGC, Jakarta

    Smeltzer, S.C., Bare, B.G., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa : Hy.

    Kuncoro, Andri Hartono dkk, Vol. 2, EGC, Jakarta

    Suriadi,Yulianti, R., 2001, PraktekklinikAsuhan Keperawatan PadaAnak, Edisi I, Sagung

    Seto, Jakarta

    Tucker, SM.,Canobbio, M.M., dkk, 1998, Standart Perawatan Pasien Proses

    Keperawatan Diagnostik Dan Evaluasi, Alih bahasa : Yas Asih, Christantie, V61.4,

    EGC , Jakarta

    WHO, 1992, Penatalaksanaan Dan Pencegahan Diare Akut : Petunjuk praktis, Alih Bahasa,

    Petrus Andrianto, EGC, Jakarta