jurnal kimia lingkungan
DESCRIPTION
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KELOMPOK 7 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEMESTER 2 2014TRANSCRIPT
1 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
KIMIA LINGKUNGAN
Pengaruh Polusi Pada Makhluk Hidup dan Pengujian
Kandungan Logam dalam Sampel Air dan Tanah
Rinanda Rizkiarti1, Kairol Arifin,
1 Septia Marisa
1*), Siti Nurul
Ilmiyyah Laili1
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir.
H. Juanda No.95, Ciputat 15412 Indonesia. Telp. (62-21) 7493606 *)
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian kimia lingkungan ini dispesifikasikan dalam meneliti tentang pengaruh
polusi dan pengujian sampel dari air di danau gintung dan tanah yang ada
disekitarnya. Ada 4 percobaan yang dilakukan, percobaan pertama pada ikan yang
ada di air bersih dan air detergen mengalami perbedaan seperti, ikan yang yang
ada di air detergen membuka mulutnya lebih cepat, dan berenang semakin aktif.
Percobaan kedua hanya sebagai sampel saja apabila suatu larutan mengandung
perak (Ag) dan besi (Fe). Percobaan ketiga, sampel air danau gintung yang diuji
tidak mengandung logam Ag, Fe berarti belum tercemar. Percobaan keempat,
pada tanah disekitar gintung dan air danaunya belum tercemar karena pH,
konduktivitas dan suhunya masih di batas normal.
Kata Kunci: Kimia Lingkungan, logam, konduktivitas, pH, suhu, basa
1. PENDAHULUAN
Kimia lingkungan itu amat luas,
mulai menyangkut radikal
hidrokarbon di udara, tetesan raksa di
lantai atau dasar danau, maupun
unsure beracun di pertambangan.
Jadi kimia lingkungan itu ialah studi
tentang sumber, reaksi, pengaruh,
dan akhir zat kimia dalam tanah, air,
dan udara di sekitar kita. Secara
singkat kimia lingkungan ialah studi
tentang gejala kimia di lingkungan
kita (Sastrawijaya:2000, 1-2).
Pada saat ini, pencemaran
berlangsung di mana-mana dengan
laju begitu cepat, yang tidak pernah
terjadi sebelumnya. Kecenderungan
pencemaran mengarah kepada dua
hal yaitu, pembuangan senyawa
kimia tertentu yang makin meningkat
terutama akibat kegiatan industry dan
transportasi. Yang lainnya akibat
penggunaan berbagai produk
bioksida dan bahan-bahan berbahaya
aktivitas manusia (Achmad:2004,
91).
Sekarang ini beban pencemaran
dalam lingkungan air sudah semakin
berat dengan masuknya limbah
industry dari berbagai bahan kimia
yang kadang kala sangat berbahaya
2 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
dan beracun meskipun dalam
konsentrasi yang masih rendah
seperti bahan pencemar logam-logam
berat: Hg, Pb, Cd, As dan sebagainya
(Achmad:2004, 91)
Potensi Hidrogen (pH) air dapat
mempengaruhi jenis dan susunan zat
dalam lingkungan perairan dan
mempengaruhi tersedianya hara-hara
serta toksitas dari unsure-unsur renik
(Saeni:1989, 17).
Pada umumnya jika pH air itu
kurang dari 7 dan lebih dari 8,5 kita
harus hati-hati, karena mungkin ada
pencemaran seperti pabrik bahan
kimia, rabuk, kertas, mentega, keju
dan sebagainya (Sastrawijaya:2000,
89).
Air yang mempunyai pH
antara 6,7 sampai 8,6 mendukung
populasi ikan dalam kolam. Dalam
jangkauan pH itu pertumbuhan dan
pembiakkan air tidak terganggu
(Sastrawijaya:2000, 89).
Daya Hantar Listrik (DHL)
menunjukkan kemampuan air untuk
menghantar listrik. Konduktivitas air
tergantung dari konsentrasi ion dan
suhu air. Oleh karena itu kenaikan
padatan terlarut akan mempengaruhi
kenaikan DHL. Suatu perairan
permukaan alami mempunyai kisaran
DHL 50-1500µmho/cm. Pada
sungai-sungai yang dasarnya terdiri
dari mineral-mineral yang mudah
larut, jumlah garam-garam terlarut
misalnya Na, Mg, Cl, SO4, dll dapat
bertambah. Di daerah aliran sungai
yang kecepatan limpasan
permukaannya tinggi akan banyak
memberikan bahan-bahan terlarut ke
dalam air. Padatan terlarut juga
banyak berasal dari buangan
penduduk, limbah industry, limpasan
dari daerah pertanian, dan masuknya
bahan-bahan aerosol ke dalam air
(Saeni:1989, 17).
Pencemaran lingkungan sudah
terjadi pula di lingkungan udara dan
tanah dengan segala dampak yang
ditimbulkannya. Penyebab
pencemaran ini selain disebabkan
oelh aktivitas manusia
(antropogemik) juga dapat
ditimbulkan oelh kegiatan alami,
seperti kebakaran hutan karena
kemarau panjang, letusan gunung
berapi dan sebagainya
(Achmad:2004, 91-92).
Setiap spesies hewan mempunyai
batas-batas suhu agar dapat hidup.
Kadar garam juga akan
mempengaruhinya. Demikian pula
kadar oksigen yang terlarut. Karena
itu banyak factor yang
mempengaruhi apa yang terkandung
dalam air (Sastrawijaya:2000, 83).
Oksigen adalah gas yang
berwarna, tak berbau, tak berasa dan
hanya sedikit larut dalam air. Untuk
mempertahankan hidupnya makhluk
yang tinggal di air, baik tanaman
maupun hewan, bergantung kepada
Oksigen yang terlarut ini. Jadi,
penentuan kadar Oksigen terlarut
dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan mutu air
(Sastrawijaya:2000, 84).
Pencemaran air
Jenis bahan pencemaran air dan
pengaruhnya :
1. Zat hara berpengaruh
pada eutrofikasi
2. Pestisida berpengaruh
pada toksisitas
3 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
3. Radionuklida
berpengaruh pada
toksisitas
4. Alkalinitas tinggi,
salinitas tinggi
berpengaruh pada
toksisitas kualitas air
kehidupan
5. Limbah minyak
berpengaruh pada
kesehatan
6. Patogen berpengaruh
terhadap penyakit kanker
7. Detergen berpengaruh
pada satwa liar estetik
(www.bimbie.com)
Ciri – ciri air yang tercemar :
1. Warna, air yang tercemar
memiliki tidak bening
Seperti contoh : Warna
kekuningan = tercemar
kromium
Warna
merah kekuningan =
tercemar besi
2. Air berwarna keruh
3. Air memiliki rasa
tertentu
Contoh : jika terasa pahit
maka air tercemar besi,
alumunium, mangan,
sulfat/kapur dalam
jumlah besar.
4. Memiliki bau. Apapun
baunya, itu sudah
menunjukkan bahwa air
tanah tidak layak
dikonsumsi
(health-detik.com)
Dampak pencemaran air :
1. Dampak terhadap
kualitas air
2. Dampak terhadap
kesehatan
Air tercemar membawa
penyakit menular
3. Dampak terhadap
estetika lingkungan
Air tercemar
menimbulkan bau yang
mengurangi setetika
lingkungan
4. Dampak terhadap biota
air
Air tercemar
mengandung banyak zat yang
dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut dalam
air, mengakibatkan
kehidupan dalam air
terganggu serta
mengurangi
perkembangannya
(nanosmartfilter.com)
Ciri – ciri tanah yang tercemar :
1. Kesuburan tanah yang
hilang
2. pH kurang dari 6 =
kondisi asam
pH lebih dari 8 = kondisi
basa
3. Baunya tidak
sedap,cenderung berbau
busuk
4. Tekstur tanahmenjadi
kering
5. Adanya kandungan
logam berat dalam tanah
6. Adanya kandungan
sampah oeganik dalam
tanah
(www.anneahira.com)
Dampak pencemaran tanah :
1. Menimbulkan gangguan
pada bio tanah,
tumbuhan, merusak
struktur permukaan tanah
dan tekstur tanah
2. Merusak kandungan air
dalam tanah
4 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
3. Membunuh
mikroorganisme dalam
tanah
4. Kesuburan tanah
berkurang
5. Hara tanah semakin
berkurang
(idkf.bogor.net)
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 3 April 2014. Penelitian
dilakukan di Danau Situ Gintung,
Ciputat.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah
1 buah Gelas Beaker 250 mL, 1 buah
Statif & Ring, 1 buah Kawat Kasa, 1
buah Pembakar Spiritus, 1 buah
Spatula, 1 buah Batang Pengaduk, 1
buah Pipet Tetes, 4 buah Tabung
Reaksi, 1 buah Rak Tabung Reaksi, 4
buah Gelas plastik, 1 buah pH Meter,
1 set Konduktiviti Meter, dan 1 buah
Termometer.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari bahan uji
(sampel) dan bahan kimia. Bahan uji
(sampel) terdiri dari detergent
secukupnya, tanah basah
secukupnya, tanak kering
secukupnya, air keran secukupnya,
dan air danau Situ Ginting
secukupnya. Bahan kimia terdiri dari
PbNO3 30 tetes, AgNO3 30 tetes,
FeCl3 30 tetes, KI 10 tetes, Na2CO3 5
tetes, HCl 5 tetes, dan NaOH 10
tetes.
Percobaan 1, Menyiapkan 2
buah gelas plastik 240 ml. Kemudian
isi kedua gelas tersebut dengan air
bersih kurang lebih 200 ml. Pada
gelas kedua dimasukkan detergen
secukupnya. Masukkan ikan kepada
kedua gelas tersebut masing-masing
satu ekor. Amati perubahan yang
terjadi pada ikan dan bandingkan
keduanya.
Percobaan 2, Siapkan 2 tabung
reaksi yang telah dibersihkan dan di
keringkan. Ambil 1 ml larutan
AgNO3 dan masukkan ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan ± 5 tetes
larutan HCl ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi. Tambahkan ± 5 tetes larutan
NaOH ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi. Tambahkan ± 5 tetes larutan
KI ke dalam tabung reaksi tersebut
dan amati perubahan yang terjadi.
Pada tabung kedua, masukkan 1 ml
larutan FeCl3 ke dalam tabung
tersebut. Tambahkan ± 5 tetes larutan
NaOH ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi.
Percobaan 3, Siapkan 2 tabung
reaksi yang telah dibersihkan dan di
keringkan. Ambil 1 ml sampel air
danau dan masukkan ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan ± 5 tetes
larutan HCl ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi. Tambahkan ± 5 tetes larutan
NaOH ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi. Tambahkan ± 5 tetes larutan
KI ke dalam tabung reaksi tersebut
dan amati perubahan yang terjadi.
Pada tabung kedua, masukkan 1 ml
sampel air danau ke dalam tabung
tersebut. Tambahkan ± 5 tetes larutan
NaOH ke dalam tabung reaksi
tersebut dan amati perubahan yang
terjadi.
5 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
Percobaan 4, Ambil tanah
secukupnya lalu masukkan ke dalam
gelas plastik. Tambahkan air bersih
secukupnya kemudian aduk hingga
larut. Saring larutan tanah tersebut
menggunakan tisu. Ukur pH filtrat
larutan tanah dengan menggunakan
pH meter. Ukur konduktivitas tanah
dengan menggunakan
konduktivitimeter. Ambil sampel air
danau secukupnya kemudian
masukkan ke dalam gelas plastik.
Ukur pH air danau dengan
menggunakan pH meter. Ukur
konduktivitas air danau dengan
menggunakan konduktivitimeter
3. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Setiap spesies hewan
mempunyai batas-batas suhu agar
dapat hidup. Kadar garam juga akan
mempengaruhinya. Demikian pula
kadar Oksigen yang terlarut. Karena
itu banyak factor yang
mempengaruhi apa yang terkandung
dalam air (Sastrawijaya:2000, 83).
Potensi Hidrogen (pH) air dapat
mempengaruhi jenis dan susunan zat
dalam lingkungan perairan dan
mempengaruhi tersedianya hara-hara
serta toksitas dari unsure-unsur renik
(Saeni:1989, 17). Pada umumnya
jika pH air itu kurang dari 7 dan
lebih dari 8,5 kita harus hati-hati. Air
yang mempunyai pH antara 6,7
sampai 8,6 mendukung populasi ikan
dalam kolam (Sastrawijaya:2000,
89).
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, kita dapat
mengetahui pengaruh pencemaran
pada makhluk hidup. Percobaan
pertama yaitu mengamati perbedaan
tingkah laku ikan di dalam kondisi
air yang berbeda-beda. Ketika ikan
dimasukkan ke dalam air yang
mengandung detergent. Berdasarkan
hasil pengamatan, ikan mengalami
kejang-kejang dan kemudian mati.
Pergerakan mulut ikan ketika berada
di dalam air tersebut yaitu sebanyak
80 kali dan ketika ikan diangkat,
terdapat lender pada kulit ikan. Hal
ini dikarenakan air tersebut bersifat
basa yang berarti air tersebut
memiliki pH >7. Berdasarkan teori di
atas, air ini tidak mendukung ikan
untuk dapat hidup. Ikan mengalami
kejang-kejang serta terdapat lendir
pada tubuhnya, hal ini dapat
diperkirakan ikan ini mengalami
keracunan terhadap zat-zat kimia
yang terkandung di dalam detergent
hingga akhirnya mati. Hal ini dapat
membuktikan bahwa air yang
mengandung detergent ini
berpengaruh buruk bagi makhluk
hidup khususnya pada ikan.
Percobaan kedua yaitu menguji
kandungan logam yang terdapat
dalam air. Kandungan perak (Ag) di
dalam air dapat diuji dengan
menambahkan HCl, NaOH, dan KI.
Ketika ditambahkan HCl, AgNO3(aq)
akan mengalami perubahan warna
menjadi putih dan terdapat butiran-
butiran putih tak larut yang berasal
dari reaksi keduanya. Reaksi :
AgNO3(aq) + HCl(l) AgCl(s) +
HNO3(aq). Ketika ditambahkan
dengan NaOH, larutan mengalami
perubahan warna menjadi abu-abu
dan terbentuk endapan. Reaksi yang
mungkin terjadi: AgNO3(aq) + HCl(l) +
NaOH(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
+ H2O. Ketika ditambahkan dengan
KI, larutan ini mengalami perubahan
warna kembali menjadi hijau pucat.
6 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
Reaksi yang mungkin terjadi:
AgNO3(aq) + HCl(l) + NaOH(aq) +
KI(aq) AgCl(s) + NaI(aq) +
KNO3(aq) + H2O. Pemberian bahan-
bahan tersebut dapat digunakan
untuk menguji kandungan logam
perak (Ag) yang terkandung di dalam
air. Hal ini terbukti dari hasil reaksi
yang terjadi yaitu menghasilkan
endapan AgCl(s).
Kandungan besi (Fe) di dalam
air dapat diuji dengan menambahkan
NaOH. Ketika FeCl3(aq) ditambahkan
dengan NaOH, terjadi perubahan
warna menjadi coklat kemerahan dan
terbentuk endapan.
Reaksi : FeCl3(aq) + NaOH(aq)
Fe(OH)3(s) + NaCl(aq).
Endapan yang terbentuk adalah
Fe(OH)3(s).
Percobaan ketiga, menguji
kandungan logam-logam seperti Pb,
Ag, dan Fe di dalam air yang
terdapat di laboratorium fakultas.
Dengan mengacu kepada percobaan
kedua, kita dapat mengetahui apakah
logam-logam tersebut terdapat di
dalamnya atau tidak. Ketika
ditambahkan HCl, tidak terjadi
perubahan warna serta tidak terjadi
perubahan di dalam larutan ini. Lalu,
ketika ditambahkan dengan NaOH,
terjadi perubahan warna menjadi
keruh, namun tidak terjadi perubahan
pada larutan. Ketika ditambahkan KI
kembali, warna larutan berubah
menjadi tidak berwarna dan tidak
terjadi perubahan pada larutan.
Berdasarkan data tersebut dan data
dari hasil pengamatan percobaan
kedua, dapat dipastikan bahwa pada
air ini tidak mengandung logam
perak. Ketika ditambahkan dengan
NaOH kembali, tidak terdapat
perubahan warna dan tidak terjadi
perubahan pada larutan. Sehingga
dapat dipastikan bahwa air ini juga
tidak mengandung logam Fe.
Percobaan keempat,
menganalisis pencemaran pada
sampel tanah dan air selokan yang
terdapat di lingkungan. Berdasarkan
hasil pengamatan, sampel pada tanah
basah mempunyai pH 8,05 dan suhu
30,30C. Perbedaan nilai pH ini tidak
terlalu jauh dari ambang batas
normalnya yakni 7,00-8,50. Hal ini
berarti bahwa, tanah yang terdapat di
lingkungan tersebut belum tercemar
dengan logam-logam berat ataupun
yang lainnya.
Sampel air selokan di sekitar
sekolah dan di dekat kampus
memiliki nilai pH 7,67 & 7,88. Hal
ini berarti air tersebut masih dalam
kategori aman bagi makhluk hidup
karena masih dalam ambang batas
normalnya, dapat dipastikan juga
bahwa pencemaran yang terjadi pada
sampel air tersebuut tidak
mengandung bahan-bahan yang
berbahaya. Namun, air ini tidak
dapat dikonsumsi dikarenakan ada
kemungkinan banyak bakteri yang
berkembanng biak.
Daya Hantar Listrik (DHL)
menunjukkan kemampuan air untuk
menghantar listrik. Konduktivitas air
tergantung dari konsentrasi ion dan
suhu air. Oleh karena itu kenaikan
padatan terlarut akan mempengaruhi
tekanan DHL. Suatu perairan
permukaan alami mempunyai kisaran
DHL 50-1500µmho/cm. Berdasarkan
hasil pengamatan, daya hantar listrik
yang terdapat pada air mineral yaitu
186,4µs dengan nilai pH 7,80 dan
suhu 32,50C. Hal ini berarti
7 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
kemampuan air mineral dalam
menghantar listrik tidak terlalu besar.
Nilai pH air mineral menunjukkan
bahwa air mineral ini tidak tercemar
dari bahan-bahan berbahaya.
Biasanya air segar dari pegunungan
mempunyai pH yang lebih tinggi.
Sehingga dapat dikategorikan bahwa
air ini aman untuk makhluk hidup.
4. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pencemaran/polusi dapat
berpengaruh buruk bagi
makhluk hidup
2. Air ataupun tanah yang
mengandung logam-logam
berat seperti Pb, Ag, dan Fe
sangat berbahaya bagi
makhluk hidup
3. Kandungan logam berbahaya
dapat diuji dengan
mereaksikan air yang
mengandung logam tersebut
dengan bahan-bahan tertentu
4. Penggunaan bahan-bahan
yang dapat menghasilkan zat-
zat berbahaya harus dikurangi
agar tidak terjadi pencemaran
di lingkungan sekitar kita.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dekan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Kepala Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam dan Kepala Prodi
Pendidikan Kimia atas
kesempatan yang di berikan
kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Dr Rukaesih. Kimia
Lingkungan.Yogyakarta :
Andi Yogyakarta.
2004.
Saeni, MS. Kimia Lingkungan.
Bogor : IPB Press. 1989.
Sastrawijaya, A Tresna MSc.
Pencemaran Lingkungan.
Jakarta : PT. Rineka
Cipta. 2000.
Anne Ahira. Ciri – Ciri Tanah
yang Tercemar.
www.anneahira.com/
2012/tanah-
tercemar.htm. Diakses pada
tanggal 10-04-2014 pada
pukul 8.12 WIB
Anonim. Ciri – Ciri Air yang
Tercemar. http://Health-
detik.com/read/
2010/05/25/140049
/1363335/766/tanda-tanda-
air-tanah-yang-
tercemar. Diakses pada
tanggal 07-04-2014 pada
pukul 15.10 WIB
Anonim. Dampak Pencemaran
Air.
http://Nanosmartfilter.com/20
12/dampak-
pencemaran-air-terhadap-
lingkungan/. Diakses pada
tanggal 07-
04-2014 pada pukul 14.47
WIB
8 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
Anonim. Dampak Pencemaran
Tanah.
http://Idkf.bogor.net/2011/yue
sbi/e- du_ku
/edukasi.net/Peng_Pop/lingk.
Hidup/Pencemaran.Tanah/all
- htm.
Diakses pada tanggal 09 -04-
2014 pada pukul 22.18 WIB
Anonim. Pencemaran Air, Jenis
dan Pengaruhnya.
www.bimbie.com
/2012/09/26
/pencemaran-air.htm.
Diakses pada tanggal 09-04-
2014 pada pukul
23.01 WIB
9 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
TABEL
Percobaan 1 (dilakukan dalam waktu 3 menit)
Kondisi air Pergerakan mulut ikan Keterangan
Air bersih Pergerakan mulut normal Ikan bergerak aktif ,
lincah , insang ikan
bekerja dengan baik
Air detergen Pergerakan mulut cepat Ikan bergerak pasif,
keluar lendir dan darah
dari tubuh ikan, sisik ikan
mengelupas, insang ikan
terbuka lebar, ikan
melemas
Percobaan 2 (Menggunakan AgNo3 0,02 M 1mL sebagai sampel 1 dan
FeCl3 0,1 M 1 mL sebagai sampel 2)
Sampel Warna awal Penambahan larutan Perubahan warna Notes
I
Larutan AgNO3 Bening
+ 5 tetes larutan HCl
Putih susu lalu
menjadi putih
keunguan
Membentuk
endapan
putih
(berbentuk
butiran)
+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes larutan
NaOH
kelabu
Membentuk
endapan
+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes larutan
NaOH + 5 tetes
larutan KI
Kuning keruh
Membentuk
endapan
II
Larutan FeCl3 Orange
+ 5 tetes larutan
NaOH Cokelat kemerahan
Membentuk
endapan
10 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
Percobaan 3 (Menggunakan Air danau sebanyak 1 mL sebagai sampel 1
dan 2)
Percobaan 4
Sampel pH Konduktivitas Suhu
Tanah 8,35 392 µs 29,2ºC
Air danau 8,54 1073 µs -
Sampel Warna awal Penambahan
larutan
Perubahan
warna
Keterangan
I
Air danau
Bening
+ 5 tetes larutan
HCl Sangat keruh
Tidak
mengandung
logam
+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes
larutan NaOH
Agak Keruh
+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes
larutan NaOH + 5
tetes larutan KI
Agak Bening
II
Air danau Bening
+ 5 tetes larutan
NaOH
Sangat
Bening
11 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
FIGURE
Ikan dalam air detergen
i
Ikan dalam air bersih
Mengecek konduktivitas tanah
Uji Logam terhadap kandungan air
12 | J u r n a l P e n e l i t i a n - K i m i a L i n g k u n g a n
Menyaring air tanah
Mengecek suhu air tanah
Mengecek suhu air tanah
Mengecek pH tanah