jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 5 b

5
INVENTARISASI dan IDENTIFIKASI KELAS PHAEOPHYTA, Di TELUK LOMBOK, KABUPATEN KUTAI TIMUR, SANGATTA Ahmad Gunawan, Ayu Purnama Sari, Bina Christyanti Panggabean, Eka Rahmawati S, Junita Susilaning Putri Mahasiswa Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur 2013 Abstrak: Inventarisasi dan Identifikasi kelas Phaeophyta di Teluk Lombok, Sangatta dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Desember 2013 dan identifikasi dilakukan pada hari Senin dan Selasa, 30-31 Desember 2013 bertempat di Laboratorium Fisiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinmda. Inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data-data (hasil yang didapat) pada kegiatan tersebut. Phaeophyta adalah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Ganggang ini berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang dan daun. Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui persebaran ganggang coklat atau Phaeophyta dan melakukan inventarisasi ganggang tersebut di Teluk Lombok, Sangatta Kutai Timur. Metode yang digunakan yaitu Metode Transek dengan kombinasi plot berbentuk lingkaran yang terdiri dari 4 plot sampling, transek berada ± 20 M dari bibir pantai surut terendah ke arah laut dengan arah transek sejajar bibir pantai. Hasil iventaris di identifikasi dan diurai secara deskriptif. Hasil identifikasi adalah ganggang jenis Padina sp. sebanyak 1 buah pada plot III, jenis Stypopodium sp. sebanyak 1 buah pada plot III dan jenis Turbinaria sp. sebanyak 6 buah pada plot II serta 1 buah pada plot III. Kata kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Phaeophyta, Teluk Lombok PENDAHULUAN Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil a, karotin dan santofil, terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarnapirang (Tjitrosoepomo, 2005). Sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat makanan cadangan tidak pernah ditemukan zat tepung, tetapi sampai 50% dari berat keringnya terdiri atas laminarain, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa daripada dengan tepung. Selain laminarin juga ditemukan manit, minyak dan zat-zat lain. Dinding selnya yang sebelah dalam yang terdiri atas selulosa, suatu zat yang menyerupai glatin, yaitu garam Ca dari asam alginat yang pada laminaria berupa lampiran 20-60% dari berat keringnya. Sel-selnya hanya mempunyai satu inti (Tjitrosoepomo, 2005). Pada Phaeophyceae tingkat perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospore dan gamet, mempunyai dua buah bulu cambuk tang heterokon dan terdapat dibagian samping badannya yang berbentuk buah per atau sekoci. Pada waktu bergerak bulu cabuk yang panjang yang mempunyai rambut- rambut mengkilap menghadap ke muka dan yang pendek menghadap ke

Upload: mulawarman-university

Post on 06-Jul-2015

844 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Jurnal Algae Phaeophyta Program Studi Biologi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 B

INVENTARISASI dan IDENTIFIKASI KELAS PHAEOPHYTA, Di TELUK

LOMBOK, KABUPATEN KUTAI TIMUR, SANGATTA

Ahmad Gunawan, Ayu Purnama Sari, Bina Christyanti Panggabean, Eka Rahmawati S,

Junita Susilaning Putri

Mahasiswa Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda,

Kalimantan Timur

2013

Abstrak: Inventarisasi dan Identifikasi kelas Phaeophyta di Teluk Lombok, Sangatta

dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Desember 2013 dan identifikasi dilakukan pada hari

Senin dan Selasa, 30-31 Desember 2013 bertempat di Laboratorium Fisiologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinmda.

Inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data-data (hasil yang didapat) pada

kegiatan tersebut. Phaeophyta adalah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau

pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan

ganggang berwarna coklat. Ganggang ini berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada

yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang dan

daun. Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih

dari 30 meter dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai

pelampung. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui persebaran ganggang

coklat atau Phaeophyta dan melakukan inventarisasi ganggang tersebut di Teluk Lombok,

Sangatta Kutai Timur. Metode yang digunakan yaitu Metode Transek dengan kombinasi

plot berbentuk lingkaran yang terdiri dari 4 plot sampling, transek berada ± 20 M dari

bibir pantai surut terendah ke arah laut dengan arah transek sejajar bibir pantai. Hasil

iventaris di identifikasi dan diurai secara deskriptif. Hasil identifikasi adalah ganggang

jenis Padina sp. sebanyak 1 buah pada plot III, jenis Stypopodium sp. sebanyak 1 buah

pada plot III dan jenis Turbinaria sp. sebanyak 6 buah pada plot II serta 1 buah pada plot

III.

Kata kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Phaeophyta, Teluk Lombok

PENDAHULUAN

Phaeophyceae adalah ganggang

yang berwarna pirang. Dalam

kromatofornya terkandung klorofil a,

karotin dan santofil, terutama fikosantin

yang menutupi warna lainnya dan

menyebabkan ganggang itu kelihatan

berwarnapirang (Tjitrosoepomo, 2005).

Sebagai hasil asimilasi dan sebagai

zat makanan cadangan tidak pernah

ditemukan zat tepung, tetapi sampai

50% dari berat keringnya terdiri atas

laminarain, sejenis karbohidrat yang

menyerupai dekstrin dan lebih dekat

dengan selulosa daripada dengan

tepung. Selain laminarin juga ditemukan

manit, minyak dan zat-zat lain. Dinding

selnya yang sebelah dalam yang terdiri

atas selulosa, suatu zat yang menyerupai

glatin, yaitu garam Ca dari asam alginat

yang pada laminaria berupa lampiran

20-60% dari berat keringnya. Sel-selnya

hanya mempunyai satu inti

(Tjitrosoepomo, 2005).

Pada Phaeophyceae tingkat

perkembangan yang dapat bergerak

berupa zoospore dan gamet, mempunyai

dua buah bulu cambuk tang heterokon

dan terdapat dibagian samping badannya

yang berbentuk buah per atau sekoci.

Pada waktu bergerak bulu cabuk yang

panjang yang mempunyai rambut-

rambut mengkilap menghadap ke muka

dan yang pendek menghadap ke

Page 2: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 B

belakang. Dekat dengan keluarnya bulu

cambuk terdapat bintik mata berwarna

pirang kemerah-merahan dan dalam

bagian zoospora yang lebar itu terdapat

satu (jaringan sekali lebih) kromatofor

berwarna pirang (Tjitrosoepomo, 2005).

Kebanyakan Phaeophyceae hidup

dalam air laut, hanya beberapa jenis saja

yang hidup dalam air tawar. Di laut dan

samudra di daerah iklim sedang dan

dingin, talusnya dapat mencapai ukuran

yang sangat besar dan sangat berbeda-

beda bentuknya. Ganggang ini termasuk

bentos, melekat pada batu-batu, kayu,

sering juga sebagai efipit pada talus lain

ganggang, bahkan ada yang hidup

sebagai endofit (Tjitrosoepomo, 2005).

Phaeophyta terdiri atas Algae yang

bersel banyak dan berwarna pirang. Sel-

selnya berinti satu, mempunyai

kromatofor yang mengandung klorofil a,

karotin dan xantofil, tetapi warna-warna

tersebut tertutup oleh warna pirang,

yaitu fikosantin (Tjitrosoepomo,1994).

Pada phaeophyta telah nampak

adanya pergiliran keturunan. Pada

ganggang ini kita dapati isomorfi

(Dictyota) maupun heteromorfi

(Laminaria, Cutleria). Fase

perkembangannya yang dapat bergerak

bebas, yaitu gamet dan zoosporanya

mempunyai dua bulu cambuk yang

heterokont dan terdapat di samping pada

tubuhnya. Pada waktu bergerak bulu

cambuk panjang menghadap ke muka

yang pendek ke belakang. Dekat

keluarnya bulu-bulu cambuk terhadap

suatu bintik merah, sedang pada bagian

yang lebar terdapat suatu kromatofor

yang berwarna pirang

(Tjitrosoepomo,1994).

Anggota fillum Phaeophyta ini

(terdiri dari 1500 spesies) mengandung

fukosantin, yang melapisi warna hijau

klorofilnya (a dan c). Semua alga coklat

multiselular, bentuk-bentuk yang hampir

seperti tumbuhan semata-mata

ditemukan di air asin. Gulma batuan,

yang membentuk hamparan padat di

batuan yang terbuka terhadap pasang

yang berganti-ganti dan kelp merupakan

anggota fillum ini yang besar dan

tersebar luas lebih rumit. Kelp raksasa

sepanjang pantai pasifik tubuh panjang

30 meter. Walaupun ukurannya besar,

organisme bentuk-bentuk ini masih

sangat sederhana dibandingkan dengan

tumbuhan sejati (Kimball, 1983).

Alga coklat dipakai untuk makanan

dibeberapa daerah pantai di muka bumi,

di Amerika serikat, sebagai sumber

pupuk dan yodium (Kimball, 1983).

Tujuan dari praktikum ini adalah

untuk mengetahui persebaran ganggang

coklat atau Phaeophyta dan melakukan

inventarisasi ganggang tersebut di Teluk

Lombok, Sangatta, Kutai Timur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai

Teluk Lombok, Sangatta, Kutai Timur.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan

pada hari Minggu, 29 Desember 2013

dan dilakukan identifikasi pada hari

Senin dan Selasa, 30-31 Desember 2013

bertempat di Laboratorium Fisiologi

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas

Mulawarman, Samarinda. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode

transek lingkaran untuk mencari

beberapa spesies tanaman algae cokelat

yang terdapat di dalam Pantai Teluk

Lombok, Sangatta, Kutai Timur

Metode transek lingkaran yang

dilakukan, yaitu dengan menentukan

surut terendah dengan menarik tali

sepanjang 10 m dari bibir pantai,

kemudian dibuat garis transek sejajar

dengan bibir pantai, setelah itu dibuat

plot berbentuk lingkaran dengan jari-jari

10 m dengan jarak antara titik pusat plot

satu dengan plot yang lainnya 20 m.

Kemudian dilakukan pengamatan di

dalam plot tersebut, kemudian dicatat

beberapa spesies algae yang terdapat di

Page 3: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 B

dalam plot tersebut. Data beberapa

spesies tanaman algae yang diperoleh

tersebut, kemudian digunakan sebagai

acuan untuk melakukan identifikasi.

Kemudian dimasukkan ke dalam tally

sheet beberapa spesies tanaman algae

yang didapat tersebut. Kemudian

diidentifikasi dan hasil pengamatan di

deskripsikan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh tabel hasil

pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Divisi Phaeophyta yang terdapat didalam plot

No Nama Spesies Famili Plot

I II III IV

1. Padina sp. Dictyotaceae - - 1 -

2. Stypopodium sp. Dictyotaceae - - 1 -

3. Turbinaria sp. Sargassaceae - 5 1 -

Padina sp.

Gambar 1. Padina sp.

Terdapat bagian-bagian seperti thallus

yang telah termodifikasi seperti kipas,

rambut-rambut konsentris dan lembaran-

lembaran kipas. Mempunyai ciri khas

dengan bentuknya yang seperti kipas,

dalam bentuk cluster (kelompok), pada

thallus terdapat deretan rambut-rambut

yang konsentris dan umumnya dijumpai

pada batu karang.

Stypopodium sp.

Gambar 2. Stypopodium

Berwarna coklat kehitaman, berwarna

warni di dalam air, rizhoid berbentuk

kipas tipis, panjang lembarannya 1-5

cm, margin tidak teratur, luas 1-5 cm.

tallus pada interval tidak teratur panjang

sekitar 3-15 mm dan sporangia tidak

Padina sp.

Stypopodium sp.

Turbinaria sp.

Grafik 1. Persentasi Spesies yang Diperoleh di Teluk Lombok

75 %

12,5 %

12,5 %

Page 4: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 B

teraturn dan umumnya dijumpai pada

batu karang.

Turbinaria sp.

Gambar 3. Turbinaria sp.

Terdapat bagian-bagiannya seperti

gelembung udara, percabangan lateral

menyerupai daun, thallus, holdfast,

tonjolan thallus dan percabangan thallus.

Mempunyai ciri-ciri khas seperti tumbuh

tegak, berwarna coklat kekuningan,

terdapat thallus utama, mempunyai

percabangan lateral yang menyerupai

daun, mempunyai gelembung udara,

mempunyai reseptakel dan holdfast yang

bercabang dan bila dilihat dari atas filoid

tampak triangular atau membulat tidak

beraturan.

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan di

pantai Teluk Lombok, Sangatta, Kutai

Timur didapatkan hasil, yaitu ganggang

jenis Padina sp. sebanyak 1 buah pada

plot III, jenis Stypopodium sp. sebanyak

1 buah pada plot III dan jenis Turbinaria

sp. sebanyak 5 buah pada plot II serta 1

buah pada plot III.

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W.1983. Biologi Edisi

Kelima. Erlangga: Jakarta

Kuncoro, E. B. 2008. Aquascape Pesona

Taman Akuarium Air Tawar.

Yogyakarta: Kanisius.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989.

Taksonomi Tumbuhan. Gajah

Mada University:

Yogyakarta

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005.

Taksonomi Tumbuhan. Gajah

Mada University:

Yogyakarta

Page 5: Jurnal Praktikum Lapangan Cryptogamae Kelompok 5 B