jurnal psikiatri

2
Meskipun banyak data dari penilaian objektif di pandangan prilaku, sedikit yang diketahui dari keenggaan pada pasien SAD dan apapun itu berbeda dari populasi umum. Pada sampel bukan psikiatri, keengganan terjadi saat kesulitan dalam tugas kognitif yang terutama dilaporkan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif tentang pengolahan informasi lingkungan, sosial- emosional menyebabkan munculnya kepentingan sekunder. Pada seseorang dengan SAD, keengganan tampak terutama terkait dengan kecemasan sosial, namun hubungan ini belum berjalan secara sistematis. Selain itu, tidak dapat diketahui apakah kecemasan sosial adalah satu-satunya gejala sosial-emosional terkait dengan keengganan atau gejala lain, seperti depresi. Dalam memulai identifikasi korelasi klinik dari ketakutan dan penghindaran kontak mata, kami mengembangkan skala penilaian terhadap pandangan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggolongkan ketakutan diri sendiri dan pengindaran kontak mata pada orang yang tidak cemas dan pada pasien dengan GSAD, sebelum dan setelah pengobatan, dan untuk menilai sifat psikometrik melalui skala penilaian terhadap pandangan kecemasan (GARS). Kami berhipotesis bahwa pasien dengan GSAD, dibandingkan dengan pasien kontrol, akan dilaporkan mengalami ketakutan yang lebih dan penghindaran kontak mata dan akan menurun dengan pengobatan. Kami juga berhipotesis bahwa dengan GSAD dan pasien bukan sampel, skala penilaian terhadap pandangan kecemasan (GARS) akan menunjukkan hasil yang konsisten, validitas memusat dengan tindakan kecemasan sosial dan prilaku patuh, dan validitas berbeda dengan tindakan depresi. 1. Metode Penelitian 1.1 Peserta Peserta terdiri dari 3 sampel : pasien GSAD, dibandingkan dengan pasien sehat tanpa gangguan kejiwaan

Upload: abrar-jurisman

Post on 17-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

km

TRANSCRIPT

Meskipun banyak data dari penilaian objektif di pandangan prilaku, sedikit yang diketahui dari keenggaan pada pasien SAD dan apapun itu berbeda dari populasi umum. Pada sampel bukan psikiatri, keengganan terjadi saat kesulitan dalam tugas kognitif yang terutama dilaporkan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif tentang pengolahan informasi lingkungan, sosial- emosional menyebabkan munculnya kepentingan sekunder. Pada seseorang dengan SAD, keengganan tampak terutama terkait dengan kecemasan sosial, namun hubungan ini belum berjalan secara sistematis. Selain itu, tidak dapat diketahui apakah kecemasan sosial adalah satu-satunya gejala sosial-emosional terkait dengan keengganan atau gejala lain, seperti depresi. Dalam memulai identifikasi korelasi klinik dari ketakutan dan penghindaran kontak mata, kami mengembangkan skala penilaian terhadap pandangan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggolongkan ketakutan diri sendiri dan pengindaran kontak mata pada orang yang tidak cemas dan pada pasien dengan GSAD, sebelum dan setelah pengobatan, dan untuk menilai sifat psikometrik melalui skala penilaian terhadap pandangan kecemasan (GARS). Kami berhipotesis bahwa pasien dengan GSAD, dibandingkan dengan pasien kontrol, akan dilaporkan mengalami ketakutan yang lebih dan penghindaran kontak mata dan akan menurun dengan pengobatan. Kami juga berhipotesis bahwa dengan GSAD dan pasien bukan sampel, skala penilaian terhadap pandangan kecemasan (GARS) akan menunjukkan hasil yang konsisten, validitas memusat dengan tindakan kecemasan sosial dan prilaku patuh, dan validitas berbeda dengan tindakan depresi. 1. Metode Penelitian

1.1 Peserta

Peserta terdiri dari 3 sampel : pasien GSAD, dibandingkan dengan pasien sehat tanpa gangguan kejiwaan (supernormal), dan sampel siswa dari mahasiswa yang memberikan data pelengkap yang dapat mewakili dewasa muda di masyarakat. Sampel siswa terdiri dari 79 mahasiswa yang GARS komplit dan yang lain untuk kredit atau kredit tambahan di kelas psikologi. Sampel siswa ini telah dilaporkan sebelumnya (misalnya Rodebaugh dan Heimberg), tetapi tidak ada kaitannya dengan GARS. Semua peserta diberikan informed conscent dan protokol yang disetujui oleh Dewan Review Institusional Universitas Washington. Sampel siswa didomonasi wanita ( n=52,66%) dengan distribusi ras putih 54 orang (69%), 9 orang asia (12%), 5 orang kulit hitam (6%), 3 orang Hispanik (4%), dan 7 orang lainnya (9%), dengan rata-rata usia berkisar 19,3 tahun (1,1). Sampel GSAD terdiri dari 44 pasien dikumpulkan dari peserta yang masuk baik uji klinis (n=26) atau studi pencitraan resonansi magnetic fungsional (fMRI) (n=18) yang digunakan pada kriteria masuk.