jurnal reading
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
Oleh Dwi Rahmawati
NAMA PENULIS :
Dr. Elizabeth Joseph, MS, DO
JUDUL TULISAN :
Management of Congenital Cataract
JOURNAL ASAL : Kerala Journal of Ophthalmology Vol. XVIII, No. 3
2006 :224-230.
Katarak adalah perubahan lensa mata
yang tadinya jernih dan tembus cahaya
menjadi keruh dan tak tembus cahaya
sehingga cahaya sulit mencapai retina
dan akan menghasilkan bayangan yang
kabur pada retina sehingga penderita
tidak dapat melihat dengan jelas
Katarak kongenital adalah perubahan pada kebeningan struktur lensa mata yang muncul pada saat kelahiran bayi atau segera setelah bayi lahir.
Katarak jenis ini dapat terjadi di kedua mata bayi (bilateral) maupun sebelah mata bayi (unilateral).
Katarak pada anak masih menjadi masalah penting dan sulit untuk ditangani meskipun kemajuan dramatis sudah terjadi di lapangan beberapa tahun lalu.
Tujuan : untuk memperbaharui pemahaman pembaca pada kemajuan ilmu bedah untuk penyakit katarak pada anak serta menjelaskan konsep-konsep pada tiga permasalahan penting dalam penanganan penyakit katarak
diantaranya: (1). tehknik oprerasi bedah pada penyakit
katarak, (2). Mengubah refraksi (3). ketidak mampuan hasil fungsional.
Katarak kongenital bilateral merupakan salah satu penyebab terbanyak kebutaan pada anak-anak di seluruh belahan dunia. Di Negara- Negara berkembang, prevelansi kebutaan dari katarak lebih tinggi, sekitar 1-4 per 10.000 kelahiran.
Penyebab dari katarak kongenital bilateral
dalam kebanyakan kasus adalah idiopathic.
Gejala-gejala umum yang dimaksud yaitu
infeksi intrauterine seperti rubella,
toxoplasmosis, herpes simplex dan
varicella.
Sekitar sepertiga dari kasus katarak kongeital merupakan herediter, yang diwariskan secara autosomal dominan. Pewarisan autosamal resesif jarang terjadi.
Galaktosemia dan Hipokalsemia adalah metabolisme dari gangguan katarak kongenital
Penyakit herediter dengan kelainan kromosom yang menyebabkan katarak antara lain trisomy 21 (Down ,s syndrome), Turner's syndrome, dan trisomy 13 (Patau's syndrome). sindrom Lowes, Alports syndrome, sindrom Nance Horan, sindrom Martsolfs, Sindrom Sjogren Marinesco-, dll. Berdampak pada reterdasi mental pada umumnya.
Pemeriksaan pasca oprerasi secara extensive kemungkinan tidak perlukan untuk mengetahui penyebab katarak. Titer antibodi untuk rubella, toksoplasmosis, herpes simplex dan pemeriksaan urin untuk mengurangi zat-zat harus dilakukan dalam semua kasus. Penyelidikan lebih lanjut seperti plasma elektrolit, studi asam amino, enzim dan studi kromosom perlu dilakukan hanya dalam kasus yang tepat dan dengan bantuan dokter anak.
Pada katarak congenital kelainan utama terjadi di nucleus lensa biasanya muncul pada saat kelahiran namun belum progresif. Kekeruhan ini terletak dalam inti (nukleus) antara anterior dan posterior sutura Y serta biasanya sangat padat.
Katarak posterior pada bayi-bayi dan anak-anak umumnya dikenal dengan PFV (Persitent foetal vasculature), dan mata yang terinfeksi disebut microphthalmic. retroletalpembuluh darah mungkin berhubungan dengan kapsul lensa dan dapat berdarah selama operasi. Detasemen retina Traction dan glaukoma sekunder umumnya adalah komplikasi pasca operasi.
Katarak lamelar biasanya berkembang setelah fiksasi terbentuk, biasanya bersifat progresif dan melibatkan lamellae yang mengelilingi inti perifer sutura Y pada janin.
Operasi Bedah bisa ditunda dan akan dilakukan ketika mata terganggu.
Jenis gejala lain seperti katarak sutural, anterior polar katarak dll memiliki lebih sedikit pengaruh pada tujuan penelitian.
Katarak kongenital dengan korteks cair yang memungkinkan
inti untuk pindah ke posisi yang berbeda tergantung pada postur (a) Kanan jalan sampai (b) terbalik
(c) menyamping
katarak Bilateral pipih simetris pada
retroillumination. Ketajaman adalah 6/9 di kedua mata
katarak lamellar ketajaman adalah 6/24
Berbentuk baji katarak sebagai bagian dari katarak lamellar
Kehilangan penglihatan dan pengembangan amblyopia tergantung pada ukuran, lokasi, dan kepadatan opacity
Pengukuran diameter kornea, tekanan intraokular, refleks pupil, ultrasonografi dan oftalmoskopi harus dilakukan
Riwayat :
1. Durasi2. kongenital Katarak3. Status Visual : akrab dalamlingkungan yang tidak dikenalnya4. pola Perilaku dan Kinerja Sekolah
Riwayat kelahiran :
1. riwayat dan lingkungan sekitar2. infeksi maternal di Trimester 1 3. usia kehamilan & Berat Lahir 4. Trauma lahir 5. Terapi O2 tambahan pada periode perinatal 6. batas perkembangan/ pertumbuhan
Pemeriksaan pada mata
1. ketajaman penglihatan dan PolaFiksasi2. Refraksi3 meliputi -. Test posisi (Hirschberg )4. Catatan Nystagmus jika ada5. PEMERIKSAAN SLIT LAMP -terkait kelainan kongenital iris, lensa -Jenis Katarak - Iridodonesis / Phacodonesis6.tekanan aplanation jika mungkin7. Pemeriksaan fundus jika mungkin8. B.Scan USG jika tidak terlihat fundus.
waktu yang optimal untuk menghilangkan padat katarak kongenital pada bayi dan untuk memulai pengobatan adalah ketika anak berusia 4-8 minggu.
operasi katarak sebelum usia 4 minggu akan meningkatkan risiko glaukoma sekunder, sedangkan menunggu di luar usia 8 minggu membahayakan hasil visual.
Sistem visual yang belum dewasa pada saat lahir memiliki periode laten sekitar 6 minggu sebelum menjadi sensitif terhadap kekurangan visual, dan penglihatan binokular pertama muncul di sekitar usia 3 bulan.
Untuk mencegah amblyopia di salah satu mata pada anak dengan katarak pada kedua matanya, perlu dilakukan operasi secara bersamaan pada kedua mata tersebut. Jika operasi dilakukan secara bersamaan, sterilitas harus di jaga, alat-alat yang dipergunakan untuk operasi mata yang pertama harus diganti.
Lensa mata bisa dicapai melalui limbus meskipun penyayatan pada kornea bisa dilakukan pada orang dewasa, hal ini tidak bisa di lakukan pada anak, kebanyakan pasien anak-anak dengan astigmatisma dan penyayatan sementara akan memperparah astigmatis tersebut, oleh karena itu pembenahan/penyayatan pada limbus atau sclera lebih baik.
Implantasi IOLLensa kontakKacamata
Aphakia satu atau pada dua mata
Faktor-faktor institusi dan kerelaan orang tua.
Faktor biaya
Kekeruhan sekunder pada VAO umum diterapkan dengan laser atau intervensi pembedahan. Glukoma skunder lebih baik dicegah dari pada diobati. dalam beberapa kasus bisa dikontrol oleh medis local. Akan tetapi intervensi pembedahaan sering di butuhkan. Amblyopia dan strabismus, endophthalmitis, ablasio retina, cystoids macular oedema (CME) dll untuk dideteksi dan diterapkan ketika dibutuhkan.
katarakcongental dense membutuhkan pembedahan utama dan umur penyakitnya optimal 4-6 minggu.
Nystagmus dan strabismus adalah indikasi untuk penanganan yang lebih cepat.
Perawatanya terdiri dari pembedahan dalam 2 bulan diikuti dengan perbaikan optic secara langsung.
Implantasi IOL lebih aman dilakukan pada anak anak yang berumur lebih dari satu tahun.
Waktu yang optimal untuk menghilangkan katarak kongenital pada bayi dan untuk memulai pengobatan adalah ketika anak berusia 4-8 minggu.
operasi katarak sebelum usia 4 minggu akan meningkatkan risiko glaukoma sekunder, sedangkan menunggu di luar usia 8 minggu membahayakan hasil visual.
Katarak kongenital pada anak ditatalaksanai dengan operasi dan untuk memperbaiki aphakia ilakukan dengan Implantasi IOL, Lensa kontak dan Kacamata
Terapi ini dapat dijadikan alternatif pada
pasien dengan katarak kongenital dapat di
sembuhkan melalui operasi
Judul dan abstrak memberikan ringkasan yang
informatif dan seimbang atas apa yang
dilakukan pada penelitian.
Memperbaharui pemahaman pada kemajuan
ilmu bedah untuk penyakit katarak pada anak
Menjelaskan konsep-konsep pada tiga
permasalahan penting dalam penanganan
penyakit katarak
Latar belakang sudah kuat dan tertulis secara jelas
Desain penelitian tidak dijelaskan
Tempat penelitian tidak dijelaskan
Kriteria inklusi dan eksklusi tidak dijelaskan
Variabel penelitian tidak dijelaskan secara rinci
Populasi penelitian tidak tertulis secara jelas
Terima Kasih