jurnal reading

44
Assessment Nyeri Yudiyanta, Novita Khoirunnisa, Ratih Wahyu Novitasari Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Upload: iin-ardi-a

Post on 01-Feb-2016

92 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Assessment Nyeri

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Reading

Assessment NyeriYudiyanta, Novita Khoirunnisa, Ratih Wahyu Novitasari

Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Page 2: Jurnal Reading

Abstrak Kontrol nyeri tetap merupakan problem signifi kan pada pelayanan kesehatan

di seluruh dunia. Penanganan nyeri yang efektif tergantung pada pemeriksaan dan penilaian nyeri yang seksama berdasarkan informasi subjektif maupun objektif. Anamnesis pasien nyeri sebaiknya menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup untuk memperoleh informasi masalah pasien. Selain itu, perhatikan juga factor-faktor seperti tempat wawancara, sikap yang suportif dan tidak menghakimi, tanda-tanda verbal dan nonverbal, dan meluangkan waktu yang cukup. Penggunaan mnemonik PQRST (Provokatif Quality Region Severity Time) juga akan membantu mengumpulkan informasi vital yang berkaitan dengan proses nyeri pasien.(1)

Kata kunci: Assessment nyeri, kontrol nyeri

Page 3: Jurnal Reading

Pendahuluan

Nyeri adalah sensasi yang penting bagi tubuh

Provokasi saraf-saraf sensorik nyeri menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distress, atau penderitaan

Penanganan nyeri adalah upaya mengatasi nyeri yang dilakukan pada pasien bayi, anak, dewasa, dan pasien tersedasi dengan pemberian obat sesuai tingkat nyeri yang dirasakan pasien

Pendekatan untuk memperoleh riwayat detail dari seorang pasien sebaiknya menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengetahui masalah pasien

Penggunaan mnemonic PQRST juga akan membantu untuk mengumpulkan informasi vital yang berkaitan dengan proses nyeri pasien

Page 4: Jurnal Reading

Pendahuluan

Mnemonik PQRST untuk Evaluasi Nyeri

P Paliatif atau penyebab nyeri

Q Quality/kualitas nyeri

R Regio (daerah) lokasi atau penyebaran nyeri

S Subjektif deskripsi oleh pasien mengenai tingkat nyerinya

T Temporal atau periode/waktu yang berkaitan dengan nyeri

Page 5: Jurnal Reading

Pendahuluan Tujuan kebijakan penatalaksanaan nyeri di rumah sakit adalah:

a. Semua pasien yang mengalami nyeri mendapat pelayanan sesuai pedoman dan prosedur manajemen nyeri RSUP Dr Sardjito

b. Menghindari dampak/risiko nyeri terhadap proses penyembuhan

c. Memberikan kenyamanan pada pasien

Assessment nyeri awal pada pasien dengan nyeri bisa dibantu menggunakan penilaian nyeri awal

Bila pada pasien anak-anak, assessment awal menggunakan penilaian nyeri awal untuk anak-anak.

Untuk pasien nyeri kanker digunakan initial assessment management of Cancer Pain

Page 6: Jurnal Reading
Page 7: Jurnal Reading
Page 8: Jurnal Reading

Skala Assessment Nyeri

Uni-Dimensional

1. Hanya mengukur intensitas nyeri

2. Cocok (appropriate) untuk nyeri akut

3. Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome pemberian analgetik

4. Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi:

5. Visual Analog Scale (VAS)

6. Verbal Rating Scale (VRS)

7. Numeric Rating Sclae (NRS)

8. Wong Baker Pain Rating Scale

Page 9: Jurnal Reading

Visual Analog Scale

Page 10: Jurnal Reading

Verbal Rating Scale

Page 11: Jurnal Reading

Numeric Rating Scale

Page 12: Jurnal Reading

Wong-Baker Pain Rating Scale

Page 13: Jurnal Reading

Skala Assessment Nyeri

Multi-Dimensional

1. Mengukur intensitas dan afektif (unpleasantness) nyeri

2. Diaplikasikan untuk nyeri kronis

3. Dapat dipakai untuk outcome assessment klinis

4. Skala multi-dimensional ini meliputi4:

5. McGill Pain Questionnaire (MPQ)

6. The Brief Pain Inventory (BPI)

7. Memorial Pain Assessment Card

8. Catatan harian nyeri (Pain diary)

Page 14: Jurnal Reading

McGill Pain Questionnaire (MPQ)

Terdiri dari empat bagian:

(1) gambar nyeri

(2) indeks nyeri (PRI)

(3) pertanyaan-pertanyaan mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya

(4) indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini

Page 15: Jurnal Reading
Page 16: Jurnal Reading

The Brief Pain Inventory (BPI)

Adalah kuesioner medis yang digunakan untuk menilai nyeri

Awalnya digunakan untuk mengassess nyeri kanker, namun sudah divalidasi juga untuk assessment nyeri kronik.

Page 17: Jurnal Reading
Page 18: Jurnal Reading
Page 19: Jurnal Reading
Page 20: Jurnal Reading

Memorial Pain Assessment Card

Merupakan instrumen yang cukup valid untuk evaluasi efektivitas dan pengobatan nyeri kronis secara subjektif

Terdiri atas 4 komponen penilaian tentang nyeri meliputi intensitas nyeri, deskripsi nyeri, pengurangan nyeri dan mood.

Page 21: Jurnal Reading

Memorial Pain Assessment Card

Page 22: Jurnal Reading

Catatan harian nyeri (Pain diary)

Adalah catatan tertulis atau lisan mengenai pengalaman pasien dan perilakunya.

Jenis laporan ini sangat membantu untuk memantau variasi status penyakit sehari-hari dan respons pasien terhadap terapi. Pasien mencatat intensitas nyerinya dan kaitan dengan perilakunya, misalnya aktivitas harian, tidur, aktivitas seksual, kapan menggunakan obat, makan, merawat rumah dan aktivitas rekreasi lainnya.

Page 23: Jurnal Reading

Pengkajian Nyeri

Pengkajian awal nyeri pada geriatri dapat menggunakan instrumen Nonverbal Pain Indicators (CNPI)

Bila pada pasien tersebut terdapat demensia digunakan Pain Assessment in Advanced Dementia Scale (PAINAD)

Page 24: Jurnal Reading
Page 25: Jurnal Reading
Page 26: Jurnal Reading

Pengkajian Nyeri di RSUP dr.Sardjito Untuk pasien bayi 0-1 tahun, digunakan skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)

Untuk pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog Scale)

Pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, digunakan Wong Baker FACES Pain Scale

Pada anak usia <3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk pasien-pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain, digunakan FLACC Behavioral Tool. FLACC singkatan dari Face, Legs, Activity, Cry, and Consolability

Untuk pasien dengan perawatan intensif menggunakan Comfort Scale

Page 27: Jurnal Reading
Page 28: Jurnal Reading
Page 29: Jurnal Reading
Page 30: Jurnal Reading

Skrining Nyeri Secara umum, nyeri dibedakan antara nyeri nosiseptik dan nyeri neuropatik

Untuk membedakan antara nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik dapat digunakan Pain Quality Assessment Tools, yaitu:

ID pain

LANNS (The Leeds Assessment of Neuropathic Symptoms and Signs Pain Scale)

Page 31: Jurnal Reading

ID pain

Digunakan untuk membedakan antara nyeri neuropatik dan nosiseptik.

Terdiri atas 5 komponen nyeri neuropatik, yaitu rasa kesemutan, panas terbakar, kebas/baal, kesetrum, nyeri bertambah bila tersentuh, dan 1 komponen nyeri nosiseptik yaitu nyeri yang terbatas pada persendian/otot/ gigi/lainnya.

Bila skor >2 mungkin terdapat nyeri neuropatik.

Page 32: Jurnal Reading

LANNS (The Leeds Assessment of Neuropathic Symptoms and Signs Pain Scale)

Untuk membedakan nyeri neuropatik atau nosiseptik juga dapat digunakan instrume LANSS tersebut, yang tingkat sensitivitasnya 82-91 % dan spesifi sitas 80-94 %.

Terdiri atas kuesioner nyeri yang harus dijawab oleh pasien dan tes sensoris.

Bila skor ≥12 mungkin pasien menderita nyeri neuropatik.

Page 33: Jurnal Reading
Page 34: Jurnal Reading

Evaluasi Evaluasi pengobatan meliputi:

1. Dosis dan pola penggunaan

2. Efektifitas

3. Toleransi obat

Efek samping obat sebaiknya dicatat menggunakan List of Medicines for Pain and Side Eff ects

Untuk menilai keberhasilan pengobatan dapat juga menggunakan instrumen Pain and Pain Relief Record

Bila pasien mendapat terapi opioid, sebelumnya dinilai dahulu Opioid Risk Tool, setelah pasien menerima terapi opioid, dinilai pula Addiction Behaviors Checklist guna mengetahui apakah sudah terjadi ketergantungan terhadap opioid Skor ABC >3 mengindikasikan terjadinya ketergantungan opioid dan dibutuhkan untuk evaluasi terapi dan follow up ketat terhadap kemungkinan kerusakan organ tubuh

Page 35: Jurnal Reading
Page 36: Jurnal Reading
Page 37: Jurnal Reading
Page 38: Jurnal Reading
Page 39: Jurnal Reading

Evaluasi Di RS Dr Sardjito, assessment ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari

beberapa jam dan menunjukkan rasa nyeri, sebagai berikut:

• Lakukan assessment nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

• Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri, setiap 4 jam (pada pasien yang sadar/bangun) atau sesuai jenis dan onset masing-masing jenis obat, pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.

• Pada pasien nyeri kardiak (jantung), lakukan assessment ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obatan intravena.

• Pada nyeri akut/kronik, lakukan assessment ulang tiap 30 menit-1 jam setelah pemberian obat anti-nyeri.

Page 40: Jurnal Reading

Evaluasi

Evaluasi nyeri secara psikologik terutama pada nyeri kronis, meliputi:

1. Gangguan mood (pada 50% nyeri kronis)

2. Gejala somatis

3. Gangguan tidur dan nafsu makan

4. Libido

5. Ide bunuh diri

6. Pengaruh nyeri dalam kehidupan sehari-hari: aktifi tas sehari-hari, pekerjaan dan keuangan, hubungan personal, kebutuhan akan rekreasi.

Page 41: Jurnal Reading

Evaluasi

Evaluasi pasien nyeri secara keseluruhan dapat menggunakan instrumen Patient Comfort Assessment Guide yang terdiri atas 11 pertanyaan tentang status nyeri, pengurangan nyeri, gejala lain, dan efek samping sebagai tolok ukur status fungsional pasien.

Assessment ini membantu monitor dan dokumentasi status pasien dan respons pasien terhadap pengobatan.

Page 42: Jurnal Reading
Page 43: Jurnal Reading
Page 44: Jurnal Reading