jurnal sab
DESCRIPTION
jurnal SABTRANSCRIPT
-
154
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
PENELITIAN
Lama Analgesia Lidokain 2% 80 mg Dibandingkan Kombinasi Lidokain 2% dan
Epinefrin pada Blok Subarakhnoid
Rezka Dian Trisnanto*, Uripno Budiono*, Widya Istanto Nurcahyo*
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang
ABSTRACT
Background: Subarachnoid block using isobaric lidocaine, has been applied on many
variable clinic surgeries. In the country, lidocaine 2% 80 mg is preferable because of its cost
The disadvantage of using lidocaine 2% 80 cc is short duration, 45 - 60 minutes, despite
many surgeries take more than 1 hour, despite many surgeries take more than 1 hour.
Objective: to prove whether addition of epinephrine 0.02 mg on subarachnoiod block with
lidocaine 2% 80 cc able to make longer time of analgesia.
Methods: It is a experimental study with quota sampling design on the 52 patients, which are
undergoing surgery. In the room, blood pressure (BP), heart rate (HR), respiratory rate (RR)
were measured. All of the patients were fasting 6 hour and no premedications. In the Central
Operating Theatre / COT ("Instalasi Bedah Sentral / IBS") vein access 18 G was inserted and
colloid 7.5 cc/KgBW given as preload. The patients were divided randomly into 2 groups,
lidocaine group and lidocaine - epinephrine group. Motoric block evaluation was performed
on the same time with level of analgesia evaluation by using Bromage's criteria. Blood
pressure, MAP, heart rate, respiratory rate were measured before and after subarachnoid
block, in the first 10 minutes of surgery, measurement every minute, 20th
minute and every 10
minute, 20th
minute and then every 10 minute until there was no motoric block.
Uncooperative patient and who need additional analgesia during surgery, was excluded.
Using Mann - Whitney and p < 0.05. Data were gathered in tables.
Results: There was no difference for patients characteristics and surgery distribution among
2 groups. Regression time of 2 segments on the lidocaine -epinephrine group was longer
significantly than iidocaine group (p = 0.000). The onset of sensoric block on lidocaine was
shorter significantly than lidocaine -epinephrine group (p = 0.025). Duration of motoric
block on lidocaine -epinephrine group was longer significantly than lidocaine group (p =
0.000). There was no significant difference on maximal level in two groups. There was no
difference significantly on BP, MAP, HR after preload. There was difference significantly on
HR at 1st and 2
nd during subarachnoid block given between two group. Side effect
distribution had difference significantly.
Conclusion: Regression time of 2 segments on iidocaine - epinephrine group was longer
significantly than lidocaine group.
Keywords : subarachnoid block, lidocaine 2% 80 mg, epinephrine 0.02 mg
-
155
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
ABSTRAK
Latar belakang: Blok subarakhnoid menggunakan lidokain isobarik, banyak digunakan pada
operas! untuk pasien dengan berbagai kondisi klinik. Di daerah banyak digunakan lidokain
2% 80 mg dikarenakan harganya yang relatif murah. Kerugian dari penggunaan lidokain
2% 80 mg adalah durasi yang singkat, yaitu antara 45 - 60 menit, padahal banyak tindakan
pembedahan yang durasinya lebih dari 1 jam.
Tujuan: Membuktikan apakah penambahan epinefrin 0,02 mg pada blok subarakhnoid
dengan lidokain 2% 80 mg dapat memperpanjang lama analgesia.
Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan desain quota sampling pada 52 pasien
yang menjalani operasi di daerah region abdominal dengan blok subarakhnoid. Saat di
ruangan dilakukan pengukuran tekanan darah, laju jantung, dan laju nafas. Semua penderita
dipuasakan 6 jam dan tidak diberikan obat premedikasi. Penilaian blok motorik dilakukan
pada saat yang sama dengan penilaian level analgesi dengan menggunakan criteria dari
Bromage. Penilaian tekanan darah, TAR, laju jantung dan laju nafas dilakukan sebelum dan
sesudah blok subarakhnoid selama 10 menit pertama pembedahan dilakukan tiap menit,
menit ke 15,20 selanjutnya setiap 10 menit sampai hilangnya blok motorik. Pasien tidak
kooperatif dan membutuhkan analgetik tambahan selama pembedahan dikeluarkan dari
penelitian. Uji statistik menggunakan Mann - Whitney dan derajat kemaknaan p < 0,05.
Penyajian data dalam bentuk tabel.
Hasil: Karakteristik penderita dan distribusi operasi antara kedua kelompok tidak berbeda.
Waktu regresi dua segmen kelompok lidokain - epinefrin lebih lama dibandingkan kelompok
lidokain (p=0,000). Mula kerja blok sensorik kelompok lidokain lebih cepat dibandingkan
dengan kelompok lidokain - epinefrin (pK),002). Mula kerja blok motorik kelompok lidokain
lebih cepat dibandingkan dengan kelompok lidokain - epinefrin (/7=:0,025). Lama kerja blok
motorik kelompok lidokain - epinefrin lebih panjang dibandingkan dengan kelompok lidokain
(p=0,000). Level maksimal blok sensorik tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua
kelompok. TDS, TDD, TAR, laju nafas pada keadaan hemodinamik setelah preload tidak
terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Pada laju jantung terdapat perbedaan
bermakna antara kedua kelompok (p=0,013). TDS, TDD, TAR, laju nafas selama blok
subarakhnoid tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Laju jantung
terdapat perbedaan bermakna pada menit pertama dan menit kedua selama blok
subarakhnoid pada kedua kelompok. Distribusi efek samping terdapat perbedaan bermakna
antara
Kesimpulan: Waktu regresi 2 segmen kelompok lidokain - epinefrin lebih lama secara
bermakna dibandingkan kelompok lidokain.
Kata kunci: Blok subarakhnoid, lidokain 2% 80 mg, epinefrin 0,02 mg.
-
156
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
PENDAHULUAN
Blok subarakhnoid dengan obat anestesi
lokal digunakan untuk analgesia
pembedahan perut bagian bawah,
ekstremitas bagian bawah dan daerah
perineum.1
Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK)
Semarang sebagai salah satu rumah sakit
pusat rujukan yang melayani pasien
peserta Asuransi Kesehatan (Askes)
Umum maupun Askes Keluarga Miskin
(Askeskin) harus mengacu pada peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh PT. Askes.
Menurut Formularium Rumah Sakit
Program Askeskin Tahun 2007 yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Nomor :
417/MENKES/SK/IV/2007, lidokain 2% 2
ml merupakan satu-satunya obat anestesi
lokal yang digunakan untuk blok
subarakhnoid.2
Salah satu kekurangan dari lidokain adalah
lama analgesia (duration of action) yang
berkisar antara 60 - 75 menit, sehingga
hanya cocok untuk pembedahan yang
durasinya singkat, sehingga perlu
diupayakan usaha untuk memperpanjang
lama analgesia, antara lain dengan
memberikan penambahan epinefrin,
klonidin, opioid (morfin, petidin dan
fentanyl) pada obat tersebut. Dimana
epinefrin, klonidin, opioid yang terdapat
didalam Formularium Rumah Sakit
Program Askeskin Tahun 2007.2
Epinefrin sudah lama dikombinasi dengan
obat anestesi lokal untuk memperpanjang
lama analgesi.1,3,8
Preparat kombinasi
lidokain dan epinefrin yang selama ini
sudah tersedia adalah lidokain 2% 2 ml (40
mg)+epinefrin 1 : 80.000 (lidokain cum
epinefrin).
Penelitian-penelitian penggunaan lidokain
dan epinefrin telah banyak dilakukan
dengan hasil yang berbeda-beda,
diantaranya Chambers dengan Lidokain 75
mg+Epinefrin 0,1 mg hasilnya bermakna,9
Spivey Lidokain 62,5 mg + Epinefrin 1 :
160.000 hasilnya tidak bermakna.10
Penambahan epinefrin selama ini aman,
karena lidokain bersifat vasodilatasi
sementara epinefrin bersifat vasokonstriksi
(antagonis fisiologis). Sehingga tidak akan
terjadi gejala sisa berupa defisit neurologis
akibat iskemi pada medula spinalis.10
Untuk itu akan diteliti, apakah terdapat
perbedaan lama analgesi blok
subarakhnoid dengan menggunakan
lidokain 2% 80 mg dibandingkan dengan
lidokain 2% 80 mg cum epinefrin 1 :
160.000. Di RSDK penelitian lama
analgesi dengan menggunakan lidokain
dan epinefrin belum pernah dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
membuktikan bahwa lidokain 2% 80 mg
cum epinefrin 1 : 160.000 dapat
memperpanjang lama analgesia blok
subarakhnoid.
METODE
Jenis penelitian ini termasuk eksperimental
berupa uji klinik tahap 2 yang dilakukan
secara acak tersamar ganda dengan tujuan
untuk mengetahui efikasi penambahan
epinefrin 1 : 160.000 pada blok
subarakhnoid dengan lidokain 2 % x 80
mg terhadap lama analgesia.
-
157
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
Populasi penelitian adalah semua penderita
yang akan menjalani pembedahan elektif
yang memungkinkan digunakan teknik
anestesi blok subarakhnoid di RS. dr.
Kariadi Semarang.
Cara pemilihan sampel dilakukan dengan
cara Quota Sampling terhadap semua
penderita yang dipersiapkan untuk operasi
elektif, dimana semua penderita yang
memenuhi kriteria dimasukkan dalam
sampel sampai jumlah yang diperlukan
terpenuhi dan bersedia menjadi
sukarelawan.
Kriteria inklusi penelitian adalah
pembedahan elektif regio abdomen dengan
blok subarachnoid, usia 20-65 tahun,
ASA I-II, berat badan 50-60 kg, tinggi
badan 150-170 cm, bersedia sebagai
sukarelawan, lama operasi diperkirakan
sekitar 1 jam. Sedangkan kriteria eksklusi
yaitu pasien tidak kooperatif, pasien
membutuhkan analgetik tambahan selama
pembedahan,terdapat kontra indikasi untuk
dilakukan blok subarakhnoid, posisi pasien
tidak dengan posisi kepala lebih rendah
(head down/trendelenburg position)
selama / pada saat pembedahan.
HASIL
Telah dilakukan penelitian terhadap 52
orang penderita yang dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok A (kontrol) 26
orang penderita yang mendapat blok
subarakhnoid dengan lidokain 2% 80 mg
dan kelompok B (perlakuan) yang
mendapat blok subarakhnoid dengan
lidokain 2% 80 mg ditambahepinefrin 1 :
160.000.
Uji statistik disini untuk membandingkan 2
kelompok. Untuk data nominal yang
meliputi variabel tingkat pendidikan, status
ASA, jenis operasi, jenis kelamin dan efek
samping menggunakan uji t. Untuk data
numerik yang meliputi variabel umur,
tinggi badan, berat badan, tekanan darah
sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan
arteri rata-rata, laju jantung, laju nafas,
blok sensorik, blok motorik, dan lama
analgesi menggunakan uji Mann-Whitney.
Untuk karakteristik penderita dan
distribusi operasi antara kedua kelompok
tidak berbeda. Waktu regresi dua segmen
pada kelompok lidokain-epinefrin lebih
lama secara bermakna dibandingkan
kelompok lidokain (p=0,000). Mula kerja
blok sensorik pada kelompok lidokain
lebih cepat secara bermakna dibandingkan
dengan kelompok lidokain-epinefrin
(p=0,002). Mula kerja blok motorik pada
kelompok lidokain lebih cepat secara
bermakna dibandingkan dengan kelompok
lidokain - epinefrin (p=0,025). Lama kerja
blok motorik pada kelompok lidokain -
epinefrin lebih cepat secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok lidokain
(p=0,000). Level maksimal blok sensorik
tidak terdapat perbedaan bermakna pada
kedua kelompok. IDS, TDD, TAR, laju
nafas pada keadaan hemodinamik setelah
preload tidak terdapat perbedaan
bermakna pada kedua kelompok. Pada laju
jantung terdapat perbedaan bermakna
antara kedua kelompok (p=0,013). IDS,
TDD, TAR, laju nafas selama blok
subarakhnoid tidak terdapat perbedaan
bermakna pada kedua kelompok. Laju
jantung terdapat perbedaan bermakna pada
menit pertama dan menit kedua selama
blok subarakhnoid pada kedua kelompok
-
158
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
penelitian. Distribusi efek samping
terdapat perbedaan bermakna antara kedua
kelompok (p=0,025).
PEMBAHASAN
Analgesi yang timbul pada pemberian obat
anestesi lokal pada blok oid melalui
mekanisme masuknya ion natrium dari
ekstrasel ke intrasel spesific sodium
channel (SSC) sehingga tidak terjadi
potensial aksi. epinefrin dipakai sebagai
penambah anestesi lokal pada blok
subarakhnoid untuk memperpanjang lama
analgesia. Efek epinefrin pada medula
spinalis karena epinefrin menstimulasi
adrenoceptor alpha di cornu dorsalis
medula spinalis sehingga menimbulkan
efek antinosiseptif, yang terjadi melalui
descending inhibitory pathway dimana ini
berperan dalam modulasi proses sensorik.
Penambahan epinefrin pada lidokain akan
memperpanjang durasi sampai dengan
50%. Tetapi, epinefrin tidak mempunyai
efek signifikan bila ditambahkan pada
bupivakain, dikarenakan ikatan protein
bupivakain lebih lemah dibandingkan
ikatan protein lidokain. Jadi efek yang
didapat bervariasi dan pergantung pada
macam obat anestetik lokal yang dipakai.
Pada penelitian ini tidak terdapat
perbedaan bermakna tentang karakteristik
penderita dan distribusi operasi antara
kelompok lidokain dengan kelompok
lidokain-epinefrin. Terdapat perbedaan
bermakna antara mula kerja blok sensorik
kelompok lidokain (3,2500,6677 menit)
dibandingkan dengan kelompok lidokai-
epinefrin (3,82310,6617 menit). Juga
didapatkan perbedaan bermakna antara
mula kerja blok motorik kelompok
lidokain (3,6250,3952/ menit)
dibandingkan dengan kelompok lidokain -
epinefrin (3,961 0,6232 menit). Pada
lama kerja blok motorik didapatkan
perbedaan bermakna antara kelompok
lidokain (59,585,707 menit)
dibandingkan dengan kelompok lidokain-
epinefrin (74,92+7,397 menit).
Waktu regresi 2 segmen pada kelompok
lidokain-epinefrin (77,089,740 menit)
lebih lama secara bermakna dibandingkan
dengan kelompok lidokain (61,38+5,315
menit). Pada level maksimal blok sensorik
tidak didapatkan perbedaan bermakna
antara kelompok lidokain (6,8110,849)
dengan kelompok lidokain-epinefrin
(7,120,952). Hasil penelitian ini
menunjukkan TDS, TDD, TAR, laju nafas
pada keadaan hemodinamik setelah
preload tidak terdapat perbedaan
bermakna pada kedua kelompok. Pada laju
jantung terdapat perbedaan bermakna
antara kedua kelompok, dimana kelompok
lidokain (81,853,414) dan kelompok
lidokain-epinefrin (83,964,162).
Penelitian ini menunjukkan TDS, TDD,
TAR, laju nafas selama blok subarakhnoid
tidak terdapat perbedaan bermakna pada
kedua kelompok. Laju jantung terdapat
perbedaan bermakna pada menit pertama
dan menit kedua selama blok subarakhnoid
pada kedua kelompok penelitiaan.
Oleh karena adanya efek vasokonstriktor
dari epinefrin, maka terjadi penurunan
absorpsi dan akan meningkatkan neuronal
uptake, dimana meningkatkan pula
kualitas analgesia, memperpanjang durasi
dan mengurangi efek samping lidokain
-
159
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume II, Nomor 3, Tahun 2010
yang bersifat blok simpatis seperti
bradikardi dan hipotensi. Gejala awal dari
kejadian hipotensi salah satunya adalah
mual sampai dengan muntah. Oleh karena
itu pada penambahan epinefrin akan
mengurangi efek samping berupa fluktuasi
hemodinamik selama terjadinya blok
subarakhnoid.
SIMPULAN
Penambahan epinefrin 1 : 160.000 pada
blok subarakhnoid dengan lidokain 2% 80
mg memperpanjang lama analgesia
(74,927,397 menit), penambahan
epinefrin 1 : 160.000 pada blok
subarakhnoid dengan lidokain 2% 80 mg
dapat mengurangi kejadian bradikardi,
hipotensi yang merupakan salah satu efek
samping dari blok subarakhnoid.
Penambahan epinefrin 1 : 160.000 pada
blok subarakhnoid dengan lidokain 2% 80
mg merupakan salah satu alternatif untuk
memperpanjang lama analgesia. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
jumlah sampel yang lebih banyak dan
dengan dosis yang berbeda - beda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkinson Rs, Rushman GB, Lee JA. Spinal analgesia : intradural ; Extradural
in : Atkinson Rs, Rushman GB, Lee JA>
ed. Synopsis of Anaesthesia. 10th ed.
Singapore : PG Publishing, 1988 : 662-3.
2. Departemen Kesehatan RI. Formularium rumah sakit program askeskin. Pedoman
buku pedoman pelaksanaan jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat
miskin (Askeskin). Depkes RI, 2007 :2 -
13.
3. Veering B. Local Anesthetics. In : Brown DL, ed. Regional anesthesia and analgesia.
Philadelphia: WB Saunders Company,
1996 : 188 - 97.
4. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Local anesthetics. In : Morgan GE,
Mikhail MS, Murray MJ, eds. Clinical
anesthesiology, 3rd
ed. New York :
McGraw-Hill; 2002; 233-41.
5. Stocking RK, Hillier SC. Local anesthetics. In : Stoelting RK, Hillier SC,
eds. Pharmacology & physiology in
anesthetic practice, 4th ed. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 ;
179-207.
6. Me Donald JS, Mandalfino DA. Subarachnoid blok. In : Bonica JJ,
McDonald Jsl Principles and Practice
Analgesia and Anesthesia. 2nd. Balltimore
: Williams & Wilkins, 1995 : 471. Morgan
GE, Mikhail MS, Murray MJ, eds.
Clinical anesthesiology, 3rd
ed. New York
: McGraw-Hill ; 2002; 253-82.
7. Brown DL. Spinal, epidural and caudal anesthesia. In : Miller RD, ed. Miller's
anesthesia. 6th
. Pennsylvania : Elsevier -
Curchill Livingstone, 2005 :1661-2.
8. Stevens RA. Neuraxial blocks. In : Brown DL, ed. Regional anesthesia and analgesia.
Philadelphia : WB Saunders Company,
1996 .319 -56.
9. Chambers WA, Littlewood DG, Logan MR and Scott DB.Effect of added
epinefrin on spinal anesthesia, with
lidocaine, Anesth. Analg. 1981 : 60 :417-
20.
10. Spivey DL. Epinefrine does not prolong lidocaine spinal anesthesia in term
parturients Anesthi. Analgesia 1985.