jurnal sids

12
Pentingnya Pemeriksaan Forensik Sindrom Kematian Bayi Mendadak: Rekomendasi Untuk Negara Berkembang, Penghasilan Rendah dan Menengah Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant deaths syndrome/SIDS), kematian bayi normal dan sehat secara tiba-tiba dan tidak terduga, telah menjadi misteri di dunia medis dan forensik. Semua percobaan untuk memastikan penyebab dan cara kematian tidak berhasil meskipun telah dilakukan bertahun-tahun penelitian. Informasi yang dikumpulkan selama rangkaian investigasi komprehensif oleh berbagai agensi investigasi dan analisis data tidaklah sia-sia. Data epidemiologi, demografi, dan patologi telah mengidentifikasi karakteristik yang jelas dan faktor risiko yang berhubungan dengan kematian bayi akibat SIDS. Data epidemiologi menunjukkan karakteristik yang unik yang membedakan bayi yang meninggal karena SIDS dengan bayi non-SIDS. Analisis informasi dari pemeriksaan TKP menemukan faktor risiko kunci yang berhubungan dengan SIDS, yaitu posisi tidur telungkup. Pemeriksaan patologi dari organ dalam, khususnya otak, menunjukkan beberapa perbedaan antara bayi SIDS dan non-SIDS. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari data SIDS, seluruh negara di dunia harus menyediakan informasi, bahkan informasi dasar, untuk memahami sindrom ini. Negara berkembang harus memahami peran dan pentingnya membuat perencanaan untuk investigasi, mengumpulkan dan

Upload: resya-iyasha-noer

Post on 30-Dec-2015

198 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sids

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal SIDS

Pentingnya Pemeriksaan Forensik Sindrom Kematian Bayi

Mendadak: Rekomendasi Untuk Negara Berkembang,

Penghasilan Rendah dan Menengah

Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant deaths syndrome/SIDS), kematian bayi

normal dan sehat secara tiba-tiba dan tidak terduga, telah menjadi misteri di dunia medis dan

forensik. Semua percobaan untuk memastikan penyebab dan cara kematian tidak berhasil

meskipun telah dilakukan bertahun-tahun penelitian. Informasi yang dikumpulkan selama

rangkaian investigasi komprehensif oleh berbagai agensi investigasi dan analisis data tidaklah

sia-sia. Data epidemiologi, demografi, dan patologi telah mengidentifikasi karakteristik yang

jelas dan faktor risiko yang berhubungan dengan kematian bayi akibat SIDS. Data

epidemiologi menunjukkan karakteristik yang unik yang membedakan bayi yang meninggal

karena SIDS dengan bayi non-SIDS. Analisis informasi dari pemeriksaan TKP menemukan

faktor risiko kunci yang berhubungan dengan SIDS, yaitu posisi tidur telungkup.

Pemeriksaan patologi dari organ dalam, khususnya otak, menunjukkan beberapa perbedaan

antara bayi SIDS dan non-SIDS. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari data SIDS,

seluruh negara di dunia harus menyediakan informasi, bahkan informasi dasar, untuk

memahami sindrom ini. Negara berkembang harus memahami peran dan pentingnya

membuat perencanaan untuk investigasi, mengumpulkan dan mendistribusikan data ke

seluruh dunia. Tulisan ini menyediakan pedoman umum untuk investigasi SIDS di Negara-

negara berkembang.

Kata kunci : sindrom kematian bayi mendadak, SIDS, investigasi kematian, forensik, negara

berkembang.

Pendahuluan

Salah satu tipe investigasi kematian yang paling sulit dilakukan oleh Staf Medical

Examiners/Coroners (ME/C) dan penegak hukum berkaitan dengan kematian mendadak dan

tidak terduga dari bayi yang sebelumnya normal dan sehat. Kematian tersebut secara umum

diklasifikasikan sebagai sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Umumnya, bayi yang

sebelumnya sehat ditemukan meninggal oleh orang tua pada pagi hari. Kasus ini sulit, bukan

Page 2: Jurnal SIDS

hanya karena keadaan yang emosional bagi keluarga namun juga seringnya investigasi yang

diperlukan oleh forensik dan penegak hukum. Bagian yang paling sulit dari investigasi adalah

hasil akhirnya, karena gagal menunjukkan penyebab dan cara kematian yang pasti.

Keseluruhan investigasi dan keakuratan informasi yang didapatkan sangatlah penting, bukan

hanya bagi pihak berwenang, tapi juga bagi komunitas medis, forensik, hukum dan kesehatan

masyarakat. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai fase investigasi termasuk data

anatomi, riwayat medis terdahulu dari bayi dan ibu, dan keadaan di sekitar TKP, yang harus

dikumpulkan , analisis dan disebar. Data ini harus tersedia bagi komunitas forensik, medis

dan kesehatan masyarakat, juga populasi umum. Informasi sangatlah penting untuk

memperdalam pemahaman tentang SIDS dan penjelasan atas kematian tersebut. Pemahaman

kami mengenai fenomena SIDS berkaitan langsung dengan data yang dikumpulkan selama

investigasi kematian yang dilakukan oleh staf ME/C dan dilengkapi oleh laporan dari tim

medis, rekam medik rumah sakit dan polisi. SIDS terjadi di seluruh Negara di dunia. Negara

seperti Amerika Serikat memiliki protokol investigasi kematian yang terbaru, formulir

pengumpulan data yang terstandardisasi dan epidemiologis forensik terlatih yang

mengumpulkan, menganalisis, menyimpulkan dan menyebarkan informasi SIDS. Di negara

berkembang, seperti Bosnia Herzegovina, isu yang berkaitan dengan ekonomi, konflik

internal, tenaga kerja dan ketersediaan peralatan dan orang terlatih dapat berdampak besar

pada investigasi dan tipe informasi yang berhubungan dengan kematian SIDS. Sebuah

pemeriksaan data internasional atas SIDS menunjukkan bahwa Bosnia Herzegovina tidak

menyediakan data dasar mengenai SIDS. Di Bosnia Herzegovina diperkirakan angka

kematian bayi 21.05 kematian/1000 kelahiran hidup dan berdasarkan laporan United Nations

World Population Prospects 2005-2010 dan buku CIA World Fact angka ini sama dengan

angka kematian bayi di Libya (21.05/1000).

Negara berkembang harus mencoba untuk meyediakan minimal, informasi

epidemiologis dasar seperti jumlah total kematian SIDS dan pengkategorian berdasarkan

umur, jenis kelamin dan ras. Perkiraan populasi Bosnia Herzegovina yang berjumlah 3.8 juta

terbilang unik mengingat populasi ini hampir seluruhnya kulit putih. Hal ini penting sebab hal

ini mengeliminasi salah satu faktor risiko SIDS yang terkenal yaitu kulit hitam.

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menegaskan pentingnya masing-masing aspek

investigasi kematian bayi karena SIDS dan menyedikan pedoman umum untuk negara-negara

berkembang. Tulisan ini juga menyediakan pedoman mengenai informasi dasar yang harus

dikumpulkan selama investigasi TKP, ketentuan dan kepentingan pemeriksaan post-mortem

Page 3: Jurnal SIDS

lengkap, bagaimana epidemiologis forensik menggunakan data yang terkumpul untuk

mengidentifikasi faktor risiko SIDS dan beberapa kemungkinan penyebab SIDS.

Definisi

Istilah SIDS pertama kali digunakan pada tahun 1969. Pada tahun 1989, National

Institute of Child Health and Human Development mendefinisikan SIDS sebagai: (1)

kematian mendadak dan tidak terduga dari seorang bayi di bawah umur satu tahun yang

relatif sehat sebelum kematian; (2) kematiannya tidak dapat dijelaskan bahkan setelah

dilakukan pemeriksaan post-mortem lengkap, termasuk pemeriksaan toksikologi dan genetik;

(3) setelah investigasi TKP menyeluruh; (4) peninjauan rekam medik bayi dan ibu.

Diagnosis SIDS sebagai penyebab kematian segera pada surat kematian hanya dapat

digunakan apabila ditemukan semua kondisi di atas. Diagnosis SIDS merupakan sebuah

pengecualian; oleh karena itu, staf ME/C meyatakan penyebab kematian sebagai SIDS hanya

setelah semua kemungkinan penyebab diperiksa dan dieliminasi. Terdapat beberapa

kesangsian mengenai kelayakan penggunaan SIDS sebagai penyebab kematian. Sebagian

besar kematian SIDS diklasifikasikan dengan sebab mati “SIDS” dan cara mati yang “wajar”.

Pihak lain menyetujui untuk mengklasifikasikan sebab mati “tidak dapat ditentukan” dan cara

mati “tidak dapat ditentukan”. Negara-negara berkembang harus membuat protokol nasional

yang menjelaskan bagaimana seharusnya para patologis forensik mengisi surat kematian bayi

yang meninggal karena SIDS. Hal ini akan menyediakan metode yang jelas untuk

memastikan profil akurat angka kematian SIDS. Dalam literatur lama, kematian SIDS

dikatakan sebagai “Crib Deaths” atau “Cot Death” karena kematian yang umumnya terjadi di

tempat tidur bayi.

Responden Pertama

Mayoritas bayi SIDS ditemukan tak berespon ataupun meninggal di rumah, yang

berlanjut pada permintaan bantuan medis. Individu non-keluarga pertama yang berinteraksi

dengan bayi disebut responden pertama. Responden pertama terdiri dari Emergency Medical

Technicians (EMT), paramedis, pemadam kebakaran atau polisi tergantung lokasi. Informasi

yang mereka kumpulkan penting untuk investigasi berikutnya.

Page 4: Jurnal SIDS

Informasi yang diberikan oleh orang tua atau orang yang merawat bayi (baby-sitter)

kepada responden utama, khususnya deskripsi mendetail mengenai bagaimana posisi tidur

bayi, posisi dan keadaan ketika ditemukan dan lingkungan, adalah penting untuk investigasi.

Pernyataan yang diberikan kepada responden utama biasanya lebih akurat dari pada informasi

yang diberikan di kantor polisi dan investigator dari petugas ME/C. Contohnya, seorang ibu

yang mungkin meletakkan bayinya dalam posisi tidur telungkup namun mengetahui bahwa

lebih aman untuk meletakkan bayi dalam posis telentang. Oleh karena itu, ketika orang tua

diperiksa oleh petugas ME/C, mereka bisa saja mengeluarkan pernyataan yang tidak akurat.

Responden utama juga harus mencatat keadaan rumah, dengan penekanan pada lokasi bayi

ditemukan dan posisinya ketika ditemukan. Seringkali TKP telah diubah ketika investigator

datang ke rumah, dimana investigator bisa saja datang dalam waktu beberapa jam atau

bahkan hari setelah kematian.

“Apa yang harus dilakukan EMT dan paramedis ketika menemukan bayi meninggal

di sebuah rumah?” Meskipun masing-masing responden pertama memiliki protokol sendiri,

semua perlakuan haruslah dibuat untuk meletakkan kembali bayi pada posisi semula ketika

ditemukan dan mencegah orang tua mengubah TKP. Responden pertama harus dengan segera

menelfon petugas ME/C dan polisi. Ketika polisi datang, pengamanan TKP dialihkan dari

responden utama kepada polisi sampai investiagator ME/C datang.

Negara berkembang harus membuat pedoman umum ketika responden pertama

menemukan bayi yang sudah meninggal. Mereka harus diinstruksikan untuk mengamankan

TKP dan menginformasikan orang tua tentang peran dan aktivitas yang akan dilakukan oleh

petugas ME/C dan polisi. Formulir pelaporan yang terstandardisasi juga harus dikembangkan

untuk memastikan semua informasi relevan dikumpulkan dalam bentuk yang seragam untuk

memudahkan analisi. Laporan harus memuat informasi berikut: waktu pemanggilan bantuan

medis darurat, waktu kedatangan di TKP, penilaian bayi, apa yang dilakukan oleh responden

medis dan pernyataan yang mengakibatkan dilakukannya panggilan emergensi.

Investigasi tempat kejadian

Ketika bayi dinyatakan meninggal oleh tenaga medis, investigasi kematian bayi

dimulai. Dua investigasi dilakukan secara berurutan yaitu investigasi oleh polisi dan

investigasi oleh tenaga medis. Di Amerika Serikat, kantor ME/C mempunyai juridiksi atas

tempat kejadian, bagaimanapun otoritas di setiap negara bervariasi. Rantai komando atas

Page 5: Jurnal SIDS

investigasi ini harus terancang antara penegak hukum dan kantor ME/C sedini mungkin. Pada

saat investigasi, dua tim investigasi (penegak hukum dan tenaga medis) berusaha untuk

memastikan keadaan sebelum jenazah bayi ditemukan.

Investigasi Polisi

Penyelidikan oleh polisi melibatkan interogasi oang-orang yang berinteraksi dengan

bayi sebelum kejadian, mengumpulkan informasi mengenai peran dan tindakan pada masing-

masing individu dan mendapatkan penjelasan yang rinci mengenai keadaan di sekeliling

lokasi penemuan bayi. Keterlibatan polisi, khususnya pada awal investigasi, dapat

menggelisahkan orang tua yang baru saja kehilangan. Polisi harus menjelaskan kepada

orangtua bhawa mereka harus melakukan ivestigasi karena kematian bayi ini bersifat

mendadak dan tidak diharapkan dan itu merupakan tugas mereka. Ketika kematian bayi

dianggap mencurigakan, maka polisi harus memberi pita polisi dan memborgol tangan dari

orang tua bayi. Lokasi kematian bayi, yang merupakan kamar bayi dan lokasi dimana bayi

ditemukan meninggal harus dikunci sampai pihak forensic yang akan melakukan investigasi

sampai di tempat kejadian dan mengumpulkan barang bukti. Polisi harus mementikan the

golden hour, yaitu jam-jam pertama dimana bukti penting harus dikumpulkan sebelum bukti

tersebut hilang. Selama tahap ini, orang tua harus dibawa ke ruangan lain di rumah mereka

dan diinterogasi oleh polisi.

Barang bukti seperti tempat tidur, kasur atau sprei harus diisolasikan. Orang tua harus

diberitahu bahwa barang tersebut akan dikembalikan setelah investigasi selesai. itu polisi juga

akan menginterogasi tetangga dan keluarga mengenai perilaku dan aktivitas dari orang tua

bayi.

Kematian yang melibatkan bayi, polisi mungkin ragu untuk memulai menginterogasi orang

tua. Detektif sulit menerima kenyataan bahwa orang tua dapat menyakiti atau membunuh

anaknya sendiri. Lagipula, mereka tidak ingin memulai penyelidikan secara agresif jika orang

tua membunuh anaknya sendiri tanpa barang bukti forensic atau trauma yang nyata pada bayi.

Penegak hukum yang memulai penyelidikan harus sadar bahwa ibu daoat mebunh anaknya

menyakiti anaknya sendiri karena kondisi yang dikenal dengan Munchausen’s by Proxy. Dan

kematian bayi seperti ini seringkali saLah diklasifikasikan sebagai SIDS.

Investigasi forensik

Page 6: Jurnal SIDS

Investigasi forensik dan medikolegal dimuali oleh tenaga medis dan melibatkan tiga

komponen yaitu investigasi lokasi kematian, autopsy dan toksikologi dan riwayat kesehatan

dari bayi dan ibu. Investigasi di lokasi kejadian dengan mendokumentasikan lokasi dimana

jenazah bayi ditemukan. Kunci dalam investigasi ini adalah bayi tersebut, lokasi tidurnya dan

lingkungan sekitar bayi. Informasi yang dikumpulkan dari bayi tersebut termasuk waku dan

cara bayi tersebut mendapat susu (ASI atau susu formula), posisi dan waktu bayi tersebut

tidur dan waktu dan posisi sewaktu ditemukan. Selanjutnya, posisi tidur bayi harus diperiksa

secara rinci termasuk tempat tidurnya. Informasi yang dikumpulkan dari lingkungan bayi

adalah suhu ruanan, dan mencari kemungkinan adanya sumber gas seperti karbon monoksida,

karbondioksida atau gas beracun lainnya. Sampel udara dapat diambil untuk analisis. Riwayat

kebiasaan merokok, alcohol dan pemakaian obat-obatan dari orang jga harus dicatat.

Pengalaman dan peralatan dari tenaga medis dalam menyelidik kasus ini memengaruhi

rincinya informas yang di dapat dari empat kejadian.

Pemeriksaan pada bayi

Setelah pernyataan kematian bayi, bayi dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan di kamar

jenazah. Pertama kali bayi didokumentasikan dan pakaian bayi dilepas dan dijadikan barang

bukti. Pada bayi akan dilakukan pemeriksaan luar untuk mencari adanya trauma pada bayi

dan hasilnya dapat dijadikan barang bukti. Perubahan setelah kematian seperto rigor mortis

dan livor mortis dapat mengindikasikan posisi akhir pada saat kematian. Informasi yang

diperoleh dari pemeriksaan dibandingkan dengan keterangan dari orang tua. Lagi pula, jika

terbukti adanya trauma, orang tua harus diinterogasi oleh polisi dan tenaga medis tentang

kemungkinan penyebab dari trauma tersebut. Pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan dan

dievaluasi oleh ahli radiologi. Selanjtnya, pemeriksaan dalam dilakukan dengan

menggunakan eviserasi berbentuk “Y” diikuti dengan pengangkatan otak. Irgan diperiksa

secara in situ lalu kemudian diangkat, ditimbang dan dilihat secara makroskopik dan

mikroskopik. Ahli patologi forensic seharusnya memulai pemeriksaam dan polisi yang

mengatur investigasi hadir dalam autopsi. Sampel dari tiap organ dikirim ke bagian histology.

Autopsy lengkap harus kritis karena diagnosis SIDS mewajibkan pemeriksaan post mortem

dimulai dan hasilnya gagal menerangkan penyebab kematian dari bayi. Dari pemeriksaan

forensic ditemukan beberapa penemuan yang tidak spesifik seperti infeksi saluran pernapasan

atas dan petechiae hemorrhage. Ahli patologi forensic menolak untuk melakukan

pemeriksaan dalan, dan sering menawarkan justifikasi. Tindakan ini sebenarnya merugikan

keluarga, komintas kedokteran dan orang-orang yang sedang melakukan penelitian. Dengan

Page 7: Jurnal SIDS

menolak mengadakan pemeriksaan lengkap, penyakit dan kondisi dari bayi tersebut

dilewatkan dan dapat memengaruhi anak-anak dari ibu si bayi selanjutnya. Secara teknis,

bayi yang tidak dilakukan pemeriksaan dalam tidak boleh keluar surat kematiannya Penyebab

kematian dan cara kematian ditulis tidak bisa ditentukan. Surat kematian seperti ini dapat

menyebabkan tekanan dan kebingungan pada keluarga.

Toksikologi dan Skrining Genetik

Bagian dari pemeriksaan dalam adalah pengambilan cairan tubuh (darah, empedu, urine dan

cairan serebrospinal. Sampel darah diambil dari vena dan arteri (contohnya : vena femoralis).

Cardiac Puncture seharusnya dihindari karena dapat merusak struktur intra toraks dan

membuat hasil pemeriksaan post mortem susah diinterpretasikan. Serum darah dan urine

seharusnya dikirim ke ahli toksikolofi forensic untuk analisis toksikologi untuk melihat

adanya racun dan obat-obatan. Kultur darah dilakukan untuk pemeriksaan mikrobiologi.

Cairan serebrospinal juga dilakukan kultur. Sampel darah juga dilakukan untuk pemeriksaan

genetic. Skrining ini memerlukan penanda untuk penyakit metabolic seperti Medium chain

acyl CoA dehydrogenase deficiency atau MCAD. MCAD merupakan merupakan kelainan

metabolic yang paling sering berhubungan dengan SIDS. Skrining ini juga penting untuk

pertahanan hidup dari saudara bayi yang mengalami SIDS dalam mencegah kejadian

berulang dari SIDS. Sistem medikolegal harus dibentuk pada negara berkembang. Untuk

memperoleh pengalaman dan konsisteni, grup yang terdiri dari ahli patologi forensic harus

memeriksa semua kasus kematian bayi yang mendadak. Mereka seharusnya membentuk

protocol standar sehingga semua bayi yang meninggal mendadak dapat dilakukan

pemeriksaan post-mosterm. Di negara berkembang, perawat dan dokter harus mendapatkan

pelatihan mengenai SIDS dan pentingnya pemeriksaan forensic dan autopsy. Pembentukan

tim pemeriksaan kematian anak-anak dapat menjamin semua bayi mendapat pemeriksaan

yang benar dan layak.