jurnal studi kualitatif faktor kepuasan dan ... d1216035.pdfinformasi tentang kebijakan pemerintah...
TRANSCRIPT
JURNAL
STUDI KUALITATIF FAKTOR KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN
WARTAWAN YANG BERTUGAS DI RUANG LOKA WARTA
TERHADAP LAYANAN MEDIA RELATIONS
HUMAS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
Oleh:
Laurensia Lantis Dharmastuti
D1216035
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1
Studi Kualitatif Faktor Kepuasan dan Ketidakpuasan Wartawan yang
Bertugas di Ruang Loka Warta Terhadap Layanan Media Relations
Humas Pemerintah Kota Surakarta
Laurensia Lantis Dharmastuti
Nora Nailul Amal
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Government Public Relation is the government’s spearhead to
communicate the government’s program and performance. Public relation needs
reporter and media to publish the government's policy; accordingly, good rapport
with media is needed. Media relations is one of the activities of establishing a good
rapport with media in order to obtain positive publication which affects
organization reputation.
The present study was aimed at finding out the underlying factors of
satisfaction and dissatisfaction of journalists who were on duty in Loka Warta
regarding the media relations of Surakarta City Government Public Relation. In
carrying out media relations service, Public Relations of Surakarta City
Government provide services to the journalist in accordance with the specified
public information service edict.
The present study employed qualitative approach. The data of the study
were collected through in-depth interview with 13 journalists who were on duty in
Loka Warta for reporting Surakarta City Government, and 2 Surakarta
Government Public relations. The data of the study were analyzed using interactive
analysis technique proposed by Miles and Huberman, consisting of data reduction,
data display, and drawing of conclusion or verification.
Data analysis result showed that there were journalists' needs that had
been satisfied by the Surakarta Government which become underlying factors of
journalist's satisfaction. There were also journalist' needs that had not been
satisfied by Surakarta Government Public Relation, which become underlying
factors of journalist's dissatisfaction.
The present study concluded that the underlying factors of Loka Warta
journalist's satisfaction towards media relations of Surakarta City Government's
Public Relation are the availability of Loka Warta itself, the facilities provided in
Loka Warta, press gathering activity, press tour activity, and so forth. While, the
underlying factors of Loka Warta journalist's dissatisfaction toward Surakarta City
Public Relation are the Public Relation's role as government's spokesperson, press
conference, press release during press conference, response on information
request, and so forth.
Keywords: factor, journalist's satisfaction, journalist's dissatisfaction, government
public relation, media relation service.
2
Pendahuluan
Pada dasarnya komunikasi sangat berperan penting dalam berbagai bidang
kehidupan manusia, salah satunya pemerintahan. Dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, pemerintah perlu bekerja sama dengan agen komunikasi
untuk meningkatkan kapasitasnya. Komunikasi pemerintahan dilakukan untuk
menyampaikan ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat untuk
mencapai tujuan pemerintah. Di dunia pemerintahan, pihak yang bertugas
menjalankan kegiatan kebijakan publik dan pelayanan publik adalah humas.
Salah satu kegiatan humas pemerintah adalah memberikan berbagai
informasi tentang kebijakan pemerintah yang mengikat rakyat atau masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan jaman, tuntutan keterbukaan informasi kepada
publik semakin besar pula. Selain itu, kecepatan arus informasi melalui kemajuan
teknologi informasi akhir-akhir ini menuntut humas pemerintah untuk lebih
proaktif dengan memanfaatkan teknologi dan media massa.
Setiap kegiatan komunikasi harus berdasarkan rencana atau strategi
komunikasi, salah satu elemen dasarnya adalah dengan menentukan metode dan
media yang akan digunakan. Komunikasi yang efektif memerlukan saluran untuk
menyampaikan informasi dan salah satu saluran untuk menyampaikan informasi
adalah melalui media massa.
Media relations merupakan salah satu aktivitas menjalin hubungan baik
dengan media untuk mendapat publikasi positif yang berdampak pada reputasi
organisasi. Pada dasarnya bukan hanya humas dari instansi saja yang membutuhkan
media sebagai mitra penyampai informasi, namun media juga membutuhkan humas
untuk mendapatkan informasi tentang instansi secara resmi, sehingga penyampaian
informasi kepada masyarakat dapat terpercaya, akurat dan lengkap. Kegiatan media
relations itu sendiri meliputi press release, konferensi pers, kunjungan pers, resepsi
pers, peliputan kegiatan dan wawancara pers (Abdulah, 2000: 80-101).
Humas harus dapat menjaga kepuasan wartawan. Kepuasan menunjukkan
bagaimana informasi yang disediakan oleh humas memenuhi persyaratan
permintaan wartawan akan tuntutan informasi. Humas harus mampu menyediakan
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh wartawan. Salah satu definisi tentang
3
kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi
kepuasan dalam komunikasi berarti merasa nyaman dengan pesan-pesan, media-
media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi (Pace & Faules, 2005:165).
Di Surakarta, penelitian tentang kepuasan wartawan terhadap kualitas
layanan public relations pernah dilakukan oleh Sekar Ayu Larasati (2017) dari
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Tujuan penelitian tersebut adalah
untuk mengetahui seberapa besar kepuasan wartawan terhadap kualitas layanan
public relations di Surakarta tahun 2017 dan untuk mengetahui bagaimana
kepuasan wartawan pada masing-masing bidang liputan terhadap kualitas layanan
public relations di Surakarta tahun 2017. Berdasarkan penelitian tentang kepuasan
wartawan terhadap kualitas layanan public relations yang pernah dilakukan oleh
Sekar Ayu Larasati dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, masih
terdapat persentase kepuasan wartawan yang rendah. Rendahnya persentase
kepuasan wartawan tersebut disebabkan oleh layanan media relations yang
diberikan oleh humas masih belum sesuai dengan harapan wartawan.
Terinspirasi dari penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melanjutkan
penelitian tersebut dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan
harapan hasil penelitian tentang kepuasan wartawan terhadap layanan media
relations dapat menjelaskan kebutuhan-kebutuhan wartawan apa saja yang sudah
dan masih belum dipenuhi oleh humas serta layanan media relations apa saja yang
perlu dipertahankan dan perlu untuk diperbaiki oleh humas. Selain itu, kepuasan
wartawan dinilai penting untuk diteliti agar dapat mengetahui apakah layanan
media relations yang dilakukan oleh humas sudah membuat wartawan merasa
nyaman. Suasana kerja yang nyaman tentu akan dapat mengoptimalkan hasil yang
diinginkan. Dengan wartawan merasa nyaman, maka wartawan akan merasa bahwa
tidak ada tekanan dari manapun dan dari siapapun dalam menghasilkan berita untuk
dipublikasikan ke media. Untuk itu, penulis memberikan judul penelitian “STUDI
KUALITATIF FAKTOR KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN WARTAWAN
YANG BERTUGAS DI RUANG LOKA WARTA TERHADAP LAYANAN
MEDIA RELATIONS HUMAS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA”.
4
Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor pembentuk kepuasan wartawan yang bertugas di ruang
loka warta terhadap layanan media relations Humas Pemerintah Kota
Surakarta?
2. Apa saja faktor-faktor pembentuk ketidakpuasan wartawan yang bertugas di
ruang loka warta terhadap layanan media relations Humas Pemerintah Kota
Surakarta?
Telaah Pustaka
1. Humas Pemerintah
Pengertian umum humas pemerintah menurut Pedoman Umum Tata
Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2011
adalah lembaga humas dan/atau praktisi humas pemerintah yang melakukan
fungsi manajemen dalam bidang informasi dan komunikasi yang persuasif,
efektif, dan efisien untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan
publiknya melalui berbagai sarana kehumasan dalam rangka menciptakan citra
dan reputasi yang positif instansi pemerintah.
Di dunia pemerintahan, humas bertugas menjalankan kegiatan
kebijakan publik dan pelayanan publik. Salah satu kegiatan humas pemerintah
dalam bidang kebijakan publik adalah memberikan berbagai informasi tentang
kebijakan pemerintahan yang mengikat rakyat atau masyarakat. Humas
pemerintah juga harus memberikan pelayanan terbaik, dengan birokrasi yang
tidak berbelit-belit untuk memberikan kepuasan kepada rakyat atau masyarakat
sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif dari rakyat atau publik
(Ardianto, 2011:76).
Humas dalam pemerintahan digunakan untuk mempublikasikan atau
mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap
masyarakat. Humas pemerintahan dibentuk untuk memberi informasi secara
teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta
memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-
5
undangan dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
(Kusumastuti, 2002:37).
Enam kriteria yang merangkum kualitas dari seorang praktisi humas yang baik
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter
dengan baik.
Humas harus mampu dan mau berusaha memahami serta berusaha bersikap
setoleran mungkin kepada setiap orang yang dihadapi tanpa harus menjadi
seorang penakut atau penjilat.
2. Mampu berkomunikasi dengan baik.
Humas harus mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jelas dan lugas, baik
secara lisan maupun tertulis, atau bahkan secara visual.
3. Pandai mengorganisir segala sesuatu.
Humas dituntut memiliki kemampuan perencanaan yang prima.
4. Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan
pribadinya.
5. Mempunyai imajinasi.
Humas harus memiliki daya kreatif yang baik sehingga mampu membuat
jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video, menyusun rencana
kampanye humas yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan
cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai
masalah.
6. Serba tahu.
Humas dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya dan
menjadi “manusia super” (Anggoro, 2008:128-129).
2. Media Relations
Pengertian media relations menurut Frank Jefkins adalah usaha untuk
mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau
informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi
khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (Jefkins, 2000:98).
6
Target media relations menurut Jefkins adalah pencapaian publikasi
atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang maksimal
tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, melainkan juga penyampaian
informasi yang lengkap, serta berada di posisi yang strategis atau mudah dibaca,
didengar atau ditonton oleh pemirsa (Wardhani, 2008:9).
Prinsip kerja media relations yang tepat akan membawa efek yang
sangat besar. Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan pers yang baik
menurut Jefkins adalah sebagai berikut:
a. By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media.
b. By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi
agar dapat dipercaya.
c. By supplying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
d. By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik
dalam menyediakan bahan informasi.
e. By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
f. By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan
secara personal dengan media (Jefkins, 1991:95).
Secara rinci, tujuan media relations bagi organisasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta
langkah lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
b. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media mengenai hal-hal yang
menguntungkan lembaga/organisasi.
c. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan
kegiatan lembaga/organisasi.
d. Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga/organisasi bagi
keperluan pembuatan penilaian (assesment) secara tepat mengenai situasi
atau permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan
lembaga/perusahaan.
e. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
rasa saling percaya dan menghormati (Rachmadi, 1882:56).
7
Aktivitas media relations pada umumnya dijalankan oleh humas dengan bentuk-
bentuk kegiatan antara lain sebagai berikut:
a. Pengiriman siaran pers.
b. Menyelenggarakan konferensi pers.
c. Menyelenggarakan media gathering.
d. Menyelenggarakan perjalanan pers.
e. Menyelenggarakan special event.
f. Menyelenggarakan wawancara khusus.
g. Menjadi narasumber media (Wardhani, 2008:14).
Hubungan media relations yang efektif adalah hubungan yang
memberikan benefit atau keuntungan bagi kedua belah pihak. Di satu sisi, media
mendapatkan informasi yang menarik dan di sisi lain perusahaan atau
pemerintah akan mencapai tujuannya dalam menyebarkan informasi berharga
kepada publik yang luas melalui media massa. Bagi organisasi, media massa
mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi/berita kepada
masyarakat juga kepada pemerintah (pejabat-pejabat pemerintah) dan dalam
pembentukan pendapat umum (Rachmadi, 1992:54).
Pers merupakan alat PR yang efektif dan paling murah. PR tidak perlu
mengeluarkan biaya mahal untuk mencetak iklan bahkan membuat film untuk
mempublikasikan sebuah kegiatan. Pers atau media massa memiliki sifat
serempak, dapat menjangkau khalayak luas dan periodik. Beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan humas dalam hubungan ini adalah jumpa pers, press tour,
dan press cliping (Hairunnisa, 2015:61-62).
Secara umum, terdapat empat macam acara pers (press events) yaitu sebagai
berikut:
1. Konferensi pers (press conference).
Merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang sedang
hangat dibicarakan (Jefkins, 1992:119). Konferensi pers bermanfaat bagi
jurnalis karena jurnalis tidak perlu lagi mencari-cari berita atau mengejar
narasumber yang tidak jelas keberadaannya dan mendapatkan bahan
8
pemberitaan dengan mudah. Sedangkan manfaat konferensi pers bagi humas
adalah dapat menyalurkan informasi atau pesan yang ingin disampaikan.
2. Resepsi pers (press reception).
Dalam resepsi pers, para pemburu berita diundang untuk meliput suatu acara,
mendengarkan keterangan-keterangan resmi, atau sekedar bercakap-cakap
dengan tujuan supaya terbangun kedekatan antara pemburu berita dengan
pihak perusahaan atau organisasi yang berperan sebagai penyelenggara acara
(Jefkins, 1992:120). Resepsi pers senantiasa disertai dengan jamuan berupa
makan siang atau makan malam.
3. Kunjungan pers (press visit).
Kegiatan kunjungan pers biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang
besar baik lembaga swasta maupun lembaga pemerintah. Dalam kunjungan
pers, para wartawan diajak untuk berkunjung ke suatu lokasi, baik yang
berada di lingkungannya maupun ke tempat atau lokasi yang memiliki kaitan
erat dengan kiprah lembaga tersebut. Kunjungan pers disertai dengan fasilitas
transportasi, jamuan, dan terkadang akomodasi menginap apabila tempatnya
di luar kota atau bahkan di luar negeri (Darmastuti, 2012:181-182).
4. Media release (press release).
Definisi press release menurut Warren adalah sebuah berita yang disusun
oleh sebuah organisasi yang menggambarkan kegiatannya. Press release
dibuat oleh humas mengenai isu atau pengenalan produk dan sosialisasi
kebijakan kepada jurnalis dengan harapan akan dimuat dalam media massa.
Tanpa adanya hubungan baik antara humas dengan media massa, kecil
kemungkinannya berita atau press release dimuat (Hairunnisa, 2015:72-74).
3. Wartawan
Wartawan adalah profesi yang secara teratur melakukan kegiatan
jurnalistik dalam bentuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi kepada perusahaan pers atau kantor
berita untuk disiarkan/dipublikasikan kepada masyarakat umum, agar mereka
memperoleh informasi yang benar, tepat, akurat, dan objektif (Adiwidjaja,
9
2002:9). Sedangkan wartawan menurut UU No. 40 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 4
adalah orang yang teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.
Tugas wartawan adalah untuk menyajikan berita yang menarik,
mendalam, faktual, aktual, padat dan jelas, serta memiliki daya gerak (vitalisasi),
disajikan dengan gaya bahasa yang hidup dan lincah, sederhana, atau lebih
dikenal dengan gaya bahasa populer
(http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-wartawan.html#, diakses
pada 20 April 2018).
Pemahaman tentang karakteristik wartawan akan membantu public
relations officer dalam membangun hubungan dengan wartawan maupun
institusi medianya. Menurut Rhenald Kasali (Kasali, 2005:180) ada beberapa hal
yang sangat mempengaruhi hubungan antara public relations officer dengan
wartawan, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wartawan tidak menyukai protokoler.
2. Wartawan dikejar deadline.
3. Wartawan menyukai persahabatan.
4. Bad news is good news.
5. Wartawan tidak menyukai amplop.
6. Pers hidup dari iklan.
7. Wartawan menyukai eksklusivitas.
8. Wartawan semakin berpendidikan.
4. Kepuasan Wartawan
Kepuasan menurut Oliver adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang
diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine, 2009). Apabila
kinerja atau hasil yang diterima sesuai dengan harapan, maka akan menghasilkan
kepuasan. Sebaliknya, apabila kinerja atau hasil yang diterima tidak sesuai
dengan harapan, maka akan menghasilkan ketidakpuasan.
Humas dan media massa tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
keduanya sama-sama saling membutuhkan. Oleh sebab itu, humas dan media
10
harus dapat menyetujui harapan bersama, menghindari konflik, sehingga dapat
menghasilkan hubungan yang stabil berdasarkan kesan positif yang terbentuk
selama keduanya berinteraksi. Hubungan media yang memuaskan akan terjadi
ketika humas dan media percaya bahwa keduanya terlibat dalam langkah-
langkah yang positif untuk mempertahankan hubungan.
Tujuan mendasar humas dalam hubungannya dengan media adalah
untuk membangun dan meningkatkan hubungan jangka panjang atau
berkelanjutan dengan media. Hasil dari hubungan jangka panjang organisasi
dengan publik, salah satunya dapat diukur dengan kepuasan. Menurut Linda
Childers Hon and James E. Grunig (1999) dalam jurnal Guidelines for
Measuring Relationships in Public Relations hubungan yang memuaskan adalah
hubungan yang menghasilkan manfaat lebih besar daripada biaya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian
dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam terhadap 13 wartawan bidang
liputan Pemerintah Kota Surakarta dan 2 Humas Pemerintah Kota Surakarta.
Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis interaktif
Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifiying
conclusions).
Sajian dan Analisis Data
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dalam melaksanakan
pelayanan informasi publik dituntut untuk memiliki kompetensi seperti
pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
keterbukaan informasi publik dan pelayanan publik serta keterampilan dan sikap
dalam berkomunikasi sehingga dapat menunjang dalam melaksanakan tugas
pelayanan informasi (https://ppid.kominfo.go.id/ diakses pada 17 Januari 2019).
11
Seorang humas akan dapat melakukan tugas-tugasnya dalam melakukan
media relations apabila didukung oleh prinsip kerja media relations yang tepat dan
efektif. Prinsip kerja media relations yang tepat akan membawa efek yang sangat
besar. Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan pers yang baik menurut
Jefkins adalah sebagai berikut (Jefkins, 1991:95):
1. By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media.
Seorang humas dituntut untuk selalu siap dalam memberikan
pelayanannya kepada media massa sesuai yang dibutuhkan oleh media massa
tersebut. Pelayanan kepada media massa dapat berupa menyiapkan serta
memberikan jawaban-jawaban maupun informasi yang dibutuhkan oleh media
massa pada saat-saat tertentu, yang berhubungan dengan perusahaan atau
institusi tempat mereka berada. Pelayanan lain yang harus diberikan oleh humas
kepada media massa adalah pelayanan untuk memberikan salinan pers (press
release) (Darmastuti, 2012:156).
Cara pertama yang Humas Pemerintah Kota Surakarta lakukan dalam
prinsip by servicing the media adalah memberikan pelayanan informasi yang
cepat dan tepat waktu kepada para wartawan Loka Warta. Informasi yang
diberikan kepada wartawan Loka Warta dapat berupa informasi terkait agenda
wali kota, wakil wali kota, dan agenda kegiatan di balai kota. Selama ini Humas
Pemerintah Kota Surakarta selalu mengupdate informasi terkait agenda-agenda
tersebut dan menyampaikannya secara cepat kepada wartawan Loka Warta
melalui WhatsApp group.
Cara kedua yang Humas Pemerintah Kota Surakarta lakukan dalam
prinsip by servicing the media adalah menanggapi dengan cepat permintaan
informasi wartawan Loka Warta. Selain kebutuhan berupa informasi terkait
agenda wali kota, wakil wali kota, dan agenda kegiatan di balai kota, Humas
Pemerintah Kota Surakarta juga memberikan informasi terkait data instansi
Pemerintah Kota Surakarta dan contact person kepala bagian atau kepala dinas.
Humas Pemerintah Kota Surakarta selalu on call dan responsive dalam
menanggapi permintaan informasi para wartawan Loka Warta sehingga para
12
wartawan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
Meskipun Humas Pemerintah Kota Surakarta selalu on call dan
responsive dalam menanggapi permintaan informasi para wartawan Loka Warta,
Humas Pemerintah Kota Surakarta belum aktif membagikan data-data instansi
Pemerintah Kota Surakarta yang dibutuhkan oleh wartawan. Ketersediaan data-
data instansi yang dibutuhkan oleh wartawan tergantung pada instansi yang
dimintai data, apabila instansi yang dimintai data segera mengirimkan data yang
diminta oleh Humas Pemerintah Kota Surakarta, maka humas akan langsung
membagikan data tersebut kepada wartawan yang membutuhkan.
Cara ketiga yang Humas Pemerintah Kota Surakarta lakukan dalam
prinsip by servicing the media adalah memberikan kemudahan bagi wartawan
Loka Warta dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wartawan Loka
Warta dalam upaya mendapatkan informasi dari Humas Pemerintah Kota
Surakarta mudah dan tidak berbelit-belit baik melalui telepon, pesan singkat
melalui WhatsApp, ataupun langsung.
Cara keempat yang Humas Pemerintah Kota Surakarta lakukan dalam
prinsip by servicing the media adalah berupaya menjadi petugas informasi publik
yang siap melayani dan mempunyai dedikasi yang tinggi. Hubungan yang baik
antara Humas Pemerintah Kota Surakarta dengan wartawan Loka Warta terlihat
dari para wartawan yang tidak merasakan adanya batasan profesi antara humas
dengan wartawan dan tidak merasakan adanya beban serta tekanan pada saat
wartawan membutuhkan bantuan humas.
Walaupun Humas Pemerintah Kota Surakarta sudah berupaya untuk
menjadi petugas informasi publik yang siap melayani dan mempunyai dedikasi
yang tinggi, wartawan Loka Warta merasa bahwa Humas Pemerintah Kota
Surakarta belum maksimal dalam memberikan konfirmasi sebagai juru bicara
pemerintahan dan belum mampu menguasai isu. Wartawan Loka Warta
membutuhkan humas yang bisa memberikan statement dan bisa memberikan
konfirmasi terkait permasalahan yang sedang terjadi di Pemerintah Kota
Surakarta.
13
Salah satu dari enam kriteria praktisi humas yang baik dan berkualitas
adalah serba tahu, humas dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-
luasnya agar mampu menjawab kebutuhan informasi wartawan (Anggoro,
2008:129). Peran Humas Pemerintah Kota Surakarta sebagai juru bicara
pemerintah dan peran release yang dibuat oleh humas semakin berkurang karena
mengalami pergantian dan perbedaan era kepemimpinan.
Cara kelima yang Humas Pemerintah Kota Surakarta lakukan dalam
prinsip by servicing the media adalah mengadakan kegiatan press conference
setiap Pemerintah Kota Surakarta akan menyelenggarakan event-event tertentu.
Tujuan Humas Pemerintah Kota Surakarta mengadakan press conference adalah
untuk menarik perhatian masyarakat Kota Surakarta terhadap event-event yang
akan diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui berita media
massa. Karena hanya diadakan setiap Pemerintah Kota Surakarta akan
menyelenggarakan event-event tertentu, beberapa wartawan Loka Warta merasa
tidak puas.
Wartawan Loka Warta akan merasa lebih puas apabila kegiatan press
conference bisa diadakan setiap hari. Apabila kegiatan press conference bisa
diadakan setiap hari, maka kebutuhan wartawan Loka Warta akan berita
tercukupi karena wartawan memiliki stok berita yang melimpah dan Pemerintah
Kota Surakarta bisa mensosialisasikan programnya dengan maksimal.
2. By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi
agar dapat dipercaya.
Seorang humas dituntut untuk menegakkan reputasi perusahaan supaya
perusahaan tersebut tetap dapat dipercaya. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk membangun reputasi suatu perusahaan. Cara pertama yang
dapat dilakukan adalah membuat tulisan berupa berita maupun informasi tentang
perusahaan yang dikirimkan ke media massa. Cara lainnya yang dapat dilakukan
oleh humas adalah dengan memberikan klarifikasi apabila perusahaan atau
organisasi itu sedang mengalami suatu permasalahan. Klarifikasi dapat
14
didukung dengan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya (Darmastuti,
2012:157).
Humas Pemerintah Kota Surakarta melakukan prinsip by establishing
a reputations for reliability dengan melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh media massa. Humas Pemerintah
Kota Surakarta melakukan pengawasan dengan menyusun kliping berita media
massa secara rutin setiap harinya. Kliping berita media massa tersebut
bersumber dari berbagai berita media massa cetak seperti koran Jawa Pos,
Solopos, Suara Merdeka/Solo Metro, dan sebagainya. Kliping berita media
massa yang disusun oleh berisi berbagai berita yang menyangkut bidang
pemerintahan, pembangunan, perhubungan, pasar, pendidikan, dan sebagainya.
Kliping berita media massa yang telah disusun lalu diserahkan kepada wali kota,
wakil wali kota, dan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai
laporan.
Berikutnya, Humas Pemerintah Kota Surakarta melakukan evaluasi
dengan menganalisis kliping berita media massa yang telah disusun. Analisis
berita dibuat dalam bentuk tabel kemudian dikategorikan ke dalam nomor,
media, halaman, judul berita, nada berita, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang diberitakan. Para wartawan Loka Warta merasa puas karena
Humas Pemerintah Kota Surakarta tidak memberi tekanan kepada wartawan
untuk harus memuat dan mempublikasikan berita tentang Pemerintah Kota
Surakarta. Para wartawan juga merasa puas karena humas tidak pernah
memprotes berita negatif yang dibuat oleh wartawan. Meski demikian, Humas
Pemerintah Kota Surakarta atau pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) tetap memberikan klarifikasi apabila berita negatif tersebut tidak sesuai
dengan fakta-fakta yang sesungguhnya.
3. By supplying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
Seorang humas dituntut untuk memasok naskah informasi yang baik.
Naskah informasi yang baik bisa diberikan berdasarkan data-data yang
sebenarnya disertai dengan gambar atau foto. Dengan memberikan naskah yang
15
baik disertai dengan teks dan gambar atau foto, diharapkan bisa menarik
perhatian media massa. Selain itu, prinsip ini dapat dilakukan dengan cara
pengiriman news release yang baik dengan tujuan supaya dapat dimuat media
massa. Release yang dikirimkan harus sesuai dengan media massa supaya humas
tidak perlu melakukan banyak revisi (Darmastuti, 2012:158).
Humas Pemerintah Kota Surakarta melakukan prinsip by cooperations
in providing material dengan membuat press release kemudian membagikan
press release tersebut pada saat kegiatan press conference berlangsung. Namun,
press release yang telah dibuat dan dibagikan oleh Humas Pemerintah Kota
Surakarta belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh wartawan Loka Warta
karena belum bisa dijadikan sebagai bahan berita.
Padahal, pembuatan press release sebenarnya ditujukan untuk
memudahkan wartawan memahami deskripsi acara atau kegiatan Pemerintah
Kota Surakarta yang di press conference kan. Press release yang dibuat oleh
Humas Pemerintah Kota Surakarta sudah memenuhi kaidah 5W+1H, namun
wartawan Loka Warta membutuhkan press release yang sesuai dengan selera
media massa supaya dapat dimuat oleh media massa dan memudahkan para
wartawan karena tidak perlu melakukan banyak revisi atau tambahan. Media
massa adalah organisasi yang memiliki standar kerja sendiri, sehingga humas
harus berupaya untuk menyesuaikan berita yang ditulis dengan standar yang
berlaku di media massa.
4. By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik
dalam menyediakan bahan informasi.
Seorang humas dituntut untuk memelihara hubungan kerja sama yang
baik dalam menyediakan bahan informasi (Darmastuti, 2012:158). Humas
Pemerintah Kota Surakarta melakukan prinsip by cooperations in providing
material dengan menyediakan daftar informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan, menyediakan informasi yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan,
serta memberikan jaminan bahwa informasi yang diberikan oleh Humas
Pemerintah Kota Surakarta sesuai dengan ketentuan dan tata tertib yang berlaku.
16
Humas Pemerintah Kota Surakarta menyediakan daftar informasi yang
wajib disediakan dan diumumkan meliputi informasi berkala, informasi serta
merta, informasi setiap saat dan informasi dikecualikan melalui website PPID
http://ppid.surakarta.go.id/. Selain menyediakan daftar informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan, Humas Pemerintah Kota Surakarta juga
menyediakan daftar informasi nomor handphone para pejabat di lingkungan
Pemerintah Kota Surakarta yang dianggap wajib untuk disediakan dan
diumumkan bagi wartawan Loka Warta.
5. By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
Seorang humas dituntut untuk memikirkan fasilitas yang harus
disediakan bagi pekerja-pekerja media dengan tujuan supaya pekerja-pekerja
media merasa nyaman dalam bekerja ketika mereka melakukan liputan terhadap
perusahaan tempat humas itu berada. Cara yang dapat dilakukan oleh humas
adalah dengan memberikan pelayanan dan fasilitas kepada pekerja-pekerja
media dan wartawan, salah satunya dengan memberikan press room yang
memadai dilengkapi dengan berbagai sarana komunikasi dan pengetikan
termasuk fasilitas internet (Darmastuti, 2012:159).
Humas Pemerintah Kota Surakarta melakukan prinsip by providing
verification facilities dengan menyediakan ruang Loka Warta untuk kegiatan
para wartawan bidang liputan Pemerintah Kota Surakarta. Ruang Loka Warta
tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti meja dan kursi kerja,
komputer, internet/wifi, serta AC. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut
diharapkan bisa mendukung aktivitas jurnalistik para wartawan Loka Warta.
Ketersediaan fasilitas di ruang Loka Warta telah menunjang beberapa
wartawan Loka Warta dalam menulis berita. Mulai dari ketersediaan komputer
yang membantu dalam proses penulisan berita dan pengeditan foto berita. Lalu
ketersediaan internet/wifi yang membantu dalam proses pengiriman berita
melalui email ke kantor berita. Selanjutnya ketersediaan AC sebagai salah satu
alat untuk menambah kenyamanan ruang Loka Warta.
17
Meski demikian, masih ada wartawan yang merasa tidak puas. Fasilitas
di ruang Loka Warta belum memadahi bagi beberapa wartawan Loka Warta.
Wartawan mengharapkan jumlah meja dan kursi kerja di ruang Loka Warta bisa
ditambah agar para wartawan yang menggunakan laptop tidak kerepotan dalam
menulis berita. Wartawan juga mengharapkan jumlah komputer di ruang Loka
Warta bisa ditambah agar seimbang dengan jumlah wartawan sehingga tidak
perlu saling bergantian dalam menggunakan komputer. Fasilitas ruang Loka
Warta lainnya yang dianggap belum memadahi bagi beberapa wartawan adalah
akses internet/wifi yang terkadang trouble/putus/drop/ngadat dan AC yang
terkadang kurang dingin/panas/sering mati.
6. By building personal relationship with the media yaitu membangun
hubungan secara personal dengan media.
Seorang humas dituntut untuk membangun hubungan secara personal
dengan media massa. Hubungan personal yang baik antara humas dengan
pekerja media diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun
keterbukaan dan saling menghormati antar profesi masing-masing. Cara yang
dapat dilakukan dalam membangun hubungan personal yang baik adalah dengan
memberikan informasi, ide-ide yang dapat digunakan sebagai masukan ketika
pekerja media akan membuat bahan pemberitaan (Darmastuti, 2012:159).
Humas Pemerintah Kota Surakarta melakukan prinsip by building
personal relationship with the media dengan mengadakan kegiatan press
gathering dan press tour. Dalam kegiatan press gathering, Humas Pemerintah
Kota Surakarta tidak hanya melibatkan wartawan Loka Warta saja, tetapi juga
melibatkan wali kota juga kepala dinas (SKPD) yang berkaitan dengan tema
yang dibahas. Untuk menentukan materi, tempat, dan waktu press gathering
diselenggarakan, humas selalu berkomunikasi dengan para wartawan. Selain itu,
Humas Pemerintah Kota Surakarta juga melibatkan wartawan Loka Warta untuk
menentukan isu yang akan dibahas dan narasumber yang akan dihadirkan. Selain
press gathering, Humas Pemerintah Kota Surakarta juga mengadakan kegiatan
press tour setiap tahun. Kegiatan press tour diikuti oleh semua petugas Humas
18
Pemerintah Kota Surakarta dan semua wartawan yang meliput kegiatan
Pemerintah Kota Surakarta.
Kesimpulan
Untuk memahami media massa, humas harus mengetahui apa saja
kebutuhan wartawan. Humas dituntut untuk selalu siap dalam memberikan
pelayanan kepada media sesuai dengan kebutuhan wartawan. Berdasarkan sajian
dan analisis data pada bab sebelumnya, terdapat banyak faktor-faktor pembentuk
kepuasan dan ketidakpuasan wartawan yang bertugas di ruang Loka Warta terhadap
layanan media relations Humas Pemerintah Kota Surakarta. Bersumber pada sajian
dan analisis data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan
wartawan Loka Warta yang sudah dan masih belum dipenuhi oleh Humas
Pemerintah Kota Surakarta sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor pembentuk kepuasan wartawan yang bertugas di ruang Loka
Warta terhadap layanan media relations Humas Pemerintah Kota Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Kepuasan wartawan terhadap pelayanan informasi yang cepat dan tepat
waktu;
b. Kepuasan wartawan terhadap kecepatan respon permintaan informasi;
c. Kepuasan wartawan terhadap kemudahan dalam mendapatkan informasi;
d. Kepuasan wartawan terhadap petugas humas yang berdedikasi dan siap
melayani;
e. Kepuasan wartawan terhadap pengawasan dan evaluasi berita media massa;
f. Kepuasan wartawan terhadap ketersediaan daftar informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan;
g. Kepuasan wartawan terhadap ketersediaan informasi yang akurat, benar, dan
tidak menyesatkan;
h. Kepuasan wartawan terhadap jaminan informasi yang diberikan sesuai
dengan ketentuan dan tata tertib yang berlaku;
i. Kepuasan wartawan terhadap ketersediaan ruang Loka Warta;
j. Kepuasan wartawan terhadap ketersediaan fasilitas di ruang Loka Warta;
19
k. Kepuasan wartawan terhadap kegiatan press gathering; dan
l. Kepuasan wartawan terhadap kegiatan press tour.
2. Faktor-faktor pembentuk ketidakpuasan wartawan yang bertugas di ruang Loka
Warta terhadap layanan media relations Humas Pemerintah Kota Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Ketidakpuasan wartawan terhadap kecepatan respon permintaan informasi;
b. Ketidakpuasan wartawan terhadap peran humas sebagai juru bicara
pemerintahan;
c. Ketidakpuasan wartawan terhadap kegiatan press conference;
d. Ketidakpuasan wartawan terhadap press release pada saat press conference;
dan
e. Ketidakpuasan wartawan terhadap ketersediaan fasilitas di ruang Loka Warta.
Daftar Pustaka
Abdullah, D. A. (2000). Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anggoro, M. L. (2008). Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ardianto, E. (2011). Handbook of Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Beam, R. A. (2006). Organizational Goals And Priorities And The Job Satisfaction
Of W.S. Journalists. Journalism & Mass Communication Quarterly.
Darmastuti, R. (2012). Media Relations Konsep, Strategi, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi.
Dustin W. Supa, L. M. (2009). Maximizing Media Relations Through a Better
Understanding of the Public Relations-Journalist Relationship: A
Quantitative Analysis of Changes Over the Past 23 years. Public Relations
Journal, 3(4).
Effendy, O. U. (2006). Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy, O. U. (2009). Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandar
Maju.
Emeraldy Chatra, R. N. (2008). Public Relations Strategi Kehumasan dalam
Menghadapi Krisis. Bandung: Maximalis.
Grunig, J. E. (2002). Qualitative Methods for Assessing Relationships Between
Organizations and Publics.
Hairunnisa. (2015). Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.
20
Iriantara, D. Y. (2011). Media Relations Konsep, Pendekatan, dan Praktik.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Kusumastuti, F. (2002). Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Larasati, S. A. (2017). Kepuasan Wartawan Terhadap Kualitas Layanan Public
Relations Di Surakarta (Survei Tentang Kepuasan Wartawan Terhadap
Kualitas Layanan Public Relations Di Surakarta Tahun 2017). Surakarta.
Linda Childers Hon, J. E. (1999). Guidelines for Measuring Relationship in Public
Relations. Institute of Public Relations.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Olson, L. D. (1989). Job satisfaction of journalists and PR personnel. Public
Relations Review, 15(4), 37-45.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Rumanti, S. M. (2005). Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ruslan, R. (1999). Manajemen humas dan manajemen komunikasi: konsepsi dan
aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Slutskiy, P. (2017). Media relations practices in Thailand: Expatriates’ views on
differences from the West. Asia Pacific Public Relations Journal, 18, 34-
54.
Soleh Soemirat, E. A. (2007). Dasar-dasar public relations. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Supa, D. W. (2014). The Academic Inquiry of Media Relations as both a Tactical
and Strategic Function of Public Relations. Research Journal of the Institute
for Public Relations, 1(1), 2-15.
Wahyudi, J. (1991). Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan,
Surat Kabar, Majalah, Radio, dan Televisi. Bandung: Alumni.
Wardhani, D. (2008). Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yuliana, N. (2014). Media Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.