jurnal teknologi kimia dan industri vol. 1, no. 1, tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan...

6
Jurnal Tekn *) [email protected] PEMBUATAN ASI PENGOLAHAN AIR : Aprian Indra W Jurusan Tekn Jln. Prof. Soedhart Membran merupakan lapisan t sebagai media pemisahan yang lapisan dense, intermediate, dan menghasilkan fluks lebih tinggi zat aditif yang ditambahkan me penelitian ini akan dikaji pengar adalah untuk membuat asimetri pengaruh perbedaan konsentrasi asimetrik. Membran dibuat deng 5% wt. Membran terdiri dari 2 membran meliputi fluks, rejeksi dengan menggunakan air payau serapan yaitu pada bilangan ge besar luasan puncak serapanny struktur asimetrik yang terdiri berpori lebih tebal. Dengan ada semakin dense ( rapi ). Membra waktu penguapan 25 detik denga dan rejeksi Ca 83%. Kata kunci: asimetrik membran Membrane is a thin layer, a ba separation media. Asymmetric m intermediate, and porous subst simetric membrane. In the proce important because it can affect asymmetric membrane using c concentration toward morpholo inversion method with a varia composed of 23% CA and evapo and morphological analysis usin results of FTIR analysis showed addition make the PEG molecu showed all the membranes that a selective barrier and sub-structu of poly ethylene glycol, a memb performance are 23% CA, 5% P 89%, TDS rejection 80%, and Ca Keywords: asymmetric membra nologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2 Online di: http://ejournal-s1.u IMETRIK MEMBRAN SELULOSA ASE : PENGARUH KONSENTRASI ZAT ADI KINERJA MEMBRAN Wibowo, Ganang Dwi Harjanto, Tutuk D. K nik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Dipo to, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: ( Abstrak tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semi selektif. Asimetrik membran adalah membran yang t n porous substructure. Dengan struktur yang demikian dibanding membran simetrik. Dalam proses pembua enjadi penting karena dapat mempengarufhi fluks da ruh aditif terhadap kinerja membran selulosa asetat. ik membran dengan menggunakan polimer selulosa i zat aditif yang ditambahkan terhadap struktur morfo gan metode inversi fasa dengan variasi konsentrasi z 23% CA dan waktu penguapan yang digunakan adal i, dan analisa morfologi dengan menggunakan SEM u sebagai umpan. Hasil analisa FTIR menunjukkan elombang 1629,6cm -1 dan1643,9cm -1 . Semakin besar ya. Hasil analisa SEM menunjukkan semua membran dari struktur penghalang tipis halus berpori selektif anya peningkatan konsentrasi poli etilen glikol, pori an dengan kinerja optimum diperoleh pada komposis an karakterisasi fluks 16,741 L.Mˉ².h -1 , dan rejeksi NT n, selulosa asetat, zat aditif, PEG. Abstract arrier between two phases that are semipermeable, membrane is a membrane that consists of three lay tructure. With that structure, asymetric membrane ess of membrane manufacture, the concentration of a t membrane flux and rejection.. The purposes of th cellulose acetate polymer and determine the effe ogical structure and membrane performance. Memb ation of the additive concentration of 2,5%, 3,5%, oration time used is 25 seconds. Membrane was chara ng SEM. Flux and rejection were measured by brac the larger absorption peaks indicates that the increas ular weight and the unit re-CH 2 -CH 2 O- greater. Th are formed has an asymmetric structure consisting of a ure of the porous layer is thicker. With the presence of brane pore formed more dense. The composition of m PEG, and 25 second evaporation time with flux 16,74 a rejection 83%. ane; cellulose acetate; additives; PEG 2012, Halaman 194-199 undip.ac.id/index.php/jtki 194 ETAT UNTUK ITIF TERHADAP Kusworo *) onegoro (024)7460058 ipermeabel, dan berfungsi terdiri dari 3 lapisan yaitu n, membran asimetrik dapat atan membran, konsentrasi an rejeksi membran. Pada Tujuan dari penelitian ini a asetat, untuk mengetahui ologi dan kinerja membran zat aditif 2,5%, 3,5%, dan lah 25 detik. Karakterisasi M. Fluks dan rejeksi diukur perbedaan luasan puncak konsentrasi PEG semakin n yang terbentuk memiliki f dan lapisan sub-struktur i membran yang terbentuk si 23% CA, 5% PEG, dan TU 89%, rejeksi TDS 80% and serves as a selective yers, they are dense layer, produce higher flux than additives that are added is his research are make an ect of different additives branes prepared by phase , and 5% wt. Membranes acterized by flux, rejection, ckish water as a feed. The sing concentrations of PEG he results of SEM analysis a thin fine porous structure f increasing concentrations membrane showing optimal 41 L.mˉ².h -1 , NTU rejection

Upload: phungque

Post on 28-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia

*) [email protected]

PEMBUATAN ASIMETRIK MEMBRAN SELULOSA ASETAT PENGOLAHAN AIR : PENGARUH KONSENTRASI ZAT ADITIF TERHADAP

Aprian Indra Wibowo

Jurusan Teknik Kimia, FakJln. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Membran merupakan lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel, dan berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif. Asimetrik membran adalah membran yang terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan dense, intermediate, dan porous substructure. Dengan struktur yang demikian, membran asimetrik dapat menghasilkan fluks lebih tinggi dibandingzat aditif yang ditambahkan menjadi penting karena dapat mempengarufhi fluks dan rejeksi membran. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh aditif terhadap kinerja membran selulosa asetat. Tujuaadalah untuk membuat asimetrik membran dengan menggunakan polimer selulosa asetat, untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi zat aditif yang ditambahkan terhadap struktur morfologi dan kinerja membran asimetrik. Membran dibuat dengan metode inversi fasa dengan variasi konsentrasi zat aditif 2,5%, 3,5%, dan 5% wt. Membran terdiri dari 23% CA dan waktu penguapan yang digunakan adalah 25 detik. Karakterisasi membran meliputi fluks, rejeksi, dan analisa morfologi dengan menggunakan Sdengan menggunakan air payau sebagai umpan. Hasil analisa FTIR menunjukkan perbedaan luasan puncak serapan yaitu pada bilangan gelombang 1629,6cmbesar luasan puncak serapannya. Hasil analisa SEM menunjukkan semua membran yang terbentuk memiliki struktur asimetrik yang terdiri dari struktur penghalang tipis halus berpori selektif dan lapisan subberpori lebih tebal. Dengan adanya peningkatan konsentrasi poli etilen semakin dense ( rapi ). Membran dengan kinerja optimum diperoleh pada komposisi 23% CA, 5% PEG, dan waktu penguapan 25 detik dengan karakterisasi fluks dan rejeksi Ca 83%. Kata kunci: asimetrik membran, selulosa asetat, zat aditif, PEG.

Membrane is a thin layer, a barrier betweenseparation media. Asymmetric membraneintermediate, and porous substructuresimetric membrane. In the process ofimportant because it can affectasymmetric membrane using cellulose acetate polymer and determine the effect of different additives concentration toward morphological structure and membrane performance. Membranes prepared by phase inversion method with a variation of the additive concentration of 2,5%, 3,5%, and 5% wt. Membranes composed of 23% CA and evaporation time used is 25 seconds. Membrane was characterized by flux, rejection, and morphological analysis using SEM. Flux and rejection wereresults of FTIR analysis showed addition make the PEG molecular weightshowed all the membranes that are formedselective barrier and sub-structure of the of poly ethylene glycol, a membraneperformance are 23% CA, 5% PEG, and 25 second evaporation time with flux 89%, TDS rejection 80%, and Ca rejection 83%.

Keywords: asymmetric membrane

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki

PEMBUATAN ASIMETRIK MEMBRAN SELULOSA ASETAT

PENGOLAHAN AIR : PENGARUH KONSENTRASI ZAT ADITIF TERHADAP KINERJA MEMBRAN

Aprian Indra Wibowo, Ganang Dwi Harjanto, Tutuk D. Kusworo

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoroarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Abstrak

Membran merupakan lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel, dan berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif. Asimetrik membran adalah membran yang terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan dense, intermediate, dan porous substructure. Dengan struktur yang demikian, membran asimetrik dapat menghasilkan fluks lebih tinggi dibanding membran simetrik. Dalam proses pembuatan membran, konsentrasi zat aditif yang ditambahkan menjadi penting karena dapat mempengarufhi fluks dan rejeksi membran. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh aditif terhadap kinerja membran selulosa asetat. Tujuaadalah untuk membuat asimetrik membran dengan menggunakan polimer selulosa asetat, untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi zat aditif yang ditambahkan terhadap struktur morfologi dan kinerja membran

engan metode inversi fasa dengan variasi konsentrasi zat aditif 2,5%, 3,5%, dan 5% wt. Membran terdiri dari 23% CA dan waktu penguapan yang digunakan adalah 25 detik. Karakterisasi membran meliputi fluks, rejeksi, dan analisa morfologi dengan menggunakan SEM. Fluks dan rejeksi diukur dengan menggunakan air payau sebagai umpan. Hasil analisa FTIR menunjukkan perbedaan luasan puncak serapan yaitu pada bilangan gelombang 1629,6cm-1 dan1643,9cm-1. Semakin besar konsentrasi PEG semakin

nnya. Hasil analisa SEM menunjukkan semua membran yang terbentuk memiliki struktur asimetrik yang terdiri dari struktur penghalang tipis halus berpori selektif dan lapisan subberpori lebih tebal. Dengan adanya peningkatan konsentrasi poli etilen glikol, pori membran yang terbentuk semakin dense ( rapi ). Membran dengan kinerja optimum diperoleh pada komposisi 23% CA, 5% PEG, dan waktu penguapan 25 detik dengan karakterisasi fluks 16,741 L.M̄².h-1, dan rejeksi NTU 89%, rejeksi TDS 80%

asimetrik membran, selulosa asetat, zat aditif, PEG.

Abstract

a barrier between two phases that are semipermeable, membrane is a membrane that consists of three layers, they are dense layer

substructure. With that structure, asymetric membrane produce higher flux than In the process of membrane manufacture, the concentration of additives

affect membrane flux and rejection.. The purposes of this research are make an asymmetric membrane using cellulose acetate polymer and determine the effect of different additives concentration toward morphological structure and membrane performance. Membranes prepared by phase

thod with a variation of the additive concentration of 2,5%, 3,5%, and 5% wt. Membranes composed of 23% CA and evaporation time used is 25 seconds. Membrane was characterized by flux, rejection, and morphological analysis using SEM. Flux and rejection were measured by brackish water as a feed.

the larger absorption peaks indicates that the increasingmolecular weight and the unit re-CH2-CH2O- greater. The results of

that are formed has an asymmetric structure consisting of a thinstructure of the porous layer is thicker. With the presence ofmembrane pore formed more dense. The composition of membrane showing optimal

performance are 23% CA, 5% PEG, and 25 second evaporation time with flux 16,741 L.m89%, TDS rejection 80%, and Ca rejection 83%.

membrane; cellulose acetate; additives; PEG

1, Tahun 2012, Halaman 194-199 s1.undip.ac.id/index.php/jtki

194

PEMBUATAN ASIMETRIK MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK PENGOLAHAN AIR : PENGARUH KONSENTRASI ZAT ADITIF TERHADAP

, Tutuk D. Kusworo *)

Teknik, Universitas Diponegoro arto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

Membran merupakan lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel, dan berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif. Asimetrik membran adalah membran yang terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan dense, intermediate, dan porous substructure. Dengan struktur yang demikian, membran asimetrik dapat

membran simetrik. Dalam proses pembuatan membran, konsentrasi zat aditif yang ditambahkan menjadi penting karena dapat mempengarufhi fluks dan rejeksi membran. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh aditif terhadap kinerja membran selulosa asetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat asimetrik membran dengan menggunakan polimer selulosa asetat, untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi zat aditif yang ditambahkan terhadap struktur morfologi dan kinerja membran

engan metode inversi fasa dengan variasi konsentrasi zat aditif 2,5%, 3,5%, dan 5% wt. Membran terdiri dari 23% CA dan waktu penguapan yang digunakan adalah 25 detik. Karakterisasi

EM. Fluks dan rejeksi diukur dengan menggunakan air payau sebagai umpan. Hasil analisa FTIR menunjukkan perbedaan luasan puncak

. Semakin besar konsentrasi PEG semakin nnya. Hasil analisa SEM menunjukkan semua membran yang terbentuk memiliki

struktur asimetrik yang terdiri dari struktur penghalang tipis halus berpori selektif dan lapisan sub-struktur glikol, pori membran yang terbentuk

semakin dense ( rapi ). Membran dengan kinerja optimum diperoleh pada komposisi 23% CA, 5% PEG, dan , dan rejeksi NTU 89%, rejeksi TDS 80%

, and serves as a selective layers, they are dense layer,

. With that structure, asymetric membrane produce higher flux than of additives that are added is

.. The purposes of this research are make an asymmetric membrane using cellulose acetate polymer and determine the effect of different additives concentration toward morphological structure and membrane performance. Membranes prepared by phase

thod with a variation of the additive concentration of 2,5%, 3,5%, and 5% wt. Membranes composed of 23% CA and evaporation time used is 25 seconds. Membrane was characterized by flux, rejection,

measured by brackish water as a feed. The the increasing concentrations of PEG

The results of SEM analysis a thin fine porous structure

presence of increasing concentrations The composition of membrane showing optimal

16,741 L.m̄².h-1, NTU rejection

Page 2: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 194-199

195

1. Pendahuluan Membran merupakan lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel, dan

berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan kelarutan (Wenten, 1996). Membran dengan ukuran pori asimetrik merupakan membran berpori yang mempunyai lapisan atas kulit luar dengan ketebalan 0,1 – 0,5 µm dan dibawah lapisan atas terdapat lagi lapisan dengan ketebalan kira-kira 50 – 100 µm. Lapisan atas pada membran berpori asimetrik ini berfungsi sebagai penyaring,sedangkan lapisan bawah berfungsi sebagai media penyangga dari lapisan atasnya.

Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan membran asimetrik selulosa asetat untuk proses pengolahan air. Pada penelitian pembuatan asimetrik membran, sering digunakan larutan aceton sebagai solvent dengan selulosa asetat sebagai polimernya (Bhongsuwan dkk., 2008 dan Ismail dkk., 2002). Selulosa asetat dipilih sebagai komponen polimer dikarenakan selulosa asetat dapat membentuk struktur asimetrik dengan lapisan aktif yang sangat tipis dan dapat menahan bahan terlarut pada lapisan pendukung yang kasar, serta toleran terhadap klorin dan tahan terhadap terjadinya pengendapan (Uemura dan Henmi, 2008 dan Kumano dan Fujiwara, 2008).

Kondisi optimal dalam kinerja membran pada umumnya dinyatakan oleh besarnya permeabilitas dan selektivitas membran terhadap suatu senyawa kimia tertentu. Semakin besar nilai permeabilitas dan selektivitas membran akan memiliki kinerja yang semakin baik. Namun, pada kenyataannya, pada proses pemisahan dengan membran akan ditemukan suatu fenomena umum yaitu apabila permeabilitas membran besar maka selektivitasnya akan rendah. Untuk mendapatkan selektivitas dan flux yang optimal, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: jenis dan konsentrasi polimer, jenis solvent, waktu penguapan solvent, konsentrasi aditif, dan shear rate. Poly Etylen Glykol (PEG) adalah bahan aditif yang berpengaruh terhadap kinerja membran. Pada penelitian terdahulu oleh Fadillah, 2003 ; Mohammadi, 2009 dan Saljoughi, 2010 dapat disimpulkan bahwa PEG akan memperbaiki pori dari membran yang mana kinerja membran akan semakin baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini kinerja membran selulosa asetat akan ditingkatkan dengan menggunakan penambahan aditif.

2. Bahan dan Metode Penelitian

Material: Bahan yang digunakan adalah selulosa asetat, akuades, aseton, air payau, natrium azida 1%, PEG

(polietilen glikol). Pembuatan membran selulosa asetat:

Proses pembuatan membran selulosa asetat yaitu membuat larutan dope yang terdiri dari polimer selulosa asetat, pelarut yaitu aseton atau dimetil formamida, aditif yaitu Polietilen glikol. Selulosa asetat dengan komposisi 23%b/b, aseton sebagai solven, polietilen glikol (PEG) sebagai bahan aditif dengan variasi komposisi 2,5%b/b, 3,5%b/b dan 5%b/b. Kemudian solvent diuapkan 25 detik. Pencetakan membran menggunakan metode inversi fasa. Metode ini dilakukan dengan cara mencetak membran di atas pelat kaca kemudian dicelupkan ke dalam bak koagulasi. Karakterisasi membran.

Karakterisasi membran dilakukan dengan pengukuran tebal membran, penentuan selektivitas dan permeabilitas membran. Penentuan sifat mekanik membran.

Penentuan sifat mekanik membran dilakukan dengan uji tarik sehingga didapatkan data berupa Modulus Young membran. Penentuan morfologi membran.

Penentuan morfologi membran dilakukan dengan menggunakan uji SEM (Scanning Electron Microscopy). Aplikasi membran untuk pengolahan air.

Aplikasi membran untuk pengolahan air dilakukan dengan analisa kekeruhan air, analisa TDS dengan TDS meter, analisa konsentrasi Ca2+ yang terejeksi dengan menggunakan sel filtrasi tipe dead end.

3. Hasil dan Pembahasan

Karakterisasi Membran dengan FTIR (Fourier Transform Infrared) FTIR (Fourier Transform Infrared) merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui keberadaan

gugus-gugus fungsi molekul yang terdapat dalam suatu sampel, dimana kesamaan gugus-gugus fungsi yang terdapat antara standar dan sampel menyatakan sampel yang dianalisa identik dengan standar.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perbedaan antara analisa absorbansi membran selulosa asetat+aceton dengan membran selulosa asetat+aceton+PEG terletak pada perbedaan luasan puncak serapan yaitu pada bilangan gelombang 1629,6cm-1 dan1643,9cm-1. PEG sendiri dapat diindikasikan dengan adanya gugus fungsi C=O dan unit ulang –CH2-CH2O- . Semakin luas puncak serapan menunjukkan bahwa adanya penambahan konsentrasi PEG sehingga membuat bertambah berat molekul PEG dan semakin besar pula unit ulang -CH2-

CH2O-.

Page 3: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 194-199

196

Tabel 1. Senyawa pada grafik absorbansi membran dengan penambahan dan tanpa penambahan aditif

Gambar 1. Absorbansi membran selulosa asetat + aseton dan asetat + aseton + PEG

Karakterisasi Morfologi Membran dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) SEM (Scanning Electron Microscopy) dapat digunakan untuk mengetahui struktur morfologi membran.

Hasil dari uji ini berupa foto kenampakan permukaan dan melintang membran dengan menggunakan mikroskop elektron (Mulder, 1996). Morfologi permukaan membran serta struktur penampang divisualisasikan dengan menggunakan SEM.

Pada penelitian ini dapat dihasilkan membran asimetrik dari polimer selulosa asetat dengan metode inversi fasa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisa SEM dari Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4 dapat dilihat bahwa semua membran memiliki struktur asimetrik yang terdiri dari struktur penghalang tipis halus berpori selektif dan lapisan sub-struktur berpori lebih tebal. Dengan adanya peningkatan konsentrasi poli etilen glikol pori membran yang terbentuk semakin dense ( rapi ).

Gambar 2. Penampang permukaan dan melintang komposisi poli etilen glikol 2,5%

No .

Panjang Gelombang (cm-1) Senyawa Kimia

Membran tanpa aditif

Membran + aditif

1. 3413,6 3417,4 - OH

2. 1629,6 1734,5 dan

1643,9 C=O

3. - 1438,4 dan

1375,2 CH3

4. 679,4 dan

679,9 669,3 R- COH

dense

intermediate

Porous substructure

Page 4: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 194-199

197

Gambar 3. Penampang permukaan dan melintang komposisi poli etilen glikol 3,5%

Gambar 4. Penampang permukaan dan melintang komposisi poli etilen glikol 5%

Pengaruh variasi Poli Etilen Glikol terhadap kinerja membran. Hasil pengukuran fluk

Berdasarkan data Gambar 5 dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi poli etilen glikol menurukan nilai fluks. Meningkatnya konsentrasi polimer menyebabkan membran mempunyai ukuran pori-pori yang lebih kecil. selain itu juga meningkatkan keteraturan pori pada membran ( Saljoughi, 2010 ). Pori pada membran yang semakin kecil (dense) dan teratur ini menyebabkan nilai fluks semakin kecil. Penambahan konsentrasi poli etilen glikol menyebabkan meningkatnya viskositas. Semakin tinggi viskositas membuat memban semakin tebal, sehingga fluks yang dihasilkan semakin kecil.

Gambar 5. Grafik komposisi PEG vs Fluks

Hasil pengukuran rejeksi Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa dengan adanya peningkatan konsentrasi poli etilen glikol

maka nilai rejeksi untuk kekeruhan, padatan terlarut, dan ion multivalen Ca2+ semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena dengan adanya peningkatan konsentrasi poli etilen glikol menyebabkan ukuran pori semakin kecil dan seragam. Semakin kecil ukuran pori maka semakin tinggi nilai selektivitasnya ( Mulder, 1996 ).

Gambar 6. Grafik komposisi PEG vs Rejeksi

33.482

23.251

16.74115

18

21

2427

30

33

36

2 3 4 5 6

PEG concentrate (%)

Flu

x( L

. m

-2. h

-1)

83.5 85

89

73.5 75

80

70.573.5

83

65

75

85

95

2 3 4 5

Rej

ecti

on (

%)

PEG concentrate (%)

NTU

TDS

dense intermediate

Porous substructure

dense intermediate

Porous substructure

Page 5: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 194-199

198

Karakterisasi Sifat Mekanik Membran dengan Uji Tarik Pada penelitian ini, pengukuran sifat mekanik membran dilakukan dengan uji tarik dengan

menggunakan alat Texture Analyzer. Uji tarik dilakukan dengan menarik membran dengan kecepatan 5 mm/s sehingga membran putus. Dari uji tarik dapat diketahui nilai Modulus Young. Pengujian dilakukan pada komposisi selulosa asetat 23%, waktu penguapan 25 detik, variasi PEG 2,5%, 3,5% dan 5%.

Dari Gambar 7 dapat diketahui bahwa semakin banyak konsentrsi poli etilen glikol maka nilai Modulus Young semakin turun. Hal tersebut dikarenakan sifat dari poli etilen glikol (PEG) yang dapat menurunkan ikatan hidrogen dan sebagai pembentuk segmen lunak sehingga sifat mekaniknya semakin menurun (Rohaeti, 2003). Semakin tinggi konsentrasi PEG akan menurunkan sifat mekanik sehingga membran semakin lunak dan halus.

Gambar 7. Grafik variasi PEG vs Modulus Young 4. Kesimpulan

Dari uji FTIR diketahui bahwa pada membran dengan penambahan poli etilen glikol ditandai dengan adanya gugus –OH mempunyai luasan puncak serapan yang lebih besar sehingga semakin besar pula unit ulang –CH2-CH2O- . Hasil analisa SEM mengenai morfologi membran menunjukkan bahwa membran selulosa asetat yang dihasilkan yaitu membran asimetrik dan dengan seiring meningkatnya konsentrasi poli etilen glikol pori membran yang terbentuk semakin dense ( rapi ). Membran dengan komposisi 23% selulosa asetat, 5% PEG cair, dan waktu penguapan 25 detik menghasilkan kinerja optimal yaitu: nilai fluks 16,741 L.M̄².h-1, rejeksi NTU sebesar 89%, rejeksi TDS sebesar 80%, dan rejeksi Ca2+ sebesar 83%. Peningkatan konsentrasi poli etilen glikol berpengaruh terhadap pembentukan pori permukaan membran yang semakin kecil yang mengakibatkan nilai fluks semakin kecil dan nilai rejeksi semakin tinggi. Dari hasil uji tarik dapat diketahui bahwa pada konsentrasi poli etilen glikol 2,5%, 3,5%, dan 5% dihasilkan nilai modulus young 7864, 6736, dan 5872 N/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi PEG akan menurunkan sifat mekanik sehingga membran semakin lunak dan halus.

Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Teknologi Separasi atas kontribusinya sebagai tempat penelitian ini. Daftar Pustaka Baker, R.W. 2004. Membrane Technology and Applications, 2nd ed. Chichester : John Wiley & Sons, Ltd ,page

565. Cristina R. 1998,Structure of water in asymmetric celullose ester membrans-an ATR FTIR study,Journal of

Membran Science Fadillah, F. 2003. Pengaruh penambahan Poli etilen glikol terhadap karakteristik membrane selulosa asetat.

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Fengel, D. dan Wegener, G. 1995. Kayu, Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi (diterjemahkan oleh Hardjono

Sastro Hamidjojo), Edisi I. Yogyakarta : UGM Press. Harris, M.J. 1992. Poly (Ethylene Glycol) Chemistry. Biotechnical and Biomedical Applications. New York :

Plenum Press. Ismail, A.F., Hasan, A.R., and Ng, B.C. 2002. Effect of shear rate on the performance of nanofiltration

membrane for water desalination : J. Sci. Technol., 24 (Suppl): 878-889. Kumano, A. and Fujiwara, N. 2008. Cellulose triacetate membranes for reverse osmosis. Di dalam: Li, dkk.

editor. Advanced membrane technology and applications. NewJersey: John Wiley&Sons Inc. hlm 21-46. 32

Mohammadi T. 2009. Effect of Production Conditions on Morphology and Permeability of asymmetric cellulose acetate membranes. Vol 243. hlm 1-7.

Mulder, M. (1996). Basic Principle Of Membrane Technology. London : Kluwer Academic Publ.

7864

6736

5872

5000

6000

7000

8000

9000

2,5 3,5 5

Mod

ulus

You

ng

(Nm

/cm)

Konsentrasi poli etilen glikol (%)

Page 6: Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1, No. 1, Tahun ... · berfungsi sebagai media pemisahan yang selektif berdasarkan koefisien difusivitas, muatan listrik, dan perbedaan

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 194-199

199

Rohaeti E., 2003. Pengaruh variasi berat molekul poli etilen glikol terhadap sifat mekanik poliuretan. Jurnal matematika dan sains. Vol 8. No 2.

Saljoughi, E., Sadrzadeh, M., and Mohammadi, T. 2009. Effect of preparation variables on morphology and pure water permeation flux through asymmetric cellulose acetate membranes : J. Membr. Sci., 326 : 627-634.

Saljoughi, E. 2010. Effect of PEG additive and coagulation bath temperature on the morphology permeability and thermal/chemical stability of asymmetric CA membranes. Vol.262. hlm 72-78.

Uemura, T. and Henmi, M. 2008. Thin-film composite membranes for reverse osmosis. Di dalam: Li, dkk. editor. Advanced membrane technology and applications. NewJersey: John Wiley&Sons Inc. hlm 3-18.

Ren, J. and R Wang.2011. Preparation of Polymeric Membranes : Handbook of Environmental Engineering : Membrane and Desalination Technology. Vol. 13: 47-100.