jurnal tugas akhir 1
DESCRIPTION
hjhjTRANSCRIPT
Jurnal Tugas Akhir 1
MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA PIPA PENYALUR GAS Yomimas P
Pradana1, DanielM Rosyid 2, Joswan J Soedjono2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK – ITS,
Surabaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kelautan, FTK – ITS, Surabaya Jurusan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo –
Surabaya 60111 E-mail : [email protected] Abstrak Korosi merupakan masalah yang serius
dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam
memikul beban. Tugas akhir ini membahas mengenai taksiran prioritas resiko dan manajemen korosi pada
pipa penyalur gas. Dengan adanya bahasan ini diharapkan dapat mengetahui tingkatan resiko yang terjadi
pada pipa gas milik PGN yang disebabkan oleh beberapa failure mode, antara lain : failure of coating, soil
corrosivity,dan failure of cathodic protection sehingga bisa mempermudah dalam langkah perbaikan.
Untuk menghitung peluang kegagalan dari masing-masing sebab digunakan metode Fault Tree Analysis
(FTA), sedangkan konsekuensi di dapat dari biaya perbaikan. Dari bahasan ini didapat peluang terjadinya
korosi pada pipa penyalur gas sebesar 5,037E-4 dengan resiko korosi yang terjadi pada pipa berada pada
kategori low. Konsekuensi lain yang terjadi adalah sisa umur anoda yang hanya mampu memproteksi
selama 8,4 tahun. Maka di dapat Risk Priority Number ter t inggi pada kerusakan testbox sebesar 450 dan
terkecil untuk kerusakan wire connection sebesar 24. Sehingga yang menjadi prioritas dalam perbaikan
adalah kerusakan yang disebabkan hilangnya testbox. Sistem mitigasi merupakan salah satu cara yang
diterapkan dalam manajemen korosi, sistem yang digunakan menggunakan metode Failure Mode Effects
and Criticality Analysis (FMECA). Kata kunci : Korosi, Resiko, Failure Mode Effects and Criticality
Analysis, Fault Tree Analysis, Risk Priority Number.
1. PENDAHULUAN
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat
mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban. Usia bangunan konstruksi
menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan. Tidak hanya itu apabila tidak diantisipasi
lebih awal maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang lebih besar antara lain bisa
menimbulkan kebocoran, mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya suatu konstruksi,
meledaknya suatu pipa/ bejana bertekanan dan mungkin juga dapat membuat pencemaran pada
suatu produk.
Kerugian korosi ini tentu saja dapat mengakibatkan biaya pemeliharaan membengkak, kapasitas produksi
menurun, produksi berhenti atau total shutdown, menimbulkan kontaminasi pada produk, mengakibatkan
klaim akibat delivery yang tidak tepat jadwal, pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja, serta kerugian-kerugian non-wujud lainnya. Pada umunya korosi yang paling banyak
terjadi adalah korosi oleh udara dan air [1].
Permasalahan utama yang tampak pada gambar 1.1 adalah korosi. Untuk mengatasi permasalahan korosi
maka perlu dilakukan suatu perangkat yang dapat memberikan suatu solusi dan terintegrasi berbagai
metode pengendalian dan penanggulangan masalah
Gambar 1. 1 Komposisi Kegagalan (Sumber : http://projects.propublica.org/pipelines)
korosi termasuk juga dengan memperhitungkan kepentingan perusahaan sehingga dapat memperkecil
resiko. Agar resiko tidak berkembang, maka dapat di atur supaya berada dalam tingkatan yang terkendali.
Perangkat penanganan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan manajemen korosi. Manajemen
korosi terkadang dipandang sebagai bagian organisasi yang hanya mengelola berbagai aktivitas rutin terkait
desain, inspeksi dan pemeliharaan Jurnal Tugas Akhir 2
aktifitas yang hanya mengelola beberapa aktifitas rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan
peralatan industri. Padahal sistem manajemen seharusnya dipandang sebagai sebuah metode
yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi lingkungan, keamanan, produktifitas dan
kualitas[2].
2. DASAR TEORI
Korosi dapat diartikan pencernaan logam oleh keadaan sekitar. Keadaan sekitar dapat
diartikan udara lembab, bahan kimia, air laut, gas dan sebagainya[3]. Dalam korosi perlu
diperhatikan adanya 4 komponen yang menjadi penyebab terjadinya korosi yaitu: 1.
Katoda (elektroda positif) atau kation (ion positip dalam bentuk mikro) Merupakan
bagian yang terkorosi dan akan melepaskan elektron-elektron dari atom-atom logam
netral yang membentuk ion-ion. 2. Anoda (elektroda negatif) atau anion (ion negatip
dalam bentuk mikro) Merupakan bagian yang tidak mengalami korosi walaupun
menderita kerusakan. 3. Media elektrolit sebagai penghubung Istilah yang diberikan pada
larutan yang bersifat menghantarkan arus listrik. Larutan ini mempunyai harga
konduktivitas tertentu. 4. Hubungan listrik Antara katoda dan anoda harus ada hubungan
listrik agar arus di dalam sel korosi dapat mengalir. Hubungan secar fisik tidak
diperlukan jika anoda dan katoda merupakan bagian logam yang sama. Korosi telah
didefinisikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan
lingkungannya. Pada kebanyakan situasi, praktis serangan ini tidak dapat dicegah tetapi
hanya dapat mengendalikan sehingga struktur atau komponen tinjauan mempunyai massa
yang lebih panjang. Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang
dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk
pengendalian korosi. Berikut ini adalah cara-cara yang paling penting dalam rangka
mengendalikan korosi [4].antara lain: • Modifikasi Rancangan • Modifikasi Lingkungan •
Pemberian Lapisan pelindung • Pemilihan Bahan • Proteksi katodik atau anodik Proteksi
Katodik Suatu material akan mengalami pengkaratan apabila material tersebut berfungsi
sebagai anoda dalm sel galvanik. Sedangkan material yang berfungsi sebagai katoda
todak mengalami proses pengkaratan. Oleh karena itu pencegahan dapat dilakukan
dengan cara menjadikan material yang akan dilindungi sebagai katoda. Pada umumnya
proses korosi dimulai dengan
terbentuknya ion-ion positif (anoda) dari atom bahan yang bersangkutan, yang kemudian dengan
pelepasan beberapa muatan elektronnya. Hal ini terjadi karena perbedaan potensial antara satu
bagian dengan bagian lainnya dari bahan tersebut. Dalam istilah elektrokimia yang melibatkan
masukan elektron pada baja, dapat menggunakan dua cara : (i) Dengan pemberian arus melalui
sumber eksternal, ini disebut metode impressed current biasa disebut ICCP (Impressed Current
Cathodic Protection) (ii) Dengan membentuk sel galvanik dengan mengorbankan logam yang
memiliki potensial lebih negatif dari baja untuk diserang. Cara ini disebut sebagai metode anoda
korban atau sering disebut SACP (Sacrificial Anodes Cathodic Protection) Keuntungan dari
metode impressed current adalah : (i) Voltase tinggi yang dikendalikan dihubungkan untuk
mengefisiensi perlindungan struktur-struktur besar (ii) Lebih sedikit anoda yang diperlukan (iii)
Mampu memberikan kontrol yang lebih baik untuk memberikan performa yang optimal.
Kerugiannya adalah : (i) Power dc. kontinyu harus tersedia (ii) Kesalahan bisa terjadi pada arah
koneksi; ini bisa membuat laju korosi lebih cepat dari pada proteksinya (iii) Pengawasan level
tinggi diperlukan (iv) Kontrol yang rendah bisa mengakibatkan proteksi berlebihan dan
memungkinkan terjadinya masalah pada pelapisan dan baja tegangan tinggi. (v) Pada lingkungan
agresif seperti di laut utara, kerusakan fisik yang akan lebih menimbulkan masalah dibandingkan
dengan anoda korban. Keuntungan dari metode anoda korban adalah : (i) Dapat dipakai
meskipun tidak ada tegangan (ii) Proteksi berlebihan tidak akan terjadi (iii) Lebih sedikit
pengawasannya dan lebih murah (iv) Kemudahan dalam instalasi dan anoda bisa ditambahkan
bila proteksi yang sudah ada ternyata tidak cukup (v) Anoda tidak mungkin terpasang secara
salah, beda halnya jika arus dipasang dengan salah arah, akan mengakibatkan penambahan
korosi sebagai ganti dari proteksinya. Kerugiannya adalah: (i) Ketersediaan arus tergantung pada
luasan anoda, sehingga pada struktur yang berukuran besar akan membutuhkan banyak anoda (ii)
Ada batasan untuk keberadaan voltase yang dikendalikan dan ini adalah transaksi yang
menguntungakan yang lebih rendah dari sistem impressed current
(iii) Permintaan akan lingkungan dengan tingkat konduktif yang tinggi bukanlah masalah dalam
lingkungan laut tapi menjadi masalah di tanah. Jurnal Tugas Akhir 3
Pengecatan (coating) Proses ini merupakan suatu cara perawatan yang digunakan pada struktur-
struktur bangunan, baik pada onshore maupun offshore. Coating merupakan teknik pengendalian
korosi secara pasif dan biasa digunakan sebagai perlindungan utama (primary protection)
terhadap korosi. Coating bertujuan untuk membentuk lapisan kontinyu di seluruh permukaan
pipeline yang akan dilindungi. Tujuannya adalah untuk mengisolasi pipeline dari kontak
langsung dengan elektrolit disekitarnya dan menempatkan resistansi elektrik yang tinggi
sehingga elekrokimia tidak terjadi. Analisa Risiko Risiko adalah bentuk ketidakpastian yang
terjadi pada setiap keadaan. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Sesuatu
yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Tetapi
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang
(Opportunity, sedangkan ketidak pastian yang menibulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah risiko (Risk). Pada dasarnya proses dari analisa risiko ini terdiri dari empat
langkah dasar antara lain : 1. Identifikasi Bahaya 2. Perkiraan Frekuensi 3. Perkiraan
Konsekuensi 4. Evaluasi Risiko Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi "semua sebab" yang mungkin (kegagalan komponen atau kejadian kegagalan
lainnya, yang terjadi sendirian atau bersama-sama) menyebabkan kegagalan sistem, dan memberi
pijakan perhitungan peluang kejadian kegagalan tersebut. Sebuah Fault Tree memperlihatkan,
dalam bentuk grafis, hubungan logis antara sebuah mode kegagalan sistem (dinamakan TOP
event) dan sebab-sebab kegagalan dasar (dinamakan PRIME event), dengan menggunakan
simbol-simbol AND atau OR. Sebuah gerbang AND berarti bahwa semua kejadian di bawah
gerbang harus terjadi agar kejadian diatas gerbang tersebut terjadi. Sebuah gerbang OR berarti
bahwa salah satu saja kejadian di bawah gerbang harus terjadi agar kejadian diatas gerbang
tersebut terjadi [5]. Risk Priority Number
Metode ini
digunakan
untuk
memprioritaska
n item daripada
memerlukan
perencanaan
API 5L Grade
B
kualitas
tambahan atau
tindakan.
Setelah ini
dilakukan,
sangatlah
mudah untuk
menentukan
bidang
kepedulian
terbesar. Modus
kegagalan yang
memiliki RPN
tertinggi harus
diberikan
prioritas
tertinggi untuk
tindakan
korektif. Ini
berarti tidak
selalu mode
kegagalan
dengan angka
keparahan
tertinggi yang
harus ditangani
terlebih dahulu.
Ada pula yang
angka
keparahannya
rendah tetapi
yang terjadi
lebih sering dan
kurang
terdeteksi. Nilai
RPN
menunjukkan
keseriusan dari
potential
failure, semakin
tinggi nilai
RPN maka
menunjukkan
semakin
bermasalah.
Tidak ada
angka acuan
RPN untuk
melakukan
perbaikan.
Segera lakukan
perbaikan
terhadap
potential cause,
alat kontrol dan
efek yang
diakibatkan.
Severity
merupakan
suatu penilaian
dari seberapa
serius efek dari
mode kegagalan
potensial
terhadap
pelanggan 3.
ANALISA
DAN
PEMBAHASA
N 3.1
Identifikasi
Hazard Tabel
3.1 Data Pipa
Grade
Jenis ERW
Diameter 12 inci (323.9
mm)
Panjang Pipa 12.000 m
Tahanan Tanah
(avr)
2348ohm.cm
Jumlah anoda 40
Segmen Pipa Margomulyo-
Cerme