jurnal yang bagus

35
PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI periode 2008-2010) Disampaikan sebagai salah satu tugas akhir untuk mata kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu: Candra Sinuraya S.E., M. Si. Oleh: Elfiantie NRP. 0951001/AK-N/02 1

Upload: asti-mariana

Post on 27-Oct-2015

263 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal akuntansi yang bagus

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Yang Bagus

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN

PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada

Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI periode 2008-2010)

Disampaikan sebagai salah satu tugas akhir untuk

mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Candra Sinuraya S.E., M. Si.

Oleh:

Elfiantie

NRP. 0951001/AK-N/02

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

JURUSAN AKUNTANSI

2012

1

Page 2: Jurnal Yang Bagus

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan berbagai aktivitasnya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh

perusahaan memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional maupun

untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan dikenal dengan istilah modal kerja.

Modal kerja yang dikeluarkan perusahaan diharapkan dapat masuk lagi dalam

perusahaan dalam waktu yang singkat melalui penjualan barangnya. Modal kerja ini

akan terus berputar setiap periodenya dalam perusahaan (Riyanto, 2001).

Weston dan Brigham (1994) mengemukakan bahwa modal kerja adalah investasi

perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan,

piutang usaha dan persediaan. Sedangkan menurut Riyanto (2001), modal kerja

adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan uang kas dan digunakan

untuk keperluan sehari-hari.

Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi

setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan (Weston dan Brigham, 2004):

1. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional

sehari-hari.

2. Sebagian besar waktu dari manajer dicurahkan untuk mengelola modal kerja

perusahaan.

3. Aktiva lancar dari perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki

jumlah yang cukup besar dari total aktiva perusahaan.

Salah satu unsur modal kerja yang penting bagi perusahaan dan akan dibahas

dalam penelitian ini adalah persediaan, karena persediaan akan dijual oleh perusahaan

untuk mendapatkan kembali modal kerja lainnya, seperti kas dan piutang usaha.

2

Page 3: Jurnal Yang Bagus

Selain itu, beberapa alasan lain mengenai pentingnya persediaan dalam perusahaan

adalah:

1. Tanpa persediaan barang, perusahaan tidak dapat melakukan penjualannya.

2. Dalam perusahaan, persediaan adalah aktiva lancar yang cukup besar nilainya

dengan beraneka ragam jenis dan kuantitasnya.

Pengelolaan modal kerja, dalam hal ini terkait dengan persediaan barang dagang,

merupakan tanggung jawab manajer atau pimpinan perusahaan. Manajer harus

mengadakan pengawasan terhadap persediaan agar persediaan dapat digunakan

secara efektif dan efisien. Dengan mengetahui perputaran persediaan, manajer akan

memperoleh kepastian mengenai kapan sebaiknya dilakukan pemesanan barang dan

berapa titik optimum pemesanan yang akan dilakukan, serta dapat mengalkulasi

besarnya biaya persediaan yang pada akhirnya akan berujung pada pengaruhnya

terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini cukup beralasan sebab masalah penentuan

besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek langsung

terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dibandingkan

kebutuhan akan memperbesar beban bunga, biaya penyimpanan dan pemeliharaan di

gudang serta memperbesar kemungkinan kerusakan dan turunnya kualitas sehingga

akan memperkecil profitabilitas. Demikian pula sebaliknya, jika investasi persediaan

terlalu kecil, perusahaan akan mengalami kekurangan material sehingga tidak dapat

memenuhi permintaan dan menjual barangnya dengan optimal. Hal ini akhirnya akan

menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan (Riyanto, 2001).

Selain persediaan, modal kerja lain yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

piutang usaha. Dalam rangka untuk memperbesar volume penjualannya, kebanyakan

perusahaan besar menjual produknya secara kredit. Piutang usaha muncul karena

adanya kebijakan penjualan kredit kepada pihak ketiga maupun pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa (anak perusahaan). Manajer selaku agen perusahaan,

membuat keputusan terkait dengan penjualan kredit dari barang dagangnya. Manajer

3

Page 4: Jurnal Yang Bagus

memutuskan kebijakan kredit, seperti batas kredit, jangka waktu pelunasan kredit

bagi para pelanggannya, serta penyisihan untuk piutang tak tertagih pada perusahaan.

Pengelolaan piutang juga mempengaruhi efektivitas operasi perusahaan, karena

jangka waktu untuk menerima pelunasan piutang dan estimasi piutang tak tertagih

akan mempengaruhi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

Penelitian mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan

telah banyak dilakukan. Dari beberapa penelitian tersebut, terdapat perbedaan hasil.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Singagerda (2004), Estiasih (2005) dan

Nurcahyo (2009), menunjukkan hasil bahwa perputaran modal kerja berpengaruh

positif terhadap profitabilitas (ROI). Sedangkan menurut Narware, perputaran modal

kerja berpengaruh negatif terhadap ROI. Hasil penelitian Wartini (2006) menyatakan

bahwa perputaran modal kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap ROI. Penelitian

yang dilakukan oleh Bhayani (2004) serta Rajesh dan Reddy (2011) menunjukkan

bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh positif terhadap ROI.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu,

maka peneliti tertarik untuk mencoba menguji kembali variabel yang sebelumnya

pernah diteliti dengan mengadakan penelitian mengenai perputaran persediaan dan

perputaran piutang pada perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang farmasi.

Perusahaan farmasi yang dipilih menjadi obyek penelitian karena belum terlalu

banyak penelitian yang mengangkat perputaran persediaan dan piutang pada

perusahaan farmasi dan seperti kita ketahui, obat-obatan merupakan barang yang

unik, karena tidak selalu dibutuhkan oleh pelanggan. Obat bermanfaat lebih besar

ketika memang diperlukan, diantaranya ketika orang merasa tidak baik dengan

kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, persediaan obat-obatan dalam perusahaan farmasi

menarik untuk diteliti karena perputarannya yang mungkin tidak menentu dan

ditentukan oleh kebutuhan pasar. Demikian juga besarnya piutang usaha akan sangat

dipengaruhi oleh penjualan yang berasal dari permintaan obat-obatan pada waktu

tertentu, sehingga jumlahnya tidak menentu tiap tahun.

4

Page 5: Jurnal Yang Bagus

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “ANALISIS

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan

Farmasi yang Terdaftar di BEI periode 2008-2010).” Penelitian ini mencoba

mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap profitabilitas

perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus

diambil untuk kelangsungan usahanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap

profitabilitas perusahaan (ROI) pada perusahaan farmasi?

2. Bagaimana pengaruh perputaran piutang (receivables turnover) terhadap

profitabilitas perusahaan (ROI) pada perusahaan farmasi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover)

terhadap profitabilitas perusahaan (ROI) yang terdapat pada perusahaan

farmasi.

2. Untuk menganalisis pengaruh perputaran piutang (receivables turnover)

terhadap profitabilitas perusahaan (ROI) yang terdapat pada perusahaan

farmasi.

5

Page 6: Jurnal Yang Bagus

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Memberikan kontribusi pemikiran terhadap pemakai laporan keuangan dalam

memahami bagaimana pengaruh perputaran persediaan dan perputaran

piutang terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan mengenai pengaruh

manajemen persediaan dan pengelolaan piutang terhadap profitabilitas

perusahaan agar dapat membantu manajemen untuk memaksimalkan

profitabilitas.

E. Kontribusi Penelitian

Penelitian tentang hubungan modal kerja dengan profitabilitas perusahaan telah

banyak dilakukan, namun sangat jarang yang menggunakan perusahaan farmasi untuk

dijadikan obyek penelitiannya. Oleh karena itu, peneliti mencoba meneliti hubungan

antara perputaran persediaan dan perputaran piutang dengan profitabilitas pada

perusahaan farmasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam untuk

keragaman penelitian khususnya mengenai masalah persediaan dan piutang.

6

Page 7: Jurnal Yang Bagus

F. Tinjauan Teoritis

1. Rerangka Teoritis

7

Hasil penelitian mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas

sudah banyak dilakukan dan hasilnya tidak konsisten, serta jarang yang

mengambil perusahaan farmasi sebagai obyek penelitiannya.

Teori agensi menunjukkan adanya kewenangan dari agen (manajer)

untuk mengambil keputusan. Salah satunya menyangkut pengelolaan

persediaan dan piutang.

Sanjay J. Bhayani (2004) melakukan pengujian terhadap inventory

turnover dan debtors turnover, dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa

inventory turnover berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Hasil penelitian Wartini (2006) menyatakan bahwa perputaran modal

kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap ROI.

Soffia Pudji Estiasih (2005) meneliti mengenai pengaruh modal kerja

terhadap ROI pada perusahaan tekstil yang go publik di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perputaran

modal kerja (termasuk perputaran persediaan dan piutang) mempunyai

pengaruh yang positif terhadap ROI.

Nico Nurcahyo (2009) meneliti hubungan modal kerja terhadap laba

usaha pada industri otomotif di BEI periode 2006-2008, dan hasilnya

menyatakan bahwa ada hubungan positif antara modal kerja dengan laba

yang diperoleh perusahaan.

Diuji dan dinyatakan dalam bentuk

H1: Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

H2 : Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Simpulan dan Implikasi

Diuji secara empiris

Masalah Amatan

Teori sebagai penjelasan diungkapkan dalam bentuk rerangka teoritis

Hipotesis

Page 8: Jurnal Yang Bagus

Teori Agensi

Teori agensi menjelaskan tentang hubungan ketika salah satu pihak (prinsipal)

menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan mendelegasikan

wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Govindarajan, 2005).

Dalam hal ini, pemegang saham adalah prinsipal dan CEO adalah agen.

Pemegang saham menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak sesuai

kepentingan mereka. Di tingkat lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer

unit bisnis adalah agennya. Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah

bahwa prinsipal dan agen memiliki preferensi dan tujuan yang berbeda. Teori

agensi mengasumsikan bahwa manajer memilih lebih banyak kekayaan daripada

sedikit kekayaan. Kekayaan ini salah satunya adalah dalam bentuk modal

keuangan perusahaan. Salah satu keputusan yang diambil oleh CEO atau manajer

adalah mengenai pengelolaan modal kerja yang ada di perusahaannya, termasuk

pengelolaan persediaan dan piutang. Siapa pemasok yang akan dipilih, kapan

dilaksanakan pemesanan barang, berapa jumlah barang yang dipesan dan berapa

titik persediaan optimum untuk pemesanan kembali, berapa batas kredit

maksimum yang diberikan, kapan jangka waktu pelunasan piutang, berapa

estimasi untuk penyisihan piutang tak tertagih merupakan beberapa keputusan

yang diambil oleh para manajer.

Pengertian Modal Kerja

Modal kerja atau working capital menurut Djarwanto (2004) berhubungan

dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi yang

bersangkutan (current income). Weston dan Brigham (1994) mengemukakan

bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek,

seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan.

Sementara menurut John J. Wild (2005), modal kerja merupakan selisih antara

aktiva lancar dan kewajiban lancar.

8

Page 9: Jurnal Yang Bagus

Menurut Riyanto (2001), terdapat beberapa konsep yang dapat dijelaskan

berkaitan dengan modal kerja, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang diperlukan

untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasi yang

bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk

tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut

konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja

dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working

capital). Modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin

kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan

likuiditas perusahaan.

2. Konsep Kualitatif

Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya

jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar. Dengan

demikian, maka sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk

memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, di mana

bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu, modal kerja

menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar

dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu

likuiditasnya yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang

lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut dengan modal

kerja bersih (net working capital).

9

Page 10: Jurnal Yang Bagus

Pentingnya Modal Kerja

Djarwanto (2004) menyebutkan bahwa modal kerja sebaiknya tersedia dalam

jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara

ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Manfaat lain dari tersedianya

modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut:

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,

misalnya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan

karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya tepat waktu.

3. Memungkinkan peusahaan untuk dapat membeli barang secara tunai sehingga

memetik keuntungan berupa potongan harga.

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna

memenuhi permintaan pelanggannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu

perusahaan bukan merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut

(Munawir, 2004):

1. Sifat atau jenis perusahaan.

Modal kerja perusahaan jasa cenderung lebih rendah daripada modal kerja

perusahaan dagang dan industri, karena perusahaan jasa tidak memerlukan

investasi yang besar dalam kas, piutang dan persediaan. Namun bagi

perusahaan dagang dan manufaktur, kebutuhan akan modal kerja menjadi

begitu penting, khususnya mengenai persediaan barang dagang yang akan

dijual untuk memperoleh pendapatan.

2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan

ongkos produksi per unit barang itu.

10

Page 11: Jurnal Yang Bagus

Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai

dari barang dipesan, tiba di perusahaan sampai barang tersebut dijual kepada

pelanggan. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang,

makin banyak kebutuhan modal kerja tersebut.

3. Syarat pembelian dan penjualan.

Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan

uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan dan sebaliknya. Demikian

juga dengan syarat penjualan kredit yang ditentukan perusahaan akan

mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.

Persediaan (Inventory)

Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal

perusahaan (Wild, 2005). Persediaan merupakan salah satu komponen modal

kerja. Dengan pengecualian organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aktiva

inti dan penting dalam perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di

bidang perdagangan dan manufaktur. Persediaan harus diperhatikan karena

merupakan komponen utama dari aktivitas operasi dan langsung mempengaruhi

penghitungan laba.

Jenis-jenis persediaan

Jenis persediaan dalam suatu perusahaan akan nampak dalam rekening

persediaan dalam laporan neraca. Jenis persediaan yang ada akan tergantung dari

jenis perusahaan. Sebagai contoh persediaan dalam perusahaan jasa adalah

persediaan bahan pembantu seperti kertas, tinta, buku, materai. Sedangkan

perusahaan manufaktur memiliki persediaan seperti bahan baku, bahan penolong,

barang setengah jadi dan barang jadi. Untuk perusahaan dagang, persediaanya

mencakup persediaan barang dagang dan bahan penolong. Untuk perusahaan

farmasi itu sendiri, persediaan barangnya dapat bermacam-macam, mulai dari

11

Page 12: Jurnal Yang Bagus

bahan mentah, bahan penolong hingga barang jadi yang berupa produk obat-

obatan dengan beraneka ragam jenis, ukuran dan kemasan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan barang antara

lain:

1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap

gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu

jalannya proses produksi.

2. Volume produksi yang direncanakan, di mana volume produksi itu sangat

tergantung pada volume penjualan yang direncanakan.

3. Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk

menempatkan biaya pembelian yang minimal.

4. Estimasti tentang fluktuasi harga persediaan di waktu yang akan datang.

5. Peraturan-peraturan pemerintah menyangkut persediaan.

6. Harga pembelian persediaan.

7. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang.

8. Tingkat kecepatan persediaan barang menjadi rusak atau menurun

kualitasnya. (Riyanto, 2001: 74)

Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory atau persediaan barang dagang sebagai elemen utama dari modal

kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana terus

mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal

dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan

perusahaan. Kesalahan dalam penentuan besarnya investasi dalam inventory akan

menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu

besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan akan memperbesar beban bunga,

memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang sehingga akan

memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya, inventory yang terlalu kecil

12

Page 13: Jurnal Yang Bagus

juga dapat menekan keuntungan perusahaan karena tidak terpenuhinya penjualan

akibat kurangnya jumlah persediaan.

Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran

persediaan yang terjadi dengan membandingkan antara harga pokok penjualan

(HPP) dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki, dapat dinyatakan dengan

rumus:

Harga Pokok PenjualanPerputaran Persediaan =

Rata-rata Persediaan

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam

persediaan berputar dalam satu periode. Semakin tinggi tingkat perputaran

persediaan, semakin rendah jumlah modal kerja yang dibutuhkan. Semakin tinggi

tingkat perputaran persediaan akan memperkecil risiko kerugian yang disebabkan

oleh penurunan harga, perubahan selera konsumen akan produk dan menghemat

ongkos penyimpanan barang.

Piutang

Piutang (receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan

barang atau jasa (Wild, 2005:260). Analisis piutang penting karena dampaknya

berpengaruh terhadap posisi aktiva dan arus laba perusahaan. Analisis piutang

menjadi alat untuk memprediksi posisi aktiva lancar lainnya serta laba bersih

sekarang dan masa depan.

Dalam praktiknya, piutang diaporkan sebagai nilai realisasi bersih (net

realizable value), yaitu jumlah piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.

Manajemen mengestimasi piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu,

kondisi pelanggan, ekspektasi ekonomi dan industri serta kebijakan penagihan.

Besarnya estimasi piutang tak tertagih juga akan mempengaruhi posisi total aktiva

perusahaan serta beban piutang tak tertagih (bad debt expense) yang akan menjadi

komponen beban operasi dalam penghitungan laba.

13

Page 14: Jurnal Yang Bagus

Jenis-jenis Piutang

Piutang dapat berasal dari penjualan barang secara kredit kepada pihak

eksternal perusahaan (pelanggan), maupun piutang kepada pihak-pihak yang

memiliki hubungan istimewa (anak perusahaan). Besarnya masing-masing

piutang ini tergantung dari kebijakan manajemen yang didasarkan pada

pengalaman masa lalu, kondisi ekonomi dan industri serta berbagai pertimbangan

lainnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang

adalah sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit.

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan

memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya

volume penjualan kredit, semakin besar juga jumlah piutang, yang berarti

semakin besarnya risiko namun secara bersamaan itu juga memperbesar

“profitabilitas” perusahaan.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit.

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat ketat atau lunak. Apabila

perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, itu berarti bahwa

perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada

pertimbangan profitabilitasnya.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit.

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal

atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganan. Makin

tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti

makin besar dana yang diinvestasikan dalam piutang. (Riyanto, 2001: 85)

Perputaran Piutang (Receivables Turnover)

Piutang sebagai elemen dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam

keadaan berputar, dimana terus mengalami perubahan. Masalah penentuan

14

Page 15: Jurnal Yang Bagus

besarnya piutang mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan

perusahaan. Kesalahan dalam penentuan besarnya piutang dan estimasi piutang

tak tertagih akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam

piutang yang terlalu besar akan mempengaruhi jumlah kas yang tersedia untuk

membiayai pengeluaran lain dan semakin besar pula risiko tidak tertagihnya

piutang, yang akan menekan jumlah laba perusahaan pada periode yang

bersangkutan.

Untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang maka perlu diketahui

perputaran piutang yang terjadi dengan membandingkan antara penjualan dengan

nilai rata-rata piutang yang dimiliki, dapat dinyatakan dengan rumus:

PenjualanPerputaran Piutang =

Rata-rata Piutang

Profitabilitas

Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Weston dan Copeland (1994)

mengemukakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian

kebijakan dan keputusan.

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika

perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa

perusahaan tersebut dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara

efisien. Efisien menurut Hendriksen adalah penggunaan sumber daya yang

optimal untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur efektivitas

manajemen yang tercermin dalam imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan

penjualan (Djarwanto, 2001). Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan

dalam penelitian adalah ROI atau Return On Investment. ROI menunjukkan

15

Page 16: Jurnal Yang Bagus

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return

On Investment atau ROI dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih setelah PajakROI = x 100%

Rata-rata Total Aktiva

Menurut Husnan (1997), ROI memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Adapun kelebihan ROI adalah sebagai berikut:

1. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja dan

efisiensi penjualan.

2. Analisis ROI dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi

penggunaan modal pada perusahaan yang bersangkutan dengan

perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan

berada di bawah, sama atau di atas rata-rata.

3. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-

masing produk yang dihasilkan perusahaan.

Meskipun ROI memiliki banyak kelebihan, namun ROI juga memiliki

kelemahan sebagai berikut:

1. Sulit membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan

lain, karena praktik akuntansi berbeda antar perusahaan.

2. Analisis ROI saja tidak cukup untuk membandingkan antara dua

perusahaan atau lebih untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

2. Rerangka Pemikiran

Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas (ROI)

Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran

persediaan (inventory turnover) yang terjadi dengan membandingkan antara

16

Page 17: Jurnal Yang Bagus

harga pokok penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki

(Munawir, 2004). Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali dana yang

tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode. Semakin tinggi

tingkat persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang

disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen,

di samping itu akan menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan. Ini

berarti semakin tinggi perputaran persediaan makin besar pula keuntungan

yang diperoleh.

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas (ROI)

Untuk mengukur pengelolaan piutang maka perlu diketahui perputaran

piutang (receivables turnover) yang terjadi dengan membandingkan antara

penjualan dengan nilai rata-rata piutang yang dimiliki (Munawir, 2004).

Perputaran piutang menunjukkan berapa kali dan seberapa cepat piutang dapat

tertagih dalam satu periode operasi. Semakin cepat perputaran piutang, maka

akan cepat bagi perusahaan untuk mendapatkan hak atas pelunasannya, ini

berarti semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka teroritis, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI).

H2 = Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI).

G. Metode Penelitian (Rancangan Riset)

Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang akan diteliti.

(Suliyanto, 2006) Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

17

Page 18: Jurnal Yang Bagus

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik

itu secara positif atau negatif serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah perputaran persediaan

dan perputaran piutang.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang

sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah profitabilitas

(ROI).

Definisi Operasional Variabel

Variabel Independen

1. Perputaran Persediaan (X1)

Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan berapa kali dana

tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode. Untuk mengukur

efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan dengan

membandingkan antara harga pokok penjualan (HPP) dengan nilai rata-

rata persediaan yang dimiliki.

Perputaran persediaan dapat dinyatakan dengan rumus:

Harga Pokok PenjualanPerputaran persediaan =

Rata-rata persediaan

2. Perputaran Piutang (X2)

Perputaran piutang menunjukkan berapa kali piutang dapat tertagih dalam

satu periode operasi normal. Untuk mengukur efisiensi pengelolaan

piutang maka perlu diketahui perputaran piutang dengan membandingkan

antara penjualan dengan nilai rata-rata piutang yang dimiliki.

18

Page 19: Jurnal Yang Bagus

Perputaran piutang dapat dinyatakan dengan rumus:

PenjualanPerputaran persediaan =

Rata-rata piutang

Variabel Dependen

1. Profitabilitas (Y)

Profitabilitas adalah salah satu bentuk rasio keuangan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Salah satu rasio

profitabilitas adalah Return On Investment (ROI) yang menghubungkan

keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah

investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

tersebut.

Return On investment atau ROI dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba setelah PajakROI = x 100%

Rata-rata Total Aktiva

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak

kita uji. (Suliyanto, 2006) Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan sektor manufaktur yang bergerak dalam bidang

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010.

2. Sampel

19

Page 20: Jurnal Yang Bagus

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan

diteliti (Suliyanto, 2006). Pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel

dilakukan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria

yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri yang

sudah terdaftar di BEI pada tahun 2008 hingga sekarang.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember,

dengan alasan laporan tersebut telah diaudit sehingga informasi

yang dilaporkan lebih dapat dipercaya.

c. Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan di atas Rp

30.000.000.000 dan beraneka ragam jenisnya.

d. Perusahaan farmasi yang telah melakukan kegiatan ekspor ke luar

negeri dan memiliki cabang/anak perusahaan di beberapa negara

untuk penjualan produk obat-obatannya.

e. Perusahaan farmasi yang memiliki piutang kepada pihak-pihak

yang memiliki hubungan istimewa (related parties) termasuk

piutang kepada cabang perusahaan di luar negeri.

Adapun perusahaan farmasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah PT. Darya Varia Laboratoria Tbk., PT. Kalbe Farma Tbk., PT. Kimia

Farma Tbk., PT. Tempo Scan Pacific Tbk., PT. Merck Indonesia Tbk., PT.

Schering Plough Indonesia Tbk., dan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan perputaran persediaan, perputaran

piutang dan ROI dari masing-masing perusahaan periode 2008-2010:

20

Page 21: Jurnal Yang Bagus

Perusahaan Tahun

2008 2009 2010

1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.

- Perputaran Persediaan 3,18 kali 3,72 kali 3,16 kali

- Perputaran Piutang 3,80 kali 3,95 kali 3,17 kali

- ROI 11,82% 10,17% 13,54%

2. PT. Kalbe Farma Tbk.

- Perputaran Persediaan 3,10 kali 2,89 kali 2,29 kali

- Perputaran Piutang 8,17 kali 7,84 kali 5,34 kali

- ROI 13,04% 15,25% 14,17%

3. PT. Kimia Farma Tbk.

- Perputaran Persediaan 7,54 kali 6,70 kali 5,53 kali

- Perputaran Piutang 9,44 kali 9,83 kali 9,36 kali

- ROI 3,91% 4,15% 8,61%

4. PT. Tempo Scan Pacific Tbk.

- Perputaran Persediaan 4,49 kali 4,94 kali 5,49 kali

- Perputaran Piutang 9,87 kali 10,30 kali 9,90 kali

- ROI 11,17% 11,56% 14,27%

5. PT. Merck Tbk.

- Perputaran Persediaan 3,75 kali 4,12 kali 3,45 kali

- Perputaran Piutang 3,11 kali 5,62 kali 5,96 kali

- ROI 27,93% 36,27% 27,35%

6. PT. Schering Plough Indonesia

Tbk.

- Perputaran Persediaan 1,62 kali 1,76 kali 1,55 kali

- Perputaran Piutang 4,89 kali 5,47 kali 4,46 kali

- ROI 4,07% 5,32% -3,66%

7. PT. Taisho Pharmaceutical

21

Page 22: Jurnal Yang Bagus

Indonesia Tbk.

- Perputaran Persediaan 4,12 kali 4,08 kali 4,89 kali

- Perputaran Piutang 3,97 kali 4,41 kali 3,94 kali

- ROI 30,17% 42,78% 28,99%

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan

farmasi yang go publik di BEI periode 2008-2010.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

dokumentasi dari tahun 2008-2010 yang dilakukan dengan mengambil data

laporan keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.

Dimensi waktu yang digunakan adalah pooled data, dimana data yang

digunakan meliputi beberapa obyek perusahaan pada beberapa periode waktu.

Model Penelitian

Model Regresi

Y = a + bX1 + bX2 + e

Dimana:

Y = variabel dependen (profitabilitas perusahaan/ROI)

22

Perputaran Persediaan

Profitabilitas (ROI)

Perputaran Piutang

Page 23: Jurnal Yang Bagus

a = koefisien konstanta

b = koefisien regresi

X1 = variabel independen 1 (perputaran persediaan/inventory turnover)

X2 = variabel dependen 2 (perputaran piutang/receivables turnover)

e = error

23

Page 24: Jurnal Yang Bagus

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto Ps. (2004). Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Govindarajan, Vijay dan Robert Anthony. (2005). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi kesebelas. Salemba Empat, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Cetakan Ketiga. BPFE, Yogyakarta.

Hendriksen, Eldon. (2000). Teori Akunting. Edisi Kelima. Interaksara, Batam.

Husnan, Suad. (1997). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi keempat. Cetakan Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan ketigabelas. Liberty, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE, Yogyakarta.

Sartono, Agus. (1997). Manajemen Keuangan. Cetakan Ketiga. BPFE, Yogyakarta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Andi,Yogyakarta.

Weston, Fred dan Eugene F. Brigham. (1994). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Erlangga, Jakarta.

Wild, John dkk. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

www.google.com

www.icmd.com

www.idx.com

24