jurnal4_embrio ikan gatul

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan gatul (Poecilia sp) termasuk famili Poecilidae. Berdasarkan struktur tubuhnya ikan gatul berkerabat dekat dengan ikan moli (Poecilia latipinna), ikan moli hitam (Poecilia sphenops), ikan ekor pedang (Xiphophorus helleri), dan ikan platis (Xiphophorus maculatus). Karakter spesifik yang dimiliki oleh ikan ini adalah fertilisasinya internal, terlihat dari ovarium ikan Gatul yang di dalamnya terdapat telur yang dibuahi. Pada ikan jantan terdapat organ kopulasi yang disebut gonopodium (Farichah,2009). Ikan gatul atau Poecilia reticulate bukanlah ikan asli Indonesia, melainkan ikan impor yang berasal dari Amerika Selatan, namun ikan ini beradaptasi dengan baik di indonesia sehingga kita dapat menemuinya dimana-mana. Poecilia reticulata bersifat vivipar dan memiliki dimorfisme seksual. Individu jantan memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dan bentuknya lebih ramping, dengan tubuh yang memiliki corak yang ramai dengan beraneka warna dan bentuk (polimurf). Sedangkan pada individu betina warnanya polos dengan tubuh yang montok, serta memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan yang jantan (Ali,2008). Dalam praktikum ini akan diamati perkembangan telur dan embrio ikan gatul melalui pengamatan satu persatu telur dan perkembangan embrio yang terdapat di dalam kantung embrio ikan betina. Embrio ikan gatul diamati tahap perkembangannya berdasarkan morfologinya. Tahap perkembangan ikan gatul dimulai dari embrio yang belum berkembang sampai anak ikan yang siap dilahirkan. 1.1 Permasalahan Permasalahan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah bagaimana praktikan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan agar praktikan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.

Upload: zuna-miura-cliquers

Post on 03-Jul-2015

1.143 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIkan gatul (Poecilia sp) termasuk famili Poecilidae. Berdasarkan struktur tubuhnya ikan gatul

berkerabat dekat dengan ikan moli (Poecilia latipinna), ikan moli hitam (Poecilia sphenops), ikan ekor pedang (Xiphophorus helleri), dan ikan platis (Xiphophorus maculatus). Karakter spesifik yang dimiliki oleh ikan ini adalah fertilisasinya internal, terlihat dari ovarium ikan Gatul yang di dalamnya terdapat telur yang dibuahi. Pada ikan jantan terdapat organ kopulasi yang disebut gonopodium (Farichah,2009). Ikan gatul atau Poecilia reticulate bukanlah ikan asli Indonesia, melainkan ikan impor yang berasal dari Amerika Selatan, namun ikan ini beradaptasi dengan baik di indonesia sehingga kita dapat menemuinya dimana-mana. Poecilia reticulata bersifat vivipar dan memiliki dimorfisme seksual. Individu jantan memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dan bentuknya lebih ramping, dengan tubuh yang memiliki corak yang ramai dengan beraneka warna dan bentuk (polimurf). Sedangkan pada individu betina warnanya polos dengan tubuh yang montok, serta memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan yang jantan (Ali,2008).

Dalam praktikum ini akan diamati perkembangan telur dan embrio ikan gatul melalui pengamatan satu persatu telur dan perkembangan embrio yang terdapat di dalam kantung embrio ikan betina. Embrio ikan gatul diamati tahap perkembangannya berdasarkan morfologinya. Tahap perkembangan ikan gatul dimulai dari embrio yang belum berkembang sampai anak ikan yang siap dilahirkan.

1.1 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah bagaimana praktikan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.

1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan agar praktikan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan

perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.

Page 2: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan GatulKingdom : AnimaliaPhylum : ChordataClassis : ActinopterygiiOrdo : CyprinodontiformesFamilia : PoeciliidaeGenus : PoeciliaSpecies : Poecilia sp.

Gambar 2.1 Poecilia sp

Ikan gatul jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada betina. Ikan ini hidup pada perairan air tawar, tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan di beberapa benua. Ikan gatul memakan larva nyamuk. Kemampuannya bertahan hidup di lingkungan yang tercemar membuat ikan ini digunakan sebagai bioindikator. Di berbagai daerah ikan gatul juga dikonsumsi. Ikan gatul juga mudah dipelihara secara ex-situ di laboratorium, sehingga memungkinkan ikan ini menjadi hewan model untuk penelitian-penelitian biologi. Morfologi ikan gatul menunjukkan dimorfi seksual. Dalam hal ukuran dan pola warna, ikan jantan memiliki banyak pola warna dan ikan betina hanya memiliki pigmen hitam. Ikan gatul memiliki tipe sisik sikloid. Tipe sirip ekor pada betina membulat, tipe sirip ekor pada jantan membulat dengan pemanjangan pada bagian dorsal. Jumlah jari-jari sirip dorsal pada ikan gatul jantan dan betina adalah 7 sampai 8. Jumlah sistem reproduksi jantan terdiri dari sepasang testis yang berlobulus, spermatosit berkembang di dalam lobulus. Sistem reproduksi ikan betina terdiri dari satu ovarium dan satu oviduk. Sistem ini bermuara ke dalam saluran kloaka.

(Dyah,2009)

2.2 Seksualitas IkanSeksualitas hewan pada prinsipnya terdiri atas dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan

jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Populasi heteroseksual adalah ppulasi yang terdiri ikan yang berdeda seksualitasnya sedangkan populasi monoseksual adalah populasi yang terdiri dari ikan jantan saja atau ikan betina saja. Seksualitas ikan selain yang disebutkan di atas ada yang hermaprodit, protoandri, protogini dan gonokorisme (Wahyuningsih,2007).

Sifat seksual ikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu sifat seksual primer dan sifat seksual sekunder. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubngan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina serta testis dan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder adalahtanda-tanda yang dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Suatu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies tersebut dikatakan bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila, ikan tersebut dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna maka spesies ikan tersebut bersifat seksual dikromatisme.

Page 3: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dibandingkan ikan betina (Wahyuningsih,2007).

Sifat seksual sekunder pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :1. Sifat seksual sekunder yang bersifat hanya sementara, hanya muncul pada waktu musim

pemijahan saja. Misalnya ovipositor yaitu alat yang digunakan untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan suunan yang khas tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies. Contohnya ikan Nocomis biggutatus dan Semotilus atromaculatus jantan (Wahyuningsih,2007).

2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambussia affinis, Claspers pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes sp, Beta sp dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus sp yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya (Wahyuningsih,2007).

2.3 Macam - macam TelurMacam telur menurut susunan deutoplasmanya, ada 4 macam yaitu :

1. HomolecithalHomolecithal disebut juga oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasmanya sedikit, tersebar merata di seluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada amphioxus, Methateria dan Eutheria.

2. MediolecithalMempunyai deutoplasma sedang berupa lapisan di daerah kutub vegetal telur, terdapat pada ampibhia

3. MegalecithalMegalecithal atau telolecithal berdeutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan yang mengisi hampir semua telur sedangkan inti dan sedikit inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah puncuk kutub animal. Terdapat pada pisces, reptilia, aves dan monotremata.

4. CentrolecithalDeutoplasma relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak di bagian tengah. Sitoplasma berada di sebelah luar, terdapat pada insecta.

(Yatim,1994).

2.4 Pembelahan SelPembelahan atau clevage adalah suksesi pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah

fertilisasi. Selama pembelahan itu sel-sel mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel, tapi sering kali hampir selalu melewati fase G1 dan G2. Embrio tidak membesar selama periode perkembangan ini. pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma dalam satu sel besar yaitu zigot, menjadi banyak sel yang lebih kecil yang disebut sebagai blastomer, masing-masing dengan nukleusnya sendiri (campbell,2004).

Gambar 2.2 pembelahan pada embrio

Page 4: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

Clevage yang terus berlangsung melalui bidang meridian maupun bidang horizontal menghasilkan 32,64,128,256 sel (blastomer), dan seterusnya (2n) yang tersusun dalam suatu struktur. Struktur yang terdiri dari 128 blastomer disebut blastula awal (Nurhayati,2004).

2.4.1 Periode MorulaAda 3 macam tahap pembelahan yaitu :

a. HoloblastikPembelahan mengenai seluruh daerah zygot. Terdapat pada telur homolecithal dan mediolecithal. Holoblastik dibedakan atas holoblastik teratur dan holoblastik tak teratur. Holoblastik teratur terdapat pada bintang laut (Asterias), amphioxus, dan katak (Anura). Disebut teratur karena pembelahan secara teratur dilihat dari bidang pembelahanmaupun waktu tahap-tahap pembelahan itu. Holoblastik tak teratur terdapat pada mamalia (metatheria dan eutharia). Bidang dan waktu pembelahan tak sama dan tak serentak terjadi pada berbagai daerah zigot.

b. MeroblastikPembelahan hanya terjadi pada sebagian zygot yakni di daerah germinal disc. Terdapat pada telur megalecithal.

c. Perantaraan holoblastik dan meroblastikPembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur megalecithal yang berlapisan yolk yang tebalnya sedang, terdapat pada ganoid dan dipnoid

(Yatim,1994)

Gambar 2.3 Sel Morula

Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami serangkaian proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel anak akan memperoleh jumlah kromosom yamg sama dengan jumlah kromosom sel induk. Sejumlah blastomer menyusun struktur seperti bola berongga disebut morula (Yatim,1994).

2.4.2 Periode BlastulaMacam blastula dilihat dari bentuk dan susunan blastomernya ada 3, yakni: 1. Coeloblastula

(blastula bundar), berasal dari telur homolecithal dan mediolecithal. 2. Discoblastula (blastula gepeng), berasal dari telur homolecithal yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur dan telur megalecithal yang membelah secara meroblastik. 3. Stereoblastula, blastula berbentuk bola seperti coeloblastula tapi tidak terdapat blastocoel (Nurhayati,2004).

Periode blastula pada ikan memiliki dua tipe, yakni blastula elasmobranchii dan teleostei. Kedua blastula ikan ini termasuk tipe discoblastula yang sama halnya dengan blastula burung-burung dan Reptilia. Blastula primer terdiri dari selapis blastoderm dan blastocoel primer terletak antara blastoderm central dan periblast central. Pembentukan hypoblast pada elasmobranchii belum jelas.

Page 5: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

Daerah-daerah yang disangka akan menjadi calon pembentuk organ pada Elasmobranchii ada 5 apabila dilihat dari atas yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis dan mesodermal sedangkan calon pembentuk organ jika dilihat dalam penampang membujur ada 6 yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis, mesodermal dan entodermal. Kedua blastula ikan tersebut terdapat thropoblast yang mengelilingi calon pembentuk organ. Trophoblast akan menjadi bungkus embrio (Sagi,1990).

Gambar 2.4 tahap blastula

2.4.3 Periode GastrulaSetelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada

hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar. Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan (Moore,1988).

Gambar 2.5 Gastrula awal dan akhir

Gastrulasi pada Elasmobranchii tidak jauh berbeda dengan gastrulasi Teleostei. Involusi lamina prechordalis dan notochordal terjadio seperti gastrulasi burung-burung. Kedua calon itu setelah involusi bergerak ke anterior di bawah lamina prechordalis dan chorda dorsalis. Apabila gastrula memanjang maka gastrocoel memanjang ke arah anterior dan mendesak entoderm dan blastocoel jauh ke anterior. Pada gastrula Elasmobranchii terdapat 2 macam entoderm. Entoderm yang letaknya tepat di bawah lamina prechordalis sebagai entoderm yang berada di sepanjang sumbu embryo akan menjadi enteron. Entoderm di sebelah lateral dan akan meluaske periphere membentuk extra embryonic entoderm yang akan menjadi kantong vitellus. Kedua entoderm itu terdorong ke anterior oleh lamna pre chordalis dan chorda dorsalis. Entoderm axial berada di sebelah anterior lamina

Page 6: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

prechordalis dan entoderm yang kedua terdesak lebih ke anterior di luar tubuh embryo atau di sebelah anterior head fold (Sagi,1990).

2.4.4 TubulasiPertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula adalah tubulasi. Daerah-daerah bakal

pembentuk alat atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga dan yang tak nyata mengalami pembumbungan hanya notochord (tetap masif). Tubulasi terjadi mulai daerah kepala sampai ekor. Proses yang menyertai tubulasi antara lain penonjolan daerah kepala, pembesaran dan pemanjangan daerah badan, penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median daerah badan, dan pembentukan jaringan ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau penyalur makanan bagi embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut dan dalam tubulasi blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian dalam melancarkan proses tubulasi tersebut (Yatim, 1994).

2.4.5 Organogenesis Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitif yang berubah menjadi

bentuk yang lebih definitif dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Starr,2003).

Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu (Yatim,1994).

2.5 Perkembangan Bentuk EmbrioPerkembangan bentuk Embryo dari telur yang dibuah sampai trjadi bentuk tetap seperti

orang tuanya mengalami tingkat perkembangan bentuk antara lain bentuk tubuh primitif, bentuk larva dan bentuk tetap (Sagi,1990).

2.5.1 Bentuk Tubuh PrimitifBentuk tubuh vertebrata dalam stadium embryonal yang masih primitif pada umumnya

sama. Kenampakan dari luar bahwa bentuk tubuh embryo antra binatang satu dengan binatang lainnya masih sama. Contoh embryo Squalus achantias dari Elasmobranchii ukuran 10-15mm, embryo katak ukuran 5-7mm, embryo babi ukuran 6-10mm dan embryo manusia ukuran 6-10mm (Sagi,1990).

2.5.2 Bentuk Larva Bentuk larva adalah bentuk antara primitif dan bentuk tetap atau biasa disebut bentuk

transisi. Dalam periode larva bahwa organ yang telah mencapai bentuk dasar untuk kemudian mengalami suatu metamorfose menjadi bentuk tetap. Bentuk larva dari binatang yang berkembang di dalam air, Telestolei dan amphibia dapat dianalogikan dengan embryo yang berkembang di dalam

Page 7: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

tubuh induknya seperti Elasmobranchii dan mamalia juga dapat disamakan dengan embryo yang berkembang dalam kulit telur seperti reptil dan burung-burung (Sagi,1990).

Gambar 2.6 larva ikan gatul

2.5.3 Bentuk TetapDikatakan bentuk tetap bila sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi dan sudah sesuai

dengan bentuk orang tuanya. Tanda-tanda larva sudah menghilang. Tingkatan ini ada yang menyebutkan sebagai fetus (Sagi,1990)

Page 8: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat

Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi.

3.1.2 BahanBahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan gatul (Poecilia reticulates) dan

air.

3.2 Cara KerjaIkan Gatul diambil dari parit, lalu dimasukkan ke dalam akuarium dan dipelihara beberapa

hari di laboratorium. Selanjutnya disediakan alat dan bahan berupa pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi. Ikan Gatul betina yang kecil diletakkan pada papan seksi. Bagian perutnya dibuka dan diamati ovariumnya, kemudian digambar. Langkah selanjutnya diambil ovarium tersebut dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dengan lup dan digambar. Setelah itu pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu lalu diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Telur yang belum dibuahi dan yang telah dibuahi dibandingkan dan digambar. Ikan betina yang besar diambil, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dibawah mikroskop stereo. Setelah itu ovariumnya diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu lalu diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh diurutkan. Hasilnya dibedakan dan digambar.

Page 9: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.http://iqbalali.com/2008/01/28/ poecilia-ikan-gatul-dan-suhu / . Diakses pada tanggal 30 oktober pukul 22.57 WIB

Pusparini, Dyah.2009.Ikan Gatul sebagai Kandidat hewan Model: Identifikasi Morfologi dan Taksonomi Ikan Gatul di Lingkungan FMIPA Universitas Negeri Mlang. Diakses pada tanggal 30 oktober 2010 pukul 22.53 WIB

Farichah.2009.Perkembangan Embrio Ikan Gatul (Poecilia sp) Sebagai Kandidat Hewan Model. SkripsI Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 30 oktober 2010 pukul 22.47 WIB

Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.

Nurhayati, A.P.D. 2004.Diktat Perkembangan Hewan. Prodi Biologi FMIPA ITS. Surabaya.

Starr, cecie.2003.Biology Concepts and Aplications fifth edition.Brooks/Cole Thomson Learning: USA

Sagi, M. 1990. Embriologi Perbandingan pada Vertebrata. UGM Press: Yogyakarta

Yatim, W. 1994.Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandung.

Page 10: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

LAMPIRAN

SKEMA KERJA

- diambil dari parit- dimasukkan pada akuarium untuk dipelihara beberapa hari di laboratorium- diambil ikan betina yang kecil, diletakkan pada papan seksi- dibuka bagian perutnya dan diamati ovariumnya- digambarkan- diambil ovarium, diletakkan pada gelas arloji,ditetesi dengan sedikit air- diamati dengan lup dan digambar- dibuka pembungkus ovarium, setelah terbuka ditetesi dengan sedikit air- diambil satu per satu telur, diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air- diamati dengan lup- dibedakan telur yang belum dibuahi dengan telur yang sudah dibuahi- digambarkan- diambil ikan betina yang lebih besar, diletakkan pada gelas arloji, diamati di bawah

mikroskop stereo- diulangi kegiatan seperti ikan gatul betina yang kecil- diurutkan perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh- dibedakan - digambarkan

Ikan gatul (Poecilia reticulatus)

Hasil

Page 11: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

LAMPIRAN

DISKUSI1. Tabel ciri-ciri perkembangan telur mulai dari yang belum dibuahi

Tahapan Ciri-ciri

Telur sebelum dibuahi Sel telur diliputi selaput beupa lendir, memiliki kutub vegetal dan animal, bagian kuning telur menjadi bagian ventral tubuh embrio, memiliki polaritas dan bentuk bilaterl simetri

Telur(tahap penetrasi)

Telur berwarna kuning dengan banyak butir-butir lemak serta berbentuk bulat penuh (telur masak)

Zigot Merupakan bentuk penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina

Morula berupa bola padat yang masif dan terdiri dari sel-sel yang membelah

Blastula Bola berongga terdiri dari sel-sel yang membelah

Gastrula Bola berongga ( sempit yang mana sel-sel disekelilingnya telah menempati temoatnya masing-masing dan mengalami evolusi

Neurula Pada bagian dorsal terbentuk tonjolan notochord sebagai calon tulang punggung dan penonjolan lain akibat lempeng-lempeng neural yang berkembang

2. Ciri – ciri telur dalam fase blastula, gastrula, dan neurula fase blastula : telur terbentuk seperti bola berongga dengan rongga disebut blastocoel,

terdapat 2 kutub animal dan vegetal, kutub animal memiliki sel-sel yang lebih kecil disebut mikromer, sedangkan sel-sel di kutub vegetal disebut makromer. Akan tetapi ukuran blastula tidak ikut membesar dengan adanya rongga tetapi blastomer bagian dalam rontok

fase gastrula : sel-sel talah menempatkan dirinya sesuai bakal yang dibawanya sehingga termentuk lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Selain itu, pada gastrula akhir terjadi pelekukan akibat aktivitas seperti involusi, invaginasi, epiboli dan emboli

fase neurulasi : sel-sel sudah mulai berkembang dan terdapat penonjolan dibagian dorsal akibat pembentukan lempeng-lempeng neural

3. Tabel ciri-ciri perkembangan embrioNo. Tahapan Ciri – ciri1. Pembentukan neural, krista neural

dan notochordBentuk memanjang antero-posteroid, pada akhir neurulasi kedua tepi kiri dan kanan tempat ektodermal neural berinvolusi menyatu

2. Pembengkokan sumbu tubuh Terjadi dua pembengkokan yaitu kepala dan dada

Page 12: Jurnal4_embrio Ikan Gatul

sehingga tubuh embrio terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, leher dan ekor atau kepala, badan dan leher

3. Pembentukan selaput ekstra embrionik

Terbentuk kantong amnion sebagi tempat embrio tumbuh dan berkembang sehingga embrio membesar dan hidup dalam lingkungan akuatik

1. Perkembangan embrio sama artinya dengan pembentukan alat-alat tubuh dan pengondisian agar embrio berkembang membesar dan mirip dengan induknya serta persiapan-persiapan untuk kelahirannya

2. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan telur antara lain : fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio ciri khusus dari tiap fase perkembangan embrio apa saja peristiwa perkembangan embrio ini terjadi

3. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan embrio : fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio apa inti dari perkembangan embrio ini terjadi kondisi apa sajakah yang dipersiapkan untuk menjaga keselamatan embrio peda saat mulai

berkembang sampai melahirkan

4. Pada perkembangan telur dapat dibuat simpulan yaitu setelah terbentuk zigot maka telur mengalami beberapa perkembangan antara lain : fase morula : telur terus membelah secara berulang-ulang dan melalui berbagai bidang

pembelahan sehingga terbentuk suatu bola padat yang pejal fase blastula : telur terus membelah dan sel-sel di bagian dalam rontok membentuk blastocoel

sehingga terbentuk bola padat berongga fase gastrula : telur mengalami berbagai perpindahan sel menuju tempatnya masing-masing

sesuai bakal alat yang dibawanya membentuk 3 lapis benih serta terjadi pelekukan akibat aktivitas pada fase gastrula ini

fase neurulasi : telur berbentuk agak memanjang dengan penonjolan pada daerah dorsal akobat lempeng-lempeng neural

5. Pada perkembangan embrio dapat dibuat simpulan : perkembangan embrio merupakan kelanjutan dari perkembangan telur dengan terjadinya

perkembangan bakal alat pada fase gastrula dengan pembentukan alat-alat tubuh perkembangan embrio pada akhir juga mempersiapkan beberapa kondisi untuk menjaga

keamanan dan kenyamanan embrio dalam berkembang dan mempersiapkan kelahiran fetus yang terbentuk dari perkembangan embrio