jurusan bimbingan dan konseling fakultas ilmu …lib.unnes.ac.id/17316/1/1301408025.pdf · smp...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI
KONSELING INDIVIDU MELALUI LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII A
SMP NEGERI 4 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Tri Oktavianto
1301408025
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Tahun Pelajaran 2012/2013” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri
bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang, April 2013
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling
Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” ini telah dipertahankan di hadapan
Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 24 April 2013
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Budiyono, M.S Dr. Awalya, M.Pd., Kons
NIP.19631209 198703 1 002 NIP. 19601101 198710 2 001
Penguji Utama
Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons
NIP. 19600605 199903 2 001
Penguji/Pembimbing I Penguji/ Pembimbing II
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si Drs. Eko Nusantoro, M.Pd
NIP. 19520411 197802 1 001 NIP. 19600205 199802 1 001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Selamanya kita tidak akan pernah tau siapa diri kita, sampai kita bisa
melihat hasil karya kita.
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku, bapak dan ibu tercinta,
terima kasih atas segala bantuan, dukungan,
dan lantunan doanya.
2. Kakakku Ika Yuliarti dan Hery Praseptyo,
kalian adalah sumber semangatku.
3. Putri Purwatiningsih, terima kasih untuk
dukungan, semangat dan bantuannya.
4. Teman seperjuangan Bimbingan dan
konseling 2008.
5. Almamaterku tercinta.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti
konseling individu sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan dengan memberikan pre-test sebelum
dilaksanakan bimbingan kelompok dan post-test setelah pertemuan terakhir dalam
bimbingan kelompok. Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok
diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu.
Dalam pelaksanaan penelitian ini ada berbagai hambatan yang dialami oleh
penulis. Hambatan tersebut salah satunya adalah mengenai keterbatasan waktu
dan tempat pelaksanaan bimbingan kelompok. Namun hambatan tersebut bisa
diatasi sehingga penelitian bisa terlaksana dengan baik sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
vi
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling.
4. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
membimbing dan memberikan motivasi sampai terselesaikannya penyusunan
skripsi ini.
5. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing dan memberikan motivasi sampai terselesaikannya penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak, Ibu dosen BK yang telah ikut membantu dengan memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Nadiyono,S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 4 Batang yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Puji Hastuti, S .Pd. selaku guru pembimbing di SMP Negeri 4 Batang yang
telah banyak membantu pelaksanaan penelitian.
9. Siswa kelas VII G dan kelas VII A yang telah bersedia membantu pelaksanaan
penelitian.
10. 10 siswa kelas VII A khususnya yang telah bersedia mengikuti layanan
bimbingan kelompok.
11. Teman-teman kost Pendi, Putut, Nanang, Aji, Siswo, dan Eko.
vii
12. Sahabat terbaikku semua teman seperjuangan BK 2008 atas bantuan dan
motivasinya.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Semarang, April 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Oktavianto Tri. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling
Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan
Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
I. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si dan Pembimbing II. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd.
Kata kunci: Minat mengikuti konseling individu, layanan bimbingan kelompok.
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMP
Negeri 4 Batang yang menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VII A yang
mempunyai minat yang rendah mengikuti konseling individu di sekolah. Melalui
pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan bisa meningkatkan minat
siswa dalam mengikuti konseling individu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada
siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas
VII A di SMP Negeri 4 Batang yang mempunyai minat dalam mengikuti
konseling individu termasuk dalam kriteria tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi,
observasi, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis
data kuantitatif dan analisis deskriptif persentase.
Hasil uji wilcoxon diperoleh Thitung = 55 dan Ttabel = 8 berarti Ha diterima
dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan tingkat minat siswa dalam mengikuti
konseling individu meningkat setelah memperoleh bimbingan kelompok. Dari
hasil penelitian menunjukkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu
sebelum memperoleh bimbingan kelompok 51,89% dengan kategori rendah dan
setelah memperoleh bimbingan kelompok 76,65% dengan kategori tinggi.
Perbedaan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum dan
sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok sebesar 24,76%. Selain itu,
siswa mengalami perkembangan yang lebih baik dilihat dari meningkatnya
indikator perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling
individu, keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti konseling
individu, dan tindakan mengikuti konseling individu.
Simpulan dari penelitian ini adalah meningkatnya minat siswa mengikuti
konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Adapun
saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Guru pembimbing/konselor di SMP
ix
Negeri 4 Batang sebaiknya selain memberikan layanan bimbingan kelompok,
guru pembimbing hendaknya memberikan layanan bimbingan dan konseling lain
yang relevan untuk mengembangkan minat siswa dalam mengikuti konseling
individu.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................... 11
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 11
1.5 Garis Besar Sistematika Skripsi .............................................................. 12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 14
2.2 Minat Mengikuti Konseling Individu .................................................. 18
2.2.1 Minat .................................................................................................... 18
2.2.1.1 Pengertian Minat .................................................................................. 18
2.2.1.2 Ciri-Ciri Minat .................................................................................... 20
2.2.1.3 Macam-Macam Minat .......................................................................... 22
2.2.1.4 Aspek-Aspek Minat ............................................................................. 22
2.2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat .......................................... 27
2.2.2 Konseling Individu ............................................................................... 29
2.2.2.1 Pengertian Konseling Individu ............................................................. 29
2.2.2.2 Tujuan Konseling Individu .................................................................. 31
2.2.2.3 Fungsi Konseling Individu .................................................................. 32
2.2.2.4 Langkah-Langkah Konseling Individu ................................................ 33
x
2.3 Layanan Bimbingan Kelompok ........................................................... 37
2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ........................................................ 37
2.3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok .............................................................. 39
2.3.3 Jenis Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok.................................... 41
2.3.4 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok .................................................... 43
2.3.5 Teknik-Teknik dalam Bimbingan Kelompok ...................................... 53
2.3.6 Peranan Pemimpin dan Anggota Kelompok ........................................ 55
2.4 Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui
Layanan Bimbingan Kelompok .......................................................... 58
2.5 Hipotesis ............................................................................................... 61
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 62
3.2 Desain Penelitian ................................................................................... 63
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 66
3.3.1 Identifikasi Variabel................................................... ........................... 66
3.3.2 Definisi Operasional Variabel... ............................................................ 67
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................................... 68
3.4.1 Populasi ................................................................................................. 68
3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................... 69
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 71
3.5.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 71
3.5.2 Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 72
3.6 Prosedur Penyusunan Instrumen ........................................................... 76
3.7 Uji Instrumen Penelitian ....................................................................... 78
3.7.1 Validitas Instrumen ............................................................................... 79
3.7.2 Reliabilitas Instrumen ........................................................................... 80
3.8 Metode Analisis Data ............................................................................ 82
3.8.1 Analisis Deskripsi Persentase.... ........................................................... 82
3.8.2 Uji Wilcoxon ........................................................................................ 83
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Persiapan Penelitian ............................................................................... 85
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 85
4.2.1 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling
Individu
Sebelum Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok ........................ 86
4.2.2 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling
Individu Setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok ............ 89
4.2.3 Peningkatan Minat Siswa Dalam Mengikuti Konseling Individu
Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ............................ 91
4.2.4 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok.......................................... 95
4.3 Pembahasan ............................................................................................. 115
4.4 Keterbatasan Peneliti ............................................................................... 119
xi
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................. 120
5.2 Saran ....................................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123
LAMPIRAN .................................................................................................. ... 126
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rancangan pemberian materi layanan bimbingan kelompok ............... 65
3.2 Jumlah siswa kelas VII A ..................................................................... 68
3.3 Sampel penelitian.................................................................................. 71
3.4 Penskoran item...................................................................................... 74
3.5 Kategori tingkatan skala minat siswa ................................................... 75
3.6 Kisi-kisi skala instrumen minat ............................................................ 77
3.7 Klasifikasi reliabilitas ........................................................................... 81
3.8 Tabel penolong untuk uji wilcoxon....................................................... 83
4.1 Hasil perhitungan Pre-test skala minat ................................................. 87
4.2 Tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu
sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok (pre-test)............ 89
4.3 Tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah
melaksanakan layanan bimbingan kelompok (post-test) ..................... 90
4.4 Tabel penolong untuk uji wilcoxon....................................................... 91
4.5 Perbedaan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu
sebelum dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok......... 92
4.6 Hasil perbedaan skor berdasarkan indikator minat siswa
mengikuti konseling individu sebelum dan setelah memperoleh
layanan bimbingan kelompok ............................................................... 94
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Desain penelitian one group pretest-posttest design ............................ 64
3.2 Langkah-langkah dalam penelitian ....................................................... 76
4.1 Grafik perbandingan hasil pre-test dan post-test .................................. 93
4.2 Grafik Persentase skor tiap indikator minat siswa mengikuti
konseling individu sebelum dan sesudah mendapatkan layanan
bimbingan kelompok ............................................................................ 94
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jurnal Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
127
2. Daftar Responden Try Out ......................................................................... 129
3. Kisi-kisi Instrumen Skala minat Siswa(Try Out) ...................................... 130
4. Instrumen Skala Minat Siswa (Try Out) ................................................... 132
5. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Skala Minat Siswa ........ 140
6. Interpretasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 150
7. Daftar Responden Pre Tes ........................................................................... 157
8. Kisi-kisi Instrumen Skala Minat Siswa (pre test) ......................................... 158
9. Instrumen Skala Minat Siswa (pre test) ........................................................ 160
10. Program Harian Bimbingan dan Konseling ................................................ 165
11. Daftar Nama Siswa Yang Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ...... 176
12. Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ................................. 177
13. Operasionalisasi Layanan Bimbingan Kelompok ....................................... 178
14. Satuan Layanan ........................................................................................... 184
15. Materi Bimbingan Kelompok ..................................................................... 208
16. Daftar Hadir ................................................................................................ 227
17. Laiseg .......................................................................................................... 235
18. Laporan Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok ............................... 236
19. Hasil analisis uji wilcoxon ........................................................................... 243
20. Hasil Pre-test dan Post-test ....................................................................... 245
21. Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu ............................ 253
22. Hasil Evaluasi Bimbingan Kelompok ....................................................... 260
23. Foto-foto Penelitian .................................................................................. 268
24. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 271
25. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................................... 272
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan garis besar sistematika penulisan skripsi.
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pada umumnya selalu
menemui masalah baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar individu.
Pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan usaha membantu siswa
dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan
dan pengembangan karier. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki.
Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi siswa. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dilaksanakan dengan pola 17, yang terdiri dari empat (4) macam bidang bimbingan,
yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier; tujuh (7) macam layanan, yaitu :
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling
individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok; serta lima (5) kegiatan
pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
Dari beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
peserta didik, layanan konseling individu perlu mendapat perhatian lebih. Karena
2
layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan
dan konseling, serta pelayanan konseling individu di sekolah memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor.
Permasalahan yang dialami oleh siswa tidak dapat dihindari meski dengan
pengajaran yang baik dari tenaga pengajar dan permasalahan yang dialami oleh siswa
tidak hanya bersumber dari dalam sekolah saja namun juga dari luar sekolah.
Pelayanan BK di sekolah mengacu pada empat dimensi kemanusiaan dalam rangka
mewujudkan manusia seutuhnya. Dalam panduan penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah bimbingan dan
konseling di sekolah berisikan pengembangan diri, yaitu kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik.
Dari uraian di atas jelas bahwa bimbingan dan konseling di sekolah sangat
dibutuhkan agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dan
mencapai perkembangan optimal sesuai potensi yang dimiliki. Sebenarnya masalah
itu dapat diatasi dengan adanya layanan konseling individu di sekolah. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya, konseling individu kurang maksimal karena kurangnya minat
siswa dalam memanfaatkan layanan konseling individu tersebut. Pada dasarnya
layanan konseling individu terselenggara atas inisiatif siswa. Namun demikian,
konselor tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa, tetapi konselor
harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya
3
bermasalah dan masalah itu tidak boleh dibiarkan begitu saja tetapi memerlukan
bantuan untuk memecahkan masalah tersebut.
Konseling individu merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik
(siswa) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Konseling
merupakan proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat mengenal dirinya
sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan
lingkungannya. Suatu hubungan yang unik dalam konseling dapat membantu
individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat
berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannnya. Dalam konseling diharapkan
siswa dapat mengembangkan kesehatan mental, mengubah sikap, keputusan diri
sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannnya dan
memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu, juga
untuk membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial
maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang (Nurihsan,
2010:11).
Konseling individu tersebut diyakini sangat membantu siswa-siswa jika siswa
mengikuti konseling individu dengan konselor. Tetapi jika minat siswa mengikuti
konseling individu rendah maka siswa tersebut akan mengalami berbagai hambatan
dalam kehidupannya. Hurlock (2004:114) menyatakan bahwa minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan
bila mereka bebas memilih. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
4
orang merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
berkurang, minat pun berkurang.
Mengingat pentingnya konseling individu bagi siswa, idealnya layanan
konseling individu diberikan oleh konselor kepada siswa dengan tujuan
berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat
menyesuaikan diri secara positif. (Willis, 2004:35). Namun, konselor kerap kali
kesulitan mengadakan layanan konseling individu sehingga dampak yang timbul
adalah siswa sering kebingungan dan kurang terarah dalam melakukan tindakan,
selain itu siswa menjadi kurang terdidik dengan baik, dan menjadikan siswa tidak
berkembang secara optimal. Salah satu kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah adalah semakin banyak siswa yang mencari dan mendatangi
guru pembimbing untuk meminta layanan konseling individu. (Sukardi, 2003:47)
Kenyataan yang terjadi di sekolah pada umumnya adalah siswa menganggap
kalau bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan tersedia dan tertuju hanya untuk klien-
klien tertentu saja, tetapi terbuka untuk segenap individu ataupun kelompok yang
memerlukannya. (www. bimbingan-konseling-isu-bk-dlm.html.) Diakses pada 25
November 2012. Selain itu salah satu isu yang sangat penting bagi konselor dalam
hubungan konseling adalah “kerahasiaan”. Rahasia harus bisa bukan hanya
diterapkan pada klien yang ditandai, tapi juga para individu lain atau organisasi lain
seperti teman, keluarga, sekolah , agen-agen keamanan dan lain-lain yang mungkin
memberikan informasi, dijaga kerahasiaannya sebagai bagian dari proses klinis. Para
profesional menyimpan informasi tersebut yang tidak akan pernah dibocorkan secara
5
sembrono kepada siapapun. Selain menjaga rahasia konselor juga harus jeli dalam
menangani masalah klien misalnya konselor akan membocorkan informasi kepada
pihak lain hanya untuk kebaikan klien dan dibocorkan hanya dalam situasi yang
ekstrim seperti membahayakan orang lain. www. KERAHASIAAN DALAM KONSELING
DI ERA GLOBAL (Isu Etik Antara Hak dan Kewajiban) 1) Oleh Helma 2) _ Camp
Counseling.htm. Diakses pada 25 November 2012.
Fenomena yang ditemukan oleh peneliti di SMP Negeri 4 Batang yaitu siswa
kurang berminat mengikuti layanan konseling individu. Hasil yang diperoleh dari
wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 4 Batang diperoleh
informasi bahwa dari semua siswa yang ada, di siswa kelas VII mempunyai minat
yang rendah dalam mengikuti konseling individu. Dari jumlah total sebanyak 223
siswa, hanya ada sekitar 15 siswa yang bersedia dengan sukarela dan kemauan
sendiri mengikuti konseling individu dengan konselor di sekolah, dari 15 siswa yang
mengikuti konseling individu tidak ada satupun siswa dari kelasVII A yang
mengikutinya, ada 3 siswa dari kelas VII B, 1 siswa dari kelas VII C, 1 siswa dari
kelas VII D, 5 siswa dari kelas VII E, 3 siswa dari kelas VII F, dan 2 siswa dari kelas
VII G. Jadi, di kelas VII A inilah minat siswa mengikuti konseling individu yang
paling rendah diantara kelas lainnya.
Dari hasil angket yang telah dianalisis konselor, pada kelas VII A merupakan
kelas yang mempunyai tingkat minat yang rendah dalam mengikuti konseling
individu diantara kelas yang lainnya. Konselor menambahkan bahwa terdapat 32
jumlah siswa, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan, dari seluruh siswa
yang ada, tidak ada yang dengan sukarela mengikuti konseling individu, dari 10
6
siswa yang mengikuti konseling individu hampir seluruhnya merupakan paksaan dari
konselor di sekolah, itu artinya hanya siswa yang bermasalah saja yang mengikuti
konseling individu dengan guru BK di sekolah dan di kelas VII A inilah paling
banyak siswa yang bermasalah dengan 10 siswa.
Konselor menambahkan kalau layanan konseling individu sudah
disosialisasikan dan dilaksanakan namun siswa kurang antusias. Sebenarnya banyak
siswa yang memiliki masalah sayangnya mereka tidak datang dengan kemauan
sendiri untuk memanfaatkan layanan konseling individu dengan konselor. Siswa
sering kali melakukan layanan konseling individu hanya karena dipanggil oleh
konselor, hal ini bertolak dengan pemahaman bahwa konseling individu itu
merupakan hal yang penting bagi siswa. Banyak penyebab sehingga siswa kurang
berminat mengikuti layanan konseling individu. Berdasarkan keterangan dari
beberapa siswa kelas VII A, salah satu siswa HR mengatakan bahwa konseling
individu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Dan HR juga mempunyai
pandangan yang negatif terhadap siswa yang datang ke ruang BK, karena biasanya
siswa-siswa yang nakal dan bermasalah saja yang datang ke ruang BK.
Sumber lain NM salah satu siswa kelas VII A memiliki keraguan bahwa
masalah yang diceritakannya hanya diketahui klien itu sendiri dan konselor yang
menangani seperti asas kerahasiaan yang terdapat dalam layanan konseling individu.
Siswa takut apabila menceritakan masalahnya dengan konselor karena takut masalah
itu akan diketahui orang banyak seperti konselor yang lain, guru mapel, teman di
kelas atau bahkan orang tua dirumah. Selain itu juga ada siswa yang mengatakan
bahwa ia tidak mengerti dengan konseling individu dan tidak tahu manfaatnya.
7
Persoalan tersebut menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap layanan konseling
individu. Sedangkan menurut pengamatan peneliti, kurangnya minat siswa kelas VII
terhadap layanan konseling individu diasumsikan karena adanya rasa takut dan malu
dari siswa untuk bercerita dengan guru BK, hal ini disebabkan kepercayaan diri dari
siswa yang kurang sehingga menimbulkan siswa enggan mengikuti konseling
individu di sekolah. Adanya perasaan takut dikatakan siswa bermasalah karena
berurusan dengan BK, lalu siswa juga takut kerahasiaannya akan terbongkar menjadi
persoalan tambahan lain yang menyebabkan siswa lebih memilih menceritakan
masalah dengan orang tua atau temannya.
Melihat fenomena yang terjadi pada siswa tersebut dapat menyebabkan proses
kegiatan belajar mengajar terhambat dan prestasi belajar menurun. Guna
meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu dapat digunakan beberapa
cara yang efektif, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Dewasa ini
praktik bimbingan kelompok hanya dilakukan oleh konselor profesional yang
memahami benar hakekat serta memiliki keterampilan dan keberanian dalam
menyelenggarakan bimbingan kelompok. Melalui bimbingan kelompok diharapkan
anggota kelompok dapat mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam komunikasi dan terpecahkannya
masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah
tersebut bagi individu-individu lain peserta bimbingan kelompok itu sendiri
menjadikan siswa diharapkan bisa merasa nyaman dan tenang untuk konseling
individu. Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi informasi dan data
untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku (Mungin, 2005:17).
8
Dari pengalaman penulis, kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan
salah satu layanan BK yang paling digemari oleh siswa-siswa disekolah, dikarenakan
didalam kegiatan bimbingan kelompok memiliki sifat yang lebih santai dan menarik
karena kegiatan ini sering dilakukan di luar kelas, sehingga siswa tertarik untuk
mengikuti layanan bimbingan kelompok walaupun sering diselenggarakan setelah
kegiatan belajar mengajar siswa. Keunggulan dari bimbingan kelompok dengan
layanan BK yang lain berada pada prosesnya, karena di dalam layanan bimbingan
kelompok semua anggota kelompok diharapkan dapat mengembangkan perasaannya,
pikiran, persepsi, wawasannya mengenai tema yang dibahas sehingga akan
terpecahkan masalah yang dihadapinya.
Brigita Branendra Wardhani (Jurnal Elektronika/Jurnal Gesti) berdasarkan
data dari penelitiannya diperoleh bahwa semakin tinggi minat yang dimiliki siswa
semakin tinggi pula hasil belajarnya karena minat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajarnya (usahanya). Dengan demikian minat mempengaruhi usaha
pencapaian suatu hasil. (Jurnal penelitian ini diunggah oleh Tri Gesti Anggarini 25
Mei 2008 No.Reg : 5212057011, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektronika).
Jurnal Bimbingan dan konseling, Hery Bagus Anggoro Wicaksono (Prodi
Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia) dalam
penelitian yang berjudul Keefektifan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan
Motivasi Berwirausaha Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Madiun Tahun Ajaran
2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha pada
kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berupa layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha dibandingkan dengan
9
kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan layanan bimbingan kelompok
untuk meningkatkan motivasi berwirausaha menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Dari skor rerata yang diperoleh masing-masing kelompok tersebut
ternyata skor rerata perubahan motivasi berwirausaha, sesudah mendapat perlakuan
layanan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha
hasilnya lebih meningkat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan
bimbingan kelompok juga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
konseling individu.
Dari paparan fenomena yang terjadi di lapangan bahwa kebanyakan siswa
tidak mempunyai minat dalam mengikuti konseling individu padahal konseling
individu sangat dibutuhkan oleh siswa, tetapi siswa belum berminat mengikuti
konseling individu, diharapkan dengan layanan bimbingan kelompok maka dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, penulis ingin mengangkat fenomena
tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Minat
Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang mengikuti
konseling individu sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok?
1.2.2 Bagaimana minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang mengikuti
konseling individu setelah pemberian layanan bimbingan kelompok?
10
1.2.3 Apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat siswa kelas
VII A mengikuti konseling individu di SMP Negeri 4 Batang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang dalam mengikuti
konseling individu sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok.
1.3.2 Mengetahui minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang dalam mengikuti
konseling individu setelah pemberian layanan bimbingan kelompok.
1.3.3 Membuktikan adanya kecenderungan peningkatan minat siswa dalam
mengikuti konseling individu pada siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan
kelompok.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta membantu perkembangan keilmuan dalam bidang
bimbingan dan konseling, terutama masalah yang berkaitan dengan minat
siswa dalam mengikuti konseling individu yang dapat ditingkatkan melalui
layanan bimbingan kelompok.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran bagi sekolah sebagai pengelola dan penyelenggara pendidikan
sekaligus sebagai salah satu bahan telaah untuk dapat memberikan layanan
11
bimbingan dan konseling yang terbaik bagi siswanya, sehingga siswa dapat
berkembang secara optimal.
1.4.2.2 Bagi Konselor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, acuan, atau
pertimbangan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok apabila
penelitian ini terbukti bahwa layanan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu.
1.4.2.3 Bagi Siswa
Bagi siswa yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat
memiliki wawasan dan pemahaman baru, serta khususnya dapat
meningkatkan minat dalam mengikuti konseling individu.
1.5 GARIS BESAR SISTEMATIKA SKRIPSI
1. Bagian Awal
Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran
serta abstrak.
2. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan garis besar sistematika skripsi.
12
Bab II : Tinjauan pustaka yang membahas tentang teori-teori yang
melandasi penelitian, yang meliputi : Minat mengikuti
konseling individu dan layanan bimbingan kelompok.
Bab III : Metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian,
desain penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan
teknik sampling penelitian, metode dan alat pengumpul data,
prosedur penyusunan instrument, uji coba instrument
penelitian dan metode analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasannya. Pada bab ini disajikan
hasil penelitian yang berisi data masukan selama penelitian.
Bab V : Kesimpulan dari pembahasan penelitian dan saran dari
peneliti.
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tentang penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian serta teori-teori yang melandasi teori ini. Teori-teori tersebut adalah minat,
konseling individu, dan bimbingan kelompok.
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan terkait dengan upaya
meningkatkan minat mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan
kelompok adalah sebagai berikut:
Penelitian dilakukan oleh Nuri Susanti (2012) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Minat Membaca Pada Buku Pelajaran Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok pada Siswa Kelas VIII D SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”.
Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang. Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui minat siswa
dalam membaca sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
serta untuk mengetahui perkembangan minat membaca pada siswa setelah
dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok. Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat
membaca siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok
efektif untuk meningkatkan minat siswa.
14
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Rani Rosyidah (2010) dengan judul
penelitian yaitu “ Meningkatkan minat karier melalui layanan bimbingan kelompok
(penelitian pada kalayan angkatan kesatu Panti Bina Marga remaja Wira Adhi Karya
Ungaran tahun 2010) “. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah minat karier kalayan dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok. Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
gambaran minat karier kalayan sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok,
secara keseluruhan kalayan memperoleh persentase skor rata-rata 47,89% termasuk
dalam kriteria rendah (R). Setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok, hasil
post test secara keseluruhan menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata minat
karier kalayan meningkat menjadi 79,87% yang termasuk dalam kriteria tinggi (T).
Dengan demikian, kalayan yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok ini,
minat kariernya meningkat dimana peningkatan tersebut sebesar 31,82%. Dari uji
wilcoxon diperoleh Zhitung sebesar 2,39 dan nilai Ztabel pada taraf signifikan 5%
dan N=10 diperoleh Ztabel sebesar 1,96%. Terkait dengan uraian tersebut maka
tingkat minat karier kalayan sebelum dan setelah memperoleh layanan bimbingan
kelompok adalah berbeda dan mengalami peningkatan yang signifikan. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa minat karier kalayan wisma 1 dan 2 panti bina
remaja wira adhi karya tahun 2010 dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
kelompok. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok efektif untuk
meningkatkan minat.
15
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Jihan Rina Purwaningtias (2009)
Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Meningkatkan Minat Siswa
Mengikuti Layanan Informasi Dengan Menggunakan Media Bimbingan pada
Siswa Kelas X SMA N 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”. yang
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa kelas X SMA N 1
Kedungwuni mengikuti layanan informasi setelah diberikan layanan informasi
dengan menggunakan media bimbingan. Ini terlihat dari perubahan atau
perkembangan klien sebelum dan sesudah pemberian treatment. Sebelum
diberikan layanan diperoleh skor cukup tinggi dan setelah diberi layanan
diperoleh skor sangat tinggi, ini berarti terjadi peningkatan minat siswa dalam
mengikuti layanan informasi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lailatul Mufidah dan Mochamad
Nursalim (Alumni Prodi BK FIP UNESA dan Staf Pengajar Prodi BK FIP
UNESA). Dengan penelitian berjudul “ Penggunaan Bimbingan Kelompok
Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat belajar Siswa”.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri
4 Sidoarjo. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor minat
belajar siswa di kelas sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok
dengan teknik diskusi kelompok. Simpulan tersebut didasarkan pada hasil
analisis data dengan uji jenjang-bertanda Wilcoxon. Dari hasil perhitungan,
didapatkan Thitung = 0. Sehingga, berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji
16
jenjang-bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% dan N = 10 diperoleh T
tabel =8, maka Thitung lebih kecil Ttabel (0<8) Sehingga hipotesis alternatif
yang berbunyi “Ada peningkatan skor minat belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok
dengan teknik diskusi kelompok” dapat diterima. Dengan demikian, penggunaan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri
4 Sidoarjo. Penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok
juga dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa seperti
mengerjakan tugas tepat waktu, tidak menyia-nyiakan waktu luang, sering
mengikuti pelajaran di sekolah, dan mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahui. Selain itu dapat merubah dan memperbaiki permasalahan-
permasalahan lain yang tentunya dapat diubah atau diperbaiki.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas mengenai minat dan bimbingan
kelompok, dapat diketahui bahwa minat siswa bisa ditingkatkan dengan memberikan
layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan
dalam Bimbingan dan Konseling yang sudah terbukti efektif untuk mengatasi
berbagai macam kasus. Dengan demikian meningkatkan minat mengikuti konseling
individu pada siswa juga bisa diatasi dengan menggunakan layanan bimbingan
kelompok.
17
2.2 Minat Mengikuti Konseling Individu
Berkaitan dengan minat mengikuti konseling individu, berikut ini akan
dijelaskan mengenai minat dan konseling individu.
2.2.1 Minat
Kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia dipengaruhi oleh minat yang
ada didalam dirinya. Berikuti ini penjelasan mengenai minat dimulai dari pengertian
minat, ciri-ciri minat, macam-macam minat, aspek-aspek minat, dan faktor yang
mempengaruhi minat.
2.2.1.1 Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu dari beberapa segi tingkah laku. Orang yang
berminat pada sesuatu, memberikan perhatian kepadanya, mencarinya, mengarahkan
dirinya kepadanya, atau berusaha mencapai atau memperoleh sesuatu yang bernilai
baginya. Menurut Mappiare (1998:64) bahwa minat adalah suatu perangkat mental
yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa
takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu. Jadi dalam masa remaja, minat harus berkembang dan hal ini
bersifat pemilihan dan berarah tujuan.
Saleh dan Wahab (2005:262) mengemukakan bahwa minat dapat diartikan
sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
18
senang. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
rasa senang. Sementara itu Hurlock (2004:114) menyatakan bahwa minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan
bila mereka bebas memilih. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
orang merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
berkurang, minat pun berkurang.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Gunarsa (2003:68) mendefinisikan minat
adalah suatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap
merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil
keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan menuju
ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat juga tidak
dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap
suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan. Minat dapat dikatakan
sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
19
2.2.1.2 Ciri-Ciri Minat
Selain pengertian tentang minat diatas, minat juga mempunyai ciri-ciri yang
menurut Slameto (2010:180) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat yang ada pada diri
masing-masing individu adalah sebagai berikut :
1. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dipelajari kemudian.
Bebeda dengan bakat seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir, minat
seseorang tidak mengenenal demikian melainkan diperoleh setelah seseorang
senang dengan objek tertentu. Artinya minat seseorang dapat diarahkan dan
dipengaruhi oleh siapapun. Baik pengaruh dari lingkungan sekolah, keluarga
ataupun masyarakat.
2. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Misalkan saja siswa
berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler sepak bola dan tidak menyukai
ekstrakurikuler bulu tangkis. Siswa tersebut selalu bercerita kepada temannya
tentang sepak bola dan tidak menceritakan tentang bulu tangkis. Selain itu siswa
tersebut juga paham dan mengerti jika ditanya tentang sepak bola.
3. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.
Maksudnya disini jika siswa telah beminat tentang suatu kegiatan misalkan siswa
yang berminat mengikuti konseling individu, tentunya siswa tersebut akan
mengikuti kegiatan konseling individu tersebut. Tidak hanya sekedar mengetahui
tentang makna konseling individu melainkan siswa tersebut ikut serta dalam
kegiatan konseling individu dengan guru pembimbing.
20
4. Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan. Yang dimaksud disini yaitu minat
tidak membutuhkan paksaan melainkan keikhlasan. Berarti siswa dapat berminat
terhadap suatu objek asalkan ada pengaruh, dukungan dan rangsangan, baik dari
dalam diri sendiri ataupun dari luar diri.
5. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Dalam hal ini individu benar-
benar terpusat pada perhatiannya, Individu mengamati obyek yang menarik
baginya, obyek yang dimaksud bermacam-macam misalnya bisa berupa benda
seperti buku, bola dan sebagainya, bisa berupa kegiatan seperti berolahraga,
membaca buku dan tidak terkecuali juga kegiatan mengikuti layanan konseling
individu. Tentunya jika siswa berminat mengikuti konseling individu maka siswa
tersebut akan mengikuti kegiatan layanan konseling individu dengan sendirinya
tanpa ada paksaan dari orang lain.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa minat bukan
merupakan bawaan sejak lahir akan tetapi minat terbentuk karena proses belajar yang
dilakukan oleh individu dengan lingkungannya. Minat juga dapat diungkap dan
dibuktikkan dengan tindakan atau perbuatan. Siswa akan memiliki perasaan senang
ketika ia melakukan suatu kegiatan yang diminatinya. Dalam hal ini antara minat
dengan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik sehingga akan terjadi
hubungan jika siswa yang tertarik akan senang dan berminat, begitu pula sebaliknya,
siswa yang tidak senang maka ia cenderung tidak berminat.
21
2.2.1.3 Macam-Macam Minat
Menurut Saleh dan Wahab (2005:266) mengatakan bahwa berdasarkan arahnya,
minat dapat dibedakan menjadi :
1. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu
sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar dan minat asli. Contohnya
seorang belajar karena memang senang pada ilmu pengetahuan atau
membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau peghargaan.
2. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari
kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat
tersebut hilang. Contohnya seorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi
juara kelas atau lulus ujian.
Dapat disimpulkan bahwa macam minat dibagi menjadi 2 yaitu minat intrinsik
dan minat ekstrinsik, artinya minat itu terjadi pada seseorang yang berminat pada
suatu objek dan minat ini asli tanpa paksaan dari pihak lain, selain itu juga ada minat
yang hanya dilakukan karena ada suatu tujuan yang ingin dicapai dan sewaktu-waktu
minatnya ini bisa berkurang dan bahkan hilang.
2.2.1.4 Aspek-Aspek Minat
Minat mempunyai beberapa aspek, diantaranya adalah perhatian, ketertarikan,
keinginan, keyakinan, keputusan dan tindakan yang akan dijelaskan sebagai berikut
(Jefkins,1994:242)
a) Perhatian (attention)
Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih
obyek yang menarik. Perhatian mangandung unsur pemusatan tenaga psikis
22
berupa kesadaran yang turut serta pada aktivitas tersebut yang ditujukan pada
suatu objek. dalam hal ini individu benar-benar terpusat pada perhatiannya,
Individu mengamati obyek yang menarik baginya, obyek yang dimaksud
bermacam-macam misalnya bisa berupa benda seperti buku, bola dan
sebagainya, bisa berupa kegiatan seperti berolahraga, membaca buku dan
tidak terkecuali juga kegiatan mengikuti layanan konseling individu. Dalam
konseling individu hal yang diperhatikan meliputi perhatian terhadap
keberadaan ruang pelaksanaan layanan konseling individu, perhatian terhadap
seluruh pelaksanaan layanan konseling individu.
Dari pendapat ahli ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian
adalah pemusatan dari aktivitas yang dilakukan oleh individu kepada suatu
objek tertentu dan mengabaikan objek lainnya. Maksud disini adalah individu
(siswa) lebih memusatkan perhatiannya kepada layanan konseling individu
dan tidak mempedulikan hal-hal yang lain.
b) Ketertarikan (interest)
Yaitu bentuk adanya perhatian seseorang mengenai segala sesuatu
yang berkaitan dengan obyek tersebut. Ketertarikan ini ditunjukkan dengan
usaha untuk berhubungan dan melakukan tindakan mendekati objek tertentu.
Individu yang tertarik akan berusaha untuk selalu bertindak agar memperoleh
sesuatu hal yang ia sukai. Dalam konseling individu ini diharapkan siswa
mempunyai ketertarikan untuk mengikuti pelaksanaan layanan konseling
individu, ketertarikan terhadap karakteristik konselor, maupun ketertarikan
terhadap layanan konseling individu berdasarkan pada manfaatnya
23
Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan mempunyai pengertian bahwa
awal tertariknya individu terhadap suatu objek sehingga ada upaya yang
dilakukan individu untuk lebih mengenal objek tersebut. Individu tertarik
mengikuti layanan konseling individu maka secara otomatis individu tersebut
akan mengenal terlebih dahulu tentang apa yang berhubungan dengan
konseling individu.
c) Keinginan (desire)
Yaitu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek
tersebut. Individu berusaha mencari tahu tentang hal yang diminatinya.
Seperti pengajuan pertanyaan, hal ini menunjukkan adanya suatu ketegangan
yang dapat mengarahkan siswa untuk melibatkan dirinya ke dalam masalah
tersebut serta untuk mencari jalan keluarnya. Suatu ketegangan menuju
pertimbangan akhir yang dilakukan oleh seorang demi mencapai kepuasan.
Untuk mencapai kepuasan tentunya siswa telah mempunyai keinginan yang
diharapkannya, dalam hubungannya dengan konseling individu, siswa harus
mempunyai keinginan yang didorong oleh kepercayaan bahwa konseling
individu dapat menyelesaikan masalah,serta keinginan memanfaatkan layanan
konseling individu karena kepribadian/karakteristik konselor yang baik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa keinginan ialah suatu upaya atau
dorongan yang dilakukan oleh individu untuk mencari tahu tentang objek
yang diminatinya untuk mengharapkan hasil yang diinginkan dan agar
individu tersebut mencapai kepuasan. Setelah mengenal tentang layanan
konseling individu, ada keinginan dari individu untuk terus mendalami
24
tentang konseling individu dan ada juga keinginan individu untuk
mempraktekkannya.
d) Keyakinan (conviction)
Yaitu seseorang yang merasa yakin dengan kegiatan yang dilakukan
dan akan memberikan kepuasan sebagaimana yang diinginkan. Keyakinan
muncul setelah individu mempunyai informasi atau data yang cukup terhadap
suatu obyek sehingga merasa yakin bahwa hal yang berhubungan dengan
obyek tersebut. Siswa juga akan merasa tertarik dengan layanan konseling
individu karena diberikan dengan menggunakan layanan bimbingan
kelompok sebagai perantara menumbuhkan minat siswa. Siswa merasa
memperoleh banyak informasi dan pengalaman yang ia butuhkan. Siswa
harus mempunyai keyakinan bahwa konseling individual bermanfaat. Selain
itu siswa harus yakin bahwa layanan konseling individu tidak hanya untuk
siswa yang bermasalah saja melainkan untuk seluruh siswa.
Dapat disimpulkan bahwa keyakinan disini adalah suatu sikap yang
ditunjukkan oleh individu karena ia merasa cukup tahu tentang kegiatannya
dan merasa benar dengan apa yang dilakukannya. Setelah siswa
menginginkan konseling individu maka siswa tersebut pasti sudah tahu
tentang kegiatan konseling individu dan merasa yakin bahwa konseling
individu memberikan dampak yang baik bagi dirinya.
e) Tindakan (action)
Setelah ada keputusan untuk melaksanakan suatu objek yang
diinginkan maka akan timbul tindakan atau sikap yang diinginkan individu
25
tersebut untuk direalisasikan. Setelah ada keputusan kemudian berupaya
untuk mewujudkan perilaku yang diharapkan. Individu melaksanakan dalam
bentuk perbuatan setelah mendapatkan wawasan. Tindakan adalah hal yang
akan dilakukan individu jika sudah memiliki perhatian, ketertarikan,
keinginan, keyakinan dan keputusan. Setelah menentukan semuanya, individu
melakukan tindakan yaitu untuk melaksanakan dan memanfaatkan layanan
konseling individu tanpa adanya paksaan dari pihak lain melainkan dari
dirinya sendiri yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan
permasalahannya
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa tindakan merupakan suatu
langkah atau gerak kegiatan yang sengaja dilakukan oleh individu untuk
mencapai tujuan tertentu. Yang dimaksudkan yaitu untuk tindakan siswa yang
datang langsung kepada konselor untuk melaksanakan layanan konseling
individu, yang diharapkan dapat membantu segala permasalahan siswa yang
dihadapi.
Dari aspek-aspek minat yang telah disebutkan diatas dapat datarik kesimpulan
bahwa minat seseorang dapat terbentuk karena adanya proses belajar yang dilakukan
oleh individu dengan lingkungan. Minat dapat diungkapkan dan dibuktikan dengan
tindakan atau perbuatan. Jika individu memiliki minat terhadap sesuatu maka
individu tersebut akan memperhatikan secara aktif objek yang menarik perhatiannya
dan mengabaikan objek yang lainnya. tanpa ada yang menyuruh individu tersebut
memusatkan perhatiannya terhadap objek tersebut, setelah itu akan muncul rasa
26
ketertarikan dari dalam diri individu terhadap objek yang diminatinya, rasa
ketertarikan itu tumbuh dengan sendirinya didalam diri individu. Dengan munculnya
rasa tertarik terhadap suatu objek tersebut. Individu akan berusaha untuk memberikan
pengamatan terhadap objek tersebut dan individu akan berusaha mencari tahu tentang
objek yang diminatinya serta berusaha mengetahui secara dalam tentang objek yang
diminatinya, hingga ia merasa memiliki keyakinan tentang objek tersebut bahwa
objek tersebut cocok untuknya dan ia merasa membutuhkannya. Pada akhirnya apa
yang telah diperolehnya akan diwujudkan dalam suatu tindakan.
2.2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Apabila individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas maka
ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktivitas yang menarik
perhatiannya itu tanpa ada yang menyuruh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
1. Minat yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan (misalnya:
bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian).
2. Minat yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.(Shaleh dan Wahab,2005:263)
Crow dan Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat,
yaitu :
1. Dorongan dari dalam individu, misalkan dorongan untuk makan, ingin
tahu, seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk
bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan
dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan
27
membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,
melakukan penelitian dan lain sebagainya. Dorongan seks akan
membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
2. Motif sosial, dapat menjadi factor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktifitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian
timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan
perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup
luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang
dalam masyarakat.
3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.
Bila seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan
perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap
aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan
minat terhadap hal tersebut. (Shaleh dan Wahab,2005:264)
Selanjutnya menurut Mappiare (1998:64) menulis “faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah adanya perbedaan latar belakang, tingkat ekonomi,
status sosial”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti simpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi minat meliputi : dorongan dari dalam individu, motif
sosial lingkungan dan faktor emosional. Jadi awal terjadinya minat itu karena adanya
rasa ketertarikan dari individu pada sesuatu objek, tanpa paksaan atau dorongan dari
orang lain, selain itu lingkungan sekitar juga berpengaruh untuk terbentuknya minat
dalam diri individu, karena pengaruh dari lingkungan menyebabkan individu menjadi
terpengaruh. Selanjutnya faktor emosi individu juga menjadi faktor terbentuknya
minat, jika individu berhasil atau meraih kesuksesan dalam aktifitas maka akan
menumbuhkan minat yang tinggi, begitu pula sebaliknya jika individu gagal maka
akan menghilangkan minat individu.
28
2.2.2 Konseling Individu
Konseling individu merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk
“guidance services” (layanan bimbingan). Layanan ini bahkan disebut-sebut sebagai
layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan yang ada. Untuk
memperoleh gambaran yang lebih luas, dibawah ini akan dibahas tentang pengertian
konseling individu, tujuan konseling individu, fungsi konseling individu dan langkah-
langkah konseling individu, sebagai berikut:
2.2.2.1 Pengertian Konseling Individu
Menurut Nurihsan (2010:10) mengemukakan bahwa konseling individu
adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara
antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Siswa mengalami kesukaran
pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor
sebagai petugas yang professional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan
keterampilan psikologi. Konseling individu ditujukan kepada individu yang normal,
yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana
ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya
ditujukkan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Dalam konseling individu, sejak awal proses konseling sudah
diidentifikasikan sebagai aktifitas inti dimana semua aktifitas lain berfungsi efektif.
Robert L Gibson (2011:51) mengatakan bahwa konseling adalah hubungan yang
berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada pertumbuhan dan penyesuaian
pribadi, dan memenuhi kebutuhan akan penyelesaian problem dan kebutuhan
29
pengambilan keputusan. Jadi dalam kegiatan konseling individu ini, bantuan yang
diberikan berpusat kepada klien artinya klien harus percaya kepada konselor dan
konselor juga harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
Sedangkan Sukardi (2008:62) konseling individu yaitu pelayanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan pelayanan
tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dideritanya. Dalam konseling
individu terjadi pembicaraan empat mata antara konselor dan klien yang berjuan
untuk memecahkan masalah yang sedang dialami oleh klien. Ditambah lagi menurut
Willis (2004:159) mendefinisakan bahwa konseling individu mempunyai makna
spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi
hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan
bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-
masalah yang dihadapinya.
Dari beberapa rumusan tentang pengertian konseling diatas dapat disimpulkan
bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
2.2.2.2 Tujuan Konseling Individu
Menurut Prayitno dan Amti (2008:288) mengemukakan bahwa konseling
dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara
30
klien dan konselor. Dalam hubungan itu masala klien dicermati dan diupayakan
pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien itu sendiri. Kemudian
ditambahkan lagi menurut Willis (2004:35) mengatakan bahwa layanan konseling
individu diberikan oleh konselor kepada siswa dengan tujuan berkembangnya potensi
siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif.
Layanan konseling individu sangat membantu siswa dalam menyelesaikan
masalahnya. Sukardi (2003:44) mengemukakan tujuan dari konseling individu yaitu
layanan konseling individu memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung
secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahannya.
Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengembangkan kesehatan mental,
mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan
diri dengan lingkungannnya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan
masyarakat sekitar. Selain itu, Nurihsan (2010:11) mengatakan konseling bertujuan
untuk membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial
maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.
Dari rumusan tentang tujuan konseling individu diatas dapat diambil makna
bahwa konseling pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan bantuan kepada
konseli sehingga hubungan yang terjadi dalam konseling adalah merupakan “helping
relationship” (hubungan yang bersifat membantu). Dalam proses pemberian bantuan
ini berlangsung suasana yang menunjang pencapaian tujuan melalui pertalian antara
kepribadian dan keterampilan konselor dengan konseli.
31
2.2.2.3 Fungsi Konseling Individu
Selain mempunyai tujuan dalam membantu menyelesaikan masalah pribadi
siswa, konseling individu juga mempunyai fungsi. Yang disampaikan menurut
Sukardi (2003:44) bahwa fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
konseling individu adalah fungsi pengentasan. Artinya dengan melakukan konseling
individu klien diharapkan akan terentaskan masalahnya. Tentu saja ini tidak terlepas
dari fungsi yang lain seperti fungsi pemahaman, fungsi pengembangan dan fungsi
pemeliharaan.
Sementara itu menurut Prayitno dan Amti (1995:97) ”fungsi bimbingan dan
konseling dikelompokkan menjadi 4 fungsi yaitu fungsi pemahaman, fungsi
pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan”.
Dalam layanan konseling individu, fungsi utamanya adalah fungsi pengentasan.
Melalui layanan konseling individu, permasalahan yang dialami klien diharapkan
akan terselesaikan sehingga tidak menimbulkan maslah baru.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dalam layanan konseling
individu, fungsi utamanya adalah fungsi pengentasan. Melalui layanan konseling
individu, permasalahan yang dialami klien (siswa) diharapkan akan terselesaikan
sehingga tidak menimbulkan masalah baru. Selain fungsi utama tadi juga ada fungsi
lain dalam konseling individu yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, dan
fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
32
2.2.2.4 Langkah-Langkah Konseling Individu
Setiap tahapan proses konseling membutuhkan keterampilan-keterampilan
khusus. Namun keterampilan-keterampilan itu bukanlah yang utama jika hubungan
konseling tidak mencapai rapport. Dinamika hubungan konseling ditentukan oleh
penggunaan keterampilan konseling yang bervariasi. Dengan demikian proses
konseling tidak dirasakan oleh konselor dan klien sebagai hal yang menjemukan. Dan
proses konseling dari awal hingga akhir bias dirasakan sangat bermakna dan berguna.
Willis (2004:50) secara umum menjelaskan proses konseling individu atas tiga
tahapan :
1. Tahap Awal Koseling
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses
konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas
dasar isu, kepedulian, atau masalah klien. Kunci keberhasilan proses konseling
ditentukan oleh keterbukaan konselor dan keterbukaan klien.
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Pada tahap pertengahan ini kegiatan yang adalah memfokuskan pada
penjelajahan masalah klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan
penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.
3. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir konseling ini yang dilakukan adalah membuat kesimpulan
mengenai hasil proses konseling, mengevaluasi jalannya proses konseling, dan
membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
33
Selain langkah-langkah diatas, Nurihsan (2010:12-15) menyebutkan secara
umum proses konseling individu dibagi atas tiga tahapan yaitu awal konseling, tahap
pertengahan (tahap kerja), dan tahap akhir konseling.
1. Tahap awal konseling
Tahap awal ini sejak klien bertemu konselor hingga berjalan proses konseling
dan menemukan definisi masalah klien. Yang dilakukan oleh konselor pada
tahap ini adalah
a. Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang
mengalami masalah.
Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan dengan
cara melibatkan klien dan berdikusi dengan klien. Kunci keberhasilan
tahap ini diantaranya ditentukan oleh keterbukaan konselor dan klien.
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah.
Jika hubungan konseling telah terjalin denga baik dan klien sudah
melibatkan diri, berarti kerja sama antara konselor dengan klien bisa
dilanjutkan dengan mengangkat isu, kepedulian, dan masalah yang
dialami klien. Konselor bertugas membantu mengembangkan potensi
klien sehingga klien dengan kemampuannya dapat mengatasi masalahnya
dan konselor membantu menjelaskan masalah yang dialami kliennya itu.
c. Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah.
Konselor berusaha menjajaki kemungkinan rancangan bantuan yang
mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien
dan lingkungan yang tepat untuk mengatasi masalah kliennnya.
34
d. Menegosiasikan kontrak.
Kontrak konselor dengan klien mengenai waktu, tempat tugas, dan
tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab klien, tujuan
konseling dan kerja sama lainnya dengan pihak-pihak yang akan
membantuperlu dilakukan pada tahap ini.
2. Tahap pertengahan (tahap kerja)
Berdasarkan kejelasan masalah klien yang disepakati pada tahap awal,
kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada: penjelajahan masalah yang
dialami klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian
kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.
Menilai kembali masalah klien akan membantu klien memperoleh
pemahaman baru, alternatif baru, yang mungkin berbeda dengan sebelumnya.
Dengan adanya pemahaman baru berarti ada dinamika pada diri klien untuk
melakukan perubahan dalam mengatasi masalahnya.
Adapaun tujuan dari tahap pertengahan ini adalah sebagai berikut :
a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan
lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut.
b. Mnejaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
3. Tahap akhir konseling
Pada tahap ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut ini :
a. Menurunnya kecemasan klien. Hal ini diketahui setelah konselor
menanyakan kedaan kecemasannya.
35
b. Adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan
dinamik.
c. Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan
program yang jelas pula.
d. Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang
dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka
menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak
menguntungkan.
Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang
tidak bermasalah. Klien dapat melakukan keputusan tersebut karena klien
sejak awal berkomunikasi dengan konselor dalam memutuskan perubahan
sikap tersebut.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam
proses konseling individu dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : Tahap awal konseling,
tahap pertengahan konseling dan tahap akhir konseling.
2.3 Layanan Bimbingan Kelompok
Untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu, maka
dipilih bimbingan kelompok. Dibawah ini akan diuraikan tentang pengertian
bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, jenis kelompok dalam bimbingan
kelompok, tahap-tahap bimbingan kelompok, teknik-teknik dalam bimbingan
kelompok, dan peranan pemimpin kelompok dan anggota kelompok.
36
2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat
dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota
kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika mengadakan
komunikasi antarpribadi dengan orang lain.
Kelompok menjadi semakin populer sebagai cara untuk menyediakan bantuan
terorganisasi dan terencana untuk individu-individu di berbagai jangkauan
kebutuhan. Robert L Gibson (2011:52) mengatakan istilah bimbingan kelompok
berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman lewat aktifitas kelompok yang
terencana dan terorganisasi. Selain itu bimbingan kelompok juga mencegah
berkembangnya problem. Jadi dalam bimbingan kelompok dapat membantu siswa
membuat perencanaan hidup dan pengambilan keputusan yang lebih tepat. Isi
kegiatan terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk
pelajaran. Bimbingan kelompok ini biasanya diadakan di luar jam pelajaran, misalnya
sepulang sekolah atau kesepakatan antara pemimpin kelompok dengan anggota
kelompoknya.
Dalam kegiatan bimbingan kelompok hampir sama dengan kegiatan konseling
individu, namun dalam bimbingan kelompok yang dibahas bukanlah masalah pribadi
melainkan maslah yang bersifat umum. Menurut Prayitno dan Amti (2008:307)
mengatakan bahwa bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok
individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau
jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatn yag lebih meluas inilah yang menjadi
37
perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan bimbingan kelompok ini. Apalagi
pada zaman yang memerlukan efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang
mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan
bimbingan kelompok semakin menarik.
Sedangkan menurut Sukardi (2003:48) Layanan bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Wibowo (2005:17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu
kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi
dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa
yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan
sendiri dan untuk peserta lainnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan dengan format kelompok dengan anggota antara 8-15
orang dengan seorang ahli (konselor) sebagai pemimpin kelompok dan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik aktual, dan secara
bersama-sama dibahas oleh anggota kelompok. Selanjutnya kegiatan bimbingan
kelompok ini juga bisa mencegah berkembangnya masalah dan dapat membantu
mengambil keputusan yang lebih tepat.
38
2.3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, adalah sebagai berikut:
Setiap kegiatan yang disusun secara sistematis dan terencana memiliki tujuan
dan harapan tidak terkecuali layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok
diorganisasikan untuk mencegah berkembangnya problem (Gibson dan Mitchell ,
2011: 52). Dalam hal ini berati bimbingan kelompok digunakan dalam fungsi
pencegahan.
Tujuan bimbingan kelompok dikemukakan oleh (Prayitno, 1995:178) adalah:
(1) Mampu berbicara di depan orang banyak
(2) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan
lain sebagainya kepada orang banyak.
(3) Belajar menghargai pendapat orang lain,
(4) Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
(5) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan
yang bersifat negatif).
(6) Dapat bertenggang rasa
(7) Menjadi akrab satu sama lainnya,
(8) Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau
menjadi kepentingan bersama.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2003:48).
Sedangkan menurut Nurihsan (2010:17) bimbingan kelompok terutama
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan
pemahaman mengenai orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang
tidak langsung.
39
Dari beberapa pendapat ahli diatas mengenai tujuan dari layanan bimbingan
kelompok dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok mempunyai tujuan agar
anggota kelompok dapat berlatih mengemukakan perasaan, ide, pendapat, dan
menambah kepercayaan diri anggota kelompok. Selain itu antar anggota kelompok
juga bisa bertukar pendapat dan bisa menambah pengalaman serta menambah
pengetahuan bagi anggota kelompok.
Berdasarkan fungsinya layanan bimbingan kelompok dapat dikelompokkan
memiliki dua tujuan. Pertama, layanan bimbingan kelompok sebagai upaya
pencegahan (preventif) terhadap problematika yang sering dijumpai oleh siswa.
Kedua, layanan bimbingan kelompok sebagai upaya untuk menjaring atau
menyeleksi anggota kelompok tertentu untuk memperoleh layanan yang lebih
optimal melalui layanan konseling kelompok atupun layanan konseling individu.
2.3.3 Jenis Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok
Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dikenal dua jenis
kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Prayitno (1995: 24-25)
menjelasan mengenai kelompok bebas dan kelompok tugas tersebut diuraikan
sebagai berikut:
2.3.3.1Kelompok Bebas
Anggota-anggota kelompok bebas melakukan kegiatan kelompok tanpa
penugasan tertentu, dan kehidupan kelompok itu memang tidak disiapkan secara
khusus sebelumnya. Perkembangan yang akan akan timbul di dalam kelompok itulah
nantinya yang akan menjadi isi dan mewarnai kehidupan kelompok itu lebih lanjut.
40
Kelompok bebas memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk menentukan
arah dan isi kehidupan kelompok bebas.
2.3.3.2 Kelompok Tugas
Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih
dahulu. Hal ini berarti pula bahwa tema atau materi yang akan dibahas dalam
kegiatan bimbingan kelompok ditentukan oleh pemimpin kelompok. Kegiatan
kelompok melalui topik tugas dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dan telah direncanakan sebelumnya dalam kegiatan bimbingan kelompok.
Walaupun kelompok tugas dimaksudkan untuk mengarahkan kelompok dalam
mencapai tujuan tertentu, namun hal tersebut tidak boleh lepas dari tujuan umum
layanan bimbingan kelompok itu sendiri, yaitu mengembangkan sikap dan
kemampuan bersosialisasi siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
Prayitno (1995: 25) bahwa:
“meskipun dalam kelompok tugas itu masing-masing anggota terikat
pada penyelesaian tugas, namun pengembangan kedirian yang
bertenggang rasa setiap anggota kelompok tidak boleh diabaikan.
Tujuan penyelesaian tugas tidak boleh mengurangi pentingnya tujuan
umum pendekatan kelompok itu sendiri, yaitu pengembangan sikap,
keterampilan, dan keberanian sosial yang bertenggang rasa.”
Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka jelas bahwa pelaksanaan
bimbingan kelompok melalui kelompok tugas tidak boleh mengabaikan tujuan dari
kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri yaitu mengembangkan persepsi, wawasan,
pikiran, perasaan, keterampilan, dan sikap anggota kelompok yang lebih efektif. Hal
tersebut dilakukan untuk membantu anggota kelompok menerapkan tingkah laku
positif dan efektif dalam kehidupan sehari-harinya. Terkait dengan tujuan yang akan
41
dilakukan dalam penelitian kali ini, maka akan digunakan layanan bimbingan
kelompok dengan kelompok tugas dimana permasalahan yang dibahas dalam
kelompok nanti ditentukan oleh pemimpin kelompok.
2.3.4 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok
Terdapat empat tahap yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan kelompok. Tahap-tahap tersebut antara lain meliputi (1) tahap
pembentukan, (2) tahap peralihan, (3) tahap kegiatan dan (4) tahap pengakhiran.
Adapun penjelasan mengenai tahapan dalam bimbingan kelompok tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
2.3.4.1. Tahap Pembentukan
Tahap awal atau tahap permulaan sebagai tahap persiapan dalam rangka
pembentukan kelompok. Dapat dikatakan pula bahwa tahap awal merupakan pondasi
untuk menyelenggarakan tahap kegiatan yang selanjutnya dalam bimbingan
kelompok. Apabila tahap pembentukan dapat berjalan dengan baik, maka hal tersebut
akan membantu mewujudkan keberhasilan kelompok dalam menempuh tahap-tahap
selanjutnya. Adapun tujuan dari dilakukannya tahap pembentukan dijabarkan oleh
Prayitno (1995: 44) sebagai berikut:
1) Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok
2) Tumbuhnya suasana kelompok.
3) Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok.
4) Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di
antara para anggota.
5) Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka.
6) Dimulainya pembahasan tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
42
Menurut Prayitno (1995:44) peranan pemimpin kelompok pada tahap
pembentukan di antaranya adalah:
1) Menampilkan diri secara utuh dan terbuka.
2) Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia
membantu dan penuh empati.
3) Bertindak sebagai contoh.
Dengan adanya keterbukaan yang ditampilkan oleh pemimpin kelompok,
maka hal tersebut diharapkan dapat mendorong munculnya keterbukaan dan rasa
saling menerima pula di antara anggota kelompok. Pemimpin kelompok harus siap
menjadi contoh dan panutan yang baik bagi anggota kelompok. Adanya pengormatan
kepada orang lain, sikap hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati yang
ditunjukkan oleh pemimpin kelompok diharapkan dapat diterapkan pula oleh anggota
kelompok. Apabila pemimpin kelompok dapat mewujudkan perannya dengan baik
dalam tahap pembentukan ini, maka suasana dan dinamika kelompok juga akan
berhasil diwujudkan.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap pembentukan
akan diuraikan oleh Prayitno (1995: 44) sebagai berikut:
1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok.
2) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok.
3) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.
4) Permainan pengahangatan atau pengakraban.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam tahap
pembentukan diutamakan munculnya perasaan-perasaan dan sikap-sikap positif dari
anggota kelompok seperti adanya saling keterbukaan, kesukarelaan, saling percaya
dan menerima satu sama lain, perasaan senang, nyaman, partisipasi yang aktif dari
anggota kelompok, dan lain sebagainya. Terbinanya perasaan dan sikap positif
43
tersebut dimaksudkan untuk membina suasana dan dinamika kelompok yang aktif,
hidup, serta produktif agar tahap demi tahap dalam bimbingan kelompok dapat dilalui
dengan baik. Hal tersebut perlu diwujudkan dalam tahap pembentukan demi
keberhasilan dan tercapainya tujuan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok.
2.3.4.2. Tahap Peralihan
Tahap peralihan menurut Prayitno (1995: 47) dijelaskan sebagai tahap
peralihan yang menjembatani antara tahap pertama (tahap pembentukan) dan tahap
ketiga (tehap kegiatan). Pada tahap peralihan ini akan dapat diketahui kesiapan dari
para anggota kelompok untuk masuk ke tahap selanjutnya. Beberapa hal yang perlu
dimantapkan kembali dalam tahap ini antara lain adalah hal-hal yang menjadi
bahasan dalam tahap pembentukan seperti tujuan kegiatan kelompok, asas-asas
kegiatan bimbingan kelompok, kesiapan anggota, dan lain sebagainya. Dalam tahap
ini pula pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan yang
dilakukan termasuk ke dalam kelompok tugas atau bebas.
Menurut Prayitno (1995: 47) tujuan dari adanya tahap peralihan adalah
sebagai berikut:
1) Terbebaskannya anggota kelompok dari perasaan atau sikap enggan,
ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap
berikutnya.
2) Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan.
3) Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Melalui tahap peralihan akan dapat diketahui kesiapan dari para anggota
kelompok untuk mengikuti atau memasuki tahap selanjutnya. Dalam tahap ini
harapannya adalah perasaan dan sikap positif siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok yang telah terbentuk dalam tahap pembentukan dapat
44
dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi, sehingga suasana dan dinamika
kelompok yang muncul adalah dinamika kelompok yang aktif, kuat, dan mantap.
Dengan terciptanya suasana dan dinamika kelompok yang positif tersebut, maka
tahap pembentukan dalam bimbingan kelompok dapat dikatakan berhasil dan
kegiatan kelompok dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Prayitno (1995: 47) menjelaskan pula peranan pemimpin kelompok pada
tahap peralihan yaitu :
1) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.
2) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau
mengambil alih kuasanya.
3) Mendorong dibahasnya suasana perasaan.
4) Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati.
Dengan demikian peranan pemimpin kelompok dalam tahap ini secara garis
besar adalah mengamati dinamika kelompok yang terjadi dalam kelompok. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok telah siap mengikuti kegiatan
selanjutnya. Untuk itu diperlukan kepekaan dari pemimpin kelompok terhadap sikap-
sikap dan perasaan-perasaan yang diungkapkan oleh anggota kelompoknya melalui
ucapan dan tingkah laku selama mengikuti proses kegiatan. Tahap peralihan ini
sangat penting untuk mempertahankan dan memantapkan kembali dinamika
kelompok yang telah tercipta selama tahap pembentukan.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini oleh
Prayitno (1995: 47) dijabarkan sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.
2) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga).
3) Membahas suasana yang terjadi.
4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.
45
5) Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama(tahap
pembentukan).
Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka pemimpin kelompok haruslah
aktif untuk membantu anggota kelompok dalam meningkatkan kualitas dinamika
kelompok yang ada. Hal-hal yang telah dibahas dalam tahap pembentukan juga perlu
dimantapkan kembali dalam diri anggota kelompok agar benar-benar siap mengikuti
dan memasuki tahap kegiatan selanjutnya. Apabila anggota kelompok belum siap
mengikuti kegiatan selanjutnya, maka pemimpin kelompok tidak boleh memaksakan
anggota kelompok untuk melanjutkan tahap berikutnya. Dalam hal ini pemimpin
kelompok perlu kembali memantapkan apa yang telah dipelajari dan dibahas pada
tahap sebelumnya yaitu tahap pembentukan. Setelah anggota kelompok benar-benar
siap, maka barulah proses kegiatan bimbingan kelompok dilanjutkan pada tahap
kegiatan.
2.3.4.3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahap inti dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
kelompok, namun keberhasilan pada tahap ini tidak terlepas pada hasil dari dua tahap
sebelumnya yaitu tahap pembentukan dan peralihan. Jika tahap pembentukan dan
peralihan yang dilakukan sebelumnya berhasil ditempuh oleh pemimpin dan anggota
kelompok dengan baik, maka tahap ini akan berlangsung dengan baik pula. Pada
kegiatan ini anggota kelompok dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok,
sehingga terciptanya suasana pengembangan diri bagi anggota kelompok.
Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan kemampuan berkomunikasi,
mengajukan pendapat, menanggapi pendapat dengan terbuka, sabar dan tenggang
rasa, maupun menyangkut pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok.
46
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terkait dengan tujuan
penelitian yang akan dilakukan kali ini, maka model kelompok yang akan digunakan
dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok adalah kelompok tugas. Dalam
hal ini Prayitno (1995: 57) menjelaskan tujuaan yang ingin dicapai pada tahap
kegiatan dalam kelompok tugas. Tujuan tersebut antara lain adalah:
1) Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan
kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas.
2) Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam
pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku,
pemikiran, maupun perasaan.
Dengan demikian yang menjadi inti dari tahap kegiatan dalam layanan
bimbingan kelompok ini adalah terpecahkannya permasalahan dan topik-topik yang
dibahas dalam kegiatan secara tuntas dan mendalam. Untuk itu dituntut adanya
partisipasi aktif dari anggota kelompok selama berlangsungnya proses kegiatan.
Partisipasi tersebut dapat ditunjukkan anggota kelompok melalui pengungkapan
tingkah laku, pikiran, dan perasaan yang mendukung seperti mengungkapkan
pendapat, gagasan atau ide, menunjukkan empati, penerimaan, dan penghargaan
terhadap anggota kelompok lainnya, serta membantu tercapainya tujuan bimbingan
kelompok itu sendiri yaitu berkembangnya wawasan, persepsi, keterampilan, dan
sikap bagi pengembangan tingkah laku efektif yang nantinya mampu diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dijelaskan oleh Prayitno
(1995: 57) sebagai berikut:
1) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik.
2) Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal
yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
47
3) Anggota membahas masalah atau topik yang mendalam tersebut
secara tuntas.
4) Kegiatan selingan.
Dengan demikian bahwa tema yang akan dibahas secara tuntas melalui
kegiatan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas bukan berasal dari anggota
kelompok, melainkan ditentukan oleh pemimpin kelompok. Hal ini dimaksudkan
agar tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pembahasan
tema dan permasalahan tersebut diikuti secara aktif oleh anggota kelompok sampai
pada pembahasan mendalam dan bahkan sampai masalah dan tema tersebut tergarap
secara tuntas. Pemimpin kelompok perlu menguasai secara mendalam tema dan
permasalahan yang ditetapkan dalam kegiatan kelompok agar informasi yang
disampaikan oleh anggota kelompok nantinya benar-benar dapat terserap dan
dipahami seutuhnya oleh anggota kelompok.
Untuk menghindari adanya ketegangan dan ketidaknyamanan selama
mengikuti proses kegiatan, maka dapat dilakukan kegiatan selingan untuk
meregangkan dan mencairkan suasana dalam tahap kegiatan. Kegiatan selingan dapat
berupa permainan ataupun hiburan yang disepakati dan dilakukan bersama-sama oleh
anggota dan pemimpin kelompok. Kegiatan selingan tersebut dimaksudkan untuk
memelihara dinamika kelompok agar tetap kuat dan mantap. Setelah suasana
kelompok dapat dicairkan dan anggota kelompok telah kembali siap, maka kegiatan
pembahasan dapat dilakukan kembali hingga sampai pada pembahasan tema dan
topik permasalahan secara tuntas.
Adapun peran pemimpin kelompok dalam tahap kegiatan ini menurut
Prayitno (1995: 57) adalah “sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka serta
48
aktif tetapi tidak terlalu banyak bicara”. Hal ini menjelaskan bahwa pemimpin
kelompok hanya membantu anggota kelompok dalam menunjukkan arah dan
mengatur jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Hal ini dilakukan agar anggota
kelompok dapat aktif sepenuhnya selama proses kegiatan namun tidak menyimpang
dari tujuan yang hendak dicapai. Selain itu peran pemimpin kelompok ini
dimaksudkan pula untuk menjaga agar kelompok tetap memiliki dinamika kelompok
yang utuh dan kuat sehingga tidak terjadi perpecahan antar anggota kelompok apabila
terjadi perbedaan pendapat, ide, maupun gagasan. Dengan terwujudnya peran
pemimpin kelompok tersebut, maka diharapkan kegiatan bimbingan kelompok juga
akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2.3.4.4. Tahap Pengakhiran
Tahap pengakhiran merupakan tahap untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap ini
merupakan tahap penutup dari seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan
kelompok dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok
tersebut. Untuk itu dalam tahap pengakhiran terdapat dua kegiatan yang utama, yaitu
evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah dicapai oleh anggota kelompok, sedangkan follow up (tindak lanjut)
dilakukan untuk memberikan tindakan lanjutan bagi anggota kelompok untuk
menyusun atau mencapai tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai atau menjadi harapan
anggota kelompok selanjutnya.
Berkaitan dengan tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok Prayitno
(1995: 58) memberikan penjelasan bahwa:
49
“ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok
hendaknya dipusatkan pada penjelajahan tentang apakah para anggota
kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari
(dalam suasana kelompok) pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Peranan pemimpin kelompok di sini ialah memberikan penguatan
(reinforcement) terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok
itu, khususnya terhadap keikutsertaan secara aktif para anggota dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok.”
Kemudian tujuan dari dilakukannya tahap pengakhiran dalam bimbingan
kelompok dijelaskan pula oleh Prayitno (1995: 60) sebagai berikut:
1) Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan
kegiatan.
2) Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang
dikemukakan secara mendalam dan tuntas.
3) Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut.
4) Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan
meskipun kegiatan diakhiri.
Melalui uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dalam tahap
pengakhiran akan dikaji lebih jauh hasil dari kegiatan yang telah dilakukan anggota
kelompok yaitu dengan melihat sejauh mana anggota kelompok akan mampu
memanfaatkan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari secara
efektif. Hal tersebut terkait dengan pengembangan wawasan, persepsi, keterampilan
dan tingkah laku baru yang lebih efektif setelah anggota kelompok mengikuti
kegiatan. Dalam hal ini pemimpin kelompok memiliki peranan untuk memberikan
penguatan kepada anggota kelompok. Penguatan tersebut dimaksudkan agar anggota
kelompok menjadi lebih termotivasi untuk menerapkan hasil yang telah mereka
dapatkan selama mengikuti proses kegiatan, serta menciptakan suasana yang
50
menyenangkan dan mengesankan, sehingga semua anggota kelompok merasa
memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan yang telah dilakukan dan tertarik untuk
mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan adanya hal tersebut,
maka tingkah laku baru yang lebih efektif akan dapat diwujudkan oleh anggota
kelompok dalam kehidupan sehari-harinya.
Selanjutnya peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap
pengakhiran diuraikan oleh Prayitno (1995: 60) sebagai berikut:
1) Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka.
2) Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas
keikutsertaan anggota.
3) Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut.
4) Penuh rasa persahabatan dan empati.
Peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap pengakhiran
seperti yang tersebut di atas dilakukan pemimpin kelompok dalam rangka untuk
memelihara dinamika kelompok yang telah dibina sejak tahap pembentukan.
Terbinanya dinamika kelompok secara kuat dan mantap dari tahap pembentukan
hingga kegiatan diakhiri akan membantu tercapainya tujuan dari kegiatan bimbingan
kelompok itu sendiri. selain itu hal tersebut juga akan membantu kelompok untuk
mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya dengan lebih baik, sehingga
dalam pertemuan-pertemuan berikutnya akan lebih menghemat waktu dan
tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok yang lebih optimal.
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini seperti yang
dijelaskan oleh Prayitno (1995: 60) antara lain:
1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
51
2) Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama mengemukakan pesan dan
hasil-hasil kegiatan.
3) Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama membahas kegiatan lanjutan.
yang akan dilakukan
Anggota kelompok mengungkapkan pesan dan harapannya setelah
mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok
2.3.5 Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Kelompok
Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:78) bahwa teknik-teknik
dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam
konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan
dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan
konseling perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses
interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan
kelompok.
Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut
juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon
secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan.
Bisa dikatakan bahwa dalam bimbingan kelompok, ketua kelompok dapat
dilakukan oleh siapa saja, asalkan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Secara
khusus mengenai teknik dalam bimbingan kelompok, Willis (2004:15) menjelaskan
teknik-tekniknya sebagai berikut :
1. Teknik diskusi : Pembicaraan mengenai persoalan bersama, seperti
masalah prestasi belajar, peningkatan kreativitas, dan sebagainya.
52
2. Dinamika kelompok : Proses diskusi berjalan dinamik, setiap orang bebas
mengemukakan pendapatnya atau mendiskusikan masalahnya.
3. Ceramah : Tujuannya agar dapat membantu anggota untuk mengubah
perilakunya dalam memecahkan persoalan hidup.
4. Program homeroom : Program kelompok yang direkayasa agar tercipta
suasana seperti di rumah, yaitu bebas, terbuka, santai dan blak-blakan.
5. Sosiodrama : Metode kelompok dengan menggunakan media drama sosial
atau kehidupan nyata di masyarakat yang sesuai dengan masalah yang
dihadapai para anggotanya.
6. Psikodrama : Metode kelompok yang menggunakan suatu media drama
kejiwaan yang menyentuh sehingga berdampak positif bagi perubahan
perilaku anggota kelompok.
7. Karyawisata : Metode kelompok yang bermakna bagi para anggota yang
mengalami stress karena kelamaan proses belajar. Dengan berwisata akan
terjadi pelepasan energi lelah, cemas dan duka.
8. Metode tugas : Dengan memberi tugas kelompok, akan terjalin kerjasama,
setia kawan, dan pelepasan uneg-uneg yang kurang disenangi dengan cara
bebas.
Sedangkan menurut Romlah (2001:87) menyebutkan ada beberapa teknik
dalam bimbingan kelompok diantaranya pemberian informasi atau ekspositori,
diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan suasana
kekeluargaan (homeroom), permainan peranan, karyawisata, dan permainan simulasi.
Dari pandangan ahli diatas secara umum bimbingan kelompok bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai teknik, namun tidak semua teknik-teknik dalam
konseling yang bisa digunakan dalam bimbingan kelompok. Hanya teknik yang bisa
diterapkan dalam kegiatan kelompok yang bisa digunakan dalam bimbingan
kelompok diantaranya teknik diskusi kelompok, teknik homeroom, teknik bermain
atau disebut psikodrama dan sosiodrama. Teknik dalam bimbingan kelompok adalah
cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan. Teknik yang
dipakai dalam bimbingan kelompok harus dipilih dan disusun sedemikian rupa
53
sehingga dapat mengembangkan dan memperbaiki yang diinginkan melalui
bimbingan kelompok. Teknik bukan merupakan tujuan tetapi hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan bimbingan.
2.3.6 Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok
- Pemimpin Kelompok
Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan kelompok
menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok. Hangatnya suasana atau
kakunya komunikasi yang terjadi juga tergantung pada peranan pemimpin kelompok.
Oleh karena itu pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka
membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan
bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995: 35-36)
bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:
(1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun
campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur
tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang
dibicarakanmaupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri.
(2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang
berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota
tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat
menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.
(3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang
dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang
dimaksudkan itu.
(4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik)
tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat
isi maupun proses kegiatan kelompok.
(5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu
mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan
permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta
suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok,
diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di
54
dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau
lebih anggota kelompok sehingga ia/mereka itu menderita karenanya.
(6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan
kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung
jawab pemimpin kelompok.
Dengan melihat uraian di atas dapat diketahui bahwa pemimpin kelompok
memegang peranan penting bagi keberhasilan dan tercapainya tujuan layanan
bimbingan kelompok. Apabila pemimpin kelompok mampu menjalankan peranannya
tersebut dengan baik, maka keberhasilan dari kegiatan kelompok juga akan dapat
tercapai, akan tetapi apabila pemimpin kelompok tidak mampu melaksanakan
perananya, maka kelompok tersebut tidak akan berjalan dengan efektif dan tujuan
dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok juga tidak akan tercapai. Dengan
demikian bahwa perlu adanya pemimpin kelompok dan anggota kelompok yang
mampu menjalankan tugas ataupun peranannya dengan baik demi tercapainya tujuan
yang ingin dicapai dari layanan bimbingan kelompok.
- Anggota Kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas
peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan
secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota
kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok
selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:
(1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota
kelompok.
(2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan
kelompok.
(3) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
bersama.
(4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik.
55
(5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok.
(6) Mampu berkomunikasi secara terbuka.
(7) Berusaha membantu anggota lain.
(8) Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
(9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa anggota kelompok memegang
peranan yang sangat penting dan menentukan terhadap keberhasilan kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok itu sendiri. Tanpa adanya anggota kelompok tidaklah
mungkin kelompok akan mampu menjalankan tugas dan peranannya.. Peranan
kelompok juga tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan aktif para angota kelompok.
Peranan para anggota sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok, apabila anggota kelompok tidak bisa membina keakraban,
melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, mematuhi aturan dalam kegiatan
kelompok, terbuka, membantu orang lain maka sulit untuk mencapai tujuan layanan
bimbingan kelompok.
2.4 Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok
Peningkatan minat siswa untuk mengikuti konseling individu diperlukan
semua individu baik yang tingkat minat mengikuti konseling individu yang rendah
maupun tinggi. Dalam hal ini individu yaitu siswa di sekolah, memerlukan kemauan
atau kesediaan dan tidak ada paksaan untuk peningkatan minat mengikuti konseling
individu agar siswa bisa menjadi yang optimal sehingga tercapai tujuan akhir yaitu
mencapai prestasi optimal disekolah dan menjadi pribadi yang baik. Peningkatan
minat siswa mengikuti konseling individu dapat dilakukan melalui penyelenggaraan
56
Bimbingan dan Konseling. Peneliti memanfaatkan layanan bimbingan kelompok
untuk meningkatkan minat pada siswa untuk mengikuti konseling individu. Penelitian
yang hampir serupa dilakukan oleh Susanti (2012:275) menunjukkan bahwa layanan
bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat membaca siswa. Untuk
meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa peneliti melakukan
penelitian yang hampir sama. Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok,
diasumsikan minat mengikuti konseling individu pada siswa akan meningkat.
Romlah (2003:3) menjelaskan bimbingan kelompok merupakan salah satu
teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat serta nilai
yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Alasan peneliti
menggunakan layanan bimbingan kelompok adalah keunggulan layanan bimbingan
kelompok dan kesesuaian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat
mengikuti konseling individu pada siswa. Keunggulan layanan bimbingan kelompok
dalam hal ini adalah layanan bimbingan kelompok memiliki 2 jenis kelompok (tugas
dan bebas) yang membahas topik-topik umum yang berkaitan langsung dengan
anggota kelompok. Perbedaannya hanya terletak pada darimana topik pembahasan
tersebut berasal.
Kesesuaian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat
mengikuti konseling individu pada siswa terletak pada fungsi-fungsi utama yang
terdapat dalam layanan bimbingan kelompok. Fungsi pemahaman membantu siswa
untuk memahami sejauh mana minat yang mereka miliki. Fungsi pencegahan
(preventif) bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif terhadap anggota
57
kelompok lain sehingga hal tersebut dapat meminimalisir permasalahan yang
diakibatkan atas rendahnya minat siswa. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan
ditujukan bagi anggota kelompok yang memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti
konseling individu agar tidak terjerumus.
Melihat fungsi tersebut, model layanan bimbingan kelompok yang penulis
lakukan adalah model layanan bimbingan kelompok dengan topik tugas. Topik tugas
adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya dari pemimpin kelompok dan
ditugaskan kepada kelompok untuk membahasnya (Prayitno, 1995:24). Layanan
bimbingan kelompok tersebut dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan
Selain fungsi diatas, bimbingan kelompok juga mempunyai tujuan yang
sangat bermanfaat untuk peningkatan minat siswa. Prayitno (1995:178) menjelaskan
bahwa tujuan bimbingan kelompok diantaranya adalah setiap anggota kelompok
mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, dan lain sebagainya,
mampu berbicara di depan orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain,
menjadi akrab satu sama lainnya, mampu mengendalikan diri dan dapat bertenggang
rasa. Dengan mampu mengeluarkan pendapat, berbicara, menghargai orang lain dan
bertenggang rasa, berarti siswa akan dapat dengan mudah bersosialisasi, mudah
memperoleh pemahaman dalam pembelajaran di sekolah, dapat mengembangkan
pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang
mereka terima dari lingkungannya. Dalam prosesnya diharapkan setiap anggota
mampu saling memotivasi dan berbagi pengalaman satu sama lain.
Melalui interaksi dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
diharapkan siswa menjadi terpacu untuk mengembangkan diri terutama bagi siswa
58
yang memiliki minat yang rendah untuk mengikuti konseling individu. Siswa tersebut
dapat belajar dari pengalaman antar anggota kelompok sehingga ia dapat introspeksi
dan berusaha untuk mampu menghadapi kesulitan yang dialami. Peningkatan minat
siswa mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok sangat
efektif karena didalamnya melibatkan teman sebaya sehingga dalam bertukar
pendapat tidak ada rasa canggung, Dengan demikian pemahaman anggota kelompok
menjadi lebih baik tentunya dengan arahan dari pemimpin kelompok.
Peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan konseling individu melalui
layanan bimbingan kelompok diperlukan untuk memberikan dorongan positif agar
siswa mampu manghadapi hambatan dan mengatasi kesulitan terutama dalam hal
masalah pribadinya. Dalam hal ini peneliti menggunakan layanan bimbingan
kelompok agar siswa juga dapat termotivasi melalui suasana kelompok sehingga
dapat memperkuat motivasi internalnya. Bimbingan kelompok sendiri juga lebih
efektif dalam pemberian program bantuan kepada siswa sehingga tidak perlu
membantu secara individual yang lebih memerlukan banyak waktu. Melalui upaya
bantuan tersebut diharapkan siswa menjadi termotivasi baik secara internal maupun
eksternal sehingga mampu menghadapi hambatan dalam pencapaian menuju
kehidupan yang optimal. Tujuan akhirnya yaitu siswa dapat mencapai prestasi
optimal dan berpengaruh baik pada kehidupan pribadinya yaitu menjadi pribadi yang
berdaya juang tinggi dan meraih sukses di masa depan.
59
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
(Sugiyono,2008:64). Dari paparan yang ada maka peneliti merumuskan hipotesis
bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling
individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013.
60
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian. Dalam
metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu peneilitian. Hal yang perlu
diperhatikan dalam metode penelitian adalah ketepatan penggunaan metode yang
sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang ingin dicapai. Uraian yang akan
dijelaskan dalam metode penelitian di antaranya: (1) Jenis penelitian (2) Desain
penelitian (3) Variabel penelitian (4) Populasi, sampel, dan teknik sampling, (5)
Metode dan alat pengumpulan data, (6) Prosedur penyusunan instrument (7) Uji
instrument penelitian, dan (8) Metode analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai macam cara dan sudut
pandang. Seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2007:5) “Dilihat dari pendekatan
analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif”. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
metode statistika.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, dimana peneliti mengadakan penelitian dan perlakuan untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Menurut Hadi
61
(2004:427) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetes, mengecek, atau membuktikan suatu hipotesis, ada tidaknya pengaruh dari
suatu treatment atau perlakuan. Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) penelitian
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa
mengganggu. Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat atau
pengaruh dari suatu perlakuan. Dalam penelitian eksperimen ini, perlakuan yang
diberikan berupa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan tujuan untuk
mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat
mengikuti konseling individu.
3.2 Desain penelitian
Secara garis besar, penelitian eksperimental dapat dibagi menjadi beberapa
desain penelitian eksperimen yaitu Pre Eksperimental Design, True Eksperimental
Design, Factorial Design, dan Quasi Eksperimental Design. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre Eksperimental Design karena desain ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.
Penelitian Pre Eksperimental Design itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu one-
shot case study, one group pretest-posttest, dan intact-group comparison (Sugiyono,
2010:109-110). Dari tiga desain penelitian tersebut peneliti menggunakan one group
pretest-posttest untuk melakukan penelitian. Melalui desain ini penelitian dilakukan
hanya pada satu kelompok dengan melakukan dua kali pengukuran yaitu O1 (pre test)
62
untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum diberikan
layanan bimbingan kelompok. Pengukuran yang kedua O2 (post test) dilakukan
untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah diberi
layanan bimbingan kelompok. Adanya perbedaan antara pre test dan post test
diasumsikan sebagai efek dari perlakuan yang diberikan. Desain penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1
(Pre Test) Perlakuan (Post Tes)
Desain penelitian one group pretest-posttest design
Keterangan:
O1 = Pengukuran awal (pre-test), untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti
konseling individu pada sampel sebelum diberikan layanan bimbingan
kelompok.
X = Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
O2 = Pengukuran akhir (post-test), untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti
konseling individu pada sampel setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok.
Dalam penelitian digunakan tahap-tahap rancangan eksperimen untuk
mengetahui peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Beberapa hal yang dilakukan dalam
pelaksanaan eksperimen ini adalah sebagai berikut.
O1 X O2
63
a) Memberikan Pre test (O1)
Pre-test ini menggunakan format skala psikologi untuk mengetahui
minat siswa mengikuti konseling individu dan hasilnya akan menjadi data
perbandingan pada post- test.
b) Perlakuan (X)
Perlakuan dilakukan melalui pemberian layanan bimbingan kelompok
yang akan diberikan selama 8 kali pertemuan dengan durasi selama 40 menit.
Pada setiap akhir pertemuan peneliti akan memberikan penilaian segera
(laiseg) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
layanan bimbingan kelompok yang diberikan.
c) Memberikan Post-test (O2)
Post-test adalah pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan untuk
mengetahui adanya peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu.
Post test ini tidak diberikan pada setiap akhir pertemuan tetapi setelah 8 kali
pertemuan.
Tabel 3.1
Rancangan Pemberian Materi Layanan Bimbingan Kelompok
No Pertemuan Materi Waktu
1 Pertemuan ke-1 Mengenal tentang konseling individu 40 menit
2 Pertemuan ke-2 Meningkatkan kepercayaan diri 40 menit
3 Pertemuan ke-3 Perhatian terhadap konseling individu 40 menit
4 Pertemuan ke-4 Membangkitkan ketertarikan siswa 40 menit
64
5 Pertemuan ke-5 Keinginan mengikuti konseling
individu
40 menit
6 Pertemuan ke-6 Meningkatkan keyakinan 40 menit
7 Pertemuan ke-7 Tindakan mengikuti konseling
individu
40 menit
8 Pertemuan ke-8 Keterbukaan diri 40 menit
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Identifikasi Variabel
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1) Variabel bebas (X) atau biasa disebut dengan istilah variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya
variabel terikat (Sugiyono, 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah layanan bimbingan kelompok, karena layanan ini sengaja diberikan
untuk memberikan pengaruh bagi variabel terikat yaitu minat mengikuti
konseling individu.
2) Variabel terikat (Y) atau biasa disebut dengan istilah variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah minat siswa mengikuti layanan konseling individu.
65
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional sebagai suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati (Azwar, 2007:74). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Minat mengikuti konseling individu
Minat merupakan kecenderungan yang terarah secara berkala terhadap suatu yang
meningkatkan perasaan senang dan tertarik, sehingga individu tersebut termotivasi
untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang disenanginya sehingga individu
tersebut merasa nyaman melakukan aktivitas tersebut tanpa adanya paksaan. Minat
yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dalam meningkatkan konseling individu
pada siswa karena siswa kurang berminat mengikuti sementara konseling individu
itu sendiri sangat penting bagi siswa untuk perkembangan yang optimal bagi
siswa.
2) Layanan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemberian
informasi dan bantuan dalam bentuk kegiatan kelompok yang memanfaat
dinamika kelompok sebagai media untuk membahas topik umum dengan panduan
seorang narasumber atau pemimpin kelompok. Pemberian bantuan dan informasi
tersebut dapat berkaitan dengan masalah-masalah yang bersifat personal,
vokasional, belajar maupun sosial guna membantu individu menjalani kehidupan
sehari-harinya baik sebagai individu, anggota keluarga, pelajar, maupun anggota
masyarakat serta dalam rangka pengambilan keputusan secara tepat. Keputusan
66
yang diambil tersebut tentunya merupakan keputusan yang bertanggung jawab
untuk membantu individu agar dapat menerapkan tingkah laku yang lebih efektif,
sehingga individu tersebut hidup dengan lebih baik nantinya. Dalam penelitian ini
layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk minat mengikuti konseling individu
pada siswa.
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Sedangkan
menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2006:130).
Untuk keperluan penelitian ini, yang digunakan sebagai populasi adalah
siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang
berjumlah 32 orang siswa.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas VII A
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 16 siswa
2. Perempuan 16 siswa
TOTAL 32 siswa
67
3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2006:56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (2006:131),
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel
adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 10 siswa kelas VII A dalam satu kelompok, karena
dalam bimbingan kelompok efektif diikuti 10 anggota kelompok.
Penelitian ini diberikan kepada siswa agar minat mengikuti konseling
individu dapat ditingkatkan, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah stratified proporsionate random sampling, teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional
(Sugiyono, 2010:120). Sampel berstrata atau stratified digunakan apabila peneliti
berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata (Arikunto,
2006: 138). Sedangkan random berarti peneliti memberi hak yang sama kepada setiap
subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel (Arikunto,
2006: 134), selain itu, proporsionate sendiri berarti populasi yang dipilih mempunyai
jumlah yang proporsional/seimbang untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Jadi, teknik pengambilan dengan stratified proporsionate random sampling
merupakan penggabungan pengambilan sampel secara acak yang berarti semua
subjek memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dengan mempertimbangkan
strata atau tingkatan dan pemilihan 10 sampel juga mempunyai jumlah yang
proporsional/seimbang dari setiap strata yang ada. Strata yaitu sampel diambil
berdasarkan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang sangat rendah,
68
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan minat
siswa mengikuti konseling individu. Sedangkan yang dimaksud acak yaitu peneliti
memberi hak yang sama kepada subjek untuk menjadi sampel, sehingga peneliti
terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk
dijadikan sampel.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 siswa yaitu 2 siswa dengan tingkat
minat mengikuti konseling individu kategori tinggi, 2 siswa kategori minat sedang, 3
siswa dalam kategori minat rendah dan 3 siswa dalam kategori minat sangat rendah
dalam mengikuti konseling individu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mencari data empiris tentang peningkatan minat mengikuti konseling individu
melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang.
Dalam penelitian ini langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai
berikut :
1) Memberikan pre test instrumen skala minat secara keseluruhan kepada populasi
yaitu siswa kelas VII A. Dari hasil pre test skala minat diperoleh deskripsi tingkat
minat dengan kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
2) Dari keseluruhan anggota populasi yang berjumlah 32 siswa selanjutnya diambil
secara heterogen untuk dijadikan sampel penelitian dengan mempertimbangkan
setiap anggota populasi berdasarkan tingkat minat mengkuti konseling individu
(sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi) tetap memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian, sehingga nantinya
akan diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 siswa.
69
3) Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok (10 siswa) yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian berupa layanan bimbingan
kelompok.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No
Kriteria Minat Mengikuti
Konseling Individu
Jumlah Siswa
1 Tinggi 2 siswa
2 Sedang 2 siswa
3 Rendah 3 siswa
4 Sangat Rendah 3 siswa
Total 10 siswa
3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data
3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sangat penting dalam penelitian, oleh karena itu
dibutuhkan suatu metode dan alat pengumpulan data yang dapat menjaring seluruh
informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data pada
prinsipnya berfungsi untuk mengungkapkan variabel yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini data yang akan diungkap berupa aspek psikologi yaitu minat siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
psikologi dan alatnya adalah skala minat siswa .
70
Skala psikologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut
psikologis (Azwar, 2005:1). Terdapat beberapa karakteristik skala psikologi sebagai
alat ukur yaitu:
1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap
indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-
indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam
bentuk item-item.
3) Respons subjek tidak diklasifikasi sebagai jawaban “benar”atau “salah”
tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur
dan sungguh-sungguh. (Azwar,2005:4)
Dengan demikian skala psikologi dapat digunakan sebagai instrumen yang
dapat mengungkapkan indikator perilaku, berupa pernyataan maupun
pertanyaan sebagai stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari
pernyataan maupun pertanyaan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan sesuatu yang hendak
diukur.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat diartikan sebagai usaha pencatatan hasil penelitian
yang mencakup segala peristiwa, fakta, keterangan dan angka yang dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk menyusun suatu informasi tertentu. Alat pengumpul data
yang digunakan adalah skala minat yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
71
teori yang ada. Dalam penelitian ini data yang akan diungkap berupa konstruk untuk
menggambarkan minat siswa mengikuti konseling individu dalam bentuk pertanyaan
atau pernyataan sebagai stimulus yang tertuju pada indikator untuk memancing
jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan pada subjek yang biasanya tidak
disadari oleh responden yang bersangkutan.
Skala minat diberikan di awal dan di akhir eksperimen. Skala penilaian awal
bertujuan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu
sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Skala penilaian akhir digunakan
untuk mengetahui perubahan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu
setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok.
Skala minat menggunakan alternatif 4 pilihan jawaban yaitu, sangat sesuai
(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) yang bertujuan untuk
mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Fenomena yang akan
diteliti telah ditetapkan oleh peneliti, yang disebut dengan variabel penelitian.
Variabel tersebut kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator penelitian,
kemudian indikator tersebut dijabarkan menjadi deskriptor sebagai panduan untuk
menyusun item-item instrument penelitian. Alternatif jawaban terdiri atas 4 pilihan,
nilai tengah sengaja dihilangkan untuk menghindari kecenderungan responden
memilih jawaban pada nilai tengah atau jawaban ragu-ragu.
Kelemahan dengan 5 alternatif jawaban memiliki kecenderungan untuk
memilih alternatif jawaban ditengah karena dirasa aman dan paling gampang,
responden hampir tidak berfikir terlalu lama untuk menjawabnya (Arikunto,
2006:241). Dengan menghilangkan nilai tengah pada alternatif jawaban, diharapkan
72
responden benar-benar memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh. Tidak ada
manfaatnya untuk memperbanyak pilihan jenjang karena justru akan mengaburkan
perbedaan yang diinginkan diantara jenjang yang dimaksud, pada responden yang
belum cukup dewasa, diferensiasinya perlu disederhanakan (Azwar,2005:33).
Sehingga memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Responden
bebas memilih salah satu jawaban dari keempat alternatif jawaban yang ada sesuai
dengan keadaan masing-masing responden. Jawaban soal positif diberi skor 4, 3, 2, 1,
sedangkan jawaban soal negatif diberi skor 1, 2, 3, 4 sesuai dengan arah pertanyaan
atau pernyataan yang dimaksud. Adapun ketentuan penskoran setiap jawaban adalah
sebagai berikut.
Penskoran Item
Alternatif jawaban
Jenis item
Positif (+) Negatif (-)
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tabel 3.4
Untuk mendeskripsikan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang
memiliki rentangan skor 1 s/d 4, dibuat interval kriteria tingkat minat siswa
mengikuti konseling individu yang ditentukan dengan cara sebagai berikut.
73
1) Menentukan skor jawaban skala minat siswa mengikuti konseling individu
dengan ketentuan, untuk item positif dan item negatif mempunyai skor yang
berbeda.
2) Menjumlahkan skor dalam setiap variabel yang diperoleh tiap-tiap responden.
3) Menentukan skor maksimal = skor tertinggi × jumlah item = 4 × 75 = 300
= 4/4 × 100% = 100%
4) Menentukan skor minimal = skor terendah × jumlah item = 1 × 75 = 75
= 1/4 × 100% = 25%
5) Menentukan rentangan skor = skor maksimal skor minimal = 300 75 = 225
= 100% 25% = 75%
6) Menentukan interval kelas = rentangan skor : jumlah kategori = 225 : 5 = 45
= 75% : 5 = 15%
Dengan demikian kriteria untuk mendeskripsikan minat siswa dapat dilihat
pada tabel :
Tabel. 3.5 Kategori tingkatan skala minat siswa
Presentase Kategori
85% ≤ 100% Sangat Tinggi
70% ≤ 85% Tinggi
55% ≤ 70% Sedang
40% ≤ 55% Rendah
25% ≤ 40% Sangat Rendah
74
3.6 Prosedur Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian
melalui beberapa tahap. Prosedur yang ditempuh adalah perencanaan, penulisan butir
soal, penyuntingan, uji-coba, penganalisisan hasil, dan mengadakan revisi
(Arikunto,2006:166). Sedangkan dalam penelitian ini, langkah-langkah yang
ditempuh oleh peneliti dalam pengadaan instrumen antara lain: membuat kisi-kisi
instrumen, lalu dikonsultasikan, hasil konsultasi direvisi jika perlu, instrumen yang
telah direvisi diuji-cobakan, kemudian revisi kedua dan instrumen jadi yang siap
disebarkan. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dapat
dilihat pada bagan berikut.
Gambar 3.2
Langkah-langkah dalam penelitian
Setelah mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian,
selanjutnya adalah membahas mengenai kisi-kisi instrumen yang dilanjutkan dengan
menyusun instrumen secara utuh beserta lembar jawabnya. Instrumen awal diuji
Teori
(1)
Uji Coba
(4)
Instrumen Jadi
(6)
Kisi-kisi Instrumen
(2)
Revisi
(5)
Instrumen
(3)
75
cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba dilakukan
kepada siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat
Variabel
Sub
Variabel
Indikator
Deskriptor
Item
+ -
Minat siswa
mengikuti
konseling
individu
Aspek-
aspek
minat
1. Perhatian
2. Ketertarikan
3. Keinginan
1. Perhatian terhadap
seluruh pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Mengesampingkan
kegiatan yang lain.
1. Ketertarikan untuk
mengikuti pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Memberikan kesan
terhadap layanan
konseling individu.
3. Ketertarikan terhadap
layanan konseling
individu berdasarkan
pada manfaatnya.
1. Keinginan mengetahui
segala hal yang
berkaitan dengan
layanan konseling
individu.
2. Mencari tahu informasi
1,2,3,4,5,
6
7,8
14,15,16
17,18
19,20,21,
22
31,32,33,
34,35
36,37,38
9,10,
11
12,13
23,24,
25
26,27
28,29,
30
41,42,
43
44,45,
76
3.7 Uji Instrumen Penelitian
Dalam setiap penelitian diharapkan dapat memperoleh hasil yang benar-benar
obyektif. Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan sehingga data
disebut valid. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur tersebut
mempunyai ketepatan atau kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya dan
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
4. Keyakinan
5. Tindakan
mengenai layanan
konseling individu.
1. Keyakinan bahwa
konseling individu
bermanfaat.
2. Yakin bahwa layanan
konseling individu tidak
hanya untuk siswa yang
bermasalah saja
melainkan untuk seluruh
siswa
Tindakan untuk
melaksanakan dan
memanfaatkan layanan
konseling individu tanpa
adanya paksaan dari
pihak lain melainkan dari
dirinya sendiri yang
diharapkan dapat
membantu
menyelesaikan
permasalahannya
39,40
47,48,49,
50,51,52
53,54,55,
56
65,66,67,
68,69,70,
71
46
57,58,
59,60
61,62,
63,64
72,73,
74,75
77
tersebut (Azwar,2005:6). Oleh karena itu alat ukur yang digunakan harus memiliki
validitas dan reliabilitas sebagai alat ukur.
3.7.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau kurang sahih berarti
memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006:144). Teknik uji validitas instrumen
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu :
keterangan:
xyr : koefisien korelasi antara x dan y
N : jumlah subyek
X : skor item
Y : skor total
X : jumlah skor item
Y : jumlah skor total
X2 : jumlah kuadrat skor item
2Y : jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2006:274)
78
Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus
product moment, hasil yang diperoleh rxy
akan dikonsultasikan dengan r tabel product
moment dengan N = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu r tabel = 0,355. Apabila rxy>r
tabel maka item dikatakan valid dan dapat digunakan untuk pengumpulan data. Dari
hasil uji coba diperoleh beberapa item yang valid dan tidak valid. Item dalam
kategori valid yang dipergunakan sebagai instrument minat yang ditujukan pada
subjek penelitian sesungguhnya.
Instrumen yang diuji cobakan pada populasi menghasilkan data yang
kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji coba instrumen
dari 75 item pernyataan yang diuji cobakan kepada 31 siswa dengan nilai r tabel 0,355
pada taraf signifikan 5 % terdapat 53 item pernyataan yang valid dan 22 item
pernyataan yang tidak valid. Adapun nomor item-item pernyataan yang tidak valid
tersebut antara lain : 4, 6, 10, 22, 24, 32,35, 38, 40, 43, 45, 50, 52, 55, 56, 60, 62, 63,
67, 68, 73,75. Pada dua puluh dua butir item tersebut memiliki rhitung < 0,355. Item
yang tidak valid tersebut tidak disertakan dalam skala minat pada penelitian ini. Jadi
item yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 53 item yang merupakan
penjabaran dari aspek-aspek minat. Uraian hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran.
3.7.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2006:178). Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen hanya item yang valid diuji
dengan reliabilitas internal karena perhitungan berdasarkan instrumen saja. Instrumen
79
yang reliabel atau dapat dipercaya akan menghasilkan data yang reliabel juga. Teknik
yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan rumus Alpha.
2
2
11 11k
kr
keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
2
: jumlah varian butir
2
t : varian total (Arikunto, 2006:196)
Hasil perhitungan r hitung dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan
5%. jika r hitung > dari pada r tabel maka instrument tersebut dapat dikatakan reliabel.
Adapun klasifikasi reliabilitas instrument menurut Arikunto (2006:178) adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.7
Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas Klasifikasi
0,9 < rh 1
0,7 < rh 0,8
0,5< rh 0,6
0,3 < rh 0,4
0,0 < rh 0,2
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto,2006:178)
80
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen skala minat dengan
menggunakan rumus alpha, Pengukuran reliabiltas skala minat terhadap 31
responden, diperoleh koefesien reliabilitas (r11) sebesar 0,918. Taraf signifikan 5 %
dengan 31 responden memiliki nilai r tabel sebesar 0,355. Hasil perhitungan
reliabilitas skala pengendalian diri diperoleh r11 > r tabel (0,918 > 0,355). Pada tabel
3.6 menunjukkan bahwa uji coba skala minat memiliki reliabilitas sangat tinggi,
maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
3.8 Metode Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh maka perlu diolah dan dianalisis. Analisis
data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran
minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberi layanan
bimbingan kelompok, serta untuk mengetahui adakah perbedaan minat siswa
mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan
kelompok. Oleh karena itu pendekatan analisis data yang akan digunakan adalah:
3.8.1 Analisis Deskripsi Persentase
Analisis deskripsi persentase adalah teknik analisis data yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran minat siswa mengikuti konseling individu antara sebelum dan
sesudah diberi layanan bimbingan kelompok. Adapun rumus yang digunakan yaitu:
81
Keterangan: P = Persentase
n = Skor yang diperoleh
N = Jumlah skor yang diharapkan
3.8.2 Uji Wilcoxon
Selain analisis deskripsi persentase, teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah metode non parametris, dengan menggunakan uji wilcoxon karena mengacu
pada variabel data yang ada adalah variabel ordinal. Uji wilcoxon yaitu dengan
membuat tabel penolong untuk test wilcoxon yaitu dengan mencari jenjang antara
pretest dan posttest.(Sugiyono, 2006:131)
Tabel 3.8
Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon
No. XA1 XB1 Beda Tanda Jenjang
XB1-XA1 Jenjang + -
Keterangan:
No. : Kode responden
XA1 : Hasil pretest tiap responden
XB1 : Hasil posttest tiap responden
Beda (XB1 - XA1) : Selisih hasil pretest dan posttest
Tanda jenjang : Tingkatan/jenjang baik yang positif maupun negatif
(Sugiyono, 2006:132)
82
Jika jumlah jenjang antara pretest dan posttest lebih besar dari indeks tabel
wilcoxon, maka layanan bimbingan kelompok dianggap efektif dalam meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Dalam mengambil kesimpulan
menggunakan pedoman taraf signifikansi 5% dengan ketentuan:
1. Ho ditolak & Ha diterima apabila thitung lebih besar atau sama dengan ttabel
2. Ho diterima & Ha ditolak apabila thitung lebih kecil dari ttabel.
83
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang persiapan penelitian, hasil penelitian,
pembahasan, dan keterbatasan penelitian tentang peningkatan minat siswa mengikuti
konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 4 Batang.
4.1 Persiapan Penelitian
Dalam pemberian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat
siswa mengikuti konseling individu Di SMP Negeri 4 Batang, peneliti memerlukan
beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah :
1. Mengurus perijinan penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Untuk selanjutnya diserahkan ke SMP Negeri 4 Batang untuk
melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Batang.
2. Membuat instrumen penelitian berupa skala minat dan melakukan ujicoba.
3. Melaksanakan penelitian berupa pemberian layanan bimbingan kelompok untuk
meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu.
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dibawah ini akan
diuraikan hasil dari penelitian tersebut. Uraian dibawah ini meliputi : (1) gambaran
tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum mendapatkan
84
layanan bimbingan kelompok, (2) gambaran tingkat minat siswa dalam mengikuti
konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, (3)
peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah memperoleh
layanan bimbingan kelompok, dan (4) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
4.2.1 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu
Sebelum Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok
Gambaran mengenai minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum
diberikan layanan bimbingan kelompok dapat diprediksi melalui hasil perhitungan
pre-test dengan menggunakan instrumen skala minat. Sebanyak 53 item yang
terdapat dalam skala minat bertujuan untuk mencari dan mengetahui kondisi minat
siswa yang mempunyai kecenderungan minat mengikuti konseling individu yang
rendah.
Instrumen disebarkan kepada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang, peneliti
menyebarkan instrumen yang telah valid kepada 32 responden. Hasil perhitungan
pre-test dijadikan sebagai pedoman untuk memilih sampel penelitian. Pemilihan
sampel penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
konseling individu di sekolah. Berikut hasil perhitungan pre-test yang telah dilakukan
terhadap 32 responden.
85
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Pre-test Skala Minat
No Responden Skala Minat
∑ % Kriteria
1 AF 103 48.584906 Rendah
2 ANK 95 44.811321 Rendah
3 DH 97 45.754717 Rendah
4 ES 110 51.886792 Rendah
5 ESW 130 61.320755 Sedang
6 FAN 149 70.283019 Tinggi
7 GB 78 36.792453 Sangat Rendah
8 HAL 101 47.641509 Rendah
9 HAK 80 37.735849 Sangat Rendah
10 IA 125 58.962264 Sedang
11 IN 153 72.169811 Tinggi
12 KN 112 52.830189 Rendah
13 LS 111 52.358491 Rendah
14 MM 152 71.698113 Tinggi
15 MK 133 62.735849 Sedang
16 MZS 104 49.056604 Rendah
17 MKR 108 50.943396 Rendah
18 MHA 125 58.962264 Sedang
19 MPW 129 60.849057 Sedang
20 MUH 114 53.773585 Rendah
21 MW 96 45.283019 Rendah
22 MUN 112 52.830189 Rendah
23 NP 106 50 Rendah
24 NR 105 49.528302 Rendah
25 NM 125 58.962264 Sedang
86
26 NS 154 72.641509 Tinggi
27 RD 129 60.849057 Sedang
28 RA 84 39.622642 Sangat Rendah
29 DSD 112 52.830189 Rendah
30 TB 109 51.415094 Rendah
31 UH 129 60.849057 Sedang
32 YA 149 70.283019 Tinggi
Dari tabel 4.1 di atas dipaparkan hasil pre-test terhadap 32 responden.
Berdasarkan kategorisasi terdapat tiga siswa yang termasuk dalam kategori sangat
rendah dengan persentase antara 25% ≤ 40%, enam belas siswa pada kategori
rendah yaitu persentase 40% ≤ 55%, delapan siswa dalam kategorisasi sedang
dengan persentase antara 55% ≤ 70%, sementara lima siswa dalam kategorisasi tinggi
dengan persentase antara 70% ≤ 85%.
Layanan bimbingan kelompok lebih efektif jika anggota kelompok berkisar
antara 8-10 orang, sehingga peneliti memilih sampel penelitian yang terdiri dari 10
orang. Sampel penelitian ini meliputi tiga anggota kelompok yang memiliki minat
konseling individu yang sangat rendah (GB, HAK, dan RA), tiga anggota kelompok
yang memiliki minat konseling individu yang rendah (ANK, DH, dan MW), dua
orang anggota kelompok yang memiliki tingkat minat konseling individu yang
sedang (ESW dan MK) dan dua orang anggota kelompok yang memiliki tingkat
minat konseling individu yang tinggi (IN dan NS). Perbedaan pemilihan tingkat
minat mengikuti konseling individu (pengambilan sampel secara heterogen) ini
diharapkan memunculkan dinamika dalam kelompok, sehingga terjadi peningkatan
87
minat mengikuti konseling individu pada anggota kelompok. Hasil pre-test kesepuluh
anggota kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu
Sebelum Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok (pre-test)
No Kode Responden Jumlah Persentase Kriteria
1 ANK 95 44.81 Rendah
2 DH 97 45.75 Rendah
3 ESW 130 61.32 Sedang
4 GB 78 36.79 Sangat Rendah
5 HAK 80 37.74 Sangat Rendah
6 IN 153 72.17 Tinggi
7 MK 133 62.74 Sedang
8 MW 96 45.28 Rendah
9 NS 154 72.64 Tinggi
10 RA 84 39.62 Sangat Rendah
Jumlah 1100 51.89
Rendah
4.2.2 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu
Setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok sebagai treatment dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak delapan kali pertemuan. Setelah melaksanakan kegiatan bimbingan
kelompok sebanyak delapan kali langkah selanjutnya adalah melakukan post-test. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat mengikuti konseling individu yang
dimiliki oleh siswa setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Sesuai
88
dengan tujuan penelitian yakni untuk membuktikan adanya kecenderungan
peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada siswa sesudah
mengikuti layanan bimbingan kelompok. Hasil post-test selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu
Setelah Melaksanakan Layanan Bimbingan Kelompok (post-test)
No Kode Responden Skala Minat
∑ % Kriteria
1 ANK 155 73.11 Tinggi
2 DH 148 69.81 Sedang
3 ESW 181 85.38 Sangat Tinggi
4 GB
146 68.87 Sedang
5 HAK
144 67.92 Sedang
6 IN
188 88.68 Sangat Tinggi
7 MK
164 77.36 Tinggi
8 MW
158 74.53 Tinggi
9 NS
185 87.26 Sangat Tinggi
10 RA
156 73.58 Tinggi
Jumlah 1625 76.65 Tinggi
Berdasarkan pada perhitungan post-test yang telah dilakukan terhadap
kelompok, maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan minat siswa dalam
mengikuti konseling individu. Tiga siswa memiliki tingkat minat mengikuti
konseling individu yang sangat tinggi (ESW, IN dan NS), empat anggota lainnya
memiliki tingkat minat mengikuti konseling individu pada kategorisasi tinggi (ANK,
89
MK, MW, dan RA), serta tiga siswa mempunyai minat mengikuti konseling individu
pada kategorisasi sedang ( DH, GB, dan HAK).
Secara keseluruhan, siswa yang mengikuti post-test mempunyai minat yang
cenderung meningkat dibandingkan dengan hasil sebelum pemberian layanan
bimbingan kelompok.
4.2.3 Peningkatan Minat Siswa Dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah
Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
Setelah melakukan post-test langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti
adalah mencari perbedaan kondisi minat mengikuti konseling individu yang dimiliki
oleh siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok dan setelah
memperoleh layanan bimbingan kelompok. Analisis untuk mengetahui perbedaan
tingkat minat siswa mengikuti konseling inidividu dengan menggunakan statistik non
parametrik, yakni uji wilcoxon. Berikut disajikan analisis wilcoxon menggunakan
tabel penolong wilcoxon karena respondennya hanya 10 orang.
Tabel 4.4
Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon
Kode
Responden
Pre-test
(X1)
Post-test
(X2)
Beda
(X2-X1)
Tanda Jenjang
Jenjang + -
ANK 95 155 60
6 6 0
DH 97 148 51
4,5 4,5 0
ESW 130 181 51
4,5 4,5 0
GB 78 146
68 9 9 0
HAK 80 144
64 8 8 0
90
IN 153 188
35 3 3 0
MK 133 164
31 1,5 1,5 0
MW 96 158
62 7 7 0
NS 154 185
31 1,5 1,5 0
RA 84 156
72 10 10 0
Jumlah 55 0
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon diperoleh
jumlah jenjang yang kecil atau Thitung nilainya adalah 55. Sedangkan Ttabel untuk n=10
dengan taraf kesalahan 5% nilainya adalah 8. t hitung (55) > t tabel (8) dengan
demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah
memperoleh layanan bimbingan kelompok.
Hasil perbedaan tingkat minat mengikuti konseling individu dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.5
Perbedaan Tingkat Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Sebelum dan
Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
No. Nama
Pre-test Post-test Perbedaan
(%) % Krite
ria %
Krite
ria
1 ANK 95 44.81 R 155 73.11 T 28.3%
2 DH 97 45.75 R 148 69.81 S 24.06%
3 ESW 130 61.32 S 181 85.38 ST 24.06%
4 GB 78 36.79 SR 146 68.87 S
32.08%
91
5 HAK 80 37.74 SR 144 67.92 S
30.18%
6 IN 153 72.17 T 188 88.68 ST
16.51%
7 MK 133 62.74 S 164 77.36 T
14.62%
8 MW 96 45.28 R 158 74.53 T
29.25%
9 NS 154 72.64 T 185 87.26 ST
14.62%
10 RA 84 39.62 SR 156 73.58 T
33.96%
Rata-rata 51.89 R Rata-
rata 76.65 T 24.76%
Grafik 4.1
Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test
44.81
73.11
45.75
69.81
61.32
85.38
36.79
68.87
37.74
67.9272.17
88.68
62.74
77.36
45.28
74.53 72.64
87.26
39.62
73.58
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Persentase
ANK DH ESW GB HAK IN MK MW NS RA
Nama Anggota Kelompok
Perbandingan hasil pretest dan posttest
Pre-test
Post-test
Dari tabel dan grafik di atas diperoleh peningkatan minat mengikuti konseling
individu pada siswa rata-rata sebesar 24.76 %. Dari ke-sepuluh sampel penelitian
yang mengalami peningkatan terbesar yaitu RA sebesar 33.96 % dan peningkatan
terkecil pada MK, dan NS yakni sebesar 14.62 %. Dari hasil tabel perbedaan tingkat
minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan setelah diberikan layanan
92
bimbingan kelompok, nampak terjadi peningkatan minat mengikuti konseling
individu yang terjadi pada setiap anggota kelompok.
Di bawah ini dapat dilihat peningkatan minat siswa mengikuti konseling
individu dilihat dari indikator minat siswa mengikuti konseling individu.
Tabel 4.6
Hasil Perbedaan Skor Berdasarkan Indikator Minat Siswa Mengikuti
Konseling Individu Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan
Kelompok
Grafik 4.2
Grafik persentase skor tiap indikator minat siswa mengikuti konseling individu
sebelum dan sesudah mendapatkan bimbingan kelompok
N
o Indikator
% Skor % Skor
Peningkatan Pre
Test
Post
Test Pre Test Post Test
1 Perhatian terhadap
konseling individu 215 311 53.75 77.75 24%
2 Ketertarikan terhadap
konseling individu 323 459 53.83 76.50 22.67%
3 Keinginan mengikuti
konseling individu 197 307 49.25 76.75 27.5%
4 Keyakinan mengikuti
konseling individu 221 335 50.23 76.14 25.91%
5 Tindakan mengikuti
konseling individu 144 213 51.43 76.07 24.64%
% skor rata- rata 1100 1625 51.89 76.65 24.76%
93
53.75
77.75
53.83
76.5
49.25
76.75
50.23
76.14
51.43
76.07
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Perhatian terhadap
konseling individu
Ketertarikan terhadap
konseling individu
Keinginan mengikuti
konseling indivdu
Keyakinan mengikuti
konseling individu
Tindakan mengikuti
konseling individu
Post-testPre-test
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.2 maka dapat diketahui bahwa semua
indikator mengalami peningkatan setelah mengikuti bimbingan kelompok. Untuk
persentase skor rata-rata tiap indikator mengalami peningkatan sebesar 24.76% dari
yang semulanya persentase hanya 51.89% termasuk dalam kategori rendah,
persentase rata-ratanya menjadi 76.65% dan termasuk dalam kategori tinggi.
Indikator yang paling tinggi mengalami peningkatan adalah indikator keinginan
mengikuti konseling individu, dengan peningkatan sebesar 27.5% yang semula hanya
49.25% termasuk kategori rendah menjadi 76.75 dan termasuk dalam kategori tinggi.
4.2.4 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan (Februari-Maret). Pada
tanggal 2 Februari 2013 diadakan uji coba instrumen yakni skala minat pada kelas
VII G SMP Negeri 4 Batang. Selanjutnya pada tanggal 6 Februari 2013 diadakan pre-
94
test menggunakan skala minat yang telah dibimbingkan kembali dan divalidasi untuk
mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu sebelum memperoleh
layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari hasil
pre-test, peneliti memilih sebanyak 10 siswa yang mempunyai tingkat minat
mengikuti konseling individu secara heterogen.
Pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok diberikan sebanyak
delapan kali. Pertemuan dalam layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada
tanggal 12 Februari 2013-7 Maret 2013. Setelah memberikan treatment berupa
layanan bimbingan kelompok, langkah selanjutnya adalah melaksanakan post-test
untuk mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang telah
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, dan pemberian post test dilaksanakan pada
tanggal 8 Maret 2013 di Ruang BK SMP Negeri 4 Batang. Diskripsi proses
pelaksanaan bimbingan kelompok dari pertemuan pertama hingga kedelapan akan
dijelaskan sebagai berikut:
Pertemuan Pertama
Hari/tanggal : Selasa, 12 Februari 2013.
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik : Mengenal tentang Konseling Individu
Pada Tahap Pembukaan, pemimpin kelompok mengucapkan salam,
menanyakan kabar anggota kelompok dan mengucapkan terimakasih atas
keikutsertaan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk terlebih dahulu berdo‟a
bersama. Kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan
95
asas-asas yang digunakan dalam bimbingan kelompok serta perkenalan diri oleh
pemimpin kelompok maupun anggota kelompok. Disini anggota kelompok terlihat
tegang dan bingung. Anggota kelompok terlihat tegang dan ada yang terlihat bosan,
maka pemimpin kelompok mengadakan permainan Gerakan-gerakan tambahan yang
telah disiapkan oleh peneliti. Anggota kelompok terlihat antusias mengikuti
permainan tersebut, suasana menjadi mencair karena anggota kelompok banyak yang
tertawa dan tersenyum setelah mengikuti permainan.
Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan
dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Mengenal tentang Konseling Individu”
sebelum menyampaikan materi kepada anggota kelompok, pemimpin kelompok
menanyakan tentang „siapa yang sudah mengerti tentang pengertian konseling
individu?. Kemudian semua anggota kelompok diam dan menggelengkan kepala
pertanda belum mengetahui apa itu konseling individu. Lalu pemimpin kelompok
memcoba menunjuk satu per satu anggota kelompok agar mau mengemukakan
pendapatnya mengenai pengertian konseling individu, tujuan pemimpin kelompok
menunjuk satu per satu yaitu agar anggota kelompok bisa menyampaikan
pendapatnya tanpa malu dan ragu. Ada beberapa anggota kelompok yang diam saja
walaupun sudah ditunjuk oleh pemimipin kelompok yaitu (GB, HAK, dan DH),
sedangkan ESW salah satu anggota kelompok justru sangat aktif memberikan
pendapatnya. Selain pengertian juga dibahas mengenai tujuan dan tahap-tahap dalam
melakukan konseling individu.
Tahap pengakhiran pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil
pembahasan yang telah disampaikan yaitu mengenai pengertian, tujuan dan tahap-
96
tahap-tahap dalam konseling individu, ini untuk bertujuan agar siswa mengetahui
tentang kegiatan konseling individu di sekolah. Kemudian pemimpin kelompok
mengakhiri pertemuan dengan memberikan laiseg serta ucapan terima kasih dan
diakhiri dengan do‟a bersama dengan salam penutup.
Pelaksanaan bimbingan kelompok pertemuan pertama masih belum efektif
karena anggota kelompok masih dalam penyesuaian diri karena mereka belum pernah
melakukan bimbingan kelompok sebelumnya. Untuk mencairkan suasana, pemimpin
kelompok dan anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan diselingi dengan
permainan agar terjalin keakraban dan mengurangi kecanggungan dari anggota.
Pertemuan Kedua
Hari/tanggal : Kamis, 14 Februari 2013
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik : Meningkatkan kepercayaan diri
Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling
menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang cara-
cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya.
Kemudian pemimipin kelompok memberikan permainan yang bernama ”kata
berantai”, anggota kelompok mendengarkan perintah dari pemimpin kelompok dan
bermain sesuai dengan peraturan. Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok
menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya.
Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan
dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Meningkatkan kepercayaan diri”.
Pembahasan dimulai dengan pemimpin kelompok bertanya kepada anggota
97
kelompok apakah semua anggota kelompok sudah mempunyai percaya diri yang
tinggi? Kemudian anggota kelompok kompak menjawab sudah. Lalu pemimpin
kelompok langsung memberikan pertanyaan mengenai pengertian kepercayaan diri.
Anggota kelompok diam mendengar pertanyaan tersebut. Terlihat anggota kelompok
masih kurang aktif dalam memberikan pendapatnya. Kemudian pemimpin kelompok
memberikan kiat-kiat untuk meningkatkan kepercayaan diri pada siswa. Anggota
kelompok terlihat menyimak baik-baik bagaimana untuk menjadi siswa yang
mempunyai kepercayaan diri tinggi. Terlihat IN,MW,dan ESW bisa lebih aktif
berpendapat dari pada anggota kelompok yang lain. Sementara GB dan HAK kurang
aktif dalam diskusi kelompok.
Tahap pengakhiran pemimpin kelompok menyimpulkan hasil pembahasan
yang telah disampaikan yaitu mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri siswa
serta anggota keompok diberikan laiseg untuk diisi. Kemudian pemimpin kelompok
menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu yaitu bimbingan kelompok
akan kembali dilakukan pada hari selasa setelah pulang sekolah selama 40 menit.
Tidak lupa ucapan terima kasih serta do‟a dan salam penutup sebelum mengakhiri
layanan bimbingan keompok pada pertemuan ke-dua.
Pertemuan Ketiga
Hari/tanggal : Selasa , 19 Februari 2013.
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik : Perhatian terhadap konseling individu
Pada tahap pembentukan pemimpin kelompok, membuka kegiatan dengan
salam, menanyakan kabar dan berdoa bersama anggota kelompok. Setelah itu
98
pemimpin kelompok memastikan agar anggota kelompok tetap mengingat asas,
tujuan dan pengertian kegiatan bimbingan kelompok. Bersama anggota kelompok
menyepakati waktu pelaksanaan selama 40 menit. Lalu pemimpin kelompok
memberikan permainan yaitu “pulpen tawa”. Anggota kelompok sangat menyenangi
permainan ini.
Dalam tahap peralihan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang
akan dibahas dalam pertemuan ketiga yaitu tentang perhatian siswa terhadap
konseling individu. Topik perhatian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana para
anggota kelompok memperhatikan konseling individu. Anggota kelompok dapat
saling mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan menuangkan idenya masing-
masing. Akan tetapi masih terlihat beberapa anggota yang masih diam dalam
mengungkapkan pendapatnya. Sesekali ada yang tidak sabar mendengarkan
temannya berbicara. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok,
sehingga pembahasan topik perhatian terhadap konseling individu dapat dipahami
oleh anggota kelompok.
Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan
hasil pembahasan topik dan mengingatkan kepada anggota anggota kelompok kalau
bimbingan kelompok dilanjutjan hari kamis. Setelah itu kegiatan diakhiri dengan doa
dan salam penutup.
Pertemuan Keempat
Hari/tanggal : Kamis, 21 Februari 2013
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik : Membangkitkan ketertarikan siswa
99
Karena merupakan pertemuan keempat, pada tahap pembentukan pemimpin
kelompok hanya menjelaskan sedikit tentang cara melaksanakan bimbingan
kelompok dan langsung pada permainan. Untuk mencairkan suasana pemimpin
kelompok mengadakan permainan “Merangkai Nama”, setelah permainan suasana
mulai cair dan rileks.
Pada tahap kegiatan pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan
dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Membangkitkan ketertarikan siswa”.
Pembahasan dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok
bahwa apakah kalian tertarik mengikuti kegiatan konseling individu di sekolah?
Kalau tertarik apa yang membuat kalian tertarik? Kemudian anggota kelompok saling
berpendapat. IN mengatakan tertarik dengan konseling individu karena dapat
menyelesaikan masalah, kemudian ESW mengatakan baru mengetahui tentang
konseling individu, sementara RA tertarik karena konseling individu bisa
memberikan kedamaian. Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berbagai
pendapat yang dikemukakan oleh anggota-anggota kelompok dan memberi
penjelasan bagaimana cara untuk membangkitkan ketertarikan siswa agar mau
mengikuti konseling individu. Ada beberapa poin dalam membangkitkan ketertarikan
siswa dan pemimpin kelompok menjelaskan satu persatu dan sesekali bertanya apa
yang anggota ketahui tentang poin-poin itu. Dan pada saat membahas poin-poin
terjadi saling tukar pendapat baik antara anggota kelompok dengan pemimpin
kelompok maupun dengan anggota kelompok yang lain. Pada pertemuan kali ini
dinamika kelompok lebih terbentuk dan anggota kelompok lebih terlihat rileks dan
tidak ragu dalam berpendapat.
100
Pada tahap pengakhiran, pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil
pembahasan tentang cara membangkitkan ketertarikan siswa dalam mengikuti
konseling individu. Selanjutnya pemimpin kelompok membagikan laiseg untuk
mengevaluasi pertemuan keempat. Kemudian tahap ini diakhiri dengan ucapan terima
kasih dan salam.
Pada pertemuan keempat dinamika kelompok terbentuk sangat baik. Anggota
kelompok tanpa ragu mengemukakan pendapatnya dan menanggapi pendapat dari
anggota lain. Hampir semua anggota kelompok melibatkan diri dalam pembahasan
topik. Hal ini merupakan awal yang baik dalam mengikuti layanan bimbingan
kelompok selanjutnya.
Pertemuan Kelima
Hari/tanggal : Selasa, 26 Februari 2013
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik : Keinginan mengikuti konseling individu
Kegiatan bimbingan kelompok pada kesempatan ke lima ini membahas topik
tentang keinginan mengikuti konseling individu. Pertemuan ini telah disepakati
antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok pada pertemuan sebelumnya.
Pemimpim kelompok membuka pertemuan ini dengan berdoa bersama dan
menanyakan kondisi anggota kelompok. Setelah itu mengingatkan kembali tentang
cara-cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya.
Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota
kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya.
101
Dalam tahap kegiatan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan
dibahas topik yaitu Keinginan mengikuti konseling individu. Dalam tahap ini anggota
mulai berfikir dan menyadari bahwa konseling individu bisa membantu membantu
siswa memecahkan masalahnya. Seluruh anggota sudah berani mengungkapkan
pendapatnya, mungkin karena sudah terbiasa mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga
pembahasan topik dapat dipahami oleh anggota kelompok.
Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan
hasil pembahasan topik dan membahas waktu pelaksanaa bimbingan kelompok
selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Pertemuan Keenam
Hari/tanggal : Kamis, 28 Februari 2013
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik : Meningkatkan keyakinan
Pada tahap awal, pemimpin kelompok membuka kegiatan bimbingan
kelompok dengan berdoa bersama dan menanyakan keadaan anggota kelompok.
Pada pertemuan ini anggota kelompok telah terbiasa dengan layanan bimbingan
kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertanyaan salah satu anggota kelompok
tentang topik pembahasan. Pada pertemuan ini disepakati akan melaksanakan
kegiatan bimbingan kelompok selama 40 menit.
Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota
kelompok dan memberitahukan topik pembahasan. Topik bahasan dalam pertemuan
102
ini adalah meningkatkan keyakinan. Tujuan pembahasan topik ini adalah agar
anggota kelompok dapat menjadi yakin bahwa konseling individu dapat memberikan
manfaat yang optimal.
Pada tahap kegiatan semua anggota kelompok bersedia untuk mengutarakan
pendapat mereka. Setiap anggota kelompok saling memberikan masukan. Bersama
anggota kelompok, pemimpin kelompok membahas, setiap sub topik secara rinci dan
mendalam. Pemimpin kelompok memberikan tekanan pada salah satu anggota
kelompok (GB) yang sejak pertemuan awal masih terlihat kurang antusias, malu-
malu dan enggan berpendapat untuk menyimpulkan. Pemimpin kelompok
memberikan penguatan dan dorongan kepada setiap anggota kelompok yang bersedia
mengemukakan pendapat mereka. Di akhir tahap kegiatan, PK mengingatakan waktu
yang telah berjalan lebih dari 30 menit.
Bersama anggota kelompok, pemimpin kelompok memastikan pertemuan
selanjutnya. Pemimpin kelompok membagikan laiseg sebagai penilaian akhir
kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan bkp diakhiri dengan mengumpulkan laiseg,
menyepakati kegiatan bkp selanjutnya dan berdoa bersama.
Pertemuan Ketujuh
Hari/tanggal : Selasa, 5 Maret 2013
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik : Tindakan mengikuti konseling individu
Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ketujuh sudah sangat baik,
karena sudah ada kedekatan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok.
103
Mereka sudah terbiasa dengan anggota yang lain sehingga tidak sulit untuk
membentuk dinamika kelompok.
Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling
menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang cara-
cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya.
Kemudian pemimpin kelompok memberikan permainan yang bernama ”tebak gaya”,.
Anggota kelompok sangat menikmati permainan. Dalam tahap peralihan ini anggota
kelompok terlihat tidak sabar untuk membahas topik yang akan dibahas. Pada tahap
ini topik yang disampaikan adalah ”Tindakan”. Topik tersebut bertujuan agar anggota
kelompok mampu untuk melaksanakan atau merealisasikan kedalam bentuk tindakan
yaitu mengikuti konseling individu. Dengan melakukan tindakan, berarti kegiatan
layanan bimbingan kelompok yang selama ini dilakukan sangat bermanfaat. Dalam
tahap ini anggota kelompok sudah terlihat aktif. Dalam tahap kegiatan, pemimpin
kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas yaitu tindakan mengikuti
konseling individu. Masing-masing anggota kelompok saling berbagi pendapat
tentang kapan mereka akan memulai melakukan tindakan mengikuti konseling
inidividu di sekolah. Anggota dapat saling mengemukakan pendapat, saling
berdiskusi dan menuangkan idenya masing-masing. Dalam pertemuan kali ini dapat
terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik dapat dipahami oleh
anggota kelompok.
Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan
hasil pembahasan topik dan memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk
mengungkapkan pesan, kesan, dan harapan terhadap keagiatan bimbingan kelompok.
104
PK mengucapkan terimakasih kepada anggota bimbingan kelompok Kegiatan
diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Pertemuan Kedelapan
Hari/tanggal : Kamis, 6 Maret 2013
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik : Keterbukaan diri
Pada pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dalam rangka pemberian
treatment berupa layanan bimbingan kelompok. Di tahap pembentukan pemimpin
kelompok awali dengan berdoa bersama dan saling menanyakan kabar. Bersama
dengan anggota kelompok, pemimpin kelompok membuat kesepakatan waktu. Pada
pertemuan ini telah disepakati akan dilaksanakan selama 40 menit.
Dalam pertemuan ini pemimpin kelompok tidak memberikan permainan. Di
tahap peralihan pemimpin kelompok memastikan anggota kelompok masih ingat dan
bersedia mengikuti layanan bimbingan kelompok. Melihat kondisi kelompok yang
telah siap, pemimpin kelompok memberitahukan topik bahasan, yakni tentang
“Keterbukaan diri”.
Di tahap kegiatan, anggota kelompok memulai dengan membahas pengertian
keterbukaan diri, setelah semua anggota berpendapat kemudian pemimpin
menyimpulkan dan menambahkan lagi mengenai ciri-ciri dan manfaat keterbukaan
diri. Materi ini bertujuan agar siswa dapat terbuka dalam mengikuti konseling
individu, yaitu terbuka saat menceritakan masalah. Siswa sangat antusias dalam
berpendapat. Pemimpin kelompok mencoba membatasi arah pembicarakan agar tidak
membahas permasalahan pribadi, melainkan masih membahas topik yang telah
105
diberikan. Di akhir kegiatan, pemimpin kelompok meminta perwakilan dari beberapa
anggota kelompok untuk meringkas hasil pembahasan, menyampaikan kesan,
memberikan komentar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok yang telah
mereka jalani sebanyak 8 kali. Hampir semua anggota kelompok merasa senang dan
terbantu dalam menambah wawasan mereka, anggota kelompok jadi terlihat lebih
akrab dan terbuka.
Di akhir pertemuan, pemimpin kelompok membagikan laiseg kepada anggota
kelompok. Setelah semua anggota kelompok mengisi laiseg, pemimpin kelompok
membuat kesepakatan untuk melaksanakan penilaian akhir layanan bimbingan
kelompok (post-test). Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui minat siswa
mengikuti konseling individu setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan
bimbingan kelompok.
Setelah dilakukan pengamatan selama proses pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dengan delapan kali pertemuan, selanjutnya di bawah ini ditampilkan tabel
hasil peningkatan perkembangan minat siswa dalam mengikuti konseling individu
yang didalamnya berisi tentang perkembangan tiap indikator yang muncul yang dapat
diamati oleh peneliti selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk
sepuluh anggota bimbingan kelompok, berikut hasil deskripsi dari masing-masing
subjek penelitian
No Responden Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu
1. ANK Kondisi awal minat mengikuti konseling individu
sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap
indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu
pada kategori rendah, ketertarikan terhadap konseling
106
individu kategori rendah, keinginan mengikuti konseling
individu kategori rendah, keyakinan mengikuti konseling
individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk
mengikuti konseling individu kategori rendah. Secara
keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti
konseling individu termasuk dalam kategori rendah.
ANK termasuk siswa yang pendiam dan pemalu.
Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan
kelompok berlangsung, jika ditanya juga siswa
cenderung malu untuk menjawab. Siswa mulai aktif
berpendapat pada saat pertemuan ketiga setelah
membahas materi kepercayaan diri pada pertemuan
kedua. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa
mengikuti layanan bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru mengenai layanan di BK, dan
konseling individu sangat penting bagi siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, siswa
merasa senang dan gembira mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk
berbicara di depan umum dan pengalaman baru.
Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti
konseling individu dengan guru BK dan lebih berani
dalam berpendapat.
Kondisi akhir minat mengikuti konseling individu
setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap
indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu
pada kategori tinggi, ketertarikan terhadap konseling
individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling
individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling
individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk
107
mengikuti konseling individu kategori tinggi. Secara
keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti
konseling individu termasuk dalam kategori tinggi.
2. DH Pada pertemuan pertama, DH belum mengalami
perkembangan pada aspek apapun karena DH merupakan
termasuk siswa yang pemalu dan mudah terpengaruh
orang lain. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung. Pada pertemuan
ketiga, terdapat aspek yang mengalami peningkatan yaitu
mengenai mulai mengenalnya DH dan ada pehatian dari
DH tentang konseling individu. Pada pertemuan
keempat, aspek yang mengalami perkembangan masih
sama dengan pertemuan sebelumnya. Namun, DH mulai
aktif berpendapat pada saat pertemuan kelima, dan
perkembangan DH merupakan yang paling lambat
mengalami peningkatan di aspek minat mengikuti
konseling individu. Namun pada pertemuan yang keenam
sampai kedelapan siswa terlihat senang mengikuti bkp
dan bisa menumbuhkan dinamika kelompok bersama
anggota kelompok lain. Dan pada pertemuan tersebut
semua aspek minat sudah mengalami perkembangan.
Hasil evaluasi akhir DH mengungkapkan bahwa
mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru mengenai konseling individu, tenyata
konseling individu tidak hanya untuk siswa yang
bermasalah saja melainkan semua siswa yang
membutuhkan.
3. ESW Pada awal pertemuan ESW mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok dengan baik. Ia memberikan
berbagai argumen tentang pelaksanaan bimbingan
108
kelompok, ESW adalah siswa yang paling aktif diantara
semua anggota kelompok, Ia juga sering memberikan
pendapat selama kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung, berbeda dengan teman-temannya yang lain
yang diam dan kurang memperhatikan kegiatan
bimbingan kelompok, ESW sering memberikan
komentar-komentarnya sehingga memunculkan dinamika
dalam kelompok tersebut, selain itu juga membuat
teman-teman yang lain menjadi semangat dalam
mengikuti bimbingan kelompok dan memunculkan
suasana humoris dalam suasana kelompok. Dari
pertemuan pertama hingga terakhir ESW terlihat sangat
menonjol dan menunjukkan peningkatan semua aspek
dalam minat mengikuti konseling individu, aspek-aspek
tersebut yaitu aspek perhatian terhadap konseling
individu, ketertarikan mengikuti konseling individu,
keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan
mengikuti konseling individu dan tindakan mengikuti
konseling individu. Ia sangat antusias mengikuti dari
awal pembentukan hingga pengakhiran kegiatan
bimbingan kelompok, sehingga kemajuan peningkatan
minat konseling yang dialami ESW sangat pesat. Selain
itu, ESW juga merasa senang mengikuti bimbingan
kelompok karena menambah pengetahuan dan sudah
dijelaskan tentang berbagai macam materi sehingga ia
merasa besar manfaatnya mengikuti bimbingan
kelompok. Dan ESW juga baru mengetahui bahwa
konseling individu sangat menarik dan penting, sehingga
ia berkomitmen akan mengikuti konseling individu
dengan guru BK.
109
4. GB Sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok,
hasil pre test menunjukkan bahwa tiap indikator meliputi
perhatian terhadap konseling individu pada kategori
sangat rendah, ketertarikan terhadap konseling individu
kategori sangat rendah, keinginan mengikuti konseling
individu kategori sangat rendah, keyakinan mengikuti
konseling individu pada kategori sangat rendah, dan
tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori
sangat rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat
minat mengikuti konseling individu termasuk dalam
kategori sangat rendah. GB merupakan siswa yang paling
nakal diantara anggota kelompok lain, namun ia
mempunyai minat yang paling rendah dalam mengikuti
konseling individu. Pada pertemuan pertama hingga
ketiga GB masih cuek dengan kegiatan bimbingan
kelompok, ia mengikuti bimbingan kelompok tapi
cenderung diam dan asyik mengobrol sendiri dengan
temannya. Namun pada pertemuan keempat GB bisa
berubah dan bisa mengikuti bimbingan kelompok dengan
baik, GB sudah mendengarkan diskusi dalam kelompok
dan sudah aktif dalam berpendapat. Sebenarnya GB
sudah pernah mengikuti konseling individu namun
karena dipanggil guru BK sehingga GB memandang
konseling individu kegiatan yang membosankan, namun
setelah mengikuti delapan kali pertemuan dalam
bimbingan kelompok GB menjadi sadar pentingnya
konseling individu dan ingin mengikuti konseling
individu dengan guru BK namun atas kemauan sendiri
bukan karena dipanggil guru BK. GB merasa senang
mengikuti bimbingan kelompok karena menambah
minatnya dalam mengikuti konseling individu. Setelah
110
mengikuti layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil
bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat
mengikuti konseling individu. Itu ditunjukkan dengan
meningkatnya tiap indikator meliputi perhatian terhadap
konseling individu pada kategori sedang, ketertarikan
terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan
mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan
mengikuti konseling individu pada kategori sedang, dan
tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori
sedang. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat
mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori
sedang.
5. HAK HAK termasuk siswa yang pendiam dan pemalas.
Dia lebih banyak bermain sendiri saat kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung. HAK termasuk siswa
yang sangat rendah minatnya dalam mengikuti konseling
individu. Pada awal-awal kegiatan bimbingan kelompok
HAK kurang antusias ikut bimbingan kelompok, namun
HAK tidak mengganggu temannya yang lain, dan
cenderung bermain sendiri. Namun HAK mulai aktif
berpendapat pada saat pertemuan ketiga. HAK sudah
berani mengungkapkan pendapatnya saat membahas
materi, walaupun masih malu-malu karena saat
mengungkapkan argument HAK lebih banyak
memalingkan mukanya. Kemudian pada petemuan
keempat sampai keenam HAK sudah bisa menyesuaikan
diri dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok
dengan teman-temannya yang lain. Pada pertemuan
ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang.
Dan pada pertemuan terakhir HAK sudah mengalami
111
perkembangan dalam meningkatkan minat mengikuti
konseling individu. Hasil evaluasi akhir siswa
mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru dan yang paling
penting pengetahuan mengenai kegiatan konseling
individu disekolah, sebelumnya HAK tidak mengerti
tentang layanan-layanan di BK, namun setelah mengikuti
bimbingan kelompok selain menambah kepercayaan diri
dalam berpendapat juga HAK berkomitmen ingin
mengikuti konseling individu dengan guru BK untuk
mengatasi maslah yang sedang dihadapi HAK.
6. IN IN termasuk siswa yang aktif dan rajin. Namun IN
masih terlihat grogi dan takut pada pertemuan pertama,
itu dibuktikan dengan IN lebih banyak diam saat
pertemuan pertama karena layanan bimbingan kelompok
baru pertama kali ia ikuti sehingga masih grogi. Namun
pada pertemuan kedua sampai pertemuan kedelapan, Dia
sudah aktif pada saat kegiatan layanan bimbingan
kelompok berlangsung. Hasil evaluasi akhir siswa
mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling
individu sehingga siswa bisa terpacu untuk antusias
mengikuti konseling individu disekolah. Selain itu, siswa
merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
dan akan mencoba layanan konseling individu karena IN
ingin ada orang yang diajak berkeluh kesah untuk
mendengarkan masalahnya selain itu juga kegiatan
bimbingan kelompok berfungsi untuk berbagi
pengalaman kepada anggota kelompok yang lain.
Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok
112
sebanyak 8 kali petemuan IN mengalami peningkatan
dalam minat mengikuti konseling individu yaitu
mengenai tiap indikator yang mengalami kenaikan
dibandingkan sebelum mengikuti layanan bimbingan
kelompok meliputi perhatian terhadap konseling individu
pada kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap
konseling individu kategori sangat tinggi, keinginan
mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan
mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan
tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori
sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat
minat mengikuti konseling individu termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
7. MK Pertemuan pertama MK belum ada aspek minat
yang berkembang, pada pertemuan awal MK sulit
berkomunikasi. Pada pertemuan selanjutnya yaitu
pertemuan kedua sudah ada perkembangan pada aspek
minat yaitu perhatian terhadap konseling individu, MK
masih nampak ragu-ragu dan enggan berpendapat. MK
termasuk kategori siswa yang pendiam. Dia lebih banyak
diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat
pertemuan keempat. MK sudah mulai menikmati
kegiatan bimbingan kelompok dan berbaur dengan
anggota kelompok lain. Pada pertemuan kelima, aspek
yang mengalami perkembangan masih sama seperti pada
pertemuan sebelumnya, namun terdapat aspek lain yang
mengalami perkembangan yaitu aspek ketertarikan
mengikuti konseling individu. Dan pada pertemuan
terakhir semua aspek minat sudah mengalami
113
perkembangan. Sebelum mengikuti bimbingan kelompok
tingkat minat mengikuti konseling individu pada MK
termasuk dalam kategori sedang namun setelah
mengikuti bimbingan kelompok kondisi akhir MK dalam
mengikuti konseling individu berada pada kategori
tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MK.
Hasil evaluasi akhir MK mengungkapkan bahwa
mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru dan juga menumbuhkan keberanian
untuk berbicara di depan umum. Komitmen yang akan
dilakukan adalah ingin mengikuti layanan konseling
individu dengan guru BK untuk cerita masalah yang
sedang dihadapi.
8. MW Pada awal petemuan bimbingan kelompok MW
kurang tertarik mengikuti bimbingan kelompok, sampai
pada pertemuan ketiga MW masih sering kurang
perhatian dan fokus dalam mengikuti bimbingan
kelompok. Sebenanya MW termasuk siswa yang nakal
dan suka menjahili teman. Dia lebih banyak sibuk sendiri
pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dan
ketika temannya ada yang berpendapat ia menggoda dan
mengejek temannya, namun kalau MW di beri
pertanyaan ia diam dan enggan menjawab. Setelah
pertemuan keempat MW mulai bisa menghilangkan
kebiasaannya menjahili temannya. Dan terlihat aspek
mengingkatkan minat konseling individu pada diri MW
meningkat. Namun secara keseluruhan sampai pertemuan
kedelapan MW selalu mengikuti bimbingan kelompok
dan terlihat perkembangan yang baik pada aspek minat
mengikuti konseling individu pada MW, dari semula
114
sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat
mengikuti konseling individu pada MW termasuk dalam
kategori rendah namun setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling
individu berada pada kategori tinggi, berarti ada
peningkatan yang signifikan pada MW. Hasil evaluasi
akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan
kelompok menyenangkan karena banyak permaianan
baru, tahu makna pentingnya kegiatan konseling
individu. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih
siswa untuk berbicara di depan umum dan menambah
pengetahuan baru.
9. NS NS termasuk siswa yang aktif dan siswa yang rajin.
Dia lebih banyak mendengarkan dan berpendapat pada
saat kegiatan bimbingan kelompok teknik. NS mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok dengan baik dari awal
pertemuan hingga akhir pertemuan dan NS tidak suka
bergurau dengan temannya dan memilih unuk
memperhatikan pendapat dari anggota kelompok lainnya.
Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa
mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru dan pengalaman baru, NS baru
pertama kali mengikuti bkp dan ia merasa kegiatan
bimbingan kelompok menyenangkan. Komitmen yang
akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dengan orang
lain sehingga NS ingin mengikuti layanan konseling
individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan
kelompok, NS mengalami peningkatan di setiap indikator
meliputi perhatian pada kriteria sangat tinggi,
115
ketertarikan terhadap konseling individu kategori tinggi,
keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat
tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada
kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling
individu kriteria sangat tinggi. Keseluruhan kondisi akhir
tingkat minat dalam kriteria sangat tinggi.
10. RA RA termasuk siswa yang pemalu namun RA
antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dari
awal kegiatan. RA terlihat masih grogi, tegang dan takut
pada pertemuan pertama saat bimbingan kelompok, RA
lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan
kelompok pertemuan pertama berlangsung dan juga pada
saat berpendapat dia hanya ikut ikutan menjawab sama
seperti teman yang lain, namun setelah membahas
mengenai kepercayaan diri pada pertemuan kedua, RA
terlihat mulai aktif memberikan pendapatnya dan tidak
terlihat orang yang pemalu. Banyak peningkatan aspek
yang dialami RA. Pada pertemuan kelima terjadi
peningkatan pada aspek ketertarikan mengikuti konseling
individu. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek
minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir
semua aspek minat sudah mengalami perkembangan.
Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa
mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru, meningkatkan percaya diri, dan
meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada
RA. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok karena banyak permainannya.
Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih
terbuka dalam berkomunikasi dan ingin mengikuti
116
konseling individu.
4.3 Pembahasan
Peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu dapat dilakukan
melalui penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling. Peneliti memanfaatkan layanan
bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat pada siswa untuk mengikuti
konseling individu. Penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh Susanti (2012:275)
menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat
membaca siswa. Untuk meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa
peneliti melakukan penelitian yang hampir sama. Dengan menggunakan layanan
bimbingan kelompok, diasumsikan minat mengikuti konseling individu pada siswa
akan meningkat.
Dari beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
siswa, layanan konseling individu perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan
yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan
konseling, serta pelayanan konseling individu di sekolah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor. Namun karena
minat siswa yang rendah dalam mengikuti konseling individu, sehingga perlu
ditingkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Saleh dan Wahab
(2005:262) mengemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu
kecenderungan untuk memberikan dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi
117
yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Untuk
meningkatkan minat seseorang, ada beberapa aspek-aspek yang harus diperhatikan.
Jefkins (1994:242) mengelompokkan minat dalam beberapa aspek, diantaranya
adalah perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, keputusan dan tindakan.
Dengan memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti konseling individu dapat
meringankan dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa, selain itu
juga kegiatan konseling individu dapat membawa siswa kearah yang optimal.
Pemberian treatment diberikan sebanyak delapan kali pertemuan dengan
membahas topik-topik umum yang terkait dengan aspek-aspek minat. Tujuan
bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995:179) adalah setiap siswa:
(1)Mampu berbicara di depan orang banyak, (2) mampu mengeluarkan pendapat,
ide, saran, tanggapan, dan perasaan kepada orang banyak, (3) belajar menghargai
pendapat orang lain, (4) bertanggung jawab atas pendapat yang
dikembangkannya, (5) mampu mengendalikan diri dan emosi, (6) dapat
bertenggang rasa, (7) menjadi akrab satu sama lain, (8) membahas suatu masalah
atau topik-topik umum yang dirasakan menjadi kepentingan bersama.
Salah satu tujuan layanan bimbingan kelompok seperti yang dijelaskan di
atas salah satunya adalah membahas suatu masalah atau topik-topik umum yang
dirasakan menjadi kepentingan bersama. Saling hubungan antara anggota kelompok
sangatlah diutamakan sedangkan hubungan antar anggota dengan pemimpin
kelompok tidak sedemikian penting, karena dalam layanan bimbingan kelompok
semua anggota mendapatkan kedudukan yang sama untuk saling berhubungan atau
berinteraksi dengan anggota lain. Dengan demikian, bimbingan kelompok bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat saling mengenal satu sama
118
lain, saling jujur dan terbuka, dan sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan kepada
orang lain dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Layanan bimbingan kelompok sebagai suatu treatment perubahan terhadap
minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan. Dari sepuluh
siswa yang terpilih, sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok memiliki rata-
rata minat mengikuti konseling individu sebesar 51,89 % atau dalam kategorisasi
rendah setelah pemberian layanan bimbingan kelompok terjadi peningkatan menjadi
76,65 % atau dalam kategorisasi tinggi. Jumlah tersebut mengalami persentase
peningkatan rata-rata 24,76 %. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa minat siswa
mengikuti konseling individu dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
kelompok. Secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan minat mengikuti
konseling indvidu dan persentase minat siswa yang tertinggi sebesar 33,76%. Yang
menunjukkan sebelumnya siswa mempunyai minat yang rendah mengikuti konseling
individu dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok menjadi kriteria yang
tinggi dalam minat mengikuti konseling individu.
Selain hasil diatas, diperoleh juga hasil bahwa terjadi peningkatan di semua
indikator minat mengikuti konseling individu setelah mengikuti bimbingan
kelompok. Untuk persentase skor rata-rata tiap indikator mengalami peningkatan
sebesar 24.76% dari yang semulanya persentase hanya 51.89% termasuk dalam
kategori rendah, persentase rata-ratanya menjadi 76.65% dan termasuk dalam
kategori tinggi. Indikator yang paling tinggi mengalami peningkatan adalah indikator
keinginan mengikuti konseling individu, dengan peningkatan sebesar 27.5% yang
119
semula hanya 49.25% termasuk kategori rendah menjadi 76.75 dan termasuk dalam
kategori tinggi.
Untuk menguji hipotesis penelitian yakni layanan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII A SMP
Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 digunakan uji statistik analisis wilcoxon.
Analisis data dengan membandingkan tabel wilcoxon, dalam taraf signifikansi 5%
Thitung>Ttabel untuk sampel penelitian yang berjumlah 10. Untuk menguji hipotesis
penelitian ini dengan rumus uji Wilcoxon Match Pairs Test ketentuannya adalah 1)
Ho ditolak dan Ha diterima apabila Thitung>Ttabel, 2) Ho diterima dan Ha ditolak
apabila Thitung<Ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel untuk uji wilcoxon,
jumlah jenjang yang kecil atau Thitung nilainya adalah 55. Sedangkan Ttabel untuk n =
10 dengan taraf kesalahan 5 % nilainya adalah 8. Sehingga Thitung 55 > T tabel 8
menunjukkan bahwa seluruh indikator signifikan. Analisis data wilcoxon dari hasil
penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa hasil uji dengan taraf signifikansi
5%, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian
dari pre test dan post test menunjukkan bahwa secara keseluruhan masalah rendahnya
minat siswa mengikuti konseling individu dapat ditingkatkan setelah mendapatkan
treatment. Dengan kata lain, hasil tersebut menunjukkan bahwa minat siswa dalam
mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah pemberian layanan
bimbingan kelompok.
120
4.4 Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun
penelitian ini tetap memiliki keterbatasan. Keterbatasan berkaitan dengan waktu
pelaksanaan bimbingan kelompok yang sangat terbatas satu jam pelajaran dan
intensitas bertemu dengan siswa yang hanya pada waktu pemberian layanan saja,
sehingga peneliti kurang dapat memantau perkembangan minat siswa dalam
mengikuti konseling individu secara intensif. Selain itu tempat pelaksanaan
bimbingan kelompok juga kurang efektif karena selain dilakukan di dalam kelas
bimbingan kelompok juga diadakan di ruang perpustakaan sehingga dirasa kurang
efektif.
121
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian upaya meningkatkan minat siswa mengikuti
konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 4 Batang tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Hasil pretest menunjukkan bahwa pada indikator perhatian terhadap konseling
individu diperoleh skor 53.75% menunjukkan kategori rendah, indikator
ketertarikan terhadap konseling individu diperoleh skor 53.83% menunjukkan
kategori rendah, indikator keinginan mengikuti konseling individu diperoleh skor
49.25% menunjukkan kategori rendah, indikator keyakinan mengikuti konseling
individu diperoleh skor 50.23% menunjukkan kategori rendah, dan indikator
tindakan mengikuti konseling individu diperoleh skor 51.43% menunjukkan
kategori rendah. Secara keseluruhan tingkat minat siswa dalam mengikuti
konseling individu di kelas VII A SMP Negeri 4 Batang sebelum memperoleh
layanan bimbingan kelompok diperoleh skor 51,89% dan menunjukkan kategori
rendah. Artinya minat siswa dalam mengikuti layanan konseling individu masih
rendah dan siswa kurang menyadari pentingnya layanan konseling individu bagi
dirinya. Hal tersebut terlihat pada siswa yang kurang perhatian terhadap
konseling individu, tidak mempunyai rasa tertarik terhadap konseling individu,
tidak mempunyai keinginan terhadap layanan konseling individu, tidak
122
mempunyai keyakinan terhadap konseling individu, dan tidak adanya peran
serta/tindakan siswa dalam mengikuti konseling individu.
2. Hasil posttest menunjukkan bahwa pada indikator perhatian terhadap konseling
individu diperoleh skor 77.75% menunjukkan kategori tinggi, indikator
ketertarikan terhadap konseling individu diperoleh skor 76.50% menunjukkan
kategori tinggi, indikator keinginan mengikuti konseling individu diperoleh skor
76.75% menunjukkan kategori tinggi, indikator keyakinan mengikuti konseling
individu diperoleh skor 76.14% menunjukkan kategori tinggi, dan indikator
tindakan mengikuti konseling individu diperoleh skor 76.07% menunjukkan
kategori tinggi. Secara keseluruhan tingkat minat siswa dalam mengikuti
konseling individu di kelas VII A SMP Negeri 4 Batang setelah memperoleh
bimbingan kelompok diperoleh skor 76,65%dan menunjukkan kategori tinggi.
Terjadi peningkatan di semua indikator minat untuk mengikuti konseling
individu. Dapat diartikan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu.
3. Uji hipotesis menunjukkan dengan menggunakanan analisis uji wilcoxon Thitung =
55 > Ttabel =8 . Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling
individu antara sebelum dan setelah diberikan bimbingan kelompok. Hasil
tersebut menunjukkan minat mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII
A SMP Negeri 4 Batang meningkat setelah memperoleh layanan bimbingan
kelompok. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil perbedaan minat siswa
123
mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan
kelompok pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang yaitu sebesar 24,76%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa minat siswa mengikuti konseling
individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang dapat meningkat setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok, berkenaan dengan hal tersebut peneliti
memberikan saran :
1. Guru pembimbing/konselor di SMP Negeri 4 Batang sebaiknya selain
memberikan layanan bimbingan kelompok, guru pembimbing hendaknya
memberikan layanan bimbingan dan konseling lain yang relevan untuk
mengembangkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu.
2. Bagi siswa diharapkan dapat mengembangkan minat mengikuti konseling
individu karena konseling individu sangat bermanfaat untuk pengembangan
potensi siswa dan membantu terselesaikannya masalah siswa. Selain itu, siswa
tidak usah takut, malu, atau ragu-ragu untuk menceritakan masalahnya kepada
guru BK disekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan penelitian mengenai minat
siswa mengikuti konseling individu menggunakan metode penelitian kualitatif
atau dengan yang lainnya.
124
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusuna Skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gibson, R L dan M H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gunarsa, Singgih D dan Ny. S D Gunarsa. 2003. Psikologi Perawatan. Jakarta:
Gunung Mulia.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research jilid 4. Yogyakarta: ANDI
Hurlock, Elizabeth B. 2004. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Jefkins, Frank. 1994. Periklanan. Jakarta : Erlangga.
Mappiare, Andi. 1998. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mufidah, Lailatul dan Mochamad Nursalim. 2008. Penggunaan Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat
belajar Siswa. Sidoarjo: BK FIP UNESA
Nurihsan, Ahmad Juntika. 2010. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling.
Bandung : PT Refika Aditama.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Ghalia Indonesia.
Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Purwaningtias, Rina. 2009. Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan
Informasi Dengan Menggunakan Media Bimbingan pada Siswa Kelas X
SMA N 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009. Semarang: UNNES
Skripsi.
125
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rosyidah , Rani. 2010. Meningkatkan minat karier melalui layanan bimbingan
kelompok (penelitian pada kalayan angkatan kesatu Panti Bina Marga
remaja Wira Adhi Karya Ungaran tahun 2010). Semarang: UNNES
Skripsi.
Shaleh,A.R. dan M.A Wahab. 2005. Psikologi suatu pengantar dalam perspektif
Islam. Jakarta : Prenada Media.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rieneka Cipta.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi, D.K dan D. Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah. Jakarta: Rieneka Cipta.
Susanti, Nuri. 2012. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Buku Pelajaran
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII D SMP N 7
Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Semarang: UNNES Skripsi.
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang:
UPT UNNES Press
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta.
126
(www. bimbingan-konseling-isu-bk-dlm.html.) Diakses pada 25 November 2012
www. KERAHASIAAN DALAM KONSELING DI ERA GLOBAL (Isu Etik
Antara Hak dan Kewajiban) 1) Oleh Helma 2) _ Camp Counseling.htm.
Diakses pada 25 November 2012.
127
127
JURNAL PELAKSANAAN PENELITIAN
DI SMP NEGERI 4 BATANG
Judul penelitian : Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2013/2013
Topik : Minat siswa mengikuti konseling individu
Tujuan : Untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu untuk dijadikan sebagai subjek
penelitian
NO. HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
1 Sabtu, 2 Februari 2013 09.00-09.40 Aplikasi Instrumentasi(Try Out) di kelas VII G
2 Rabu, 6 Februari 2013 10.00-10.40 Aplikasi Instrumentasi (Pre Test) dikelas VII A
3 Sabtu, 9 Februari 2013 07.00-07.40 Perencanaan waktu kegiatan bersama siswa dan guru pembimbing
4 Selasa, 12 Februari 2013 12.30-13.10 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (I) dengan tema
“Mengenal tentang konseling individu”
128
5 Kamis, 14 Februari 2013 09.15-09.55 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (II) dengan tema
“Meningkatkan kepercayaan diri”
6 Selasa, 19 Februari 2013 12.30-13.10 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (III) dengan tema
” Perhatian terhadap konseling individu”
7 Kamis, 21 Februari 2013 09.15-09.55 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (IV) dengan tema
“Membangkitkan ketertarikan siswa”
8 Selasa, 26 Februari 2013 12.30-13.10 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (V) dengan tema
“Keinginan mengikuti konseling individu”
9 Kamis, 28 Februari 2013 09.15-09.55 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VI) dengan tema
“Meningkatkan keyakinan”
10 Selasa, 5 Maret 2013 12.30-13.10 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VII) dengan tema
“Tindakan mengikuti konseling individu”
11 Kamis, 7 Maret 2013 09.15-09.55 Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VIII) dengan tema
“Keterbukaan diri”
12 Jum‟at, 8 Maret 2013 10.30-11.10 Aplikasi Instrumentasi (Post Test) di kelas VIIA
129
DAFTAR RESPONDEN TRY OUT
No Nama Siswa Kelas Jenis
Kelamin
1. Andri Hidayat Syahputra VII G L
2. Andri Santoso VII G L
3. Apri Gansar Prasetyo VII G L
4. Dewi Meisaroh VII G P
5. Farah Vera Oktaviani VII G P
6. Handitya Imantaka VII G L
7. Indrano VII G L
8. Janatu Khoirunisah VII G P
9. Lilik Castiono VII G L
10. Liza Indriyani VII G P
11. Lulu Hera Wati VII G P
12. Mega Maharani VII G P
13. Mochamad Iqbal Syahputra VII G L
14. Muhammad Sokhib VII G L
15. Muhammad Yusril Ilmi VII G L
16. Muhammad Yusuf Adiwicaksono VII G L
17. Ni‟matul Atiyah VII G P
18. Nurista Tri Kurniawati VII G P
19. Permana Prabawatmaji VII G L
20. Rahma Yunita VII G P
21. Rela Murdita VII G P
22. Retno palupi VII G P
23. Riyan Yulianto VII G L
24. Sri Lindi Rahayu VII G P
25. Sri Puji Lestari VII G P
26. Titik Listianah VII G P
27. Tunggal Andaratri VII G L
28. Umam Armianto Wibowo VII G L
29. Wawan Setiawan VII G L
30. Yuliana Putri Adinda VII G P
31. Yudi Santoso VII G L
130
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat
Variabel Sub
Variabel
Indikator
Deskriptor
Item
+ -
Minat siswa
mengikuti
konseling
individu
Aspek –
aspek
minat
6. Perhatian
7. Ketertarikan
8. Keinginan
3. Perhatian terhadap
seluruh pelaksanaan
layanan konseling
individu.
4. Mengesampingkan
kegiatan yang lain.
4. Ketertarikan untuk
mengikuti pelaksanaan
layanan konseling
individu.
5. Memberikan kesan
terhadap layanan
konseling individu.
6. Ketertarikan terhadap
layanan konseling
individu berdasarkan
pada manfaatnya.
3. Keinginan mengetahui
segala hal yang
berkaitan dengan
layanan konseling
individu.
4. Mencari tahu informasi
mengenai layanan
konseling individu.
1,2,3,4,5,
6
7,8
14,15,16
17,18
19,20,21,
22
31,32,33,
34,35
36,37,38
39,40
9,10,
11
12,13
23,24,
25
26,27
28,29,
30
41,42,
43
44,45,
46
131
9. Keyakinan
10. Tindak
an
3. Keyakinan bahwa
konseling individu
bermanfaat.
4. Yakin bahwa layanan
konseling individu tidak
hanya untuk siswa yang
bermasalah saja
melainkan untuk seluruh
siswa
Tindakan untuk
melaksanakan dan
memanfaatkan layanan
konseling individu tanpa
adanya paksaan dari
pihak lain melainkan dari
dirinya sendiri yang
diharapkan dapat
membantu
menyelesaikan
permasalahannya
47,48,49,
50,51,52
53,54,55,
56
65,66,67,
68,69,70,
71
57,58,
59,60
61,62,
63,64
72,73,
74,75
132
SKALA PSIKOLOGI
Pengantar
Ini adalah suatu alat pengukuran yang memuat tentang beberapa
pernyataan yang berhubungan dengan minat mengikuti konseling individu di
sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal terkait dengan minat
siswa mengikuti konseling indivdu. Data yang diperoleh akan dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian layanan bimbingan kelompok.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi
siswa.
Daftar ini berupa skala minat yang ditujukan kepada siswa di sekolah
tentang minat dalam mengikuti konseling individu. Jawaban saudara sangat
bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum jurusan
bimbingan dan konseling di masa yang akan datang.
Dalam pengisian skala psikologi tidak ada jawaban yang benar atau salah,
yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi saudara yang sebenarnya.
Jawaban saudara bersifat pribadi dan dijamin kerahasiaannya, oleh sebab itu
diharap menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tanggapan atau
jawaban saudara tidak berpengaruh terhadap kegiatan belajar saudara di sekolah.
Akhirnya, terimakasih atas kerjasama dan bantuan yang saudara berikan.
Petunjuk pengisian :
1. Isilah identitas saudara secara lengkap
Nama :
No.absen :
Kelas :
Sekolah :
133
2. Dibawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkenaan dengan minat siswa
dalam mengikuti konseling individu, dimanan ada 75 butir pernyataan dan setiap
pernyataan diikuti oleh 4 (empat) alternatif jawaban yaitu :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
3. Saudara dimohon untuk memilih salah satu dari pilihan yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
4. Cara mengerjakan :
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan
jawaban saudara pada kolom yang disediakan dengan memberi tanda cek () :
Contoh pengisian :
No Pernyataan SS S TS STS
- Saya senang mengikuti konseling individu
Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka
berilah tanda chek pada kolom “sangat sesuai”.
5. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, dapat saudara tanyakan sebelum
mengerjakan.
Akhirnya terima kasih atas perhatian saudara dan selamat mengerjakan,
134
INSTRUMEN SKALA MINAT
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru BK tentang layanan konseling individu.
2 Saya sering memperhatikan proses kegiatan konseling
individu di sekolah.
3 Saya memperhatikan bahwa kegiatan konseling
individu dapat menambah kepercayaan diri saya.
4 Saya memperhatikan teman saya menjadi lebih ceria
setelah mengikuti konseling indivdu.
5 Kegiatan konseling individu cocok untuk saya karena
saya butuh teman curhat.
6 Kepribadian guru BK baik dan menyenangkan
sehingga saya senang menceritakan masalah yang saya
hadapi pada guru BK di sekolah.
7 Saya meluangkan waktu khusus untuk menceritakan
masalah kepada guru BK.
8 Jika ada waktu luang, saya sering datang menemui
guru BK untuk curhat kepada guru BK.
9 Saya tidak mempedulikan informasi tentang layanan
konseling individu yang diberikan oleh guru BK.
10 Saya merasa kurang percaya diri kalau mengikuti
konseling individu karena saya takut dengan guru BK
di sekolah.
11 Saya tidak suka mengamati kegiatan konseling
individu.
12 Saya tidak ada waktu untuk mengikuti konseling
individu karena sibuk dengan kegiatan lain.
135
13 Saya tidak suka mengikuti kegiatan konseling individu
karena menyita banyak waktu.
14 Setelah mendapat informasi dari guru BK tentang
konseling individu, saya merasa tertarik untuk
mengikuti layanan konseling individu tersebut.
15 Saya tertarik mengikuti kegiatan konseling individu
karena ada teman saya yang mengikutinya.
16 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya
ingin mengadukan teman saya yang nakal sama saya.
17 Kegiatan konseling individu sangat menyenangkan
bagi saya.
18 Kegiatan konseling individu memberikan pengalaman
baru bagi saya.
19 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya
bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang saya
alami.
20 Lebih baik saya mengikuti konseling individu terlebih
dahulu, daripada saya menumpuk permasalahan yang
membebani saya.
21 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya
menjadi lebih dekat dan akrab dengan guru BK di
sekolah.
22 Kegiatan konseling individu membawa manfaat bagi
kehidupan saya.
23 Saya tidak tertarik mengikuti konseling individu
karena tidak ada teman saya yang mengikuti konseling
individu.
24 Saya gerogi saat mengikuti konseling individu.
25 Kegiatan konseling individu tidak penting bagi saya.
26 Kegiatan konseling individu sangat membosankan
bagi saya.
136
27 Tidak ada sesuatu yang menarik dari kegiatan
konseling individu.
28 Saya tidak perlu mengikuti konseling individu untuk
menyelesaikan masalah saya.
29 Saya merasa kegiatan konseling individu hanya
membuka aib saya sendiri.
30 Saya tidak mau kalau masalah yang saya alami
diketahui oleh guru BK.
31 Saya ingin mengetahui semua hal tentang konseling
individu.
32 Saya mempunyai keinginan yang kuat untuk datang ke
guru BK mengikuti konseling individu.
33 Saya ingin mendapatkan pemecahan masalah yang
terbaik setelah mengikuti kegiatan konseling individu.
34 Saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu
karena teman saya bisa memperoleh jalan keluar dari
masalahnya.
35 Saya mencari tahu tentang pentingnya konseling
individu.
36 Saya mencari informasi kepada siapapun tentang
konseling individu.
37 Saya bertanya kepada teman saya yang pernah
mengikuti kegiatan konseling individu tentang
kegiatan konseling individu.
38 Saya pernah membaca buku yang berisi tentang
konseling individu.
39 Saya ingin browsing di internet mencari informasi
tentang konseling individu.
40 Saya ingin bertanya kepada guru BK tentang kegiatan
konseling individu.
41 Saya tidak ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan
137
dengan konseling individu.
42 Saya tidak mempunyai keinginan untuk mengikuti
konseling individu karena saya lebih senang curhat
dengan orang tua di rumah.
43 Saya tidak mencari tahu tentang pentingnya konseling
individu.
44 Saya malas bertanya kepada teman mengenai
konseling individu.
45 Saya bercanda dengan teman ketika guru BK
menerangkan tentang konseling individu.
46 Menurut saya, kegiatan konseling individu hanya sia-
sia dan percuma.
47 Saya mempunyai keyakinan bahwa konseling individu
dapat membantu memecahkan permasalahan saya.
48 Saya merasa yakin setelah mengikuti konseling
individu beban permasalahan saya berkurang.
49 Saya merasa membutuhkan guru BK dalam
memecahkan masalah saya.
50 Dengan menjalin hubungan yang baik dengan guru
BK, saya yakin kegiatan konseling individu akan
berjalan lancar.
51 Saya memiliki keyakinan kalau guru BK dapat
menjaga kerahasiaan permasalahan yang saya alami.
52 Saya merasakan manfaat dari mengikuti konseling
individu.
53 Melihat pengalaman dari teman saya yang pernah
mengikuti kegiatan konseling individu, saya yakin
masalah saya juga mampu terselesaikan.
54 Saya yakin konseling individu bukan hanya untuk
siswa yang bermasalah saja, melainkan untuk semua
siswa yang membutuhkan.
138
55 Saya yakin konseling individu tidak hanya untuk
masalah belajar saja, melainkan untuk semua masalah
yang mengganggu kehidupan efektif sehari-hari.
56 Saya yakin guru BK menerima semua siswa yang
ingin mengikuti konseling individu dengan tangan
terbuka dan kapanpun yang siswa mau.
57 Saya tidak yakin akan merasa lebih lega apabila sudah
menceritakan permasalahan saya kepada guru BK.
58 Saya memiliki keyakinan permasalahan saya akan
terselesaikan dengan sendirinya tanpa bantuan guru
BK.
59 Saya khawatir permasalahan saya akan diketahui
banyak orang jika saya bercerita kepada guru BK.
60 Saya ragu dengan mengikuti konseling individu dapat
menyelesaikan masalah saya.
61 Saya rasa konseling individu hanya untuk siswa yang
bermasalah saja.
62 Saya ragu guru BK mau menerima siswa untuk
kegiatan konseling individu sewaktu-waktu.
63 Saya tidak mau dianggap anak nakal oleh teman-teman
karena saya mengikuti konseling individu.
64 Saya merasa percuma mengikuti konseling individu
karena saya tidak punya masalah yang serius.
65 Tindakan saya untuk mengikuti konseling individu
karena murni kemauan saya sendiri tanpa paksaan
orang lain.
66 Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena
saran dari teman.
67 Saya merasa nyaman saat berhadapan dengan guru BK
saat kegiatan konseling individu.
68 Saya berani mengungkapkan permasalahan yang saya
139
alami kepada guru BK.
69 Setiap kali ada masalah, saya ingin mengikuti kegiatan
konseling individu dengan guru BK.
70 Saya aktif saat mengikuti layanan konseling individu.
71 Saya terbuka menceritakan masalah saya saat
mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru
BK.
72 Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena
dipanggil oleh guru BK.
73 Saya malu mengungkapkan permasalahan yang saya
alami kepada guru BK.
74 Saya diam saat mengikuti kegiatan konseling
individu.
75 Saya mengarang cerita ( berbohong) saat mengikuti
kegiatan konseling individu.
Batang, 2013
Responden
( )
140
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT
NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 R-1 2 2 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3
2 R-2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 R-3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3
4 R-4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3
5 R-5 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 4 2 1 3 3 2 2 3
6 R-6 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 1 1
7 R-7 2 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 4 2 3
8 R-8 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2
9 R-9 4 4 1 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2
10 R-10 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3
11 R-11 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3
12 R-12 4 4 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3
13 R-13 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 4 4 3 2
14 R-14 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2
15 R-15 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3
16 R-16 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2
17 R-17 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2
18 R-18 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3
19 R-19 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 2
20 R-20 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
21 R-21 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
22 R-22 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3
23 R-23 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 2 4
24 R-24 4 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 3 2 2 4
25 R-25 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3
26 R-26 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
27 R-27 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 3 3
28 R-28 3 3 3 2 1 3 2 4 3 1 2 3 3 4 4 3 3 4
29 R-29 4 3 2 3 3 1 4 3 4 2 4 2 3 2 3 2 2 3
30 R-30 2 2 2 4 1 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 4 2 3
31 R-31 3 4 3 1 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3
vali
dit
as
SX 98 109 91 101 85 83 89 99 101 84 103 94 96 89 107 98 78 89
SX2 324 397 285 349 261 237 273 327 341 248 363 298 314 277 381 328 212 271
SXY 22242 24729 20682 22788 19422 18587 20238 22410 22886 18916 23363 21335 21841 20221 24221 22240 17822 20225
rxy 0.439018 0.4744189 0.420868 0.1257649 0.4806218
-
0.1881249 0.4375317 0.3557403 0.4029404 0.0351174 0.3557445 0.4425214 0.5060718 0.3636212 0.3706477 0.383792 0.58637155 0.436932
r tabel 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355
Kriteria valid valid Valid tidak valid tidak Valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid
sb2 0.4578564 0.4432882 0.5764828 0.6430801 0.9011446 0.4765869 0.5639958 0.3496358 0.3850156 0.6576483 0.6701353 0.4183143 0.5390219 0.6930281 0.3766909 0.586889 0.50780437 0.49948
141
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4
4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3
3 2 2 1 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 4 3 4
2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2
2 3 3 2 3 4 3 2 4 1 3 4 2 2 2 1 1 4 3 3
4 2 2 3 3 4 2 1 3 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 4
2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 2 2 3 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 1 2 2 3 4
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2
3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 1 1 1 3 4 4
3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 2 4 2 3 4
2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2
2 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3
3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 3
4 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4
3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3
3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4
4 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3
3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4
2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3
4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3
3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3
4 2 2 3 2 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 4
4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3
95 91 79 81 100 86 95 96 107 87 105 95 98 93 86 75 84 106 96 100
305 281 209 225 340 262 299 312 377 261 369 309 324 293 262 205 246 374 306 338
21547 20672 17897 18240 22681 19454 21589 21861 24227 19813 23785 21577 22229 21065 19602 17179 19043 24019 21738 22626
0.398363 0.454957 0.380947 0.0408456 0.3740835 0.1869877 0.6557056 0.5835736 0.4754684 0.4973336 0.3789069 0.4111029 0.4097743 0.3238964 0.4461717 0.5351428 0.2879824 0.4299911 0.405182 0.2789011
0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355
valid Valid valid tidak valid tidak Valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid valid tidak
0.447451 0.447451 0.2476587 0.4308012 0.5619147 0.7554631 0.2539022 0.4745057 0.2476587 0.5431842 0.4308012 0.5764828 0.4578564 0.4516129 0.7554631 0.7596254 0.5931322 0.3725286 0.2809573 0.4973985
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
142
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2
4 1 2 2 2 2 3 1 1 3 3 2 4 2 1 3 3 1 2 2
3 4 1 3 3 1 4 1 3 1 3 4 1 3 2 2 3 1 3 2
3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2
3 1 3 4 3 1 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 4 4
4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 3 4 4 3 4 1 1 1 4 4
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 1 2 2 4 1 4
3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2
3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 4 2 2 3 4
4 4 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 1 3 4 3 2 3
4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3
3 3 3 4 3 1 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 1 2 4 4
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2
3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2
4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3
4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4
4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3
4 4 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4
3 4 1 3 1 1 4 1 3 1 3 4 1 3 2 2 3 1 3 2
4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
108 83 89 95 89 82 96 91 91 93 92 97 96 95 85 85 82 76 95 95
384 255 281 305 277 248 314 293 289 301 288 321 318 305 255 251 236 208 309 309
24422 18533 20385 21678 20044 18790 21671 20933 20735 21223 20891 21992 21865 21520 19424 19310 18605 17250 21589 21628
0.3822058
-
0.206248 0.6091912 0.696456 0.0399895 0.5207401 0.1536206 0.7680118 0.4764851 0.5438627 0.4248988 0.344821 0.4992741 0.3369238 0.5460044 0.375698 0.3057277 0.2774996 0.4351599 0.5133451
0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355
Valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid Valid
0.2497399 1.057232 0.8220604 0.4474506 0.6930281 1.0031217 0.5390219 0.8345473 0.7055151 0.7096774 0.4828304 0.5639958 0.6680541 0.4474506 0.7075963 0.578564 0.616025 0.6992716 0.5764828 0.5764828
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
143
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Y Y2
4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 227 51529
4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 1 2 4 4 276 76176
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 216 46656
4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 210 44100
3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 188 35344
4 1 3 3 2 1 4 3 2 3 2 4 2 1 3 4 2 193 37249
3 4 3 3 3 1 3 1 3 4 3 1 3 2 3 1 1 187 34969
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 203 41209
3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 226 51076
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 220 48400
4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 1 2 4 3 3 4 4 217 47089
4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 1 4 4 3 1 2 238 56644
4 1 3 2 3 4 2 4 3 4 1 3 3 3 2 1 1 215 46225
4 2 2 3 3 2 2 2 1 2 4 1 4 1 3 1 4 192 36864
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 220 48400
4 3 4 2 3 4 4 3 1 4 4 3 4 4 3 3 2 224 50176
3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 242 58564
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 240 57600
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 243 59049
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 225 50625
4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 243 59049
4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 232 53824
4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 251 63001
3 4 4 2 1 4 4 1 3 2 4 1 4 4 3 4 2 221 48841
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 231 53361
4 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 244 59536
4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 261 68121
4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 243 59049
3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 217 47089
3 4 3 3 3 1 3 1 3 4 3 1 3 2 3 1 2 192 36864
4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 237 56169
112 99 109 91 87 92 102 96 79 105 94 88 103 95 91 85 82 6974 1582848
412 335 393 279 263 296 350 320 215 371 308 280 351 317 279 267 236
25339 22428 24665 20570 19670 20996 23142 21924 17820 23751 21377 20173 23313 21630 20530 19451 18569
0.4456628 0.3049802 0.38968365 0.2408968 0.1909748 0.5286878 0.4363432 0.5817078 0.1089602 0.2798353 0.4067838 0.5796669 0.4043357 0.4299877 0.1425068 0.4782579 0.235911 K =75
0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 0.355 st2 449.128
Valid tidak valid tidak tidak valid valid valid Tidak tidak valid valid valid valid tidak valid tidak Ssb2 42.260
0.2372529 0.6077003 0.31425598 0.3829344 0.6077003 0.7408949 0.4640999 0.7325702 0.4412071 0.4953174 0.7408949 0.9739854 0.2830385 0.8345473 0.3829344 1.094693 0.616025
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
144
XY
1 454 454 908 681 454 681 681 908 454 908 908 681 681 681 454 681 681 681
2 1104 1104 1104 1104 1104 552 1104 828 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104
3 648 648 648 648 648 432 432 648 648 648 432 648 648 432 864 648 432 648
4 630 630 630 630 420 630 630 630 630 630 840 630 420 630 840 630 420 630
5 564 564 564 564 188 564 376 564 376 564 752 376 188 564 564 376 376 564
6 579 579 579 772 579 579 386 579 772 772 579 772 579 772 772 193 193 193
7 374 374 374 561 187 374 374 561 561 374 374 374 748 374 561 748 374 561
8 609 812 406 609 406 609 609 406 609 609 609 609 609 609 812 609 406 406
9 904 904 226 904 678 678 678 452 904 452 904 678 678 678 678 678 452 452
10 660 880 880 660 660 660 440 880 660 440 660 660 660 440 880 660 660 660
11 651 868 651 868 868 651 651 651 651 651 651 651 434 434 651 868 651 651
12 952 952 476 952 476 714 476 714 952 952 952 952 714 476 952 952 952 714
13 860 860 645 645 645 645 430 645 860 645 860 430 645 430 860 860 645 430
14 576 768 576 576 384 768 768 576 576 384 384 576 384 384 576 576 384 384
15 660 880 440 660 660 660 660 660 660 660 880 660 660 660 880 660 440 660
16 448 896 448 672 672 672 672 672 448 672 672 672 672 448 672 448 672 448
17 968 968 726 968 968 484 484 726 968 968 968 484 968 968 968 968 484 484
18 720 960 960 960 480 480 720 960 960 720 480 960 960 960 720 960 720 720
19 972 972 729 972 486 729 729 729 729 729 972 729 972 486 972 972 486 486
20 675 675 900 900 900 450 675 900 675 675 900 900 675 675 675 675 675 675
21 972 972 729 972 729 486 972 972 729 729 729 729 972 972 972 972 972 972
22 464 696 696 928 928 464 696 696 696 696 928 696 696 464 696 696 464 696
23 753 1004 753 1004 753 753 1004 1004 1004 502 753 753 1004 1004 1004 753 502 1004
24 884 884 663 442 663 442 442 663 663 442 442 884 442 884 663 442 442 884
25 693 693 693 462 693 462 924 693 693 462 924 693 693 693 693 693 462 693
26 732 976 976 488 976 976 732 976 976 732 976 732 732 976 976 732 732 732
27 1044 1044 1044 1044 783 522 1044 1044 1044 261 1044 1044 1044 522 1044 1044 783 783
28 729 729 729 486 243 729 486 972 729 243 486 729 729 972 972 729 729 972
29 868 651 434 651 651 217 868 651 868 434 868 434 651 434 651 434 434 651
30 384 384 384 768 192 576 384 576 576 384 384 384 768 384 384 768 384 576
31 711 948 711 237 948 948 711 474 711 474 948 711 711 711 711 711 711 711
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
145
XY
908 681 454 681 908 681 681 681 681 681 681 454 681 681 454 681 681 908 681 908
1104 1104 828 1104 828 828 1104 1104 1104 1104 1104 828 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104
648 648 432 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 432 648 648 864 648 648
630 420 420 210 840 420 630 630 630 420 630 420 630 630 210 420 420 840 630 840
376 564 376 564 752 188 376 376 564 564 376 564 564 564 376 188 564 564 564 376
386 579 579 386 579 772 579 386 772 193 579 772 386 386 386 193 193 772 579 579
748 374 374 561 561 748 374 187 561 374 748 374 561 561 374 187 374 561 561 748
406 609 609 609 406 406 609 609 609 406 609 406 609 609 609 406 406 609 406 406
678 678 452 452 678 452 678 904 904 452 904 678 904 904 452 226 452 452 678 904
660 660 660 440 660 440 660 660 660 660 880 660 660 660 660 440 660 660 660 660
651 434 651 651 434 651 651 868 651 651 434 651 651 651 434 434 651 868 651 434
714 952 714 952 714 714 952 952 952 476 952 952 952 952 238 238 238 714 952 952
645 645 430 430 430 645 645 860 645 645 645 430 430 430 860 430 860 430 645 860
384 384 384 576 576 384 576 576 576 384 384 384 576 576 576 384 576 576 576 384
660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 440 660 660 660 660 660
672 672 448 672 896 448 672 672 896 672 896 896 448 448 672 672 672 672 448 448
484 968 726 484 726 968 968 968 726 968 726 968 484 484 726 726 968 968 726 726
720 480 480 720 960 720 720 960 720 720 960 960 960 480 720 480 720 960 480 720
972 729 729 486 972 972 729 729 729 486 972 972 972 486 972 486 486 972 729 972
675 675 450 450 900 450 675 675 675 675 675 675 675 675 450 675 675 675 675 675
729 729 729 729 729 243 729 729 972 972 972 972 972 972 729 486 729 972 729 729
696 464 464 464 696 696 696 696 696 696 928 696 464 464 696 696 696 928 696 928
1004 502 502 502 1004 1004 753 753 1004 753 753 1004 1004 1004 1004 753 753 1004 753 753
663 663 663 663 442 442 663 442 884 442 884 663 663 663 884 884 442 663 884 884
462 693 693 462 924 693 693 693 924 693 924 924 693 693 693 693 693 693 693 693
732 732 732 732 976 732 732 732 976 488 976 732 732 732 976 732 488 976 976 732
1044 1044 783 522 1044 1044 1044 1044 1044 783 783 522 1044 1044 783 1044 522 1044 1044 1044
729 729 729 729 972 729 729 729 972 972 972 729 972 729 729 729 729 972 972 729
651 868 651 651 434 434 868 651 868 651 651 651 651 651 868 434 651 651 651 651
768 384 384 576 384 768 384 576 576 576 768 384 768 576 384 576 384 576 576 768
948 948 711 474 948 474 711 711 948 948 711 948 711 948 711 474 948 711 711 711
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
146
XY
681 454 681 908 454 454 454 681 681 681 681 681 681 681 681 681 681 681 908 908
1104 276 1104 1104 276 1104 1104 1104 1104 1104 828 1104 1104 1104 1104 1104 1104 552 1104 1104
648 432 648 648 432 432 648 648 648 648 648 864 648 432 648 432 648 648 648 648
840 630 420 420 420 630 630 630 420 840 420 630 630 630 630 630 630 420 420 630
564 564 564 376 564 376 564 564 376 188 376 376 564 376 564 376 188 564 564 376
772 193 386 386 386 386 579 193 193 579 579 386 772 386 193 579 579 193 386 386
561 748 187 561 561 187 748 187 561 187 561 748 187 561 374 374 561 187 561 374
609 609 609 406 812 406 406 609 609 609 406 609 609 812 406 609 609 406 406 406
678 226 678 904 678 226 904 678 904 904 452 678 678 904 678 678 678 678 904 904
660 440 660 660 660 660 660 660 660 660 440 660 660 440 660 660 660 660 660 660
651 217 434 434 651 651 434 651 434 434 434 434 434 868 434 868 434 434 868 868
952 952 238 952 952 952 238 952 238 952 714 952 952 714 952 238 238 238 952 952
860 645 860 645 645 645 645 645 860 645 860 430 645 645 215 430 430 860 215 860
576 576 384 384 576 576 576 384 384 576 384 576 576 576 384 384 384 384 576 384
660 440 660 660 660 440 660 440 660 660 660 660 440 660 660 660 660 440 660 660
672 896 896 672 896 672 672 448 672 672 896 448 896 448 672 896 448 448 672 896
968 968 726 726 726 484 968 968 484 726 726 968 968 968 242 726 968 726 484 726
960 960 960 720 960 960 720 720 720 720 960 480 720 720 720 720 480 960 720 720
729 729 729 972 729 243 486 972 972 972 729 972 972 972 729 243 243 486 972 972
675 450 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675 675
729 972 972 729 486 729 972 972 729 729 972 972 486 972 972 729 729 486 729 729
928 696 696 696 928 928 696 928 928 928 464 928 928 464 696 696 464 464 696 464
753 753 1004 1004 753 1004 1004 1004 1004 502 753 1004 1004 753 502 753 753 1004 753 502
884 663 442 663 884 442 663 442 663 663 663 663 884 884 663 442 442 663 663 663
924 462 693 693 462 924 693 693 693 693 924 693 693 693 693 693 693 693 924 693
976 488 732 732 732 488 732 732 732 732 732 976 732 732 732 732 732 732 732 732
1044 261 1044 1044 783 1044 1044 1044 1044 1044 1044 783 1044 783 1044 1044 1044 522 1044 1044
972 486 729 729 729 972 729 972 729 729 972 729 729 729 972 729 729 729 972 729
868 868 434 651 434 434 651 434 434 868 651 434 651 651 434 434 434 651 434 868
576 768 192 576 192 192 768 192 576 192 576 768 192 576 384 384 576 192 576 384
948 711 948 948 948 474 948 711 948 711 711 711 711 711 711 711 711 474 711 711
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
147
XY
908 908 908 681 681 681 908 681 681 681 681 681 681 681 681 681 454
1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 1104 552 828 1104 1104 1104 276 552 1104 1104
648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648 648
840 630 840 630 630 630 630 630 420 840 630 630 630 630 420 420 420
564 564 752 376 564 564 376 564 376 564 188 376 564 564 376 376 564
772 193 579 579 386 193 772 579 386 579 386 772 386 193 579 772 386
561 748 561 561 561 187 561 187 561 748 561 187 561 374 561 187 187
609 609 609 609 406 609 609 609 609 406 609 609 609 406 406 609 609
678 678 904 904 678 678 904 678 678 904 678 678 678 678 678 678 452
660 660 660 660 660 660 660 660 660 440 660 660 660 660 660 660 660
868 868 868 651 434 651 868 868 434 651 217 434 868 651 651 868 868
952 952 952 952 238 952 952 952 476 952 952 238 952 952 714 238 476
860 215 645 430 645 860 430 860 645 860 215 645 645 645 430 215 215
768 384 384 576 576 384 384 384 192 384 768 192 768 192 576 192 768
660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660
896 672 896 448 672 896 896 672 224 896 896 672 896 896 672 672 448
726 726 726 968 968 484 726 726 726 968 726 968 726 968 968 484 726
960 720 720 720 720 720 720 720 720 960 720 720 720 960 720 720 720
972 972 972 972 972 972 972 972 729 972 729 972 729 729 729 972 486
675 675 675 675 675 675 675 675 450 675 675 675 675 675 675 675 675
972 729 729 729 486 486 729 729 729 729 972 729 729 729 972 486 486
928 928 928 696 928 696 928 928 464 928 696 696 696 696 696 928 696
1004 753 753 502 1004 753 1004 1004 1004 753 753 1004 1004 1004 502 1004 753
663 884 884 442 221 884 884 221 663 442 884 221 884 884 663 884 442
924 693 924 693 693 693 693 693 693 924 924 693 693 924 462 693 693
976 976 976 732 488 732 732 976 488 976 732 976 976 976 732 732 976
1044 783 1044 522 522 1044 1044 1044 522 1044 783 1044 1044 1044 783 1044 522
972 729 972 729 729 729 972 729 729 972 972 972 972 972 972 729 729
651 651 868 434 434 868 651 868 651 651 434 651 868 868 868 217 651
576 768 576 576 576 192 576 192 576 768 576 192 576 384 576 192 384
948 948 948 711 711 711 474 711 474 948 948 474 711 711 948 711 711
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
148
X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
4 4 16 9 4 9 9 16 4 16 16 9 9 9 4 9 9 9 16 9 4 9 16 9 9 9 9 9 9 4 9 9 4 9 9 16 9
16 16 16 16 16 4 16 9 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 9 9 16 16 16 16 16 9 16 16 16 16 16 16 16
9 9 9 9 9 4 4 9 9 9 4 9 9 4 16 9 4 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 16 9
9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 16 9 4 9 16 9 4 9 9 4 4 1 16 4 9 9 9 4 9 4 9 9 1 4 4 16 9
9 9 9 9 1 9 4 9 4 9 16 4 1 9 9 4 4 9 4 9 4 9 16 1 4 4 9 9 4 9 9 9 4 1 9 9 9
9 9 9 16 9 9 4 9 16 16 9 16 9 16 16 1 1 1 4 9 9 4 9 16 9 4 16 1 9 16 4 4 4 1 1 16 9
4 4 4 9 1 4 4 9 9 4 4 4 16 4 9 16 4 9 16 4 4 9 9 16 4 1 9 4 16 4 9 9 4 1 4 9 9
9 16 4 9 4 9 9 4 9 9 9 9 9 9 16 9 4 4 4 9 9 9 4 4 9 9 9 4 9 4 9 9 9 4 4 9 4
16 16 1 16 9 9 9 4 16 4 16 9 9 9 9 9 4 4 9 9 4 4 9 4 9 16 16 4 16 9 16 16 4 1 4 4 9
9 16 16 9 9 9 4 16 9 4 9 9 9 4 16 9 9 9 9 9 9 4 9 4 9 9 9 9 16 9 9 9 9 4 9 9 9
9 16 9 16 16 9 9 9 9 9 9 9 4 4 9 16 9 9 9 4 9 9 4 9 9 16 9 9 4 9 9 9 4 4 9 16 9
16 16 4 16 4 9 4 9 16 16 16 16 9 4 16 16 16 9 9 16 9 16 9 9 16 16 16 4 16 16 16 16 1 1 1 9 16
16 16 9 9 9 9 4 9 16 9 16 4 9 4 16 16 9 4 9 9 4 4 4 9 9 16 9 9 9 4 4 4 16 4 16 4 9
9 16 9 9 4 16 16 9 9 4 4 9 4 4 9 9 4 4 4 4 4 9 9 4 9 9 9 4 4 4 9 9 9 4 9 9 9
9 16 4 9 9 9 9 9 9 9 16 9 9 9 16 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9
4 16 4 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 4 9 4 9 4 9 9 4 9 16 4 9 9 16 9 16 16 4 4 9 9 9 9 4
16 16 9 16 16 4 4 9 16 16 16 4 16 16 16 16 4 4 4 16 9 4 9 16 16 16 9 16 9 16 4 4 9 9 16 16 9
9 16 16 16 4 4 9 16 16 9 4 16 16 16 9 16 9 9 9 4 4 9 16 9 9 16 9 9 16 16 16 4 9 4 9 16 4
16 16 9 16 4 9 9 9 9 9 16 9 16 4 16 16 4 4 16 9 9 4 16 16 9 9 9 4 16 16 16 4 16 4 4 16 9
9 9 16 16 16 4 9 16 9 9 16 16 9 9 9 9 9 9 9 9 4 4 16 4 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9
16 16 9 16 9 4 16 16 9 9 9 9 16 16 16 16 16 16 9 9 9 9 9 1 9 9 16 16 16 16 16 16 9 4 9 16 9
4 9 9 16 16 4 9 9 9 9 16 9 9 4 9 9 4 9 9 4 4 4 9 9 9 9 9 9 16 9 4 4 9 9 9 16 9
9 16 9 16 9 9 16 16 16 4 9 9 16 16 16 9 4 16 16 4 4 4 16 16 9 9 16 9 9 16 16 16 16 9 9 16 9
16 16 9 4 9 4 4 9 9 4 4 16 4 16 9 4 4 16 9 9 9 9 4 4 9 4 16 4 16 9 9 9 16 16 4 9 16
9 9 9 4 9 4 16 9 9 4 16 9 9 9 9 9 4 9 4 9 9 4 16 9 9 9 16 9 16 16 9 9 9 9 9 9 9
9 16 16 4 16 16 9 16 16 9 16 9 9 16 16 9 9 9 9 9 9 9 16 9 9 9 16 4 16 9 9 9 16 9 4 16 16
16 16 16 16 9 4 16 16 16 1 16 16 16 4 16 16 9 9 16 16 9 4 16 16 16 16 16 9 9 4 16 16 9 16 4 16 16
9 9 9 4 1 9 4 16 9 1 4 9 9 16 16 9 9 16 9 9 9 9 16 9 9 9 16 16 16 9 16 9 9 9 9 16 16
16 9 4 9 9 1 16 9 16 4 16 4 9 4 9 4 4 9 9 16 9 9 4 4 16 9 16 9 9 9 9 9 16 4 9 9 9
4 4 4 16 1 9 4 9 9 4 4 4 16 4 4 16 4 9 16 4 4 9 4 16 4 9 9 9 16 4 16 9 4 9 4 9 9
9 16 9 1 16 16 9 4 9 4 16 9 9 9 9 9 9 9 16 16 9 4 16 4 9 9 16 16 9 16 9 16 9 4 16 9 9
324 397 285 349 261 237 273 327 341 248 363 298 314 277 381 328 212 271 305 281 209 225 340 262 299 312 377 261 369 309 324 293 262 205 246 374 306
149
X2
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
16 9 4 9 16 4 4 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 16 16 16 16 16 9 9 9 16 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4
16 16 1 16 16 1 16 16 16 16 16 9 16 16 16 16 16 16 4 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 4 9 16 16 16 1 4 16 16
9 9 4 9 9 4 4 9 9 9 9 9 16 9 4 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
16 16 9 4 4 4 9 9 9 4 16 4 9 9 9 9 9 9 4 4 9 16 9 16 9 9 9 9 9 4 16 9 9 9 9 4 4 4
4 9 9 9 4 9 4 9 9 4 1 4 4 9 4 9 4 1 9 9 4 9 9 16 4 9 9 4 9 4 9 1 4 9 9 4 4 9
9 16 1 4 4 4 4 9 1 1 9 9 4 16 4 1 9 9 1 4 4 16 1 9 9 4 1 16 9 4 9 4 16 4 1 9 16 4
16 9 16 1 9 9 1 16 1 9 1 9 16 1 9 4 4 9 1 9 4 9 16 9 9 9 1 9 1 9 16 9 1 9 4 9 1 1
4 9 9 9 4 16 4 4 9 9 9 4 9 9 16 4 9 9 4 4 4 9 9 9 9 4 9 9 9 9 4 9 9 9 4 4 9 9
16 9 1 9 16 9 1 16 9 16 16 4 9 9 16 9 9 9 9 16 16 9 9 16 16 9 9 16 9 9 16 9 9 9 9 9 9 4
9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9
4 9 1 4 4 9 9 4 9 4 4 4 4 4 16 4 16 4 4 16 16 16 16 16 9 4 9 16 16 4 9 1 4 16 9 9 16 16
16 16 16 1 16 16 16 1 16 1 16 9 16 16 9 16 1 1 1 16 16 16 16 16 16 1 16 16 16 4 16 16 1 16 16 9 1 4
16 16 9 16 9 9 9 9 9 16 9 16 4 9 9 1 4 4 16 1 16 16 1 9 4 9 16 4 16 9 16 1 9 9 9 4 1 1
4 9 9 4 4 9 9 9 4 4 9 4 9 9 9 4 4 4 4 9 4 16 4 4 9 9 4 4 4 1 4 16 1 16 1 9 1 16
9 9 4 9 9 9 4 9 4 9 9 9 9 4 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
4 9 16 16 9 16 9 9 4 9 9 16 4 16 4 9 16 4 4 9 16 16 9 16 4 9 16 16 9 1 16 16 9 16 16 9 9 4
9 16 16 9 9 9 4 16 16 4 9 9 16 16 16 1 9 16 9 4 9 9 9 9 16 16 4 9 9 9 16 9 16 9 16 16 4 9
9 16 16 16 9 16 16 9 9 9 9 16 4 9 9 9 9 4 16 9 9 16 9 9 9 9 9 9 9 9 16 9 9 9 16 9 9 9
16 9 9 9 16 9 1 4 16 16 16 9 16 16 16 9 1 1 4 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 9 16 9 9 9 16 4
9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9
9 9 16 16 9 4 9 16 16 9 9 16 16 4 16 16 9 9 4 9 9 16 9 9 9 4 4 9 9 9 9 16 9 9 9 16 4 4
16 16 9 9 9 16 16 9 16 16 16 4 16 16 4 9 9 4 4 9 4 16 16 16 9 16 9 16 16 4 16 9 9 9 9 9 16 9
9 9 9 16 16 9 16 16 16 16 4 9 16 16 9 4 9 9 16 9 4 16 9 9 4 16 9 16 16 16 9 9 16 16 16 4 16 9
16 16 9 4 9 16 4 9 4 9 9 9 9 16 16 9 4 4 9 9 9 9 16 16 4 1 16 16 1 9 4 16 1 16 16 9 16 4
9 16 4 9 9 4 16 9 9 9 9 16 9 9 9 9 9 9 9 16 9 16 9 16 9 9 9 9 9 9 16 16 9 9 16 4 9 9
9 16 4 9 9 9 4 9 9 9 9 9 16 9 9 9 9 9 9 9 9 16 16 16 9 4 9 9 16 4 16 9 16 16 16 9 9 16
16 16 1 16 16 9 16 16 16 16 16 16 9 16 9 16 16 16 4 16 16 16 9 16 4 4 16 16 16 4 16 9 16 16 16 9 16 4
9 16 4 9 9 9 16 9 16 9 9 16 9 9 9 16 9 9 9 16 9 16 9 16 9 9 9 16 9 9 16 16 16 16 16 16 9 9
9 16 16 4 9 4 4 9 4 4 16 9 4 9 9 4 4 4 9 4 16 9 9 16 4 4 16 9 16 9 9 4 9 16 16 16 1 9
16 9 16 1 9 1 1 16 1 9 1 9 16 1 9 4 4 9 1 9 4 9 16 9 9 9 1 9 1 9 16 9 1 9 4 9 1 4
9 16 9 16 16 16 4 16 9 16 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 16 16 16 9 9 9 4 9 4 16 16 4 9 9 16 9 9
338 384 255 281 305 277 248 314 293 289 301 288 321 318 305 255 251 236 208 309 309 412 335 393 279 263 296 350 320 215 371 308 280 351 317 279 267 236
150
Hasil Uji Coba Skala Minat
1. Validitas
Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus
product moment, hasil yang diperoleh rxy
= 0,439 akan dikonsultasikan dengan
r tabel product moment dengan N = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu r tabel =
0,355. Apabila rxy>r tabel maka item dikatakan valid dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data.
Instrumen yang diuji cobakan pada populasi menghasilkan data yang kemudian
dilakukan uji validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dari 75
item pernyataan yang diuji cobakan kepada 31 siswa, terdapat 53 item pernyataan
yang valid dan 22 item pernyataan yang tidak valid. Adapun nomor item-item
pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain : 4, 6, 10, 22, 24, 32,35, 38, 40,
43, 45, 50, 52, 55, 56, 60, 62, 63, 67, 68, 73,75.
2. Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen skala minat dengan
menggunakan rumus alpha, secara keseluruhan diperoleh hasil r hitung = 0,918,
sedangkan untuk taraf signifikansi 5 % dengan N = 31 adalah 0,355. Dengan
demikian r hitung 0,918> r tabel 0,355, sehingga skala minat tersebut dikatakan
reliabel.
151
PERHITUNGAN VALIDITAS SKALA
MINAT
Rumus :
Butir angket Valid jika rxy > rtabel
Berikut ini merupakan perhutungan validitas pada butir nomor 1
No X Y X² Y² XY 1 2 227 4 51529 454 2 4 276 16 76176 1104 3 3 216 9 46656 648 4 3 210 9 44100 630 5 3 188 9 35344 564 6 3 193 9 37249 579
7 2 187 4 34969 374 8 3 203 9 41209 609 9 4 226 16 51076 904 10 3 220 9 48400 660 11 3 217 9 47089 651 12 4 238 16 56644 952 13 4 215 16 46225 860 14 3 192 9 36864 576 15 3 220 9 48400 660 16 2 224 4 50176 448 17 4 242 16 58564 968 18 3 240 9 57600 720 19 4 243 16 59049 972 20 3 225 9 50625 675 21 4 243 16 59049 972 22 2 232 4 53824 464 23 3 251 9 63001 753 24 4 221 16 48841 884 25 3 231 9 53361 693 26 3 244 9 59536 732 27 4 261 16 68121 1044 28 3 243 9 59049 729 29 4 217 16 47089 868 30 2 192 4 36864 384 31 3 237 9 56169 711
Jumlah 98 6974 324 1582848 22242
152
Dengan menggunakan rumus tersebut
diperoleh :
( 31 x 22242 ) - ( 98 x 6974)
rxy =
{(31 x 324)-(98)²}{(31 x 1582848)-(6974)²}
rxy = 0,439
Pada a = 5% dengan N= 31 diperoleh r tabel = 0,355
karena r xy > r tabel, maka skala minat No. 1 tersebut Valid
153
PERHITUNGAN RELIABILITAS SKALA MINAT
Rumus :
Kriteria :
Apabila r11 > r tabel, makaskala psikologi tersebut
reliabel
Perhitungan :
1. Varians total
t2
= 1582848 - 1568925
31
= 449.128
2. Varians butir
b1
2 = 324 - 309.81 = 0,457
31
b2
2 = 397 - 383.26 = 0,443
31
b3
2 = 285 - 267.13 = 0.576
31
b75
2 = 236 - 216.90 = 0,616
31
b2 = 0,457 + 0,443 + 0,576 +………..+0,616
= 42,260
154
3. Koefisien reliabilitas
r11 = 75 1 - 42,260
75 - 1 449,128
= ( 1,013 ) . ( 0,906 )
= 0,918
Pada a = 5% dengan N= 31 diperoleh r tabel = 0,355
Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa skala psikologi tersebut reliabel
155
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat
Variabel Sub
Variabel
Indikator
Deskriptor
Item
+ -
Minat siswa
mengikuti
konseling
individu
Aspek-
aspek
minat
1. Perhatian
2. Ketertarikan
3. Keinginan
1. Perhatian terhadap
seluruh pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Mengesampingkan
kegiatan yang lain.
1. Ketertarikan untuk
mengikuti pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Memberikan kesan
terhadap layanan
konseling individu.
3. Ketertarikan terhadap
layanan konseling
individu berdasarkan
pada manfaatnya.
1. Keinginan mengetahui
segala hal yang berkaitan
dengan layanan
konseling individu.
2. Mencari tahu informasi
mengenai layanan
konseling individu.
1, 2, 3, 4,
5, 6
7, 8
14, 15, 16
17, 18
19, 20,
21, 22
31, 32,
33, 34, 35
36, 37, 38
39, 40
9, 10,
11
12, 13
23, 24,
25
26, 27
28, 29,
30
41, 42,
43
44, 45,
46
156
Keterangan :
Item yang dicetak tebal dan bergaris bawah adalah item yang tidak valid
4. Keyakinan
5. Tindakan
1. Keyakinan bahwa
konseling individu
bermanfaat.
2. Yakin bahwa layanan
konseling individu tidak
hanya untuk siswa yang
bermasalah saja
melainkan untuk seluruh
siswa
Tindakan untuk
melaksanakan dan
memanfaatkan layanan
konseling individu tanpa
adanya paksaan dari
pihak lain melainkan dari
dirinya sendiri yang
diharapkan dapat
membantu
menyelesaikan
permasalahannya
47, 48,
49, 50,
51, 52
53, 54,
55, 56
65, 66,
67, 68,
69, 70, 71
57, 58,
59, 60
61, 62,
63, 64
72, 73,
74, 75
157
DAFTAR RESPONDEN PRE TEST
No Nama Siswa Kelas Jenis
Kelamin
1. Agus Ferianto VII A L
2. Ahmad Nur Khozin VII A L
3. Diani Hadist VII A P
4. Edi Susilo VII A L
5. Eswanto VII A L
6. Fika Adnia Nofa VII A P
7. Gallant Baskara VII A L
8. Hanif Akur Legowo VII A L
9. Heru Anggit Kurniawan VII A L
10. Indah Andarini VII A P
11. Indah Nursiyam VII A P
12. Kholifatun Nisa‟ VII A P
13. Lilis Suciati VII A P
14. Masyhadi Mursyid VII A L
15. Min Kholisna VII A P
16. Mochamad Zoleva Jasfadinar VII A L
17. Mokhamad Khaerul Rizki VII A L
18. Muhammad Haris Amri VII A L
19. Muhammad Panji Wicaksono VII A L
20. Muhtadin VII A L
21. Muniri Waisroki VII A L
22. Muntofifi VII A L
23. Nabilla Putri Nur Ardianti VII A P
24. Naelatul Risqiyah VII A P
25. Nafa Meilinda VII A P
26. Novi Susanti VII A P
27. Rahayu Dwi Kartika VII A P
28. Rizqi Apriliani VII A P
29. Silvina Dwi Praraswati VII A P
30. Tri Bagus Wiharta VII A L
31. Ulfa Hanifah VII A P
32. Yuyun Agustina VII A P
158
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat Pre-test
Variabel Sub
Variabel
Indikator
Deskriptor
Item
+ -
Minat siswa
mengikuti
konseling
individu
Aspek-
aspek
minat
1. Perhatian
2. Ketertarikan
3. Keinginan
4. Keyakinan
1. Perhatian terhadap
seluruh pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Mengesampingkan
kegiatan yang lain.
1. Ketertarikan untuk
mengikuti pelaksanaan
layanan konseling
individu.
2. Memberikan kesan
terhadap layanan
konseling individu.
3. Ketertarikan terhadap
layanan konseling
individu berdasarkan
pada manfaatnya.
1. Keinginan mengetahui
segala hal yang berkaitan
dengan layanan
konseling individu.
2. Mencari tahu informasi
mengenai layanan
konseling individu.
1. Keyakinan bahwa
konseling individu
bermanfaat.
1, 2, 3, 4
5, 6
11, 12, 13
14, 15
16, 17, 18
26, 27, 28
29, 30, 31
36, 37,
38, 39
7, 8
9, 10
19, 20
21, 22
23, 24,
25
32, 33
34, 35
42, 43,
44
159
5. Tindakan
2. Yakin bahwa layanan
konseling individu tidak
hanya untuk siswa yang
bermasalah saja
melainkan untuk seluruh
siswa
Tindakan untuk
melaksanakan dan
memanfaatkan layanan
konseling individu tanpa
adanya paksaan dari
pihak lain melainkan dari
dirinya sendiri yang
diharapkan dapat
membantu
menyelesaikan
permasalahannya
40, 41
47, 48,
49, 50, 51
45, 46
52, 53
160
SKALA PSIKOLOGI
Pengantar
Ini adalah suatu alat pengukuran yang memuat tentang beberapa
pernyataan yang berhubungan dengan minat mengikuti konseling individu di
sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal terkait dengan minat
siswa mengikuti konseling indivdu. Data yang diperoleh akan dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian layanan bimbingan kelompok.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi
siswa.
Daftar ini berupa skala minat yang ditujukan kepada siswa di sekolah
tentang minat dalam mengikuti konseling individu. Jawaban saudara sangat
bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum jurusan
bimbingan dan konseling di masa yang akan datang.
Dalam pengisian skala psikologi tidak ada jawaban yang benar atau salah,
yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi saudara yang sebenarnya.
Jawaban saudara bersifat pribadi dan dijamin kerahasiaannya, oleh sebab itu
diharap menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tanggapan atau
jawaban saudara tidak berpengaruh terhadap kegiatan belajar saudara di sekolah.
Akhirnya, terimakasih atas kerjasama dan bantuan yang saudara berikan.
Petunjuk pengisian :
1. Isilah identitas saudara secara lengkap
Nama :
No.absen :
Kelas :
Sekolah :
161
2. Dibawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkenaan dengan minat siswa
dalam mengikuti konseling individu, dimanan ada 53 butir pernyataan dan setiap
pernyataan diikuti oleh 4 (empat) alternatif jawaban yaitu :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
3. Saudara dimohon untuk memilih salah satu dari pilihan yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
4. Cara mengerjakan :
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan
jawaban saudara pada kolom yang disediakan dengan memberi tanda cek () :
Contoh pengisian :
No Pernyataan SS S TS STS
- Saya senang mengikuti konseling individu
Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka
berilah tanda chek pada kolom “sangat sesuai”.
5. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, dapat saudara tanyakan sebelum
mengerjakan.
Akhirnya terima kasih atas perhatian saudara dan selamat mengerjakan,
162
INSTRUMEN SKALA MINAT
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya selalu memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru BK tentang layanan konseling
individu.
2 Saya sering memperhatikan proses kegiatan
konseling individu di sekolah.
3 Saya memperhatikan bahwa kegiatan konseling
individu dapat menambah kepercayaan diri saya.
4 Kegiatan konseling individu cocok untuk saya karena
saya butuh teman curhat.
5 Saya meluangkan waktu khusus untuk menceritakan
masalah kepada guru BK.
6 Jika ada waktu luang, saya sering datang menemui
guru BK untuk curhat kepada guru BK.
7 Saya tidak mempedulikan informasi tentang layanan
konseling individu yang diberikan oleh guru BK.
8 Saya tidak suka mengamati kegiatan konseling
individu.
9 Saya tidak ada waktu untuk mengikuti konseling
individu karena sibuk dengan kegiatan lain.
10 Saya tidak suka mengikuti kegiatan konseling
individu karena menyita banyak waktu.
11 Setelah mendapat informasi dari guru BK tentang
konseling individu, saya merasa tertarik untuk
mengikuti layanan konseling individu tersebut.
12 Saya tertarik mengikuti kegiatan konseling individu
karena ada teman saya yang mengikutinya.
13 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena
saya ingin mengadukan teman saya yang nakal sama
saya.
14 Kegiatan konseling individu sangat menyenangkan
bagi saya.
15 Kegiatan konseling individu memberikan
pengalaman baru bagi saya.
16 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena
saya bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah
yang saya alami.
17 Lebih baik saya mengikuti konseling individu
terlebih dahulu, daripada saya menumpuk
permasalahan yang membebani saya.
18 Saya tertarik mengikuti konseling individu karena
saya menjadi lebih dekat dan akrab dengan guru BK
di sekolah.
163
19 Saya tidak tertarik mengikuti konseling individu
karena tidak ada teman saya yang mengikuti
konseling individu.
20 Kegiatan konseling individu tidak penting bagi saya
21 Kegiatan konseling individu sangat membosankan
bagi saya.
22 Tidak ada sesuatu yang menarik dari kegiatan
konseling individu.
23 Saya tidak perlu mengikuti konseling individu untuk
menyelesaikan masalah saya.
24 Saya merasa kegiatan konseling individu hanya
membuka aib saya sendiri.
25 Saya tidak mau kalau masalah yang saya alami
diketahui oleh guru BK.
26 Saya ingin mengetahui semua hal tentang konseling
individu.
27 Saya ingin mendapatkan pemecahan masalah yang
terbaik setelah mengikuti kegiatan konseling
individu.
28 Saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu
karena teman saya bisa memperoleh jalan keluar dari
masalahnya.
29 Saya mencari informasi kepada siapapun tentang
konseling individu.
30 Saya bertanya kepada teman saya yang pernah
mengikuti kegiatan konseling individu tentang
kegiatan konseling individu.
31 Saya ingin browsing di internet mencari informasi
tentang konseling individu.
32 Saya tidak ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan konseling individu.
33 Saya tidak mempunyai keinginan untuk mengikuti
konseling individu karena saya lebih senang curhat
dengan orang tua di rumah.
34 Saya malas bertanya kepada teman mengenai
konseling individu.
35 Menurut saya, kegiatan konseling individu hanya sia-
sia dan percuma.
36 Saya mempunyai keyakinan bahwa konseling
individu dapat membantu memecahkan permasalahan
saya.
37 Saya merasa yakin setelah mengikuti konseling
individu beban permasalahan saya berkurang.
38 Saya merasa membutuhkan guru BK dalam
memecahkan masalah saya.
39 Saya memiliki keyakinan kalau guru BK dapat
menjaga kerahasiaan permasalahan yang saya alami.
164
40 Melihat pengalaman dari teman saya yang pernah
mengikuti kegiatan konseling individu, saya yakin
masalah saya juga mampu terselesaikan.
41 Saya yakin konseling individu bukan hanya untuk
siswa yang bermasalah saja, melainkan untuk semua
siswa yang membutuhkan.
42 Saya tidak yakin akan merasa lebih lega apabila
sudah menceritakan permasalahan saya kepada guru
BK.
43 Saya memiliki keyakinan permasalahan saya akan
terselesaikan dengan sendirinya tanpa bantuan guru
BK.
44 Saya khawatir permasalahan saya akan diketahui
banyak orang jika saya bercerita kepada guru BK.
45 Saya rasa konseling individu hanya untuk siswa yang
bermasalah saja.
46 Saya merasa percuma mengikuti konseling individu
karena saya tidak punya masalah yang serius.
47 Tindakan saya untuk mengikuti konseling individu
karena murni kemauan saya sendiri tanpa paksaan
orang lain.
48 Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena
saran dari teman.
49 Setiap kali ada masalah, saya ingin mengikuti
kegiatan konseling individu dengan guru BK.
50 Saya aktif saat mengikuti layanan konseling individu.
51 Saya terbuka menceritakan masalah saya saat
mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru
BK.
52 Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena
dipanggil oleh guru BK.
53 Saya diam saat mengikuti kegiatan konseling
individu.
Batang, 2013
Responden
( )
165
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 12.30-
13.10
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Mengenal
tentang
konseling
individu
Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
Kelas VII
A
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 12 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
HARI/TGL : Selasa, 12 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
166
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung Materi Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 09.15–
09.55
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Meningkatkan
kepercayaan diri
Laiseg dan
daftar hadir
Ruang
perpus-
takaan
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 14 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Kamis, 14 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
167
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 12.30-
13.10
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Perhatian Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
Kelas VII
A
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 19 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Selasa, 19 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
168
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 09.15–
09.55
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Membangkit
kan ketertarikan
siswa
Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
perpus-
takaan
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 21 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Kamis, 21 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
169
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 12.30-
13.10
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Keinginan Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
Kelas VII
A
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 26 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Selasa, 26 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
170
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung Materi Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 09.15–
09.55
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Meningkatkan
keyakinan
Laiseg dan
daftar hadir
Ruang
perpus-
takaan
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 28 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Kamis, 28 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
171
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 12.30-
13.10
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Tindakan Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
Kelas VII
A
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 5 Maret 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Selasa, 5 Maret 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
172
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 09.15–
09.55
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Bimbingan Kelompok Keterbukaan
diri
Laiseg dan daftar
hadir
Ruang
perpus-
takaan
Peneliti Siswa
mengikuti
dengan baik
Batang, 7 Maret 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A HARI/TGL : Kamis, 7 Maret 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
173
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 10.00–
10.40
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Himpunan Data &
Aplikasi Instrumentasi
Pre test Tatap muka
dengan siswa dan
skala psikologis
Ruang
Kelas VII
A
Peneliti Semua siswa
hadir dan
mengisi skala
psikologi
Batang, 6 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
HARI/TGL : Rabu, 6 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
174
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 09.00–
09.40
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
G
Himpunan Data &
Aplikasi Instrumentasi
Try Out Tatap muka
dengan siswa dan
skala psikologis
Ruang
Kelas VII
G
Peneliti Semua siswa
hadir dan
mengisi skala
psikologi
Batang, 6 Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
HARI/TGL : Sabtu, 2 Februari 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
175
PROGRAM HARIAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Satuan Layanan (SATLAN)
Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
No. Jam Jam
Pembel
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Materi
Kegiatan Alat Bantu Tempat Pelaksana Keterangan
1 2 3 5 4 6 7 8 9
1. 10.30–
11.10
WIB
40 menit Siswa
Kelas VII
A
Himpunan Data &
Aplikasi Instrumentasi
Post test Tatap muka
dengan siswa dan
skala psikologis
Ruang BK Peneliti siswa hadir
dan mengisi
skala
psikologi
Batang, 8 Maret 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM 1301408025
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
HARI/TGL : Jum’at, 8 Maret 2013
PENELITI : Tri Oktavianto
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan
dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
176
DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
SMP NEGERI 4 BATANG
Pemberi Layanan : Tri Oktavianto
No. Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin
1. Ahmad Nur Khozin VII A L
2. Diani Hadist VII A P
3. Eswanto VII A L
4. Gallant Baskara VII A L
5. Heru Anggit Kurniawan VII A L
6. Indah Nursiyam VII A P
7. Min Kholisna VII A P
8. Muniri Waisroki VII A L
9. Novi Susanti VII A P
10. Rizqi Apriliani VII A P
177
Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
No Tanggal pelaksanaan Kegiatan Materi Tempat Waktu
1. 12 Februari 2013 Pertemuan I Mengenal tentang
konseling individu
Ruang kelas
VII A
40
menit
2. 14 Februari 2013 Pertemuan II Meningkatkan
kepercayaan diri
Ruang
perpustakaan
40
menit
3. 19 Februari 2013 Pertemuan III Perhatian terhadap
konseling individu
Ruang kelas
VII A
40
menit
4. 21 Februari 2013 Pertemuan IV Membangkitkan
ketertarikan siswa
Ruang
perpustakaan
40
menit
5. 26 Februari 2013 Pertemuan V Keinginan mengikuti
konseling individu
Ruang kelas
VII A
40
menit
6. 28 Februari 2013 Pertemuan VI Meningkatkan
keyakinan
Ruang
perpustakaan
40
menit
7. 5 Maret 2013 Pertemuan VII Tindakan mengikuti
konseling individu
Ruang kelas
VII A
40
menit
8. 7 Maret 2013 Pertemuan VIII Keterbukaan diri Ruang
perpustakaan
40
menit
178
OPERASIONALISASI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
TOPIK TUGAS DI SMP NEGERI 4 BATANG
No Komponen Bimbingan Kelompok Uraian kegiatan
1. Perencanaan a. Mengidentifikasikan
topik yang akan
dibahas dalam
bimbingan kelompok
(Yaitu topik tugas)
Mencari informasi dan materi dari
berbagai sumber:internet dan buku.
Pemimpin kelompok (PK)
menentukan topik tugas yang akan
dibahas berdasarkan variabel dalam
penelitian yaitu minat siswa
mengikuti konseling individu
Topik tugas yang dibahas adalah
Mengenal tentang konseling
individu, Meningkatkan kepercayaan
diri, Perhatian terhadap konseling
individu, Membangkitkan
ketertarikan siswa, Keinginan
mengikuti konseling individu,
Meningkatkan keyakinan, Tindakan
mengikuti konseling individu, dan
Keterbukaan diri.
b. Membentuk
kelompok
Membentuk anggota kelompok
berdasarkan analisis pre test yaitu
siswa-siswi yang memiliki minat
mengikuti konseling individu
dengan kriteria sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah.
c. Menyusun jadwal
bimbingan kelompok
Menyusun jadwal bimbingan
kelompok dengan menyesuaikan
jam pelajaran BK yang ada di kelas
179
yang memungkinkan digunakan
kegiatan bimbingan kelompok selain
itu ditambah lagi setelah jam pulang
sekolah agar tidak mengganggu
pelajaran siswa di kelas.
Mengatur jadwal pelaksanaan
bimbingan kelompok selama
delapan kali pertemuan yaitu dalam
1 minggu diadakan 2 kali pertemuan,
untuk harinya sesuai kesepakatan.
d. Menetapkan prosedur
layanan
Memberitahukan tata cara
pelaksanaan bimbingan kelompok
pada anggota
Menentukan peraturan yang
disepakati bersama
Mengumumkan waktu dan tempat
pelaksanaan
e. Menetapkan fasilitas
layanan
Menyiapkan ruang kelas dan ruang
perpustakaan untuk dijadikan
sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan bimbingan kelompok.
Menggunakan kursi dan meja
dengan posisi duduk melingkar
f. Menyiapkan
kelengkapan
administrasi
Menyiapkan alat tulis dan daftar
hadir anggota kelompok
Menyediakan lembar resum
Menyiapkan materi topik tugas
2. Pelaksanaan a. Mengkomunikasikan
rencana layanan
bimbingan kelompok
Bertemu langsung dengan anggota
Memberitahukan kepada anggota
mengenai waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan
180
b. Mengorganisasi
kegiatan layanan
bimbingan kelompok
Memastikan kesiapan dan
kelengkapan kelompok
Memastikan kelengkapan sarana dan
prasarana berupa lembar resum,
daftar hadir, dan ruangan
Mengatur posisi duduk anggota dan
pemimpin kelompok dengan posisi
duduk melingkar
c. Menyelenggarakan
layanan bimbingan
kelompok melalui
tahap-tahap:
c.1 Pembentukan
Mengucapkan salam, berdoa dan
mengucapakan terima kasih pada
anggota kelompok
Membagi daftar hadir dan
mengadakan kontrak waktu
Menjelaskan mengenai pengertian,
asas, tujuan, dan cara pelaksanaan
bimbingan kelompok
Perkenalan dari masing-masing
anggota dan pemimpin kelompok
Mengadakan permainan untuk
menumbuhkan dinamika kelompok
c.2 Peralihan Mengamati kesiapan anggota
kelompok
Membahas suasana perasaan dalam
kelompok
Menjelaskan bahwa kegiatan inti
akan segera dimulai
181
c.3 Kegiatan Menyampaikan topik tugas yang
akan di bahas
Memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota untuk
berpendapat tentang topik yang telah
ditentukan (topik tugas)
Membahas topik bersama-sama
c.4 Pengakhiran Pemimpin mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera diakhiri
Menyampaikan kesimpulan
Membahas kegiatan lanjutan
Setiap anggota menyampaikan
kesan-kesan (UCA) setelah
mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok
Mengucapkan terima kasih kepada
anggota kelompok dan berdoa
Menngucapkan salam
3. Evaluasi a. Menetapkan materi
evaluasi
Evaluasi proses (pada waktu
kegiatan)
Evaluasi segera (melalui laiseg lisan
dan tertulis)
Evaluasi hasil
b. Menetapkan
prosedur evaluasi
Menggunaakan prosedur evaluasi
yang direncanakan atau dengan
tanya jawab
c. Menyusun instrumen
evaluasi
Menyusun pertanyaan secara tertulis
(laiseg BKp)
Membuat resume dari hasil kegiatan
d. Mengoptimalkan
instrumen evaluasi
Mengaplikasikan instrumen evaluasi
yang dibuat (setelah selesai kegiatan
182
BKp anggota kelompok mengisi
laiseg)
e. Mengolah hasil
aplikasi instrumen
Hasil evaluasi kemudian dianalisis/
diintepretasi
4 Analisis hasil
evaluasi
a. Menetapkan norma/
hasil evaluasi
Pemimipin kelompok menetapkan
norma dalam mengevaluasi
b. Melakukan analisis Mengintepretasikan hasil bimbingan
kelompok kemudian ditulis
c. Menafsirkan hasil
analisis
Membuat kesimpulan hasil analisis
kegiatan bimbingan kelompok
5 Tindak
Lanjut
a. Menetapkan jenis
dan arah tindak
lanjut
Jenis tindak lanjut disesuaikan
dengan permasalahan dan diarahkan
pada anggota yang memiliki fokus
masalah tersebut (konseling
individu/ konseling kelompok)
b. Mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut
kepada pihak yang
terkait
Memberitahukan kepada pihak yang
terkait mengenai tindak lanjut (guru
pembimbing)
c. Melaksanakan
rencana tindak lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan sesuai
permasalahan yang dihadapi,
misalnya melakukan konseling
individu/ kelompok
6 Laporan a. Menyusun laporan
layanan bimbingan
kelompok
Mengumpulkan semua data selama
kegiatan untuk menyusun laporan
(hasil pembahasan, evaluasi, satlan,
resum, dll)
b. Menyampaikan
kepada pihak yang
terkait
Mendiskripsikan proses pada tahap
pembentukan, peralihan, kegiatan,
dan pengakhiran secara tertulis
Menyusun laporan secara sistematis
183
c. Mendokumentasikan
laporan layanan
Laporan hasil bimbingan kelompok
disampaikan kepada guru
pembimbing dan dosen pembimbing
Menggandakan hasil laporan untuk
disimpan dan bila ada keperluan
yang terkait
Batang, Februari 2013
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
184
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Selasa, 12 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Mengenal tentang konseling individu
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa lebih mengenal mengenai konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
185
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
186
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 12 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
187
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Kamis, 14 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Meningkatkan kepercayaan diri
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa bisa meningkatkan kepercayaan diri
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
188
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
189
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 14 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
190
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Selasa, 19 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Perhatian terhadap konseling individu
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa lebih mempunyai perhatian terhadap konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
191
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
192
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 19 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
193
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Kamis, 21 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Membangkitkan ketertarikan siswa
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa lebih tertarik mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
194
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
195
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 21 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
196
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Selasa, 26 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Keinginan mengikuti konseling individu
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa lebih mempunyai keinginan mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
197
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
198
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 26 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
199
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Kamis, 28 Februari 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Meningkatkan Keyakinan
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa lebih yakin umtuk mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
200
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
201
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 28 Februari
2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
202
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Selasa, 5 Maret 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Tindakan mengikuti konseling individu
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa mempunyai tindakan untuk mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
203
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
204
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 5 Maret 2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
205
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392
Kode Pos : 51215
Kelas : VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun : II / 2012-2013
Hari / tanggal : Selasa, 7 Maret 2013
Alokasi waktu : 40 Menit
Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang : Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan : Keterbukaan diri
Fungsi layanan : Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan : 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi
2. Siswa dapat terbuka diri dalam mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan : diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan
NO KOMPONEN RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK
1 Pembentukan Mengucapkan salam
Mengucapkan terima kasih
Mengawali dengan berdo‟a
Memperkenalkan diri secara terbuka
Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok
Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp
Menyampaikan azas-azas bkp
Mengadakan kontrak waktu
Permainan (dinamika kelompok)
2 Peralihan Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh
pada tahap selanjutnya.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
206
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan
anggota
Menanyakan kepada anggota kelompok
apakah sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
Menanyakan suasana hati dan perasaan
anggota
3 Kegiatan Masing-masing anggota secara bebas
mengemukakan topik bahasan
Membuat kesepakatan dengan anggota
mengenai topik yang akan dibahas.
Membahas secara tuntas dan mendalam akan
topik yang telah disepakati
Diskusi (tanya jawab)
Memberikan kesempatan kepada peserta agar
menyampaikan pendapatnya
Memperhatikan dan mendengar secara aktif,
khususnya memperhatikan masalah yang
apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana
kelompok
Memberikan penguatan
Permainan selingan
4 Pengakhiran Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
mengemukakan hasil dari kegiatan dan
kesimpulan
Pemimpin menanyakan tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum
Pemimpin minta anggota mengungkapkan
kesan dan pesan
Mengucapkan terimakasih kepada anggota
207
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a
Mengucapkan salam dan berjabat tangan
D. Alat dan Media : daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut
- Penilaian Proses : Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan
berlangsung
- Penilaian Hasil
a. Laiseg : Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk
mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan
apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini.
b. Laijapen : Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah
menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang : Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca
kegiatan bimbingan kelompok.
- Tindak lanjut : Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 7 Maret 2013
Mengetahui,
Guru Pembimbing Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017 NIM. 1301408025
208
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
MENGENAL TENTANG KONSELING INDIVIDU
Konseling individual merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk “guidance
services” (layanan bimbingan). Layanan ini bahkan disebut-sebut sebagai layanan yang
paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan yang ada.
1. Pengertian Konseling Individu
Menurut Nurihsan (2010:10) mengemukakan bahwa konseling individual adalah
proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang
konselor dan seorang konseli (siswa).
Robert L Gibson (2011:51) mengatakan bahwa konseling adalah hubungan yang
berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada pertumbuhan dan penyesuaian pribadi,
dan memenuhi kebutuhan akan penyelesaian problem dan kebutuhan pengambilan
keputusan. Jadi dalam kegiatan konseling individu ini, bantuan yang diberikan berpusat
kepada klien artinya klien harus percaya kepada konselor dan konselor juga harus
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
Willis (2004:159) mendefinisakan bahwa konseling individu mempunyai makna
spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi
hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan
untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang
dihadapinya.
Dari beberapa rumusan tentang pengertian konseling diatas dapat disimpulkan
bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
209
2. Tujuan Konseling Individu
Bila kita perhatikan secara seksama konseling individual mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a) Agar para siswa memperoleh perubahan tingkah laku dalam berhubungan dengan
orang lain, situasi keluarga, prestasi akademik, sehingga para siswa menjadi lebih
self actualited dan lebih produktif.
b) Agar perkembangan mental murid-murid (individu) dapat berlangsung secara sehat
tanpa mengalami gangguan yang berarti, sehingga dapat terbentuk kepribadian
yang sehat pula.
c) Agar murid memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan sendiri.
d) Agar murid mampu memahali potensi, bakat dan minat serta kecakapan, sehingga
dapat membuat keputusan dan memnentukan program studi, bidang pekerjaan
sesuai dengan keadaan dirinya.
Agar murid mempunyai keefektifan personal atau pribadi yang efektif, artinya
pribadi yang sanggup memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya dan bersedia memikul
resiko-resiko ekonomis, psikologi dan fisik, ia mempunyai kompetensi untuk mengenal,
mendefinisikan dan memecahkan masalah (Hendrarno dkk, 2003: 42-43).
3. Adapun tahap-tahap dalam konseling individu sebagai berikut
1. Pendahuluan
a) Menjalin rapport dengan klien
b) Membuat kontrak kasus
c) Menjelaskan asas dalam konseling individu
2. Pengungkapan masalah
a) Klien mengungkapkan masalahnya
b) Praktikan mengidentifikasi masalah klien
3. Penyusunan diagnosis : Berdasarkan pada hasil identifikasi
4. Perencanaan treatment dan pelaksanaannya
a) Praktikan merencanakan alternatif pemecahan masalah bagi klien
b) Alternatif pemecahan disampaikan kepada klien
210
c) Pengambilan keputusan tentang pemecahan masalah oleh klien.
5. Pengakhiran
a) Meringkas jalannya proses konseling
b) Menegaskan keputusan yang diambil oleh klien
c) Memberikan dorongan dan motivasi kepada klien
d) Pengungkapan kesan klien atas proses konseling yang telah dilaksanakan.
Sumber :
Nurihsan, Ahmad Juntika. 2010. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung : PT
Refika Aditama.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Gibson, R L dan M H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
211
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
“MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI”
A. Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat
menangani segala sesuatu dengan tenang. Kepercayaan diri merupakan keyakinan
dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik
sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan
(Hambly, 1995: 3)
Sementara menurut Zakiah Drajat (1968: 25) dijelaskan sebagai berikut:
kepercayaan kepada diri akan menyebabkan orang optimis dalam hidup. Setiap
persoalan dan problem yang dating akan dihadapi dengan tenang. Orang yang sering
mengalami kegagalan dalam hidupnya akan merasa kecil hati dan kecewa, sehingga
lama-kelamaan berkurang akan kepercayaan dirinya. Ia akan menjadi pesimis dalam
menghadapi persoalan karena sudah terbayang kegagalan sebelum dihadapinya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa kepercayaan diri
adalah suatu keyakinan dalam diri seseorang untuk menghadapi keadaan yang ada
dalam kehidupannya.
B. Gejala Kurang Percaya Diri
Rasa kurang percaya diri pada individu dapat dilihat dengan gejala-gejaala tertentu
yang dapat ditunjukkan dalam berbagai perilaku. Hambly (1995: 16) menjelaskan
bahwa orang yang kurang percaya diri dalam menghadapi situasi tertentu akan
mengalami gejala seperti: diare, berkeringat, kepala pusing (pening), jantung berdebar
kencang, dan otot menjadi tegang atau panik.
212
Ragu-ragu, lidah terasa terkunci dihadapan orang banyak, gagap, murung,
malu, tidak dapat berfikir bebas, tidak berani, menyangka akan terjadi bahaya, tambah
takut, sangat hati-hati, masa bodoh, meremehkan sesuatu, kelakuan perbuatan tidak
baik.
Selain gejala diatas, juga muncul gejala-gejala sebagai berikut (dalam
dennyhendrata.wordpress.com,2006):
1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara
sungguh-sungguh
2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decisive (ngambang)
3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan, atau setengah-setengah
5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal)
6. Canggung dalam menghadapi orang lain
7. Tidak dapat mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan
8. Sering memiliki harapan yang tidak realitas
9. Terlalu perfeksionis dan terlalu sensitive
C. Ciri-Ciri Orang Kurang Percaya Diri
1. Merasa minder dengan orang lain
2. Tidak dapat tampil di depan umum
3. Tidak dapat berperilaku dengan penuh keyakinan
4. Ragu-ragu bertindak di depan umum
5. Cemas, khawatir, was-was. Tergesa-gesa, gelisah
6. Perasaan takut dalam situasi/objek tertentu
7. Takut salah
D. Faktor-Faktor Penyebab Kurang Percaya Diri
213
Faktor penyebab kurang percaya diri adalah suatu kebiasaan banyak orang yang
sudah menjadi bagian hidupnya tanpa mereka sadar justru menggerogoti rasa percaya
diri mereka sedikit demi sedikit.
Faktor-faktornya adalah:
1. Adanya kecemasan mendalam pada diri individu
2. Gangguan fobik
3. Gangguan ansietas menyeluruh
4. Stress pasca trauma
E. Tips Tampil Lebih PeDe
1. Pujilah diri sendiri
Jangan ragu untuk memberi selamat pada diri sendiri ketika Anda berhasil meraih
prestasi, walau sekecil apapun. Caranya yaitu dengan berbicara pada diri sendiri, "ya
saya memang pantas mendapatkannya karena saya
2. Buatlah orang lain menghormati Anda
Ingat, Anda tidak dapat memaksa orang lain menghormati Anda jika Anda sendiri tidak
menghormati diri sendiri sendiri dan orang lain. Cara bicara yang seenaknya dan gaya
berpakaian yang tidak sopan adalah contoh bahwa Anda sendiri tidak menghormati diri
sendiri. Jika Anda tidak dapat menghormati diri sendiri bagaimana orang lain mau
menghormati Anda?.
3. Jangan Takut Gagal
Orang yang takut gagal mustahil bisa mempunyai rasa 'pede' yang lebih baik. Mereka
yang takut gagal selalu dihantui rasa bersalah setiap ingin melakukan apapun. Hal ini
jelas akan mengahambat kemajuan karir Anda. Jika Anda pernah mengalami kegagalan
di masa lalu jangan jadikan kegagalan itu sebagai masalah 'traumatis'.
4. Buatlah target sukses yang lebih luas
Membatasi target sukses hanya membuat Anda terbelenggu pada ukuran sukses yang
sesungguhnya amat relatif. Umumnya, jika anda sudah mencapai kesuksesan yang
diinginkan, Anda akan merasa puas dan membuat Anda berhenti sampai disitu.
Sehingga Anda merasa tidak perlu berjuang lebihkeras. Karena itu jangan batasi target
214
kesuksesan Anda. sekali Anda menargetkan kesuksesan, Anda akan sulit untuk lebih
maju dan berkembang.
5. Yakinlah bahwa Anda bisa
Tanamkan keyakinan pada diri sendiri bahwa Anda bisa melakukan dan menyelesaikan
pekerjaan apapun, bahkan yang paling sulit sekalipun. Dengan demikianAnda telah
berpikir positif terhadap diri sendiri. Hal ini dapat memberi kekuatan dan
menumbuhkan percaya diri pada Anda setiap kali Anda ingin melakukan sesuatu.
6. Berdiri Tegak
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah
penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna.
Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek, penampilan seseorang akan menentukan
penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda.
7. Bersikap Asertif
Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang tahu kapan harus berkata
tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang
lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahan.
8. Obyektif Menilai Diri Sendiri
No body's perfect, tidak ada oranglain di dunia ini yang sempurna, dan tidak ada juga
orang di dunia ini yang benar-benar tidak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri
sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih
unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda.
9. Buang Rasa Takut
Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya
pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi oarang lain adalah menatap
mata lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang,
kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaimana cara
bicaranya, bagaimana mimic wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan,
215
10. Sedikit Basa Basi
Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan
membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa
percaya diri kemu boleh juga mencobanya.
11. Bicaralah yang Lugas
salah satu ciri orang yang kurang pede adalah tidak bicara secara lugas, selalu muter-
muter. Dan biasanya terlalu banyak berkata, eee..., anu... dan yang sejenisnya,
misalnya.
Sumber :
Hambly, Kenneth. 1995. Bagaimana Meningkatkan Kepercayaan Diri. Jakarta: Arcan
Perum.
Hendrata, Denny. 2006. dalam
http://Dennyhendrata.Wordpress.Com/2006/12/04/Bagaimana-Menjadi-Percaya-
Diri.(6-10-2007) diunduh 9 November 2008
Sudrajat, Ahmad.2007. Factor Kurang Percaya Diri. Dalam
www.akhmadsudrajat.wordpress.com diunduh 9 November 2008
www.google.com, 25-06-2007. meningkatkan Kepercayaan Diri;e-Psikologi
Zakiyah Drajat. 1968. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
216
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok (topik tugas)
Perhatian Terhadap Konseling Individu
1. Pengertian perhatian
Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih obyek yang
menarik.
Selain itu, bisa diartikan perhatian adalah pemusatan dari aktivitas yang dilakukan
oleh individu kepada suatu objek tertentu dan mengabaikan objek lainnya. Maksud
disini adalah individu (siswa) lebih memusatkan perhatiannya kepada layanan
konseling individu dan tidak mempedulikan hal-hal yang lain.
2. Beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perhatian
a. Singkirkan dan hindari sebanyak mungkin kejadian-kejadian yang
mengakibatkan terpecahnya perhatian terhadap konseling individu
(misalnya berbicara dengan teman)
b. Kerjakan satu tugas saja, konsentrasikan segenap minat dan perhatian
penunaian tugas
c. Sukses pada satu usaha memberikan rangsangan untuk mencapai sukses
dalam usaha lainnya. Sebaliknya, kegagalan pada satu usaha akan
memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan pada usaha
pencapaian hasil bidang lain
d. Memiliki pengetahuan tentang objek yang cukup, dan mempergunakan
pengalaman-pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah baru:
jadi ada proses balajar.
e. Bersikaplah tenang, hati-hati dan selalu waspada
f. Perbesarlah kemampuan adaptasi, agar bisa lebih peka terhadap perubahab
situasi dengan segenap permasalahannya, sehingga anda mampu
memecahkan setiap persoalan dengan cara yang sehat
g. Singkirkan hambatan-hambatan emosional dalam usaha pengkonsentrasian
diri dan pencurahan minat.
217
Sumber :
http://www.isdaryanto.com/hal yang perlu diperhatikan dalam perhatian
http://perhatian.asmakmalaikat.com/pengertian perhatian.htm
218
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
Membangkitkan Ketertarikan Siswa
Ketertarikan (minat) merupakan kecenderungan tingkah laku umum seseorang
untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Selain itu Slameto (2003:180)
mengungkapkan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang efektif
untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada . sebagai contoh siswa menaruh minat pada seni music
namun siswa sangat pemalu, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan
tentang pagelaran seni yang menampilkan penyanyi yang sangat merdu suaranya dan
penyanyi dengan sangat percaya diri, kemudian sedikit demi sedikit mengarahkan siswa
agar mau menunjukkan kemampuannya dalam bernyanyi.
Selain itu menurut Tanner & Tanner dalam Slameto (2003:181) upaya
meningkatkan minat dapat juga dilakukan dengan membentuk minat-minat baru pada diri
siswa yaitu dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara
suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,
menguraikan kegunannya bagi siswa di masa yang akan datang, atau menghubungkan
bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Misalnya siswa yang memiliki cita-cita menjadi seorang perawat akan menaruh perhatian
pada kegiatan PMR, bila hal itu dikaitkan dengan manfaat-manfaat dan pengetahuan-
pengetahuan yang dapat diperoleh dari kegiatan PMR.
Cara lain yang dapat pula ditempuh untuk meningkatkan minat apabila usaha-
usaha diatas tidak berhasil adalah dengan cara pemberian insentif. Pengajar dapat
memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang
dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya
atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan
membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan
muncul. Pemberian insentif disesuaikan dengan diri siswa masing-masing.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membangkitkan
ketertarikan siswa mengikuti konseling individu disekolah dapat dilakukan dengan upaya :
1. Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada
219
2. Membentuk minat-minat baru pada siswa
3. Usaha memberikan insentif yang dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa.
Sumber :
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
220
Materi Layanan : Bimbingan kelompok (topik tugas)
Keinginan mengikuti konseling individu
1. Pengertian keinginan
Yaitu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut.
Individu berusaha mencari tahu tentang hal yang diminatinya. Seperti pengajuan
pertanyaan, hal ini menunjukkan adanya suatu ketegangan yang dapat mengarahkan
siswa untuk melibatkan dirinya ke dalam masalah tersebut serta untuk mencari jalan
keluarnya.
keinginan ialah suatu upaya atau dorongan yang dilakukan oleh individu untuk
mencari tahu tentang objek yang diminatinya untuk mengharapkan hasil yang
diinginkan dan agar individu tersebut mencapai kepuasan. Setelah mengenal tentang
layanan konseling individu, ada keinginan dari individu untuk terus mendalami
tentang konseling individu dan ada juga keinginan individu untuk
mempraktekkannya.
2. Keinginan mengikuti konseling individu
Keinginan mengikuti konseling individu merupakan dorongan untuk mengetahui
dan melakukan kegiatan konseling individu. Proses dari keinginan siswa dalam
mengikuti konseling individu meliputi :
a. Motif siswa untuk mengikuti konseling individu
b. Perjuangan Perjuangan motif, yaitu mempertimbangkan motif-motif
mengikuti konseling individu.
c. Penentuan motif mengikuti konseling individu yang paling kuat.
d. Memutuskan mengikuti konseling individu sesuai dengan pilihan motif.
Sumber:
http://artikel.com/catatan/2011/09/18/artikel-carameningkatkan-keinginan
http://syanhiee zhoel.blogspot.com/2009/01/keinginan.htm
221
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
Meningkatkan Keyakinan
Pada dasarnya setiap orang bisa menemukan sendiri jalan untuk memompa keyakinannya.
Namun, untuk memudahkan, sebaiknya Anda mencoba beberapa cara. Coba simak
langkah-langkah berikut:
1. Fokuskan perhatian pada apa yang Anda miliki
Daripada Anda sibuk memikirkan apa yang tidak Anda miliki lebih baik Anda
fokuskan perhatian Anda pada apa yang Anda punyai dan mulai memikirkan
bagaimana memberdayakan apa yang Anda miliki tersebut. Sertakan dengan kalimat-
kalimat yang mendorong keyakinan Anda seperti,”Saya bisa! Saya mau! Saya yakin!
Saya sanggup! Saya harus….” Pasang target yang membuat Anda bertambah
semangat. Ingat selalu hal-hal yang bisa memotivasi Anda.
2. Bangga saat melakukannya
Apa pun keyakinan Anda, semua itu bisa dicapai kalau Anda melakukannya satu
persatu. Untuk menambah motivasi, bersikaplah bangga pada prestasi yang telah Anda
capai. Jangan terpaku pada panjangnya jalan yang belum Anda selesaikan. Kalau
perlu, hadiahi diri sendiri bila Anda berhasil melampaui satu tahapan dengan sukses.
3. Buat target yang mudah
Lebih baik membuat sejumlah target kecil yang bisa diraih dengan mudah
ketimbang target yang berat. Karena, biasanya target yang berat membuat hati ciut.
Target yang kecil membutuhkan lebih sedikit kemauan daripada target besar.
Keberhasilan akan membuat Anda berani mencoba lagi dan akhirnya berhasil
menyelesaikan semuanya dengan sukses.
4. Bila selama ini keyakinan Anda belum pernah teruji
Sebaiknya jangan memilih target yang memberi perubahan besar.
5. Membangun keyakinan sama seperti membangun otot.
Karena itu Anda perlu melakukan hal-hal biasa yang tak membutuhkan banyak
usaha. Seperti selalu mematikan kran bila Anda selesai mandi. Mematikan lampu bila
hari sudah terang. Jangan makan di depan televisi.
222
6. Jangan mematok target berlebihan
Jangan berharap bisa seperti binaragawan bila postur tubuh Anda tak
memungkinkan. Turunkan target Anda agar lebih masuk akal. Tapi juga jangan terlalu
rendah karena nanti Anda tak mempunyai semangat untuk meraihnya.
7. Pastikan target itu memang impian Anda
Tanyakan pada diri sendiri apakah target ini memang Anda inginkan atau hasil
paksaan orang lain. Akan sulit untuk maju kalau target itu tak datang dari diri Anda
sendiri.
8. Buat rencana
Ambil waktu untuk merencanakan bagaimana Anda bisa mencapai target yang
telah ditentukan. Cobalah menemukan beberapa cara untuk meraihnya. Dua pilihan
lebih baik daripada satu. Tapi jangan membuat terlalu banyak rencana karena bisa
membingungkan.
9. Sampaikan pada teman
Kita cenderung menutupi rencana kita dari orang lain karena khawatir orang akan
mengejek bila target tak tercapai. Sayangnya usaha melindungi diri sendiri justru
membuat kemauan melemah. Dengan menyampaikan rencana dan target kita pada
orang lain, efek yang Anda rasakan justru menambah kekuatan keyakinan dalam diri.
Dukungan semangat dan rasa simpati akan membawa keberhasilan bagi usaha kita.
10. Jangan memaksakan diri
Bila di tengah proses Anda merasa bosan dan mandek, berhentilah sejenak. Beri
kesempatan pada diri Anda untuk beristirahat. Tetapi setelah itu jangan lupa untuk
segera kembali lagi melakukan hal-hal yang diperlukan. Sekali kita bisa melakukan hal
ini, otomatis Anda bisa tahan lebih lama. Dan, bahkan akhirnya terbebas dari
kebosanan.
Sumber: www.astaga.com
223
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok (topik tugas)
Tindakan mengikuti konseling individu
1. Pengertian tindakan
Yang dimaksud tindakan adalah partisipasi yang dilakukan setelah ada keputusan,
kemudian berupaya untuk mewujudkan perilaku yang diharapkan. Individu
melaksanakan dalam bentuk perbuatan setelah mendapatkan wawasan.
tindakan juga dapat diartikan suatu langkah atau gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya tindakan siswa dalam mengikuti
konseling individu
Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuhnya tindakan anggota suatu kelompok atau
organisasi. Tumbuhnya tindakan dapat dilihat dari derajatnya, meliputi :
a. Tindakan yang dilakukan tanpa mengenal objek tindakan yang bertindak
karena diperintahkan ikut.
b. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru,
ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek.
c. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide
tersebut memang baik.
d. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah melihat detail tentang
alternatif pelaksanaan dan penerapan ide tersebut.
e. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan langsung memanfaatkan
ide dari usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarganya, dan
masyarakat.
3. Bentuk tindakan siswa dalam mengikuti konseling individu
Tindakan masing-masing siswa dalam mengikuti konseling individu berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya, baik dalam usaha ataupun cara untuk mencapai yang
diharapkan. Pada intinya bentuk tindakan siswa dalam kegiatan terdiri atas :
a. Mendatangi pertemuan.
b. Melibatkan diri dalam diskusi.
224
c. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses tindakan, misalnya
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, menyelenggarakan pertemuan
kelompok.
d. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatukan
pendapat atau masalah.
e. Ikut serta memanfaatkan hasil program misalnya : ikut serta dalam latihan
program atau dengan ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.
Sumber:
http://tindakan mengikuti konseling individu//artikel.html
http://buat2121.blogspot.com/p/pengertian tindakan.html
225
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
KETERBUKAAN DIRI
A. Pengertian keterbukaan diri
Keterbukaan mengandung makna adanya kesediaan kedua belah pihak untuk
membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan orang
lain.
Keterbukaan ini sangat penting dalam komunikasi antar pribadi agar komunikasi
menjadi lebih bermakna dan efektif. Keterbukaan ini berarti adanya niat dari
masing-masing pihak yang dalam hal ini antara konselor dan klien saling
memahami dan membuka pribadi masing-masing. Keterbukaan diri adalah suatu
pertukaran social sebagai dasar membangun hubungan.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan
komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi
atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan
informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di
masa kini tersebut.
B. Ciri-ciri orang yang terbuka
Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka
orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi
antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri.
Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005:136) mengemukakan bahwa karakteristik
orang yang terbuka adalah sebagai berikut:
a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika
b. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb.
c. Mencari informasi dari berbagai sumber.
d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
226
C. Manfaat bagi orang terbuka
a. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan
gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka.
b. Keterbukaan diri dapat menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif.
Sumber:
http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2012/bulan/10/tanggal/20/id/1121/
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/komunikasi-antar-pribadi-f20/ciri-ciri-
komunikasi-antar-pribadi-t151.htm
227
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Februari 2013
Waktu : 12.30-13.10
Kelas : VII A
Tempat : Ruang kelas VII A
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 12 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
228
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Kamis, 14 Februari 2013
Waktu : 09.15-09.55
Kelas : VII A
Tempat : Ruang Perpustakaan
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 14 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
229
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Selasa, 19 Februari 2013
Waktu : 12.30-13.10
Kelas : VII A
Tempat : Ruang kelas VII A
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 19 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
230
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Kamis, 21 Februari 2013
Waktu : 09.15-09.55
Kelas : VII A
Tempat : Ruang Perpustakaan
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 21 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
231
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Selasa, 26 Februari 2013
Waktu : 12.30-13.10
Kelas : VII A
Tempat : Ruang kelas VII A
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 26 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
232
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Kamis, 28 Februari 2013
Waktu : 09.15-09.55
Kelas : VII A
Tempat : Ruang perpustakaan
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 28 Februari 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
233
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Selasa, 5 Maret 2013
Waktu : 12.30-13.10
Kelas : VII A
Tempat : Ruang kelas VII A
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 5 Maret 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
234
Daftar Hadir Peserta
Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal : Kamis, 7 Maret 2013
Waktu : 09.15-09.55
Kelas : VII A
Tempat : Ruang perpustakaan
No. Nama L/P No. Absen Tanda Tangan
1. Rizqi Apriliani 1.
2. Diani Hadist 2.
3. Indah Nursiyam 3.
4. Min Kholisna 4.
5. Novi Susanti 5.
6. Gallant Baskara 6.
7. Heru Anggit K 7.
8. Eswanto 8.
9. Ahmad Nur Khozin 9.
10. Muniri 10.
Batang, 7 Maret 2013
Peneliti,
Tri Oktavianto
NIM. 1301408025
235
PENILAIAN HASIL
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Nama :
Hari, Tanggal Layanan : ………………………………………
Pemberi Layanan : Tri Oktavianto
Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat.
1. Topik-topik apakah yang telah dibahas melalui layanan tersebut?
...........................................................................................................................................
2. Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang Anda peroleh dari layanan tersebut?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
3. Bagaimanakah perasaan Anda setelah mengikuti layanan tersebut?
...........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Hal-hal apakah yang akan Anda lakukan setelah mengikuti layanan tersebut?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
5. Apakah layanan yang Anda ikuti berkaitan langsung dengan masalah yang Anda
alami?
a. Apabila ya, keuntungan apa yang Anda peroleh?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
b. Apabila tidak, keuntungan apa yang Anda peroleh?
...........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
6. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pemberi
layanan?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
RAHASIA
LAISEG
236
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1. 2 Februari
2013
09.00-
09.40
WIB
VII G
Aplikasi
Instrumentasi
Try Out Try out diberikan kepada 31 siswa
kelas VII G. Seluruh siswa
mengerjakan dengan baik dan
tenang
Hasil yang diperoleh dari uji coba
soal ini diketahhui dari 75
pernyataan yang ada dalam skala
psikologi yang diuji cobakan,
terdapat 22 item pernyataan yang
tidak valid dan 53 item dinyatakan
valid pada skala psikologi yang
nantinya akan dijadikan alat ukur
dalam penelitian ini.
MINGGU : 1
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Februari 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Februari
237
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1. 6 Februari
2013
10.00-
10.40
WIB
VII A
Aplikasi
Instrumentasi
Pengisian
skala
psikologis (pre
test)
Seluruh siswa mengerjakan dengan
baik dan tenang
Peneliti menyebarkan skala
psikologis dan memberikan
petunjuk pada siswa untuk
mengerjakannya.
MINGGU : 2
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Februari 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Februari
238
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1 12 Februari
2013
12.30-
13.10
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
Bimbingan
kelompok
Mengenal
tentang
konseling
individu
Seluruh siswa mengerti bagaimana
tentang pengertian, tujuan, dan
tahap-tahap dalam konseling
individu.
Praktikan memberikan topic tugas
yaitu mengenal tentang konseling
individu, kemudian meminta
pendapat anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
2 14 Februari
2013
09.15–
09.55
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
bimbingan
kelompok
Meningkatkan
kepercayaan
diri
Seluruh siswa mengerti tentang
cara meningkatkan kepercayaan
diri mereka.
Praktikan memberikan suatu topic
tugas yaitu tentang cara
meningkatkan kepercayaan diri
siswa kemudian meminta
pendapat anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
MINGGU : 3
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Februari 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Februari
239
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1 19 Februari
2013
12.30-
13.10
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
Bimbingan
kelompok
Perhatian Seluruh siswa mempunyai
perhatian tehadap layanan
konseling individu.
Praktikan memberikan topic tugas
yaitu perhatian terhadap konseling
individu, kemudian meminta
pendapat anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
2 21 Februari
2013
09.15–
09.55
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
bimbingan
kelompok
Membangkitkan
ketertarikan
siswa
Seluruh siswa mengerti dan
tertarik terhadap layanan
konseling individu.
Praktikan memberikan suatu topic
tugas yaitu membangkitkan
ketertarikan siswa dalam
mengikuti konse;ling individu
kemudian meminta pendapat
anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
MINGGU : 4
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Februari 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Februari
240
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1 26 Februari
2013
12.30-
13.10
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
Bimbingan
kelompok
Keinginan Seluruh siswa mempunyai
keinginan yang kuat untuk
mengikuti konseling individu.
Praktikan memberikan topic tugas
yaitu keinginan mengikuti
konseling individu, kemudian
meminta pendapat anggota
kelompok untuk
mendiskusikannya
2 28 Februari
2013
09.15–
09.55
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
bimbingan
kelompok
Meningkatkan
keyakinan
Seluruh siswa mengerti tentang
cara meningkatkan keyakinan siwa
dalam mengikuti konseling
individu.
Praktikan memberikan suatu topic
tugas yaitu tentang meningkatkan
keyakinan kemudian meminta
pendapat anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
MINGGU : 5
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Februari 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Februari
241
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1 5 Maret
2013
12.30-
13.10
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
Bimbingan
kelompok
Tindakan Seluruh siswa mempunyai tindakan
untuk mengikuti konseling
individu..
Praktikan memberikan topic tugas
yaitu tindakan siswa, kemudian
meminta pendapat anggota
kelompok untuk
mendiskusikannya
2 7 Maret
2013
09.15–
09.55
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Layanan
bimbingan
kelompok
Keterbukaan
diri
Seluruh siswa mengerti tentang
manfaat keterbukaan diri dan dapat
memanfaatkannya dengan baik.
Praktikan memberikan suatu topic
tugas yaitu tentang keterbukaan
diri kemudian meminta pendapat
anggota kelompok untuk
mendiskusikannya
MINGGU : 2
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Maret 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Maret
242
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. Tanggal
Kegiatan
∑
Jam
Pemb.
Sasaran
Kegiatan
Kegiatan
Layanan/
Pendukung
Materi
Kegiatan
Evaluasi
Hasil Proses
1. 8 Maret
2013
10.30–
11.10
WIB
ANK, DH,
ESW, GB,
HAK, IN,
MK, MW,
NS, RA
Aplikasi
Instrumentasi
Pengisian
skala
psikologis
(post test)
Seluruh siswa mengerjakan dengan
baik dan tenang
Peneliti menyebarkan skala
psikologis dan memberikan
petunjuk pada siswa untuk
mengerjakannya.
MINGGU : 2
PENELITI : TRI OKTAVIANTO SEKOLAH : SMP N 4 BATANG
KELAS : VII A
Batang, Maret 2013
Peneliti
Tri Oktavianto
NIM.1301408025
Mengetahui
Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd.
NIP. 197906112006042017
Bulan Maret
243
PERHITUNGAN WILCOXON
Perbedaan Tingkat Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Sebelum
dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
No. Nama
Pre-test Post-test Perbedaan
(%) % Krite
ria %
Krite
ria
1 ANK 95 44.81 R 155 73.11 T 28.3%
2 DH 97 45.75 R 148 69.81 S 24.06%
3 ESW 130 61.32 S 181 85.38 ST 24.06%
4 GB 78 36.79 SR 146 68.87 S 32.08%
5 HAK 80 37.74 SR 144 67.92 S 30.18%
6 IN 153 72.17 T 188 88.68 ST 16.51%
7 MK 133 62.74 S 164 77.36 T 14.62%
8 MW 96 45.28 R 158 74.53 T 29.25%
9 NS 154 72.64 T 185 87.26 ST 14.62%
10 RA 84 39.62 SR 156 73.58 T 33.96%
Rata-rata 51.89 R Rata-
rata 76.65 T 24.76%
Tabel Kerja Uji Wilcoxon
Kode
Responden
Pre-test
(X1)
Post-test
(X2)
Beda
(X2-X1)
Tanda Jenjang
Jenjang + -
ANK 95 155 60 6 6 0
DH 97 148 51 4,5 4,5 0
ESW 130 181 51 4,5 4,5 0
GB 78 146 68 9 9 0
HAK 80 144 64 8 8 0
IN 153 188 35 3 3 0
MK 133 164 31 1,5 1,5 0
MW 96 158 62 7 7 0
NS 154 185 31 1,5 1,5 0
RA 84 156 72 10 10 0
Jumlah 55 0
244
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon diperoleh
jumlah jenjang yang kecil atau Thitung nilainya adalah 55. Sedangkan Ttabel untuk n =
10 dengan taraf kesalahan 5 % nilainya adalah 8 Jumlah jenjang (55) > t tabel (8)
dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah
memperoleh layanan bimbingan kelompok.
TABEL HARGA-HARGA KRITIS DALAM TEST WILCOXON
N Tingkat signifikasi untuk test satu fihak
(One Tail Test)
0,025 0,010 0,005
Tingkat signifikasi untuk test satu fihak
(one tail test)
0,05 0,02 0,01
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0
2
4
6
8
11
14
17
21
25
30
35
40
46
52
59
66
73
81
89
0
2
3
5
7
10
13
16
20
24
28
33
38
43
49
56
62
69
77
0
2
3
5
7
10
13
16
20
23
28
32
38
43
49
55
61
68
245
PRE TEST SKALA MINAT
No Kode No item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 R-01 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 1 1 2 1 2 2 3 4 2 2 2 1 2
2 R-02 3 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 3 1 2 1 3 1 1 2
3 R-03 3 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 1 1 2 3 1 2 1 2 3 2 1 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2
4 R-04 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 3 2 1 2 3 1 2 1 3 2 1 2 3 1 3 1 2 3 2 3 2 2 2 1
5 R-05 4 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 1
6 R-06 4 3 2 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 4 4 1 3 3 4 4 2 1 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
7 R-07 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
8 R-08 3 2 2 1 1 1 3 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 1 3 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2
9 R-09 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1
10 R-10 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 1 1 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 1
11 R-11 3 4 3 3 2 2 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3
12 R-12 4 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 1 1 3 1 1 2 3 1 2 3
13 R-13 4 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 1 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 2
14 R-14 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3
15 R-15 4 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2
16 R-16 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1
17 R-17 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 1 2 3
18 R-18 3 2 4 2 3 1 3 1 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 3 3 1 1 3 3 1 3 1 3 3 1 2 2 2
19 R-19 4 2 3 3 2 2 1 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 4 2 3 1 2 2 3 2 2
20 R-20 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 2
21 R-21 3 2 1 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 1 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 3 1
22 R-22 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 3 2
23 R-23 2 1 4 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 3 3 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 1 2 1 3 2 1 2
24 R-24 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 1 3 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2
25 R-25 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 1 3 1 2 4 3 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3
26 R-26 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2
27 R-27 4 2 2 2 1 2 1 3 3 1 2 2 4 3 3 2 3 1 2 3 2 4 4 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 4
28 R-28 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3
29 R-29 2 1 4 3 1 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 2 2 1
30 R-30 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 3 1 3 3
31 R-31 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 1 3 2 1 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2
32 R-32 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
246
LANJUTAN PRE TEST SKALA MINAT
Jumlah % Skor Kriteria 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 4 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 4 3 1 2 3 103 48.584906 R AF L
1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 3 1 95 44.811321 R ANK L*
1 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 97 45.754717 R DH P*
2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 110 51.886792 R ES L
3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 130 61.320755 S ESW L*
2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 149 70.283019 T FAN P
1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 78 36.792453 SR GB L*
3 1 2 2 1 1 1 3 4 1 2 1 1 2 2 2 2 3 101 47.641509 R HAL L
1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 80 37.735849 SR HAK L*
3 4 3 4 2 1 2 3 3 1 2 1 2 2 1 2 2 3 125 58.962264 S IA P
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 153 72.169811 T IN P*
2 1 2 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 112 52.830189 R KN P
1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 111 52.358491 R LS P
4 3 3 4 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 1 3 3 152 71.698113 T MM L
2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 1 2 133 62.735849 S MK P*
2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 104 49.056604 R MZS L
2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 2 108 50.943396 R MKR L
3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 125 58.962264 S MHA L
4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 1 3 2 4 1 1 3 2 129 60.849057 S MPW L
3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 114 53.773585 R MUH L
2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 3 2 96 45.283019 R MW L*
3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 1 2 3 3 2 3 112 52.830189 R MUN L
2 1 3 2 3 2 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 106 50 R NP P
1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 3 2 105 49.528302 R NR P
1 3 2 1 2 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 4 3 3 125 58.962264 S NM P
2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 154 72.641509 T NS P*
1 2 2 3 1 4 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 129 60.849057 S RD P
1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 84 39.622642 SR RA P*
3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 112 52.830189 R DSD P
2 3 1 3 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 109 51.415094 R TB L
2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 4 2 2 2 129 60.849057 S UH P
2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 149 70.283019 T YA P
116.21875 54.820165
247
HASIL UJI PRE TEST PER INDIKATOR
No Kode Resp.
Perhatian terhadap konseling individu Jumlah % kriteria
Ketertarikan terhadap konseling individu jumlah % kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R-02 3 1 3 2 1 1 2 2 2 1 18 45.00 R 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 2 31 51.67 R
2 R-03 3 2 1 2 2 1 2 2 1 3 19 47.50 R 2 1 1 2 3 1 2 1 2 3 2 1 3 1 1 26 43.33 R
3 R-05 4 2 3 2 1 3 3 2 3 2 25 62.50 S 3 2 1 3 2 1 2 4 3 2 3 2 3 2 3 36 60.00 S
4 R-07 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 15 37.50 SR 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 1 24 40.00 SR
5 R-09 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 14 35.00 SR 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 1 26 43.33 R
6 R-11 3 4 3 3 2 2 4 2 3 4 30 75.00 T 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 42 70.00 S
7 R-15 4 2 3 1 3 2 3 3 2 2 25 62.50 S 3 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 40 66.67 S
8 R-21 3 2 1 2 1 2 1 3 2 1 18 45.00 R 3 2 2 1 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 2 27 45.00 R
9 R-26 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 31 77.50 T 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 46 76.67 T
10 R-28 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 20 50.00 R 1 1 2 1 1 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 25 41.67 R
215 53.75 R 323 53.83 R
Sangat Tinggi 0 0% Sangat Tinggi 0 0%
Tinggi 2 20% Tinggi 1 10%
Sedang 2 20% Sedang 3 30%
Rendah 4 40% Rendah 5 50%
Sangat Rendah 2 20% Sangat Rendah 1 10%
Keinginan mengikuti konseling individu jumlah % kriteria
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 2 3 1 2 1 3 1 1 2 17 42.50 R
2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 16 40.00 SR
2 3 4 2 3 2 2 3 2 1 24 60.00 S
2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 12 30.00 SR
2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 15 37.50 SR
3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 27 67.50 S
3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 26 65.00 S
1 3 1 2 1 2 1 2 3 1 17 42.50 R
3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 29 72.50 T
1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 14 35.00 SR
197 49.25 R
Sangat Tinggi 0 0%
Tinggi 1 10%
Sedang 3 30%
Rendah 2 20%
Sangat Rendah 4 40%
248
LANJUTAN HASIL UJI PRE TEST PER INDIKATOR
Keyakinan mengikuti konseling individu jum
lah %
krit
eria
Tindakan untuk mengikuti konseling
individu jum
lah %
krit
eria
Jumlah
Total
%
Total
Krite
ria
Total 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 16 36.36 SR 2 2 1 3 1 3 1 13 46.43 R 95 44.81 R
1 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 20 45.45 R 2 2 2 2 2 3 3 16 57.14 S 97 45.75 R
3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 26 59.09 S 3 3 2 2 4 2 3 19 67.86 S 130 61.32 S
1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 16 36.36 SR 2 2 1 1 1 2 2 11 39.29 SR 78 36.79 SR
1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 14 31.82 SR 1 1 3 2 1 1 2 11 39.29 SR 80 37.74 SR
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 35 79.55 T 3 2 3 3 3 3 2 19 67.86 S 153 72.17 T
2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 27 61.36 S 3 1 3 3 2 1 2 15 53.57 R 133 62.74 S
2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 3 22 50.00 R 1 2 1 2 1 3 2 12 42.86 R 96 45.28 R
2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 30 68.18 S 3 2 2 3 2 3 3 18 64.29 S 154 72.64 T
1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 15 34.09 SR 1 2 2 1 1 1 2 10 35.71 SR 84 39.62 SR
221 50.23 R 144 51.43 R 1100 51.89 R
Sangat Tinggi 0 0% Sangat Tinggi 0 0% 0
Tinggi 1 10% Tinggi 0 0% 5
Sedang 3 30% Sedang 4 40% 15
Rendah 2 20% Rendah 3 30% 16
Sangat Rendah 4 40% Sangat Rendah 3 30% 14
249
POST TEST SKALA MINAT
NO Kode Resp. No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 R-02 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4
2 R-03 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 R-05 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 R-07 2 3 2 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 2 3 2 4 3
5 R-09 3 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
6 R-11 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
7 R-15 4 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
8 R-21 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3
9 R-26 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
10 R-28 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 2
250
Jumlah % Kriteria
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 155 73.11 T
2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 148 69.81 S
4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 181 85.38 ST
3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 2 1 4 3 2 2 4 3 2 3 2 3 146 68.87 S
2 4 3 2 2 3 2 4 2 2 3 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 144 67.92 S
3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 188 88.68 ST
3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 164 77.36 T
2 4 2 3 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 4 3 3 158 74.53 T
4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 185 87.26 ST
3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 2 2 3 4 2 3 156 73.58 T
251
HASIL UJI POST TEST PER INDIKATOR
No Kode Resp.
Perhatian terhadap konseling individu jumlah % kriteria
Ketertarikan terhadap konseling individu jumlah % kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R-02 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 30 75.00 T 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 41 68.33 S
2 R-03 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 28 70.00 S 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 43 71.67 T
3 R-05 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 35 87.50 ST 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 51 85.00 T
4 R-07 2 3 2 4 4 2 3 3 3 2 28 70.00 S 3 3 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 42 70.00 S
5 R-09 3 3 3 2 4 3 3 2 2 4 29 72.50 T 3 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3 39 65.00 S
6 R-11 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36 90.00 ST 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 54 90.00 ST
7 R-15 4 2 4 3 3 2 4 3 2 3 30 75.00 T 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 47 78.33 T
8 R-21 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 29 72.50 T 3 4 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 2 4 47 78.33 T
9 R-26 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 36 90.00 ST 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 51 85.00 T
10 R-28 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 30 75.00 T 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 44 73.33 T
311 77.75 T 459 76.50 T
Sangat Tinggi 3 30% Sangat Tinggi 1 10%
Tinggi 5 50% Tinggi 6 60%
Sedang 2 20% Sedang 3 30%
Rendah 0 0% Rendah 0 0%
Sangat Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%
Keinginan mengikuti konseling individu jumlah % kriteria
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 30 75.00 T
2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 25 62.50 S
4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 33 82.50 T
2 3 2 4 3 3 3 4 2 4 30 75.00 T
3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 26 65.00 S
3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 34 85.00 T
3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 32 80.00 T
3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 31 77.50 T
4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 36 90.00 ST
4 2 3 4 2 3 2 3 4 3 30 75.00 T
307 76.75 T
Sangat Tinggi 1 10%
Tinggi 7 70%
Sedang 2 20%
Rendah 0 0%
Sangat Rendah 0 0%
252
LANJUTAN HASIL UJI POST TEST PER INDIKATOR
Keyakinan mengikuti konseling individu
jumlah % kriteria Tindakan mengikuti konseling individu
jumlah % kriteria Jumlah
Total
%
Total
Kriteria
Total 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 34 77.27 T 3 2 3 3 3 3 3 20 71.43 T 155 73.11 T
3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 31 70.45 T 3 2 3 4 3 3 3 21 75.00 T 148 69.81 S
4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 38 86.36 T 3 3 3 4 4 4 3 24 85.71 ST 181 85.38 ST
3 2 2 3 2 3 2 1 4 3 2 27 61.36 S 2 4 3 2 3 2 3 19 67.86 S 146 68.87 S
3 2 4 2 2 3 4 2 3 4 2 31 70.45 T 2 3 3 4 2 2 3 19 67.86 S 144 67.92 S
4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 39 88.64 T 3 4 3 4 3 4 4 25 89.29 ST 188 88.68 ST
2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 35 79.55 T 3 2 3 4 3 3 2 20 71.43 T 164 77.36 T
2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 30 68.18 S 2 3 4 2 4 3 3 21 75.00 T 158 74.53 T
4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 37 84.09 T 4 4 3 4 2 4 4 25 89.29 ST 185 87.26 ST
3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 33 75.00 T 3 2 2 3 4 2 3 19 67.86 S 156 73.58 T
335 76.14 T 213 76.07 T 1625 76.65 T
Sangat Tinggi 0 0% Sangat Tinggi 3 30% 3
Tinggi 8 80% Tinggi 4 40% 5
Sedang 2 20% Sedang 3 30% 15
Rendah 0 0% Rendah 0 0% 16
Sangat Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0% 14
253
Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu
No Responden Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu
1. ANK Kondisi awal minat mengikuti konseling individu sebelum
mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi
perhatian terhadap konseling individu pada kategori rendah,
ketertarikan terhadap konseling individu kategori rendah,
keinginan mengikuti konseling individu kategori rendah,
keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat
rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori
rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti
konseling individu termasuk dalam kategori rendah.
ANK termasuk siswa yang pendiam dan pemalu. Dia lebih
banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung, jika ditanya juga siswa cenderung malu untuk
menjawab. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan
ketiga setelah membahas materi kepercayaan diri pada pertemuan
kedua. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa
mengikuti layanan bimbingan kelompok menumbuhkan
pengetahuan baru mengenai layanan di BK, dan konseling
individu sangat penting bagi siswa untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Selain itu, siswa merasa senang dan gembira
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih
siswa untuk berbicara di depan umum dan pengalaman baru.
Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti konseling
individu dengan guru BK dan lebih berani dalam berpendapat.
Kondisi akhir minat mengikuti konseling individu setelah
mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi
perhatian terhadap konseling individu pada kategori tinggi,
ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang,
keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan
mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan
untuk mengikuti konseling individu kategori tinggi. Secara
keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling
individu termasuk dalam kategori tinggi.
2. DH Pada pertemuan pertama, DH belum mengalami
perkembangan pada aspek apapun karena DH merupakan
termasuk siswa yang pemalu dan mudah terpengaruh orang lain.
254
Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung. Pada pertemuan ketiga, terdapat aspek yang
mengalami peningkatan yaitu mengenai mulai mengenalnya DH
dan ada pehatian dari DH tentang konseling individu. Pada
pertemuan keempat, aspek yang mengalami perkembangan masih
sama dengan pertemuan sebelumnya. Namun, DH mulai aktif
berpendapat pada saat pertemuan kelima, dan perkembangan DH
merupakan yang paling lambat mengalami peningkatan di aspek
minat mengikuti konseling individu. Namun pada pertemuan yang
keenam sampai kedelapan siswa terlihat senang mengikuti
layanan bimbingan kelompok dan bisa menumbuhkan dinamika
kelompok bersama anggota kelompok lain. Dan pada pertemuan
tersebut semua aspek minat sudah mengalami perkembangan.
Hasil evaluasi akhir DH mengungkapkan bahwa mengikuti
bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai
konseling individu, tenyata konseling individu tidak hanya untuk
siswa yang bermasalah saja melainkan semua siswa yang
membutuhkan.
3. ESW Pada awal pertemuan ESW mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok dengan baik. Ia memberikan berbagai argumen tentang
pelaksanaan bimbingan kelompok, ESW adalah siswa yang paling
aktif diantara semua anggota kelompok, Ia juga sering
memberikan pendapat selama kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang
diam dan kurang memperhatikan kegiatan bimbingan kelompok,
ESW sering memberikan komentar-komentarnya sehingga
memunculkan dinamika dalam kelompok tersebut, selain itu juga
membuat teman-teman yang lain menjadi semangat dalam
mengikuti bimbingan kelompok dan memunculkan suasana
humoris dalam suasana kelompok. Dari pertemuan pertama
hingga terakhir ESW terlihat sangat menonjol dan menunjukkan
peningkatan semua aspek dalam minat mengikuti konseling
individu, aspek-aspek tersebut yaitu aspek perhatian terhadap
konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling individu,
keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti
konseling individu dan tindakan mengikuti konseling individu. Ia
sangat antusias mengikuti dari awal pembentukan hingga
pengakhiran kegiatan bimbingan kelompok, sehingga kemajuan
peningkatan minat konseling yang dialami ESW sangat pesat.
255
Selain itu, ESW juga merasa senang mengikuti bimbingan
kelompok karena menambah pengetahuan dan sudah dijelaskan
tentang berbagai macam materi sehingga ia merasa besar
manfaatnya mengikuti bimbingan kelompok. Dan ESW juga baru
mengetahui bahwa konseling individu sangat menarik dan
penting, sehingga ia berkomitmen akan mengikuti konseling
individu dengan guru BK.
4. GB Sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok, hasil pre
test menunjukkan bahwa tiap indikator meliputi perhatian
terhadap konseling individu pada kategori sangat rendah,
ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat rendah,
keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat rendah,
keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat
rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori
sangat rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat
mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat
rendah. GB merupakan siswa yang paling nakal diantara anggota
kelompok lain, namun ia mempunyai minat yang paling rendah
dalam mengikuti konseling individu. Pada pertemuan pertama
hingga ketiga GB masih cuek dengan kegiatan bimbingan
kelompok, ia mengikuti bimbingan kelompok tapi cenderung
diam dan asyik mengobrol sendiri dengan temannya. Namun pada
pertemuan keempat GB bisa berubah dan bisa mengikuti
bimbingan kelompok dengan baik, GB sudah mendengarkan
diskusi dalam kelompok dan sudah aktif dalam berpendapat.
Sebenarnya GB sudah pernah mengikuti konseling individu
namun karena dipanggil guru BK sehingga GB memandang
konseling individu kegiatan yang membosankan, namun setelah
mengikuti delapan kali pertemuan dalam bimbingan kelompok
GB menjadi sadar pentingnya konseling individu dan ingin
mengikuti konseling individu dengan guru BK namun atas
kemauan sendiri bukan karena dipanggil guru BK. GB merasa
senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah
minatnya dalam mengikuti konseling individu. Setelah mengikuti
layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil bahwa bimbingan
kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling
individu. Itu ditunjukkan dengan meningkatnya tiap indikator
meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori
sedang, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang,
256
keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan
mengikuti konseling individu pada kategori sedang, dan tindakan
untuk mengikuti konseling individu kategori sedang. Secara
keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling
individu termasuk dalam kategori sedang.
5. HAK HAK termasuk siswa yang pendiam dan pemalas. Dia lebih
banyak bermain sendiri saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung. HAK termasuk siswa yang sangat rendah minatnya
dalam mengikuti konseling individu. Pada awal-awal kegiatan
bimbingan kelompok HAK kurang antusias ikut bimbingan
kelompok, namun HAK tidak mengganggu temannya yang lain,
dan cenderung bermain sendiri. Namun HAK mulai aktif
berpendapat pada saat pertemuan ketiga. HAK sudah berani
mengungkapkan pendapatnya saat membahas materi, walaupun
masih malu-malu karena saat mengungkapkan argument HAK
lebih banyak memalingkan mukanya. Kemudian pada petemuan
keempat sampai keenam HAK sudah bisa menyesuaikan diri
dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teman-
temannya yang lain. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek
minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir HAK
sudah mengalami perkembangan dalam meningkatkan minat
mengikuti konseling individu. Hasil evaluasi akhir siswa
mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru dan yang paling penting
pengetahuan mengenai kegiatan konseling individu disekolah,
sebelumnya HAK tidak mengerti tentang layanan-layanan di BK,
namun setelah mengikuti bimbingan kelompok selain menambah
kepercayaan diri dalam berpendapat juga HAK berkomitmen
ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK untuk
mengatasi maslah yang sedang dihadapi HAK.
6. IN IN termasuk siswa yang aktif dan rajin. Namun IN masih
terlihat grogi dan takut pada pertemuan pertama, itu dibuktikan
dengan IN lebih banyak diam saat pertemuan pertama karena
layanan bimbingan kelompok baru pertama kali ia ikuti sehingga
masih grogi. Namun pada pertemuan kedua sampai pertemuan
kedelapan, Dia sudah aktif pada saat kegiatan layanan bimbingan
kelompok berlangsung. Hasil evaluasi akhir siswa
mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu
257
sehingga siswa bisa terpacu untuk antusias mengikuti konseling
individu disekolah. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok dan akan mencoba layanan
konseling individu karena IN ingin ada orang yang diajak
berkeluh kesah untuk mendengarkan masalahnya selain itu juga
kegiatan bimbingan kelompok berfungsi untuk berbagi
pengalaman kepada anggota kelompok yang lain.
Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok sebanyak 8
kali petemuan IN mengalami peningkatan dalam minat mengikuti
konseling individu yaitu mengenai tiap indikator yang mengalami
kenaikan dibandingkan sebelum mengikuti layanan bimbingan
kelompok meliputi perhatian terhadap konseling individu pada
kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu
kategori sangat tinggi, keinginan mengikuti konseling individu
kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada
kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu
kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat
minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori
sangat tinggi.
7. MK Pertemuan pertama MK belum ada aspek minat yang
berkembang, pada pertemuan awal MK sulit berkomunikasi.
Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua sudah ada
perkembangan pada aspek minat yaitu perhatian terhadap
konseling individu, MK masih nampak ragu-ragu dan enggan
berpendapat. MK termasuk kategori siswa yang pendiam. Dia
lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan
keempat. MK sudah mulai menikmati kegiatan bimbingan
kelompok dan berbaur dengan anggota kelompok lain. Pada
pertemuan kelima, aspek yang mengalami perkembangan masih
sama seperti pada pertemuan sebelumnya, namun terdapat aspek
lain yang mengalami perkembangan yaitu aspek ketertarikan
mengikuti konseling individu. Dan pada pertemuan terakhir semua
aspek minat sudah mengalami perkembangan. Sebelum mengikuti
bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu
pada MK termasuk dalam kategori sedang namun setelah
mengikuti bimbingan kelompok kondisi akhir MK dalam
mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti
ada peningkatan yang signifikan pada MK. Hasil evaluasi akhir
258
MK mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru dan juga menumbuhkan
keberanian untuk berbicara di depan umum. Komitmen yang akan
dilakukan adalah ingin mengikuti layanan konseling individu
dengan guru BK untuk cerita masalah yang sedang dihadapi.
8. MW Pada awal petemuan bimbingan kelompok MW kurang
tertarik mengikuti bimbingan kelompok, sampai pada pertemuan
ketiga MW masih sering kurang perhatian dan fokus dalam
mengikuti bimbingan kelompok. Sebenanya MW termasuk siswa
yang nakal dan suka menjahili teman. Dia lebih banyak sibuk
sendiri pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dan
ketika temannya ada yang berpendapat ia menggoda dan
mengejek temannya, namun kalau MW di beri pertanyaan ia diam
dan enggan menjawab. Setelah pertemuan keempat MW mulai
bisa menghilangkan kebiasaannya menjahili temannya. Dan
terlihat aspek mengingkatkan minat konseling individu pada diri
MW meningkat. Namun secara keseluruhan sampai pertemuan
kedelapan MW selalu mengikuti bimbingan kelompok dan terlihat
perkembangan yang baik pada aspek minat mengikuti konseling
individu pada MW, dari semula sebelum mengikuti bimbingan
kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MW
termasuk dalam kategori rendah namun setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu
berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang
signifikan pada MW. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan
bahwa mengikuti bimbingan kelompok menyenangkan karena
banyak permaianan baru, tahu makna pentingnya kegiatan
konseling individu. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk
berbicara di depan umum dan menambah pengetahuan baru.
9. NS NS termasuk siswa yang aktif dan siswa yang rajin. Dia
lebih banyak mendengarkan dan berpendapat pada saat kegiatan
bimbingan kelompok teknik. NS mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok dengan baik dari awal pertemuan hingga akhir
pertemuan dan NS tidak suka bergurau dengan temannya dan
memilih unuk memperhatikan pendapat dari anggota kelompok
lainnya. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa
mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru
dan pengalaman baru, NS baru pertama kali mengikuti bimbingan
259
kelompok dan ia merasa kegiatan bimbingan kelompok
menyenangkan. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin
lebih terbuka dengan orang lain sehingga NS ingin mengikuti
layanan konseling individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan
kelompok, NS mengalami peningkatan di setiap indikator meliputi
perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat tinggi,
ketertarikan terhadap konseling individu kategori tinggi,
keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi,
keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan
tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat
tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti
konseling individu termasuk dalam kategori sangat tinggi.
10. RA RA termasuk siswa yang pemalu namun RA antusias
mengikuti layanan bimbingan kelompok dari awal kegiatan. RA
terlihat masih grogi, tegang dan takut pada pertemuan pertama
saat bimbingan kelompok, RA lebih banyak diam pada saat
kegiatan bimbingan kelompok pertemuan pertama berlangsung
dan juga pada saat berpendapat dia hanya ikut ikutan menjawab
sama seperti teman yang lain, namun setelah membahas mengenai
kepercayaan diri pada pertemuan kedua, RA terlihat mulai aktif
memberikan pendapatnya dan tidak terlihat orang yang pemalu.
Banyak peningkatan aspek yang dialami RA. Pada pertemuan
kelima terjadi peningkatan pada aspek ketertarikan mengikuti
konseling individu. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek
minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir semua
aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir
siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok
menumbuhkan pengetahuan baru , meningkatkan percaya diri, dan
meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada RA.
Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok karena banyak permainannya. Komitmen yang akan
dilakukan adalah ingin lebih terbuka dalam berkomunikasi dan
ingin mengikuti konseling individu.
260
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN I
Hari/tanggal : Selasa, 12 Februari 2013
Topik : Mengenal tentang konseling individu
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang akan
dilakukan
1. ANK
Menambah
pengetahuan tentang
pengertian dan
tujuan konseling
individu
Lega dan senang Jika mendapatkan
masalah harus
menyerahkan diri
2. DH
Mengerti tentang
pengertian, tujuan
dan langkah-langkah
konseling individu
Senang Akan mencoba
mengikuti layanan
tersebut
3. ESW
Tahu tentang
pengertian dan
tujuan konseling
individu
Senang karena
mendapat
wawasan baru
Jikan\ mendapat
masalah yang berat
harus bercerita kepada
guru BK untuk
mendapat solusinya
4. GB Menjadi tahu factor Biasa saja Seperti yang dilakukan
setiap hari
5. HAK Bisa tahu tentang
konseling individu
Sangat lega sekali Belajar memdalami
konseling individu
6. IN Tahu tentang tujuan
dan pengertian
konseling individu
Senang Akan mencoba
mengikuti layanan
tersebut
7. MK
Dapat mengerti
tentang konseling
individu
Gembira Memberi saran kepada
teman, jika teman ada
masalah supaya cepat
selesai
8. MW Pemahaman tentang
tujuan konseling
individu
Senang dan lega Akan melakukan saran
yang diberikan
9. NS Mendapat
pengalaman baru
Senang Menyampaikan kepada
teman
10. RA
Mendapat informasi
baru
Senang, tegang,
takut
Memahami kegiatan
konseling
individu/menyampaikan
kepada teman
261
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN II
Hari/tanggal : Kamis, 14 Februari 2013
Topik : Meningkatkan kepercayaan diri
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK Memahami tentang
kepercayaan diri
Senang Berusaha untuk
tampil percaya diri
2. DH Mengerti arti percaya
diri
Senang dan
bahagia
Akan menambah
kepercayaan diri
3. ESW
Mengerti bagaimana
agar percaya diri
dalam melakukan
sesuatu
Senang Menunjukkan sikap
percaya diri
4. GB
Tahu tentang
pengertian, tips, dan
ciri-ciri orang yang
tidak percaya diri
Lega Meningkatkan
kepercayaan diri
5. HAK Tahu cara agar bisa
percaya diri
Bahagia Belajar untuk
percaya diri
6. IN
Mengerti tentang
pengertian, tips-tips,
fektor-faktor dan
gejala kepercayaan
diri
Ceria, bahagia, dan
senang
Ingin mencoba untuk
percaya diri
7. MK Pemahaman tentang
tips-tips kepercayaan
diri
Senang, ceria,
bahagia
Akan menambah
kepedean
8. MW Mendapatkan
wawasan baru
Senang Mencobanya
dirumah atau
disekolah
9. NS Tahu tips-tips
kepercayaan diri
Senang dan tambah
wawasan
Menceritakan ke
teman
10. RA
Percaya diri adalah
perilaku yang
menunjukkan
keyakinan pada
kemampuan dan
penilaian diri sendiri
Senang dan tegang Menceritakan ke
teman
262
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN III
Hari/tanggal : Selasa, 19 Februari 2013
Topik : Perhatian terhadap konseling individu
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK
Menambah
pengetahuan untuk
memusatkan
perhatian pada
konseling individu.
Senang Berusaha mencoba
cara memusatkan
perhatian pada
konseling individu
2. DH
Bisa mengetahui cara
memusatkan
perhatian pada
konseling individu
Senang Akan mencoba cara
memusatkan
perhatian tentang
konseling individu
3. ESW
Menjadi tahu cara
memusatkan
perhatian pada
konseling individu.
Senang dan gembira Berusaha akan
mencoba cara untuk
memusatkan
perhatian
4. GB Bisa tahu cara
memusatkan
perhatian
Senang Akan mencoba cara
untuk memusatkan
perhatian
5. HAK
Tahu cara
memusatkan
perhatian pada
konseling individu
Senang Mencoba cara untuk
memusatkan
perhatian
6. IN
Jadi mengerti cara
memusatkan
perhatian terutama
pada konseling
individu
Sangat senang Berusaha untuk
memusatkan
perhatian pada
konseling individu
7. MK Mengerti cara
memusatkan
perhatian
Senang Akan mencoba cara
memusatkan
perhatian
8. MW
Jadi mengerti cara
memusatkan
perhatian pada
konseling individu
Lega Akan lebih perhatian
terhadap konseling
individu
9. NS Jadi tahu cara
memusatkan
perhatian
Bahagia Saya akan mencoba
cara tersebut
10. RA Mengerti bagaimana
cara memusatkan
perhatian
Menyenangkan Akan mencoba cara
untuk memusatkan
perhatian
263
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN IV
Hari/tanggal : Kamis, 21 Februari 2013
Topik : Membangkitkan ketertarikan siswa
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK
Mengetahui tentang
cara membangkitkan
agar siswa tertarik
mengikuti konseling
individu
Senang dan gembira Memberi tahu
teman tentang
wawasan yang
didapat
2. DH
Tahu agar bisa tertarik
mengikuti konseling
individu
Merasa senang Memberi tahu
teman yang tidak
tertarik mengikuti
konseling individu
3. ESW
Mengerti cara yang
efektif meningkatkan
minat agar bisa
senang mengikuti
konseling individu
Senang Curhat kepada guru
BK jika mempunyai
masalah yang serius
4. GB
Siswa bisa dengan
sendirinya tertarik
dengan konseling
individu
Menyenangkan Akan tertarik
mengikuti konseling
individu
5. HAK
Mengetahui lebih
dalam tentang cara
agar siswa tertarik
mengikuti konseling
individu
Senang Akan mencoba apa
yang telah diajarkan
6. IN
Memahami tentang
cara agar bisa tertarik
ikut konseling
individu
Gembira .Siap mengikuti
konseling individu
jika mempunyai
masalah
7. MK Memambah wawasan
baru
Senang Bercerita ke teman
yang belum tahu
8. MW Pengetahuan
bertambah
Senang dan lebih
baik
Berusaha untuk
tertarik dengan
konseling individu
9. NS
Mengerti agar tertarik
untuk mengikuti
konseling individu
Senang Lebih tertarik
mengikuti konseling
individu dengan
guru BK
10. RA
Bisa tahu tentang cara
memanfaatkan minat-
minat yang dimiliki
agar bisa diarahkan
untuk mengikuti
konseling individu
Senang Akan lebih tertarik
dengan konseling
individu
264
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN V
Hari/tanggal : Selasa, 26 Februari 2013
Topik : Keinginan mengikuti konseling individu
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK
Menjadi tahu dan
paham mengenai cara
membangkitkan
keinginan
Senang Membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
2. DH
Mengerti bagaimana
cara membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
Senang Mencoba
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
3. ESW
Jadi paham bagaimana
membangkitkan
keinginan mengikuti
layanan konseling
individu
Senang Akan mencoba cara
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
4. GB Mengetahui mengenai
cara membangkitkan
keinginan
Ceria Akan menerapkan
apa yang telah
disampaikan
5. HAK
Jadi tahu gimana agar
menambah keinginan
mengikuti konseling
individu
Senang dan
bahagia
Akan
membangkitkan
keinginan untuk
mengikuti konseling
individu
6. IN
Bisa belajar
bagaimana cara
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
Sangat lega sekali Mencoba
membangkitkan
keinginan mengikti
konseling individu
7. MK
Menambah
pengetahuan
mengenai cara
membangkitkan
keinginan
Senang Akan mencoba cara
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
8. MW Jadi tahu dan paham
cara membangkitkan
keinginan
Senang Akan mencoba cara
tersebut
9. NS
Tahu bagaimana
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
Gembira Akan mencoba cara
membangkitkan
keinginan mengikuti
konseling individu
10. RA Bisa mengerti cara
membangkitkan
keinginan
Senang dan lega Mengikuti apa yang
telah disampaikan
265
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VI
Hari/tanggal : Senin, 28 Februari 2013
Topik : Meningkatkan keyakinan
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK Mengetahui tips
untuk menambah
keyakinan
Senang Akan menerapkan
apa yang telah
disampaikan
2. DH
Mengetahui ternyata
ada tips untuk
menambah keyakinan
mengikuti konseling
individu
Senang Akan mencoba tips-
tips untuk menambah
keyakinan mengikuti
konseling individu
3. ESW
Tahu apa itu
keyakinan mengikuti
konseling individu
Senang Menambah
keyakinanan saya
dalam mengikuti
konseling individu
4. GB
Dapat mengetahui
tips keyakinan dalam
mengikuti konseling
individu
Ceria Akan mencoba lebih
yakin untuk
mengikuti konseling
individu
5. HAK
Paham agar saya
yakin dalam
mengikuti konseling
individu
Senang dan
bahagia
Berusaha untuk yakin
mengikuti konseling
individu
6. IN
Keyakinan mengikuti
konseling individu
saya bertambah
Sangat senang Akan menjadi lebih
yakin dalam
mengikuti konseling
individu
7. MK Memahami tips agar
lebih yakin mengikuti
konseling individu
Gembira Belajar mengikuti
tips-tips yang telah
diajarkan
8. MW Mengetahui tentang
menambah keyakinan
Senang Menyampaikan
kepada teman yang
belum tahu
9. NS Saya yakin mengikuti
konseling individu
Senang Berpikir agar tambah
yakin mengikuti
konseling individu
10. RA
Dapat mengetahui
tips tentang
menambah keyakinan
ikut konseling
individu
Senang dan lega Mengikuti apa yang
telah disampaikan
266
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VII
Hari/tanggal : Selasa, 5 Maret 2013
Topik : Tindakan mengikuti konseling individu
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK
Tindakan mengikuti
konseling individu
dapat menambah
pengetahuan dan
pengalaman
Gembira dan
senang
Ingin mencoba
konseling individu
dengan guru BK
2. DH Konseling individu
sangat penting bagi
kita
Merasa senang Melakukan
konseling individu
dengan guru BK
3. ESW
Tindakan mengikuti
konseling individu
harus dicoba siswa
disekolah
Sangat senang Akan ikut konseling
individu
4. GB Mengetahui tentang
pentingnya ikut
konseling individu
Senang Berusaha ikut
konseling individu
5. HAK
Kegiatan konseling
individu disekolah
dapat mengurangi
masalah siswa
Senang Mengikuti konseling
individu disekolah
6. IN
Tindakan mengikuti
konseling individu
sebaiknya diikuti
siswa dengan ikhlas
Senang Mengajak teman
agar ikut konseling
individu jika punya
masalah
7. MK Pentingnya tindakan
mengikuti konseling
individu
Senang dan ceria Menceritakan
masalah saya kepada
guru BK
8. MW
Jika mendapat
masalah yang tidak
bisa diselesaikan
sendiri sebaiknya ikut
konseling individu
Senang Jika ada masalah
yang berat curhat
dengan guru BK
9. NS
Konseling individu
tidak hanya dipahami
tetapi juga harus
dicoba
Senang Melakukan tindakan
mengikuti konseling
individu
10. RA
Berusaha ikut
konseling individu
dengan kemauan saya
sendiri
Senang Akan mengikuti
konseling individu
267
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VIII
Hari/tanggal : Kamis, 7 Maret 2013
Topik : Keterbukaan diri
No. Responden Pemahaman Perasaan Tindakan yang
akan dilakukan
1. ANK
Bersikap terbuka
akan memudahkan
seseorang melakukan
komunikasi
Senang Belajar terbuka
kepada orang lain
2. DH
Menerapkan sikap
terbuka penting agar
kita tidak menjadi
pribadi yang tertutup
Bahagia dan ceria Mengembangkan
sikap terbuka diri
3. ESW
Sudah seharusnya
kita terbuka kepada
orang lain dengan
jujur apa adanya
Senang Berusaha untuk tidak
menjadi pribadi yang
tertutup
4. GB
Bersikap terbuka
berarti memberikan
informasi tentang diri
sendiri pada orang
lain
Senang Berusaha untuk
membuka diri kepada
orang lain
5. HAK Mengetahui tentang
pentingnya
keterbukaan diri
Gembira Menunjukkan sikap
membuka diri
6. IN
Dengan terbuka dapat
mengurangi rasa
malu dan
meningkatkan
penerimaan diri
Senang karena
mendapatkan
wawasan tambahan
Introspeksi diri.
7. MK Menunjukkan sikap
membuka diri
terhadap orang lain
Senang dan lega Belajar untuk terbuka
kepada orang lain
8. MW
Bisa terbuka kepada
orang lain dan bisa
menerima kondisi diri
sendiri
Senang Belajar terbuka pada
orang lain bila
mempunyai masalah
9. NS
Berbagi dengan orang
lain mengenai diri
memberikan kondisi
psikologis yang
meringankan
Senang Berusaha bersikap
terbuka diri agar bisa
menceritakan sumua
masalah saya
10. RA
Keterbukaan diri
sangat penting bagi
diri kita
Senang dan lega Akan bersikap lebih
terbuka dan tidak
menjadi pribadi yang
tertutup
268
Dokumentasi
269
270
271