jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu...

82
UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU DI SDN MERUYA SELATAN 01 PAGI JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1) Oleh: MELLY AMALIA 1810011000085 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014

Upload: tranngoc

Post on 13-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

UPAYA ORANG TUA

DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

DI SDN MERUYA SELATAN 01 PAGI JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh:

MELLY AMALIA1810011000085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz ash-Shani’, binti Hanna. Mendidik Anak Agar Terbiasa Shalat,Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2008.

Albari, Subhan Husain. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011.

Ardani,. Fikih Ibadah Praktis. Jakarta: Gaya Medika Pratama, 2000

Bina, Ahda. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat, Cepat Hafal Al-Qur’an, danBerbakti kepada Orang Tua. Surakarta: Ahad Books, 2013.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2009.

Cowan, Milton. Hans Wehr A Dictionary Of Modern Written Arabic. London:Otto Harrassowitz. 1979.

Daradjat, Zakiyah dkk. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang.1983.

Djamarah,. Syaiful Bahri. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta,2002.

Gunawan, Adi. Kamus Lengkap Inggris - Indonesia. Surabaya: Kartika, 2002.

Ismail Al-Muqaddim, bin Muhammad bin Ahmad. Masihkah Engkau BeraniMeninggalkan Shalat. Solo: Kafilah Publishing. 2013.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga Pusat Bahasa DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Kamus Umum Bahasa Indonesia/Susunan W.J.S Poerwadarminta diolah kembalioleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Edisi III, Cetakanke-7. Jakarta: Balai Pustaka. 2010.

Muathi, Mustafa Abul. Ingin Anak Anda Rajin Shalat?. Jogjakarta: PT. AqwamMedia Profetika, 2012

Noer,Jefri. Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Bermoral MelaluiShalat yang Benar, Jakarta: Kencana, 2006.

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

Nursyamsudin, M.Ag. Fiqih. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam DepagRI. 2009.

Ritonga, Dr. A. Rahman dkk. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2002.

Semiawan, Prof. Dr. Conny. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PTIndeks,2008.

Sujiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada,2006.

Usman, Dr. Husaini M.Pd. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara,1996.

Wasito, Drs. Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama. 1993.

Zurinal, dkk. Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2008.

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : MELLY AMALIA

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 30 Agustus 1988

NIM : 1810011000085

Jurusan / kelas : P.A.I / C

Alamat : Jl. I kebon jeruk rt.008 rw.01 no.63b jakarta barat 11530

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi ini yang berjudul Upaya Orangtua dalam Mensukseskan

Pelaksanaan Shalat 5 Waktu di SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat

adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen pembimbing : Drs. Anshori, M.A

NIP : 195704061994031001

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Jakarta, 07 September 2014

Yang Menyatakan

MELLY AMALIA

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

iii

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

iv

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

v

ABSTRAK

Upaya Orangtua dalam Mensukseskan Pelaksanaan Shalat 5 Waktu Di SDNMeruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat.

Kata Kunci : Upaya Orang Tua, Pelaksanaan Shalat 5 Waktu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya orang tua dalammensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu di SDN Meruya Selatan 01 Pagi jakartabarat. Obyek penelitian ini yaitu wali murid SDN Meruya Selatan 01 Pagi JakartaBarat. Penelitian ini diharapkan berguna untuk para orangtua murid maupunsekolah agar menjadi acuan bagaimana penting pendidikan agama khususnyapendidikan shalat bagi anak-anak dalam membentuk kepribadian anak yangberahlak mulia.

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analis denganmengumpulkan data, mendeskripsikan data dan mengalisa data mengenaiberbagai upaya orangtua terhadap pendidikan shalat yang diterapkan kepada anak-anaknya.

Pengumpulan data dengan cara menyebar angket sebanyak 15 pertanyaankepada responden terpilih dari populasi 113 siswa. Penulis mengambil 50 orangyang dijadikan sampel dan sebagai obyek utama..

Hasil penelitian menunjukkan upaya-upaya orangtua dalam pelaksanaanshalat bagi anak, diantaranya membimbing anak sejak usia dini, mengingatkandan menegur anak pada waktu shalat serta pujian bagi anak yang sudahmelaksanakan shalat, menujukkan hasil yang positif. Hal tersebut menunjukkanbahwa orangtua sangat berperan dalam pelaksanaan shalat anak-anaknya.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, penulis sanjungkan kehadirat Allah SWT. Dengan

segala rahmat dan hidayah-Nya, membukakan jalan kemudahan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA ORANGTUA DALAM

MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU DI SDN

MERUYA SELATAN 01 PAGI JAKARTA BARAT”. Sholawat dan salam

penulis sampaikan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta para

keluarganya, sahabatnya sampai kepada kita selaku umatnya, dan semoga syafaat

yang sangat didambakan umat manusia akan kita dapati pada hari yang sangat

menentukan itu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan

kekhilafan dalam skripsi ini, baik yang berupa tulisan maupun hasil dari penelitian

yang tertuang didalamnya. Ini semua karena keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki.

Ada banyak bantuan dan peran dari semua pihak yang sangat berarti di

dalam penulisan skripsi ini, karena peran serta dan bantuan mereka penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Maka, dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Nurlena, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Anshori LAL, M.A., Dosen Pembimbing Skripsi.

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

vii

5. Kepada seluruh dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah mendidik penulis selama menempuh masa pendidikan.

6. Abah dan mamah, serta kakak dan adik yang telah memberikan doa,

perhatian, dan kasih sayangnya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepada seluruh saudara, sahabat dan teman, khususnya teman

seperjuangan Dual Mode System Kelas PAI/C karena telah memberikan

bantuan/dukungan/ serta saling mendoakan untuk kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jakarta, 07 September 2014

Penulis

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ......................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGAN ...............................................iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .....................................................................iv

ABSTRAK .............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...............................................................................6

C. Pembatasan Masalah ..............................................................................7

D. Perumusan Masalah …..............….........................................................7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................7

F. Kegunaan Penelitian ……………........…………...................................7

BAB II. KERANGKA TEORI

A. Upaya Orang Tua

1. Pengertian upaya.........................................................................9

2. Pengertian dan Peran orang tua ................................................10

3. Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak .........................16

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

ix

B. Mensukseskan Pelaksanaan Shalat 5 Waktu

1. Pengertian sukses ..................................................................... 21

2. Pengertian shalat .......................................................................21

3. Proses pendidikan shalat bagi anak ...........................................25

C. Kerangka Berfikir .................................................................................27

D. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................33

B. Metode Penelitian .................................................................................33

C. Populasi dan Sampel .............................................................................33

D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................34

E. Pengolahan Data dan Analisa ...............................................................36

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ......................................................................................39

B. Analisa Data .........................................................................................55

C. Penafsiran Data/Interpretasi Data .........................................................56

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................59

B. Saran .....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................61

LAMPIRAN

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

x

Daftar Tabel

1. Tabel 3.1 kisi-kisi angket tentang upaya orang tua dalam

mensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu .......................36

2. Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Penganut Agama ....................... 42

3. Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 43

4. Tabel 4.3 Pekerjaan Responden ....................................................... 43

5. Tabel 4.4 Membimbing Anak Shalat Sejak Usia Dini ..................... 45

6. Tabel 4.5 Mengontrol Anak Terhadap Pendidikan Agama Islam .... 46

7. Tabel 4.6 Mengingatkan Anak, Bila Waktu Shalat Telah Tiba ....... 47

8. Tabel 4.7 Menegur Anak Yang Tidak Shalat ................................... 48

9. Tabel 4.8 Kebiasaan Orangtua Melaksanakan shalat 5 waktu.......... 48

10. Tabel 4.9 Pujian Terhadap Anaknya Yang Shalat Penuh 5 Waktu .. 49

11. Tabel 4.10 Mengajak Anak Shalat Berjamaah Ke Masjid Atau

Musalla ............................................................................. 50

12. Tabel 4.11 Shalat Berjamaah Bersama Keluarga ............................... 51

13. Tabel 4.12 Membimbing Shalat Terhadap Anak-Anak ..................... 52

14. Tabel 4.13 Membangunkan Anak Untuk Shalat Subuh ..................... 52

15. Tabel 4.14 Laporan Orangtua Kepada Guru Pendidikan Agama Islam

Tentang Anak Yang Tidak Shalat .................................... 53

16. Tabel 4.15 Menyediakan Tempat Shalat Di Rumah .......................... 54

17. Tabel 4.16 Perlengkapan Shalat Di Rumah ....................................... 54

18. Tabel 4.17 Penyediaan Buku-Buku Yang Berkaitan Dengan Shalat...55

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

xi

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Oleh karena itu, orang tua

perlu memberikan pendidikan shalat kepada anaknya sejak kecil agar dewasa

nanti mereka dapat mengamalkannya sendiri dan dapat bertanggung jawab atas

kewajibannya.

“Shalat dalam Islam apabila ditelusuri dalam Alquran dan Hadist

mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.

Shalat merupakan tiang agama Islam. Islam tidak dapat tegak kecuali dengan

shalat.”1 Hal ini dijelaskan Rasullullah SAW, dalam hadis berikut ini:

الصالة عماد :عن أيب هريـرة رضي اهللا عنه قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ين ومن تـركها فـقد هدم ين فمن اقامها فـقد اقام الد الدين الد

)رواه البخارى ومسلم(Artinya : “Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW

bersabda: “Shalat merupakan tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya,

maka sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang

menghancurkannya, maka ia telah menghancurkan agama”. (HR. Bukhari dan

Muslim).

Cara mengajarkan anak untuk beribadah shalat sejak kecil memang

gampang gampang susah. Apalagi jika kita adalah keluarga baru dan baru

memiliki anak pertama. Selain faktor tersebut, fakta bahwa anak anak tidak bisa

1 Zurinal, dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2008, hlm. 66

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

2

dikerasi dan juga anak anak memang lebih suka bermain akan membuat proses

mengajarkan beribadah menjadi sedikit lebih sulit.

Sebagaimana peribahasa, buah jatuh memang tidak akan jauh dari

pohonnya. Jadi jika orang tua mengajarkan yang baik baik serta memberikan

contoh untuk beribadah dengan rajin dan taat. Maka tentulah hal tersebut akan

dicontoh oleh sang anak sehingga anak kita juga akan mulai belajar untuk

beribadah sejak dini.

Namun, meskipun para orang tua sudah mengerti bagaimana cara

mengajarkan anak untuk ibadah shalat sejak kecil. Terkadang hal ini tetap saja

menjadi masalah dan kita akan mendapati fakta bahwa anak kita akan tetap susah

diajak untuk beribadah shalat.

Salah satu tugas penting orang tua adalah memperkenalkan kemukjizatan

shalat terhadap anak sedini mungkin. Sehingga seorang anak betul-betul mengerti

dan paham tentang manfaat dari shalat yang dikerjakan.

Shalat merupakan aktifitas seorang muslim dalam rangka menghadapkan

wajahnya kepada Allah, Dzat yang maha suci. Shalat yang dilakukan secara tekun

dan konsisten dapat menjadi alat pendidikan rohani yang efektif dalam

memperbarui dan memelihara jiwa manusia serta memupuk pertumbuhan

kesadaran.

Shalat menjadikan manusia bersikap disiplin, pandai menghargai waktu,

dan teratur dalam menjalani hidup. Kewajiban shalat lima waktu dalam sehari

semalam (24 jam) akan membimbing manusia yang menjadi pribadi yang mampu

menghargai dan menghormati waktu. Sehingga, ia tidak mudah menghamburkan

waktu untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.2

Upaya membentuk kepribadian anak dalam naungan islam memang sering

mengalami kendala. Perlu disadari, betapapun besar dan beratnya kendala yang

terjadi, namun orang tua harus menghadapinya dengan sabar serta menjadikan

kendala-kendala tersebut sebagai tantangan dan ujian.

2 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011, hlm. 27

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

3

Setidaknya, ada dua kendala dan tantangan dalam mendidik anak, yakni

tantangan yang bersifat internal dan tantangan yang bersifat eksternal. Sumber

tantangan internal yang utama adalah orang tua, misalnya ketidakcakapan orang

tua dalam mendidik anak atau ketidakharmonisan suasana rumah tangga.

Tantangan atau kendala eksternal bisa saja bersumber dari lingkungan

rumah tangga, misalnya interaksi dengan teman bermain dan kawan sebayanya, di

samping itu peran media massa sangat berpengaruh terhadap perkembangan

tingkah laku atau kepribadian anak. Adapun bahaya meninggalkan shalat yang

harus orang tua tanamkan dalam diri anak yaitu dengan mengetahui bahaya apa

saja yang akan terjadi bila meninggalkan shalat. Barang siapa yang (sengaja)

meninggalkan solat fardhu lima waktu, diantaranya:

Subuh Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama

60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun).

Dhuhur -Dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.

Asar -Dosa seperti menghacurkan Ka’bah.

Maghrib -Dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.

Isya’ -Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan

sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan

menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah

berdosa kepada Allah Ta’ala”.

Meninggalkan shalat akan membuat hati menjadi gelap dan wajah pun

tampak menjadi murung. Ketaatan yang melahirkan kedamaian dalam hati adalah

cahaya. Kemaksiatan yang membuat hati tidak tentram adalah kegelapan. Jika hati

semakin gelap, maka jiwa akan semakin terjerat dalam kegalauan. Pada akhirnya,

seseorang yang meninggalkan shalat akan tersesat tanpa disadarinya.3

3Muhammad bin Ahmad bin Ismail Al-Muqaddim. Masihkah Engkau BeraniMeninggalkan Shalat. Solo: Kafilah Publishing. 2013.h. 158

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

4

Akibatnya, dijauhi oleh sesama manusia. Segala keberkahan pun kemudian

menjauh dari dirinya. Kepribadiannya pun semakin dekat dengan setan, karena

telah menjauh dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang seperti itu

menjadi lebih senang berdekatan dengan orang-orang yang mempunyai

kepribadian yang kasar dan keras, serta pasti lalai untuk mengingat Allah.

Hasilnya hanya menjadi orang-orang yang merugi.

Jika seseorang berakal sehat, maka akan memilih cara hidup yang

dipraktikkan oleh para Nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada’, dan orang-

orang yang saleh. Sedangkan orang yang kurang akalnya, pasti akan memilih

praktik hidup orang yang dimurkai dan dilaknat oleh Allah. Artinya, lebih

memilih jalan ke neraka.

Banyak sekali orang yang meninggalkan shalat tidak merasa bahwa

mereka berdosa dan tidak menyadari bahwa siksaan Allah menanti mereka.

Ketahuilah, bahwa siksaan yang paling dahsyat adalah yang dirahasiakan, siksaan

ini disembunyikan dari orang yang akan disiksa.

Orang yang seperti itu tidak akan menyadari karena bagaikan seorang yang

sedang mabuk, sehingga tidak menyadari adanya bahaya yang mengancamnya.

Oleh sebab itu, tidak merasa butuh untuk berusaha bebas dari siksaan. Orang yang

berpaling dari Allah, maka diancam dengan penghidupan yang sempit.

Barang siapa yang menyia-nyiakan shalat, maka Allah akan menyia-

nyiakannya, menghinakannya, dan menjadikan setan dapat menguasai dirinya.

Setan terus menguasainya dimana saja dia berada. Hatinya yang sakit menjadi

tempat yang nyaman bagi setan. Oleh sebab itu, tidak akan memperoleh

keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. 4

Orang tua mempunyai langkah-langkah dalam memerintahkananak untuk shalat dengan memperkenalkan hal-hal yang menjadikewajiban bagi setiap seorang muslim, menggunakan tangan untuk segerake kamar mandi agar berwudu. Terkadang memerlukan tindakan pukulan

4Muhammad bin Ahmad bin Ismail Al-Muqaddim. Masihkah Engkau BeraniMeninggalkan Shalat. Solo: Kafilah Publishing. 2013.h. 174

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

5

yang mendidik, untuk anak yang berusia 10 (sepuluh) tahun. Sebagaimanalangkah untuk tidak bicara kepada anak yang tidak mau shalat. Itumerupakan langkah efektif, khususnya untuk mereka yang memilikikepribadian yang lembut.5

Jika anak hidup di lingkungan yang baik dalam keluarga yang

menegakkan shalat, maka dari itu kita akan memdapati bahwa anak tersebut

menirukan kedua orang tuanya dalam shalat mereka berdua. Dimulai dari sinilah,

masa pertama dalam pendidikan shalat pada anak dimulai, yaitu masa meniru.

Masa meniru adalah masa yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan

anak-anak. Berbagai perbuatan pada masa meniru ini akan tertanam dalam diri

anak dan ia tumbuh dengannya. Masa itu bagaikan dasar dalam pendidikan shalat

pada dirinya. Masa meniru ini dimulai dalam kehidupan anak, kira-kira ketika

berumur dua tahun.

Hal ini bisa diperhatikan dengan peniruan anak terhadap ayah atau ibunya

pada saat shalat dan mempraktikkannya dengan gerakan-gerakan yang serupa

dengan apa yang diperbuat oleh ayah dan ibunya. Ketika anak menjadi besar dan

tumbuh lebih dewasa, peniruannya lebih sempurna hingga akhirnya memasuki

fase selanjutnya, yaitu masa pengajaran.

Masa pengajaran dimulai sejak anak berusia tujuh tahun.6 Sang pendidik

Rasulullah SAW telah menjelaskan hal ini. Beliau bersabda:

ه قال عن عمروبن ش قال رسول اهللا صلى اهللا عليه و : عيب عن أبيه عن جدها, مرواأوالدكم باصالة وهم أبـناء سبع سنني : سلم وهم , واضربـوهم عليـ

)رواه ابوداود. (أبـناءعشر

5 Hanna binti Abdul Aziz ash-Shani’, Mendidik Anak Agar Terbiasa Shalat, Jakarta:Akbar Media Eka Sarana, 2008, hlm. 67.

6Mustafa Abul Muathi. Ingin Anak Anda Rajin Shalat?. Jogjakarta: PT. Aqwam MediaProfetika, 2012 h. 58

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

6

Artinya: Dari ‘Amr bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya

berkata, Rasulullah saw bersabda : “perintahkanlah shalat kepada anak-

anakmu pada usia tujuh tahun dan pukul mereka karena meninggalkan

shalat pada usia sepuluh tahun.”(HR. Abu Dawud)

“Pada taraf awal, tujuan pendidikan shalat bagi anak-anak adalah agar

mereka terbiasa melaksanakan shalat. Oleh karena itu, pendidikan shalat mereka

sejak kecil harus mendapat perhatian yang baik. Pepatah lama mengatakan:

“belajar di waktu kecil ibarat melukis di atas batu. Belajar di waktu besar ibarat

melukis di atas air.”7

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peranan orang

tua sangat penting untuk membantu siswa dalam mempraktekkan dan

mengamalkan shalat, karena waktu di rumah lebih banyak dari pada waktu di

sekolah. Oleh sebab itu penulis terdorong untuk mengadakan penelitian secara

ilmiah dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :

“Upaya Orang Tua Dalam Mensukseskan Pelaksanaan Shalat 5 Waktu di

SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat”

B. Identifikasi Masalah

Dari judul diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai

berikut:

1. Banyaknya anak peserta didik yang tidak bisa melaksanakan shalat 5

waktu ketika di sekolah.

2. Banyaknya anak peserta didik yang belum bisa mendisiplinkan

melaksanakan shalat 5 waktu ketika di sekolah.

3. Banyaknya anak peserta didik yang tidak peduli dalam melaksanakan

shalat 5 waktu ketika di sekolah

7 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011, hlm. 87

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

7

4. Kendala dalam pelaksanaan ibadah pada anak dalam kehidupan sehari-

hari

5. Upaya orang tua terhadap pelaksanaan shalat 5 waktu bagi anaknya

dalam kehidupan sehari-hari

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan materi skripsi tersusun dengan sistematis, maka perlu

diadakan pembatasan masalah, yaitu : Upaya orang tua terhadap pelaksanaan

shalat 5 waktu bagi anaknya dalam kehidupan sehari-hari yang di batasi dari

jumlah peserta didik kelas II sampai kelas VI tahun ajaran 2013-2014 di SDN

Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi dan pembatasan masalah di atas,

maka permasalahan yang terkandung dalam penelitian ini dapat dirumuskan

menjadi : “Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam

mensukseskan pelaksanaan pendidikan shalat 5 waktu dalam kehidupan sehari-

hari bagi anak SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat”.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui upaya orang tua dalam mensukseskan pelaksanaan

shalat 5 waktu di SDN Meruya Selatan 01 Pagi jakarta barat.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini sedikit banyaknya dapat memberikan kontribusi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan anak

2. Hasil penelitian ini sebagai langkah awal dan dapat ditindaklanjuti oleh

peneliti berikutnya

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

8

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan acuan bagi

orang tua dalam melakukan pengarahan dan bimbingan shalat terhadap

anak-anaknya.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

9

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Upaya Orang Tua

1. Pengertian upaya

“Upaya adalah usaha; akal; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan mencari jalan keluar.”8 Upaya juga diartikan sebagai

usaha untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang bertujuan.

Sedangkan arti upaya menurut kamus umum bahasa indonesiasusunan W.J.S Poerwadarminta yaitu: usaha; ikhtiar (untuk mencapaisuatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb); dayaupaya: -- menegakkan keamanan patut dibanggakan; ber·u·pa·ya vmencari upaya (akal); berusaha; berikhtiar: ia harus ~ meningkatkanprestasinya; meng·u·pa·ya·kan v mengusahakan; mengikhtiarkan;melakukan sesuatu untuk mencari akal (jalan keluar dsb): Amerika Serikatbersedia ~ perundingan untuk perdamaian dunia; ter·u·pa·ya v dapatdiupayakan: tidak ~ , tidak sanggup; peng·u·pa·ya·an n proses, cara,perbuatan mengupayakan; se·u·pa·ya-u·pa·ya, se·u·pa·ya-u·pa·ya·nyaadv sedapat-dapatnya; sebisanya.9

Upaya yang dimaksud penulis disini adalah bentuk upaya orang tua untuk

mensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian upaya orang tua adalah usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam

mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga Pusat Bahasa Departemen PendidikanNasional. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. h. 1250.

9 Kamus Umum Bahasa Indonesia/Susunan W.J.S Poerwadarminta diolah kembali olehPusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Edisi III, Cetakan ke-7. Jakarta: Balai Pustaka.2010. h. 1345.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

10

2. Pengertian dan Peran orang tua

Dalam penggunaan Bahasa Inggris, istilah orang tua dikenal dengan

sebutan “parent”.10 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah orang tua

diartikan:

a. Ayah dan ibu kandung

b. Orang-orang tua atau orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan

sebagainya)

c. Orang-orang yang dihormati (disegani).

Sedangkan dalam Bahasa Arab, istilah orang tua dikenal dengan sebutan

الوالدين “ ” (al-waalidaen).11 Orang tua adalah pria dan wanita yang berjanji

dihadapan Allah SWT dalam pernikahan untuk hidup sebagai suami istri dan siap

sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang

dilahirkannya. Ini berarti bahwa pria dan wanita yang terikat dalam pernikahan

siap sedia untuk menjadi orang tua.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya “Ilmu JiwaAgama”,

menyebutkan bahwa orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup

anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi anak.

Orang tua adalah menjadi kepala keluarga; keluarga adalah sebagai

persekutuan hidup terkecil dari masyarakat negara yang luas. Pangkal

ketentraman dan kedamaian hidup adalah terletak dalam keluarga. Keluarga harus

mendapat pimpinan ayah dan ibu sebagai kepala dwitunggal yang mempunyai

tanggung jawab, atas demikian juga Islam memerintahkan kepada orang tua untuk

berlaku sebagai kepala dan pemimpin kekeluarganya.

10 Adi Gunawan. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Surabaya: Kartika, 2002. h.27411 J Milton Cowan. Hans Wehr. .London: Librairie du Liban, 1980. h.1098

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

11

Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa orang tua adalah sepasang

suami istri yang terkait secara pernikahan kemudian mempunyai beberapa

keturunan (anak), untuk selanjutnya disebut sebagai pemimpin bagi anak-

anaknya, serta melaksanakan tugas untuk memberi pengarahan sampai mereka

dewasa dan hidup mandiri.

Peran orang tua dalam mendidik anak sangat penting, mengasuh dan

membimbing anak-anak mereka untuk mencapai tahapan tertentu. 12Peran orang

tua adalah sebagai penyelamat anak dunia dan akhirat, khususnya dalam

menumbuhkan niat agar anak sadar akan betapa pentingnya shalat bukan tugas

yang ringan.

Dalam pembahasan ini, penulis akan menjelaskan tiga peranan orang tua

dalam mendidik anak, yaitu:

a. Peran orang tua sebagai suri tauladan

Seringkali anak cenderung memandang orang tua sebagai model dalam

melakukan peran sebagai orang tua, sebagai suami atau istri, atau model hidup

sebagai anggota masyarakat, oleh sebab itu untuk membawa anak kepada

kedewasaan, orang tua harus memberi teladan yang baik karena anak suka

meniru apa yang dilakukan orang tua.13

Orang tua yang shaleh merupakan contoh suri tauladan yang baik bagi

perkembangan anak, jiwa, pribadi, maupun pembentukan perilaku anak.

Apabila orang tua membiasakan diri untuk berperilaku dan berakhlak baik,

taat kepada Allah, menjalankan syariat agama, serta memiliki jiwa sosial,

maka dalam diri anak akan timbul dan berbentuk sifat yang ada pada orang

tuanya, karena ia akan meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dalam

kehidupan sehari-hari dari tingkah laku orang tuanya.

12 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 1913 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 23

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

12

b. Peran orang tua sebagai pendidik

Orang tua juga berperan dalam mendidik anak dan mengembangkan

kepribadiannya, karena pada dasarnya pendidikan anak adalah tanggung jawab

orang tua, namun pengaruh dan akibatnya amat besar terutama pada tahun-

tahun pertama dari kehidupan anak atau pada masa balita (di bawah lima

tahun). Pada umur tersebut pertumbuhan kecerdasan anak masih terkait

kepada panca inderanya dan belum bertumbuh pikiran logis atau maknawi

(abstrak), atau dapat dikatakan bahwa anak masih berpikir inderawi.

Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai

cara. Pertama, dengan menampilkan penghayatan atau perilaku keagamaan

yang sungguh-sungguh. Kedua, pengadaan sarana ibadah. Ketiga, hubungan

sosial yang baik antara anggota keluarga dan lembaga keagamaan.

Dalam hal mendidik anak, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal.

Pertama, jika anak dididik dengan semangat maka ia akan belajar percaya diri.

Kedua, jika anak dididik dengan toleransi maka ia akan belajar kesabaran.

Ketiga, jika anak dididik dengan pujian maka ia akan belajar mengapresiasi.14

c. Peran orang tua sebagai motivator

Motivasi merupakan dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.

Motivasi adalah unsur penting dalam tarbiyah dan tidak boleh disepelekan.

Memberi dorongan kepada anak memainkan peranan penting dalam jiwa,

memicu gerak positif konstruktif dan mengungkap potensi dan jati dirinya

yang terpendam. Sebagaimana ia dapat meningkatkan kontinuitas kerja dan

mendorongnya untuk terus maju ke arah yang benar.

Motivasi memiliki peran besar bagi anak kecil sehingga akan terus

menerus dilakukan, membantu selalu mengetahui hobi anak-anak,

kemampuan dan kekuatan mereka, diantara motivasi yang bermanfaat adalah

14 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 18

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

13

memberi semangat kepada anak untuk melakukan hal-hal yang baik yang baik

dalam mengarahkan kepada komitmen dan berpegang teguh kepada nilai

ajaran agama, seperti memberi buku-buku islami, mengajak hadir ke majlis

ulama, khutbah dan seminar.

Untuk menuntun anak supaya senang shalat, hendaknya orang tua terlebih

dahulu berusaha menjadi orang yang juga senang melaksanakan shalat.

Bagaimana mungkin kita akan sukses memotivasi anak supaya senang shalat, tapi

kita sendiri sebenarnya benci shalat, alias menjadikan shalat sebagai kewajiban

yang amat memberatkan.15

Sebagai orang tua, hendaknya kita menyadari kedudukan shalat dalam

islam. Dengan menyadari kedudukan shalat ini, kita pun memiliki perhatian

kepada pelaksanaan shalat. Kedudukan shalat dalam islam, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Shalat merupakan rukun islam yang kedua.

2. Shalat sebagai Tiang agama, Apabila islam diibaratkan sebagai

bangunan, maka shalat merupakan tiang bagi bangunan tersebut. Apa

jadinya sebuah bangunan, apabila tiangnya lemah, apalagi sampai

roboh? Tentu saja bangunan itu pun akan ikut roboh, dan hancur

berantakan.Sebaliknya, apabila seseorang itu malas melaksanakan

shalat, maka agamanya dalam keadaan lemah. Disadari maupun tidak,

diakui maupun tidak, sesungguhnya orang seperti ini relatif susah

untuk diajak berbuat baik secara ikhlas. Inilah tanda utama adanya

sifat munafik pada diri seseorang.

3. Shalat merupakan amal yang pertama kali akan diperhitungkan pada

hari kiamat.

4. Shalat merupakan amal yang paling dicintai Allah.

15 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 47

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

14

5. Shalat itu memiliki manfaat untuk menghilangkan dosa-dosa kita,

sebagaimana air menghilangkan kotoran yang melekat pada diri kita.

6. Shalat merupakan kunci surga.16

Setelah menyadari akan kedudukan shalat dalam islam, sebagai orang tua

hendaknya menindaklanjuti kesadaran ini dengan mempelajari tata cara shalat

yang benar. Hal ini memdesak untuk kita lakukan, mengingat orang tua

merupakan guru pertama bagi anak-anak, khususnya sebelum mereka masuk

sekolah.

Ada orang tua yang memiliki harapan besar, anak-anaknya bisa rajin

shalat, tetapi dia sendiri malas mendirikan shalat.“Orang tua adalah sosok yang

sangat berpengaruh terhadap sifat dan kebiasaan seorang anak. Jika orang tua

berakhlak dengan perilaku yang baik, maka anak akan meniru sifat-sifat positif

tersebut. Namun jika perilaku orang tua buruk, misalnya tidak konsisten antara

ucapan dengan perbuatan, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang

negatif bagi sang anak.”17

Orang tua memiliki pengaruh yang amat luar biasa dalam jiwa anak-anak.

Sampai-sampai Rasulullah SAW pun menjelaskan bahwa orang tua merupakan

pribadi yang menentukan agama seorang anak. Dari Abu Hurairoh r.a, Rasulullah

SAW bersabda:

على الفطرة عن أيب هريـرة رضي اهللا عنه قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم ما من مولود إال يـولد

)رواه البخارى ومسلم(.

16 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat, Cepat Hafal Al-Qur’an, dan Berbaktikepada Orang Tua. Surakarta: Ahad Books, 2013. h. 41.17 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 9

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

15

Artinya: “Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW

bersabda: tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah. kedua

orang tua nyalah yang akan menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi

sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam keadaan sempurna.”(HR.

Bukhari dan Muslim).

“Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai orang tua memiliki

perhatian yang lebih kepada pendidikan anak-anak, sehingga mereka menjadi

anak-anak yang mencintai shalat, dan berbakti kepada orang tua.”18

Agar dapat memperoleh jaminan bahwa anak-anak kita merupakan pribadi

yang diridhai oleh Allah SWT adalah mereka memperoleh ridha orang tuanya.

Rasulullah SAW bersabda:

قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : عن عبد اهللا بن عمرو قال

)رواه البيهقي(وسخط اهللا يف سخط الوالدين ,رضا اهللا يف رضا الوالدين

Artinya: Dari Abdullah bin 'Amr beliau berkata; Rasulullah SAW

bersabda; “ridha Allah bersama ridha kedua orang tua dan murka Allah bersama

murka kedua orang tua.”(HR. Baihaqi)

Sabda Rasulullah SAW tersebut juga bermaksud bahwa sebagai orang tua

memiliki tanggung jawab penuh untuk mengarahkan anak-anak untuk menjadi

anak yang berbakti kepada orang tua. Berbaktinya seorang anak kepada orang tua,

merupakan salah satu tanda keberhasilan orang tua dalam mendidik anak-

anaknya. Sebaliknya, tidak berbaktinya seorang anak kepada orang tua merupakan

salah satu tanda kegagalan orang tua dalam melaksanakan tugasnya.

“Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk

memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak, sehingga mereka menjadi

18 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat, Cepat Hafal Al-Qur’an, dan Berbaktikepada Orang Tua. Surakarta: Ahad Books, 2013. h. 14.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

16

anak-anak yang berbakti. Hendaknya kita melaksanakan tugas ini dengan baik

lebih dulu, sebelum menuntut hak bakti dari anak-anak kita.”19

3. Tugas dan kewajiban orang tua terhadap anak

Tugas dan tanggung jawab orang tua untuk mengasuh dan mendidik anak

sejak masa bayi bukanlah suatu usaha yang mudah. Orang tualah yang

bertanggung jawab membentuk masa depan anak-anak mereka. Hal tersebut

bukanlah soal kecil, karena berhasil atau gagal dalam tanggung jawab ini berarti

membawa pengaruh yang luas, baik dalam lingkungan keluarga itu sendiri

maupun kepada masyarakat dan bangsa.

“Peran orang tua dalam pendidikan keluarga adalah menumbuhkan

suasana kondusif untuk tumbuh kembang anak atas kebebasannya, mewujudkan

sosialisasi mencapai kemandirian. Situasi pendidikan diwarnai oleh adanya sikap

pendidikan yang melindungi anak dalam permasalahan secara emosional, mental,

dan fisik”.20

Anak adalah amanah Allah SWT, maka orang tua wajib menjaga

keselamatan lahir dan kesucian batinnya. Orang tua pun wajib mengupayakan

biaya yang cukup untuk keperluan jasmani anak-anaknya, tetapi yang lebih

penting adalah berusaha mencerdaskan anak dan memperbaiki budi pekertinya.

Dengan kata lain, pola pendidikan orang tua terhadap anak-anak adalah keserasian

antara pemenuhan kepentingan dan kebutuhan jasmani dengan pendidikan

keagamaan serta keluhuran budi pekertinya.

Pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurnaan dari

pembinaan akidah. Karena semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki, akan

semakin tinggi pula keimanannya.

Masa kecil anak bukanlah masa pembebanan atau pemberian kewajiban,

tetapi merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan, sehingga ketika

19 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 1620 Conny Semiawan. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT Indeks,2008 h.58

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

17

mereka sudah memasuki masa dewasa, yaitu pada saat mereka mendapatkan

kewajiban dalam beribadah, segala jenis ibadah yang Allah wajibkan dapat

mereka lakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena sebelumnya

mereka sudah terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut.

Teknis mengajarkan shalat kepada anak bisa dilakukan dengan cara:

a. Mengajak anak shalat bersama-sama ketika mereka masih kecil

(sekitar umur dua sampai empat tahun)

b. Mengajarkan bacaan dan tata cara shalat yang benar, ketika mereka

berumur sekitar lima tahun sampai tujuh tahun.

c. Mengecek dan memantau bacaan serta tata cara shalat yang dilakukan

anak.

d. Mengingatkan anak untuk senantiasa mendirikan shalat kapan pun, di

mana pun dan bagaimana pun keadaannya

e. Membiasakan mereka untuk melaksanakan shalat berjama’ah, baik di

rumah maupun di masjid

f. Selain shalat, orang tua juga harus mengajarkan, melatih dan

membiasakan melaksanakan ibadah-ibadah lain dalam islam, seperti

puasa, zikir, doa dan lain-lain.

“Wahai ayah ibu, anda bertanggung jawab atas pembentukan sebuah

keluarga muslim. Kewajiban pertama yang harus dilakukan adalah mengubah

rumah menjadi rumah muslim yang taat kepada Allah, Rabb semesta alam. Betapa

bahagia hidup di dalam rumah yang semua penghuninya bersujud kepada Allah

SWT, Rabb semesta alam.”21

Orang tua adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap sifat dan

kebiasaan seorang anak. Jika orang tua berakhlak dengan perilaku yang baik,

21Mustafa Abul Muathi. Ingin Anak Anda Rajin Shalat?. Jogjakarta: PT. Aqwam MediaProfetika, 2012 h. 27

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

18

maka anak akan meniru sifat-sifat positif tersebut. Namun jika peran orang tua

buruk, maka hal tersebut juga akan memberikan dampak yang negatif bagi sang

anak.

Sebagai kewajiban paling utama dalam islam, shalat benar-benarmemperoleh perhatian yang istimewa. Bukan hanya orang tua, anak-anakpun sudah harus dibiasakan shalat secara tertib. Hal ini memberikanisyarat akan bahaya yang serius atas pengabaian shalat, meskipun yangmengabaikan shalat ini masih anak-anak. Dengan kata lain, orang tuahendaknya jangan sampai melalaikan tugas untuk memantau perhatiananak terhadap rukun islam yang kedua ini.22

“Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik,

mengasuh, dan membimbing anak-anak mereka untuk mencapai tahapan tertentu.

Selain itu orang tua juga bertanggung jawab dalam menyiapkan anak mereka agar

dapat hidup bermasyarakat.”23

Disiplin dalam keluarga sebenarnya berkenaan dengan perumusan anggota

keluarga tentang yang benar dan tidak benar, yang terkait dengan peraturan dan

harapan yang telah ditentukan berhubungan dengan situasi dan tingkah laku

tertentu. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga menuntut dapat diterimanya

peraturan itu dengan akal sehat dan perasaan yang ikhlas sesuai dengan norma

yang berlaku di dalam lingkungannya.

Sebagaimana kita maklumi, Rasulullah SAW merupakan sosok yang amat

penuh kasih. Namun, ketika berhadapan dengan kewajiban shalat, beliau

menunjukkan sikap yang amat tegas. Beliau memberikan batas waktu paling

lambat bagi orang tua untuk mengajari anak shalat adalah pada usia tujuh tahun.

Bahkan bila anak enggan shalat, atau bermalas-malasan shalat, beliau

memberikan perintah kepada orang tua untuk memukulnya. Semua itu

menunjukan betapa serius Rasulullah SAW memberikan perhatian kepada shalat,

termasuk pendidikan shalat untuk anak.

22 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 2723 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011, hlm. 19

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

19

Mengajari anak-anak untuk senang melaksanakan shalat berarti kita telah

mengajari mereka untuk selalu dekat kepada Allah SWT. Karna, hakikat shalat

adalah menghadapkan kepada-NYA. Bahkan Allah pun menghadapkan wajahnya

kepada orang yang melaksanakan shalat.

“Dengan demikian, anak-anak yang senang melaksanakan shalat

merupakan anak-anak yang selalu dekat kepada Allah SWT. Bila tela demikian

adanya, kita sebagai orang tua pun akan senantiasa dalam suasana hati yang

nyaman dan tenang, bahwa mereka senantiasa dalam bimbingan Allah SWT,

menuju kebahagian dan keselamatan, baik didunia maupun diakhirat.”24

Cara untuk membiasakan anak agar senantiasa melaksanakan shalat saat

berada di luar pengawasan orang tua adalah tidak jauh berbeda dengan langkah-

langkah yang telah disebutkan sebelumnya. Berikan penyadaran kepada sang anak

bahwa kapan dan di mana pun Allah SWT selalu bersama dan mengawasi kita.

“Jika anak-anak keluar rumah, sarankan agar mereka membawa

perlengkapan shalat. Untuk anak perempuan, bawalah mukena, dan untuk anak

laki-laki membawa kopiah maupun kain sarung.”25 Jika mereka merasa keberatan

atau tidak memungkinkan membawa perlengkapan shalat, ingatkan agar selalu

mengenakan pakaian yang suci dari najis. Sehingga ketika waktu shalat tiba,

mereka tidak kesulitan dalam melaksanakan shalat dan terhindar dari hal-hal yang

meragukan kesucian pakaian yang dikenakan.

“Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara

langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan

anak. Disiplin dalam keluarga berorientasi pada kewajiban orang tua dalam

mendidik anak dengan menanamkan disiplin pribadi sejak dini, yaitu taqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.”26

24 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 18.25 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. h. 11426 Conny Semiawan. Penerapan Pembelajaran Pada Anak..., h.27

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

20

Pendidikan keluarga secara potensial berakar dari pergaulan, khususnya

antara orang tua dan anak. Jadi, setiap pergaulan tersebut adalah suatu lapangan

persiapan untuk berubah menjadi situasi pendidikan dimana kegiatan mendidik

dilandasi oleh nilai moral tertentu. Dalam proses pendidikan setiap orang tua

wajib mengembangkan potensi anak.

Bila orang tua dalam upaya menjadikan anak sesuai dengan apayang dipersyaratkan dengan sengaja, maka seringkali anak berbuatsebaliknya dan tidak mengikuti apa yang sudah dipersyaratkan oleh orangtua. Ini karena anak merupakan individu yang ingin menjadi dirinyasendiri. Oleh karena itu, orang tua dalam strateginya harus tidak terlalumenonjolkan kemauannya, melainkan merencanakan hal yang ingindicapai.27

“Bila orang tua mengabaikan kewajiban untuk memantau perhatian anak-

anak terhadap shalat, maka akan timbul beberapa pengaruh negatif kepada anak-

anak, diantaranya: anak mengabaikan hubungannya dengan sang khalik dan anak

terbiasa mengabaikan kewajiban.”28

Selama masih hidup kita memiliki kesempatan untuk memperbanyak amal

kebajikan sebagai sarana untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya. Namun

bila telah mati, kesempatan tersebut akan tinggal kenangan belaka.

“Anak merupakan salah satu lahan amal kebajikan yang bepotensi untuk

terus-menerus memberikan pahala kepada orang tuanya, meskipun orang tua

tersebut telah meninggal dunia. Anak yang saleh, bila rajin mendoakan orang

tuanya, maka dia akan menjadi lahan yang akan terus-menerus mengalirkan

pahala.”29

27 Conny Semiawan. Penerapan Pembelajaran Pada Anak..., h.5828 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 27-2829 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 16-17

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

21

B. Mensukseskan Pelaksanaan Salat 5 Waktu

1. Pengertian sukses

“Sukses adalah suatu kata yang mengandung makna keberhasilan dalam

melaksanakan sesuatu. Kata sukses mampu membuat seseorang bahagia, ceria,

dan penuh kebanggaan. Orang yang sukses dalam studi selalu menjauhkan sikap

ragu dari dalam dirinya. Mereka percaya pada diri mereka sendiri.”30

2. Pengertian shalat

Shalat menurut pengertian bahasa adalah doa. Pengertian ini antara lain

terlihat dari firman Allah:

)٩:۱۰٣/سورة التوبة(وصل عليهم إن صلوتك سكن هلم ...

Artinya: ... dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka(QS At-

Taubah/9:103).

“Shalat menurut pengertian istilah ialah suatu ibadah yang mengandung

perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan

salam. Shalat disyari’atkan pada malam Isra’ Mi’raj. Hukumnya adalah fardhu’ain

bagi setiap orang muslim yang mukallaf, yang ditetapkan dengan dalil Alquran,

sunnah dan ijma.”31

Salah satu nilai shalat yang dapat diaplikasikan untuk mencapai

kesuksesan dalam bekerja adalah penetapan waktu-waktunya. Sebab Allah SWT

telah menetapkan waktu-waktu shalat, dan telah membimbing Nabi Muhammad

30 Syaiful Bahri Djamarah. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. h. 831 Rahman ritonga,dkk. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2002. h. 87

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

22

SAW dalam pelaksanaannya. Setelah shalat menjadi kewajiban umat islam sehari-

hari Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad SAW untuk memberi bimbingan

tentang batas-batas waktunya.32

Shalat selalu dikaitkan dengan zikir (ingat) kepada Allah, kesucian diri

dan dengan ibadah-ibadah lainnya. shalat juga merupakan hal terakhir yang

lenyap dari agama, dengan hilangnya shalat berarti hilang pulalah agama secara

keseluruhan.33

Shalat dalam ajaran islam mempunyai kedudukan yang sangat penting,

terlihat dari pernyataan-pernyataan yang terdapat pada Quran dan sunnah, yang

antara lain sebagai berikut :

1. Shalat dinilai sebagai tiang agama (sunnah nabi)

2. Shalat merupakan kewajiban yang paling pertama diturnkan kepada

nabi (isra’ mi’raj)

3. Shalat merupakan kewajiban universal, yang telah diwajibkan kepada

nabi-nabi sebelum nabi muhammad SAW

4. Shalat merupakan wasiat terakhir nabi muhammad SAW

5. Shalat merupakan ciri penting dari orang yang taqwa

6. Shalat merupakan ciri dari orang yang berbahagia

7. Shalat merupakan peranan untuk menjauhkan diri dari pekerjaan jahat

dan munkar

“Kesempurnaan shalat merupakan rukun Islam yang ke dua. Shalat dapat

dinilai apabila memenuhi semua syarat dan rukun-rukunnya.”34 Kewajiban

32 Jefri Noer, Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Bermoral MelaluiShalat yang Benar, Jakarta: Kencana, 2006, hlm.17-18.

33 Dr. Hj. Zurinal, z dan DRS Aminuddin, M.Ag, Fiqih Ibadah, Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, hlm. 67

34 Zakiyah daradjat,dkk. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang. 1983.h.198-200

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

23

melaksanakan shalat sebagaimana halnya dengan melaksankan kewajiban lainnya,

menurut syariat islam ditentukan bagi seseorang yang telah dapat dipandang

sebagai subyek hukum atau mukallaf (kewajiban untuk melaksanakan peraturan-

peraturan Allah) yaitu apabila:

1. ajaran islam sudah sampai kepadanya;

2. berakal (sehat), tidak gila atau dalam keadaan tidak sadar;

3. baligh yang cirinya antara lain sudah berumur 15 tahun, pernah mimpibersetubuh, sudah menikah dan menstruasi bagi wanita.

Beberapa materi yan harus diajarkan kepada anak-anak berkaitan dengan

shalat adalah sebagai berikut:35

1. syarat sahnya shalat serta rukun, wajib, dan sunah-sunahnya.

2. Tata carapelaksanaan shalat, mulai dari takburatul ihram hingga salam.

3. Sifat gerakan dalam shalat, sperti sifat tangan dan jari-jari ketika

takbiratul ihram.

4. Sifat bacaan dalam shalat, materi ini meliputi terang atau tidaknya

bacaan shalat, serta panjang pendeknya gerakan dan bacaan.

5. Nama-nama shalat, waktu, serta bilangan rakaatnya.

6. Tata cara berpakaian yang benar dalam shalat.

7. Menanamkan akidah (keyakinan) bahwa orang yang melaksanakan

shalat itu sedang menghadap kepada Allah SWT.

8. Thaharah dan berwudhu.

9. Tata cara adzan dan iqamat.

10. Batas-batas aurat dalam shalat.

35 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 92

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

24

“Shalat adalah ibadah jasmani yang bersifat harian, yang mesti dilakukan

lima kali dalam sehari. Jika ibadah dimaksudkan antara lain untuk memelihara

dan menyuburkan iman, maka dalam jarak 24 jam, seorang mukmin mesti

menghubungkan dirinya dengan yang diimaninya sekurang-kurangnya 5 kali agar

hubungan antara keduanya tidak putus malah semakin erat dan semakin dekat.”36

Shalat mempunyai keistimewaan yang tidak terbilangdibandingkan dengan ibadah wajib yang lain. Allah sendiri yangmewajibkan shalat disebabkan keagungannya. Rasulullah SAW sendirimenerima perintah shalat langsung dari Allah tanpa perantara pada malamIsra’ Mi’raj. Salat memang hadiah dari Allah yang diberikan kepada NabiSAW sekaligus kekasihnya pada malam Isra’ Mi’raj sebagai jaminan atasperibadahan yang tulus dan tidak ada bandingannya.37

Shalat menjadi sarana bagi manusia untuk memperoleh sandaran dan

mendekatkan diri kepada Allah. Ketika rasa takut, cemas, lemah, dan lain

sebagainya menghampiri dirinya, maka Allah menjadi sandaran bagi manusia

yang membutuhkan kedamaian dan kenyamanan. Hal ini bukan berarti salat

sebagai pelarian dari aktualitas persoalan, kemudian mencari tempat untuk

meluapkan emosi. Dalam salat manusia memperoleh sandaran yang kuat,

sehingga merasa nyaman dan damai.

“Dimensi lain dalam shalat adalah terciptanya kepribadian yang teguh.

Shalat yang dilakukan secara rutin (berdasarkan waktu yang telah ditentukan

syariat), akan membentuk pribadi yang teguh dan disiplin, terutama dalam hal

disiplin waktu dan kerja.”38

“Shalat lima waktu hukumnya adalah wajib atau fardhu ain bagi setiap

orang islam baik laki-laki maupun perempuan yang sudah mukhallaf. Yang

dimaksud dengan mukhallaf ialah setiap orang yang sudah memperoleh beban

36 M. Ardani. Fikih Ibadah Praktis. h.2037 Muhammad bin Ahmad bin Ismail Al-Muqaddim. Masihkah Engkau Berani

Meninggalkan Shalat. Solo: Kafilah Publishing. 2013.h. 6238 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011, hlm. 28

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

25

hukum syara’ untuk melaksanakan suatu ibadah dengan ditandai usia baligh

(dewasa). “39

Sedangkan anak yang sudah mumayyiz, yaitu anak yang sudahdapat membedakan yang baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat danyang tidak bermanfaat, jika ia mengerjakan salat sudah dipandang sah,meskipun ia belum diwajibkan untuk mengerjakannya. Karena pada dasarnya perbuatan hukum anak yang sudah mumayyiz yang mendatangkanmanfaat atau kebaikan pada dirinya hukumnya adalah sah. Karena itukepada orang tua atau walinya diperintahkan mendidik mereka agarmereka membiasakan diri mengerjakan shalat.40

Hukum orang yang tidak mengerjakan shalat secara syar’i diancam

hukuman mati. Adapun orang yang meremehkan shalat, masuk dalam

kategori fasik.

3. Proses pendidikan shalat bagi anak

“Cara mudah mendidik anak dengan nilai-nilai yang baik antara lain orang

tua harus terlebih dahulu mempraktikkannya sebelum nilai tersebut ditransfer

kepada anak. Orang tua harus menjamin lingkungan anak sesuai dengan ajaran

islam. Selain itu orang tua harus menjalankan fungsinya masing-masing.”41

Shalat merupakan aktivitas yang kita lakukan setiap hari. Aktifitas ini

tidak akan hilang meskipun kita dalam keadaan sakit maupun perjalanan jauh

(musafir). Oleh karena itu, bisa dibilang bahwa shalat merupakan kewajiban yang

paling berat diantara kewajiban-kewajiban yang lain.

Namun, bila kita perhatikan dari sisi yang lain, shalat juga merupakan

kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan orang yang beriman. Hal itu

39 Nursyamsudin. Fiqih. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI. 2009. h.220

40 Nursyamsudin. Fiqih..., h. 213-21441 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat. Jogjakarta: Diva Press, 2011, hlm. 46

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

26

karena shalat merupakan satu-satunya sarana bagi orang yang beriman untuk

berkomunikasi secara langsung dengan sang Maha Pencipta.

Mengingat demikian berat sekaligus penting arti shalat bagi orang yang

beriman, sudah sepantasnya sebagai orang tua, kita berusaha untuk mengenalkan

kewajiban sekaligus memberitahu pentingnya arti shalat ini kepada anak-anak

sejak dini.

Untuk menuntun anak supaya senang shalat, hendaknya orang tua terlebih

dahulu berusaha menjadi orang yang juga senang melaksanakan shalat.

Bagaimana mungkin kita akan sukses memotivasi anak supaya senang shalat, tapi

kita sendiri sebenarnya benci shalat, alias menjadikan shalat sebagai kewajiban

yang amat memberatkan.

Secara tegas, Allah SWT menghubungkan antara kesalehan orangtua dan kesejahteraan anak-anaknya. Apabila kita khawatir dengan masadepan anak-anak, cara mengatasinya bukanlah dengan menumpuk hartadan memberikan pendidikan formal yang setinggi-tingginya. Yang lebihpenting adalah bagaimana kita juga berusaha untuk selalu menjaga danmeningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan takwa Allah sendiriyang akan menjaga nasib anak-anak di masa depan.42

Pendidikan shalat lima waktu kepada anak melalui proses sebagai

berikut:

1. Latihan pembiasaan mengenalkan anak pada mesjid. Mesjid identik

dengan shalat, karena shalat merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan

di mesjid. Mengenalkan anak kepada mesjid berarti dengan sendirinya

juga mengenalkan shalat kepada anak.

2. Latihan gerakan dengan mengecek bacaan dan gerakan shalat anak, pada

umumnya anak-anak telah memperoleh pelajaran agama yang cukup baik

di sekolah, termasuk tentang bacaan dan gerakan shalat. Namun boleh jadi

42 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 33-34

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

27

karena jumlah murid dalam kelas cukup banyak guru tidak sempat

mengecek bacaan dan gerakan shalat anak secara sempurna. Pada kondisi

seperti ini, justru menjadi tugas orang tua melakukan penyempurnaan

kepada bacaan dan gerakan shalat anak.

3. Menerangkan arti bacaan shalat, sebagaimana kita ketahui bacaan shalat

memang berbahasa Arab. Kita tidak diperkenankan untuk mengubah

bacaan shalat, baik dengan sinonim katanya maupun dengan

terjemahannya. Sebagai orang tua, sudah menjadi tugasnya untuk

menjelaskan arti bacaan shalat kepada anak.

4. Menerangkan makna gerakan shalat, selain arti bacaan shalat, hendaknya

juga berusaha menerangkan gerakan shalat kepada anak. Misalnya,

mengapa ketika salat menghadap kiblat, yaitu ka’bah? Mengapa dalam

bertakbiratul ihram mengangkat kedua tangan sampai pundak?atau apa

makna gerakan rukuk, sujud, duduk hingga salam? Ketika anak

memperoleh keterangan tentang makna gerakan shalat, dia akan mengerti

bahwa setiap gerakan shalat itu ada hikmahnya. Setiap gerakan shalat itu

bukanlah gerakan sia-sia yang tanpa guna. Dengan pengetahuan dan

kesadaran tersebut anak pun akan memiliki perhatian yang lebih baik

kepada setiap gerakan shalat. Dia pun akan menjiwai setiap gerakan

tersebut.43

C. Kerangka Berfikir

Setiap siswa selalu berada diantara tiga lingkungan, yaitu: keluarga,

sekolah dan masyarakat. Ia mengadakan interaksi dengan ketiga lingkungan.

Karena itu anak selalu dipengaruhi secara positif maupun negatif, secara sengaja

atau tidak sengaja oleh ketiga lingkunganya itu.

43 Ahda Bina. Jurus Jitu agar Anak Rajin Shalat..., h. 49

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

28

Pengaruh yang baik cenderung membawa anak berakhlak mulia.

Sedangkan pengaruh yang buruk dalam arti bertentangan dengan ajaran islam

cenderung membawa anak berkepribadian jauh dari ajaran islam.

“Keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peran utama dalam mendidik

anak-anaknya. Dan proses pendidikan tersebut tidak hanya berlangsung ketika

seorang anak terlahir kedunia tapi sejak dalam kandungan ibunya proses itu harus

sudah dimulai. Oleh karena itu, orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar

untuk membentuk dan mengarahkan anak menjadi anak yang saleh dan

salehah.”44

Untuk membentuk karakter anak jadi lebih baik, orang tua harus fokus

pada pendidikan agama khususnya pendidikan shalat. Keberhasilan pendidikan

shalat amat dipengaruhi latar belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga itu

sendiri. Oleh karena itu orang tua berperan penting menciptakan lingkungan

keluarga yang agamis. Budaya di dalam keluarga yang agamis merupakan materi

pendidikan yang penting bagi anak-anak yang berlangsung sejak anak berada di

tengah-tengah keluarga.

Proses pendidikan shalat yang baik di dalam lingkungan keluarga, akan

sangat berarti apabila anak-anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan

masyarakat dan lingkungan sekolah.

Usaha orang tua dalam mendidik anak tidaklah semudah membalikkan

telapak tangan. Orang tua harus memiliki kesabaran dan kreativitas yang tinggi.

Secara umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh para orang tua

muslim dalam mendidik anak. Berikut beberapa langkah tersebut:

1. Memahami tentang konsep dan tujuan pendidikan anak.

2. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.

3. Memahami kiat mendidik anak secara praktis.

44 Conny Semiawan. Penerapan Pembelajaran pada Anak..., h.79

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

29

Orang tua harus mempraktikkan terlebih dahulu nilai-nilai yang baik

dalam kehidupan sehari-hari sebelum ditransfer kepada sang anak. Sebab, anak-

anak yang cerdas cenderung meniru dan merekam segala perbuatan orang-orang

terdekat mereka.45

Dengan demikian, setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak

dapat ditanggapi dengan cepat. Selain itu, orang tua harus menjaga lingkungan si

anak agar sesuai dengan ajaran agama islam. Dan, yang tidak kalah pentingnya

juga, orang tua hendaknyaberperan sesuai dengan fungsi masing-masing.

Beberapa hal lainnya yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah sebagai

berikut:

1. Rutin dan konsisten dalam melaksanakan shalat. Hal ini sangat

penting agar anak terbiasa dan menjadikan shalat sebagai bagian dari

kegiatan sehari-harinya.

2. Ajarkan bacaan shalat secara bertahap, mulai dari yang pendek hingga

bacaan yang panjang. Mengajari anak bacaan shalat tidak harus

dilakukan ketika shalat. Tapi, kapan pun kita boleh mengajari anak

melaksanakan shalat.

3. Beri penghargaan atau reward bila anak sudah shalat, bisa berupa

pujian, pelukan, dan lain sebagainya.

4. Kalau anak melakukan kesalahan dalam shalat (baik gerakan atau

bacaan) jangan ditegur dengan keras, namun perbaikilah kesalahan itu

dengan lembut dan tegas. Tapi, jangan sampai kesalahan itu tidak

diperbaiki sama sekali, sehingga anak memiliki kebiasaan yang tidak

benar.

45 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 46

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

30

5. Biasakan anak senantiasa berada di lingkungan orang-orang yang rajin

shalat, seperti orang tuanya, saudara-saudaranya, maupun teman-

temannya.46

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang banyak mengangkat materi tentang

upaya pelaksanaan pendidikan, baik tentang shalat maupun kecerdasan spiritual.

Adapun penelitian yang penulis jadikan perbandingan adalah penelitian yang

dilakukan oleh Dini Agustin dengan judul “Peranan Orang Tua dalam

Menumbuhkan Jiwa Keagamaan Anak Usia Dini (Studi Kasus Kelurahan Rawa

Badak Rt 06 Rw 09 – Jakarta Utara)”, dan penelitian yang dilakukan oleh

Muhamad Mursidi dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Fiqihpokok Bahasan Shalat Melalui Metode Problem Solving Siswa Kelas III MI

Al-Hikmah Kalibata”. Demikian dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

dengan judul “Upaya Orang Tua dalam Mensukseskan Pelaksanaan Shalat 5

Waktu Di Sdn Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat”, maka dari penelitian

tersebut dapat disimpulkan beberapa persamaan dan perbedaannya antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dini Agustin lebih menekankan kepada

peran orang tua dalam menumbuhkan jiwa keagamaannya karena dari

agama lah seseorang itu ditentukan oleh pendidikan agama yang

didapatkan dilingkungan keluarga dan dilakukan oleh orang tua,

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Mursidi lebih

berorientasi kepada upaya untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih

dengan memilih pokok bahasan shalat. Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh penulis lebih menitik beratkan kepada upaya apa saja yang

dilakukan orang tua dalam mensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu.

2. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Dini Agustin adalah untuk

mengetahui peranan orang tua dalam menumbuhkan jiwa keagamaan

anak usia dini di lingkungan kelurahan rawa badak utara rt 06 rw 09

46 Subhan Husain Albari. Agar Anak Rajin Shalat...h 98

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

31

jakarta utara, sedangkan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh

Muhamad Mursidi adalah untuk mengetahui prestasi belajar siswa, untuk

memotivasi siswa, dan untuk meningkatkan prestasi belajar. Demikian

pula penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui

upaya orang tua dalam mensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu di sdn

meruya selatan 01 pagi jakarta barat.

3. Persamaan dari penelitian yang dilakukan dengan Dini Agustin,

Muhamad Mursidi dan penulis adalah masing-masing mengangkat

tentang keagamaan terutama dalam pokok bahasan tentang shalat.

Dimana dalam penelitian-penelitian tersebut yang pada intinya adalah

Pendidikan Agama Islam berkontribusi dalam membentuk serta

meningkatkan pelaksanaan shalat.

4. Metodologi yang digunakan oleh Dini Agustin adalah metode deskriptif

analisis dengan pendekatan kualitatif melalui penelitian kepustakaan,

digunakan untuk mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul.

sedangkan Muhamad Mursidi dalam melakukan penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk mengetahui permasalahan

yang muncul di dalam kelas, kemudian metode penelitian yang dilakukan

oleh penulis adalah metode penelitian yang hampir sama dengan Dini

Agustin, hanya saja dalam penelitian yang penulis lakukan metode

deskriftif analisisnya dengan mengupulkan data, mendeskripsikan data,

dan menganalisa data mengenai berbagai upaya orang tua terhadap

pendidikan shalat yang diterapkan kepada anak..

5. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dini Agustin adalah

bahwasanya peranan orang tuadalam menumbuhkan jiwa keagamaan

anak usia dini kurang baik, hal tersebut disebabkan karena kurangnya

kesadaran orang tua akan pentingnya menanamkan agama pada anak

sejak dini, sedangkan kesimpulan yang didapat dari penelitian yang

dilakukan oleh Muhamad Mursidi adalah menghasilkan pelaksanaan

fiqih dengan metode problem solving dapat membuat anak tertarik

khususnya pada materi shalat rawatib. Dan kesimpulan dari hasil

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

32

penelitian penulis adalah menunjukkan upaya-upaya orangtua dalam

pelaksanaan shalat bagi anak, diantaranya membimbing anak sejak usia

dini, mengingatkan dan menegur anak pada waktu shalat serta pujian bagi

anak yang sudah melaksanakan shalat, menujukkan hasil yang positif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa orangtua sangat berperan dalam

pelaksanaan shalat anak-anaknya.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian di SDN Meruya Selatan 01 Pagi terletak pada Jl. H.

Juhri rt.03 rw.01 Kelurahan Meruya Selatan Kecamatan Kembangan Jakarta Barat

11620. Waktu Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 6 Januari sampai dengan 6

Maret 2014

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif analisis yaitu

metode untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta populasi yang sedang diteliti. “Dalam bab ini di uraikan

secara rinci megenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang

meliputi: (1) Penentuan variabel pokok, (2) penentuan populasi, (3) penentuan

sampel atau teknik pengambilan contoh, (4) metode dan teknik pengumpulan data,

(5) instrumen penelitiannya, dan (6) teknik pengolahan data dan analisis data.”47

C. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek yang diteliti, yang dapat

terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, tau peristiwa,

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu

penelitian.”48 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang

tua dari siswa SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat yang berjumlah 113

orang.

47 Husaini Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. h. 4248 Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 1993. h.49

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

34

“Sampel secara sederhana diartikan sebagian dari populasi yang menjadi

sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Artinya, sampel adalah sebagian

dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.”49

Contoh yang dianggap dapat mewakili terhadap populasi dalam

penyusunan skripsi ini adalah orang tua dari siswa kelas II sampai kelas VI SDN

Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat dengan jumlah 50 orang responden.

Adapun penentuan sample dilakukan dengan tehnik random yaitu:

1. orang tua murid kelas II sebanyak 10 orang

2. orang tua murid kelas III sebanyak 10 orang

3. orang tua murid kelas IV sebanyak 10 orang

4. orang tua murid kelas V sebanyak 10 orang

5. dan orang tua murid kelas VI sebanyak 10 orang.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk menyusun

skripsi ini penulis menggunakan tehnik:

1. Observasi

“Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian

tersebut dapat diamati oleh peneliti.”50 Dalam arti bahwa data tersebut

dihimpun melalui pengamatan peneliti dengan menggunakan pancaindra.

Penulis melakukan pengamatan sambil mencatat informasi yang didapat .

2. Interview

“Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

49 Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi Penelitian.., h. 5150 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.134

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

35

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.”51

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tak

terstruktur. Wawancara tak terstruktur sangat berbeda dalam hal bertanya

dan memberikan respon, yaitu cara ini lebih bebas, pertanyaan biasanya

tidak disusun terlebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri

yang unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam

percakapan sehari-hari.

Adapun kisi-kisi wawancara tak terstruktur disusun bukan berupa

daftra pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok yang akan

ditanyakan pada informan dan dikembangkan pada saat wawancara

berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara berlangsung

secara alami dan mendalam. Poin-poin yang dimaksud adalah:

1. Latar belakang pendidikan orang tua

2. Cara orang tua memperkenalkan pendidikan shalat

3. Upaya yang dilakukan orang tua dalam mensukseskan

pelaksanaan shalat pada anak-anak di rumah.

3. Angket

“Metode angket sering disebut dengan metode kuesioner atau dalam

bahasa inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan). Metode angket

merupakan serangkaian atau daftrar pertanyaaan yang disusun secara sistematis,

kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikembalikan

kepada peneliti.”52

Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara karena keduanya

diberikan dalam bentuk pertanyaan. Bedanya wawancara dilaksanakan secara

lisan sedangkan angket secara tertulis. Berikut adalah kisi-kisi angket:

51 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.12652 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.123

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

36

Tabel 3.1

Kisi-kisi angket tentang upaya orang tua dalam mensukseskan

pelaksanaan shalat 5 waktu

No. Dimensi Indikator Butir soal Jumlah

soal

1. Orang tua sebagai

teladan

Mengajak

beribadah shalat

secara berjamaah

5,7,8,9,10 5

2. Orang tua sebagai

pendidik

Mengajarkan

shalat 5 waktu

1,2,3,4,11,12 6

3. Orang tua sebagai

motivator

Menyediakan

sarana

pendudukung

untuk anak

belajar agama

Memberikan

hadiah kepada

anak

13,14,15

6

3

1

E. Pengolahan Data dan Analisa

"Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan."53 Dalam mengumpulkan data dan pengolahan hasil penelitian ini

penulis menggunakan dua macam tehnik analisa data, yaitu tehnik analisa data

kualitatif dan tehnik analisa data kuantitatif.

53 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.164

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

37

Teknik analisa data kualitatif, yaitu tehnik analisa dengan menguraikan

kedalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti secara logis. Data yang

diperoleh dari observasi dan wawancara akan diolah dan diedit kemudian

dianalisa serta disimpulkan.

Teknik analisa data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka

perhitungan yang didapat dari penjumlahan, kemudian diprosentasikan. Karena

data yang terkumpul masih berupa data yang mentah, adapun data yang diperoleh

menlalui angket, penulis akan menganalisa dan mengolah data statistik frekuensi,

yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari para orang tua, lalu dijumlahkan,

diklasifikasikan dan ditabulasikan, data yang didapat dari sebuah item pertanyaan

akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi, maka data

tersebut harus diolah dan dianalisa sebagai berikut:

a. Tabulasi data (data disusun secara rinci ke dalam tabel frekuensi)

"Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud

tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya." 54

b. Perhitungan nilai rata-rata dengan menggunakan rumus:55

F

P= ------ x 100%

N

Keterangan:

P= presentase

F= frekuensi / jumlah jawaban

N= jumlah yang dianalisa / jumlah responden

54 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.16455 Anas Sujiono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006. h.164

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

38

100% = bilangan tetap

Adapun ketentuan skala prosentasi adalah sebagai berikut:

100% : seluruhnya

90-99% : hampir seluruhnya

60-89% : sebagian besar

51-59% : lebih dari setengah

50 % : setengahnya

40-49% : hampir setengahnya

10-39% : sebagian kecil

1-9% : sedikit sekali

0% : tidak sama sekali

c. Masing-masing masalah tabel dideskripsikan, dan data yang berukuran

jumlah lebih besar dari 30 (n>30) lebih tepat disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi yang dianalisa kemudian disimpulkan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mendukung atau pelengkap untuk

mengumpulkan data-data atau keterangan-keterangan tertulis mengenai keadaan

sekolah, keadaan guru dan lain-lain. Dokumentasi yang dimaksud seperti buku-

buku, arsip, foto, dan dokumen sekolah dengan menggunakan catatan harian dan

alat tulis lainnya.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

39

BAB IV

HASIL-PENELITIAN

A. Deskripsi

SDN Meruya Selatan 01 Pagi merupakan salah satu lembaga pendidkan

dasar yang terpangil untuk menyelengarakan pendidikan bermutu , sebagai mana

yang telah ditetapkan dalam Tujuan Pendidikan Dasar yaitu meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut

SDN Meruya Selatan 01 Pagi sebagai penyelenggara pendidikan harus mampu

menjawab segala macam tuntutan masyarakat yang sudah maju di era globalisasi ini

harus mampu menjadi pionir dalam pembangunan pengembangan sumber daya manusia

yang berorientasi pada kualitas manusia dengan berpedoman pada prinsip pendidikan

yaitu keseimbangan antara logika, etika, estetika dan kinestetika dengan berorientasi pada

4 pilar pendidikan yaitu :

1. Learning To be ( Belajar menjadi diri sendiri )

2. Learning To Know ( Belajar untuk mengetahui )

3. Learning To Do ( Belajar melakukan/praktek )

4. Learning To Live Together ( Belajar hidup dalam kebersamaan )

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan harus mampu melaksanakan serta

mewujudkan kebutuhan masyarakat sesuai dengan wewenang yang diberikan

kepadanya yaitu Manejemen Berbasis Sekolah ( MBS ) yang tentunya disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi serta lingkungan sekolah.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Kepala sekolah harus mampu mengelola

sekolah dengan prisip-prinsip manejemen modern, agar dapat melaksanakan program-

programnya dengan baik.

Dalam melaksanakan penyelenggaraan sekolah agar terprogram dan

terarah diperlukan adanya Visi dan Misi.

1. Visi SDN Meruya Selatan 01 Pagi adalah :

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

40

Membangun peserta didik yang beriman , berakhlak mulia , cerdas,

trampil dan mandiri

2. MISI

Berdasarkan Visi di atas, maka Sekolah Dasar Negeri Meruya Selatan 01

Pagi menyusun Misi sebagai berikut:

1. Menanamkan akidah melalui pengamalan ajaran agama

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

3. Mengembangkan pengetahuan di bidang Iptek , bahasa,olah raga , seni

budaya sesuai minat dan potensi bakat peserta didik

4. Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah

Peran Serta Masyarakat lingkungan SDN Meruya Selatan 01 Pagi termasuk

lingkungan padat penduduk. Sosial ekonomi masyarakatnya terdiri dari

masyarakat menengah kebawah. Jika melihat tingkat pekerjaan dan tingkat

pendidikan masyarakat yang menyekolahkan anaknya di SDN Meruya Selatan 01

Pagi kebanyakan adalah buruh/karyawan dan tingkat pendidikannya SD, SLTP

dan SLTA. Namun melihat tingkat partisipasi masyarakat yang menyekolahkan

anaknya dari sisi semangat, mereka menyadari bahwa pendidikan itu penting dan

pendidikan itu adalah masa depan bagi anaknya.

Tetapi disisi lain mereka kurang menyadari bahwa pendidikan itu bukan

hanya berada di sekolah formal saja, tetapi juga di rumah atau masyarakat.

Sehingga sering terjadi masyarakat menyalahkan pihak sekolah apabila prestasi

anaknya tidak bisa diandalkan. Di samping itu kurangnya perhatian orang tua

dalam membantu biaya penyelenggaraan pendidikan anaknya di sekolah,

walaupun disadari bahwa biaya penyelenggaraan pendidikan di tanggung oleh

pemerintah.

Sementara seperti yang telah diuraikan di atas bahwa untuk

menyelnggarakan kegiatan ekstrakurikuler memerlukan biaya yang sangat tinggi.

Guna lebih meningkatkan peran serta masyarakat, SDN Meruya Selatan 01 Pagi

melaksanakan berbagai kegiatan yang mengundang masyarakat agar lebih

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

41

mengenal sosok sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan sekolah,

peserta didik dan masyarakat antara lain kegiatan : Pentas Seni, Pameran

Sekolah, dan kegiatan sosial.

Penelitian terhadap wali murid SDN Meruya Selatan 01 Pagi dilakukan

dengan cara pengumpulan data melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Data

yang terkumpul untuk hasil penelitian tentang Upaya orang tua terhadap

pelaksanaan shalat 5 waktu bagi anaknya dalam kehidupan sehari-hari di SDN

Meruya Selatan 01 Pagi adalah sebagai berikut :

1. Identitas Responden

Untuk mengetahui kondisi sosial orang tua murid SDN Meruya Selatan 01

Pagi, secara umum penulis sajikan data tentang :

a. Responden berdasarkan penganut agama

b. Responden berdasarkan tingkat pendidikan

c. Responden berdasarkan tingkat pekerjaan

2. Situasi dan Keadaan SDN Meruya Selatan 01 Pagi

a. Sekilas tentang keadaan SDN Meruya Selatan 01 Pagi

b. Situasi keagamaan di SDN Meruya Selatan 01 Pagi

3. Hasil penelitian tentang upaya orang tua terhadap pelaksanaan shalat 5 waktu

bagi anak SDN Meruya Selatan 01 Pagi.

Dari data yang terkumpul penulis mencoba melakukan tabulasi langsung

dengan perhitungan frekuensi dan prosentasenya yaitu :

Jumlah jawaban

-------------------------- x 100 = ............... %

Jumlah responden

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

42

Data - data tersebut diatas dapat dilihat dalam bentuk tabel - tabel dan

penjelasan berikut ini :

1. Identitas responden

Dilihat dari pengisian angket yang diberikan oleh penulis kepada

responden maka identitas responden dapat diketahui dengan membagi

secara umum data tentang penganut, pendidikan, dan pekerjaan orang tua

yaitu dengan melihat tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Data responden berdasarkan penganut agama

Agama Jumlah

jawaban

%

Islam 50 100

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden yang

dijadikan sampel beragama Islam dan tidak ada yang beragama non islam,

sehingga mempermudah penulis untuk melakukan penelitian.

Dalam hal ini penulis memang lebih mengutamakan penganut agama

sebagai jumlah keseluruhan hingga 100% orang tua yang terpilih menganut agama

islam. Karena walaupun penganut agama tetap mencapai nilai keseluruhan, belum

tentu para orang tua yang menganut agama islam benar-benar 100% mendidik

anaknya melaksanakan shalat 5 waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

43

Tabel 4.2

Data tingkat pendidikan responden

Pendidikan Jumlah

jawaban

%

SD

SMP

SMTA/ALIYAH

PT/UNIVERSITAS

28

19

2

1

56

38

4

2

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, bahwa tingkat pendidikan

responden yang terbanyak adalah SD 56 %, sedangkan SMP 38 %, SMA 4 %, dan

yang berpendidikan tinggi sebesar 2 %.

Tabel 4.3

Data jenis pekerjaaan responden

Pekerjaan Jumlah

jawaban

%

Polri

Karyawan Swasta

Wiraswasta

Buruh

1

6

13

30

2

12

26

60

Jumlah responden 50 100

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

44

Berdasarkan tabel diatas jenis pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh

responden adalah buruh yaitu 60%, wiraswasta 26%, karyawan 12% dan polri 2%.

2. Situasi dan Keadaan SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat

SDN Meruya Selatan 01 Pagi yang dikepalai oleh Bapak H. Rohidi, S.Pd.

M.M mempunyai enam guru umum, satu guru Agama Islam, satu guru olahraga,

satu guru bahasa inggris, dan satu penjaga sekolah. Saat ini SDN tersebut

memiliki 113 siswa dari kelas satu sampai dengan kelas enam, dengan lokal

belajar sebanyak enam lokal. Sarana lainnya SDN Meruya Selatan 01 Pagi

memiliki kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang toilet

guru, ruang toilet murid dan mushola.

Pembagian tugas guru di sekolah tersebut dari kelas I sampai dengan kelas

III dipegang oleh guru kelas yaitu satu guru umum mengajar semua bidang studi

yang ada di kelas masing-masing dengan memakai Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI dipegang oleh wali kelas

yang berarti satu guru umum mengajar bidang studi khusus.

SDN Meruya Selatan 01 Pagi terletak di jalan H. Juhri rt.03 rw 02 Meruya

Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Gedung SDN Meruya Selatan

terdiri dari satu lantai 2 sekolah terdiri dari SDN Meruya Selatan 01 pagi dan

SDN Meruya Selatan 02 Petang.

Halaman bermain murid atau lapangan olah raga dari SDN Meruya

Selatan 01 Pagi sampai dengan SDN Meruya Selatan 02 Petang dipakai bersama.

Karena SDN Meruya Selatan mempunyai mushola yang kecil jadi ketika ada

kegiatan salat tarawih pada bulan Ramadhan diadakan secara bersama dengan

memakai atau menggunakan halaman sekolah atau lapangan olah raga.

3. Situasi keagamaan di SDN Meruya Selatan 01 Pagi

Kepala Sekolah memberikan kebijakan kepada guru Agama Islam untuk

menambah jam pelajaran agama Islam di saat guru umum tidak hadir. Untuk

meningkatkan kualitas guru Agama Islam, kepala sekolah menganjurkan untuk

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

45

mengikuti belajar kejenjang yang lebih tinggi lagi. Dalam hal meningkatkan

kualitas agama Islam khususnya ibadah salat, maka setiap siswa dianjurkan untuk

mengikuti Lomba Keterampilan Agama Islam (LOKETA).

Guru agama memantau shalat lima waklu bagi siswa melalui buku

penghubung. Khusus bagi kelas VI di akhir tahun ajaran mendapat sertifikat

agama Islam yang didalamnya tercantum nilai pendidikan shalat dan baca tulis

AI-Qur'an.

Untuk mengetahui upaya orang tua murid dalam mensukseskan

pelaksanaan shalat di SDN Meruya Selatan 01 Pagi Jakarta Barat dapat di lihat

melalui hasil penyebaran angket yang telah dimasukan ke dalam tabel-tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data hasil angket responden dalam membimbing anak shalat sejak usia dini

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

30

15

5

60

30

10

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 60 % orang tua yang selalu

membimbing anaknya salat sejak usia dini dan 30 % yang kadang-kadang

membimbing. Dengan demikian sebagian besar (90%) orang tua sudah

membimbing anaknya salat sejak usia dini. Sementara itu yang belum

melaksanakan ada 10 %. Berdasarkan hasil dari data responden membuktikan

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

46

bahwa orang tua sudah mendukung untuk membimbing anaknya salat sejak usia

dini.

Tabel 4.5

Data hasil angket responden dalam mcngontrol anak terhadap

Pendidikan Agama Islam

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

21

18

11

42

36

22

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 42 % yang selalu mengontrol

anak dalam pendidikan agama Islam dan 36 % yang masih kadang-kadang.

Dengan demikian sebagian besar orang tua (78 %) sudah mempunyai perhatian

terhadap anak untuk mengontrol pendidikan agama islam, sedangkan yang tidak

pernah punya perhatian dalam mengontrol sebesar 22 %, jadi masih terdapat

sebagian kecil orang tua yang sangat lemah untuk mengontrol pendidikan agama

Islam terhadap anaknya. Dilihat dari data responden upaya orang tua belum begitu

maksimal dalam mengontrol anak, karena prosentase yang di dapat tidak

mencapai angka secara keseluruhan.

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

47

Tabel 4.6

Data hasil angket responden dalam mengingatkan anak

bila waktu shalat telah tiba

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

30

11

9

60

22

18

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 60% orang tua yang selalu

mengingatkan anak bila waktu salat telah tiba, dan yang masih kadang-kadang

mengingatkan 22 %, jika dijumlahkan jawaban responden selalu dan kadang-

kadang maka nilai prosentase yang didapat menjadi (82%) sehingga sebagian

besar orang tua sudah terbukti mengingatkan anaknya akan waktu shalat,

sedangkan yang tidak pernah mengingatkan anak berjumlah 18 %. Dengan

demikian perhatian orang tua terhadap waktu shalat masih sangat besar.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

48

Tabel 4.7

Data hasil angket responden dalam menegur anak yang tidak shalat

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

30

10

10

60

20

20

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 60 % orang tua yang selalu

menegur anak yang tidak shalat, sedangkan yang kadang-kadang menegur 20 %

dan tidak pernah menegur 20 %, ini berarti perhatian orang tua terhadap salat

hampir mendukung.

Tabel 4.8

Data hasil kebiasaan Orang Tua dalam melaksanakan shalat 5 waktu

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

27

15

8

54

30

16

Jumlah responden 50 100

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

49

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 54 % orang tua selalu

melaksanakan shalat lima waktu, sedangkan yang kadang-kadang melaksanakan

shalat lima waktu 30 %, dan yang tidak melaksanakan shalat lima waktu 16 %.

Dengan demikian, orang tua sudah banyak yang mengerti tentang kewajiban

shalat, walaupun hanya sebagian besar saja orang tua yang melaksanakan shalat.

Tabel 4.9

Data hasil pujian orang tua terhadap anaknya yang telah melaksanakan

shalat 5 waktu

No Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

20

20

10

40

40

20

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 40 % orang tua selalu memuji

anaknya bila shalatnya penuh dan 40 % yang kadang-kadang, sedangkan 20 %

yang tidak pernah memuji anaknya sekalipun anaknya shalat lima waktu dengan

penuh. Dengan demikian, orang tua sudah sebagian besar banyak yang mengerti

manfaat pujian bagi anak. Sehinnga dapat memotivasi anak agar dapat

melaksanakan shalat dengan lebih semangat lagi. Ini dapat membuktikan bahwa

upaya orang tua salah satunya memberikan pujian.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

50

Tabel 4.10

Data hasil angket responden dalam mengajak anak shalat berjamaah

ke masjid atau musalla

No Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

13

21

16

26

42

32

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 26 % orang tua yang selalu

mengajak anaknya shalat berjamaah ke masjid/musalla dan 42 % kadang-kadang ,

sedangkan yang tidak pernah mengajak shalat berjamaah ke masjid/musolla

berjumlah 32 %.

Berdasarkan hasil dari responden membuktikan bahwa para orang tua

masih banyak yang belum mengerti manfaat shalat berjamaah dan kurangnya

dukungan untuk mendidik anak dalam melaksanakan shalat.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

51

Tabel 4.11

Data siswa yang shalat berjamaah bersama keluarga

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pemah

12

12

26

24

24

52

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan 24 % yang selalu shalat

berjamaah bersama keluarga, 24 % kadang-kadang, sedangkan yang tidak pernah

shalat berjamaah bersama keluarga sebanyak 52 %. Dengan demikian shalat

berjamaah bersama keluarga belum mendukung. Karena lebih dari setengah

responden menjawab tidak pernah melaksanakan shalat berjamah, maka dalam hal

ini belum bisa dibuktikan upaya orang tua dalam mengajak dan membiasakan

anaknya untuk shalat berjamaah.

Jika dijumlahkan jawaban selalu dan kadang-kadang maka nilai

prosentasenya hanya mencapai 48% yang artinya hampir setengahnya orang tua

belum memahami untuk mengajak anak-anak shalat berjamaah. Ini artinya lebih

dari setengah orang tua tidak berupaya untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

52

Tabel 4.12

Data hasil angket responden dalam membimbing shalat terhadap anak-anak

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang-kadang

Tidak Pernah

21

10

19

42

20

38

Jumlah responden 50 100

Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan 42 % orang tua yang selalu

membimbing shalat terhadap anak dan yang masih kadang-kadang membimbing

20 %, sedangkan yang tidak pernah 38 %. Dengan demikian, orang tua yang

membimbing shalat terhadap anaknya kurang mendukung.

Tabel 4.13

Data hasil angket responden dalam membangunkan anak untuk shalat

subuh

No. Kategori Jawaban Jumlah jawaban %

1.

2.

3.

Selalu

Kadang-kadang

Tidak Pernah

21

15

14

42

30

28

Jumlah responden 50 100

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

53

Berdsarkan dari tabel di atas menunjukkan 42 % orang tua yang selalu

membangunkan shalat subuh, sedangkan kadang-kadang membangunkan shalat

subuh 30 % dan yang tidak pernah 28 %. Dengan demikian sikap orang tua untuk

membangunkan anak shalat subuh masih kurang mendukung.

Tabel 4.14

Data hasil laporan orang tua kepada guru pendidikan agama Islam tentang

anak yang tidak shalat

No. Kategori Jawaban Jumlah

jawaban

%

1.

2.

3.

Selalu

Kadang - kadang

Tidak Pernah

8

12

30

16

24

60

Jumlah responden 50 100

Tabel 14 di atas menunjukkan 16 % orang tua yang selalu melaporkan

anak yang tidak shalat dan 24 % orang tua yang kadang-kadang melaporkan anak

yang tidak salat kepada guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan yang tidak

pernah melaporkan sebanyak 60 %. Hal ini menunjukkan sikap orang tua terhadap

pendidikan shalat kurang penting.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

54

Tabel 4. 15

Data hasil angket responden dalam Menyediakan tempat shalat di rumah

No Kategori Jumlah

jawaban

%

1.

2.

Ada

Tidak ada

26

24

52

48

Jumlah responden 50 100

Tabel 15 menunjukkan 52 % orang tua menyediakan (empat salat di

rumah dan yang tidak menyediakan 48 %. Dengan demikian, orang tua masih

kurang perhatiannya terhadap tempat shalat.

Tabel 4.16

Data perlengkapan shalat di rumah responden

No Katagori Jumlah

jawaban

%

1.

2.

Ada

Tidak ada

38

12

76

24

Jumlah responden 50 100

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

55

Tabel 16 di atas menunjukkan 76 % orang tua mengadakan perlengkapan

salat, sedangkan yang tidak ada perlengkapan shalat hanya 24 %. Hal ini

menandakan orang tua sangatlah mementingkan perlengkapan shalat.

Tabel 4.17

Data ketersediaan buku yang berhubungan dengan materi shalat

No Katagori Jumlah

jawaban

%

1.

2.

Ada

Tidak ada

18

32

36

64

Jumlah responden 50 100

Tabel 17 di atas menunjukkan 36 % orang tua yang menyediakan buku-

buku shalat dan yang tidak mempunyai buku-buku salat 64 %. Jadi orang tua

kurang mementingkan buku-buku penunjang yang berkaitan dengan shalat.

Data yang dihimpun melalui tabel 4 sampai dengan tabel 17, merupakan

tolok ukur terhadap keberhasilan pendidikan shalat yang diterapkan orang tua

terhadap anaknya.

B. Analisa Data

Dari data yang telah terkumpul dan telah di deskripsikan perlu di jelaskan

dan dilakukan analisa sebagai berikut:

1. Sikap dan tanggung jawab orang tua terhadap anak

Orang tua di dalam menanamkan sikap dan tanggung jawab kepada

anaknya dapat dilihat sejauh mana orang tua memberikan contoh atau tauladan

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

56

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam data terhimpun bahwa orang tua sebagian

besar telah melaksanakan shalat lima waktu, walaupun tidak dengan penuh, dan

hanya sebagian kecil orang tua yang mau melaksanakan shalat berjamaah bersama

keluarga, maupun mengajak anak shalat berjamaah di masjid atau mushalla.

Dengan demikian usaha orang tua terhadap pendidikan salat hampir

berhasil dan perlu ditingkatkan lagi dalam keluarga. Sebab, pembentukan

kepribadian anak tergantung pola pengasuhan orang tuanya. Karena anak sejak

lahir bagaikan kertas putih yang masih bersih, dan nilai kertas tersebut selanjutnya

ditentukan oleh pemiliknya.

2. Upaya Orang tua dalam memotivasi pendidikan shalat

Tekunnya anak dalam mengamalkan salat lima waktu, tidak terlepas dari

motivasi orang tua. karena kadar keimanan anak masih sangat minim sehingga

diperlukan dorongan orang tua untuk membuat anak mau dan ikhlas mengerjakan

ajaran agamanya ( shalat ).

Dalam menanamkan kedisiplinan waktu. orang tua sebagian besar telah

mengingatkan kepada anak - anaknya bila waktu shalat telah tiba dan orang tua

selalu menegurnya agar anak mau mengerjakan shalat.

Meskipun keadaan rumah kurang memungkin tetapi sebagian orang tua

masih menyediakan tempat shalat dengan menyisihkan sebagian tempat di ruang

tidur, begitu pula perlengkapan salat orang tua sebagian besar telah menyediakan

dan hampir mendukung. Walaupun demikian orang tua masih sangat lemah untuk

membangunkan anaknya shalat subuh dan mengajak anak untuk shalat berjamaah

baik di rumah maupun di masjid atau musalla.

Dalam hal ini motivasi orang tua masih kurang mendukung untuk

pendidikan shalat. Seandainya seluruh motivasi dilakukan dengan baik, maka

anak akan lebih tertarik lagi dan cenderung akan lebih mengerti untuk

mengerjakan tugas dan kewajibannya.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

57

3. Bimbingan orang tua terhadap pendidikan shalat

Untuk membentuk anak berkepribadian muslim, maka orang tua sebagai

pemimpin keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap anak anaknya

untuk mengajar, mendidik dan membimbing secara Islami.

Di dalam data ditemukan bimbingan orang tua terhadap anak dalam

pendidikan shalat sudah mendukung Karena pendidikan shalat harus diajarkan

sejak dini melalui bimbingan orang tua yang baik dan benar.

Bila orang tua sudah mengajar, mendidik dan membimbing shalat sejak

dini, Insya Allah terciptalah anak yang bertaqwa kepada Allah SWT dan dapat

berbakti kepada kedua orang tuanya serta berguna bagi agama dan negaranya.

Karena dengan shalat manusia akan jauh dari segala keburukan dan kekejian.

C. Penafsiran Data/Interpretasi Data

Upaya orang tua SDN Meruya Selatan 01 Pagi dalam mengsukseskan

pelaksanaan shalat bagi anak-anak, terlihat dari prosentase yang terdapat pada

tabel hasil survey yang dilakukan kepada orang tua siswa SDN Meruya Selatan 01

pagi.

Adapun prosentase tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut :

1. Usaha responden dalam membimbing anak untuk shalat sejak usia dini,

mengingatkan bila waktu salat telah tiba, dan menegur anak yang tidak

shalat menunjukkan hasil yang cukup baik.

2. Upaya responden dalam memuji anak yang melakukan shalat 5 waktu,

mengajak anak shalat berjamaah baik di rumah maupun di

Masjid/Musalla, laporan orang tua kepada guru tentang anak yang tidak

shalat menunjukan hasil yang kurang memuaskan.

3. Upaya orang tua untuk mengontrol pendidikan agama Islam anak.

melaksanakan shalat 5 waktu, dan membangunkan anak untuk shalat

subuh meriunjukkan hasil yang baik.

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

58

4. Upaya orang tua dalam hal mengajak anak untuk shalat berjamaah kurang

mendukung karena lebih dari setengahnya menjawab tidak pernah

membiasakan diri untuk shalat berjamaah.

5. Upaya orang tua dalam hal mengingatkan anak bila waktu shalat tiba

terbukti karena mencapai prosentase 82% dan hanya sebagian kecil saja

yang tidak pernah mengingatkan anak bila waktu shalat telah tiba.

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah

dipaparkan peneliti pada bab-bab sebelumnya, maka jawaban atas perumusan

masalah ini yaitu tentang upaya orang tua dalam memnsukseskan pelaksanaan

shalat 5 waktu diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Upaya orang tua dalam mensukseskan pelaksanaan shalat 5 waktu pada

umumnya cukup baik, hal ini dapat diketahui dari jawaban angket yang

diberikan kepada wali murid dan observasi yang dilakukan di sekolah

dasar meruya selatan. Terbukti bahwa keluarga menjadi penentu bagi anak

dalam pelaksanaan shalat. Karena sebagian besar dari data hasil kebiasaan

orang tua dalam melaksanakan shalat 5 waktu menunjukkan 84%, dengan

demikian orang tua sudah banyak yang mengerti dan memahami tentang

kewajiban shalat.

2. Hasil penelitian menunjukkan upaya-upaya orangtua dalam pelaksanaan

shalat bagi anak, diantaranya membimbimg anak sejak usia dini,

mengingatkan dan menegur anak pada waktu shalat serta pujian bagi anak

yang sudah melaksanakan shalat, menujukkan hasil yang positif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa orangtua sangat berperan dalam pelaksanaan

shalat anak-anaknya.

3. Proses orang tua dalam memberikan contoh yaitu dengan rutin dan

konsisten dalam melaksanakan shalat, mengajari anak bacaan shalat tidak

harus dilakukan ketika shalat. Tapi, kapan pun kita boleh mengajari anak

melaksanakan shalat. Beri penghargaan atau reward bila anak sudah shalat,

bisa berupa pujian, pelukan, dan lain sebagainya. Kalau anak melakukan

kesalahan dalam shalat (baik gerakan atau bacaan) jangan ditegur dengan

keras, namun perbaikilah kesalahan itu dengan lembut dan tegas.

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

60

B. Saran-saran

Agar pendidikan salat di SDN Meruya Selatan 01 Pagi dapat tercapai

dengan sukses, maka sekolah dan orang tua harus bekerja sama di antaranya :

1. Orang tua hendaknya menyediakan tempat shalat yang memadai dan

buku -buku shalat serta gambar-gambar yang dapat menunjang pendidikan

shalat.

2. Orang tua kiranya dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi anak-

anaknya untuk dapat mengerjakan salat 5 waktu dengan penuh dan

diberusaha untuk mengerjakan salat berjamaah di Masjid atau Musola.

3. Orang tua harus dapat berhubungan yang selaras dengan pihak sekolah

agar pendidikan shalat di sekolah dapat berkesinambungan dengan

pendidikan shalat di rumah.

4. Guru pendidikan agama Islam hendaknya dapat memberikan wawasan

agama Islam yang lebih luas lagi kepada orang tua, agar orang tua dapat

memberikan pendidikan kcpada anaknya lebih baik lagi, khususnya

pendidikan shalat.

5. Pihak sekolah kiranya dapat menyediakan sarana dan prasana penunjang

untuk mensukseskan pelaksanaan shalat di SDN Meruya Selatan 01 Pagi

seperti dengan ketersediannya Musola di lingkungan sekolah.

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

Lampiran

HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

1. Sudah berapa lama Bapak menjabat Kepala Sekolah di sekolah ini ?

- sudah 3 tahun.

2. Bagaimana kebijakan Bapak untuk menambahkan jam pelajaran agama Islam

Mengingat jam pelajaran agama Islam sangat terbatas?

- Apabila ada guru yang tidak hadir, maka guru agama Islam dipersilahkan

masuk kelas untuk mengisi pelajaran umum sambil dikaitkan dengan pelajaran

agama Islam.

3. Apakah di sekolah ini ada musalla/ ruangan khusus salat ?

- ada

4 Ruangan apa saja yang ada di sekolah ini ?

- Ruang kelas untuk belajar siswa ada sepuluh;

- Ruang Kepala Sekolah dua

- Ruang kantor satu;

- Ruang guru satu;

- Ruang perpustakaan satu;

- Toilet guru satu;

- Toilet murid tiga.

5 Sarana apa saja yang tersedia untuk pelajaran agama Islam di sekolah ini ?

- Perlengkapan shalat, buku-buku kisah Rasul, Iqra, serta buku-buku lainnya

yang menunjang pendidikan agama Islam.

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

6. Bagaimana cara Bapak untuk mengevaluasi pekerjaan Guru Pendidikan

Agama Islam ?

1) Diadakan supervisi Guru Agama Islam yang menyangkut : Pembuatan

program, SP harian. pelaksanaan program dan perayaan hari-hari besar

Islam.

2) Diadakan penilaian yang disebut DP3 yang meliputi : Kesetiaan, Prestasi

kerja, Tanggung jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama dan Prakarsa.

7. Bagaimana hubungan sekolah dengan orang tua murid ?

- Orang tua murid berperan aktif dalam membantu kelancaran pendidikan dan

orang tua murid yang tergabung dalam komite sekolah selalu

bermusyawarah dalam memecahkan masalah dana atau hal-hal lain yang

diperlukan melalui rapat orang tua murid.

8. Bagaimanakah kebijakan Bapak untuk menambah wawasan guru pendidikan

agama Islam ?

- Bila ada undangan penalaran dipersilakan untuk mengikuti.

- Mengizinkan untuk berdiskusi sesama guru, khususnya guru Pendidikan

Agama Islam.

- Memberikan motivasi untuk meningkatkan wawasan dengan mengikuti

belajar ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Jakarta. 20 Februari 2014

Kepala SDN Meruya Selatan 01 Pagi

H. Rohidi. S.Pd. M. M

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Berapakah jumlah murid yang beragama Islam ?

- Jumlah murid yang beragama Islam ada 113 siswa.

2. Adakah murid yang beragama diluar Islam ?

- Ada, yang beragama Kristen berjumlah 6 orang siswa, yang beragama

Katolik berjumlah 4 orang siswa, yang beragama Budha berjumlah 1 orang

siswa, yang beragama Hindu 2 orang siswa

3 Adakah tempat khusus untuk mengajarkan shalat ?

- ada.

4. Dimanakan bapak mengajarkan praktek shalat ?

- Hanya di ruang kelas masing-masing karena musolah yang tersedia tidak

mencukupi untuk menampung anak-anak dalam satu kelas.

5. Bagaimana bapak mengajarkan praktek shalat ?

- Praktek shalat diajarkan melalui tahapan :

a. Melalui gerakan-gerakan shalat;

b. Hafalan dan bacaan;

c. Praktek shalat dengan bacaan dan gerakan yang benar.

6. Apakah bapak mengajarkan shalat berjamaah setiap hari ?

- Shalat berjamaah tidak diajarkan setiap hari, tetapi hanya diadakan sesekali,

terutama di bulan Ramadhan

7. Bagaimana hubungan bapak dengan orang tua siswa ?

- Baik. selalu mengadakan konsultasi yang ada hubungannya dengan

pendidikan Agama Islam

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

8. Bagaimana cara bapak untuk mengetahui shalat anak di rumah ?

- Untuk mengetahui shalat anak di rumah melalui buku penghubung/kegiatan

ibadah pada bulan Ramadhan.

Jakarta, 28 Februari 2014

Guru Pendidikan Agama Islam

SDN Meruya Selatan 01 Pagi

H. Ardaman Kusuma. S.Pd

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

HASIL WAWANCARA DENGAN ORANG TUA MURID

1. Bagaimana cara Bapak/ibu memperkenalkan pendidikan shalat kepada anak-

anaknya ?

- Mengajak anak untuk shalat bersama-sama dengan keluarga.

2. Apa yang Bapak/ibu lakukan bila anaknya tidak mau melaksanakan shalat ?

- Dibujuk atau dirayu.

3. Apakah bapak/ibu mengajurkan anak-anaknya untuk shalat berjamaah di

Masjid ?

- Ya. Dengan memberikan dorongan.

4. Bagaimana cara Bapak/ibu mengontrol shalat yang dilakukan anak ?

- Setiap waktu shalat diingatkan untuk mengerjakan shalat.

5. Upaya apa saja yang Bapak/Ibu lakukan agar anak melaksanakan shalat?

- membangunkan anak pada waktu pagi agar shalat subuh

Responden

(edah santi)

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

ANGKET ORANG TUA

TENTANG:

UPAYA ORANG TUA TERHADAP PELAKSANAAN SHALAT LIMA

WAKTU

BAGI ANAK (SDN MERUYA SELATAN 01 PAGI JAKARTA BARAT)

Petunjuk Pengisian Angket

a. Bacalah Pertanyaan di hawah ini dengan baik, dan jawablah dengan sejujur-

jujurnya.

b. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu Pilih.

c. Pilih satu jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai.

A. Identitas responden

1. Nama :

2. Tempat/tanggal lahir :

3. Pekerjaan :

4. Pendidikan :

5. Agama :

6. Alamat :

B. Daftar pertanvaan

1. Apakah Bapak/Ibu membimbing anak-anak shalat sejak usia dini (dibawah 5

tahun) ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Pernahkah Bapak/Ibu mengontrol pelajaran agama Islam di rumah ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

3. Bila waktu shalat tiba, apakah Bapak/Ibu mengingatkan anak untuk shalat ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

4. Pernahkah Bapak/Ibu menegur anak bila tidak shalat ?

a. Selalu b. Kadang-kadang e. Tidak Pernah

5. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan shalat lima waklu dengan penuh ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

6. Pernahkah Bapak/Ibu memuji anak bila shalatnya penuh lima kali sehari ?

a. Selalu b. Kadang-kadang C. Tidak Pernah

7. Pernahkah mengajak anak ke Mushalla/Masjid untuk shalat bejama'ah ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

8. Pernahkah mengadakan shalat berjama'ah bersama keluarga sekalipun hanya

satu waktu saja ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

9. Apakah Bapak/lbu membimbing shalat wajib setiap hari ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

10. Pernahkah Bapak/lbu membangunkan anak untuk shalat subuh ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

11. Pernahkah Bapak/lbu memenuhi undangan/panggilan dari sekolah ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

12. Pernahkah Bapak/lbu melaporkan kepada Guru pendidikan Agama Islam

karena anak (tidak shalat) ?

a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah

13. Apakah di rumah Bapak/lbu ada ruang khusus tempat shalat ?

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

a. Ada b. Tidak ada

14. Adakah di rumah perlengkapan/alat shalat ?

a. Ada b. Tidak ada

15. Adakah di rumah Bapak/lbu buku-buku tentang shalat ?

a. Ada b. Tidak ada

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25028/3/MELLY... · UPAYA ORANG TUA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN SHALAT 5 WAKTU

SEKOLAH DASAR NEGERI MERUYA SELATAN 01 PAGI

KECAMATAN KEMBANGAN

JAKARTA BARAT

Jakara, 6 Maret 2014

SURAT KETERANGAN

No.. 18/1.851.2

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri Meruya

Selatan 01 Pagi, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, menerangkan bahwa :

N a m a : Melly Amalia

NIM : 1810011000085

Jurusan/Program : Pendidikan Agama Islam

Mahasiswa : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Benar bahwa nama tersebut di atas telah mengadakan observasi,

wawancara dan penelitian lainnya di sekolah kami dalam rangka pengumpulan

data guna penyusunan skripsi.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Kepala SDN Meruya Selatan 01 Pagi

H. ROHIDI, S.Pd, M.M

NIP. 196004031980101001