k3 industri meubel

Upload: april-iana

Post on 28-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    1/51

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari

    bahaya selama melakukukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja

    merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada

    seorang pun di dunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakan.

    Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan

    dimana pekerjaan itu dilaksanakan (Cecep Triwibowo, 2013).

    Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan agar tenaga

    kerja secara aman melakukan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya yang

    baik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Dengan demikian,

    tenaga kerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan

    kesehatan dari berbagai risiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan

    mengganggu tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaannya. Kesimpulan

    tersebut merupakan peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam

    menyongsong globalisasi industri pada era persaingan pasar bebas (Depkes,

    2009).

    Keselamatan kerja bertujuan menjamin keadaan, keutuhan dan

    kesempurnaan, baik jasmani maupun rohaniah manusia, serta hasil karya dan

    budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pekerja

    pada khususnya. Jadi dapat disimpulkan, bahwa keselamatan kerja pada

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    2/51

    2

    hakekatnya adalah usaha manusia untuk melindungi hidupnya dan yang

    berhuhubungan dengan itu, dengan melakukan tindakan preventif dan

    pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan kerja ketika kita sedang bekerja

    (Daryanto, 2002).

    Di dalam UU no.1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja, yang

    memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja agar tempat dan

    peralatan produksi senantiasa dalam keadaan aman bagi mereka. Dalam UU

    no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa Setiap pekerja

    atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan

    dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan

    harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

    Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan

    sampai dengan berat, tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk

    ditindak lanjuti sebagai upaya pencegahannya. Pencegahan kecelakaan dapat

    dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang hampir terjadi.

    Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang

    penyebab kecelakaan dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya

    atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan (Cecep Sucipto, 2014).

    Tindakan yang tidak aman sebagai penyebab utama kecelakaan kerja yang

    sering terjadi banyak disebabkan oleh faktor manusia dan sedikit yang

    dipengaruhi oleh faktor alat diduga berhubungan dengan latar belakang

    pendidikan, psikolgis, keterampilan, fisik, dan alat yang sudah rusak.

    Kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab yaitu pertama tindak

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    3/51

    3

    perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)

    dan yang kedua keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe

    conditions). Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam

    timbulnya kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil hasil-hasil

    penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau

    kesalahan manusia (Cecep Sucipto, 2014).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari International Labour Organization

    (ILO) pada tahun 2014 ada 29 kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian

    dalam 100.000 pekerja Indonesia. ILO juga mencatat bahwa setiap tahunnya

    Indonesia mengalami 99.000 kecelakaan dengan 70% diantaranya

    menyebabkan kematian dan cacat seumur hidup. Kecelakaan kerja Indonesia

    telah membuat Negara Indonesia merugi hingga Rp. 280 Triliun (Depkes,

    2014).

    Perkembangan dan pertumbuhan industri di Kalimantan Selatan

    berkembang sangat pesat mencapai pertumbuhan rata-rata 9,24% diatas laju

    pertumbuhan ekonomi yang hanya sekitar 6,1%. Industri yang tumbuh pesat

    adalah industri yang bergerak pada sektor informal, dimana terdapat 64.950

    unit usaha dari semua jenis industri yang sekitar 67.474 buah (Disperindagkop

    Kalsel, 2008).

    Dari pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI jumlah kasus

    kecelakaan akibat kerja tahun 2012-2013 di Kalimantan Selatan meningkat,

    yaitu kecelakaan akibat kerja pada tahun 2011 terjadi 78 kasus dan pada

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    4/51

    4

    tahun 2013 meningkat menjadi 1651 kasus (Direktorat Bina Kesehatan Kerja

    dan Olahraga Kementerian Kesehatan, 2014).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan

    Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Utara bahwa pada tahun 2012 terdapat

    21.071 unit industri kerajinan, pada tahun 2013 terdapat 22.045 unit usaha,

    dan pada tahun 2014 terdapat 23.912 industri informal yang ada di Kabupaten

    Hulu Sungai Utara. Dari data tersebut terlihat dari tahun ke tahun jumlahnya

    mengalami kenaikan dan yang banyak mengalami kenaikan adalah industri

    pembuatan meubel di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang bersentra di Desa

    Banyu Tajun.

    Kabupaten di Hulu Sungai Utara selain sudah dikenal sebagai

    lumbung peternakan Itik dan Kerbau, namun dikenal juga sebagai sentra

    pengolahan meubel kayu dan alumunium atau industri yang bergerak pada

    sektor informal sebagai komoditas unggulan. Sebagai daerah yang tidak

    banyak memiliki potensi sumber daya alam, Kabupaten Hulu Sungai Utara

    dipacu untuk terus berkreasi dengan memajukan komuditas

    unggulannya tersebut, yakni dijadikan juga sebagai potensi pendapatan

    daerah.

    Berdasarkan data hasil survey pendahuluan melalui wawancara dari

    beberapa pemilik industri yang memiliki industri meubelaluminium ini yang

    berjumlah 16 buah industri di desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan

    yang masing-masing rumah memiliki 3 pekerja dengan jam kerja selama 10

    jam bahkan lebih serta semua pekerja tidak pernah memakai alat pelindung

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    5/51

    5

    diri saat melakukan pekerjaanya. Dalam pengolahan meubel kayu cuma

    terkendala bahan baku yang harganya mahal, kayu yang sering digunakan

    adalah kayu lurus, kayu Jati hanya untuk pesanan saja. Mahalnya bahan baku

    itulah, membuat para pengrajin pindah ke pengolahan meubel alumunium,

    disamping bahan bakunya mudah didapat, harganya juga murah dan mata

    pencaharian masyarakat tersebut adalah pengrajin meubel aluminium mereka

    melakukan pekerjaan ini bisa dibilang secara turun-temurun dan tidak ada

    perusahan yang resmi yang menaungi pengrajin tersebut. Pengarajin meubel di

    Banyu Tajun melakukan kegiatan atau usahanya di masing-masing rumah

    mereka serta dari pembelian bahan baku melalui pengeluaran mereka sendiri.

    Setiap kegiatan produksi pembuatan meubel aluminium (lemari, rak

    sepatu, rak piring, jemuran, dsb) di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai

    pandan tidak terlepas dari penggunaan bahan baku, tahapan produksi, dan

    penggunaan mesin atau peralatan. Tahapan produksi tersebut meliputi proses

    penyiapan bahan baku, proses pemotongan, proses pembentukan, proses

    perakitan, dan proses finishing. Setiap tahapan produksi tersebut bisa

    menimbulkan potensi bahaya, yaitu kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tidak

    terjadi secara kebetulan melainkan ada sebabnya. Penyebab kecelakaan dapat

    dikategorikan menjadi dua, yaitu golongan pertama adalah faktor manusia,

    sedangkan golongan kedua adalah faktor mekanis dan lingkungan.

    Kejadian kecelakaan kerja pada industri sektor informal dengan proses

    produksi hampir sama dengan sentra di industri meubel di Desa Banyu Tajun.

    Pada saat produksi meubelaluminium sering terjadi kecelakaan kerja seperti

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    6/51

    6

    tersayat, terpotong, kejatuhan barang, terpeleset, dan terjatuh. Kecelakaan

    akibat kerja tersebut disebabkan oleh kurangnya hati-hati dalam bekerja serta

    tidak mempedulikan kondisi lingkungan sekitar. Kejadian kecelakaan kerja

    tersebut dihubungkan dengan faktorunsafe action yaitu tindakan tenaga kerja

    yang tidak benar.

    Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang hubungan faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra

    industri pembuatan meubel aluminium yang berada di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut: Apakah ada hubungan faktor manusia dengan terjadinya

    kecelakaan kerja pada sentra industri meubelaluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016?.

    C. Batasan Masalah

    Pada penelitian ini hanya dibatasi pada faktor manusia yang

    mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja meliputi : usia, tingkat

    pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan pada pekerja di sentra industri

    meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,

    Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    7/51

    7

    D. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Mengetahui hubungan faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan

    kerja pada sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    2. Tujuan khusus

    a. Mengidentifikasi karakteristik pekerja (usia, tingkat pendidikan, masa

    kerja, status perkawinan) di sentra industri meubelaluminium di Desa

    Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara

    tahun 2016.

    b. Mengetahui tahapan proses produksi di sentra industri meubel

    aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten

    Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    c. Mengetahui hazard potensial kegiatan proses produksi di sentra Industri

    meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan,

    Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    d. Mengetahui klasifikasi kecelakaan akibat kerja berdasarkan jenis luka,

    sifat luka, dan letak luka di sentra Industri meubelaluminium di Desa

    Banyu Tajun Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara

    tahun 2016.

    e. Mengetahui hubungan usia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra

    industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai

    Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    8/51

    8

    f. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan terjadinya kecelakaan

    kerja di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    g. Mengetahui hubungan masa kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja di

    sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan

    Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun tahun 2016.

    h. Mengetahui hubungan status perkawinan dengan terjadinya kecelakaan

    kerja di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016.

    E. Manfaat penelitian

    1. Bagi pekerja

    Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pekerja tentang

    kecelakaan kerja berdasarkan faktor manusia sebagi penyebab kecelakaan

    kerja.

    2. Bagi Instansi terkait

    Penelitian ini dapat memberikan informsi dan masukan mengenai

    analisis kecelakaan kerja di tempat kerja dalam rangka upaya pembinaan

    industri sektor informal yang berhubungan dengan masalah kecelakaan

    kerja pada industri pembuatan meubel.

    3. Bagi Pengusaha

    Penelitian ini dijadikan masukan bagi pengusaha industri pembuatan

    meubel aluminium di Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam perencanaan

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    9/51

    9

    program kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat dilakukan upaya

    pencegahan dan pengendalian terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

    F. Keaslian penelitian

    Dari studi yang dilakukan ada penelitian serupa :

    1. Mega Andriana merupakan mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes

    Banjarmasin jurusan Kesehatan lingkungan dengan judul Analisis

    kecelakaan kerja pada pekerja industri pembuatan pintu, kusen, dan

    jendela di kota Banjarbaru tahun 2008. Perbedaannya dapat terlihat jelas

    pada penelitian saya yang berjudul Hubungan Faktor Manusia Dengan

    Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di

    Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai

    Utara tahun 2016, dari tujuan, tempat penelitan, jenis bahan baku yang

    digunakan, populasi dan sampel yang digunakan serta penulisannya

    bersifat analitik.

    2. Evi Dwi Erliyanti merupakan mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes

    Banjarmasin jurusan Kesehatan Lingkungan dengan Judul Hubungan

    faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja pada industri kayu

    lapis PT. Basirih industrial corporation di kota Banjarmasin tahun 2009.

    Perbedaannya dapat terlihat jelas pada penelitian saya yang berjudul

    Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di

    Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu Tajun, Kecamatan

    Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016 , dari tujuan,

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    10/51

    10

    tempat penelitan, jenis bahan baku yang digunakan, serta populasi dan

    sampel yang digunakan.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    11/51

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian-pengertian

    1. Kecelakaan kerja

    Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak

    diharapkan. Tidak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak

    terdapat unsur kesengajaan,lebih-lebih dalam bentuk perencanaan yang

    berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan atau perkantoran.

    Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan dapat terjadi

    dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan

    (Cecep Triwibowo, 2013).

    2. Keselamatan kerja

    Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan

    kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

    Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga

    kerja. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan

    distribusi,baik barang maupun jasa (Sumamur, 1996).

    3. Industri informal

    Industri informal adalah kegiatan ekonomi tradisional,usaha-usaha

    diluar sektor modern atau formal yang mempunyai ciri-ciri sebagai

    berikut:

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    12/51

    12

    a. Pada umumnya dilakukan oleh golongan masyarakat yang berpendapat

    rendah. Tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang lebih

    besar.

    b. Pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang

    diharapkan pemerintah, modal, peraturan, perlengkapan dan

    pemasukan diusahakan atas dasar hitungan harian.

    c. Tidak selalu membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus,

    sehingga secara luwes dapat menyerap tenaga kerja dengan bermacam-

    macam tingkat pendidikan (Depkes RI, 2003).

    B. Teori Penyebab Kecelakaan

    Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai faktor penyebab,

    berikut teori-teori mengenai terjadinya suatu kecelakaan :

    1. Pure Chance Theory ( Teori Kebetulan Murni)

    Teori yang menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi atas kehendak

    Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian

    peristiwanya,karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja.

    2. Accident Prone Theory (Teori Kecenderungan Kecelakaan)

    Teori ini berpendapat bahwa pada pekerja tertentu lebih sering

    tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung

    untuk mengalami kecelakaan kerja.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    13/51

    13

    3. Three Main Factor(Teori Tiga Faktor)

    Menyebutkan bahwa penyebab kecelakan peralatan,lingkungan dan

    faktor manusia pekerja itu sendiri.

    4. Two Main Factor(Teori Dua Faktor)

    Kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition)

    dan tidak berbahaya (unsafe action).

    C. Sumber Bahaya di Lingkungan Kerja IndustriAluminium

    Hampir semua industri, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat

    terjadi karena adanya sumber-sumber bahaya dilingkungan kerja tersebut.

    Sumber bahaya tersebut dapat berasal terutama dari : peralatan, tempat kerja,

    bahan, proses, dan cara kerja. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan berupa faktor

    fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Berikut ini merupakan bahaya yang

    umumnya dijumpai pada berbagai jenis industri :

    1. Peralatan mesin dan tempat kerja

    Sebagian besar industri menggunakan berbagai peralatan/mesin.

    Antara lain : gergaji, mesin potong, gerindra, peralatan tangan, dan

    sebagainya, dimana penggunaan peralatan tersebut dapat menimbulkan

    kecelakaan (terpotong, tertimpa, terbentur, sengatan listrik, kebakaran,

    dsb), menimbulkan kebisingan, getaran, dan panas. Demikian juga desain

    ruangan tempat kerja, pencahayaan, dan ventilasi yang tidak sesuai dapat

    menimbulkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    14/51

    14

    2. Bahan

    Bahan baku itu sendiri, bahan, pengawat, pencuci/pelarut, perekat,

    dsb, dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit, yaitu : kebakaran

    peledakan, alergi,iritasi, penyakit, pada jaringan tubuh, keracunan, kanker,

    dsb.

    3. Proses kerja

    Bahaya proses kerja bermacam-macam tergantung dari teknik yang

    digunakan. Misalnya : pemotongan aluminium dan kaca menyebabkan

    pemaparan debu dari aluminium, tersayat ataupun tergesek gerakan

    mekanis yang tidak seirama dengan tenaga kerja menyebabkan

    kecelakaan.

    4. Cara kerja

    Cara kerja dan sikap yang salah dapat menimbulkan bahaya,antara

    lain :

    a. Cara dan posisi tubuh dalam mengangkat, mengangkut, dan sebagainya

    yang tidak ergonomis menyebabkan cedera terutama pada tulang

    punggung.

    b. Pemakaian alat pelindung diri yang salah dan tidak semestinya

    membahayakan tenaga kerja itu sendiri.

    D. Kecenderungan Untuk Celaka

    Accident Pronenes adalah kenyataan, bahwa untuk pekerja-pekerja

    tertentu terdapat tanda-tanda kecendrungan untuk mengalami kecelakaan-

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    15/51

    15

    kecelakaan. Disini jelas faktor manusia sangat memegang peranan pokok.

    Memang terdapat orang yang sembrono, semuanya, terlalu berani, selalu

    bergegas, sehingga mempunyai kecendrungan untuk celaka. Menurut

    penyelidikan 85 % kecelakaan kecil adalah akibat dari faktor manusia. Hal

    ini antara lain disebabkan bekerja tanpa pengetahuan, bekerja dengan tidak

    hati-hati, tidak menggunakan alat pengaman, mengambil kedudukan atau

    sikap yang tidak aman, waktu bekerja berolok-olok dan lain sebagainya

    (Sumamur, 1996).

    E. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

    Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan

    Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut :

    1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan

    a. Terjatuh.

    b. Tertimpa benda jatuh.

    c. Tertumbuk atau terkena benda-benda,terkecuali benda jatuh.

    d. Terjepit oleh benda.

    e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.

    f. Pengaruh suhu tinggi.

    g. Terkena arus listrik.

    h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    16/51

    16

    i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya

    tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk

    klasifikasi tersebut.

    2. Klasifikasi menurut penyebab

    a. Mesin

    1) Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik.

    2) Mesin penyalur.

    3) Mesin-mesin untuk menggerjakan logam

    4) Mesin-mesin pengolah kayu.

    5) Mesin-mesin pertanian.

    6) Mesin-mesin pertambangan.

    7) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.

    b. Alat angkut dan alat angkat

    1) Mesin angkat dan peralatannya.

    2) Alat angkutan diatas rel.

    3) Alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api.

    4) Alat angkutan udara.

    5) Alat angkutan air.

    6) Alat-alat angkutan lain.

    c. Peralatan lain.

    1) Bejana bertekanan.

    2) Dapur pembakar dan pemanas.

    3) Instalasi pendingin.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    17/51

    17

    4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat

    listrik (tangan).

    5) Alat-alat listrik tangan.

    6) Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik.

    7) Tangga.

    8) Perancah.

    9) Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut.

    d. Bahan-bahan, zat dan radiasi.

    1) Bahan-bahan, zat dan radiasi.

    2) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak.

    3) Benda-benda melayang.

    4) Radiasi.

    5) Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan

    tersebut.

    e. Lingkungan kerja

    1) Di luar bangunan.

    2) Di dalam bangunan.

    3) Dibawah tanah.

    f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan

    tersebut.

    1) Hewan.

    2) Penyebab lain.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    18/51

    18

    g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data

    tak memadai.

    3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan

    a. Patah tulang.

    b. Dislokasi/ keseleo.

    c. Regang otot/ urat.

    d. Memar dan luka dalam yang lain.

    e. Amputasi.

    f. Luka-luka lain.

    g. Luka dipermukaan.

    h. Gegar dan remuk.

    i. Luka bakar.

    j. Keracunan-keracunan mendadak.

    k. Akibat cuaca, dan lain-lain.

    l. Mati lemas.

    m. Pengaruh arus listrik.

    n. Pengaruh radiasi.

    o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.

    p. Lain-lain.

    4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh

    a. Kepala.

    b. Leher.

    c. Badan.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    19/51

    19

    d. Anggota atas.

    e. Anggota bawah.

    f. Banyak tempat.

    g. Kelainan umum.

    h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.

    Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan

    kenyataan, bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh

    suatu, melainkan oleh berbagai faktor. Penggolongan menurut jenis

    menunjukkan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan

    menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai

    kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi menurut penyebab

    dapat dipakai untuk menggolongkan-golongan penyebab menurut kelainan

    atau luka-luka akibat kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi

    yang diakibatkannya. (Sumamur, 1996).

    F. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja

    Kecelakaan kerja tidak begitu saja terjadi,melainkan ada peyebabnya

    (accidents dont just happen, they are caused), banyak teori penyebab

    kecelakaan mulai dari teori kebetulan murni, kecenderungan terjadinya, tiga

    faktor utama, dua faktor utama, faktor manusia sampai teori yang menyatakan

    bahwa kecelakaan kerja merupakan tanggung jawab dari manajemen

    (Budiono, 2003).

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    20/51

    20

    1. Faktor Manusia

    a. Karakteristik Pekerja

    1) Usia

    Usia pekerja dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

    kerja. Pada pekerjaan yang banyak memerlukan tenaga, biasanya

    dipilih pekerja yang masih muda karena fisiknya masih kuat, tetapi

    usia muda ini biasanya masih penuh dengan sikap emosi, ceroboh,

    serta kurangnya pengalaman, sehingga sering menimbulkan

    tindakan yang membahayakan keselamatan dirinya serta orang

    lain.

    2) Tingkat Pendidikan

    Tingkat pendidikan pekerja sangat berkaitan erat dengan

    kemampuan intelegensinya dan hal ini mempengaruhi kecakapan

    seseorang dalam melakukan pekerjaan. Selain itu tingkat

    pendidikan juga berhubungan dengan cepat atau lambatnya pekerja

    dalam mengambil keputusan. Seorang pekerja yang tingkat

    pendidikannya rendah akan sering terlambat atau ragu-ragu dalam

    pengambilan keputusan, maka kondisi ini akan mengundang

    terjadinya kecelakaan kerja.

    3) Masa Kerja

    Seorang pekerja yang baru memiliki masa kerja yang relatif

    minim biasanya lebih cenderung untuk lebih banyak terkena

    kecelakaan kerja karena dengan pengalaman kerjanya yang masih

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    21/51

    21

    relatif sedikit, pekerja tersebut belum sepenuhnya dapat

    menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya.

    4) Latihan Kerja

    Apabila sebelum atau selama bekerja seseorang tidak

    diberikan latihan terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang

    ditanganinya, maka pekerja tersebut akan sulit untuk melaksanakan

    dengan baik pekerjaannya dan ada kecenderungan akan banyak

    kesalahan yang dilakukannya.

    5) Disiplin Kerja

    Pekerja yang bertindak kurang disiplin seperti melanggar

    peraturan atau prosedur yang telah ditetapkan, tidak memakai alat

    pelindung diri (APD) yang disyaratkan atau bisa juga mengganggu

    rekan sekerja yang sedang menjalankan tugasnya, akan berakibat

    fatal dan tidak jarang menyebabkan terjadinya kecelakaan terhadap

    pekerja.

    6) Faktor Psikologis

    Pekerja yang dalam menjalankan tugas dimana pikirannya

    dibebani berbagai macam masalah, yaitu masalah rumah tangga

    kaitannya dengan status perkawinan pekerja, dapat mempengaruhi

    sikap dan emosi sehingga apabila terpapar dengan kondisi kerja

    yang rawan akan dapat berakibat fatal pada dirinya.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    22/51

    22

    b. Faktor Mekanis

    Timbulnya kecelakaan kerja akibat penggunaan mesin-mesin

    atau peralatan kerja, disebabkan :

    1) Kerusakan pada mesin-mesin yang tidak atau jarang diperbaiki.

    2) Mesin-mesin yang letaknya salah, tidak ditutupi alat pengaman

    serta alat pelindung.

    3) Kurangnya perawatan mesin dan perawatan peralatan, serta

    kesalahan desain.

    4) Kurangnya peralatan yang memadai.

    c. Faktor Lingkungan

    1) Pencahayaan atau penerangan

    Penerangan yang baik adalah salah satu komponen agar

    pekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas,

    cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu penerangan yang memadai

    akan memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan

    keadaan lingkungan yang menyegarkan.

    2) Kebisingan

    Kebisingan adalaah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha

    atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat

    menimbulkan gangguan kesehatan manusia serta kebisingan yang

    terus-menerus akan mengganggu perhatian konsentrasi kerja.

    Kebisingan juga dapat menyebabkan kelelahan, sehingga dapat

    menimbulkan kecelakaan kerja.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    23/51

    23

    3) Iklim atau cuaca kerja

    Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,

    kelembaban udara, kecepatan aliran udara dan suhu radiasi pada

    suatu tempat kerja. Cuaca kerja dapat mempengaruhi kondisi

    pekerja apalagi dalam suatu paparan tekanan panas yang tinggi.

    Cuaca kerja hendaknya dijaga agar dapat mengurangi resiko

    kecelakaan kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang

    Indonesia ialah sekitar 24C sampai 26C dan selisih suhu di

    dalam dan di luar tidak boleh lebih dari 5C.

    Teori penyebab kecelakaan kerja yang masih populer

    sampai sekarang adalah teori yang dikemukakan oleh H.W

    Heinrich (1920) yang membagi 2 faktor penyebab kecelakaan kerja

    yaitu :

    a) Tindakan tidak aman (unsafe action) penyebab tidak langsung

    yang biasanya disebabkan oleh pelanggaran terhadap prosedur

    K3 yang dapat memberikan peluang terjadinya kecelakaan

    kerja, misalnya :

    - Mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya/tanpa

    perintah.

    - Menjalankan mesin dengan kecepatan tinggi.

    - Tidak memakai atau salah memakai alat pelindung diri.

    - Mengabaikan tanda bahaya atau peringatan.

    - Posisi kerja yang tidak sesuai atau tidak aman.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    24/51

    24

    - Bekerja sambil berkelakar atau bercanda.

    - Bekerja tidak konsentrasi.

    - Bekerja sambil merokok atau makan.

    - Meminum-minuman keras (beralkohol)dan obat-obat

    terlarang.

    - Kelelahan dan kelesuan.

    - Kondisi badan tidak sehat

    b) Keadaan tidak aman (unsafe condition), penyebab langsung,

    disebabkan oleh kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya

    yang mungkin dapat langsung mengakibatkan kecelakaan,

    misalnya :

    - Mesin tidak diberi pagar pengaman.

    - Pagar pengaman yang tidak berfungsi.

    - Ventilasi yang tidak memenuhi syarat

    - Kerusakan alat, peralatan,dan substansi atau tempat kerja

    yang tidak sesuai atau tidak aman.

    - Tidak memenuhisistem tanda-tanda atau isyarat-isyarat atau

    peringatan-peringatan (warning system) keselamatan di

    tempat kerja atau pada peralatan yang digunakan.

    - Pemeliharan kebersihan (housekepping) dibawah standar

    atau tidak memenuhi;kondisi lingkungan tidak nyaman dan

    berbahaya (panas, bising, debu, gas, radiasi).

    - Cara menyimpan yang berbahaya.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    25/51

    25

    - Tidak ada prosuder operasional kerja.

    - Proses yang tidak aman dari mesin, bahan kimia, listrik.

    G. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

    Kerugian akibat kecelakaan kerja sangat besar. Kecelakaan kerja tidak

    saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan

    pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapa mengganggu proses produksi

    secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak

    pada masyarakat luas (Depkes RI, 2008).

    Kerugian akibat kecelakaan kerja dikategorikan atas dua kerugian,

    yaitu :

    1. Kerugian Langsung

    Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang

    langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi atau

    perusahaan. Kerugian langsung dapat berupa:

    a. Biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan mengakibatkan cedera,

    baik cedera ringan, berat, cacat atau menimbulkan kematian. Cedera

    ini akan mengakibatkan seorang pekerja tidak mampu menjalan kan

    tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika

    terjadi kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan

    dan tunjangan kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    26/51

    26

    b. Kerusakan sarana produksi kerusakan langsung lainnya adalah

    kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kebakaran,

    peledakan, dan kerusakan.

    2. Kerugian Tidak langsung

    Disamping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan

    kerugian tak langsung antara lain:

    a. Kerugian jam kerja jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti

    sementara untuk membantu korban yang cedera,penanggulangan

    kejadian,perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian

    jam kerja yang hilang akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang

    dapat mempengaruhi produktivitas.

    b. Kerugian produksi kecelakaan juga membawa kerugian terhadap

    proses produksi akibat kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan

    tidak bisa berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang

    untuk mendapat keuntungan.

    c. Kerugian Sosial kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial bagi

    keluarga korban yang terkait langsung maupun lingkungan sosial

    sekitarnya.

    H. Pencegahan Kecelakaan Kerja

    Pencegahan kecelakaan kerja adalah seharusnya menjadi prioritas

    utama. Tujuan utama penerapan sistem manajemen Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja (K3) adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    27/51

    27

    yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi. Pencegahan kecelakaan

    kerja ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-sebabnya bukan

    gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan.

    Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja dapat dilakukan setelah

    ditentukan sebab-sebab terjadinya kecelakaan dalam sistem atau proses

    produksi, sehingga dapat disusun rekomendasi cara, sehingga dapat disusun

    rekomendasi cara pengendalian kecelakaan kerja yang tepat.

    Pengendalian kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan beberapa

    pendekatan antara lain :

    1. Pendekatan Energi

    Kecelakaan bermula karena adanya sumber energi yang mengalir

    mencapai penerima. Pendekatan energi untuk mengendalikan kecelakaan

    dilakukan melalui 3 titik, yaitu:

    a. Pengendalian pada sumber bahaya. Bahaya sebagai sumber terjadinya

    kecelakaan dapat dikendalikan langsung pada sumbernya dengan

    melakukan pengendalian secara teknis atau administratif.

    b. Pendekatan pada jalan energi. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan

    melakukan penetrasi pada jalan energi sehingga intesitas energi yang

    mengalir ke penerima dapat dikurangi.

    c. Pengendalian pada penerima. Pendekatan ini dilakukan melalui

    pengendalian terhadap penerima baik manusia,benda atau material.

    Pendekatan ini dapat dilakukan jika pengendalian pada sumber atau

    jalannya energi tidak dapat dilakukan dengan efektif.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    28/51

    28

    2. Pendekatan Manusia

    Pendekatan secara manusia didasarkan hasil statistik yang

    menyatakan bahwa 85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia

    dengan tindakan yang tidak aman. Untuk meningkatkan kesadaran dan

    kepedulian mengenai K3 dilakukan berbagai pendekatan dan program K3

    antara lain :

    a. Pembinaan dan Pelatihan.

    b. Promosi K3 dan kampanye K3.

    c. Pembinaan Perilaku Aman.

    d. Pengawasan dan Inspeksi K3.

    e. Audit K3.

    f. Komunikasi K3.

    g. Pengembangan prosedur kerja aman.

    3. Pendekatan Teknis

    Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material,

    proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah

    kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara lain:

    a. Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan

    teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instlasi atau

    peralatan kerja

    b. Sistem pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah

    kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    29/51

    29

    4. Pendekatan Administratif

    Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan berbagai

    cara antara lain:

    a. Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan

    paparan bahaya dapat dikurangi.

    b. Penyediaan alat keselamatan kerja.

    c. Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3.

    d. Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja.

    5. Pendekatan Manajemen

    Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen yang tidak

    kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya pencegahan

    yang dapat dilakukan antara lain:

    a. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

    (SMK3).

    b. Mengembangkan organisasi K3 yang efektif.

    c. Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya

    untuk manajemen tingkat atas.

    I. Kebijakan dan Undang-undang

    Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan

    dan memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja,

    pengusaha atau pihak terkait lainnya. Ada beberapa peratutan perundangan

    yang berlaku di Indonesia, beberapa diantaranya :

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    30/51

    30

    1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

    2. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    31/51

    31

    J. Kerangka Teori

    Keterangan:

    = tidak diteliti

    = diteliti

    Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

    4. Latihan Kerja

    Mekanis :

    1. Mesin

    2. Peralatan

    Proses

    Produksi

    Faktor Manusia

    Faktor Mekanis &

    Lingkungan

    Karakteristik Pekerja :1. Usia

    2. Tingkat Pendidikan

    3. Masa Kerja

    5. Disiplin Kerja :

    -Pemakaian APD

    -SOP

    6. Faktor Psikologis :

    -Status Perkawinan

    Mekanis :

    1. Mesin

    2. Peralatan

    Lingkungan :

    1. Kebisingan

    2. Penerangan

    3. Iklim/Cuaca

    4. Kimia udara

    Kecelakaan

    Kerja

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    32/51

    32

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

    A. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas Variabel terikat

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

    B. Hipotesis

    1. Ada hubungan usia dengan terjadinya kecelakaan kerja di sentra

    industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai

    Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

    2. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan terjadinya kecelakaan kerja

    di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

    3. Ada hubungan masa kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja di

    sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan

    Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

    4. Ada hubungan status perkawinan dengan terjadinya kecelakaan kerja

    di sentra industri meubel aluminium di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

    Faktor Manusia

    1. Usia

    2. Tingkat pendidikan

    3. Masa Kerja

    4. Status Perkawinan

    Kecelakaan Kerja

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    33/51

    33

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis Penelitian ini bersifat analitik dengan menghubungan faktor

    manusia dengan kejadian kecelakaan kerja di sentra industri meubel

    aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu

    Sungai Utara Tahun 2016.

    B. Desain/ Rancang Bangun Penelitian

    Rancang bangun dalam penelitian ini adalah dengan Cross Sectional,

    yaitu data yang menyangkut variabel bebas (usia, tingkat pendidikan, masa

    kerja, status perkawinan) dan variabel terikat (kecelakaan kerja) akan

    dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan secara langsung

    (Notoatmodjo, 2005)

    C. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada sentra industri pmbuatan meubel

    aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten

    Hulu Sungai Utara.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    34/51

    34

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan

    Juni tahun 2016.

    D. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Popolasi penelitian

    Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja pada unit usaha di

    sentra industri pembuatan meubelaluminium yang ada di Desa Banyu

    Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara

    berjumlah 48 orang pekerja.

    2. Sampel penelitian

    Sampel penelitian ini adalah semua pekerja di sentra industri

    pembuatan meubel aluminium di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai

    Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan jumlah pekerja 48 orang.

    E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    a. Variabel bebas adalah :

    1) Usia

    2) Tingkat Pendidikan

    3) Masa Kerja

    4) Status Perkawinan

    b. Variabel terikat : Kecelakaan kerja

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    35/51

    35

    2. Definisi Operasional

    Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

    4.1 sebagai berikut :

    Tabel 4.1

    Definisi Operasional

    No Variabel Definisi Operasional

    Variabel

    Alat Ukur Skala Dan Hasil

    Ukur1 2 3 4 5

    1 Bebas

    Usia Pekerja dihitung

    mulai saat kelahiran

    sampai dengan ulang

    tahun terakhir pada

    dilaksanakannya

    penelitian

    Kuesioner Ordinal

    - Muda(30 tahun)

    = 1

    -Tua

    (>30 tahun) = 2

    a. Usia

    b. Tingkat

    Pendidikan

    Tingkat pendidikan

    formal terakhir yang

    dimiliki oleh pekerja

    Kuesioner Ordinal

    -Pendidikan dasar

    (SDSMP)= 1

    -Pendidikan

    menengah(SLT

    A sederajat)

    = 2

    c Masa Kerja Lamanya pekerja bekerja

    dihitung mulai saat

    bekerja sampai dengan

    tahun dilaksanakannya

    penelitian

    Kuesioner Ordinal

    -Baru (3 tahun)

    = 1

    -Lama (>3 tahun)

    = 2

    d Status

    Perkawinan

    Status perkawinan

    pekerja selama masa

    bekerja

    Kuesioner Nominal

    -Kawin

    -Belum Kawin

    2 Terikat Kejadian Kecelakaan

    kerja yang dialami oleh

    tenaga kerja saat

    melakukan pekerjaan

    Kuesioner Ordinal

    -Pernah

    -Tidak pernahKecelakaan

    Kerja

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    36/51

    36

    F. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

    menggunakan Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

    pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2006). Menggunakan teknik angket

    dengan instrument kuesioener serta alat tulis.

    G. Pengolahan dan Analisis Data

    Data yang diperoleh diolah secara manual, disajikan dalam bentuk

    tabel distribusi frekuensi. Untuk mengetahui hubungan faktor manusia

    dengan terjadinya kecelakaan kerja di Industri Pembuatan MeubelAluminium

    di Desa Banyu Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai

    Utara, dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan

    bantuan komputer dengan uji X2

    (Chi-Square) karena :

    1. Mengukur ada tidaknya hubungan antara 2 variabel

    2. Melalui skala data nominal dan ordinal

    3. Hasil hipotesis sebagai berikut :

    a. Jika nilai p value < alpha () atau p < (0,05), maka H0 ditolak, berarti

    secara statistik terbukti ada hubungan usia, tingkat pendidikan, masa

    kerja, dan status perkawinan dengan kecelakaan akibat kerja dengan

    tingkat toleransi kesalahan () = 5%.

    b. Jika nilai p value > alpha () atau p < (0,05), maka H0 diterima, berarti

    secara statistik terbukti tidak ada hubungan usia, tingkat pendidikan,

    masa kerja, dan status perkawinan dengan kecelakaan akibat kerja

    dengan tingkat toleransi kesalahan () = 5%.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    37/51

    37

    H. Jadwal Penelitian dan Rencana Anggaran

    1. Jadwal Penelitian

    Waktu kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus

    disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

    Tabel 4.2

    Jadwal Penelitian

    No KegiatanTahun 2016

    Februari Maret April Mei Juni Juli

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1.

    Penyusunan

    Proposal

    Penelitian

    2.Seminar

    Proposal

    3.Revisi

    Proposal

    4. PelaksanaanPenelitian

    5.

    Penyusunan

    Laporan

    Penelitian

    6.Ujian

    Skripsi

    7.Revisi

    Skripsi

    8.Pengumpul

    an Skripsi

    2. Rencana Anggaran Penelitian

    Estimasi rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam kegiatan

    penelitian adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    38/51

    38

    Tabel 4.3

    Rencana Anggaran Biaya Penelitian

    No Rincian Jumlah Biaya (Rp)

    1 Kertas HVS A4 4 Rim 160.000

    2 Tinta printer 2 buah 100.000

    3 Fotocopy - 150.000

    4 ATK - 100.000

    5 a. Jilid soft

    cover

    b. Jilid hard

    cover

    3 buah

    3 buah

    45.000

    135.000

    6 Transportasi - 100.0007 Lain-lain - 100.000

    Total Biaya 890.000

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    39/51

    DAFTAR PUSTAKA

    Andriana, M. (2008). Analisis Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Industri Pembuatan

    Pintu, Kusen,dan Jendela. Banjarbaru.

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2015.

    http://hulusungaiutarakab.go.id/assets/docs/Statistik-Daerah-Kabupaten-Hulu-

    Sungai- Utara-2015.pdf. Diakses tanggal 1 Febuari 2016.

    Budiono Sugeng, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan KK, Semarang: Badan

    PenerbitUniversitas Diponegoro Semarang.

    Daryanto.2002. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Malang: Rineka Cipta.

    Dinas Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal, Penanaman Modal dan

    Koperasi Provinsi Kalimantan Selatan.2008.Pertumbuhan Ekonomi Sektor

    Informal Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008.

    Erliyanti, E. D. (2009). Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya Kecelakaan

    Kerja Pada Industri Kayu Lapis PT. Basirih Industrial

    Corporation.Banjarbaruhttp://www.depkes.go.id,2003.

    http://www.depkes.go.id,2008.

    http://www.depkes.go.id,2009.

    http://www.depkes.go.id,2014.

    Infodatin. 2014.Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan

    Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Sucipto, Cecep Dani. 2014.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta :GosyenPublishing.

    Sugiyono, P. D. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

    Sumamur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji

    Masagung.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    40/51

    Triwibowo Cecep, M. E. 2013.Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha

    Medika

    UU NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

    UU NO. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    41/51

    i

    HUBUNGAN FAKTOR MANUSIA DENGAN TERJADINYA

    KECELAKAAN KERJA DI SENTRA INDUSTRI MEUBEL

    ALUMINIUMDI DESA BANYU TAJUNKECAMATAN SUNGAI PANDAN

    KABUPATEN HSU

    TAHUN 2016

    Proposal

    Skripsi Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Predikat

    Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan

    Oleh :

    MICHELLE SAVITRINIM : P07133212186

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

    PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

    KESEHATAN LINGKUNGAN

    BANJARBARU

    2016

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    42/51

    ii

    @2016

    Hak Cipta ada pada Penulis

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    43/51

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI (file satunya pakai kop)

    Proposal Skripsiberjudul Efektifitas Ikan Tiger Barb (Puntius tetrazona) Dan

    Ikan Manfish(Pterophyllum spesies) Sebagai Predator Larva NyamukAedes

    sp. Tahun 2016 telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi

    dalam rangka memperoleh predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan

    Lingkungan.

    Banjarbaru, Maret 2016

    Pembimbing I Pembimbing II

    Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes Tien Zubaidah S.KM, M.KL

    NIP. 19711141995031002 NIP. 197511041999032002

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

    Politeknik Kesehatan Banjarmasin

    Rahmawati, S.KM, M.KesNIP. 196104221985032002

    Susunan Tim Penguji Proposal Skripsi :

    1. Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes (...............................)

    2. Gunung Setiadi S.KM, M.Sc (...............................)

    3. Tien Zubaidah S.KM, M.KL (...............................)

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    44/51

    iv

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

    Rahmat dan Karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan peyusunan proposal

    skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa berlimpah curahkan kepada

    Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya

    hingga akhir zaman. Amin.

    Penulisan proposal skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

    untuk memperoleh Predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan. Judul

    yang penulis ajukan adalah Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya

    Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu Tajun,

    Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2016.

    Dalam penulisan dan penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas dari

    bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

    dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada :

    1. Bapak H. Mahpolah M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

    Banjarmasin.

    2. Ibu Rahmawati, S.KM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

    Banjarbaru.

    3. Bapak Gunung Setiadi S.KM, M.Sc selaku pembimbing I yang telah banyak

    memberikan masukan dan nasehat dalam penulisan proposal skripsi ini.

    4. Bapak Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah

    mencurahkan perhatian dan bimbingan dalam penulisan proposal skripi ini.

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    45/51

    v

    5. Bapak Arifin S.KM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan saran

    saran dalam penulisan propsal ini.

    6. Ayah dan Ibu atas jasa-jasanya, kesabaran, memberikan doa, dan tidak

    pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada

    penulis semenjak kecil.

    7. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis.

    8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proposal

    Penelitian ini.

    Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

    Proposal Skripsi ini. Tentunya, dengan segala saran dan kritik yang membangun

    dari semua pihak yang sangat peneliti harapkan demi perbaikan pada proposal

    selanjutnya. Harapan peneliti semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya

    bagi kita dan bagi pembaca lain pada umumnya. Semoga Allah SWT memberikan

    balasan yang berlipat ganda bagi kita semua. Amin

    Banjarbaru, Maret 2016

    Peneliti

    Michelle Savitri

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    46/51

    vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN HAK CIPTA .......................................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

    DAFTAR ISI................................................................................................ vi

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

    BAB. I PENDAHULUANA. Latar belakang ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 6

    C. Batasan Masalah.................................................................... 6

    D. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum................................................................. 7

    2. Tujuan Khusus................................................................ 7

    D. Manfaat Penelitian................................................................. 8

    E. Keaslian Penelitian ................................................................ 9

    BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian-pengertian ........................................................... 11

    B. Teori Penyebab Kecelakaan .................................................. 12

    C. Sumber Bahaya di Lingkungan Industri Aluminium ............. 13

    D. Kecenderungan Untuk Celaka............................................... 14

    E. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja .................................... 15

    F. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja................................ 19

    G. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja....................................... 25

    H. Pencegahan Kecelakaan Kerja .............................................. 26

    I. Kebijakan dan Undang-Undang ............................................ 29

    J. Kerangka Teori ...................................................................... 31

    BAB. III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

    A. Kerangka Konsep ................................................................... 32

    B. Hipotesis................................................................................. 32

    BAB. IV METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ....................................................................... 33

    B. Desain/ Rancang Bangun Penelitian....................................... 33

    C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 33

    D. Populasi dan sampel penelitian............................................... 34

    E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 34

    F. Metode Pengumpulan Data .................................................... 36

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    47/51

    vii

    G. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 36

    H. Jadwal Penelitian dan Anggaran Penelitian............................ 37

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    48/51

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 35

    Tabel 4.2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 37

    Tabel 4.3 Anggaran Biaya Penelitian............................................................ 38

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    49/51

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 31

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep.................................................................. 32

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    50/51

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Tahapan Penelitian

    Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

    Lampiran 3 Peraturan undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenaga

    Kerjaan

    Lampiran 4 Peraturan undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan

    Kerja

    Lampiran 5 Foto-foto kegiatan survei pendahuluan (Izin dan informasi

    pengumpulan data

    Lampiran 6 Kartu Konsultasi

    Lampiran 7 Saran Perbaikan

  • 7/25/2019 K3 Industri Meubel

    51/51

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASINJalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714

    Telp. (0511) 477326747805164781619 Fax (0511) 4882288

    e-mail : [email protected], [email protected]

    Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;

    Gizi (0511) 4368621 ; Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

    HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

    Proposal Skripsi berjudul Hubungan Faktor Manusia Dengan Terjadinya

    Kecelakaan Kerja Di Sentra Industri Meubel Aluminium Di Desa Banyu

    Tajun, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun

    2016

    telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi dalam rangka

    memperoleh predikat Sarjana Sains Terapan Kesehatan Lingkungan.

    Banjarbaru, 24 Maret 2016

    Pembimbing I Pembimbing II

    Gunung Setiadi S.KM, M,Sc Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes

    NIP. 196202061988031004 NIP. 19711141995031002

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

    Politeknik Kesehatan Banjarmasin

    Rahmawati, S.KM, M.KesNIP. 196104221985032002

    Susunan Tim Penguji Proposal Skripsi :

    1. Yohanes Joko S. S.KM, M.Kes (...............................)

    2 Arifin S KM M Kes ( )