k3 - umum

Upload: denti-bulan-trisna

Post on 04-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    1/26

    BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN KESELAMATANKESEHATAN KERJA BIDANG KIMIA

    1. BAHAN KIMIA BERBAHAYA

    Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat,atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan

    bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang- barang [1] .

    1.1 Penggunaan Bahan Kimia [2]

    Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok

    besar yaitu :

    1. Industri Kimia , yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, danlain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan

    penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalamsifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu za t[3] .

    2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

    3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta

    pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitiandan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

    Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalamkondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dansebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandungrisiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya.Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benarakan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.

    1.2 Klasifikasi Umum [4] Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan

    pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahyadiklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :

    1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn1http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn1http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn2http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn2http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn3http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn3http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn3http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn4http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn4http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn4http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn3http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn2http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn1
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    2/26

    Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia ataumenyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan ataukontak lewat kulit.

    Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh

    tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung menggangguorgan-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zattersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efekkesehatan pada jangka panjan g[5] . Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewatiurine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

    2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

    Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontakdengan jaringan tubuh atau bahan lain.

    Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan.Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadiamat peka terhadap bahan kimia).

    3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

    Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran.Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.

    4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

    Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapatmenghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehinggamenimbulkan kerusakan disekelilingnya.

    Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), adayang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT),nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).

    5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

    Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan

    oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)

    Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gasyang mudah terbakar.

    7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn5http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn5http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn5http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn5
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    3/26

    Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yangmudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.

    8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

    Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gasyang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

    9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

    Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif denganaktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.

    Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memangmempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.

    1.3 Sistem Klasifikasi PBB [6]

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi bahan berbahaya sepertitabel berikut ini.

    Tabel 2.2 : Klasifikasi bahan berbahaya berdasarkan PBB

    Klas PenjelasanKlas I (Eksplosif) Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu

    dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi danmerusak sekeliling

    Klas II (Cairan mudahterbakar)

    1. Gas mudah terbakar2. Gas tidak mudah terbakar3. Gas beracun

    Klas III (Bahan mudahterbakar)

    1. Cairan : F.P 23 oC

    ( F.P = flash point)Klas IV (Bahan mudah

    terbakar selain klas IIdan III)

    1. Zat padat mudah terbakar2. Zat yang mudah terbakar dengan

    sendirinya3. Zat yang bila bereaksi dengan air

    dapat mengeluarkan gas mudahterbakar

    Klas V (Zat pengoksidasi) 1. Oksidator bahan anorganik2. Peroksida organik

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn6http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn6http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn6
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    4/26

    Klas VI (Zat racun) 1. Zat beracun2. Zat menyebabkan infeksi

    Klas VII (Zat radioaktif) Aktifitas : 0.002 microcury/gKlas VIII (Zat korosif) Bereaksi dan merusak

    1.4 Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya [7]

    Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak diperlukan,sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikansifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran,

    peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.

    Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :

    1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

    Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpandalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan

    bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.

    Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpananharus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh darisumber pana s[8] .

    2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

    Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat denganuap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracununtuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaranhawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan iniharus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logamdisekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yangdisebabkan oleh korosi.

    Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahanterhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan

    memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebu t[9] .

    3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

    Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan,

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn7http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn7http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn8http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn8http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn8http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn9http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn9http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn9http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn9http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn8http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn7
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    5/26

    sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :

    a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja padawaktu ada uap dari bahan bakar dan udara

    b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akandiencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api

    c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya

    d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat launmenjadi panas

    e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai

    f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan

    g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok

    h. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asapatau api otomatis dan diperiksa secara periodik

    4. Bahan Kimia Peledak (Explosive )[10]

    Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan

    harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahanyang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas darikelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai

    penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luartempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnyaterdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerahtempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudahterbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atauhutan lebat.

    5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

    Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipundalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelummenghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang

    banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn10http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn10http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn10http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn10
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    6/26

    dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.

    Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator

    menyediakan oksigen sendiri.

    6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)

    Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan panasatau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar makatempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari

    penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruangsimpan.

    7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

    Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yangmudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk,

    berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala. Bahan asamdan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahanasam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jikakonstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap

    bahan asam.

    8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

    Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat denganrantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijagaagar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruanganyang ada peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan

    preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.

    9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances )[11]

    Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek somatikdapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai 5000[Rad] yangdapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan sindroma

    kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetikmempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputiisotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktifdan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerjadengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari BATAN.Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk memproteksi radiasi,tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan, packing/kemasan dari bahan

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn11http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn11http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn11http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn11
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    7/26

    radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harusdipelihara. Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya :

    Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi

    Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif danatau Sumber Radiasi lainnya Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif

    Maka Peta Keterkaitan Kegiatan untuk tata letak penyimpanan material kimia berbahaya berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    8/26

    Gambar Petaketerkaitan kegiatan untuk penyimpanan raw material.

    1.5 Lembar Data Bahaya [12]

    Lembar data bahaya (Hazard Data Sheets/HDSs) terkadang disebut Material Safety Data Sheets(MSDSs) atau Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar informasi yang detail tentang

    bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan dan dibuat oleh pabrik kimia atau suatu program, seperti International Programme On Chemical Safety (IPCS) yang aktifitasnya terkaitdengan World Health Organization (WHO), International Labour Organization (ILO), danUnited Environment Programme (UNEP). HDSs/MSDSs/CSDSs merupakan sumber informasitentang bahan kimia yang penting dan dapat diakses tetapi kualitasnya dapat bervariasi. Jikaanda menggunakan HDSs, berhati-hatilah terhadap keterbatasannya, sebagai contoh, HDSs

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn12http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn12http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn12
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    9/26

    sering sulit untuk dibaca dan dimengerti. Keterbatasan lain yang serius adalah seringnya tidakmemuat informasi yang cukup tentang bahaya dan peringatan penting yang anda butuhkan ketika

    bekerja dengan bahan kimia tertentu. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kapanpundimungkinkan untuk menggunakan sumber informasi lain secara bersama-sama dengan HDSs.Suatu ide yang baik untuk mewakili kasehatan dan keselamatan dengan menyimpan lembar data

    bahaya pada setiap penggunaan bahan kimia di tempat kerja.

    Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi urutan dapat berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini.

    Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik

    Identifikasi produk : nama produk tertera disini dengan nama kimia atau nama dagang, namayang tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar data bahaya juga harusmendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim adalah nama lain dengan substansi yangdiketahui. Contohnya Methyl alcohol juga dikenal sebagai Metanol atau Alkohol kayu.

    Identifikasi pabrik : nama pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs dibuat, dannomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang baik bagi pengguna

    produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga mendapatkan informasi tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang darurat.

    Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya

    Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan berbahaya saja yang tercantum pada daftar khusus bahan kimia, dan yang didata bila komposisinya 1% dari produk. Pengecualian untuk zatkarsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari campuran. Batas konsentrasi yaitu

    Permissible Exposure Limit (PEL )[13] dan The Recommended Threshold Limit Value (TLV)[14] harus didata dalam HDSs.

    Bagian 3 : Data Fisik

    Bagian ini mendata titik didih, tekanan, density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-lain. Informasi pada bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia dan jenis bahaya yangditimbulkannya.

    Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan

    Bagian ini mendata titik nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta menjelaskankepada anda bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini dibutuhkan untukmencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan dari bahan-bahan kimia.

    Bagian 5 : Data Reaktifitas

    Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila tidak, bahayaapa yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata ketidakcocokan substansi,

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn13http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn13http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn13http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn14http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn14http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn14http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn14http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn13
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    10/26

    substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau digunakan secara bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan penanganan produk yang tepat.

    Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan

    Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan akut dankronik, tanda-tanda dan gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen, masalah kesehatanyang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang direkomendasikan/prosedur gawatdarurat, semuanya seharusnya terdaftar di bagian ini.

    Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan

    Informasi dibutuhkan untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur pembersihan,metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan, dan penanganantindakan pencegahan harus detail pada bagian ini. Akan tetapi sering kali pabrik pembuat

    produk meringkas informasi ini dengan satu pernyataan yang simple, seperti hindari menghirup

    asap atau hindari kontak dengan kulit.

    Bagian 8 : Pengukuran Kontrol

    Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk ventilasi, praktek kerja dan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada bagian ini. Tipe respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling resisten untuk produk harus diberitahu.Lebih dari rekomendasi perlindungan material yang paling resisten, HDSs boleh dengan simplemenyatakan bahwa baju dan sarung tangan yang tidak dapat ditembus harus digunakan. Bagianini cenderung menekankan alat pelindung diri daripada control engineering.

    1.6 Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya [15]

    Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah atautempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang esensial. Tenagakerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum mengetahui sifat

    bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para konsumen dari barangtersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.

    Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam perlindungankeselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudahlengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan. Lambang yang umum

    dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya adalah sebagai beriku t[16] :

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn15http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn15http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn16http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn16http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn16http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn16http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn15
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    11/26

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    Gambar 2.14 Tanda bahaya dari bahan kimia

    Keterangan :

    E = Dapat Meledak T = Beracun

    F+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    12/26

    F = Mudah Terbakar Xi = Iritasi

    O = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika Tertelan

    T+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan

    2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG KIMIA

    2.1 Pengertian Keselamatan Kerja [17]

    Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahandan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta tata cara melakukan pekerjaan.

    Tujuan keselamatan kerja adalah :

    1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

    kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

    2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

    3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

    Sasaran keselamatan kerja adalah semua tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, dan di udara yang menyangkut proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa.

    Asas pokok keselamatan kerja dicetuskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan

    ketentuan yang mewajibkan pengusaha untuk mengatur dan memelihara ruangan, alat perkakasdi mana ia menyuruh pekerja melakukan pekerjaan, demikian pula mengenai petunjuk-petunjuk,sehingga pekerja terlindung dari bahaya yang mengancam badan, kehormatan, dan harta

    bendanya mengingat sifat pekerjaan yang selayaknya diperlukan. Sanksi terhadap tidakdipenuhinya kewajiban tesebut, ialah pengusaha wajib mengganti kerugian yang menimpa

    pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, kecuali pengusaha dapat membuktikan bahwa tidakterpenuhinya kewajiban tersebut disebabkan oleh keadaan yang memaksa atau kerugian yangdimaksud sebagian besar disebabkan karena kesalahan pekerja sendir i[18]

    2.2 Pengertian Kesehatan Kerja [19]

    Kesehatan kerja adalah perlindungan bagi pekerja terhadap pemerasan/eksploitasi tenaga kerjaoleh pengusaha. Larangan memperkerjakan anak dibawah umur, pembatasan melakukan pekerjaan bagi orang muda dan wanita, pengaturan mengenai waktu kerja, waktu isirahat, cutihaid, bersalin dan keguguran kandungan bagi wanita, dimaksudkan untuk menjaga kesehatan,keselamatan dan serta moral kerja dari pekerja sesuai dengan harkat dan martabatnya serta layak

    bagi kemanusiaan.

    2.3 Pengertian Kecelakaan Kerja [20]

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn17http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn17http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn18http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn18http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn18http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn19http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn19http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn20http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn20http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn20http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn19http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn18http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn17
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    13/26

    Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu perusahaan, hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan dapat dikarenakan oleh pekerjaanatau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

    Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga karena

    kejadian tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan apalagi perencanaan, tidak diharapkan karenakejadian tersebut disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang teringan sampai yangterberat.

    Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkankecelakaan kerja. Bahaya tersebut disebut bahaya potensial jika bahaya tersebut belummendatangkan kecelakaan, jika kecelakaan telah terjadi maka bahaya tersebut adalah bahayanyata.

    2.4 Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Bahan Kimia [21]

    Kebijakan pemerintah indonesia di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakansalah satu bagian dari kebijakan pemerintah di bidang perlindungan tenaga kerja yang telahdigariskan oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang antara lain berbunyi sebagai

    berikut :

    Upaya perlindungan tenaga kerj a perlu terus ditingkatkan melalui perbaikan syarat kerjatermasuk upah, gaji dan jaminan sosial, kondisi kerja termasuk kesehatan, keselamatan danlingkungan kerja, serta hubungan kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan para pekerjasecara menyeluruh .

    Berdasarkan GBHN tersebut oleh pimpinan Departemen Tenaga Kerja digariskan sebagai

    kebijakan Derparteman Tenaga Kerja yang antara lain menyangkut keselamatan dan kesehatankerja sebagai salah satu prioritas.

    Penanganan bahan kimia khususnya bahan kimia berbahaya merupakan sasaran utama dalamrangka penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan karena bahan kimiamerupakan sumber dari malapetaka yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja,seperti kebakaran, peledakan, gangguan kesehatan yang merupakan penyakit akibat kerja.

    Kebijakan penanganan bahan kimia khususnya dalam penggunaan dibidang industri/perusahaan pada dasarnya meliputi kebijakan :

    Pembuatan peraturan/perundang-undangan Pengawasan

    Pendidikan/penyuluhan/training Survei/penelitian Informasi Standarisasi Kampanye

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn21http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn21http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn21
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    14/26

    Ada beberapa peraturan perundangan ketenagakerjaan khususnya yang menyangkut perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta penanganan bahan berbahaya. Peraturan perundangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

    UU No. 14/1969 tentang Pokok-pokok Ketenagakerjaan, khususnya pasal 9 dan 10

    UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja UU dan Peraturan Uap tahun 1930 UU Petasan tahun 1932 UU tentang Timah Putih tahun 1931 Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran dan

    Penggunaan Pestisida Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja terhadap Radiasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/198 tentang

    Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan

    Kesehatan Pemakaian Asbes

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan danKesehatan di tempat kerja yang mengelola pestisida Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 02/Men/1978 tentang Nilai

    Ambang Batas Bahan Kimia

    Selain peraturan perundangan di atas masih ada beberapa peraturan yang dikeluarkan olehinstansi di luar Departemen Tenaga Kerja yang masih menyangkut keselamatan dan kesehatankerja serta penanganan bahan berbahaya.

    2.5 Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 197 0[22]

    Kebijakan pemerintah dalam peraturan perundangan ketenagakerjaan yang menyangkut perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja banyak jumlahnya, tetapi pada dasar teori ini penulis hanya menyajikan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 yangmenurut penulis dirasa cukup untuk mewakili penelitian ini.

    Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun 1970sebagai pengganti Veilighedsreglement Stbl.No.406 yang berlaku sejak tahun 1910. Latar

    belakang penggantian Veilighedsreglement tersebut sebagaimana dikemukakan dalam penjelasanumum undang-undang no.1 tahun 1970 dikarenakan telah banyak hal yang sudah terbelakangdan perlu diperbaharui sesuai perkembangan peraturan perlindungan tenaga kerja lainnya dan

    perkembangan serta kemajuan teknik dan industrialisasi di Indonesia dewasa ini dan untukselanjutnya.

    Pasal-pasal dari undang-undang no.1 tahun 1970 yang berkaitan dengan penelitian ini adalahsebagai berikut:

    Pasal 2 ayat 1 , Yang diatur oleh undang-undang ini adalah keselamatan kerja dalamsegala tempat kerja , baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupundi udara , yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn22http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn22http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn22http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn22
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    15/26

    Pasal 2 ayat 2 , Ketentuan-ketentuan dalam ayat 1 tersebut berlaku dalam tempat kerjadimana :

    b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau di simpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuku

    tinggi.

    f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan,di permukaan air, dalam air maupun udara.

    g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok stasiun atau gudang.

    m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu , kotoran, api, asap, uap, gas, hembusanangin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.

    Pasal 3, Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk

    :

    a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

    b. Mencegah mengurangi dan memadamkan kebakaran

    c. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran

    n. Mengamankan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang.

    o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bagunan

    p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

    Pasal 4 ayat 1 , Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksiyang mengandung dan menimbulkan bahaya kecelakaan.

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/

    http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    16/26

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

    Posted: Juni 16, 2008 by admin in Tak terkategori3

    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam aktivitas duniaindustri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) initergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3 menjadiwacana industri abad ini setelah ditemukannya teori teori yang representatif yang mendukungakan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalamkegiatan industri yang lebih luas.

    Meninjau kembali literatur literatur yang telah dikenal dan diterapkan mengenai studi

    kasus dalam masalah K3 dimana kesempurnaan metoda dan penerapan yang penuh komitmen

    dan konsistensi penuh dari semua pihak masih banyak diharapkan. Kendala kendala makro

    seperti costibility dan understanding sering kali banyak ditemui dilapangan akan tetapi tidak

    berarti pula bahwa program K3 tidak berjalan, ini menuntut komitmen dan kesadaran pada

    masing masing pihak.

    Sebagai logika dasar tentang pentingnya pemahaman K3 dapat diilustrasikan dengan

    Historical perspective yaitu Apabila seorang pembangun membangun sebuah ru mah untuk

    seseorang dan tidak membuat konstruksi dan rumah yang ia bangun runtuh akan menyebabkan

    rumah tersebut rusak dan meninggal pemiliknya, ternyata pembangun bisa menyebabkan

    kematian. Ini artinya bahwa dalam setiap aktivitas apapun selain perencanaan teknis fisikharus diperhatikan pula aspek aspek keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung.

    Walaupun hakekat bahaya bersifat labil dan tidak bisa direncanakan akan tetapi

    setidaknya dengan program K3 membantu dalam menjamin peminimalisasian bahaya dan

    manajemen resiko. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap dinamika industri.

    Tujuan dari penerapan K3 dalam suatu industri adalah :

    1. Menerapkan peraturan pemerintah UUD 1945 pasal 27 ayat 2, UU No. 14 Tahun 1969

    pasal 9 & 10 Tentang pokok pokok Ketenagakerjaan, dan UU No. 1 Tahun 1970

    Tentang keselematan kerja

    2. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan

    melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang

    terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat

    kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (SMK3, pasal 2 ).

    http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/#commentshttp://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/#comments
  • 8/14/2019 K3 - Umum

    17/26

    Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak diperhatikan.

    Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi

    kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu :

    1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.

    2. Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan.

    3. Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah membayar

    (menggaji) maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja.

    4. Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.

    Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja yang

    mengalami kecelakaan. Setelah tahun 1911, pekerja mendapat kompensasi Penyakit Akibat

    Kerja (PAK). Bila disebabkan terkena panas (atmosphere) seharusnya panas dalam industri

    diberi pelindung (safety) dan inilah yang menghasilkan dasar pemikiran mengenai perkembangan teknologi safety dan sanitasi industri.

    Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Quality ) dan

    ISO 14001 : 1996 ( Enviromental ) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah dengan

    munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dan

    diselaraskan dengan kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing

    masing Negara tersebut, misalnya :

    1. NSC (USA)

    2. SAFETY MAP (Australia)

    3. SMK3 (Indonesia)

    4. British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris)

    5. SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss)

    6. National Standard Authority of Ireland (Irlandia)

    7. Det Norske Veritas Standard for Certification of OH&SMS (Holland)

    8. South African Bureau of Standard (Afrika Selatan)

    9. SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia)

    10. OHSAS 18001 dsb.

    Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/

    mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya,.

    Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian.

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    18/26

    Potensi bahaya dapat berasal dari mesin mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan bahan

    serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko akan

    munculnya bahaya. Faktor faktor sumber bahaya adalah :

    1. Faktor fisik

    2. Faktor kimia

    3. Faktor biologi

    4. Faktor fisiologi

    5. Faktor psikologi

    Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan

    dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber sumber resiko adalah:

    1. Perubahan

    2. Produk

    3. Kekayaan dan bahan baku

    4. Prosedur dan aktivitas proses

    5. Teknologi dan peralatan

    6. Personel

    7.

    Tempat kerja dan lingkungan8. Lingkungan alam, keadaan iklim

    9. Eksternal/pihak pihak yang terkait

    Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode, Mesin

    (alat), atau Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tentang

    perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau Prosedur standar.

    Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan.

    Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjang kerjanya

    agar mampu beroperasi secara aman tanpa mengurangi fungsi aslinya dengan sedikit sentuhan

    teknologi tidak menutup kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa

    sangat penting sekali eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    19/26

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    20/26

    Beban mental berlebihan

    Pendiam dan tertutup

    Problem sesuatu yang tidak dipahami

    Frustasi

    Sakit mental

    4. Stres Fisik, antara lain :

    Badan sakit ( tidak sehat badan )

    Beban tugas berlebihan

    Kurang istirahat

    Kelelahan sensori

    Terpapar bahan

    Terpapar panas yang tinggi

    Kekurangan oksigen

    Gerakan terganggu

    Gula darah menurun

    Gangguan gangguan kesehatan akibat reaksi fisikokimia (terbakar, luka, terkena bahan

    kimia, dsb.) dalam industri sangat sering kali terjadi dan penyumbang paling banyak dalam

    catatan kecelakaan kerja ini menuntut suatu transformasi teknologi klompementer yang aman

    dan ramah lingkungan.

    Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapatmengakibatkan, luka pada manusia, kerusakan harta benda, kerugian pada proses atau terjadinya

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    21/26

    kontak dengan suatu benda atau sumber tenaga yang lebih dari daya tahan tubuh atau struktur.

    Kecelakaan ini dibedakan menjadi

    1. Lost Time Injure (LTI) yaitu Cidera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja.

    2. Restricted Duties Injure (RDI) yaitu Cidera yang mengakibatkan Kerja menjadi terbatas.

    3. Medical Treatment Injure (MTI) yaitu Cidera yang memerlukan bantuan petugas

    kesehatan )

    4. First Aid Injure (FAI) yaitu Cidera yang memerlukan P3K

    Ini dapat dituangkan dalam suatu piramida mengenai stratifikasi cidera yang sering

    muncul dalam kegiatan industri sesuai dengan teori K3 dibawah ini :

    1 10 30 600 Cacat / cidera seriusCidera tanpa cacatKerusakan harta bendaInsiden tanpa cidera atau kerugian yang tampakTeori Frank E. Bird Peterson

    Kecelakaan ini semuanya menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan, antara lain:1. Kerugian Ekonomis

    Kerusakan bahan dan mesin

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    22/26

    Tangible

    Intangible

    Hari kerja yang hilang

    Hilang pendapatan

    Gangguan usaha

    Gangguan suplay

    Kenaikan premi

    Kontrak buruh/mesin

    Kehilangan keuntungan atas barang jadi

    Biaya pemulihan kepercayaan

    Biaya pengobatan

    Status asuransi

    Asuransi kecelakaan pribadi

    Biaya pemulihan

    Biaya tak diasuransikan

    2. Kerugian Non Ekonomis

    Penderitaan fisik

    Sakit

    Cidera

    Cacat Permanen

    Efek kesehatan jangka panjang

    Kematian

    Klaim atas kepercayaan

    Kepercayaan atas produk

    Kepercayaan professional

    Kepercayaan pekerja

    Klaim yang timbul akibat hubungan industrial

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    23/26

    Konsekwensi kehilangan

    Hilang waktu

    Hilang kepercayaan

    Hilang kemerdekaan

    Hilang percaya diri

    Gangguan kehidupan

    Perubahan kebahagiaan

    Rasa tidak aman

    Ini telah dijabarkan dan direfleksikan dalam suatu teori Iceberg seperti dibawah ini:

    $ 1 $ 5 to $ 50 $ 1 to $ 3

    Biaya biaya yang diasuransikan : Perawatan medis Ganti rugi

    Biaya yang tidak diasuransikan Kerusakan gedung Kerusakan peralatan produksi Pembelian peralatan P3K

    Biaya lain lain Gaji yang dikeluarkan pada waktu hilang Biaya lembur Waktu penyelidikan kecelakaan Citra buruk perusahaan

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    24/26

    Teori Gunung Es ( Iceberg)

    Kejadian ( Incident ) adalah peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan atau

    berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Insiden dibedakan menjadi :

    1. Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera.

    2.

    Kerusakan property, yaitu kejadian ysng dapat menyebabkan kerusakan alat.3. Kerusakan Lingkungan, yaitu kejadian yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan

    kerja

    Insiden terjadi saat energi yang tidak bisa dikendalikan, menciptakan stress pada suatu

    struktur ( barang atau orang ) yang lebih besar daripada yang bisa ditanggungnya. (

    William Haddon ).

    Dari 75.000 insiden industri dapat diintregasikan dalam suatu persentase sebagai berikut

    98% dari insiden itu bisa dicegah

    88% darinya diakibatkan tindakan tidak aman yang dilakukan orang.

    10% darinya akibat kondisi fisik atau mekanis yang berbahaya.

    2% tidak bisa ditentukan ( Herbert Heinrich ):

    Metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog dengan metoda

    yang dibutuhkan untuk pengendalian mutu, biaya, dan kualitas produksi tidak menitik beratkan

    berapa santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikurangi. ( H.W.

    Heinrich, 1931 ) ini dikenal dengan teori domino.

    Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai metoda, yaitu:

    1. Teknis

    Eliminasi : penghilangan sumber bahaya

    Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya

    Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    25/26

    Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya

    Ventilasi

    Maintenance

    2. Administratif

    Monitoring lingkungan kerja

    Pendidikan dan pelatihan

    Labelling

    Pemeriksaan kesehatan

    Rotasi kerja

    Housekeeping: 5S

    Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.

    3. Alat pelindung diri

    Topi pengaman

    Pelindung telinga

    Face shield

    Masker

    Respirator

    Sarung tangan

    Sepatu

    Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki

    manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi dibawah

    standar merupakan gejala penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala

  • 8/14/2019 K3 - Umum

    26/26

    penyebab utama akibat kesalahan manajemen. ( Frank E. Bird Peterson ) ini dikenal dengan teori

    manajemen.

    http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/

    http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/16/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-industri/