kabarserasan edisi 09 (agustus 2011)

20
Kabar Serasan EDISI 09 - TAHUN I - AGUSTUS 2011 MEDIA PEMBANGUNAN MUARA ENIM PAUD Terpadu Permana Bina Insani Wadah Bibit Unggul

Upload: imam-romdhoni

Post on 20-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

TRANSCRIPT

Page 1: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Kabar Serasan

EDISI 09 - TAHUN I - AGUSTUS 2011

MEDIA PEMBANGUNAN MUARA ENIM

PAUD Terpadu Permana Bina InsaniWadah Bibit Unggul

Page 2: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

INFOTORIAL

Page 3: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Penerbit:YPM MUARA ENIM BANGKIT

Pelindung:Ir. Muzakir Sai Sohar

PU/Penanggung Jawab:Firdaus Masrun

Pemimpin Perusahaan:Asrul Hadi

Pemimpin Redaksi:Khairul Amri

Redaktur:M. Lutfi

Staf Redaksi:Muhammad Al Hadi

Toto

Fotografer:Riana

Design Grafis:A. Raghib Amirullah

Manajer Adm/Keu dan Sirkulasi:Tita Zen

Alamat Redaksi :Perumahan Depok Maharaja B3/8 RT 01/15 Pancoran Mas - Depok- Jawa Barat Telp. (021) 2616 1894

Fax. (021) 7788 5465

Hotline: 0811926736/08176696468

Email: [email protected]

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang

tulisan yang dimuat akan diberikan uang lelah

dan Tulisan maksimal 2 halaman folio (7500

Karakter) dan tidak menyangkut SARA.

Kabar Serasan

3 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

Ketika Sikap PT TEL Menuai Kecaman

06

Di Usia 66 Tahun Kemerdekaan RI

Apakah Rakyat Sudah “Merdeka”?

08

Satya Lencana Bhakti Koperasi dan UKM Untuk Bupati Muara Enim

10

Bupati Muara Enim Dukung Transparansi

Keuangan Daerah

13

PAUD Terpadu Permana Bina Insani Wadah Melahirkan Bibit-bibit Unggul

15

Page 4: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN4

Mempererat Persatuan dan Kesatuan

Teks Proklamasi yang disusun oleh Soekarno dan diketik oleh Sajuti Melik pada pukul 10 pagi,

kemudian dibacakan oleh Soekarno yang didampingi oleh Moh. Hatta. Sebagai pengibar bendera Merah Putih dilakukan oleh seorang prajurit PETA Latief Hendraningrat yang dibantu oleh Seohoed. Setelah bendera Merah Putih berkibar dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang digubah oleh WR. Supratman.

Sesudahnya, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI dalam rapatnya mengambil keputusan untuk mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.

Penuh perjuangan memang untuk bisa “mengibarkan” bendera Merah Putih, yang belakangan menjadi Sang Saka Merah Putih

jahitan tangan Ibu Fatmawati. Betapa miris dan sedihnya para founding father kita berjuang melawan penjajah selama kurun waktu ratusan tahun dijajah Belanda yang kemudian digantikan Jepang.

Kini, setelah 66 tahun Indonesia merdeka, kita harus bercermin dari semangat perjuangan yang telah ditorehkan para founding fathers kita. Kita wajib meneruskan perjuangan mereka untuk mempertahankan NKRI. Karena itu, kuatkan tali persaudaraan kita sesama anak bangsa untuk membangun negeri ini agar lebih baik dari masa-masa sebelumnya.

Nah, dalam upaya mempererat tali persaudaraan antara sesama anak bangsa, di Kabupaten Muara Enim telah diresmikan pembukaan turnamen pertandingan dan perlombaan olahraga dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Kemerdekaan Republik Indonesia, bertempat di gedung olahraga

Pancasila Muara Enim, pada Jumat 22 Juli 2011.

Turnamen dan perlombaan olahraga ini memang dilaksanakan lebih awal dikarenakan peringatan HUT Kemerdekaan tahun 2011 ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa. Digelarnya lomba dan pertandingan olahraga ini pun untuk mewujudkan masyarakat Muara Enim yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan Sejahtera (SMAS ) di Bumi Serasan Sekundang. Adapun tangkai olahraga yang dipertandingkan adalah sepak bola, bola volli, atletik, dan gerak jalan, yang akan berlangsung dari tanggal 22 Juli 2011 hingga 29 Juli 2011.

Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1432 H kepada umat muslim di Tanah Air dan Selamat HUT ke-66 Kemerdekaan Republik Indonesia. ]

Ir. Muzakir Sai Sohar,Bupati Muara Enim

DARI MEJA BUPATI

No Telepon Penting di daerah Muara Enim:

Terhitung sejak diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia oleh Ir Soekarno dan Drs Muhammad

Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, berarti sudah 66

tahun usia bangsa Indonesia.

Polres (0734)421-192

Kodim (0734)421-059

Pemadam Kebakaran (0734)421-113

RSUD DR H M Rabain (0734)421-192

Gangguan PLN (0734)421-601

Gangguan Telkom (0734)421-999

PDAM Tirta Lematang (0734)421-093

Askes Cab Pemb. ME (0734)422-678

Page 5: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

5 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

OPINI

A nda ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)? Jika benar, mungkin Anda sangat sebel mendengar istilah moratori-

um. Ya, pemerintah berencana melakukan moratorium (penghentian sementara) penerimaan PNS. Artinya, jika rencana itu dilaksanakan, niat Anda untuk menjadi abdi negara, akan bisa terganjal—atau setidaknya terhambat—untuk dalam waktu dekat.

Moratorium, aslinya berasal dari ba-hasa latin, morari, yang berarti penundaan. Dan istilah ini sebenarnya lebih banyak digunakan dalam dunia ekonomi, karena arti dasarnya adalah penundaan. Otori-sasi legal sebuah bank misalnya, menunda pembayaran utang atau kewajiban ter-tentu selama batas waktu yang ditentu-kan. Tapi belakangan, istilah moratorium demikian populer, karena pemerintah menggunakan istilah ini dalam melaku-kan dua hal; menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, dan menghentikan semen-tara pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Tulisan ini, tak hendak membahas

lebih jauh terminologi (pengistilahan) moratorium, tapi membahas mengapa pemerintah hendak merotarium peneri-maan PNS. Ada dua alasan, pemerintah merotarium penerimaan PNS. Pertama alasan budgeting (anggaran) dan kedua, alasan pemerataan. Saat ini—hingga Juli 2011—tercatat PNS secara nasional ber-jumlah 4.598.100 orang, tidak termasuk pegawai honorer. Jumlah itu terlalu ge-muk, sehingga di banyak instansi, tak jarang kita menyaksikan satu pekerjaan yang bisa dilakukan satu orang, dikerja-kan 2-3 orang. Budaya main catur di ru-ang kerja, menjadi lumrah dilakukan PNS membunuh waktu, menunggu jam istira-hat atau pulang.

PNS yang terlalu banyak itu, ber-dampak langsung pada anggaran. 124 daerah menggunakan APBD, lebih dari 50 persen untuk membayar gaji pegawai-nya. Bahkan ada 16 daerah yang rencana pembangunannya tak efektif berjalan karena 70 persen APBD-nya habis untuk membayar para abdi negara di daerah-nya. Ambil contoh Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Barat, 83 persen APBD daerah itu untuk membayar pegawai.

Kalau sudah begini, bagaimana pemerin-tah daerah setempat hendak melakukan pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya? Begitupun dengan Kabupaten Karanganyar yang beban gajinya meng-habiskan 75 persen dari APBD. Apa yang bisa diharapkan rakyat, dari pembangun-an bermodal sisa 25 persen?

Langkah moratorium, adalah langkah ekstrim yang mau tidak mau harus diam-bil pemerintah untuk menyudahi keadaan itu. Sempat diwacanakan oleh Menteri keuangan untuk menerapkan metode pension dini. Tapi setelah berhitung cer-mat, pemerintah butuh dana besar untuk pesangon PNS yang dipensiunkan

Alasan kedua, moratorium perlu dila-kukan, karena jumlah PNS di tiap daerah belum merata. Kota-kota besar dengan tingkat ekonomi tinggi, umumnya memi-liki jumlah PNS jauh lebih besar dibanding daerah pedalaman. Demikian juga dengan kabupaten kaya dan maju, berbanding ter-balik dengan jumlah PNS di daerah baru hasil pemekaran yang sebagian besar harus megap-megap untuk menghidupi daerahnya.

Karena itu, menurut Sekjen Ke-mendagri Diah Anggraeni, Kantor Kemen-terian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN dan RB) yang kini terus menggodok model moratorium PNS ini, apakah akan diber-lakukan secara merata atau untuk bebe-rapa daerah saja, apakah di semua instansi atau pada instansi tertentu saja.

Bila model tepat sudah didapat, moratorium yang dilakukan diharapkan bisa menyelesaikan dua hal utama di atas tadi, pemborosan PNS dan penggerogotan APBD yang tidak proporsional. Karena itu, jika Anda termasuk yang berharap ingin menjadi abdi negara, mungkin perlu ber-sabar menanti keputusan pemerintah. Atau, mulailah melirik profesi lain, sesuai bakat dan kemampuan yang—mungkin—belum Anda sadari itu. ]

(Penulis adalah Ketua Umum YPM Muara Enim Bangkit)

MORATORIUM PNS(Oleh Firdaus Masrun)

Page 6: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN6

SOROTAN

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar sempat mengung-kapkan kekecewaaannya ketika mengetahui PT TEL

mengambil kayu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan bubur kertasnya (pulup) dari Kalim-antan.

Bahkan Bupati, berencana akan mengurangi lahan Hutan Tanaman In-dustri (HTI) kayu akasia mangium PT Musi Hutan Persada (PT MHP) yang selama ini memasok kebutuhan kayu pabrik tersebut.

”Kita benar-benar kecewa dengan PT TEL yang selama ini mengambil kayu dari PT MHP, kok sekarang tiba-tiba sekarang mengambil kayu dari Kalimantan. Apa gunanya lahan HTI PT MHP yang begitu luas kalau peru-sahaan itu mengambil kayu dari luar?

Kalau caranya begitu, lebih baik lahan milik PT MHP kita kurangi saja,” kata Bupati mengungkapkan kekecewaan-nya.

Lebih dari itu, Bupati juga menya-takan kekecewaannya dengan kebi-jakan manajemen PT TEL yang telah mengurangi secara signifikan dana Community Development tahun 2011 kepada masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan tersebut dengan alasan perusahaan itu merugi sehing-ga mengurangi dana CSR-nya.

Langkah bupati tersebut juga mendapat dukungan dari Ketua DPRD Muara Enim, M Thamrin AZ SH. Pada prinsipnya, kata Thamrin, DPRD setu-ju langkah tersebut jika lahan HTI milik PT MHP yang akan dikurangi itu dikembalikan kepada masyarakat yang sangat mengalami kesulitan un-

tuk bertani karena tidak ada lahan.Ironisnya lagi, lanjutnya, meski

PT MHP sudah beroprasi puluhan ta-hun namun sampai sekarang belum memiliki tapal batas yang permanen. Sehingga tidak jarang terjadi konflik antara masyarakat dengan perusa-haan HTI tersebut.

Melalui Humas PT MHP, Sari Af-rida, perusahaan itu berkilah sebe-narnya PT TEL tidak berniat membeli kayu dari luar, jika saja PT MHP bisa memenuhi kebutuhan produksinya. Tapi karena alasan non teknis yaitu masalah sosial. Di mana luasan kons-esi PT MHP yang sudah menjadi hak pengelolaan PT MHP dari menteri kehutanan saat ini telah ribuan hek-tar dirambah untuk ditanami kebun karet dan kebun sawit oleh oknum masyarakat. Karean itu PT TEL ter-

Ketika Sikap PT TEL Menuai KecamanSikap manajemen pabrik bubur kertas PT Tanjung Enim Lestari (PT TEL) banyak

menuai kecaman. PT TEL terkesan tidak memperdulikan masyarakat di lingkungan areal pabrik. Tidak hanya itu saja, perusahaan bubur kertas tersbesar di Asia

Tenggara ini juga membuat kebijakan tanpa memperdulikan dampaknya terhadap masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim.

Suasana pabrik PT TEL.

Page 7: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

7 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

SOROTANpaksa memasok kayu untuk kebutu-han produksi dari daerah lain.

Selain itu, lanjutnya, terjadinya pengrusakan pohon akasia yang telah selesai ditanam maupun yang sudah hampir panen. Persoalan tersebut telah dikordinasikan PT MHP kepada instansi pemerintah terkait. Atas ke-jadian ini, pihaknya telah meminta dukungan keamanan investasi dan ar-eal kerja perusahaan agar dapat me-menuhi produksi yang harus dicapai oleh PT TEL.

Kekecewaan terhadap PT TEL tidak hanya dirasakan Pemkab dan masyarakat Muara Enim saja, bahkan karyawan pun mengalami hal yang sama. Kecewa. Buktinya, seribu kary-awan perusahaan tersebut melakukan aksi mogok kerja. Mereka menuntut kenaikan upah berkala tahun 2011 sebesar Rp 699 ribu/bulan dengan inflasi 6 persen serta memenuhi draf Perjanjian Kerja Bersama (PKB) .

Alih-alih memenuhi tuntutan karyawan, untuk melakukan perund-inganpun manajemen PT TEL bahkan terkesan enggan. Bahkan sebagian besar petinggi perusahaan telah men-inggalkan pabrik.

Irzan Zulpakar, kordinator aksi mengatakan sejak terjadinya alih manajemen, pihak perusahaan selalu mengatakan rugi kepada karyawan. Sehingga belum bisa menaikkan gaji karyawan. Ternyata perusahaan terus melakukan berbagai pembangunan berskala besar.

”Kami melihat perusahaan telah melakukan pembohongan dan tidak

transparan kepada karyawan. Karena sesuai data yang kami terima perusa-haan mendapatkan untung. Seperti tahun 2007 perusahaan untung sebe-sar 270 miliar dan tahun 2008 un-tung sebesar Rp 699 miliar. Sedang-kan data tahun 2009-2010 karyawan tidak mengetahuinya. Kemudian pulp yang diproduksi dijual dengan harga cukup tinggi sebesar USD 900-1000 per ton karena harga pulp dunia men-galami kenaikan,” ungkap Irzan yang didampingi beberapa karyawan lain-nya.

Menurut mereka, selama 13 ta-hun bekerja di PT TEL belum pernah melakukan aksi mogok. Jika mem-inta kenaikan upah selalu ditempuh dengan jalan perundingan. Namun saat ini pihak perusahaan nampak-nya tidak mau berkomunikasi den-gan karyawan. Karena sebelum aksi mogok dilakukan pihak karyawan dan perusahaan telah melakukan pe-rundingan. Namun perusahaan tetap pada pendiriannya tidak bersedia me-menuhi tuntutan karyawan.

Dijelaskannya, aksi mogok terse-but akan berlangsung sampai tuntut-an karyawan dipenuhi. Karyawan juga telah melayangkan surat kepada Grup Marobeni yang berada di Jepang. Mer-eka juga meminta Bupati dan DPRD Muara Enim supaya dapat membantu menyelesaikan tuntutan yang diaju-kan karyawan.

”Sampai sekarang perwakilan manajemen PT TEL belum melakukan perundingan dengan kami. Bahkan pejabat PT TEL banyak yang mening-

galkan pabrik. Dengan demikian aksi mogok ini akan terus kami lanjutkan sampai tuntutan kami dipenuhi,” jelas Sekretaris Serikat Pekerja PT TEL, Heriyanto, Kamis (28/7).

Dinas Tenaga Kerja Muara Enim, telah berupaya memanggil perwakilan karyawan maupun perwakilan mana-jemen perusahaan untuk melakukan perundingan. Namun perundingan itu menemui jalan buntu.

Disnaker menilai aksi mogok ker-ja yang akan dilakukan ribuan kary-awan PT TEL belum memenuhi ke-tentuan UU ketenagakerjaan. Karena Upaya negosiasi bipartit maupun tri-partit masih dalam proses. Demikian disampaikan Kasi Hubungan Indus-trial Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-grasi Muara Enim, Busyro Jihan S.Sos, Selasa (26/7).

“Tuntutan kenaikan upah berkala itu, baru kemarin disampaikan Serikat Pekerja PT TEL ke Disnaker. Sedang-kan masalah draf Perjanjian Kerja Ber-sama (PKB) yang diajukan karyawan sudah masuk tahap anjuran. Dengan demikian masih banyak tahapan yang harus dilakukan sebelum memasuki tahapan aksi mogok kerja tersebut,” jelasnya.

Busyro Mengungkapkan, Serikat Pekerja PT TEL telah menyampaikan surat pemberitahuan aksi mogok ker-ja tersebut ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muara Enim. Surat ber-nomor 446/SPPT.TEL/int/VII/2011 tanggal 15 Juli 2011 ditanda tangani Ketua Serikat Pekerja PT TEL Ashal dan Sekretarisnya Heriyanto.

Surat yang sama disampaikan juga ke Polres Muara Enim, untuk memberitahukan bahwa mereka akan melakukan aksi mogok kerja mulai tanggal 27-29 Juli 2011.

Menurutnya, masalah draf PKB yang diajukan karyawan sudah di-lakukan perundingan mediasi pada tanggal 14 Juli 2011. Dalam mediasi tersebut banyak draf PKB yang diaju-kan tidak disepakati. Akhirnya pihak karyawan dan pihak perusahaan me-nyepakati akan dibawa ke tingkat an-juran melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muara Enim.

Corporate Affairs PT TEL, Andi Darmawan, yang dicoba dikonfir-masi kabar serasan melalui telepon selulernya tidak membalas panggi-lan meski telah dihubungi berkali-kali. ] Amri/Sahar

Suasana karyawan pabrik PT TEL saat aksi mogok kerja.

Page 8: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN8

NASIONAL

P enuh perjuangan memang para founding father untuk memerdekakan diri dari penindasan kaum penjajah

selama kurun waktu ratusan tahun. Mereka tak hanya mengorbankan ma-teri, tapi juga nyawa demi meraih ke-merdekaan.

Muncul pertanyaan, apakah saat Indonesia sudah benar-benar merde-ka? Memang, sesungguhnya Indone-sia sudah merdeka dari penindasan kaum penjajah. Tetapi secara hara-fiah, masih banyak rakyat Indonesia yang merasa masih belum merdeka, khususnya dalam menggapai kehi-dupan serta pendidikan yang layak. Bagaimanapun, jika pendidikan se-seorang rendah, sudah dibayangkan ia akan mengalami kesulitan menda-

pat pekerjaan yang layak, dus dengan gaji yang besar. Kalau tidak menjadi buruh kasar di dalam negeri, ada pula yang mencari peruntungan, mengais rezeki di negeri orang sebagai TKI. Padahal dunia tahu, Indonesia adalah negara yang subur, kaya akan sumber daya alam, yang jika dikelola dengan baik akan meningkatkan kesejahtera-an rakyatnya.

Tapi apa yang terjadi, beberapa sumber daya alam kita dikelola oleh pihak asing, dan hasilnya dibawa ke luar negeri. Semua itu terjadi lan-taran skill sumber daya manusia kita kurang mumpuni, utamanya dalam bidang-bidang tertentu. Lebih-lebih bagi rakyat miskin yang ingin sekali mengenyam pendidikan tinggi, na-mun lagi-lagi terbentur biaya pendidi-

kan yang mahal. Akhirnya, tak sedikit rakyat miskin di Indonesia yang putus sekolah.

Ironisnya, para elite politik di negeri ini saling berebut kekuasaan demi kepentingan golongannya se-mata. Ujungnya, rakyat juga yang akhirnya disengsarakan oleh ulah oknum elite-elite politik tersebut.

Menteri Tenaga Kerja dan Trans-migrasi, Muhaimin Iskandar menye-butkan, hingga Februari 2011 jumlah pengangguran di Indonesia menca-pai 8,12 juta orang. Memang jumlah tersebut, menurut Muhaimin, dinilai menurun sebanyak 470 ribu diban-dingkan pada Februari 2010 yang mencapai 7,53 juta orang. Untuk ting-kat pengangguran terbuka, pada Feb-ruari 2011 mencapai 6,8 persen dari total angkatan kerja. Jumlah ini juga dinilai menurun dibandingkan Feb-ruari 2010 yang sebesar 7,41 persen.

Guna menyerap pengangguran, Muhaimin menjelaskan, Menaker-trans akan menjalankan program-pro-gram padat karya infrastruktur dan produktif pemberdayaan masyarakat mandiri, penerapan teknologi tepat guna, kewirausahaan pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profe-

Di Usia 66 Tahun Kemerdekaan RIApakah Rakyat Sudah “Merdeka”?

Pada Rabu, 17 Agustus 2011, bangsa Indonesia kembali memperingati HUT Kemerdekaan Republik

Indonesia. Terhitung sejak diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia oleh Ir Soekarno dan Drs

Muhammad Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta,

berarti sudah 66 tahun usia bangsa Indonesia.

Page 9: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

9 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

NASIONALsional, penampuangan dan subsidi program pelatihan, serta keteram-pilan.

Sementara untuk mengurangi jumlah tenaga kerja ke luar negeri, khususnya pada sektor domestik, Menakertrans melakukan pembinaan khusus kepada 38 daerah basis re-kruitmen TKI atau yang dikenal seba-gai daerah kantong TKI.

Bagaimana dengan program pen-didikan? Kementerian Pendidikan Na-sional mengatakan telah menyiapkan sedikitnya Rp 858 miliar untuk subsidi beasiswa siswa miskin. Anggaran ini ditujukan untuk mengantisipasi dan mencegah bertambahnya peserta didik yang putus sekolah. Dana sebesar itu diusulkan Kemendiknas dalam Ang-garan Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2011 yang kini sedang da-lam pembahasan bersama DPR.

“Saat ini terdapat 1,08 juta siswa atau 2,05 persen putus sekolah dan 3,03 juta lulusan sekolah dasar sampai sekolah menengah tidak bisa melan-jutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena faktor ekonomi. Melalui penambahan anggaran inilah diharapkan mereka bisa terbantu,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh.

Mendiknas menjelaskan, dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011 direncanakan pemberian bea-siswa bagi 6,18 juta siswa atau seki-tar 13,3 persen dari populasi siswa, tetapi yang teralokasi dalam APBN 2011 baru mencapai 3,25 juta siswa.

“Melalui APBNP 2011 inilah kami

mengarahkan untuk menambah jum-lah beasiswa bagi 2,6 juta siswa de-ngan anggaran sebesar Rp 858 miliar lebih dan menambah 11.000 ruang kelas baru dengan anggaran sebesar Rp 2,18 triliun,” ujarnya.

Mohammad Nuh berharap, pem-berian beasiswa dan penambahan ruang kelas baru dalam APBN-P akan mempercepat penurunan angka pu-tus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi siswa untuk memenuhi sasaran RKP 2011. Daya tampung pendidikan dari sekolah dasar sam-pai sekolah menengah perlu selalu ditingkatkan sejalan dengan pertum-buhan penduduk dan target pening-katan angka partisipasi.

Selain program beasiswa, Moham-mad Nuh menyebutkan, APBN-P 2011 di Kemendiknas juga diarahkan untuk merehabilitasi 5.350 ruang kelas dan peningkatan layanan sekolah khusus serta layanan khusus dengan total anggaran sebesar Rp 1,05 triliun.

“Kegiatan ini diharapkan akan mempercepat peningkatan jumlah sekolah yang memenuhi standar pe-layanan minimum dan peningkatan mutu layanan pendidikan. Data awal menunjukkan, 41,31 persen sekolah dasar dan sekolah menengah belum memenuhi standar pelayanan mini-mal dan ada 111.000 ruang kelas ru-sak berat,” ujarnya.

Nuh juga memaparkan, ada de-lapan prioritas yang ingin disiapkan dalam penggunaan APBN-P 2011. Masing-masing diarahkan untuk men-capai sasaran Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan RKP 2011 sekaligus melaksanakan arahan Presiden un-tuk merespons keluhan masyarakat, peningkatan daya tampung, kualitas dan daya saing pendidikan tinggi, percontohan percepatan pembangu-nan pendidikan di daerah tertinggal, mendorong percepatan pembangu-nan pendidikan di daerah nelayan miskin, melanjutkan rekonstruksi sa-rana pendidikan di daerah bencana yang belum tuntas, memperkuat pen-didikan karakter bangsa, pembayaran kekurangan tunjangan guru dan per-cepatan sertifikasi guru, serta mendu-kung program Moratorium TKI.

Mohammad Nuh menandaskan, dalam mengimplementasikan APBN-P 2011, pihaknya akan menyiapkan tim khusus untuk menjamin kesiapan dan ketepatan pelaksanaan, serta un-tuk monitoring dan evaluasinya.

Memang diakui, pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak tutup mata terhadap persoalan rakyatnya. Karena toh, dulu kemerdekaan RI ber-hasil direbut dari tangan penjajah atas kerja sama dan rasa persatuan dan kesatuan yang baik antara petinggi di negeri ini dengan rakyatnya. Sejati-nya pun dalam mengisi kemerdekaan ini dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk membangun negeri ini.

Semoga mata dan hati nurani kita semua terbuka untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dalam rangka mengisi Kemerdekaan Re-publik Indonesia ini. ] Fie

Penjual bendera menjelang HUT RI.

Page 10: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN10

SEKTORAL

P enghargaan itu akan diterima bupati di Jakarta Convention Centre(JCC), Selasa (12/7). Penyerahan penghargaan

itu akan dilakukan Menteri Koperasi Syarifudin Hasan mewakili Presiden.

“Saya bersukur karena selama be-berapa bulan ini kita kembali menda-patkan penghargaan. Penghargaan ini bukanlah atas keberhasilan saya sendiri tetapi keberhasilan kita se-mua masyarakat Kabupaten Muara Enim,” ujar Muzakir.

Menurutnya, penghargaan yang diterima berdasarkan hasil penilaian tim dari Kementerian Koperasi dan UKM. Karena Koperasi dan UKM yang ada di Muara Enim telah berkembang sebagaimana mestinya.

Dengan penghargaan ini, Muzakir meminta kepada instansi terkait agar jangan merasa puas. Namun berupaya terus untuk mengembangkan Kopera-si dan UKM yang ada di Muara Enim. Karena Pemkab Muara Enim bertekat akan mengembangkan terus Koperasi dan UKM dengan mengalokasikan anggaran pada APBD.

“Kita telah menganggarkan dana APBD yang besar untuk pengembang-kan Koperasi dan UKM. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan ang-garan tersebut untuk pengembangan usaha koperasi maupun UKM dengan tetap mengembalikannya kembali se-cara kredit,” tegasnya.

Tujuannya supaya dana tersebut dapat bergulir untuk pengembangan usaha koperasi dan UKM lainnya.

Terkait dengan hari Bhakti Ko-perasi, Kabupaten Muara Enim men-jadi tempat penyelenggaran peringa-tan Koperasi ke 64 tingkat Provinsi Sumsel. Acara yang dipusatkan di di Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu Muara Enim, Kamis (21/7). Dihadiri Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki SH SPn, Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin, Bupati Muara Enim, Ir Mu-zakir Sai Sohar, Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman, unsur Muspida Muara Enim, pengurus Dekopinda Sumsel, dan para pengurus Koperasi se-Sumsel.

Pada kesempatan itu Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki SH SPn, meminta supaya setiap daerah di Sumsel mempunyai koperasi besar. Karena, kata Tri Basuki, jika Koperasi

kuat maka rakyat akan sejahtera.“Kita berharap koperasi di Indo-

nesia maju dan berkembang dan daerah memiliki koperasi besar, yakni besar aset, besar omset dan besar anggota,” jelasnya.

Di kesemapatan yang sama, di-berikan penghargaan kepada Kope-rasi yang berprestasi dan penanda-tanganan dua kesepakatan bersama (MoU) antara Dekopinda Sumsel de-ngan KUD Persari Suni serta Sari Rasa Indonesia dengan Dekopinda Sumsel dan Inkoptan Jakarta. Puncak peraya-an hari koperasi ini juga dimeriahkan dengan pameran kerajinan rakyat yang diikuti 15 Kabupaten/Kota se-Sumsel.

Sementara itu, Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin mengatakan ko-perasi merupakan salah satu tulang punggung perekonomian rakyat. Oleh karena itu pemerintah wajib mem-berikan fasilitas, kesempatan, dan du-kungan pada koperasi.

“Seharusnya para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), membe-

rikan kesempatan kepada koperasi untuk memiliki Izin Usaha Penam-bangan. Sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton. "Kita beri-kan kesempatan usaha koperasi un-tuk bisa berkembang di Sumsel dan koperasi diberikan prioritas lebih,” jelas Alex Noerdin.

Bupati Muara Enim, Ir Muza-kir Sai Sohar, mengatakan, koperasi mempunyai potensi yang tinggi un-tuk meningkatkan perekonomian guna mensejahterakan masyarakat kare-na koperasi mempunyai fungsi sosial dan ekonomi guna mengurangi kemiskinan.

Saat ini di Kabupaten Muara Enim terdapat 296 koperasi yang aktif. Dengan perkembangan koperasi yang sangat baik ini, maka adalah hal yang wajar jika akhirnya pemerintah pusat memberikan apresiasi dengan mem-berikan penghagaan Satya Lencana Wirakarya pembangunan koperasi dan UKM yang diberikan Presiden SBY kepada Bupati Kabupaten Muara Enim. ] Sahar/Amri

Untuk yang kesekian kalinya Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar mendapatkan penghargaan dari Presiden RI. Kali ini orang nomor satu di Muara Enim ini mendapatkan penghargaan Satya Lencana Bhakti Koperasi dan UKM dari Presiden RI.

Satya Lencana Bhakti Koperasi dan UKM Untuk Bupati Muara Enim

Penghargaan Satya Lencana Bhakti Koperasi dan UKM.

Page 11: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

11 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

SEKTORAL

Kegiatan penghargaan WTN ini dulu dikenal sebagai lomba tata tertib lalu lintas dan angkutan kota. Peng-

hargaan ini merupakan yang ke-16 kalinya sejak dimulai pada 1992 dan sempat berhenti pada 1998 dan 1999. Tahun ini Muara Enim kembali terpi-lih untuk ketujuh kali sebagai daerah penerima penghargaan.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi di sela acara penyerahan penghargaan Wahana Tata Nugraha 2010 kepada 69 pemerintah kabu-paten kota di Indoensia mengungkap-kan, "Saya ucapkan selamat kepada daerah yang mendapat penghargaan WTN 2010 ini. Dengan adanya WTN, transportasi akan lebih baik lagi, khususnya di daerah dalam konsep tata ruang, sehingga transportasi mampu memberi kontribusi besar bagi perekononomian daerah."

Sementara Dirjen Perhubungan

Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso mengatakan, pada penilaian peng-hargaan WTN kali ini, panitia men-etapkan 16 kabupaten kota penerima piala WTN. Tiga di antaranya kategori angkutan, tujuh kategori lalu lintas, dan 43 kabupaten kota menerima plakat WTN.

"Ada 77 kota yang dinilai. Bagi yang mendapat penghargaan, akan diberi bantuan teknis tertib lalu lin-tas yang dibiayai dari APBN," kata Su-royo.

Berdasarkan SK Menteri Per-hubungan No: KP.453. Tahun 2011, Muara Enim kembali terpilih sebagai penerima Plakat Wahana Tata Nu-graha 2010. Hebatnya ini adalah kali ketujuh Muara Enim memperoleh penghargaan WTN. Satu di antaranya berupa piala, sedangkan enam lain-nya berupa plakat.

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar, sangat berterima kasih atas

diterimanya kembali penghargaan WTN yang ketujuh kalinya tersebut. ”Sampai dengan pertengahan tahun 2011 ini telah banyak keberhasilan yang kita capai seperti Piala Adipura yang keenam kalinya, dan kini kita kembali menerima penghargaan WTN dari Kementerian Perhubungan. Ini bukanlah keberhasilan saya prib-adi, tetapi keberhasilan kita semua masyarakat Muara Enim,” jelas Bupati kepada Kabar Serasan di Jakarta, be-berapa waktu lalu.

Khusus untuk WTN, Muzakir bertekad agar tahun depan, Muara Enim kembali mendapat piala. Un-tuk itu, kata Muzakir, Pemkab akan meningkatkan sarana dan prasarana transportasi di Muara Enim. Misal-nya Pemkab akan membangun tro-toar yang menjadi salah satu unsur penilaian untuk memperoleh piala. Tentu saja hal itu tidak hanya untuk mengejar piala,tapi kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna jalan khususnya warga Kota Muara Enim adalah hal yang paling penting.

”Penghargaan-penghargaan ini bukan diperoleh secara kebetulan, akan tetapi bukti dari kerja keras kita semua. Untuk itu saya atas nama Pemerintah Kabupaten Muara Enim mengucapkan terima kasih dan peng-hargaan setinggi-tingginya kepada se-mua pihak khususnya kepada instansi terkait,” ujarnya.

Penghargaan WTN ini diterima Kota Muara Enim, karena dinilai ber-hasil dalam pelaksanaan ketertiban transportasi angkutan darat. Penila-ian itu dilakukan oleh tim Kemente-rian Perhubungan RI didampingi tim Dinas Perhubungan Sumsel.

Penilaian yang dilakukan tim pada tahun 2010 lalu ada tiga katagori. Pe-nilaian pertama mengenai masalah administrasi transportasi darat sep-erti kelengkapan adiministrasi ken-daraan laik jalan. Kemudian sarana dan prasarana di bidang perhubun-gan darat seperti trotoar jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi isarat lalu lintas, dan halte.

Seluruh elemen di Muara Enim patutlah bersyukur karena kembali menerima penghargaan WTN. Den-gan penghargaan ini, bukan berarti mereka berpuas diri. Tetapi penghar-gaan ini justru menjadi pemicu untuk berbuat yang terbaik, khususnya un-tuk masyarakat Muara Enim. ] Wulan

Tahun ini, Kabupaten Muara Enim kembali terpilih untuk ketujuh kali sebagai daerah penerima penghargaan Wahana

Tata Nugraha (WTN) dari Pemerintah Pusat.

Bupati Muara Enim Kembali Terima Penghargaan WTN

dari Pemerintah Pusat

Penghargaan WTN untuk Bupati Muara Enim yang diterima Wakil Bupati Muara Enim.

Page 12: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN12

SEKTORAL

P rogram dekade keselamatan lalu lintas stop put in danger itu, disampaikan Kasat Lan-tas Polres Muara Enim, AKP

Afri Darmawan bersama anggotanya ke setiap sekolah dan kampus yang ada di Bumi Serasan Sekundang.

”Di Indonesia kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke dua, se-dangkan khusus di Provinsi Sumsel Kabupaten Muara Enim menempati urutan kedua tingkat kecelakaan lalu lintasnya. Dengan kondisi seperti ini, makanya PBB meminta Indonesia un-tuk menekan angka kecalakaan lalu lintas itu sampai 50 persen,” jelas Kasat Lantas, AKP Afri Darmawan Sik, tanpa menyebut angka yang pasti, ketika memberikan sosialisasi ke-pada mahasiswi Akademi Kebidanan Muara Enim.

Menurutnya, untuk menekan ke-celakaan lalu lintas tersebut, semuan-ya terpulang kepada masyarakat selaku pengendara. Karena polisi si-fatnya hanya memberikan arahan un-tuk mencegahnya.

”Untuk itu saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghin-dari terjadinya kecelakaan dan menghindari melibatkan orang lain

terjadinya kecelakaan,”imbaunya se-raya menambahkan kecelakaan yang terjadi bisa disebabkan kelalaian diri sendiri maupun disebabkan kelalaian orang lain.

“Misalnya, seorang pengemudi sepeda motor pada saat mengendarai sepeda motor dia sambil menerima telepon selulernya. Meski posisinya dilajur yang benar, karena kelalaian-nya menabrak seseorang yang tengah berjalan kaki hingga menyebabkan korban mengalami luka berat bahkan meninggal dunia. Hal-hal seperti ini-lah yang harus kita hindarkan,” Afri mencontohkan penyebab laka lantas.

Dia juga meluruskan asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa kendaraan besar selalu diposisi yang salah. Padahal, kata Afri, baik kend-araan besar, maupun kendaraan kecil bahkan pejalan kaki sekalipun jika be-rada di posisi yang salah, maka akan tetap menjadi tersangkanya.

Mengetahui aturan lalu lintas adalah hal yang wajib, jangan hanya bisa mengendarai saja. Karena, ber-kendara tanpa mengetahui aturan berlalu lintas bisa mencelakai diri sendiri maupun orang lain. Mari ter-tib berlalu lintas. ] Sahar/Amri/MI

Tingkat kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Satlantas Polres Muara Enim tergolong tinggi. Bahkan angka

kecelakaan daerah ini termasuk yang tertinggi di Sumsel. Untuk menekan tingginya kecelakaan itu, Satlantas Polres

Muara Enim mengajak seluruh masyarakat melakukan stop put life in danger .

Sayangi Nyawa Anda, Patuhi Aturan lalu LintasTips untuk pengguna sepeda motor

Meski nampak sepele, berboncengan harus memperhatikan beberapa hal baik bagi pembo-ceng maupun pengendaranya.

Untuk pengendara: Harus yang benar-benar mahir berkendara

berboncengan. Bagi yang baru belajar lebih baik hindari sampai benar-benar mahir membawa mo-tor.

Jika sudah mahir, perhatikan kondisi motor apakah layak untuk berboncengan atau tidak, sep-erti tersedianya pijakan kaki untuk pembonceng, tekanan angin ban yang cukup, kemampuan sus-pensi, dan kondisi rem

Jika berniat untuk mendahului, pastikan kemampuan motor, area di sekitar, dan adanya kesempatan untuk mendukung niat tersebut. Jika salah satu unsur itu tak terpenuhi, lebih baik tunda hingga benar-benar aman.

Poin-poin di atas tadi wajib diperhatikan. Pasalnya pengendara harus sadar dengan tang-gung jawab keselamatan selama berboncengan. Jika diabaikan bukan saja pengendara dan yang dibonceng yang celaka, tapi Anda bisa mencelakai juga pengendara lain di sekitar.

Untuk pembonceng: Rapatkan posisi tubuh pada pembonceng.

Ikuti gerakan pengendara. Bila hal itu terasa me-lelahkan karena harus ikut berkonsentrasi, maka tak ada jalan lain selain memasrahkan diri pada pembonceng dengan mendekap erat pinggang pembonceng.

Saat menikung tajam, jangan sekali-kali mel-awan arah kemiringan, terlebih pada kecepatan tinggi. Pasalnya ketika arah tikungan berubah se-baliknya, kondisi pembonceng yang melawan arah kemiringan tadi dapat mengganggu kelincahan pengendara dalam mengendalikan motor.

Saat terperangkap dalam kemacetan, jangan sekali-kali mencoba ikut mengendalikan motor dengan meliuk-liukan tubuh. Gerakan tersebut jus-tru akan 'menginfeksi keseimbangan' pengendara.

Untuk pengendara dan pembonceng: Gunakan helm, jaket, celana panjang dan se-

patu, bila perlu gunakan sarung tangan. Apa lagi jika perjalanannya tergolong jauh perlengkapan tersebut menjadi suatu kewajiban yang mutlak. Semoga bermanfaat. ]

Sosialisasi stop put life in danger di wilayah hukum Satlantas Polres Muara Enim.

Page 13: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

13 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

PEMBANGUNAN

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan komit-men dan integritas kepala daerah sehingga terwu-

jud optimalisasi pengeluaran daerah. Melalui penandatangan Nota Kesepa-haman (MOU) Pengembangan dan Pe-ngelolaan Sistem Informasi Keuang-an Negara dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI di Griya Agung, Palembang (5/7), Bupati Muara Enim, Ir. Muzakir Sai Sohar, berkomitmen mewujudkan transparansi dan opti-malisasi pengelolaan keuangan di Ka-bupaten Muara Enim.

Disaksikan langsung oleh Ketua BPK RI, Drs. Hadi Poernomo, Ak dan Gubernur Sumatera Selatan, Ir. Alex Noerdin, Bupati Muara Enim menan-datangani Nota Kesepahaman (MOU) Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data dalam Rangka Pemeriksaan Pengelo-laan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dengan Kepala Perwakilan BPK Sumatera Selatan, Dra. Vincentia Moli Ambar Wahyuni, MM, Ak.

Penandatangan ini merupakan langkah strategis Kabupaten Muara Enim dalam mewujudkan sinergi dengan BPK RI dalam pengawasan keuangan daerah karena semua data keuangan akan terintegrasi langsung dalam Pusat Data BPK RI yang meng-gunakan sistem elektronik BPK RI (e-BPK) dan elektronik auditee (e-Auditee).

Dalam sambutannya, Kepala Per-wakilan BPK Sumatera Selatan, Dra. Vincentia Moli Ambar Wahyuni, MM, Ak. menjelaskan bahwa melalui pusat data tersebut, BPK RI dapat melaku-kan perekaman, pengolahan, peman-faatan, dan monitoring data yang ber-sumber dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Dengan demikian proses pemeriksaan akan semakin efisien dan efektif.

“Dengan penandatangan nota kes-epahaman ini, nantinya semua data keuangan masuk dalam Pusat Data BPK RI, dalam pusat data tersebut akan dilakukan perekaman, peng-olah-an, pemanfaatan, dan monitoring data sehingga pemeriksaan akan semakin kuat dan efektif. Inilah yang kita sebut dengan BPK Sinergi,” jelas Ambar.

Sementara itu, Ketua BPK RI Drs. Hadi Poernomo, Ak mengharapkan melalui nota kesepahaman ini dapat mengurangi tindak korupsi, kolusi

dan nepotisme (KKN) sistemik, men-dukung optimalisasi penerimaan negara serta terwujudnya efisiensi dan efektivitas pengeluaran negara. BPK RI berusaha melakukan sinergi dengan pemerintah daerah untuk mempermudah akses data dan pe-ngelolaan sistem informasi daerah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa BPK RI memiliki kewenangan untuk meminta keterangan dan dokumen yang wajib diberikan setiap orang, unit organi-sasi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya yang mengelola keuangan negara.

“Saya berharap dengan integritas kepala daerah ini akan mengurangi KKN, terciptanya optimalisasi pene-rimaan negara serta terwujudnya efisiensi dan efektivitas pengeluaran negara. Apa yang dilakukan BPK RI ini merupakan kewenangan yang telah diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang No. 15 tahun 2006. Jadi kita bangun sinergi dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah guna mempermudah akses informasi da-lam monitoring keuangan daerah,” ungkap Hadi Poernomo.

Bupati Muara Enim, Ir. Muzakir Sai Sohar menyambut baik sinergi

antara pemerintah daerah dan BPK RI ini. Menurut Muzakir sudah seharus-nya pemerintah daerah melakukan transparansi keuangan daerah dan mendukung kebijakan serta langkah strategis BPK RI dalam monitoring pengelolaan keuangan daerah.

“Saya sangat mendukung adanya kesepahaman dan sinergi antara pe-merintah daerah dan BPK RI dalam mengakses data dan informasi penge-lolaan keuangan daerah ini. Silakan, kita akan mempermudah BPK RI dalam memperoleh data yang diper-lukan. Apalagi dengan adanya Pusat Data BPK RI yang berbasis elektronik ini, monitoring dapat lebih efisien karena audit dapat dilakukan tanpa harus berkunjung ke daerah tersebut. Semua data akan terekam lengkap dan diolah melalui teknologi sistem informasi,” jelas Muzakir.

Muzakir menambahkan, dengan adanya sistem pengawasan yang baik dan terukur, nantinya pemerintah daerah akan lebih cermat dan ber-tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan daerah, baik dari peneri-maan maupun pengeluaran sehingga dapat mencegah tindak KKN dan terciptanya optimalisasi penerimaan maupun efektivitas pengeluaran ke-uangan daerah. ] Zen

Transparansi pengelolaan keuangan daerah menjadi syarat mutlak dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Bupati Muara Enim Dukung Transparansi Keuangan Daerah

Penandatangan MOu antara BPK dengan seluruh Bupati dan Walikota se Sumatera Selatan.

Page 14: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN14

EKBIS

Setelah hampir tiga tahun lebih berjibaku mengurus proses perizinan, akhirnya Perusahaan Daerah (Prusda)

Sarana Pembangunan Muara Enim (SPME) dalam waktu dekat ini akan melakukan pengelolaan eksploitasi terhadap 29 buah sumur minyak tua peninggalan Belanda yang selama ini dikelola PT Pertamina EP Region Pen-dopo.

Pasalnya Prusda dalam waktu dekat ini lagi akan melakukan pen-anda tanganan Kerjasama Oprasional (KSO) dengan PT Pertamina. ”Seka-rang sudah tahap melengkapi per-saratan untuk menuju KSO tersebut dengan PT Pertamina,” jelas Direk-tur Umum dan SDM Prusda SPME, H Hopandi Said BSC, Rabu (20/7).

Menurutnya, sumur tua yang akan dikelola tersebut sebanyak 12 buah berada di lapangan Betun, Kecamatan Abab, dan 17 buah di lapangan Selo Benakat Minyak, Kecamatan Benakat, dan Talang Ubi. ”Proses tahapan per-izinan untuk mengelola sumur tua itu memang cukup banyak dan mema-kan waktu yang cukup lama. Jika KSO tersebut telah ditanda tangani, yang ditargetkan pada Agustus mendatang, maka kita sudah dapat melakukan kegiatan operasional di sumur terse-but,” ujar Hopandi.

Dijelaskannya, penandatanganan kerjasama (MoU) antara Prusda den-gan Pertamina telah berlangsung sejak

tahun 2007 lalu. Setelah pelaksanaan MoU dilanjutkan dengan perjanjian konfedesiality agremen dengan PT Pertamina dan BP Migas. ”Dalam ker-jasama ini yang menentukan besaran persentase pihak Pertamina. Kita belum tahu berapa besar persentase yang akan diberikan PT Pertamina ke-pada Prusda jika pengelolaan sumur tersebut berlangsung,” ujarnya.

Dalam operasional pengelolaan sumur tua itu, pihaknya nantinya akan menggandeng pihak ketiga da-lam kegiatan eksploitasi di lapan-gan. ”Sejauh ini sudah banyak inves-tor pihak ketiga yang mengajukan penawaran untuk mengeksploitasi sumur tersebut, namun kita belum memutuskannya,”jelasnya. ] Sahar

Prusda Segera Kelola 29 Buah Sumur Tua Peninggalan Belanda

Perusahaan Daerah (Prusda) Sarana Pembangunan Muara Enim (SPME), pada Agustus 2011 melakukan penanda tanganan Kerjasama Oprasional (KSO) dengan PT Pertamina. Pengelolaan eksploitasi 29 sumur minyak tua pun siap dimulai.

Page 15: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

15 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

DINAMIKA

Muzakir Sai Sohar sebe-lum meresmikan Gedung PAUD Terpadu Permana Bina Insani mengungkap-

kan bahwa anak-anak yang ada saat ini adalah calon pemimpin-pemimpin masa depan. “Jika diibaratkan dari dunia pertanian, PAUD merupakan upaya kita melahirkan benih-benih atau bibit unggul,” kata Muzakir.

Bupati menekankan, pentingnya kedudukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam menyiapakan kemam-

puan dasar anak yang mempengaruhi secara berkelanjutan terhadap ke-mampuan anak di tahap kehidupann selanjutnya. Maka, dengan adanya pembangunan dan peresmian Gedung PAUD Permana Bina Insani dirasakan tepat dan sesuai dengan visi misi Ka-bupaten Muara Enim “SMAS”.

Dalam kesempatan itu, Muza-kir juga menyampaikan apresiasi masyarakat terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal yang menunjukan perkembangan

kian menggembirakan dari tahun ke tahun. Disebutkan, saat ini sudah ada 96 Lembaga PAUD yang tersebar di kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat mendukung kebijakan-kebijakan program pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan memi-liki dasar keilmuan yang jelas.

Muzakir juga mengingatkan bah-wa hal terpenting yang harus diperli-hatkan dalam pelaksanaan PAUD non formal, yaitu lebih menitik beratkan pada terwujudnya layanan PAUD yang menyenangkan dan bermakna. Pelak-sanaan PAUD non formal sendiri, kata Muzakir, dapat diselenggarakan di rumah-rumah penduduk atau di balai desa, yang harus mengedepankan pe-layanan mudah, murah tetapi tetap mengedepankan mutu, sehingga semua elemen masyarakat dimung-kinkan untuk ikut menyelenggarakan PAUD.

Sementara itu, Shinta Paramitha Muzakir, Ketua Yayasan Bina Insani, melaporkan bahwa jumlah anak didik PAUD Permana Bina Insani sampai dengan saat ini berjumlah 20 orang anak, dan lokasi tempat dibangun-nya gedung pembelajaran merupakan wakaf dari Bapak H. Jufri Ro’i.

Menyinggung masalah pendidi-kan, menurut Shinta, tidak terlepas dari tiga komponen penting. Pertama, Aspek Kognitif, yaitu para tenaga pen-didik mempunyai kewajiban dan tugas untuk mentransfer ilmu dan penge-tahuan kepada peserta didik. Kedua, Aspek Afektif, yaitu pendidikan yang menekankan kepada aspek moral dan ahlak kepada peserta didik. Ketiga, Aspek Psikomotorik, yaitu pendidikan yang berisikan keterampilan seperti keterampilan, kesenian juga keahlian di bidang olah raga.

Nah, untuk memenuhi semua itu, kata Shinta, tentunya dibutuhkan du-kungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim agar penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas di pendidikan usia dini (PAUD) Permana Bina insani dapat terselenggara se-perti yang diharapkan.

Setelah selesai acara, kegiatan di-lanjutkan dengan peresmian Gedung PAUD Permana Bina Insani dengan penguntingan pita oleh Bupati Muara Enim didampingi Ketua Yayasan Per-mana Bina Insani. ] Wln

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar meresmikan Gedung PAUD Terpadu Permana Bina Insani, Senin, 25 Juli

2011. Upaya Pemkab Muara Enim melahirkan bibit unggul di masa mendatang.

PAUD Terpadu Permana Bina InsaniWadah Melahirkan

Bibit-bibit Unggul

Ketua Yayasan Bina Insani, Shinta Paramitha Muzakir melakukan pengguntingan pita sebagai tanda peresmiangedungPAUDTerpadu Permana Bina Insani.

Page 16: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN16

DINAMIKA

D i Sumatera Barat, misalnya, kelompok Naqsabandiyah bahkan menganggap Ra-madhan telah masuk sejak

Sabtu (30/7) dan mereka telah mulai menjalankan ibadah puasa. Muncul pertanyaan, mengapa selalu ada per-bedaan pendapat?

Jika ditelusuri, ada beberapa pe-nyebab sehingga penentuan awal bu-lan menjadi simpang siur, di antaran-ya: Pertama, tak lepas dari krisis kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang diberi otoritas menen-tukan. Kedua, menyakut perbedaan kriteria hilal yang sah. Dan ketiga,

pengaruh perbedaan letak wilayah.Pertama, krisis kepercayaan.

Mengapa ada ketidakpercayaan? Bisa jadi karena hasil rukyat tidak dapat disampaikan kepada seluruh umat sesaat setelah diperoleh bukti. Bisa jadi pula hasil rukyat yang disampai-kan hanya berbentuk laporan-laporan dari utusan yang mengaku telah meli-hat hilal.

Sesungguhnya apabila seluruh umat Islam Indonesia menaruh sep-enuhnya kepercayaan kepada institusi yang memang ahli di bidang tersebut yang memang satu-satunya lembaga tinggi yang dapat mengayomi umat

Islam, maka tidak akan ada lagi per-bedaan. Umat islam akan merasakan nikmatnya kebersamaan dalam per-satuan.

Kedua, perbedaan kriteria hilal yang sah. Ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa awal bulan ter-jadi apabila bulan baru sudah muncul ketika matahari terbenam walaupun hilal tidak tampak karena posisinya yang hampir berhimpitan dengan matahari. Ada juga yang berpendapat bahwa bulan baru yang sudah menca-pai ketinggian 2o sudah cukup untuk menentukan awal bulan walaupun sangat sulit sekali bagi mata untuk dapat melihat hilal. Ada juga yang be-ranggapan bahwa bulan baru yang te-lah mencapai ketinggian 7o merupa-kan ketinggian minimal sehingga hilal dapat dilihat dengan mata manusia.

Ketiga, pengaruh perbedan wilayah. Tidak dapat dipungkiri ini menjadi faktor perbedaan pandan-gan, karena wilayah lain mungkin saja memiliki kriteria yang berbeda dalam menentukan awal bulan. Penentuan awal bulan yang didasari dari mun-culnya bulan baru setelah matahari terbenam tanpa melakukan rukyat hi-lal bisa saja menimbulkan awal bulan yang lebih awal satu hari dibanding-kan dengan metode rukyat hilal tra-disional.

Di Indonesia, terdapat beberapa kriteria yang digunakan baik oleh pe-merintah maupun organisasi Islam untuk menentukan awal bulan pada Kalender Hijriyah:

Rukyatul Hilal, yakni kriteria 1. penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.Wujudul Hilal, yakni kriteria 2. penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan prinsip: Jika

Awal Ramadhan, Mengapa Selalu Berbeda Pandangan?

Bukan hal aneh lagi, hampir setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan masyarakat kita terlibat perbedaan pendapat, soal kapan awal bulan suci ini dimulai. Begitupun sekarang, meski Kementeria Agama—selaku pemerintah, tetap berharap perbedaan itu takkan terjadi lagi.

Kegiatan Rukyat untuk menentukan awal bulan Ramadhan.

Page 17: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

17 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

DINAMIKApada setelah terjadi ijtimak (konjungsi), bulan terbenam setelah terbenamnya matahari, maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) Bulan saat Matahari terbenam.Imkanur Rukyat, yakni kriteria 3. penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:o Pada saat matahari terbenam,

ketinggian (altitude) bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3°, atau

o Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak. Di Indonesia, secara tradisi pada petang hari pertama sejak terjadinya ijtimak (yakni setiap tanggal 29 pada bulan berjalan), Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Hisab Rukyat (BHR) melakukan kegiatan rukyat (pengamatan visibilitas hilal), dan dilanjutkan dengan Sidang Itsbat, yang memutuskan apakah pada malam tersebut telah memasuki bulan (kalender) baru, atau menggenapkan bulan berjalan menjadi 30 hari. Di samping metode Imkanur Rukyat di atas, juga terdapat kriteria lainnya yang serupa, dengan besaran sudut/angka minimum yang berbeda.

Rukyat Global, kriteria penentuan 4. awal bulan (kalender) Hijriyah yang menganut prinsip bahwa: jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah yang baru) meski yang lain mungkin belum melihatnya. ] Fir

Pengertian Hilal, Hisab, dan RukyatSetiap tahun, setiap kali membicarakan penentuan awal masuknya bulan

suci Ramadhan, selalu tersebut tiga istilah: Hilal, Hisab, dan Rukyat. Banyak masyarakat yang belum mengetahui makna ketiga istilah itu. Berikut gambaran singkat pengertian ketiga istilah tersebut, yang disari

dari berbagai sumber.

HILAL Hilal adalah penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap

bumi setelah bulan mengalami konjungsi/ijtimak. Bulan awal ini (bulan sabit tentunya) akan tampak di ufuk barat (maghrib) saat matahari terbenam. Ijtimak/konjungsi adalah peristiwa yang terjadi saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol derajat.

Dalam pendekatan astronomi, konjungsi merupakan peristiwa saat matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama. Pada saat tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Hilal merupakan kriteria suatu awal bulan. Seperti kita ketahui, dalam Kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, dan penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan hilal/bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 hari atau 30 hari.

“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah: “Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji…” [Al Baqoroh(2):189]

HISAB Secara harfiyah bermakna ‘perhitungan’. Di dunia Islam istilah ‘hisab’

sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam untuk ibadah shalatnya menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu shalat.

Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam Kalender Hijriyah. Ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang mulai berpuasa, awal Syawwal saat orang mangakhiri puasa dan merayakan Idul Fithri, serta awal Dzulhijjah saat orang akan wukuf haji di Arafah (9 Dzulhijjah) dan hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus(10):5]

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” [ArRahmaan(55):5]

RUKYATRukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan

bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.

Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi bulan berada di ufuk barat, dan bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1.

Perihal penentuan bulan baru, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi perhatian khusus pada Sya’ban dan Ramadhan.

Hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata :Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Berpuasalah kalian

karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081). ]

Page 18: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Es BlewahBlewah itu bentuknya mirip labu, tapi harumnya lebih dekat ke melon. Dulu blewah hanya muncul pas puasa. Sekarang sih setiap hari rasanya kita bisa melihat buah blewah ini. Maklum, sudah banyak digunakan untuk es buah dorong.

Untuk resep Es Blewah ini Mlandhing sengaja membuat yang paling simpel.

BAHAN:1/2 bh blewah250 gr gula pasires batu

CARA MEMBUAT:Bersihkan blewah dari isinya. Serut dengan serutan yang • lembut memanjang, tampung dalam mangkok. Tambahkan gula pasir, aduk-duk dengan sendok hingga • airnya keluar. Siapkan gelas, ambil beberapa sendok blewah berikut • ’sirupnya’, sesuai selera. Beri es batu. Sajikan. •

TIPS & TRIK:Pilih blewah yang tidak terlalu matang, tapi juga jangan yang mentah. Biasanya kulitnya sudah menguning tapi teksturnya masih keras.

Kolak Pisang Kolak Pisang ini paling umum dibuat dari aneka variasi kolak yang ada. Pembuatannya mudah dan biasanya pada saat puasa jadi hidangan wajib untuk berbuka. Kita buat yuk.

BAHAN:10 bh pisang kepok kuning, iris melintang serasi500 gr buah atap (kolang-kaling)250 gr gula merah3 sdm gula pasir250 ml air500 ml santan kental3 lbr daun pandan1 – 2 sdt garam

CARA MEMBUAT:Rendam buah atap dengan air mendidih. Tiriskan. 1. Rebus gula merah, gula pasir, dan garam dengan 250 ml air 2. hingga larut. Saring. Tambahkan santan dan daun pandan. Rebus dengan api 3. kecil. Aduk-aduk. Sebelum mendidih, masukkan irisan pisang dan buah atap. 4. Aduk-aduk hingga mendidih dan pisang matang. Sajikan.

TIPS & TRIK:Usahakan santan tidak ‘pecah’ dengan cara mengaduk • kolak secara konstan. Jangan membiarkan kolak terlalu lama mendidih. • Termasuk, jangan memanaskan kolak berkali-kali, daripada kuahnya ‘berminyak’. Tidak asik lagi. Setiap membuat hidangan dengan santan, meskipun • hidangan itu manis, gunakan garam secukupnya. Garam memberikan efek mantap pada santan.

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN18

RESEP NUSANTARA

Pembaca, mengingat banyaknya usulan yang masuk ke meja redaksi agar disajikan pula rubrik resep masakan dari berbagai penjuru di Tanah Air, maka mulai edisi 08/Juli/2011 ini kami hadirkan rubrik baru di tabloid kesayangan Anda ini. Nama rubriknya: Resep Nusantara. Semoga dengan hadirnya rubrik baru ini, memberi manfaat kepada para pembacanya.

Page 19: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

19 KABAR SERASAN | Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011

INFOTORIAL

Page 20: Kabarserasan Edisi 09 (Agustus 2011)

Edisi 09 | Tahun I | Agustus 2011 | KABAR SERASAN20

LENSA SERASAN

Sosialisasi stop put life in danger di wilayah hukum Satlantas Polres Muara Enim.

Acara pelantikan pengambilan sumpah jabatan dan mutasi pejabat lingkungan Pemkab Muara Enim.

Ketua PKK Muara Enim, Shinta Paramitha SH MHum, saat penanaman pohon dalam rangka Pekan Penghijauan Nasional.

Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki SH SPn didampingi Wakil Bupati Muara Enim H Nurul Aman saat pembukaan pameran kerajinan rakyat yang diikuti 15 Kabupaten/Kota se-Sumsel.

Pengukuhan Forum Ojek kecamatan Lawang Kidul oleh Bupati Muara Enim Ir Muzakir Sai Sohar.

Peresmian Gedung PAUD Terpadu Permana Bina Insani oleh Bupati Muara Enim yang diketuai Shinta Paramitha SH MHum.

Bupati Muara Enim saat penanaman pohon dalam rangka Pekan Penghijauan Nasional. Bupati Muara Enim melakukan SIDAK ke pasar Inpres Kota Muara Enim.