kabupaten malang terletak pada 112 035`10090`` sampai 112...
TRANSCRIPT
37
BAB III
METODE PERECANAAN
3.1 Umum
TPA Randuagung terletak disebelah Utara Kabupaten Malang. Secara
administratif berada di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Secara geografis
Kabupaten Malang terletak pada 112 035`10090`` sampai 112``57`00`` Bujur Timur
7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan.
3.2 Lokasi
TPA Randuagung merupakan tempat pembuangan akhir untuk seluruh
timbulan sampah yang masih menggunakan metode open dumping, TPA ini berdiri
dan mulai beroperasi sejak tahun 2003, dan berlokasi di Desa Randuagung,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, dapat dilihat pada Gambar 3.1 peta
pembagian wilayah persampahan Kabupaten Malang dan Lokasi TPA Randuagung.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2014 Luas lahan
keseluruhan yang di rencanakan adalah 17.65 ha, tetapi luas lahan yang digunakan
saat ini hanya 5.3 Ha.
Gambar 3.1 Peta pembagian wilayah pelayanan persampahan
(sumber: Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Malang, 2014)
38
3.3 Kondisi Eksisting TPA Randuagung
TPA Randuagung berjarak lebih kurang 32.5 km ke arah utara dari pusat
Kabupaten Malang yang berada di Kecamatan Kepanjen. TPA Randuagung terletak
di Jl. Gondang, Desa Randuagung, Kabupaten Malang dengan titik koordinat -
7.852210, 112.668067. Batas wilayah TPA Randuagung adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Jalan umum, permukiman
Sebelah selatan : Jalan masuk TPA, permukiman
Sebelah barat : lahan milik warga dan sawah
Sebelah timur : lahan milik warga
Peta lokasi TPA Randuagung dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini,
Keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Randuagung yang berlokasi di
Kecamatan Singosari, Kabupatan Malang berada di dekat persawahan penduduk,
aliran sungai dan terletak tidak begitu jauh dari pemukiman warga ataupun jalan
raya.
Gambar 3.2 Peta lokasi TPA Randuagung
(sumber: Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Malang, 2014 )
39
TPA Randuagung mempunyai presentase (%) Pelayanan terhadap total sampah
terlayani yaitu 43.75%, dengan wilayah pelayanan TPA Randuagung yang
melayani 5 kecamatan diantaranya adalah Singosari, Lawang, Karangploso, dan
Dau.
Berikut lampiran foto-foto kondisi eksisting TPA Randuagung Desa
Randuagung, Kecamatan Singosari , Kabupaten Malang yang ditampilkan pada
Gambar 3.3.
(a) (b)
Gambar 3.3 Kondisi eksisting TPA Randuagung: (a). Tumpukan timbunan
sampah (b). Lindi yang tidak diolah (sumber: kondisi eksisting TPA)
3.4 Data Umum TPA Randuagung
Dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2014, didapat data umum
tentang TPA Randuagung seperti contoh data jumlah TPS yang melayani ada 28
TPS, dan data TPA Randuagung lainya yang dimuat dalam Tabel 3.1.
40
Tabel.3.1 Profil Eksisting TPA Randuagung
Profil Eksisting TPA Randuagung
Volume sampah yang masuk ke TPA 160 m3/hari
Luas Lahan Eksisting 5,3 Ha
Jumlah TPS 28 unit
Jumlah TPST / TPS 3R 10 unit
KK terlayani 21.975 KK
Jam Layanan 06.00 – 15.00 WIB
Jumlah armada 6 Unit
Sumber Sampah Pasar, permukiman, industri, sekolah, tempat penginapan,dan rumah sakit.
Presentase Pelayanan Sampah 43,75%
Sarana dan Prasarana Kantor, garasi, rumah kompos, jalan akses (makadam).
Daerah / wilayah pelayanan Singosari, Lawang, Karangploso,dan Dau.
(sumber: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang. 2014)
3.5 Timbulan Sampah
Besaran Timbulan sampah didapat dari metode mengukur langsung di
lapangan yaitu mengikuti SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan
pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan untuk digunakan
dalam perencanaan dan pengelolaan sampah.
3.5.1 Persyaratan-Persyaratan
Persyaratan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah meliputi:
1. Peraturan-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku di
daerah.
2. Lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu kota.
3. Alat pengambil dan pengukur contoh yaitu :
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak terbuat dari
logam).
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya.
41
3.5.2 Ketentuan-ketentuan
A. Pelaksanaan
Langkah-langkah pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi sampah dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Langkah-langkah pengambilan dan pengukuran contoh timbulan
sampah (Sumber: SNI 19-3964-1994)
B. Pengambilan Contoh
1. Lokasi
Lokasi pengambilan contoh timbulan sampah dibagi menjadi 2 kelompok
utama, yaitu:
a. Perumahan yang terdiri dari:
- permanen pendapatan tinggi
- semi permanen pendapatan sedang
- non permanen pendapatan rendah
b. Non perumahan yang terdiri dari:
- Toko
- Kantor
- Sekolah
- Pasar
42
- Jalan
- Hotel
- Restoran, rumah makan
- Fasilitas umum lainnya.
2. Cara Pengambilan
Pengambilan contoh sampah dilakukan di sumber masing-masing perumahan
dan non-perumahan.
3. Jumlah Contoh
Pelaksanaan pengambilan contoh timbulan sampah dilakukan secara acak
strata dengan jumlah yang telah dijelaskan pada Bab II. Landasan Teori.
C. Kriteria
1. Kriteria Perumahan
Kategori perumahan yang ditentukan berdasarkan:
- Keadaan fisik rumah dan atau
- Pendapatan rata-rata kepala keluarga dan atau
- Fasilitas rumah tangga yang ada.
2. Kriteria Non Perumahan
Kriteria non perumahan berdasarkan:
a) fungsi jalan yaitu:
- Jalan arteri sekunder
- Jalan kolektor sekunder
- Jalan lokal
- Untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter
panjang jalan arteri sekunder di pusat kota
b) Kriteria untuk pasar : berdasarkan fungsi pasar
c) Kriteria untuk hotel : berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia
d) Kriteria ntuk rumah makan dan restoran : berdasarkan jenis kegiatan
e) Kriteria untuk fasilitas umum : berdasarkan fungsinya.
43
D. Frekwensi
Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:
1) pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi
yang sama, dan dilaksanakan dalam 2 pertengahan musim tahun
pengambilan contoh.
2) Butir 1 dilakukan paling lama 5 tahun sekali.
E. Pengukuran dan perhitungan
Pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
1. Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:
- Volume basah (asal) : liter/unit/hari
- Berat basah (asal) : kilogram/unit/hari
2. Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah
dalam % berat basah/asal;
3. Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah
(u), yaitu:
a) Perumahan : jumlah jiwa dalam keluarga
b) Toko : jumlah petugas atau luas areal
c) Sekolah : jumlah murid dan guru
d) Pasar : luas pasar atau jumlah pedagang
e) Kantor : jumlah pegawai
f) Jalan : panjang jalan dalam meter
g) Hotel : jumlah tempat tidur
h) Restoran : jumlah kursi atau luas areal
i) Fasilitas umum lainnya : luas areal.
4. Metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu:
a) Sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan
ditimbang beratnya dan atau,
b) Sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan
ditimbang beratnya kemudian dipisahkan berdasarkan komponen
komposisi sampah dan ditimbang beratnya.
44
5. Perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan berdasarkan:
- Rata-rata timbulan sampah perumahan
- Perbandingan total sampah perumahan dan non perumahan.
F. Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan terdiri dari:
1. Alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 liter
2. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x
100 cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi.
3. Timbangan (0 – 5) kg dan (0 – 100) kg.
4. Alat pengukur, volume contoh berupa bak berukuran (1,0 m x 0,5 m x 1,0
m) yang dilengkapi dengan skala tinggi.
5. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.
3.5.3 Cara Pengerjaan
Cara Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Perumahan adalah
sebagai berikut:
a. Tentukan lokasi pengambilan contoh
b. Tentukan jumlah tenaga pelaksana
c. Siapkan peralatan
d. Lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi
sampah sebagai berikut:
1. Bagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber
sampah 1 hari sebelum dikumpulkan.
2. Catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.
3. Kumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.
4. Angkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran.
5. Timbang kotak pengukur.
6. Tuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l.
7. Hentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm,
lalu jatuhkan ke tanah.
8. Ukur dan catat volume sampah (Vs).
9. Timbang dan catat berat sampah (Bs).
45
10. Timbang bak pengukur 500 l.
11. Campur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak
pengukur 500 l.
12. Ukur dan catat berat sampah.
13. Timbang dan catat berat sampah.
14. Pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah.
15. Timbang dan catat berat sampah.
16. Hitunglah komponen komposisi sampah.
Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik
sampah) lakukan sub butir berikut ini :
17. Ambil dari tiap komponen contoh seberat.
18. Aduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong
plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.
3.6 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Malang, seperti contoh pada tahun 2006
Kabupaten Malang memiliki penduduk 2379402 jiwa, dan jumlah penduduk untuk
tahun berikutnya yaitu dari tahun 2006-2015 akan ditampilkan pada Tabel 3.2.
Jumlah penduduk Kabupaten Malang di 4 Kecamatan yang dilayani TPA
Randuagung yaitu Lawang, Songosari, Karangploso dan Dau, seperti contoh
jumlah penduduk 4 Kecamatan pada tahun 2006 dengan jumlah penduduk
Kecamatan Lawang yaitu 88.530 jiwa, Kecamatan Singosari yaitu 147.288 jiwa,
Kecamatan Karangploso yaitu 53.712 jiwa, dan Kecamatan Dau yaitu 54.232 jiwa,
dari ke-4 Kecamatan tersebut didapat total jumlah penduduk tahun 2006 yaitu
343.762 jiwa. Dan selanjutnya jumlah penduduk 4 kecamatan pada tahun
berikutnya akan ditampilkan pada Tabel 3.3.
46
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Malang
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2006 2379402
2007 2401624
2008 2413779
2009 2425248
2010 2447051
2011 2459982
2012 2473612
2013 2508698
2014 2527087
2015 2544315
(sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka 2007-2016 , BPS Kabupaten Malang)
47
Tabel 3.3 Jumlah penduduk Kabupaten Malang (4 Kecamatan)
Nama Kecamatan Tahun (Jiwa)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Lawang 88530 89451 90382 91323 91325 92266 93394 94645 102979 109645
Singosari 147288 149607 151962 154354 155026 157429 156338 158980 174724 178534
Karangploso 53712 54134 54560 54989 55018 55447 56409 56545 73973 81986
Dau 54232 55305 56399 57515 58201 59330 59717 60038 63655 74953
Total (Jiwa) 343762 348497 353303 358181 359570 364472 365858 370208 415331 445118
(sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka 2007-2016 , BPS Kabupaten Malang)
48
3.7 Hidrologi
Data yang dibutuhkan dalam perencanaan kolam lindi dengan metode neraca air thotnwaite yaitu curah hujan dan suhu udara.
1. Data curah hujan
Data curah hujan yang akan dijadikan data pendukung dalam perencanaan kolam lindi, seperti contoh data curah hujan pada tahun
2015 pada bulan januari sebesar 43 mm dan pada bulan januari tahun 2009-2010 memiliki rata-rata curah hujan total yaitu sebesar 39.9
mm, dan untuk nilai curah hujan pada tahun berikutnya ditampilkan pada Tabel 3.4.
Tabel.3.4 Data Curah Hujan Tahun 2009-2015
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
2009 143.5 231.5 49.5 38.5 35.5 37.0 20.5 0 4.0 22.0 106.0 122.0
2010 187.5 121.0 187.0 276.5 187.0 20.5 51.0 72.5 103.0 79.0 243.0 142.5
2011 82.5 103.5 184.0 91.0 123.5 4.0 2.5 0 2.0 34.0 148.0 147.5
2012 157.5 222.0 116.0 40.2 17.1 11.0 0 2.5 0 58.5 82.5 255.0
2013 198.5 117.5 155.5 118.0 67.0 102.5 73.0 0.6 0 46.5 92.0 225.0
2014 195.5 58.0 151.0 122.5 46.0 46.0 20.0 0 0 0.0 122.0 251.5
2015 126.5 208.5 134.0 159.0 61.0 20.5 1.0 0 5.0 0.0 89.0 117.0
Rata-rata
155.9 151.7 139.6 120.8 76.7 34.5 24.0 10.8 16.3 34.3 126.1 180.1
Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang
49
2. Suhu udara
Data suhu udara yang akan dijadikan data pendukung dalam perhitungan neraca air metode thorntwaite, seperti contoh data suhu
udara pada tahun 2015 memiliki rata-rata suhu udara pada bulan januari adalah 23.5 °C dan untuk nilai suhu udara pada bulan dan
tahun berikutnya ditampilkan pada Tabel 3.5.
Tabel.3.5 Data Suhu udara Tahun 2009-2015
Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
O C O C O C O C O C O C O C O C O C O C O C O C
2009 23.5 23.5 23.7 24.3 23.9 23.0 22.0 22.3 23.3 24.4 24.9 24.3
2010 23.8 24.0 24.4 23.9 24.5 23.8 23.2 23.4 23.8 24.1 24.4 23.8
2011 24.1 23.9 23.3 23.5 23.5 22.1 22.0 21.8 22.8 27.4 24.0 24.0
2012 23.5 23.5 23.8 23.8 23.7 22.7 21.4 21.7 23.0 24.6 24.7 23.8
2013 23.9 24.1 23.9 24.1 24.0 23.7 22.4 21.9 22.7 24.4 24.0 23.2
2014 25.5 26.0 25.9 26.3 26.7 25.7 24.8 24.6 24.6 26.8 26.8 25.7
2015 23.5 23.4 23.8 23.7 23.2 22.4 21.8 22.0 23.1 24.8 25.2 24.5
Rata-rata 23.7 23.8 23.9 24.1 23.9 23.2 22.5 22.5 23.2 24.9 24.7 24.3
50
3.8 Topografi
Data Topografi disekitar TPA Randuagung ditampilkan dalam Gambar. 3.5
dibawah ini.
Gambar 3.5 Peta topografi sekitar TPA Randuagung
(sumber: Google Earth Pro, TCX Converter, Quickgrid, 2017)
51
3.9 Tahapan Studi Perencanaan
Agar studi ini mencapai hasil yang maksimal, maka dilakukan pembahasan
yang dirancang melalui tahapan studi. Adapun tahapan studi yang dimaksud dapat
lihat pada Gambar 3.6 dibawah ini.
Gambar 3.6 Diagram alir
Tidak
Selesai
Kontrol Stabilitas Lereng Sampah
(Fk > 1,5)
Gambar
Proyeksi Timbulan Sampah
Perancangan TPA dengan metode Sanitary Landfil
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Analisa Data
Pengambilan Data Sekunder :
- Data Umum TPA - Data Demografi - Data Hidrologi - Data Topografi (GPS)
Pengambilan Data Primer :
- Timbulan Sampah
Studi Literatur
Mulai
Tahap Persiapan
Pengambilan Data
Desain Landfill TPA Perancangan perletakan pipa Gas
Metan
Dimensi Kolam Penampung Lindi
Ya
52
3.9.1 Studi Literatur
Meliputi pengumpulan sumber informasi yang diperlukan untuk melakukan
analisis data dan mendasari pelaksanaan studi. Jenis literatur yang dipelajari antara
lain buku teks, laporan penelitian, jurnal, dan lain-lain yang memuat tentang tempat
pemrosesan akhir sampah metode sanitary landfill.
3.9.2 Tahap Persiapan
Meliputi pengumpulan sumber informasi langsung dari lapangan yaitu
penentuan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang diperlukan untuk
mendasari pelaksanaan studi dan melakukan izin kepada instansi yang mengelola
TPA.
3.9.3 Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan dalam pelaksanaan perencanaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer
Data kondisi pembuangan akhir sampah yang ada saat ini dan hasil survey /
penelitian dilapangan , yang meliputi:
- Jumlah Timbulan sampah yang dibuang ke TPA (8 hari survey dan
pengamatan).
2. Data Sekunder
Data Studi dari pihak-pihak terkait dalam lingkup dan mendukung perencanaan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).
a. Data umum TPA Randuagung
Data yang umumnya ada dalam TPA meliputi :
- Layout / Peta Lokasi TPA Randuagung.
- Luas TPA Randuagung.
- Tingkat pelayanan dan daerah pelayanan.
- Sarana dan Prasarana yang ada.
- Armada pengangkut sampah ke TPA Randuagung
53
- Data yang berkaitan dengan kinerja pengelolaan sampah secara teknis dari
sumber hingga ke TPA.
b. Data Demografi
Data demografi penduduk 10 tahun terakhir (2006 - 2015), untuk perhitungan
proyeksi pertumbuhan penduduk. Data meliputi : Administrasi wilayah kabupaten
malang , jumlah penduduk dan laju pertumbuhan.
c. Data Hidrologi
Data pendukung dalam perencanaan debit lindi dan kolam lindi, meliputi :
kondisi Hidrogeologi, Curah Hujan, dan Evapotranspirasi.
d. Data Topografi
Data pendukung situasi lokasi dan kondisi existing dataran di TPA yang ada
saat ini dan dalam perencanaan sketsa layout TPA metode sanitary landfill dan
menganalisis stabilitas lereng sampah, data meliputi: data Tata ruang dan tata guna
tanah, Jenis dan Struktur Tanah ,Topografi (GPS).
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait sehubungan
dengan ruang lingkup seperti contoh data demografi penduduk 10 tahun terakhir
bersumber dan bisa didapatkan di BPS Kabupaten Malang, begitu juga data
sekunder lainnya yang dibutuhkan yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Data sekunder yang digunakan
No Data Sekunder Sumber
1 Data demografi penduduk 10 tahun terakhir (2006 - 2015)
BPS Kab. Malang, 2017
2
Peta Lokasi TPA , Luas TPA, Layout TPA Randuagung ,Topografi (GPS), Tingkat pelayanan dan daerah pelayanan, Data jumlah timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah di TPA Randuagung sebagai acuan.
UPTD Singosari, UPTD TPA Randuagung, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Malang, 2017
3 Administrasi wilayah Kabupaten Malang BPS Kab. Malang, 2017
4 Curah hujan tahunan (cm/tahun) Dinas Pengembangan Sumber Daya Air Kab. Malang, 2017
54
3.9.4 Analisa Data
Menganalisa data-data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun
sekunder, dari data yang telah terkumpul maka dilakukan analisis perhitungan.
1. Proyeksi pertumbuhan Penduduk
Perkiraan jumlah penduduk dilakukan dengan menghitung rasio laju
pertumbuhan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya (10 tahun terakhir).
Menurut (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman, 2011 : 11-12) proyeksi jumlah penduduk dapat dihitung
dengan tiga metode, yaitu :
a. Metode Aritmatik.
b. Metode Geometrik.
c. Metode Least Square.
2. Proyeksi Timbulan Sampah
Dari Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk yang telah dilakukan
bertujuan untuk proyeksi asumsi pelayanan TPA selama 10 tahun untuk
menampung sampah yang masuk ke TPA Randuagung dengan tipe Sanitary
Landfill yang dijadikan acuan dalam perencanaan sel TPA dan luas lahan yang
dipakai dan diperlukan untuk daya tampung TPA terhadapa sampah yang masuk
selama 10 tahun mendatang.
3.9.5 Perencanaan TPA dengan metode Sanitary Landfill
Aspek teknis dalam perencanaan Tempat pemrosesan akhir dengan metode
sanitary landfil meliputi : Desain landfill TPA, Kebutuhan luasan sel harian, tanah
urug dan luasan lahan TPA, Analisa stabilitas lereng sampah, Desain penrletakan
pipa gas metan, Desain kapasitas kolam penampung lindi.
1. Desain Landfill TPA
Dasar – dasar perencanaan dan desain Landfill yang sudah di jelaskan pada
landasan teori.
Perencanaan yang dilakukan meliputi:
- Persiapan lahan.
55
- Pembentukan lapisan dasar landfill.
- Peletakan sampah, yaitu rencana bentuk sel.
- Cek stabilitas lereng sampah FK > 1,5 menggunakan metode fellenius.
- Gambar desain.
2. Perancangan Perletakan pipa Gas Metan
Perancangan perletakan pipa gas metan pada perencanaan landfill sesuai
dengan landasan teori.
3. Desain kapasitas kolam Penampung lindi
a. Penyaluran Lindi
Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran pengumpul sekunder dan primer.
b. Pengumpul Lindi
Metode neraca air dari Thorntwaite
c. Perhitungan Debit lindi
Menghitung produksi debit lindi adalah dengan menggunakan data curah hujan
dan evapotranspirasi wilayah sekitar TPA. Data curah hujan dalam perencanaan
TPA Randuagung digunakan untuk mendesain saluran drainase agar air yang jatuh
di atas daerah TPA non-landfil masuk ke dalam landfill.
Bila air hujan yang bukan daerah landfiil masuk, akan menambah volume
leachate yang akan dihasilkan. Curah hujan yang dipergunakan dalam perhitungan
sistem drainase adalah curah hujan dengan periode ulang hujan (PUH) tertentu.
1. Perhitungan Curah Hujan
Untuk mencari jumlah debit aliran yang akan mengalir pada saluran drainase
2. Perencanaan Saluran Drainase
3. Perhitungan intensitas hujan
Intensitas hujan bisa ditentukan dengan data curah hujan dengan durasi (lama
hujan) tertentu
d. Kolam penampung lindi
Lindi yang mengalir dan saluran primer pengumpul lindi dapat ditampung pada
bak penampung lindi dengan kriteria teknis sebagai berikut:
- Bak penampung leachate harus kedap air dan tahan asam.
- Ukuran bak penampung disesuaikan dengan kebutuhan.