kadaster 3d belanda
DESCRIPTION
Tugas KadasterTRANSCRIPT
![Page 1: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/1.jpg)
1. PENDAHULUAN
Pada pusat kota utama (dan khususnya pada daerah bisnis), penggunaan lahan menjadi
sangat digiatkan, mengingat perbedaan penggunaan lahan mulai diletakkan dibawah atau diatas
satu sama lainnya. Hal ini membuat konsep persil kadaster 2 dimensi yang telah digunakan
selama ini menjadi terbatas. Objek fisik 3 dimensi ini pada umumnya tidak ada hubungannya
dengan objek berizin yang telah didefinisikan dengan jelas. Namun hal tersebut tidak dapat
didefinisikan sebagai objek kadaster pada peta kadaster dan tidak dapat digunakan sebagai dasar
untuk pendaftaran lahan. Mengingat bertambahnya kejadian-kejadian terkait situasi 3 dimensi
yang kompleks, para praktisi dan ilmuan kemudian mencari beberapa penyelesaiannya.
Pencarian ini kemudian disepakati dengan izin 3 dimensi dan objek fisik 3 dimensi,
pendaftarannya dalam kadaster dan model yang diperlukan.
Dari sudut pandang perizinan sistem pendaftaran tanah sekarang ini masih mencukupi
untuk mendaftarkan hak properti pada objek nyata. Sistem kadaster di Belanda berbasis persil
yang mencakup seluruh wilayah. Hal ini sesuai dengan kadaster 2 dimensi klasik. Kadaster di
Belanda bisa lebih dihadapkan dengan kemungkinan pembatasan sistem pendaftaran saat ini
untuk mendaftarkan hak properti yang kompleks secara spasial. Bahkan, sistem kadaster tersebut
ingin menjamin sistem pendaftaran yang berkelanjutan, seragam, dan efisien untuk kedepannya
dan sehingga terlihat sebagai jalan terbaik untuk mendaftarkan situasi 3 dimensi.
2. SOLUSI YANG MUNGKIN
a. Pendaftaran kadaster 3 dimensi secara penuh.
Hal ini berarti memperkenalkan sebuah konsep (properti) hak dalam ruang 3
dimensi. Ruang 3 dimensi (alam semesta) dibagi menjadi isi (atau persil 3 dimensi)
yang membagi ruang 3 dimensi (tanpa tampalan ataupun celah). Basis yang legal,
protokol transaksi real estate dan pendaftaran kadaster harus menyokong penetapan dan
pernyataan hak 3 dimensi. Dari sudut pandang praktis tampak lebih baik
mempertahankan persil 2 dimensi sebagai dasar (dengan 3 dimensi secara implisit);
hanya pada saat posisi 3 dimensi yang kompleks persil 3 dimensi keseluruhan akan
digunakan. Hal ini juga mungkin bisa dipertimbangkan jika hak definisi terbatas
properti 3 dimensi mampu mencukupi apa yang dibutuhkan.
b. Solusi campuran.
Hal ini berarti memelihara kadaster 2 dimensi dan pendaftaran letaknya di 3
dimensi dengan mendaftarkan objek fisik (topografis) 3 dimensi didalam pendaftaran
kadaster 2 dimensi. Hal ini menghasilkan solusi campuran dari persil 2 dimensi dan
![Page 2: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/2.jpg)
objek fisik 3 dimensi dimana hubungan antara persil dan objek 3 dimensi dijaga.
Hubungan secara implisit muncul melalui definisi spasial dari objek dan dapat
deiterima melalui fungsi spasial. Dalam kasus ini, pendaftaran yang legal dan faktual
digabungkan (solusi campuran). Dengan mempertemukan rencana bangunan 3 dimensi
dan persil kadaster 2 dimensi misalnya, pendekatan dari properti 3 dimensi bisa
didapatkan. Letak resmi yang tepat harus berasal dari dokumen resmi. Dokumen ini
kemudian harus berisikan informasi 3 dimensi yang presisi.
c. Label 3 dimensi pada sistem pendaftaran kadaster pada saat ini.
Hal ini berarti memelihara kadaster 2 dimensi dengan referensi eksternal untuk
merepresentasikan posisi (digital) 3 dimensi. Posisi 3 dimensi yang kompleks
didaftarkan menggunakan solusi ad hoc. Referensi tersebut dapat diimplementasikan
dengan berbagai cara. Solusi yang paling gampang yakni memberikan label kepada
posisi 3 dimensi pada saat pendaftaran (pendaftaran administratif dan peta indeks
kadaster) dimana yang menggunakannya kemudian perlu merundingkan tentang
pendaftaran publik (digital) untuk mencari informasi yang detail. Solusi yang lebih
maju lagi yakni menambahkan referensi kepada deskripsi (digital) 3 dimensi pada
pendaftaran tersebut. Deskripsi tersebut bisa dalam bentuk analog atau digital (CAD).
Pada kasus-kasus belakangan ini informasinya bisa juga dimasukkan di dalam database.
Peta yang sudah diproyeksikan pada objek (fisik) 3 dimensi bisa juga didaftarkan di
peta kadaster.
3. PERSPEKTIF KADASTER
3.1. Keadaan sekarang.
Melihat wawasan kekini untuk pemahaman yang layak mengenai kadaster di
Belanda sangatlah membantu. Dalam prakteknya banyak situasi 3 dimensi telah
didaftarkan menggunakan hak apartemen atau hak dari bangunan. Dalam kasus dari
informasi hak apartemen yang tersedia menggunakan gambar sket yang telah disahkan
(dalam bentuk kertas). Meskipun tidak seketat 3 dimensi, gambar dari tiap layer vertikal
disediakan. Dalam kasus “hak bangunan” ditetapkan pada umumnya tidak ada gambar
tersedia. Dalam kasus terowongan yang ada di atas persil diambil alih, jadi pemilik
terowongan mendapatkan hak properti dari persil yang dipermasalahkan. Kadang-
kadang hak dari bangunan tersebut dikembalikan ke pemilik sebelumnya.
Belakangan ini, sebuah solusi sudah diimplementasikan untuk objek bawah tanah
(terowongan, dll). Hal ini termasuk tanda pada pendaftaran administratif dari adanya
objek bawah tanah. Akta, yang mana dibawa ke pendaftaran, dapat disertai dengan
![Page 3: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/3.jpg)
gambar pada kertas. Penggambaran objek bawah tanah bisa juga digambarkan di peta
kadaster. Pencantuman gambar digital 3 dimensi tidak memungkinkan saat ini.
Pada prakteknya solusi ini telah digunakan untuk sedikit kasus. Hal ini sebagian
karena kenyataan bahwa notaris tidak mengetahui keuntungan dari pendaftaran ini dan
sebagiannya lagi kenyataan bahwa banyak letak objek bawah tanah berkenaan dengan
infrastruktur dimana pemilik persil juga pemilik dari objek bawah tanah (misalnya
terowongan kereta api dibawah tanah yang dimiliki oleh pemerintah kota). Pada kasus
akhir-akhir ini banyak sekali objek bawah tanah yang tidak memiliki referensi.
3.2. Tujuan kadaster.
Tujuan utama dari kadaster yaitu untuk menjamin keamanan izin pada (transaksi)
real-estate. Hal ini berarti pada situasi yang kompleks harus didaftarkan dengan cara
yang benar dan pendaftaran tersebut harus menyediakan penjelasan (mis. aksesibilitas
yang optimal) mengarah ke situasi aktual (legal) dengan cara yang mudah, jelas, dan
berkelanjutan. Pada saat in aksesibilitas registrasi pada situasi 3 dimensi jelek. Pada
pandangan pertama bahkan orang-orang profesional (notaris, agen real-estate, ataupun
pegawai pertanahan) bisa tidak tertari dengan letak 3 dimensi; biarkan publik pada
umumnya dan orang-orang yang bukan spesialis kadaster ( seperti planner dan
kontraktor) berjalan sendiri. Hal ini karenanya terutama pada sudut pandang informasi
yang mana terdapat perlunya pencerdasan yang lebih baik mengenai situasi 3 dimensi.
Makin baik aksesibilitas pada pendaftaran situasi 3 dimensi yang kompleks, makin baik
juga jaminan keamanan hak dari real-estate tersebut.
3.3. Pandangan kadaster dari solusi yang diajukan.
Pendekatan 3 dimensi penuh akan menghasilkan pembaruan pendaftaran tanah.
Dari sudut pandang perijinan, konsep objek 3 dimensi berijin pertama perlu
diperkenalkan. Hal ini memerlukan pergantian hukum (kode sipil), yang mana
memerlukan proses yang lama.
Lebih jauh lagi, dari sudut pandang praktis, kadaster 3 dimensi berguna pada area
yang padat. Namun untuk banyak negara, kadaster 2 dimensi ‘klasik’ berbasis persil
menyediakan apa yang diinginkannya dengan baik. Oleh karena itu kadaster tidak akan
memilih 3 dimensi penuh untuk rencana jangka pendek ataupun menengah.
Pendekatan ketika objek fisik 3 dimensi disimpan di pendaftaran tanah 2 dimensi
sangat menjanjikan. Hal ini sangat menguntungkan dari sudut pandang aksesibilitas.
Informasi dari 2 dimensi dan 3 dimensi tersedia secara langsung dan dapat digabungkan
secara otomatis. Kemacetan yang akan terjadi dalam jangka pendek yaitu model data
pendaftaran yang telah ada, yang mana hanya 2 dimensi saja. Pusat perhatiannya yaitu
![Page 4: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/4.jpg)
pengguna harus berjaga-jaga kalau pendaftaran pada objek fisik 3 dimensi tidak identik
dengan objek berijin 3 dimensi.
4. PERSPEKTIF TEKNIK
Perspektif teknik dari solusi yang ditawarkan terdiri dari diskusi-diskusi bagaimana
cara mengimplementasikan objek geo 3 dimensi kepada DBMS kadaster yang ada sekarang
dimana persil 2 dimensi tersimpan. Implementasi spasialnya dari objek 3 dimensi pada
DBMS kompleks dan bergantung pada pengembangan teknologi. Diskusi tentang bagaimana
model data 3 dimensi bisa diimplementasikan tidak dapat dianggap terpisah dari model data 2
dimensi yang tersedia dan sudah diimplementasikan (Van Oosterom dan Lemmen, 2001).
Dengan ini, geometri dan topologinya harus dianggap ada.
4.1. Geo-objek 2 dimensi dan 3 dimensi dalam satu DBMS: solusi optimal
Arsitektur yang terintegrasi dimana geometriknya serupa dengan data
administratif objek yang disimpan dan dijaga didalam geo-DBMS harusnya menjadi
titik awal registrasi kadastral 3 dimensi (Stoter dan Van Oosterom, 2002).
Kasus yang ideal harus memiliki data spasial pada data objek yang relevan
dengan 3 dimensi kadaster (mis. persil, terowongan, apartemen, kabel/pipa, dll).
Ketersediaan dari tipe data geometrik untuk 2 dimensi dan 3 dimensi pada DBMS akan
menawarkan penyimpanan data spasial yang terintegrasi di dalam DBMS dan untuk
membentuk fungsi spasial pada 2 dimensi dan 3 dimensi pada tingkat SQL. Untuk
membantu tipe data geometri pada geo-DBMS mencakup operator spasial (atau fungsi
geometri), indeksasi spasial, dan pemisahan. Manajemen struktur topologi juga penting
untuk memelihara partisi ruang planar dan volumetrik.
Keuntungan dari bantuan fungsi struktur topologi secara penuh dari objek
goeografis didalam DBMS yaitu:
- Menghindari penyimpanan yang sia-sia dari tepi yang dipakai bersama,
simpul, dan wajah pada ruang partisi planar;
- Memudahkan mempertahankan konsistensi data setelah proses edit dan
pembaruan;
- Model data natural untuk berbagai penggunaan; mis. ketika survey, tepinya
yang didapat (bersamaan dengan tanda non-geometrik yang berada didalam
batas) dan bukan poligon;
- Struktur topologinya dapat digunakan secara efisien dalam berbagai operasi
(mis. mencari tetangga);
![Page 5: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/5.jpg)
- Memfasilitasi operator yang kompleks (overlay peta,
memisahkan/menggabungkan operator);
Ketika topologi dari suatu objek dipertahankan, geometri dari suatu objek bisa
didapatkan dengan “realisasi” dari topologi. Artinya bahwa geometri sedang dihasilkan
dari data topologi yang saling berhubungan. Banyak konsep telah dikembangkan di
wilayah ini. Pada saat ini tidak ada implementasi dari DBMS mainstream, tetapi bekerja
dalam proses (Van Oosterom et al., 2002).
4.2. Geo-objek 2 dimensi dan 3 dimensi dalam satu DBMS: seni
Mainstrean DBMS (Oracle, Ingres, IBM DB2, Informix) telah
mengimplementasikan tipe data spasialdan fungsi spasial kurang lebih sama dengan
konsorsium OpenGIS (OGC, 1998) Simple Features Specification untuk SQL (OGC,
1999). Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk menjelaskan ekstensi standar SQL yang
mendukung penyimpanan, penerimaan, pertanyaan, dan pembaruan dari spesifikasi
fitur simpel. Hubungan topologis antar objek dapat dibetulkan dengan penggunaan
fungsi spasial. Manajemen struktur topologi (partisi) atau jaringan linear tidak trsedia
didalam DBMS. Oleh karena itu, memperbarui geometri di DBMS tetap sulit, karena
beresiko inkonsistensi. Spesifikasi OGC (OGC, 2001) sampai sekarang masih tetap 2
dimensi, meskipun beberapa upaya telah dicoba agar bisa menjadi 3 dimensi. Juga
implementasi dari tipe data spasial pada mainstream DBMS pada dasarnya 2 dimensi.
Terpisah dari aspek bentuk, koleksi data 3 dimensi juga harus difikirkan. Sangat
mudah untuk mengumpulkan data dalam bentuk 3 dimensi (dengan menggunakan
GPS). Namun ini merupakan pekerjaan yang besar untuk mengumpulkan kembali
semua data yang tersedia pada kadaster (batas persil) dalam 3 dimensi sekarang ini.
5. PANDANGAN TEKNIS PADA SOLUSI YANG MEMUNGKINKAN.
Registrasi klasik 2 dimensi dengan bereferensi ke situasi 3 dimensi adalah penerapan
sekarang dan bukan solusi yang fundamental untuk kedepannya.
Solusi campuran dengan kadaster 2 dimensi sekarang sebagai titik awal dan
perpanjangan untuk mendaftarkan situasi 3 dimensi terlihat seperti solusi yang layak dari
sudut pandang praktis. Data 2 dimensi tersedia dalam jumlah banyak dan kebanyakan masih
mencukupi dan implementasi dari perpanjangan untuk mempertahankan geo-objek 3 dimensi
terlihat memungkinkan. Implementasinya akan berbasis teknik tersedia untuk menghadirkan
kembali objek fisik 3 dimensi. Bantuan dari topologi 3 dimensi tidak akan tersedia dalam
waktu cepat. Namun, solusi campuran tidak memerlukan ruang partisi penuh dan mendukung
“pendeteksi tampalan 3 dimensi” (hubungan topologi). Oleh karena itu, dukungan topologi
yang terbatas (hanya didalam objek dan tidak diantara objek) akan dapat mencukupi untuk
pendekatan campuran.
![Page 6: Kadaster 3D Belanda](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081803/5572138e497959fc0b92899d/html5/thumbnails/6.jpg)
Solusi dari kadaster 3 dimensi yang penuh dengan didukung persil 3 dimensi terlalu
komprehensif untuk menjadi solusi yang realistis. Implementasi teknik untuk dukungan 3
dimensi penuh (secara geometris seperti topografis) tidak bisa dilakukan sekarang dan baru
dalam tahap menginisiasi. Lebih jauh lagi, kumpulan semua data yang diperlukan untuk 3
dimensi akan memiliki banyak kesalahan.