kaidah penulisan angka dan bilangan dalam bahasa indonesia

2
Nama: Himawan Sutanto M.S NIM: 10109253 Kaidah penulisan angka dan bilangan dalam bahasa Indonesia Teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia tidaklah tunggal. Terdapat beberapa macam acuan penulisan tergantung dengan konteks kalimat dan makna yang melekat pada angka atau bilangan dalam kalimat. Panduan ini disusun berdasarkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan edisi kedua berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia: 1. Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini: Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong. 2. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah tertentu. Perhatikan contoh berikut ini: Saya membeli dua buah buku, Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20 rautan pensil. 3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat. Contohnya: Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung.

Upload: himawan-sutanto

Post on 06-Dec-2014

141 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kaidah Penulisan Angka Dan Bilangan Dalam Bahasa Indonesia

Nama: Himawan Sutanto M.S NIM: 10109253

Kaidah penulisan angka dan bilangan dalam bahasa Indonesia

Teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia tidaklah tunggal. Terdapat beberapa macam

acuan penulisan tergantung dengan konteks kalimat dan makna yang melekat pada angka atau

bilangan dalam kalimat. Panduan ini disusun berdasarkan pedoman umum ejaan bahasa

Indonesia yang disempurnakan edisi kedua berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Berikut

ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia:

1. Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika kata

yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap

ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut

ini: Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong.

2. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah tertentu.

Perhatikan contoh berikut ini: Saya membeli dua buah buku, Rian menerima kiriman paket

yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20 rautan pensil.

3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat. Contohnya:

Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari seorang dermawan asing

untuk pembuatan jalan kampung.

4. Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar bisa ditulis

dengan angka biasa atau dengan penomoran Yunani. Contohnya: Hotel Wijaya No. 13.

5. Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis dalam angka atau

angka Yunani, contohnya: Surat an-Nisa : 16, Bab III, halaman 16.

6. Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai berikut: Enam belas

(bukan enambelas), Dua puluh (bukan dua puluh),Enam ratus (bukan enamratus).

7. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model berikut: Romawi

berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi), Edison menemukan lampu pijar pada

abad ke 18.

8. Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara: setengah (1/2), seperenam belas

(1/16), tiga perempat (3/4), dua persepuluh (0,2) atau (2/10), satu permil (1‰).

9. Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya: tahun 1980-an.