kaji hasil ujian - jendela.kemdikbud.go.id himpitan ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22...

36
XXXV/Juli - 2019 21 Kebaruan dalam Ujian Nasional 2019 Guru Profesional Harus Manfaatkan Hasil Ujian Nasional 11 Kemah Budaya Kaum Muda Ruang Inkubator Pemajuan Kebudayaan 27 MENATA MUTU PENDIDIKAN Kaji Hasil NASIONAL UJIAN

Upload: nguyenxuyen

Post on 03-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

XXXV/Juli - 2019

21 Kebaruan dalamUjian Nasional 2019

Guru ProfesionalHarus Manfaatkan Hasil Ujian Nasional

11 Kemah Budaya Kaum MudaRuang InkubatorPemajuan Kebudayaan

27

MENATA MUTU PENDIDIKAN

Kaji Hasil

NASIONALUJIAN

Page 2: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Salam Pak Menteri

Begini PotretUjian Nasional 2019

Resensi

Penilaian Siswa Jadi Kunci Penilaian Pendidikan

Infografis Perpustakaan

Hanya dengan Satu Langkah

Kebudayaan

Kemah Budaya Kaum MudaRuang InkubatorPemajuan Kebudayaan

Kajian

Ujian Nasional, Jadi Perekat Bangsa dan Cerminan Mutu Pendidikan

Bangga Berbahasa Indonesia

Mengapa Umpan BalikHasil Penilaian Penting BagiPerbaikan Pendidikan?

Guru Profesional Harus Manfaatkan Hasil Ujian Nasional

Perbaikan KualitasPendidikan Daerah Manfaatkan Hasil Ujian Nasional

Pengembangan Sistem Penilaian untuk Kesiapan Generasi Indonesia di Abad 21

Ujian Nasional 2019 dalam Angka

Kebaruan dalam Ujian Nasional 2019

Hafidh Rifai Kusnanto,Mengukir Prestasi dari Balik Himpitan Ekonomi

06 24

2526

30

33

07

101316182022

04

DAFTAR ISI

Page 3: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Sapa Redaksi

Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah di berbagai wilayah Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, meski ujian nasional (UN) sudah tidak menentukan kelulusan siswa sejak 2016 lalu. Sejalan dengan itu, indeks integritas ujian nasional (IIUN) pun meningkat tajam, namun hasil UN yang dinilai berintegritas ini belum dimaksimalkan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam membuat berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Sebagai cerminan hasil pembelajaran, hasil UN seharusnya menjadi umpan balik dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah. Misalnya, hasil UN dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai dasar dalam peningkatan kualitas guru-guru, perbaikan metode pembelajaran yang tepat, dan lainnya. Tak hanya itu, guru dan tenaga kependidikan serta lainnya pun dapat memanfaatkan hasil UN tersebut.

Majalah JENDELA edisi kali ini menjelaskan tentang manfaat hasil UN bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan. Manfaat UN tersebut disajikan sebanyak 17 halaman pada rubrik Fokus agar pembaca memahaminya secara komprehensif. Melalui rubrik ini, JENDELA mengajak seluruh pemangku kepentingan tersebut melakukan analisa UN untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.

Rubrik Kebudayaan pada JENDELA kali ini membahas tentang Kemah Budaya Kaum Muda sebagai wadah pemajuan kebudayaan dari kaum muda Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta pada Juli 2019. Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, rubrik Resensi Buku pun tetap disajikan dan kali ini mengulas buku “Understanding and Applying Assessment in Education” yang ditulis oleh Damian Murchan dan Gerry Shiel.

Sementara itu, pada rubrik Kajian, JENDELA tampilkan artikel yang berjudul “UN Jadi Perekat Bangsa dan Cerminan Mutu Pendidikan” yang ditulis oleh Safari. Kajian kali ini bertujuan untuk membuktikan manfaat UN tersebut melalui metode survei di Kota Banda Aceh, Aceh.

Dalam upaya menumbuhkan kecintaan Bahasa Indonesia bagi masyarakat, seperti biasa JENDELA hadirkan rubrik Bangga Berbahasa Indonesia yang berisi kata serapan yang tepat untuk penulisan dan penggunaan huruf miring yang tepat. Akhir kata kami ucapkan semoga informasi yang disajikan pada JENDELA edisi kali ini dapat bermanfaat. Selamat membaca.

Salam, Redaksi.

REDAKSIPelindung:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Muhadjir Effendy

Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi

Pengarah Konten: Staf Khusus Mendikbud, Soeparto

Penanggung Jawab: Ahmad Mahendra

Pemimpin Redaksi: Azis Purwanto

Redaktur Pelaksana: Ratih Anbarini

Staf Redaksi: Desliana Maulipaksi, Ryka Hapsari Putri, Prima Sari, Agi Bahari, Dwi Retnawati, Anang Kusuma, Prani Pramudita, Gloria Gracia, Denty Anugrahmawati Editor: Zainuddin, Sigit Supriyadi, M. Adang Syaripudin, Heri Nana Kurnia

Fotografi, Desain & Artistik: BKLM

Sekretariat Redaksi

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM),

Kemendikbud, Gedung C Lantai 4,

Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta,

Telp. 021-5711144 Pes. 2413

kemdikbud.go.id

jendela.kemdikbud.go.id

@kemdikbud_RI

Kemdikbud.RI

kemdikbud.ri

Kemdikbud.RI

Page 4: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

SALAM PAK MENTERIPELAKSANAAN UJIAN NASIONAL (UN) 2019 memang telah usai pada Mei lalu, rata-rata nilai UN pun meningkat dari tahun sebelumnya baik jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat dan sekolah menengah atas (SMA)/sederajat. Peningkatan juga terjadi pada jumlah sekolah penyelenggara ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di kedua jenjang tersebut. Di sisi lain, tingkat kejujuran pelaksanaan UN dan prestasi siswa meningkat pula.

Sebagai pemetaan mutu pendidikan di Indonesia, hasil UN itu perlu dianalisa secara

komprehensif oleh para pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan. Dinas pendidikan di daerah, satuan pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, siswa, dan lainnya dapat memanfaatkan untuk mempercepat akses dan mutu Pendidikan di Indonesia. Dengan demikian cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa yang adil dan merata pun segera bisa terwujud.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahun membuat laporan hasil UN sebagai bentuk

4 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 5: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

umpan balik penilaian siswa. Laporan tersebut dilengkapi dengan buku rapor UN provinsi/kabupaten/kota dan ringkasan eksekutif hasil UN agar menjadi basis informasi dalam memperbaiki dan meningkatkan akses dan mutu pendidikan di wilayahnya.

Laporan hasil UN itu juga dapat dijadikan untuk pemetaan zonasi kebutuhan penguatan di setiap daerah bahkan sekolah mulai dari level indikator, materi, hingga mata pelajaran. Dari inilah pemerintah daerah akan mengetahui kebutuhan-kebutuhan sekolah, guru, siswa, dan lainnya secara spesifik terutama dalam hal metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

Pembaca yang budiman, JENDELA kali ini memaparkan secara komprehensif tentang pemanfaatan hasil UN bagi tiap-tiap pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan. Semoga ini dapat membuka pemikiran kita dalam upaya mencerdaskan anak-anak bangsa sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang berdaya saing tinggi dengan negara-negara maju.

Akhir kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita semua untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut. Mari kita sama-sama berjuang memajukan pendidikan Indonesia.

Selamat membaca!

5Edisi XXXV/Juli 2019

Page 6: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

BERDASARKAN DATA Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 15 April 2019, tercatat adanya peningkatan

jumlah peserta UN tahun ini yang mencapai 8,3 juta peserta dari 102 ribu satuan pendidikan, tahun sebelumnya berjumlah 8,1 juta peserta dari 96 ribu satuan pendidikan. Peningkatan itu seiring juga dengan peningkatan penyelenggara UN dengan moda UNBK, terdapat 7 provinsi yang menyelenggarakan 100 persen UNBK di semua jenjang pendidikan yang diujikan. Ketujuh provinsi itu meliputi Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo.

Tak hanya itu, hampir seluruh provinsi kecuali Papua menyelenggarakan UNBK 100 persen untuk jenjang pendidikan Paket B dan Paket C. Penyelenggaraan UNBK 100 persen di jenjang pendidikan lainnya tercatat 24 provinsi jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), 22 provinsi jenjang sekolah menengah atas (SMA), 28 provinsi jenjang madrasah aliyah (MA), dan 22 provinsi jenjang madrasah tsanawiyah (MTs). Hanya tujuh provinsi yang mampu menyelenggarakan UNBK 100 persen jenjang sekolah menengah pertama (SMP), hal ini karena banyak sekolah di berbagai provinsi yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dan masih banyak kendala lapangan serta kendala lainnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, penyelenggaraan UNBK 100 persen menunjukan komitmen menjaga integritas UN sangat tinggi karena gambaran nilai UN dapat dijadikan bahan pertimbangan berbagai pihak seperti perguruan tinggi. “Dalam dunia kerja, sumber daya alam yang baik tanpa sumber daya manusia yang baik, maka tidak akan baik proses pengelolaannya,” ujarnya di Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh beberapa waktu lalu.

Dari segi pencapaian kompetensi, penyelenggaraan UNBK jenjang SMK di beberapa kabupaten/kota yang semula menggunakan moda ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) mengalami koreksi rerata nilai hingga 30 poin. Jumlah koreksi rerata itu juga terjadi pada jenjang SMA jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di berbagai kabupaten/kota yang beralih ke moda UNBK. Ketika pelaksanaan UN di berbagai sekolah dengan moda UNBK sudah berintegritas, maka tantangan berikutnya terletak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Secara rata-rata nasional, hasil UN SMK tahun ini mengalami peningkatan sebanyak 1,51 poin dari tahun sebelumnya. Padahal jumlah soal dengan kemampuan nalar tingkat tinggi atau HOTS (higher order thinking skills) pada UN 2019 ditingkatkan menjadi 15 persen dari jumlah total soal UN. Peningkatan itu juga terjadi pada hasil UN SMA jurusan IPA pada mata pelajaran matematika sebesar 6,25 poin, namun 3 dari 5 siswa SMA peserta UN 2019 capaian nilai matematikanya kurang dari 40.

Sebagai cerminan hasil pembelajaran, hasil UN seharusnya menjadi umpan balik dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah. “Tahun ini (hasil UN,-) menunjukan kenaikan meskipun sedikit. Saya kira ini perlu disyukuri, sebuah titik awal yang baik,” tutur Totok. (ABG)

Begini Potret Ujian Nasional 2019Ujian nasional (UN) 2019 di semua jenjang pendidikan yang diujikan memang telah usai sejak Mei lalu, tren penggunaan moda ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah pun meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan rutin setiap tahun ini diselenggarakan tentu bukan tanpa tujuan, melainkan untuk mengukur potret pendidikan dalam hal pencapaian kompetensi peserta didik di Indonesia. Mau tahu potret UN 2019, yuk simak uraian di bawah ini!

6 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 7: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

PENILAIAN PENDIDIKAN di Indonesia dilakukan oleh tiga unsur, yaitu pemerintah, satuan pendidikan, dan pendidik

itu sendiri. Penilaian yang dilakukan pemerintah saat ini dilakukan melalui UN. Hasil UN dimanfaatkan untuk pemetaan dan perbaikan pendidikan melalui intervensi pemerintah.

Meskipun UN dilakukan untuk mengukur capaian kompetensi lulusan (assessment of learning), namun UN juga perlu dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Hasil UN sebagai penilaian harus memberikan informasi mengenai hal yang sudah dicapai dan bagaimana cara untuk terus meningkatkan capaian tersebut. Cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kompetensi siswa adalah dengan memberikan umpan balik kepada siswa.

Umpan balik dari hasil penilaian mempunyai pengaruh yang paling besar dengan biaya yang paling rendah untuk meningkatkan prestasi siswa. Sebagai bentuk umpan balik

penilaian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud setiap tahun menyusun laporan hasil UN. Laporan itu memuat seluruh data hasil UN dari tingkat provinsi sampai tingkat satuan pendidikan.

Laporan hasil UN tersebut dilengkapi dengan buku rapor UN provinsi/kabupaten/kota dan ringkasan eksekutif hasil UN (rilis soal). Kedua hal itu merupakan upaya Puspendik Kemendikbud dalam membantu pemerintah provinsi/kabupaten/kota melalui dinas pendidikan dan unit-unit kerja terkait dalam merancang tindak lanjut yang tepat sasaran di daerahnya.

Rapor UN juga merupakan sarana Kemendikbud dalam menyampaikan capaian siswa serta diagnosis hasil penilaian. Diagnosis ini terdiri dari hal-hal yang sudah dikuasai dan juga hal-hal yang belum dikuasai. Hasil diagnosis tersebut menjadi basis informasi untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

Mengapa Umpan Balik Hasil Penilaian Penting Bagi Perbaikan Pendidikan?

Penilaian merupakan satu dari beberapa hal penting

dalam proses pembelajaran. Penilaian saja tidak cukup untuk

meningkatkan pembelajaran jika tidak disertai umpan balik

dari hasil penilaian tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan

ujian nasional (UN) sebagai bagian dari langkah-langkah

dalam perbaikan pendidikan di Indonesia.

7Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 8: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Umpan balik terhadap pembelajaran diharapkan akan bermuara kepada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang mencantumkan bahwa penilaian hasil belajar digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki pembelajaran.

Setidaknya ada tiga jenis informasi yang terdapat dalam rapor UN dengan gambaran fungsi yang berbeda-beda. Pertama, informasi statistik umum berupa rerata, simpangan baku, nilai tertinggi, dan nilai terendah. Informasi ini berfungsi untuk menggambarkan variasi kemampuan kognitif siswa.

Informasi kedua dalam rapor UN adalah sebaran jumlah siswa pada setiap kategori rentang nilai. Informasi ini berfungsi untuk memetakan jumlah siswa pada rentang nilai tertentu sebagai masukan jumlah siswa yang masih menjadi tugas perbaikan bagi daerah, maupun jumlah siswa yang merupakan potensi daerah.

Informasi terakhir adalah proporsi siswa menjawab benar untuk setiap cakupan materi/indikator soal yang dipetakan terhadap kompetensi dasar di Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Informasi ini berfungsi untuk menunjukkan hal-hal

yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang memerlukan perbaikan.

Apabila dilakukan analisis hasil UN lebih detail ke tingkat kabupaten/kota hingga ke tingkat satuan pendidikan di daerahnya, hal itu akan menghasilkan peta kekuatan dan kelemahan yang bervariasi. Misalnya, ada tiga sekolah yang memerlukan penguatan di mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) jenjang sekolah menengah pertama (SMP) untuk materi pengukuran, zat, dan sifatnya. Hasilnya sekolah yang kedua memerlukan penguatan di lebih banyak untuk materi-materi tersebut dibandingkan dua sekolah lainnya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan kebutuhan penguatan di setiap sekolah di setiap daerah mulai dari level indikator, materi, hingga mata pelajaran. Selain itu, hal lain yang perlu dilakukan adalah pemetaan kebutuhan penguatan secara cermat karena setiap sekolah memiliki kebutuhan yang spesifik dan bervariasi.

Upaya-upaya perbaikan pembelajaran melalui pelatihan guru juga tidak dapat dilakukan secara seragam. Hal ini perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing guru di daerah hingga satuan pendidikannya. Pelatihan ini dikenal dengan Tailored Training: One size doesn’t fit all, yang memiliki makna satu pelatihan tidak bisa menyelesaikan keseluruhan masalah.

Guru harus mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Pelatihan tersebut tidak bisa dilakukan dengan berbasis sekolah, melainkan harus berbasis individu. Bahkan dalam satu sekolah, antara guru yang satu dengan guru yang lain bisa berbeda kebutuhannya meskipun guru-guru tersebut mengajar mata pelajaran yang sama.

Satu dari upaya yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya adalah melalui metode peer teaching atau lebih dikenal dengan mentor sebaya. Metode ini berupa praktik mengajar yang dilakukan

8 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 9: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

seorang guru terhadap guru yang lain, begitu juga sebaliknya. Selain itu metode tersebut dapat dilakukan di forum profesional guru.

Misalnya, pada diagnosis hasil UN di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Di SMP Negeri 2 Wonosari, sebanyak 69,35 persen siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar untuk UN mata pelajaran matematika pada materi aljabar. Berbeda hasilnya dengan SMP Negeri 3 Wonosari (53,46 persen) atau SMP Negeri 4 Wonosari (43,96 persen). Dengan metode peer teaching maka guru matematika SMP Negeri 2 Wonosari bisa berbagi praktik baik tentang metode mengajar aljabar kepada guru matematika di SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Wonosari.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud pun melakukan

berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pemberdayaan dan atau pendampingan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Dasar hasil nilai UN akan menggeser pola pelatihan guru yang sebelumnya dilakukan secara umum dan massal. Mulai tahun ini akan diubah menjadi lebih fokus pada permasalahan atau kelemahan yang dimiliki oleh setiap guru.

Dengan adanya hasil UN ini, pelatihan guru juga akan ditarik per zona sehingga akan lebih mudah melakukan intervensi peningkatan pembelajaran di kelas. Dengan begitu diharapkan akan terjadi proses peer teaching yang baik dan kolaborasi antarguru. Saat ini Ditjen GTK Kemendikbud sudah menyiapkan modul-modul berdasarkan kebutuhan di masing-masing unit-unit pembelajaran di setiap zona dengan berbagai variasi berdasarkan hasil diagnosis UN. (DES)

9Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 10: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

GURU MERUPAKAN satu dari komponen penting dalam keberhasilan pembelajaran. Kemampuan guru dalam

memahami dan menyampaikan materi pembelajaran akan berdampak baik pada pemahaman peserta didik. Sebagai pendidik profesional, maka guru harus terus mengembangkan kapasitas dan potensi diri melalui berbagai pelatihan atau lainnya.

Setiap tahun, hasil UN diberikan sampai level analisis capaian butir soal. Hal ini bermanfaat untuk mendiagnosa kelemahan proses pembelajaran. Peta diagnosa hasil UN di suatu zona, dapat digunakan untuk mengatur strategi peer teaching atau penularan praktik baik pembelajaran dari satu sekolah ke sekolah lainnya di zona untuk memperbaiki strategi pembelajaran di kelas.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merilis rapor UN provinsi/kabupaten/kota, yang merupakan sarana Kemendikbud dalam menyampaikan capaian siswa serta diagnosa hasil penilaian. Diagnosa terdiri dari hal-hal yang sudah dikuasai juga hal-hal yang belum dikuasai yang kemudian menjadi basis informasi untuk

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Umpan balik terhadap pembelajaran diharapkan akan bermuara kepada peningkatan hasil belajar siswa.

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sri Renani Pantjastuti mengatakan, hasil analisis UN menjadi salah satu landasan untuk peningkatan kompetensi pembelajaran agar bisa lebih baik. “Kami sudah siapkan modul-modul pembelajaran. Tinggal dipilih saja sesuai dengan yang masih lemah atau kurang untuk dibahas bersama-sama di MGMP (musyawarah guru mata pelajaran,-) masing-masing,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Dalam pelaksanaan UN, siswa juga dihadapkan pada soal-soal tertentu yang dibuat lebih sulit dan membutuhkan daya nalar tinggi, atau yang dikenal dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Siswa tidak sekadar menghapal agar mampu mengerjakan soal-soal HOTS melainkan dituntut menggunakan nalarnya. Faktanya, masih banyak peserta UN yang kesulitan mengerjakan soal-soal HOTS tersebut.

Guru Profesional Perlu Manfaatkan Hasil Ujian Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) memberikan gambaran hasil penilaian proses pembelajaran yang telah ditempuh oleh peserta didik. Penilaian yang baik tentu akan memberikan informasi mengenai hal yang sudah dicapai dan bagaimana cara untuk meningkatkan capaian tersebut, termasuk dalam mengevaluasi kinerja guru. Peran guru sebagai pendidik tak dapat digantikan oleh profesi lain maupun teknologi.

10 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 11: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Hal itu mencerminkan bahwa siswa masih belum dipersiapkan secara matang untuk menghadapi soal-soal HOTS. Kunci dari permasalahan ini terletak pada para guru yang mengajarkan murid tersebut. Oleh sebab itu, setiap guru harus siap dan mampu melaksanakan pembelajaran dan penilaian sesuai kompetensi dasar yang diamanatkan serta terbiasa berorientasi mengasah nalar peserta didiknya.

Guru perlu mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi HOTS meliputi transfer knowledge, critical thinking, creative thinking, dan problem solving serta terintegrasi pada pendekatan scientific dan model pembelajaran pada Kurikulum 2013. Bila ini sudah berjalan baik, guru dan siswa akan terbiasa dalam pembelajaran yang berorientasi HOTS. Keberhasilan proses pembelajaran itu dapat diketahui saat siswa mengerjakan soal-soal UN dan lainnya.

Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 memang agak berbeda dari kurikulum sebelumnya. Misalnya, soal mengenai kaidah pencacahan pada mata pelajaran matematika. Kompetensi dasar pada Kurikulum 2006 adalah menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam

pemecahan masalah, tetapi pada Kurikulum 2013 yakni menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan di antaranya aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi.

Sejak tahun 2017, soal mengenai kaidah pencacahan

ini diujikan pada UN mata pelajaran matematika. Konsep pencacahan diaplikasikan pada permasalahan yang berbeda-beda dari tahun ke tahun, tetapi banyak siswa mengalami kesulitan menerapkan konsep pencacahan ketika konteks masalahnya merupakan hal yang baru. Padahal konsep pencacahan tersebut tertuang dalam kurikulum dan dapat dipelajari melalui buku teksnya.

Pada UN 2019, konsep pencacahan pada mata pelajaran matematika kembali diujikan. Namun, konteks dari konsep tersebut diperbarui. Hasilnya, peserta UN 2019 yang menjawab soal dengan konsep pencacahan secara benar jumlahnya hanya di bawah 9 persen dari total peserta UN nasional.

Berdasarkan hasil nilai UN ini, pemerintah melalui Kemendikbud tidak henti untuk mengembangkan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan. Namun, pola pelatihan guru ke depan akan menggeser pola pelatihan sebelumnya yang dilakukan secara umum dan massal. Mulai tahun ini pola pelatihan guru akan diubah menjadi lebih fokus pada permasalahan atau kelemahan para guru.

Sudah seharusnya hasil UN dijadikan rujukan bagi perbaikan proses pembelajaran, terutama bagi pendidik. Melalui rapor UN akan diperoleh diagnosa daya serap kompetensi siswa di suatu daerah yang belum tentu sama dengan daerah lainnya. Diagnosa ini akan memudahkan pemerintah baik pusat maupun daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kompetensi para guru.

Bila di suatu daerah nilai matematikanya rendah, maka para guru mata pelajaran matematika di daerah tersebut akan diprioritaskan mendapatkan pelatihan dalam bidang matematika. Hal ini menjadikan pelatihan guru yang dilakukan akan menjadi lebih efisien dan tepat sasaran. Tentunya akan terjadi proses peer teaching dan kolaborasi antarguru yang baik. (ANK)

Dengan adanya hasil UN, pelatihan guru akan dilakukan per zona sehingga lebih

mudah melakukan intervensi dalam peningkatan pembelajaran di kelas.

11Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 12: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Modul-modul pembelajaran disiapkan berdasarkan kebutuhan di masing-masing zona

yang sesuai dengan fokus masalah yang ada pada guru-guru di zona tersebut.

12 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 13: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

KEPALA DINAS Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan (Kadisdikbud Kalsel), Yusuf Effendi menjelaskan, saat ini

UN memang sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa, tetapi hasil UN tahun ini dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan daerah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Perbaikan itu, lanjut dia, akan menyasar kepada peningkatan kompetensi pengawas, kepala sekolah, guru, dan peserta didik di daerahnya pada tahun-tahun mendatang.

“Kondisi satuan pendidikan yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal,-) memerlukan perhatian yang serius agar memperoleh layanan pendidikan yang juga memadari dari dinas pendidikan (pemerintah daerah,-), termasuk pelayanan pelaksanaan UNBK,” ujar Yusuf saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Melihat masih adanya peserta didik di Kalimantan Selatan yang nilai UN-nya di bawah 55, Yusuf mengungkapkan, ke depan akan mengambil beberapa kebijakan konkret untuk perbaikan hal tersebut. Pertama, kebijakan tentang pembinaan dan peningkatan kompetensi musyarawah guru mata pelajaran (MGMP), utamanya dalam hal pembiasaan penyusunan soal-soal latihan atau ujian yang masuk kategori soal dengan nalar tingkat tinggi. Begitu juga dengan guru yang perlu diberikan hal yang sama dalam penyusunan butir-butir soal dengan kategori soal bernalar tingkat tinggi atau yang dikenal dengan high order thingking skills (HOTS) tersebut.

“Guru perlu diberikan bimbingan teknis secara khusus, disisipkan materi pengembangan soal HOTS sebagai salah satu materi wajib,” tutur Kadisdikbud

Perbaikan KualitasPendidikan Daerah Manfaatkan Hasil Ujian NasionalHasil ujian nasional (UN) tak hanya dimanfaatkan pemerintah pusat untuk pemetaan perbaikan akses dan mutu pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, tetapi pemerintah daerah pun dapat melakukan hal yang sama bagi daerahnya. Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan Gorontalo sepakat memperbaiki kualitas pendidikan di daerahnya berdasarkan hasil UN tahun ini. Hal ini agar kebijakan yang diambil pemerintah daerah dapat mempercepat perbaikan akses dan mutu pendidikan di daerahnya dengan efektif dan atau efisien.

Berdasarkan hasil ujian nasional, peserta didik memiliki kemampuan yang umumnya heterogen,

maka perlu dilakukan pembinaan kegiatan belajar mengajar secara intensif.

–Yusuf Effendi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan

13Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 14: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Kalsel yang daerahnya melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 100 persen di semua jenjang yang diujikan tahun ini.

Kebijakan selanjutnya adalah penguatan pengawas sekolah dalam menyupervisi kelas-kelas di sekolah dan akademiknya. Para pengawas perlu memeriksa butir soal latihan dan ujian yang dibuat oleh guru sudah termasuk kategori HOTS atau belum. Namun, sebelum mengawasi para guru, pengawas tersebut akan dibekali kompetensi penyusunan butir soal HOTS yang dimaksud agar mereka lebih paham keseluruhan isi soal HOTS tersebut.

Selain kepala sekolah, peran pengawas sekolah dalam supervisi akademik menjadi bagian sangat penting dalam pembinaan berkelanjutan bagi guru-guru. Mereka perlu memastikan guru-guru melaksanakan pengayaan bagi siswa secara benar dan efektif serta melakukan perbaikan-perbaikan proses belajar mengajar. “Para guru bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban untuk meluluskan peserta didik saja seolah-olah telah memenuhi batas kegiatan belajar mengajarnya,” tegas Yusuf.

Selanjutnya para pengawas sekolah di Kalimantan Selatan juga harus memastikan guru-guru tak lagi menggunakan metode pembelajaran klasik yang sudah tidak sesuai dengan zamannya. Kegiatan belajar mengajar sebaiknya lebih menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan

individu (individual approach). Hal itu dilakukan agar kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan dan siswa mau serta mampu mengikuti proses pembelajaran tersebut.

Saat ini Pemerintah Kalimantan Selatan telah menjalankan beberapa program peningkatan kualitas pendidikan dalam rangka mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan menuju sumber daya manusia yang cerdas, mandiri, berkarakter, dan memiliki daya saing. Beberapa program tersebut yakni program peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan termasuk penyediaan jasa guru non-PNS (pegawai negeri sipil), program peningkatan sarana prasarana pendidikan, program peningkatan kualitas sekolah dalam hal pengembangan kurikulum pendidikan serta peningkatan dan pembinaan prestasi siswa, dan program perluasan penyelenggaraan pendidikan melalui beasiswa-beasiswa. Terakhir adalah program pendidikan karakter melalui peningkatan pendidikan Alquran serta pembinaan dan pengembangan pendidikan karakter siswa.

Senada hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Gorontalo, Ramlah Habibi mengatakan, hasil UN tahun ini akan dijadikan bahan evaluasi perbaikan proses belajar mengajar serta menjadi tolok ukur pencapaian mutu pembelajaran di Gorontalo, meski UN sudah tak lagi menentukan kelulusan siswa sejak 2016 lalu. Pemerintah Gorontalo, kata dia, saat ini telah fokus pada penyiapan sarana

Kerja keras dan integritas melaksanakan ujian nasional tidak akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa, kecuali dimanfaatkan hasilnya untuk perbaikan pembelajaran.–Mochamad Abduh, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud

14 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 15: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

prasarana pendidikan di daerahnya dan berupaya memberikan layanan pendidikan yang merata.

Pemerintah Gorontalo tahun ini telah berhasil melakukan percepatan pelaksanaan UNBK dan termasuk dalam tujuh provinsi yang menyelenggarakan

UNBK 100 persen di semua jenjang yang diujikan. “Untuk memperbaiki akses pendidikan, pemerintah (Pemerintah Gorontalo,-) juga fokus pada pelindungan dan kesejahteraan guru,” pungkas Ramlah saat diwawancarai beberapa waktu lalu. (ABG)

15Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 16: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

DI INDONESIA, ujian nasional (UN) merupakan bentuk sistem penilaian nasional dengan mengaplikasikan rangkaian tes

sumatif. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui capaian tujuan kurikulum yang diterapkan. Ujian ini diselenggarakan oleh pemerintah dan ditujukan bagi para peserta didik kelas IX jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat, dan kelas XII jenjang sekolah menengah atas (SMA/sederajat).

Hasil UN memberikan gambaran informasi capaian layanan pendidikan dan cara meningkatan capaian tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UN merupakan bagian dari taksonomi layanan pendidikan dasar dan menengah yaitu lingkup evaluasi peserta didik. Evaluasi ini, menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Peserta Didik Pendidikan Dasar dan Menengah, bertujuan untuk mewujukan tujuan pendidikan nasional yang dirinci ke dalam standar kompetensi lulusan.

Modifikasi skema pertanyaan dan soal UN menjadi langkah awal nyata untuk

fokus pengembangan tes evaluasi belajar siswa ini. Sehingga, bentuk pertanyaan dapat berkembang dari sekedar recalling information dari setiap materi-materi yang pernah diajarkan kepada siswa, menjadi mengeksplorasi pendapat siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Bentuk ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Menengok ke belakang, ide modifikasi soal UN bukan hanya dominasi terjadi di Indonesia saja. Hasil penelitian William (1956) yang berjudul “High Order Thinking Skills: Challenging All Students to Achieve” mengungkapkan bahwa pencapaian evaluasi belajar bukan hanya terpusat pada kesempurnaan jawaban siswa terhadap soal-soal teoritis yang diujikan, tapi lebih kepada ragam jawaban siswa terhadap soal yang diberikan. Oleh karena itu, soal assesstment bukan lagi sebatas berbentuk jawaban absolut atau single answer.

Sudah saatnya UN membutuhkan modifikasi soal bercirikan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan HOTS (high order thinking skills). Bentuk soal ini mencakup transfer antar konsep, memproses dan menerapkan

Pengembangan Sistem Penilaian untuk Kesiapan Generasi Indonesia di Abad 21

Sistem penilaian pendidikan di Indonesia saat ini memerlukan skema pengembangan evaluasi pembelajaran siswa. Skema tersebut harus mengutamakan kesiapan dan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang cakap dan berdaya saing di abad 21 ini. Skema itu juga menitikberatkan pada pemenuhan lahan pekerjaan berbasis digitalisasi, suatu bentuk peralihan dari industri lama menuju revolusi industri 4.0 yang berfokus pada pengembangan kurikulum pendidikan, program pelatihan, dan skema sertifikasi.

16 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 17: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi untuk menyelesaikan masalah, menelaah ide dan informasi secara kritis. Peneliti bidang pendidikan Bloom et.al., menjelaskan kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai hasil dari layanan pendidikan bagi siswa.

Menurut Bloom et.al., kemampuan HOTS ini juga mencakup tiga kemampuan. Pertama, kemampuan untuk menggabungkan fenomena dan mendeteksi bagaimana hal itu dapat saling terhubung satu dengan yang lain (kemampuan menganalisa). Selanjutnya, kemampuan siswa untuk membuat keputusan berdasarkan standar-standar kriteria tertentu (kemampuan mengevaluasi) dan terakhir kemampuan untuk merencanakan atau menyelesaikan pekerjaan (kemampuan berkreasi).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Kemendikbud) menjelaskan, tipe soal UN berciri HOTS memenuhi standar tertentu. Standar itu mencakup transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, serta menelaah ide dan informasi secara kritis.

Penskalaan penyelesaian soal UN berbasis HOTS pun menjadi acuan bagi penyiapan kemampuan kognisi peserta didik sebagai SDM Indonesia yang unggul di masa mendatang. Berdasarkan

data Balitbang Kemendikbud terhadap hasil UN tahun lalu, penskalaan tingkat kesukaran soal memberikan gambaran kemampuan peserta tes pada skala yang sama. Kemudian, terdapat informasi mengenai relativitas kesesusaian antara tingkat kesukaran butir soal dengan kemampuan peserta tes yang menempuh butir soal tertentu tersebut.

Secara rinci, tingkat kesukaran soal UN berbasis HOTS dapat memberikan informasi paling detail mengenai kemampuan peserta tes dari peserta UN yang paling pintar sampai yang paling rendah kemampuannya. Sebagai contoh, berdasarkan data Balitbang Kemendikbud pada peta butir soal dengan populasi siswa peserta UN Berbasis Komputer jenjang SMA/sederajat tahun 2018 bidang studi matematika mencatatkan distribusi soal sebesar 30 persen soal mudah, 60 persen soal sedang, dan 10 persen soal sukar.

Setelah UN berlangsung, data empirik mampu menjelaskan informasi mengenai pola hubungan kemampuan siswa dengan tingkat kesukaran soal yang diujikan. Tercatat sebanyak 60 persen populasi peserta UN tersebut mampu mengerjakan soal dan baru terdapat lima persen siswa terbaik yang dapat mengerjakan soal tersulit. Disinilah, afirmasi kemampuan siswa diberikan berdasarkan ketuntasan pengerjaan soal tingkat kesukaran tertentu pada UN. (GRC)

Kecakapan lingkup karakter berupa kemampuan siswa menghadapi perubahan pesat pada sikap ingin tahu, inisiatif, gigih, adaptif, kepemimpinan, serta kepekaan sosial dan budaya.

Kecakapan lingkup kompetensi siswa berupa kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan kompleks meliputi kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Kecakapan literasi dasar berupa kemampuan inti (core skills) untuk menjalani kehidupan sehari-hari seperti literasi membaca, numerasi, literasi ilmu pengetahuan alam, literasi finansial, literasi teknologi informasi dan komunikasi, serta literasi budaya dan masyarakat.

TIGA JENIS KECAKAPANYANG DIPERLUKAN SISWA:

1 2 3

Page 18: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Ujian Nasional

Hasil UNSMP/MTS2019

2019

8,3 juta

103 ribuSatuan pendidikan

peserta UNsmp & smasederajat

dalamangka

Data per- 11 maret 2019

91%UNBK

86%UNBK

91%UNKP

14%UNKP

UNBK UNkp

Peserta

sekolah

170

.00

0

5544.381

90.768 93.571

64.780

30.995

13.819

33.448

69.081

89.618

7.23

0.0

25

6.6

95.

978

3.9

48.4

46

1.817

.272

752.

465

542%

791%

763%

107%

130% 3% -31%

-52%

-55%

-7%

-41%

-54%

-59%410%

66%

19%

921

.86

2

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

3.78

2.45

3

6.2

87.

90

9

7.50

7.11

6

Peserta Sekolah

Bahasa Indonesia: 64.54

Bahasa Inggris: 49.19

Matematika: 45.52

Ilmu Pengetahuan Alam: 47.78

Rata-rata: 51.7656.500 Sekolah

4.234.835 Peserta

Hasil UNSMA (IPA)2019

10.975 Sekolah

811.519 Peserta

Hasil UNSMA (IPS)2019

11.992 Sekolah

700.338 Peserta

Hasil UNSMK 2019

13.496 Sekolah

1.509.410 Peserta

Bahasa Indonesia: 65.72

Bahasa Inggris: 41.78

Matematika: 35.26

Kejuruan: 44.12

Bahasa Indonesia: 59.34

Bahasa Inggris: 44.72

Matematika: 34.65

Ekonomi: 52.58

Sosiologi: 51.85

Geologi: 49.84

Bahasa Indonesia: 69.55

Bahasa Inggris: 53.49

Matematika: 39.29

Fisika: 46.42

Kimia: 50.91

Biologi: 50.50

Hasil UNSMA (Bahasa)2019

832 Sekolah

24.986 Peserta

Bahasa Indonesia: 59.41

Bahasa Inggris: 49.05

Matematika: 37.50

Sastra: 63.93

Antropologi: 59.29

Asing: 66.08

18 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 19: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Ujian Nasional

Hasil UNSMP/MTS2019

2019

8,3 juta

103 ribuSatuan pendidikan

peserta UNsmp & smasederajat

dalamangka

Data per- 11 maret 2019

91%UNBK

86%UNBK

91%UNKP

14%UNKP

UNBK UNkp

Peserta

sekolah

170

.00

0

5544.381

90.768 93.571

64.780

30.995

13.819

33.448

69.081

89.618

7.23

0.0

25

6.6

95.

978

3.9

48.4

46

1.817

.272

752.

465

542%

791%

763%

107%

130% 3% -31%

-52%

-55%

-7%

-41%

-54%

-59%410%

66%

19%

921

.86

2

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

3.78

2.45

3

6.2

87.

90

9

7.50

7.11

6

Peserta Sekolah

Bahasa Indonesia: 64.54

Bahasa Inggris: 49.19

Matematika: 45.52

Ilmu Pengetahuan Alam: 47.78

Rata-rata: 51.7656.500 Sekolah

4.234.835 Peserta

Hasil UNSMA (IPA)2019

10.975 Sekolah

811.519 Peserta

Hasil UNSMA (IPS)2019

11.992 Sekolah

700.338 Peserta

Hasil UNSMK 2019

13.496 Sekolah

1.509.410 Peserta

Bahasa Indonesia: 65.72

Bahasa Inggris: 41.78

Matematika: 35.26

Kejuruan: 44.12

Bahasa Indonesia: 59.34

Bahasa Inggris: 44.72

Matematika: 34.65

Ekonomi: 52.58

Sosiologi: 51.85

Geologi: 49.84

Bahasa Indonesia: 69.55

Bahasa Inggris: 53.49

Matematika: 39.29

Fisika: 46.42

Kimia: 50.91

Biologi: 50.50

Hasil UNSMA (Bahasa)2019

832 Sekolah

24.986 Peserta

Bahasa Indonesia: 59.41

Bahasa Inggris: 49.05

Matematika: 37.50

Sastra: 63.93

Antropologi: 59.29

Asing: 66.08

19Edisi XXXV/Juli 2019

Page 20: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

ADA LIMA jenis angket yang dapat dikerjakan oleh siswa usai mengerjakan UN, namun setiap siswa hanya perlu

mengerjakan satu jenis saja. Kelima jenis angket tersebut memiliki kategori pertanyaan, yakni kategori membangun kesejahteraan, kategori membangun kesadaran global, kategori membangun literasi finansial, kategori membangun dukungan orang tua dan dukungan

guru, serta kategori membangun keakraban dan literasi digital.

Selain itu, pertanyaan di dalam angket terdapat indikator sosial

ekonomi seperti pekerjaan dan pendidikan orangtua serta kepemilikan barang. Selanjutnya, angket tersebut juga menggali persepsi siswa dalam mengenali bakat, keunggulan diri, cita-

cita, dan aspirasi siswa. Hal ini dilakukan untuk mengaitkan hasil

UN dengan kecenderungan latar belakang yang dimiliki

oleh siswa tersebut.

“Anak yang nilai UN-nya rendah sebenarnya karena

apa sih? Tidak pernah ada info apa-apa sebelumnya

(tentang nilai UN yang rendah,-). Dengan angket ini kita bisa memberikan preferensi,” ujar Ketua Badan Standar Pendidikan Nasional (BSNP), Bambang Suryadi, di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Hasil angket nantinya dapat menjadi tolok ukur dalam memberikan pelatihan siswa dengan mempertimbangkan pendekatan yang bersifat individual. Sekolah dan guru-guru harus mengetahui kecenderungan masing-masing siswa, tetapi hal ini belum banyak terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia. Terkadang guru mengetahui aspek nonkognitif siswanya, tetapi dia tidak bisa mengkorelasikannya dengan performa belajar siswa tersebut.

“Hal itu mungkin karena keterbatasan, karena enggan, tidak ada waktu, tidak paham,” tegas Bambang.

Satu hal yang menarik dari hasil angket UN jenjang sekolah menengah atas (SMA) 2019, yakni sebanyak 19 persen responden yang memiliki capaian UN tinggi merupakan siswa yang berasal dari latar belakang keluarga dengan ekonomi kurang menguntungkan (ekonomi lemah). Pendidikan ayah atau ibu mereka maksimal lulusan sekolah menengah pertama (SMP) serta hanya memiliki empat jenis barang dengan kuantitas hanya satu per jenisnya. Mereka adalah siswa-siswi yang berdaya juang (ketahanmalangan) tinggi dan mampu mencapai nilai UN lebih dari 55.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno, persoalan ketahanmalangan ini bisa menjadi kriteria karakter anak

Kebaruan dalam Ujian Nasional 2019

Hal yang berbeda pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2019 dari tahun sebelumnya

adalah adanya angket bagi peserta UN. Angket tersebut merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menggali

informasi nonkognitif pada siswa. Hasil angket itu akan diperoleh analisis menyeluruh mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi capaian siswa khususnya peserta UN.

20 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 21: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Indonesia yang perlu ditumbuhkan. “Belajar dalam kondisi kekurangan ternyata bisa berprestasi baik. Ini luar biasa. Anak dengan resilience atau ketahanmalangan,” terang Totok.

Hal lain yang juga menonjol pada UN tahun ini adalah laporan respon jawaban peserta ujian (report listing) dalam aplikasi CBT Sync yang dibuat dalam dua produk. Produk pertama yakni cetakan dalam bentuk kertas yang dilengkapi dengan kode QR atau suatu jenis kode matriks.batang dua dimensi. Kedua, cetakan dalam format file PDF (portable document format) yang dilengkapi dengan tanda tangan digital yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi Elektronik BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).

Selain itu, surat hasil ujian nasional (SHUN) baik pelaksanaannya dengan moda berbasis komputer atau berbasis kertas dan pensil pun dilengkapi dengan kode QR dan format file PDF. SHUN juga dilengkapi dengan tanda tangan digital yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikat Elektronik BSSN. Hal ini agar keamanan dan validitas dokumen-dokumen tersebut semakin terjamin.

Tahun ini juga tujuh provinsi telah menyelenggarakan ujian nasional

berbasis komputer (UNBK) di semua jenjang yang diujikan (SMP/sederajat dan SMA/sederajat). Ketujuh provinsi itu meliputi Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo.

UN jenjang SMP/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) tahun ini pun menorehkan sejarah dengan ekspansi UNBK hingga mencakup 83% peserta (3.581.169) yang berasal dari 43.833 sekolah. Perluasan penyelenggaraan UNBK tersebut diiringi dengan kenaikan nilai sekolah-sekolah penyelenggara UNBK dibanding tahun sebelumnya, kenaikan nilai tertinggi terjadi pada mata pelajaran matematika.

Selanjutnya koreksi nilai pun terjadi pada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) pada 2018 dengan indeks integritas ujian nasional (IIUN) rendah. Namun, tahun ini sekolah-sekolah itu beralih menjadi sekolah penyelenggara UNBK. “Sekolah-sekolah yang IIUN rendah tersebut terkoreksi nilainya hingga 12,20 poin. Namun, sekolah-sekolah UNKP dengan IIUN tinggi meningkat sebesar 0,31 poin,” pungkas Totok. (PPS)

21Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 22: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Hafidh Rifai Kusnanto,

Mengukir Prestasi dari Balik Himpitan Ekonomi

HAFIDH, NAMA panggilannya, meraih nilai sempurna untuk setiap mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional

(UN), yaitu 100. Mata pelajaran itu adalah bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan Fisika. Hafidh pun mengungkapkan keterkejutannya atas prestasi yang diraih dan tak pernah menyangka bisa meraih nilai sempurna di semua mata pelajaran UN tersebut.

“Saya yang yakin bisa dapat nilai 100 itu Matematika dan Fisika. Kalau untuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris memang sempat ragu untuk beberapa soal,” kata Hafidh saat ditemui di sekolahnya beberapa waktu lalu.

Menurut Hafidh, ketertarikan terhadap mata pelajaran fisika sebagai faktor utama untuk dapat meraih prestasi baik itu. Fisika baginya memang memiliki tingkat kerumitan tersendiri pada setiap soal-soal yang diberikan, tetapi soal-

soal tersebut menjadi tantangan bagi siswa yang berkarakter pendiam ini. Ketertarikan Hafidh terhadap soal-soal Fisika yang rumit ini pun turut menjadi penyemangat bagi guru pengajar Hafidh di kelas.

Kepada penulis, Sri Wahyuningsih, selaku guru mata pelajaran fisika sekaligus wali kelas Hafidh, mengakui Hafidh memiliki kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang rumit. Sehingga, lanjut dia, Hafidh diperbolehkan untuk menjawab soal-soal sulit yang tidak dapat diselesaikan oleh teman-temannya di kelas.

Selain itu, ketahanmalangan atau daya juang yang tinggi menjadi kata kunci bagi keberhasilan Hafidh. Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu ini tidak pernah membekali dirinya melalui bimbingan belajar di luar sekolah dalam mempersiapkan UN. Siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) ini hanya

Terik matahari masih menunjukkan tajinya, terasa bagaikan membakar kulit kami siang itu. Walau begitu,

senyum sumringah terpancar dari Hafidh Rifai Kusnanto saat kami bertemu di salah satu sudut kota yang terkenal dengan kerajinan batiknya. Dia adalah siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Surakarta, Jawa Tengah,

yang meraih prestasi membanggakan untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019.

22 Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 23: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

mengikuti persiapan UN yang diberikan oleh sekolah selama beberapa bulan jelang pelaksanaan ujian.

Hafidh juga tetap tekun belajar di rumah, meski belajar dengan fasilitas

seadanya. “Saya selalu membaca dan mengulang materi pelajaran yang

diberikan guru di sekolah serta mencari di internet untuk mendapatkan soal-soal latihan belajar,” jelasnya.

Kepala SMAN 4 Surakarta, Jawa Tengah, Agung

Wijayanto mengakui, Hafidh turut mengikuti pelajaran tambahan

usai kegiatan belajar mengajar regular di sekolah. Tambahan jam belajar sebagai bentuk pendalaman materi ini diberikan untuk persiapan UNBK 2019 bagi siswa peserta UN. “Hafidh selalu mengikutinya seperti siswa yang lain juga,” ujarnya.

Sehari-hari Hafidh memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu belajar di sekolah. Hal ini dilakukannya karena dia harus membantu ibunya menjaga adik-adiknya juga. “Waktu belajar di sekolah digunakan sebaik mungkin,” jelas anak cerdas berkaca mata itu.

Bukan tanpa sebab, sejak ditinggal pergi mendiang ayahnya, Hafidh pun turut meringankan beban ibunya jika ditinggal pergi berjualan mainan anak-anak. Selama belajar, Hafidh pun selalu mengingat pesan ibunya untuk tetap belajar dengan sungguh-sungguh dan selalu mengutamakan ibadah. “Jangan lupa sama yang di Atas,” tegas Hafidh.

Walau dibatasi dengan keterbatasan ekonomi, niat Hafidh untuk terus berprestasi terus digelorakan. Tercatat, Hafidh pernah meraih medali perak dalam kejuaraan Olimpiade Siswa

Nasional (OSN) bidang Astronomi tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan dia juga berhasil masuk ke dalam lima besar siswa yang akan mewakili Indonesia untuk berkompetisi pada ajang OSN Astronomi di Hungaria di bulan Juli 2019 mendatang.

Selain itu, prestasi Hafidh berlanjut dengan memperoleh ‘tiket masuk’ ke perguruan tinggi negeri kenamaan di Indonesia. Siswa yang bercita-cita sebagai engineer ini telah lulus seleksi di jurusan Teknik Elektro Universitas Gajah Mada (UGM) melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Seleksi itu menggunakan prestasi siswa selama bersekolah, yaitu nilai rapor, UNBK, dan prestasi akademik lainnya.

Dia mengungkapkan keinginan awal untuk melanjutkan jenjang perkuliahan di jurusan Astronomi. Namun, hal itu diurungkannya karena kendala jarak tempat tinggal dengan universitas yang ingin dituju, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia meyakini semangat untuk belajar Astronomi tidak akan berhenti walau mengambil jurusan yang berbeda. “Saya ingin tetap membantu ibu untuk bisa juga menjaga adik-adik. Nanti, saya bisa mengikuti klub astronomi yang ada di sekitaran Surakarta,” pungkasnya. (PRM)

(Sumber: ditulis dari berbagai sumber)

23Edisi XXXV/Juli 2019

Fokus

Page 24: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

PENGUKURAN KEBERHASILAN siswa dalam menangkap pengetahuan yang diajarkan adalah melalui penilaian pendidikan akademik. Seorang guru tidak hanya

memberikan pembelajaran kepada siswanya tetapi juga perlu melakukan penilaian baik melalui tugas maupun ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian tersebut yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan.

Tidak hanya berhenti pada penilaian saja, tetapi juga perlu adanya evaluasi terhadap hasil agar dapat melakukan peningkatan kualitas hasil pendidikannya. Kompetensi itu lah yang perlu juga dipelajari oleh seorang guru. Oleh karena itu, Damian Murchan dan Gerry Shiel melalui bukunya yang berjudul Understanding and Applying Assessment in Education mencoba memberikan gambaran dalam memahami penilaian di sekolah.

Buku yang terdiri dari 12 bab ini mencankup pendekatan formatif dan subjektif di seluruh pendidikan dasar dan menengah. Buku ini juga dirancang sedemikian rupa dengan disertai ilustrasi-ilustrasi yang memperjelas dari isi buku. Selain itu buku ini juga dapat menjadi buku acuan bagi guru baru karena berisi prinsip-prinsip kunci

penilaian, aturan dalam melakukan penillaian, merencanakan, mengembangkan, dan menerapkan berbagai pendekatan untuk penilaian kelas, serta membedakan penilaian agar sesuai dengan kebutuhan semua peserta didik.

Selanjutnya, melalui data hasil penilaian tersebut, guru dapat menganalisis seberapa banyak ilmu pengetahuan yang dapat dipahami siswa dari pembelajaran yang diberikan. Pada bab 8 dan 9, buku ini akan membahas bagaimana seorang guru dapat menafsirkan dan menggunakan skor dari tes dan pemeriksaan standar, pencatatan, umpan balik, dan pelaporan dari penilaian kelas. Buku ini juga direkomendasikan untuk dibaca oleh mahasiswa keguruan agar dapat menjadi guru yang berkualitas sehingga dapat melahirkan generasi yang hebat dan berkualitas juga.

Jika pembaca ingin mengetahui informasi lengkap dari koleksi ini, silakan pindai QR code berikut atau datang langsung ke Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (RWT)

Penilaian Siswa Jadi Kunci Penilaian Pendidikan

Judul : Understanding and Applying Assessment in Education

Penulis : Damian Murchan dan Gerry Shiel

Tahun Terbit : 2018

Halaman : ix, 236 hlm.: ilus.; 25 cm.

Bahasa : Inggris

Jenis Cover : Soft Cover

24 Edisi XXXV/Juli 2019

Resensi

Page 25: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

25Edisi XXXV/Juli 2019

Infografis Perpustakaan

Page 26: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

IDE INI merupakan aksi nyata perwujudan aspirasi KKI 2018 yang kemudian terhimpun dalam strategi kebudayaan serta rencana

aksi pemajuan kebudayaan. Awalnya ide ini dipantik oleh Forum Anak Muda Wujudkan Idemu pada KKI 2018. Selanjutnya ide ini diperdalam bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah seniman dan budayawan Indonesia di Istana Negara pada 11 Desember 2018 lalu.

Ide yang berisi sebuah platform kerja budaya yang menghimpun kaum muda Indonesia berusia 18-25 tahun ini bertujuan untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan di daerah-daerah di wilayah Indonesia. Selain itu, platform ini juga dibuat dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan agar mampu menjawab tantangan domestik maupun global yang dihadapi Indonesia sekarang serta gotong royong menghasilkan solusi bersama.

Ide itu bernama Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) yang memainkan peran sebagai ruang inkubator untuk inovasi pemajuan kebudayaan. Tak hanya itu, KBKM juga sebagai ruang kerja bersama (coworking space) bagi kaum muda yang bercorak gotong-royong, serta merupakan ruang aktivasi pendanaan atas usaha rintisan di bidang pemajuan kebudayaan. Kolaborasi kaum muda yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 30 Juni hingga 4 Juli 2019 ini juga diharapkan menjadi ruang rangsangan inisiatif anak muda di bidang pemajuan kebudayaan.

Penyelenggaraan KBKM memang melibatkan anak muda yang memiliki minat di bidang STEAM, yakni perpaduan antara Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics. Melalui pemanfaatan teknologi dalam revolusi industri 4.0 maka percepatan pemajuan kebudayaan Indonesia akan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Dengan kolaborasi bersama dalam kelompok, anak-anak muda itu akan

Kemah Budaya Kaum MudaRuang InkubatorPemajuan KebudayaanDi antara berbagai aspirasi yang mengemuka dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) pada Desember 2018 lalu, ada satu aspirasi yang mengusung hubungan antara kekayaan budaya dan revolusi industri 4.0. Namun, ide ini perlu didukung dengan melibatkan kaum muda sebagai garda-depan (avant-garde) dalam kegiatan pemajuan kebudayaan Indonesia. Apakah ide yang melibatkan generasi muda Indonesia tersebut di ruang inkubator pemajuan kebudayaan?

26 Edisi XXXV/Juli 2019

Kebudayaan

Page 27: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

menghasilkan purwarupa atau prototipe dalam bentuk aplikasi digital yang dipandang dapat memecahkan tantangan pemajuan

kebudayaan di daerah-daerah.

Kegiatan KBKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini melibatkan seribu lebih anak muda Indonesia tepatnya 1.204 peserta. Sebanyak 602 peserta didapat melalui seleksi terbuka bagi umum dan tanpa dipungut biaya. Sedangkan 602 peserta lainnya didapat melalui seleksi atas wakil dari 301 kabupaten/kota di Indonesia yang telah menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dalam penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 lalu.

Para peserta KBKM akan tergabung dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-5 peserta yang kemudian mereka dituntut untuk menghasilkan keluaran

(output) yang dapat mendorong pemajuan kebudayaan di daerah. Ada dua pilihan kategori keluaran yang boleh dihasilkan oleh masing-masing kelompok yakni purwarupa (produk) atau aktivasi (inisiatif sosial). Tentunya keluaran tersebut harus berhubungan dengan permasalahan terkait 10 objek pemajuan kebudayaan, yakni tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan permainan rakyat serta olahraga tradisional.

Dalam KBKM, pengembangan purwarupa berupa aplikasi digital perlu mengutamakan tiga hal, pertama, berbasis platform yang memungkinkan interaksi antarpengguna atau gotong royong digital. Kedua, mendorong user generated-content sebagai mekanisme crowdsourcing. Terakhir, aplikasi digital itu memaksimalkan fungsi geotagging sebagai basis data geospasial.

27

Kebudayaan

Edisi XXXV/Juli 2019

Page 28: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Tahapan KBKM

Keseluruhan kegiatan KBKM dibagi ke dalam tiga tahap. Pertama, tahap pra-KBKM dengan capaian terbentuknya kelompok dan proposal purwarupa kelompok. Kedua, tahap penyelenggaraan KBKM yang akan memilih 50 purwarupa alfa untuk difasilitasi pengembangannya. Terakhir, tahap pasca-KBKM dengan target capaian yaitu dikembangkannya 50 purwarupa alfa untuk menjadi purwarupa beta yang siap dipamerkan di Pekan Kebudayaan Nasional mendatang.

KBKM dimulai dengan seleksi dan pembentukan kelompok dengan komposisi dua peserta dari seleksi

terbuka dan dua peserta dari seleksi wakil kabupaten/kota. Dengan begitu, akan terbentuk 301 kelompok kerja yang menghasilkan 301 purwarupa. Kerja kelompok ini akan dibantu dengan tim fasilitator yang berpengalaman di bidang STEAM dan inovasi digital.

Setiap kelompok mesti merancang konsep purwarupa sebagai jawaban atas satu atau lebih masalah dari daftar masalah umum yang terpetakan dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) kabupaten/kota. Dengan demikian, KBKM menjadi ajang pemecahan atas daftar masalah umum PPKD Kabupaten/Kota melalui penciptaan purwarupa dalam bentuk aplikasi digital berperspektif STEAM. (DLA)

Kebudayaan

28 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 29: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Kebudayaan

29Edisi XXXV/Juli 2019

Page 30: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

STUDI KALI ini dilakukan untuk membuktikan hal tersebut, dengan menggunakan metode survei di Kota Banda

Aceh, Provinsi Aceh pada 2014 lalu. Pelaksanaan UN dianggap telah berjasa sebagai pemersatu bangsa, alasannya karena melibatkan peserta didik di seluruh Indonesia yang berbeda suku, ras, agama, dan budaya dengan tujuan yang sama. Proses penulisan soal UN juga melibatkan banyak pihak di antaranya guru bidang studi, ahli materi dari perguruan tinggi, pengembang kurikulum, ahli konstruksi tes, ahli kebijakan, dan lain sebagainya.

Proses seperti ini belum banyak diketahui oleh masyarakat secara umum khususnya kepada pihak yang kontra atau tidak suka atau tidak paham dengan UN, sehingga masih ada pihak yang meragukan apakah hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan di Indonesia dan dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Selain itu, permasalahan yang dihadapi bangsa ini adalah bahwa mutu sekolah di tanah air sampai saat ini belum relatif sama, baik proses belajar mengajarnya, kemampuan gurunya, maupun sarana prasarananya. Untuk itu perlu instrumen yang dapat mendiagnosis permasalahan pendidikan tersebut, salah satunya melalui UN.

Soal-soal yang diujikan dalam UN merupakan kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa pada tingkat satuan pendidikan yang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai dengan kurikulum yang berlaku. UN menjadi barometer minimal bagi sekolah. Apabila tidak ada barometer ini, mutu sekolah di tanah air dikontrol menggunakan alat apa? Sudah adakah alat lain yang lebih akurat saat ini?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, UN dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, tujuan utama diadakan UN adalah sebagai implementasi dan upaya pencapaian standar nasional dan standar kompetensi lulusan agar memeroleh gambaran tentang efektivitas sistem pendidikan. Standar nasional sangat diperlukan di Indonesia, karena tanpa UN tidak mungkin dapat ditentukan standar nasional lulusan (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007).

Ujian Nasional, Jadi Perekat Bangsa dan Cerminan Mutu PendidikanOleh: Safari, Pusat Penelitian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ujian nasional (UN) yang diikuti oleh siswa tingkat akhir di jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat dan sekolah menengah atas (SMA)/sederajat rutin diselenggarakan setiap tahun. Pelaksanaan UN dari tahun ke tahun ini menjadi cerminan mutu pendidikan di Indonesia, sekaligus dianggap sebagai alat pemersatu bangsa. Benarkah demikian? Yuk, simak ringkasan hasil penelitian yang JENDELA sajikan berikut ini!

Kajian

30 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 31: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, apakah terdapat persepsi bahwa UN dapat menjadi alat pemersatu bangsa? Kedua, apakah terdapat persepsi bahwa hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional? Oleh karena itu, permasalahan ini merupakan tujuan utama dalam penelitian ini.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk menentukan apakah UN dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Kedua, apakah hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional. Hasil yang diharapkan studi ini adalah diperolehnya informasi hasil studi tentang persepsi bahwa UN dapat menjadi alat pemersatu bangsa dan persepsi bahwa hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional.

Penggunaan Metode Survei

Dasar penggunaan metode survei adalah disesuaikan dengan tujuan utama penelitian ini di antaranya adalah untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual berdasarkan data penelitian ini. Adapun populasi penelitian ini yaitu pelaku pendidikan di Banda Aceh Provinsi Aceh tahun 2014, sedangkan sampelnya adalah 78 responden yang terdiri atas 24 siswa SMA dan 27 siswa madrasah aliyah (MA), 19 guru SMA dan MA, 8 pejabat di lingkungan dinas pendidikan termasuk kepala SMA dan MA.

Alasan pemilihan populasi ini di antaranya bahwa provinsi ini pernah memiliki pengalaman perjuangan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sampel siswa adalah mereka yang sedang mengikuti UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam pada 2014.

Data dalam penelitian ini berbentuk respons dari jawaban kuesioner. Adapun teknik sampling yang dipergunakan adalah purposive sampling. Alasannya adalah peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas.

Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif dipergunakan untuk menghitung persentase persepsi pelaku pendidikan tentang UN sebagai mutu pendidikan dan pemersatu bangsa. Agar hasil analisis penelitian ini dapat diperoleh secara akurat, maka semua data dalam penelitian ini diolah atau dianalisis dengan mempergunakan program SPSS 20.00.

Sebagian Besar Responden Setuju

Dari penelitian yang dilakukan, dihasilkan beberapa hal, yaitu pertama, UN sebagai pemersatu bangsa. Sebanyak 62 responden (79,5%) menyatakan setuju bahwa UN menjadi pemersatu bangsa, sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 16 orang (20,5%). Kedua, UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional, sebanyak 46 responden (59%) menyatakan setuju akan hal itu, sedangkan 41% sisanya menyatakan tidak setuju.

Ketiga, 62,8% responden menyatakan setuju bahwa ujian sekolah dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional, sedangkan sisanya sebesar 29 responden menyatakan tidak setuju. Keempat, terkait nilai minimal lulus UN, sebanyak 33 responden yang menyatakan bahwa nilai minimum lulus UN adalah 6,0, sedangkan 17,9% responden lainnya menyarankan nilai minimum lulus UN adalah 5,5.

Kelima, UN dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, 50% responden menyatakan bahwa UN masih diperlukan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.

Dari 78 responden, sebanyak 79,5 persen di antaranya menyatakan setuju bahwa UN menjadi salah satu alat pemersatu bangsa.

Di antara alasannya adalah karena UN bisa menyatukan pemahaman siswa terhadap

pembelajaran secara nasional.

Kajian

31Edisi XXXV/Juli 2019

Page 32: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Sedangkan responden yang menyatakan tidak adalah 27 responden (34,6%), serta responden yang menyatakan diganti dengan model lainnya sebesar 15,4%.

Beberapa alasan responden yang menyatakan setuju bahwa UN sebagai pemersatu bangsa, di antaranya: 1) bisa menyatukan pemahaman siswa terhadap pembelajaran secara nasional; 2) membuat siswa setara di seluruh Indonesia dalam belajar; 3) dapat menjadi standar nasional dan kesetaraan nasional; 4) UN menentukan mutu pendidikan di Indonesia dengan siswa berprestasi untuk masa depan bangsa; dan 5) UN merupakan standar bagi seluruh siswa untuk menentukan layakkah mereka melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan UN juga menjadi pemicu siswa untuk dapat bersaing dalam belajar.

Sementara itu, alasan responden yang menyatakan UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional yaitu: 1) jika dilakukan dengan jujur dapat mengukur mutu pendidikan secara nasional; 2) mencerminkan tingkat keberhasilan proses belajar dari seluruh tanah air; 3) soalnya sama dan standarnya sama; 4) mencerminkan tingkat keberhasilan proses belajar dari seluruh tanah air; 5) karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbasis kepulauan, jadi soalsoalnya harus berstandar nasional juga; 6) UN bisa dijadikan sebagai tolok ukur sebuah sekolah dalam membina murid selama ini; dan 7) UN dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia, maka UN menentukan mutu pendidikan nasional.

Berlaku Jujur dalam UN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada saran penting bagi semua pihak pelaku pendidikan di tanah air yakni agar lebih berlaku jujur dalam menjawab soal-soal UN dan memperkecil ketidaklulusan siswa. Dengan dua aspek inilah UN dapat menambah keyakinan masyarakat bahwa UN

dapat menjadi cermin mutu pendidikan dan sebagai alat pemersatu bangsa di tanah air. Jadi, bangsa tetap bersatu, damai, dan sejahtera sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945.

Untuk mendukung dua aspek tersebut, seluruh komponen pendidikan sudah saatnya melaksanakan jiwa nasionalisme yang kuat disertai dengan karakter atau prinsip “takut kepada Tuhan dan malu berbuat tercela” agar pelaksanaan UN tidak dinodai oleh kecurangan-kecurangan dan pelanggaran nilai dan norma. Budayakanlah prinsip tersebut untuk pelaksanaan UN tahun berikutnya dan pelaksanaan Kurikulum 2013, karena kesuksesan pelaksanaan keduanya mencerminkan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar di seluruh Indonesia dan sebagai tolok ukur sebuah sekolah dalam membina siswanya.

Jika para siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, serta seluruh komponen pendidikan sudah melaksanakan esensi dari karakter atau prinsip “takut kepada Tuhan dan malu berbuat tercela”, maka setiap ada ujian nasional tidak akan dinodai oleh kecurangan-kecurangan dan pelanggaran nilai dan norma. Hal ini karena UN mencerminkan mutu pendidikan dan sebagai pemersatu bangsa. (RAN)

Ditulis ulang dari penelitian yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Volume 21, Nomor 2, Agustus 2015

Seluruh komponen pendidikan sudah saatnya melaksanakan jiwa nasionalisme yang kuat disertai dengan karakter atau prinsip “takut kepada Tuhan dan malu berbuat tercela” agar pelaksanaan UN tidak dinodai oleh kecurangan-kecurangan dan pelanggaran nilai dan norma.

Pembaca dapat membaca utuh penelitian di atas dengan

memindai kode QR berikut:

Kajian

32 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 33: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Tahukah KamuCara MenggunakanHuruf Miringdalam Tulisan?

Kemungkinan besar masih banyak sahabat JENDELA yang belum memahami cara menggunakan huruf miring dan huruf tebal dalam tulisan. Di edisi JENDELA kali ini, kita akan bahas secara komprehensif tentang hal tersebut. Yuk, disimak ya!

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.

Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya:

Huruf terakhir kata abad adalah d.

Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya:

Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya:

Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.

Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia Mangostana.

Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.

Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

Dari ketiga penggunaan huruf miring di atas, ada beberapa catatan di antaranya sebagai berikut:

Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.

Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

a

b

c

Bangga Berbahasa Indonesia

33Edisi XXXV/Juli 2019

Page 34: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

SENARAI

KATASERAPAN

BENTUK SERAPAN

BENTUK ASAL ASAL BAHASA ARTI KATA

album album Inggrisbuku tempat menyimpan kumpulan foto (potret), prangko, dan sebagainyakumpulan piringan hitam, kaset lagu-lagu, dan sebagainya

bendera bandeira Portugis

sepotong kain atau kertas segi empat atau segitiga (diikatkan pada ujung tongkat, tiang, dan sebagainya) dipergunakan sebagai lambang negara, perkumpulan, badan, dan sebagainya atau sebagai tanda; panji-panji; tunggul: asa

dashyat dahsha Arab mengerikan; menakutkan: hebat; amat sangattakut; bingung; ketakutan;

diskon discount Inggris potongan harga

karcis kaartjes Belandasurat kecil (carik kertas khusus) sebagai tanda telah membayar ongkos dan sebagainya (untuk naik bus, menonton bioskop, dan sebagainya)

kompor komfoor Belanda perapian untuk memasak yang menggunakan minyak tanah, gas, atau listrik sebagai bahan bakar

pensiun pensioen Belanda

tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesaiuang tunjangan yang diterima tiap-tiap bulan oleh karyawan sesudah ia berhenti bekerja atau oleh istri (suami) dan anak-anaknya yang belum dewasa kalau ia meninggal dunia

reuni reunie Belanda pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya)

yakin yaqin Arab percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti.sungguh; sungguh-sungguh:

Bangga Berbahasa Indonesia

34 Edisi XXXV/Juli 2019

Page 35: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

Unit Layanan Terpadu (ULT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Telepon : 021-5703303, 57903020Faksimili : 021-5733125SMS : 0811976929Surel : [email protected] : ult.kemdikbud.go.id

Pengaduan Itjen KemendikbudTelepon : 0812976929Surel : [email protected]

INFORMASIKONTAK

Page 36: Kaji Hasil UJIAN - jendela.kemdikbud.go.id Himpitan Ekonomi 06 24 25 26 30 33 07 10 13 16 18 20 22 04 DAFTAR ISI. Sapa Redaksi Tren ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah-sekolah

“Siapkan Ranselmu

Ke candi Prambanan”Kamu berangkat

Kini anda dapat mengakses Majalah Jendela melalui:

jendela.kemdikbud.go.id

Jendelamajalah

Dapat diakses melalui PC, laptop,

smartphone

Pindai untuk mengakses Majalah

JENDELA

ISSN: 2502-7867