kajian historis teknik drill patterns dalam …

14
152 KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM PEMEROLEHAN KETERAMPILAN BERBAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA ASING Hamzah Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar, Sulbar [email protected] Abstrak:Pengkajian dan permikiran pemerolehan bahasa dan pembelajarannya semakin berkembang pesat setelah seorang linguis Amerika Noam Chomsky mengecam teori strukturalisme-behaviorisme yang ada pada masanya. Sehingga menimbulkan suatu revolusi dalam pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa tentunya, dengan memunculkan suatu teori tata bahasa baru yaitu transformasi-generatif. Beragamnya teori dan pendekatan melahirkan banyak teknik dan metode dalam pembelajaran bahasa asing. Tulisan sederhana ini, mencoba untuk mengungkap suatu teknik lama secara historis yang masih eksis dan dipergunakan pengajar bahasa asing sampai saat ini, yaitu teknik drill patterns yang notabene sebagai teknik utama pendekatan audiolingual yang efektif dengan berbagai variannya dalam pembelajaran bahasa asing. Hasil kajian ini ditemukan bahwa teknik drill patterns dalam perkembangannya hidup pada dua masa, yaitu pada masa environmentalis dan masa innatis. Secara historis, teknik drill patterns ini pada awalnya muncul di masa environmentalis di bawah naungan pendekatan audiolingual yang sifatnya mekanistis, kemudian teknik ini di revisi menjadi sebuah teknik drill patterns yang sifatnya lebih bermakna dan komunikatif pada masa innatis. Kata Kunci: Teknik drill patterns, pemerolehan bahasa, pengajaran bahasa, keterampilan berbahasa Arab Pengkajian dan pemikiran pemerolehan bahasa baik bahasa pertama maupun bahasa kedua telah berkembang sangat pesat dan maju. Seiring dengan itu, berkembang pula berbagai hipotesis, teorema, dalil, model, dan teori pemerolehan bahasa. Tidak mengherankan jika teori pemerolehan bahasa baik bahasa pertama maupun bahasa kedua sekarang sangat beraneka ragam. Keaneka ragaman itu setidak-tidaknya tampak pada jumlahnya yang semakin banyak. Jumlahnya yang sering dibahas dalam khazanah pustaka pemerolehan bahasa mencapai 24 model. Kedua puluh empat model yang ada, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam empat rumpun, yaitu rumpun behavioris, kognitif, nativis, dan humanistis (Saryono, 2010: 1). Sedangkan menurut Hasanah, dia lebih menjeneralisir dalam empat rumpun utama yaitu: rumpun environmentalis, innatis, intraksionis dan post intraksionis. Seperti halnya Hidayat, dia tidak jauh berbeda dengan klaster dari Hasanah, tetapi dia lebih melihat kepada tiga aliran besar menurutnya yang sangat berpengaruh, yaitu: behaviorisme, nativisme dan interaksionisme (Hidayat, 2012: 37). Teori pembelajaran bahasa menjadi aspek yang sangat viral untuk diketahui oleh para linguis dan psikolog. Sehingga melahirkan suatu disiplin baru tersendiri yaitu psikologi bahasa yang merupakan gabungan dari ilmu psikologi (buat teori pembelajaran) dan linguistik umum (buat teori-teori bahasa dan pemerian bahasa), yang dikenal dengan istilah psikolinguistik. Tarigan mengutip pernyataan Spolsky yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa (pedagogi bahasa kedua) mempunyai tiga sumber utama yaitu 1) pemerian bahasa (linguistik), 2) teori pembelajaran bahasa (psikolinguistik), 3) teori pemakaian

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

152

KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM PEMEROLEHAN

KETERAMPILAN BERBAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA ASING

Hamzah Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar, Sulbar

[email protected]

Abstrak:Pengkajian dan permikiran pemerolehan bahasa dan pembelajarannya

semakin berkembang pesat setelah seorang linguis Amerika Noam Chomsky

mengecam teori strukturalisme-behaviorisme yang ada pada masanya. Sehingga

menimbulkan suatu revolusi dalam pemerolehan bahasa dan pembelajaran

bahasa tentunya, dengan memunculkan suatu teori tata bahasa baru yaitu

transformasi-generatif. Beragamnya teori dan pendekatan melahirkan banyak

teknik dan metode dalam pembelajaran bahasa asing. Tulisan sederhana ini,

mencoba untuk mengungkap suatu teknik lama secara historis yang masih eksis

dan dipergunakan pengajar bahasa asing sampai saat ini, yaitu teknik drill

patterns yang notabene sebagai teknik utama pendekatan audiolingual yang

efektif dengan berbagai variannya dalam pembelajaran bahasa asing. Hasil

kajian ini ditemukan bahwa teknik drill patterns dalam perkembangannya hidup

pada dua masa, yaitu pada masa environmentalis dan masa innatis. Secara

historis, teknik drill patterns ini pada awalnya muncul di masa environmentalis

di bawah naungan pendekatan audiolingual yang sifatnya mekanistis, kemudian

teknik ini di revisi menjadi sebuah teknik drill patterns yang sifatnya lebih

bermakna dan komunikatif pada masa innatis.

Kata Kunci: Teknik drill patterns, pemerolehan bahasa, pengajaran bahasa,

keterampilan berbahasa Arab

Pengkajian dan pemikiran pemerolehan bahasa baik bahasa pertama maupun

bahasa kedua telah berkembang sangat pesat dan maju. Seiring dengan itu, berkembang

pula berbagai hipotesis, teorema, dalil, model, dan teori pemerolehan bahasa. Tidak

mengherankan jika teori pemerolehan bahasa baik bahasa pertama maupun bahasa

kedua sekarang sangat beraneka ragam. Keaneka ragaman itu setidak-tidaknya tampak

pada jumlahnya yang semakin banyak. Jumlahnya yang sering dibahas dalam khazanah

pustaka pemerolehan bahasa mencapai 24 model. Kedua puluh empat model yang ada,

secara garis besar dapat dikelompokkan dalam empat rumpun, yaitu rumpun behavioris,

kognitif, nativis, dan humanistis (Saryono, 2010: 1). Sedangkan menurut Hasanah, dia

lebih menjeneralisir dalam empat rumpun utama yaitu: rumpun environmentalis, innatis,

intraksionis dan post intraksionis. Seperti halnya Hidayat, dia tidak jauh berbeda dengan

klaster dari Hasanah, tetapi dia lebih melihat kepada tiga aliran besar menurutnya yang

sangat berpengaruh, yaitu: behaviorisme, nativisme dan interaksionisme (Hidayat, 2012:

37).

Teori pembelajaran bahasa menjadi aspek yang sangat viral untuk diketahui oleh

para linguis dan psikolog. Sehingga melahirkan suatu disiplin baru tersendiri yaitu

psikologi bahasa yang merupakan gabungan dari ilmu psikologi (buat teori

pembelajaran) dan linguistik umum (buat teori-teori bahasa dan pemerian bahasa), yang

dikenal dengan istilah psikolinguistik.

Tarigan mengutip pernyataan Spolsky yang menyatakan bahwa pengajaran

bahasa (pedagogi bahasa kedua) mempunyai tiga sumber utama yaitu 1) pemerian

bahasa (linguistik), 2) teori pembelajaran bahasa (psikolinguistik), 3) teori pemakaian

Page 2: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

153

bahasa (sosiolinguistik). Teori pembelajaran bahasa ini pada akhirnya diturunkan ke

teori pembelajaran (psikologi) dan teori-teori bahasa dan pemerian bahasa (linguistik

umum). Sehingga ada 4 disiplin ilmu yang mendasari pengajaran bahasa, yaitu 1)

psikologi, 2) psikolinguistik, 3) lingusitik umum, dan 4) sosiolinguistik (Tarigan, 1991:

26-29).

Gambar 1: Disiplin ilmu yang mendasari pengajaran bahasa

Dalam perkembangannya, metode pembelajaran bahasa Arab mendapatkan

perhatian dari para pakar pembelajaran bahasa dengan melakukan berbagai kajian dan

penelitian untuk mengetahui sejauhmana efektifitas dan kesuksesan berbagai metode

dan strategi pembelajaran bahasa. Para pakar memulai dengan memberikan klasifikasi

pemaknaan terhadap istilah-istilah yang mempunyai makna yang berdekatan, seperti

pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Sehingga terkadang kita melihat

penggunaan kata “metode” dalam satu hal, di sisi lain kata “pendekatan” juga

dipergunakan.

Secara ringkas ketiga istilah tersebut dipahami bahwa pendekatan yang dalam

bahasa Arabnya disebut madkhal merupakan cara pandang atau dasar yang bersifat

filosofis yang sangat menentukan arah dan orientasi pembelajaran, sedangkan metode

(thariqah) merupakan sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan dan penyajian

materi kebahasaan. Atau dengan kata lain, pendekatan merupakan sesuatu yang abstrak

yang bersifat filosofis, sedangkan konkretnya atau praktisnya tercermin dalam sebuah

metode. Adapun teknik merupakan operasionalisasi metode untuk merealisasikan tujuan

pembelajaran (M. Abdul Hamid, dkk. 2008: 2-4. Mustofa, 2016: 1).

Secara umum, menurut Edward Anthony dalam Fachrurrozi dan Effendy bahwa

ketiga istilah tersebut di atas bersifat hirearkis yang paling atas sampai ke bawah, yaitu

mulai dari pendekatan (yang bersifat teoritis aksiomatis) yang paling atas, kemudian

metode (sebagai prosedural) dan di bawahnya adalah teknik (sebagai

operasional/implementatif) (Fachrurrozi, 2016: 3. Effendy, 2009: 9).

Dalam tulisan sederhana ini, penulis mencoba untuk mengkaji sebuah teknik

pembelajaran yaitu teknik drill patterns dari sudut padang sejarah (historical

dimention). Yaitu teknik pembelajaran yang notabenenya berasal dari pendekatan

audiolingual yang telah mucul pada tahun 1940-an, yang masih eksis dan masih tetap

dipergunakan sampai saat ini sebagai diantara teknik yang efektif dalam pemerolehan

keterampilan bahasa peserta didik.

Salah satu dasar yang mengilhami penulis untuk mengkajinya adalah disamping

ke-eksisannya yang masih terpakai dan dipergunakan oleh para pengajar bahasa dan

Disiplin Ilmu

yang Mendasari

Pengajaran

Bahasa

Psikologi

Psikolinguistik Linguistik Umum

Sosiolinguistik

Page 3: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

154

berbagai buku cetak durus al-lughah yang ada, juga sebuah kalimat yang pernah

diungkapkan oleh al-Ushaili bahwa:

لم –في اعتقادي –أما الإتجاهات الحديثة، وبخاصة المدخل الإتصالي بجميع طرائقه، فإنها تدخل ميدان تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها دخولا حقيقيا، باستثناء بعض الآراء

، التي تلاحظ أحيانا من خلال الحديث عن تعليم القواعد. إن الحقيقة المرة التي لا المعريفيةيذكرها باحث منصف هي أن تطبيقات الطريقة السمعية الشفهية لاتزال تهيمن على مناهج تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها، خاصة في برامج التعليم الرسمي؛ في الجامعات،

(. al-Ushaili, 1999: 124) اللغوية الحكومية والمعاهد، والمراكز

Ungkapan Ibrahim al-Ushaili di atas secara jelas menerangkan bahwa

pendekatan komunikatif belum masuk ke dalam ranah pengajaran bahasa Arab untuk

non-Arab dalam pengertian yang sebenarnya, sedangkan praktik-praktik metode

audiolingual masih mendominasi metode pengajaran bahasa Arab untuk non-Arab,

khususnya dalam program pengajaran resmi di universitas-universitas, lembaga dan

pusat-pusat bahasa milik pemerintah.

Tulisan ini bertujuan untuk mencari tahu asal muasal teknik drill patterns

sebagai teknik dalam pembelajaran bahasa asing dan berbagai variannya, dimana teknik

tersebut merupakan teknik utama dalam pendekatan audiolingual.

PENGERTIAN TEKNIK DRILL PATTERNS

Drill patterns merupakan satu diantara sekian banyak teknik yang ada dalam

pembelajaran bahasa. Drill patterns adalah sebuah teknik latihan berpola yang disusun

untuk merangsang pembelajar untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyimak dan

berbicara secara intens. Dasar teori dari belajar drill ini adalah langsung pada teori

behaviorisme dalam ilmu psikologi yang prinsipnya sebagai suatu pandangan yang

mudah diterima orang mengenai bagaimana kita belajar berprilaku.

Menurut Hamdani, metode drill merupakan metode yang mengajarkan siswa

untuk melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari hal-hal yang telah dipelajarinya (Hamdani, 2009: 273).

Sedangkan Asmani menyebutkan bahwa metode latihan (drill) disebut juga dengan

metode training. Yaitu suatu cara menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu

juga dapat digunakan untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Di samping itu,

metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,

kesempatan dan keterampilan (Asmani, 2009: 37-38). Sedangkan Sudjana

mendefenisikan teknik drill sebagai suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-

ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu

keterampilan agar menjadi permanen (Sudjana, 1991: 86).

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, disimpulkan bahwa teknik drill patterns

merupakan suatu teknik untuk melatih peserta didik agar memiliki suatu keterampilan

dan ketangkasan melalui latihan-latihan berpola dan penanaman pembiasaan-

pembiasaan tertentu. Ciri khas dari teknik ini adalah berupa pengulangan yang berkali-

kali dari hal yang sama. Teknik ini masih aktif dipergunakan dalam pembelajaran

bahasa. Bahkan teknik ini dikata oleh sebagian ahli sebagai teknik yang paling ampuh

Page 4: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

155

dan efektif dalam pengembangan pembelajaran bahasa seorang anak dari segi

kemampuan menyimak (maharah al-istima’) dan kemampuan berbicara (maharah al-

kalam).

Adapun tujuan penggunaan teknik drill menurut Armai adalah agar peserta

didik:

1. Memiliki kemampuan motoris/gerak seperti menghafalkan kata-kata, menulis,

mempergunakan alat, membuat suatu bentuk atau melaksanakan gerak dalam

olah raga.

2. Mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan, membagi dan

menjumlahkan, tanda baca dan lain-lain.

3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain

misalnya hubungan sebab akibat antara huruf dan bunyi, dan lain-lain.

4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik,

karena dengan pengajaran yang baik maka akan menjadi lebih baik, teratur dan

lebih teliti dalam mendorong ingatannya.

5. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan akan

memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam (Armai, 2002:

175).

DIMENSI HISTORIS

Teknik drill patterns atau latihan berpola pada awalnya muncul di masa

environmentalis di bawah naungan pendekatan audiolingual sebagai teknik utamanya.

Tetapi dalam perkembangannya mengalami perubahan seiring berkembangnya

pengkajian dan pemikiran berbagai hipotesis, teorema, dalil, model, pendekatan dan

teori pemerolehan bahasa.

Teknik drill patterns yang awalnya hanya bersifat mekanistis jauh berkembang

sampai di revisi pada masa innatis menjadi sebuah teknik drill patterns yang bersifat

lebih bermakna dan komunikatif yang notabene berada pada masa aliran kognitif.

Sehingga teknik tersebut masih aktif dan intens dipergunakan sebagai di antara teknik

yang efektif dalam pemerolehan maupun pengajaran bahasa asing.

Inilah di antara yang membuat al-Ushaili beralasan menurut peneliti bahwa

pendekatan komunikatif belum masuk ke dalam ranah pengajaran bahasa Arab untuk

non-Arab dalam pengertian yang sebenarnya, karena pada kenyataannya, praktik-

praktik metode audiolingual masih mendominasi metode pengajaran bahasa Arab untuk

non-Arab, khususnya dalam program pengajaran resmi di universitas-universitas,

lembaga dan pusat-pusat bahasa milik pemerintah.

Dari sini bisa dilihat, bahwa teknik drill patterns dalam perkembangannya ada

pada dua masa, yaitu pada masa environmentalis dan masa innatis. Berikut dibawah ini

beberapa pola pemerolehan bahasa secara umum dan posisi teknik drill patterns dalam

program pembelajaran bahasa Asing pada masa innatis dan invironmentalis berdasarkan

hasil penelusuran peneliti di beberapa referensi yang kemudian peneliti restrukturisasi

untuk selanjutnya dipaparkan secara komprehensip dalam tulisan ini pada bagian

selanjutnya.

Page 5: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

156

Gambar 3: Pola Dimensi Pemerolehan Bahasa Secara Umum

Gambar 3: Teknik drill patterns dalam dimensi pemerolehan ahasa pada masa innatis dan invironmentalis

TEKNIK DRILL PATTERNS PADA ERA ENVIRONMENTALIS

Teknik drill patterns atau latihan berpola, secara intens pertama kali

dipergunakan oleh Bloomfield dan Sapir pada program-program latihan sebagai bagian

dari penelitian linguistik yang mereka kembangkan. Metode yang mereka gunakan

adalah “metode informan” karena menggunakan penutur asli sebagai informan. Para

informan tersebut bertindak sebagai narasumber, sedangkan para peneliti (ahli-ahli

linguistik dan antropologi) memberi pengarahan dan supervisi atas jalannya penyajian

Innatis Environmentalis

Historical Dymention

Educational Dymention

Psycological Dymention

LANGUAGE ACQUISITION DYMENTION

Intraksionis Post Intraksionis

- Kognitif - Generatif Transformatif

- Strukturalis - Behavioris

- Fungsionalis - Konstruktivis

- Humanistis

DLL

DRILL PATTERN TECHNIQUE

Audiolingual/ Oral Approuch (1940-an)

Cognitive Approuch (1960-an)

Drill Mekanistis (klasikal)

Driil Bermakna (Pengembangan) Paulston (1971)

Strukturalis

Behavioristik

Transformasi Generatif

Innatis Environmentalis

Historical Dymention Educational

Dymention

Psycological Dymention

LANGUAGE ACQUISITION DYMENTION

Intraksionis Post Intraksionis

B.F. Skinner dkk

(S-R-R)

N. Chomsky (LAD/K-P)

Page 6: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

157

pengajaran bahasa itu. Para linguis/antropolog tidak menguasai bahasa target akan tetapi

mereka terlatih untuk mencari tahu struktur-struktur dasar bahasa target dengan tanya

jawab diselingi latihan drill dengan para informan. Sehingga peserta dan para ahli

mampu untuk aktif berperan serta dalam percakapan secara terpimpin dan secara

bertahap mampu berbicara dan memahami bahasa target.

Program tersebut mereka sebut sebagai sandwich program karena kepadatan

jam dan intens yaitu para peserta mengikuti program 10 jam sehari dan 6 hari (atau 6

kali pertemuan dalam) seminggu, 5 jam di antaranya disediakan untuk apa yang disebut

drill dengan penutur asli selebihnya tanya jawab secara terpimpin. Para peserta

sandwich program tersebut adalah para linguis dan antropolog yaitu Bloomfield, Sapir,

dan kawan-kawan, yang bertujuan untuk memberikan keterampilan untuk lancar

berbahasa Indian Amerika yang bermacam-macam agar dapat menyelidiki bahasa-

bahasa dan kebudayaan suku-suku Indian Amerika dengan lebih seksama.

Inilah sistem yang juga diterapkan kepada para anggota tentara Amerika Serikat

dalam program Army Specialized Training Program (ASTP) yang didirikan pada tahun

1942 (Shini, dkk., 1990: 85., Nasution, 2009: 197), yang bertujuan untuk mempelajari

bahasa Asing demi keperluan dan kebutuhan Perang dan kepentingan Pemerintah

Amerika yang nantinya bisa ditempatkan di Prancis, Belanda, Cina dan negara-negara

jajahan Amerika sebagai penerjemah, asisten penerjemah dan lain-lain, yang dalam

laporannya mencapai hasil yang memuaskan dalam waktu relatif singkat. Subyakto-

Subyakto-Nababan menjelaskan bahwa para peserta dalam program ini adalah para

anggota militer yang nantinya siap ditempatkan dimana saja. Adapun penamaan metode

yang diterapkan kemudian disebut dengan istilah army method (Subyakto-Nababan,

1993: 26-27).

Teknik drill patterns merupakan teknik pembelajaran yang paling utama dalam

audiolingual approach. Pendekatan audiolingual merupakan suatu pendekatan dalam

pengajaran bahasa asing yang paling populer dan diterima luas oleh kalangan pengajar

bahasa dengan motto “practice makes perfect”.

Al-Ushaili menegaskan bahwa audiolingual method merupakan di antara metode

yang paling efektif pada masa Aural-Oral approach (bahkan sampai hari ini) dan

dianggap sebagai satu-satunya metode ilmiah (the scientific method) untuk pengajaran

bahasa waktu itu (al-Ushaili, 2009: 57).

Adapun dasar teori pendekatan tersebut adalah gabungan dari madzhab

Behaviorisme dalam ilmu Psikologi dengan madzhab Strukturalisme dalam Linguistik

yang dipelopori oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913 M).

Madzhab behaviorisme adalah madzhab yang dipelopori oleh ilmuan Rusia

Pavlov (1849-1939 M) dengan teorinya yang menghubungkan stimulus primer dan

stimulus sekunder. Harmer menjelaskan bahwa teori ini kemudian dilanjutkan oleh

Edward L. Thorndike dengan teori hukumnya yang memberikan perhatian kepada

penghargaan dan hukuman (reward dan punishment). Menurut Thorndike bahwa

penghargaan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon, sebaliknya hukuman

melemahkan hubungannya (Hamidah, dkk. 2016: 103).

Pendekatan Audiolingual yang muncul pada tahun 1940-an merupakan reaksi

terhadap pendekatan sebelumnya yang dianggap tidak memuaskan, yaitu reading

method yang telah direkomendasikan oleh Prof. Coleman yang orientasinya lebih

kepada pemahaman teks (reading comprehension) (Shini, dkk. 1990: 23., Subyakto-

Nababan, 1993: 19).

Page 7: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

158

Pendekatan Audiolingual ini mulai diperkenalkan pada pertengahan abad ke-20

tepatnya pada tahun 1942 oleh Pemerintah Amerika Serikat khususnya Departemen

Pertahanan Negara dengan mendirikan suatu lembaga yang disebut Army Specialized

Training Program (ASTP), sebuah program untuk pembelajaran bahasa asing kepada

personalia militer, dan terdapat 55 universitas di Amerika serikat yang ikut andil dalam

program tersebut pada awal tahun 1943 (Shini dkk. 1990: 85).

Pendekatan ini menurut Richards dan Rodgers pertama kali diuji cobakan pada

tahun 1939 oleh Charles Fries seorang Linguis Amerika dari University of Michigan.

Sebelum terkenal dengan penyebutan pendekatan audiolingual, pendekatan ini awalnya

disebut sebagai Oral Approuch, Aural-Oral Approuch dan Structural Approuch

(Richards dan Rodgers, 1986: 45-47).

Fokus perhatian pendekatan Audiolingual ini hanya sampai pada performance

atau yang disebut dengan struktur bagian luar (surface structure/al-bina’ al-zhahiri),

dan mengesampingkan unsur struktur bagian dalam (deep structure/al-bina’ al-asasi)

dalam istilah Noam Chomsky.

Adapun prinsip pembelajaran bahasa menurut pendekatan audiolingual, sebagai

berikut:

1. Kemampuan berbahasa diperoleh melalui pembiasaan, sehingga latihan

menghafalkan dan menirukan berulang-ulang harus dilakukan secara intensif.

2. Bahasa lisan sebagai bahasa sumber utama bahasa, sehingga pembelajaran

dimulai dengan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

3. Wujud luar menjadi perhatian utama seperti pengucapan yang fasih, ejaan dan

pelafalan yang akurat, struktur yang benar dan sebagainya.

4. Dasar pemilihan materi pelajaran dan latihan-latihan melalui hasil analisis

kontrastif.

Untuk mengefektifkan pembelajaran bahasa asing dalam pendekatan

audiolingual, digunakanlah teknik drill patterns. Suatu teknik pembelajaran yang paling

utama digunakan dalam pandekatan audiolingual yang didasarkan pada teori

strukturalisme-behaviorisme (Hubbard dalam the Anatomy of a Drill). Bahasa asing

diajarkan dengan cara pembiasaan berupa pelafalan kosa kata, dan latihan intensif

dalam bentuk pola kalimat. Teknik pembiasaan dalam mengucapkan suatu pola berupa

kalimat dan pelfalan kosa-kata secara intensif dengan baik tanpa ada kesalahan

merupakan teknik drill.

Menurut para behavioris, bahwa suatu kebiasaan terbentuk apabila suatu

jawaban (response) pada ransangan (stimulus) secara konsisten diberikan hadiah/reward

(sebagai penguatan/reinforcement). Jadi kebiasaan terjadi sebagai hasil dari suatu

rangsangan dan jawaban yang benar serta hasil positif yang terjadi berulang kali.

B.F. Skinner menuangkan hasil eksperimennya dalam sebuah bukunya yang

berjudul Verbal Behavior dan melaporkannya dalam sebuah Seminar di Univ. Harvard,

bahwa bahwa bunyi-bunyi ujar (speech sounds) diucapkan dan diperkuat sama seperti

prilaku non-verbal lainnya, dan perilaku berbahasa manusia dibentuk oleh penguatan

yang lazim dipakai dalam masyarakat kita. Yaitu dengan stimulus (ransangan) -

response (reaksi/jawaban) - reinforcement (penguatan). Dalam psikologi Behaviorisme

disebut operant-conditioning atau “pembiasaan yang membuahkan hasil”.

Page 8: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

159

Metode Informan

Audiolingual Method

(1940-an – 1960-an)

Strukturalis Behavioris

Army Method

Peserta: Militer Amerika Tujuan:

Mempelajari Bahasa Asing demi keperluan

Perang dan kepentingan

Pemerintah Amerika yang nantinya bisa

ditempatkan di Pranci, Belanda, Cina dan

negara-negara jajahan Amerika sebagai

penerjemah, asisten penerjemah dll.

Pattern Drill Technique

ASTP 1942 (Army Specialized Training Program)

Reading Method

Prof. Coleman

1920-an

PROGRAM PEMBELAJARAN

BAHASA ASING

Peserta: Para ahli (linguis dan antropolog). Bloomfield, Sapir ,dkk Tujuan:

Agar keterampilan berbahasa membantu

mereka dalam menyelediki bahasa-

bahasa & kebudayaan suku-suku Indian

Amerika

Sandwich Program

Branding: Practice makes perfect

Direct Method

F. Gouin (1880-1992)

1850-an

Gambar 4: Posisi Teknik Drill Patterns dalam Program Pembelajaran Bahasa Asing

Adapun bentuk-bentuk teknik drill patterns dalam pendekatan audiolingual

adalah sebagai berikut:

1. Subtitution drill; bentuk drill berupa pengulangan atau penggantian unsur-unsur

secara mekanistis.

Contoh:

: أنا طالب طلاب : أنا طالب أستاذ : أنا طالبة طلاب : )طالبة( أستاذ ..إلخ : هي طالبة طلاب : )هي( أستاذ

2. Question-answer drill; bentuk drill berupa tanya jawab berdasarkan stimulus-

respon secara timbal balik.

Contoh:

: الأستاذ في الفصل أستاذ )أين الأستاذ ؟( الفصل: الأستاذ في طلاب

Page 9: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

160

: )من في الفصل ؟( أستاذ : الأستاذ في الفصل / في الفصل أستاذ ..إلخ طلاب

3. Sentence combining drill; bentuk drill berupa menyatukan sebuah kalimat

menjadi beberapa kalimat.

Contoh:

مثلا في استعمال كلمة "لأن" : - لمدرسةلا يذهب إلى ا | : أحمد مريض أستاذ مريض ..إلخ لأنهإلى المدرسة أحمد: لا يذهب طالب

مثلا في استعمال حروف "العطف" : - المدرس يجمع أحمد الرسالة على مكتب | : يكتب أحمد الرسالة أستاذ يجمعها على مكتب المدرس ..إلخ ثم: يكتب أحمد الرسالة طالب

TEKNIK DRILL PATTERNS PADA ERA INNATIS

Perubahan cara pandang dalam pengajaran bahasa berakibat kepada kurang

populernya pendekatan terdahulu. Puncak kejayaan pendekatan audiolingual sebagai

induk/rumah dari teknik drill patterns pada tahun 1950 sampai awal 1960-an. Sebab

utamanya adalah kecaman keras bertubi-tubi yang dilontarkan seorang linguis

terkemuka di Amerika yaitu Noam Chomsky.

Chomsky menolak prinsip-prinsip linguistik struktural dan teori psikologi

behaviorosme dalam pengajaran bahasa. Ia mengatakan dalam bukunya Syntactic

Structures yang diterbitkan pada tahun 1957, bahwa linguistik struktural tidak mampu

menunjukkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan “makna/arti”. Suatu uraian

tentang cara belajar bahasa tidak dapat ditinjau dari uraian-uraian dari luar (surface

structure/al-bina’ al-zhahiri) dan respon-respon yang mengikutiya. Melainkan, harus

juga memberi uraian mengenai kemampuan manusia yang dibawa sejak lahir (innate

ability) untuk belajar bahasa (Subyakto-Nababan, 1993: 44).

Chomsky menamakan pembawaan kemampuan belajar bahasa itu dengan

Language Acquisition Device (disingkat dengan LAD) yaitu alat pemerolehan bahasa.

Pandangan proses belajar bahasa ini menekankan aktifitas-aktifitas mental pelajar yang

disebut dengan mentalisme, dan aktifitas-aktifitas mental ini disebut dengan aktifitas

kognitif.

Kecaman-kecaman Chomsky, merangsang terjadinya suatu revolusi dalam

konsep-konsep pengajaran bahasa yang terjadi dalam tahun 1960-an, dan ia

mencetuskan suatu teori tata bahasa yang disebut transformational-generative

(Subyakto-Nababan, 1993: 37).

Asumsi-asumsi teoritis yang mulai muncul setelah berkurang popularitasnya

pendekatan audiolingual adalah pendekatan yang melibatkan pikiran atau kegiatan

kognitif. Kegiatan ini dikenal dengan pendekatan kognitif (cognitive approach). Di

antara metode-metode yang masuk dalam kategori kognitif adalah antara lain The Silent

Page 10: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

161

Way (metode guru diam), Community Language Learning (belajar bahasa secara

berkelompok), dan Suggestopedia.

Pakar pertama yang menggolongkan atau memberi ciri khusus teori kognitif

dalam pengajaran bahasa adalah Carroll. Teori ini di interpretasikan oleh beberapa

pakar sebagai “teori terjemahan-tata bahasa mutakhir yang telah dimodifikasi”. Dan

oleh pakar lainnya disebut sebagai “pendekatan metode langsung yang mutakhir dan

diperbaharui”. Dalam bentuknya yang mutakhir seperti yang diutarakan oleh Diller

sebagaimana dikutip oleh Tarigan bahwa pendekatan kognitif meletakkan penekanan

pada pemerolehan sadar bahasa sebagai suatu sistem bermakna dan berupaya mencari

suatu dasar dalam psikologi kognitif dan dalam tata bahasa transformasi (Tarigan 1991:

146).

Yang dimaskud dengan Pendekatan Kognitif adalah sebuah pendekatan yang

lebih melibatkan pikiran atau kegiatan kognitif dari pembelajar bahasa Asing. Dengan

kata lain, pentingnya keaktifan seorang pembelajar, bahkan pembelajarlah yang

mengatur dan menentukan proses pembelajaran.

Adapun prinsip pembelajaran bahasa dalam pendekatan ini sebagai reaksi dan

kecaman terhadap pendekatan audiolingual, sebagai berikut:

1. Kemampuan berbahasa adalah sebuah proses kreatif, sehingga pembelajar

harus diberi kesempatan yang luas untuk mengkreasi ujaran-ujaran dalam situasi

komunikasi yang sebenarnya, bukan hanya sekedar latihan menghafalkan dan

menirukan.

2. Kaidah tata bahasa dapat diberikan sepanjang hal itu diperlukan oleh

pembelajar sebagai landasan untuk mengkreasi ujaran-ujaran sesuai dengan

kebutuhan komunikasi.

3. Dasar pemilihan materi pelajaran dan latihan-latihan berdasarkan kebutuhan

komunikasi dan penguasaan fungsi-fungsi bahasa, bukan melalui hasil analisis

kontrastif.

Dasar teori pendekatan ini lahir dari psikologi kognitif dan linguistik

transformasi-generatif. Chomsky meyakini bahwa kemampuan berbahasa tidak hanya

ditentukan oleh faktor eksternal melainkan juga faktor internal. Sehingga Chomsky

berpandangan bahwa setiap individu memiliki kesiapan alami dalam belajar bahasa

karena masing-masing dibekali kemampuan bawaan yaitu piranti pemerolehan bahasa

atau Language Acquisition Device (LAD). LAD ini diperkenalkan oleh Noam Chomsky

pada tahun 1957 sebagai penentangan terhadap teori stimulus response reinforcement-

nya pendekatan Audiolingual.

Chomsky dalam teori Transformasi-Generatifnya membedakan dua struktur

bahasa yaitu struktur luar (surface stucture) dan struktur dalam (deep structure). Bentuk

ujaran yang diucapkan atau ditulis adalah struktur luar yang merupakan manifestasi

struktur dalam. Ujaran tersebut bisa berbeda dari struktur dalamnya tetapi pengertian

yang dikandungnya sama.

Terkait dengan teknik drill patterns sebagai teknik utama dalam pendekatan

audiolingual, ternyata semakin berkurang penggunaan metode audiolingual, beberapa

pengajar semakin tergelitik untuk merevolusi metode audiolingual dengan cara

memasukkan unsur-unsur “pekerjaan otak” dan “penerapan aturan-aturan bahasa dalam

penyajian bahasa target mereka. Penyajian tersebut berupa drill yang mendorong pelajar

untuk berkomunikasi dengan lebih wajar.

Seperti Paulston seorang ahli pengajaran bahasa yang masih menggunakan

metode audiolingual lewat teknik drill patterns dengan merevisi dan mengklasifikasi

Page 11: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

162

bentuk-bentuk drill yang bercorak mekanistis, bermakna dan komunikatif. Dari ketiga

corak tersebut, Paulston lebih menekankan perhatiannya ke corak bermakna dan

komunikatif (Subyakto-Nababan, 1993: 46). Berikut pengertian ketiga corak tersebut:

1. Drill yang bercorak mekanistis; yaitu berupa ulangan atau penggantian unsur-

unsur, guru sepenuhnya menguasai respons para pelajar. Mereka tidak dituntut

mengetahui makna dari apa yang mereka katakan asalkan respon mereka benar

secara struktural.

2. Drill yang bercorak bermakna; masih ada penguasaan guru dalam respons para

pelajar, meskipun jawaban boleh diungkapkan dalam berbagai cara.

3. Drill yang bercorak komunikatif; suatu pengalihan bebas dari bahasa target

kepada situasi-situasi yang wajar. Pelajar diperbolehkan untuk menambahkan

informasi-informasi yang baru dan realistis.

Di antara ahli yang lain adalah Rivers, seorang ahli pengajaran bahasa dan

ideator pendekatan komunikatif yang mengungkapkan kekhawatirannya tentang

penggunaan drill semakin banyak dalam pendekatan kognitif sehingga untuk sampai ke

komunikatif ia menyarankan suatu masa transisi dalam pembelajaran bahasa dengan

penyajian latihan-latihan “komunikasi semu” yang akhirnya menjadi latihan-latihan

“komunikasi penuh”. Untuk tujuan tersebut, ia meramu suatu kerangka-kerangka untuk

secara bertahap bergerak dari teknik drill yang mekanistis ke drill yang komunikatif,

disamping juga memberikan latihan-latihan tanya jawab kecil yang terdiri dari dua

orang atau lebih.

Lebih lanjut, Subyakto-Nababan menjelaskan dalam bukunya bahwa ide lain

untuk menyajikan program audiolingual yang sudah direvisi agar menekankan situasi-

situasi sehari-hari diajukan oleh Von Elek dan Oskarsen yang dilaporkan oleh

Davidson. Untuk meransang dan mendapatkan respon pelajar secara serentak dalam

kelas yaitu dengan cara pemberian dialog-dialog yang terdiri dari 15 kalimat percakapan

dalam satu topik. Kemudian para pelajar diminta untuk membuat latihan-latihan tertulis

berdasarkan dialog-dialog yang berupa drill transformasi. Dalam penyajiannya, pelajar

menyimak dialog dari penutur asli yang dibacakan atau rekaman suara native sampai

dua kali, kemudian pelajar secara serentak mengulang kata-kata atau istilah-istilah yang

sukar setelah dibacakan oleh guru, kemudian pelajar mengulang dialog sepotong-

sepotong dan akhirnya secara serentak para pelajar mengambil peran pembicara A,

sedangkan guru mengambil peran pembicara B (Subyakto-Nababan, 1993: 47).

Hal tersebut di atas telah membuktikan, bahwa terjadi perkembangan teknik drill

patterns yang awalnya masih bersifat mekanistis sudah mulai diarahkan ke ranah

kognitif menjadi lebih bermakna dan komunikatif.

Adapun bentuk-bentuk teknik drill patterns yang sudah direvisi dalam

pendekatan kognitif adalah sebagai berikut:

1. Drill Transformatif

Contoh:

: يكتب الأستاذ الرسالة أستاذ : الرسالة طلاب : يكتب الأستاذ الرسالة أستاذ

Page 12: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

163

: الرسالة يكتبها الأستاذ طلاب

2. Drill Realistis

Contoh:

)سرور( : أنا فائز في مسابقة تلاوة القرآن أستاذ إذن، أنت مسرور بالطبع: طلاب )تعبان( : أنا أساعد والدي طول أيام أستاذ

: إذن، أنت تعبان بالطبع طلاب

3. Drill bermakna

Contoh:

“(سيكون”)باستعمال : الآن عمر الأستاذ خمس وعشرين أستاذ : سيكون عمره ست وعشرين في السنة المقبلة طلاب

4. Drill bergambar

Contoh:

: إلى أين حمزة ؟ أستاذ : هو يذهب إلى المكتبة طلاب : بما يذهب إليها ؟ أستاذ

: هو يذهب بالدراجة طلاب

5. Drill komunikatif (secara individual, tidak dapat serentak)

Contoh:

: عفوا، أنا غير مستطيع معك هذا عبد الله : لقد نجحت في امتحان المقابلة حسن اليوم

: لا بأس به، إن شاء الله في وقت حمزة : الحمد لله..، بارك الله فيكحسين آخر

Page 13: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

164

Drill Patterns

Subtitution

Question Answer

Sentence Combining

Transformatif

Realistis

Bermakna

Bergambar

Komunikatif

Jadi, secara umum bentuk-bentuk drill patterns ada delapan macam, yaitu 1)

subtitution drill/mekanistis, 2) question-answer drill, 3) sentence combining drill, 4)

drill transformatif, 5) drill realistis, 6) drill bermakna, 7) drill bergambar, dan 8) drill

komunikatif (secara individual, tidak dapat serentak). Berikut pola bentuk-bentuk drill

patterns yang sudah direvisi secara umum:

Gambar 5: Bentuk-bentuk Drill Patterns Secara Umum

KESIMPULAN

Teknik drill patterns atau latihan berpola merupakan suatu teknik untuk melatih

peserta didik agar memiliki suatu keterampilan dan ketangkasan melalui latihan-latihan

berpola dan penanaman pembiasaan-pembiasaan tertentu. Ciri khas dari teknik ini

adalah berupa pengulangan yang berkali-kali dari hal yang sama. Teknik ini masih aktif

dipergunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Bahkan teknik ini dikata oleh sebagian

ahli sebagai teknik yang paling ampuh dan efektif dalam pengembangan pembelajaran

bahasa seorang anak dari segi kemampuan menyimak (maharah al-istima’) dan

kemampuan berbicara (maharah al-kalam).

Secara historis, teknik drill patterns ini pada awalnya muncul di masa

environmentalis di bawah naungan pendekatan audiolingual yang sifatnya mekanistis,

kemudian teknik ini di revisi menjadi sebuah teknik drill patterns yang sifatnya lebih

bermakna dan komunikatif pada masa innatis. Teknik ini secara intens pertama kali

dipergunakan oleh Bloomfield dan Sapir pada program Sandwich sebagai bagian dari

penelitian linguistik yang mereka kembangkan di Amerika. Teknik ini pula yang

Page 14: KAJIAN HISTORIS TEKNIK DRILL PATTERNS DALAM …

165

diterapkan kepada para anggota tentara Amerika Serikat dalam program Army

Specialized Training Program (ASTP) yang didirikan pada tahun 1942.

Teknik drill patterns dalam perkembangannya hidup pada dua masa, yaitu pada

masa environmentalis dan masa innatis. Dan masih aktif dan intens dipergunakan dalam

pengajaran bahasa Arab untuk non Arab baik dalam program pengajaran resmi di

universitas-universitas, lembaga maupun pusat-pusat bahasa milik pemerintah. Secara

umum bentuk-bentuk drill patterns ada delapan macam, yaitu: 1) subtitution

drill/mekanistis, 2) question-answer drill, 3) sentence combining drill, 4) drill

transformatif, 5) drill realistis, 6) drill bermakna, 7) drill bergambar, dan 8) drill

komunikatif (secara individual, tidak dapat serentak).

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Hamid, M. dkk. Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi,

Materi dan Media. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Intermasa,

2002.

Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press, 2009.

Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Cet. IV; Malang:

Misykat, 2009.

Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin. Pembelajaran Bahasa Asing: Tradisional &

Kontemporer. Ed. I, Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.

Hamidah, dkk. Filsafat Pembelajaran Bahasa: Perspektif Strukturalisme dan

Pragmatisme. Yogyakarta: Naila Pustaka, 2016.

Hidayat. A. “Bi’ah Lughowiyah (Lingkungan Berbahasa) dan Pemerolehan Bahasa

(Tinjauan tentang Urgensi Lingkungan Berbahasa dalam Pemerolehan Bahasa).”

Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No. 1 (2012): 35-44.

Al-Khuli, Muhammad Ali. Asalib Tadris al-Lughah al-‘Arabiyyah. Cet. III; Riyadh:

Maktabah al-Malik Fahdh, 1989 M/1410 H.

Mustofa, Bisri, dan M. Abdul Hamid. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.

Cet. IV; Malang: UIN-Maliki Press, 2016.

Subyakto-Nababan, Sri Utari Subyakto. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Nasution, A. Sayuti Anshari. “ASTP: Model Pembelajaran Bahasa Asing bagi Militer.”

LINGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, Vol. 4, No. 2 (2009): 193-208.

Richards, Jack C. & Theodore S. Rogers. Approaches and Methods in Language

Teaching: A Description and Analysis. Cambridge University Press, 1986.

Saryono, Djoko. Pemerolehan Bahasa: Teori dan Serpih Kajian. Malang: Nasa Media,

2010.

Shiniy, Mahmud Ismail, dkk. Madzahib wa Tharaiq fi Ta’lim al-Lughat: Washf wa

Tahlil. Riyadh: Dar ‘Alim al-Kutub, 1990 M/1410 H.

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 1991.

Tarigan, Henry Guntur. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Cet. I; Bandung: Angkasa,

1991.

Al-Ushaili, Abdu al-Aziz bin Ibrahim. Al-Nadhzariyyat al-lughawiyyah wa Ta’lim al-

Lughah al- ’Arabiyyah. Riyadh: Maktabah al-Malik Fahdh al-Wathaniyyah,

1999 M/1420 H.