kajian model dalam merancang rumah susun hemat energi final
TRANSCRIPT
1
KAJIAN MODEL DALAM MERANCANG RUMAH SUSUN HEMAT
ENERGI
Tinjauan Terhadap Aplikasi Desain Rumah Susun Hemat Energi
Komang Tria Prabawati
email : [email protected]
ABSTRAK
Ancaman terhadap krisis energi membuat faktor energi menjadi suatu pertimbanganbaru dalam perancangan arsitektur. Sebenarnya konteks lingkungan sudah merupakansesuatu hal yang baru dalam arsitektur, karena tujuan utama dari desain adalahmeningkatkan produk arsitektur dengan merespon terhadap kondisi iklim lingkungan.Salah satu sektor pembangunan yang terbesar dan mampu menyumbangkanpenghematan energi yang besar adalah sektor perumahan, karena rumah merupakankebutuhan dasar manusia dan percepatan pemenuhan kebutuhan perumahansenantiasa menjadi agenda pembangunan pemerintah. Sebuah model dalammerancang rumah susun hemat energi merupakan suatu paradigma di bidangarsitektur yang mengarah kepada penghematan listrik dengan berusaha menciptakankenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat.Penelitian ini mencoba untuk mengintegrasikan beberapa model perencanaan rumahsusun hemat energi dan menyajikannya dalam sebuah evaluasi dengan membatasibahasan kepada keberhasilan penghematan energi berdasarkan faktor desainbangunan. Pada ahir penelitian ditemukan bahwa komponen desain yang palingbanyak mempengaruhi kenyamanan termal dan visual adalah jumlah dan posisibukaan pada bangunan, sedangkan untuk kontrol aktif dan pasif masing – masingdigunakan untuk mengontrol kenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkanseluruh potensi iklim setempat.
Kata kunci : rumah susun hemat energi;perumahan;kenyamanan termal;kenyamananvisual;desain bangunan
Pendahuluan
Pemerintah melalui intruksi Presiden RI no 10 Tahun 2005 telah menghimbau kepada
lembaga / institusi pemerintah, swasta dan seluruh lapisan masyarakat untuk
melaksanakan program penghematan energi. Kontribusi terbesar yang dapat
mendukung penghematan energi ini terutama dalam bidang perumahan karena
perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia, oleh karena itu
percepatan pemenuhan kebutuhan perumahan senantiasa menjadi agenda
pembangunan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan
perumahan secara vertikal (rumah susun) merupakan salah satu upaya mengatasi
persoalan pengembangan perumahan perkotaan.
2
Sejumlah rumah susun telah dibangun di berbagai lokasi di tanah air, namun
pembangunan tersebut baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta
seringkali dilakukan tanpa pertimbangan kondisi iklim setempat, serta tuntutan
kenyamanan fisik dan penghematan energi. Rumah susun dibangun hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasar sebagai tempat berlindung. Untuk merancang rumah
susun tropis hemat energi perlu diikuti strategi atau kaidah – kaidah perancangan
bangunan hemat energi sesuai dengan permasalahan iklim setempat.
Dari survey yang telah dilakukan oleh Departemen PU Indonesia mulai tahun 1985
bekerjasama dengan US AID, disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor mendasar yang
menentukan keberhasilan penghematan energi pada bangunan yaitu desain bangunan,
manajemen energi dan komitmen para pemilik/pengelola gedung. Berbagai penelitian
telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun stakeholders terkait untuk menciptakan
suatu model perencanaan rumah susun hemat energi. Penelitian ini mencoba untuk
mengintegrasikan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumya dan
menyajikannya dalam sebuah evaluasi studi kasus dalam mendesain rumah susun
hemat energi dengan membatasi bahasan kepada keberhasilan penghematan energi
berdasarkan faktor desain bangunan.
Studi Literatur Parameter Desain Rumah Susun Hemat Energi
Penghematan energi melalui perancangan bangunan mengarah pada penghematan
listrik baik dari segi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik
rumah tangga. Pada bangunan perumahan, porsi terbesar dari penggunaan energi
adalah pada pengendalian faktor iklim, sehingga kualitas termal-visual serta fluktuasi
iklim menjadi pertimbangan utama seperti yang terlihat pada pie chart berikut:
Gambar 1: Diagram Konsumsi Energi PadaPerumahan
Sumber: www.sosearth.wikispaces.com
Desain sadar energi memadukan antara
kebutuhan akan kenyamanan dalam
tatanan arsitektur yang baik sehingga
dapat mencapai nilai tambah (added
value) yang diharapkan. Agar bangunan
3
dapat berperan dengan baik sebagai filter lingkungan, berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh Ken Yeang dalam bukunya, The Green Skyscraper (Yeang,
2000) terdapat beberapa parameter yang menjadi konsep dasar desain sadar energi,
diantaranya :
1. Kenyamanan Termal
Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai dengan
kebutuhannya. Bangunan yang berada pada iklim dingin harus mampu menerima
radiasi matahari yang cukup untuk pemanasan, sedangkan bangunan yang berada
pada iklim panas, harus mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk
pendinginan
2. Kenyamanan Visual
Membahas mengenai bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan cahaya
matahari (penerangan) sesuai dengan kebutuhannya.
3. Kontrol Lingkungan Pasif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan memanfaatkan
seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan elemen – elemen bangunan
(atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesori, lansekap) yang dirancang tanpa
menggunakan energi (listrik).
4. Kontrol Lingkungan Aktif
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkan
potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrumen
yang menggunakan energi (listrik).
5. Kontrol Lingkungan Hibrid
Dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan kombinasi
pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang maksimal
4
Kajian Studi Kasus
Contoh bangunan – bangunan rumah susun hemat energi:
1. Idaman Residence, Kuala Lumpur, Malaysia
Arsitek: TR Hamzah & Yeang
Tipe bangunan: Kondominium 28 lantai berkonsepkan ecological green skyscraper.
Fitur desain:
1. Ecological green building
2. Memberi penekanan terhadap elemen penghijauan didalam dan
disekeliling bangunan.
3. Menyediakan banyak bukaan, ruang tangga dan lobi lift yang
menggunakan ventilasi alami, ventilasi silang dan pencahayaan alami.
4. Menggunakan sunshading pada fasad dan bagian bukaan lainnya agar suhu
tidak menjadi terlalu panas pada waktu sore.
5. Landscaped garden terraces pada lantai 6.
6. Water features.
Gambar 2: Site plan dan perspektif Idaman
Residence
Sumber: http://idamanresidence.com
5
Idaman Residence menggunakan pendekatan hijau-ekologi, yaitu penggunaan sedikit
mungkin energi. Ventilasi alami berupa lorong vertikal untuk ventilasi udara
mendukung aliran udara dan cahaya secara alami. Pada area lobi menggunakan air
daur ulang untuk menjaga udara relatif nyaman. Jendela – jendela diposisikan untuk
memaksimalkan ventilasi silang, cahaya siang, dan pemandangan. Cahaya alami dan
ventilasi dibuat sedemikian rupa hingga basemen dengan menggunakan bukaan
vertikal (eco-cells), sun shading kanopi logam digunakan hingga atap penthouse.
Taman digunakan pada atap dan ramp menuju parkir. Sistem spray mist pada atap
(roof top) mendinginkan dan membersihkan udara. 70 % bahan kosntruksi yang tidak
terpakai didaur ulang (kaca, alumunium, dan beton).
2. Symhouse, Kolkata, India
Arsitek: Piercy Conner Architects
Tipe bangunan: Apartemen 5 lantai berkonsepkan rumah sustainable yang
mengunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang.
Fitur desain:
SymHouse merupakan Rumah susun yang dibangun dengan material pabrikasi dan
menggunakan tenaga ahli lokal, sehingga mampu mengurangi biaya pembangunan.
Material bangunan yang digunakan adalah rangka baja dengan plat lantai beton
prefab. Material baja memang memiliki energi content tinggi namun juga tingkat
recycleability tinggi. Rusun yang berada pada iklim panas lembab ini memiliki rasio
jendela yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan kenyamanan pada musim panas atau
dingin.
SymHouse memiliki rencana lantai yang fleksibilitas untuk mengakomodasi
kebutuhan penghuni dan tingkat sosial yang berbeda dalam gedung yang sama.
Selubung bangunan berupa tirai besi lipat perforasi, dirancang sesuai dengan iklim
setempat. Terdapat 10 tipe desain tirai berbeda menurut analisa lintasan matahari
setempat yang menjamin penetrasi penerangan alami dan sirkulasi ventilasi alami
kesemua ruangan dalam. Pada bagian atap terdapat taman yang berfungsi untuk
menjaga kelembaban dan kebersihan udara. Jumlah lantai bangunan bersifat fleksibel
dapat ditambahkan dengan modul yang sama sesuai dengan kebutuhan masa depan.
6
Gambar 3: Perspektif SymHouse, India
Sumber: www.architecturalweek.com
Analisa
Berdasarkan kajian studi kasus diatas maka dapat
dianalisa faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan
dalam sebuah model perancangan rumah susun hemat
energi dan respon apa yang dilakukan terhadap
permasalahan yang ada berkaitan dengan kenyamanan
termal dan visual bangunan. Analisa disajikan dalam
sebuah tabel yang membandingkan model perancangan
rumah susun hemat energi Idaman Residence yang
dirancang oleh Ken Yeang dengan SymHouse yang
dirancang oleh Piercy Conner Architects dengan faktor
pembanding berupa respon bangunan terhadap iklim
sehingga terciptanya kenyamanan termal dan visual.
Gambar 4: Tahapan pembangunan SymHouse, India
Sumber: www.architecturalweek.com
7
Tabel 1: Respon bangunan terhadap Kenyamana Termal
KOMPONEN DESAIN KONTROL AKTIF KONTROL PASIF
IDAMAN
RESIDENCE
KUALA
LUMPUR
Posisi bukaan pada
ruang – ruang
tertentu
disesuaikan
mengadaptasi
terhadap matahari
dan optimalisasi
view
Indoor water features
yang menggunakan
daur ulang air untuk
menjaga kelembaban
udara di dalam
ruangan
Spry mist pada bagain
atap bangunan
mendinginkan dan
membersihkan udara
Lorong vertikal
sebagai jalur
sirkulasi udara alami
Sun shading dengan
bahan logam
menjaga suhu di
dalam ruangan tidak
terlalu panas
SYMHOUSE,
KOLKATA
INDIA
Besar dan jumlah
bukaan yang
fleksibel dapat
diatur sesuai
kebutuhan
kenyamanan
Cross ventilation
Selubung bangunan
ganda berupa tirai
besi dan jendela kaca
KOMPONEN DESAIN KONTROL AKTIF KONTROL PASIF
IDAMAN,
KLCC
Perletakkan masa
bangunan dengan
memperhatikan
orientasi matahari
Besar dan jumlah
bukaan yang
fleksibel dapat
diatur sesuai
kebutuhan
kenyamanan
Eco cells digunakan
untuk mentransfer
cahaya alami masuk
sampai basemen
melalui lorong
vertikal
8
Tabel 2: Respon bangunan terhadap Kenyamanan Visual
Gambar 5: Skema pengoptimalisasian aliran udara
Sumber: Piercy Conner Architects
Kesimpulan
Teknologi rumah susun hemat energi merupakan hasil rancangan yang
mempertimbangkan sumber listrik, sistem tata udara, cahaya alami maupun buatan
pada bangunan yang terkendali serta mempertimbangkan pemilihan material serta
jenis selubung bangunan dalam upaya pengendalian kenyamanan termal, audial, dan
visual dan menggunakan peralatan yang mengkonsumsi energi sekecil mungkin.
SYMHOUSE,
KOLKATA
INDIA
Besar dan jumlah
bukaan yang
fleksibel dapat
diatur sesuai dengan
kebutuhan
kenyamanan
10 desain tirai besi
yang mengadaptasi
terhadap posisi
matahari mengontrol
intensitas masuknya
cahaya matahari ke
dalam ruangan
9
Komponen desain yang mempengaruhi kenyamanan termal dan visual bangunan
adalah jumlah dan posisi bukaan pada bangunan yang akan mempengaruhi suhu udara
serta penghawaan ruangan.
Terdapat berbagai macam teknologi aktif yang dapat diterapkan pada bangunan untuk
menjaga kelembaban udara yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi kontekstual
bangunan. Kontrol aktif dimana pengendalian dilakukan dengan menggunakan energi
diterapkan dalam proses pengendalian suhu, sedangkan kontrol pasif diterapkan
sebagian besar untuk mengendalikan pencahayaan alami bangunan.
Selain berusaha menciptakan kondisi bangunan yang nyaman secara termal dan visual
agar dapat menghemat penggunaan energi, pemilihan bahan material juga dapat
menghemat energi bangunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
Menggunakan tenaga kerja lokal
Memakai bahan bangunan pabrikasi dengan bahan dasar yang mudah didapat
sehingga mengurangi energi dalam transportasi pengadaan material
Memakai recycle dan recycleability material
Dengan demikian arsitek memiliki peran cukup besar dalam penyedian rumah susun
hemat energi, sehingga diperlukan wawasan lingkungan dan penggunaan fisika
bangunan serta kemampuan dalam desain secara komprehensif agar dapat
menghasilkan rancangan yang nyaman secara termal dan visual dengan merespon
kondisi iklim setempat.
Daftar Pustaka
Yeang, K. (2000) The Green Skyscraper: The Basis for Designing SustainableIntensive Buildings (Prestel Press, London)
Richards, I. (2001) TR Hamzah & Yeang: Ecology of the Sky (Image Publishing,Australia)
Priatman, J. (2007) Desain Rumah Susun Sadar Energi (Pusat Studi Energi Bangunan–UK Petra Jaya)
Gartiwa, M. (2007) Rumah Susun Hemat Energi Dalam Konteks Transformasi Kota(Universitas Langlangbuana, Jawa Barat)
Sabaruddin, A. (2007) Pengembangan Teknologi Hemat Energi Pada Rumah Susun(Puslitbang Dept. PU, Jakarta)