kajian pemakai website jakarta smart city terhadap ...asmi.ac.id/e-journals/files/34_2016-penelitian...

41
1 Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Aristarkus Didimus Rumpak, MSi.

Upload: trinhthuy

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1

Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City

Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Aristarkus Didimus Rumpak, MSi.

2

A B S T R A K

Pada era globalisasi saat ini, pelayanan informasi yang cepat, tepat dan

akurat sangat diperlukan. Karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang

butuh akan informasi, di mana ruang dan waktu bukanlah penghalang untuk

mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan.

Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan

pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan

masyarakat yang lebih baik. Konsep Smart City juga akan meningkatkan

partisipasi masyarakat dan pemerintahan dalam memanfaatkan data aplikasi,

memberikan masukan maupun kritikan secara mudah.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif, dan statistik inferinsial dengan korelasi, regresi linier dengan sumber

data primer dari masyarakat yang berkunjung ke website Jakarta smart city.

Informasi deskriftif website jakarta smart city rata-rata menunjukan nilai

mean sebesar (3,91) yang artinya website Jakarta smart city adalah kuat.

Sedangkan kepercayaan masyarakat provinsi Dki Jakarta rata-rata menunjkan

nilai mean sebesar (3.89) yang artinya kepercayaan masyarakat adalah kuat.

Besarnya nilai korelasi R menunjukan sebesar 0.874 yang berarti memiliki

hubungan yang sangat kuat dan dari nilai R square menunjukan nilai 0,763 yang

berarti variabel x memiliki konstribusi sebesar 76,3% terhadap kepercayan

masyarakat provinsi Dki Jakata. Regresi linier menujukan nilai y=5,392+0,899x

Kata kunci : website dan kepercayaan masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, pelayanan informasi yang cepat, tepat dan

akurat sangat diperlukan. Karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang

butuh akan informasi, di mana ruang dan waktu bukanlah penghalang untuk

mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, jenis

informasi yang jelas dan sarana informasi yang memadai sangat dibutuhkan

oleh semua orang. Jika dilihat dari perkembangan sarana informasi yang ada,

perkembangan sarana informasi komputer jauh lebih cepat. Salah satu jenis

teknologi komputer yang sering digunakan dan yang sangat diperlukan

sekarang ini adalah aplikasi-aplikasi komputer yang berbasis web, yang lebih

sering disebut dengan aplikasi internet.

Internet dapat diakses dan di manfaatkan untuk berbagai keperluan oleh

siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Berbagai macam teknologi internet

dapat digunakan, salah satunya adalah mampu menyediakan informasi yang

berkualitas dalam bentuk teks, gambar, suara, maupun gambar bergerak.

Dengan kemampuan seperti ini website menjadi sangat terkenal dan

perkembangannya sangatlah pesat.

Kota memiliki permasalahan yang terus bertambah dalam penataan

ruangnya seiring waktu berjalan. Tidak jarang permasalahan yang muncul

diakibatkan oleh pembangunan kotanya sendiri. Untuk dapat mencegah hal

tersebut dibutuhkan manajemen kota melalui pendekatan konsep perencanaan

yang berkelanjutan.

Saat ini tengah berkembang konsep smart city atau kota cerdas, dimana

kota-kota besar di Indonesia sudah mulai menerapkan konsep tersebut, namun

masih belum mencapai seutuhnya. Salah satu dimensi terpenting dari kota

cerdas adalah bahwa kota saat ini seharusnya memberikan pelayanan yang

menggunakan teknologi terkini dan membangun infrastruktur yang pintar,

2

sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif dan murah kepada seluruh

masyarakat yang tinggal di kota (Sudaryono,2014).

Kota-kota yang disebut smart city adalah kota yang pada awalnya

memiliki terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya,

dan sukses meningkatkan performa kotanya (Widyaningsih,2013).

Perkembangan konsep smart city memang membawa pemahaman yang lebih

dikenal dalam hal teknologinya, ini tidak salah jika dalam penerapannya tetap

melihat aspek lain yang juga dibutuhkan oleh sebuah kota pada umumnya,

yang kemudian aspek-aspek tersebut diperhatikan sebagai satu kesatuan yang

menyeluruh hingga dapat disebut sebagai kota cerdas.

Nijkamp et al (2009) dalam Widyaningsih (2013) mendefinisikan kota

cerdas sebagai kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM),

modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan

pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi,

dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan

berbasis partisipasi masyarakat. Cohen (2011) menyebutkan bahwa kota cerdas

diidentifikasikan pada 6 (enam) dimensi utama yaitu smart government

(pemerintahan cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart society

(kehidupan sosial cerdas), smart mobility (mobilitas cerdas), smart

environment (lingkungan cerdas), dan quality of live (hidup berkualitas).

Pengertian dari dimensi mobilitas cerdas sebagai salah satu dimensinya yaitu

mobilitas cerdas pada sebuah kota cerdas lebih menekankan pada pergerakan

yang mudah. Hal tersebut dijamin oleh kemampuan inovatif dan berkelanjutan

dari transportasi umum serta penggunaan kendaraan dengan dampak

lingkungan yang rendah (Alberti,2011). Dari enam (6) dimensi tersebut dalam

penerapannya setiap kota dapat memfokuskan pada salah satu dimensi saja

tergantung dari karakteristik kota dan urgensi permasalahan kotanya.

Meskipun konsep smart city sudah cukup banyak dibicarakan,

perkembangan smart city nampaknya masih belum membawa pemahaman

yang jelas dan konsisten, maka berbagai penelitian mengenai bentuk penerapan

konsep smart city di berbagai negara diharapkan bisa memberikan gambaran

3

yang jelas dan konsisten mengenai konsep smart city. Untuk itu penelitian ini

akan lebih melihat pada konsep-konsep smart city yang telah berkembang di

berbagai negara maju. Di Indonesia sendiri juga sudah banyak embrio terkait

kecanggihan teknologi yang mendukung konsep smart city seperti yang ada di

negara-negara maju. Salah satu contohnya di Kota Surabaya antara lain adanya

sistem peringatan dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan

sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi,

sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan online untuk

meningkatkan mutu layanan publik, system monitoring di area publik untuk

meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop (

Pratama, 2014).

Suatu hal yang sedang menjadi topik hangat di pemerintahan kota

adalah penerapan sebuah sistem yang dikenal dengan nama smart city. Sistem

ini adalah sebuah sistem yang menggunakan teknologi digital untuk

meningkatkan kinerja dan kesejahteraan, serta untuk mengurangi biaya dan

konsumsi sumber daya, juga untuk terlibat lebih efektif dan aktif dengan

warganya.

Banyak kota di dunia yang telah menerapkan smart city ini, termasuk

kota Jakarta.Pemprov DKI Jakarta telah resmi meluncurkan aplikasi “Jakarta

Smart City” untuk memantau, memonitor dan menindaklanjuti keluhan warga,

di Balai Agung, Jakarta, Senin (15/12/2014).Jakarta Smart Citymeliputi enam

dimensi, yakni ekonomi, mobilitas, lingkungan, manusia, kehidupan, dan

pemerintahan. Aplikasi ini secara langsung diresmikan oleh Gubernur DKI

Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan

pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan

masyarakat lebih baik. Konsep Smart City juga akan meningkatkan partisipasi

masyarakat dan pemerintah dalam memanfaatkan data, aplikasi, memberikan

masukan maupun kritikan secara mudah.

Jakarta Smart City memiliki 6 indikator yaitu Smart Governance

(pemerintahan transparan, informatif dan responsif), Smart Economy

4

(menumbukan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi),

Smart People (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak), Smart

Mobility (penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur), Smart

Environment (manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan), dan

Smart Living (mewujudkan kota sehat dan layak huni).

Propinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan

satu Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan

luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan

luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan Kota

administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten

Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Di sebelah utara

membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13

buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan

Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah

barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara

dengan Laut Jawa.

Secara geologis, seluruh dataran terdiri dari endapan pleistocene yang

terdapat pada ±50 m di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas

lapisan alluvial, sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman

sekitar 10 km. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak

tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya oleh endapan

alluvium. Di wilayah bagian utara baru terdapat pada kedalaman 10-25 m,

makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal 8-15 m. Pada bagian

tertentu juga terdapat lapisan permukaan tanah yang keras dengan kedalaman

40 m.

Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara

maksimum berkisar 32,7°C - 34°C pada siang hari, dan suhu udara minimum

berkisar 23,8°C -25,4°C pada malam hari. Rata-rata curah hujan sepanjang

tahun 237,96 mm, selama periode 2002-2006 curah hujan terendah sebesar

122,0 mm terjadi pada tahun 2002 dan tertinggi sebesar 267,4 mm terjadi pada

5

tahun 2005, dengan tingkat kelembaban udara mencapai 73,0 - 78,0 persen dan

kecepatan angin rata-rata mencapai 2,2 m/detik - 2,5 m/detik.

Sementara dalam beberapa waktu terakhir, isu tentang kepercayaan

masyarakat (public trust) di negeri ini kembali merebak dan terus menjadi

sorotan banyak pihak mulai dari para politisi, akademisi, sampai para pelaku

bisnis professional. Sorotan mengenai kepercayaan publik pada awalnya

memang seolah hanya tertuju pada kinerja pelayanan para petinggi negara saja.

Tetapi dalam perkembangannya, ternyata perhatian mengenai hal itu juga

merambah pada kepentingan pragmatis suatu korporasi. Tidak bisa dipungkiri

lagi kalau kini banyak perusahaan, terutama yang sudah ‘Go Public’, mulai

merasakan pentingnya menjaga image agar kepercayaan publik terkait dengan

produknya, kinerja keuangannya, kepeduliannya pada lingkungan atau bahkan

pada figur para pemimpinnya dapat terjaga.

Berdasarkan gambaran diatas maka penulis merasa penting untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat judul :Kajian Pemakai Website

Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta

1.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

yang berkaitan dengan judul penelitian ini diantaranya adalah:

1. Penelitian Siti Rahmawati (2015) dengan judul Smart City menyatakan

hasil bahwa Smart city adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang

membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola

sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang

tepat kepada masyarakat/lembaga dalm melakukan kegiatannya

ataupun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Smart

city dapat didefinisikan menjadi 6 dimensi, yaitu Smart Goverment (

Pemerintahan Pintar), Smart Economy (Ekonomi Pintar ), Smart Live

(Hidup pintar), Smart Living (Lingkungan pintar), Smart People

(Orang/Masyarakat Pintar), Smart Mobility (Mobilitas pintar). Tujuan

6

utama dari pembangunan sebuah “Kota Pintar” (Smart City) adalah

bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing

ekonomi dan membangun masyarakat yang madani. Institut investasi

Indonesia (3i) bersama Federasi Pembangunan Perkotaan Indonesia

(FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI)

berkepentingan untuk memulai kampanye pembangunan perkotaan di

Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses, sebuah “Kota

Pintar” yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur,

adil dan sejahtera.

2. Penelitian : Siti Mutia Nurcahyani Liputo (2015. ) dengan judul

Penerapan E-Government Kelurahan Di Kantor Kelurahan

Karampuang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Menyatakan

hasil bahwa penerapan e-government kelurahan di Kantor Kelurahan

Karampuang di ukur dengan segi efektivitas dengan menggunakan

kriteria pengukuran efektivitas menurut Gibson yaitu Produksi,

Efisiensi, Kepuasan, Keadaptasian dan Kelangsungan Hidup telah

cukup efektif. Hal tersebut terbukti dengan terpenuhinya indikator

tersebut di atas, saat ini pelayanan yang diberikan aparat Kelurahan

Karampuang sudah cukup maksimal setelah adanya e-government

kelurahan ini. Selain itu pelayanan yang diproses melalui e-government

kelurahan lebih menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan dengan

manual. Masyarakat yang mendapatkan pelayanan cukup puas dengan

penerapan program ini. Aparat kelurahan bisa beradaptasi dengan

program yang berbasis IT ini,serta program ini kedepannya bisa lebih

maksimal lagi.

3. Penelitian: Novi Iftiyani (2015) dengan judul Pengaruh Teknologi

Smart City Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Administrasi

Jakarta Utara. Kesimpulan dan Saran berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa meskipun hasil

kesimpulan pada kedua variabel baik itu teknologi smart city maupun

7

kinerja aparatur pemkot administrasi Jakarta Utara menunjukkan

semua indikator reliable, dan valid, serta memilik pengaruh yang

signifikan tapi disisi lain kedua variabel tersebut masih menunjukkan

deskripsi hasil yang baik dan masih bisa ditingkatkan ke sangat baik,

artinya teknologi smart city serta kinerja aparatur pemkot adminitrasis

Jakarta Utara masih perlu ditingkatkan ke sangat baik dan Penelitian

ilmiah ini dilakukan melalui survei dimana yang menjadi subyek

penelitian adalah warga masyarakat yang berkunjung dan

membutuhkan pelayanan bisnis dikantor walikota Jakarta Utara maka

dengan segala keterbatasan yang ada, seperti keterbatasan waktu,

pengalaman penulis dalam meneliti, dan lain sebagainya maka

disarankan untuk dapat dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat

lebih meluas dan lebih mendalam.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

maka rumusan masalah pada pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

2. Bagaimana deskripsi Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta?

3. Bagaimana pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City

Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang bersangkutan seperti :

1. Untuk mengetahui deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart

City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

2. Untuk mengetahui deskripsi Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

8

3. Untuk mengetahui pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart

City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang bersangkutan seperti :

1. Bagi Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman penelitian ilmiah dibidang pemanfaatan teknologi dan

pemerintahan, khususnya mengenai Jakarta Smart City Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

2. Bagi Instansi Terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan

dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pemanfaatan

teknologi/platform Aplikasi Website Jakarta Smart City terhadap

Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Smart City

2.1.1 Definisi Smart City

Smart city atau secara harfiah kota pintar, merupakan suatu konsep

pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk

suatu wilayah (khususnya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks

diantara berbagai sistem yang ada didalamnya. Disini digunakan kata city

(kota) untuk merujuk kepada kota sebagai pusat dari negara atau wilayah,

dimana semua pusat kehidupan berada (pemerintahan, perdagangan,

pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain) dan juga penduduk di kota

relatif lebih banyak dibandingkan wilayah lain (misal desa/subkota). Kota

menjadi daya tarik orang untuk menetap. Di Indonesia sendiri, urbanisasi

mengacu kepada proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota untuk

memperoleh penghidupan (kerja) maupun pendidikan.

Beberapa para ahli mencoba mendifenisikan smart city dengan defenisi

masing-masing berdasarkan bidang keilmuan masing-masing. Beberapa ahli

mendefenisikan smart city sebagai berikut:

Tabel 2.3

Pengertian Smart City Menurut Para Pakar

No. Definisi Sumber

1. Smart City didefinisikan juga sebagai kota

yang mampu menggunakan SDM, modal

sosial, dan infrastruktur telekomunikasi

modern untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan

yang tinggi, dengan manajemen sumber daya

yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis

partisipasi masyarakat.

Caragliu,A., dkk

dalamSchaffers, 2010:3

2. Smart City merupakan hasil dari

pengembangan pengetahuan yang intensif dan

strategi kreatif dalam peningkatan kualitas

sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif

kota. Kemunculan Smart City merupakan

hasil dari gabungan modal sumber daya

Kourtit &

Nijkamp(2012).

10

No. Definisi Sumber

manusia (contohnya angkatan kerja terdidik),

modal infrastruktur (contohnya fasilitas

komunikasi yang berteknologi tinggi), modal

sosial (contohnya jaringan komunitas yang

terbuka) dan modal entrepreuneurial

(contohnya aktifitas bisnis kreatif).

Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya

disertai dengan orang-orang yang kreatif dan

berpikiran terbuka akan meningkatkan

produktifitas lokal dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi suatu kota.

3. Smart City (Kota Pintar) sama dengan sebuah

pendekatan yang luas, terintegrasi dalam

meningkatkan efisiensi pengoperasian sebuah

kota, meningkatkan kualitas hidup

penduduknya, dan menumbuhkan ekonomi

daerahnya. Cohen lebih jauh mendefinisikan

Smart City dengan pembobotan aspek

lingkungan menjadi: Smart City

menggunakan ICT secara pintar dan efisien

dalam menggunakan berbagai sumber daya,

menghasilkan penghematan biaya dan energi,

meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup,

serta mengurangi jejak lingkungan -

semuanya mendukung ke dalam inovasi dan

ekonomi ramah lingkungan

Cohen Boyd, 2013

4. Smart city merupakan kota dengan investasi

modal manusia dan sosial, dengan transportasi

(tradisonal) dan infrastruktur komunikasi

modern serta pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan dan kualitas hidup yangg tinggi,

dengan manajemen sumber daya alam (SDA)

yang bijaksana melalui tata pemerintahan

yang partisipatif

Giffinger (2010) dalam

Jung Hoon (2014)

5. Kota cerdas atau smart city, pada umumnya

didasarkan pada 3 hal, pertama faktor

manusia, kota dengan manusia-manusia yang

kreatif dalam pekerjaan, jejaring pengetahuan,

lingkungan yang bebas dari kriminal. Kedua

faktor teknologi, kota yang berbasis teknologi

komunikasi dan informasi. Terakhir faktor

kelembagaan, masyarakat kota (pemerintah,

kalangan bisnis dan penduduk) yang

memahami teknologi informasi dan membuat

keputusan berdasarkan pada teknologi

informasi

Ahmad Nurman

dalamManajemen

Perkotaan,

11

Sedangkan dalam kasus Jakarta, pakar smart city ITB Bandung,

Suhono Harso Supangkat, mengungkap bahwa smart city akan membuat

kemacetan perlahan terurai (Liputan6, 1/9/2014). Perkembangan konsep smart

city berbasiskan teknologi sebenarnya sudah berkembang dari tahun 1990-an

dan sampai pada tahap pengembangan pada tahun-tahun berikutnya.

Gambar 2.1

Smart City Indikator

Sedangkan Smart sendiri berarti pintar, yang dapat diartikan showing

mental alertness and calculation an resourcefullness, elegant and stylish,

quicknees and ease in learning, quick and birsk, capable of independent and

apperently intelegent action. Dengan berbagai pengertian diatas dapat diambil

kesimpulan smart berupa memeliki mental yang awas, mampu bertindak cepat

dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah, mampu berdiri

sendiri atau memiliki daya saing, elegan dan memiliki mode tersendiri dan

yang terpenting memiliki intelegensi yang bagus.

Dengan mengartikan masing-masing kata dari smart city, dapat dilihat

pengertian smart city secara umum dilihat dari cara menyelesaikan masalah

12

dari tiga aspek utama kota: fisik, sosial dan ekonomi. Sebuah kota dapat

dikatakan smart bila bisa memecahkan masalah dari ketiga aspek tersebut

dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut

secara efisien dan efektif. Pada intinya konsep smart city adalah bagaimana

cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur

ekonomi dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan

semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan

layak huni.

Gambar 2.2

Skema Smart City

Dari berbagai definisi smart city dari berbagai para ahli dapat diambil

benang merah unsur-unsur smart city diantaranya: 1) Tekonologi; 2) Sumber

Daya (Alam, manusia, buatan); 3) Efisien; 4) Efektif; 5) Pintar; 6) Jaringan; 7)

Berkelanjutan; 8) Kompetitif; dan 9) Partisipasi.

Salah satu ahli smart city, Boyd Cohen mencoba membagi smart city

kedalam enam indikator utama seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 yaitu: 1)

Smart People; 2) Smart Economy; 3) Smart Enviroment; 4) Smart Goverment;

5) Smart Living; dan 6) Smart Mobility.

13

Dengan mendefinisikan smart city, maka dapat disusun juga urutan

atau skema indikator smart city. Skema pada Gambar 2.2 ini berbasis pada

smart people yang merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang

cerdas, kota yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia

yang cerdas, dan ditopang oleh kebijakan dan infrastruktur dari mobility,

governance, economy dan environment yang juga cerdas sehingga

mengkasilkan kualitas hidup yang cerdas seperti yang diinginkan.

2.1.2 Indikator Smart City

Ada enam indikator utama smart city seperti yang terlihat pada Gambar 2.2

Skema Smart City antara lain adalah:

1. Smart Living

Yaitu mengacu pada kualitas hidup dan kebudayaan masyarakat faktor

yang paling mempengaruhi adalah tersedianya kebutuhan-kebutuhan,

adanya keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup.

2. Smart Mobility

Sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan

kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat mungkin.

3. Smart Governance

Paradigma pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dengan

mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan,

keadilan, demokrasi, partisipasi, transparasi, profesionlitas, dan

akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi kebijakan.

4. Smart Economy

Tingginya tingkat ekonomi dan kesejahteraan finansial masyarakat

dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan pendapatan perkapita

tinggi.

5. Smart Environment

Lingkungan yang memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa

mendatang dengan kata lain keberlanjutan lingkungan baik dalam

keadaan fisik maupun non fisik.

6. Smart People

14

Modal manusia yang mempunyai pendidikan yang baik, baik secara

formal maupun nonformal dan terwujud dalam individu atau

komunitas-komunitas yang kreatif.

Ada 6 (Enam) poin penting di dalam menerapkan smart city pada suatu

kota/daerah/tempat, terdapat enam poin utama yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Pengembangan dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer;

2. Keterbukaan informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan;

3. Pengembangan inovasi dan kreatifitas masyarakat;

4. Stimulasi terhadap sisi entreprise dan kewirausahaan;

5. Tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi;

6. Keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.

2.1.3 Tiga Dimensi Pada Smart City

Ada 3 (tiga) dimensi utama yang sangat mendukung di dalam pada smart

city diantaranya adalah: 1) Technology; 2) People; dan 3) Community

2.1.4 Karakteristik Aplikasi Berbasis Smart City

Di dalam aplikasi berbasis smart city memiliki beberapa karakteristik

antara lain adalah: 1) Sensible; 2) Connectable; 3) ; 5) ccessible; 6) Ubiquitos;

7) Socialable; 8) 8); 9) Sharable; 10 )Visible/Augmented

2.1.5 Tekonologi Pendukung Smart City

Ada beberapa tekonologi yang mendukung Smart City pada Pemprov

DKI Jakarta seperti:

1. Cloud Computing

Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based

service untuk mensupport business process. Kata-kata “Cloud” sendiri

merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk

menggambarkan jaringan internet ( internet cloud ).

1) Kelebihan Cloud Computing

Berikut kelebihan-kelebihan yang dimiliki cloud computing :

a. Kemudahan untuk menggunakan aplikasi secara bersama-

sama dan online tanpa perlu instalasi dan konfigurasi.

15

b. Dapat diterapkan di jaringan lokal (intranet), publik (internet)

maupun ke duanya.

c. Penghematan biaya terkait poin1 dan poin 2.

d. Layanan penyimpanan data dan informasi secara online.

e. Layanan komputasi dengan sistem tersebar.

f. Kemudahan untuk digunakan di sebanyak mungkin sistem

operasi dan komputer.

g. Kemudahan di dalam pengembangan aplikasi secara bersama-

sama sesuai kebutuhan.

h. Kemudahan di dalam berbagi dan menggunakan layanan

infrastruktur, baik perangkat keras maupun perangkat lunak

dan kombinasi keduanya.

Gambar 2.4

Cloud Computing

2) Karakteristik cloud computing : 1) On Demand Self Service; 2)

Broad Network Access; 3) Resource Pooling; 4) Rapid Elasticit; 5)

Measured Service

16

3) Model Layanan pada Cloud Computing

a. IAAS (Infrastruktur As a Service)

b. PAAS (Platform As A Service)

c. SAAS (Software As A Service)

Gambar 2.4

Layanan Cloud Computing

2.2.6 Hubungan Antara Cloud Computing dan Smart City

Smart city dan cloud computing saling berhubungan, dimana cloud

computing merupakan bagian dari smart city.Hubungan smart city dan cloud

computing terjadi diberbagai bidang : 1) Pemerintahan; 2) Perdagamgam; 3)

Pendidikan; 4) Transportasi; dan 5) 5) kesehatan

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sample Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut M. Hariwijaya & Bisri M. Djaelani (2005:46) ”Populasi

adalah menunjuk pada keseluruhan jumlah subjek atau objek yang dilakukan

observasi ”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh warga

masyarakat yang berkunjung ke website jakarta smart city utuk medapatka

informasi baru untuk wilayah jakarta.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah menunjuk pada sebagian dari populasi yang dipilih

secara random guna memberikan data bagi populasi tersebut. Peneliti

mengambil sampel masyarakat yang berkunjung ke website jakarta smart city

selama satu hari kerja.

3.2 Operasional Variable Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mencari data yang berkaitan dengan dua

variabel, yaitu variabel bebas (X) yang dalam hal ini adalah website jakarta

smart citydan variabel terikat (Y) yaitu masyarakat. Guna memberikan

gambaran yang lebih jelas, berikut penulis menggambarkan kerangka

pemikiran dalam bentuk skema yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Variabel Penelitian

18

3.3 Model dan Hipotesis Penelitian

3.3.1 Model

Model korelasi menurut Husaini Usaman dan Purnomo Setiadi (2004:

5) yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana

pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih, tergantung dari

koefisien korelasinya. dan dalam penelitian ini penulis menggunakan model-

model regresi linear sederhana dan korelasi diantara kedua variabel x dan y

tersebut.

3.1.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara

variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling

spesifik. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang

disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui

penelitian yang dilakukannya (Mudrajad Kuncoro, 2009:59).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan penelitian lapangan melalui jejaring sosial facebook dengan

menyebar kuisoner online kepada masyarakat yang berkunjung ke grup Jakarta

smart city yang berada di jejaring social facebook..

3.4.1 Penelitian Pustaka (Library Research)

Pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai

literatur dan data pendukung baik melalui buku-buku referensi, jurnal ilmiah,

majalah ilmiah, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian dan berbagai

informasi dari internet khususnya melalui internet khususnya E-Journal seperti

EBSCO, Proquest, dan lain-lain.

3.4..2 Penelitian Lapangan (Field Research)

Observasi (Observation) dengan mengadakan pengamatan langsung

dengan obyek penelitian yang dilakukan secara fleksibel dan tertutup untuk

19

mengetahui seberapa up todate informasi yang di berikan. Melalui penyebaran

kuesioner online kepada masyarakat yang butuh akan informasi jakarta.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah daftar dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2011). Adapun teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah dengan mengolah data

statistik menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 20.

3.5.1 Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau

mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis data, menata, menyajikan,

dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-

rata hitung dalam prosentase. Statistik deksriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi,

dan tanpa uji signifikansi (Sugiyono, 2010). Sehingga dapat dikatakan bahwa

analisis statistik deskriptif adalah fasilitas yang menyediakan fungsi

pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, beberapa analisis statistik deskriptif yang akan

dilakukan website smart city dan masyrakat perovinsi Jakarta.

3.5.2 Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial adalah analisis yang berkenaan dengan

metode penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Dengan

demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (perampatan

atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas

(umum).

Pada statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan

pendugaan mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi. Dari definisi

20

tersebut, statistik inferensial digunakan untuk menguji taraf signifikansi

misalnya uji T pada tabel T, uji F pada tabel F (Sugiyono, 2010).

1. Analisis koefisien korelasi (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi

koefisien korelasi seperti pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Intrepretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Analisis determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear sederhana digunakan untuk

mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y).

3. Signifikan hasil regresi

Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan didasarkan pada

probabilitas menggunakan software SPSS 20 yang dilakukan 2 sisi

dengan ketentuan dan tahap sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis:

H0: website Jakarta smart city Sangat Lemah .

H1: website Jakarta smart city Kuat.

2) Kriteria pengujian:

Jika probabilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka H1 diterima

Jika probabilitas (Sig. F Change) < 0,05 (α) maka H0 ditolak

3) Penarikan kesimpulan

4. Analisis Regresi Linear Sederhana

21

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji apakah

terdapat pengaruh variabel X dengan satu variabel terikat variabel Y

(Sugiyono, 2011). Uji normalitas

Uji normalitas data merupakan prasyarat kebanyakan prosedur

statistika inferensial (Stanislaus S. Uyanto, 2009). Uji ini untuk

mengetahui apakah populasi terdistribusi dengan normal atau tidak.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

Ada pun tempat penelitian adalah menggunakan jejaring sosial

facebook group smart city yang ada pada website: smartcity.jakarta. go.id

22

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

1.1 Sejarah Jakarta

Sungai Ciliwung menjadi saksi bisu sejarah berdirinya Kota Jakarta dari

masa ke masa. Di dekat bandar kali Ciliwung ini berdiri sebuah lokasi bernama

Kelapa yang menjadi cikal bakal kota metropolitan di Indonesia ini. Kelapa

mulai dikenal sejak abad ke lima dan ramai dikunjungi oleh pedagang dari

berbagai penjuru dunia. Tidak heran jika Kelapa kemudian menjadi salah satu

pusat perdagangan internasional kala itu.

Kejayaannya mulai diperoleh sekitar abad 14 pada masa pemerintahan di

bawah Kerajaan Sundayang berpusat di Padjajaran. Ketika bangsa Eropa

datang ke Indonesia, mereka menjadikan Sunda Kelapa sebagai tujuan utama

untuk berdagang. Namun kejayaan yang pernah dirasakan Jakarta tidak

bertahan lama.

Hal tersebut disebabkan karena Fatahillah berhasil merebut Sunda

Kelapa saat melakukan pertarungan sengit dan menguasai wilayah tersebut.

Pada saat itulah ia mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Nama

tersebut berarti kemenangan yang tercapai dan diubah pada tanggal 22 Juni

1527. Nah, tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya

Kota Jakarta.

Pada abad ke-16 penjajah Belanda masuk ke Indonesia dan menguasai

seluruh wilayah. Jayakarta masuk ke dalam wilayah yang berhasil ditaklukkan

oleh Belanda. Kala itu, namanya pun berubah menjadi Batavia. Tekstur tanah

Jayakarta memiliki kontur yang sama dengan Belanda yakni berawa-rawa.

Untuk melindungi Jayakarta dari ancaman banjir, mereka membangun kanal-

kanal seperti yang mereka lakukan di negaranya.

Pusat pemerintahan Batavia berada di Balai Kota yang berjarak 500

meter dari Bandar. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, perkembangan kota

Batavia diarahkan ke Selatan. Akibat dari pertumbuhan yang pesat tersebutlah

yang mengakibatkan rusaknya lingkungan. Hal itu menyebabkan Belanda

23

memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi.

Wilayah tersebut diberi nama Weltevreden. Pada abad ke-20, semangat

nasionalisme Indonesia mulai dicanangkan oleh para Mahasiswa di Batavia.

Ketika Jepang mulai memasuki Batavia, pada 8 Agustus 1942 nama

Batavia diubah menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Akan tetapi, kepemimpinan

Jepang tidak berlangsung lama di Indonesia. Mereka menyerah tanpa syarat

kepada sekutu setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia ke II lalu

Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Selanjutnya, pada September

1945, pemerintah kota Jakarta mengikrarkan nama baru untuk wilayah ini yaitu

Pemerintah Nasional Kota Jakarta.

Setelah kemerdekaan, Belanda berambisi untuk menguasai Indonesia

melalui NICA. Tepatnya pada 20 Februari 2950, NICA mengubah nama

Jakarta menjadi Stad Gemeente Batavia. Satu bulan kemudian, pada 24 Maret

1950 nama kota ini berubah menjadi Kota Praj’a Jakarta. Setelah kedudukan

Jakarta dinyatakan sebagai daerah swatantra maka pada 18 Januari 1958 nama

Jakarta berubah lagi menjadi Kota Praja Djakarta Raya. Di tahun 1961

dibentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (dengan PP No.

2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961).

Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia pada 1966.

Setelah masa reformasi pada tahun 1999, melalui UU No.24 tahun 1999

tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dengan otoniminya tetap berada

ditingkat provinsi dan bukan pada wilyah kota, yaitu Provinsi DKI Jakarta.

Wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6 wilayah yaitu 5 wilayah

kotamadya dan satu wilayah kabupaten administrative, Kepulauan Seribu

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

Saat ini, Jakarta menjadi kota yang mempunyai pertumbuhan sangat

tinggi. Hal tersebut dikarenakan Jakarta mempunyai daya tarik untuk

dikunjungi oleh masyarakat di luar Jakarta. Banyaknya pendatang inilah yang

24

kemudian menimbulkan banyak problematika di kota metropolitan ini.

Kekayaan budaya juga menjadi sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah

satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21.

Itulah sejarah berdirinya Kota Jakarta yang diiringi dengan cerita

panjang serta banyaknya perubahan nama. Semoga informasi yang kami

sajikan dapat menambah pengetahuan pembaca. Terimakasih telah membaca.

Gambar 4.1 Peta

DKI Jakarta

4.3 Analisis Statistik Inferensial

Pada Bab 3 metodologi penelitian telah dijelaskan mengenai statistika

deskriptif, dan statistika inferensial. Dimana statistik inferensial mencakup

semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (contoh) atau

25

juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian diolah dan hasilnya sampai

pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya

(populasi).

4.3.1 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran (misalnya kuesioner) dikatakan reliabel bila

memberikan hasil skor yang konsisten pada pengukuran, tetapi suatu

pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Hal ini berarti

reliabilitas merupakan prasyarat mutlak tapi tidak cukup untuk validitas

(Stanislaus S. Uyanto, 2009).

1. Uji Reliabilitas Variabel Website Jakarta smart city

Menurut Nunnaly seperti yang dikutip oleh Imam Ghozali (2009) bahwa

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α) dimana

suatu konstruk atau konsep variabel dikatakan reliabel (reliable) jika

memberikan minimal nilai Cronbach Alpha> 0,60. Melalui output SPSS 20

mengenai Reliability Statistics pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai dari

Cronbach’s Alphalebih dari 0,60 seperti yang dipersyaratkan yaitu tepatnya

adalah 0,926sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen penilaian adalah layak

atau reliabel. Sementara itu, bila melihat output tentang Item Total Statistics pada

Tabel 4.8 kolom Cronbach's Alpha if Item Deleted dapat diperoleh pernyataan

bahwa seluruh indikator memiliki instrumen penilaian yang lebih besar 0.60

Cronbach's Alpha yang dipersyaratkan maka dapat dikatakan seluruh indikator

dari px1 sd px15 adalah layak atau tidak reliabel.

Tabel 4.8

Reliability Statistics & Item-total Statistics Website Jakarta Smart City

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.926 15

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

2. Uji Reliabilitas masyarakat provinsi Dki Jakarta.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kepuasan nasabah dari output SPSS 20 pada

Tabel 4.9yaitu mengenai Reliability Statistics dapat diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

26

sebesar 0,930dari nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,60 sehingga instrumentpenilaian

pada Masyarakat pemrov Dki Jakarta adalah layak atau reliabel. Sedangkan bila

mengacu indikator pada instrumen dijabarkan seperti pada Item Total Statistics pada

Tabel 4.9 pada kolom Cronbach's Alpha if Item Deletedterlihat jelas bahwa hasil yang

ditampilkan py1 sampai dengan py15memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60

sehingga semua indikator dapat dinyatakan layak atau reliabel.

Tabel 4.9

Reliability Statistics & Item-total Statistics masyarakat pemrov Dki

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.930 15

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

4.3.2 Uji validitas

Valid atau validitas berasal kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sofian Yamin

& Herry Kurniawan (2009).

1. Uji validitas website Jakarta smart city

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 seperti yang terlihat

pada Tabel 4.10 mengenai validitas website Jakarta smart cityterlihat bahwa

nilai total korelasi antara masing-masing indikator terhadap skor konstruk

atau konsep, dengan melihat pearson correlation menunjukkan hasil yang

signifikan untuk seluruh indikator (px1 sampai dengan px15),

menunjukkan hasil signifikan pada taraf kepercayaan 99%

atauCorrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Uji validitas masyrakat provinsi Dki Jakarta

Berdasarkan tampilan output SPSS 20 terlihat pada Tabel 4.11 validitas

masyarakat provinsi Dki Jakarta bahwa nilai total korelasi antara masing-

masing indikator (py1 sampai dengan py15) terhadap skor konstruk atau

konsep menunjukkan hasil yang signifikan pada taraf kepercayaan 99%

atau Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

27

4.3.3 Analisis Regresi Pengaruh Website Jakarta Smart City terhadap Masyarakat

provinsi Dki Jakrta

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan dan

pengaruh yang ada diantara dua variabel yakni variabel website Jakarta smart

city dan variabel masyrakat provinsi Dki Jakarta.Dengan menggunakan analisis

ini dapat digambarkan hubungan dua variabel yangdiinginkan dalam bentuk

persamaan garis lurus (linear) dan dapat diketahui keeratan hubungan serta

ramalan (predictions) dari dua variabel tersebut dalam bentuk pengaruh.

1. Angka Korelasi (R)

Tabel 4.12Model Summarybmerupakan output olah data menggunakan

SPSS 20 mengenai variabel website Jakarta Smart City terhadap

Masyarakat provinsi Dki Jakarta.

Tabel 4.12

Model Summary

Model Summaryb

Mode

l

R R

Squar

e

Adjuste

d R

Square

Std.

Error of

the

Estimat

e

Change Statistics

R

Square

Chang

e

F

Change

df

1

df

2

Sig. F

Chang

e

1 .874

a .763 .761 4.05556 .763

299.63

7 1 93 .000

a. Predictors: (Constant), Total nilai x

b. Dependent Variable: Total nilai y

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

Koefisien korelasi sering dilambangkan dengan huruf (R). Koefisien

korelasi dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0

sampai -1. Notasi positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah hubungan

antara kedua variabel tersebut. Notasi positif (+) berarti hubungan antara

kedua variabel searah (positive correlation), jika variabel satu naik maka

variabel yang lain juga naik. Notasi negatif (-) berarti kedua variabel

berhubungan terbalik (negative correlation), artinya kenaikan satu

variabel akan diikuti dengan penurunan variabel lainnya.

28

Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif

(positive correlation), yaitu makin besar nilai variabel X makin besar

pula nilai variabel Y, atau demikian juga sebaliknya, makin kecil nilai

variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.

Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif

(negative correlation), yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil

nilai variabel Y, atau demikian juga sebaliknya, makin kecil nilai

variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y.

Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel

X dan variabel Y.

Jika nilai r = 1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan

linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin

mengarah ke arah angka 0 (nol).

Maka kesimpulan yang dapat diambil untuk korelasi website Jakartasmart

city terhadap masyarakat provinsi Dki Jakarta menggunakan rumus

Pearson Correlation dengan uji satu sisi (Sig. (1-tailed)) diperoleh angka

0,874seperti yang terlihat di Tabel 4.6. Hal ini berarti:

Arah korelasi positif

Besarnya koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0,874yang menurut

Sugiyono (2007) seperti yang dijelaskan pada bab 3 bahwa pada

interval koefisien korelasi 0,60–0,79 adalah memiliki hubungan yang

positif dan baik.

2. Angka Determinasi (R2)

Jika nilai R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen.Sebaliknya nilai R2sama dengan 1, maka prosentase

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna.Pada Tabel 4.12Model Summaryb

diperoleh nilai R2(pada kolom R square) adalah 0,763.Sehingga dapat

dinyatakan bahwa variabel website Jakarta smart city memiliki pengaruh

29

terhadap variabel masyarakat provinsi DKI Jakartasebesar 0,761atau

sumbangan prosentase sebesar 76,3%. Dengan kata lain masih ada faktor

lain sebesar 0,606 atau 60,60% yang turut berpengaruh terhadap variabel

masyarakat provinsi DKI Jakarta.

3. Signifikan Hasil Regresi

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ho : Tidak Ada Pengaruh Website Jakarta smart city Terhadap

masyarakat provinsi Dki Jakarta .

Ha : Ada Pengaruh Website Jakarta smart city Terhadap masyarakat

provinsi Dki Jakarta.

Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada probabilitas dengan uji

statistik menggunakan software SPSS 20 yang dilakukan dua sisi maka:

Jika probabilitas (Sig. F Change)>0,05 (α) maka H1 diterima

Jika probabilitas (Sig. F Change)<0,05 (α) maka H0, ditolak

Hasil luaran (output) pengolahan data menggunakan program aplikasi

SPSS 20 seperti diperlihatkan pada Tabel 4.12Model Summaryb pada

kolom Sig. F Change = 0,000. Oleh karena Nilai Sig. F Change = 0,000

lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh

yang signifikan antara Website Jakarta Smart City terhadap masyarakat

provinsi Dki Jakarta.

4. Persamaan Linear

Untuk selanjutnya akan digunakan SPSS 20 untuk menghitung persamaan

linear. Pada Tabel 4.13Coefficients dapat dibuatkan persamaan regresi

linear sebagai berikut :

y = a + bx

dimana :

y = masyarakat pemrov Dki Jakarta

x = website Jakarta smart city

a = konstanta

30

Jadi persamaan linearnya adalah sebagai berikut:

y = 5,392 + 0,899x

Keterangan persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

Nilai Konstanta sebesar 5,392menyatakan bahwa bilamana tidak ada

wesite Jakarta smart city terhadap masyarakat provinsi Dki

Jakartasebesar 5,392.

Tabel 4.13

Coefficents

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffic

ients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Consta

nt) 5.392 3.082

1.749 .084

Total

nilai x .899 .052 .874

17.31

0 .000

a. Dependent Variable: Total nilai y

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

Nilai Koefisien Regresi sebesar 0,899menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 (satu) poin wesite Jakarta smart city maka akan

menambah jumlah informasi masyarakat sebesar 6,291 { y = 5,392 +

0,899* (1) = 6,291}demikian pula sebaliknya, pengurangan 1 (satu)

poin website Jakarta smart city maka akan mengurangi iformasi

masyarakat provinsi Dki Jakarta sebesar 4,493 { y = 5,392 + 0,899*

(-1) = 4,493}.

5. Uji Normalitas

Uji Normalitas Data merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika

inferensial (Stanisslaus S. Uyanto, 2009). Dari Normal Probability Plot of

Regression Standardized Residuals pada Gambar 4.2 di bawah

menunjukkan bahwa butir-butir nilai data terletak kurang lebih dalam

suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai skor antara

31

website Jakarta Smart City Terhadap Masyarakat provinsi Dki Jakarta

adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Gambar 4.2

Normal P-P Plot of Regssion Standarzed Residual

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengolahan statistif deskriptif, dan statistic

inferensial atau induktif yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta yang memiliki lima belas indikator pertanyaan

secara statistik deskriptif responden menilai sudah baik. Untuk uji

reliabilitas secara keseluruhan indikator bernilai lebih besar dari yang

dipersyaratkan yang berarti reliable atua layak. Sedangkan bila mengacu

pada kolom Item-Total Statistics secara keseluruhan indikator dalam

variabel Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta mencapai nilai lebih besar dari yang dipersyaratkan

berarti reliable atau layak. Untuk uji validitas menunjukkan hasil seluruh

indikator menunjukan hasil yang signifikan pada taraf kepercayaan 99%

atau significant at the 0.01 level (2-tailed) seluruhnya yang berarti sangat

valid.

2. Deskripsi Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta yang memiliki lima belas indikator pertanyaan secara statistik

deskriptif responden menilai sudah baik. Untuk uji reliabilitas secara

keseluruhan indikator bernilai lebih besar dari yang dipersyaratkan yang

berarti reliable atua layak. Sedangkan bila mengacu pada kolom Item-

Total Statistics secara keseluruhan indikator dalam variabel Kepercayaan

Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai nilai lebih

besar dari yang dipersyaratkan berarti reliable atau layak. Untuk uji

validitas menunjukkan hasil seluruh indikator menunjukan hasil yang

signifikan pada taraf kepercayaan 99% atau significant at the 0.01 level

(2-tailed) seluruhnya yang berarti sangat valid.

33

3. Pada kesimpulan terakhir mengenai pengaruh Kajian Pemakai Website

Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, diperoleh hasil analisis regresi linear sederhana

dengan koefisien korelasi (R) positif dengan hubungan yang sangat kuat.

Dengan nilai koefisien penentu yang dipengaruhi faktor luar masih cukup

kecil. Sedangkan untuk penilaian hasil hipotesis diperoleh H0 ditolak dan

Ha diterima sehingga dinyatakan bahwa ada pengaruh Kajian Pemakai

Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan data yang terdistribusi normal.

5.2 Saran-saran

Sebagai bahan masukan untuk Jakarta Smart City, dari hasil kesimpulan

di atas, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain:

1. Pada variabel Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat baik, pengaruh tersebut harus

terus dapat dipertahankan. Demikian pula pada variabel Kepercayaan

Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diperoleh hasil

baik yang berarti masih harus ditingkatkan agar dapat menjadi sangat

baik. Dan lebih memperhatikan apa saja yang diharapkan dan

dibutuhkan oleh masyarakat provinsi Dki Jakarta.

2. Penelitian ilmiah ini dilakukan melalui survey dimana yang menjadi

subyek penelitian adalah warga atau masyarakat Provinsi DKI Jakarta

yang berkunjung ke Website Jakarta smart city untuk melihat segala

informasi tentang info daerah Jakarta, oleh karena itu dengan segala

keterbatasan yang ada, seperti keterbatasan waktu, pengalaman penulis

dalam meneliti, dan lain sebagainya maka disarankan untuk dapat

dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat meluas dan lebih

mendalam.

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit: Andi Offst,

Yogyakarta

Abdul Majid (2008). Pengertian Masyarakat. Diakses pada 5 Agustus 2016

Agus, I putu, E.P. (2014). Smart city beserta Cloud Compunting dan Teknologi –

Teknologi pendukung lainnya, Penerbit: Informatika, bandung.

Agustinus Darto Iwan Setiawan (2016). Sistem Informasi (Bagian1). Diakses pada

23 Juli 2016

Chris Rowley dan Keith Jackson (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Penerbit: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Dharma Setyawan Salam (2004). Manajemen pemerintahan Indonesia. Penerbit:

Djembatan, Jakarta.

Elma Satriani (2015). Makalah Pengantar Teknologi Informasi. Diakses pada 2

Agustus 2016

Ghosali, Imam (2001). Aplikasi Multavariate Dengan Program SPSS, CetakanIV.

Penerbit: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan H. Malayu (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta

Mohammad Agustiar (2016). Pengertian Sistem Informasi Berbasis Web. Diakses

pada 5 Agustus 2016

Musyawarah, Rina (2005). Membangun Aplikasi Database Berbasis Web Untuk

Pemula. Penerbit: Elex Media Komputindo, Jakarta

NAASHIR’S Personal Blog (2014). Smart City. Diakses pada 23 Juli 2016

Novi Iftiyani (2015). Pengaruh Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Skripsi IBM ASMI.

Siti Mutia Nurcahyani Liputo (2015). Penerapan E-Government Kelurahan Di

Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkang Kota

Makassar. Diakses pada 5 Agustus 2016

Siti Rahmawati (2015). Konsep pengembangan Kota (Smart City). Diakses pada 1

Agustus 2016

35

Supranto, J (2003) Statistik Teori dan Aplikasi. Penerbit: Erlangga, Jakarta

Tata Sutabri, (2014) Analisis Sistem Informasi. Penerbit: CV Andi Offset, OFFSET,

Yogyakarta

Wardana, (2016). Aplikasi Website PROFISIONAL dengan PHP dan jQuery.

Penerbit: PT. Elex Medis Koputindo, Jakarta

Wibowo (2016). Manajemen Kinerja. Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Depok.

Wikipedia (2013). Statistik Deskriptif. Diakses pada hari Kamis, 14 Juli 2016.

Wikipedia (2013). Statistik Inferensial. Diakses pada Kamis, 14 Juli 2016.

Yamin, Sofian & Herry Kurniawan (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis

Statistik Lengkap Dengan Software SPSS. Penerbit: Salemba Infotek, Jakarta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Penerbit:

Alfabeta, Bandung.

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

1 Alamat:

Jl. Pacuan Kuda No. 1 – 5 Pulomas, Jakarta 13210

Telp: (021) 471 4941 – 6; Fax: (021) 471 4945; SMS Info: 0816 10 2764 (asmi)

E-mail: [email protected]

Websites: www.asmi.ac.id

KUESIONER

Saya, Aristarkus Didimus Rumpak adalah Dosen Institut Bisnis dan

Multimedia ASMI memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudari/i untuk dapat mengisi

kuesioner ini dalam rangka penelitian ilmiah dengan judul: “Kajian Pemakai

Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”.

Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara isi akan diberlakukan dengan sangat

rahasia, dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah dibidang akademis.

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda contreng (√) untuk

jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

I Identitas Responden

1. Jenis Kelamin : 1 Pria 2 Wanita

2. Pekerjaan : _________________________________

3. Umur : _____ Tahun

4. Jumlah kunjungan : 1 > 1 x per hari 2 1 x per hari 3 1 x per

minggu

4 1 x per bulan 5 lainnya

II Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City

1. Website Jakarta Smart City relevan terhadap kebutuhan informasi masyarakat DKI

Jakata.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

2. Website Jakarta Smart City memberi informasi yang akurat dan berkualitas kepada

masyarakat DKI Jakata

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

3. Website Jakarta Smart City memiliki teks berwarna yang dapat dibaca dengan jelas.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

2 Alamat:

Jl. Pacuan Kuda No. 1 – 5 Pulomas, Jakarta 13210

Telp: (021) 471 4941 – 6; Fax: (021) 471 4945; SMS Info: 0816 10 2764 (asmi)

E-mail: [email protected]

Websites: www.asmi.ac.id

4. Website Jakarta Smart City memiliki grafik berwarna yang dapat dipahami dengan

jelas.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

5. Website Jakarta Smart City memiliki tabel berwarna yang dapat dipahami dengan

jelas.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

6. Website Jakarta Smart City memiliki gambar berwarna yang dapat dipahami dengan

jelas.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

7. Website Jakarta Smart City menggunakan istilah (misalnya: Nama-nama Menu dan

Item-item Menu tersebut) yang mudah dipahami.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

8. Website Jakarta Smart City memiliki ikon (icon) yang mudah digunakan serta mudah

dipahami fungsinya.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

9. Website Jakarta Smart City mendukung pencarian informasi (information retrieval)

lintas bidang pada Pemprov DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

10. Website Jakarta Smart City memiliki hypertext link yang dapat membawa pemakai ke

bagian informasi yang lain di Pemprov DKI misalnya: dengan mengklik link tersebut.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

11. Website Jakarta Smart City memiliki dan memberikan fasilitas bantuan secara

terpasang (online help)

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

12. Website Jakarta Smart City memberikan kenyamanan berselancar informasi kepada

Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat

Percaya

13. Website Jakarta Smart City memberi tanda-tanda khusus seperti teks berjalan, gambar

yang kedap-kedip untuk informasi sangat penting diketahui oleh Masyarakat DKI

Jakarta.

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

3 Alamat:

Jl. Pacuan Kuda No. 1 – 5 Pulomas, Jakarta 13210

Telp: (021) 471 4941 – 6; Fax: (021) 471 4945; SMS Info: 0816 10 2764 (asmi)

E-mail: [email protected]

Websites: www.asmi.ac.id

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

14. Website Jakarta Smart City memiliki informasi yang selalu diprbaharui dan terkini (up

to date).

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

15. Website Jakarta Smart City memiliki teknologi Informasi yang sangat mendukung

(state of the art)

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

III Kepercayaan (Trust) Masyarakat

1. Website Jakarta Smart City memiliki kejujuran di dalam memberikan informasi kepada

Masyarakat DKI Jakata.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

2. Website Jakarta Smart City memberikan layanan informasi terbaik kepada Masyarakat

DKI Jakata

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat

Percaya

3. Website Jakarta Smart City memiliki kepedulian akan informasi kepada Masyarakat

DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

4. Website Jakarta Smart City menyediakan jawaban dari pertanyaan yang paling sering

ditanyakan (frequently ask qurstion = FAQ) oleh Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

5. Website Jakarta Smart City diandalkan untuk memberi informasi kepada Masyarakat

DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

6. Website Jakarta Smart City bertanggung jawab atas informasi yang diberikan kepada

Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

7. Website Jakarta Smart City keberadaan (eksistensi) informasinya diakui oleh

Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

4 Alamat:

Jl. Pacuan Kuda No. 1 – 5 Pulomas, Jakarta 13210

Telp: (021) 471 4941 – 6; Fax: (021) 471 4945; SMS Info: 0816 10 2764 (asmi)

E-mail: [email protected]

Websites: www.asmi.ac.id

8. Website Jakarta Smart City memiliki infrastruktur teknologi informasi yang memadai

dan mendukung.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

9. Website Jakarta Smart City memenuhi janji dan kewajibannya memberi informasi

kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

10. Website Jakarta Smart City memberi informasi yang akurat dan berkualitas dalam

memenuhi kebutuhan kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

11. Website Jakarta Smart City tidak akan menyembunyikan informasi yang penting

kepada masyarakat DKI Jakarta..

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

12. Website Jakarta Smart City akan selalu menjaga reputasinya di bidang teknologi

inforfmasi.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

13. Website Jakarta Smart City merupakan pilihan informasi diantara pilihan lainnya bagi

masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

14. Website Jakarta Smart City memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi

informasi untuk kebutuhan masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

15. Website Jakarta Smart City memberikan jaminan keamanan berselancar dalam

memcari informasi kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat

Percaya

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah meluangkan

waktu dan pendapatnya untuk dapat mengisi kuesioner ini.

Terima Kasih