kajian tekno-ekonomis pabrik tahu metode … filedisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan...
TRANSCRIPT
KAJIAN TEKNO-EKONOMIS PABRIK TAHU METODE TRADISIONAL
DAN STEAM BOILER DI KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik
Oleh:
ESTU CAHYANING TIAS
D500130067
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
ii
iii
1
Kajian Tekno-Ekonomis Pabrik Tahu Metode Tradisional Dan Steam Boiler Di
Kabupaten Sukoharjo
Abstrak
Tahu masih menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Makanan ini dibuat dengan
proses penggumpalan dengan bantuan larutan asam (air kecut) yang kemudian menjadi
dadih. Pengusaha tahu telah menjamur di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya
adalah desa Karanganyar, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo yang merupakan
daerah sentra industri tahu. Sebagian pengusaha tahu disana sudah ada yang berpindah
menggunakan steam boiler, namun masih ada beberapa pengusaha tahu yang
menggunakan tungku tradisional. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai biaya-
biaya produksi pabrik tahu dengan membandingkan persentase biaya produk di 6 pabrik
tahu, yaitu biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya karyawan dan biaya listrik. Dari
hasil penelitian ini diperoleh bahwa penggunaan steam boiler mampu menghemat bahan
bakar dalam biaya produksinya. Yaitu dari hasil analisis untuk metode tungku tradisional
persentase bahan bakarnya sebesar 10,00%; 8,18%; dan 6,19% sedangkan untuk steam
boiler sebesar 2,82%; 4,68%;dan 6,31%. Penggunaan steam boiler juga lebih tinggi
keuntungannya (per 100 kg) yaitu sebesar Rp 996.345 jika dibandingkan dengan tungku
tradisional yang hanya sebesar Rp 556.160.
Kata kunci: Tahu, Steam Boiler, Efisiensi Thermal.
Abstract
Tofu is still a favorite food of Indonesian society. This food is made by clotting process
with the help of acid solution which then become curd. Entrepreneurs know to have
mushroomed in various regions in Indonesia. One of them is Karanganyar village, Weru,
Sukoharjo which is the center of tofu industry. Some entrepreneurs know there are already
migrants using steam boiler, but there are still some entrepreneurs who use traditional
stoves. In this research, an analysis of production costs of tofu factories can be calculated
by comparing the percentage of product cost in 6 tofu factories, namely raw material cost,
fuel cost, employee cost and electricity cost. From the results of this study found that the
use of steam boiler can save fuel in production costs. That is, from the analysis result for
the traditional furnace method the percentage of fuel is 10,00%; 8,18%; and 6,19% while
for steam boiler amounted to 2,82%; 4,68% and 6,31%. The use of steam boiler is also
higher profits (per 100 kg) of Rp 996.345 when compared with traditional stove which only
amounted to Rp 556.160.
Keywords: Tofu, Steam Boiler, Efficiency Thermal
1. PENDAHULUAN
Tahu merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari kedelai. Kualitas tahu
yang baik salah satunya memiliki komposisi kimia yang tinggi yaitu protein (Gandhi,
2
2009). Industri tahu umumnya merupakan industri skala rumahan yang berada di kota-kota
kecil dengan jumlah pekerja yang tidak terlalu banyak dan area pemasaran yang tidak
terlalu besar (Fatoni, dkk, 2016). Pada proses produksi ini sebagian besar dari pengusaha
tahu masih menggunakan metode tradisional, yaitu perebusan secara langsung dengan
bahan bakar kayu. Kelemahan cara ini adalah dapur banyak mengeluarkan asap yang dapat
berpengaruh pada rasa tahu (menjadi sangit). Selain itu proses memerlukan waktu lama,
dimana setiap proses selalu dimulai dari awal sehingga tidak efisien energi (Sudarman,
dkk, 2015).
Steam boiler berperan penting diberbagai industri. Salah satunya industri tahu
(Ejaz, dkk, 2016). Efisiensi boiler menggambarkan sebagian kecil dari energi bahan bakar
yang diubah menjadi energi uap berguna (Bora dan Nakkeeran, 2014). Sehingga semakin
kesini, sebagian pengusaha tahu sudah ada yang beralih menggunakan steam boiler sebagai
proses pemanasnya karena penggunaan steam boiler pada pemanasan kedelai mampu
menekan biaya bahan bakar hingga 60% (Fatoni, dkk ,2016). Cara untuk mengefisienkan
penggunaan bahan bakar pada boiler adalah dengan menjaga supaya efisiensi pembakaran
bahan bakar pada boiler tetap tinggi (Winanti dan Prayudi, 2006).
Dalam melakukan proses pengolahan kedelai menjadi tahu memerlukan kinerja
tungku yang maksimal. Jika dibandingkan dengan pemanasan menggunakan steam boiler,
akan lebih efisien dari segi energi yang berpengaruh pada total biaya produksi (Fatoni,
dkk, 2016). Selain itu pemanasan menggunakan steam boiler juga memiliki kelebihan
diantaranya meningkatkan kapasitas produk (yield), menghindari kerak yang terjadi di bak
pemasak dan menghindari bau sangit pada tahu (Taufan, dkk, 2012). Namun ada beberapa
industri tahu dalam skala kecil yang masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber
pemanasan sehingga tahu bisa berbau sangit. Hal ini dikarenakan kurangnya ilmu
pengetahuan para pengusaha tahu dalam manfaat penggunaan steam boiler (Sudarman,
dkk, 2015). Penelitian mengenai kajian tekno-ekonomis pada efisiensi energi ini sudah
pernah dilakukan sebelumnya di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah sehingga perlu
dilakukan kajian lebih lanjut di daerah lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tekno-
ekonomis pada tungku tradisional dan steam boiler di pabrik tahu dengan hipotesis awal
bahwa penggunaan steam dalam proses produksi tahu secara teoritis terjadi transfer panas
yang lebih efisien dan menghasilkan penghematan biaya bahan bakar. Namun tidak
3
semata-mata hanya berkisar pada efisiensinya saja tetapi juga dengan melihat harga dari
bahan bakar itu sendiri.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian qualitative exploration (penelitian kualitatif
untuk menggali lebih dalam tentang masalah yang diteliti) dengan rancangan studi kasus di
pabrik tahu. Adapun langkah-langkah tahapan penelitian sebagai berikut:
a. Mulai
Langkah pertama yang dilakukan dengan melihat keadaan sekitar suatu industri kecil
atau menengah, yaitu pabrik tahu bagaimana kinerja dari tungku yang digunakan.
b. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisa mengenai permasalahan yang terdapat di pabrik tahu
khususnya mengenai kinerja dari tungku tradisional atau steam boiler yang nantinya
akan berpengaruh terhadap efisiensi energi bahan bakar. Permasalahan yang
berhubungan dengan penelitian ini dapat digali dengan mengumpulkan studi literatur
yang berasal dari buku-buku, jurnal, prosiding, paper atau contoh skripsi sebagai
referensinya. Identifikasi masalah juga dapat dilakukan dengan melakukan survey
lapangan ke sentra industri tahu secara langsung di desa Tlemek, Kelurahan
Karanganyar, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.
c. Pengumpulan Data
1) Wawancara kepada pemilik pabrik tahu atau pekerja pabriknya
2) Observasi ke pabrik tahu secara langsung
3) Kepustakaan dengan mencari teori-teori yang dibutuhkan guna mendukung hasil
penelitian.
d. Analisa Pengolahan Data
1) Membandingkan biaya produksi suatu pabrik meliputi: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya listrik dan lain-lain.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi seperti biaya bahan
bakar, kapasitas tungku yang digunakan dan lain-lain.
4
e. Kesimpulan dan Saran
Tahap ini merupakan upaya untuk menjawab tujuan penelitian yang berisi rekomendasi
untuk melakukan perbaikan dalam penggunakan tungku sebagai pemanas dengan
melihat efisiensi energi yang dihasilkan tanpa memperhitungkan harga bahan bakar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL
Berikut merupakan data biaya produksi pabrik tahu metode tradisional dan
metode steam boiler.
Tabel 1. Data Biaya Produksi Pabrik Tahu Metode Tradisional
Pemilik Pabrik Tahu Saminah
Alamat Pabrik Tahu Tegaljero, Karanganyar, Weru, Sukoharjo
Kapasitas Produksi
- Kedelai
- Air
60 kg/hari
secukupnya
Jumlah Karyawan Rp 35.000 (1 orang @ Rp 35.000/hari)
Jumlah Bahan Bakar
- Sekam
- Listrik
Rp 40.000 (5 karung/hari @ Rp 8.000)
± Rp 20.000/hari
Tabel 2. Data Biaya Produksi Pabrik Tahu Metode Steam Boiler
Pemilik pabrik tahu Harno Suwito
Alamat pabrik tahu Kresan, Karanganyar, Weru, Sukoharjo
Kapasitas produksi
- Kedelai
- Air
200 kg/hari
Secukupnya
Jumlah karyawan Rp 105.000 (3 orang @ Rp 35.000)
Jumlah bahan bakar
- Sekam
- Kayu (pick up)
- Diesel
- Listrik
Rp 24.000 (3 karung/hari @ Rp 8.000)
Rp 35.000 (Rp 350.000/10 hari)
Rp 10.400 (2 liter/hari @ Rp 5.200)
± Rp 6.700/hari
5
3.2. PEMBAHASAN
Dengan menghitung data biaya produksi tiap-tiap pabrik tahu, berikut diperoleh
perbandingan persentase biaya produksi pabrik tahu dengan metode tradisional dan
metode steam boiler.
Gambar 1. Perbandingan Persentase Biaya Produksi Pabrik Tahu dengan Metode
Tradisional dan Metode Steam Boiler.
Dari Gambar 1 menunjukkan perbandingan biaya produksi pabrik tahu dengan metode
tradisional dan metode steam boiler. Biaya produksi dikelompokkan menjadi 4 biaya, yaitu
biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya listrik, dan biaya karyawan. Dari gambar
tersebut terlihat biaya bahan baku menjadi biaya yang paling tinggi yaitu 79,75% dan
88,78%. Hal ini terjadi karena harga kedelai yang fluktuatif, penggunaan jenis kedelai dan
kapasitas produksi pabrik tahu itu sendiri dalam sehari.
Selanjutnya biaya bahan bakar. Sumber kalor untuk steam boiler dan metode tradisional
dapat berupa bahan bakar dalam bentuk padat, cair atau gas (Antara, 2013). Bahan bakar
padat antara lain batu bara, sekam padi, serabut kelapa sawit, batu bara atau kayu. Bahan
bakar cair yaitu minyak dan solar. Bahan bakar gas yaitu Liquid Natural Gas ( LNG )
(Karthika, 2013). Untuk pabrik tahu didesa Tlemek sebagian besar menggunakan sekam
padi dan kayu dengan biaya bahan bakar mengalami perbedaan yang cukup signifikan,
yaitu masing-masing sebesar 8,18% dan 4,68%. Pabrik tahu yang menggunakan tungku
tradisional persentase bahan bakar yang digunakan lebih banyak jika dibandingkan dengan
steam boiler. Sehingga metode steam boiler ini terbukti menurunkan penggunaan bahan
bakar. Perbedaan ini disebabkan karena adanya banyak panas yang hilang dari metode
tungku dan tidak dimanfaatkan secara maksimal (Krishnanunni dkk, 2012). Selain itu,
waktu yang digunakan dalam pemasakan tahu yang menggunakan metode tungku juga
lebih lama bila dibandingkan dengan steam boiler, sehingga konsumsi bahan bakar juga
akan semakin meningkat. Untuk steam boiler pemasakan bubur kedelainya lebih cepat
79,75%
8,18%
4,1%7,16%
biaya bahan baku
biaya bahan bakar
biaya listrik
biaya karyawan
88,78%
4,68%0,45% 7,09%
biaya bahan baku
biaya bahan bakar
biaya listrik
biaya karyawan
6
yaitu hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sedangkan untuk pemasakan bubur kedelai
dengan menggunakan tungku tradisional membutuhkan waktu selama 1 jam baik untuk
pemasakan awal maupun pemasakan selanjutnya. Hal ini dikarenakan, jika menggunakan
tungku tradisional harus mencapai panas yang merata pada tungku tersebut yaitu sekitar
20-25 menit (Berrueta, dkk, 2008). Kemudian untuk biaya listrik mengalami perbedaan
yang cukup signifikan juga yaitu masing-masing sebesar 4,10% dan 0,45%. Hal ini
dikarenakan kebutuhan listrik tertentu seperti penggunaan pompa (untuk mengambil air)
dan penggiling kedelai. Untuk metode tradisional baik untuk mengambil air atau
menggiling kedelai menggunakan listrik. Sedangkan untuk metode steam boiler listrik
hanya digunakan untuk mengambil air (pompa) dan untuk menggiling kedelainya
menggunakan diesel dengan bahan bakar oli.
Untuk biaya karyawan persentasenya hampir sama yaitu sebesar 7,16% dan 7,09%. Hal
ini dikarenakan untuk pabrik tahu dengan metode tradisional maupun steam boiler
memiliki jumlah karyawan yang sama, yaitu tidak lebih dari 3 karyawan. Selain itu juga
karena gaji untuk para karyawan pabrik besarnya sama yaitu Rp.35.000 perhari.
Berikut data perbandingan rata-rata keuntungan pabrik tahu dengan metode tungku
tradisional dan steam boiler.
Tabel 3. Data Perbandingan Keuntungan Pabrik Tahu dengan Metode Tungku
Tradisional dan Steam Boiler
Pabrik Kapasitas
produksi kg
kedelai
Biaya total
(Rp)
Penjualan
(Rp)
Keuntungan/ 100 kg
kedelai (Rp)
Tradisional 1 70 587.500 1. 166.700 827.381
Tradisional 2 60 489.000 675.000 310.000
Tradisional 3 50 390.700 656.250 531. 100
Rata-rata keuntungan per 100 kg kedelai 556. 160
Steam Boiler 1 200 1.445.700 2.857.200 705.750
Steam Boiler 2 200 1.481. 100 2.666.700 592.784
Steam Boiler 3 100 809.500 2.500.000 1.690.500
Rata-rata keuntungan per 100 kg kedelai 996.345
7
Berdasarkan Tabel 3, rata-rata keuntungan per 100 kg kedelai pabrik tahu
steam boiler hampir dua kali lipat dari yang tungku tradisional. Untuk tungku
tradisional sebesar Rp 556.160 sedangkan untuk steam boiler sebesar Rp 996.345.
Hal ini membuktikan bahwa metode steam boiler mampu menambah profit suatu
pabrik tahu (Fatoni dkk, 2016).
4. PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Komponen biaya bahan baku kedelai masih mendominasi biaya produksi
tahu. Stabilitas harga kedelai sangat penting untuk keberlangsungan
produksi tahu.
2) Dengan metode steam boiler mampu menekan biaya bahan bakar dalam
biaya produksi tahu.
3) Keuntungan yang diperoleh dari metode steam boiler setiap harinya lebih
besar daripada tungku tradisional.
4) Konversi yang dihasilkan steam boiler lebih besar daripada tungku
tradisional.
5) Waktu pemasakan dengan steam boiler lebih cepat jika dibandingkan
dengan tungku tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, I. N. L. (2013). Optimalisasi Pembakaran Bahan Bakar Cair Pada Ketel
Uap Pipa Api Di Pt Canning Indonesian Products ( CIP ) Denpasar – Bali, 3,
10–16.
Berrueta, M. V., Edwards, D. R., & Masera, R. O. (2008). Energy Performance of
Wood-Burning Cookstoves in Michoacan, Mexico. Renewable Energy an
International Journal, (33), 859–870.
Bora, M. K., dan Nakkeeran, S. (2014). Performance Analysis From The
Efficiency Estimation of Coal Fired Boiler. Interntional Journal of Advanced
Research, 2(5), 561-574.
Ejaz, E., Tanzeel, E., Rahman, U., Ahad, E. A., Ali, E. F., Ijaz, E. M. (2016).
Modeling and Simulation of an Industrial Steam Boiler, 8(1), 7–10.
8
Fatoni, R., Septiani, T., Mikasari, R. P. (2016). Kajian Tekno-Ekonomis Pabrik
Tahu. The 3rd Universty Research Coloquium, 22–28.
Gandhi, A. (2009). Review Article Quality Of Soybean And Its Food Products.
International Food Research Journal, 19, 11–19.
Karthika, S. (2013). Review Article Accident Prevention By Using Hazop Study
And Work Permit System In Boiler. International Journal of Advanced
Engineering Research and Studies, 2(2), 125–129.
Krishnanunni, S., C, J. P., Potti, M., & Mathew, E. M. (2012). Evaluation of Heat
Losses in Fire Tube Boiler. International Journal of Emerging Technology
and Advanced Engineering, 2(12), 301–305.
Sudarman, Suwahyo, Sunyoto. (2015). Penerapan Ketel Uap (Steam Boiler) Pada
Industri Pengolahan Tahu Untuk Meningkatkan Efisiensi Dan Kualitas
Produk, 13, 71–78.
Taufan, A., Hanifah, U., Novrinaldi. (2012). Innovation of Stove in Traditional
Tofu Industy, pp.310–315.
Winanti, W. S. dan Prayudi, T. (2006). Perhitungan Efisiensi Boiler pada Industri
Industri Tepung Terigu. Jurnal Teknologi Lingkungan, 58–65.