kajian terhadap faham nasionalisme melayu...
TRANSCRIPT
KAJIAN TERHADAP FAHAM NASIONALISME MELAYU
(UMNO)
OLEH :
MUHAMMAD RAMADHAN SUBKY BIN ABDULLAH
NIM : 109045200031
KONSENTRASI SIASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI`AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi Tuhan
Semesta Alam, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha
Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang
tersembunyi baik dalam terang benderang maupun gelap gulita, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Shalawat dan salam kepada Junjungan Besar kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga serta para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang menyeru dengan
seruannya, berpedomankan petunjuk-petunjuk Allah SWT serta berpegang teguh
dengan tali-Nya (hablullah) sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat
diselesaikan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Penulis menyadari
bahwa selesainya skripsi ini tak luput dari dorongan dan bantuan semua pihak.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta;
2. Dr. Asmawi, M.Ag dan Afwan Faizin, MA, selaku Ketua dan Sekretaris
Jurusan Jinayah Siyasah, yang telah memberikan kemudahan administratif
bimbingan akademik sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;
iv
3. Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. Dosen Pembimbing skripsi penulis, yang
dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran, sehingga skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan
mendapat balasan dari Allah SWT;
4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
5. Kepada para pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi penulis dalam memanfaatkan
buku-buku referensi;
6. Ayahanda Hj. Ahmad Subki Bin Hj. Abdul Latif dan Ibunda tercinta Hjh.
Naznah Binti Taha yang senantiasa menemani, merawat, mengasuh,
membesarkan, mendidik dan memberikan motivasi serta di setiap langkah
penulis.
7. Kakakku, Dang Fatihah Binti Ahmad Subky. Abang-abangku, Hang
Muhammad Iftitah Bin Ahmad Subky dan Abdul Latif Rahbar Bin Ahmad
Subky. Adikku, Ahmad Huzaifah Bin Ahmad Subky, dan Teman-temanku
Wan Mohd Autad Bin Hj Wan Saghir, Adim Hidayat, Zhafran, Syed Amni
Bin Syed Muhammad, Abdul Fattah Bin Azemi, Abdul Mukmin Bin Azemi,
Nurul Wafaa` Binti Imran, Basyirah Abd Rahman dan teman-teman yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu;
v
8. Kerajaan Malaysia yang memberikan diriku ruang untuk beribadah dan
berpartisipasi di dunia ini, dalam hal ini Kedutaan Besar Malaysia di
Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang diberikan;
9. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat
KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI. Pihak Kolej Universitas
Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi kesempatan untuk menuntut
ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan ustazah, juga dapat mengenal erti
persahabatan dari mahasiswa KUDQI, MPMKUDQI dan HESIS. Serta staf-
staf dan asatizah dan ustazah di Institut Pengajian Al-Azhar (IPA)
Sijangkang, Klang yaitu Al-fadhil Ust Mat Zain, Ust Muhayyat, Ust Zailani
dan Ustazah Hasanah.
10. Teman-teman seperjuangan dari kalangan muslimin yaitu Ust Azahari,
Riduan Hamid, Syukri Nayan, Munir, Farid, Nasrullah, Syammil, Khalil,
Helmi Razak, Hafiz, Fuad, Najmi, Hanzalah, Amir, Razman dan juga teman-
teman dari kalangan muslimat yaitu Azidah, Khadijah, Ann Hidayah,
Najihah, Saidah, Alfiah, Faizah, Rozilawati, Kak Ain, dan yang berada di
Asrama Putri UIN dan kost, tidak lupa juga insan yang dicintai yang
senantiasa memberi semangat dan dukungan. Jutaan terima kasih atas teguran
dan sumbangan yang telah diberikan oleh Faiz Awang, Aziz. Tidak lupa juga
sahabat-sahabat dari KUDQI, Ridzuan Mohammad, Sabri, Ukasyah, Muaz,
vi
Zailani Junoh, Saifuddin dan Hadi yang telah bersama kecimpung dalam
menegakkan kalimat Allah.
11. Teman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini khususnya saudara Muchsin dan beberapa teman-teman lain yang
membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai
ketatanegaraan Islam.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu hingga
terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih banyak semoga
segala bantuan tersebut diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT dan
memperoleh balasan pahala yang ganda. Amin.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan semua ini. Semoga apa
yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Ciputat, 22 Maret 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. .iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... .vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................5
D. Kajian (Review) studi Terdahulu.........................................................6
E. Metodologi Penelitian........................................................................10
F. Sistematika Penulisan.........................................................................13
BAB II FAHAM NASIONALISME UMNO...................................................15
A. Pengertian Nasionalisme....................................................................16
B. Sejarah Munculnya Nasionalisme......................................................19
C. Tokoh-tokoh Nasionalisme................................................................22
BAB III UNITED MALAYS NATIONAL ORGANIZATION (UMNO )....38
A. Pengenalan UMNO...........................................................................39
B. Sejarah Penubuhan dan Perkembangan UMNO...............................42
C. Dasar dan Perjuangan UMNO..........................................................49
D. Gerakan Politik UMNO di Malaysia.................................................54
BAB IV KAJIAN TERHADAP PAHAM NASIONALISME MELAYU.....58
(UMNO)
A. Kefahaman UMNO Terhadap Konsep Nasionalisme Melayu…....60
viii
B. Kelebihan atau Kekurangan Terhadap Faham Nasionalisme……...64
Melayu (UMNO)
C. Pandangan Tokoh-tokoh di Malaysia Terhadap Nasionalisme…....69
Melayu (UMNO)
BAB V PENUTUP ..........................................................................................78
A. Kesimpulan........................................................................................78
B. Saran..................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................81
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah politik Melayu, Nasionalisme dan Islam selalu hadir
berdampingan. Seringkali agama menjadi aspek yang menegaskan perjuangan
nasional. Hal ini tampak jelas selama masa penjajahan, ketika nilai-nilai nasional
Melayu seringkali dimasukkan dalam konteks ajaran Islam.1 Di dalam buku
sejarah Malaysia telah membahaskan bahwa antara faktor-faktor yang mendorong
kebangkitan semangat nasionalisme di tanah melayu ialah ; agama Islam,
kemunduran orang Melayu, dan pendidikan.2
Faktor agama memainkan peranan penting dalam menyatukan orang
Melayu, terutamanya pada peringkat awal kebangkitan semangat nasionalisme
orang Melayu. Di zaman kolonial British, dengan semangat Islam ini, telah
ditubuhkan Gerakan Reformis Islam. Gerakan ini telah menimbulkan kesadaran
politik dan menyemarakkan semangat nasionalisme segelintir orang-orang
Melayu untuk membebaskan diri dan negara dari kolonial British.
1 Muhammad Abu Bakar, Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu Dewasa ini,
dalam Taufiq Abdullah (ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES,
1988), cet. I,hlm. 167 2 Mahdi Shuid, Suzani Osman, Sazlina Othman, Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia,
(Selangor Darul Ehsan: Pearson Malaysia Sdn. Bhd, 2009), cet. I, hlm 170
2
Ketika nasionalisme tersebut terjadi di berbagai belahan-belahan dunia,
bangsa Melayu di Malaysia pun merasakan hal yang sama, akibat dari pergerakan
nasional itu, kolonial Inggris telah berundur dan menyerahkan pemerintahan
Malaysia kepada partai politik Melayu yang dikenali dengan UMNO ( United
Malays National Organization ) yang pada awalnya lebih berfungsi untuk
memantapkan jaringan administrasi penjajahan Inggris di Malaysia.3 Dan
merupakan pergerakan awal nasional di Malaysia, yang kemudian berlanjut
sehingga menghantar Malaysia pada kemerdekaan setelah hasil dari perjanjian
yang tercapai dalam persidangan yang membicarakan masalah kemerdekaan
Malaysia di London kemudian ditandatangani dari pihak Raja Melayu dan Ratu
Inggris pada 31 Agustus 1957, akhirnya kemerdekaan Malaysia pun tercapai.4
Tetapi, di Malaysia walaupun telah merdeka pada 31 Augustus 1957, rakyat
di Malaysia yang mayoritasnya Islam tidak mendapatkan pemerintahan yang
melaksanakan sistem politik yang bersih, adil, tulus, karena ia diadopsi daripada
peraturan dan undang-undang Barat yang memisahkan pentadbiran negara
daripada agama.5 Sedangkan di dalam Konstitusi Malaysia disebutkan dalam
3 Hussin Mutalib, “Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta: PT Pustaka
LP3ES, 1996), cet. I, hlm. xxi-xxi 4 A.W Widjaja, “ Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora,
Konstitusi Perbandingan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I hlm 72-73 5http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=15737&
Itemid91, diakses pada tanggal 10 april 2010, jam 20.54 WIB
3
Perlembagaan Malaysia dalam bagian 1 pasal 3 agama bagi Persekutuan, bahwa
“Islam ialah Agama bagi Persekutuan”.6
Selain itu, jika UMNO mengatakan bahwa mereka adalah pejuang
kebangsaan Melayu yang benar, maka mengapakah Bahasa Melayu tidak lagi
menjadi menjadi bahasa rasmi sepenuhnya selepas sepuluh tahun merdeka? Dan
tidak menjadi bahasa pengantar tunggal di sekolah-sekolah. Dalam masa yang
sama, hak Melayu untuk mendapat kedaulatan bahasa melalui penghapusan
Pengajaran dan Pembelajaran Sains Matematik dalam bahasa Inggeris (PPSMI),
terus dinafikan oleh pemimpin UMNO. Kebudayaan Melayu telah ditukarkan
kepada kebudayaan nasional yang terdiri dari kebudayaan semua kaum.7 Rata-rata
orang Melayu amat hampa dengan UMNO karena kesemua langkah-langkah
UMNO ini hanya membunuh masa depan Islam dan bangsa Melayu. Tindakan
UMNO ini, jelas bercanggah dengan hak Melayu sebagaimana pentafsiran
Perlembagaan Malaysia. Tindakan UMNO ini juga bercanggah dengan asas dan
tujuan penubuhannya, sebagaimana yang dicatatkan dalam Perlembagaan
UMNO.8
Justeru, untuk mengetahui dengan lebih dalam lagi terang, mengapa perlu
adanya kajian terhadap nasionalisme Melayu ini, dan apakah semangat
6 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Perlembagaan Persekutuan, (Selangor:
International Law Book Services, 2009), hlm 1 7 Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25
Agustus 2010 8 http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=15737&
Itemid91, diakses pada tanggal 10 april 2010, jam 20.54 WIB
4
nasionalisme Melayu UMNO ini masih diperlukan, maka dengan itu perlu
dilakukan penelitian dengan lebih lanjut, sehingga mendorong untuk menganalisa
lebih dalam melalui penelitian skripsi dengan judul “Kajian Terhadap Faham
Nasionalisme Melayu (UMNO) ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis
membatasi dan hanya memfokuskan bahasan pada Nasionalisme Melayu yang di
bawa oleh UMNO di Malaysia ketika menuntut kemerdekaan. Kebangkitan
nasionalisme dilatarbelakangi oleh penentangan yang hebat dari kaum Melayu
terhadap penubuhan Malayan Union.9 Malayan Union dibentuk dengan tiga
tujuan; mengintegrasikan kaum Cina dan India dalam persamaan politik melalui
hukum-hukum kewarganegaraan yang liberal; mewujudkan suatu sistem politik
dan pemerintahan yang tunggal dan terpusat; dan menyiapkan kondisi untuk pada
akhirnya kaum Melayu mengatur diri mereka sendiri.10
Kaum Melayu merasa
bimbang terhadap dampak11
yang bakal terjadi sekiranya Malayan Union
9 Malayan Union merupakan entiti politik yang menggabungkan sembilan buan negeri
Melayu, Pulau Pinang, dan Melaka. Singapura dipisahkan daripada unit pentadbiran Negeri-
Negeri Selat dan kekal sebagai Tanah Jajahan Mahkota British yang berasingan di bawah
pemerintahan seorang Gubernor. Lihat lanjut, Mahdi Shuid, Suzani Osman, dan Sazlina,Teks
Pra-U STPM Sejarah Malaysia, (Selangor: Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009) cet. 1, hlm. 206. 10
A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai
Perjuangan Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 85. 11
Terdapat empat dampak yang merisaukan orang Melayu, untuk keterangan seterusnya,
lihat lanjut, A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai
Perjuangan Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 85.
5
diteruskan. Semangat nasionalisme ini telah berjaya menyatukan masyarakat
Melayu sehingga berhasil memperoleh kemerdekaan dari Inggris.12
Kemudian
penulisan ini akan melihat sejauh mana kaum Melayu mendapat pembelaan, dan
memperoleh keistimewaan dibawah pemerintahan UMNO, yang menjadikan
nasionalisme Melayu sebagai dasar ideologi politiknya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
maka permasalahan-permasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a) Bagaimanakah UMNO memahami konsep Nasionalisme Melayu?
b) Apakah kelebihan atau kekurangan faham Nasionalisme Melayu (UMNO) ?
c) Bagaimanakah pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap nasionalisme
Melayu (UMNO) ?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya :
1. Untuk mengetahui lebih jauh pemahaman UMNO terhadap konsep
Nasionalisme Melayu ini.
2. Untuk mengetahui tentang kelebihan atau kekurangan terhadap faham
Nasionalisme Melayu (UMNO).
12
Kemerdekaan Tanah Melayu diisytiharkan di Stadium Merdeka, Kuala Lumpur pada
jam 12.00 malam, tanggal 31 Agustus 1957 oleh Tunku Abdul Rahman Putra. Lihat,
Internasional Law Book Services, Malaysia Kita, Panduan Dan Rujukan Untuk Peperiksaan Am
Kerajaan, (Selangor: Golden Book Centre Sdn Bhd, 2005), cet 6, hlm. 87.
6
3. Untuk mengetahui pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap nasionalisme
Melayu (UMNO).
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap berbagai
persoalan yang terkait dengan nasionalisme di Malaysia.
2. Memberi pengetahuan dan informasi tentang penerapan nasionalisme di
Malaysia.
3. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan keilmuan khususnya di
bidang ketatanegaraan Islam di Malaysia.
4. Sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di fakultas
Syari`ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Kajian (Review) Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan,
baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara
umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut merupakan paparan
tinjauan umum atas sebahagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa
buku maupun skripsi, di antaranya :
Penelitian yang ditulis oleh Iwan Marwan yang berjudul “Nasionalisme
Ahmad Hassan, Studi Pemikiran Ahmad Hassan Tentang Paham Kebangsaan”
7
tahun 2007.13
Penelitian ini di antaranya membahaskan tentang pemikiran Ahmad
Hassan tentang paham kebangsaan di Indonesia.
Penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di
Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, tahun 2006.14
Penelitian ini membahas
mengenai penerapan nilai-nilai Islam yang ada di Malaysia mulai dari sudut
pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak (PAS).
Penelitian Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme dalam Pandangan Partai
Islam Se-Malaysia (PAS)”, tahun 2009.15
Penelitian ini membahas mengenai
pandangan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) terhadap Nasionalisme di Malaysia.
Selain skripsi di atas, sejumlah penelitian dengan bahasan tentang
Nasionalisme dan UMNO telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topic
tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan penelitian.
Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya
penelitian tersebut :
Buku pertama, “Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan
Perkembangannya” karya Roslan Saadon.16
Dalam buku ini banyak membahas
13
Iwan Marwan, Nasionalisme Ahmad Hassan, Studi Pemikiran Ahmad Hassan Tentang
Paham Kebangsaan”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuluddian dan Filsafat, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 ) 14
Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO
dan PAS)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006 ) 15
Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia
(Pas)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2009 )
8
tentang perjuangan bangsa Melayu yang bersandarkan kepada nasionalisme
Melayu Raya, dan sejarah silam Alam Melayu yang dijadikan pedoman dan
penggerak dalam menghadapi penjajahan barat.
Buku kedua, “Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan” karya Dr. Syed
Husin Ali.17
Buku ini membicarakan tentang masalah dan masa depan orang
Melayu dari pelbagai factor sejarah, sosial, agama, ekonomi, pembangunan, dan
hubungan kaum secara kait-mengait.
Buku ketiga, “Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhori” karya Haji
Abdul Hadi Awang.18
Dalam buku ini menjelaskan tentang tanggapan dan
kesilapan yang berlaku apabila negara menyuarakan slogan Islam Hadhari yang
indah dari segi bahasa, namun di sebaliknya tersirat seribu kekeliruan.
Buku keempat, “Nasionalisme” karya Rabindranath Tagore.19
Buku ini
menjelaskan tentang nasionalisme di negara India, Barat, dan Jepang. Dan di
dalamnya banyak menghuraikan dan menjelaskan tentang paham kebangsaan
menurut tokoh-tokoh dari Ingris, Amerika, dan Jepang.
16
Roslan Saadon, “Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan
Perkembangannya”, (Selangor : Karisma Productions, 2008), cet. I 17
Syed Husin Ali, “Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan”, (Kuala Lumpur : Buku
harakah, 2008), cet. I 18
Abdul Hadi Awang, “Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhori” ,(Kuala Lumpur :
Nufair Street, 2005), cet. I 19
Rabindranath Tagore, “Nasionalisme”, (Jakarta : Balai Pustaka, 1949)
9
Buku kelima, “Soekarno, Islam dan Nasionalisme” karya DR. Badri
Yatim.20
Buku ini banyak membincangkan tentang gerakan-gerakan nasionalisme
yang dibawa Soekarno di Indonesia yang ingin memerdekakan tanah air
Indonesia dengan semangat nasionalisme yang dibawanya.
Buku keenam, “Islam dan Etnitas Perspektif Politik Melayu”karya Hussin
Mutalib.21
Buku ini di antaranya membicarakan tentang sejarah pengembangan
politik Islam dan Nasionalisme di Malaysia, sejarah kemerdekaan tanah Melayu
di Malaysia dan timbul tenggelamnya gerakan politik Islam di Malaysia.
Buku ketujuh, “Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran” karya
Dr. Abdul Rahman Haji Abdullah.22
Dalam buku ini banyak membahas seputar
tentang aliran-aliran agama yang terdapat di Malaysia, sejarah pemikiran politik
Islam, dan tradisi-tradisi nasional yang terdapat di kepulauan ini.
Buku kedelapan, “Perjuangan Membela Melayu”, karya Chamil Wariya.23
Buku ini membahas tentang sejarah perjuangan Melayu Selangor menentang dan
menggagalkan pemerintahan Malayan Union yang diperkenalkan Inggris
20
Badri Yatim, “Soekarno, Islam dan Nasionalisme”, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999), cet. I 21
Hussin Mutalib, “Islam dan Etnitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta : PT Pustaka
LP3ES, 1996), cet. I
22 Abdul Rahman Haji Abdullah, “Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran”,
(Jakarta: Gema Insani, 1997), cet. I 23
Chamil Wariya, “Perjuangan Membela Melayu”, (Kuala Lumpur : Media Global Matrix,
2006), cet. I
10
sekembalinya ingin menguasai Tanah Melayu selepas kekalahan Jepang dalam
Perang Dunia Kedua.
Dari beberapa kajian (review) terdahulu diatas, khususnya mengenai
Nasionalisme dan UMNO sebagaimana telah disebut di atas, penulis belum
menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji Nasionalisme Melayu UMNO
khususnya. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Iwan Marwan hanya seputar
nasionalisme menurut tokoh Islam di Indonesia dan pemikiran tokoh tersebut
terhadap paham kebangsaan ini, adapun penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya,
pembahasannya hanya seputar tentang penerapan nilai-nilai Islam yang ada di
Malaysia mulai dari sudut pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak
(PAS). Dan penelitian yang dilakukan oleh Mohd Faiz Bin Awang pula, hanya
membahas tentang pandangan (PAS) terhadap Nasionalisme di Malaysia dan
kebijakan-kebijakan (PAS). Penelitian pertama dan kedua tidak menyentuh
tentang nasionalisme yang di bawa oleh UMNO tetapi hanya menjelaskan seputar
upaya penerapan syariat hukum dan negara Islam saja. Demikian juga dengan
penelitian yang ketiga, walaupun fokus kajiannya terhadap nasionalisme UMNO,
tetapi hanya menjelaskan dari sudut pandangan PAS saja. Dengan demikian,
penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini berbeda dengani penelitian
sebelumnya.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
11
Untuk permasalahan pengumpulan dan meneliti data dalam skripsi ini,
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang berusaha memahami
dan menfsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian kualitatif
mengutamakan penghayatan subjek peneliti atas objek penelitiannya.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah nasionalisme atau
paham kebangsaan yang di bawa oleh United Malays Natioanal Organization
(UMNO) di Malaysia khususnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap tokoh-tokoh
tertentu dan juga dari buku-buku, artikel-artikel jurnal dan pemberitaan-
pemberitaan media yang berkaitan langsung dengan topik penelitian ini. Data
yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder.
Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah berbentuk
wawancara dan keterangan langsung dari para tokoh-tokoh tertentu di
Malaysia yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan dengan
fokus penelitian ini, yaitu orang yang ahli atau berwenang dengan masalah
tersebut. Adapun informan yang akan diwawancarai oleh penulis adalah
12
Ahmad Subky Latif Bin Abdul Latif (Mantan Pesuruhjaya Wilayah
Persekutuan), Wan Ahmad Farid Bin Wan Salleh (Ketua UMNO Kabupaten),
dan Zakaria Ahmad (Ketua Pengarah Setiausaha Hal Ehwal Kesatuan,
Kementerian Pelajaran). Oleh karena itu, penulis menyusun pertanyaan-
pertanyaan sebagai pedoman wawancara sehingga objek permasalahan dapat
terungkap melalui jawaban informan secara terbuka dan terarah, dan hasil
wawancara dapat langsung ditulis oleh peneliti.
Data-data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel jurnal dan
pemberitaan-pemberitaan media yang berkaitan langsung dengan topik
penelitian ini. Pendapat dari pengamat, baik yang diperoleh secara langsung
melalui wawancara maupun yang tersiar di media massa, akan digunakan
untuk menunjang data sekunder penelitian ini.24
4. Teknik Analisis Data
Pembahasan skripsi ini menggunakan teknik deskriptif analitis.
Metode atau teknik deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status
kelompok, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat
deskriptif (gambaran) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki.25
Sedangkan
24
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) Cet 1, hlm. 225. 25
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983), cet.III, hlm. 63
13
yang dimaksudkan dengan study analitis ialah menganalisa (menguji)
hipotesa-hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih mendalam tentang
hubungan fakta-fakta, sifat-sifat, dan antar fenomena yang diselildiki.26
Pendekatan yang bersifat deskriptif dalam pendekatan ini diperlukan untuk
menggambarkan konsep nasionalisme yang dibawa oleh United Malays
National Organization (UMNO), dan metode analitis dimaksudkan untuk
menelaah sejauh mana metodologi pemahaman UMNO terhadap paham
kebangsaan.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas syariah dan Hukkum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007 ’’ yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta
menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika
membahasan sebagai berikut :
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
peneliltian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
26
Ibid, hlm. 105
14
penelitian, kajian (review) studi terdahulu, metodologi penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II Membahas tentang pengertian dan definisi nasionalisme, sejarah
kemunculannya dan tokoh-tokoh nasionalisme melayu di Malaysia.
BAB III Membahas tentang pengenalan, sejarah penubuhan dan perkembangan
UMNO, dasar perjuangannya, dan gerakan-gerakan politik UMNO di
Malaysia.
BAB IV Menguraikan kefahaman UMNO terhadap konsep Nasionalisme
Melayu, kelebihan atau kekurangan terhadap faham Nasionalisme
Melayu (UMNO), dan pandangan tokoh-tokoh di Malaysia terhadap
nasionalisme Melayu (UMNO).
BAB V Merupakan penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran-
saran.
15
BAB II
FAHAM NASIONALISME UMNO
Di antara ideologi-idealogi modern, setidaknya secara teoretis, nasionalisme-lah
yang paling canggih, sekaligus juga paling luas, dan memiliki daya cengkaman paling
kuat pada perasaan rakyat. Nasionalisme telah berhasil mendapatkan loyalitas dan
pengorbanan paling besar dari rakyat. Sebagai hasilnya, nasionalisme menjadi agen
perubahan politik yang paling kuat selama seratus tahun terakhir.1
Ketika nasionalisme tersebut terjadi di berbagai belahan-belahan dunia, bangsa
Melayu di Malaysia juga merasakan hal yang sama, akibat dari pergerakan nasional
itu, kolonial Inggris telah berundur dan menyerahkan pemerintahan Malaysia kepada
partai politik Melayu yang dikenali UMNO ( United Malays National Organization )
yang pada awalnya lebih berfungsi untuk memantapkan jaringan administrasi
penjajahan inggris di Malaysia.2 Dan merupakan pergerakan awal nasional di
Malaysia, yang kemudian berlanjut sehingga menghantarkan Malaysia pada
kemerdekaan, setelah hasil dari perjanjian yang tercapai dalam persidangan yang
membicarakan masalah kemerdekaan Malaysia di London dan kemudian di
1 Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir, Konsep, Ragam, Kritik, Dan Masa Depan, (Yokyakarta
: Qalam, 1993), cet. ke 1, hlm. 119 2 Hussin Mutalib, “Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu”, (Jakarta: PT Pustaka
LP3ES, 1996), cet. I, hlm. xxi-xxi
16
tandatangani dari pihak Raja Melayu dan Ratu Inggris pada 31 Agustus 1957,
akhirnya kemerdekaan Malaysia pun tercapai.3
A. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme dari segi bahasa berasal dari kata nation yang berarti bangsa.
Bangsa mempunyai dua pengertian, yaitu: dalam pengertian antropologis serta
sosiologis, dan dalam pengertian politis.4 Dalam pengertian antropologis dan
sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan suatu persekutuan
hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing merasa satu kesatuan ras, bahasa,
agama, sejarah dan istiadat. Adapun yang dimaksud bangsa dalam pengertian
politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk
kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke
dalam.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap Negara adalah
berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy).5 Para ilmuwan
3 A.W Widjaja, “ Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora, Konstitusi
Perbandingan”, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I, hlm. 72-73 4 Aminuddin Nur, Pengantar Studi Sejarah Penggerakan Nasional, (Jakarta: Pembimbing
Massa, 1967), hlm. 87 5 http://yudhim.blogspot.com/2008/01/nasionalisme.html, diakses pada tanggal 22 Juli 2010,
pukul 16:22
17
politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang
ekstrem seperti nasionalisme sosialisme, pengasingan, dan sebagainya.
Nasionalisme juga adalah satu konsep yang berpendapat bahwa kesetiaan
individu diserahkan sepenuhnya kepada Negara. Paham kebangsaan ini pada
mulanya berkembang di Eropa Barat dan menjalar ke Asia Tenggara khususnya di
Malaysia yang melalui pelajar yang belajar di luar negeri maupun di tanah air.
Nasionalisme di Asia pada umumnya adalah nasionalisme yang timbul sebagai
reaksi terhadap penjajahan kolonial.6
Nasionalisme merupakan tenaga integrasi dan kerjasama dan juga
merupakan tenaga penghancuran dan sengketa. Nasionalisme menimbulkan sifat-
sifat terpuji seperti patriotisme, kesetiaan, pengorbanan diri, sedangkan dalam
pada itu, nasionalisme juga harus bertanggungjawab atas beberapa jenis korupsi
moral dan naluri-naluri biadap yang telah dibangkitkan dan dipujakan.7
Ideologi nasionalisme telah didefinasikan dengan berbagai cara, tetapi
kebanyakan definisi tersebut tumpang tindih dan menyingkapkan tema yang sama.
Tentu saja tema utamanya adalah masalah yang mendominasi bangsa.
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa dipusat masalahnya
dan berupaya mempertinggi keberadaannya. Namun, pertanyaan ini agak kabur.
Dan kita perlu melangkah lebih jauh dan menetapkan sasaran utamanya, tempat
6 Nazaruddin Shamsuddin, Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1993), cet. ke 2, hlm. 37 7 Hazem Zaki Nuseibeh, Gagasan Nasionalisme Arab, (Jakarta: Bhratara, 1969), hlm. xi
18
nasionalisme berupaya mempertinggi derajat bangsa. Sasaran ini ada tiga :
otonomi nasional, kesetiaan nasional, dan identitas nasional.
Bagi para nasionalis, suatu bangsa tidak bisa melangsungkan hidupnya kalau
tidak terdapat ketiga sasaran ini dalam derajat yang memadai. Dari sini muncul
definisi kerja nasionalisme: “Suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan
mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi, yang
sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu “bangsa” yang aktual atau
“bangsa” yang potensial. Inilah definisi kerja yang didasarkan pada unsur umum
dari ideal nasionalis yang mempunyai gaya sendiri, sehingga berkarakter induktif.8
Sesungguhnya, setiap nasionalisme mengejar sasaran identitas nasional ini dalam
tingkatan yang berbeda-beda. Tetapi, selalu akan kembali kepada ideal bangsa itu
sendiri.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa nasionalisme ini adalah
suatu ideologi dan paham yang hanya memperjuangkan “bangsa” semata-mata,
dan berupaya mempertinggi derajat dan keberadaan bangsa itu, walaupun disana
ada bentuk nasionalisme agama, tetapi agama hanya menjadi sebagai simbol bagi
perjuangan bangsa itu saja, yang paling utama bagi perjuangan “nasionalisme” ini
adalah bangsa bagi sesebuah negara itu, jika bangsa itu Melayu, maka Melayulah
yang akan diperjuangkan, dan jika bangsa itu Arab, maka Arablah yang akan
diperjuangkan. Ini adalah sangat berbeda dengan zaman kegemilangan Islam,
8 Anthony D. Smith, Nasionalisme Teori, Ideologi, Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 10-
11
19
ketika Rasulullah SAW berhijrah bersama sahabat-sahabatnya serta kaum
Muhajirin ke Yastrib pada 1 Rabi`ul Awal (6 Juni 622 M), disinilah Baginda
berjaya mendirikan sebuah Negara politik Islam yang pertama. Setelah Nabi
Muhammad SAW wafat, bentuk Negara ini kemudian dikenal sebagai
kekhalifahan. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab tidak mengenal
konsep Negara. Konsep ini bersumber dari agama baru bagi mereka dan sangat
berbeda dari konsep-konsep semacamnya yang telah ada pada masa itu. Negara
Madinah tidak berdasarkan batas-batas geografis, ras, warna, kulit, atau
nasionalitas (bangsa). Negara ini mewakili kehendak bersama dari sebuah
masyarakat penganut Islam yang terorganisir dan tidak mengenal klan, suku, dan
nasional yang disebut bangsa (ummah).9
B. Sejarah Munculnya Nasionalisme
Terdapat suatu sejarah nasionalisme yang secara meluas diterima, dan itu
adalah dianggap modenis. Sejarah ini dimulai pada perempat terakhir abad
kedelapan belas, dengan Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, hingga reaksi
terhadap penaklukan yang dilakukan Napoleon atas Rusia dan Spanyol.10
Menurut
pandangan ini, nasionalisme dilahirkan dalam revolusi yang berlangsung selama
empat puluh tahun.
9 Qamaruddin Khan, Pemikiran Politik Ibnu Taimiyyah, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1983),
cet. Ke-1 hlm. 171-172 10
Anthony D. Smith, Nasionalisme Teori, Ideologi, Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 2003) hlm. 108
20
Nasionalisme menyebar secara tersendat-sendat ke bagian Eropa lainnya,
yaitu Serbia, Yunani, dan Polandia dan juga dikalangan elit Amerika Latin, sejak
1810 hingga 1820-an. Gelombang nasionalisme besar yang pertama memuncak
pada berbagai Revolusi di Eropa pada tahun 1848. Peristiwa ini disebut juga
“berseminya rakyat”. Pencapaian utama yang dihasilkannya adalah penyatuan
Jerman dan Italia dengan bantuan Prusia dan Piedmontese, serta bangkitnya
Hungaria yang terletak di dalam kekaisaran Habsburg.
Dalam sepertiga terakhir abad kesembilan belas, nasionalisme gelombang
kedua menjamur di Eropa Timur dan Eropa Utara, yaitu merentang dari Ceko,
Slovakia, Rumania, Bulgaria, Lithuania. Finlandia, Norwegia, Yahudi serta
beberapa nasionalisme di luar Eropa di antaranya, Meiji di Jepang, India, Armenia,
dan Mesir. Yang tersebut terakhir segera disusul dengan munculnya berbagai
nasionalisme etnik di Asia pada beberapa dekade pertama abad kedua puluh,
seperti Turki, Arab, Persia, Burma, Filipina, Vietnam, dan Cina, juga
perkembangan nasionalisme pertama di Afrika yang merentang dari Nigeria.
Ghana, dan Afrika Selatan.11
Pada tahun 1930-an, sungguh sulit menemukan
bagian bola bumi yang tidak dilanda wabah gerakan nasionalis. Periode yang sama
menjadi saksi klimaks nasionalisme di Eropa, yang memuncak pada Nazisme dan
pembunuhan massal yang terjadi dalam Perang Dunia Kedua, pada sisi lain disusul
11
Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia (Pas)”,
( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009), hlm. 20.
21
dengan di Asia dan Afrika yang mengambil bentuk gerakan “kemerdekaan” yang
antikolonial.12
Ketika secara luas muncul anggapan bahwa “kekuatannya telah habis”,
nasionalisme justru sekali lagi bersemi dalam gerakan otonomi etnik di Barat pada
tahun 1960-an dan 1970-an di Catalonia dan Euzkadi, Corcica dan Brittany,
Flanders, Skotlandia dan Wales, serta Quebec yang redup pada tahun 1980-an dan
kembali bangkit ketika perestroika dan glasnost mendorong nasionalisme di
negara-negara republik bagian Uni Soviet pada tahun 1988, yang kemudian
berperan dalam merontokkan Uni Soviet tahun 1991. Dalam atmosfir pengharapan
yang besar ini, kita menyaksikan tragedi-tragedi nasionalisme etnik baru
berlangsung pada dekade terakhir abad kedua puluh di anak benua India, Timur
Tengah, dan Horn Afrika, di Rawanda, di Caucasus, lebih-lebih lagi dalam perang
Yugoslavia beserta kelanjutannya yang serba tidak menentu.13
Nasionalisme di Malaysia, pada mulanya timbul sebagai reaksi terhadap
penjajahan kolonial.14
Ini bisa dilihat ketika Malaysia berada di bawah kekuasaan
Portugis dan Belanda sebelum menjadi wilayah jajahan Inggris sejak akhir abad
ke-18. Di zaman kolonial Inggris, semangat nasionalisme kaum Melayu mulai
terbangkit terhadap penubuhan Malayan Union oleh Inggris.15
Malayan Union
12
Ibid, hlm. 20 13
Anthony D. Smith, Nasionalisme Teori, Ideologi, Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm.
108-109 14
Dr. Nazaruddin Shamsuddin, Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet. ke-2, hlm. 37 15
Malayan Union merupakan entiti politik yang menggabungkan sembilan buan negeri Melayu,
Pulau Pinang, dan Melaka. Singapura dipisahkan daripada unit pentadbiran Negeri-Negeri Selat dan
22
dibentuk dengan tiga tujuan; mengintegrasikan kaum Cina dan India dalam
persamaan politik melalui hukum-hukum kewarganegaraan yang liberal;
mewujudkan suatu sistem politik dan pemerintahan yang tunggal dan terpusat; dan
menyiapkan kondisi untuk pada akhirnya kaum Melayu mengatur diri mereka
sendiri.16
Kemudian Malaysia merdeka dari jajahan Inggris pada 31 Agustus 1957
setelah Inggris berundur dan menyerahkan permintaan Malaysia kepada partai
politik Melayu yang dikenali UMNO (United Malays National Organization) yang
berfungsi untuk memantapkan jaringan administrasi penjajahan Inggris di
Malaysia.17
Kesimpulan yang terdapat dalam sejarah ini, dapat melihat bahwa
munculnya latar belakang nasionalisme ini adalah, pertama kolonial Barat, kedua
penyebaran pemikiran, dan ketiga kepentingan dalam membentuk pemerintahan.
C. Tokoh-Tokoh Nasionalisme
a) Ibrahim Haji Yaakob
Nama Ibrahim Haji Yaacob (IBHY) memang terkenal dan bukannya
nama asing dalam sejarah Tanah Melayu. IBHY mendapat pendidikan awal di
sekolah Melayu di Tanjung Kertau pada tahun 1918 ketika berusia tujuh tahun.
Pada tahun 1928 hingga 1931, IBHY telah menyambung pelajaran di Maktab
kekal sebagai Tanah Jajahan Mahkota Inggris yang berasingan di bawah pemerintahan seorang
Gubernor. Lihat lanjut, Mahdi Shuid, Suzani Osman, dan Sazlina,Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia,
(Selangor: Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009) cet. 1, hlm. 206. 16
A Effendy Choirie, Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet. 1, hlm. 85. 17
Hussin Mutalib, Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES,
1996) cet. 1, hlm. Xxi-xxii.
23
Perguruan Sultan Idris18
(MPSI) di Tanjong Malim, Perak.19
Pendidikan di
MPSI secara tidak langsung telah memberi semangat kebangsaan di dalam diri
IBHY. Guru-guru yang mengajar di MPSI sememangnya telah memainkan
peranan penting dalam memberikan pendidikan kebangsaan khususnya gerakan
yang berlaku di India, Mesir, Indonesia dan Jepang. Peranan guru-guru di MPSI
telah memberi inspirasi kepada IBHY dalam memperjuangkan Konsep Melayu
Raya khususnya bagi orang-orang Melayu melalui pertubuhan Kesatuan
Melayu Muda (KMM).20
Dalam memastikan perjuangannya dapat diceritakan kepada umum,
IBHY telah memperjuangkan ideologi politiknya melalui tulisan beliau di
dalam akhbar Majlis.21
Tulisan IBHY juga turut tersiar di dalam akhbar-akhbar
terkemuka pada ketika itu seperti akhbar Warta Malaya dan Utusan Melayu.22
Tulisan beliau meliputi aspek kehidupan orang Melayu baik dilihat dari
perspektif ekonomi, pelajaran, cara hidup orang Melayu dan berkaitan dengan
bangsa asing serta dasar Inggris di Tanah Melayu.
18
Maktab Perguruan Sultan Idris (MPSI), ditubuhkan pada tahun 1922. Sebelum ini UPSI
dikenali sebagai Maktab Perguruan Sultan Idris. Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) telah
diisytiharkan sebagai sebuah universitas pada 1 Maret 1997 melalui Warta Kerajaan P.U.(A) 132 &
133, bertarikh 24 Februari 1997, di bawah dua buah Perintah iaitu Perintah Universiti Pendidikan
Sultan ldris (Perbadanan) 1997 dan Perintah Universiti Pendidikan Sultan ldris (Kampus) 1997. 19
Abu Bakar Nordin, Aspirasi Kebitaraan, Ibu Kandung Suluh Budiman, (Tanjong Malim,
Universiti Pendidikan Sultan Idris, 2003), cet. 1, hlm.115. 20
Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka, 2002),
cet. 1, hlm. 41. 21
Ibid, hlm. 48. Lihat juga pada tahun 1935, Ibrahim Yaacob menjadi pengarang akhbar Majlis
bagi mengantikan Othman Kalam yang berpindah ke Singapura untuk bertugas dengan akhbar Warta
Malaya. Akhbar Majlis juga turut bertindak sebagai penyebaran propaganda KMM dalam buku Zakiah
Hanum, Tercabarnya Maruah Bangsa, (Petaling Jaya: Lajmeidakh Sdn. Bhd, 1987), hlm. 1. 22
Bachtiar Djamily, Ibrahim Yaacob Pahlawan Nusantara, (Kuala Lumpur: Pustaka Budiman,
1985), cet.1, hlm. 187.
24
Dalam mengharungi perubahan sosiopolitik yang berlaku khususnya di
Tanah Melayu, IBHY telah melakukan beberapa pendekatan dan perubahan.
Pendekatan ini perlu dilakukan bagi memastikan KMM dan ideologi yang
dibawa oleh IBHY dapat diteruskan. Oleh itu, KMM yang diketuai oleh IBHY
telah menjalin hubungan dengan Inggris, Jepang dan juga pihak Parti Komunis
Malaya (PKM) atau turut dikenali Malayan Peoples‟s Anti Japanese Army
(MPAJA) pada masa yang sama.23
Kerjasama dengan Inggris terpaksa dilakukan oleh IBHY, kerana sikap
raja dan pembesar Melayu yang masih yakin kepada pengaruh dan kekuatan
Inggris.24
Hal ini jelas apabila IBHY telah dilantik sebagai mata-mata pihak
Inggris oleh Kepala Mata-mata Inggris, L.M Wanne pada bulan April 1941 di
Singapura25
bagi mengikuti perkembangan pihak Jepun dalam menguasai
daerah Riau. Walaupun hubungan tersebut tidak memberi impak yang besar
kepada KMM, namun IBHY tetap menjalinkan hubungan dengan Inggris untuk
kepentingan KMM dan politiknya.
Kerjasama KMM melalui IBHY dengan pihak Jepang terjalin pada masa
yang sama dengan pihak Inggris. Keputusan IBHY untuk bekerjasama dengan
Jepang dilakukan berdasarkan keputusan peribadinya. Hal ini karena keputusan
tersebut dilakukan tanpa mendapat persetujuan daripada ahli jawatankuasa
23
Cheah Boon Kheng, Red Star Over Malaya Resistance & Social Conflict During And After
The Japanese Occupation, 1941-1946, hlm.78. 24
Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang, hlm.56. 25
Ibid, hlm. 57.
25
KMM kecuali Onan Haji Siraj sahaja.26
Bagi IBHY hubungan kerjasama
dengan Jepang bertujuan untuk mendapatkan hak kemerdekaan Tanah
Melayu.27
Perkara ini diperkukuhkan dengan tawaran pihak Jepang kepada
IBHY iaitu jika Jepang menguasai Tanah Melayu pihak Jepang berjanji untuk
menghormati kedaulatan, agama Islam dan adat istiadat Melayu. Selain itu juga
golongan wanita Melayu dan harta benda orang Melayu akan dijaga.28
Melalui
KMM, IBHY turut mendesak Jepang memberi sokongan pembentukkan satu
negara yang dinamakan Kesatuan Tanah Melayu yaitu gabungan di antara
Tanah Melayu dengan Indonesia selaras dengan konsep “Melayu Raya” yang
dibawa oleh IBHY.29
Melalui KMM, IBHY telah membawa satu perubahan terhadap
sosiopolitik di Tanah Melayu. Perjuangan dan ideologi yang dibawanya melalui
KMM telah menjadi petanda bermulanya gerakkan nasionalisme di Tanah
Melayu. Walaupun sesetengah pihak melabelkan IBHY sebagai golongan
radikal yang berhaluan kiri dengan alasan IBHY telah bekerjasama dengan
pihak Jepang dan PKM. Namun, tidak bisa dinafikan sumbangan beliau
terhadap Tanah Melayu dan juga Indonesia terlalu besar. Perjuangan IBHY
melalui KMM telah mewujudkan semangat kebangsaan dan revolusi kepada
kegiatan nasionalisme Melayu.
26
Ibid, hlm. 59. 27
Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman Putra, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
& Pustaka, 2004), hlm. 48. 28
P.Lim Pui Huen & Diana Wong, War And Memory In Malaysia And Singapore, (Singapore:
Institute of Southeast Asian Studies, 1983), hlm.133. 29
Ibid, hlm 155
26
Cita-cita untuk mengabungkan Indonesia dan Tanah Melayu tetap
menjadi pegangan dan matlamat utama IBHY dalam perjuangannya melalui
KMM dan kemudiannya diganti dengan KRIS30
setelah KMM diharamkan oleh
pihak Jepang. Walaupun usaha tersebut gagal dilaksanakan setelah Sukarno
membuat pidato kemerdekaan Indonesia tanpa penyertaan Tanah Melayu pada
17 Ogos 1945.31
Walau bagaimanapun, perjuangan dan cita-citanya tetap
diteruskan sehingga IBHY meninggal dunia pada 8 Mac 1979 pada usia 68
tahun. Namun semangat kebangsaan dan nasionalisme yang diterapkan oleh
IBHY secara tidak langsung membawa kepada kemerdekaan Tanah Melayu
pada 31 Ogos 1957.
b) Dr Burhanuddin Al-Helmy
Dr. Burhanuddin dilahirkan pada 29 November 1911 di Kampung Changkat
Tualang, Taiping, Perak. Pada saat belajar di Jambi, Sumatera Barat (1924-1926),
Burhanuddin Al-Helmy berada di bawah asuhan Haji Nuruddin, anggota Sarekat
Islam Indonesia. Semasa di Madrasah Al-Masyhur Al-Islamiah, Kepala Batas,
Burhanuddin Al-Helmy juga terpengaruh dengan pemikiran Kaum Muda dari
Minangkabau. Aliran inilah yang telah menyalakan semangat anti-penjajah dan
pro-kemerdekaan dalam diri beliau.32
30
KRIS (Kesatuan Rakyat Indonesia – Semenanjung) ditubuhkan oleh Ibrahim Hj. Yaakub
untuk mendapatkan kemerdekaan bersama Malaysia dengan Indonesia dalam konsep Melayu Raya. 31
Kunaseelan a/l Muniandy, Hubungan Malaysia – Indonesia 1957-1970, (Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa & Pustaka, 1996), hlm. 40. 32
http://towardsmardhatillah.wordpress.com/2009/03/01/drburhanuddin-al-helmi-reformis-
muslim-berjiwa-kental/, diakses pada tanggal 19 September 2010
27
Semasa belajar di India pada tahun 1928, Burhanuddin Al-Helmy mengikuti
pergerakan Mahatma Gandhi serta berkenalan dengan Mohd Ali Jinnah dan Pandit
Nehru dan pemimpin-pemimpin kemerdekaan India yang lain. Selepas tamat
pelajarannya di Universiti Aligarh, India, Burhanuddin Al-Helmy telah
mengembara ke Palestina dan Turki. Beliau mengikuti perkembangan umat Islam
di sana. Ketika di Singapura, Burhanuddin Al-Helmy telah bergiat cerdas dalam
pergerakan-pergerakan Islam di pulau tersebut.33
Beliau menerbitkan majalah Taman Bahagia yang bercorak anti-Inggris yang
akibatnya dia ditahan oleh pihak Inggris di sana. Selepas itu, Burhanuddin Al-
Helmy terus bergiat pula dengan persatuan Jama‟atul Islamiah dan menjadi
penyunting majalah Kehidupan Dunia Akhirat.34
Beliau adalah seorang yang progresif, realistik, berpandangan global serta
senantiasa bertindak berpandukan prinsip-prinsip Islam. Beliau progresif karena
beliau menolak sembarang bentuk dan unsur kolonialisme. Motivasi utama dalam
perjuangan politiknya adalah untuk memerdekan rakyat Tanah Melayu , (bahkan
seluruh bumi Asia) , daripada penjajahan, sama ada penjajahan dari Barat
mahupun dari Timur.35
Beliau juga seorang realistik kerana beliau senantiasa bersikap terbuka dan
bersedia bekerjasama dengan mana-mana pihak (partai politik bukan Melayu atau
33
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan Perkembangan,
(Selangor: Karisma Productions, 2008), cet. I, hlm 199. 34
Ibid, hlm. 199 35
Kamaruddin Jaafar, Burhanuddin Al-Helmy: Pemikiran dan Perjuangan, (Kuala Lumpur:
Ikdas Sdn Bhd, 2000), cet. 1, hlm 5.
28
bukan berasaskan Islam) yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama, iaitu untuk
sama-sama mencapai matlamat perjuangan membebaskan rakyat daripada
penjajahan. Dari satu sudut Dr. Burhanuddin Al-Helmi adalah seorang ahli politik
yang bersikap praktikal dan realistik kalaupun tidak pragmatik.36
Pembabitan Burhanuddin Al-Helmy dalam Pusat Tenaga Rakyat
(PUTERA)37
, Pusat Perekonomian Melayu Se-Malaya (PEPERMAS)38
, Majlis
Agama Tertinggi Se-Malaya (MATA)39
, dan Hizbul Muslimin40
sepanjang tahun
1947-1948 adalah juga dengan tumpuan menyemarakkan perjuangan mencapai
kemerdekaan Tanah Melayu. Di antara kemuncak perjuangannya menuntut
kemerdekaan adalah apabila Burhanuddin Al-Helmy sebagai pengerusinya telah
menerajui Sepuluh Dasar PUTERA-AMCJA41
beserta bendera merah putih dua
belas bintang kuning sebagai melambangkan Malaya Merdeka.42
36
Ibid. 37
PUTERA, yaitu gabungan PKMM bersama Angkatan Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita
Sedar (AWAS) dan beberapa badan lain sebagai satu barisan politik Melayu, diberi nama Pusat Tenaga
Rakyat (PUTERA), untuk menentang UMNO dalam menentukan corak politik Malaya. 38
PEPERMAS, ialah Pusat Perekonomian Melayu Se-Malaya. 39
MATA, ialah Majlis Agama Tertinggi Se-Malaya, merupakan antara sayap atau bahagian
dalam struktur organisasi PKMM. 40
Hizbul Muslimin , ditubuhkan pada 14 Mac 1948 sebagai sayap PKMM bagi mengumpul
tenaga para ulama. 41
PUTERA-AMCJA, adalah Penggabungan antara PUTERA dengan All Malaya Council for
Joint Action (AMCJA) untuk menentang UMNO dan Inggris. Gabungan ini dipengerusikan oleh Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. 42
Mohd Faiz Awang, Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia (Pas),
(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009),
hlm. 31.
29
Pembabitannya melancarkan Parti Rakyat Malaya43
sebaik sahaja Ahmad
Boestamam dibebaskan dari penjara pada tahun 1955 juga adalah dalam konteks
menuntut kemerdekaan Tanah Melayu. Pada masa itu politik kiri adalah
bermaksud anti-Inggris. Mereka yang mengambil sikap non-cooperation terhadap
penjajah Inggris di anggap sebagai ”kiri”. Sedangkan mereka yang bersikap
cooperation seperti UMNO, dianggap ”kanan”.44
c) Ahmad Boestamam
Ahmad Boestamam dilahirkan di Kampung Behrang Ulu, Tanjong Malim,
Perak pada 30 November 1920. beliau merupakan anak kepada Raja Kechil,
seorang perantau dari Tanah Datar Minangkabau dan bapanya ini
bertanggungjawab membuka perkampungan di Behrang Ulu. Sebagai orang yang
membuka perkampungan di Behrang Ulu, bapa Ahmad Boestamam dianggap
sebagai ketua kampung dan secara tidak langsung, kedudukan keluarganya
dipandang tinggi oleh masyarakat setempat.45
Nama Ahmad Boestamam
diilhamkan daripada nama Subhas Chandra Bose, pemimpin Liga Kemerdekaan
India. Nama itu, bahkan lebih kuat daripada nama asalnya, atau Ruhi Hayat yang
juga muncul dalam karya-karyanya yang awal. Tertarik dengan gaya Chandra
Bose, Boestamam kemudiannya menyusun barisan pemuda Malaya di dalam
43
Partai Rakyat Malaya, ditubuhkan pada 11 Nov 1955, Pengasas Utama PRM, Ahmad
Boestamam, Ishak Muhammad, dan Dr. Burhanuddin Al-Helmy yang bertujuan untuk memerdekakan
Tanah Melayu daripada jajahan Inggris. 44
Shaari Sungib, Biodata 5 Tokoh Perjuangan PAS, (Selangor: Penerangan PAS Gombak,
2006), h. 34-35 45
Ramlah Adam, Pejuang-pejuang Kemerdekaan, (Melaka: Institut Kajian Sejarah &
Patriotisme Malaysia, 2003), hlm 417.
30
Angkatan Pemuda Insaf (API). Kekentalan semangat yang ditiup oleh Subhas
Chandra Bose turut membakar jiwa Ruhi Hayat sehingga beliau sanggup
mengabadikan nama popularnya sebagai Boestamam.
Kesan kekosongan yang ditinggalkan oleh Jepang, telah mendorong kepada
Parti Komunis Malaya (PKM)46
dan tenteranya Malayan People Anti Japanese
Army (MPAJA) memerintah selama 13-14 hari.47
Hal ini secara tidak langsung
menyebabkan berlaku keterlibatan Ahmad Boestamam apabila beliau didesak
untuk bersama-sama PKM menubuhkan Parti Kebangsaan Melayu Malaya
(PKMM) yang bersifat radikal. PKM mahu menguasai Negeri-negeri Melayu
dengan cara berperlembagaan.48
Pada mulanya partai ini dinamakan dengan Parti Sosialis Malaya, namun
untuk mengelakkan imej kekirian yang terlalu menonjol, pertukaran dilakukan
Ahmad Boestamam menjadi PKMM.49
Ahmad Boestamam telah menggunakan
kesempatan ini untuk memasukkan dasar yaitu untuk membentuk Melayu Raya
46
Serangan Jepun 1941-1945 merupakan ' rahmat tersembunyi' kepada pergerakan
komunis. Parti Komunis Malaya yang dikenali sebelumya sebagai MPAJA dapat senjata yang
dibekalkan oleh Inggris. Selain itu kekejaman Jepun terhadap orang Cina menyebabkan komunis
mendapat simpati daripada kaum Cina. Pada Mac 1942 , hasil rundingan pemimpin komunis Lai
Tek atau Loi Tak dengan pegawai tentera Inggris Mejar Chapman , seramai 165 orang pemuda Cina
komunis telah dilatih di 101 Special Training School di Singapura. Mereka ini kemudian dihantar
ke Selangor , Negeri Sembilandan Johor untuk membentuk tentera MPAJA atau tentera Bintang Tiga.
Kebanyakan pemuda ini berumur 19 tahun ke atas. Rejimen Menuntut Kemerdekaan yang dijuarai
oleh Bintang Tiga telah dibentuk di Selangor pada Mac 1942. ( First Independent Regiment ). Hampir
keseluruhannya disertai oleh pemuda Cina. Tidak ada pemuda Melayu atau India , walaupun Bintang
tiga bermaksud tiga kaum iaitu Melayu , Cina dan India.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_komunis_di_Selangor, diakses pada tanggal 31 Oktober
2010, pukul 13:58 47
Ramlah Adam, Pejuang-pejuang Kemerdekaan, loc. cit., hlm, 422. 48
Ibid, hlm, 423. 49
Ahmad Boestamam, Merintis Jalan Ke Puncak, (Kuala Lumpur: Pustaka Kejora, 1972), hlm,
23-25.
31
dalam PKMM. Namun begitu, ianya tidak mendapat pengaruh atau kesan yang
baik karena pada masa itu, United Malay National Organisation (UMNO)50
lebih
mempengaruhi orang Melayu terutamanya ianya dipimpin oleh golongan elit
tradisional, tambahan pula pertubuhan ini beraliran kanan.51
Dalam Kongres yang diadakan pada tahun 1946 atau lebih dikenali sebagai
„Kongres 1946‟52
, PKMM telah menyertai UMNO. Tetapi oleh karena persamaan
taraf oleh Dato‟Onn Ja‟afar PKMM dengan pertubuhan-pertubuhan kecil lain,
telah menimbulkan kemarahan Ahmad Boestamam serta pemimpin PKMM yang
lain. Sekaligus telah membawa PKMM keluar daripada UMNO pada bulan Jun
1946. Selepas itu, Ahmad Boestamam dalam PKMM telah menjalankan dasar
berbaik-baik dengan Kerajaan Inggris dalam rangka menyokong Malayan Union53
,
tambahan pula selain menyokong Malayan Union, Ahmad Boestamam juga
menginginkan sebuah negara yang dibentuk berasaskan Melayu Raya. Jadi,
50
Pada mulanya ianya dinamakan oleh Dato‟ Onn Ja‟afar sebagai United Malays Organisation
(UMO), tetapi ianya tidak disetujui oleh Za‟ba, sebaliknya Za‟ba mencadangkan nama United Malays
National Organisation (UMNO). Ini kerana bagi Za‟ba, perkataan National itu melambangkan orang
Melayu sebagai satu bangsa dan bukannya kaum. Lihat lanjut, Adnan Haji Nawang, Za’ba: Patriot
Dan Pendeta Melayu, (Kuala Lumpur: Yayasan Penataran Ilmu, 1994), hlm, 153. 51
Ibid, hlm. 25. 52
Pada mulanya kongres ini dianjurkan oleh Kesatuan Melayu Melaka, tetapi oleh kerana
kekurangan kakitangan, ianya terpaksa diberikan kepada Persatuan Melayu Selangor (PMS) pimpinan
Zainal Abidin Ahmad (Za‟ba). Lihat lanjut, Ramlah Adam, Dato’ Onn Ja’afar Pengasas
Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994), hlm, 90. 53
Malayan Union adalah satu „Kertas Putih‟ yang mahu mencipta sebuah negara kesatuan yang
terdiri daripada Negeri Melayu Bersekutu, Negeri Melayu Tidak Bersekutu, Pulau Pinang, Melaka
dengan satu kerajaan pusat, seorang Gubernur, Dewan Perundangan dan Majlis Mesyuarat Kerajaan
Negeri. Lihat lanjut, Barbara Watson Andaya & Leonard Y. Andaya, Sejarah Malaysia, (Petaling
Jaya: Macmillan Publisher (M) Sdn. Bhd, 1983), hlm, 297.
32
walaupun sokongan diberi terhadap Malayan Union, tetapi Kerajaan Inggris tetap
bimbang tambahan pula PKMM berada di bawah pengaruh PKM.54
Penentangan terhadap UMNO berlaku apabila Ahmad Boestamam bersama-
sama PKMM yang dipengaruhi oleh PKM menubuhkan Pusat Tenaga Rakyat
(PUTERA).55
Ianya merupakan sebuah badan radikal yang bergabung dengan All
Malayan People Council of Joint Action (AMCJA) menjadi PUTERA-AMCJA.56
Pertubuhan gabungan ini tetap menyokong prinsip-prinsip Malayan Union dengan
beberapa tambahan yang tertentu seperti Bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi dan
perlindungan serta galakan bagi kemajuan ekonomi, sosial, pendidikan dan agama
Islam. Hal ini sekaligus menunjukkan bahawa PKMM tidak menyokong UMNO
menumbangkan Malayan Union, tetapi sebaliknya menentang UMNO dan
bekerjasama dengan bukan Melayu dan PKM bagi melemahkan UMNO.57
d) Dato` Onn Jaa`far
Dato' Onn Jaafar dilahirkan pada 1895 di Bukit Gambir, Johor Bahru. Bapa
beliau Dato' Jaafar Haji Muhammad (1838-1919) merupakan Menteri Besar Johor
yang pertama. sementara ibunya, Hanim Rogayah berasal dari Scarcia, Turkey.
Dato Onn dihantar melanjutkan pelajaran ke England oleh Sultan Ibrahim , Sultan
54
Ramlah Adam, Burhanuddin Al-Helmy: Suatu Kemelut Politik, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 2003), hlm 49 55
Merupakan sebuah pertubuhan yang terdiri daripada Malay Nationalist Party (MNP),
Angkatan Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita Sedar (AWAS) dan beberapa lagi pertubuhan
Melayu yang kecil. Anwar Abdullah (2004). Biografi Dato’ Onn: Hidup Melayu., hlm 203. 56
Gabungan kedua-dua parti ini telah mengemukakan „Perlembagaan Rakyat Malaya‟ yang
meminta 55% wakil Melayu dalam Dewan Undangan yang dipilih. Juga antaranya menyebut tentang
Bahasa Melayu dijadikan bahasa rasmi dan “Melayu” ialah rupa bangsa Malaya. Ibid., hlm 204. 57
Ibid, hlm 54.
33
Johor ketika itu. Dato' Onn adalah pelajar terbaik dalam Pengajian Bahasa Inggeris
dan Bahasa Perancis. Apabila pulang dari England beliau telah dihantar oleh
bapanya ke Kolej Melayu Kuala Kangsar untuk belajar Bahasa Melayu.58
Penubuhan Malayan Union oleh Inggris pada tahun 1946, telah
membangkitkan kemarahan orang Melayu. Malayan Union telah dilihat sebagai
salah satu cara yang diguna oleh Inggris untuk mengambilalih kuasa Sultan dan
mencuba menghapuskan hak istimewa bangsa Melayu. Dato Onn kemudiannya
telah menubuhkan Kongres Melayu Se Malaya untuk menyatukan orang Melayu
bagi menentang Malayan Union. Kongress ini telah diadakan pada 1 Maret 1946
hingga 3 Maret 1946. Ia telah dihadiri oleh 41 buah pertubuhan Melayu. Antara
persetujuan yang telah dicapai oleh Kongres tersebut ialah meminggirkan Malayan
Union dan berkabung selama tujuh hari dengan memakai songkok yang
mempunyai jalur putih. Dato Onn telah mengawali langkah
penyatuan Melayu dengan terbentuknya UMNO pada 4 Maret 1946 untuk
menentang Malayan Union.59
Beliau telah dilantik menjadi Presiden UMNO dan mencadangkan keahlian
UMNO dibuka kepada semua bangsa bagi mengatasi masalah perkauman dalam
politik. Cadangan ini telah dibantah oleh ahli UMNO. Dato Onn telah meletakkan
jawatan sebagai Presiden UMNO pada tahun 1951. Selain daripada pengasas
UMNO, Dato Onn juga merupakan pencetus idea kepada penubuhan RIDA (Rural
58
http://melayubolehle.blogspot.com/2009/04/dato-onn-jaafar-pengasas-umno.html, diakses
pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 15:00 59
Ibid.
34
Industrial Development Authorit) untuk membantu sosio-ekonomi Melayu. Pada
1955 beliau kalah dalam Pilihanraya Umum, namun terus menyumbang jasa
sehingga membawa kepada kemerdekaan Malaya pada 31 Agustus 1957. Beliau
menghembuskan nafas terakhirnya usia 67 tahun, 1962.60
e) Tunku Abdul Rahman Putra
Dikenali dalam keluarga dengan Tengku Awang, putra ketujuh kepada
Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Syah dan bundanya dari keturunan Siam,
Manjelara. Beliau pernah mendapat pendidikan di Penang Free School, Pulau
Pinang, dan juga pernah menuntut ilmu di Thailand. Setelah itu, beliau
melanjutkan pelajaran di Inggris dalam bidang undang-undang. Dengan latar
belakang undang-undang tersebut, beliau kembali berkhidmat di dalam pelbagai
jawatan dalam kerajaan Kedah. Di selang hujung tahun 40-an, beliau melanjutkan
semula pelajaran ke Cambridge University di Inggris dalam bidang undang-
undang sekali lagi dan lulus. Kemudian beliau kembali ke Malaysia dan
berkhidmat sebagai Pegawai Undang-Undang dalam Jabatan Peguam Negara.61
Apabila UMNO di tubuhkan pada tahun 1946, beliau mengikut serta, tetapi
tidak muncul sebagai seorang pemimpin. Beliau tidak tertarik dengan UMNO
apabila Dato` Onn Jaa`far tidak mempertahankan isu Natrah62
. Setelah Dato` Onn
60
http://melayubolehle.blogspot.com/2009/04/dato-onn-jaafar-pengasas-umno.html, diakses
pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 15:37 WIB. 61
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Production Sdn Bhd,
2007), cet 1, hlm. 1 62
Seorang gadis Belanda yang diserahkan kepada sebuah keluarga Islam semasa Perang Dunia
Kedua. Natrah di Islamkan semasa dibawah jagaan keluarga Islam dari kemaman, Terengganu ini.
35
Jaafar meletakkan jawatannya sebagai peimpin UMNO, Tun Razak dan beberapa
rekannya, membujuk Tunku untuk menggantikan Dato` Onn. Pada mulanya beliau
menolak, karena beliau tidak berpengalaman dalam politik. Tetapi karena kuatnya
desakan dari Tun Razak dan rekan-rekannya, beliau setuju menjadi calon untuk
menggantikan Dato` Onn Jaafar, dan beliau menang dalam percalonan sebagai
pemimpin baru.63
Tugas pertamanya, ialah membawa UMNO memperjuangkan kemerdekaan
Malaya dari Inggris. Beliau berusaha untuk menarik penyokong-penyokong Dr.
Burhanuddin untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui UMNO. Perjuangan
UMNO dari slogan “Hidup Melayu”, bertukar kepada slogan “Merdeka”. Tunku
berangkat ke London untuk meninjau pendapat Inggris bagaimana tanah melayu
boleh mencapai kemerdekaan. Jawaban yang diperoleh dari pejabat tanah jajahan
Inggris ialah Malaya tidak boleh merdeka sekiranya ia diperjuangkan oleh orang
Melayu sahaja. Tetapi ia mesti diperjuangkan oleh semua kaum terbesar yang ada
di tanah melayu, yaitu Melayu, Cina, dan India. Ia adalah satu kerja yang sukar
kerana penduduk Cina dan India merasa terjamin kedudukannya di bawah kolonial
Inggris. Mereka merasa tidak terjamin dalam sebuah negara merdeka yang
dipimpin oleh orang Melayu.64
UMNO tidak mempertahankan isu natrah ketika keluarganya dari Belanda merampasnya dari ibu
angkatnya yang bernama Puan Aminah Adabi dan memurtadkannya. 63
Ibid, hlm. 4. 64
Ibid, hlm. 7
36
Tunku diberikan tanggung jawab membentuk kerajaan berpemerintahan
sendiri (self government) dibawah kuasa kolonial Inggris. Isu yang dibawa pilihan
raya ialah menuntut kemerdekaan, membentuk negara berbilang kaum, dan
menentang komunis. Kemudian Tunku memimpin rombongan ke London untuk
menuntut kemerdekaan yang disokong oleh semua kaum. Dan Inggris bersetuju
dan memenuhi tuntutan kemerdekaan.65
Maka pada tanggal 31 Agustus 1957, persekutuan Tanah Melayu berjaya
mendapat kemerdekaan dari Inggris dan Tunku menjadi Perdana Mentari Tanah
Melayu yang pertama. Pada awal tahun 60-an, Tunku merencanakan untuk
membentuk Malaysia, bagi membolehkan Brunai, Sabah, Sarawak, dan Singapura
untuk turut merdeka melalui Malaysia dengan bergabung bersama Tanah Melayu.
Akan tetapi rencana ini ditentang oleh Soekarno yang melancarkan tentangan
(konfrontasi) terhadap Malaysia. Pada 16 september 1963, Malaysia dibentuk
bersama dengan Sabah, Sarawak dan Singapura, dan Tunku digelar sebagai “Bapa
Malaysia”. Beliau pensiun dalam bulan Juni 1970. Selepas pensiun, beliau
membentuk sekretariat Negara Islam, yang kemudian dikenal sebagai OIC66
.
Beliau menjadi setiausaha agong pertama yang berkedudukan di Jeddah. 67
65
Subky Latif, Istimewa Terkenang, (Kuala Lumpur: Media Icon Sdn Bhd, 2009), cet. 1, hlm
135 66
Pertubuhan Persidangan Islam atau OIC ( Organization of the Islamic ;منظمة المؤتمر اإلسالمي
Conference) merupakan satu organisasi antarabangsa di kalangan negara-negara Islam yang
mempunyai delegasi tetap ke Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB). Organisasi ini terdiri
daripada gabungan 57 negara-negara Islam seluruh dunia yang kebanyakannya dari negara-
negara Timur Tengah dan Utara Afrika, Caucasus, Asia Tenggara, Asia Tengah, Balkan, dan Asia
Selatan. Negara-negara ini telah membuat keputusan untuk mengumpulkan sumber mereka bersama-
37
Kesimpulan yang termuat di dalam sejarah ini, antara pokok perkara penting
yang terkait perbahasan ini adalah, dari pelbagai paham tokoh-tokoh di atas
terhadap nasionalisme di Malaysia mengakibatkan munculnya pelbagai pemikiran
seperti pemikiran modernis, neo-modernis, dan reformis. Seterusnya, agar
perbahasan ini lebih lengkap dan komprehensif, maka pada bab berikutnya akan
mendetil lagi kajian nasionalisme khususnya menfokuskan pada partai politik
yang mempunyai semangat dan fahaman nasionalisme di Malaysia pada saat ini
seperti partai UMNO.
sama bergabung bersatu tenaga dan suara untuk melindungi kepentingan dan memastikan kemajuan
dan kebajikan umat Islam di seluruh dunia. Bahasa rasmi organisasi berkenaan adalah Bahasa
Arab,Inggris dan Perancis. 67
Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25
Agustus 2010
38
BAB III
UNITED MALAYS NATIONAL ORGANIZATION (UMNO)
Di bumi Melayu, Melayu adalah masyarakat induk, masyarakat teras atau
masyarakat ibu. Non-Melayu di bumi Melayu pula adalah masyarakat serpihan yang
berasal daripada masyarakat induknya di negara-negara asal. Karena itu dengan
penuh himah Pendita Zaaba telah menambah satu perkataan kata sifat sebagai
merujuk kepada politik Melayu iaitu perkataan “Nasional” atau Kebangsaan. Maka
hasilnya nama „Pertubuhan Melayu Kebangsaan Bersatu‟ atau dalam bahasa Inggeris
„United Malay National Organisation‟ atau UMNO.
Natijah daripada perubahan itu ialah untuk membawa keinsafan bahwa Melayu
sebagai masyarakat induk lengkap yang menjadi teras kepada negara yang berdaulat
dari dahulu hingga sekarang. Maka sifat Melayu, cita-cita perjuangan Melayu
mempunyai status yang lebih tinggi, menjadi sifat dan cita-cita perjuangan yang
bertaraf nasional dan bukan perkauman.
Natijah daripada saran Pendita Zaaba ini, ialah bahwa seluruh perjuangan
bangsa Melayu ini berpaksi kepada prinsip melaksanakan kedudukan Melayu yang
nasional itu, ke dalam semua bidang penghidupan bangsa yang merdeka:-
i) Politik Melayu mesti menjadi induk politik negara.
ii) Bahasa Melayu mesti menjadi bahasa nasional.
iii) Kebudayaan Melayu mesti menjadi teras kebudayaan nasional.1
1 http://kumukrizn9.blogspot.com/2009/02/blog-post.html, diakses pada tanggal 24 Agustus
2010, pukul 18:55
39
Seterusnya sifat bangsa Melayu yang induk itu pasti akhirnya dapat
diterjemahkan ke dalam bidang utama penghidupan nasional yang lain seperti dalam
bidang pendidikan atau ekonomi. Ini ialah intipati kepada perjuangan yang hak dan
sah.2
A. Pengenalan UMNO
UMNO hari ini dikenali sebagai partai yang terbesar dan menjadi teras
pemerintahan negara dengan jumlah kursi yang terbanyak dan pemimpin-
pemimpinnya berperanan dalam membuat dasar-dasar. Ia adalah antara partai
bercorak demokratik yang tertua di negara-negara membangun dan masih kuat
kedudukannya setelah melalui berbagai peristiwa dan cabaran. Ia dihormati oleh
kawan dan lawan di atas prinsip-prinsip keadilannya, ketegasan dan keupayaannya
menjalankan dasar-dasar yang telah dipersetujui.3
Lahirnya UMNO adalah hasil dari percantuman pertubuhan-pertubuhan
Melayu dengan berbagai aliran falsafah dan pendapat tetapi bersetuju mengambil
tindakan bersama untuk survival bangsa Melayu. Berhadapan dengan rancangan
Malayan Union yang dibawa oleh Inggris selepas Perang Dunia Yang Kedua,
pertubuhan-pertubuhan ini dengan sukarelanya membubar diri masing-masing
demi membuka jalan kepada sebuah parti politik yang ulung sebagai pernyataan
2 http://www.pkpim.net/v4/index.php?option=com_content&view=article&id=220:meninjau-
sejarah-umno&catid=79:pensejarahan&Itemid=94, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:10 3 http://zanas.wordpress.com/sejarah-penubuhan-umno/, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010,
pukul 19:28.
40
hasrat semua golongan dan lapisan masyarakat Melayu bagi memperjuangkan hak-
hak mereka.4
Di bawah rancangan Inggris, dasar pro-Melayu sebelum perang akan
dirombak sekaligus, dan orang-orang Melayu sebagai penduduk asal negara ini
terpaksa bersaing dengan orang-orang pendatang, yaitu suatu kejadian yang tidak
diduga sama sekali oleh mereka karena sepanjang penjajahan Inggris mereka
diberi perlindungan dari ancaman golongan-golongan tadi di samping jaminan
bahwa ini adalah negeri Melayu yang diperintah bagi pihak Raja-Raja Melayu.5
Rancangan Malayan Union,6 yang dipaksakan ke atas mereka tanpa sebarang
rundingan adalah amat menggemparkan. Jika sebelum ini orang-orang Melayu
berpecah-pecah dengan berbagai sentimen kenegerian dan pemandangan yang
sempit, sekarang mereka yang mula melihat realiti di depan mereka, telah bangkit
menentang rancangan itu. Kebangkitan ini merupakan reaksi yang spontan dengan
orang-orang Melayu bersatu hati dan tenaga agar kedudukan mereka
terpelihara. Penubuhan UMNO pada 11hb Mei 1946, dengan Dato' Onn bin Jaafar
sebagai pemimpinnya yang pertama dapat dikatakan sebagai mengelak orang-
orang Melayu di Tanah Melayu dari tenggelam di bawah satu perkembangan
4 Chamil Wariya, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala Lumpur: Media
Global Matrix, 2006), cet I, hlm. 69. 5 Ibid, hlm. 73
6 Malayan Union, Seawal 1942, kerajaan Inggris telah menubuhkan "Unit Perancangan Tanah
Melayu" di United Kingdom untuk menyediakan pembinaan semula Tanah Melayu selepas Perang
Dunia II tamat. Unit perancangan tersebut dinamakan sebagai Malayan Planning Unit (MPU) dan
Diketuai oleh Mejar-General Ralph Hone. Hone diberi tugas untuk merangka satu bentuk pentadbiran
baru untuk Tanah Melayu selepas perang tamat. Akhirnya selepas semua perbincangan berlaku maka
cadangan untuk mencadangkan penggabungan Negeri-negeri Melayu Bersekutu, Negeri-negeri
Melayu Tak Bersekutu, Pulau Pinang, dan Melaka menjadi Malayan Union diusulkan ,
sedangkan Singapuradikekalkan sebagai tanah jajahan yang berasingan.
41
politik dan ekonomi yang begitu deras dan menguntungkan golongan-golongan
lain yang lebih maju.7
Nasionalisme Melayu sebelumnya agak gamang karena wujudnya penduduk
berbilang kaum sebagai faktor penghalang, penekanan oleh penjajah, pergolakan
masyarakat Melayu untuk berpecah-belah mengikut negeri, ketiadaan kesedaran
politik yang meluas serta terdapat kemakmuran ekonomi yang membolehkan
kehidupan sederhana kepada sebilangan besar rakyat. Semangat kebangsaan
Melayu yang baru meletus secara meluas itu perlu untuk menjaga keutuhan
masyarakat yang sejak beberapa lama merupakan penduduk asal kepada kawasan
ini. Seluruh penentuan hidup di negara ini sekarang ada hubungan langsung atau
tidak langsung dengan nasionalisme Melayu.8
Tetapi nasionalisme ini bukan suatu yang sempit karena telah diperluaskan
untuk merangkumi lain-lain kaum demi perpaduan dan kestabilan negara. Di
peringkat awal pergerakan ke arah kemerdekaan adalah disadari, tidak mungkin
bagi sesuatu kaum memaksakan politiknya dan menolak kenyataan hadirnya
kaum-kaum lain yang juga berhak untuk menyertai dalam politik negara. Usaha-
usaha dibuat bagi mengeratkan kerjasama di antara kaum sehingga tertubuhnya
Perikatan UMNO-MCA pada awal 1952 bila kedua-dua parti ini bertanding dalam
pilihanraya Perbandaran Kuala Lumpur. Kemenangan telah diperolehi oleh kedua-
7 http://umno-online.com/?page_id=2883, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:39.
8 http://komuniti.iluvislam.com/topic/26529-sejarah-united-malay-national-organisation/,
diakses pada tanggal 26 Agustus 2010, pukul 09:04.
42
duanya dan ini membawa kepada kerjasama yang lebih jauh menjelang
kemerdekaan.9
Pada tahun 1955 bagi menghadapi pilihanraya umum yang pertama,
Perikatan UMNO-MCA-MIC telah diwujudkan sebagai lambang permuafakatan
dan kerjasama yang rapat antara kaum-kaum. Dengan pimpinan Tunku Abdul
Rahman Putra, kemenangannya yang cemerlang telah diperolehi. Maka jelaslah
kepada pihak penjajah bahwa kaum-kaum di Tanah Melayu adalah bersatu hati
dan boleh merdeka.10
B. Sejarah Penubuhan dan Perkembangan UMNO
1. Sejarah Penubuhan UMNO
Mengikut satu fakta sejarah, UMNO ditubuhkan secara resmi pada
tanggal 11 Mei 1946 melalui sebuah kongres yang diadakan oleh 41 pertubuhan
Melayu di seluruh semenanjung Tanah Melayu untuk menentang rancangan
Inggris yang memperkenalkan pada April 1946. Malayan Union secara drastis
menukarkan taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri naungan Inggris
kepada jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istimewa orang Melayu
sebagai bumiputera dengan memperkenalkan konsep kerakyatan 'jus soli' yaitu
kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang dilahirkan di tanah
Melayu serta mereka yang berumur 18 tahun ke atas dan telah bermastautin
9 Wahid, Zainal Abidin, Sejarah Malaysia Sepintas Lalu, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1972), hlm. 12. 10
http://umnobsg.net/v1/index.php?option=com_content&task=view&id=16&Itemid=29,
diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:10.
43
selama 10 daripada 15 tahun sebelum 15 februari 1942, serta menghapuskan
kedaulatan raja-raja Melayu.11
Antara peruntukkan yang amat menggusarkan orang Melayu ialah
pemberian hak kewarganegaraan yang sama rata kepada semua orang tanpa
mengira bangsa dan asal keturunannya. Hak keistimewaan ini termasuklah
menjawat perkhidmatan awam dan mengundi dalam pilihan raya. Selain itu,
peruntukkan mengenai hak kewarganegaraan yang longgar (jus soli) melalui
kuat kuasa undang-undang dan secara permohonan dilihat akan menambahkan
lagi kepadatan penduduk Negeri-negeri Melayu dengan bangsa-bangsa dari
luar. Kongres yang berlangsung ini kemudiannya mendapat kata sepakat
daripada wakil persatuan Melayu yang hadir untuk menubuhkan sebuah
gerakan atau pertubuhan yang mewakili seluruh persatuan Melayu.12
2. Perkembangan UMNO
Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (United Malay National
Organisation; juga dikenali sebagai UMNO) adalah partai politik terbesar
di Malaysia dan merupakan pengasas dan tulang belakang pakatan Barisan
Nasional (BN) yang telah memerintah Malaysia tanpa terganggu
sejak merdeka lagi. Ia dikenali sebagai penjaga nasionalisme Melayu
atau ketuanan Melayu dan ideologi Islam tulen, yang memperjuangkan bahwa
11
Ramlah Adam, Dato Onn Jaaafar Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
Dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993), hlm. 55. 12
Ahmad Henry, 60 Tahun Islam di Bawah UMNO-BN, (Kuala Lumpur: Pustaka Ibnu Al-
Manhar, 2010) cet I, hlm. 12
44
orang Melayu dan orang-orang Muslim lain merupakan orang peribumi di
Malaysia, oleh itu berhak menerima keistimewaan sebagai hak semenjak lahir.
Konstintuen utama UMNO mencakup tiga papan lapisan masyarakat, yaitu
aristokrat feodal, tuan tanah desa, dan birokrat yang berkerja sejak era
pemerintahan kolonial.13
Dalam perkembangannya, pragmatisme dan moderatisme
UMNO lebih disukai kaum Melayu dan Bumiputera. Saat ini jumlah anggota
UMNO yang terdaftar, seperti dikemukakan Sekretaris Jenderal UMNO, adalah
3.3 juta orang.14
Keanggotaan UMNO terbuka bagi semua kaum Melayu dan Bumiputera,
kendatipun bukan untuk semua warga negara Malaysia (seperti Cina dan India,
sekalipun sudah masuk Islam). Perlembagaan partai menetapkan bahwa
keanggotaan UMNO terdiri dari dua jenis; (1) Ahli biasa; (2) Ahli Bergabung.15
Ahli Biasa ialah Warganegara Malaysia yang berbangsa Melayu atau Bumiputera
yang berusia 18 tahun keatas.16
Ahli bergabung ialah sebuah pertubuhan politik
yang setuju bekerja sama dengan UMNO dan menerima syarat-syarat yang
ditetapkan oleh Majlis Tertinggi. Tiap-tiap orang Melayu dan Bumiputera berhak
mendaftarkan diri sebagai anggota UMNO mengikuti Perlembagaan dan peraturan
partai.17
13
A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 96 14
Shahidan Razak, “Status Anggota UMNO”, Utusan Malaysia, (Kuala Lumpur), 22 Juli 2005. 15
Perlembagaan UMNO Pasal 4, dipersetunjui dalam Persidangan Perhimpunan Agong
UMNO, 20 Juni 2002. 16
Perlembagaan UMNO hingga 1987 menetapkan syarat umur anggota 16 tahun, yang
kemudian diamandemen menjadi 18 tahun. Watan, 19 November-1 Desember 1987. 17
Perlembagaan UMNO Pasal 5, dipersetunjui dalam Persidangan Perhimpunan Agong
UMNO, 20 Juni 2002.
45
Perlembagaan UMNO tidak menetapkan secara eksplisit syarat Islam
sebagai dasar keanggotaan. UMNO membuka keanggotaanya kepada bangsa
Melayu dan Bumiputera, tetapi tidak kepada India dan cina sekalipun telah
memeluk Islam. Bumiputera diterima menjadi anggota UMNO, kendatipun
mereka belum masuk Islam.18
Ketentuan ini menegaskan bahwa pertimbangan
etnis jauh lebih kuat daripada pertimbangan agama.
i) Zaman Dato Onn :
Satu perhimpunan besar-besaran yang dikenali sebagai Kongres Melayu
Se-Malaya pertama telah diatur oleh Persatuan Melayu Selangor di Kelab Sultan
Sulaiman, Kampung Baharu, Kuala Lumpur pada 1 Maret hingga 4 Maret 1946
dan sebanyak 41 Pertubuhan-pertubuhan Melayu telah menghantar wakil
masing-masing.19
Dato Onn bin Jaafar dari Persatuan Melayu Johor telah dipilih sebagai
Pengerusi Kongres. Hampir semua wakil pertubuhan telah berucap termasuk dua
orang wakil kanak-kanak.
Tiga usul telah diluluskan oleh Kongres seperti berikut:
Pertama; Menubuhkan Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu; Kedua;
Membantah pertubuhan Malayan Union; dan Ketiga; Mengadakan Derma
Pelajaran Kebangsaan Melayu sahaja.20
18
Wan Hasyim Wan Teh , UMNO dalam Arus Perdana Politik Kebangsaan, (Kuala Lumpur:
Mahir Publication Sdn Bhd, 1993), hlm 129 19
http://zanas.wordpress.com/sejarah-penubuhan-umno/, diakses pada tanggal 05 September
2010, pukul 10:54. 20
Ibid.
46
Satu jawatankuasa yang terdiri dari Dato Onn Jaafar, Dato Panglima Bukit
Gantang, Dato Nik Ahmad Kamil, Dato Hamzah Abdullah dan Encik Zainal
Abidin Ahmad (Za'aba) telah dipilih untuk menyediakan draf piagam atau
Perlembagaan UMNO untuk dibentangkan dan diterima oleh Kongres Melayu
Se-Malaya kelak.21
Walaupun ada bantahan yang hebat daripada kaum Melayu,
Kerajaan Inggris tetap meneruskan rancangan mereka dan pada 1
April 1946 menubuhkan Malayan Union. Orang-orang Melayu dan pertubuhan-
pertubuhan Melayu terus membangkang dan tidak memberi sebarang sokongan
terhadap Malayan Union. Pada 11 Mei 1946, Kongres Melayu Se-Malaya ketiga
dan perhimpunan agung pertama Pertubuhan Melayu Kebangsaan Melayu
Bersatu atau PEKEMBAR (UMNO) berlangsung di Istana Besar Johor
Bahru dan Perlembagaan UMNO telah diterima dan diluluskan oleh para peserta.
Maka lahirlah UMNO secara rasmi.22
Dato Onn mencadangkan bahwa keahlian parti dibuka kepada semua
penduduk Tanah Melayu, tanpa mengira kaum, dan nama UMNO ditukarkan
menjadi "Pertubuhan Kebangsaan Penduduk Tanah Melayu Bersatu".
Disebabkan cadangan itu ditentang, Dato Onn meletakkan jawatan sebagai
presiden UMNO apabila persidangan Majlis Mesyuarat Agung Keenam diadakan
21
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pertubuhan_Kebangsaan_Melayu_Bersatu, diakses pada tanggal
26 September 2010, pukul 11:10 22
http://www.umnomaran.org/index.php?option=com_content&view=article&id=58&Itemid=5
8, diakses pada tanggal 26 Agustus 2010, pukul 20:37 WIB
47
pada 25 - 26 Ogos 1951. Dato Onn kemudian menubuhkan Parti Kemerdekaan
Malaya (IMP) pada 26 Ogos, 1951.23
ii) Zaman Tunku Abdul Rahman :
Pada 1951, Tunku Abdul Rahman dilantik sebagai Presiden UMNO kedua.
Atas persepakatan di antara UMNO, MCA dan MIC mengadakan mesyuarat
kerajaan Inggris di London, kemerdekaan Tanah Melayu tercapai. Beliau
meletakkan jawatan sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO
pada 1971 dan digantikan oleh timbalannya, Datuk Abdul Razak Hussein.24
iii) Zaman Tun Abdul Razak :
Pada tahun 1971, Tun Abdul Razak mengumumkan Dasar Ekonomi
Baru yang bertujuan membantu orang Melayu. Dasar ini menyasarkan pegangan
ekonomi orang Melayu sebanyak 30% menjelang 1990 namun gagal.25
iv) Zaman Tun Hussein Onn :
Pada Januari 1976, Hussein Onn dilantik menjadi Presiden UMNO dan
Perdana Menteri Malaysia yang ketiga selepas kematian Tun Abdul Razak.
Pada 20 April 1981, beliau melancarkan Skim Amanah Saham Nasional yang
merupakan satu dana amanah bumiputera yang bertujuan untuk meningkatkan
kualiti bumiputera dalam ekonomi Negara.26
v) Zaman Tun Dr. Mahathir Mohamad :
23
Ramlah binti Adam, Abdul Hakim bin Samuri & Muslimin bin Fadzli, Sejarah Tingkatan 3,
(Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2004), cet 3, hlm 60 24
Ibid, hlm 63 25
Ibid, hlm 64 26
Ibid, hlm 64
48
UMNO telah diharamkan oleh mahkamah pada 4 Februari 1988 selepas
berlakunya krisis kepimpinan UMNO pada 1987 yang menyaksikan Tengku
Razaleigh Hamzah telah bertanding jawatan Presiden UMNO namun kalah
dengan perbezaan undi yang kecil. Dr Mahathir telah mendaftar satu pertubuhan
baru dengan nama UMNO Baru pada 13 Februari 1988. Kemudiannya, Tengku
Razaleigh telah menubuhkan partai serpihan UMNO, yang bernama Semangat
46 selain berlakunya Krisis Perlembagaan Malaysia 1988.27
Pada 1999, Dr Mahathir Mohamad menyingkirkan Datuk Seri Anwar
Ibrahim dari jawatan Timbalan Perdana Menteri Malaysia pada 1998 dan
kemudian dari Timbalan Presiden UMNO serta keahlian dalam UMNO. Parti
Keadilan Nasional, kini Parti Keadilan Rakyat ditubuhkan selepas gelombang
Reformasi Datuk Seri Anwar Ibrahim yang seterusnya menjadi pesaing sengit
UMNO, dalam Pilihanraya Umum 2008 yang lepas.28
vi) Zaman Abdullah Ahmad Badawi :
Pada tahun 2003, Dr Mahathir menyerahkan jawatan Presiden UMNO
kepada Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. Pada 2004, UMNO dan Barisan
Nasional mencapai kemenangan kursi tertinggi dalam sejarah pilihan raya di
Malaysia dengan mendapat 198 daripada 219 kursi atau 90.41% kursi. Namun
pada tahun 2008, UMNO dan Barisan Nasional mengalami kemerosotan undi
sehingga menyebabkan Pakatan Rakyat menguasai 4 negeri di Semenanjung
27
http://miorazlan.blogspot.com/2008/08/satu-perhimpunan-besar-besaran-yang.html, diakses
pada tanggal 15 September 2010, pukul 17:42 28
Chamil Wariya, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala Lumpur: Media
Global Matrix, 2006), cet I, hlm 60.
49
Malaysia (Kedah, Pulau Pinang, Perak, dan Kedah) selain PAS
mengekalkan Kelantan.29
vii) Zaman Najib Tun Razak :
Selepas menjawat jawatan perdana menteri Malaysia ke-6 pada 3 April
2009, beliau telah melancarkan kampanya Satu Malaysia, sebuah gagasan yang
menepati definisi setiap rakyat Malaysia tanpa membezakan warna kulit,
keturunan, agama dan latar belakang. Beliau memperkenalkan beberapa langkah
drastik tetapi populis yaitu dengan menghapuskan dasar (PPSMI) sebagai
langkah mendengar keluhan rakyat apabila dasar yang diamalkan sejak 2003 itu
mendapat reaksi negatif daripada banyak pihak, dan melancarkan Biasiswa
Nasional di dalam memenuhi keperluan tajaan pendidikan untuk pelajar
cemerlang daripada semua kaum.30
C. Dasar dan Perjuangan UMNO
Tindakan kerajaan Inggris mengisytiharkan kertas putih mengenai rancangan
Malayan Union pada 22 Januari 1946, yang bertujuan menjadikan Negara ini tanah
jajahan takluknya, manakala kuasa Raja- Raja tempatan, menyebabkan orang
Melayu sangat marah.
Satu kongres tergempar diadakan di Kelab Sultan Sulaiman Kampung Baru
Kuala Lumpur pada 1 hingga 4 Maret 1946 untuk mencari jalan menentang
rancangan tersebut. Kongres ini dihadiri wakil dari 41 pertubuhan Melayu di
29
http://ms.wikipedia.org/wiki/UMNO, diakses pada tanggal 28 Augustus 2010, pukul 11:46. 30
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0711&pub=utusan_malaysia&sec=R
encana&pg=re_01.htm&arc=hive, diakses pada tanggal 28 Augustus 2010, pukul 15.16.
50
seluruh Semenanjung Tanah Melayu dan dalam kongres ini juga telah dicadangkan
ditubuhkan satu pertubuhan Melayu dengan tujuan menyatupadukan orang
Melayu.31
Selepas kongres ini, dua lagi kongres diadakan yaitu pada 30 dan 31 Maret
1946 bertempat di Pejabat Akhbar Majlis di Kuala Lumpur dan hari kedua di
Rumah Persatuan Penang Peranakan Batu Road, Kuala Lumpur. Kemudian
diadakan lagi kongres ketiga di Istana besar Johor Bahru pada 11 dan 12 Mei
1946. Dalam kongres ini dengan secara rasmi UMNO ditubuhkan.32
Pada mulanya UMNO dicadangkan Oleh Dato‟ Onn Jaafar dengan nama
“Pertubuhan Melayu bersatu” atau “United Malays Organization”. Bagaimanapun
Tuan Za‟aba mencadangkan supaya ditambah perkataan “kebangsaan” atau
“national” selepas perkataan “pertubuhan”. Akhirnya kongres bersetuju untuk
menamakan “Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu” (PEKEMBAR) atau
“United Malays National Organization” (UMNO).33
Setelah UMNO dilahirkan maka perjuangan menentang Malayan Union
habis-habisan dijalankan oleh orang-orang Melayu. Dalam tempoh dua (2) tahun
sahaja Malayan Union dapat dihapuskan, kemudian digantikan dengan
Persekutuan Tanah Melayu yang diisytiharkan secara rasminya pada 1 Februari
1948. Walau Persekutuan Tanah Melayu diwujudkan dan Raja-Raja Melayu
31
Ramlah Adam, Dato Onn Jaaafar Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
Dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993), hlm. 55. 32
Chamil Wariya, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala Lumpur: Media
Global Matrix, 2006), cet I, hlm 35 33
http://www.umnonibongtebal.my/v2/articles.php?article_id=1, diakses pada tanggal 22
September 2010, pukul 12:33 WIB
51
dikembalikan kuasa di negeri masing-masing,tetapi penjajahan Inggris masih
berkuasa dalam pentadbiran dan berkuasa membongkar sagala hasil kekayaan
yang ada di dalam Negara ini. Sementara orang-orang Melayu diketepikan tanpa
mendapat sebarang pembelaan.34
Bagi membebaskan orang Melayu dari cengkaman penjajahan ini, maka
kemerdekaan bagi Negara ini harus diperjuangkan. Justeru itu Majlis Mesyuarat
Agung Setengah Tahun UMNO di Hotel Majestic, Kuala Lumpur pada 24 dan 25
Mac 1951 meluluskan usul yang dikemukakan oleh wakil Perikatan Pemuda
supaya slogan “Hidup Melayu” digantikan kepada “Merdeka”. Tunku Abdul
Rahman Putra selaku Yang Dipertuan UMNO semasa berucap sebelum
meluluskan cadangan tersebut dengan tegas menyatakan :
“Dalam lima tahun dahulu kita sama-sama meruntuhkan ‘ Malayan Union’,
maka sekarang ini kita akan robohkan pula ‘Persekutuan Tanah Melayu’ ini yang
tidak berguna langsung dan kita akan dirikan kemerdekaan bagi bangsa kita”.35
Kerajaan Inggris, apabila menyedari UMNO sudah mula bertindak ke arah
perjuangan menuntut kemerdekaan, telah mensyaratkan kemerdekaan itu tidak
akan diberikan sekiranya Negara ini masih dalam keadaan darurat dan tidak
adanya kerjasama dan persefahaman antara kaum dalam Negara ini.36
Walau bagaimanapun di atas kegigihan UMNO dalam perjuangan menuntut
kemerdekaan disamping kerjasama daripada MCA, serta kejayaan besar UMNO /
34
http://silamgemilang.wordpress.com/2009/03/22/cantas-mencantas-bukan-budaya-
perjuangan-parti-umno-apa-kata-sejarah-perjuangan-parti-umno/, diakses pada tanggal 22 September
2010, pukul 14:32 WIB 35
Ramlah binti Adam, Abdul Hakim bin Samuri & Muslimin bin Fadzli, Sejarah Tingkatan
3,.(Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2004), cet 3, hlm 75 36
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Production Sdn Bhd,
2007), cet 1, hlm 10.
52
Perikatan dalam Pilihan Raya 1955 menyebabkan Inggris terpaksa akur di atas
tuntutan UMNO. Akhirnya tarikh kemerdekaan bagi Persekutuan Tanah Melayu
pada 31 Agustus 1957 dipersetujui.37
Setelah Persekutuan Tanah Melayu mencapai kemerdekaan, UMNO sebagai
tonggak partai perikatan dan kemudiannya Barisan Nasional telah menumpukan
perjuangannya untuk mengisi kemerdekaan itu. Kerajaan yang diterajui UMNO
telah mengadakan berbagai-bagai program pembangunan dalam bidang ekonomi,
agama dan sebagainya.38
Antara program-program pembangunan ekonomi yang dijalankan adalah
membuka ladang-ladang getah dan kelapa sawit serta mewujudkan institusi yang
berkaitan seperti RISDA, FELDA FELCRA dan sebagainya. Dalam bidang
pelajaran kerajaan mendirikan berbagai-bagai sekolah, maktab pengajian dan
institusi-institusi pendidikan tinggi seperti Institusi Teknologi MARA (sekarang
Universiti Teknologi MARA atau UiTM), Universiti Kebangsaan Malaysia
(UKM), Universiti Islam Antarabangsa (UIAM) dan lain-lain.39
Di bidang pembangunan agama, kerajaan di bawah pimpinan UMNO
mendirikan Pusat Islam, sekolah-sekolah agama, pusat-pusat dakwah, jabatan-
jabatan Agama Islam di negeri-negeri dan sebagainya. Semua program-program
ini diadakan berasaskan dasar yang ditetapkan oleh kerajaan seperti Dasar
37
Ibid, hlm 12. 38
http://www.kelabumno.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15&Itemid=8,
diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, pukul 23:12 WIB 39
http://silamgemilang.wordpress.com/2009/03/22/cantas-mencantas-bukan-budaya-
perjuangan-parti-umno-apa-kata-sejarah-perjuangan-parti-umno/, diakses pada tanggal 25 Agustus
2010, pukul 13: 56 WIB.
53
Ekonomi Baru, Dasar Pelajaran Kebangsaan dan sebagainya. Hari ini Malaysia
sudah 48 tahun merdeka dan terkenal sebagai sebuah Negara termaju di kalangan
Negara-negara membangun manakala UMNO pun telah menjangkau usia 58 tahun
dan ahli-ahlinya melebihi 3 juta orang meliputi 191 bahagian. Ia merupakan
sebuah parti politik yang tertua dan terunggul di dunia, tidak ada sebuah parti
politik pun yang dapat menandinginya.40
UMNO telah menempuh pilihan raya sebanyak 12 kali dan setiap kali
pilihanraya UMNO mencapai kemenangan dengan cemerlang. Dalam Pilihan
Raya Umum 2004, bagi kawasan Parlimen, UMNO telah memenangi 109 kerusi
daripada 117 kursi yang dipertandingkan manakala peringkat DUN sebanyak 303
kursi daripada 337 kursi telah dimenangi oleh UMNO. Bagi mengekalkan
kedudukan UMNO sebagai sebuah parti politik yang terunggul di dunia, maka
setiap ahli UMNO terutamanya Ketua-Ketua Penerangan di semua peringkat
hendaklah bertanggungjawab mengawal segala isu-isu yang boleh menjejaskan
kekuatan UMNO.41
Sementara pejabat-pejabat UMNO sebagai nadi kekuatan UMNO hendaklah
bertindak pantas dalam menyelesaikan segala masalah yang timbul seperti masalah
politik uang, kurang penghayatan terhadap perjuangan UMNO di kalangan ahli-
ahli dan sebagainya, kerana masalah-masalah tersebut jika tidak diatasi akan
menghancurkan masa depan UMNO.
40
http://www.kelabumno.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15&Itemid=8,
diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, pukul 18:16 WIB.
41
Chamil Wariya, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala Lumpur: Media
Global Matrix, 2006), cet I, hlm. 69.
54
D. Gerakan Politik UMNO di Malaysia
Pada 1 Disember 1951, satu pemilu peringkat tempatan diadakan buat
pertama kalinya. Pilihan raya ini diadakan bagi memilih ahli-ahli Majlis Tempatan
di samping melatih penduduk tempatan ke arah berkerajaan sendiri. Sebagai
permulaan, pemilihan ini ini adalah untuk melantik wakil-wakil dalam Majlis
Perbandaran Pulau Pinang yang ditandatangani oleh 24 orang calon. Antara yang
mencalonkan diri dalam pemilu itu ialah Partai Radikal, Partai Buruh, UMNO dan
tiga calon Bebas. Partai Radikal berjaya memenangi pemilu tersebut dengan
meraih enam kerusi. UMNO sekadar memenangi satu kerusi begitu juga partai
yang lain. Kemunculan Partai Perikatan yang kemudiannya membentuk Barisan
Nasional (BN) boleh dikatakan bermula sewaktu berlangsungnya pemilu
Perbandaraan Kuala Lumpur pada 12 Februari 1952. UMNO membuat pakatan
bersama Malaysian Chinese Association (MCA)42
Selangor sebagai langkah
untuk tidak bersaing sesama sendiri. Ia juga bertujuan untuk menandingi saingan
yang agak kuat ketika itu yaitu Independence of Malayan Party (IMP)43
yang
dipimpin oleh Dato` Onn Jaafar.44
42
MCA, Malaysian Chinese Association merupakan sebuah partai politik yang diasaskan pada
27 Februari 1949 di Malaysia untuk mewakili etnik Cina Malaysia, satu daripada tiga partai komponen
utama bagi partai gabungan di Malaysia yang dipanggil sebagai Barisan Nasional (BN). 43
IMP, Independence of Malaya Party atau Partai Kemerdekaan Malaya ialah sebuah partai
politik di Malaya Inggris yang memperjuangkan kemerdekaan Semenanjung Tanah Melayu. Partai ini
ditubuhkan oleh Dato' Onn Jaafar setelah beliau menyatakan hasrat membuka keahlian UMNO kepada
kaum lain. Hal ini menyebabkan tentangan daripada ahli UMNO dan beliau terpaksa keluar UMNO
dan menubuhkan Partai Kemerdekaan Malaya pada 1951. Beliau bagaimanapun membubarkan parti
ini pada 1953 selepas tidak berapa mendapat sambutan dan menubuhkan Parti Negara. 44
Ahmad Henry, 60 Tahun Islam di Bawah UMNO-BN, (Kuala Lumpur: Pustaa Ibnu Al-
Manhar, 2010) cet I, hlm. 13
55
Langkah berpakat itu membuahkan hasil apabila mereka memenangi
sembilan buah kursi daripada dua belas kursi yang dipertandingkan. Kemenangan
itu menjadi pendorong kepada UMNO untuk mengadakan pakatan secara kekal
bersama MCA dengan menubuhkan partai Perikatan peringkat kebangsaan. Pada
tahun 1955, Partai Malaysian Indian Congress (MIC)45
yang mewakili kaum India
menyertai Partai Perikatan menjadikan partai itu semakin kuat dan digeruni oleh
partai oposisi pada ketika itu. Pada tahun 1973, Partai Perikatan kemudiannya
dikenali sebagai sebagai Barisan Nasional. antara manifesto yang diketengahkan
oleh Perikatan dalam menghadapi pemilu pada ketika itu ialah mendapatkan
kemerdekaan dalam masa empat tahun, mewajibkan pendidikan, perkhidmatan
awan bercorak tempatan, menjaga hak asasi manusia, dan melindungi hak raja-raja
Melayu sebagai raja berpelembagaan. Manifesto Perikatan itu selari dengan
keinginan rakyat ketika itu dan menjadikannya sebagai kelebihan untuk menarik
pengundi dari pelbagai kaum.46
Dalam pilihan raya umum pada Mac 2004, Dato' Seri Abdullah Ahmad
Badawi mengetuai Barisan Nasional untuk mencapai keputusan undi yang besar,
yang mana Barisan Nasional mendapat semula negeri Terengganu. Kini kerajaan
45
MIC, Malaysian Indian Congress, merupakan sebuah partai politik di Malaysia dan satu
daripada anggota pengasas, partai gabungan, Barisan Nasional, sebelumnya dikenali sebagai Partai
Perikatan, yang mana ia telah berkuasa memerintah negara Malaysia sejak kemerdekaan pada 1957.
MIC ditubuhkan selepas satu persidangan diadakan di Dewan Orang Ramai Chettiar, Jalan Ipoh, Kuala
Lumpur. Pada awalnya, ia hanya menjadi tarikan kepada masyarakat kelas pertengahan terutama
dengan personaliti presiden pertamanya John A. Thivy yang berlatar belakangkan pengamal undang-
undang. 46
Ibid, hlm 14
56
campuran menguasai 92% kursi dalam Parlimen. Pada tahun 2005, Dr. Mahathir
telah menyatakan :
"Saya percaya negara ini harus mempunyai kerajaan yang kuat tetapi tidak
terlalu kuat. Suatu majoriti dua pertiga seperti yang saya nikmati ketika saya
merupakan perdana menteri adalah cukup tetapi suatu majoriti sebanyak 90%
adalah terlalu kuat. Kami memerlukan parti pembangkang untuk mengingatkan
kami jika kami membuat kesilapan. Apabila anda tidak ditentang, anda
berpendapat bahawa setiap perkara yang anda buat adalah betul."47
Pada pilihan raya umum tahun 2008, partai-partai pembangkang berjaya
menghalang Barisan Nasional dari meraih majoriti ⅔ buat kali pertama sejak tahun
1969, yaitu 82 daripada 222 kursi di Dewan Rakyat. Tiga partai pembangkang
utama, iaitu Partai Keadilan Rakyat, Partai Tindakan Demokratik dan Partai Islam
Se-Malaysia membentuk satu perikatan bergelar Pakatan Rakyat tidak lama
selepas kejayaan ini.48
Seterusnya, kesimpulan yang termuat dalam bab ini adalah lebih
menfokuskan paham nasionalisme hanya terhadap partai politik yaitu UMNO.
Dalam hal ini apa yang terkait latar belakang UMNO adalah lebih membahaskan
tokoh-tokoh pejuangan, dasar-dasar perjuangan dan hal-hal yang terkait
kepentingan politik dan pemerintahan. Makanya pada bab ini, perbahasan antara
paham nasionalime dan UMNO tidak lagi menditil secara dampak atau
komprehensif, kerana pada bab ini hanya lebih menfokuskan perbahasan sejarah,
47
Fadilah binti Zaini & Kassim bin Thukiman, Hubungan Etnik Di Malaysia, (Johor Bharu:
Universiti Teknologi Malaysia, 2008, hlm 29. 48
Lutfi Othman, UMNO dalam Dilemma, Harakah (Kuala Lumpur), 18 Maret 2008
57
ideologi dan tokoh UMNO sahaja. Agar lebih lengkap kajian ini antara hubungan
nasionalisme dengan UMNO akan di bahas pada bab IV, dan dalam bab terakhir
juga akan membahaskan pandangan dan kritikan dari tokoh-tokoh di Malaysia
samada ideologinya semangat kebangsaan, nasionalisme atau tidak.
58
BAB IV
KAJIAN TERHADAP PAHAM NASIONALISME MELAYU (UMNO)
Malaysia adalah negara dengan struktur masyarakat plural.1 Penduduk Malaysia
meliputi beragam warna kulit dan suku bangsa. Tiga etnis terbesar adalah Melayu,
kemudian Cina dan India. Maka, dalam struktur masyarakat Malaysia, Islam telah
menjadi bagian yang menyatu dalam identitas nasional, sejarah, dan kebudayaan
Melayu. Akibat kolonialisme Inggris, struktur demografis Melayu mengalami
perubahan dengan masuknya gelombang pendatang dari Cina dan India.
Pada masa pra-kemerdekaan, Islam dan Nasionalisme diterima sebagai paket
kehidupan semua kekuatan politik yang mempunyai tujuan menjamin keutuhan
Melayu. Nasionalisme Melayu memberikan kerangka kerja bagi semua kegiatan;
kaum Islamis, nasionalis, dan kiri. Kampenya anti-Malayan Union bahkan telah
menyatukan berbagai aliran dalam gerakan nasionalis Melayu pada tahun 1920an dan
1930an, dengan memasukkan kaum pembaharu Islam, kaum intelektual Melayu, dan
pegawai negeri Melayu.2
Singkatnya, saat itu adalah saat di mana pandangan bahwa “nasionalisme dapat
mendukung tujuan-tujuan Islam” masih populer di kalangan Melayu. Bahaya
penggabungan Islam dan nasionalisme Melayu tidak disinggung-singgung oleh
1 Alvin Rabushka, “Race and Politics in Urban Malaya”, (Standford California : Hoover
Institution Press, 1973) hlm. 14, 27. 2 Y. Mansoor Marican, “Malay Nationalism and the Islamic Party of Malaysia”, (Islamic
Studies, Spring 1977), hlm. 294
59
siapapun, bahkan juga tidak oleh ulama yang paling tradisional dalam PMIP/PAS.3
Pada awalnya, tokoh-tokoh ulama berada di bawah payung UMNO bersama dengan
Dato‟ Onn untuk memperjuangkan kemerdekaan lebih-lebih lagi apabila Hizbul
Muslimin diharamkan oleh Inggris pada tahun 1948. Penyertaan golongan ulama
pada saat itu bukanlah menunjukkan persetujuan mereka dengan dasar nasionalis
tetapi karena mereka melihat adalah lebih penting untuk mewujudkan penyatuan
terlebih dahulu tanpa mengabaikan matlamat asal yaitu menuntut kemerdekaan dan
memperjuangkan Islam. Ini berarti kerjasama yang dilakukan oleh golongan ulama
itu adalah sebagai pendekatan untuk melaksanankan pengislaman dari dalam sistem.
Kemasukan golongan ulama ke dalam UMNO telah mewujudkan dua golongan
yaitu golongan yang kritikal untuk menegakkan Islam dan golongan yang kekal
dengan matlamat asal parti. Golongan agama melihat perjuangan mereka di dalam
UMNO semakin kabur karena tidak ada tanda-tanda partai itu akan tegas menegakkan
Islam sekiranya mencapai kemerdekaan. Dan golongan kekal lebih menyokong untuk
mencapai kemerdekaan melalui perjanjian bersama Inggris.
Oleh karena ruang untuk menegakkan Islam di dalam UMNO semakin sempit,
akibat beberapa perbedaan pendapat dengan pimpinan UMNO yang secara rasminya
beraliran nasionalis sekular, tokoh-tokoh ulama beramai-ramai keluar dari UMNO
untuk menubuhkan Persatuan Ulama yang terpisah dari UMNO pada tahun 1951.4
3 A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 156 4 Ahmad Fadhli bin Shaari, “Sejarah dan Masa Depan Perjuangan Politik Islam Di Malaysia”,
(Kelantan: Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra, 2001), hlm. 1
60
Maka dijelaskan di sini adalah apakah sebenarnya diperjuangkan oleh
Nasionalisme UMNO setelah merdeka, dan benarkah hak-hak Melayu benar-benar
ditegakkan terutamanya Melayu Islam yang menjadi etnis dan agama yang terbesar di
Malaysia.
A. Kefahaman UMNO Terhadap Konsep Nasionalisme Melayu
Kefahaman UMNO terhadap konsep nasionalisme Melayu dari banyak
golongan, termasuk di lingkungan internel UMNO sendiri, meragukan apakah
partai ini memiliki ideologi politik. Bagi mereka, UMNO adalah partai yang lebih
berpegang kepada tradisi daripada ideologi.5 Kekuatannya terletak bukan pada
ideologi, tetapi pada „flexibility‟ (kelenturan) dan kemampuannya beradaptasi
dengan situasi zaman untuk menjawab masalah-masalah dasar yang menyangkut
kepentingan Melayu, Islam, dan negara.6 UMNO enggan secara sadar
merumuskan doktrin-doktrin politiknya yang baku sebagai asas dan falsafah
perjuangan partai. Tunku Abdul Rahman, ketika ditanya apa dasar UMNO, pernah
menjawab bahwa ia boleh ke kiri-boleh ke kanan. Pertanyaan ini adalah ungkapan
lain bahwa ideologi UMNO bisa berubah-ubah sesuai tuntutan keadaan. Dengan
kata lain, UMNO pragmatis.7
5 A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 101 6 Wan Teh, Wan Hasyim, UMNO dalam Arus Perdana Politik Kebangsaan, (Kuala Lumpur:
Mahir Publication Sdn Bhd, 1993) 7 Ibid, hlm 101
61
Mahathir, dalam suatu wawancara menyatakan UMNO adalah organisasi
pragmatis yang sederhana, liberal berasaskan kebangsaan Melayu.8 Orientasi
ideologisnya terletak pada pembangunan (development) dan politik kompromi.
Sebagai partai yang dibentuk untuk melindungi kepntingan Melayu, ideologi
UMNO berlandaskan pada nasionalisme etnis Melayu. Dalam perkembangannya,
asas tulen Melayu ini diisi sedikit demi sedikit oleh Islam dan pragmatismenya
sebagai simbol perpaduan kekuatan Melayu-Islam.9 Nasionalisme Melayu plus
Islam menjadi dasar „ideologi politik‟ UMNO.
Dalam falsafah perjuangannya, UMNO membangung sintesis pragmatis di
antara aspirasi Islam dan kebangsaan. Pertama-tama, UMNO tidak melihat
nasionalisme sebagai suatu kekuatan destruktif yang secara ideologis bertentangan
dengan Islam.10
Kepada media beberapa puluh tahun sebelum menjadi Presiden
UMNO, Abdullah Ahmad Badawi menyatakan bahwa nasionalisme Melayu ini
tidak bertentangan dengan jiwa Islam karena paham ini sifatnya positif dan tidak
didasarkan pada intoleransi rasial.11
Nasionalisme yang dikembangkan UMNO
adalah nasionalisme demokratis, bukan chauvinis12
dan agresif, sebuah ideologi
8 Syukor Maaruf, Berita Minggu, (Kuala Lumpur), 7 Februari 1982. hlm 2
9 Watan,(Kuala Lumpur), 29 Agustus 1986.
10 Wan Mohd. Muhyiddin dan H. Nik Mustaffa Yusof, “Amanat Presiden: Landasan bagi
Pembagunan Bangsa dan Negara”, Jil II (Shah Alam; Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1997), hlm. 395 11
A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 103 12
Chauvinis, paham yang mengganggap negara sendiri lebih baik dari negara lain.
62
yang menenggang dan memberi tempat kepada kaum-kaum yang lain dalam
kehidupan negara.13
Betapapun usahanya untuk membangun kerangka kerja bagi suatu jenis
nasionalisme demokratis, UMNO adalah partai yang mengembangkan
nasionalisme etnis Melayu. Pemberian hak-hak khusus kepada Melayu dibenarkan,
dengan alasan sebagai langkah awal untuk memupuk persatuan. Persatuan
nasionalisme tidak mungkin terwujud di tengah ketimpangan kesejahteraan antar
golongan. Kendatipun mengakui idealnya nasionalisme Melayu dihapuskan untuk
mewujudkan nasionalisme Malaysia, dengan cepat UMNO menambahkan bahwa
proyeksi ideal itu bukan untuk konteks sosial di mana Melayu masih dikepung
keterbelakangan. Nasionalisme yang dikembangkan UMNO pada intinya adalah
nasionalisme Melayu yang dibungkus dengan sampul gagasan kemitraan Melayu-
Cina-India.14
UMNO membentuk citra dirinya sebagai partai yang membela Islam, namun
dengan berbagai cara menolak menjadikan Qur`an dan Hadits sebagai undang-
undang negara. Bagi UMNO, yang lebih penting adalah isi ketimbangan label.
“UMNO memang tidak eksplisit mencantumkan al-Quran dan Hadist sebagai asas
politiknya, tetapi UMNO konsisten memperjuangkan kemajuan Islam di
13
A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 102 14
C.F Wang Gungwu, “Malayan Nationalism”, Royal Central Asian Journal (Juli-Oktober
1962), hlm. 321
63
Malaysia”.15
UMNO telah menciptakan suatu masyarakat di mana Islam
dihormati. Untuk melucuti klaim-klaim PAS, UMNO menyatakan bahwa Malaysia
dibawah kepemimpinan UMNO telah memenuhi ciri-ciri dasar negara Islam;
agama resmi negara adalah Islam, penduduk mayoritas adalah Islam dan tampuk
pemerintahan dipegang oleh orang Islam. Pembangunan diadakan menurut
panduan Islam agar umat Islam tidak tergelincir kepada kekufuran karena
dibelenggu kemiskinan.16
UMNO tidak menekankan simbol, tetapi terwujudnya
negara yang rakyatnya menikmati keamanan, keselamatan dan pembangunan
ekonomi, yang semua itu menjadi syarat bagi kemajuan umat Islam.
UMNO memandang bahwa paham kebangsaan yang diadopsi partai bukan
paham sekuler yang bertentangan dengan Islam. Nasionalisme yang ditentang
Islam adalah „ashabiyyah atau paham kebangsaan sempit yang bertentangan
dengan jiwa Islam sebagai agama rahmatan lil-`alamin. Nasionalisme Melayu
tidak boleh dilihat sebagai satu sifat perkauman. Ia adalah satu tindakan afirmatif
(affirmative action) yang perlu dilakukan oleh Kerajaan demi untuk memastikan
kestabilan politik.17
Kebangsaan UMNO adalah sesuatu yang luas, yang di
dalamnya terkandung roh agama dan ia tidak menolak hak-hak bangsa lain.18
Komitemen keagamaan UMNO diwujudkan dalam perjuangannya memasukkan
Islam sebagai agama resmi negara dan juga mendorong pembagian anggaran
15
Matlamat dan Dasar Perjuangan UMNO, (Kuala Lumpur, Arsip Negara Malaysia), hlm. 16 16
Ibid., hlm. 15 17
Wan Ahmad Farid Bin Dato‟ Wan Salleh, Ketua Perhubungan UMNO Kuala Terengganu,
Wawancara Pribadi, Kuala Terengganu, 2 November 2010. 18
Ibid., hlm. 12
64
negara untuk kepentingan Islam. UMNO telah mengisi negara Malaysia dengan
aspirasi-aspirasi Islam, dengan mengikuti tahap yang sesuai dengan kondisi
masyarakat berbilang kaum dan agama.
Makanya, kesimpulan ini adalah Ideologi UMNO bergerak di antara tarikan-
tarikan normatif dan kepentingan-kepentingan pragmatis. Sebagai partai berkuasa,
UMNO harus piawai memainkan dua unsur inti dalam identitas Melayu. Strategi
UMNO untuk menghadapi PAS yang mewakili sebagai partai Islam dengan pokok
pemikirannya yang teo-demokrasi, adalah dengan mencitrakan partainya sebagai
pejuang dua unsur inti dalam indentitas melatu sekaligus, yaitu Islam dan
kemelayuan.
B. Kelebihan dan Kekurangan Terhadap Faham Nasionalisme Melayu (UMNO)
1. Kelebihan Faham Nasionalisme Melayu (UMNO) :
a) Pada awalnya, faham nasionalisme Melayu tidaklah begitu kuat untuk
meyakinkan rakyat Melayu bagi menuntut kemerdekaan tanah Melayu
karena wujudnya penduduk berbilang kaum sebagai faktor penghalang,
penekanan oleh penjajah, pergolakan masyarakat Melayu untuk berpecah-
belah mengikut negeri, ketiadaan kesadaran politik yang meluas serta
terdapat kemakmuran ekonomi yang membolehkan kehidupan sederhana
kepada sebilangan besar rakyat.19
Kekuatan nasionalisme Melayu ini
19
http://komuniti.iluvislam.com/topic/26529-sejarah-united-malay-national-organisation/,
diakses pada tanggal 26 Agustus 2010, pukul 09:04.
65
meningkat lebih tinggi setelah kolonial Inggris bercadang untuk menukarkan
taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri naungan Inggris kepada
jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istimewa orang Melayu
sebagai bumiputera dengan memperkenalkan konsep kerakyatan 'jus soli'
yaitu kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang dilahirkan
di tanah Melayu, serta menghapuskan kedaulatan raja-raja Melayu di dalam
rancangan Malayan Union.20
Oleh karena itu, Dato Onn Jaafar telah
menubuhkan UMNO pada tahun 1946 untuk menghapuskan Malayan Union
agar bangsa Melayu terus hidup dan kedaulatan Raja-raja dipertahankan.
b) Pada tahun 1951, UMNO di ambil alih oleh Tunku Abd Rahman setelah
Dato Onn berundur dari pada pada Agustus 1951. Dibawah Tunku, UMNO
menjadi satu partai yang memperjuangkan kemerdekaan. Bagi memudahkan
kemerdekaan dicapai, UMNO di bawah Tunku membentuk gabungan
dengan partai kaum Cina, MCA dan partai masyarakat India iaitu MIC di
atas nama PERIKATAN dengan UMNO menjadi partai utamanya.21
c) Di bawah Tun Razak22
pula, konsep nasionalisme UMNO dikembangkan
lagi dengan menukar PERIKATAN kepada Barisan Nasional (BN) yang
disertai sama oleh beberapa partai dari Sabah dan Sarawak. Perkembangan
itu menukar corak nasionalisme dari Melayu kepada Malaysia. Di bawah
20
Ahmad Henry, 60 Tahun Islam di Bawah UMNO-BN, (Kuala Lumpur: Pustaka Ibnu Al-
Manhar, 2010) cet I, hlm. 12 21
Ibid, hlm 35. 22
Tun Razak, Perdana Menteri Malaysia Ke-2, menjabat dari tahun 1970 hingga 1976
66
Dato Najib23
, UMNO menjuarai pengukuhan transformasi nasionalisme
Malaysia itu di bawah program 1 Malaysia.
d) Mahupun di bawah pimpinan Dato Onn dan di bawah Tunku Abdul
Rahman, UMNO mengambil sikap tegas anti-komunis dan komunis
dijadikan sebagai musuh utama bagi bangsa berbagai etnik di Malaya.24
e) Pembentukan Malaysia antaranya adalah bagi membendung pengaruh
komunis di Singapura dan Sarawak supaya ia tidak mengancam keselamatan
Semenanjung dan kedaulatan penduduknya khususnya orang Melayu.
Apabila komunis dapat dihapuskan di wilayah itu, maka ia menjadi benteng
menghalang kemaraan pengaruh komunis dari Semenanjung Indochina dan
Indonesia.25
2. Kekurangan Faham Nasionalisme Melayu (UMNO) :
a) Dato Onn Jaafar sebagai pengasas UMNO tidak memperjuangkan
kemerdekaan dari Inggris selama mana UMNO berada dibawahnya.
Malahan UMNO zamannya menentang pejuang kemerdekaan yang dipimpin
oleh Dato Burhanuddin al-Helmi. Dan apabila berlaku darurat pada tahun
1948, partai PKMM dan Hizbul Muslimin diharamkan. Kesemua massa-
massa kemerdekaan tersebut ditangkap dari arahan Dato Onn Jaafar.
Semangat kemerdekaan hanya berlaku selepas UMNO dipimpin oleh Tunku
23
Najib Tun Razak, Perdana Menteri Malaysia Ke-6, anak kepada Tun Razak, menjabat dari
tahun 2009 hingga sekarang. 24
Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25
Agustus 2010. 25
Mahdi Shuid, Suzani Osman, dan Sazlina,Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia, (Selangor:
Pearson Malaysia Sdn Bhd, 2009) cet. 1, hlm. 206.
67
Abd Rahman pada tahun 1951. Akan tetapi kemerdekaan yang
diperjuangkan oleh UMNO pada waktu itu mengikut apa yang diinginkan
oleh Inggris. Untuk mencapai kemerdekaan dari Inggris harus
memperjuangkan bersama orang bukan Melayu. Oleh karena itu kerajaan
tanah Melayu dibawah pimpinan UMNO terpaksa memberikan kerakyatan
kepada pendatang Cina dan India. Maka UMNO menerima saranan Inggris
atas status kerakyatan mengikut kaedah „jus soli‟ iaitu pendatang asing yang
menetap selama 10 tahun layak menjadi rakyat, dan sesiapa yang lahir di
Semenanjung tanah Melayu secara automatis akan menjadi rakyat tanah
Melayu.26
b) Kemerdekaan yang dicapai pada tahun 1957 bukanlah hasil perjuangan dari
golongan nasionalis sekuler UMNO, yang selalu dianggap sebagai pejuang
kemerdekaan Malaysia, walaupun UMNO membawa dasar nasionalisme,
tetapi kemerdekaan Malaysia justeru didirikan atas kesepakatan antara
Inggris dan pemerintah Malaysia selepas perjanjian yang dibuat oleh Raja
Melayu dan Ratu Inggris pada 31 Agustus 1957, selepas penentangan yang
tidak mendasar dari UMNO terhadap gagasan Malayan Union yang
digagaskan oleh penjajah Inggris. Akhirnya Raja-raja Melayu
menandatangani perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of
26
Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25
Agustus 2010.
68
Malaya) bertempat di King‟s House (di Inggris).27
Bangsa Melayu benci
kepada Malayan Union tapi merestui Federation. Sedangkan kedua-duanya
berlandaskan dasar penjajah Inggris.28
c) UMNO di bawah Dato Onn tidak menghalang kemasukan pendatang luar ke
tanah Melayu yang dibenarkan oleh Inggris terutama pelarian China selepas
kejatuhan Tanah Besar China ke tangan komunis pada tahun 1948.
d) Bahasa Melayu dijanjikan untuk menjadi bahasa resmi negara 10 tahun
selepas merdeka. Dalam masa 10 tahun tersebut, bahasa Melayu tidak
didaulatkan. Akibatnya, bahasa Melayu belum dapat menggantikan bahasa
Inggris secara sepenuhnya walaupun telah mendjadi bahasa resmi negara
pada tahun 1967 sehingga sekarang. Maka, bahasa Melayu tidak dijadikan
bahasa pengantar di semua sekolah rendah. Bahasa Melayu dijadikan bahasa
penghantar di sekolah menengah tetapi pelaksanaannya amat perlahan.29
e) Pada 18hb Jan 1993, Pindaan Perlembagaan Persekutuan yang membolehkan
raja di bawa ke mahkamah. Apabila Raja-Raja Melayu minta tangguh
pindaan ini, maka media mengkritik secara terbuka salah laku raja.30
27
King‟s House adalah Kakosa sekarang 28
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka, 1990), hlm. 85 29
Subky Latiff, Kolumnis Koran Tabloid Malaysia, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 25
Agustus 2010. 30
http://idrisahmad.files.wordpress.com/2010/02/risalah_penerangan_2.pdf, diakses pada
tanggal 10 Maret 2011, pukul 12:34 WIB
69
C. Pandangan Tokoh-tokoh di Malaysia Terhadap Nasionalisme Melayu
(UMNO)
Nasionalisme di Malaysia dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu
nasionalisme konservatif dan nasionalisme radikal, seterusnya pandangan atau
kritikan akan dimuatkan dari pihak latar belakang pemikiran Islam modernis,
reformis dan moderat yaitu;
Pertama; Nasionalisme konservatif ini paham yang lebih cenderung
mempertahankan dan menyokong kolonialisme.31
Jadi paham ini dapat dikatakan
sebagai kelanjutan atau penyempurnaan daripada paham yang sebelumnya 32
dan
kelanjutan dari paham ini lahirlah organisasi politik awal yang mendukung
gagasan nasionalisme konservatif yaitu UMNO. Sifatnya bukan hanya sekadar
mempertahankan tradisi kebangsaan Melayu, tetapi juga mempertahankan tradisi
kerja sama dengan pihak kolonial inggris. Karenanya Inggris sendiri menghendaki
kerja sama penuh dengan UMNO. Memang sejarah menyaksikan kehebatan
UMNO dalam menentang gagasan Malayan Union bentukan Inggris selepas
pendudukan Jepang. Tetapi tuntutan UMNO ini tidak mendasar, dan bukan ingin
mencapai kemerdekaan secara total. Karenanya Inggris dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan tersebut walaupun agak menyimpang dari tujuan
berdirinya Malayan Union. Nasionalisme seperti ini tidak dapat dikatakan anti-
31
Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran, (Jakarta:
Gema Insani, 1997), cet. Ke-1, hlm. 162-163 32
Yaitu paham yang mengatakan bahwa, “Inggris adalah sebuah kerajaan yang adil. Inggris
sudah lama melindungi orang-orang Melayu dan menaungi negeri-negerinya. Jika tidak kepada
mereka, ke mana lagi orang-orang Melayu mengadukan masalah”. Paham ini juga melarang
menentang penjajah Inggris.
70
Inggris, walaupun ada pihak yang menyebut demikian. Dengan corak penentangan
yang lunak inilah yang menyebabkan Inggris berkenan mengadakan perbincangan
dengan UMNO dan raja-raja Melayu, hasil dari perbincangan ini, terbentuknya
Konstitusi Persekutuan Tanah Melayu pada 1948.33
Justru, nasionalisme semacam
ini sangatlah ditentang oleh golongan yang inginkan Malaysia merdeka secara
total, yaitu dikalangan gerakan PKMM, Hizbul Muslimin, API, AWAS, dan
sepertinya.
Kedua; Nasionalisme Radikal ialah paham yang menentang kolonial, dan
berjuang ke arah nasionalisme yang lebih luas, yaitu nasionalisme nusantara
(Alam Melayu dan Melayu Raya). Gagasan ini dibawa oleh kelompok yang
inginkan Malaysia secara khususnya meredeka dari penjajahan Inggris, di antara
kelompok yang membawa gagasan ini ialah KMM yang merupakan anti-
kolonialisme. Kalau organisasi-organisasi Melayu yang lain itu bergerak secara
kooperatif dengan pemerintah Inggris, dan mengharapkan perlindungan malahan
takut menentang penjajah Inggris, maka sikap perjuangan KMM ini adalah jelas
tidak bekerjasama dan menentang kekuasaan Inggris. Malangnya, KMM ini tidak
dapat bertahan lama karena ia telah diharamkan oleh Jepang ketika menguasai
Tanah Melayu pada tahun 1941-1945.34
Makanya, kelanjutan dari KMM ini
lahirlah PKMM, API, AWAS, dan Hizbul Muslimin sebagai upaya menentang
penjajah Inggris dalam menuntut kemerdekaan penuh bagi Malaysia.
33
Zainal Abidin Abdul Wahid, Sejarah Malaysia Sepintas Lalu, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1972), hlm. 124-129 34
http://ms.wikipedia.org/wiki/pas, diakses pada tanggal 24 Maret 2011, pukul 09.22 WIB
71
Ketiga; nasionalisme menurut pandangan seorang tokoh Islam di Malaysia
yang merupakan Presiden PAS pada ketika ini, yaitu Dato` Seri Tuan Guru Haji
Abdul Hadi Awang, beliau menyebut dalam buku-bukunya, nasionalisme ialah
suatu pahaman yang menjadikan ikatan dengan suatu golongan manusia.35
Dari
segi bagsa, keturunan, bahasa atau kawasan negeri sebagai suatu akidah
perjuangan bagi menegakkan kepentingan tanpa mengira batas-batas keadilan
menurut ajaran Islam, sehinggalah pahaman itu dijadikan falsafah politik, ekonomi
dan kegiatan-kegiatan yang lain. Ajaran ini juga lahir daripada usaha memisahkan
agama dan dunia, dimana agama tidak dijadikan dasar dan panduan dalam
kepentingan ekonomi, politik dan lain-lain, tetapi kecenderungan kepada bangsa
dan puak menjadi ukuran dalam semua perkara sehingga mengatasi akidah yang
dinamai agama.36
Di zaman dahulu pahaman ini dinamakan ashabiyah, dimana pentafsirannya
dalam bidang yang sempit, yaitu perjuangan untuk kumpulan yang lebih kecil
yang dinamakan qabilah atau keluarga yang mesti dipertahankan walaupun di atas
dasar dan tindakan yang zalim, inilah yang disebut dalam hadis Rasulullah SAW,
35
Abdul Hadi Awang, Lahirnya Beberapa Firqah Dikalangan Umat Islam, (Selangor:
Angkatan Edaran Ent. Sdn Bhd, 1999), cet. ke1, hlm. 167 36
Ibid, hlm 168
72
ليس ِمنا من دعا الى عصبّية :عن جبير بن مطعم أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسّلم قال
(رواه ابو داود)وليس منا من قاتل على عصبّية وليس منا من مات على عصبية
Artinya:
Diriwayatkan dari Jubair bin Math`am r.a bahwa Nabi SAW pernah
bersabda: Bukan dari golongan kita, orang yang menyeru kepada kebangsaan, dan
bukan dari golongan kita, orang yang berperang atas dasar kebangsaan, dan bukan
dari golongan kita, orang yang mati atas dasar kebangsaan. (HR. Abu Daud).
Beramal di atas dasar kebangsaan (nasionalisme) atau perkauman bilamana
dasar ini dijadikan tujuan, berjuang karenanya, berucap karenanya dan menyeru ke
arahnya dengan semangat „ashabiyah‟, maka pegangan dan amalan itu dianggap
syirik dan membatalkan dua kalimah Syahadah, karena Allah SWT memerintah
supaya kita beramal karenaNya, berjihad karenaNya, berjuang karenaNya. Apabila
kita melakukan itu semua karena bangsa kita semata-mata itu adalah bathil, bisa
jadi kadang-kadang kita menentang mereka (bangsa kita), kalau mereka kafir.38
Seorang Muslim itu mestilah tidak menilai sesuatu tindakan menurut kepentingan
kaumnya saja tetapi mestilah menurut apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.39
Dengan penjelasan dan pandangan dari Presiden PAS ini dapat disimpulkan
bahwa, beliau menolak dan menentang sekeras-kerasnya konsep dan ideologi
nasionalisme ini jika ideologi ini adalah berbentuk dan sama persisnya dengan
ashabiyah, adapun jika nasionalisme ini bertujuan untuk cinta dan sayang kepada
37
Abu Daud Sulaiman bin al-Asyas As-Sijistani, Sunan Abu Daud, (Beirut: Mizan, 1994), juzu`
2, hlm. 753 38
Abdul Hadi Awang, Muqaddimah Aqidah Muslim, (Selangor: Angkatan Edaran Ent. Sdn.
Bhd, 2001), Edisi Terbaru, hlm. 91 39
Ibid, hlm. 92
73
tanahair, berjuang menentang penjajah hanya karena Allah, dan semuanya karena
Allah, yaitu ingin memurnikan dan mendaulatkan Islam dalam negara yang
merdeka dari penjajahan sebagai dasar pegangan hidup ini, maka ianya diterima
oleh Islam.40
Keempat; Nasionlisme menurut pandangan seorang tokoh pengacara Islam
di Terengganu, merupakan juga sebagai Setiausaha kepada YAB Menteri
Keselamatan Dalam Negeri, yaitu Dato‟ Wan Ahmad Farid Bin Dato‟ Wan Salleh,
beliau menyebut bahwa nasionalisme Melayu tidak boleh dilihat sebagai satu sifat
perkauman atau „ashabiyah‟. Istilah yang digunakan oleh pemimpin Negara ialah
„Agenda Melayu‟. Agenda Melayu ini diasaskan dari empat perkara pokok yang
termaktub di dalam Perlembagaan Persekutuan. Empat perkara itu ialah :
a. kedudukan Islam sebagai agama persekutuan,
b. kedudukan istimewa raja-raja Melayu,
c. kedudukan istimewa orang-orang Melayu dan bumiputera,
d. kedudukan Bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan.
Ia adalah satu kebijakan yang perlu dilakukan oleh kerajaan demi untuk
memastikan kestabilan politik. Sementara UMNO memperjuangkan nasionalisme
Melayu, ia juga adalah bertujuan untuk mempertingkatkan keupayaan sosio-
40
Mohd Faiz Bin Awang, “Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia (PAS)”,
(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009).
74
ekonomi orang-orang Melayu dan Bumiputera tanpa mengetepikan hak kaum-
kaum yang lain termasuk di dalam sistem pendidikan Negara.
Falsafah Pendidikan Negara ialah , “ Memberi penekanan kepada usaha
melahirkan insan yang berilmu dan berakhlak, seimbang dan harmonis, yang
boleh mencapai kesejahteraan diri dan memberi sumbangan kepada keharmonian
dan kemakmuran masyarakat dan negara “.41
Oleh itu penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar utama tidak
menghalang usaha ke arah perpaduan kaum di dalam sistem pendidikan negara.
Bahkah ianya menjadi asas dan media perpaduan. Maka amat jelaslah di sini
bahwa UMNO amat mendaulatkan bahasa Melayu. UMNO memperjuangkan agar
dimaktubkan di dalam Perlembagaan Persekutuan bahwa bahasa kebangsaan
adalah Bahasa Melayu. Penggunaan Bahasa Melayu diperluaskan lagi selepas
merdeka kepada semua urusan rasmi Kerajaan. Dan naskah sahih di dalam mana-
mana Akta atau Enakmen termaktub di dalam Bahasa Melayu. Hasilnya ialah
dapat melihat penggunaan Bahasa Melayu di mahkamah, Parlimen dan Dewan-
dewan undangan negeri.
Beliau juga setuju dengan pimpinan Mahathir42
dan Abdullah Ahmad
Badawi43
yang kedua-duanya amat menitik beratkan tentang orang Melayu Islam
yang ada di Malaysia. Di bawah Mahathir, dukungan pemerintah terhadap Islam di
41
Wan Ahmad Farid Bin Dato‟ Wan Salleh, Ketua Perhubungan UMNO Kuala Terengganu,
Wawancara Pribadi, Kuala Terengganu, 2 November 2010. 42
Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia Ke-4, menjabat dari tahun 1981 hingga 2003 43
Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Malaysia Ke-5, menjabat dari tahun 2003 hingga
2009
75
Malaysia berlangsung lebih dari sekadar dukungan simbolis seperti pembangunan
masjid-masjis, penyelenggaraan kompetisi hafalan al-Qur`an, dan perayaan
upacara-upacara keislaman. Secara keseluruhan, perlindungan umum yang
dilakukan pemerintah Mahathir terhadap Islam menunjukkan bahwa Mahathir
telah menjadi seorang pendukung Islam yang berani , dan juga seorang politisi
yang sangat cerdik.44
Beliau berupaya meyakinkan rakyat melalui kebijakan-
kebijakannya bahwa pemerintah dan UMNO bersungguh-sungguh mendukung
prinsip-perinsip Islam. Selama 20 Mahathir terus berusaha untuk menyakinkan
citra Islami pemerintah, berupaya memadukan Islam dan kemelayuan, dan
mengasosiasikan Islam dengan pembangunan ekonomi.45
Abdullah Badawi pula, bagi banyak kalangan, dipandang sebagai satu-
satunya pemimpin UMNO sejak 1946 yang dikaitkan dengan perwatakan Islam.46
Badawi berjanji tidak akan meninggalkan Islam. Sebagai bukti, pemerintah akan
mengharuskan murid-murid yang beragama Islam di sekolah dasar negeri untuk
belajar bahasa Arab dan membaca al-Qur`an.47
Konsep yang diluncurkan ini
dinamakan sebagai konsep „Islam Hadhari‟. Menurut Badawi, “UMNO tidak
pernah bersifat sekularisme yang menolak akhirat dan memberi tumpuan kepada
44
Hussin Mutalib, Islam in Malaysia: From Revivalism to Islamic State, (Singapore: Singapore
University Press, 1993), hlm. 78 45
A Effendy Choirie,” Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai Perjuangan
Politik UMNO dan PKB”, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1, hlm. 172 46
Chandra Muzaffar, “Politik Kita Harus Berubah”, Mingguan Malaysia, 4 April 2004. 47
Kompas, 15 Maret 2004
76
dunia semata. Islam mestilah dihayati sebagai sistem yang mengintegrasikan
kehidupan duniawi dan persiapan ukhrawi.48
Sebagai penutup perbahasan nasionalime antara kedudukan hukum Islam
adalah di ambil pendapat Hasan Al-Banna yang menjelaskan motif-motif yang
relevan dengan diktorin Islam, dan membagikan kepada berikutnya; pertama
„Nasionalisme kerinduan‟ jika yang di maksudkan dengan nasionalisme oleh para
penyerunya adalah cinta tanah air/keperpihakan padanya dan kerinduan yang terus
mengebu terhadapnya, maka hal itu sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah
manusia. Lebih dari itu Islam juga menganjurkan yang demikian. Sesungguhnya
Bilal yang telah mengorbankan segalanya demi imannya, adalah juga Bilal yang
suatu ketika di Madinah menyenandungkan bait-bait puisi kerinduan yang tulus
tanah asalnya, Mekkah. Kedua, Nasionalisme kehormatan atau kebebasan. Ketiga,
Nasionalisme kemasyarakatan, dan Keempat, Nasionalisme pembebasan.49
Dari
penjelasan dan pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa, UMNO tidak pernah
mengabaikan hak-hak Melayu terutamanya Melayu Islam. Ianya telah tertulis pada
artikel 153 di dalam Perlembagaan Persekutuan tentang Keistimewaan Orang
Melayu. Semangat nasionalisme yang di bawa oleh UMNO tidaklah untuk
mementingkan orang Melayu sahaja. Ia adalah bertujuan untuk mempertingkatkan
keupayaan sosio-ekonomi orang-orang Melayu dan Bumiputera tanpa
mengetepikan hak kaum-kaum yang lain termasuk di dalam sistem pendidikan
48
Utusan Malaysia, 25 September 2004 49
Adhyaksa Dault, Islam dan Nasionalisme ; Reposisi Wacana Universal Dalam Konteks
Nasonal, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), Cet. 1, hlm. 195.
77
Negara. Ia juga adalah satu tindakan afirmatif yang perlu dilakukan oleh kerajaan
demi untuk memastikan kestabilan politik tanpa merugikan mana-mana kaum
yang ada di Malaysia.
78
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari apa yang
telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, kemudian penulis juga
menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait.
A. Kesimpulan
Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri pembahasan
dalam skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa kewujudan UMNO ini adalah sebagai instrument politik yang punyai
andil besar dalam mencetuskan semangat kebangsaan Melayu. Melalui
UMNO, untuk pertama kalinya kaum Melayu yang selama beratus-ratus tahun
berpecah dapat disatukan. Dari kekuatan inilah berhasilnya untuk
membatalkan niat Inggris membentuk Malayan Union. Malahan dapat
mengembalikan kedaulatan raja-raja Melayu, hak-hak istimewa bangsa
Melayu dilembagakan, dan restriksi atas hak-hak kewarganegaraan
diberlakukan melalui perundingan antara wakil kepentingan Melayu dengan
Inggris.
2. Adapun kelebihan atau kekurangan faham Nasionalisme Melayu (UMNO),
jika menfokuskan dari sudut historis kelebihan nasionalisme terhadap
masyarakat Melayu adalah muncul semangat yang kuat sehingga muncul
79
pelbagai gerakkan hingga mendapat kemerdekaan tanah air dari kolonial
Barat. Sementara keburukan adalah, selepas pasca kemerdekaan, dengan
semangat ini muncul gerakan-gerakan yang membawa kepada permusuhan
dan perbalahan, seperti semangat Melayu, Cina dan India. Dalam hal ini juga
banyak berlaku penyimpangan di dalam persaingan khususnya dalam bidang
politik dan ekonomi.
3. Terdapat beberapa perbedaan pandangan tokoh-tokoh terhadap nasionalisme
(UMNO) di Malaysia, sebagai contoh pandangan salah seorang ulama Islam
yang terkenal di Malaysia pada saat ini, antara padangannya ialah hukum
nasionalisme di dalam konteks hukum Islam adalah haram, karena maslahat
dan kedudukan nasionalisme di Malaysia banyak berlaku penyimpangan dan
kezaliman. Sementara itu, pandangan dari tokoh akademis pula ialah
nasionalisme yang dibawa oleh UMNO ini adalah untuk mempertingkatkan
keupayaan sosio-ekonomi orang-orang Melayu dan bumiputera tanpa
mengetepikan hak kaum-kaum yang lain termasuk di dalam sistem pendidikan
Negara.
B. Saran-saran
Berkaitan kedudukan nasionalisme di Malaysia adalah lebih menfokuskan
kepada kedudukan partai politik UMNO, pemikiran dari tokoh-tokoh dan
kedudukan hukum Islam. Maka ini dengan penjelasan semua di atas, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
80
1. Bahwa hendaklah paham nasionalisme yang dijelaskan oleh banyak tokoh-
tokoh di atas, agar pandangannya dapat menjadi rujukan akademik bagi
peneliti sekarang ini, seperti pelajaran, mahasiswa, pengamat politik dan
sebagainya. Dalam hal ini, semua pandangan yang dikeluarkan oleh mereka
samada melalui tulisan buku, koran dan sebagainya dapat mengunakan
manfaatnya dengan sepenuhnya supaya pandangan tidak hilang pada suatu
hari nanti.
2. Melihat dari sudut sejarah, apa yang berlaku penyimpangan terhadap paham
nasionalisme di dalam gerakan politik dan pemerintahan agar tidak
mengulangi kesalahan tersebut, karena hal-hal yang terkait nasionalisme
adalah pokok penting sehingga Malaysia dapat kemerdekaan dengan baik dan
aman dari penjajah Inggris.
3. Bagi para Mahasiswa dan peneliti agar melanjutkan penelitian di bidang ini
dari perspektif yang berbeda.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdul Rahman, Pemikiran Islam Di Malaysia, Sejarah dan Aliran,
(Jakarta: Gema Insani, 1997), cet. I
Abdullah, Anwar, Biografi Dato’ Onn: Hidup Melayu. (Selangor, Penerbit Universiti
Kebangsaan Malaysia, 2004)
Abu Bakar, Muhammad, Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu
Dewasa ini, dalam Taufiq Abdullah (ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di
Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES, 1988), cet. I
Adams, Ian, Ideologi Politik Mutakhir, Konsep, Ragam, Kritik, Dan Masa Depan,
(Yokyakarta : Qalam, 1993), cet. ke 1
Adam, Ramlah, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman Putra, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa & Pustaka, 2004)
........................., Burhanuddin Al-Helmy: Suatu Kemelut Politik, (Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka, 2003)
........................., Dato’ Onn Ja’afar Pengasas Kemerdekaan. (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1994)
……………...., Pejuang-pejuang Kemerdekaan, (Melaka: Institut Kajian Sejarah &
Patriotisme Malaysia, 2003)
……………...., Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: DBP, 1999)
A.K Pringgidodigno, Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat, 1978),
cet.I
Ali, Syed Husin, Orang Melayu: Masalah dan Masa Depan, (Kuala Lumpur : Buku
harakah, 2008), cet. I
Andaya, Barbara Watson & Leonard Y. Andaya, Sejarah Malaysia, (Petaling Jaya:
Macmillan Publisher (M) Sdn. Bhd, 1983)
As-Sijistani, Abu Daud Sulaiman bin al-Asyas, Sunan Abu Daud, (Beirut: Mizan,
1994), juzu` 2
82
Awang, Abdul Hadi, Hadharah Islamiyyah Bukan Islam Hadhori, (Kuala Lumpur:
Nufair Street, 2005), cet. I
…………………...., Lahirnya Beberapa Firqah Dikalangan Umat Islam, (Selangor:
Angkatan Edaran Ent. Sdn Bhd, 1999), cet. ke1
……………………, Muqaddimah Aqidah Muslim, (Selangor: Angkatan Edaran Ent.
Sdn. Bhd, 2001), Edisi Terbaru
Awang, Mohd Faiz, Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia
(Pas), ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 )
A.W Widjaja, Tinjauan Undang-Undang Dasar Indonesia Malaysia Singapora,
Konstitusi Perbandingan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), cet. I
Azhar, Muhammad, Filsafat Politik: Perbandingan Antara Islam dan Barat, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet. I
Boestamam, Ahmad, Merintis Jalan Ke Puncak, (Kuala Lumpur: Pustaka Kejora,
1972)
Choirie, A Effendy, Islam dan Nasionalisme: Kajian Perbandingan Mengenai
Perjuangan Politik UMNO dan PKB, (Jakarta: Grafika Indah, 2008), cet 1
Djamily, Bachtiar, Ibrahim Yaacob Pahlawan Nusantara, (Kuala Lumpur: Pustaka
Budiman, 1985)
D. Smith, Anthony, Nasionalisme Teori, Ideologi, Sejarah, (Jakarta: Erlangga, 2003)
Dokumen UMNO, Matlamat dan Dasar Perjuangan, (Arsip UMNO)
Gungwu, C.F Wang, Malayan Nationalism, (Royal Central Asian Journal, Juli-
Oktober 1962)
Hanum, Zakiah, Tercabarnya Maruah Bangsa, (Petaling Jaya: Lajmeidakh Sdn. Bhd,
1987)
Henry, Ahmad, 60 Tahun Islam di Bawah UMNO-BN, (Kuala Lumpur: Pustaka Ibnu
Al-Manhar, 2010) cet I
Huen, P.Lim Pui & Diana Wong, War And Memory In Malaysia And Singapore,
(Singapore: Institute of Southeast Asian Studies)
83
Jusuh, Abdullah, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1990),
Khan, Qamaruddin, Pemikiran Politik Ibnu Taimiyyah, (Bandung: Penerbit Pustaka,
1983), cet. Ke-1
Kheng, Cheah Boon, Red Star Over Malaya Resistance & Social Conflict During And
After The Japanese Occupation, 1941-1946
Marican, Y. Mansoor, Malay Nationalism and the Islamic Party of Malaysia, Islamic
Studies (Spring, 1977)
Marwan, Iwan, Nasionalisme Ahmad Hassan, Studi Pemikiran Ahmad Hassan
Tentang Paham Kebangsaan, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddian dan Filsafat,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 )
Muhyiddin, Wan Mohd dan H. Nik Mustaffa Yusof, Amanat Presiden: Landasan
bagi Pembagunan Bangsa dan Negara, Jil II (Shah Alam; Penerbit Fajar Bakti
Sdn. Bhd, 1997)
Mutalib, Hussin, Islam dan Etnisitas Perspektif Politik Melayu, (Jakarta: PT Pustaka
LP3ES, 1996), cet. I
Mutalib, Hussin, Islam in Malaysia: From Revivalism to Islamic State, (Singapore:
Singapore University Press, 1993),
Muniandy, Kunaseelan, Hubungan Malaysia – Indonesia 1957-1970, (Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka, 1996),
Muzaffar, Chandra, Politik Kita Harus Berubah, Mingguan Malaysia, 4 April 2004
Nawang, Adnan Haji, Za’ba: Patriot Dan Pendeta Melayu, (Kuala Lumpur: Yayasan
Penataran Ilmu, 1994)
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983), cet.III
Nordin, Abu Bakar, Aspirasi Kebitaraan, Ibu Kandung Suluh Budiman, (Tanjong
Malim: Universiti Pendidikan Sultan Idris, 2003)
Nur, Aminuddin, Pengantar Studi Sejarah Penggerakan Nasional, (Jakarta:
Pembimbing Massa, 1967),
84
Nuseibeh, Hazem Zaki, Gagasan Nasionalisme Arab, (Jakarta: Bhratara, 1969)
Rabushka, Alvin, Race and Politics in Urban Malaya, (Standford California : Hoover
Institution Press, 1973)
Saadon, Roslan, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya : Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Selangor : Karisma Productions, 2008), cet. I
Saat, Ishak, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Production
Sdn Bhd, 2007), cet 1
Shaari, Ahmad Fadhli, Sejarah dan Masa Depan Perjuangan Politik Islam Di
Malaysia, (Kelantan : 2001)
Shamsuddin, Nazaruddin, Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet. ke 2
Sularto, H.Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme,
(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2004)
Sungib, Shaari, Biodata 5 Tokoh Perjuangan PAS, (Selangor: Penerangan PAS
Gombak, 2006)
Tagore, Rabindranath, Nasionalisme”, (Jakarta : Balai Pustaka, 1949)
Wahid, Zainal Abidin, Sejarah Malaysia Sepintas Lalu, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1972)
Wan Teh, Wan Hasyim, UMNO dalam Arus Perdana Politik Kebangsaan, (Kuala
Lumpur: Mahir Publication Sdn Bhd, 1993)
Wariya, Chamil, Perjuangan Membela Melayu : UMNO SELANGOR, (Kuala
Lumpur: Media Global Matrix, 2006), cet I
Yahya, Mohammad Adnin , Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO dan
PAS), (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006 )
Yatim, Badri, Soekarno, Islam dan Nasionalisme, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999), cet. I
85
Wawancara dan Situs internet
Latif, Subky, Wawancara di Kuala Lumpur, 25 Agustus 2010
Wan Salleh, Wan Ahmad Farid, Wawancara di Kuala Terengganu, 2 November 2010
http://ms.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme, diakses pada tanggal 19 Maret 2010, jam
21.18 WIB
http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=15737
& Itemid91, diakses pada tanggal 10 april 2010, jam 20.54 WIB
http://greenboc.blogspot.com/2009/05/nasionalisme-umno-sudah-tiba-ke.html
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/nasionalisme.html, diakses pada tanggal 22 Juli
2010, pukul 16:22
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_komunis_di_Selangor, diakses pada tanggal 31
Oktober 2010, pukul 13:58
http://melayubolehle.blogspot.com/2009/04/dato-onn-jaafar-pengasas-umno.html,
diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 15:37
http://www.pkpim.net/v4/index.php?option=com_content&view=article&id=220:me
ninjau-sejarah-umno&catid=79:pensejarahan&Itemid=94, diakses pada tanggal
24 Agustus 2010, pukul 19:10 WIB
http://umnobsg.net/v1/index.php?option=com_content&task=view&id=16&Itemid=2
9, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010, pukul 19:44 WIB
http://www.kelabumno.com/index.php?option=com_content&view=article&id=15&I
temid=8, diakses pada tanggal 25 Agustus 2010, pukul 18:16 WIB.
http://www.umnomaran.org/index.php?option=com_content&view=article&id=58&It
emid=58, diakses pada tanggal 26 Agustus 2010, pukul 20:37 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/UMNO, diakses pada tanggal 28 Augustus 2010, pukul
11:46 WIB
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0711&pub=utusan_malaysia
&sec=Rencana&pg=re_01.htm&arc=hive, diakses pada tanggal 28 Augustus
2010, pukul 15.16 WIB
86
http://idrisahmad.files.wordpress.com/2010/02/risalah_penerangan_2.pdf, diakses
pada tanggal 10 Maret 2011, pukul 12:34
http://ms.wikipedia.org/wiki/pas, diakses pada tanggal 24 Maret 2011, pukul 09.22
WIB