kak perc. teknis rehab. dan rekons pengaman pantai pulau lae - lae

Upload: hend2253

Post on 14-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA

    PERENCANAAN TEKNIS

    REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA

    PENGAMAN PANTAI PULAU LAE LAE

  • 2

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

    Bencana yang selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang

    Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menjadi koridor dalam

    penanganan dan penatalaksanaan kebencanaan secara nasional melalui

    lembaga Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang

    secara berjenjang dikoordinasikan hingga ke level kabupaten sehingga

    diperoleh tata kerja yang efisien dan efektif

    Demikian pula halnya di Kota Makassar, untuk mewujudkan kota yang

    tangguh terhadap ancaman bencana menuju Kota Dunia sesuai visi BPBD

    Kota Makassar, BPBD Kota Makassar sebagai pelaksana penyelenggaraan

    penanggulangan bencana di Kota Makassar diarahkan pada sinergi antara

    pemerintah dan stakeholders termasuk lembaga-lembaga/organisasi

    kemasyarakatan dalam menghadapi ancaman bencana mulai dari tahapan

    pra bencana, saat terjadi bencana hingga tahap pasca bencana. Dalam

    mewujudkan sinergisitas penyelenggaraan penanggulangan bencana,

    maka berbagai program dan kegiatan terkait dengan penanggulangan

    bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

    Pemerintah Kota Makassar oleh Badan Penanggulangan Bencana

    Daerah, pada kegiatan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

    telah melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap tingginya tingkat abrasi

    di pulau pulau yang masuk wilayah Kota Makassar dan melalui rencana

    rehabilitas dan rekonstruksi yang telah disusun, yang menjadi prioritas

    dalam penanganannya adalah Pulau Lae lae.

    Abrasi yang terjadi sudah mengganggu sendi kehidupan masyarakat,

    kedua pulau ini banyak menerima limpasan gelombang baik berupa

    gelombang karena angin, gelombang karena kenaikan muka air laut dan

    arus yang menyusur pantai dan mengakibatkan adanya perubahan garis

    pantai. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh Pemerintah Kota

    Makassar melalui Dinas Pekerjaan Umum maupun secara swadaya oleh

    warga, namun tidak efektif oleh besarnya daya rusak air.

  • 3

    Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tentang Pendanaan

    dan Pengelolaan Bencana, Pemerintah Kota Makassar telah mengajukan

    usulan alokasi anggaran ke BNPB untuk melakukan penanganan terhadap

    dampak bencana akibat abrasi pantai yang terjadi, dan telah dilakukan

    peninjauan lapangan oleh Tim Verifikasi dari BNPB.

    Olehnya itu berdasar penetapan alokasi pagu melalui Memorandum of

    Understanding antara Pemerintah Kota Makassar dengan Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar yang mendorong upaya

    percepatan proses pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan belum

    mangadakan pengikatan dengan penyedia jasa sambil menunggu alokasi

    pagu defenitif, maka disusun kegiatan perencanaan teknik untuk

    pelaksanaan kegiatan dimaksud.

    Sehubungan dengan maksud tersebut diatas, oleh Penggguna Jasa

    akan melakukan pengadaan barang dan jasa konsultansi perencanaan

    rehabilitasi bangunan pemecah gelombang di Pulau Pulau Lae lae.

    2. Maksud dan Tujuan

    Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan sebagai acuan kerja dalam

    menyelenggarakan kegiatan Perencanaan dan detail teknis pelaksanaan

    rehabilitasi bangunan pemcah gelombang di Pulau Lae lae berdasar

    analisis data Hidrooceanografi sehingga diperoleh cara penanganan yang

    tepat.

    Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengatasi penanggulangan

    abrasi pantai di Pulau Lae lae dengan studi yang mendalam terhadap

    parameter-parameter yang ada dan dengan dengan memperhitungkan

    keamanan wilayah sekitarnya sehingga tidak menimbulkan permasalahan

    baru di masa mendatang.

    3. Sasaran

    Sasaran kegiatan perencanaan Detail Desain Bangunan Pemecah

    Gelombang Pulau Lae lae adalah tersedianya studi dan detail desain

    perencanaan dan estimasi kebutuhan pelaksanaan fisik bangunan.

  • 4

    4. Lokasi Kegiatan

    Lokasi Kegiatan adalah Pulau Lae lae yang masuk dalam wilayah

    Kelurahan Lae lae Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar.

    5. Sumber Pendanaan

    Sumber penganggaran untuk kegiatan perencanaan teknis ini adalah

    Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana BNPB Tahun 2012.

    6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

    Organisasi pelaksana ; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota

    Makassar, Pejabat Pembuat Komitmen Amiruddin Made,S.Sos,ST,MT

    NIP. 1970081219910310012.

    7. Data Dasar

    Data sekunder diperlukan sebagai data penunjang dalam perencanaan

    pengamanan pantai adalah sebagai berikut:

    a. Data angin pada lokasi untuk minimal 10 tahun yang didapat dari BMG

    pusat atau lokal.

    b. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).

    c. Citra Satelit dari internet yang akan digunakan untuk melihat

    geomorfologi keseluruhan garis pantai .

    d. Data Pasang Surut dari hasil pengamatan.

    e. Data Arus dari hasil pengamatan.

    f. Data harga bahan dan upah yang didapat dari dinas PU setempat.

    g. Data statistik sosial, ekonomi dari Biro Pusat Statistik setempat.

    h. Rencana Umum Tata Ruang di wilayah yang bersangkutan yang

    didapat dari Bapeda setempat.

    i. Modelling pola gelombang di area perencanaan.

    j. Data Batimethri dari hasil pengamatan

    8. Standar Teknis

    a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2010 tentang

    Pedoman Pengamanan Pantai

    b. Perhitungan struktur pengamanan pantai sesuai dengan SPM 1984

    (Shore Protection Manual, 1984) dan CEM 2002 (Coastal Engineering

    Manual 2002).

  • 5

    9. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan meliputi sebagai berikut :

    a. Melakukan survei/identifikasi lokasi-lokasi yang rusak akibat abrasi dan

    yang menyebabkan terjadinya abrasi, yang meliputi survei

    geomorfologi, Pemetaan Topografi dan Batimetri dengan luas areal

    sesuai arahan dari direksi teknis perencanaan.

    b. Identifikasi pengaruh pola aliran gelombang dan arus laut serta angin

    terhadap kondisi pantai dilanjutkan dengan analisa hidrolika pada

    gelombang air laut. Pada lokasi terpilih dilakukan pengamatan geologi

    permukaan dan mekanika tanah daratan dengan luas areal dapat

    ditentukan bersama tim direksi teknis pekerjaan.

    c. Pengamatan pasang surut dan naik di kawasan pantai yang ditinjau

    dan analisa pola angkutan sedimen di sepanjang pantai daerah studi.

    d. Merencanakan pola penanganan dan penanggulangan abrasi pantai

    pada lokasi terpilih.

    e. Pembuatan detail desain struktur pengamanan pantai terhadap abrasi

    f. Membuat Daftar Kuaantitas serta Dokumen Tender.

    g. Pembuatan laporan-laporan yang disampaikan dalam tahapan-tahapan.

    h. Diskusi desain.

    10. Keluaran

    Setiap laporan yang disusun dibuat dalam standar Bahasa Indonesia baku,

    dan dibuat dalam kertas foto copy ukuran A4 dan A3 untuk gambar

    perencanaan. Untuk evaluasi dan monitoring terhadap kemajuan dan hasil

    pekerjaan, jenis laporan yang harus dibuat mencakup uraian berikut :

    a. Laporan Pendahuluan

    Laporan Pendahuluan adalah laporan kemajuan pelaksanaan

    pekerjaan sementara, memuat uraian rencana kegiatan, mobilisasi

    personil, bahan dan peralatan pendukung, identifikasi permasalahan,

    metodologi pelaksanaan pekerjaan guna memperoleh hasil yang

    optimal, rencana pemecahan masalah yang ada, serta rancang tindak

    pelaksanaan. Dibuat dalam 3 (tiga) buku dan diserahkan kepada

  • 6

    Direksi Pekerjaan paling lambat 1 (satu) Minggu setelah

    ditandatanganinya SPMK.

    b. Laporan Akhir (Draft)

    Laporan akhir semetara (draft final report) memuat laporan semua

    analisa serta evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi sementara dari

    hasil pelaksanaan pekerjaan, dan diserahkan kepada Direksi pekerjaan

    paling lambat minggu ke-3 (tiga) setelah diterbitkannya SPMK

    sebanyak 3 (tiga) buku sebagai bahan diskusi dasain akhir dengan

    pihak-pihak lain yang terkait.

    c. Laporan Akhir (Final Report)

    Final report adalah merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan

    dari Draft Final Report.

    Report yang harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat

    Minggu ke 4 (empat) setelah diterbitkannya SPMK sebanyak 5 (lima)

    buku untuk didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dan

    berkepentingan.

    Rekapitulasi masing-masing laporan sebagai berikut :

    No Jenis laporan Format Jumlah

    1 Laporan Pendahuluan A4 3

    2 Laporan Akhir (draft) A4 3

    3 Laporan Akhir A4 5

    4 RAB & Spesifikasi Teknis A4 5

    5 Gambar Detail Perencanaan A3 5

    6 Dokumen Lelang A4 1

    7 Softcopy CD 5

    11. Diskusi Desain

    Diskusi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:

    a. Diskusi Tahap Pertama melaporkan/mempresentasikan laporan

    pendahuluan dan kegiatan survey/identifikasi serta permasalahan

    dalam inventarisasi pengumpulan data.

  • 7

    b. Diskusi Tahap Kedua laporkan/mempresentasikan laporan akhir

    sementara.

    12. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

    Jangka waktu pelaksanaan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender sejak

    ditandatanganinya SPMK.

    13. Personil

    Personil yang dipersyaratkan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :

    a. Tenaga Ahli.

    1) Team Leader

    Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 10 (sepuluh)

    tahun di bidang perencanaan sumber daya air, perencanaan

    Pengaman Pantai dan Penyusunan DED, serta minimal 5 (lima)

    kali menjadi Ketua Tim.

    2) Ahli Geodesi

    Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun

    dalam bidang perencanaan Pengaman Pantai.

    3) Cost Estimate Engineer

    Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun

    sebagai Cost Estimator dalam bidang perencanaan Pengaman

    Pantai dan Penyusunan DED.

    b. Tenaga Pendukung

    1) Surveyor

    Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun

    atau Sarjana Muda Sipil dengan pengalaman minimal 6 (enam)

    tahun di bidang Pengukuran Bathimetri dan Trase Garis Pantai.

    2) Draftman (CAD Draftman)

    Lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan Bangunan

    dengan pengalaman minimal 6 (enam) tahun dalam bidang

    penggambaran bangunan air.

    3) Adminstrasi / Operator Komputer;

  • 8

    14. Lain-Lain

    Hal-hal lain yang tidak tersebut dalam Kerangka Acuan Kerja ini harus

    dilaksanakan berdasarkan syarat-syarat teknis yang umum berlaku untuk

    pekerjaan Detail Desain yang serupa. Apabila terdapat keraguan, direksi

    akan memberikan keputusan tentang ketentuan teknis yang harus dipenuhi.

    Dalam melaksanakan Detail Desain ini, konsultan harus tetap

    melaksanakan konsultasi secara langsung dengan tim direksi. Dalam hal

    ini, team leader konsultan sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk

    melaksanakan diskusi.

    15. Penutup

    Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai acuan bagi pelaksanaan

    Perencanaan Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bangunan Pengaman

    Pantai Pulau Lae lae.

    Makassar, 30 Desember 2013

    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

    Amiruddin Made,S.Sos,ST,MT NIP. 1970081219910310012

    Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

    (PJOK)

    Ir. Andi Darmawagus, M.Si NIP. 19630816 19911 1 2002