kaktus tekpro
TRANSCRIPT
Cara Merawat Tanaman Kaktus
Tiba di kediaman calon majikan Heidipun mengalamai dehidrasi. Bak Heidi dalam dongeng
anak terkenal di Swiss, kaktus juga kerap mendapat perlakuan salah. Hobiis senang
meletakkan anggota famili Cactaceae di teras atau di dalam ruangan selama berbulan-bulan
tanpa pernah dikeluarkan. lMusababnya, 'Banyak orang menganggap kaktus butuh kondisi
teduh karena banyak dibudidayakan di dataran tinggi,' ujar Pramana Abdul Gani, pemilik
nurseri di Depok, Jawa Barat.
Bagi mereka dataran tinggi identik dengan suasana teduh. Makanya kaktus diletakkan di
tempat ternaungi. Padahal seperti julukannya, tanaman gurun, kaktus justru butuh
diperlakukan seperti kondisi di tempat asli. Di gurun, tanaman dibanjiri sinar matahari
sepanjang hari. Alhasil, karena salah perlakuan banyak hobiis berkeluh-kesah. Merawat
kaktus itu sulit. Baru beberapa hari dibeli dari pameran atau nurseri, tahu-tahu membusuk dan
mati.
Media Penting
'Kaktus diproduksi di dataran tinggi karena pertumbuhan di sana lebih cepat ketimbang di
dataran rendah,' kata Pramana. Di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang
ekstrim - dibutuhkan kaktus supaya tumbuh pesat - mudah dimodifikasi. Para pekebun
menanam kaktus di dalam rumah plastik. Dengan cara itu suhu siang hari bisa mencapai di
atas 35oC, karena panas matahari terperangkap di dalam rumah plastik. Malam hari, suhu
sangat dingin di bawah 22oC. Mirip kondisi gurun.
Menurut Dr Susiani Purbaningsih DEA dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, perbedaan suhu siang dan malam yang lebar
memicu pembungaan kaktus. Produksi biji untuk perbanyakan pun melimpah. Beda suhu itu
juga merangsang kaktus memproduksi banyak anakan.
Ketika kaktus hasil budidaya di dataran tinggi itu dibawa ke dataran rendah, seperti Jakarta,
tentu perlu ada penyesuaian. Salah satunya media. Tak ada komposisi standar media kaktus.
'Yang penting kering dan porous,' ujar Pramana. Media tanam yang dipakai pekebun di
dataran tinggi belum tentu cocok untuk dataran rendah.
Di Depok, Pramana menggunakan campuran pasir malang, sekam bakar, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1/2. Untuk meningkatkan pH dan porositas ia menambahkan zeolit 5
- 10% dari volume media. Sementara Linda, hobiis di Surabaya, Jawa Timur, memilih media
sekam bakar, pasir malang, pupuk kandang, dan kompos. Komposisinya 1:5:2,5:1. Linda juga
menambahkan 1 bagian pasir halus di permukaan media.
Tunggu 3 hari
Bila media sudah tepat, faktor berikutnya cahaya. Di alam, kaktus tumbuh tersiram sinar
matahari langsung. Artinya cahaya penuh mutlak dibutuhkan kaktus untuk tumbuh. Itu
berlaku di dataran rendah maupun tinggi. Bila kaktus dipajang di dalam ruangan, jemurlah
seminggu sekali. Berbarengan dengan itu siram media hingga basah. Biarkan kaktus
bermandi matahari selama 3 - 4 hari atau tergantung keringnya media. Setelah itu barulah
kaktus dipakai menghias ruangan lagi.
Menurut Pami Hernadi, pekebun sukulen dan kaktus selama 32 tahun, di dataran rendah yang
panas, frekuensi penyiraman 3 hari sekali. Di dataran tinggi cukup seminggu sekali. Sebagai
patokan lihat media. Jika hari ini kering, maka 3 hari kemudian baru disiram. Untuk kaktus
yang ditanam dalam pot besar - diameter di atas 12 cm - harus lebih hati-hati. Meski
permukaan media kering, kadang-kadang di bagian bawah masih basah. Penyiraman cukup 2
- 3 minggu sekali.
Agar penampilan prima, sebaiknya kaktus diletakkan di bawah plastik UV. Tujuannya
menghindari air berlebih dari hujan. Kadar air tinggi mengakibatkan kelembapan di sekitar
kaktus tinggi. Akibatnya kaktus mudah busuk. Bila telanjur busuk, bersihkan dan cuci semua
bagian yang rusak, lalu olesi fungisida dan keringkan selama 1 - 2 minggu. Barulah kaktus
ditanam kembali.
Menurut Pramana, kaktus tanaman yang irit hara. Pertumbuhan dan perkembangannya cukup
dipasok dari pupuk kandang atau kompos yang dicampur pada media tanam. Pemberiannya 6
- 12 bulan sekali sembari mengganti media. Pemberian pupuk sintetis kimia memang
memacu tanaman cepat tumbuh, tapi akibatnya kulit pecah-pecah. Itu karena elastisitas kulit
tak mampu menahan laju pertumbuhan sel jaringan batang yang terlalu cepat.
Kalaupun mau, cukup berikan pupuk lambat urai seperti Osmocote, Multicode, atau Decastar
sebagai tambahan nutrisi. Dengan begitu kaktus tumbuh subur dan kematian akibat salah
perawatan pun dapat dihindari.
Budidaya Kaktus
Budidaya Kaktus
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-
daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar
yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang
diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah
bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu,
kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Asal tanaman kaktus adalah Amerika terutama di kawasan Mexico, Texas, Arizona (AS),
Argentina, Bolivia, Peru dan Brazil.
Peralatan yg perlu disiapkan:
- Pisau tajam, sarung tangan, karet gelang, dan garden sprayer
- alkohol 70% untuk mensterilkan pisau. Batang bawah (understeam) dalam pot, dan induk
batang atas (entres) yang beranak/tunas banyak, larutan fungisida pencegah busuk batang
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada ketinggian 1200 mdpl, suhu udara
berkisar antara 160-340C. Untuk perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-
350C. Khusus untuk kaktus hibrida hasil penempelan, dapat tumbuh di daerah pegunungan
bersuhu 160-240C. Dapat pula hidup di dataran rendah bersuhu panas, tetapi menyebabkan
warna batang cenderung kusam. Kelembaban udara (rH) berkisar antara 30%-90%. Curah
hujan rendah, 60 mm/bulan. Intensitas penyinaran 50-80%.
Tanaman kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan dua cara, antara lain :
1.Perbanyakan Generatif
Kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan biji yang telah diseleksi terlebih dahulu.
2.Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif kaktus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a.Stek batang atau cabang
Perbanyakan ini bertujuan untuk memproduksi batang bawah.
b.Anakan
Jenis kaktus yang dapat diperbanyak dengan cara ini adalah kaktus yang berukuran bulat dan
pendek.
c.Penyambungan (Grafting,Enting)
Prinsip penyambungan adalah menggabungkan dua jenis kaktus untuk memperoleh tanaman
baru yang berkualitas baik dan memiliki harga jual yang tinggi.
Adapun metode penyambungan yang dilakukan antara lain:
- Metode sambung rata (Flat Grafting)
- Metode sambungan celah atau belah (Split Garafting)
- Metode sambungan serong (Side Grafting)
Memperbanyak Kaktus dengan cara Grafting
- Menyiapkan media tanam dan pot
- Mengisi pot dengan media tanam dan menempatkan pot
- Memilih induk batang bawah (understeam)
- Menanam batang bawah
- Memilih induk batang atas (entres)
- Memotong bahan batang atas dari induknya
- Menempelkan batang atas pada batang bawah
Tempat Tanam
Tempat yang digunakan untuk tanaman adalah pot. Pot yang digunakan antara lain terbuat
dari : tanah liat, plastik, semen, keramik, kaca dan lain-lain.
Media Tanam
Media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman kaktus dapat dikombinasikan dengan
bahan-bahan yang tersedia
- tanah porous
- pupuk organik/kompos matang
- pasir kasar, pasir kali,
- batu kapur bubuk
- potongan pakis
- arang kayu bubuk
(misal, pasir sungai bersih, humus tua, pupuk kandang/kompos matang, dengan perbandingan
2 : 1 : ½ ).
Media tanam alternatif yang dapat digunakan, antara lain :
a. Pupuk kandang
b. Sekam padi
c. Pasir
Penanaman kaktus dimaksudkan untuk memindah tanamkan bibit kaktus dari persemaian
atau dari pot kecil ke pot besar untuk tujuan pemeliharaan secara permanen.
Pemeliharaan tanaman meliputi :
1. Penempatan pot tanaman
2. Penyiraman
3. Pemupukan
4. Sanitasi dan Repotting
Hama yang sering yang sering menyerang tanaman kaktus adalah :
1. Kutu sisik (Pseudococcus s.)
2. Kutu batok (Aspidiotus sp.)
3.Kutu wol (Dactylopius tomentosus).
-Hama tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida dengan dosis yang
disesuaikan dengan ketentuan Good Agribisnis Practises (GAP).
Manfaat Kaktus bagi kesehatan
Memang alam ini sangat kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mampu memberikan khasiat
penyembuhan bagi suatu penyakit. Berikut adalah manfaat tumbuhan kaktus bagi kesehatan
manusia.
Mengejutkan, kaktus kini tak hanya ditemukan di gurun-gurun Amerika atau kebun dan
halaman rumah. Mulai dari toko grosir, toko nutrisi, butik khusus, dan gerai-gerai toko bahan
alami, kaktus menjadi salah satu produk ternama.
Hanya saja tak sembarang kaktus, melainkan jenis kaktus pir berduri. Kaktus dipetik, dan
dipanen karena menjadi populer dalam dunia pengobatan alternatif. Bahkan setiap komponen
dari tumbuhan dapat dimanfaatkan meningkatkan vitalitas tubuh.
Kaktus pir berduri memiliki bentuk pipih dan gilig (bundar) dengan dua tipe duri dan mereka
memproduksi bunga serta buah. Masyarakat Meksiko sudah sejak lama mengobati penyakit
dan keluhan ringan dengan kaktus.
Suku-suku India dan Meksiko telah menggunakan kaktus sebagai berbagai bahan makanan,
mulai sup, selai, hingga keju. Pasalnya tuntutan iklim membuat pengolahan makanan
menyesuaikan semua kebutuhan. Bahkan tak jarang kaktus digunakan seperti lidah buaya,
menyembuhkan iritasi atau luka minor pada kulit. Efek anti-peradangan kaktus sangat cepat
melawan gigitan serangga, gatal-gatal kemerahan bahkan reaksi alergi.
Apa yang membuat tumbuhan berduri ini berkhasiat? Dalam sebuah penelitian, secuil kaktus
ternyata sangat kaya flavonoid. Flavonoid sangat dikenal terutama atas kemampuan
antioksidan sehingga disebut "pengubah respon biologi alami". Tak lain zat ini mampu
mendukung mengubah reaksi tubuh terhadap alergen dan virus.
Banyak laporan menyatakan jika flavonoid berperan besar melawan karsinogen, dan
menciptakan aktivitas anti kanker. Zat ini sendiri banyak dikandung teh hijau, coklat, dan
beberapa jenis buah.
Setiap bagian kaktus pir berduri dapat digunakan, dan bagian pipih besar, berwarna hijau
berukuran seperti piring oval, memiliki nutrisi berkadar besar. Mineral seperti potasium,
kalsium, zat besi, magnesium, banyak ditemukan dalam bagian itu, ditambah beta-caroten
(bentuk awal vitami A) dan vitami C. Semua zat yang juga ditemukan dalam bayam--sayuran
kerap digunakan untuk diet kesehatan.
Penelitian juga menunjukkan jika kaktus membantu menyembuhkan tubuh dari dalam.
Dengan melindungi sistem kekebalan, dan menyingkirkan radikal bebas dalam tubuh, pir
berduri ini berpotensi memperlambat penuaan, dan terus-menerus membantu fungis organ
bekerja maksimal.
Selain itu, buah kaktus pun teruji efektif menurunkan tekanan darah dan menjaga kadar LDL
alias kolesterol jahat pada level rendah serta meminimalkan ancaman jantung kelebihan
beban kerja.
Sejak kaktus pir berduri menarik perhatian, para atlet mulai mengonsumsi untuk memperoleh
lebih banyak energi. Saat berlatih normal, berlatih pasca cidera dan sakit, menjadi terbantu
dengan penyembuhan lebih cepat oleh ekstrak kaktus. Selain rendah lemak, tinggi serat,
bernutrisi tinggi, kaktu pir berduri, masuk dalam daftar tertinggi herbal dengan kandungan
rendah gula.
Dalam, publikasi terakhir di Journal of Ethnopharmacology and Diabetes Care, bagian pipih
kaktus berkontribusi dalam pengobatan efektif terhadap diabetes Tipe II. Riset lain dari
Universitas Arizona meneliti kandungan pektin kaktus--ditemukan di bagian buah--ternyata
efektif dalam penurunan tingkat kolesterol LDL dan juga ditemukan jika pektin membantu
tubuh menyetabilkan kadar glukosa darah, dengan kata lain mencegah atau meminimalkan
resiko diabetes. Anda punya kaktus tipe gurun pasir Meksiko di kebun? Coba potong sedikit
untuk membuktikan khasiatnya.
Kaktus Mini
DEWASA ini kaktus diburu banyak orang, karena menarik sebagai tanaman hias. Dan bagi
mereka yang sibuk, kaktus tidak perlu perawatan khusus, menanamnya tidak repot, dan
sangat mudah tumbuh bahkan saat kemarau yang sangat kering sekalipun.
Kaktus cenderung terkenal di belahan bumi bagian barat. Tanaman ini berasal dari kata
Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri. Adalah Linneaus, ahli botani yang membuat
klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau
Cactaceae.
Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah kering (gurun). Ada lebih dari 2.000 jenis kaktus di
belahan bumi.
Mereka bisa tumbuh subur di lahan tandus dan kekurangan air. Inilah hal unik dari kaktus.
Sebenarnya, kaktus memiliki daun. Namun, daun tersebut berubah menjadi bentuk duri,
sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Makin lebar permukaan daun suatu
tanaman, maka makin banyak jumlah air yang menguap setiap saat.
Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus
punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan
punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan benua Amerika,
yang notabene tempatnya bertumbuh.
Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh. Namun kaktus
generasi îanyarî ini tumbuh dengan bentuk yang lebih pendek dari moyangnya. Kaktus
bentuk pendek itulah yang sering kita jumpai pada masa kini.
Tumbuh Subur
Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan Meksiko. Daerah-
daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang
ada pun sangat ekstrem.
Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah dan
Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan Kepulauan tropis di
India Timur serta Karibia.
Namun, bukan berarti tanaman ini tidak bisa hidup di daerah timur. Di Indonesia, tanaman ini
bahkan bisa tumbuh subur. Kaktus saat ini menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan
tanaman hias. Budidaya miniaturnya juga banyak dipilih pencinta tanaman untuk
diaplikasikan di dalam rumah.
Cara mengembangbiakkannya pun cukup mudah. Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan
berbagai cara. Sebagian orang meperbanyak dengan biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini
masih tetap dilakukan.
Pertama biji kaktus harus dikeringkan, direndam dalam air hangat baru disebar dalam media
semai yang biasanya berupa pasir halus, batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus
berumur setahun dan mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media
tanam.
Cara paling mudah biasanya dengan setek batang. Jika dilakukan dengan cara benar, setek
paling rendah risiko kegagalannya. Pilih batang kaktus yang tidak terlalu tua atau muda.
Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di tempat yang sejuk agar
luka mengering.
Proses berikutnya, tinggal menanam di media tanam. Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus
bulat atau beruas, pemotongan sebaiknya dilakukan tepat pada bagian ruasnya. Bekas
potongan pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas baru yang siap menjadi bibit setek
baru.
Sedangkan untuk perawatannya, menanam dan merawat kaktus perlu ketelatenan karena
tanaman ini sangat rentan terhadap penyakit. Umumnya kaktus menyukai media yang porus
(tidak mengikat air).
Gunakan pasir halus, pupuk kandang, tepung tulang dan sekam dengan perbandingan
20:40:10:30. Setelah diaduk rata, media ini dikukus atau di sangrai agar mikroorganisme
pembusuk mati. Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan,
kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, tanaman tersebut tetap perlu air untuk bertahan hidup. Penyiraman sebaiknya
dilakukan 3 minggu sekali atau 1 bulan sekali. Jangan lupa raba media tanam, jika sudah
kering berarti kaktus harus disiram.
Perlu diingat, air harus ber-pH normal, tidak mengandung garam atau asam yang dapat
menyebabkan kebusukan.
Mandi Cahaya
Kaktus sangat suka bermandi cahaya matahari langsung, jika menaruh kaktus di dalam
rumah, keluarkan setiap 1 minggu sekali dan letakkan di tempat yang terkena matahari
langsung selama 2-3 minggu.
Kaktus juga pantang kena air hujan berlebihan. Agar kaktus tampil prima perlu dilakukan
pemupukan 4 bulan sekali. Dan bila kaktus sudah terlalu besar atau sebaliknya lambat
pertumbuhannya, lakukan pemangkasan akar atau ganti medianya.
Manfaat kaktus bagi masyarakat ternyata sangat beragam. Berbagai jenis kaktus telah lama
dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini
banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya.
Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal
sebagai nopalitos dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-
manis.
Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-
obatan. Dulunya, ada juga spesies kaktus Carnegiea gigantean, yang dimanfaatkan sebagai
bahan dasar tepung untuk pembuatan roti.
Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung
dari jagung. Sementara bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung
lignin dari kaktus, juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.
Yang menarik dan unik, saat ini dengan makin tingginya kesadaran masyarakat tentang arti
penting menjaga lingkungan, terjadi pergeseran kebutuhan akan tanaman kaktus. Hampir
semua yang berlabel hijau dan berbau ramah lingkungan, laris manis diburu orang.
Tak mau ketinggalan, urusan pernikahan pun ikut-ikutan mencantumkan label hijau. Begitu
pula dengan kaktus, ternyata dapat pula menjadi andalan produk suvenir hijau, baik untuk
pernikahan maupun perusahaan yang mengampanyekan isu penyelamatan global.
Biasanya yang sering dijadikan untuk souvenir adalah kaktus mini, dengan tinggi tanaman
sekitar 6-8 cm. Panjang masing-masing tunas 3-4 cm. Kaktus ini terkenal unik, cantik,look
fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja,tamu dan ruangan indoor atau outdoor dan juga
souvenir.
Macam-macam alasan orang memilih tanaman sebagai suvenir pernikahan. Lucu atau
sekadar ingin sesuatu yang berbeda. Mereka yang lebih idealis meyakini suvenir tanaman
sebagai sebentuk keterlibatan pada usaha pelestarian bumi, entah seberapa kecil sumbangsih
itu.
Dan ternyata, kecenderungan ini ditangkap pelaku bisnis dan penjual tanaman hias. Sekarang
banyak tersebar penyedia layanan suvenir tanaman mini. Bahkan penjual kaktus mini ini bisa
menjual ribuan pot per bulan. dengan beragam paket suvenir dalam harga Rp 2.750 hingga
Rp 7.750.
Anda tertarik untuk ikut membudidayakannya? Yang pasti, peluangnya sangatlah terbuka
lebar, mengingat di Indonesia, tanaman ini juga bisa tumbuh subur. Budidaya kaktus mini ini
bisa menjadi peluang usaha buat Anda.
BUDIDAYA KAKTUS
www.erik_kaktus.indonetwork.co.id
Asal tanaman kaktus adalah Amerika terutama di kawasan Mexico, Texas, Arizona (AS),
Argentina, Bolivia, Peru dan Brazil.
Hal –hal yang perlu dipersiapkan :
Peralatan : Pisau tajam, sarung tangan, karet gelang, dan garden sprayer
Bahan : alkohol 70% untuk mensterilkan pisau. Batang bawah (understeam) dalam pot, dan
induk batang atas (entres) yang beranak/tunas banyak, larutan fungisida pencegah busuk
batang
SYARAT TUMBUH
Syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada ketinggian 1200 mdpl, suhu udara
berkisar antara 160-340C. Untuk perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-
350C. Khusus untuk kaktus hibrida hasil penempelan, dapat tumbuh di daerah pegunungan
bersuhu 160-240C. Dapat pula hidup di dataran rendah bersuhu panas, tetapi menyebabkan
warna batang cenderung kusam. Kelembaban udara (rH) berkisar antara 30%-90%. Curah
hujan rendah, 60 mm/bulan. Intensitas penyinaran 50-80%.
PERBANYAKAN TANAMAN
Tanaman kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan dua cara, antara lain :
1. Perbanyakan Generatif
Kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan biji yang telah diseleksi terlebih dahulu.
2. Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif kaktus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Stek batang atau cabang
Perbanyakan ini bertujuan untuk memproduksi batang bawah.
b. Anakan
Jenis kaktus yang dapat diperbanyak dengan cara ini adalah kaktus yang berukuran bulat dan
pendek.
c. Penyambungan (Grafting,Enting)
Prinsip penyambungan adalah menggabungkan dua jenis kaktus untuk memperoleh tanaman
baru yang berkualitas baik dan memiliki harga jual yang tinggi.
Adapun metode penyambungan yang dilakukan antara lain:
- Metode sambung rata (Flat Grafting)
- Metode sambungan celah atau belah (Split Garafting)
- Metode sambungan serong (Side Grafting)
MEMPERBANYAK KAKTUS DENGAN CARA GRAFTING
Menyiapkan media tanam dan pot
Mengisi pot dengan media tanam dan menempatkan pot
Memilih induk batang bawah (understeam)
Menanam batang bawah
Memilih induk batang atas (entres)
Memotong bahan batang atas dari induknya
Menempelkan batang atas pada batang bawah
TEMPAT TANAM
Tempat yang digunakan untuk tanaman adalah pot. Pot yang digunakan antara lain terbuat
dari : tanah liat, plastik, semen, keramik, kaca dan lain-lain.
MEDIA TANAM
Media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman kaktus dapat dikombinasikan dengan
bahan-bahan yang tersedia
tanah porous
pupuk organik/kompos matang
pasir kasar, pasir kali,
batu kapur bubuk
potongan pakis
arang kayu bubuk
(misal, pasir sungai bersih, humus tua, pupuk kandang/kompos matang, dengan perbandingan
2 : 1 : ½ ).
Media tanam alternatif yang dapat digunakan, antara lain :
a. Pupuk kandang
b. Sekam padi
c. Pasir
PENANAMAN
Penanaman kaktus dimaksudkan untuk memindah tanamkan bibit kaktus dari persemaian
atau dari pot kecil ke pot besar untuk tujuan pemeliharaan secara permanen.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman meliputi :
1. Penempatan pot tanaman
2. Penyiraman
3. Pemupukan
4. Sanitasi dan Repotting
HAMA
Hama yang sering yang sering menyerang tanaman kaktus adalah :
1. Kutu sisik (Pseudococcus s.)
2. Kutu batok (Aspidiotus sp.)
3.Kutu wol (Dactylopius tomentosus).
Hama tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida dengan dosis yang
disesuaikan dengan ketentuan Good Agribisnis Practises (GAP).
Sumber : BPPT Lembang, Erik_Kaktus Lembang – Bandung
http://tanaman-kaktus.blogspot.com/2012_01_01_archive.html
KAKTUS
http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/03/kaktus.html
Kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri. Adalah Linneaus, ahli
botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok
tumbuhan berduri atau Cactaceae.
Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus
punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan
punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika,
yang notabene tempatnya bertumbuh.
Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh. Namun kaktus
generasi ”anyar” ini tumbuh dengan bentuk yang lebih pendek dari moyangnya tadi. Kaktus
bentuk pendek itulah yang sering kita jumpai pada masa kini.
Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan Meksiko. Daerah-
daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang
ada pun sangat ekstrem. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kaktus itu berasal dari
Amerika Tengah dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan
Kepulauan tropis di India Timur dan Karibia.
Wilayah hidup kaktus amat beragam. Dari daerah pantai yang mengarah ke laut, hutan
belantara sampai ke gunung berbalut es macam Pegunungan Andes. Jadi, bukan hal aneh bila
bertemu kaktus pada ketinggian 3000 – 4000 m dpl.
Dari kenyataan tadi, bisa dibilang kaktus termasuk tanaman yang mampu bertahan di segala
medan. Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya.
”Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun
kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit
dan batang dijadikan tempat penyimpanan air,” tutur Joesi yang sejak sekolah dasar sudah
tertarik pada kaktus.
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara
membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu
halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari tubuh.
Dalam hal penyebaran, burung pemakan buah kaktus dianggap berjasa menebarkan benih ke
segala tempat di belahan dunia. Walau begitu, manusia tetap diakui sebagai faktor utama
dalam menyebarluaskan tanaman berkeping dua ini. Peran itu bisa dilihat ketika mereka
melakukan perpindahan tempat, kaktus tak pernah tertinggal dalam daftar bawaan.
Contoh paling gampang, proses penyebaran kaktus di negeri sendiri. Di Indonesia, kaktus
masuk lewat tangan-tangan pemerintahan jajahan Belanda. Bule-bule asal negeri kincir angin
itu yang pertama kali dan membudidayakan bibit kaktus.
JENIS KAKTUS
Lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Dari 100 an marga, kaktus dikelompokan
menjadi 3 suku: Preskioidea, Opuntodeae dan Cereoidea. Jenis Preskioidea biasanya
mempunyai daun dan berduri. Bentuknya bisa berupa pohon semak hingga tinggi 10 meter.
Karakteristik opuntodeae lain lagi, kelompok ini memiliki batang beruas. Bentuknya bulat
telur, pipih, memanjang atau berupa semak. Adakalanya berdaun namun mudah gugur.
Opuntodeae juga memiliki areole yang berduri. Jenis terakhir, Cereoidea paling banyak
dijumpai. Bentuk batangnya beragam dan sekulen (banyak mengandung air). Sebagian jenis
ada yang menyerupai silinder, beruas, bulat, bahkan memanjang. Jenis ini tidak memiliki
daun dan areolenya ditumbuhi aneka bentuk duri.
PEMBIBITAN
Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan berbagai cara. Sebagian orang meperbanyak dengan
biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini masih tetap dilakukan. Pertama biji kaktus harus
dikeringkan, direndam dalam air hangat baru disebar dalam media semai yang biasanya
berupa pasir halus, batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus berumur setahun dan
mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media tanam.
Cara yang paling mudah memperbanyak kaktus dengan setek batang. Jika dilakukan dengan
cara yang benar, steak paling rendah risiko kegagalannya. Pilih batang kaktus yang tidak
terlalu tua atau muda. Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di
tempat yang sejuk agar luka mengering. Proses berikutnya tinggal menanam di media tanam.
Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus bulat atau beruas, pemotongan sebaiknya dilakukan
tepat pada bagian ruasnya. Bekas potongan pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas
baru yang siap menjadi bibit setek baru.
Menyambung kaktus/grafting semakin diminati. Teknik ini mempunyai kelebihan, selain
diperoleh bibit tanaman baru, grifting juga menciptakan dua jenis tanaman dari due kaktus
yang berbeda sehingga mempercantik penampilan.
Pertama, siapkan batang induk/batang bawah, jenis cereus spachianus atau opuntia ficus
indica bisa digunakan karena kuat perakarannya. Proses sambung kaktus harus cepat
dilakukan sebelum bekas potongan mengering agar menempel sempurna.
Ada banyak cara sambung kaktus, namun metode sambung rata dan sambung serong paling
banyak dilakukan. Prosesnya hampir sama, potong rata atau serong batang induk dan batang
atas dari jenis yang berbeda. Cara cepat tempelkan dan perkuat dengan tali atau benang.
Sambung kaktus terlihat berhasil jika terjadi pertumbuhan pada batang atas dan tali pengikat
bisa dilepas.
PERAWATAN
Tanaman dari keluarga Cactaceae ini memang unik. Biasa tumbuh subur di lahan tandus dan
kekurangan air. Usianya juga bisa mencapai puluhan tahun, namun bisa mati dalam sekejap
jika salah perawatan.
Singkatnya, menanam dan merawat kaktus perlu ketelatenan karena tanaman ini sangat
rentan terhadap penyakit. Umumnya kaktus menyukai media yang porus (tidak mengikat air).
Gunakan pasir halus, pupuk kandang, tepung tulang dan sekam dengan perbandingan
20:40:10:30. Setelah diaduk rata, media ini dikukus atau di sangrai agar mikroorganisme
pembusuk mati.
Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, kondisi ini
menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup. Penyiraman sebaiknya dilakukan 3
minggu sekali atau 1 bulan sekali, raba media tanam, jika sudah kering berarti kaktus harus
disiram. Perlu diingat, air harus ber-pH normal, tidak mengandung garam atau asam yang
dapat menyebabkan kebusukan.
Kaktus sangat suka bermandi cahaya matahari langsung, jika Anda menaruh kaktus di dalam
rumah, keluarkan setiap 1 minggu sekali dan letakkan di tempat yang terkena matahari
langsung selama 2-3 minggu. Kaktus juga pantang kena air hujan berlebihan.
Agar kaktus tampil prima perlu dilakukan pemupukan 4 bulan sekali. Beri pupuk tulang atau
pupuk ikan dengan P dan Ca tinggi. Jangan memberi pupuk urea yang dapat mengakibatkan
kebusukan.
Bila kaktus sudah terlalu besar atau sebaliknya lambat pertumbuhannya lakukan
pemangkasan akar atau ganti medianya.
Hama kaktus umumnya cendawan jenis phytophthora infestans, kutu wol (dactylopius
tomentosus), kutu lilin (Pseudococcus Longispinus), tungau dan keong tanah. Lakukan
pencegahan dengan penyemprotan fungisida, bakterisida secara berkala.
Air Murni Terbaik Berada Di Tanaman Kaktus Berdurihttp://tipspetani.blogspot.com/2011/01/air-murni-terbaik-berada-di-tanaman.html
Peneliti University of South Florida menemukan air murni terbaik ada di pir kaktus berduri. Penghuni gurun ini sangat efektif dalam memindahkan sedimen dan bakteri dari air kotor, dan berita baiknya tumbuhan ini bisa hidup di seluruh dunia.
Penelitian ini bukan yang pertama mendapati kemampuan tumbuhan kaktus itu. Komunitas Meksiko pada abad 19 menggunakan kaktus sebagai perangkat untuk memurnikan air. Lapisan getah yang tebal pada kaktus yang menyimpan air, adalah bagian yang bertanggung jawab untuk memurnikan air tersebut.
Peneliti kemudian menyarikan getah dan menambahkannya ke dalam air yang kotor karena sedimen dan bakteri. Getah mengakibatkan sedimen dan bakteri bergabung, kemudian mengendap di bagian bawah dan memisahkan 98 % bakteri di dalam air.
Peneliti melihat komunitas di negara berkembang menggunakan kaktus di kehidupan sehari-hari mereka. Mereka biasa merebus sepotong kaktus untuk mendapatkan getah kemudian menambahkan getah tersebut ke dalam air, sama seperti yang dilakukan para peneliti.
Namun, masih ada rintangan yang harus diatasi. Sumber daya yang perlu dipersiapkan untuk
mengembangkan penyebaran kaktus, dan bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa air yang
telah disaring ini benar-benar bebas bakteri.
Jika beberapa masalah ini dapat dipecahkan, maka air yang murah dan bersih dapat dijangkau
jutaan orang yang kekurangan sumber daya alam ini.
Kaktus Tumbuh Prima dan Cepat
http://kicauan.files.wordpress.com/2012/01/kaktus-tumbuh-prima.pdf
Malang benar nasib Heidi. Gadis yang biasa hidup di pegunungan bersalju itu dipaksa mengenakan berlapis-lapis gaun di Frankfurt yang lebih panas. Pantas keringat segera berleleran di sekujur tubuh. Tiba di kediaman calon majikan, Heidi pun mengalami dehidrasi.
Bak Heidi dalam dongeng anak terkenal di Swiss, kaktus juga kerap mendapat perlakuan salah. Hobiis senang meletakkan anggota famili Cactaceae itu di teras atau di dalam ruangan selama berbulan-bulan tanpa pernah dikeluarkan. Musababnya, “Banyak orang menganggap kaktus butuh kondisi teduh karena banyak dibudidayakan di dataran tinggi,” ujar Pramana Abdul Gani, pemilik nurseri di Depok, Jawa Barat.
Bagi mereka dataran tinggi identik dengan suasana teduh. Makanya kaktus diletakkan di tempat ternaungi. Padahal seperti julukannya, tanaman gurun, kaktus justru butuh dibanjiri sinar matahari sepanjang hari. Alhasil, karena salah perlakuan banyak hobiis berkeluh-kesah. Merawat kaktus itu sulit. Baru beberapa hari dibeli dari pameran atau nurseri, tahu-tahu membusuk dan mati.
Rumah plastik
“Kaktus diproduksi di dataran tinggi karena pertumbuhan di sana lebih cepat ketimbang di dataran rendah,” kata Pramana. Di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang ekstrem—dibutuhkan kaktus supaya tumbuh cepat—mudah dimodifikasi. Para pekebun menanam kaktus dalam rumah plastik. Sebut saja Pami Hernadi di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Ia membangun beberapa rumah tanam dengan konstruksi kayu berbentuk segitiga memanjang. Seluruh permukaan luar dilapisi plastik UV dari atas hingga bawah.
Sebagai jalan masuk, dibuat pintu di salah satu sisi. Tinggi rumah sekitar 2 m dan lebar terluar 2 m. Di bagian dalam tampak deretan kaktus yang ditanam langsung di tanah.Dengan cara itu suhu siang hari mencapai 55—60°C, karena panas matahari terperangkap di dalam rumah plastik. Malam hari, suhu sangat dingin di bawah 22°C.
Perbedaan suhu siang dan malam sekitar 30°C. Mirip kondisi gurun. Apalagi penyiraman makin jarang dilakukan. Bisa 1—2 minggu sekali, tergantung kondisi. “Kalau benar-benar kering baru disiram,” kata Pami. Alhasil yang susah berbunga pun jadi terpicu. Contohnya Astrophytum sp bisa berbunga cepat. Padahal ukurannya baru 1/3 dari ukuran dewasa yang siap berbunga.
Menurut Dr Susiani Purbaningsih DEA dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, perbedaan suhu siang dan malam yang lebar memicu pembungaan kaktus. Produksi biji untuk perbanyakan pun melimpah. Beda suhu itu juga merangsang kaktus memproduksi banyak anakan.
Selain itu, pertumbuhan kaktus pun lebih cepat. Buktinya ada kaktus yang mengalami pertambahan diameter batang 100% hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun. Padahal, sebelumnya Pami harus menunggu selama 9 tahun untuk mencapai ukuran separuhnya. Namun, tak semua jenis bisa dimasukkan dalam ruangan “oven” itu. Yang bisa adalah macrophora, ferrocactus, echinocactus, noctocactus, dan astrophytum.
Media penting
Nah, ketika kaktus hasil budidaya di dataran tinggi itu dibawa ke dataran rendah, seperti Jakarta, tentu perlu ada penyesuaian. Salah satunya media. Tak ada komposisi standar media kaktus. “Yang penting kering dan porous,” ujar Pramana. Media tanam yang dipakai pekebun di dataran tinggi belum tentu cocok untuk dataran rendah.
Di Depok, Pramana menggunakan campuran pasir malang, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1/2. Untuk meningkatkan pH dan porositas ia menambahkan zeolit 5—10% dari volume media. Sementara Linda, hobiis di Surabaya, Jawa Timur, memilih media sekam bakar, pasir malang, pupuk kandang, dan kompos. Komposisinya 1:5:2,5:1. Linda juga menambahkan 1 bagian pasir halus di permukaan media.
Untuk kaktus yang ditanam dalam terarium sebaiknya menggunakan media tanam yang dimodifikasi. Anie Kristiani di Kalimalang, Jakarta Timur, menggunakan campuran media arang kayu, moss, kompos, dan zeolit. Dalam wadah kaca, pecahan arang kayu seukuran dadu diletakkan di lapisan paling bawah. Tujuannya untuk menyerap kelebihan air sehingga air tak menggenang meski wadah tak berlubang.
Moss diletakkan rata setebal 1 cm di atas arang. Media yang berasal dari lumut yang dikeringkan itu berfungsi menyimpan air yang diperlukan tanaman. Tekstur moss yang lembut gampang dicengkeram akar sehingga perakaran stabil.
Berikutnya kompos setebal perakaran tanaman dibenamkan berbarengan dengan penanaman kaktus di terarium. Kompos yang baik harus steril.
Sebelum dipakai, kompos disiram air panas lalu dikeringkan. Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan menyangrai 15 menit menggunakan api kecil. Tujuannya untuk membunuh patogen penyebab penyakit. Lapisan paling atas diberi zeolit agar terarium terlihat bersih dan cantik. Zeolit juga mengandung sedikit unsur hara mikro yang diperlukan tanaman. “Ia juga berperan sebagai indikator kekeringan media. Saat basah warnanya kehijauan. Jika warnanya putih keabu-abuan tandanya media kering dan butuh disiram,” kata Anie.
Tunggu 3 hari Bila media sudah tepat, faktor berikutnya cahaya. Di alam, kaktus tumbuh tersiram matahari langsung. Artinya cahaya penuh mutlak dibutuhkan kaktus untuk tumbuh. Itu berlaku di dataran rendah maupun tinggi. Bila kaktus dipajang di dalam ruangan, jemurlah seminggu sekali. Berbarengan dengan itu siram media hingga basah. Biarkan kaktus bermandi matahari selama 3—4 hari atau tergantung keringnya media. Setelah itu barulah kaktus dipakai menghias ruangan lagi.
Untuk terarium cukup dikeluarkan sebulan sekali dari ruangan dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari cukup selama seminggu. Yang disebut terakhir tak perlu dilakukan jika terarium diletakkan di dekat jendela yang mendapat sinar matahari. Contohnya terarium berumur 4 tahun di kediaman Anie. Terarium itu terkena sinar matahari yang leluasa masuk melalui 3 jendela yang mengelilingi ruang 4 m x 4 m. Penyiraman kaktus di terarium idealnya seminggu sekali. Caranya dengan menyemprotkan air ke dinding terarium sehingga tak merusak tatanan.
Menurut Pami, pekebun sukulen dan kaktus selama 32 tahun, di dataran rendah yang panas, frekuensi penyiraman 3 hari sekali. Di dataran tinggi cukup seminggu sekali. Sebagai patokan lihat media. Jika hari ini kering, maka 3 hari kemudian baru disiram. Untuk kaktus yang ditanam dalam pot besar—diameter di atas 12 cm—harus lebih hatihati. Meski permukaan media kering, kadangkadang di bagian bawah masih basah. Penyiraman cukup 2—3 minggu sekali.
Irit hara
Menurut Pramana, kaktus tanaman yang irit hara. Pertumbuhan dan perkembangannya cukup dipasok dari pupuk kandang atau kompos yang dicampur pada media tanam. Pemberiannya 6—12 bulan sekali sembari mengganti media. Pemberian pupuk sintetis kimia memang memacu tanaman cepat tumbuh, tapi akibatnya kulit pecah-pecah. Itu karena elastisitas kulit tak mampu menahan laju pertumbuhan sel jaringan batang yang terlalu cepat.
Kalaupun mau, cukup berikan pupuk lambat urai seperti Osmocot, Multicode, atau Decastar sebagai tambahan nutrisi. Untuk kaktus yang ditanam dalam terarium pemupukan cukup sekali dalam 8 bulan. Pilihlah pupuk cair yang mengandung unsur natrium, fosfat, dan kalium yang seimbang. Dosisnya rendah, hanya setengah dosis anjuran.
Nah, agar kaktus tahan lama dalam terarium sebaiknya pilih jenis yang tepat. Menurut Anie, kaktus sambungan rentan mati dibanding kaktus bukan sambungan. “Kaktus sambungan hanya tahan 8 bulan. Batang bawahnya mudah busuk,” katanya. Menurut Erminus Temmy Hernadhi, pemain kaktus di Bandung, batang bawah kaktus yang baik mestinya dari Hylocereus undatus alias buah naga daging putih dan pereskia.
Dari pengalaman Anie, kaktus yang tahan lama dalam terarium antara lain cereus, ariocarpus, rebutia, trichocereus, ferocactus, gymnocalycium, echinopsis, dan mammilaria. Kaktus tak berduri seperti Astrophytum myriostigma dan Astrophytum asterias pun bisa tahan lama asal bukan hasil sambungan. Dengan perawatan tepat, kaktus tumbuh subur dan kematian akibat salah perawatan pun dapat dihindari. (Rosy Nur Apriyanti).
Kaktus Bisa Menjadi Salah Satu Penghasil Listrik Alternatif
Oleh Rahman Budi
http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=36&artid=1239
Tanaman yang tersedia di alam masih menawarkan teknologi yang bisa ditiru manusia. Salah satunya adalah kaktus. Tanaman yang hidup di tanah gurun dan gersang dengan banyak duri di tiap batangnya menjadi pusat penelitian para peneliti di Centre de Recherche Paul Pascal (CNRS).
Para peneliti pada awalnya mengembangkan sel biofuel yang bisa menghasilkan energi dengan memanfaatkan dua produk fotosintesis yaitu gula dan oksigen. Kemudian sel biofuel tersebut dimasukkan ke dalam tanaman kaktus dan mengukur energi yang dihasilkannya mencapai 9 watt setiap satu sentimeter persegi.
Dengan mengamati aktivitas sel biofuel, para ilmuwan bisa melihat proses fotosintesis dan mengikuti perubahan glukosa di dalam tanaman. Mereka bahkan bisa mengamati perubahan arus listrik yang dihasilkan sel biofuel naik atau turun sesuai dengan mati nyalanya lampu meja di dalam ruang riset.
Inovasi tersebut membuka jalan mengetahui proses fotosintesa bekerja tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan teknologi yang bisa mengubah energi surya menjadi listrik dengan bantuan tanaman.
[Centre de Recherche Paul Pascal]