kalakarya pdbk mamuju
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HALLO KELUARGA BESARMAMUJU
MARIRajut Kreativitas,
Membangun Kesadaran, Mewujudkan IMPIAN
Tim PDBK Kemenkes – Prop/Kab SULBAR 27 OKTOBER2011(KAMIS)
Prediksi SULBARPrediksi SULBAR
Kode Kabupaten
2007 2013
IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM
7601 Majene 0.509314 221/1 0.754654 45/1
7602 Polewali Mandar 0.446343 322/2 0.724994 102/3
7603 Mamasa 0.301325 430/5 0.684537 206/5
7604 Mamuju 0.371524 412/4 0.686504 201/4
7605 Mamuju Utara 0.377814 405/3 0.734327 82/2
Moto Kita (1):• Kegiatan ini bukan seminar atau
pelatihan, tetapi “media dialog” untuk merajut kreativitas & membangun kesadaran, sebagai awal perubahan
• Kita dapat sepakat untuk tidak sepakat.
• Kita semua adalah sejawat, kerabat, dan sahabat kita: tidak ada subyek-obyek, atau eselon: subyek ke subyek….
Motto Kita (2)• Silahkan interupsi kapan saja• Bertanya apa saja, belum tentu
saya bisa menjawab (jawab bersama).
• Yang salah adalah yang tidak berpendapat
• Kesalahan adalah pembelajaran (embrace error)
• Kita belajar bersama seumur hidup
Merubah Kebiasaan Lama
• Kiatnya adalah “membuka pikiran kita”
• Menerima hal2 baru• Tidak malu mengakui
bahwa kita tidak tau (STST)• Karena itu, resep kita
adalah… SSSS ….1000 kali
Kab Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan &
DBK
130 DBK
183 Kab TTGL
45 Kab Prioritas DTPK
13 kab
18 kab
10 kab
73kab
79 kab
440 kab
Refleksi1. Apa yang diinginkan Keluarga
Berencana (program)?2. Apa yang diinginkan
Kemenkes, Pemda (VISI) dan Rakyat daerah anda?
3. Apakah keinginan tersebut anda rasakan?
4. Apa beban, hambatan, masalah yang paling berat?
Sesi I:
Wujud Yang Diinginkan
Pegadaian?
VISI KB
1970 - 2000Keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera
1970 - 2000Keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera
2000 - 2015Keluarga berkualitas
2015
2000 - 2015Keluarga berkualitas
2015
KeluargaBerkualitas
(2015)
Dua AnakCukup
Laik-lakiPerempuanSama Saja
VISI-NTB: AKINO, ADO-NO, ABSA-NO, GIKUR-NO Bagaimana kita mewujudkan agar
wanita hamil dan melahirkan termasuk bayinya, ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dapat terbebas dari resiko kematian, dan ketika menjadi Balita dan
murid sekolah, tumbuh kembang sehat dan cerdas.
Visi Bersama yang “Baik”:
1) Dapat menginspirasi orang2) Nyata 3) Mendorong orang untuk
berbuat4) Melibatkan semua5) “Kata kunci – mudah diingat”
Peringkat 10 TeratasPeringkat IPKM Kabupaten/Kota
1 0,708959 Kota Magelang2 0,706451 Gianyar3 0,704497 Kota Salatiga4 0,694835 Kota Yogyakarta5 0,691480 Bantul6 0,685481 Sukoharjo7 0,680316 Sleman8 0,680142 Balikpapan9 0,679631 Kota Denpasar10 0,678957 Kota Madiun
Peringkat 10 TerbawahPeringkat IPKM Kabupaten/Kota
431 0,299731 Mappi
432 0,295536 Asmat
433 0,294741 Seram Bagian Timur
434 0,292974 Yahukimo
435 0,291263 Nias Selatan
436 0,288243 Paniai
437 0,283220 Manggarai
438 0,282181 Puncak Jaya
439 0,271275 Gayo lues
440 0,247059 Pegunungan Bintang
Provinsi Sul-TraKabupaten Kategori
wilayahP-IPKM IPKM
Kolaka Utara KaA 397 0,388577
Muna KaC 357 0,429366
Wakatobi KaC 340 0,439676
Kolaka KaC 294 0,463434
Buton KaC 289 0,466681
Konawe KaC 271 0,476170
Bombana KaD 351 0,433098
Konawe Selatan KaD 314 0,450837
Bau-bau KoA 209 0,517897
Kota Kendari KoC 96 0,594733
Jatim (Kab/Kot) – IPKM 07
Kabupaten/Kota Ranking
Kuningan 16 Kota Cimahi 25
Kota Bandung 37
Kota Bekasi 55
Kota Cirebon 65 Kota Bogor 72
Kota Banjar 89
Sumedang 101
Kota Sukabumi 113
Kota Depok 114
Cirebon 155
Subang 159
Ciamis 170
Kota Tasikmalaya 177
Bekasi 190
Karawang 196
Bandung 208
Indramayu 214
Majalengka 251
Bogor 287 Purwakarta 329
Sukabumi 347 Tasikmalaya 364
Garut 374 Cianjur 416
Peringkat IPKM
Kab/Kot Jawa Barat
Blum: Health Determinant.
Status
LingkGenetic
Program
Perilaku
1. Social Education Employment Income Nutrition2. Cultural Family Network Religion3.Physical
Water Sanitation Pollution Population density Zoonotic exposure Disaster vulnerable residence Climate4.Emotional Supportive Over-reactive Parents relationship5. Biological
MentalMortalityMorbidityProductivityQuality of lifeDays lostLife expectancyDisability
Nutritional status
QualityResponsivenessOutpatientInpatientMaternal Health ServicesPediatric servicesCommunity outreachEssential drugs availabilityMSSVital registrySchool Based ProgramVector controlFood safety
Risk takingTransportationDietary IntakeSmokingPhysical activitySpiritual OrientationSexual OrientationExposure to community Exposure to live stock
Immune SystemGenetic propensity
RisKesDas, IPKM, & P-DBK
2010 2013
Inisiasi: RKDAS, PODES, IPKM
Learning History: Preventif & Promotif
RPJMN, Renstra, Road Map, Ref-Birokr, dll
2007 2016
Intervensi: Isu Str’gis, PDBK, BOKRS Inter, SJSN, dll
IPKM 8 Prov-DBK: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Sesi II:
Apa Yang Terjadi:Bayi dan Balita
Profil Kes. Bau-bau Semerbak: 2010• Derajat kesehatan:
– Angka kematian, angka kesakitan, – Status gizi
• Upaya: – Yankes (K-1, imun), akses dan
mutu, – Perilaku, kesling
• Sumberdaya: – Sarana, nakes, biaya
RTL• APA YANG AKAN KAMI
DAPATKAN, KAPAN?• LEMBAGAKAN & BUDAYAKAN
DIALOG
Status GIZI Prop: 07/2010 BB/U TB/U BB/TB
PROVINSI GIZI BURKUR PENDEK KURUS 2007 2010 2007 2010 2007 2010
52. NTB 24,8 30,5 43,7 48,2 15,5 14,053. Nusa Tenggara Timur 33,6 29,4 46,8 58,4 20,0 13,261. Kalimantan Barat 22,5 29,1 39,3 39,7 17,3 16,762. Kalimantan Tengah 24,3 27,6 42,7 39,6 16,9 15,663. Kalimantan Selatan 26,6 22,9 41,8 35,3 16,3 15,664. Kalimantan Timur 19,3 17,1 35,2 29,1 15,9 12,971. Sulawesi Utara 15,7 10,6 31,2 27,8 10,2 9,272. Sulawesi Tengah 27,6 26,5 40,4 36,2 15,5 14,873. Sulawesi Selatan 17,6 25,0 29,1 38,9 13,7 12,0
74. Sulawesi Tenggara 22,8 22,8 40,5 37,8 14,7 15,875. Gorontalo 25,4 26,5 39,9 40,3 16,6 11,9
76. Sulawesi Barat 25,4 20,5 44,5 41,6 16,8 16,7
81. Maluku 27,8 26,2 45,8 37,5 17,2 13,282. Maluku Utara 22,8 23,6 40,2 29,4 14,8 17,891. Papua Barat 23,1 26,5 39,4 49,2 16,4 11,494. P a p u a 21,3 16,2 37,7 28,3 12,4 13,8
INDONESIA 18,4 17,9 36,8 35,6 13,6 13,3
PDBK
Reformasi Planing
Penguatan Petugas Lapangan
P.Pusat
P.Prop P.Kab/Kota
IPKMKinerjaDaya ungkit
SPM
P.PusatP.PropP.Kab/kota
Integrated PlaningEB ---- IPKM/RiskesdasSikon daerah
Alur PDBK
Pelaku: Petugas LapanganPendamping :
Pusat Prop Kab/Kota PT IndividuPengamat: Litbangkes
RerutmentPelatihan
Perumusan Model
ReviewModel
Pengamatan
PDBK dan Riset
Sesi III:
IPKM dan Posisi Bau-bau
Semerbak
IPKM 2013?
• Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7 Indikator: – Giburkur, Pendek, Kurus menjadi 0– Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan
mencapai 100– Sanitasi, air bersih
• Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo, Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
Prediksi SultraPrediksi SultraKode Kabupaten
2007 2013
IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM
7401 Buton 0.466681 289 0.724577 106
7402 Muna 0.429366 357 0.696003 168
7403 Konawe 0.476170 271 0.732261 84
7404 Kolaka 0.463434 294 0.733212 83
7405 Konawe Selatan 0.450837 314 0.722968 111
7406 Bombana 0.433098 351 0.728729 90
7407 Wakatobi 0.439676 340 0.744836 60
7408 Kolaka Utara 0.388577 397 0.730718 87
7471 Kota Kendari 0.594733 96 0.794748 7
7472 Bau-bau 0.517897 209 0.741052 69
Miskin, IPKM: Miskin, IPKM: SULTRASULTRA
Kab/kot IPKM %miskin Pddk Rank
Buton 0,466681 22,94 272.780 289
Muna 0,429366 25,35 265.076 357
Konawe 0,476170 24,63 239.324 271 Kolaka 0,463434 25,35 281.103 294 Konawe Selatan 0,450837 18,31 261.394 314 Bombana 0,433098 20,51 121.870 351 Wakatobi 0,439676 24,51 97.134 340 Kolaka Utara 0,388577 26,29 123.509 397 Kota Kendari 0,594733 10,15 241.072 96 Bau-bau 0,517897 17,08 124.835 209
SULTRA : 9 Indikator (5)SULTRA : 9 Indikator (5)Kab/kota gikur pdek krus air sntsi Lin kn1 Imu tbng
Buton 28,19 50,13 12,25 32,55 37,78 35,30 58,82 40,16 50,52
Muna 15,07 40,19 11,49 1,62 19,84 41,79 71,79 11,53 25,50
Konawe 21,37 31,73 18,10 50,61 23,55 51,20 61,54 32,39 22,44
Kolaka 22,84 39,79 13,75 63,64 41,47 42,46 64,29 21,39 28,40
Konawe Selatan 26,19 45,52 20,42 33,06 20,71 47,33 66,67 30,90 24,59
Bombana 26,69 31,03 22,70 43,10 26,87 39,91 57,69 10,50 21,81
Wakatobi 30,21 52,67 7,55 59,97 43,46 41,06 42,86 26,99 17,73
Kolaka Utara 19,18 34,86 13,43 72,93 38,43 20,80 22,22 8,55 10,26
Kota Kendari 18,88 32,61 16,10 81,08 63,27 76,87 72,97 46,36 34,24
Bau-bau 23,77 42,35 11,92 76,25 57,35 49,90 72,73 60,56 30,28
SULTRA : 5 Indikator (4)SULTRA : 5 Indikator (4)Kab/kota Gemuk Diare Pneum Tensi Cu-Tang
Buton 9,32 7,33 0,81 23,24 6,31 Muna 13,67 7,64 2,85 28,64 35,96 Konawe 5,84 7,70 2,92 39,87 39,98 Kolaka 8,26 15,17 3,04 32,24 30,70 Konawe Selatan 12,44 6,75 1,66 31,02 34,46 Bombana 9,67 12,40 2,27 31,25 29,25 Wakatobi 8,02 9,77 5,09 36,62 11,78 Kolaka Utara 18,81 12,18 0,80 36,15 13,85 Kota Kendari 13,42 7,81 1,94 18,93 15,82 Bau-bau 6,39 10,85 4,85 20,97 16,98
SULTRA : 8 Indikator (3)SULTRA : 8 Indikator (3)Kab/kota Mental Rokok Gi-lut Asma Disable Cedera Sendi ISPA
Buton 6,48 18,86 24,01 3,20 22,04 7,51 29,10 17,71
Muna 8,20 26,43 25,41 5,23 13,52 4,90 22,74 21,80
Konawe 7,93 28,77 23,53 5,78 23,44 4,42 29,32 22,81
Kolaka 16,77 30,17 35,34 4,10 21,71 10,13 27,47 35,16
Konawe Selatan 8,59 25,31 24,64 2,88 13,75 3,66 36,46 12,20
Bombana 5,32 25,91 23,28 4,76 25,41 3,15 27,27 15,53
Wakatobi 11,83 19,82 24,57 5,44 20,70 5,02 17,97 20,82
Kolaka Utara 11,06 27,40 32,22 3,53 35,00 8,28 18,85 24,74
Kota Kendari 6,26 26,16 27,03 3,29 18,04 11,81 18,39 21,87
Bau-bau 24,54 25,87 37,89 6,69 36,72 16,71 32,08 35,80
Na-Kes SULTRA (PODES 08)Na-Kes SULTRA (PODES 08)Kab/kota # DESA # BIDAN # Dr. # PKM
Buton 207 138 28 29 Muna 239 168 28 28 Konawe 370 191 36 25 Kolaka 214 173 47 21 Konawe Selatan 367 166 30 22 Bombana 139 59 18 22 Wakatobi 100 54 17 16 Kolaka Utara 117 77 30 16 Kota Kendari 64 155 66 13 Bau-bau 41 83 24 13
Perub IPKM Perub IPKM 8 8 Prov-DBK: 07-Prov-DBK: 07-1010
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Prop/Kab-Kota: DBK/B NAD (14/21) NTB ( 6/9) NTT (11/16) Sulteng (7/10) Sultra (8/10)
Gorontl (5/5) Sulbar (4/5) Maluku (5/8) Pap Bar
(6/9)/Inpres Papua
(14/20)/Inpres• Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot• Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot• Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
Jenis Manusia: Dua (2)• Mereka:
– yang selalu membuat alasan dan – yang mencapai keberhasilan
tanpa alasan
• Tidak menyalahkan orang lain ketika keadaan menjadi sulit.
• Tau apa yang dpt dan perlu dilakukan, dan mengambil tanggung jawab untk melakukannya.
Enggan Belajar: Siklus Takut…
Enggan Belajar: Siklus Takut…RasaTakut
Kurangpengetahuan dan keahlian
Menutupi kesalahan
Tidak ada Pembelajaran
baru
Pemimpin: Siapa di LOTENG?
• Pemimpin adalah pemupuk perubahan.
• Pemimpin adalah pengaruh • Kekeliruan kita, menganggap
pemimpin adalah atasan (kita)—atas dasar jabatan;
• Ada di semua tingkatan organisasi.
Kepemimpinan: • adalah kapasitas untuk
terjemahkan visi menjadi kenyataan
• adalah perilaku, bukan peran…. • Manusia menjadi pemimpin karena
perbuatannya, bukan karena “gelar” atau “jabatan” (atribut) yang diemban.
• bukanlah menggunakan kewenangan melainkan memberdayakan orang-2
Wilayah Perubahan
Sikap dankeyakinan
Kesadaran dankepekaan
Keahlian dankemampuan
WILAYAHPERUBAHANYANG ABADI(Siklus belajar
yang dalam
Arsitektur (Kerangka)
Teori, metode,dan alat-alat
Inovasi dalaminfrastruktur
Gagasan-gagasanpenuntun
WILAYAHTINDAKAN (arsitektur
organisasional)
VISI, IPKM, Keutuhan
WILAYAHPERUBAHANYANG ABADI(Siklus belajar
yang dalam
Sikap dankeyakinan
Kesadaran dankepekaan
Keahlian dankemampuan
Teori, metode,dan alat-alat
Inovasi dalaminfrastruktur
Gagasan-gagasanpenuntun
WILAYAHTINDAKAN (arsitektur
organisasional)
Hasil
Keteraturan yangsaling terkait
(membangkitkan)
. . . . . . .
. . . . . . . . . .
Senge, ‘90
Batasan DBKBatasan ditentukan oleh 2 indikator:• IPKM, yang dibagi 3:
– > (rerata IPKM)– (rerata IPKM – 1 SD) < IPKM < (rerata IPKM)– < (rerata IPKM – 1 SD)
• PSE (pendataan sosial ekonomi): proporsi penduduk miskin di kab/kota:– > (rerata proporsi penduduk miskin)– < (rerata proporsi penduduk miskin)
Indikator Yang MasukVariabel Bobot
Prev. balita gizi buruk dan kurang 5Prev. balita sangat pendek & pendek 5Prev. balita sangat kurus dan kurus 5Prevalensi balita gemuk 4Prevalensi diare 4Prevalensi pnemonia 4Prevalensi hipertensi 4Prevalensi gangguan mental 3Prevalensi asma 3Prevalensi penyakit gigi dan mulut 3
Indikator yang MasukVariabel Bobot
Proporsi perilaku cuci tangan 4Proporsi merokok tiap hari 3Akses air bersih 5Akses sanitasi 5Cakupan persalinan oleh nakes 5Cakupan pemeriksaan neonatal-1 5Cakupan imunisasi lengkap 5Cakupan penimbangan balita 5Ratio Dokter 5Ratio Bidan 5
IPKM (24 Indik) PSE
0
Mean
1 SD
Kab
0
Mean
1 SD
Kota Kab
0
Mean
0
Mean
Kota
5740
611
412
DBKDBK/B
(40+12+4+11)
DBK/K
Batasan Ka-BK/B
Kab/KotaPSE
< RerataPSE
> RerataTotal
Kabupaten < 21,01 > 21,01IPKM
> Rerata108 57 165
Rerata < IPKM < (Rerata – 1SD)
75 57 132
IPKM < (Rerata – 1SD)
12 40 52
Subtotal 195 154 349
Kategorisasi Ka/Ko-DBK/BKategorisasi DBK/B Jumlah
Kabupaten BKB Miskin > (A) 40
Kabupaten BKB Non-Miskin/<(B) 12
Kabupaten BK (C) 57
Jumlah KaBK/B 109
Kota BKB Miskin (A) 11
Kota BKB Non-Miskin (B) 4
Kota BK (C) 6
Jumlah KoBK/B 21Total KaKoBK/B 130
Kab/Kota DBK: IPKM/PSE
KATEGORI Kota Kab Total
IPKM: Mean - (Mean-1SD) PSE : <Mean
DBK 6 57 63
IPKM : <Mean-1SD PSE : <Mean
DBKK 4 12 16
IPKM : <Mean-1SD PSE : >Mean
DBKB 11 40 51
Total 21 109 130
Prop/Kab-Kota: DBK/B NAD (14/21) NTB ( 6/9) NTT (11/16) Sulteng (7/10) Sultra (8/10)
Gorontl (5/5) Sulbar (4/5) Maluku (5/8) Pap Bar
(6/9)/Inpres Papua
(14/20)/Inpres• Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot• Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot• Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
Prioritas: Isu 2 dan 3 (MDG)• GIZI : Balita Giburkur, Pendek • KIA-Yankes : Penol Persalinan, KN-1,
Imunisasi, Penimbangan • PENYAKIT : Malaria, TB, Diare,
Pneumoni, Hipert, Asma, Mental, Gilut
• KES-LING : Sanitasi, Akses Air • PHBS : Merokok, Cuci Tangan • SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
DATA Propinsi (‘07-’10)
• KIA– AKI dan Penyebab Kematian– Penolong Persalinan– Cakupan K1-K4
• GIZI• IMUNISASI• Rencana Percepatan MDGs• Gerakan Membangun Masyarakat Sehat
% (12-23 Bln): Imun Campak, Risk ‘07-’10
CAKUPAN Imunisasi Lengkap: NTB (09
Sumber : Draft Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2009 20
Cakupan Imunisasi LengkapAnak 12-23 bulan (’07)
Tertingi : BALI, DI YOGYAKARTATeredah: SULAWESI BARAT
SULSEL: 43.4%
33
Persen Balita: Imunisasi (07)
Kabupaten/Kota
Imunisasi Dasar
Lengkap*) Tidak LengkapTidakPerna
h
Lombok Barat 25,6 70,1 4,3
Lombok Tengah 38,0 60,1 1,8
Lombok Timur 32,0 65,2 2,7
Sumbawa 31,2 68,0 0,8
Dompu 26,0 71,2 2,7
Bima 36,8 58,8 4,4
Sumb Barat 18,8 78,1 3,1
Kota Mataram 51,0 49,0 0,0
Kota Bima 24,3 73,0 2,7
NTB 33,1 64,3 2,6
*Imunisasi lengkap: BCG, DPT minimal 3 kali, Polio minimal 3 kali, Hepatitis B minimal 3 kali, Campak, menurut pengakuan, catatan KMS/KIA.
Sesi II:
Apa Yang Terjadi:Bumil, Bulin, dll
Proporsi Pelayanan Antenatal K1 & K4 (07-10)
Proporsi Yan-Antenatal K1 & K4 Provinsi, Risk 2010
Provinsi K1 K4Nanggroe Aceh Darussalam 93.5 61.2Sumatera Utara 88.2 50.7Sumatera Barat 93.7 54.6Riau 88.8 52.4Jambi 75.7 41.8Sumatera Selatan 89.8 50.4Bengkulu 92.1 56.1Lampung 94.7 59.7Bangka Belitung 94.6 67.4Kepulauan Riau 98.4 77.1DKI Jakarta 98.0 84.5Jawa Barat 95.5 67.4Jawa Tengah 98.1 73.7DI Yogyakarta 100.0 89.5
Jawa Timur 96.6 74.4Banten 89.8 54.8Bali 96.4 77.7
Provinsi K1 K4Nusa Tenggara Barat 93.2 53.5
Nusa Tenggara Timur 85.5 44.1Kalimantan Barat 76.9 46.6Kalimantan Tengah 77.2 35.6Kalimantan Selatan 94.9 48.4Kalimantan Timur 91.9 58.3Sulawesi Utara 91.7 52.8Sulawesi Tengah 83.1 28.5Sulawesi Selatan 93.1 44.4Sulawesi Tenggara 82.1 21.7Gorontalo 77.9 19.8Sulawesi Barat 88.3 24.6
Maluku 85.1 35.1Maluku Utara 81.3 32.6Papua Barat 72.0 34.2Papua 79.0 39.4
Indonesia 92.8 61.3
Cakupan BUMIL NTB
2001 2002Jumlah Kasus
%Jumlah kasus
%
KI102.004 92.27
108.134
96.63
K4 91.799 83.04 95.773 85.58
Deteksi Dini Risti oleh Masy.
9.842 8.90 9.510 8.50
Deteksi Dini Risti oleh Nakes
20.649 19.37 20.632 19.32
Sumber : Profil Kesehatan NTB (2002)
Cakupan BUMIL (K4) NTB (2009)
Sumber : Profil Kesehatan NTB (2009)
Provinsi %Nanggroe Aceh Darussalam 92.5Sumatera Utara 88.4Sumatera Barat 85.5Riau 87.8Jambi 64.6Sumatera Selatan 87.7Bengkulu 80.9Lampung 80.2Bangka Belitung 95.8Kepulauan Riau 97.2DKI Jakarta 95.8Jawa Barat 78.5Jawa Tengah 94.1DI Yogyakarta 98.6Jawa Timur 94.8Banten 70.4Bali 95.5
Provinsi %
Nusa Tenggara Barat 79.0Nusa Tenggara Timur 66.6Kalimantan Barat 66.4Kalimantan Tengah 56.4Kalimantan Selatan 79.0Kalimantan Timur 79.7Sulawesi Utara 87.0Sulawesi Tengah 52.1Sulawesi Selatan 76.5Sulawesi Tenggara 63.1Gorontalo 64.3Sulawesi Barat 57.8
Maluku 48.7
Maluku Utara 26.2Papua Barat 49.3Papua 60.9
Indonesia 82.3
Penol PERSALINAN 1 th terakhir oleh Nakes, NAS, RISKESDAS 2010
% Cakupan Pemeriksaan Neonatus KN1, Riskesdas (07- 10)
(KN1: 0-7 hari; KN2: 8-28 hari)
Sesi IV:
Merajut Kreativitas
Jenis Manusia: Dua (2)• Mereka:
– yang selalu membuat alasan dan – yang mencapai keberhasilan
tanpa alasan
• Tidak menyalahkan orang lain ketika keadaan menjadi sulit.
• Tau apa yang dpt dan perlu dilakukan, dan mengambil tanggung jawab untk melakukannya.
Mengapa & Bagaimana• Masa lampau• Ranah reflektif
(mudah)• Apa yang diperlukan?• Refleksi dan Akses,
tiap orang punya• Aktifitas rutin• Reaktif, tidak
imaginatif• Harus
• Masa depan• Ranah INGIN (susah)
(mencipta)• Apa yang diperlukan?• Imaginasi, impian,
kreatif (belajar)• Tiada ke ADA• Generatif, ekslporasi,
kesadaran• MAU
Berpikir & Bertindak• Berpikir/melihat masalalu; melihat
masadepan sebagai masa lampau• Impian sebagai REALITA• NIAT/Kehendak: >>pertimbangan
ini, itu – tidak jadi2 melangkah (alasan>>)
• Ingin maju/lebih baik: tapi, pandangan & pikiran kebelakang
• Dominan mengapa – bagaimana
Orientasi Reaktif
Apa yang mereka inginkanApa yang mereka inginkansekarang? Siapa yangsekarang? Siapa yang
melakukan hal inimelakukan hal inikepada saya?kepada saya?
Orientasi Kreatif
Apa yang ingin saya ciptakanApa yang ingin saya ciptakanuntuk diri saya sendiri dan untuk diri saya sendiri dan
orang-orang yang sayaorang-orang yang sayapedulikan? Bagaimana saya/kitapedulikan? Bagaimana saya/kita
menciptakan situasi ini?menciptakan situasi ini?
Dimanakah Manager Terbayak Menghabiskan
Waktunya?
Quality of Design
Quality of Production
Kualitas Desain: Rapat, rapat, rapat
Kualitas Produk:KN-1, Imunisasi,Penol persal, gizi
Iklim Kontrol: Aturan/Birokrasi
Aturan dianggap bermakna mencegah terjadinya situasi memburuk, malahan menghambat timbulnya perbaikan.
Mengapamerasa terbelenggu?
Komunitas Pembelajar • Belajar: melalui refleksi dan
praktek (lab pembelajaran)• Kegiatan beresiko—rasa malu
dan takut keliru (‘tidak pede’)• Menumbuhkan kemampuan
baru• Memerlukan komunitas
pemimpin yang saling memberikan pengaruh dan pelayanan
Enggan Belajar: Siklus Takut…
Enggan Belajar: Siklus Takut…RasaTakut
Kurangpengetahuan dan keahlian
Menutupi kesalahan
Tidak ada Pembelajaran
baru
Pemimpin: Siapa di LOTENG?
• Pemimpin adalah pemupuk perubahan.
• Pemimpin adalah pengaruh • Kekeliruan kita, menganggap
pemimpin adalah atasan (kita)—atas dasar jabatan;
• Ada di semua tingkatan organisasi.
Kepemimpinan: • adalah kapasitas untuk
terjemahkan visi menjadi kenyataan
• adalah perilaku, bukan peran…. • Manusia menjadi pemimpin karena
perbuatannya, bukan karena “gelar” atau “jabatan” (atribut) yang diemban.
• bukanlah menggunakan kewenangan melainkan memberdayakan orang-2
Wilayah Perubahan
Sikap dankeyakinan
Kesadaran dankepekaan
Keahlian dankemampuan
WILAYAHPERUBAHANYANG ABADI(Siklus belajar
yang dalam
Arsitektur (Kerangka)
Teori, metode,dan alat-alat
Inovasi dalaminfrastruktur
Gagasan-gagasanpenuntun
WILAYAHTINDAKAN (arsitektur
organisasional)
VISI, IPKM, Keutuhan
WILAYAHPERUBAHANYANG ABADI(Siklus belajar
yang dalam
Sikap dankeyakinan
Kesadaran dankepekaan
Keahlian dankemampuan
Teori, metode,dan alat-alat
Inovasi dalaminfrastruktur
Gagasan-gagasanpenuntun
WILAYAHTINDAKAN (arsitektur
organisasional)
Hasil
Keteraturan yangsaling terkait
(membangkitkan)
. . . . . . .
. . . . . . . . . .
Senge, ‘90
Sesi V:Bagaimana Mengubahnya?
Fokus, Fokus, FokusTUJUH Indikator IPKM
Tim PDBK
Berpikir Negatif: Akibat• Adegan saling menjatuhkan• Cari yang salah: disuguhkan
kekurangan, kegagalan, pesimisme, rasa inferior
• Dalam momen krisis, perlu sikap konstruktif
• Akibat: bgmn kita melihat dunia, menyikapinya, menerima realitas, tidak mampu, minder: serba suuulliittttttt......
• Depresi, cemas, simptom depresiasi
Berpikir Positif: Cara• Belajar mengajukan pertanyaan yg
tepat• Bukan hanya mengapa, melainkan
bagaimana sebaiknya• Bukan apa yg dibutuhkan, melainkan
apa yang terbaik• Tdk berorientasi pd masalah, ttp
fokus pd menciptakan masa depan, me+ kekuatan
Pengamat 1: Keras
“Saya melihat Sistem;Perlu biaya utk merubahnya”
system system
system
Pengamat Melihat dunia nyata
Dunia Nyata
Dunia: Sistemic
Pengamat 2: Lunak(Pembelajaran)
“Saya melihat kompleksitas dan keruwetan; bisa kita ubah melalui pembelajaran dan kebersamaan
Proses Menelusuri:Sistemik
Berpikir Sistem: Pembelajaran/Mentoring
Berpikir Sistem
Disiplin untuk melihat– Keseluruhan– Bagian-bagiannya– Hubungan antar bagiannya
dalam rangka untuk mengerti keseluruhan
Peter Senge: Peter Senge: The Fifth DisciplineThe Fifth Discipline, p68, p68
Berpikir Sistem
• Sebuah disiplin untuk melihat sesuatu secara menyeluruh– Sebuah kerangka untuk melihat kesaling
hubungan, untuk melihat pola perubahan
– Sebuah set prinsip umum (hukum) lintas disiplin
– Sebuah set teknis dan alat (i.e.: umpan balik dan saling mengontrol)
Mengapa Kita Buta Sistem?
• Karena sistem itu kompleks, kita terbiasa berpikir non sistem
• Sistem secara statis sangat detail
• Namun yang lebih penting, sistem secara dinamis juga kompleks
Berpikir Non-Sistem (Ilmiah-Linier)
Scientific approach pada umumnya melihat bagian-bagiannya untuk mengerti keseluruhan (Reductionisme)
Model Integrasi: FOKUS• Menyatukan kegiatan KIA, Imunisasi,
Gizi. Bagaimana menyusunnya? BOK• Apakah rendahnya cakupan karena
faktor biaya? Mengapa daerah lain tidak?
• Apakah kinerja upaya yang rendah?• SPM tidak match dengan status kes?• Puskesmas berubah fungsi: >>>di
dalam gedung?• Bidan: minta dilayani???
Anda Menaklukkan dan Menghadapinya?
Vision
StrategicSMARTObjectives
Menambah Sumber? Naga Makin Banyak; Makin Besar.
Vision
Biaya????Fragmentasi
bidan gizi
Dinkes/Pusat
Dr. Pusk
Lead First & Manage Well (Non Material)
Bagaimana Mengubahnya?
Tujuh Fokus: Fokus Memerlukan
Pengorbanan….
16 4 22
64 57 86
32 14 45
71 92 83
56
7
37
11
47
59
1
95
77
29
38
3
41
Dimanakah “7” (IPKM)?
7(nilai 5)
Pola Berpikir Beku
• Pemecahan lokal memberikan solusi terbaik. Jawaban terkandung didalamnya.
• Kunci hambatan utama, kemungkinan besar … adalah “asumsi berpikir kita” (Frozen Pattern of Thought-psikosklerosis)
Indikator: Isu 2 dan 3 (MDG)
• GIZI* : Balita Giburkur, Pendek • KIA-Yankes* : Penol Persalinan, KN-1,
Imunisasi, Penimbangan • PENYAKIT : Malaria, TB, Diare,
Pneumoni, Hipert, Asma, Mental, Gilut
• KES-LING : Sanitasi, Akses Air • PHBS : Merokok, Cuci Tangan • SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
Perubahan IPKM Prov: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Perub IPKM 8 Prov-DBK: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Bagaimana Mengubahnya(Strategi)
1. Fokus, fokus, fokus pada MDGs, tujud Indikator IPKM dengan 5
2. Kreativitas, kecerdasan: Kiat untuk integrasi, intensifikasi; dengan memanfaatkan yang ADA
Hambatan Kunci: Telusuri
• Sadari, fahami bahwa urutan langkah untuk menghilangkan hambatan kunci (constraints) adalah:
1. Rekonfigurasi, dan2. Realokasi sebelum melakukan3. Tambahan dana**
**Kebiasaan kita: dana, dana, dan dana….
Tangga Inferensi
Membangun: kepercayaan
Menarik Kesimpulan
Membuat asumsi
Menambah: Makna bersama sec. budaya
Memilih Data
Putaran Refleksi
MemilihData
Fakta
MenambahMakna
MembuatAsumsi
MenarikKesimpulan
MembangunKepercayaan
MelakukanTindakan
Fakta
MelakukanTindakan
Putaran Inferensi
Asumsi: Putaran Sistem Berpikir
IPKM Kini(2007)
IPKM Terbaik(2013)
Berpikir: Mengelola Perubahan
Integrasi apa: Berpikir Sistem Proses Semangat/spirituntuk perubahan?
Mengapa? Bagaimana mencapai? Tindakan kita? Siapa melakukannya? Kapan? Kriteria mencapainya? Siapa mendampingi?
. . o
o o
. . o o o
Tim MenggapaiKeinginan
Current Reality Tree
Undesirable Effects
Intermediate Effects
Root Causes, Core Problem
Conflict Resolution Diagram
Objective
Requirements
Prerequisites
Apa yang diubahFuture Reality Tree
Desired Effects
Intermediate Effects
Injections
Prerequisite Tree
Objective
Obstacles,IntermediateObjectives
Transition Tree
Objective
Intermediate Effects
Specific Action
Bagaimana mengubahnya
Diubah menjadi apa
Hambatan Kunci: Instrumen1. Apa yang diubah (konsensus):
Pohon Realitas Mutakhir
2. Diubah menjadi apa (konstruksi dan komunikasi): a) Menguapkan awan (Conflict
Resolution Diagram)b) Pohon realitas mendatang
3. Bagaimana mengubahnya (kerjasama): (kerjasama):
a) a) Pohon pra-syaratPohon pra-syarat
b)b) Pohon transisiPohon transisi
IPKM 2013?
• Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7 Indikator: – Giburkur, Pendek, Kurus menjadi 0– Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan
mencapai 100
• Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo, Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
RDS
Apakah Dialog itu?Apakah Diskusi?Apakah Debat?
Apakah Debat Kusir?Mengapa?
“Dia-logos”: Arti (Yunani)
• Dia : melalui/satu sama lain• Logos : makna yang mengalir• Dialog BUK: Penyelidikan bersama
yang berkelanjutan terhadap pengalaman setiap hari dari apa yang kita anggap semestinya
• Menuju “shared meaning”
Dia-logos”: Sasaran
• Adalah untuk membuka “wadah” sebagai area baru bagi penyelidikan (eksplorasi gagasan/pendapat) sehingga “sadar” atas konteks seputar perjalanan tim
• Merasakannya ketika mengalami keunggulan dan keutuhan
• Wadah analog dengan IKLIM: sejuk/panas, tabrakan elektron
Dia-logos & TIM: Prinsip• Basket: bukan cetak goal—ego prestasi• Berbagai cara—fokus “potensi kolektif”• Bukan disiplin meningkatkan keahlian,
komunikasi• Keselarasan—berfungsi keseluruhan• Adalah peningkatan kapasitas utk berpikir
dan bertindak dg cara yang sinergis dg koordinasi penuh & rasa persatuan; krn anggota tim saling mengenal hati dan pikiran (saling berterima)
Dialog: Kekuatan• Kekuatan dialog terletak pada
“sinergi yang dihajatkan”• Tidak ada sinergi tanpa adanya
pemahaman yang memadai, tentang perspektif pembicara
• Kemenangan adalah tujuan dari diskusi tradisional—bagaimana agar ide kita diterima kelompok--- bukan tujuan dari dialog
Diskusi Tradisionil vs Mahir
• Mengadu gagasan, mana yang terkuat
• Meremehkan pembelajaran
• Tergantung siapa yang mengatakannya
• Dominan aspek “pembelaan”
• Buruk untuk kerjasama tim
• Gali isu2 dan makna baru mendalam, tetapi arah pemikiran konvergen
• Putusan, kesepakatan, prioritas2
• Utk mencapai tujuan penutup
Dialog vs Debat• Keseluruhan • Melihat interkoneksi,
Eksplorasi, penemuan, wawasan
• Belajar melalui rasa ingin tahu
• Bukan mencapai sepakat
• Tujuan: pemahaman makna bersama
• Konvergen -
• Membahas isyu bagian • Melihat perbedaan antar
bagian, bertahan pada kebenarannya.
• Ngotot pada asumsinya, tidak mau menerima pdpt.
• Mencapai kesepakatan tentang istilah
• Tujuan: untuk menang, mencari dukungan
• Argumen, telling
Undangan
Percakapan(berbelok bersama)
Pertimbangan yang mendalam(mempertimbangkan secara mendalam)
Krisis Inisiatif
Diskusi(memecah-mecah)
Penggantungan(menggantung di depan)
Diskusi mahir (aliran pembicaraan:
analisis logis)
Dialog (aliran makna)Krisis Penggantungan
Metalog(makna bergerak bersama, diantara)
Debat(menjatuhkan) Krisis Rasa Sakit Bersama
Fase 1Ketidakstabilan
dari wadah
Fase 2Ketidakstabilandalam wadah
Fase 3Penyelidikandalam wadah
Fase 4Kreativitas
dalam wadah
EVOLUSI DIALOG
Dialog dan Kolega• Hilangkan kebiasaan untuk harus
didengar• Hilangkan kebiasaan menjadi
pengikut ide orang lain• Belajar agar membuat Dialog
menjadi menyenangkan—bermain dengan ide, mengevaluasi dan mengujinya
Dialog, Kolega, dan Hirarki • Pandanglah lawan sebagai kolega
yang memiliki pandangan yang berbeda
• Dalam dialog, perbedaan pendapat dilihat sebagai sarana untuk menemukan pandangan yang baru bersama
• Hierarchy is antithetical to dialogue
Tipe Pembelajar: Dialog-Diskusi
Lebih banyakperenungan
Maknabersama
Lebih abstrak
Lebih konkret
Perenunganumum
Tindakanterkoordinasi
Perencanaanbersama
Lebih banyaktindakan
A
B
C
D
PemikirDivergen
Dialog: Protokol • Perhatian pada tujuan (bersedia
dipengaruhi?) • Pembelaan & eksplorasi: seimbang• Hindari bangga menentang, ingin
tampil, meninggikan hal2 remeh• Membangun makna bersama• Gunakan kesadaran sbg
sumberdaya; apa yg sdh terpikirkan? Rasakan? Yang saya inginkan sekarang dan disini?
Menggali Kebuntuan: Bertanya
• Fakta: apa sebenarnya yg telah tjd? Apa datanya?
• Metoda: bagaimana melakukan apa yang perlu dilakukan?
• Sasaran: latihan VISI?• Nilai2: mengapa kita berpikir
bahwa hal itu harus dilakukan dengan cara tertentu?
Lima Pertanyaan
Apa yang kita inginkan?
Apa yang telah terjadi?
Mengapa terjadi perbedaan?
Apa yang perlu diubah?
Bagaimana mencapainya?
Lima Jawaban
Visi Bersama
Situasi sekarang
Analisa Akar Penyebab
Tujuan Strategis
Strategi/Kiat
Sesi V:
Bagaimana MewujudkanYang Kita Inginkan?
Intervensi: Pembelajaran• Gangguan “sengaja” dilakukan; agar mampu
menyiapkan diri terhadap berbagai hal tidak terduga.
• Sasana tinju sebagai tempat berlatih: laboratorium pembelajaran.
• Kemarahan, kedongkolan, berbagai cerminan emosi, dimunculkan sebagai “emergent”.
• Terjadi benturan emosional—wujud ketidakstabilan dalam wadah, saling curiga.
• Merupakan perjalanan menuju terbentuknya keutuhan atau ”unity”.
Unity: Proses Menjadi• Pola interaksi antar komponen bersifat
multiminded dan purposeful.• Tidak bersifat one-time proposition (sekali
jadi). • Dilakukan berdasarkan pilihan individu
(tidak given). • Akibatnya, unity dalam sistem sosial belum
menjadi identitas eksistensialnya. • Masih menjadi visi, selalu dalam proses
perjuangan untuk membangun identitas unity.
• Dimensi adalah learning system.
Organisasi Pembelajar•Yang kita hadapi dan terapkan
sebagai organisasi pembelajar bukanlah berpikir sistem dalam kerangka analitis, dengan mereduksi berpikir secara keseluruhan menjadi bagian-bagian.
•Misalnya, masalah kesehatan yang hanya didekati dengan cara pandang kesehatan semata.
• Ia merupakan kristalisasi hasil pemahaman kita sendiri.
Kepingan Menuju Keseluruhan
•Perilaku organisasi tidak tergantung pada apa yang dilakukan oleh setiap bagiannya.
•Bukan fungsi dari komponen, bagaimana bertaut atau menggabungkan kepingan untuk memahami keseluruhan.
•Menggeser berpikir alam ‘bagian’ menjadi ‘keseluruhan’
•Hidup dialam keseluruhan yang berada dalam keseluruhan.
Prinsip: Org Pembelajar•Menanamkan budaya berdasarkan
nilai-nilai cinta kemanusiaan transendental, kesederhanaan, dan kepedulian;
•Seperangkat latihan percakapan generatif dan tindakan bersama;
•Kemampuan melihat dan bekerja dengan aliran hidup sebagai suatu sistem.
Sasana Tinju• Memahami interdependensi (kesaling-
tergantungan), yang mendasari masalah rumit, bertindak dengan ketajaman pikiran, dan dorongan nurani.
• Bersabar dalam mencari pemahaman mendalam.
• Tidak langsung memenggal masalah demi memperbaiki gejalanya.
• Perbaikan itu hanya bersifat sementara; bahkan seringkali menghasilkan masalah yang jauh lebih besar di kemudian hari.
Mengangkat ke Permukaan•Rasa takut salah, reaksi otomatif,
tanggapan defensif’•Persaingan yang meningkat,
menutup-nutupi masalah. •Output: mencapai pemahaman
mendalam tentang ‘budaya hukuman’
•Peran mereka mereka dalam usaha melanggengkannya.
Pendekatan Sistem Hidup (2)
•Mesin, bisa dikendalikan •Sistem hidup, pemahaman sistemik
kehidupan, hanya bisa diganggu & “dipengaruhi” dengan impuls, (bukan “instruksi”).
•Berarti, tidak perlu mengerahkan banyak energi untuk menggerakkan suatu organisasi.
•Langkah kunci: dialog menuju pemahaman ”makna bersama”.
Dimensi Kehidupan: CIRI • Perasaan komunitas dan identitas
kolektif yang kuat, dengan nilai kebersamaan, semua anggota mengetahui bahwa mereka akan didukung, untuk mencapai VISI.
• Keterbukaan terhadap dunia luar, toleransi bagi masuknya individidu, dan gagasan baru.
• Hasil: tumbuh kemampuan nyata untuk belajar dan beradaptasi terhadap keadaan baru.
Krisis Kemanusiaan: VISI Dangkal
• Persepsi kita: dimensi kehidupan fisik• Akar non material & dimensi makna:
roh kesejatian, yg menggerakkan perilaku & interaksi manusia, “REDUP”.
• Redupnya lilin yang mencerahkan: akibat dari modernitas & materialistik?
• Bagaimana hakikat manusia menjalani hidupnya?
• Manusia memandang manusia sbg obyek.
Plastisitas & Kesejajaran• Kesejajaran dalam hubungan,
melahirkan ruang interaksi yang rileks, tidak tegang.
• Muncul plastisitas dalam interaksi; lahirlah toleransi, kreativitas, dan potensi kecerdasan.
• Semua orang dalam tim akan memiliki kecerdasan yang semakin berkembang.
• Kesejajaran juga bermakna pengakuan, terhadap adanya intelegensi yang sama, dalam suatu tim.
1. Revolusioner
• Cara:• Mempertanyakan sesuatu
yang selama ini yang kita lakukan, kerjakan, dan kita yakini sebagai kebenaran (asumsi).
• Contoh: Galileo
2. Menjadi INOVATOR
• Cara:• Mencari cara baru dan
pendekatan baru dalam melakukan sesuatu
• James Watt: mesin uap, revolusi industri
3. Menjadi Pencari (seeker)
• Cara:• Memberikan pemahaman dan
pendalaman suatu bidang di dunia kehidupan
• Einstein
4. Menjadi Visioner
• Cara:• Memperluas sudut pandang
mengenai kemungkinan2 untuk diwujudkan
• Contoh: Bima 2013
5. Menjadi Pemimpin
• Cara:• Berani melangkah dan
mengexpresikan kepada khalayak suatu keunikan untuk mewujudkan
• Kerjasama tim• Contoh: Bima 2013
6. Berkomitmen
• Cara:• Pikiran, ucapan, dan tindakan.
Apa yang diucapkan sesuai dengan yang dilakukan.
• Berhentilah mengeluh, menggerutu, merasa kurang
• Contoh: Bima 2013
7. Agen Perubahan
• Cara:• Menerapkan prinsip2
pembelajaran – berpikir sistemik
HIDUP adalah BELAJAR (8)• Belajar BERSYUKUR meski TAK
CUKUP• Belajar MEMAHAMI meski TAK
SEHATI• Belajar MEMBERI meski TAK
SEBERAPA• Belajar IKHLAS meski TAK RELA• Belajar TULUS meski KECEWA• Belajar TAAT meski BERAT
HIDUP adalah BELAJAR (8)
• Belajar TENANG meski GELISAH
• Belajar SABAR meski TERBEBANI…..
• Belajar menerima: kita semua….BODOH..
HIDUP: Doa dan Berkarya…
Setiap pikiran, ucapan, dan tindakan adalah DOA kita yang
sesungguhnya
MARI KITA BERKARYA dimanapun anda dan kita berada
Tenaga Kes adalah sumber SDM Terbaik Kita!!!!
Selamat Bekerja, Berkarja, Berjuang, dengan
Kejujuran dilandasi semangat pembelajaran