kalimat syahadat dan perilaku hidup sehat

3
KALIMAT SYAHADATAIN DAN PERILAKU SEHAT مُ ه ل الي إنُ وذُ عَ أ ك ب نَ أَ ك ر شُ أ ك ب اَ نَ أَ وُ مَ ل عَ أ كُ ر ف غَ ت سَ أَ و اَ م لَ لُ مَ ل عَ أYa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui” [HR. Ahmad (4/403)] Deskripsi kalimat syahadatain Kata “syahadat” dalam bahasa arab diambil dari kata “musyahadah” yang artinya “melihat dengan mata kepala”. “Syahadat” adalah mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, “syahadat” haruslah mengandung keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan. Maka, orang yang bersyahadat “Asyhadu an Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah ” berarti ia mengakui dengan lisan dan hati secara yakin bagaikan ia melihat dengan mata kepala. Kalimat syahadatain mempunyai keutaman, makna, rukun, syarat dan konsekuensi yang harus diketahui dan dipahami dengan baik dan benar oleh setiap muslim dan muslimah. Peran kalimat syahadatain dalam kehidupan setiap muslim dan muslimah َ ل وُ سَ رُ ت ع مََ الَ اقَ مُ ه نَ عُ َ ي ضَ ر اب طَ خ ال ن بَ رَ مُ ع ن ب د بَ ع نَ م ح الر د بَ يع بَ أ نَ ع َ لَ عُ مَ س اَ ي نُُ ل وَُ وسلمل لُ ل وُ سَ رً دا مَ حُ م نَ أَ وُ ل إَ هَ ل إَ ل نَ أُ ةَ ادَ هٍَ س مَ خَ انَ ضَ مَ رُ م وَ لَ و تَ ب الَ حَ و اةَ ة الُ ا اَ ت إَ وةَ ل الُ امَ ق إَ و. Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan ”. (RiwayatTurmuzi dan Muslim) Sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Islam dibangun di atas lima perkara". Hal ini menerangkan tentang keagungan lima perkara ini, dan menunjukkan bahwa Islam dibangun di atas lima perkara ini.ini merupakan penyerupaan secara maknawi dengan bangunan yang bersifat konkrit. Sebagaimana bangunan tidak bisa tegak kecuali di atas tiang-tiangnya, maka demikian pula Islam hanya tegak di atas lima perkara ini. Kalimah syahadatain merupakan asas yang paling pokok (ushul). Rukun-rukun lainnya dan perkara- perkara lainnya mengikuti rukun ini . Rukun-rukun tersebut dan amal-amal yang lainnya tidaklah akan bermanfaat jika tidak didasari oleh dua kalimah Syahadah ini. Kedua kalimah ini saling berkaitan satu sama lain. Konsekuensi dari syahadah Laa ilaaha illallaah adalah beribadah hanya kepada Allaah semata. Dan konsekuensi dari syahadah Muhammad rasulullaah adalah beribadah harus dengan mengikuti syariat Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kedua asas ini harus ada dalam setiap amal yang dikerjakan oleh seorang manusia (hamba). Maka dia harus memurnikan keikhlasan hanya kepada Allaah sematadan memurnikan ittiba' (meneladani) hanya kepada Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam. [Syarahhadist arbain – hadist ke 3] Hubungan kalimat syahadatain dengan perilaku hidup sehat Kalimat syahadatain, jika diketahui dan dipahami tentang makna, rukun, syarat, konsekuensi,danlainnya dengan baik dan benar, merupakan suatu landasan utama dalam pola pikir, pola hati/perasaan, pola lisan/bicara, dan pola perilaku/perbuatan seseorang dalam menjalani aktifitasnya dalam ruang lingkup kesehatan. Dengan kata lain kalimat syahadatain merupakan sebuah komitmen paling utama bagi seseorang dalam beraktifitas menjalani kehidupannya baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit dalam rangka beribadah hanya kepada Allah semata yang mengikuti syariat Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Upload: h3n21

Post on 16-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kalimat syahadatain dengan perilaku hidup sehat

TRANSCRIPT

  • KALIMAT SYAHADATAIN DAN PERILAKU SEHAT

    Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu)

    sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak

    aku ketahui [HR. Ahmad (4/403)]

    Deskripsi kalimat syahadatain

    Kata syahadat dalam bahasa arab diambil dari kata musyahadah yang artinya melihat dengan mata

    kepala. Syahadat adalah mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, syahadat haruslah mengandung

    keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan. Maka, orang yang bersyahadat Asyhadu an

    Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah berarti ia mengakui dengan lisan dan hati

    secara yakin bagaikan ia melihat dengan mata kepala. Kalimat syahadatain mempunyai keutaman,

    makna, rukun, syarat dan konsekuensi yang harus diketahui dan dipahami dengan baik dan benar oleh

    setiap muslim dan muslimah.

    Peran kalimat syahadatain dalam kehidupan setiap muslim dan muslimah

    : : : .

    Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al -Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya

    mendengar Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara;

    Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah,

    menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan . (Riwayat Turmuzi dan Muslim)

    Sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam : "Islam dibangun di atas lima perkara". Hal ini menerangkan

    tentang keagungan lima perkara ini, dan menunjukkan bahwa Islam dibangun di atas lima perkara ini. ini

    merupakan penyerupaan secara maknawi dengan bangunan yang bersifat konkrit. Sebagaimana

    bangunan tidak bisa tegak kecuali di atas tiang-tiangnya, maka demikian pula Islam hanya tegak di atas lima perkara ini.

    Kalimah syahadatain merupakan asas yang paling pokok (ushul). Rukun-rukun lainnya dan perkara-

    perkara lainnya mengikuti rukun ini . Rukun-rukun tersebut dan amal-amal yang lainnya tidaklah akan

    bermanfaat jika tidak didasari oleh dua kalimah Syahadah ini. Kedua kalimah ini saling berkaitan satu sama lain.

    Konsekuensi dari syahadah Laa ilaaha illallaah adalah beribadah hanya kepada Allaah semata. Dan

    konsekuensi dari syahadah Muhammad rasulullaah adalah beribadah harus dengan mengikuti syariat

    Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kedua asas ini harus ada dalam setiap amal yang dikerjakan

    oleh seorang manusia (hamba). Maka dia harus memurnikan keikhlasan hanya kepada Allaah semata dan

    memurnikan ittiba' (meneladani) hanya kepada Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam. [Syarah hadist arbain hadist ke 3]

    Hubungan kalimat syahadatain dengan perilaku hidup sehat

    Kalimat syahadatain, jika diketahui dan dipahami tentang makna, rukun, syarat, konsekuensi, dan lainnya

    dengan baik dan benar, merupakan suatu landasan utama dalam pola pikir, pola hati/perasaan, pola

    lisan/bicara, dan pola perilaku/perbuatan seseorang dalam menjalani aktifitasnya dalam ruang lingkup

    kesehatan.

    Dengan kata lain kalimat syahadatain merupakan sebuah komitmen paling utama bagi seseorang dalam

    beraktifitas menjalani kehidupannya baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit dalam

    rangka beribadah hanya kepada Allah semata yang mengikuti syariat Rasulullaah shallallaahu alaihi wa

    sallam.

  • Kisah nyata pertama tentang penerapan kalimat syahadatain dalam perilaku hidup sehat

    Dari Abu Sa'id bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam

    suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka

    meminta supaya diberi jamuan, namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka,

    ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha

    menerapinya namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan;

    "Sekiranya kalian mendatangi sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga

    saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi

    sambil berkata; "Wahai orang-orang, sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami

    telah berusaha menerapinya dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah

    seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab; "Ya, demi

    Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian

    supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah

    (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu

    menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi

    dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan

    pemimpin mereka terlepas dari tali yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat

    membinasakannya. Abu Sa'id berkata; "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang

    telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata; "Bagilah." Namun

    sahabat yang meruqyah berkata; "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi

    wasallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan

    kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan

    memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah?

    Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku." HR. Bukhari

    Dalam hadist tersebut, kita dapat mengambil pelajaran tentang hubungan kalimat syahadatain dengan kesehatan, yakni:

    1. Pola pikir seseorang yang berkomitmen dengan kalimat syahadatain, yakni sahabat yang

    melakukan ruqyah tersebut, akan memilih metode pengobatan yang sesuai dengan al Quran dan

    sunnah Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam. Hal ini menunjukkan bahwa ia mempunyai ilmu

    dan memahaminya dengan baik tentang metode pengobatan yakni ruqyah. Ia menghindari

    praktek syirik dan tidak menggunakan bahan yang haram.

    2. Pola hati seseorang yang berkomitmen dengan kalimat syahadatain, akan selalu ingat dan terikat

    kepada Allah sehingga ia menjadi tenang dan percaya diri serta tawakkal baik ketika sebagai

    orang yang mengobati maupun sebagai orang yang diobati. Ia yakin bahwa Allah, Tuhan yang ia

    sembah adalah Dzat yang terus menerus memelihara dan mengurus makhluk-Nya. Dan ia pun

    yakin bahwa Allah yang memiliki nama Asy Syaafi (Yang Maha Penyembuh) akan memberikan

    kesembuhan kepada orang yang berobat sesuai dengan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya,

    yakni ruqyah dengan al Quran.

    3. Pola lisan/bicara seseorang yang berkomitmen dengan kalimat syahadatain, dalam hal ruqyah,

    akan membacakan surat yang paling baik dalam al Quran, yakni surat al Fatihah. Ia membacanya

    dengan baik dan benar sesuai hukum-hukumnya.

  • 4. Pola perilaku/perbuatan seseorang yang berkomitmen dengan kalimat syahadatain, akan selalu

    berusaha memberikan yang terbaik dalam membantu orang lain dengan perilakunya. Dalam

    kisah diatas, sahabat tersebut meludahi bagian tubuh pemimpin kampung tersebut sehingga meningkatkan pengaruh bacaan surat al Fatihah dalam mengobati pemimpin kampung tersebut.

    Kisah nyata kedua tentang penerapan kalimat syahadatain dalam perilaku hidup sehat

    (BUKHARI - 5252) : Telah menceritakan kepada kami Ayyas bin Al Walid telah menceritakan kepada

    kami Abdul A'la telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Abu Al Mutawakkil dari Abu

    Sa'id bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata;

    "Saudaraku sedang menderita sakit perut." Beliau bersabda: "Minumilah madu." Kemudian laki -laki

    itu datang kedua kalinya, lalu beliau tetap bersabda: "Minumilah madu." Kemudian laki -laki itu

    datang yang ketiga kalinya, beliau bersabda: "Minumilah madu." Kemudian dia datang lagi sambil

    berkata; "Aku telah melakukannya." Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut

    saudaramulah yang berdusta, berilah minum madu." Lalu ia pun meminuminya madu dan akhirnya sembuh.

    Dalam hadist tersebut, kita dapat mengambil pelajaran tentang hubungan kalimat syahadatain dengan perilaku hidup sehat, yakni:

    1. Pola pikir: salah seorang sahabat radhiallaahu anhu mendatangi Rasulullaah shallallaahu alaihi

    wa sallam untuk meminta petunjuk terhadap permasalahan kesehatan yang dialami oleh

    saudaranya. Hal ini menunjukkan bahwa sahabat tersebut mempunyai pola pikir yang

    berlandaskan kalimat syahadatain, yakni memilih untuk mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-

    Nya dengan mendatangi orang yang paling berilmu di bidangnya yakni Rasulullaah shallalaahu

    alaihi wa sallam, bukan memilih petunjuk lain yang mengandung unsur kesyirikan, takhayul,

    hala-hal yang haram, dan bukan memilih untuk mendatangi orang yang tidak jelas keilmuannya

    dalam suatu bidang.

    2. Pola hati/perasaan: sahabat tersebut sangat yakin terhadap petunjuk yang diberikan oleh

    Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam akan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami

    oleh saudaranya tersebut. Hal ini sesuai dengan pola hati/perasaam seseorang yang

    berlandaskan kalimat syahadatain.

    3. Pola lisan/bicara: sahabat tersebut tidak berkeluh kesah dan protes kepada Rasulullaah

    shallallaahu alaihi wa sallam tentang petunjuk yang beliau shallallaahu alaihi wa sallam berikan.

    4. Pola perilaku/perbuatan: sahabat tersebut sabar dalam menjalani petunjuk yang diberikan oleh

    Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam, yang berkali-kali datang dan pergi antara menuju

    Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam dan menuju saudaranya yang sakit guna meminumkan

    madu untuknya. Sahabat tersebut juga tidak menambah atau mengurangi petunjuk yang diberikan oleh Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam

    Demikianlah, betapa indahnya perilaku hidup sehat yang berlandaskan kalimat syahadatain. Selain

    manfaat kesehatan, orang yang melakukannya akan mendapatkan ridha Allah, dan pahala dari-Nya.

    Semoga Allah memberi pertolongan kepada kita semua dalam melakukan hal tersebut.