kalkulasi koefisien perpindahan kalor

Upload: bekti-suroso

Post on 07-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    1/12

    3firl

    ou.s

    oiluEglD,l

    ,ls3

    $ara

    cootEo

    Eltc[osuna

    PRIMAFN'

    SUPERHEATIR

    waTER

    CIRCUIT

    A'8.C.0

    t't

    ro.PHAst

    clRculr

    o.E.t.G.ll

    STEAM

    CIRCUIIS

    H'l.L'il't{'o'P'O'R

    tl.J.('M'H;o'P'o'n

    -l

    I

    I

    Cort3l.al

    I

    rrtrt

    _

    i

    '

    llur

    :

    d

    'Slarm

    bt

    rv.[ltt

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    2/12

    KALI(UIASI KOEFSIEN PERPINDAHAN

    KALOR

    PADA

    FLOW

    BOITING

    .. TEMPERATURANZETNUCLEATEBOILING,

    Seperti

    juga

    pada

    kasus

    pool

    boiling, temperatur dinding

    I,,

    harus

    pada

    kondisi beberapa derajat

    diatas

    temperatur

    saturasi

    cairannya sebelum

    dapat terjadinya

    /

    tumbuhnya bubble

    Pada

    daerah dekat dinding

    terjadi

    penghantaran kalor

    secara

    konduksi (thermal conductivity)

    ,

    dari

    fluks kalor

    q,

    jadi

    bukan konveksi.

    Dengan

    demikian

    profil

    temperaturnya adalah

    linear

    yang

    dapat

    didekati dengan

    rr'

    -

    T

    -

    qY

    |

    -

    '*-

    T

    dengan

    y

    adalah

    jarak

    dari dinding

    .

    Sementara sesuai

    mekanisme

    tumbuhnya

    bubble atau

    gelembung,

    bubble akan

    tumbuh

    pada

    kondisi tempeartur

    rsat

    f

    y

    hrses

    yang

    berbentuk

    garis

    lengkung.

    Teori memperkirakan

    bahwa nucleate boillng akan

    terjadi

    pada

    kondisi

    titik

    dimana

    profil

    garis

    lengkung

    tersebut

    menyinggung

    profil garis

    lurus,

    atau dengan

    kata

    lain

    r*_

    T=Tsat*m

    Atau

    r*_r,ot=;(m*hrr)

    dengan

    demikian

    -L

    y'

    -

    Q*

    -

    Trot)y

    -'=o' '

    =

    o

    ka

    n \-w

    -rqL'r

    hf7Pg

    Atau temperatur

    gradiennya

    menjadi

    _q

    =

    _

    Z=o.Tto,

    atau uz_

    26Tsatkt

    k1

    y"

    hfs

    ps

    .

    q

    hfs

    ps

    Selanjutnya

    ungkapan selisih

    temperatur

    Tn-

    T,o, dapat

    diperoleh dengan

    memasukkan

    nilai

    y

    dan

    f

    pada

    persamaan

    T*-T*t

    rw

    _

    rsat

    =

    W)',,

    {,

    #,il

    .

    m)

    Sehingga

    (T*-T,or)z

    = (ffi)

    Jadi

    nucleate

    boiling

    terjadi

    pada

    kondisitemperatur

    Alrog )

    (m1'''

    Pendekatan ini

    pertama

    diperkenalkan

    oleh

    Davis

    & Anderson

    (1966)

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    3/12

    II. SEBELUM

    CHF

    Hingga saat ini, korelasi

    Chen

    (1953)

    untuk memprediksi

    koefisien

    perpindahan

    kalor

    pada

    kondisi

    flow

    boiling masih

    dianggap

    paling

    baik.

    Prosedur

    kalkulasi

    menggunakan korelasi

    tersebut dapat

    disusun sebagai

    berikut

    1.

    Kalkulasi

    he

    Jika hra

    adalah

    koefisien

    pkfose

    nucleate

    boiling

    hrc

    adalah

    koefisien

    p

    k

    saat

    forced

    convection

    boiling

    maka

    koefisien

    perpindahan

    kalor

    total

    ,

    ha, dapat dinyatakan

    dengan

    hs=

    hqs

    +

    hp6

    2.

    Kalkulasi

    hxs

    dan h56

    .

    Jika 5 adalah

    suppression

    factor

    yang

    bernilai

    t hingga

    0

    sesuai

    dengan

    naiknya

    kualitas

    uap

    x,

    dan

    hrz adalah

    koefisien

    perpindahan

    kalor

    fase

    nucleote

    boiling

    yang

    dapat

    dihitung

    misal

    dari

    korelasi

    Foster

    dan Zuber maka

    hys= S.

    he2

    hrz

    -

    o,oo1

    22. Ar:i4 .

    ap {ru

    .

    cpf,rt

    .

    p?,n'

    . k?,,"

    oos

    . 10,24 .

    p?,r,

    .

    p|,rr

    dengan

    ps

    adalah densitas

    gas

    atau

    uap

    G/m'

    gt

    adalah

    densitas

    cairan

    kg/m'

    o

    adalah

    tegangan muka

    N/m

    Cpt adalah

    nilai

    kalor

    spesifik

    cairan

    t/keK

    h

    adalah angka

    konduktivitas

    thermal

    cairan

    WmK

    l

    adalah

    kalor laten

    penguapan

    llkg

    Itt

    viskositas

    cairan

    N dtk/m

    Adapun

    koefisien

    untuk konveksi

    paksa (forced

    konvectionl

    dapat

    dilakukan

    perhitungannya

    dengan

    ungkapan

    hrc= F'

    ht

    dengan

    hy adalah

    keofisien

    perpindahan

    kalor

    konveksi

    untuk

    satu

    phase

    (liquid)

    ,

    misal

    dapat

    dila

    kuka

    n

    perhitunga

    nnya

    denga

    n ungka

    pa

    n

    da ri

    Dittus-Boelter

    Nn1

    =

    0'023'

    R"?''' P' 'r

    Nut=T

    ,

    R€t=#danprl=#

    3.

    Faktor

    S

    dan

    F

    suppression

    foctor

    ,

    s, dan

    faktor

    koreksi

    ,

    F,

    dapat

    diperoleh

    melalui

    perhitungan

    Martinelli

    parameter,

    Xo,

    pertama

    harus

    ditentukan

    xtt

    =

    (T)n'

    (?)'''

    e)"

    Angka Reynolds

    dua-phase,

    Be7p,

    dihitung

    dari

    ungkapan

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    4/12

    R€rP

    =

    FL'zs Re1

    atau

    R€rp

    =

    rt'zs

    19

    tt-*l

    S dan

    F

    dengan

    demiian

    dapat diperoleh

    dengan

    bantuan

    grafik

    cl

    o

    Ero

    G

    F

    e

    I

    lt

    t

    ,

    r.rr.rrll

    i1 l.,l

    ,,r;;jl.

    r-

    .,lll''

    \*

    ,illf'

    rl,'

    ,,rrr,""ou

    I

    ylllilllK^p,ld,i.',*'.

    .

    fdn

    :

    :

    I,,trrr,J

    'trrrrrrl

    r rr..rrr

    Aegodnrr1tdcr

    dda

    rd

    rd

    ro.

    ftP'r/r1t'

    to't

    r

    -

    ro----l[r

    t/xn

    Catatan :

    Korelasi

    Chen

    hanya

    berlaku

    untuk kondisi saturated

    boiling,

    bukan

    sub-cooled boiling

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    5/12

    il.

    FLUKS

    '(ALOR

    KRrT'S

    (CHF)

    Korelasi

    untuk daerah CHF dapat

    menggunakan

    dua usulan

    ;

    Katto dan Ohne

    (1984)

    1.

    KorelasiBowringll9T2l

    Kondisiyang ditetapkan oleh

    Bowring adalah

    -

    Sistem

    hanya

    melibatkan

    Cair

    -

    Uap

    -

    Cair

    -

    Arah

    aliran vertikal

    keatas

    -

    Tekanan

    kerja

    P

    =

    2

    hingga 190 bar

    -

    Diameter dalam

    pipa

    d

    =

    2 hingga

    45

    mm

    -

    Panjang

    pipa

    L

    =

    0,15 hingga 3,7 m dan

    -

    Fluks

    kalor

    massa

    total G

    =

    136

    -

    18600 kg/m2dtk

    Persaamaan dasar

    fluks

    kalor kritis

    Korelasi

    Bowring

    lL972l

    dan

    Korelasi

    0r=

    dengan 4h, adalah

    enthalpi

    pada

    inlet

    (sub-cooling)

    Adapun A dan

    C

    ditentukan

    oleh

    persamaan

    i _

    0,5792 LdG

    FL

    ,\_-_

    1+

    0,0143

    Fz

    do,s

    c

    (=

    o,o77 F3

    d. G

    t+ 0,347 rn

    (*)

    dengan i

    adalah kalor laten

    penguapan

    (J/kS)

    dan

    Fl,

    F2, F3

    dan F4

    serta

    n

    ditentukan

    sebagai

    berikut:Bilapadalahtekanansistem(bar)

    ,

    danditentukan

    f = -

    maka

    n

    =2,6-0,5i

    selanjutnya

    F

    juga

    menentukan

    nilai

    F1, F2,

    Fg

    dan

    F4

    yang

    sesuai

    dengan

    sistem

    yang

    ditentukan

    sebagai

    berikut

    t/ke

    Bila

    nilail

    > 1

    Fl=

    Bila nilail

    fLs,elz

    explzo,e

    O-l )}+o,ss

    1,977

    f

    L,3aG

    explz,q++

    (t-l

    )1+o,sog

    1,309

    o. _

    ia7,o23

    expfL6,6sl

    (t-l

    ))+0,662

    t,667

    -

    iL,64e

    Fl=

    l-o,344

    expl0,648

    (L-i

    F2=

    i-o,448

    expl0,245

    (L-i

    F3'

    'Po'zn

    dan

    FT

    F2

    F4

    F3

    )l

    )l

    F4

    F3

    i1,64e

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    6/12

    Korelasi

    ini lebih

    berdasar

    pada

    teoritikal

    .

    Karena

    itu bila kondisinya keluar

    dari kondisi

    dimensinya

    di"batas"kan

    maka kesalahan mungkin

    akan menjadi lebih

    besar dibanding akar kesalahan

    rerata

    ,raot-meon-

    squore error,yangtelah ditetapkan

    yaitu

    sekitar

    7%,

    2.

    Korelasi Katto

    and Ohne

    (1984)

    Korelasi

    ini

    lebih

    sesuai

    untuk fluida air,

    namun demikian dapat

    juga untuk fluida

    lain

    dengan

    tingkat

    kesalahan

    yang

    sesuai. Sejalan

    dengan korelasi

    Bowring

    Katto dan

    Ohne

    juga

    memberikan

    batasan kondisi

    yang

    ditetapkan

    sebagai

    berikut :

    Dengan

    ketetapan

    group

    non-dimensional

    f.-L

    n=fu

    dan fr=o-Pt

     

    pt

    .

    GzL

    ditetapkan selanjutnya

    kondisi

    -

    Panjang

    pipa

    L

    =

    0,001

    hingga

    8,8

    m

    -

    Diameter

    pipa

    d

    =

    0,001 hingga 0,038

    m

    -

    L=5hingga880

    -

    fi

    =

    0,OOO3

    hingga

    0,41

    dan

    -

    W

    =3x10-s

    hingga

    2x1O'2

    Maka

    berlaku

    persamaan

    dasar

    CHF

    yaitu

    0"=

    x

    G

    (i+

    rahs)

    dengan

    G adalah

    total

    fluks massa

    (k1/m'dtk)

    ,

    I

    adalah

    kalor

    laten

    penguapan

    (

    J/kg)

    dan

    dengan dh,

    adalah

    enthalpi

    pada

    inlet

    (sub-coolingl

    Jlke

    Adapun nilai-nilai

    X dan

    l(

    ditetapkan

    dengan

    ketentuan

    yang

    cukup

    kompleks

    Nilai

    X

    dipilih

    sesuai

    kondisi

    dari

    5

    ungkapan

    X

    yaitu

    6

    1fi7o'oa3

    nt-

    T

    91

    fio,L33

    910,333

    x2-

    v

    .'t3

    -

    r

    +

    o,oos1

    L

    0,099 fr0,133

    Wo,s33 Lo,27

    r

    +

    o,oogr

    i

    v

    o,o384

    rto'6 Wo't7e

    n4

    - TTdif@I-

    Xe,

    =

    0,234

    rto,sa3 wo,433

    Lo,27

    s

    -

    1+

    o,oorlz

    Adapun nilai C

    pada

    persamaan

    Xlditetapkan

    sebagai

    berikut

    C=0,25

    bila

    i

    <

    SO

    c

    =

    0,25

    +

    Q0009

    (r

    -

    50)

    bita

    50

    <

    i

    <

    1S0

    C=0,34

    bila I

    >

    150

    Sedang

    nilaiK dipilih

    sesuai kondisidari

    3 ungkapan

    K

    yaitu

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    7/12

    o.267

    xr--

    V@

    n_

    _

    o,aes

    (o,otz++

    t/r)

    ^2

    -

    -jo-;5t-F333-

    o-

    _ t,n

    (t,sz

    Wo.233

    +

    t/r)

    rI3-@

    Selanjutnya

    nilai-nilai

    X

    dan K

    yang

    sesuai

    untuk digunakan

    pada

    p[ersamaan

    fluks

    kalor kritis

    tersebut

    diatas

    ditentukan

    oleh nilai

    f

    Bilaf

    Xz

    dan

    Xz

    >

    Xt

    K

    =

    Kt

    iika

    nilai

    &

    >

    Kz

    K

    =

    Kz

    iika

    nilai

    Kt

    <

    Kz

    Bilaf>0,15maka

    X

    =

    Xt

    iika

    nilai Xt

    Xs

    dan X3

    >

    Xa

    X

    =

    Xt

    iika

    nilai

    Xt

    >

    Xz

    dan

    X3

    <

    Xa

    K

    =

    Kt

    jika

    nilai

    h

    >

    Kz

    K

    =

    Kz

    iika

    nilai

    (1

    <

    K2

    dan K2

    <

    K3

    K

    =

    Ks

    iika

    nilai

    K1

    <

    K2

    dan K2

    >

    K3

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    8/12

    Soal

    1.

    Air

    pada

    tekanan

    20 bar

    mengalir keatas di

    dalam

    pipa

    vertikal

    berdiameter

    (diameter

    dalam)

    0,02

    m.

    Panjang

    pipa

    6

    m

    dan

    air

    masuk

    pada

    temperatur

    120

    oC.

    Fluks

    kalor

    yang

    digunakan

    pada pipa

    adalah 250 kWmz.

    Fluks

    aliran

    massa

    air

    500

    klm2

    dtk.

    Tentukan

    l.

    Perbedaan

    temperatur

    4I"o6

    yang

    dibutuhkan untuk

    terjadinya

    ONB

    lOnset

    of

    Nucleate

    Boilingl.

    ll.

    Koefisien

    perpindahan

    kalor boiling

    pada

    ujung atas

    pipa

    lll.

    CHF,

    Fluks

    kalor kritis

    (Critical

    Heat Flux)

    Jawab

    Dari

    tabel

    ,

    berbagai

    sifat

    /

    properti

    fluida

    (dalam

    hal

    ini

    air)

    Liquid

    density

    Vapour

    density

    Soturoted

    liquid entholpy

    at

    20

    bar

    Liquid

    enthalpy

    at

    720oC

    Latent

    heot of evoporotion ot

    20

    bor

    Liquid

    viscostty

    Vopour

    viscostA

    Li

    q

    uid the

    rm

    al

    cond

    uctivity

    Va

    po

    u

    r

    th

    e

    rm

    o

    I con d

    uctivity

    Liquid specific

    heat

    Vopour spesific

    heot

    Surfoce tension

    Soturotian

    temperotur

    ot

    20

    bar

    l.

    Onset

    of

    nuleate

    boiling

    {ONB}

    Menggunakan

    ungkapan

    yang

    terlibat dapat

    diperoleh

    yaitu

    Ft =

    850

    kg/m3

    Ps =

    10 kg/m3

    =

    g0g,5x1o3

    J/kg

    =

    504,0x103 J/kg

    |

    =

    1890x103 J/kg

    Itt =t27xl0'6Ndtk/m

    Its =

    16x10-6Ndtk/m

    kl

    =

    0,55

    Wm

    K

    kg

    =

    o,o4o

    Wm

    K

    CPt

    =

    4560

    tlkeK

    CPs

    =

    3060J/ks K

    o

    =

    0,035 N/m

    Tro,

    =

    485

    K

    =212oC

    Kalordiberikan

    ke

    pipa' q

    n

    d L

    Kalor

    yang

    diterima

    oleh

    air

    =

    (aliran

    massa)x

    (perubahan

    enthalpi

    spesifik)

    =*.G.(x.1+Ahs)

    dengan Ah" adalah

    inlet subcooling

    AI"rr)

    W

    Sehingga

    aTrot

    )

    0,035. 485 , 250

    x

    103

    \

    0,o5. 1810"10. .10

    /

    r/z

    Jadi ONB akan

    mulaijika

    temperatur dinding

    1,7 K

    diatas

    temperatur

    saturasi

    ll.

    Koefisien perpindahan

    kalor bolling

    Pertarna

    dihitung

    kualitas

    dua fasa

    air

    dan

    uap

    ,

    x,

    pada posisi

    ujung atas

    pipa

    )'''

    (s

    Fluks

    kalor

    g

    Pajang

    pipa

    L

    I

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    9/12

    jadi

    Ah,

    =

    908,6x103

    -

    504,0x103

    =

    404,5x10'

    l/*e

    Tentu

    kalor

    yang

    diberikan

    kepada

    pipa

    =

    kalor

    yang

    diterima oleh air,

    sehingga

    qndL

    =+

    .G.(x. .e

    +

    ahs)

    atau

    4L

    q

    Ah"

    dcl

    l

    Sehingga

    kualitas

    dua

    fasa

    air

    dan uap

    di

    ujung atas

    pipa

    diperoleh

    a=

    4.6.7,5Ox7O3

    -

    _

    +O*,exrOl

    =0.103

    o,o2

    .

    5oo

    . 1890x103 1890x103

    Selanjutnya

    Rel

    dan

    Prl

    dapat dihitung

    dengan menggunakan

    Re.=

    ry =:99#

    =7o.6oo

    dan

    Pr1

    --

    t4

    "

    cu

    -

    tztxto-' -'

    qsao

    =

    0,891

    k1

    0,65

    Demikian

    juga

    angka Nusselt

    dapat ditentukan

    dengan

    Nu1

    =

    0,023 .nrl/' .

    Prf'a

    =

    0,023.70.6000'8.0,8910'4

    =

    166

    dan

    selanjutnya diperoleh

    angka

    konveksi

    liquid

    satu

    fasa

    dari

    Nur=b- -

    atau

    hr=Y

    =1hp=5400Wm2t<

    Berikutnya

    adalah

    menentukan Martineli

    parameter

    ,

    X6,

    yang

    dapat dihitung

    dari

    untuk menetapkan nilai

    F

    menggunakan

    grafik.

    Diperoleh

    untuk Xn= 0,94, F

    =

    2,8

    I trr.llll

    I

    tttlllll

    I Ilfrr

    Agptoldilrrtrrr3aot

    old.a

    to'r

    r

    lo----lt

    xtt

    =

    (T)"'

    (x)'''

    e)"

    =

    (';;?ii')"'(#)-'

    (#)''

    =o,e4

    fpprodmrrrdor

    otdt

    too

    19t

    'o.

    Frr?'idrll2l

    e

    oE

    to

    E

    F

     

    I

    t

    trxn

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    10/12

    Dengan

    demikian

    koefisien

    perpindahan

    kalor

    aliran

    dua

    fasa

    ,

    hp6,

    dapat

    ditentukan

    dari

    hrc= F. hr

    =

    2,8

    .

    5400

    =

    15.100

    Wm2

    X

    Selanjutnya

    dihitung

    angka

    Reynolds

    dua

    fasa Rerp

    R€rp

    =

    F7'2s

    Re,

    =

    ?,gt'zs.

    70.600

    =

    2,56x103

    Dengan

    nilai

    Rep ini

    diperoleh

    nilaiS

    darigrafik,

    yaitu

    5

    =

    0,16

    e

    oB

    ro

    G

    F

    E

    ;

    t&

    ..,..'1

    .

    r..rr[l

    I

    rlltt

    lur'

    \-

    Aprpdmrllrrel.n

    oldru

    ,,,,r,,r1 .rrrrrrrl

    t0

    lor

    Approdriltrrtqt

    otdil

    lO'

    ld

    19.

    nt1?'*f{fllS

    r/xr

    Perpindahan

    kalor

    boiling

    hB=

    hNs

    +

    hps

    hue

    =

    S.

    hFz

    L _

    0,001

    22. arro;la

    . Ap {rt .

    cp?,r' .

    pl,'"

    . k?''"

    ILFZ

    _

    hr,

    -

    0,001

    zz

    .

    arro;la

    .

    Ap {r'.

    45690,+s

    .

    9500,4e

    .

    0,65o,7e

    o,os50F

    l

    hrz

    =

    1,36 AT"do''r

    Aqroro'"

    Dari

    persamaan

    diatas,

    hFztidak

    mungkin

    secara langsung

    dapat ditentukan

    karena mengandung

    dua

    elemen

    yang

    belum diketahui nilainya,

    A[o,

    dan

    dpool Untuk itu

    diselesaikan

    dengan cara iterasi,

    sebagai

    berikut

    1.

    Perkirakan

    nilaiawal

    4Ir4

    ,

    didapat

    Ap*,

    yangsesuai

    2. Dengan

    nilai itu,

    hitung hpg

    3.

    Selanjutnya diperoleh

    hNa= S. hrz

    4. Sehingga

    dapat

    dihitung

    hs=

    h*s

    +

    hps

    5.

    Bila hs

    diperoleh

    maka nilai

    baru

    4?,o,

    diperoleh

    dengan AT*1

    =

    @lhal

    6.

    Bandingkan nilai

    baru

    AIr,1

    yang

    diperoleh

    dengan

    nilai

    perkiraan

    pertama,

    bila

    belum

    sama

    atau

    mendekati

    ,

    gunakan

    nilai

    baru

    tersebut

    sebagai

    nilai

    perkiraan

    awal

    kedua

    dan

    iterasi

    mulaidijalankan

    lagidengan

    langkah

    1 dst

    10

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    11/12

    7. lterasi

    dianggap selesaijika

    nilai

    baru AT*,

    sama

    atau

    mendekati

    nilai d7ro, awal

    langkah

    pada

    iterasi

    yang

    sedang berjalan.

    Dilakukan

    iterasi

    dl.rt

    perkirakan

    awal=

    5 K,

    didapat

    Ap* =

    pVapOf

    (padatemperaturTsat+5)-pVapOf (padatemperaturTsatl=pVOpOI(/us+5)

    -

    pvapOf(4ssl

    =

    z,OG

    bar

    =

    2,05x10s N/m2.

    Hitung

    hpz

    =

    L,36

    ATsato''r Aproro'"

    =

    ,36

    ,50'24 .2,06x1050'7s

    =

    19.350

    Wm2

    X

    Hitung hrva

    =

    5

    . hrz

    =

    0,16

    . 19.350

    =

    4.000

    Wm2

    t<

    Hitung he

    =

    h4a

    *

    hp6

    =

    4.000

    +

    15.100

    =

    19.100

    Wmz

    t<

    Didapat

    AT,o2

    = lqlhrl =

    (250x103

    119.1@l

    =

    13,1 K

    adalah

    4I,o, baru

    Dibandingkan 13,1 K

    >>

    5 K

    sehingga diambil AT,o1

    =

    13,1

    K

    diambil

    sebagai

    perkiraan

    awal

    yang

    baru.

    Hasilnya

    sebagai

    berikut

    Besaran

    Iterasi

    ke 2

    Iterasi

    ke 3

    Iterasi

    ke

    4

    Iterasi

    ke 5

    4r,*

    (K)

    Ap,o,

    (N/m2)

    hrz

    (Wm2r)

    hua

    (Wm2K)

    hB

    (Wm'?K)

    dr,,t

    (K)

    13,1

    5,75x10s

    52.500

    8.400

    25.300

    919

    9,9

    4,47xLQs

    40.800

    6.s00

    21.600

    LL,5

    11,5

    4,97xLOs

    45.7N

    7.300

    22.400

    L],2

    LL,2

    4,83x10s

    44.500

    7.100

    22.200

    tL,3

    Jadi iterasi

    ke 5

    menghasilkan

    AT,o,

    yang

    hampir

    sama

    11,2

    *

    L1,3

    jadi

    iterasi

    dapat

    dianggap

    selesai, hs

    (koefisien

    perpindahan

    kalor boiling)

    di

    posisi

    ujung

    atas

    =

    22.2O0

    Wm'

    K

    atau

    22,2kW/mzK.

    lll.

    Kalor

    Fluks Kritis

    (CHF|

    Ada

    2

    cara

    pendekatan

    -

    Korelasi

    Bowring

    lL972l

    -

    Korelasi

    Katto

    (1984)

    Dalam

    hal ini

    diambil

    korelasi

    Bowring.

    Kondisi-kondisi

    dapat terpakainya korelasi

    ini

    dapat

    terpenuhi

    semua, kecuali

    dalam

    hal

    panjang

    pipa.

    Kondisi

    yang

    direkomendasi

    0,15

    m

    s/d

    3,7

    m

    sedang

    panjang

    pipa

    pada

    persoalan

    ini

    adalah 6

    m.

    Efeknya

    tentu

    ada

    pada

    tingkat ketelitian

    pada

    hasilnya.

    D20

    i:;g =

    og:

    0'290

    n

    =2,6-0,51

    =

    2,6

    -

    (0,5.0,290)

    =

    1,855

    P

    -

    0,290

    jadi

    <

    1

    sehingga F7, F2,

    F3

    dan F4

    dicari

    dengan

    rumusan

    p1=

    t'"'"n"

    "*Pl?W t-l

    )l+o,q-s

    =

    o,47g

    1,917

     1-

    t1'316

    explz,+++(r-l)l+o,sos

    ,

    F2

    =rfL,3L6

    explz,+_+ _ r-l)l+o,soq)o.ft

    =O,44O

    2

    1,309

    ' 1,309

    ,, _

    lL7'o23 explta,ese

    (t-l

    )l+o,aaz

    =

    0,400

    7,667

    11

  • 8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor

    12/12

    A=

    6t,o+e

    jadi

    rq=fil,'ae .P3

    =0,052

    F3

    Selanjutnya

    A' dicari dari

    rumusan

    o,s792

    1d

    G

    F7

    =-

    1+

    0,0143

    Fz

    do,s

    c

    o,szsz

    (tagoxro3)

    o,oz.

    soo, 0,478

    L+

    o,o1"4g. 0,440 o,oso,s

    .

    soo

    A

    =

    3,52x106

    Kemudian

    C

    dapat

    diperoleh

    dari

    t+ o,s4?. o,osz

    .(ff.)''u""

    Dengan

    demikian

    CHF

    dapat dicari dari

    ungkapan

    f,-

    0c=

    a,077

    F3

    d

    G

    L+ o,B47 r*

    (*.)

    0,077. 0,400

    .

    0,02. 500

    =

    0,307

    3,62xaoa +

    o,2s o,o2

    .

    soo

    .

    lo46xto3

    0,307+ 6

    =

    7,34x10s wlm'

    Kualitas

    ,

    x,

    pada posisi

    CHF dapat

    juga

    dicari

    ,

    yaitu

    dengan ungkapan

    dcl

    1

    4.6.7,34x10s *04,6x103

    0,02.500.

    r890x1og

    =

    O,72

    1890x3

    t2