kalkulasi koefisien perpindahan kalor
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
1/12
3firl
ou.s
oiluEglD,l
,ls3
$ara
cootEo
Eltc[osuna
PRIMAFN'
SUPERHEATIR
waTER
CIRCUIT
A'8.C.0
t't
ro.PHAst
clRculr
o.E.t.G.ll
STEAM
CIRCUIIS
H'l.L'il't{'o'P'O'R
tl.J.('M'H;o'P'o'n
-l
I
I
Cort3l.al
I
rrtrt
_
i
'
llur
:
d
'Slarm
bt
rv.[ltt
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
2/12
KALI(UIASI KOEFSIEN PERPINDAHAN
KALOR
PADA
FLOW
BOITING
.. TEMPERATURANZETNUCLEATEBOILING,
Seperti
juga
pada
kasus
pool
boiling, temperatur dinding
I,,
harus
pada
kondisi beberapa derajat
diatas
temperatur
saturasi
cairannya sebelum
dapat terjadinya
/
tumbuhnya bubble
Pada
daerah dekat dinding
terjadi
penghantaran kalor
secara
konduksi (thermal conductivity)
,
dari
fluks kalor
q,
jadi
bukan konveksi.
Dengan
demikian
profil
temperaturnya adalah
linear
yang
dapat
didekati dengan
rr'
-
T
-
qY
|
-
'*-
T
dengan
y
adalah
jarak
dari dinding
.
Sementara sesuai
mekanisme
tumbuhnya
bubble atau
gelembung,
bubble akan
tumbuh
pada
kondisi tempeartur
rsat
f
y
hrses
yang
berbentuk
garis
lengkung.
Teori memperkirakan
bahwa nucleate boillng akan
terjadi
pada
kondisi
titik
dimana
profil
garis
lengkung
tersebut
menyinggung
profil garis
lurus,
atau dengan
kata
lain
r*_
T=Tsat*m
Atau
r*_r,ot=;(m*hrr)
dengan
demikian
-L
y'
-
Q*
-
Trot)y
-'=o' '
=
o
ka
n \-w
-rqL'r
hf7Pg
Atau temperatur
gradiennya
menjadi
_q
=
_
Z=o.Tto,
atau uz_
26Tsatkt
k1
y"
hfs
ps
.
q
hfs
ps
Selanjutnya
ungkapan selisih
temperatur
Tn-
T,o, dapat
diperoleh dengan
memasukkan
nilai
y
dan
f
pada
persamaan
T*-T*t
rw
_
rsat
=
W)',,
{,
#,il
.
m)
Sehingga
(T*-T,or)z
= (ffi)
Jadi
nucleate
boiling
terjadi
pada
kondisitemperatur
Alrog )
(m1'''
Pendekatan ini
pertama
diperkenalkan
oleh
Davis
& Anderson
(1966)
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
3/12
II. SEBELUM
CHF
Hingga saat ini, korelasi
Chen
(1953)
untuk memprediksi
koefisien
perpindahan
kalor
pada
kondisi
flow
boiling masih
dianggap
paling
baik.
Prosedur
kalkulasi
menggunakan korelasi
tersebut dapat
disusun sebagai
berikut
1.
Kalkulasi
he
Jika hra
adalah
koefisien
pkfose
nucleate
boiling
hrc
adalah
koefisien
p
k
saat
forced
convection
boiling
maka
koefisien
perpindahan
kalor
total
,
ha, dapat dinyatakan
dengan
hs=
hqs
+
hp6
2.
Kalkulasi
hxs
dan h56
.
Jika 5 adalah
suppression
factor
yang
bernilai
t hingga
0
sesuai
dengan
naiknya
kualitas
uap
x,
dan
hrz adalah
koefisien
perpindahan
kalor
fase
nucleote
boiling
yang
dapat
dihitung
misal
dari
korelasi
Foster
dan Zuber maka
hys= S.
he2
hrz
-
o,oo1
22. Ar:i4 .
ap {ru
.
cpf,rt
.
p?,n'
. k?,,"
oos
. 10,24 .
p?,r,
.
p|,rr
dengan
ps
adalah densitas
gas
atau
uap
G/m'
gt
adalah
densitas
cairan
kg/m'
o
adalah
tegangan muka
N/m
Cpt adalah
nilai
kalor
spesifik
cairan
t/keK
h
adalah angka
konduktivitas
thermal
cairan
WmK
l
adalah
kalor laten
penguapan
llkg
Itt
viskositas
cairan
N dtk/m
Adapun
koefisien
untuk konveksi
paksa (forced
konvectionl
dapat
dilakukan
perhitungannya
dengan
ungkapan
hrc= F'
ht
dengan
hy adalah
keofisien
perpindahan
kalor
konveksi
untuk
satu
phase
(liquid)
,
misal
dapat
dila
kuka
n
perhitunga
nnya
denga
n ungka
pa
n
da ri
Dittus-Boelter
Nn1
=
0'023'
R"?''' P' 'r
Nut=T
,
R€t=#danprl=#
3.
Faktor
S
dan
F
suppression
foctor
,
s, dan
faktor
koreksi
,
F,
dapat
diperoleh
melalui
perhitungan
Martinelli
parameter,
Xo,
pertama
harus
ditentukan
xtt
=
(T)n'
(?)'''
e)"
Angka Reynolds
dua-phase,
Be7p,
dihitung
dari
ungkapan
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
4/12
R€rP
=
FL'zs Re1
atau
R€rp
=
rt'zs
19
tt-*l
S dan
F
dengan
demiian
dapat diperoleh
dengan
bantuan
grafik
cl
o
Ero
G
F
e
I
lt
t
,
r.rr.rrll
i1 l.,l
,,r;;jl.
r-
.,lll''
\*
,illf'
rl,'
,,rrr,""ou
I
ylllilllK^p,ld,i.',*'.
.
fdn
:
:
I,,trrr,J
'trrrrrrl
r rr..rrr
Aegodnrr1tdcr
dda
rd
rd
ro.
ftP'r/r1t'
to't
r
-
ro----l[r
t/xn
Catatan :
Korelasi
Chen
hanya
berlaku
untuk kondisi saturated
boiling,
bukan
sub-cooled boiling
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
5/12
il.
FLUKS
'(ALOR
KRrT'S
(CHF)
Korelasi
untuk daerah CHF dapat
menggunakan
dua usulan
;
Katto dan Ohne
(1984)
1.
KorelasiBowringll9T2l
Kondisiyang ditetapkan oleh
Bowring adalah
-
Sistem
hanya
melibatkan
Cair
-
Uap
-
Cair
-
Arah
aliran vertikal
keatas
-
Tekanan
kerja
P
=
2
hingga 190 bar
-
Diameter dalam
pipa
d
=
2 hingga
45
mm
-
Panjang
pipa
L
=
0,15 hingga 3,7 m dan
-
Fluks
kalor
massa
total G
=
136
-
18600 kg/m2dtk
Persaamaan dasar
fluks
kalor kritis
Korelasi
Bowring
lL972l
dan
Korelasi
0r=
dengan 4h, adalah
enthalpi
pada
inlet
(sub-cooling)
Adapun A dan
C
ditentukan
oleh
persamaan
i _
0,5792 LdG
FL
,\_-_
1+
0,0143
Fz
do,s
c
(=
o,o77 F3
d. G
t+ 0,347 rn
(*)
dengan i
adalah kalor laten
penguapan
(J/kS)
dan
Fl,
F2, F3
dan F4
serta
n
ditentukan
sebagai
berikut:Bilapadalahtekanansistem(bar)
,
danditentukan
f = -
maka
n
=2,6-0,5i
selanjutnya
F
juga
menentukan
nilai
F1, F2,
Fg
dan
F4
yang
sesuai
dengan
sistem
yang
ditentukan
sebagai
berikut
t/ke
Bila
nilail
> 1
Fl=
Bila nilail
fLs,elz
explzo,e
O-l )}+o,ss
1,977
f
L,3aG
explz,q++
(t-l
)1+o,sog
1,309
o. _
ia7,o23
expfL6,6sl
(t-l
))+0,662
t,667
-
iL,64e
Fl=
l-o,344
expl0,648
(L-i
F2=
i-o,448
expl0,245
(L-i
F3'
'Po'zn
dan
FT
F2
F4
F3
)l
)l
F4
F3
i1,64e
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
6/12
Korelasi
ini lebih
berdasar
pada
teoritikal
.
Karena
itu bila kondisinya keluar
dari kondisi
dimensinya
di"batas"kan
maka kesalahan mungkin
akan menjadi lebih
besar dibanding akar kesalahan
rerata
,raot-meon-
squore error,yangtelah ditetapkan
yaitu
sekitar
7%,
2.
Korelasi Katto
and Ohne
(1984)
Korelasi
ini
lebih
sesuai
untuk fluida air,
namun demikian dapat
juga untuk fluida
lain
dengan
tingkat
kesalahan
yang
sesuai. Sejalan
dengan korelasi
Bowring
Katto dan
Ohne
juga
memberikan
batasan kondisi
yang
ditetapkan
sebagai
berikut :
Dengan
ketetapan
group
non-dimensional
f.-L
n=fu
dan fr=o-Pt
pt
.
GzL
ditetapkan selanjutnya
kondisi
-
Panjang
pipa
L
=
0,001
hingga
8,8
m
-
Diameter
pipa
d
=
0,001 hingga 0,038
m
-
L=5hingga880
-
fi
=
0,OOO3
hingga
0,41
dan
-
W
=3x10-s
hingga
2x1O'2
Maka
berlaku
persamaan
dasar
CHF
yaitu
0"=
x
G
(i+
rahs)
dengan
G adalah
total
fluks massa
(k1/m'dtk)
,
I
adalah
kalor
laten
penguapan
(
J/kg)
dan
dengan dh,
adalah
enthalpi
pada
inlet
(sub-coolingl
Jlke
Adapun nilai-nilai
X dan
l(
ditetapkan
dengan
ketentuan
yang
cukup
kompleks
Nilai
X
dipilih
sesuai
kondisi
dari
5
ungkapan
X
yaitu
6
1fi7o'oa3
nt-
T
91
fio,L33
910,333
x2-
v
.'t3
-
r
+
o,oos1
L
0,099 fr0,133
Wo,s33 Lo,27
r
+
o,oogr
i
v
o,o384
rto'6 Wo't7e
n4
- TTdif@I-
Xe,
=
0,234
rto,sa3 wo,433
Lo,27
s
-
1+
o,oorlz
Adapun nilai C
pada
persamaan
Xlditetapkan
sebagai
berikut
C=0,25
bila
i
<
SO
c
=
0,25
+
Q0009
(r
-
50)
bita
50
<
i
<
1S0
C=0,34
bila I
>
150
Sedang
nilaiK dipilih
sesuai kondisidari
3 ungkapan
K
yaitu
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
7/12
o.267
xr--
V@
n_
_
o,aes
(o,otz++
t/r)
^2
-
-jo-;5t-F333-
o-
_ t,n
(t,sz
Wo.233
+
t/r)
rI3-@
Selanjutnya
nilai-nilai
X
dan K
yang
sesuai
untuk digunakan
pada
p[ersamaan
fluks
kalor kritis
tersebut
diatas
ditentukan
oleh nilai
f
Bilaf
Xz
dan
Xz
>
Xt
K
=
Kt
iika
nilai
&
>
Kz
K
=
Kz
iika
nilai
Kt
<
Kz
Bilaf>0,15maka
X
=
Xt
iika
nilai Xt
Xs
dan X3
>
Xa
X
=
Xt
iika
nilai
Xt
>
Xz
dan
X3
<
Xa
K
=
Kt
jika
nilai
h
>
Kz
K
=
Kz
iika
nilai
(1
<
K2
dan K2
<
K3
K
=
Ks
iika
nilai
K1
<
K2
dan K2
>
K3
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
8/12
Soal
1.
Air
pada
tekanan
20 bar
mengalir keatas di
dalam
pipa
vertikal
berdiameter
(diameter
dalam)
0,02
m.
Panjang
pipa
6
m
dan
air
masuk
pada
temperatur
120
oC.
Fluks
kalor
yang
digunakan
pada pipa
adalah 250 kWmz.
Fluks
aliran
massa
air
500
klm2
dtk.
Tentukan
l.
Perbedaan
temperatur
4I"o6
yang
dibutuhkan untuk
terjadinya
ONB
lOnset
of
Nucleate
Boilingl.
ll.
Koefisien
perpindahan
kalor boiling
pada
ujung atas
pipa
lll.
CHF,
Fluks
kalor kritis
(Critical
Heat Flux)
Jawab
Dari
tabel
,
berbagai
sifat
/
properti
fluida
(dalam
hal
ini
air)
Liquid
density
Vapour
density
Soturoted
liquid entholpy
at
20
bar
Liquid
enthalpy
at
720oC
Latent
heot of evoporotion ot
20
bor
Liquid
viscostty
Vopour
viscostA
Li
q
uid the
rm
al
cond
uctivity
Va
po
u
r
th
e
rm
o
I con d
uctivity
Liquid specific
heat
Vopour spesific
heot
Surfoce tension
Soturotian
temperotur
ot
20
bar
l.
Onset
of
nuleate
boiling
{ONB}
Menggunakan
ungkapan
yang
terlibat dapat
diperoleh
yaitu
Ft =
850
kg/m3
Ps =
10 kg/m3
=
g0g,5x1o3
J/kg
=
504,0x103 J/kg
|
=
1890x103 J/kg
Itt =t27xl0'6Ndtk/m
Its =
16x10-6Ndtk/m
kl
=
0,55
Wm
K
kg
=
o,o4o
Wm
K
CPt
=
4560
tlkeK
CPs
=
3060J/ks K
o
=
0,035 N/m
Tro,
=
485
K
=212oC
Kalordiberikan
ke
pipa' q
n
d L
Kalor
yang
diterima
oleh
air
=
(aliran
massa)x
(perubahan
enthalpi
spesifik)
=*.G.(x.1+Ahs)
dengan Ah" adalah
inlet subcooling
AI"rr)
W
Sehingga
aTrot
)
0,035. 485 , 250
x
103
\
0,o5. 1810"10. .10
/
r/z
Jadi ONB akan
mulaijika
temperatur dinding
1,7 K
diatas
temperatur
saturasi
ll.
Koefisien perpindahan
kalor bolling
Pertarna
dihitung
kualitas
dua fasa
air
dan
uap
,
x,
pada posisi
ujung atas
pipa
)'''
(s
Fluks
kalor
g
Pajang
pipa
L
I
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
9/12
jadi
Ah,
=
908,6x103
-
504,0x103
=
404,5x10'
l/*e
Tentu
kalor
yang
diberikan
kepada
pipa
=
kalor
yang
diterima oleh air,
sehingga
qndL
=+
.G.(x. .e
+
ahs)
atau
4L
q
Ah"
dcl
l
Sehingga
kualitas
dua
fasa
air
dan uap
di
ujung atas
pipa
diperoleh
a=
4.6.7,5Ox7O3
-
_
+O*,exrOl
=0.103
o,o2
.
5oo
. 1890x103 1890x103
Selanjutnya
Rel
dan
Prl
dapat dihitung
dengan menggunakan
Re.=
ry =:99#
=7o.6oo
dan
Pr1
--
t4
"
cu
-
tztxto-' -'
qsao
=
0,891
k1
0,65
Demikian
juga
angka Nusselt
dapat ditentukan
dengan
Nu1
=
0,023 .nrl/' .
Prf'a
=
0,023.70.6000'8.0,8910'4
=
166
dan
selanjutnya diperoleh
angka
konveksi
liquid
satu
fasa
dari
Nur=b- -
atau
hr=Y
=1hp=5400Wm2t<
Berikutnya
adalah
menentukan Martineli
parameter
,
X6,
yang
dapat dihitung
dari
untuk menetapkan nilai
F
menggunakan
grafik.
Diperoleh
untuk Xn= 0,94, F
=
2,8
I trr.llll
I
tttlllll
I Ilfrr
Agptoldilrrtrrr3aot
old.a
to'r
r
lo----lt
xtt
=
(T)"'
(x)'''
e)"
=
(';;?ii')"'(#)-'
(#)''
=o,e4
fpprodmrrrdor
otdt
too
19t
'o.
Frr?'idrll2l
e
oE
to
E
F
I
t
trxn
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
10/12
Dengan
demikian
koefisien
perpindahan
kalor
aliran
dua
fasa
,
hp6,
dapat
ditentukan
dari
hrc= F. hr
=
2,8
.
5400
=
15.100
Wm2
X
Selanjutnya
dihitung
angka
Reynolds
dua
fasa Rerp
R€rp
=
F7'2s
Re,
=
?,gt'zs.
70.600
=
2,56x103
Dengan
nilai
Rep ini
diperoleh
nilaiS
darigrafik,
yaitu
5
=
0,16
e
oB
ro
G
F
E
;
t&
..,..'1
.
r..rr[l
I
rlltt
lur'
\-
Aprpdmrllrrel.n
oldru
,,,,r,,r1 .rrrrrrrl
t0
lor
Approdriltrrtqt
otdil
lO'
ld
19.
nt1?'*f{fllS
r/xr
Perpindahan
kalor
boiling
hB=
hNs
+
hps
hue
=
S.
hFz
L _
0,001
22. arro;la
. Ap {rt .
cp?,r' .
pl,'"
. k?''"
ILFZ
_
hr,
-
0,001
zz
.
arro;la
.
Ap {r'.
45690,+s
.
9500,4e
.
0,65o,7e
o,os50F
l
hrz
=
1,36 AT"do''r
Aqroro'"
Dari
persamaan
diatas,
hFztidak
mungkin
secara langsung
dapat ditentukan
karena mengandung
dua
elemen
yang
belum diketahui nilainya,
A[o,
dan
dpool Untuk itu
diselesaikan
dengan cara iterasi,
sebagai
berikut
1.
Perkirakan
nilaiawal
4Ir4
,
didapat
Ap*,
yangsesuai
2. Dengan
nilai itu,
hitung hpg
3.
Selanjutnya diperoleh
hNa= S. hrz
4. Sehingga
dapat
dihitung
hs=
h*s
+
hps
5.
Bila hs
diperoleh
maka nilai
baru
4?,o,
diperoleh
dengan AT*1
=
@lhal
6.
Bandingkan nilai
baru
AIr,1
yang
diperoleh
dengan
nilai
perkiraan
pertama,
bila
belum
sama
atau
mendekati
,
gunakan
nilai
baru
tersebut
sebagai
nilai
perkiraan
awal
kedua
dan
iterasi
mulaidijalankan
lagidengan
langkah
1 dst
10
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
11/12
7. lterasi
dianggap selesaijika
nilai
baru AT*,
sama
atau
mendekati
nilai d7ro, awal
langkah
pada
iterasi
yang
sedang berjalan.
Dilakukan
iterasi
dl.rt
perkirakan
awal=
5 K,
didapat
Ap* =
pVapOf
(padatemperaturTsat+5)-pVapOf (padatemperaturTsatl=pVOpOI(/us+5)
-
pvapOf(4ssl
=
z,OG
bar
=
2,05x10s N/m2.
Hitung
hpz
=
L,36
ATsato''r Aproro'"
=
,36
,50'24 .2,06x1050'7s
=
19.350
Wm2
X
Hitung hrva
=
5
. hrz
=
0,16
. 19.350
=
4.000
Wm2
t<
Hitung he
=
h4a
*
hp6
=
4.000
+
15.100
=
19.100
Wmz
t<
Didapat
AT,o2
= lqlhrl =
(250x103
119.1@l
=
13,1 K
adalah
4I,o, baru
Dibandingkan 13,1 K
>>
5 K
sehingga diambil AT,o1
=
13,1
K
diambil
sebagai
perkiraan
awal
yang
baru.
Hasilnya
sebagai
berikut
Besaran
Iterasi
ke 2
Iterasi
ke 3
Iterasi
ke
4
Iterasi
ke 5
4r,*
(K)
Ap,o,
(N/m2)
hrz
(Wm2r)
hua
(Wm2K)
hB
(Wm'?K)
dr,,t
(K)
13,1
5,75x10s
52.500
8.400
25.300
919
9,9
4,47xLQs
40.800
6.s00
21.600
LL,5
11,5
4,97xLOs
45.7N
7.300
22.400
L],2
LL,2
4,83x10s
44.500
7.100
22.200
tL,3
Jadi iterasi
ke 5
menghasilkan
AT,o,
yang
hampir
sama
11,2
*
L1,3
jadi
iterasi
dapat
dianggap
selesai, hs
(koefisien
perpindahan
kalor boiling)
di
posisi
ujung
atas
=
22.2O0
Wm'
K
atau
22,2kW/mzK.
lll.
Kalor
Fluks Kritis
(CHF|
Ada
2
cara
pendekatan
-
Korelasi
Bowring
lL972l
-
Korelasi
Katto
(1984)
Dalam
hal ini
diambil
korelasi
Bowring.
Kondisi-kondisi
dapat terpakainya korelasi
ini
dapat
terpenuhi
semua, kecuali
dalam
hal
panjang
pipa.
Kondisi
yang
direkomendasi
0,15
m
s/d
3,7
m
sedang
panjang
pipa
pada
persoalan
ini
adalah 6
m.
Efeknya
tentu
ada
pada
tingkat ketelitian
pada
hasilnya.
D20
i:;g =
og:
0'290
n
=2,6-0,51
=
2,6
-
(0,5.0,290)
=
1,855
P
-
0,290
jadi
<
1
sehingga F7, F2,
F3
dan F4
dicari
dengan
rumusan
p1=
t'"'"n"
"*Pl?W t-l
)l+o,q-s
=
o,47g
1,917
1-
t1'316
explz,+++(r-l)l+o,sos
,
F2
=rfL,3L6
explz,+_+ _ r-l)l+o,soq)o.ft
=O,44O
2
1,309
' 1,309
,, _
lL7'o23 explta,ese
(t-l
)l+o,aaz
=
0,400
7,667
11
-
8/19/2019 Kalkulasi Koefisien Perpindahan Kalor
12/12
A=
6t,o+e
jadi
rq=fil,'ae .P3
=0,052
F3
Selanjutnya
A' dicari dari
rumusan
o,s792
1d
G
F7
=-
1+
0,0143
Fz
do,s
c
o,szsz
(tagoxro3)
o,oz.
soo, 0,478
L+
o,o1"4g. 0,440 o,oso,s
.
soo
A
=
3,52x106
Kemudian
C
dapat
diperoleh
dari
t+ o,s4?. o,osz
.(ff.)''u""
Dengan
demikian
CHF
dapat dicari dari
ungkapan
f,-
0c=
a,077
F3
d
G
L+ o,B47 r*
(*.)
0,077. 0,400
.
0,02. 500
=
0,307
3,62xaoa +
o,2s o,o2
.
soo
.
lo46xto3
0,307+ 6
=
7,34x10s wlm'
Kualitas
,
x,
pada posisi
CHF dapat
juga
dicari
,
yaitu
dengan ungkapan
dcl
1
4.6.7,34x10s *04,6x103
0,02.500.
r890x1og
=
O,72
1890x3
t2