kalkulus
DESCRIPTION
Materi Kalkulus pertemuan ke 4 - Teknik Sipil UNIFA 2008TRANSCRIPT
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
KALKULUS IDosen : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, STJurusan : Teknik Sipil, Arsitek, Kimia, ElektroSKS : 3 SKS
I. BILANGAN (2 TTM) BILANGAN ASLI dan BILANGAN BULAT FAKTOR DAN BILANGAN PRIMA PECAHAN BILANGAN DESIMAL PANGKAT
II. BILANGAN KOMPLEKS (2 TTM) PENGENALAN BILANGAN KOMPLEKS PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN KOMPLEKS PERKALIAN BILANGAN KOMPLEKS
III. DETERMINAN (2 TTM) SIFAT-SIFAT DETERMINAN DETERMINAN ORDE KEDUA DETERMINAN ORDE KETIGA
IV. METRIKS (3 TTM) DEFENISI PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS PERKALIAN MATRIKS TRANSPOS SUATU MATRIKS DETERMINAN SUATU MATRIKS BUJUR SANGKAR NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
V. VEKTOR (3 TTM) DEFENISI VEKTOR PENGGAMBARAN VEKTOR JENIS-JENIS VEKTOR PENJUMLAHAN VEKTOR VEKTOR DALAM RUANG HASIL KALI SKALAR DARI DUA VEKTOR HASIL KALI VEKTOR DARI DUA VEKTOR SUDUT ANTARA DUA VEKTOR
VI. DERET (2 TTM) FAKTORIAL KOMBINASI DERET BINOMIAL EKSPANSI BINOMIAL BILANGAN EKSPONENSIAL e
II BILANGAN KOMPLEKS (2 TTM)
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
1. PENGENALAN BILANGAN KOMPLEKS
Simbol j
Penyelesaian dari suatu persamaan kuadratik ax2 + bx + c = 0, dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus ,
Sebagai contoh, jika 2x2 + 9x + 7 = 0, maka kita memperoleh
Contoh diatas penyelesaiannya sangat mudah, tetapi Persamaan 5x2 – 6x +5 = 0 jika
diselesaikan dengan cara yang sama diatas, kita akan dapatkan :
x =
tahap berikutnya ialah menentukan akar kuadrat dari -64, apakah akarnya 8 atau -
8 ??????
Tentu saja tidak satupun yang benar, karena +8 dan -8 adalah akar kuadrat dari 64 dan
bukan -64.
Sebenarnya tidak dapat dinyatakan dengan bilangan biasa, karena tidak ada
bilangan riil yang kuadratnya negatif. Akan tetapi, -64 = -1 x 64 dan oleh sebab itu kita
dapat menulis
Artinya,
Tentu saja kita masih dihadapkan dengan , yang tidak dapat dihitung seperti
bilangan riil, karena alasan yang sama seperti diatas, tetapi jika kita menulis huruf j
sebagai pengganti , maka j8. Jadi walaupun kita tidak dapat
menghitung , kita dapat menggantinya dengan j dan ini membuat pekerjaan kita
lebih rapi.
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
j8
Serupa halnya , j6
j2,646
Jadi dapat ditulis sebagai j5
Latihan :
Carilah nilai x dari persamaan 5x2 – 6x + 5 ????
Penyelesaian :
= =
x = x =
x = x =
Pangkat dari j
Dengan mengingat bahwa J menyatakan , marilah kita perhatikan beberapa pangkat
dari j berikut ini :
Khususnya perhatikan hasil terakhir j 4 = 1 , Jadi setiap kali muncul faktor j4 dapat
digantikan dengan faktor 1, sehingga pangkat dari j berkurang menjadi salah satu diantara
keempat hasil diatas.
Contoh :
Latihan :
a). j42 = ....................
b). j12 = ……………
c). j11 = ……………
d). jika x2 – 6x + 34 = 0, x = …………..
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
Penyelesaian :
a). j42 =
b). j12 = = 1
c). j11 =
d). jika x2 – 6x + 34 = 0, x = …………..
Artinya atau
INGAT :
untuk menyederhanakan pangkat dari j, kita keluarkan dari j4 yang paling
besar, dan hasilnya harus disederhanakan menjadi salah satu dari
keempat hasil berikut : j, -1, -j, 1
Hasil yang kita peroleh terdiri atas dua suku yang terpisah, yaitu 3 dan j5.
Suku-suku ini tidak dapat digabungkan lagi karena suku kedua bukanlah suatu bilangan
riil (karena memiliki faktor j).
Dalam pernyataan seperti , 3 disebut bagian riil dari x, 5 disebut bagian
imajiner dari x, dan gabungan keduanya membentuk apa yang disebut bilangan
kompleks.
Jadi suatu Bilangan Kompleks = (bagian riil) + j (bagian imajineer).
2. PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN KOMPLEKS
Dalam penambahan dan pengurangan bilangan kompleks, meskipun bagian riil dan
bagian imajinernya tidak dapat digabungkan,akan tetapi kita dapat menghilangkan tanda
kurungnya dan kemudian menjumlahkan/mengurangkan suku-suku yang jenisnya sama.
Contoh
1. (4 + j5) + (3 - j2) = 4 + j5 + 3 - j2 = (4+3) + j (5 – 2)
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
= 7 + j3
2. (4 + j7) – (2 – j5) = 4 + j7 – 2 + j5 = (4 – 2) + j (7 + 5)
= 2 + j12
Jadi Secara umum, (a + jb) + (c + jd) = (a + c) + j(b + d)
Latihan:
(5 + j7) + (3 – j4) – (6 – j3) = ....................
(6 + j5) – (4 – j3) + (2 – j7) = .....................
(3 + j5) – (5 – j4) – (-2 – j3) = .....................
Penyelesaian :
(5 + j7) + (3 – j4) – (6 – j3) = 5 + j7 + 3 – j4 – 6 + j3
= (5 + 3 – 6 ) + j( 7 – 4 + 3 ) = 2 + j6
(6 + j5) – (4 – j3) + (2 – j7) = 6 + j5 – 4 + j3 + 2 – j7
= (6 – 4 + 2 ) + j (5 + 3 – 7)
= 4 + j
(3 + j5) – (5 – j4) – (-2 – j3) = 3 + j5 – 5 + j4 + 2 + j3
= (3 – 5 + 2 ) + j (5 + 4 + 3)
= 0 + j12 = j 12
Ini sangat mudah, selama anda ingat bahwa bagian riil dan bagian imajiner harus
dioperasikan secara terpisah – persis seperti suku-suku x dan y pada pernyataan aljabar.
3. PERKALIAN BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks ini dikalikan dengan cara yang sama seperti anda menentukan hasil
kali (3x + 4y)(2x + 5y).
Ambillah sebagai contoh : (3 + j4)(2 + j5)
Dari suku-suku hasilkali
(a) Kedua suku sisi kiri
(b) Kedua suku di bagian dalam
(c) Kedua suku di bagian luar
KALKULUS I
(3 + j4) (2 + j5)
(a) (d)
(b)
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
(d) Kedua suku sisi kanan
= 6 + j8 + j15 + j220
= 6 + j23 – 20 (karena j2 = -1)
= -14 + j23
Latihan :
(4 – j5)(3 – j2) = ...........
(3 + j4)(2 – j5)(1 – j2) = ........................
(5 + j8) (5 – j8) = ..........................
Penyelesaian :
(4 – j5)(3 – j2) = 12 – j15 + j8 – j210
= 12 – j7 + 10
= 22 – j7
(3 + j4)(2 – j5)(1 – j2) = (6 + j8 – j15 – j220)(1 – j2)
= (6 – j7 + 20)(1 – j2)
= (26 – j7)(1 – j2)
= 26 – j7 – j52 + j214
= 26 – j59 – 14
= 12 – j59
(5 + j8) (5 – j8) = 25 + j40 – j40 – j264
= 25 + 64 = 89
Perhatikan bahwa ketika kita berurusan dengan bilangan kompleks, hasil perhitungan kita
umumnya juga merupakan bilangan kompleks. Terlepas dari apa yang telah kita lihat
pada poin 3 diatas, disini kita memilki hasil yang tidak mengandung suku j. Sehingga
hasilnya merupakan bilangan riil. Ini merupakan kasus yang sangat khusus. Dapatkah
anda menemukan sesuatu yang istimewa pada kedua bilangan kompleks ini? Jika ada,
apakah itu?
Kedua bilangan kompleks ini identik kecuali pada tanda ditengah tanda
kurungnya, yakni (5 + j8) dan (5 – j8)
Sepasang bilangan kompleks seperti ini disebut bilangan kompleks konjugat dan hasilkali
dua bilangan kompleks konjugat selalu bilangan riil.
KALKULUS I
(c)
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
Contoh : (a + b) (a – b) = a2 – b2 (selisih dua kuadrat)
Serupa halnya
(5 +j8)(5 – j8) = 52 – (j8)2 = 52 – j282
= 52 + 82 = 25 + 64 = 89
Contoh lain : ( 3 – j2)(3 + j2) = 32 - (j2)2 = 9 – j24
= 9 + 4 = 13
(2 + j7)(2 – j7) = 22 – (j7)2 = 4 – j249
= 4 + 49 = 53
Dan seterusnya .
Bilangan kompleks yang berbentuk (a + jb) dan (a – jb) disebut bilangan kompleks
Konjugat
Latihan :
(a) Tulislah hasilkali yang brikut :
(i) (4 – j3)(4 + j3) (ii) (4 + j7)(4 – j7)
(iii) (a + jb)(a – jb) (iv) (x – jy)(x + jy)
(b) Kalikanlah (3 – j5) dengan faktor yang sesuai untuk memberikan suatu hasilkali
yang seluruhnya bilangan real.
Penyelesaian :
(a) (i) (4 – j3) (4 + j3) = 42 – j232 = 16 + 9 = 25
(ii) (4 + j7)(4 – j7) = 42 - j272 = 16 + 49 = 65
(iii) (a + jb)(a – jb) = a2 – j2b2 = a2 + b2
(iv) (x – jy)(x + jy) = x2 + j2y2 = x2 + y2
(b) Untuk memperoleh suatu hasil riil, kita dapat mengalikan (3 – j5) dengan
konjugatnya, yakni (3 + j5), yang menghasilkan :
(3 – j5)(3 + j5) = 32 – j252 = 9 + 25 = 34
4. Pembagian Bilangan Kompleks
Pembagian bilangan kompleks dengan bilangan riil cukup mudah, dibangdingkan dengan
pembagian bilangan kompleks dengan bilangan kompleks dimana sebelumnya kita harus
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
mengkonversi penyebutnya menjadi bilangan riil. Perlu diingat kembali bahwa dalam
mengkongversi bilangan kompleks menjadi bilangan riil dengan cara mengalikan
bilangan konjugatnya yakni bilangan kompleks yang sama tetapi dengan tanda yang
berlawanan ditengah tanda kurungnya.
Contoh soal :
a.
b.
5. Bilangan kompleks Yang sama
Sekarang marilah kita lihat apa yang dapat kita temukan tentang dua bilangan kompleks
yang kita sebut sama.
Misalkan bilangannya berupa a + jb dan c + jd
Kemudian kita peroleh a + jb = c + jd
Dengan menyusun kembali suku-sukunya a – c = j(d – b)
Dalam pernyaatan terakhir ini, kuantitas disisi kiri seluruhnya real, sementara kuantitas di
sisi kanan semuanya imajiner, yakni kuantitas real sama dengan kuantitas imajiner! Ini
tampaknya berlawanan dan umumnya dapat saja tidak benar. Tetapi terdapat satu kasus
khusus dimana pernyataan itu dapat menjadi benar. Yakni ketika .....Setiap sisi sama
dengan nol.
a – c = j(d – b)
dapat menjadi benar hanya jika a – c = 0, yakni a = c
dan jika d – b = 0, yakni b = d
Sehingga kita memperoleh hasil yang penting ini :
Jika dua bilangan kompleks adalah sama
(a) kedua bagian realnya sama
(b) kedua bagian imajinernya sama
contoh,
jika x + jy = 5 + j4, maka kita ketahui x = 5 dan y = 4
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
jika a + jb = 6 – j3, maka a = 6 dan b = -3
Jika (a + b) + (a – b) = (7 + j2), carilah nilai-nilai a dan b
Sekarang berdasarkan aturan kita tentang bilangan kompleks yang sama, apa yang dapat
kita katakan tentang (a + b) dan (a – b)? a + b = 7 dan a- b = 2
Karena kedua bagian realnya sama dan kedua bagian imajinernya sama. Ini memberi
anda dua persamaan simultan, yang dari sini anda dapat menentukan nilai-nilai a dan b.
jadi berapakah niali-nilai a dan b tersebut?
Karena a + b = 7 2a = 9 a = 4,5
a – b = 2 2b = 5 b = 2,5
Mari kita lihat bahwa suatu persamaan yang melibatkan bilangan kompleks mengarah ke
sepasang persamaan simultan dengan membuat
(a) Kedua bagian realnya sama
(b) Kedua bagian imajinernya sama
Ini merupakan hal yang sangat penting untuk diingat.
TUGAS
1. Sederhanakanlah
a. j12 b. j12 c. j23
2. Sederhanakanlah
a. (5 – j9) – (2 – j6 ) + (3 – j4 )
b. (6 – j3) – (2 + j5 ) + (6 – j2 )
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
c. (4 – j3)2
d. (5 – j4) (5 – j4 )
3. Kalikanlah (4 –j3) dengan faktor yang sesuai untuk mendapatkan hasil kali
yang seluruhnya riil.
4. sederhanakanlah
a. b. c.
KUIS
1. Carilah nilai dari masing - masing soal berikut
a. 24 : 8 + : 7 – 1 + 12 – 3 x 4 + 8 : 2b. 10 – 4 (9 + [- 4 - 2] + [ 9 - 6]) + 24 - 8
2. a. Sebutkan faktor dari 10, 22 dan 39b. Carilah faktorisasi prima dari 42 dan 212
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
3. Sederhanakanlaha. j16 b. J40
c. (6 – j3) – (2 + j5 ) + (6 – j2 )d. (4 – j3)2
4. Sederhanakanlah
a.
b.
III DETERMINAN (2 TTM)
A. DETERMINAN ORDE KEDUA
disebut Determinan Orde Kedua karena ada dua baris dan dua
kolom.
Determinan Orde Kedua ini mewakili bentuk a1 b1 – a2 b2 .
Latihan :
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
a.
b.
c.
Penyelesaian :
a.
b.
c.
Dalam memecahkan persamaan
kita peroleh bahwa ; pembilang dan penyebutnya masing-masing
dapat dituliskan dalam bentuk determinan.
;
Jika kita eliminasi x dari persamaan semula dan kita cari pernyataan untuk y, kita
peroleh
Jadi untuk setiap pasangan persamaan simultan
Kita peroleh dan
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
Jadi masing-masing pembilang dan penyebut dapat dinyatakan dalam bentuk
determinan maka :
dan
Kita dapat menggabungkan hasil ini dalam bentuk :
Jadi Jika
MAKA
BISA DITULIS
Contoh : Carilah nilai x dan y dengan cara determinan pada persamaan berikut :
a.
b.
Penyelesaian
a.
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
Kunci dari cara determinan :
......... (1)
......... (2)
......... (3)
Subtitusikan nilai kedalam kunci di atas, maka diperoleh
→
b.
Kunci dari cara determinan :
......... (1)
......... (2)
......... (3)
Subtitusikan nilai kedalam kunci di atas, maka diperoleh
→
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
B. DETERMINAN ORDE KETIGA
Sebuah determinan orde ketiga mempunyai 3 baris dan 3 kolom, yaitu :
Masing-masing elemen dalam determinan ini berkaitan dengan MINOR-nya yang diperoleh dengan menghilangkan baris dan kolom yang memuat elemen tersebut.
Misalnya, minor dari a1 adalah yang diperoleh dari
minor dari b1 adalah yang diperoleh dari
minor dari c1 adalah yang diperoleh dari
Perhitungan Determinan Orde Ketiga
Dalam perhitungan determinan orde ketiga, kita tuliskan elemen-elemen dari baris yang
atas, kemudian masing-masing kita kalikan dengan minornya dan kita berikan tanda
plus dan minus bergantian pada suku-sukunya.
Ingat dalam menyelesaikan orde kedua yakni dengan mengalikannya secara diagonal
Sebetulnya kita juga boleh menguraikan determinan sembarang baris atau kolom
dengan cara yang serupa , yaitu kita kalikan masing-masing minornya, asal saja pada
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
masing-masing perkalian kita berikan tanda plus (+) atau minus (–) yang sesuai. ’Tanda
Tempat’ yang sesuai diberikan oleh
Dst., dst.
Elemen Kunci (pada sudut kiri atas) selalu +, yang lainnya bergantian + atau - bila
bergerak sepanjang baris atau turun sepanjang kolom.
Contoh
1.
= 3 (12 – 63 ) – 2 ( 8 – 14 ) + 5 ( 36 – 12 )
= 3 (- 51) – 2 (- 6) + 5 (24)
= -153 +12+120
= -21
2.
= 2 ( 6 – 27 ) – 4 ( 7 – 45) + 8 ( 21 – 30 )
= -42 + 152 – 72 = 38
C. SIFAT-SIFAT DETERMINAN
Dalam menjabarkan determinan yang elemen-elemennya sangat banyak akan sangat
menjenuhkan, tetapi bila kita mengetahui sifat-sifat determinan, kita dapat
menyederhanakan perhitungannya. Ada beberapa sifat pokok determinan :
1. Harga suatu determinan tetap tidak berubah jika baris diganti menjadi kolom dan
kolom menjadi baris
=
2. Jika dua baris (atau kolom) ditukarkan tempatnya, tanda determinan berubah.
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
= -
3. Jika ada dua baris (atau kolom) yang identik, maka harga determinan tersebut sama
dengan nol.
= 0
4. Jika elemen-elemen salah satu baris (atau kolom) semua dikalikan dengan faktor
yang sama, maka determinannya pun dikalikan dengan faktor tersebut.
= k
5. Jika elemen-elemen salah satu baris (atau kolom) ditambah (atau dikurangi) dengan
kelipatan elemen-elemen baris (atau kolom) lain yang bersesuaian, maka harga
determinannya tidak berubah.
=
Catatan : Sifat-sifat yang dituliskan di atas berlaku secara umum dan dapat
diterapkan tidak hanya pada determinan berorde dua saja, tetapi juga pada harga
determinan berorde sembarang.
Contoh 1. Hitunglah :
Penyelesaian :
a. Cara Biasa : (427 x 371) – (369 x 429) = 116
b. Dengan menggunakan sifat-sifat determinan ;
= (Kaidah 5)
=
KALKULUS I
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
= (Kaidah 5)
=
= (58 x 2) – ( 0) = 116
Contoh 2. Hitunglah
Penyelesaian :
=
=
=
= (-2 x -1) – ( -5 x -3) = -13
Contoh 3. Hitunglah
Penyelesaian :
= 8
KALKULUS I
Kolom 2 dikurangi kolom 3 akan memberikan sebuah nol
Kolom 3 dikurangi dua kali (kolom 1) akan memberikan sebuah nol lagi
Keluarkanlah faktor 2 dari masing-masing baris, sehingga didapatkan faktor 23, yaitu 8 diluar determinan
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
= 8
= 8
= 8 Dirubah menjadi determinan
orde 2
= 8 Baris 2 + baris 1
= - 8 = - 8 = -8 ( 0 – 4 )
= 32
Contoh 4. Pecahkanlah persamaan = 0
Penyelesaian :
dapatkan faktor yang sama, dengan baris dan 3 kita tambahkan pada
baris 1, maka diperoleh ;
= 0
keluarkan faktor yang sama (x + 2), maka diperoleh ;
= 0
Kolom 2 dan kolom 3 kita kurangi dengan kolom 1, maka diperoleh ;
KALKULUS I
Kolom 2 dikurangi kolom 3 akan memberikan sebuah nol pada baris paling atas
Kolom 1 dikurangi dua kali (kolom 3) akan memberikan sebuah nol pada baris yang sama
DOSEN : ERNIATI, ST., MT / NURINSANA, ST
= 0
lakukan penjabaran sepanjang baris atas dengan mengubahnya
menjadi determinan orde kedua, maka diperoleh ;
= 0
jika determinannya kita buka, maka diperoleh ;
(x + 2 ) [ (x – 4) (x + 1) – 4 ] = 0
(x + 2) (x2 – 3x – 8) = 0
x + 2 = 0 atau x2 – 3x – 8 = 0
x = - 2 atau
Literatur : Matematika untuk Teknik by KA STROUD / ERWIN SUCIPTO, edisi ketiga (hal 102 – 135)
KALKULUS I