kami puskapa
TRANSCRIPT
www.puskapa.org
KAMI PUSKAPA Kami bekerja untuk memperbaiki akses anak-anak pada layanan kesehatan, pendidikan, keadilan, dan sosial
PUSKAPA didirikan pada awal 2010 di Universitas Indonesia (UI) melalui kerja sama antara UI, Columbia University, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
adalah singkatan dari “Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak.” Dalam bahasa Inggris, PUSKAPA diterjemahkan sebagai Center of Knowledge and Advocacy for Children’s Protection and Wellbeing”, meskipun kami sendiri lebih suka menyebutnya sebagai “Center on Child Protection and Wellbeing.”
Di PUSKAPA, “pengetahuan” berjalan seiring dengan “advokasi”. Kami tidak pernah melakukan penelitian hanya untuk mendapat bukti. Kami juga tidak pernah melakukan advokasi tanpa bukti.
Lebih dari sepertiga dari 250 juta penduduk Indonesia adalah anak-anak. Mereka adalah para pekerja, pembayar pajak, dan pengasuh di masa depan.
Namun, sekitar 24 juta anak di Indonesia masih hidup dalam kemiskinan, dan lebih banyak lagi yang terhalang dari akses pada layanan kesehatan, pendidikan, sosial, dan keadilan, serta peluang ekonomi yang layak. Kami percaya bahwa prioritas investasi haruslah untuk mewujudkan potensi semua anak secara maksimal, tanpa memandang status sosial-ekonomi, gender, identitas, dan kemampuan mereka.
Banyak orang memandang perlindungan anak ‘hanya’ terkait kekerasan terhadap anak. Kekerasan memang berpengaruh negatif terhadap anak-anak, namun terdapat isu kesejahteraan lain yang sama pentingnya, seperti kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan.
Ancaman bagi kesejahteraan anak-anak adalah masalah kompleks yang hanya bisa diatasi melalui pendekatan lintas-disiplin.
Kebijakan harus menjamin semua
anak di Indonesia berkembang
sehat dan terlindungi. Hal ini
bukan saja manusiawi, namun juga
bernilai ekonomi.
Perlindungan dan kesejahteraan
menyeluruh, bukan sekadar
perlindungan dari kekerasan
Penduduk250 JUTA
anak hidup dalam kemiskinan
24 JUTA
PUSKAPA
Dalam sejarahnya, gerakan hak-hak anak sering kesulitan membuktikan mendesaknya isu anak karena terbatasnya bukti ilmiah serta argumen ekonomi maupun politik yang kuat. Kami ingin hasil kerja kami dapat mengubah kondisi tersebut dengan menguatkan pemahaman tentang dampak jangka panjang pengalaman masa kanak-kanak serta apa yang dapat membantu mereka bangkit dari kesulitan. Kami melakukannya dengan
1. Menguatkan pengetahuan dan budaya pembelajaran terkait:
o Ketimpangan – Bagaimana berbagai faktor di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat mempengaruhi akses anak pada layanan dasar?
o Eksklusi – Bagaimana status ekonomi, usia, identitas, atau kemampuan membuat orang tersingkir dari layanan publik, perlindungan hukum, dan peluang ekonomi?
o Ketahanan – Bagaimana anak-anak dapat bangkit dari situasi sulit di masa kecil?
2. Merancang dan mengimplementasikan program terkait area-area tersebut.
3. Mengevaluasi dan mengukur dampak program terkait.
Fokus Kami Area kerja kamiPUSKAPA terdiri dari peneliti, analis kebijakan, dan pengelola program lintas-disiplin. Kami bekerja dengan para ilmuwan, praktisi, dan masyarakat sipil untuk membantu pemerintah meningkatkan akses anak-anak kepada layanan kesehatan, pendidikan, keadilan, dan sosial.
Kami melakukan ini melalui
Advokasi kebijakan dengan mempromosikan solusi
melalui dialog publik, bantuan teknis,
dan rancangan, manajemen, serta evaluasi
program.
Pembangunan kapasitas
dengan melatih, membimbing,
dan memberi pengalaman lapangan
bagi peneliti serta praktisi
masa depan.
Penelitian untuk menguatkan
bukti ilmiah sebagai dasar
solusi.
Kami berinvestasi pada inklusi sosial.
PUSKAPA mengadaptasi dua pendekatan, yaitu:
1. Berinvestasi pada penelitian, program, dan publikasi tentang eksklusi sosial.
2. Memastikan setiap penelitian, program, dan publikasi memfasilitasi partisipasi yang bermakna dari orang berkebutuhan khusus.
Kami ingin membangun institusi lokal.
Bagi kami, keberlanjutan adalah soal mengubah beragam sumber daya menjadi praktik-praktik kelembagaan jangka panjang. Hal ini hanya bisa dicapai jika pemerintah dan donor memahami nilai penting dari membangun institusi lokal. Mereka harus mewujudkan komitmen ini melalui dukungan inti kelembagaan.
Kami menyebutnya kemitraan strategis.
Anak-anak lebih sulit mewujudkan potensinya.
Inklusi dan perlindungan sosial yang berpusat pada anak
24 JUTA anak dari keluarga miskin
Lebih rentan akibat kesulitan yang dihadapi
> 500.000 anak
tinggal di panti karenakemiskinan atau disabilitas
FAKTOR MENDASAR
MASALAH IMPLIKASI
25% anak perempuan
dikawinkan < 18 tahun
Kurangnya pekerja sosial
profesional
Program terpadu, bila ada, tidak diketahui atau
tidak dapat diakses yang
membutuhkan
Progam terpisah-pisah
Contoh: untuk kekerasan saja atau
untuk kemiskinan saja.
Kurangnya data tentang prevalensi
dan karakteristik kerentanan anak
37%Anak < 5 tahun
mengalamistunting
Tujuan yang kami perjuangkan
Pertimbangan mengenai kesejahteraan anak harus dimasukkan ke dalam program-program pengurangan kemiskinan, bantuan sosial, maupun jaminan sosial.
Untuk mencapainya, kami bekerja untuk memastikan:
1. Kebijakan dan program dibuat berdasarkan data yang inklusif
• Program-program menelusuri isu yang lebih tersembunyi seperti pernikahan anak, kekerasan terhadap anak, pekerja anak, migrasi anak, dan anak tanpa pengasuhan keluarga.
• Pengumpulan data juga menjangkau anak-anak di luar rumah tangga dan di jalanan.
• Investasi dilakukan untuk penelitian berskala besar, longitudinal, dan multi-sektoral untuk memahami kerentanan dan ketahanan anak.
2. Program-program dilaksanakan secara terpadu, tersedia di tingkat desa, dan didukung oleh sistem kepekerjaan sosial
• Pekerja sosial tersedia untuk memfasilitasi dan merujuk anak-anak dan keluarga pada layanan publik.
• Pekerja sosial dilatih untuk mendeteksi dan menangani kesulitan yang dihadapi anak.
• Pekerja sosial memiliki kapasitas untuk mendukung pengasuh dan praktik pengasuhan yang positif.
• Pekerja sosial memediasi koordinasi dan keterhubungan antar sektor.
3. Efektivitas program dan kebijakan yang ada terukur dan didiskusikan secara publik
• Membangun dan mendiskusikan bukti terkait tantangan, kesenjangan, dan keberhasilan program dan kebijakan.
• Mensintesiskan pelajaran yang diperoleh untuk mendukung pilihan kebijakan di berbagai tingkatan administratif.
Identitas Hukum dan PS2H
di antara berasaldari keluarga
termiskin
60%
Anak-anak tanpa identitas hukum sulit mengakses layanan dasar
anak-anak tak tercatat30 JUTA
Jutaan orang dewasa tak beridentitas
Kebijakan yang terfragmentasi
Layanan adminduk
yang buruk
Rendahnya kualitas statistik hayati
Pemanfaatandata hayati
yang rendah
FAKTOR MENDASAR
Pemerintah tidak dapat mengalokasikan sumber daya maupun memantau hasilnya secara akurat
MASALAH IMPLIKASI
Terdapat 10 juta keluarga penerima
bantuan tunai bersyarat. Mayoritas
berasal dari kelompok 20% termiskin.
Program ini bertujuan untuk
mengkondisikan agar orang tua mengirim
anak bersekolah, memeriksa kesehatan,
dan mengasuh anak secara positif.
Di negara-negara lain, pekerja sosial
membantu orang tua memenuhi itu.
Namun, hingga 2016, hanya ada 860
pekerja sosial pemerintah di Indonesia
yang tersebar di 34 provinsi. Ini berarti
setiap 1 pekerja sosial bertanggung jawab
atas >290.000 orang. Bandingkan dengan
Kamboja, di mana rasionya adalah 1
banding 25.000.
Strategi Kami membantu pemerintah memberikan dokumen identitas hukum bagi semua orang, anak dan dewasa tanpa membedakan gender, status sosio-ekonomi, atau kemampuan mereka. Kami bekerja agar sistem pencatatan sipil (PS) dapat menghasilkan statistik hayati (SH) yang lengkap dan akurat, sehingga dapat melandasi program dan kebijakan perlindungan dan kesejahteraan anak.
Untuk memperkuat sistem identitas hukum, kita harus memperkuat administrasi kependudukan yang mencatat seluruh peristiwa penting secara universal dan berkesinambungan. Seiring meningkatnya pencatatan adminduk, kita dapat mendorong pemerintah untuk menggunakan data adminduk dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Meski mendorong universalitas, kami berfokus untuk menjangkau anak-anak, perempuan, dan orang berkebutuhan khusus.
Jangka PendekKami mendorong:
• Pendekatan layanan adminduk pada masyarakat.
• Fasilitasi layanan adminduk melalui petugas kesehatan, sosial, dan pendidikan terdepan untuk mencatatkan peristiwa-peristiwa penting begitu terjadi.
• Peningkatan kualitas dan pemanfaatan data hayati di beberapa wilayah.
Dalam kehidupan seseorang, terdapat paling tidak6 peristiwa penting yang pencatatannya melibatkansetidaknya 10 instansi
Untuk mengatasi masyarakat yang pasif:• Membuat masyarakat memahami pentingnya kepemilikan
dokumen identitas hukum.• Membuat anggota masyarakat mampu mengurus kebutuhan
dokumen dengan meminimalkan hambatan prosedur pengurusan.
Untuk mengatasi kebijakan yang terfragmentasi:• Menghubungkan mekanisme pencatatan sipil, pendaftaran
penduduk, dan SIAK.• Mempermudah syarat pengurusan dokumen identitas hukum
di berbagai tingkat administrasi.• Meningkatkan koordinasi antara adminduk dengan sektor
lainnya.
Untuk mengatasi layanan yang lemah:• Memfasilitasi kebutuhan dokumen secara kolektif dan
terpadu di tingkat desa.• Membuat prosedur lebih mudah, konsisten, dan sesuai
standar.• Menghubungkan mekanisme adminduk dengan layanan
dasar lainnya.
Untuk mengatasi data hayati yang berkualitas rendah:• Memperbaiki kelengkapan dan akurasi data serta
menguatkan keamanan data pribadi.• Meminimalisir perbedaan informasi yang tersimpan di SIAK
dengan yang ada di sistem sektor lainnya.• Meningkatkan konektivitas antar pangkalan data.• Meningkatkan pemanfaatan data hayati untuk perencanaan
dan penganggaran.
Jangka Panjang Kami bekerja untuk mengatasi:
• Layanan yang lemah
• Masyarakat yang pasif
• Kebijakan yang terfragmentasi
• Data hayati yang berkualitas rendah
Akses Terhadap KeadilanSecara khusus, kami bekerja untuk mendukung:Tujuan yang kami perjuangkan
• Pemberian layanan medis, psikososial, dan bantuan hukum bagi anak korban kejahatan atau pihak dalam perkara perdata.
• Pemberian bantuan hukum bagi anak.
• Pelaksanaan pembebasan bersyarat dan reintegrasi yang memadai bagi anak-anak.
• Pelaksanaan pidana bersyarat dan kerja sosial bagi anak-anak.
• Pemantauan kasus pasca-diversi.
• Pelibatan para profesional di luar sektor peradilan (paralegal, pekerja sosial, dan pelatih vokasi) untuk memberi dukungan terpadu bagi anak dan keluarga yang menjalani proses peradilan anak.
1. Mendukung pelaksanaan sistem peradilan anak komprehensif, yang:
• melindungi hak perdata anak.
• memprioritaskan diversi bagi anak yang disangka, diadili, atau didakwa melakukan tindak pidana.
• menyediakan rehabilitasi dan reintegrasi untuk mencegah anak mengulangi perbuatan pidana dan memastikan anak korban pulih sepenuhnya.
2. Membuat bukti menjadi bagian dari proses penyusunan dan pelaksanaan peraturan.
3. Menguatkan pendampingan hukum yang memadai bagi anak, termasuk bagi anak dengan disabilitas.
anak/tahun dipenjara karena kurangnya mekanisme non pengadilan dan non pemenjaraan.Diversi dan reintegrasi kekurangan dukungan.
3,000
Tidak cukup personil, pengacara, dan dukungan khusus dalam kasus anak
• Stigma jangka panjang
• Meningkatnya risiko pengulangan perbuatan
• Kurang terwakilinya suara dan kebutuhan anak di dalam kasus - kasus perdata (seperti adopsi, pernikahan, warisan) atau sebagai korban kejahatan
• Rendahnya kualitas rehabilitasi dan perlindungan hukum
Hukum dibuat dengan bukti yang minim
Kurangnya kejelasan & kapasitas
kelembagaan untuk pelaksanaan
Undang-undang yang saling
bertentangan
FAKTOR MENDASAR
MASALAH IMPLIKASI
Gedung Nusantara II Lantai 1 FISIP UIJl. Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, 16424
(021) 78849181 e-mail: [email protected]
Foto oleh Lindsay Stark dan Windy Mulia Liem untuk PUSKAPA, dan Suherina untuk KOMPAK